Anda di halaman 1dari 24

MULTIMEDIA PEMBELAJARAN

CRITICAL JOURNAL REVIEW

Dosen Pengampu : Ainul Mardhiyah, S.P., M.Si.


Disusun Oleh :
Risma Amelia Pardosi : 7193143016

PENDIDIKAN BISNIS
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
kasih karunia-Nya saya dapat menyelesaikan tugas CJR mengenai “Multimedia Pembelajaran”
ini. Saya juga berterima kasih kepada ibu Dosen selaku dosen pengampu yang telah memberikan
bimbingan nya dalam penyelesaian tugas CJR ini.

Adapun tugas ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas kuliah mata kuliah Multimedia
Pembelajaran. Saya berharap makalah ini menjadi lebih baik dengan kritik dan saran para
pembaca. Kritik dan saran yang membangun membangun untuk membuat makalah yang lebih
baik kedepannya.

Akhir kata saya ucapkan terimakasih dan semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi
pembaca nya.

Medan, Maret 2021

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 .Latar Belakang
Dalam proses belajar dan mengajar dikelas, seorang guru wajib menyediakan
media pembelajaran yang menarik kepada murid-muridnya agar tujuan pembelajaran
tersebut tercapai. Dengan adanya media yang mendukung proses belajar mengajar maka
siswa dapat lebih mudah memahami pelajaran yang diberikan. Bukan hanya itu guru pun
akan lebih mudah dalam penyampaian materi pelajaran yang akan diajarkan.

Dalam media pembelajaran ada beberapa jenis media pembelajaran yang dapat
digunakan oleh guru. Yakni salah satunya adalah “Multimedia Pembelajaran”. Dalam
makalah ini kami membahas apa itu pengertian multimedia sampai dari kelebihan dan
kekurangannya.

Oleh sebab itu sebagai calon guru, maka penulis melakukan riview Jurnal multimedia
pembelajaran untuk lebih memahami tentang multimedia pembelajaran.

1.2 .Tujuan
1. Memenuhi tugas Multimedia Pembelajaran.

2. Menambah wawasan tentang Multimedia

3. Mengetahui setiap materi yang ada pada setiap jurnal.

4. Menemukan kelebihan dan kekurangan setiap jurnal.

5. Mengetahui perbandingan kedua jurnal.


BAB II
PEMBAHASAN
JUDUL : PEMBANGUNAN MEDIA PEMBELAJARAN TEKNIK KOMPUTER JARINGAN
KELAS X SEMSTER GANJIL PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TARUNA
BANGSA PATI BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF

JURNAL : JURNAL PENELITIAN

DOWNLOAD : http:// ijcss.unsa.ac.id

TAHUN : 2016

PENULIS : Mochamad Miswar Hadibin, Bambang Eka Purnama, gesang


Kristianto

TANGGAL : 24 Mei 2021

JURNAL 2

JUDUL : KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN BERBANTUAN


MULTIMEDIA MENGGUNAKAN METODE INKUIRI TERBIMBING UNTUK
MENINGKATKAN MINAT DAN PEMAHAMAN SISWA

JURNAL : JURNAL PENELITIAN

DOWNLOAD : http://journal.unnes.ac.id

TAHUN : 2010

PENULIS : Wahyudin, Sutikno , A. Isa

TANGGAL : 24 Mei 2017


JURNAL 1

ABSTRACT

Abstract : The development of today's technology has penetrated in various fields.


Among others in the field of education. With interactive learning media and learning process will
be more effective and efficient that will help educators and teachers in presenting subject matter
to students. It is therefore necessary and adequate infrastructure facilities to support learning. But
not all agencies complete educational facilities and infrastructure. as in the Vocational School
Taruna Bangsa Pati recentlyfounded. Computer labs are used for productive learning lessons
computer engineering network is stillinadequate. What often happens is a collision at practice
with others, students are often bored and fedup with lessons that are conventional, and also the
absence of interactive learning media in Taruna Bangsa Pati Vocational School makes learning
less than the maximum. With this study expected that students can understand course material
productive computer engineering network, reducing student boredom and boredom, and interest
in student learning will be increased.

Abstrak :

Perkembangan teknologi saat ini sudah merambah dalam berbagai bidang. Diantaranya

dalam bidang pendidikan. Dengan media pembelajaran yang interaktif proses belajar akan lebih
efektif dan efisien yang akan membantu pendidik atau guru dalam menyampaikan materi
pelajaran

pada siswa. Oleh karena itu dibutuhkan sarana dan prasarana yang memadai untuk menunjang
pembelajaran. Tapi tidak semua instansi pendidikan sarana dan prasarananya lengkap. seperti
pada

Sekolah Menengah Kejuruan Taruna Bangsa Pati yang baru berdiri. Laboratorium komputer
yang

digunakan untuk pembelajaran pelajaran produktif teknik komputer jaringan masih kurang
memadai.Yang sering terjadi adalah tabrakan jam praktik dengan yang lain, siswa sering bosan
dan jenuh dengan pelajaran yang monoton, dan juga belum adanya media pembelajaran yang
interaktif di Sekolah Menengah Kejuruan Taruna Bangsa Pati membuat pembelajaran kurang
maksimal. Dengan penelitian ini diharapkan siswa bisa memahami materi pelajaran produktif
teknik komputer jaringan,mengurangi kebosanan dan kejenuhan siswa, dan minat belajar siswa
akan lebih bertambah.

Kata kunci/Key word :

Media pembelajaran, Komputer Jaringan

1.a. Latar Belakang

Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan seseorang dalam upaya


memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai positif dengan memanfaatkan berbagai
sumber untuk belajar. Pembelajaran dapat melibatkan dua pihak yaitu siswa sebagai pembelajara
dan guru sebagai fasilitator. Yang terpenting dalam kegiatan pembelajaran adalah terjadinya
proses belajar. Sebab sesuatu dikatakan hasil belajar kalua memenuhi beberapa ciri berikut : (1)
belajar sifatnya disadari, dalam hal ini siswa merasa bahwa dirinya sedang belajar, timbul dalam
dirinya motivasi-motivasi untuk memiliki pengetahuan yang diharapkan sehingga tahapan-
tahapan dalam belajar sampai pengetahuan itu dimiliki secara permanen (retensi) betul-betul
disadari sepenuhnya. (2) hasil belajar diperoleh dengan adanya proses,dalam hal ini pengetahuan
diperoleh tidak secara spontanitas, instan, namun bertahap. (squensia) (Cepi Riyana, M.Pd dan
Drs. Rudi Susilana, 2007). Media pembelajaran merupakan alat bantu yang berfungsi untuk
menjelaskan sebagian dari keseluruhan program pembelajaran yang sulit dijelaskan secara
verbal. Materi pembelajaran akan lebih mudah dan jelas jika dalam pembelajaran menggunakan
media pembelajaran. Maka media pembelajaran tidak untuk menjelaskan keseluruhan materi
pelajaran, tetapi sebagian yang belum jelas saja. Ini sesuai fungsi media yaitu sebagai pesan
penjelas. Untuk itu, salah satu ciri media pembelajaran dapat dilihat menurut kemampuannya
membangkitkan rangsangan pada indera penglihatan, pendengaran, perabaa, dan penciuman
siswa. Secara umum, ciri-ciri media pembelajaran adalah bahwa media itu dapat diraba, dilihat,
didengar, dan diamati melalui panca indera. Di samping itu, ciri-ciri media juga dapat dilihat
menurut harganya, Iingkup sasaranya, dan kontrol pemakai (Dr. HM. Musfiqon, 2012). Oleh
karena itu dibutuhkan sarana dan prasarana yang memadai untuk menunjang pembelajaran. Tapi
tidak semua instansi pendidikan sarana dan prasarananya lengkap.seperti pada Sekolah
Menengah Kejuruan Taruna Bangsa Pati yang baru berdiri. Laboratorium komputer yang
digunakan untuk pembelajaran pelajaran produktif teknik komputer jaringan masih kurang
memadai. Yang sering terjadi adalah tabrakan jam praktik dengan yang lain, siswa sering bosan
dan jenuh dengan pelajaran yang masih konvensial, dan juga belum adanya media pembelajaran
yang interaktif di Sekolah Menengah Kejuruan Taruna Bangsa Pati membuat pembelajaran
kurang maksimal.

1.b Rumusan Masalah

1. Siswa kesulitan memahami materi dan mempraktikkan pelajaran produktif teknik computer
jaringan

2. Siswa merasa jenuh dan bosan dalam pelajaran

3. Belum ada media pembelajaran yanginteraktif

1.c. Batasan Masalah

1. Materi pelajaran dalam media pembelajaran yang akan dikembangkan hanya pada pelajaran
produktif teknik komputer jaringan kelas x semester ganjil.

2. Perangkat lunak yang akan digunakan dalam membangun media pembelajaran yaitu Adobe
Director.

3. Statistik respon siswa terhadap pembelajaran teknik komputer jaringan menggunakan


Adobe Director.

1.d. Tujuan

1. Dihasilkan prosedur pembangungan media pembelajaran dan menghasilan media interaktif


pada pelajaran produktif teknik komputer jaringan pada kelas x semester ganjil.

2. Dihasilkan tanggapan siswa terhadap media pembelajaran teknik computer jaringan..


1.e. Manfaat Penelitian

1. Dapat mempermudah pemahaman mengenai pelajaran produktif teknik komputer jaringan


kelas x semester ganjil..

2. Dapat digunakan sebagai bahan acuan pengembangan multimedia pembelajaran interaktif


guna meminimalisasi kejenuhan dan kebosanan dalam pembelajaran

3. Membangkitkan minat siswa untuk belajar.

2.a. Pengertian Pembangunan

Dari Kamus Besar Bahasa Indonesia pembangunan berarti proses, cara, perbuatanmembangun.

2.b. Media Pembelajaran

Menurut Heinich, media merupakan alat saluran komunikasi. Media berasal dari Bahasa
latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang secara harfiah berarti “perantara”
yaitu perantara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver). (Cepi Riyana, dan
Rudi Susilana, 2007) Pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi antara pembelajar,
pengajar dan bahan ajar. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana penyampai pesan
atau media. Pesan yang akan dikomunikasikanadalah isi pembelajaran yang ada dalam
kurikulum yang dituangkan oleh pengajar atau fasilitator atau sumber lain ke dalam
simbolsimbol komunikasi, baik simbol verbal maupun simbol non verbal atau visual. Briggs
menyebutkan bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta
merangsang siswa untuk belajar. Sementara itu Schramm berpendapat bahwa media merupakan
teknologi pembawa informasi atau pesan instruksional yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar
dan dibaca. Dengan demikian media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi untuk
menyampaikan pesan pembelajaran (Dadang Supriatna, 2009).

2.c. Jenis-jenis Media Pembelajaran

Terdapat enam jenis dasar dari mediapembelajaran menurut Heinich and Molenda(2005) yaitu:
1. Teks.

Merupakan elemen dasar bagi menyampaikan suatu informasi yang mempunyai berbagai jenis
dan bentuk tulisan yang berupaya memberi daya Tarik dalam penyampaian informasi.

2. Media Audio.

Membantu menyampaikan maklumat dengan lebih berkesan membantu meningkatkan daya


tarikan terhadap sesuatu persembahan. Jenis audio termasuk suara latar, musik, atau rekaman
suara dan lainnya.

3. Media Visual.

Media yang dapat memberikan rangsangan-rangsangan visual seperti gambar/foto,


sketsa,diagram, bagan, grafik, kartun, poster, papan buletin dan lainnya.

4. Media Proyeksi Gerak.

Termasuk didalamnya film gerak, film gelang, programTV, video kaset (CD, VCD, atau DVD)

5. Benda-bendaTiruan/miniatur.

Seperti benda-benda tiga dimensi yang dapat disentuh dan diraba oleh siswa. Media ini dibuat
untuk mengatasi keterbatasan baik obyek maupun situasi sehingga proses pembelajaran tetap
berjalan dengan baik.

6. Manusia.

Termasuk di dalamnya guru, siswa, atau pakar/ahli di bidang/materi tertentu. (Dadang Supriatna,
2009)

2.d. Pengertian Teknik Komputer Jaringan

Teknik Komputer Jaringan merupakan suatu Program Keahlian dalam bidang Jaringan yang
dipelajarinya adalah menginstalasi perangkat komputer personal dan menginstall sistem operasi
dan aplikasi; menginstalasi dan mengkonfigurasi perangkat jaringan local (Local Area
Network);merancang sistem keamanan jaringan, menginstalasi dan mengkonfigurasi perangkat
jaringan berbasis luas (Wide Area Network); merancang bangun dan mengadministrasi jaringan
berbasis luas.(Directorat pembinaan sekolah menengah kejuruan subdit pembelajaran, 2008)
2.e. Pengertian Multimedia Interaktif

Multimedia merupakan suatu sistem penyampaian dengan menggunakan berbagai jenis bahan
belajar yang membentuk suatu unit atau paket. Contohnya suatu modul belajar yang terdiri atas
bahan cetak, bahan audio dan bahan audiovisual. Modul multimedia interaktif merupakan alat
atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan dan cara mengevaluasi
yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi/subkompetensi mata
kuliah yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya. (Cepi Riyana dan Rudi Susilana,
2007). Multimedia interaktif merupakan kombinasi berbagai media dari komputer, video, audio,
gambar dan teks. Berdasarkan definisi Hofstetter (2001) “multimedia interaktif adalah
pemanfaatan komputer untuk menggabungkan teks, grafik, audio, gambar bergerak ( video dan
animasi ) menjadi satu kesatuan dengan link dan tool yang tepat sehingga memungkinkan
pemakai multimedia dapat melakukan navigasi, berinteraksi, berkreasi, dan berkomunikasi”.
(Dwi Sarwiko, 2009)

2.f. Adobe Director

Adobe Director adalah software multimedia yang mampu merangkai gambar, teks, video CD,
DVD, animasi, flash, sound (mp3, wav, midi), web HTML, objek 3D ditambah, programming
Lingo. Director efektif dan efisien untuk pembuatan CD-Interaktif profile, presentasi, edukasi,
simulasi, virtual reality, game dan lain-lain. (Hendi Hendratman, 2005).

2.g. Tinjauan Pustaka

Dari berbagai pengujian dan evaluasi yang telah dilakukan Esti Rusita (2011, hal 7) dalam
pembuatan media pembelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi (TIK) Kelas III Sekolah
Dasar Negeri 02 Karanganyar dengan menggunakan komputer multimedia akan lebih menarik,
mudah, dan bisa memaha materi dengan jelas. (Jurnal speed 2, Agustus 2011) Menurut Bambang
Eka Purnama, Ernawati (2011, hal 3), setelah melalui berbagai evaluasi, ada beberapa
kesimpulan yang bisa ditarik kesimpulan adalah media pembelajaran interaktif shalat lima waktu
ini merupakan pembelajaranyang memberi keterangan mengenai tata cara shalat, sehingga
memudahkan para orang tua dalam mengajari anaknya untuk mengenal tatacara shlata secara
keseluruhan, menampilkan gambar-gambar yang memikat dan mudah dipahami anak-anak dalam
belajar serta juga menjadi penunjang latihan, dan lewat pembelajaran ini anak-anak dapat
mengetahui tatacara wudhu, Azdan dan tatacara shalat sekaligus mengenalkan komputer pada
mereka. (Jurnal speed 2, Agustus 2011) Menurut Kresna Sendy Ribaldy dari hasil analisis data
dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : respon siswa terhadap
pembelajaran TIK dengan menggunakan multimedia interaktif cukup positif dilihat dari hasil
angket berupa presentasi jawaban siswa yang dilakukan selama dan setelah proses belajar
mengajar berlangsung. Hasil penelitian menggambarkan bahwa minat siswa terhadap TIK, dan
kemampuan siswa dalam memahami materi TIK meningkat dengan menggunakan metode ini.
(Skripsi Universitas Pendidikan Indonesia,2011)

3.a. Analisis Masalah

Permasalahan yang ada di SMK Taruna Bangsa Pati adalah dalam memahami dan
mempraktikkan mata pelajaran produktif teknik komputer jaringan. Hal ini dikarenakan
keterbatasan peralatan praktik dan ruang lab komputer. Ruang lab komputer yang ada di SMK
Taruna Bangsa Pati berjumlah 1 ruang. Lab tersebut digunkan untuk mata pelajaran KKPI dan
teknik komputer jaringan. Pembelajaran siswa yang kurang maksimal terlihat dari penggunaan
lab komputer yang tidak berimbang. Penggunaan laboratorium komputer sering bertabrakan. Ini
terjadi antara pelajaran KKPI dengan pelajaran produktif teknik komputer jaringan.
Mengakibatkan siswa kurang praktik. (observasi dan wawancara)

Dari angket siswa diperoleh data bahwa pembelajaran produktif teknik computer. jaringan terasa
menarik bagi 61% siswa, 12% siswa merasa bosan, 15% siswa merasa kesulitan dan 12% merasa
mudah. (kuesioner dan wawancara) Saat ini belum ada software media pembelajaran yang
interaktif di SMK Taruna Bangsa. Hal ini terlihat dari presentase penyampaian guru pada waktu
pembelajaran produktif teknik komputer jaringan yaitu 80% menggunakan buku teks pelajaran
dan 20% menggunakan LCD Proyektor untuk memeragakan. Bila ada software media
pembelajaran teknik komputer jaringan akan sangat membantu proses pembelajaran sehingga
siswa lebih mudah memahami materi dan sekaligus bisa mempraktekkan. Akibat dari
pembelajaran yang kurang maksimal dan membosankan, sebagaian siswa ada yang nilainya
bagus dan ada yang nilainya kurang bagus. (kuesioner, wawancara dan dokumentasi).

Solusi untuk mengatasi permasalahan pemahaman materi, kurangnya jam praktek, dan
kebosanan adalah pembangunan software media pembelajaran berbasis multimedia interaktif
yang dapat digunakan oleh guru mata pelajaran sebagai alat bantu dalam kegiatan belajar
mengajar, sehingga dapat digunakan oleh siswa di manapun berada ada computer baik di warnet
rumah teman siswa tersebut dan lain-lain.

3.b Rancangan Aplikasi

Bagan tampilan akan memberikan gambaranumum program yang akan dibuat. Bagan tampilan
ini menampilkan isi dan aplikasi multimedia yang akan dibuat. Bagan tampilan memudahkan
pengguna dalam memakai aplikasi multimedia nantinya. Maka dibuat tingkatan-tingkatan ke
dalam bentuk urutan seperti pohon, di mana masing-masing objek menyediakan sebuah menu
pilihan.

Rancangan Aplikasi ini menggunakan dari beberapa software, diantaranya adalah CorelDraw
X4, Wonder Share Quiz, Camtasia, Adobe Director. Program yang digunakan untuk menyajikan
berbagai output adalah Adobe Director. Semua gambar, animasi dan file-file audio maupun
video dapat langsung dikontrol melalui Adobe Director. Hasil akhir nantinya berbentuk aplikasi
(.EXE). dan bisa langsung diaplikasikan.

4.1. Impelentasi Sistem

TAMPILAN INTRO TAMPILAN MENU UTAMA

TAMPILAN MATERI EVALUASI

4.2. Hasil

Menyajikan hasil riset, akurasi yang dapat dicapai, signifikansi langkah maupun pengetahuan,
fenomena, maupun informasi yang dapat diberitahukan kepada khalayak. Termasuk di dalamnya
sumbangan baru yang dihasilkan dalam riset. Analisis yang rinci dan mengkerucut sangatlah
bermanfaat bagi peneliti lain.

4.4. Data Analisis dekriptif Presentase


Berdasarkan pernyataan yang diajukan kepada 20 siswa kelas XI TKJ A di Sekolah Menengah
Kejuruan Taruna Bangsa tentang minat dan respon siswa saat menerima materi dengan program
multimedia interaktif. Hal ini akan memunculkan beberapa variable antara lain : tampilan
program, pengoperasian media pembelajaran, kesesuaian materi, cara penyajian materi dan
tingkat pemahaman materi. Variabel yang ada digunakan untuk mendiskripkan penggunaan
program multimedia interaktif.

Dilihat dari grafik tampilan aplikasi multimedia yang diperoleh dari data kuesioner siswa yang
memilih sangat menarik berjumlah 15 siswa atau 75%, siswa yang memilih menarik berjumlah 3
anak atau 15%, dan sisanya 10% memilih biasa saja dengan jumlah 2 anak. Jadi sebagian besar
siswa melihat tampilan aplikasi multimedia sangat menarik dengan prosentase 75%.

Dilihat dari grafik pengoperasian media pembelajaran yang diperoleh dari data kuesioner siswa
yang memilih mudah pengoperasiannya berjumlah 12 siswa dengan prosentase 60%, siswa yang
memilih sangat mudah pengopersiannya berjumlah 8 siswa dengan prosentase 40%. Jadi
sebagian besar siswa mudah mengoperasikan media pembelajaran dengan prosentase 60%.

Dilihat dari grafik kesesuaian isi materi media pembelajaran yang diperoleh dari data kuesioner
siswa yang memilih sesuai materinya berjumlah 13 siswa dengan prosentase 65%, siswa yang
memilih sangat sesuai materinya berjumlah 7 siswa dengan prosentase 35%. Jadi isi materi
media pembelajaran sesuai materi yang diajarkan dengan prosentase 65%.

Dilihat dari grafik tingkat pemahaman materi media pembelajaran yang diperoleh dari data
kuesioner siswa yang memilih mudah dipahami berjumlah 15 siswa dengan prosentase 75%,
siswa yang memilih sangat mudah dipahami berjumlah 3 siswa dengan prosentase 15%,
sedangkan sisanya memilih sulit dipahami berjumlah 2 siswa dengan prosentase 10%. Jadi siswa
mudah memahami materi media pembelajaran dengan prosentase 75%.

4.b. Pembahasan

Dari hasil penelitian secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa minat dan respon dalam
menerima materi dengan menggunakan Multimedia Interaktif dalam kategori berminat, menarik
dan mudah. Hal ini menunjukkan adanya peran yang bagus dari multimedia ini sebagai sarana
pembelajaran. Dilihat dari beberapa variabel menjadikan gambaran bagaimana reaksi siswa
selama menerima materi pengukuran dengan Multimedia yang interaktif. Indikator-indikator
tersebut seperti tampilan program, kemudahan penggunannya, kesesuaian isi materi, cara
penyajian materi dan tingkat pemahaman materi bisa dijadikan tolak ukur untuk mengetahui
minat respon siswa selama menerima materi dengan muttimedia yang interaktif. Hal tersebut
bisa menjadikan siswa senang belajar dan pada akhirnya dapat mengatasi rasa bosan dalam
menerima materi pelajaran.

5.b Kesimpulan

1. Dengan menggunakan aplikasi media pembelajaran teknik komputer jaringan pada kelas x
semester ganjil, maka cara penyampaian pelajaran akan menjadi lebih bervariasi sehingga siswa
mudah memahari materi, lebih menarik dan tidak membosankan.

2. Dengan adanya aplikasi multimedia pembelajaran teknik komputer jaringan kelas x semester
ganjil dapat menjadi alternatif atau alat bantu guru dalam mengajar.

5.b Saran

1. Minat dan respon yang sudah baik dari siswa Sekolah Menengah Kejuruan Taruna Bangsa
Pati dapat dijadika pertimbangan mata pelajaran yang lain untuk menggunakan multimedia
interaktif sebagai media pembelajaran seperti media pembelajaran teknik komputer jaringan
kelas x semester ganjil.

2. Perlu penambahan materi sehingga aplikasi multimedia interaktif ini dapat digunakan
setahun penuh oleh siswa.

JURNAL 2

ABSTRACT

Landasan berpikir pendekatan inkuiri yaitu konsep pembelajaran dimana guru tidak hanya
sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun sendiri pengetahuan di
dalam benaknya. Agar siswa merasa tertarik dan termotivasi untuk belajar, pendekatan
pembelajaran dengan menggunakan media yang tepat sangat diperlukan. Peneliti memanfaatkan
software Macromedia Flash 8 Professional sebagai media pembelajaran dengan pendekatan
inkuiri terbimbing untuk meningkatkan minat dan pemahaman siswa.Adapun tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui minat dan pemahaman siswa. Untuk itu perlu dilakukan penelitian
tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus, masing-masing siklus meliputi tahapan
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Data hasil belajar kognitif diperoleh
melalui tes, sedangkan minat belajar siswa diperoleh melalui lembar kuesioner. Peningkatan
rata-rata hasil belajar pada siklus II cukup signifikan karena secara individu siswa yang
mencapai ketuntasan belajar meningkat dari 13 siswa menjadi 38 siswa. Pemahaman siswa
meningkat dari 60% siswa yang dinyatakan tidak paham pada siklus I menjadi5%siswa yang
dinyatakan tidak paham untuk siklus II. Hasil analisis tanggapan siswa terhadap pengajaran
diperoleh rata – rata tanggapan siswa sebelum tindakan sebesar 72,90%. Setelah tindakan, nilai
rata – rata tanggapan siswa meningkat menjadi 76,81%.

ABSTRACT

Thinking base of inquiry learning is the learning concept in which the teacher does not only give
knowledge to the student. The students have to build their own knowledges in their minds. In
order to attract and motivate them to learn, the lesson using suitable media is needed. The
researcher used media of Macromedia Flash 8 Professional software and guided inquiry
approach to increase the interest and understanding of student in the two cycles-classroom action
research consisting of planning, action, observation and reflection. The cognitive learning
achievement data was found through test, while students' interest of learning data was gathered
by using quesionaire sheet. The increase of learning achievement average in the second cycle
was significant enough because individually, the student who increase his/her learning mastery
increased from 13 to 38 students. Additionally, the understanding of student also increased.
There were only 5% of students who did not understand in the second cycle. The result of
student comment to the lesson showed that average of students' comment increased from 72.90%
to 76.81%.

PENDAHULUAN
Dalam metodologi pembelajaran ada dua aspek yang paling menonjol yakni metode dan media
pembelajaran sebagai alat bantu mengajar. Media pembelajaran dapat dikategorikan sebagai
factor eksternal yang ikut mempengaruhi proses pembelajaran di kelas, baik pada diri pengajar
maupun pembelajar. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan seseorang
diperoleh dari pengalaman pendengaran 11%, dari pengalaman penglihatan 83%. Sedangkan
kemampuan daya ingat yaitu berupa pengalaman yang diperoleh dari apa yang didengar 20%,
dari pengalaman apa yang dilihat 50% (Arief, 1990). Nilai dan kegunaan media pembelajaran
dapat mempertinggi proses pembelajaran dan hasil belajar yang dicapai dalam proses
pembelajaran.

Penggunaan alat-alat bantu mengajar, peraga pendidikan dan media pembelajaran di sekolah-
sekolah mulai menyesuaikan dengan perkembangan teknologi. Yang perlu diperhatikan adalah
semua peralatan dan perlengkapan sekolah tersebut harus disesuaikan dengan tuntutan kurikulum
dan materi, metode dan tingkat kemampuan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Perkembangan teknologi informasi telah mempengaruhi penggunaan berbagai jenis media
sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran. Maka para pengajar diharapkan dapat
menggunakan alat-alat atau perlengkapan tersebut secara efektif dan efesien dalam pembelajaran
di kelas (Sanaky, 2009).

Berdasarkan hasil observasi guru mata pelajaran fisika SMA N 14 Semarang bahwa hasil
ulangan beberapa siswa kelas X-1 masih dibawah tingkat ketuntasan belajar. Hasil tes ujian akhir
semester I menunjukkan bahwa 52,50% dari jumlah siswa kelas X-1 memperoleh nilai kurang
dari 65, sedangkan rata-rata kelas untuk X-I adalah 59,24. Rendahnya hasil belajar ini
disebabkan oleh beberapa hal, baik yang berasal dari siswa, guru, lingkungan maupun faktor-
faktor lain yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa seperti penggunaan sarana prasarana
yang belum optimal dan strategi pembelajaran yang diterapkan.

Menurut Mulyasa (2004: 99) peserta didik dipandang tuntas belajar jika ia mampu menguasai
minimal 65% dari seluruh tujuan pembelajaran. Sedangkan keberhasilan kelas dilihat dari jumlah
siswa y a n g m a m p u m e n c a p a i m i n i m a l 6 5%, sekurangkurangnya 85% dari jumlah
siswa yang ada di kelas tersebut.

Salah satu alternatif metode pembelajaran yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran
fisika adalah metode pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan multimedia didasarkan atas
landasan berpikir pendekatan konstruktivisme yaitu konsep pembelajaran dimana guru tidak
hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun sendiri
pengetahuan di dalam benaknya.Guru dapat memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan
memberi kesempatan siswa untuk menemukan atau menerapkan ide-ide sendiri, dan mengajar
siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar
(Trianto, 2007).

Inkuiri berasal dari kata inquire yang berart imenanyakan, meminta keterangan atau
penyelidikan.Siswa diprogramkan agar selalu aktif secara mental maupun fisik. Materi yang
disajikan guru bukan begitu saja diberikan dan diterima oleh siswa, tetapi siswa diusahakan
sedemikian rupa sehingga mereka memperoleh berbagai pengalaman dalam rangka “menemukan
sendiri” konsep-konsep yang direncanakan oleh guru (Ahmadi, 1997). Model inkuiri merupakan
pengajaran yang mengharuskan siswa mengolah pesan sehingga memperoleh pengetahuan,
keterampilan, dan nilai-nilai. Dalam model inkuiri siswa dirancang untuk terlibat dalam
melakukan inkuiri. Model pengajaran inkuiri merupakan pengajaran yang terpusat pada siswa.

Dalam pengajaran ini siswa lebih aktif belajar. Tujuan utama model inkuiri adalah
mengembangkan keterampilan intelektual, berfikir kritis, dan mampu memecahkan masalah
secara ilmiah (Dimyati & Mudjiono, 1994).

Dalam pembelajaran sains dengan pembelajaran inkuiri, guru harus membimbing siswa terutama
siswa yang belum pernah mempunyai pengalaman belajar dengan kegiatan-kegiatan inkuiri. Atas
dasar kegiatankegiatan yang dilaksanakan, W.R Romey (1968: 22) membedakan inkuiri menjadi
dua tingkat, yang pertama inkuiri dengan aktivitas terstruktur, dalam inkuiri dengan “aktivitas
terstruktur” siswa memperoleh petunjukpetunjuk lengkap yang mengarahkan pada proseduryang
didesain untuk memperoleh sesuatu konsep atau prinsip tertentu.Yang kedua, inkuiri dengan
aktivitas tidak terstruktur. Dalam inkuiri dengan “aktivitas tidak terstruktur”, hanya terdapat
penyajian masalah, dan siswa secara bebas memilih dan menggunakan prosedur-prosedur
masing-masing, menyusun data yang diperolehnya, menganalisisnya dan kemudian menarik
kesimpulan. Sedangkan Carin dan Sund berpendapat bahwa pembelajaran model inkuiri
mencakup inkuiri induktif terbimbing dan tak terbimbing, inkuiri deduktif, dan pemecahan
masalah.

Diantara model-model inkuiri yang lebih cocok untuk siswa siswa SMAadalah inkuiri induktif
terbimbing, dimana siswa terlibat aktif dalam pembelajaran tentang konsep atau suatu gejala
melalui pengamatan, pengukuran, pengumpulan data untuk ditarik kesimpulan. Pada inkuiri
induktif terbimbing, guru tidak lagi berperan sebagai pemberi informasi dan siswa sebagai
penerima informasi, tetapi guru membuat rencana pembelajaran atau langkah-langkah
percobaan. Siswa melakukan percobaan atau penyelidikan untuk menemukan konsep-konsep
yang telah ditetapkan guru.

Multimedia adalah kombinasi dari komputer danvideo (Rosch,1996) atau multimedia secara
umum merupakan kombinasi tiga elemen, yaitu suara, gambar, dan teks (McCormick, 1996) atau
multimedia adalah kombinasi dari paling sedikit dua media masukan atau keluaran dari data,
media ini dapat audio (suara, musik), animasi, video, teks, grafik dan gambar (Turban dkk, 2002)
atau multimedia merupakan alat yang dapat menciptakan presentasi yang dinamis atau interaktif
yang mengkombinasikan teks, grafik, animasi, audio, dan gambar video (Robin &Linda, 2001).
Mccauley (2000) melaporkan bahwa multimedia menyediakan informasi untuk pelajar secara
sederhana dengan jalan bagaimanapun, multimedia interaktif memberi kendali informasi kepada
para pemakai danmemastikan keikut sertaan mereka. Heinich et al., (2002) juga menguraikan
multimedia interaktif sebagai multimedia yang mengijinkan para siswa untuk membuat
implementasi dan menerima umpan balik (Arkun & Akkoyunia, 2008).

Minat termasuk faktor intrinsik yang dapat berpengaruh terhadap hasil belajar seseorang.
Seseorang yang berminat pada suatu mata pelajaran, maka akan cenderung bersungguhsungguh
dalam mempelajari pelajaran tadi. Sebaliknya, seseorang yang kurang berminat terhadap suatu
pelajaran, maka ia akan cenderung enggan mempelajari pelajaran tadi (Slametto, 2003). Minat
sangat berhubungan dengan sikap seseorang. Minat juga merupakan suatu fungsi jiwa untuk
mencapai sesuatu (Purwanto, 2000). Rumini (1995: 118) mengemukakan bahwa minat sangat
berhubungan erat dengan dorongan, motivasi dan reaksi emosional. Minat adalah kecenderungan
yang tetap untuk memperhatikan dan merangsang berbagai kegiatan (Slametto, 2003).

METODE

Penelitian ini dilaksanakan di kelas X, yang terdiri dari tujuh kelas. Sebagai obyek dalam
penelitian ini adalah kelas X-1 dengan jumlah siswa 40 orang yang terdiri dari 19 orang siswa
putra dan 21 orang siswa putri. Peneliti memilih kelas X-1 karena dari tujuh kelas yang ada,
melalui observasi awal didapatkan nilai hasil belajar rendah dan minat belajar fisika rendah.
Hasil tes ujianakhir semester I menunjukkan bahwa 52,50% dari jumlah siswa kelas X-1
memperoleh nilai kurang dari 65, sedangkan rata-rata kelas untuk X-I adalah 59,24. Dari hasil
tes tersebut menunjukan bahwa ada beberapa siswa di kelas X-1 yang masih di bawah tingkat
ketuntasan belajar.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang terbagi
dengan dua siklus. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahap kegiatan yaitu tahapan
perencanaan, tindakan, observasi, serta refleksi. Metode pengumpulan data adalah cara-cara yang
digunakan peneliti untuk mengumpulkan data (Arikunto, 2002). Metode tes digunakan untuk
mengukur kemampuan siswa setelah melakukan pembelajaran. Tes yang diberikan berupa soal
pilihan ganda yang harus diselesaikan siswa pada waktu yang telah ditentukan.

Metode angket merupakan metode pengumpulan data melalui faktor pernyataan yang diisi oleh
para responden (siswa)

Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes prestasi yaitu tes yang digunakan
untuk mengukur pen-capaian seseorang setelah mempelajari sesuatu (Arikunto, 2006). Instrumen
yang diperlukan untuk mengumpulkan data penelitian (variabel bebas maupun terikat)
sebagaimana adalah instrumen angket dan lembar tes. Angket digunakan untuk mengetahui
tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang akan diberikan pada siswa di awal dan di akhir
seluruh pertemuan kegiatan pembelajaran (Lestari, 2007).

Hasil belajar aspek kognitif siswa dapat dilihat dari hasil tes yang dilakukan setiap akhir siklus.
Pada masing masing siklus, jumlah soal pi l ihan ganda diimplementasikan sebanyak 25 soal.
Nilai yang diperoleh selanjutnya dianalisis dan digunakan untuk menentukan kriteria ketuntasan
belajar. Rekapitulasi hasil belajar kognitif siswa kelas X-1 SMA 14 Semarang ditunjukkan
padaTabel 1.

Keberhasilan penelitian diukur dari sekurangkurangnya 85% siswa memperoleh nilai lebih besar
atau sama dengan 65 (Mulyasa, 2004). Pada kondisi awal rata-rata, nilai siswa sebesar 57,50.
Rata-rata nilai siswa pada siklus I adalah 60,30 dan ketuntasan klasikal masih 32,50% sehingga
penelitian tindakan kelas pada siklus I belum memenuhi tolak ukur keberhasilan tersebut
sehingga perlu dilanjutkan ke siklus II. Pada siklus II, ratarata nilai siswa mencapai 72,5 dan
ketuntasan belajar klasikal mencapai 95%. Peningkatan hasil belajar kognitif dapat dilihat pada
Gambar 2. Penjelasan di atas memberikan informasi mengenai peningkatan hasil belajar kognitif
siswa kelas X-I, terlihat pada Gambar 2 bahwa rata-rata nilai siswa diambil dari ujian akhir
semester (UAS) sebesar 59,24 me-ngalami peningkatan pada siklus I menjadi 60,30 kemudian
pada siklus II terjadi peningkatan dari 60,30 menjadi 72,5.

Selain peningkatan hasil kognitif, implementasi pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing


berbantuan multimedia memberikan peningkatan pemahaman siswa dari 67,50% skor rata-rata
siswa yang dinyatakan tidak paham pada siklus I dan 5,00% skor rata-rata siswa yang dinyatakan
tidak paham pada siklus II. Rekapitulasi pemahaman siswa pada setiap siklus ditunjukan pada
Tabel 2.

Angket dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui minat siswa sebelum dan sesudah
implementasi pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan multimedia. Angket siswa secara
lengkap dapat dilihat pada lampiran. Hasil analisis masingmasing indikator dari tanggapan siswa
sebelum tindakan dan sesudah tindakan dapat dilihat pada Tabel 3. Hasil analisis tanggapan
siswa terhadap pengajaran diperoleh rata-rata tanggapan siswa sebelum tindakan sebesar
72,90%. Setelah tindakan, nilai rata-rata tanggapan siswa meningkat menjadi 76,81%. Secara
keseluruhan nilai yang diperoleh untuk setiap indikator dalam angket mengalami peningkatan.
Peningkatan rata-rata tanggapan siswa ini terjadi karena selama pengajaran siswa terlibat aktif
dan merasa senang ketika diajak berdiskusi dan tanya jawab. Banyaknya siswa yang memberikan
tanggapan positif terhadap pengajaran menunjukan bahwa anak tertarik dan berminat terhadap
pengajaran yang dilaksanakan. Peningkatan tanggapan siswa sebelum tindakan dan sesudah
tindakan dapat dilihat padaTabel 3.

Hasil Pembuatan Multimedia Pembelajaran dengan Software Macromedia Flash 8


Professional.Multimedia pada penelitian ini diterapkan untuk materi pembelajaran gelombang
elektromagnetik dengan memanfaatkan software Macromedia Flash 8 Professional. Tampilan
materi yang bersifat abstrak dibuat dalam bentuk animasi gerak. Selain itu, animasi-animasi yang
mendukung materi juga dapat ditampilkan melalui software ini, sehingga penyampaian materi
menjadi lebih jelas dan menarik. Gambar 3 menunjukKan bentuk tampilan dari multimedia
pembelajaran yang memanfaatkan software Macromedia Flash 8 Professional.

Adapun skema naskah pada mul t imedia pembelajaran ditunjukkan pada Gambar 4. Sasaran
berisi standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator materi yang disampaikan (teks).
Materi meliputi penemuan gelombang elektromagnetik (teks), spectrum gelombang
elektromagnetik (teks dan simulasi), energi gelombang elektromagnetik (teks), karakteristik dan
aplikasi dari gelombang elektromagnetik dalam kehidupan (teks dan simulasi). Simulasi berisi
gelombang elektromagnetik, spektrum gelombang elektromagnetik, spektrum inframerah,
spektrum cahaya tampak, gelombang FM dan AM. Evaluasi terdiri dari soal-soal yang harus
dikerjakan siswa setelah pembelajaran berakhir.

KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian diperoleh simpulan adalah: peningkatan rata-rata hasil
belajar pada siklus II cukup signifikan karena secara individu siswa yang mencapai ketuntasan
belajar meningkat dari 13 siswa menjadi 38 siswa. Pemahaman siswa meningkat dari 60% siswa
yang dinyatakan tidak paham pada siklus I menjadi 5% siswa yang dinyatakan tidak paham pada
siklus II, hasil analisis tanggapan siswa terhadap pengajaran diperoleh rata-rata tanggapan siswa
sebelum tindakan sebesar 72,90%. Setelah tindakan, nilai rata-rata tanggapan siswa meningkat
menjadi 76,81%. Secara keseluruhan nilai yang diperoleh untuk setiap indikator dalam angket
mengalami peningkatan. Jadi, penerapan metode pembelajaran inkuiri terbimbing dengan
berbantuan multimedia dapat meningkatkan minat dan pemahaman siswa kelas X-I semester
2SMAN14 Semarang.

KRITIK

Berdasarkan pemahaman penulis kritikan bahwa:

1. Judul jurnal sudah sesuai menggambarkan secara isi yang hendak diungkapkan dalam
jurnal secara keseluruhan dan judul jurnal juga cukup jelas menyangkut poin penting yang
diutarakan.

2. Isi abstrak tergambar dengan spesifik merepresentasikan isi artikel dan dibuat dengan
format yang benar

3. Tujuan penelitian dipaparkan dengan jelas

4. Desain dan metode yang digunakan tidak tergambar dengan jelas dan detail jika sewaktu-
waktu penelitian ini diulang.

5. Tidak ditemukan kesalahan/ error atas fakta dan interpretasi hasil penelitian. Ini selaras
dengan kajian teori yang menjelaskan masing-masing tingkat lebih untuk setiap media yang
digunakan dan dibuktikan secara real melalui penelitian menunjuk pada hasil yang diharapkan
terinterpretasi dengan benar.

6. Pada bagian pembahasan terhadap hasil/temuan sudah relevan, artinya pembahasan


menyangkut masalah yang ingin ditelaah telah menunjuk pada konsep yang relevan hasil.

7. Peneliti menggunakan kepustakaan yang berkaitan dengan topik penelitian. Tetapi ada juga
kepustakaan yang dimunculkan pada kajian teori namun tidak terdapat dalam daftar pustaka,

8. Ada sebagian paragraf yang memuat pada satu kalimat kemudian terulang lagi pada kalimat
berikutnya seperti pada bagian keuntungan media komputer, diulang dua kali yakni yang ketiga
terulang pada bagian kelima.

9. Asumsi yang mendasari pemikiran penulis adalah keikutsertaan atau partisi-aktif dari banyak
indera yang ikut berguna saat terjadi pembelajaran

10. Dalam penelitian ini peneliti terlihat objektif pada hasil, sesuai dengan pengolahan data yang
digunakan.

11. Kesimpulan jelas, singkat, padat, dan merefleksikan hasil penelitian.

12. Penelitian ini mempunyai implikasi, baik secara praktis maupun secara teoritis Kegiatan
pembelajaran fisika yang menggunakan media, tidak sepenuhnya mengantungkan penyampaian
bahan ajar kepada media tersebut tetapi peran guru juga sangat diperlukan.

A. Kelebihan Jurnal

1. Jurnal ini bersifat ilmiah yang berdasarkan langkah-langkah ilmiah

2. Jurnal ini membahas masalah-masalah dalam dunia pendidikan bagian media pembelajaran
sehingga menambah pengetahuan kita tentang bagaimana sepenuhnya memanfaatkan media
dengan baik

3. Jurnal ini dibuat dengan menyoroti kondisi yang kontemporer, sehingga data-data yang
disajikan bisa dijadikan rujukan bagi peneliti lainnya.
4. Penggunaan kalimat dan kata juga mudah dipahami serta dicerna oleh pembaca. Kata-kata
yang sederhana diikuti dengan penjelasan setiap konsep memudahkan pembaca untuk memahami
apa yang ingin disampaikan dalam jurnal ini.

5. Jurnal ini dapat menjadi tempat pengembangan wacana dan diskusi tentang praktek
penelitian.

B. Kelemahan Jurnal

1. Literatur dalam jurnal ini masih kurang seperti literatur yang berupa penelitian yang
memliki arah dan tujuan yang sama atau menunjuk pada penelitian yang pernah dilakukan
sebelumnya

2. Kelemahan Metodologi penelitian ini tidak menyebutkan bagaimana cara peneliti


mendapatkan informan sesuai kaidah penelitian kualitatif. Seperti, apakah subjek penelitian
didapatkan melalui proposive random sampling (mencari informan yang sesuai dengan topik
yang ingin digali) atau snow ball sampling. Implikasinya data-data wawancara, atau fokus group
diskusi tidak muncul. Sebuah jurnal penelitian yang bagus hanya mungkin didukung oleh
praktek penelitian yang baik dan sebaliknya.

3. Peneliti juga tidak menyampaikan seberapa besar urgensi permasalahan ini terhadap
kehidupan pendidkan di lokasi yang diteliti.

C. Saran dan masukan untuk Penelitian Selanjutnya

1. Dalam penggunaan sumber data, diharapkan sumber data tersebut di klasifikasikan secara
jelas, agar objektifitas penelitian tidak diragukan, karena apabila hanya menyebutkan sumber
penelitian saja itu menimbulkan banyak pertanyaan. Sumber data khususnya primer harus
dijelaskan perannya sebagai apa pada kesehariannya.

2. Dalam penarikan kesimpulan diharapkan disesuaikan dengan teori yang dipakai. Teori
haruslah berdialog dengan masalah yang ditampilkan dalam penelitian. Agar terciptanya
konsistensi pembahasan dalam jurnal.
3. Dalam jurnal perlu ditampilkan penelitian terdahulu sebagai literature dan referensi bagi
pembaca bila ingin membandingkan jurnal satu dengan jurnal lain.

Anda mungkin juga menyukai