Anda di halaman 1dari 44

CRITICAL BOOK REPORT

“Manajemen Operasional ”

Disusun Oleh:
Rianto Harapan Munthe
7183143002

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BISNIS

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan kasih
karunia-Nya saya dapat menyelesaikan tugas critical book mengenai “Manajemen Operasional”
ini. Saya juga berterima kasih kepada Ibu Aurora Elise Putriku S.E., M.Si selaku dosen
pengampu yang telah memberikan bimbingan nya dalam penyelesaian tugas critical book ini.

Adapun tugas ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas kuliah mata kuliah Manajemen
Operasional. Saya berharap makalah ini menjadi lebih baik dengan kritik dan saran para
pembaca. Kritik dan saran yang membangun membangun untuk membuat makalah yang lebih
baik kedepannya.

Akhir kata saya ucapkan terimakasih dan semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi
pembaca nya.

Medan, Maret 2020

Rianto H Munthe

2
3
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
1.4 Identitas Buku
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Buku Utama
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Critical book report atau kritik buku merupakan suatu kegiatan penting dilakukan oleh
mahasiswa karena dapat menambah wawasan mahasiswa, dan melatih kemampuan berpikr kritis
dari mahasiswa. Salah satu mata kuliah manajemen operasional mengharuskan tiap mahasiswa
mengkritisi sebuah buku. Buku yang akan dikritisi adalah buku pembelajaran tentang
Manajemen Operasional. Manajemen operasional sendiri berbicara mengenai bagaimana
kegiatan operasional dari sebuat perusahaan dilakukan baik dibidang produksi barang atau jasa.
Mengingat pentingnya Manajemen Operasional saat ini sehingga perlu adanya pengetahuan yang
lebih dalam mengenai pembelajaran Manajemen Operasional. Diharapkan melalui kegiatan
pengkritikan buku ini akan membantu untuk memahami lebih dalam apa itu Manajemen
Operasional. Sehingga kelak ketika sudah lulus mahasiswa telah memiliki bekal pengetahuan
yang baik mengenai manajemen operasinal ini.

1.2 Tujuan
1. Untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah Manajemen Operasional.
2. Untuk melatih diri sebagai mahasiswa/mahasiswi untuk dapat berpikir kritis dalam mencari
informasi dari buku yang di kritik.
3. Untuk menambah wawasan tentang Manajemen Operasional.
4. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan dari buku yang di kritik.

1.3 Manfaat
1. Menambah keterampilan mengkrtik buku.
2. Menambah pengetahuan mengenai buku yang baik digunakan untuk Manajemen Operasi.
3. Dapat mencontoh peran Manajemen Operasi yang baik dan benar.
4. Mengetahui perkembangan Manajemen Operasi.

5
1.4 Identitas Buku
Buku Utama
1. Judul buku :Manajemen Produksi
2. Penulis : Hendra Kusuma
3. Penerbit : Penerbit Andi
4. Tahun Terbit :1999
5. Kota Terbit : Jogjakarta

Buku Pembanding
1. Judul buku :Manajemen Operasi
2. Penulis : William J. Stevenson dan Sum Chee Chuong
3. Penerbit : Salemba Empat
4. Tahun Terbit : 2015
5. Kota Terbit : Jakarta

6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Buku Utama
BAB I
PENGANTAR PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI
Pendahuluan
Tujuan dari perencanaa dan pengendalian produksi adalah merencanakan dan
mengendalikan aliran material ke dalam, di dalam, dan keliar pabrik sehingga posisi keuntungan
optimal yang merupaka tujuan dari perusahaan. Pengendalian produksi yang dimaksud adalah
medayagunakan sumberdaya yang produksi yang terbatas seefektif mungkin untuk memenuhi
permintaan konsumen dan mencapai keunggulan. Kendala yang dihadapi mencakup ketersediaan
sumber daya, dan waktu pengiriman produk, kebijakan manajemen dll. Oleh karena itu
perencanaan dan pengendalian produksi sangat penting untuk mengevaluasi perkembangan
permintaan konsumen, posisi modal, dan kapasitan produksi dan tenaga kerja.
Fungsi perencanaan/ pengendalian produk dalam produktivitas
Pada dasarnya fungsi dasar yang harus dipenuhi oleh aktivitas perencanaan dan pengendalian
produksi adalah :
1. Meramalkan permintaan produk yang dinyatakan dalam jumlah produk sebagai fungsi
dari wakti
2. Menetapkan jumlah dan saat pemesanan baku serta komponennya secara ekonomis
dan ekonomis dan terpadu.
3. Menetapkan keseimbangan antaratingkat keseimbangan produksi, teknik pemenuhan
pesanan, serta memonitor tingkat persediaan produk jadi setiap saat
membandingkannya dengan rencana persediaan dan melakukan revisi atas rencana
produksi pada saat yang ditentukan
4. Membuat jadwal produksi, penugasan pembebanan mesin dan tenaga kerja yang
terperinci sesuai dengan ketersediaan kapasitas dan fluktiasi permintaan pada satu
priode.
Perencanaan dan pengendalian produksi sebagai aktivitas organisasi
Pada tahap akhir analisis, tugas aktivitas perencanaan dan pengendalian produksi adalah
menginterpretasikan tujuan yang saling berlawanan antara bagian produksi, bagian penjualan,

7
bagian keuangan dan menjabarkan kedalam rencana produksi dan kebijaksanaan persediaan.
Peran bagian penjualan adalah memaksimalkan penjualan dan meminimalisir keterlambatan
pengiriman. Dengan demikian bagian penjualan ingin adanya persediaan produk jadi yang
besar. Peran bagian keuangan adalah meminimalisir modal yang tersangkut dalam fasilitas,
orang, dan persediaan. Dengan demikian jelas bahwa bagian keuangan ingin meminimasi
kegiatan produks dan tingkat persediaan. Peran bagian perencanaan dan pengendalian produksi
dalam organisasi secara keseluruhan adalah menemukan keseimbangan antara berbagai
tuntutan komponen organisasi yang saling berlawanan (mencari keputusan). Karena
perencanaan dan pengendalian produksi harus memenuhi berbagai maka sudah sewajarnya jika
ia ditempatkan pada bagian yang akan memberikan hasil terbaik. Sebaiknya bagian
perencanaan dan pengendalian produksi ditempat yang cukup dekat dengan sumber informasi
yang dibutuhkan untuk membuat keputusan yang baik.
Proses manufaktur
Dalam proses manufaktur, terdapat masukan berupa bahan baku kemudian bahan baku di
konversi kemudian menghasilkan keluaran yang disebut barang jadi. Pengendalian produksi
berkepentingan dengan peramalan atau perkiraan keluaran, penentuan input yang dibutuhka,
serta perencanaan penjadwalan pengolahan bahan baku berdasarkan urutan posisi atau konversi
yang dibutuhkan. Dalam organisasi, pengendalian produksi sangat berguna untuk
meningkatkan produktivitas. Peran pengendalian produksi adalah meminimasi pemborosan
dengan mengkoordinasi ketersediaan tenaga kerja, peralatan dan bahan baku.
Berbagai bentuk masalah perencanaan dan pengendalian produksi
Masalah yang akan dihadapai oleh bagian perencanaan dan pengendalian produksi
tergantung pada jenis industri dan perusahaanya. Dalam industri pengolahan terjadi keadaan
dimana bahan baku tidak dapat disimpan tetapi produk akhir dapat disimpan dengan jumlah
sangat besar contohnya adalah industri pengalengan sayur. Selanjutnya masalah lainnya adalah
dimana bahan baku dapat disimpan lama tetapi barang jadi tidak dapat disimpan lama
contohnya adalah beton- ready mix. Pada sistem manufaktur kontinui masalah pengendalian
terletak pada :
1. Ketersediaan bahan baku pada saat yang tepat pada saat yang tepat dan jenis yang tepat
2. Menghindarkan terjadinya bottle- pada linta pada saat lintas produksi

8
3. Pemindaah dan distribusi produk jadi dari lintas produksi ke titik penyimpanan atau
penjualan
Penerapan dan perencaan/ pengendalian produksi
Kegiatan pengendalian produksi beroperasi dengan arah yang berlawanan dengan aliran
produksi. Pertama kali kita harus menentukan barang apa yang akan menjadi kelauran dan
seberapa besar kebutuhan akan produk tersebut. Setelah itu maka akan ditentukan rencana
produksi. Dalam rencana produksi ini ditentukan berapa jumlah bahan baku yang dibutuhkan,
sehingga keberhasilan tahap selanjutnya akan ditentukan oleh tahap sebelumnya.
Sistem perencanaan dan pengendalian produksi
Hubungan pengendalian produksi terhadap seluruh organisasi manufaktur yang terutama
adalah sebagai alat pengendali aliran informasi. Dalam sistem ini peramalan merupakan tahap
yang pertama kegiatan pengendalian produksi. Peramalan dilakukan dalam satu jangka waktu
perencanaan yang disebeut horizon waktu, dalam peramalan ini sangat dituntut keakuratan
karena akan menentukan tahap selanjutnya. Kedua adalah perencanaan kapasitas adalah langkah
selanjutnya yaitu penentuan jumlah tenaga kerja yang akan digunakan, jumlah lembur, dan
jumlah persediaan sehingga permintaan konsumen dapat terpenuhi. Selanjutnya adalah
pengendalian dan pemantauan persediaan. Dalam tahap ini dibutuhkan perhitungan jumlah
persediaan yang ada agar senantiasa dapat mencukupi bahan baku produksi sehingga proses
produksi menjadi tidak terganggu akibat kekosongan bahan baku.
Kelebihan
1. Dari segi kejelasan informasi, pada bab satu didukung dengan gambar-gambar yang
berfungsi untuk memabantu memperjelas infomasi (terlihat dihalaman 3, 5, 8, dan 9)
2. Dari segi kedalaman informasi, pada bab satu ini pembaca merasa sudah cukup
memaparkan informasi yang cukup relevan dengan judul yang membuat isi bacaan
menjadi relevan dan tidak melenceng dari konsep awal.
3. Menggunakan pendapat yang dikemukakan para ahli sehingga membuat bab satu ini
menjadi semakin kaya akan informasi karena diperkaya pendapat ahli. Hal ini terlihat di
halaman 3 yang terdapat pendapat Jhon biegel yang menjelaskan pendekatan penelitian
operasional, dihalaman 9 yang terdapat pendapat david bedword dan james bailey yang
menjelaskan system operasi pengendalian produksi.
Kekurangan

9
1. Jika dilihat dari segi penulisan kata, maka di dalam bab 1 satu ini masih terdapat
beberapa kesalahan penulisan kata-kata yang tidak sesuai dengan EYD. Hal ini dapat
terlihat dari contoh :pada halaman 2 terdapat kata pen-dekatan yang seharusnya adalah
pendekatan tanpa menggunakan garis penghubung.
2. Terdapat penggunaan istilah-istilah yang artinya kurang jelas sehingga pembaca harus
mencari lagi defenisi dari kata tersebut yang mengakibatkan kurangnya efesien dalam
memahami isi bacaan. Contohnya: istilah bottle-neck (pada halaman 6), istilah konveyor
(halaman 7)

10
BAB II
PERAMALAN PERMINTAAN PRODUK
Pendahuluan
Peramalan adalah perkiraan tingkat permintaan satu atau lebih produk selama beberapa
priode mendatang. Secara umum peramalan dapat digolongkan dalam bentuk dua bagian yaitu
metode kuantitatif dan metode kualitatif dan metode kuantitatif, peramalan yang kurang akurat
dapat mengakibatkan overproduksi atau bahkan perusahaan tidak dapat memnuhi permintaan
barang.
PERAMALAN LINGKUNGAN INDUSTRI
Ada beberapa metode peramalan lingkungan atau peramalan industri yang sering
digunakan ialah :
a. Pendapat para ahli
Para ahli dipilih dan ditanyai tentang probabilitas beebagai kejadian di masa datang.
Versi yang paling terkenal adalah metode delphi, dimana dalam metode ini
menggunakan tenaga ahli yang ditanyai dalam beberapa tahap dengan asumsi dan
pendekatan yang terus di perbaharui.
b. Ekstrapolasi kecenderungan
Para ahli mencari fungsi yang terbaik berdasarkan data masa silam dan kemudian
menggunakannya untuk meramal masa depan, pendekatan ini cenderung tidak bisa
dipercaya karena adanya perkembangan baru di masa datang
c. Korelasi kecenderungan
Para peneliti melakukan korelasi deret waktu dengan harapan indikator utama
peramalan dapat diketahui
d. Permodelan dinamis
Para peneliti membuat himpuan persamaan yang menjelaskan perilaku perubahan
sistem. Koefisien-koefisien persamaan tersebut dicocokan dengan metode statistika.
e. Analisis dampak silang
Para peneliti mendefenisikan himpunan kecenderungan kunci (faktor penting atau
kemungkian terjadi tinggi), kemudian hasilnya digunakan untukk membuat
serangkaian “rantai domino”
f. Skenario jamak

11
Para peneliti membuat gambaran alternatif masa depan yang masing-masing saling
konsisten dan memiliki masing-masing probabilitas tertentu atinya adalah membuat
perencanaan kontingensi.
g. Peramalan kesempatan/ ancaman
Para penliti mengidentifikasi kejadian yang paling mempengaruhi perusahaan. Setiap
event diberi bobot berdasarkan kecenderungan yang ada dalam ancaman tersebut.
Kejadian yang memiliki bobot tertinggi selanjutnya akan diteliti lebih dalam.

PERAMALAN PERMINTAAN PERUSAHAAN


Dalam peramalan permintaan perusahaan tercakup 3 metode peramalan yaitu :
1. Penelitian minat pembeli
Peramalan minat pembeli adalah seni mengantisipasi kecenderungan yang di ingin kan pembeli
pada kondisi tertentu. Peramalan semacam ini sangat berharga bagi produk konsumsi dan
produk industri, perusahaan yang membutuhkan perencanaan canggih dan peramalan produk
baru dimana data masa lalu tidak tersedia.
2. Pendapat tenaga penjual (Salesman)
Apabila wawancara pembeli tidak mungkin dilakukan maka perusahaan dapat meminta tenaga
penjualnya untuk memperkirakan tingkat permintaan dimasa mendatang. Namun terkadang
seringkali menyimpang karena terkadang penjual tidak paham kondisi pasar sebenarnya,
mereka cenderung pesimis dan meramalkan kondisi pasar yang mengakibatkan peramalan
permintaan terlalu rendah, sehingga perlu dilakukan penyesuaian sebelim para salesman
digunakan untuk rencana perusahaan.
3. Pendapat para pakar
Pakar yang dimaksud disini adalah perwakilan penjualan, distributor, pemasok, konsultan
pemasaran dan kelompok dagang. Perusahaan mananyakan para dealernya tetang ramalan
jangka pendeknya secara periodik kemudian menyamakan persepsi merka dengan pendapat
dari para salesman.
Analisis Permintaan secara statistika
Analisis permintaan secara statistitika adalah sekumpulan prosedur yang dirancang untuk
menemukan faktor yang benar-benar mempengaruhi penjualan serta keterkaitan terhadap
penjualan. Faktor yang biasa dianalisis biasanya adalah pendapatan per kapita, jumlah penduduk

12
dan biaya promosi atau iklan. Analisis permintaan secara statistika dilakukan dengan menyatakan
penjualan (Y) sebagai fungsi variabel permintaan independen .
Q = f(X1,X2,X3.......Xn)
METODE PERAMALAN DERET WAKTU
Penjualan masa lampau ( dinotasikan Y) dipengaruhi oleh 4 komponen utama yaitu :
a. Kecenderungan/ Trend (T), secara umum terdapat dua macam kecenderungan,
yaitu naik/turun atau konstan
b. Siklus/ Cycle (C) berkaitan dengan pola penjualan yang konsisten selama satu
tahun, siklus menggambarkan pola penjualan yang berulang selama satu periode.
c. Musim/Season (S), penjualan produk dapat memiliki musim yang berulang secara
khusus. Banyak produkk dipengaruhi pola pergerakan aktivitas ekonomi yang
terkadang memiliki kecenderungan periodik.
d. Kejadian luar biasa/ Erratic Evens (E), mencakup kebakaran, perang dan bencana
alam dan gangguan lainnya.
Analisis deret waktu merupaka kombinasi dari 4 komponen diatas yang berpengaruh
pada peramalan penjualan masa depan.
Terdapat beberapa metode yang akan dibahas dalam analisis deret waktu yaitu :
1. Metode Least Square
Dengan menggunakan metode ini kita mencocokan fungsi sekumpulan data. Fungsi ini
membentuk :
Y’ = f (t)
Dimana Y’ adalah fungsi peramalan yang terbentuk dari variabel independen waktu t. Fungsi Y’
tersebut cocok jika standar eror estimate fungsi tersebut terkecil.
2. Metode Moving Average
Moving Average hanya menggunakan rata-rata data permintaan masa lampau dalam jumlah
yang tealh di tentukan sebelumnya. Untuk tiap periode, Moving Average yang baru dihitung
dengan cara mengabaikan permintaan pada periode yang paling awal dan memasukkan
permintaan pada periode paling akhir. Defenisi matematisnya adalah sebagai berikut :

13
Beberapa karakteristik moving average adalah :
a. moving average memiliki kecenderungan tertinggal
b. moving average selalu terlambat untuk pola data siklis
c. nilai maksimum peramalan oleh moving average akan lebih kecil dari permintaan
maksimum ola siklis, sementara peramalan akan lebih besar dari permintaan aktual
dalam pola siklis
3. Metode Exponential Smoothing
Peramal Exponential Smoothing menekankan pada permintaan paling baru, dan bukan
permintaan-permintaan periode sebelumnya. Secara matematis dapat di definsikan sebagai
berikut :
RUMUS NANTI
Dimana Y’m+1 adalah peramal untuk periode berikut, w adalah faktor smoothing ( terletak
antara nol dan satu) dab Yn-k adalah permintaan aktual yang terjadi pada periode ke k sebelum
periode sekarang.
Analisis Kesalahan Peramalan
Selain Standar Error Of Estimate sebagai ukuran ketidak biasan suatu peramalan,
Bedworth mengusulkan penggunaan beberapa tolak ukur kesalahan peramalan . kesalahan
peramalan di periode t adalah selisih antara nilai data aktual dan peramalan :
e1= y1- y1t

Pengaruh Musim Dan Kejadian Luar Biasa Terhadap Analisis Deret Waktu
Setiap peramalan harus mempertimbangkan pengaruh musim ini dalam melakukan
peramalannya. Dari sisi lain pengaruh musim harus disingkirkan pada analisis kecenderungan
karena dapat menimbulkan bias. Salah satu cara menghilangkan bias peramalan ini adalah
dengan menggunakan angka permintaan total ( kumulatif) atau permintaan rata-rata beberapa
periode. Cara ini masih lebih baik daripada menggunakan nilai permintaan periode itu sendiri.
Cara lain yang lebih umum adalah menentukan indeks musiman yang mengindikasikan

14
persentase diatas atau dibawah nilai musiman rata-rata. Indeks semacam ini dapat digunakan
untuk meniadakan pengaruh bias dan peramalan pada masa yang akan datang.
VERIVIKASI DAN PENGENDALIAN PERAMALAN
Verifikasi peramalan digunakan untuk dapat mencerminkan data masa lalu dan sistem
sebab-akibat yang mendasari permintaan itu. Terdapat banyak perkakas yang dapat digunakan
untuk mem-verifikasi peramalan dan mendeteksi perubahan sistem sebab akibat yang
melatarbelakangi perubahan pola permintaan. Biegel mengusulkan peta kendali peramalan, mirip
dengan peta kendali kualitas. Peta kendali ini dapat dibuat dengan ketersediaan data yang minim.
Peta Moving Range dirancang untuk membandingkan nilai permintaan aktual dengan nilai
tambahan. Setelah metode peramalan ditentukan, peta Moving range digunakan untuk pengujian
kestabilan sistem sebab akibat yang mempengaruhi permintaan. Moving range dapat
didefinisikan sebagai:
RUMUS NANTI
Peta Moving Range Untuk Verifikasi Peramalan
Kegunaan Peta Moving Range yang pertama ialah untuk melakukan verifikasi hasil
peramalan Least Squer terdahulu. Dalam kasus tersebut, jika Peta Moving Range menunjukkan
keadaan diluar kriteria kendali, maka hal itu berarti data yang tidak berasal dari sistem sebab
akibat yang sama dan harus dibuang, dan fungsi peramalan harus diualang lagi.
Kelebihan :
1. Penjelasan Informasi yang disampaikan di bab 2 mengenai peramalan dimulai dari
penjelasan peramalan lingkungan, peramalan permintaan perusahaan dimana di dalam
nya juga terdapat metode analisis mulai dari yang bersifat kualitatif berupa pendapat
pakar hingga kuantitatif menggunakan data statistika.
2. Dalam bab ini juga terdapat terdapat contoh kasus yang beragam yang di dalamnya
terdapat soal serta penjelasan dan jawaban dari soal tersebut yang membuat pembaca
lebih mudah memahami materi yang dijelaskan dalam bab II
3. Dalam bab II juga didukung dengan table hasil perhitungan dan grafik tabulasi data dari
tabel yang membuat pembaca menjadi lebih paham dengan materi yang dijelaskan karena
pembaca dituntut untuk mampu memahami apa yang telah disajikan dari table atau pun
grafik.

15
Kekurangan :
1. Terdapat beberapa kata yang menurut penulis artinya cukup ambigu dan kata-kata
tersebut jarang di temukan dalam buku teks ekonomi. Contohnya : kata eksak (halaman
13), plotting (halaman 29)
2. Beberapa rumus tidak terdapat penjelasan dari masing-masing komponen nya sehingga
pembaca cenderung kurang memahami beberapa komponen apalagi jika sudah berkaitan
dengan algoritma cukup menyulitkan pembaca dalam memahaminya.
3. Dari segi penulisan, terdapat istilah asing yang seharusnya jika dalam EYD harus dicetak
dengan tulisan miring atau ditebalkan. Contohnya : moving range ( halaman 41)
4. Terdapat istilah yang tidak terdapat pejelasannya dan hanya berupa singkatan saja
sehingga pembaca menjadi ambigu dalam pemahamannya. Contohnya : SEE (halaman
37)
Perbandingan Bab II buku utama dengan materi Peramalan permintaan produk dengan bab 3
buku pembanding dengan materi peramalan :
Jika dibandingkan dengan buku pembanding dilihat dari materi metode peramalan deret dan
waktu, maka buku utama saya rasa lebih baik karena didalamnya bahasanya lebih mudah
dipahami serta terdapat langkah-langkah yang harus kita lakukan ketika ingin menghitung deret
waktu. Sementara jika dilihat dari materi moving average menurut pembaca buku utama lebih
baik karena terdapat penjelasan karakteristik dari moving average. Dari segi materi analisis
kesalahan ramalan, pada buku ini juga pembasannya lebih mudah dipahami karena didalamnya
dijelaskan bagaimana cara menghitungnya dan bagaimana cara penggunaannya secara teori dan
di ikuti dengan rumus. Namun pada bab 3 ini juga terdapat kekurangan dari buku utama dan
perlu mendapat tambahan materi yaitu pada buku ini hanya menjelaskan 3 metode perhitungan
dalam deret waktu yaitu least square, moving average, serta exponential smoothing. Sehingga
masih perlu adanya tambahan materi baik dari perhitungan rata-rata, ataupun teknik peramalan
lain seperti peramalan asosiatif, peramalan siklus dll yang dapat di tambahkan dari buku
pembanding sebagai referensinya karena menurut pembaca penjabaran metode dibuku
pembanding sudah cukup luas hanya saja penjelasan materinya saja yang kurang di perdalam dan
pemberian contoh soalnya yang masih kurang.

16
BAB III
PENYUSUNAN JADWAL INDUK PRODUKSI

MASUKAN UNTUK PERENCANAAN AGREGAT


Akurasi Tingkat Persediaan Produk Jadi
Sebelum melakukan perencanaan untuk menghasilkan jadwal induk produksi, tingkat
persediaan produk jadi perlu diketahui dengan tepat . untuk itu dibtuhkan filing system yang
mencakup dokumentasi dan pengecekan data yang teratur sehingga tingkat persediaan produk
jadi diketahui dengan tingkat akurasi yang tinggi. Penetapan persediaan produk jadi mangandung
dilema karena ketika persediaan produk jadi tinggi maka akan dapat mengamankan perusahaan
dari pembatalan pengiriman pesanan namun membutuhkan pengorbanan modal yang besar.
Disisi lain ketika persedian produk jadi rendah maka akan dapat mengamankan modal namun
akan menyebabkan perubahan permintaan permintaan karena perusahaan tidak mampu
mencukupi permintaan pelanggan sehingga harus dikurangi. Hubungan tingkat persediaan,
produksi dan permintaan dinyatakan dalam persamaan berikut ini:
It = Pt + It-1 – Yt
It = tingkat persediaan produk jadi pada periode ke t
It-1 = tingkat persedian produk jadi pada periode t-1
Pt = tingkat produksi pada periode ke t
Yt = permintaan periode ke t
Kebijaksanaan Manajemen Dan Data Biaya-Biaya
Perencana perlu mengetahui pilihan yang tersedia dalam memenuhi variasi kebutuhan
serta biaya untuk masing-masing pilihan tersebut. Misalnya kebijaksanaan manajemen untuk
tidak kehabisan persediaan produk jadi, atau kebijaksanaan untuk memenuhi pesanan dalam
waktu kurang dari dua minggu. Perencanaan produksi yang utama adalah menghaluskan atau
meredam gangguan produksi yang disebabkan fluktuasi permintaan. Ini dilakukan dengan cara
menjadwalkan pekerjaan guna memenuhi pola permintaan masa depan selama beberapa priode,
misalnya bila permintaan produk mengalami penurunan selama 6 bulan ini dan kemudian naik
lagi pada enam bulan berikutnya.

17
Pada dasarnya perencanaan produksi menggunakan kombinasi 4 masukan bagi proses
produksi. Masing-masing strategi memiliki kelebihan dan kelemahan tersendiri dan dapat
dijabarkan sebagai berikut:
a. Variasi jumlah tenaga kerja, produksi dikendalikan dengan merekrut atau
memberhentikan tenaga kerja sesuai dengan permintaan produk
b. Variasi jam kerja, kecepatan produksi diatur dengan menggunakan lembur atau
menggukan pengurangan waktu kerja. Biaya langsung akibat lembur dapat diketahui
secara langsung, tetapi dampaknya terhadap penurunan efesiensi akibat peningkatan
jam kerja belum diketahui dengan jelas.
c. Variasi tingkat persediaan produk jadi, perusahaan dapat mengantisipasi permintaan
disaat rama dengan cara melakukan produksi seperti biasa saat permintaan sepi
sehingga dapat dijadikan cadangan ketika sedang ramai.
d. Subkontrak, kenaikan permintaan dapat diatasi dengan menggunakan jasa
subkontraktor. Biaya yang timbul akibat subkontraktor ini adalah perbedaan harga
satuan produk antara sub kontraktor dengan perusahaan.
Peramalan permintaan
Peramalan permintaan yang diperlukan ialah peramalam keseluruhan tingkatan produk dalam
satu lintasan produksi dan bukan hanya produk tertentu. Contohnya adalah peramalan seluruh
permintaan cat, bukan cat berwarna merah, kuning atau pun hijau. Setelah ramalan dianggap
akurat maka ramalan permintaan tersebut dianggap sebagai suatu hal yang pasti selama satu
periode perencanaan itu.
Pengetahuan mengenai kapasitas
Kapasitas pabrik adalah jumlah produk yang dapat dibuat pada satu periode waktu tertentu.
Perencanaan kapasitas ditujukan untuk mengetahui jumlah sumber daya yang dimiliki. Tujuan
perencanaan kapasitas adalah apakah pabrik mampu untuk memenuhi permintaan pasar seperti
yang diramalkan. Kapasitas suatu pabrik dapat di tingkatkan dengan cara :
a. Pembangunan pabrik baru, pembangunan pabrik baru dilakukan apabila pabrik yang
lama sudah tidak mampu lagi untuk memenuhi permintaan pasar. Pembangunan
pabrik baru memiliki dimensi jangka panjang (5 tahun keatas)
b. Penambahan mesin dan perkakas baru, hal ini dilakukan untuk meningkatkan kapasitas
pabrik jangka menengah (1-5 tahun)

18
c. Kebijaksanaan pemenuhan kebutuhan kapasitas jangka pendek, yang dilakukan untuk
memenuhi kekurangan kapasitas jangka pendek yang bersifat mendesak. Tercakup
didalamnya mencakup kebijakan lembur, subkontrak, dll.
Satuan agregat
Satuan agregat adalah satuan yang dapat mewakili berbagai macam produk sehingga total
kebutuhan untuk produk tersebut dapat dibandingkan dengan kapasitas fasilitas produksi yang
tersedia dan permintaan total untuk kebutuhan selama satu kurun waktu perencanaan dapat
dihitung. Adanya satuan agregat ini diperlukan mengingat berbagai item membutuhkan jam
mesin dan waktu setup yang berlainan serta ongkos produksi yang digunakan secara bersama-
sama.
METODE PERENCANAAN AGREGAT
Tujuan perencanaan agregat ialah untuk menggunakan sumber daya manusia dan
peralatan secara produktif. Model yang dapat digunakan untuk perencanaan agregat adalah yang
pertama pendekatan secara empirik, namun kelemahannya adalah tidak ada jaminan bahwa yang
terjadi masa lampau sama dengan sekarang. Model kedua adalah menggunakan model sederhana
yang dapat dipecahkan seperti (program linear). Solusi yang diperoleh akan optimal untuk
masalah yang telah disederhanakan walau belum tentu akan optimal di dunia nyata. Pendekatan
yang ketiga adalah dengan menggunakan transportasi dalam penelitian operasional.
Suatu jadwal induk adalah keluaran perencanaan agregat dan merupakan titik awal
kebanyakan sistem pengendalian industri. Jadwal induk menetapkan tingkat persediaan produk
jadi sehingga akan mempengaruhi manajemen persediaan perusahaan. Tanpa menetapkan jadwal
induk perusahaan secara akurat maka semua aktivitas industri akan menjadi sangat mungkin
keliru.
Pendekatan Koefisien Manajemen
Suatu pendekatan untuk memodelkan keputusan manajemen dengan analisis regresi
manajemen masa lalu. E.H Bowman berpendapat bahwa lebih baik memperbaiki keputusan
manajemen masa lalu daripada menggunakan model eksplisit solusi optimal yang baru sama
sekali. Dalam situasi repetitif yang diberikan, langkah pertama adalah menyatakan faktor
keputusan dalam bentuk nilai yang dapat diamati atau diramalkan. Keputusan yang diambil
mencakup 2 yaitu besarnya tenaga kerja dan tingkat/laju produksi. Besaran tenaga kerja dapat
digambarkan dalam model sebagai berikut :

19
Wt= f (Ft, I , It-1, Wt-1)
Sementara untuk tingkat laju kecepatan produksi dapat digambarkan sebagai berikut :
P1 = F ( Wt, I , It-1, Ft, Ft-1, Ft-2)
Dimana :
Wt = jumlah tenaga kerja di periode t
Ft = ramalan permintaan di periode t
I = tingkat persediaan yang di inginkan
It-1 = persediaan aktual pada akhir periode t
Pt = tingkat produksi di periode t
Model Program Linear
Asumsi utama model program linear dalam perencanaan dan variabel-variabel tersebut
dapat berbentuk bilangan rill. Asumsi ini cenderung kurang realistis jika diterapkan. Asumsi
kedua menyebutkan variabel berbentuk bilangan rill, sementara pada kenyataanya bentuknya
adalah bilangan bulat. Tujuan formulasi program linear adalah meminimasi ongkos total yang
berbentuk linear terhadap kendala linear. Formulasi diatas digambarkan dalam persamaan

Model Parametik Jones


Dalam model ini Jones menggunakan komputer untuk mencari keputusan dengan
keputusan termurah. Dua keputusan yang dihasilkan adalah keputusan tentang jumlah tenaga
kerja serta keputusan tentang jumlah produksi. Kelemahan model ini adalah tidak mungkin untuk
melakukan evaluasi atas seluruh kombinasi yang terjadi. Bahkan kombinasi yang tidak di uji
dalam persamaan ongkos mungkin saja akan menghasilkan ongkos termurah, dengan kata lain
model ini menghasilkan solusi yang cukup baik tetapi bukan solusi yang optimal. Model ini
dapat digambarkan sebagai berikut :

20
Wt = Wt-1 + A( W*- Wt-1)
W = jumlah tenaga kerja periode ke t
W* = Jumlah tenaga kerja ideal
A = susunan parameter yang nilainya akan ditentukan 0<A<1.
Jumlah tenaga kerja yang ideal dapat dihitung untuk beberapa periode mendatang dengan
menggunakan rata-rata terbobot ( weighted average). Dengan gambaran model sabagai berikut :

jika dengan menggunakan jumlah produksi, dengan menggunakan fungsi paramerik, maka
modelnya adalah sebagai berikut :

Model Transportasi
Ada beberapa informasi penting yang perlu diketahui sebelum menggunakan tabel transportasi
yaitu :
a. Hitung terlebih dahulu total permintaan seluruh produk selama horison perencanaan
dalam satuan agregat dan masukkan kedalam kolom ketiga
b. Hitung terlebih dahulu kapasitas yang tersedia untuk tiap pilihan produksi selama
horison perencanaan dalam satuan agregat dan masukkan dalam baris ke tiga

21
c. Hitunglah ongkos satuan per unit satuan agregat sebagai akibat pilihan strategi
produksi yang diterapkan dan masukkan kedalam sel-sel di tengah tabel trasnportasi.
d. Optimasikan rencana produksi disetiap periode dalam horison perencanaan mulai dari
periode paling awal sampai ke periode paling akhir

DISAGRESI JADWAL INDUK AGREGAT


Proses disagresi bertujuan untuk membuat jadwal produksi setiap item produk secara
terperinci, karena perencanaan agregat dilakukan pada tingkat surrogate product. Dalam tahap
ini jadwal agregat dipecah menjadi rencana produksi terperinci untuk tiap produk. Metode yang
digunakan adalah Metode Hax and Meal. Metode Hax and Meal pada dasarnya adalah masalah
pengendalian persediaan produk jadi yang dibatasi oleh kapasitas produksi. Kebanyakan fasilitas
produksi menghasilkan beberapa famili dalam satu lintasan produksi yang sama. Famili adalah
kelompok produk yang sejenis yang diproduksi secara bersamaan karena alasan teknologi atau
ekonomi. Karena ongkos yang digunakan untuk pergantian famili itu lebih mahal maka lebih
baik memproduksi eluruh item dalam famili tersebut sebelum melakukan setup untuk melakukan
produksi item dalam famili yang lainnya. Dengan berlandaskan pada Metode Hax and Meal
maka terdiri atas dua tahap yaitu, pertama menentukan famili produk mana yang harus di
produksi pada periode yang akan datang. Kedua, menentukan jumlah item produk yang harus di
produksi dalam famili tersebut.

PENGENDALIAN JADWAL INDUK PRODUKSI


Biegel mengusulkan agar penyesuaian rencana produksi dilakukan berdasarkan
peningkatan atau pengurangan jumlah persediaan. Jika kecepatan produksi (permintaan) lebih
tinggi daripada yang direncanakan maka pada suatu saat jumlah persediaan akan amat tinggi dari
rencana, jika kecepatan produksi lebih rendah maka pada suatu saat jumlah persediaan akan amat
rendah. Penyesuaian rencana produksi ditujukan untuk menyeimbangkan kembali keadaan
persediaan kearah normal sehingga tingkat persediaan untuk memenuhi fluktiasi pasar akan
selalu dapat dijaga. Metode ini disebut dengan metode Leveling Aplied, dengan menggunakan
metode ini maka selisih persediaan aktual dengan rencana persediaan disesuaikan setelah
beberapa periode. Tujuan prosedur leveling adalah menyesuaikan rencana produksi untuk
mengatasi selisih permintaan aktual dengan ramalan permintaan. Beberapa hal harus disesuaikan

22
sebelum penyesuaian dapat dilakukan yaitu pertama rencana produksi baru harus ditetapkan,
kedua rencana pengadaan bahan baju perlu disesuaikan, ketiga diperlukan saat penyesuaian
rencana produksi dijalankan.
Kelebihan
1. Dari segi kejelasan informasi, pada bab tiga didukung dengan tabel yang berfungsi untuk
membantu memperjelas infomasi bahkan pada halaman tertentu seperti di halaman 78 di buat
table khusus dengan lembar yang lebih panjang sesuai dengan tabel yang sebenarnya.
2. Dari segi kedalaman informasi, pada bab tiga ini saya rasa sudah cukup memaparkan
informasi yang cukup relevan dengan judul yang membuat isi bacaan menjadi relevan dan tidak
melenceng dari konsep awal.
3. Menggunakan pendapat yang dikemukakan para ahli sehingga membuat bab tiga ini
menjadi semakin kaya akan informasi karena diperkaya pendapat ahli.
4. Terdapat contoh soal yang sangat membantu pembaca dalam memahami tiap-tiap materi,
seperti yang terdapat dihalaman 55 yaitu contoh soal tentang alternative strategi untuk
memenuhi permintaan pasar. Serta beberapa contoh soal lain yang terdapat dihalaman 59, 63,
67, 72, 75
Kekurangan :
1. Terdapat beberapa kata yang menurut penulis artinya cukup ambigu sehingga pembaca
menjadi bingung, dan membutuhkan waktu untuk mencari artinya. Contohnya : Filling System
(halaman 52), disagresasi (halaman 79), unbounded (halaman 80)
2. Dari segi penulisan, terdapat istilah asing yang seharusnya jika dalam EYD harus dicetak
dengan tulisan miring atau ditebalkan. Contohnya : Management Science (halaman 93)

BAB IV
PENYEIMBANGAN LINTASAN

23
Masukan Untuk Penyeimbangan Lintasan
Masukan yang diperlukan untuk merencanakan keseimbangan lintas perakitan adalah :
a. Suatu jaringan kerja ( terdiri atas rangkaian simpul dan anak panah) yang
menggambarkan urutan perakitan.
b. Data waktu baku pekerjaan tiap operasi, yang diturunkan dari perhitungan wakti baku
pekerjaan operasi perakitan
c. Kecepatan lintasan yang diinginkan. Kecepatan lintasan yang diinginkan diturunkan
dari jumlah produk yang ingin dihasilkan dalam sati periode.
Metode Penyeimbangan Lintasan
Ada terdapat tiga macam metode penyeimbangan lintasan yaitu :
1. Metode Bobot Posisi
2. Metode Pembebanan Berurut
3. Metode wilayah
PENGARUH KECEPATAN LINTASAN TERHADAP PENYUSUNAN STASIUN KERJA
Satu hal yang amat berpengaruh pada penyusunan stasiun kerja ialah kecepatan lintasan.
Kecepatan lintasan ditentukan dari tingkat kapasitas, permintaan, serta waktu operasi terpanjang.
Jelas sekali bahwa perubahan kecepatan lintasan akan mempengaruhi susunan operasi yang
dibebankan pada stasiun kerja, jika tidak dibatasi oleh waktu operasi terpanjang maka kecepatan
lintasan akan menentukan jumlah stasiun kerja. Dalam hal penetapan kecepatan stasiun lintasan
yang ideal, beberapa ahli menyarankan agar hal itu didasarkan pada permintaan. Penetapan
kecepatan lintasan yang lebih tinggi dari kecepatan lintasan berdasarkan permintaan pada idle-
capacity, suatu hal yang berakibat kurang baik bagi produktivitas pabrik.
Kelebihan :
1. Informasi yang disampaikan disampaikan di bab 4 cukup jelas dan variatif
dimana dari segi metode penyeimbangan lintasan terdapat lebih dari satu metode
2. Terdapat contoh soal yang dapat mempermudah pembaca menjadi lebih mudah
untuk memahaminya, karena didalam soal ini terdapat lebih dari satu alternatif
jawaban dengan pendekatan satu dan pendekatan dua kemudian terdapat
pembandingan dari kedua pendekatan ini. Yang membuat pembaca menjadi lebih
mudah memahami kedua pendekatan ini. Contohnya terdapa di halaman 98,104,
107

24
3. Didukung dengan tabel dan grafik yang dapat membantu pembaca dalam
memahami isi bacaan dengan jelas. Contohnya 96, 98, 99, 100,101,102 dan
seterusnya.
4. Tedapat soal latihan yang dapat menguji pemahaman pembaca terhadap isi buku
sehingga ketika pembaca mengalami kebuntuan pembaca dapat mengulang
mencari informasi yang dianggap belum dikuasai. Hal ini terdapat dihalaman
110-111
Kekurangan :
1. Pada bagian tabel, terdapat beberapa informasi yang membuat pembaca menjadi
bingung dengan hasilnya. Seperi yang terdapat di halaman 105 yaitu pada matrik
opersi pendahulu terdapat hasil yang pernyataannya eror sehingga pembaca
bingung untuk mengikuti nya ketika ingin melakukan uji coba yang sama dan
pembaca menjadi bingung dalam memberikan defenisi atas hasil eror tersebut
karena disamping kata eror terdapat juga angka nol yang membuat menjadi dua
persepsi dikalangan pembaca.
2. Terdapat informasi yang menurut pembaca kurang, yaitu pengaruh kecepatan
lintasan terhadap penyususan stasiun kerja (halaman 109). Pada materi ini hanya
dijelaskan berupa materi pengaruhnya terhadap stasiun kerja, tidak terdapat
rumus yang dapat digunakan untuk menentukan kecepatan lintasan apabila tidak
dibatasi dengan waktu operasi. Saran pembaca pada penulis adalah sebaiknya
menambah materi pada bagian ini berupa pemberian rumus serta contoh
bagaimana cara menentukan kecepatan lintasan jika dibatasi dengan waktu
operasi.
3. Terdapat kata asing yang artinya cukup sulit untuk di pahami oleh pembaca.
Contohnya : idle-capacity (halaman 109)

BAB V
PERENCANAAN KAPASITAS

25
PENDAHULUAN
Kapasitas didefinisikan sebagai jumlah outpu (produk) maksimum yang dapat dihasilkan
suatu fasilitas produksi dalam suatu selang waktu tertentu. Perencanaan kapasitas berusaha
mengintegrasikan faktor-faktor produksi untuk meminimasi ongkos fasilitas produksi. Dalam
jangka pendek, perencanaan kapasitas digunakan untuk pengendalian produksi, yaitu untuk
melihat apakah perencanaan produksi telah selesai dengan rencana yang telah ditetapkan,
pelaksanaan ini dilakukan dalam jangka harian atau bulanan. Dalam jangka menengah,
perencanaan kapasitas digunakan untuk melihat apakah fasilitas produksi akan mampu
merealisasikan jadwal induk produksi yang telah ditetapkan. Sementara untuk jangka panjang,
perencanaan kapasitas digunakan untuk merencanakan ekonomisasi fasilitas produksi.
PERHITUNGAN KEBUTUHAN KAPASITAS
Perencanaan Kebutuhan Kapasitas Jangka Panjang
Dalam jangka panjang, perhitungan dan perencanaan kebutuhan kapasitas dilakukan dengan
menggunakan metode Rough Cut Capacity Planning. Analisis ini dilakukan untuk menguji
ketersediaan kapasitas fasilitas produksi yang tersedia dalam memenuhi jadwal induk produksi
yang telah ditetapkan. Untuk melakukan perhitungan kebutuhan kapasitas dengan menggunakan
metode Rough Cut Capacity dibutuhkan masukan berupa
a. Ramalan permintaan dan rencana produksi yang dihasilkan dari proses peramalan,
perencanaan agregat serta disagresi
b. Strujtur produk dan bill of material nya
c. Waktu setup dan waktu proses suatu produk disuatu departemen
d. Jumlah produksi yang ekonomis dari produk tersebut Economic Production Quantity
(EPQ)
Tahapan perhitungan kebutuhan kapasitas dengan menggunakan metode Rough Cut Capacity
adalah sebagai berikut :
Step 1. : menentukan rencana produksi melalui proses peramalan dan proses perencanaan
produksi
Step 2 : membuat struktur produk dan bill of material
Step 3 : menghitung standar waktu kerja dengan menggunakan persamaan berikut :
SHR = Setup Time + Run Time
EPQ

26
Step 4 : menghitung kebutuhan sumber daya
Step 5 : menghitung kebutuhan kasar kapasitas

PERHITUNGAN KETERSEDIAAN KAPASITAS


Rumus untuk menghitung ketersediaan kapasitas adalah :
Kapasitas tersedia = waktu tersedia + efesiensi + utilisasi

STRATEGI PEMENUHAN KAPASITAS


Ketersediaan kapasitas terutama dipengaruhi oleh pengaturan jam kerja, jumlah tenaga
kerja, jumlah fasilitas produksi yang dimiliki dan tingkat efisiensi/utilitas fasilitas produksi
tersebut. Dalam jangka pendek kebutuhan kapasitas mungkin saja dapat dipenuhi dengan
peningkatan jumlah tenaga kerja dengan merekrtu tenaga kerja baru sesuai kebutuhan. Selain
itu digunakan juga strategi variasi jam kerja misalnya lembut. Kecepatan produksi diatur
dengan menggunakan lembur. Cara lain yang ditempuh adalah dengan menggunakan
subkontrak yaitu dengan menggunakan jasa kontraktor. Alternatif pembelian mesin adalah
pilihan terakhir yang dapat di pilih oleh seorang perencana produksi.
Kelebihan :
1. Informasi yang disampaikan cukup jelas dimana seperti yang terlihat pada
“perhitungan kebutuhan kapasitas” disampaikan beberapa metode yang dapat
digunakan dan dalam metode ini dijelaskan dengan cukup jelas secara step by
step langkah yang harus dilakukan ketika menggunakan satu metode
2. Penggunaan bahasa yang cukup sederhana sehingga cukup mudah untuk di
pahami pembaca
3. Didukung dengan contoh soal yang dapat memudahkan pembaca dalam
memahami pembahasan perencanaan kapasitas. Contoh soal tersebut terdapat
dihalaman 116, 120,
4. Didukung oleh gambar dan tabel dari hasil perhitungan sehingga mudahkan
pembaca dalam memahami hasil perhitungan yang telah di jelaskan oleh contoh
soal yang disajikan

27
5. Terdapat soal yang dapat mengukur sejauh mana pemahaman pembaca terhadap
materi yang telah disajikan, dan apabila masih terdapat kekurangan pemahaman
pembaca dapat mengulang materi yang dianggap kurang dipahami
Kekurangan :
1. Masih terdapat penggunaan istilah asing yang membuat pembaca sedikit
kesulitan dalam memahami artinya sebelum mencari penjelasan dari literatur lain
untuk mencari defenisinya. Contohnya : bill of material (halaman 1160, bill of
resource (halaman 117), JIP (halaman 120), shadow cost (halaman 125)
2. Dalam penyampaian rumus, beberapa rumus tidak disertai dengan keteragan yang
menerangkan komponen rumus tersebut sehingga pembaca sedikit kesulitan
dalam mempelajari rumusnya dan perlu membaca literatur lain yang menyajikan
rumus yang sama, agar pembaca dapat memahami maksud dari rumus tersebut.
Contohnya : dalam menghitung standar waktu kerja tidak disertai penjelasan
komponen rumus (116),
Perbandingan
Perbandingan buku utama bab V dengan materi perencanaan kapasitas dengan buku
pembanding bab V dengan materi perencanaan kapasitas strategis untuk produk dan jasa:
Menurut pembaca penjelasan tentang kapasitas pada buku utama ini lebih baik karena terfokus
hal ini terlihat dari materi bagaimana perhitungan kebutuhan kapasitas. Pada buku utama
menyajikan beragam metode dalam mengitung kebutuhan kapasitas dan semua disertai contoh
soal. Berbeda dengan buku pembanding yang pada materi yang sama penjelasannya hanya
berupa teori dan bukan terfokus pada bagaimana cara menghitungnya. Selain itu pada buku
utama juga terfokus langsung bagaimana cara menghitung ketersediaan dan bagaimana strategi
yang dapat dilakukan dalam pemenuhan kapasitas yang jika dibandingkan dengan buku
pembanding maka kita dapat melihat bahwa buku ini jauh lebih baik karena didalamnya terdapat
rumus perhitungan serta contoh soal perhitungannyan. Namun buku utama juga memiliki
kekurangan jika dibandingkan dengan buku pembanding yaitu, pada buku utama hanya terfokus
bagaimana cara perhitungannya dan bagaimana cara pemenuhan kapasitasnya saja namun buku
ini sangat terbatas akan teori-teori yang berkaitan dengan kapasitas antara lain seperti tantangan
dalam perencanaan kapasitas, faktor penentu kapasitas efektif, dan bagaimana cara
mengembangkan kapasitas yang efektif. Yang semua materi tadi dapat diambil dan ditambahkan

28
kedalam buku utama agar buku utama menjadi semakin lengkap lagi pembahasannya. Secara
umum penulis dapat menyimpulkan bahwa buku utama menekankan pada perhitungan dan buku
pembanding menekankan kaya akan teori yang berkaitan dengan kapasitas

29
BAB VI
PERENCANAAN PERSEDIAAN SEDERHANA

Berbagai Macam Masalah Persediaan


Masalah utama persediaan bahan baku adalah penetapan jumlah pesanan ekonomi
(Economic Order Quantity). Jika produk akhir di produksi melalui suatu lintasan, persediaan
penyangga merupakan jaga-jaga terhadap kerusakan mesin yang ada di dalam lintasan. Dengan
adanya penyediaan penyangga ini otomatis akan menguras biaya lagi. Perencanaan
menyebabkan ongkos dan perputaran modal terhambat, walaupun persediaannya memungkinkan
produksi dapat dijalankan secara ekonomis.

Fungsi Persediaan
Fungsi persediaan berguna untuk menjadikan proses produksi atau pemasaran secara stabil.
Persediaan bahan baku bertujuan untuk mengurangi ketidakpastian produksi akibat flultuasi
pasokan bahan baku. Perserdiaan penyangga berguna untuk mengurangi keadaan produksi akibat
kerusakan mesin. Sementara itu persediaan produk jadi berguna untuk memenuhi fluktuati
permintaan yang tidak cepat dapat dengan segera di penuhi oleh produksi mengingat untuk
produksi untuk produksi dibuthkan bahan baku. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa dengan
semakin tingginya persediaan fungsi produk, dan pemasaran akan dapat dijalan kan dengan
semakin stabil.
MODEL PERENCANAAN PERSEDIAAN
Data masukan
Data yang dibutuhkan untuk merencanaka jumlah/periode pemesanan adalah sebagai berikut :
a. Total kebutuhan bahan tersebut selama satu periode
b. Data ongkos-ongkosnya meliputi harga, modal, ongkos simpanan, ongkos pesanan,
ongkos kesempatan
Model persediaan bahan baku dengan laju permintaan tetap
Tingkat pemesanan yang meminimasi biaya persediaan keseluruhan dikenal sebagai model
EOQ. Pola pemakaian diasumsikan dengan rumus :

30
Ongkos Pesanan (Tahanan) = D
0
Q
O = ongkos per pemesanan
D = jumlah unit yang dibutuhkan selama setahun
Q = jumlah unit yang di pesan

Model Persediaan Dengan Permintaan Tak Tetap


Jika permintaan bahan tidak konstan, dimana permintaan mengikuti pola musiman atau
permintaan ditentukan kontrak atau kerusakan mesin, maka ada tiga pendekatan untuk
mengatasi hal ini yaitu dengan model :
a. Menggunakan pedekatan EOQ yang didasarkan atas permintaan rata-rata tetapi solusi
yang dihasilkan sangat lah mahal
b. Menggunakan algoritma wagner-whitin tetapi perhitungannya agak sukar
c. Menggunakan metode heuristik silver-meal yang kurang akurat tetapi agak mudah

PENGENDALIAN PERSEDIAAN
Evaluasi Akibat Perubahan Ongkos
Model perencanaan persediaan dikembangkan dengan didasarkan atas ongkos relatif tetap.
Perubahan harga menjadikan jumlah pesanan bahan atau produksi komponen berubah. Untuk itu
diperlukan suatu alat pemantau sihingga perubahan harga dapat diikuti segera dengan perubahan
EOQ/EPQ. Dalam hal besaran yang cepat berubah misalnya harga bahan, beberapa ahli
menyarankan menggunakan analisis sensitivitas. Pada kondisi ini ditetapkan batas perubahan
harga yang harus di ikuti dengan tindakan.
Pengaruh Waktu Ancang
Waktu ancang adalah waktu yang diperlukan dari mulai pesanan dilakukan sampai bahan
baku diterima dan siap untuk digunakan. Konsep ini sangat erat kaitananya dengan saat pesanan
kembali. Saat pesanan kembali adalah waktu dimana pemesanan dilakukan dengan
mempertimbangkan waktu ancang sedemikian rupa sehingga pada saat persediaan mencapai 0
maka persediaan baru diterima.

31
Sistem persediaan ABC
Sistem persediaan ABC adalah dimana terdapat sistem pengklasifikasian persediaan,
dimana persediaan yang nilai tinggi digolongkan dalam kelas A, persediaan yang bernilai sedang
digolongkan dalam kelas B, persediaan yang bernilai rendah digolongkan daalam kelas C.
Terdapat perbedaan kebijaksanaan persediaan untuk 3 kelasini. Dimana investasi harus ditekan
untuk kelas A dan B sehingga meminimasi ongkos harus dilakukan. Item persediaan kelas C
dapat disediakan agak berlebih dengan pengendalian longgar untuk mengurangi resiko kehabisan
bahan persediaan.
Kelebihan :
1. Informasi yang disampaikan cukup variatif dimana dalam penyampaian model
perencanaan persediaan disajikan beberapa model yang dapat dipili disertai dengan
kelebihan dan kekurangan dari tiap-tiap model sehingga bagi pembaca akan berguna
sebagai referensi karena modelnya bervariasi sesuai dengan kebutuhan
2. Penggunaan bahasa yang cukup sederhana sehingga cukup mudah untuk di pahami
pembaca
3. Didukung dengan contoh soal yang dapat memudahkan pembaca dalam memahami
pembahasan perencanaan kapasitas. Contoh soal tersebut terdapat dihalaman 139,
141, 147, 149 dll). Dengan banyaknya contoh soal yang disajikan maka pembaca
juga akan semakin paham dengan isi bacaan karena sudah disertai dengan contoh
soal
4. Didukung oleh gambar dan tabel dari hasil perhitungan sehingga mudahkan pembaca
dalam memahami hasil perhitungan yang telah di jelaskan oleh contoh soal yang
disajikan
5. Terdapat soal yang dapat mengukur sejauh mana pemahaman pembaca terhadap
materi yang telah disajikan, dan apabila masih terdapat kekurangan pemahaman
pembaca dapat mengulang materi yang dianggap kurang dipahami
6. Hampir disetiap gambar atau penjelasan disertai dengan sumber yang jelas.
Contohnya penjelasan contoh soal satu, pada bagian akhirnya di sertai dengan
sumber yang jelas (halaman143) dan begitu juga dengan beberapa penjelasan contoh
soal lain atau pun dengan gambar yang disajikan.

32
Kekurangan :
1. Cukup banyak pengulangan-pengulangan pengertian atau pemaparan penjelasan yang
sebelumnya telah terdapat di Bab III, hal ini mengakibatkan penyampaian informasi
yang berulang-ulang sehingga dapat menimbulkan perasaan jenuh bagi pembaca
karena menganggap materi ini sudah pernah di ajarkan sebelumnya padahal materi
yang ada di bab III berbeda dengan yang ada di bab VI
2. Beberapa gambar pola yang disajikan didalam pembahasan menurut pembaca terlalu
gelap dan cukup sulit di pahami karena keadaannya kabur sehingga dapat
menimbulkan dua persepsi berbeda dari tiap-tiap pembaca yang membacanya.
Contohnya : pada gambar peran persediaan penyangga (halaman 133), pada gambar
pola persediaan dengan pemenuhan kebutuhan segera dan permintaan konstan
(halaman 137), gambar pola persediaan dengan model economic production quantity
(halaman 148)
3. Penjelasan pada bagian algoritma menurut pembaca cukup sulit dipahami karena
terdapat beberapa komponen yang tidak dijelaskan darimana asalnya, dan pada
contoh soal juga tidak dijelaskan hal tersebut sehingga pembaca cukup kesulitan
memahami materi algoritma ini

33
BAB VII
PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN
MASUKAN UNTUK MRP
Jadwal Induk Produksi
Jadwal Induk Produksi merupakan rencana terperinci tentang jumlah barang yang akan
diproduksi dalam beberapa satuan waktu dalam horison perencanaan
Struktur Produk Bill Of Material
Struktur produk berisi informasi mengenai hubungan antar komponen dalam perakitan.
Informasi ini penting dalam penentuan kebutuhan kotor dan kebutuhan bersih suatu komponen.
Lebih jauh lagi struktu produk berisi informasi semua item seperti nomor item, jumlah yang
dibutuhkan tiap perakitan,dll. Struktur produk ini dibagi dalam beberapa tingkatan, level 0 ialah
tingkatan produk paling akhir, level 1 adalah sum assembly yang jika dirakit akan menjadi
produk akhir, level 2 merupakan sub-sub assembly yang membentuk sub assembly yang jika
dirakit.
Waktu ancang
Waktu ancang adalah waktu yang diperlukan dari mulai pesanan dilakukan sampai bahan
baku diterima dan siap untuk digunakan. Adapun elemen-elemen yang mempengaruhi besarnya
waktu ancang adalah :
1. Waktu administrasi pesanan
2. Waktu setup pembuatan produk
3. Waktu pengiriman/gerak
4. Waktu proses/pembuatan produk
5. Waktu antrian
LANGKAH DASAR MRP
Proses Netting
Netting adalah proses perhitungan untuk menetapkan jumlah kebutuhan besih yang
besarnya merupakan selisih antara kebutuhan kotor dengan keadaan persediaan (yang ada dalam
persediaan dan sedang dipesan).
Proses Lotting
Proses lotting adalah proses menentukan besarnya pesanan yang optimal untuk masing-
masing item produk berdasarkan hasil perhitungan kebutuhan bersih.

34
Proses Offsetting
Proses ini ditujukan untuk menentukan saat yang tepat guna melakukan rencana
pemesanan dalam upaya memenuhi tingkat kebutuhan bersih .
KELUARAN SISTEM RENCANAN KEBUTUHAN BAHAN
Keluaran kebutuhan bahan-bahan ialah informasi uang dapat digunakan untuk melakukan
pengendalian produksi. Keluaran pertama berupa rencana pemesanan yang disusun berdasarkan
waktu ancang dari setiap komponen/item. Keluaran rencana kebutuhan bahan lainnya adalah :
a. Memberi catatan pesanan penjadwalan yang harus dilakukan/direncanakan baik dari
pabrik maupun dari pemasok
b. Memberi indikasi penjadwalan ulang
c. Memberi indikasi pembatalan pesanan
d. Memberi indikasi keadaan persediaan.
Kelebihannya :
1. Informasi yang disampaikan cukup jelas dimana seperti yang terlihat pada materi
ini berfokus pada Material Requirements planning, dimulai dari posisi MRP
diantara elemen pengendalian produksi hingga bagaimana langkah penerapan
MRP dijelaskan sati persatu
2. Penggunaan bahasa yang cukup sederhana sehingga cukup mudah untuk di
pahami pembaca
3. Didukung oleh gambar dan tabel sebagai contoh dari penjelasan langkah-langkah
penerapan MRP
4. Terdapat soal yang dapat mengukur sejauh mana pemahaman pembaca terhadap
materi yang telah disajikan, dan apabila masih terdapat kekurangan pemahaman
pembaca dapat mengulang materi yang dianggap kurang dipahami
Kekurangannya :
1. Materi yang dijelaskan sangat terbatas, hanya terbatas pada penjelasan mengenai
MRP saja tidak ada pengembangan materi yang berkaitan dengan perencanaan
kebutuhan bahan sehingga pembaca hanya terpaku pada satu model saja yaitu
MRP. Saran pembaca pada penulis sebaiknya ada perbaikan pada bab VII ini
dimana perlu dikembangkan lagi materi yang berkaindan dengan perencanaan
kebutuhan seperti menambah model lain yang dapat digunakan agar pembaca

35
dapat memahami lebih dari satu model saja dan pembaca menjadi lebih kaya akan
informasi yang didapat dari bab VII ini
2. Masih terdapat pengulangan meteri dari bab sebelumnya dimana terdapat
pembahasan mengenai jadwal induk produksi, dan waktu ancang yang pada bab
sebelumnya telah terdapat pembahasan yang sama, sehingga menurut pembaca
ini menjadi kurang efisien karena terdapat pembahasan yang berulang.

36
BAB VIII
PENJADWALAN PEKERJAAN

MASUKAN UNTUK PENJADWALAN PEKERJAAN


Terdapat beberapa hal yang perlu diketahui sebelum pekerjaan dapat dijadwalkan yaitu :
a. Jumlah dan waktu pekerjaan yang harus diselesaikan selama periode tertentu
b. Perkiraan waktu penyelesaian pekerjaan (Processing time)
c. Batas waktu
d. Tujuan penjadwalan
e. Situasi pekerjaan yang dihadapi
PENJADWALAN SATU PROSESOR
Pengurutan pekerjaan disebuah prosesor digunakan untuk mencapai tujuan minimasi waktu
alir rata-rata atau minimasi keterlambatan. Berikut adalah beberapa aturan nya yaitu :
Aturan SPT ( Short Processing Time)
Pada aturan ini pekerjaan diurutkan mulai dari wakti pemrosesan (processing time)
terkecil, aturan SPT berguna untuk meminimasi waktu alir rata-rata dan meminimasi
keterlambatan rata-rata pada procesor tunggal.

Aturan Earliest Due Date (EDD)


Aturan ini menyebut bahwa pengurutan peekerjaan berdasarkan batas waktu (due date)
tercepat. Pekerjaan dengan saat jatuh tempo paling awal harus di jadwalkan terlebih dahulu
daripada pekerjaan dengan saat jatuh tempo kebelakang.
Aturan Slack
Slack didefenisikan sebagai selisih antar batas waktu penyelesaian pekerjaan dengan waktu
proses pekerjaan tersebut. Aturan slack menyatakan bahwa pekerjaan yang memiliki kelonggaran
yang sedikit harus dijadwalkan terlebih dahulu.
PENJADWALAN M PROSESOR PARALEL
Minimasi waktu alir rata-rata
Masalah minimasi mean flow time pada m prosesor paralel di pecahkan dengan algortima:
Step 1 : urutkan seluruh pekerjaan dengan urutan SPT

37
Step 2 : dengan mengambil pekerjaan dari awal sampai dengan seselasi satu persatu, tugaskan
padaa prosesor yang memiliki wakti penugasan terkecil

Minimanisasi Maskepan
Algoritma dengan aturan LPT (Longest Processing Time) adalah metode heuristik yang
paling mendekati optimal untuk maskepan ini. Algoritma dijelaskan sebagai berikut :
Step 1 : urutkan pekerjaan tersebut dengan menggunakan LPT
Step 2 : jadwalkan pekerjaan yang telah dihasilkan dari step 1 diatas pada tiap procesor dengan
pembebenan waktu pekerjaan yang terkecil
Step 3 : seluruh pekerjaan selesai dibebankan, balik urutan pekerjaan pada tiap porsesor hingga
urutannya mengikuti aturan SPT
Minimanisasi Keterlambatan
Dalam minimanisasi keterlambatan ini dikenal 3 aturan minimanisasi yaitu :
a. Minimanisasi keterlambatan maksimum
b. Minimanisasi keterlambatan Total
c. Minimanisasi keterlambatan rata-rata

PENJADWALAN M PORSESOR SERI


Pada permasalah penjadwalan m prosesor seri, metode menghasilkan solusi optimal hanya
menggunakan minimanisasi maskepan dua atau lebih prosesor seri. Untuk memecahkan
permasalahan ini rata-rata para ahli menyarankan untuk menggunakan teknik analisi komputer.
Terdapat aturan Jhonson yang berkaitan dengan penjadwalan M prosesor seri ini yaitu :
Step 1 : untuk seluruh pekerjaan yang dikerjakan, cari ti1 dan ti2 minumum yaitu waktu proses
terkecil yang dikerjakan di prosesor pertama dan prosesor kedua
Step 2 : jika waktu terkecil ialah waktu proses minimum di prosesor pertama bebankan pekerjaan
tersebut pada posisi selanjutnya dari awal pembebanan pekerjaan, sementara jika waktu terkecil
dari waktu proses minimum adalah prosesor kedua maka bebankan pekerjaan tersebut pada
posisi selanjutnya dari akhir pembebanan pekerjaan
Step 3 : coret pekerjaan yang telah dibebankan tersebut dari daftar pekerjaan yang harus
dikerjakan

38
PENJADWALAN JOB SHOP
Karakteristik penjadwalan shop adalah penggunaan mesin oleh lebih dari satu pekerjaan
sehingga ada keterbatasan penggunaan. Akibat yang timbul mungkin terdapat antrian pekerjaan
dan situasi dapat lebih rumit karena ada batasan waktu dari tiap pekerjaan. Terdapat notasi
sebelum melakukan pekerjaan yaitu dimana i menyatakan nomor pekerjaan dan j menyatakan
nomor operasi dan k menyatakan nomor mesin. Terdapat beberapa defenisi yang harus dipahami
antara lain :
a. Jadwal fleasibel
Suatu jadwal dikatakan fleasibel jika seluruh operasi dari semua job telah di tugaskan dan
ketentuan routing telah dipenuhi.
b. Jadwal semi aktif
Kumpulan jadwal fleasibel dimana tidak satupun operasi dapat dikerjakan lebih awal
tanpa mengubah susunan operasi mesin
c. Jadwal aktif
kumpulan jadwal fleasibel dimana tidak satupun operasi dapat di pindahkan lebih awal
tanpa menunda operasi lain
d. Jadwal non delay
Kumpulan jadwal feasibel dimana tidak satupun mesin dibiarkan menganggur jika pada
saat yang sama terdapat operasi yang memerlukan mesin tersebut.
Kelebihan :

1. Informasi yang disampaikan cukup jelas mengenai penjadwalan pekerjaan, dimana


terdapat notasi matematis yang cukup bervariasi mengenai penjadwalan pekerjaan,
aturan-aturan dalam mengurutkan pekerjaan yang cukup bevariasi untuk dipilih serta
di dukung oleh step by step dalam penerapan aturan ini

2. Didukung dengan contoh soal yang dapat memudahkan pembaca dalam memahami
pembahasan berbagai aturan-aturan penjadwalan baik dari penjadwalan satu prosesor,
penjadwalan paralel, penjadwalan secara seri atau pun dengan job shop. Contoh soal
tersebut terdapat dihalaman 191, 194, 195, 199, 201, 203, 205, 210, 217. Dan yang
paling menarik menurut pembaca dari contoh soal ini adalah dimana dalam setiap
contoh soal ini dijelaskan bagaimana step by step dalam menjadwalkan pekerjaan
sehingga menurut pembaca ini menjadi sesuatu yang cukup menarik.

39
3. Didukung oleh gambar dan tabel dari hasil perhitungan sehingga mudahkan pembaca
dalam memahami hasil perhitungan yang telah di jelaskan oleh contoh soal yang
disajikan. Hal ini terdapat hampir di setiap pembahasan diseluruh bab VII ini

4. Terdapat soal yang dapat mengukur sejauh mana pemahaman pembaca terhadap
materi yang telah disajikan, dan apabila masih terdapat kekurangan pemahaman
pembaca dapat mengulang materi yang dianggap kurang dipahami, soal ini terdapat
di bagian akhir materi.
Kekurangannya :

1. Penjelasan mengenai minimasi maskepan menurut pembaca cukup membingungkan


karena di awal metode heuristik yang disajikan menggunakan model Longest
Processing Time (LPT), namun ketika dibagian akhir terjadi pembalikan urutan
kembali menjadi Shortest Processing Time (SPT). Sehingga cukup sulit menurut
pembaca dalam memahami materi ini karena penjelasannya cukup terbatas dalam
buku ini, terdapat dihalaman 202-203

2. Notasi matematis yang disajikan terdiri atas beberapa persamaan namun hanya
beberapa persamaan yang terdapat penjelasan dari komponen rumusnya, namun lebih
banyak persamaan yang tidak terdapat penjelasan dari rumus tersebut sehingga
pembaca kesulitan dalam membaca dan memahami persaaam rumus yang tidak
terdapat penjelasannya tersebut, terdapat dihalaman 188-189

3. Masih terdapat penggunaan istilah asing yang cukup membingungkan pembaca


dalam memahami artinya. Contohnya : weihted mean flow time (terdapat dihalaman
193), idle (halaman 212)

40
BAB IX
SISTEM PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI MUTAKHIR
Sistem Produksi Toyota
Sistem pengendalian waktu dan jumlah unit produksi berbagai tahapan produksi tersebut
merupakan faktor penting dalam menentukan tingkat produktivitas.Sistem produksi Toyota ini
dikenal sebagai pull- type-ordering-system (untuk selanjutnya akan disebut sebagai “sistem
tarik”). Yang merupakan sistem pengendalian produksi yang relatif murah dibandingkan dengan
sistem konvensional yang disebut push type (untuk selanjutnya disebut sebagai sistem tekan).

Just In Time Production System


Sistem produksi JIT ini menentukan bahwa setiap tahap proses pembuatan hanya
memproduksi produk yang dibutuhkan saja pada saat tertentu sesuai jumlah yang dibutuhkan.
Dengan demikian tingkat persediaan dapat ditekan serendah mungkin.Sistem ini juga
memungkinkan penyesuaian terhadap perubahan permintaan dengan mengurangi waktu
produksi. Sistem JIT inipun memberikan tempat kepada reduksi waktu setup, perbaikan metode
kerja, dan pemerataan kemampuan produksi. Oleh karenanya secara ideal suatu proses hanya
memproduksi satu item pada satu jangka waktu dan memindahkan hanya satu item kepada
proses berikut selama jangka waktu yang sama tersebut.

Sistem Otonomisasi Jidoka


Dalam sistem produksi Toyoya, jidoka diartikan sebagai otomatisasi yang berlaku bagi
peralatan produksi dan para pekerja secara manusiawi. Dengan kata lain, peralatan produksi
tidak hanya bekerja secara otomatis dan memberikan sinyal jika terjadi sesuatu yang tidak
normal kepada operator. Dalam kenyataannya jidoka melengkapi JIT karena tanpa
pendayagunaan jidoka secara tepat, pelaksanaan JIT tidak akan berhasil. Pentingnya jidoka
dalam sistem produksi Toyota ialah mencegah kelebihan produksi, mencegah produk cacat
diteruskan, pengendalian hal-hal tidak normal, serta peningkatan produktivitas tenaga kerja.
Faktor Penunjang
a. Penghalusan produksi
b. Pengurangan waktu ancang

41
c. Jaminan kualitas
Flexible Manufacturing System (FMS)
Sistem semacam ini memiliki tingkat produksi yang amat tinggi.Dibutuhkan peralatan
khusus untuk menghasilkan produk-produk tertentu.Mesin-mesin yang berlainan dikelompokkan
ke dalam lintas produksi.Satu mesin digunakan untuk satu maksud tertentu, kecuali jika
dibutuhkan tambahan mesin khusus untuk menyeimbangkan lintas tersebut.keseluruhan pabrik
khusus dirancang untuk menghasilkan produk tertentu dan dengan menggunakan mesin-mesin
khusus (bukan mesin general purposed).
Secara umum kelebihan FMS dibandingkan dengan sistem otomatisasi lintas produksi
adalah:
a. Kemampuan melayani pesanan dalam jumlah sedikit.
b. Kemampuan menghasilkan produk yang lebih bervariasi.
c. Waktu reaksi terhadap perubahan lebih singkat.
d. Ketepatan waktu penyelesaian dari penerimaan order sampai pengiriman produk.
e. Pengurangan persediaan.
f. Penggunaan sumber-sumber yang lebih efisien.

Kelebihannya :
1. Materi yang ingin disampaikan dijelaskan dengan kata-kata yang mudah
dipahami.
2. Terdapat beberapa gambar yang membantu pemahaman pembaca terhadap materi.
3. Memberikan kesimpulan pada akhir bab.

Kekurangan :
1. Terdapat kata yang tidak konsisten penulisannya seperti pada halaman 235 yakni
“Jidoka” yang pada baris pertama sub bab “sistem otonomisasi jidoka” ditulis
miring namun pada baris ke delapan tidak dicetak miring.
2. Gambar yang disajikan tidak berwarna dan cenderung gelap sehingga tidak
menarik dan cukup sulit dipahami.

42
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Setelah melakukan rivew terhadap kedua buku diatas, maka penulis dapa menyimpulkan
bahwa keduanya sama-sama memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Kedua Buku Manajemen Operasi atau Produksi ini sangat baik dan layak digunakan
sebagai referensi bahan ajar, karena didalamnya mengandung materi-materi yang cukup relevan
dengan pembahasan manajemen operasional sehingga dapat sangat membantu sekali bagi
mahasiswa dalam belajar.
Menurut penulis buku pembanding lebih baik dari keluasan dan kekayaan materi yang
dibahas dan berisifat teoritis sehingga cocok dijadikan sebagai buku referensi sedangkan buku
utama lebih baik dari segi kedalaman materi dan menekankan pada materi menghitung yang
didalamnya terdapat banyak contoh soal, selain itu penggunaan kalimat-kalimat yang sederhana
sehingga mudah dipahami pembaca.

3.2 Saran
Saran yang dapat diberikan penulis kepada pembuat buku adalah agar meningkatkan
kualitas buku dengan melakukan pengembangan isi buku. Pengembangan ini dapat dilakukan
dengan mengkombinasikan materi dari buku pembanding sehingga dapat menambah materi-
materi yang bersifat teoritis lagi didalam buku utama. Selain itu perbaikan-perbaikan rumus
masih perlu dilakukan gunanya untuk memperoleh hasil yang maksimal dari isi buku.

43
DAFTAR PUSTAKA

Kusuma, Hendra. 1999. Manajemen Produksi. Jogjakarta: Penerbit Andi


Stevenson, William J. 2015. Manajemen Operasi. Jakarta: Salemba Empat.

44

Anda mungkin juga menyukai