Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH CRITICAL BOOK REVIEW

Lembaga keuangan dan perbankan

DOSEN PENGAMPU :

DISUSUN OLEH :

GIDEON NATANAEL SIHOMBING ( 7183540020)

PROGRAM STUDI S1 ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI –

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

MARCH 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada tuhan yang maha esa yang telah senantiasa  memberkati dalam
menyelesaikan Critical Book Review (CBR), adapun tugas ini dikerjakan untuk memenuhi mata kuliah
lembaga keuangan dan perbankan. Saya telah menyusun cbr ini dengan sebaik-baiknya tetapi
mungkin masih ada kekurangan untuk mencapai kesempurnaan. Saya selaku penulis menerima
berbagai kritik yang sifatnya membangun agar cbr ini menjadi lebih baik lagi.

Dalam penulisan makalah ini saya sampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada
pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini khususnya kepada bapak dosen
pengampu, selaku pembimbing mata kuliah ekonomi lembaga keuangan dan perbankan yang telah
meluangkan waktu,tenaga dan pikiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam
rangka penyusunan tugas ini.

Selanjutnya, saya berharap semoga CBR ini bisa memberikan manfaat serta menambah
wawasan bagi para pembaca. Semoga CBR ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan dan kata-kata yang kurang berkenan.

Medan, 16 March 2020

Penulis
1. Identitas buku
 Perpustakaan Nasional:katalog dalam Terbitan (KDT) PERBANKAN
SYARIAH ( Dasar-dasar dan dinamika perkembangannya diindonesia)
 Ed. 1. cet.1.-Jakarta :Rajawali pers,2016
 xvii,346 hlm.,23 cm
 blibliografi:hlm.333
 ISBN 978-979-769-884-3
 Di tulis oleh KHOTIBUL UMAM,SH.,LL.M.
 Desain cover oleh octiviena@gmail.com
 Dicetak di Kharisma putra Utama
 Kantor pusat : Jl.Raya
Leuwinanggung,No.112,kel.Leuwinanggung,kec.Tapos,Depok 16956

2. Tujuan Penulisan Buku

     Buku ini disusun dengan maksud untuk memberikan suatu alternatif acuan bagi
pengajaran dan pendidikan ekonomi islam,khususnya pada tingkat perguruan tinggi
mengingat masih minimnya buku-buku dan referensi yang standard sebagaimana yang
tersedia dalam ekonomi konvensional.

    perkembangan perbankan syariah diindonesia dapat dibedakan menjadi tiga tahap,yakni


tahap pengenalan.,tahap pengakuan,dan tahap pemurnian. Tujuan tahapan ini adalah dalam
rangka menciptakan industri perbankan syariah yang kuat dengan tetap mengedepankan
aspek ketaatan terhadap prinsip syariah.
    Buku ini ditulis agar bermanfaat dan diharapkan mampu memberikan pemahaman tentang
dasar-dasar dan dinamika perkembangan perbankan syariah diindonesia yang tentu saja
sangat bermanfaat bagi mahasiswa,akademisi,dan praktisi dibidang hukum,ekonomi,dan
syariah.

    Semoga resensi buku ini akan memacu para pembaca untuk mengekplorasi lebih jauh dan
memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan. mohon maaf apabila ada salah
penulisan ataupun penyampaian karena semua yang baik datangnya dari allah dan yang buruk
datangnya dari manusia.

 II.  RINGKASAN BUKU 

     Ada 11 bab yang akan dibahas dalam resensi ini,yaitu :

Bab 1 : Garis Besar Perbankan Syariah di Indonesia

Bab 2 :Implementasi Prinsip-prinsip Perjanjian Islam Dalam Produk Perbankan Syariah

Bab 3: Produk Perbankan syariah di Bidang Penghimpun Dana Masyarakat 

Bab 4 : Produk Perbankan Syariah di Bidang penyaluran dana 

Bab 5 : Produk Perbankan Syariah di Bidang Jasa

Bab 6 : Good Corporate Governance dalam Perbankan syariah

Bab 7 : Restrukturisasi Pembiayaan yang Bermasalah dalam Perbankan Syariah 

Bab 8 : Penyelesaian  Sengketa Perbankan Syariah

Bab 9 : Kewenangan OJK dalam Pengaturan dan Pengawasan Bank Syariah

Bab 10 : Peran Lembaga Standard Setter dalam Pengembangan Produk Hukum dan Praktik
Perbankan Syariah  

Bab 11 :Perlindungan Hukum Bagi Nasabah Perbankan Syariah oleh Otoritas Jasa Keuangan 
 BAB 1    :  GARIS BESAR PERBANKAN SYARIAH DIINDONESIA

     Perbankan adalah lembaga yang mempunyai peran penting dalam sebuah negara yaitu
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada
masyarakat dalam bentuk kredit atau bentik-bentuk lainnya.

    Perkembangan perbankan syariah telah mendapat momentum sejak tahun 1970-1980-an,


bank-bank islam bermunculan di Mesir, Sudan, negara-negara Teluk, Pakistan, Iran,
Malaysia, Bangladesh dan Turki. Secara kelembagaan bank syariah pertama kali berdiri
diindonesia adalah PT bank muamalat Indonesia (BMI),kemudian baru muncul bank-bank
lain yang membuka jendela syariah dalam menjalankan kegiatan usahanya.

    Jika ditinjau dari aspek hukum perusahaan,konstruksi hukum dari sebuah bank baik
konvensional maupun syariah dapat berupa perseroan terbatas (PT), koperasi, perusahaan
daerah.Pada bank konvensional lembaga pengawas yang ada hanyalah komisaris dari segi
internal dan Otoritas Jasa Keuangan dari segi eksternal.

BAB 2   :   IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP PERJANJIAN ISLAM DALAM


PRODUK PERBANKAN SYARIAH

     Dalam al-qur'an sendiri setidaknya ada 2 istilah yang berkaitan dengan perjanjian,yaitu
akad dan 'ahd. Akad adalah sebuah perjanjian yang menimbulkan kewajiban berprestasi pada
salah satu pihak dan hak bagi pihak lain atas prestasi tersebut secara timbal balik.

    Hukum islam juga mengenal asas-asas hukum perjanjian  yaitu kebebasan,persamaan atau
kesetaraan, keadilan, kerelaan, kebenaran dan kejujuran, tertulis. Dalam perbankan syariah
setiap produk yang dikeluarkan berdasarkan pada prinsip titipan, jual beli, sewa-menyewa,
bagi hasil, dan akad yang sifatnya sosial.
     Secara garis besar kegiatan operasional bank syariah dan bank konvensional dapat dibagi
menjadi tiga kategori yaitu kegiatan penghimpunan dana, kegiatan penyaluran dana atau
pembiayaan, jasa bank. Produk bank syariah yang didasarkan pada akad jual beli yaitu
murabahah, istishna, salam. Produk bank syariah yang didasarkan pada akad bagi hasil yaitu
mudharabah dan musyarakah. Pada akad sewa-menyewa yaitu ijarah/sewa murni dan ijarah
wa iqtina/ijarah muntahiyah bi tamlik. Sedangkan menurut akad pelengkap yang bersifat
sosial yaitu Qardh, Hiwalah, Wakalah, Kafalah dan Wadiah.

BAB 3 :  PRODUK PERBANKAN SYARIAH DIBIDANG PENGHIMPUN DANA


MASYARAKAT 

      Produk penghimpunan dana yang ada dalam sistem perbankan syariah terdiri dari Giro,
Tabungan dan Deposito. Pada produk syariah berupa giro sebagai produk simpanan yang bisa
diambil sewaktu-waktu biasanya menggunakan akad wadiah yad dhamanah,yaitu suatu
titipan dimana bank selakupihak yang dititipi berhak menggunakan dana tersebut dengan
menggunakan ketentuan sewaktu-waktu nasabah mau mengambil bank dapat menyediakan
dana sejumlah yang disimpan oleh nasabah.

    Mekanisme penghimpunan dana oleh bank syariah melalui produk berupa tabungan dan
desposito biasanya didasarkan pada akad mudharabah mutlaqah,yaitu akad mudharabah yang
memberikan kebebasan kepada mudharib (BANK) untuk memproduktifkan dana yang ada
meliputi jenis usaha dan ruang lingkupnya.

BAB 4 : PRODUK PERBANKAN SYARIAH DI BIDANG PENYALURAN DANA 

     Implementasi akad jual beli merupakan salah satu cara yang ditempuh bank dalam rangka
menyalurkan dana kepada masyarakat. Mudharabah diartikan sebagai suatu perjanjian antara
bank dengan nasabah dalam bentuk pembiayaan pembelian atas sesuatu barang yang
dibutuhkan oleh nasabah .

    Salam adalah jual beli barabg dengan cara pemesanan dengan syarat-syarat tertentu dan
pembayaran tunai terlebih dahulu secara penuh. Adapun ketentuan jual beli salam adalah
ketentuan tentang pembayaran, ketentuan tentang barang, ketentuan tentang salam pararel,
penyaluran barang sebelum atau pada waktunya, pembatalan kontrak, perselisihan.

     Selama perjanjian atau kontrak mudhrabah ini berlangsung ada beberapa hal yang perlu
disepakati yaitu manajemen, tenggang waktu dan jaminan.

BAB 5  :   PRODUK PERBANKAN SYARIAH DI BIDANG JASA

   Produk perbankan syariah dibidang jasa ini merupakan salah satu sektor pendapatan yang
saat ini dikembangkan oleh bank-bank syariah. Produk perbankan syariah dibidang jasa
didasarkan pada akad-akad  yang sudah dikenal dalam islam yaitu hiwalah, wakalah, kafalah,
sharf dan sebagainya.

    Dalam konteks islam penanggungan utang ini dikenal dengan istilah kafalah yaitu orang
yang diperbolehkan bertindak  berjanji menunaikan hak yang wajib ditunaikan orang lain
atau berjanji menghadirkan hak tersebut dipengadilan.

    Dengan keabsahan suatu perjanjian gadai yang dilakukan oleh pihak bank dengan nasabah
ada beberapa rukun dan syarat yang harus dipenuhi yaitu ijab qobul, orang yang bertransaksi,
adanya barang yang digadaikan, utang.

BAB 6  :   GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG)  DALAM PERBANKAN


SYARIAH
      Gcg berarti suatu proses dan struktur yang digunakan untuk mengarahkan dan mengelola
bisnis dan akuntabilitas perusahaan dengan tujuan utama mempertinggikan nilai saham dalam
jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders.

     Nilai-nilai syariah perbankan syariah yaitu shiddiq, tabligh, amanah, fathanah. Untuk
melihat pelaksanaan prinsip gcg dibank syariah kita dapat melakukan studi kasus terhadap
kasus terhadap salah satu bank yang memberikan layanan syariah melalui islamic window,
yaitu bank nasional indonesia 46 (BNI 46).

     Salah satu penyebab dari lemahnya implementasi prinsip GCG di indonesia adalah
berkenaan dengan penegakan hukum .

BAB 7 :   RESTRUKTURISASI PEMBIAYAAN YANG BERMASALAH DALAM


PERBANKAN SYARIAH

     Fungsi bank syariah dan unit usaha syariah (UUS) yaitu bank syariah wajib menjalankan
fungsi menghimpun dana dan menyalurkan dana masyarakat, bank syariah dan UUS dapat
menjalankan fungsi sosial dalam bentuk baitul maal, yaitu menerima dana yang berasal dari
zakat, infak, sedekah, hibah, atau dana sosial lainnya dan menyalurkannya kepada organisasi
pengelola zakat, bank syariah dan uus dapat menghimpun dana soaial yang berasal dari wakaf
uang dan menyalurkannya kepada pengelola wakaf sesuai dengan kehendak pemberi wakaf.

    Adanya restrukturisasi pembiayaan lebih ditunjukkan kepada nasabah yang mengalami


penurunan kemampuan membayar, namun dinilai masih memiliki prospek usaha dan
mempunyai kemampuan untuk membayar setelah restrukturisasi.

     Langkah ini merupakan langkah yang mula-mula harus ditempuh oleh bank syariah. Bank
syariah jangan serta merta melakukan eksekusi jaminan, manakala menemukan nasabah
pembiayaan yang mengalami kesulitan dalam menunaikan kewajiban membayar angsuran.

BAB 8 :   PENYELESAIAN SENGKETA DALAM PERBANKAN SYARIAH


     Mengenai penyelesaian sengketa dalam pasal 55 undang-undang nomor 21 tahun 2008
tentang perbankan syariah ditegaskan bahwa : penyelesaian sengketa perbankan syariah
dilakukan oleh pengadilan dalam lingkungan peradilan, dalam hal para pihak telah
memperjanjikan penyelesaian sengketa.

     Secara umum kekuasaan peradilan dapat dibedakan menjadi dua yakni kekuasaan relatif
dan kekuasaan absolut.kompetensi absolut diartikan sebagai kewenangan lngkungan
peradilan berkaitan dengan jenis perkara atau jenis pengadilan atau tingkatan pengadilan
dalam perbedaannya dengan jenis perkara atau jenis pengadilan atau tingkatan pengadilan
lainnya.

     Kompetensi relatif yaitu kewenangan peradilan menyangkut peradilan wilayah man yang
berwenang dalam menyelesaikan suatu sengketa. 

BAB 9 :   KEWENANGAN OJK DALAM PENGATURAN DAN PENGAWASAN


BANK SYARIAH

     Dalam rangka mencapai tujuan untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah,
Bank Indonesia didukung oleh tiga pilar yang merupakan 3 bidang utama tugas bank
indonesia,yaitu menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga
kelancaran sistem pembayaran, serta mengatur dan  mengawasi bank .

   OJK dibentuk dan dilandasi dengan prinsip tata kelola yang baik, yaitu meliputi
indepedensi ,akuntabilitas, pertanggungjawaban, transparan, dan kewajaran. Pengawasan
dilakukan terhadap bank dan perusahaan-perusahaan sektor jasa keuangan lainnya yang
meliputi asuransi, dana pensiun, sekuritas, modal ventura dan perusahaan pembiayaan ,serta
badan-badan lain yang menyelenggarakan pengelolaan dana masyarakat.

    Dalam melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan OJK akan senantiasa melibatkan
bank indonesia dan lembaga penjamin simpanan terlebih untuk menindaklanjuti indikasi bank
bermasalah.
BAB 10 :   PERAN LEMBAGA STANDARD SETTER DALAM PENGEMBANGAN
PRODUK HUKUM DAN PRAKTIK PERBANKAN SYARIAH

  Kerja sama internasional dibidang pengaturan dan pengembangan perbankan syariah


dilakukan oleh otoritas jasa keuangan yang sebelumnya telah dirintis oleh bank indonesia.
        Langkah strategis ini merupakan salah satu upaya dalam rangka mendukung kebijakan
mewujudkan perbankan syariah nasional yang sehat, kompetitif dan istiqomah menjalankan
prinsip syariah.
          Berbagai kemajuan,kerja sama dan keterlibatan ojk dalam lembaga-lembaga
internasional tersebut yaitu islamic financial services board (IFSB), Internasional islamic
financial market (IIFM), Accounting & Auditing Organization for islamic financial
institution (AAOIFI), Islamic Development Bank (IDB).

BAB 10 :   PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NASABAH PERBANKAN SYARIAH


OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN

     OJK sebagaimana dimaksud dalam undang-undang nomor 21 tahun 2011 tentang ojk
sebagai kelanjutan dari bank indonesia selaku pengemban amanah undang-undang nomor 21
tahun 2008 tentang perbankan syariah yang berfungsi sebagai otoritas pembinaan dan
pengawasan perbankan syariah,memiliki tugas untuk melakukan pengaturan, pembinaan dan
pengawasan perbankan syariah agar petbankan syariah diindonesia dapat memenuhi
fungsinya sebagai lembaga intermediasi keuangan yang tetap memenuhi prinsip syariah
maupun prudential regulation serta turut berkintribusi terhadap pembangunan dan
perekonomian nasional .

III. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU

1.Kelebihan buku
Terkait buku yang saya resensi, saya menemukan beberapa kelebihan pada buku tersebut,
yaitu: 

     - Antara bab yang satu dengan bab yang lain memiliki keterkaitan.Sebagai contoh
antara Bab 1 dan Bab 2. Pada bab 1 dijelaskan mengenai  perbankan syariah diindonesia
sedangkan dibab 2 menjelaskana bagaimana prinsip perjanjian dalam bank syariah

         - Selain memiliki keunggulan tentunya buku ini juga memiliki kekurangan .

                 -  Terlalu Banyak Halaman. Salah satu kelemahan buku ini adalah terlalu banyak
halaman sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama untuk membaca dan memahami isi
buku.
  -Suku Kata Yang Sulit Dipahami.Kelemahan buku ini juga terletak pada bagian suku
katanya yang sulit dipahami. Karena ada beberapa suku kata yang sulit dipahami dan
pembaca harus melihat glosarium terlebih dahulu pada bagian akhir buku ini untuk
memahami suku kata tersebut. Dan menurut peresensi hal itu akan meyulitkan bagi pemula
memahami isi buku ini. Sebagai contoh pada suku kata syubhat, mustasyabihat, dan lain
sebagainya.

KESIMPULAN DAN SARAN

     
-kesimpulan
          Yang dapat diambil dari bedah buku perbankan syariah yaitu kita dapat mengambil
garis besarnya saja bahwa perbankan syariah dibedakn menjadi tiga tahap yaitu tahap
pengenalan, tahap pengakuan , dana tahap pemurnian. Ketiga tahap yang dimaksud didukung
agar semangkin kuat eksistensi dan operasiinal industri prrbankan syariah dengan munculnya
kebijakan- kebijakan utama yakni diperbolehkannya bank beroperasi berdasarkan prinsip
bagi hasil.Selain itu tentang berbagai aspek hukum bank syariah meliputi sejarah,
kelembagaan, kegiatan usaha, penyelesaian sengketa ,lembaga perbankan syariah dilevel
nasional dan internasional serta beberapa perkembangan aktual pasca beralihnya fungsi
pengaturan dan pengawasan dari bank indonesia kepada OJK.

2.Saran
        Setelah membaca dan memahami isi dari buku perbankan syariah ini diharapkan
pembaca dapat memberikan komentar agar saya tau kekurangan dari buku yang saya resensi
ini agar dapat manjadi tolak ukur bagi saya untuk lebih baik lagi dalam meresensi sebuah
buku.

Anda mungkin juga menyukai