Anda di halaman 1dari 17

REKAYASA IDE (RI)

MK : Perpajakan
Dosen Pengampu : HARYANI PRATIWI, SE, M.Si

Disusun Oleh : Kelompok 10

 DINI OKTAVIA SITANGGANG (7192142002)


 EKLESIA SENTIA SIJABAT (7192442004)
 ESSI ARPIANA SIMATUPANG (7193342021)
 RAHEL MAY CARRY SIBUEA (7193342019)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “ Rekayasa Ide (RI) ”. Dan juga
kami berterima kasih pada Ibu HARYANI PRATIWI, SE, M.Si Selaku dosen mata kuliah
perpajakan yang telah memberikan tugas ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, diharapkan adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun
orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-
kata yang kurang berkenan.

Medan, 05 Januari 2020

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
A. RASIONALISASI PERMASALAHAN ................................................................ 1
B. TUJUAN REKAYASA IDE .................................................................................. 4
C. MANFAAT REKAYASA IDE .............................................................................. 5

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................. 6


A. PENGERTIAN PAJAK ......................................................................................... 6
B. CIRI-CIRI PAJAK ................................................................................................ 6
C. PERSPEKTIF PAJAK DARI SISI EKONOMI DAN HUKUM ............................. 7
D. FUNGSI PAJAK BAGI NEGARA DAN MASYARAKAT .................................. 8
E. JENIS PAJAK YANG DIPUNGUT PEMERINTAH DARI MASYARAKAT ...... 10

BAB III REKAYASA IDE ............................................................................................. 12


A. UPAYA MENINGKATKAN KESADARAN MASYARAKAT DALAM
MEMBAYAR PAJAK .......................................................................................... 12

BAB IV PENUTUP ......................................................................................................... 16


A. KESIMPULAN ..................................................................................................... 16
B. SARAN ................................................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 17


BAB I
PENDAHULUAN

A. RASIONALISASI PERMASALAHAN

Pajak merupakan penerimaan terbesar, kurang lebih 2/3 dari penerimaan negara.
Negara menggunakan penerimaan pajak untuk membiayai pelayanan publik dan
pembangunan nasional. Dominasi pajak sebagai sumber penerimaan merupakan satu hal
yang sangat wajar, terlebih ketika sumber daya alam, khususnya minyak bumi tidak bisa
lagi diandalakan. Penerimaan dari sumber daya alam mempunyai umur yang relatif
terbatas, pada saatnya akan habis dan tidak bisa diperbarui. Hal ini berbeda dengan pajak,
sumber penerimaan ini mempunyai umur yang tidak terbatas, terlebih dengan sedemikian
bertambahnya jumlah penduduk yang semakin meningkat setiap tahunya. Pajak diharapkan
dapat terus meningkat agar pembangunan negara dapat berjalan dengan lancar (Widayati
dan Nurlis, 2010).

Kemauan membayar pajak dalam kewajiban perpajakannya merupakan hal penting


dalam penarikan pajak tersebut. Penyebab kurangnya tersebut antara lain adalah asas
perpajakan, yaitu bahwa hasil pemungutan pajak tersebut tidak langsung dinikmati oleh para
wajib pajak. Memang disadari bahwa jalan-jalan raya yang halus, pusat-pusat kesehatan
masyarakat, pembangunan sekolah- sekolah negeri, irigasi yang baik, dan fasilitas-fasilitas
publik yang lainnya yang dapat dinikmati masyarakat itu meruapakan hasil dari pembayaran
pajak.

B. TUJUAN REKAYASA IDE


 Dapat menambah wawasan tentang perpajakan
 Agar kita mengetahui bahwasanya kita membayar pajak supaya pemasukan dalam
wilayah, daerah atau negara itu ada, sehingga daerah tersebut mampu membangun
daerahnya menjadi lebih sejahtera, dengan didukung fasilitas-fasilitas umum dari
pemerintah
C. MANFAAT REKAYASA IDE

1. Manfaat Bagi penulis

Rekayasa ide ini diharapkan dapat melatih penulis untuk menambah pengetahuan dan
memperluas wawasan bagi penulis khususnya tentang pentingnya membayar pajak.

2. Manfaat Bagi Pembaca

Rekayasa ide ini diharapkan dapat memberikan sebuah informasi dan masukan serta sebagai
bahan pertimbangan untuk mengajak masyarakat agar mempunyai kemauan atau kewajiban
untuk membayar pajak.
BAB II
PEMBAHASAN
 Pengertian pajak
Berdasarkan UU  KUP Nomor 28 Tahun 2007, pasal 1, ayat 1, pengertian pajak adalah
kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung
dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Setiap
sen uang pajak yang dibayarkan rakyat akan masuk dalam pos pendapatan negara dari sektor
pajak. Penggunaannya untuk membiayai belanja pemerintah pusat maupun daerah demi
kesejahteraan masyarakat.

Uang pajak digunakan untuk kepentingan umum, bukan untuk kepentingan pribadi.
Pajak merupakan salah satu sumber dana pemerintah untuk mendanai pembangunan di pusat
dan daerah, seperti membangun fasilitas umum, membiayai anggaran kesehatan dan
pendidikan, dan kegiatan produktif lain. Pemungutan pajak dapat dipaksakan karena
dilaksanakan berdasarkan undang-undang.

 Ciri-ciri pajak

1. Pajak Merupakan Kontribusi Wajib Warga Negara

Artinya setiap orang memiliki kewajiban untuk membayar pajak. Namun hal tersebut
hanya berlaku untuk warga negara yang sudah memenuhi syarat subjektif dan syarat objektif.
Yaitu warga negara yang memiliki penghasilan melebihi Penghasilan Tidak Kena Pajak
(PTKP).

PTKP yang berlaku saat ini adalah Rp54 juta setahun atau Rp4,5 juta per bulan. Itu
artinya, jika Anda memiliki pendapatan lebih dari Rp4,5 juta sebulan akan kena pajak.
Sementara bila Anda adalah seorang pengusaha atau wirausaha dengan omzet, tarif PPh Final
0,5% berlaku dari total peredaran bruto (omzet) sampai dengan Rp4,8 miliar dalam satu
tahun pajak (berdasarkan PP 23 Tahun 2018).
2. Pajak Bersifat Memaksa untuk Setiap Warga Negara

Jika seseorang sudah memenuhi syarat subjektif dan objektif, maka wajib untuk
membayar pajak. Dalam undang-undang pajak sudah dijelaskan, jika seseorang dengan
sengaja tidak membayar pajak yang seharusnya dibayarkan, maka ada ancaman sanksi
administratif maupun hukuman secara pidana.

3. Warga Negara Tidak Mendapat Imbalan Langsung

Pajak berbeda dengan retribusi. Contoh retribusi: ketika mendapat manfaat parkir,
maka harus membayar sejumlah uang, yaitu retribusi parkir, namun pajak tidak seperti itu.
Pajak merupakan salah satu sarana pemerataan pendapatan warga negara.

Jadi ketika membayar pajak dalam jumlah tertentu, Anda tidak langsung menerima
manfaat pajak yang dibayar. Yang akan Anda dapatkan, misalnya berupa perbaikan jalan raya
di daerah Anda, fasilitas kesehatan gratis bagi keluarga, beasiswa pendidikan bagi anak
Anda, dan lainnya.

4. Berdasarkan Undang-undang

Artinya pajak diatur dalam undang-undang negara. Ada beberapa undang-undang yang
mengatur tentang mekanisme perhitungan, pembayaran, dan pelaporan pajak.

 Perspektif Pajak dari Sisi Ekonomi dan Hukum

Sebagai sumber pendapatan utama negara, pajak memiliki nilai strategis dalam perspektif
ekonomi maupun hukum. Berdasarkan 4 ciri di atas, pajak dapat dilihat dari 2 perspektif,
yaitu:

1. Pajak dari perspektif ekonomi

Hal ini bisa dinilai dari beralihnya sumber daya dari sektor privat (warga negara) kepada
sektor publik (masyarakat). Hal ini memberikan gambaran bahwa pajak menyebabkan 2
situasi menjadi berubah, yaitu:

Berkurangnya kemampuan individu dalam menguasai sumber daya untuk kepentingan


penguasaan barang dan jasa
Bertambahnya kemampuan keuangan negara dalam penyediaan barang dan jasa publik yang
merupakan kebutuhan masyarakat.

2. Pajak dari perspektif hukum

Perspektif ini terjadi akibat adanya suatu ikatan yang timbul karena undang-undang
yang menyebabkan timbulnya kewajiban warga negara untuk menyetorkan sejumlah dana
tertentu kepada negara. Di mana negara mempunyai kekuatan untuk memaksa dan pajak
tersebut dipergunakan untuk penyelenggaraan pemerintahan.

Hal ini memperlihatkan bahwa pajak yang dipungut harus berdasarkan undang-undang,
sehingga menjamin adanya kepastian hukum, baik bagi petugas pajak sebagai pengumpul
pajak maupun bagi wajib pajak sebagai pembayar pajak.

 Fungsi Pajak bagi Negara dan Masyarakat

Pajak memiliki peranan yang signifikan dalam kehidupan bernegara, khususnya


pembangunan. Pajak merupakan sumber pendapatan negara dalam membiayai seluruh
pengeluaran yang dibutuhkan, termasuk pengeluaran untuk pembangunan. Sehingga pajak
mempunyai beberapa fungsi, antara lain:

1. Fungsi Anggaran (Fungsi Budgeter)

Pajak merupakan sumber pemasukan keuangan negara dengan cara mengumpulkan dana
atau uang dari wajib pajak ke kas negara untuk membiayai pembangunan nasional atau
pengeluaran negara lainnya.

Dengan demikian, fungsi pajak merupakan sumber pendapatan negara yang memiliki
tujuan menyeimbangkan pengeluaran negara dengan pendapatan negara.

2. Fungsi Mengatur (Fungsi Regulasi)

Pajak merupakan alat untuk melaksanakan atau mengatur kebijakan negara dalam
lapangan sosial dan ekonomi. Fungsi mengatur tersebut antara lain:

 Pajak dapat digunakan untuk menghambat laju inflasi.


 Pajak dapat digunakan sebagai alat untuk mendorong kegiatan ekspor, seperti pajak
ekspor barang.
 Pajak dapat memberikan proteksi atau perlindungan terhadap barang produksi dari
dalam negeri, contohnya Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
 Pajak dapat mengatur dan menarik investasi modal yang membantu perekonomian
agar semakin produktif.

3. Fungsi Pemerataan (Pajak Distribusi)

Pajak dapat digunakan untuk menyesuaikan dan menyeimbangkan antara pembagian


pendapatan dengan kebahagiaan dan kesejahteraan masyarakat.

4. Fungsi Stabilisasi

Pajak dapat digunakan untuk menstabilkan kondisi dan keadaan perekonomian, seperti
untuk mengatasi inflasi, pemerintah menetapkan pajak yang tinggi, sehingga jumlah uang
yang beredar dapat dikurangi. Sedangkan untuk mengatasi kelesuan ekonomi atau deflasi,
pemerintah menurunkan pajak, sehingga jumlah uang yang beredar dapat ditambah dan
deflasi dapat di atasi.

 Jenis Pajak yang Dipungut Pemerintah dari Masyarakat

Ada beberapa jenis pajak yang dipungut pemerintah ke masyarakat atau wajib pajak,
yang dapat digolongkan berdasarkan sifat, instansi pemungut, objek pajak serta subjek pajak.

1. Jenis Pajak Berdasarkan Sifat

Berdasarkan sifatnya, pajak digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu: pajak tidak langsung dan
pajak langsung.

1. Pajak Tidak Langsung (Indirect Tax)

Pajak tidak langsung merupakan pajak yang hanya diberikan kepada wajib pajak bila
melakukan peristiwa atau perbuatan tertentu. Sehingga pajak tidak langsung tidak dapat
dipungut secara berkala, tetapi hanya dapat dipungut bila terjadi peristiwa atau perbuatan
tertentu yang menyebabkan kewajiban membayar pajak. Contohnya: pajak penjualan atas
barang mewah (PPnBM), di mana pajak ini hanya diberikan bila wajib pajak menjual barang
mewah.

2. Pajak Langsung (Direct Tax)

Pajak langsung merupakan pajak yang diberikan secara berkala kepada wajib pajak
berlandaskan surat ketetapan pajak yang dibuat kantor pajak. Di dalam surat ketetapan pajak
terdapat jumlah pajak yang harus dibayar wajib pajak.

Pajak langsung harus ditanggung seseorang yang terkena wajib pajak dan tidak dapat
dialihkan kepada pihak yang lain. Contohnya: Pajak Bumi dan Penghasilan (PBB) dan pajak
penghasilan.

2. Jenis Pajak Berdasarkan Instansi Pemungut

Berdasarkan instansi pemungutnya, pajak digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu: pajak daerah
dan pajak negara.

1. Pajak Daerah (Lokal)

Pajak daerah merupakan pajak yang dipungut pemerintah daerah dan terbatas hanya
pada rakyat daerah itu sendiri, baik yang dipungut Pemda Tingkat II maupun Pemda Tingkat
I. Contohnya pajak hotel, pajak hiburan, pajak restoran, pajak kendaraan bermotor, BPHTB,
PBB (perdesaan dan perkotaan), dan pajak daerah lainnya.

2. Pajak Negara (Pusat)

Pajak negara merupakan pajak yang dipungut pemerintah pusat melalui instansi terkait,
yakni DJP. Contohnya: PPN, Pajak Penghasilan (PPh), PPnBM, bea meterai, PBB
(perkebunan, perhutanan, dan pertambangan).

3. Jenis Pajak Berdasarkan Objek Pajak dan Subjek Pajak

Berdasarkan objek dan subjeknya, pajak digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu pajak objektif
dan pajak subjektif.
1. Pajak Objektif

Pajak objektif adalah pajak yang pengambilannya berdasarkan objeknya. Contohnya:


pajak impor, pajak kendaraan bermotor, bea meterai, dan masih lainnya.

2. Pajak Subjektif

Pajak subjektif adalah pajak yang pengambilannya berdasarkan subjeknya. Contohnya


pajak kekayaan dan pajak penghasilan.
BAB III

REKAYASA IDE

 Upaya meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membayar pajak

Kesadaran masyarakat dalam membayar pajak harus terus ditingkatkan untuk


mengoptimalkan pendapatan pajak demi mewujudkan negara yang sejahtera adil dan
makmur. Setiap pemerintah mulai dari pusat sampai tingkat desa harus ikut berperan dalam
upaya tersebut.

Strategi yang dapat dilakukan Pemerintah Desa dalam upaya meningkatkan kesadaran
masyarakatnya dalam kewajiban membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yakni :

1. Bekerjasama dengan Pemerintah

Kerjasama merupakan suatu proses sosial yang paling dasar. Kerjasama dapat timbul
apabila seseorang mulai menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan
yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian
terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan tersebut melalui kerjasama. Bekerjasama
dengan pemerintah Kecamatan dapat dilakukan agar tercapainya kesadaran wajib pajak dalm
membayar pajak bumi dan Bangunan (PBB) di suatu desa. Salah satunya bekerjasama dalam
menjalankan tugas sebagai manajemen public yakni jaringan kebijakan, kolaborasi dan tata
kelola.

2. Mengoptimalkan Seluruh Perangkat Desa

Kerjasama tim adalah sekelompok orang yang saling membantu sehubungan dengan
informasi, sumber daya, dan keterampilan untuk mencapai tujuan bersama. Program untuk
pemungutan pajak yang dilakukan oleh kepala desa merupakan kerjasama tim yang
mengharuskan seluruh perangkat desa terlibat dalam pemungutan pajak. Kendala yang dulu
hanya di alami oleh tim pemungut (kepala dusun) dengan kebijakan baru Kepala Desa
tersebut kendala tersebut dialami bersama dan dapat di atasi oleh tim dengan bergabungnya
seluruh Perangkat Desa melaksanakan pemungutan menjadi lebih ringan dan efektif.
3. Menggerakan Tim PKK Dan Dasa Wisma

Tim pemungutan pajak yang dulunya hanya dilakukan oleh kepala dusun menjadi
lebih beragam dengan adanya kebijakan dari kepala desa mengikut sertakan TP PKK dan
dasa wisma dalam kegiatan peningkatan kesadaran wajib pajak dalam membayar Pajak Bumi
dan Bangunan. Peranan dari tim penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga
(PKK) dapat menggugah masyarakat agar termotivasi untuk selalu dinamis, dapat mengubah
keadaan kearah yang lebih maju dan manfaatnya telah dirasakan oleh masyarakat.

4. Melaksanakan Sosialisasi

Kepatuhan membayar pajak dipengaruhi oleh berbagai factor, salah satunya factor
sosialisasi. Sosialisasi merupakan salah satu cara atau alat yang digunakan untuk memberikan
informasi kepada para wajib pajak tentang peraturan, tata cara perpajakan, prosedur, serta
waktu pembayaran pajak. Sosialisasi perlu dilakukan untuk menggugah kesadaran para wajib
pajak agar patuh dan paham akan kewajibannya. Sosialisasi PBB berpengaruh terhadap
kepatuhan wajib pajak dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Terdapat
hubungan yang erat antara sosialisasi pajak bumi yang dilakukan oleh pemerintah dalam hal
ini yang dilakukan oleh aparat desa dengan kepatuhan dalam membayar Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB) oleh wajib pajak.

Dengan tingginya intensitas informasi yang diterima oleh masyarakat, maka dapat
secara perlahan merubah mindset masyarakat tentang pajak ke arah yang positif. Beragam
bentuk sosialisasi bisa dikelompokkan berdasarkan: metode penyampaian, segmentasi
maupun medianya.

 Berdasarkan Metode:

Penyampaiannya bisa melalui acara yang formal ataupun informal. Acara formal
biasanya menggunakan format acara yang disusun sedemikian rupa secara resmi. Contohnya:
Sosialisasi bendaharawan, sosialisasi PPh 21 karyawan Pemda, seminar dan sebagainya.

Acara informal biasanya menggunakan format acara yang lebih santai dan tidak resmi.
Contohnya: Ngobrol santai dengan wartawan, dengan tokoh masyarakat, dan sebagainya.
 Berdasarkan segmentasi:

Bisa membaginya untuk kelompok umur tertentu, kelompok pelajar dan mahasiswa,
kelompok pengusaha tertentu, kelompok profesi tertentu, kelompok/ormas tertentu.

Menanamkan kesadaran tentang pajak sejak dini, akan sangat berpengaruh terhadap
pola pikir anak-anak dan menimbulkan rasa kebanggaan terhadap pajak. Contoh yang pernah
dilakukan DJP adalah High School Tax Road Show, High School Tax Competition, Tax
Goes to Campus, ini merupakan kegiatan yang menimbulkan greget, heboh dan sangat
berkesan, bahkan sangat dirindukan muncul lagi oleh kalangan pelajar maupun mahasiswa.
Mungkin perlu dilakukan secara berkesinambungan dengan format yang beragam, kreatif
serta inovatif. Perlu diberikan apresiasi kepada salah satu kanwil yang melaksanakan HSTRS
ini dengan membuat kegiatan Turnamen Basket Ball antar SMU terpanjang/terlama. Format
HSTRS yang diselingi turnamen Basket Ball dengan memindahkan lokasi/tempat
pertandingan ke sekolah yang ada lapangan basketnya untuk setiap even itu diadakan,
sehingga masyarakat begitu terkesan dengan even ini.

 Berdasarkan media yang dipakai:

Sosialisasi dapat dilakukan melalui media elektronik dan media cetak. Misalnya:
dilakukan dengan talkshow di radio atau televisi, membuat opini, ulasan dan rubrik tanya
jawab di koran, tabloid atau majalah. Iklan pajak pun mempunyai pengaruh dan dampak
positif terhadap meningkatkan kesadaran dan kepedulian sukarela wajib pajak. Bentuk
propaganda lainnya seperti: spanduk, banner, papan iklan/billboard, dan sebagainya

Contoh-contoh sosialisasi lainnya:

- Dapat dilakukan dengan datang langsung ke kantor-kantor dan pemerintah daerah di


wilayah kerja, sosialisasi anggota profesi tertentu misalnya notaris, dokter, sosialisasi asosiasi
tertentu misalnya asosiasi kontraktor jasa konstruksi, sosialisasi kepada pejabat tertentu,
anggota DPR/DPRD, misalnya dengan topik pengisian SPT Tahunan.

- Dapat pula dilakukan dalam bentuk pengarahan secara langsung ke masyarakat melalui
pendekatan ke masing-masing kecamatan, desa, sampai RT/RW untuk memberikan
pemahaman kepada masyarakat terkait pentingnya pajak. Penyuluhan di bidang kesehatan,
penyuluhan di bidang peternakan dan pertanian bisa sukses, pastinya penyuluhan DJP akan
bisa lebih sukses didukung dengan tenaga penyuluh yang sangat handal.

- Dapat dilakukan pada kegiatan yang informal di masyarakat. Misalnya pengajian rutin,
kerja bakti, pertemuan karang taruna, dan kegiatan masyarakat lainnya.

- Adanya serangkaian kegiatan daerah dan instansi, perusahaan di wilayah kerja pada saat-
saat tertentu misalnya Pekan Raya, Pameran dan Promosi dan sebagainya, setidaknya DJP
harus dapat menangkap dan ikut serta memeriahkannya dengan membuka stand/pojok pajak.

- Salah satu even rutin yang sangat besar gaungnya adalah Pekan Panutan Penyampaian SPT
Tahunan. Biasanya dihadiri oleh Bupati/Walikota, sekda, Kepala Dinas dan Muspida yang
diharapkan bisa menjadi panutan pajak bagi masyarakat. Namun pada kenyataannya mereka
masih banyak yang tidak/belum menyampaikan SPT Tahunan. Biasanya mendekati batas
akhir penyampaian SPT Tahunan diadakan acara yang populer diberi nama “Ngisi Bareng
SPT” yang membantu para Wajib Pajak dalam mengisi SPT Tahunan.

- Program yang penting juga adalah adanya Tax Center yang bekerjasama dengan Perguruan
Tinggi setempat. Sebelum dibentuknya Tax Center biasanya dibuat kesepakatan bersama
untuk melakukan kerjasama sosialisasi perpajakan, yang bertujuan untuk mewujudkan
kesadaran dan kepedulian Wajib Pajak dalam memenuhi kewajibannya di bidang perpajakan.
Tax Center akan membantu mensosialisasikan pengetahuan dan pemahaman tentang pajak.
Tax center terbuka bagi semua masyarakat. Siapapun yang mengalami kesulitan perihal
perpajakan bisa berkonsultasi di pusat perpajakan ini. Perguruan Tinggi akan menyediakan
ruang tax center yang nantinya akan dipergunakan sebagai sarana informasi dan pengetahuan
tentang perpajakan.

5. Mendatangi Langsung Wajib Pajak

Mendatangi langsung wajib pajak merupakan strategi yang cukup efektif karena
petugas pemungut pajak bisa langsung berinteraksi dengan wajib pajak. Bagi wajib pajak
yang di datangi belum bisa membayar, petugas pemungut pajak bisa mengetahui kendala
yang dialami wajib pajak sehingga belum bisa membayarkan Pajak Bumi dan Bangunan
(PBB).
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Jadi dapat kita simpulkan bahwa Kewajiban membayar pajak merupakan kewajiban
kita sebagai warga negara dan juga merupakan hak kita sebagai warga negara untuk ikut
berpartisipasi dalam bentuk peran serta terhadap pembiayaan negara dan pembangunan
nasional. Oleh karna itu kita sebagai warga negara yang baik harusnya mempunyai kesadaran
diri yang tinggi untuk membayar pajak.

B. SARAN

Sebagai warga negara kita wajib taat membayar pajak. Sedangkan pemerintah sebagai
pengelola harus dapat memanfaatkan pajak semaksimal mungkin untuk kemakmuran rakyat.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.cermati.com/artikel/pengertian-pajak-fungsi-dan-jenis-jenisnya

https://www.pajak.go.id/id/artikel/membangun-kesadaran-dan-kepedulian-sukarela-wajib-
pajak

Anda mungkin juga menyukai