Anda di halaman 1dari 23

Critical Book Report

“TEORI PERILAKU ORGANISASI”

Dosen Pengampu :
Hilma Harmen, SE, MBA

DISUSUN OLEH :

Joses May Ifotomo Waruwu (7181210022)

MANAJEMEN C 2018
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
BAB I
PENGANTAR

Identitas Buku :
 Buku Utama
Judul : Pengantar Perilaku Organisasi
Penulis : Wayan Gede Supartha dan Desak Ketut Sintaasih
Penerbit : PT. Mabhakti
Tahun Terbit : April 2017
ISBN : 978-602-9138-89-4
Jumlah Halaman : XII+ 178
Edisi : Pertama (Cetakan ke- 1)

 Buku Pebanding
Judul : TEORI PERILAKU ORGANISASI
Penulis : Fauzia Agustini, SE, MBA
Hilma Harmen, SE, MBA
Aprinawati, SE, MM
Penerbit : UISU Press
Tahun Terbit : 2018
ISBN : 978-602-61486-5-0
Jumlah Halaman : vi + 197
BAB II
RINGKASAN BUKU
2.1 Ringkasan Buku Utama

PENGANTAR PERILAKU ORGANISASI

Secara teori, suatu birokrasi mempunyai berbagai sifat yang dapat dibedakan dari
ketentuan-ketentuan lain dari suatu organisasi. Beberapa sifat yang amat penting dapat
dikemukakan sebagai berikut : 1. Adanya spesialisasi, atau pembagian kerja. 2. Adanya
hirarki yang berkembang 3. Adanya suatu sistem dari suatu prosedur dan aturan-aturan 4.
Adanya hubungan-hubungan kelompok yang bersifat impersonalitas. 5. Adanya promosi dan
jabatan yang berdasarkan atas kecakapan. Akhir-akhir ini perkembangan perilaku organisasi
semakin terasa kemajuannya bahkan telah menjadi sesuatu hal yang ramai dibicarakan orang,
bukan saja di kalangan akademisi tetapi para politisi dan para birokrasipun berbicara tentang
perilaku organisasi. Ini disadari karena disamping perilaku organisasi ini mudah dipahami,
juga persoalan-persoalan organisasi yang cenderung semakin ruwet, ditambah pula berbagai
persoalan-persoalan manusia dengan berbagai karakter dan perilaku berlanjut menjadi
tantangan utama yang sering dihadapi oleh setiap pimpinan organisasi baik orgnaisasi
pemerintah maupun organisasi swasta dewasa ini. Oleh sebab itu seorang pimpinan sangat
dituntut peranannya untuk bagaimana memahami perilaku organisasi.

KEDUDUKAN MANUSIA DALAM ORGANISASI

Manusia di dalam mengeksistensikan dirinya sebagai individu selamanya


menginginkan untuk diperlakukan sebagai individu. Hal ini memberikan kesadaran bahwa
dirinya selain berbeda, tetapi juga sama dengan individu yang lain. Setiap individu menyadari
identitasnya yang tidak sama secara fisik dan psikis dari individu yang lain. Wajahnya atau
bahkan hidung, bibir, mata dan lain-lain sebagian dari wajahnya tidak pernah sama dengan
individu yang lain. Jalan dan gaya pun tidak sama. Demikian pula kemampuan psikis (jiwa)
berupa bakat, inisiatif, kreatifitas, proses berfikir ,sifat-sifat kepribadian (riang , pemarah,
pendiam dan lain-lain ) tidak lah sama satu dengan yang lain. Dalam ketidaksamaan itu,
setiap manusia tampil sebagai individualitas, dan memerlukan perlakuan sesuai
individualitasnya masing-masing. Ini berarti setiap individu tidak menginginkan dirinya
dihargai karena orang lain, tetapi dia menginginkan dihargai karena dirinya sendiri.
Dari sisi perlakuan itulah maka setiap manusia memiliki kesamaan berupa harkat dan
martabat sebagai manusia yang memerlukan di hormati dan di hargai secara wajar dan
manusiawi. Dalam perspektifi inilah maka tidak seorangpun manusia sebagai individu yang
menginginkan perlakuan tidak manusiawi, baik dalam status atau kedudukan di dalam
masyarakat. Misalnya tidak seorangpun menyukai di caci, dimaki, dan di hina di depan orang
banyak, atau tidak ada yang menyenangi di lecehkan, di curigai, di abaikan, disisihkan dari
pergaulan dan sebagainya.

PERILAKU INDIVIDU DALAM ORGANISASI

Berbagai pengertian perilaku organisasi telah banyak dikemukakan oleh para ahli,
perilaku organisasi sebagai terjemahan dari organizational behavior, tentunya disini penulis
tidak memperbincangkan apakah terjemahan itu sudah tepat atau belum. Menurut penulis
terjemahan tersebut sudah tepat dan mengandung pengertian sesuai dengan istilahnya.
Perilaku Organisasi adalah suatu studi yang menyangkut aspek-aspek tingkah laku manusia
dalam suatu organisasi atau suatu kelompok tertentu. Ia meliputi aspek yang ditimbulkan dari
pengaruh organisasi terhadap manusia demikian pula aspek yang ditimbulkan dari pengaruh
manusia terhadap organisasi. Tujuan praktis dari penelaahan studi ini adalah untuk
mendeterminasi bagaimanakan perilaku manusia itu mempengaruhi usaha pencapaian tujuan-
tujuan organisasi.

Dalam perspektif system pengendalian manajemen, Sokarno, 2002:11,


mengemukakan bahwa perilaku organisasi merupakan “crucial” untuk dapat memahami,
menjelaskan, memperkirakan dan mempengaruhi/mengubah perilaku manusia yang terjadi di
organisasi tempat kerja. Pengertian ini mengandung tiga unsur pengertian yaitu 1) perilaku
organisasi mencermati tingkah laku yang kasat mata, seperti diskusi dngan temankerja,
mengoperasikan computer, menyuusun laporan.; 2) perilaku organisasi mempelajari tingkah
laku manusia sebagai individu maupun sebagai anggota kelompok organisasi; 3) perilaku
kelompok juga menganalisis perilaku kelompok dan organisasi sendiri.

PERILAKU KELOMPOK DALAM ORGANISASI


Sebagai makhluk sosial menusia tidak bisa dipisahkan dari kelompok. Kelompok merupakan
bagian dari kehidupan manusia. Tiap hari manusia akan terlibat dalam aktivitas kelompok.
Demikian pula kelompok merupakan bagian dari kehidupan organisasi. Menurut Thoha
(2007:80) mengemukakan bahwa banyak teori yang mecoba mengembangkan suatu
anggapan mengenai awal mula terbentuk dan tumbuhnya suatu kelompok. Teori yang sangat
dasar tentang terbentuknya kelompok ini ialah mencoba menjelaskan tentang adanya afiliasi
di antara orang-orang tertentu. Teori ini disebut propinquity atau teori kedekatan, artinya
seseorang berhubungan dengan orang lain disebabkan karena adanya kedekatan ruang dan
daerahnya (Spatial and geographical proximiti). Teori ini mencoba untuk meramalkan bahwa
seorang mahasiswa yang duduk berdekatan dengan seorang mahasiswa lain di kelas akan
lebih mudah membentuk suatu kelompok dibandingkan dengan mahasiswa yang duduk
berjauhan. Dalam sutu kantor, pegawai-pegawai yang bekerja dalam ruangan yang sama atau
yang berdekatan akan mudah bergabung dan membuat hubungan-hubungan yang
menimbulkan adanya kelompok, dibandingkan dengan pegawai-pegawai yang secara fisik
terpisahkan satu sama lain.

PERSEPSI DAN KOMUNIKASI

Persepsi adalah Pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang


diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi pada hakekatnya
adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang di dalam memahami informasi tentang
lingkungan baik lewat penglihatan, penghayatan, perasaan dan penciuman.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi menurut Thoha, 2007:147),adalah :

1) Psikologi, persepsi seseorang mengenai segala sesuatu di alam dunia ini sangat
dipengaruhi oleh keadaan psikologi.
2) Famili, pengaruh yang sangat besar pula terhahdap anakanak adalah famili atau orang
tua.
3) Kebudayaan, kebudayaan dan lingkungan tertentu juga merupakan salah satu faktor
yang kuat di dalam mempengaruhi sikap, nilai dan cara seseorang mermandang dan
memahami keadaan di dunia ini.
Ada sejumlah kesalahan persepsi yang sering terjadi dalam mempersepsikan orang
lain. Kesalahan persepsi tersebut antara stereotyping, halo effect dan projection Stereotyping,
adalah mengkategorikan atau menilai seseorang hanya atas dasar satu atau beberapa sifat dari
kelompoknya. Stereotyping seringkali didasarkan atas jenis kelamin, keturunan, umur,
agama, kebangsaan dan kedudukan atau jabatan. Misalnya seorang manajer mempunyai
persepsi bahwa ibu-ibu terutama yang mempunyai bayi di rumah tidak menyukai bekerja
lembur dan meganggap bahwa bekerja lembur merupakan satu beban. Secara umum presepsi
tersebut mungkin benar, tetapi tidak berarti benar untuk ibu-ibu tertentu. Halo Efeect, adalah
kecenderungan menilai seseorang hanya atas dasar salah satu sifatnya saja. Misalnya
seseorang yang mudah senyum dan penampilannya rapi di anggap lebih jujur dari orang yang
berpenampilan serem. Hallo effect sering terjadi pada saat melakukan penilaian dan
wawancara. Pewawancara seringkali menilai hanya dari slah satu sifat seseorang yang
nampak menonjol pada saat wawancara dilakukan, pada hal salah satu sifat tersebut tidak
mencerminkan sifat yang sebenarnya dari orang yang di wawancarai tersebut. Projection
merupakan kecenderungan seseorang untuk menilai orang lain atas dasar perasaan dan
sifatnya. Oleh karenanya projection berfungsi sebagai suatu mekanisme pertahanan dari
konsep diri seseorang sehinga lebih mampu menghadapi yang di lihatnya tidak wajar.

KEPEMIMPINAN DAN KEKUASAAN

Kepemimpinan merupakan faktor yang sangat penting dalam mempengaruhi prestasi


organisasi karena kepemimpinan merupakan aktivitas yang utama dengan mana tujuan
organisasi dapat dicapai. Pada umumnya kepemimpinan didefenisikan sebagai suatu proses
mempengaruhi aktivitas dari individu atau kelompok untuk mencapai tujuan dalam situasi
tertentu. Dari defenisi ini nampak bahwa kepemimpinan adalah suatu proses, bukan orang.
Banyak defenisi tentang kepemimpinan (leadership), namun pada intinya kempimpinan ialah
mempengaruhi orang lain untuk melakukan perbuatan ke arah yang dikehendaki.

Dalam era demokrasi kata transparansi menjadi salah satu istilah yang hangat dan
paling banyak dibicarakan. Ini disebabkan karena istilah transparansi menjadi salah unsur
yang sangat penting dalam suatu pemerintahan yang baik atau biasa disebut dengan Good
Governance. Artinya bahwa suatu pemerintahan dapat dikatakan baik kalau seluruh sistem
yang dijadikan sebagai tolok ukur kepemimpinannya memasukkan unsur transparansi dalam
setiap kebijakannya.

Kekuasaan (power) dan kepemimpinan tidak bisa dipisahkan karena keduanya


memiliki hubungan yang sangat erat. Dengan kekuasaan pemimpin memperoleh alat untuk
mempengaruhi perilaku para pengikutnya. Ini berarti bahwa kekuasaan merupakan alat
didalam proses kepemimpinan. Istilah kekuasaan dalam literatur manajemen telah cukup
banyak diberikan oleh para pakar, akan tetapi masih juga terjadi kekaburan tentang
pengertiannya. Seringkali kekuasaan dipergunakan silih berganti dengan istilah-istilah
lainnya seperti pengaruh (influence) dan otoritas (authority). Max Weber (dalam Thoha,
2007:330) menyatakan bahwa kekuasaan sebagai suatu kemungkinan yang membuat seorang
aktor di dalam suatu hubungan sosial berada dalam suatu jabatan untuk melaksanakan
keinginannya sendiri dan yang menghilangkan halangan.

NILAI, SIKAP DAN KEPUASAN KERJA

Tiap orang, tiap keluarga, tiap kelompok, tiap organisasi, tiap daerah, agama, bangsa
dan lain-lainnya mempunyai nilai-nilai yang dapat berbeda dari yang lain. Nilai yang ada
pada seseorang adalah bagian dari kepribadiannya, merupakan keyakinan (beliefs) yang
diperoleh dari pengalaman dan dipertahankan selama jangka waktu relatif lama, meskipun
mungkin dapat berubah secara perlahan. Nilai-nilai yang ada pada seseorang turut
menentukan persepsinya, sikapnya, motivasinya, dan perilakunya, termasuk perilaku
kerjanya. Menurut Sigit (2003:79), nilai ialah keyakinan yang bertahan lama mengenai
sesuatu yang dianggap berharga (wortwhile), penting. (importance), mempunyai arti
(meaningfull), diinginkan (desirable), dan diprioritaskan (preferable).

Norma adalah nilai, tetapi nilai belum tentu berbentuk norma. Norma adalah nilai
secara yang umum diterima oleh suatu masyarakat, perkumpulan orang atau organisasi dan
dijadikan pedoman bagi masyarakatnya. Nilai yang sudah menjadi norma mengandung janji
hadiah dan ancaman/sanksi. Orang berperilaku sesuai dengan norma menerima hadiah berupa
diterima oleh masyarakatnya, diberi pujian, dan rasa kepuasan, sedangkan mereka yang
melanggar dicaci maki atau dikenakan hukuman. Menurut Ndraha,( 2003:18) mengemukakan
bahwa nilai dibedakan atas nilai subyektif dan nilai obyektif. Menurutnya bahwa nilai
subyektif adalah sesuatu yang oleh seseorangdi anggap dapat memenuhi kebutuhannya pada
sutu waktu dan oleh karena itu ia (seseorang tadi) berkepentingan atasnya (sesuatu
itu),disebut bernilai atau mengandunng nilai bagi orang yang bersangkutan.
Berbicara masalah sikap, sebenarnya hal ini sudah merupakan sesuatu yang sangat
opuler dan penting,terutama dalam rangka pembahasan psikologi sosial.para ahli mengakui
bahwa setiap sikap dapat terbentuk karena adanya pengaruh dan peranan pembawaan dan
lingkungan, yang keduanya mempunyai fungsi yang sama, dalam arti bahwa sikap tidak
dibawa sejak manusia lahir. Pengertian sikap sudah banyak dikemukakan oleh para ahli.
Dalam memeberikan pengertian tentang sikap ini para ahli berbeda pendapatnya. Namun
pada hakekatnya perbedaan pendapa tersebut tidak menunjukkan perbedaan yang mendasar.
Dalam kaitan ini, kita ketahui bahwa setiap individu didalam aktivitas hidupnya mjempunyai
suatu reaksi ataupun gerakan terhadap suatu obyek tertentu dan inilah nantinya akan menjadi
bagian dari sikap individu tersebut.

Ada beberapa defenisi dari kepuasan kerja yang diberikan oleh para ahli Anoraga (1998:80)
yaitu :

 Kepuasan kerja merupakan penilaian dari pekerja yaitu seberapa jauh pekerjaannya
secara keseluruhan memuaskan kebutuhannya.
 Kepuasan kerja berhubungan dengan sikap dari karyawan terhadap pekerjaannya itu
sendiri, situasi kerja, kerja sama antara pimpinan dan sesama karyawan.
 Kepuasan kerja merupakan sikap umum yang merupakan hasil dari beberapa sikap
khusus terhadap faktor-faktor pekerjaan, penyesuaian diri dan hubungan sosial
individu di luar kerja.

MOTIVASI KERJA

Kata motivasi (motivation) kata dasarnya adalah motif (motive) yang berati dorongan,
sebab atau alasan seseorang melakukan sesuatu. Dengan demikian motivasi berarti suatu
kondisi yang mendorong atau menjadi sebab seseorang melakukan suatu perbuatan/kegiatan
yang berlangsung secara sadar. Dari pengertian tersebut berarti pula semua teori motivasi
bertolak dari prinsip utama bahwa manusia (seseorang) hanya melakukan suatu kegiatan yang
menyenangkannya untuk dilakukan. Prinsip itu tidak menutup kemungkinan bahwa dalam
keadaan terpaksa seseorang mungkin saja melakukan sesuatu yang tidak disukainya.

BUDAYA ORGANISASI

Setiap kita mendirikan organisasi, maka suatu hal yang tidak bisa kita elakkan
munculnya ikatan dalam berbagai hal termasuk perilaku setiap individu dalam organisasi
yang kita dirikan. Misalnya, dalam perilaku, berbicara, berpakaian, upacara, serta segala hal
tinda tanduk baik tidak dan harus berbuat dalam hal-hal tertentu, dan lain-lain sebagainya.
Yang disebut organisasi tidak nampak, yang tampak adalah manusia-manusia anggota
organisasi dan barang phisik milik organisasi. Perbedaan sifat, perilaku dan karakteristik
yang dapat mebedakan suatu organisasi dengan organisasi lain itulah yang disebut budaya
organisasi.

Agak sulit memang mendefenisikan budaya organisasi. Namun demikian pada


umumnya para pakar mendefenisikan bahwa Budaya Organisasi ialah common understanding
(kebersamaan pengertian) para anggotanya untuk berperilaku sama, baik di luar maupun di
dalam organisasinya. Sebagai bahan perbandingan, berikut dikutip beberapa defenisi para
pakar awal-awal dekade 1990-an yang dikutip oleh Sigit dalam bukunya Perilaku
Organisasional (2003:256}, sebagai berikut : Ouchi (1981) : Budaya organisasi adalah : “ a
set of symbols, ceremoniies, and myths that communicate the underlying values and beliefs of
that organization to its employees” (seperangkat nilai-nilai, dan mitos yang
mengkomunikatisikan landasan nilai-nilai dan keyakinan-keyakinan kepada para
karyawannya.

2.2 Ringkasan Buku Pembanding

BAB 1 : KONSEP DASAR PERILAKU

Perilaku keorganisasian adalah suatu studi yang dikerjakan oleh orang-orang dalam
organisasi dan bagaimana perilaku orang-orang tersebut dapat mempengaruhi kinerja
organisasi.

Mengetahui dan memahami perilaku didalam organisasi sangat penting karena


individu didalam organisasi merupakan motor penggerak utama keberlangsungan organisasi,
manajemen juga dapat melakukan dan menerapkan tindakan serta kebijakan yang paling baik
guna mencapai tujuan organisasi

BAB 2 : KEPRIBADIAN DAN MOTIVASI

Kepribadian adalah keseluruhan total cara seseorrang bereaksi dan beradaptasi dengan
yang lain. Motivasi merupakan suatu kegiatan yang mengakibatkan seseorang menyelesaikan
pekerjaannya dengan semangat, rela,dan tanggung jawab. Kepribadian yang dimiliki
seseorang akan terlihat pada kualitas kerjanya namun, jika organisasi kurang puas hasil
kerjanya maka suatu organisasi memberikan motivasi pada seseorang tersebut.
BAB 3 : STRES KERJA, BELAJAR, DAN PERSEPSI

Stres adalah turutan-turutan eksternal yang mengenai seseorang, misalnya obyek-


obyek dalam lingkungan atau suatu stimulasi yang secara obyektif adalah
berbahaya.“Learning is a change peformance as a result of practice”. Ini bahwa belajar
merupakan perubahan dalam peformance, dan perubahan itu sebagai akibat dari latihan
(practice).Persepsi ialah, proses dimana individu mengatur dan menginterpretasikan kesan-
kesan sensoris mereka guna memberikan arti bagi lingkungan mereka.

Dampak Stres Kerja Pada Karyawan; Bekerja melewati batas kemampuan,


Keterlambatan masuk kerja yang sering, Ketidakhadiran pekerjaan, Kesulitan membuat
keputusan, Kesalahan yang sembrono.

BAB 4 : PERILAKU KELOMPOK DALAM ORGANISASI

Kelompok didefinisikan sebagai kumpulan dua orang atau lebih yang berinteraksi satu
sama lain sedemikian rupa sehingga perilaku atau kinerja seseorang dipengaruhi oleh kinerja
atau perilaku anggota yang lain.

Selain itu suatu organisasi harus mampu mengembangkan rasa saling kepercayaan
yang tinggi agar semua yang di dalam organisasi dapat saling percaya yang tinggi, anggota
percaya pada integritas, karakter dan kemampuan suatu sama lain, tetapi ketika hubungan
pribadi, kepercayaan rapuh, dibutuhkan sewaktu yang lama untuk membangun dengan mudah
hancur dan sulit untuk kembali.

BAB 5 : KEKUASAAN DAN POLITIK

Kekuasaan adalah kemampuan untuk menggunakan pengaruh, srdangkan alasan


adalah penggunaan pengaruh yang sebenarnya. Kekuasaan sebagai kemampuan perorangan
atau kelompok untuk mempengaruhi, memberiperintah dan mengendalikan hasil-hasil
organisasi.

Poltik adalah aktifitas untuk mendapatkan,mengembangkan, menggunakan kekuasaan


dan sumber-sumber lainnya untuk memperoleh hasih yang diinginkan dalam situasi dimana
adanya ketidak pastian atau adanya ketidak sepakatan tentang suatu pilihan .

BAB 6 : KONFLIK DALAM ORGANISASI


Konflik merupakan suatu proses yang dimulai bila satu pihak merasakan bahwa pihak
lain telah mempengaruhi secara negatif atau secara negatif atau akan segera.

Keberadaan konflik lebih banyak menyangkut perspsi dari orang atau pihak pesepsi
dari orang atau pihak yang mengalami dan merasakannya. Jika suatu keadaan tidak dirasakan
sebagai konflik maka pada dasarnya konflik itu tidak ada. Begitu sebaliknya.

BAB 7 : KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI

A. Pengertian kepemimpinan

Kepemimpinan dalam organisasi ialah entitas dalam pengarahan tugas atau kewajiban
para anggota dalam organisasi yang dimaksudkan untuk meraih tujuan.

B. Teori kepemimpinan dalam organisasi

1. Teori genetik

2. Teori sosial

3. Teori ekologis

C. Sifat-sifat pemimpin

 Sebagai motivator
 Menjalin komunikasi yang baik dengan bawahan
 Memberikan kepercayaan kepada bawahan
 Bertanggung jawab terhadap apa yang dipimpin

D. Keterampilan kepemimpinan dalam organisasi

 Keterampilan konseptual .
 Keterampilan komunikasi
 Keterampilan administratif
 Keterampilan teknis

E. Tugas kepemimpinan

1. Tugas kepemimpinan yang berhubungan dengan kerja kelompok antara lain :


 memulai
 mengatur
 memberitahu
 mendukung
 menilai
 menyimpulkan

2. Tugas kepemimpinan yang berhubungan dengan kekompakan kelompok antara lain :

 mendorong
 mengungkapkan perasaan
 mendamaikan
 mengalah
 Memperlancar
 Memasang aturan permainan

F. Gaya pemimpin kepemimpinan dalam organisasi

1. kepemimpinan birokrasi
2. Kepemimpinan transaksional
3. Kepemimpinan otokratis
4. Kepemimpinan karismatik
5. Kepemimpinan melayani
6. Kepemimpinan partisipatif
7. Kepemimpinan situasional
8. Kepemimpinan laissez-faire
9. Kepemimpinan tenang
10. Kepemimpinan transformasional.

BAB 8 : STRUKTUR ORGANISASI DAN DESAIN PEKERJAAN

A. Pengertian struktur organisasi

Struktur organisasi adalah susunan dan hubungan-hubungan antara komponen


bagian-bagian dan posisi posisi dalam suatu perusahaan.

B. Pengertian desain organisasi


Desain organisasi adalah proses untuk menciptakan struktur organisasi dan
pengembangan keputusan tentang alternatif struktur.

C. Dasar- dasar untuk menyusun desain organisasi

 pembagian pekerjaan
 departementalisasi
 Rentang kendali
 Delegasi kewenangan
 Rantaikomando

D. Model-model struktur

 Model mekanistik
 Model organik

E. Faktor penyebab perbedaan struktur organisasi

1. Strategi
2. Ukuran
3. Teknologi Organisasi
4. Lingkungan.

BAB 9 : PERUBAHAN DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI

A. Pengertian perubahan dan pengembangan organisasi

Perubahan organisasi adalah perubahan-perubahan yang terjadi ke arah


pengembangan organisasi yang lebih baik.

Pengembangan organisasi adalah merupakan suatu proses yang berkaitan dengan


serangkaian perencanaan perubahan-perubahan yang sistematis yang dilakukan secara terus-
menerus oleh organisasi

B. Tujuan perubahan organisasi

Tujuan perubahan organisasi adalah meningkatkan efisiensi dan produktivitas,


meningkatkan kemampuan organisasi dalam menghadapi berbagai faktor yang menyebabkan
perubahan organisasi sehingga organisasi mampu bertahan dan berkembang, mengadakan
penyesuaian-penyesuaian seperlunya sehubungan dengan perubahan-perubahan tersebut,
untuk mengendalikan, khususnya dalam mengendalikan suasana kerja, sehingga anggota
organisasi tidak terpengaruh atas perubahan-perubahan yang sedang berlangsung dan
meningkatkan peran organisasi dalam menghadapi perubahan perubahan yang sedang terjadi
atau berlangsung.

C. Pendekatan pendekatan melakukan perubahan

 Pendekatan kekuasaan sepihak


 Pendekatan bersama
 Pendekatan delegasi

D. Desakan untuk melakukan perubahan

1. Desakan dari dalam : Perubahan Nilai Kerja, Produk Usang, Masalah Proses
Organisasi.
2. Desakan faktor eksternal untuk melakukan perubahan: Persaingan, Perubahan
Permintaan Konsumen, Ketersediaan Sumber-Sumber,Teknologi.

E. Penolakan terhadap perubahan

1. Penolakan individual terhadap perubahan

: Takut karena tidak mengetahui, Belajar tugas yang baru, Merusak kestabilan interaksi,
Ketidakpercayaan pada manajemen.

2. Penolakan organisasi terhadap perubahan : Ancaman terhadap struktur kekuasaan, Sistem


hubungan, Biaya perubahan dan Kepentingan pribadi.

F. Mengatasi penolakan terhadap perubahan

Ada beberapa metode untuk mengatasi penolakan terhadap perubahan:

 Pendidikan dan komunikasi


 Ketertiban dan partisipasi
 dukungan
 Insentif dan negosiasi
 Manipulasi pemilihan
 Paksaan
BAB 10 : BUDAYA ORGANISASI

A. Pengertian budaya organisasi


Budaya organisasi merupakan penerapan nilai-nilai dalam suatu masyarakat
yang terkait bekerja di bawah naungan suatu organisasi
B. Elemen budaya
Secara garis besar dibedakan menjadi dua meliputi :

1. Shared meaning, meliputi nilai, kepercayaan, ideologi dan norma.

2. Shared symbol, meliputi myths, sejarah, upacara ritual, bahasa dan artefak

C. Cara mempelajari budaya organisasi

Cara mempelajari budaya organisasi dalam bentuk cerita, acara ritual, material
dan bahasa:
1. Cerita: penjelasan tentang sejarah berdirinya organisasi, ruang lingkup usaha,
hubungan usaha dengan organisasi yang lain, orang-orang penting dan
sebagainya
2. Acara ritual: penyerahan pemilihan dan penghargaan bagi staf berprestasi dan
sebagainya
3. Simbol material: pakaian khas pramugari, teller, satpam dan sebagainya

D. Ciri-ciri budaya organisasi yang kuat

 Anggota-anggota organisasi loyal kepada organisasi


 Pedoman bertingkah laku bagi orang-orang di dalam perusahaan
 Nilai-nilai yang dianut organisasi tidak hanya berhenti pada slogan tetapi dihayati
dan dinyatakan dengan tingkah laku sehari-hari
 Organisasi memberikan tempat khusus kepada pahlawan-pahlawan organisasi
 Dijumpai banyak ritual-ritual sederhana hingga ritual mewah
 memiliki jaringan kulturan yang menampung cerita-cerita kehebatan para
pahlawannya.
E. Ciri-ciri budaya organisasi yang telah mengakar

1. It must be common
2. It must be habitual
3. It is spontaneous
4. It is a deeply held
5. It is visible

F. Ciri- ciri budaya organisasi lemah

1. Mudah terbentuk untuk kelompok yang bertentangan satu sama lain


2. Kesetiaan kepada kelompok melebihi kesetiaan kepada organisasi
3. Anggota organisasi tidak segan-segan mengorbankan kepentingan organisasi untuk
kepentingan komputer kepentingan diri sendiri

G. Langkah kegiatan untuk memperkuat budaya organisasi

1. memantapkan nilai-nilai dasar budaya organisasi


2. melakukan pembinaan terhadap para anggota organisasi
3. memberikan contoh atau teladan
4. membuat dan cara-cara rutinitas
5. memberikan penilaian dan penghargaan
6. tanggap terhadap masalah eksternal dan internal
7. koordinasi dan kontrol

BAB 11 : KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI

Komunikasi dalam organisasi adalah komunikasi antar manusia atau human communication
yang terjadi dalam konteks organisasi .

Tiga model dalam komunikasi menurut steward tubbs dan sylvia moss dalam human
communication: model komunikasi linear, model komunikasi interaksional dan model
komunikasi transaksional. Proses komunikasi, meliputi perspektif kognitif, perspektif
perilaku. Fungsi komunikasi dalam organisasi: fungsi informatif, fungsi regulatif, fungsi
persuasif, fungsi integratif.
Ada 6 gaya komunikasi :

1. The controllingstyle
2. The equalitarianstyle
3. Thestrukturing style
4. the dynamic style
5. The relinguishing style
6. The withdrawal style

Hambatan komunikasi, meliputi hambatan teknis, hambatan semantik dan hambatan


manusiawi.

BAB 12 : KOMITMEN DAN DAMPAKNYA TERHADAP ORGANISASI

A. Pengertian komitmen organisasi

Komitmen organisasi merupakan pemikiran karyawan tentang hubungannya dengan


organisasi dan menentukan sikapnya terhadap organisasi.

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi komitmen organisasi

 Karekteristik personal atau pribadi


 Karakteristik pekerjaan atau peranan
 Karakteristik struktural

C. Jenis-jenis komitmen organisasi

 Komitmen berkesinambungan
 Komitmen terpadu
 Komitmen terkontrol

D. Pendekatan komitmen organisasi

 Pendekatan komitmen organisasi berdasarkan sikap


 Pendekatankomitmenorganisasi multi dimensi
 Pendekatankomitmenorganisasi normatif
 Pendekatankomitmenorganisasi berdasarkan perilaku
E. Dampak komitmen organisasi

1. Terhadap karyawan,yaitu terhadap perkembangan karir karyawan itu diperusahaan.


2. Terhadap organisasi, yaitu dengan adanya karyawan yang berkomitmen tinggi pada
organisasi akan menimbulkan kinerja organisasi yang tinggi, tingkat absensi
berkurang, dan akan menimbulkan loyalitas karyawan terhadap perusahaan.

F. Cara menumbuhkan komitmen organisasi

1. Identifikasi kebutuhan
2. Keterlibatan karyawan
3. Kepercayaan
4. Rasa percaya diri
5. Kredibilitas
6. Pertanggungjawaban
7. Kebijakan perusahaan
8. Budaya perusahaan
9. Komunikasi
10. Menciptakan rasa kebersamaan
11. Menumbuhkan rasa kepemilikan
12. Loyalitas
BAB III
KEUNGGULAN BUKU

3.1 Keunggulan Buku Utama


 Buku memiliki ISSBN
 Pembahasan dalam buku sudah lumayan rinci dilengkapi dengan bagan
3.2 Keunggulan Buku Pembanding
 Buku memiliki pembahasan yang sesuai dengan Judul besar
 Buku sudah dilengkapi dengan ISSBN
 Paragraf yang digunakan tiap bab sudah kohesi dan koherensi
 Isi buku lumayan sempurna karena pembahasan yang saling terkait dengan kejadian
yang telah terjadi dikehidupan Organisasi yang ada di Indonesia
 Buku memiliki cover yang menarik
 Dibelakang buku dicantumkan Biodata penulis
 Pembahasan dilengkapi dengan Tabel, Grafik, Dan Diagram
BAB IV
KELEMAHAN BUKU

4.1 Kelemahan Buku Utama


 Isi buku yang diangkat memang masih dialami dibeberapa kampus di Indonesia
dalam hal perencanaan maupun pelaksanaan Organisasi. Akan lebih baik jika
penelitian lebih dikembangkan kepada masalah lain yang lebih kompleks.
 Walaupun isi buku sudah sempurna dan saling keterkaitan, tetapi masih ada isi pada
bab kelima yang tidak berkaitan tentang judulnya.
4.1 Kelemahan Buku Utama
 Pembahasan dalam isi buku kurang menarik dan kurang lengkap
 Tulisan dalam isi buku masih banyak kekurangannya
 Design buku kurang menarik untuk dipandang karena minim gambar dan warna
BAB V
HASIL ANALISIS
Pengertian tentang perilaku organisasi telah di kemukakan oleh beberapa ahli.
Pengertian yang diajukan meliputi faktor-faktor yang mempengaruhi bagaimana orang
sebagai individu maupun sebagai anggota kelompok berperilaku dalam organisasi serta
pengaruhnya terhadap struktur dan sistem organisasi. Sikap dan perilaku orang yang beraneka
ragam dalam organisasi ini dipelajari untuk mencari solusi tentang bagaimana manajemen
dapat mengelola organisasi secara efektif. Secara konseptual, Robbins and Judge (2013)
memberikan pengertian terhadap perilaku organisasi sebagai suatu bidang studi yang
menginvestigasi dampak individu, kelompok, maupun struktur pada perilaku dalam
organisasi dengan maksud mengaplikasikan pengetahuan tersebut guna memperbaiki
efektivitas organisasi. Sebagai suatu bidang studi, Perilaku Organisasi mempelajari tiga
determinan dalam organisasi yaitu individu/perorangan, kelompok, dan struktur. Perilaku
organisasi menerapkan pengetahuan tentang perilaku yang dikaitkan dengan aktivitas kerja
dan hasil kerja anggota organisasi.
Ada dua hal fokus perilaku organisasi yaitu tindakan (actions) dan sikap (attitudes)
dari orangorang dalam organisasi (Ratmawati dan Herachwati, 2007). Bidang studi perilaku
organisasi ini merupakan ilmu pengetahuan yang diturunkan dari studi tentang tindakan dan
sikap manusia. Sebagai suatu bidang studi, perilaku organisasi terdiri atas suatu kumpulan
teori maupun model sebagai Ways of Thinking tentang fenomena tertentu. Perilaku organisasi
sebagai ilmu pengetahuan yang dipelajari guna menyelesaikan berbagai masalah perilaku
manusia dalam organisasi, menawarkan tantangan untuk memahami berbagai kompleksitas
organisasi.
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN
Mahasiswa diajak untuk mengetahui dan membahas tentang Teori Perilaku
Organisasi. Inti esensi nilai-nilai Organisasi tersebut, yaitu Budaya, Sikap, Motivasi, Nilai,
dan Norma. Bangsa Indonesia semestinya telah dapat mewujudkan Teori Perilaku Organisasi
sebagaimana yang dicita-citakan, tetapi dalam kenyataannya belum sesuai dengan harapan.
Hal tersebut merupakan tantangan bagi generasi muda, khususnya mahasiswa sebagai kaum
intelektual, untuk berpartisipasi berjuang mewujudkan semua nilai nilai teori perilaku
organisasi tersebut. Agar partisipasi mahasiswa di masa yang akan datang efektif, maka perlu
perluasan dan pendalaman wawasan akademik mengenai Nilai kerja melalui mata kuliah
Teori Perilaku Organisasi.
Organisasi berperan sebagai leading principle dalam kehidupan ilmiah bangsa
Indonesia. Para ilmuwan tetap berpeluang untuk mengembangkan profesionalitasnya tanpa
mengabaikan nilai ideologis yang bersumber dari masyarakat Indonesia sendiri. Berdasarkan
bahasan bab ketujuh ini, mahasiswa diharapkan memiliki kompetensi: bersikap inklusif,
toleran dan gotong royong dalam keragaman agama dan budaya; bertanggung jawab atas
keputusan yang diambil berdasar pada prinsip musyawarah dan mufakat; merumuskan
Budaya sebagai karakter keilmuan Indonesia; merumuskan konsep karakter keilmuan
berdasar Organisasi; menciptakan model pemimpin, warga negara dan ilmuwan yang pekerja
keras.

B. SARAN
Dari makalah ini penulis berharap pembaca dapat menentukan buku yang akan
menjadi pedoman dalam pembalajaran, diharapkan dapat memahami materi dalam bahasan
makalah ini, serta diharapkan dapat memberikan kritik yang membangun untuk kebaikan
penulisan makalah ini.

Anda mungkin juga menyukai