Anda di halaman 1dari 21

MINI RISET KEWIRAUSAHAAN

OBSERVASI KEWIRAUSAHAAN DI MARTABAK MINI MEDAN


(MAMIME)

Dosen Pengampu :

Dra.Fatma Tresno Ingtyas, M.Si

Disusun oleh :

Ayu Andina (5193342033)

Lailatul Munawaroh Hsb (5193142005)

Muhammad Rizky Ramadani (5192442003)

M. Aqil (5193342022)

Mutiara Gunawan (5193342007)

PRODI PENDIDIKAN TATA BOGA

PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA


FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, jalan pikiran, dan pengetahuan-Nya kepada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah “mini riset kewirausahaan”. Tidak lupa penulis
terimakasih kepada pihak yang telah memberikan saran atas pembuatan makalah ini.

Penulis juga menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan oleh karena itu
penulis minta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan penulis juga mengharapkan
kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan tugas ini.

Akhir kata penulis ucapkan terimakasih semoga dapat bermanfaat dan bisa
menambah pengetahuan bagi pembaca.

Medan, November 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR----------------------------------------------------------------------------------------- i

DAFTAR ISI -------------------------------------------------------------------------------------------------- ii

BAB I PENDAHULUAN------------------------------------------------------------------------------------ 1

A. Latar Belakang ---------------------------------------------------------------------------------------------- 1

B. Rumusan Masalah ------------------------------------------------------------------------------------------ 1

C. Tujuan -------------------------------------------------------------------------------------------------------- 1

BAB II PEMBAHASAN ------------------------------------------------------------------------------------ 2

A. Hakekat Kewirausahaan ----------------------------------------------------------------------------------- 2

B. Defenisi UMKM -------------------------------------------------------------------------------------------- 3

C. Konsep Bisnis Waralaba----------------------------------------------------------------------------------- 5

D. Ekonomi Kreatif -------------------------------------------------------------------------------------------- 7

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ------------------------------------------------------------- 10

A. Persiapan Penelitian -------------------------------------------------------------------------------------- 10

B. Pelaksanaan Penelitian ----------------------------------------------------------------------------------- 10

A. Hasil Wawancara ----------------------------------------------------------------------------------------- 10

BAB IV PEMBAHASAN --------------------------------------------------------------------------------- 13

A. Pembahasan ----------------------------------------------------------------------------------------------- 13

BAB V PENUTUP ------------------------------------------------------------------------------------------ 14

A. Kesimpulan ------------------------------------------------------------------------------------------------ 14

DAFTAR PUSTAKA -------------------------------------------------------------------------------------- 15

ii
LAMPIRAN ------------------------------------------------------------------------------------------------- 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Istilah kewirausahaan merupakan padanan kata dari entrepreneurship dalam bahasa
inggris. Kata entrepreneurship sendiri sebenarnya berasal dari bahasa perancis yaitu
‘entreprende’ yang berarti petualang, pencipta dan pengelola usaha. Yuyun Wirasamita
menyatakan bahwa kewirausahaan dan wirausaha merupakan faktor produksi aktif yang
dapat menggerakkan dan memanfaatkan sumber daya lainnya seperti sumber daya alam,
modal dan teknologi, sehingga dapat mencipatakan kekayaan dan kemakmuran melalui
penciptaan lapangan kerja, penghasilan dan produk yang diperlukan masyarakat. Faktor
yang mempengaruhi tindakan kewirausahaan yaitu hak milik (property raight) ,
kemampuan (competency) , dan lingkungan eksternal (environment).
Dari segi karakteristik perilaku, Wirausaha (entrepreneur) adalah mereka yang
mendirikan, mengelola, mengembangkan, dan melembagakan perusahaan miliknya
sendiri. Wirausaha adalah mereka yang dapat menciptakan kerja bagi orang lain dengan
berswadaya. Pada saat ini sudah banyak pemilik usaha yang mendirikan usahanya
dibidang apapun. Tentu saja pengusaha yang sudah besar kan memulai usahanya dari
yang kecil. Namun, tidak jarang juga yang sudah membuka usahanya dari tingkat
menengah. Salah satunya pada bidang makanan dalam usaha martabak mini medan ini
yang sudah memulai usahanya dari kecil sehingga saat ini sudah dalam tingkat menengah
dan terkenal di seluruh kota Medan.
B. Perumusan Masalah
1. Bagaimana strategi pengusaha dalam menanggapi saingan dalam perusahaannya ?
2. Apa latar belakang suatu usaha didirikan ?
3. Bagaimana solusi pengusaha dalam menghadapi masalah yang dihadapi ?
C. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui strategi pengusaha dalam pengaplikasiannya.
2. Mengetahui manajemen pengusaha yang baik.
3. Menganalisa latar belakang terbentuknya suatu usaha.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Hakekat Kewirausahaan
Wirausaha adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk melihat dan
menilai kesempatan-kesempatan bisnis; mengumpulkan sumber dayasumber daya yang
dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat dan mengambil keuntungan dalam
rangka meraih sukses. Kewirausahaan pada hakekatnya adalah sifat, ciri dan watak
seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia
nyata secara kreatif. Sedangkan yang dimaksudkan dengan seorang Wirausahawan adalah
orang-orang yang memiliki kemampuan melihat dan menilai kesempatankesempatan
bisnis; mengumpulkan sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil
tindakan yang tepat, mengambil keuntungan serta memiliki sifat, watak dan kemauan
untuk mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif dalam rangka
meraih sukses/meningkatkan pendapatan.
Intinya, seorang Wirausahawan adalah orang-orang yang memiliki jiwa Wirausaha
dan mengaplikasikan hakekat Kewirausahaan dalam hidupnya. Orang-orang yang
memiliki kreativitas dan inovasi yang tinggi dalam hidupnya. Secara epistimologis,
sebenarnya kewirausahaan hakikatnya adalah suatu kemampuan dalam berpikir kreatif
dan berperilaku inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak, tujuan,
siasat dan kiat dalam menghadapi tantangan hidup. Seorang wirausahawan tidak hanya
dapat berencana, berkata-kata tetapi juga berbuat, merealisasikan rencana-rencana dalam
pikirannya ke dalam suatu tindakan yang berorientasi pada sukses. Maka dibutuhkan
kreatifitas, yaitu pola pikir tentang sesuatu yang baru, serta inovasi, yaitu tindakan dalam
melakukan sesuatu yang baru.
Ada enam hakekat pentingnya Kewirausahaan, yaitu:
1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan
sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses dan hasil bisnis (Ahmad
Sanusi, 1994)
2. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang dibutuhkan untuk memulai sebuah usaha dan
mengembangkan usaha (Soeharto Prawiro, 1997)
3. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru (kreatif)
dan berbeda (inovatif) yang bermanfaat dalam memberikan nilai lebih.

2
4. Kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda
(Drucker, 1959)
5. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreatifitas dan keinovasian dalam
memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan usaha
(Zimmerer, 1996)
6. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan
mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk
memenangkan persaingan
B. Definisi UMKM
Usaha mikro kecil merupakan kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan
bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi
untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat. Peran usaha mikro kecil dan
menengah (UMKM) dipandang cukup memberikan kontribusi yang signifikan kepada
perekonomian nasional. UMKM mampu menyerap tenaga kerja dan efektif mengurangi
tingkat pengangguran di Indonesia.
1. Karakteristik UMKM di Indonesia Sulistyastuti 2004 menyebutkan ada empat alasan
yang menjelaskan posisi strategis UMKM di Indonesia. pertama UMKM tidak
memerlukan modal yang besar sebagaimana perusahaan besar sehingga pembentukan
usaha ini tidak sesulit usaha besar. Kedua tenaga kerja yang diperlukan untuk
menuntut pendidikan formal tertentu.Ketiga sebagian besar berlokasi di pedesaan dan
tidak memerlukan infarastruktur sebagaimana perusahaan besar.Keempat UMKM
terbukti memiliki ketahanan yang kuat ketika Indonesia dilanda krisis ekonomi.
2. Peranan dan kontribusi UMKM di Indonesia Usaha mikro kecil dan menengah
(UMKM ) di Indonesia memiliki peranan penting dalam perekonomian nasional
terutama dalam kontribusinya terhadap produk domestic bruto (PDB). Mengingat
pentingnya peranan UMKM di bidang ekonomi, sosial dan politik maka saat ini
perkembangan UMKM diberi perhatian cukup besar diberbagai dunia.
3. Peranan UMKM di bidang ekonomi Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM)
mempunyai peranan yang startegis dalam pembangunan ekonomi nasional.Selain
berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja UMKM juga
berperan dalam pendistribusian hasil-hasil pembangunan.UMKM diharapkan mampu
memanfaatkan sumber daya nasional termasuk pemanfaatan tenaga kerja yang sesuai
dengan kepentingan rakyat dan mencapai pertumbuhan ekonomi yang
maksimum.Rahman 2009 menambahkan UMKM telah menujukan perananya dalam

3
penciptaan kesempatan kerja dan sebagai usaha satu sumber penting bagi
pertumbuhan produk domestic bruto (PDB).Usaha kecil juga memberikan kontribusi
yang tinggi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia di sektor-sektor industri
perdagangan dan tranportasi. Sektor ini mempunyai peranan cukup penting dalam
penghasilan devisa negara melalui usaha pakaian jadi (garment) barang-barang
kerajinan termasuk muebel dan pelayanan bagi turis.
4. Peranan UMKM dibidang sosial Sulistyastuti 2004 berpendapat bahwa UMKM
mampu memberikan manfaat sosial yaitu mereduksi ketimpangan pendapatan,
terutama di negaranegara berkembang. Peranan usaha kecil tidak hanya menyediakan
barang-barang dan jasa bagi konsumen yang berdaya beli rendah tetapi juga bagi
konsumen perkotaan lain yang berdaya beli lebih tinggi. Selain itu usaha kecil juga
menyediakan bahan baku atau jasa bagi konsumen yang berdaya beli rendah tetapi
juga konsumen perkotaan lain yang berdaya beli lebih tinggi. Selain itu usaha kecil
juga menyediakan bahan baku atau jasa bagi usaha menengah dan besar termasuk
pemerintah lokal. Tujuan sosial dari UMKM adalah untuk mencapai tingkat
kesejahteraan minimum yaitu menjamin kebutuhan dasar rakyat. Pasal 1 UU Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah No. 20 Tahun 2008
a. Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha
perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro kecil sebagaimana diatur dalam
undang-undang.
b. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan
oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan
atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha usaha besar
yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana yang dimaksud dalam undang-
undang ini.
c. Usaha menengah adalah usaha produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh
orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau
cabang perusahaan yang di miliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung
maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah
kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam undang-
undang ini.
Berdasarkan kriteria dari masing-masing skala usaha, diatur lebih lanjut dalam dalam
pasal 6 UU UMKM No. 20 tahun 2008. Kriteria usaha mikro adalah sebagai berikut:

4
a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus
juta rupiah)
Kriteria usaha keciladalah sebagai berikut:
a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan usaha.
b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 300.000.000.000,00 (tiga
ratus juta rupiah)
Kriteria usaha menengah adalah sebagai berikut:
a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh miliar
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan.
b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 2.500.000.000,00 (dua miliar
lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.50.000.000.000,00
(lima puluh miliar rupiah).
C. Konsep Bisnis Waralaba
Waralaba (Franchise) berasal dari bahasa Perancis, yaitu franchir yang mempunyai
arti memberi kebebasan kepada para pihak (Salim, 2003). PH. Collin, dalam Law
Dictionary memberikan difinisi franchise sebagai, Lincense to trade using and paying a
royalty for it dan Franchising sebagai act of selling a license to trade as a Franchisee
(Gunawan, 2002). Definisi tersebut menekankan pada pentingnya peran nama dagang
dalam pemberian waralaba dengan imbalan royalti.
Waralaba adalah hak khusus yang dimiliki oleh orang perseorangan atau badan usaha
terhadap sistem bisnis dengan ciri khas usaha dalam rangka memasarkan barang dan/atau
jasa yang telah terbukti berhasil dan dapat dimanfaatkan dan/atau digunakan oleh pihak
lain berdasarkan perjanjian waralaba.
Definisi Waralaba (Franchise) ini ada kesamaan dengan difinisi yang tercantum dalam
kamus Black’s Law Dictionnary, yaitu Lisensi atau izin dari pemilik suatu merek atau
nama dagang kepada pihak lain untuk menjual produk atau jasa di bawah merek atau
nama dagangannya. Dari difinisi menurut aspek bisnis tersebut, dapat diperleh unsurunsur
franchise sebagai berikut:
a. metode produksinya;

5
b. adanya izin dari pemilik, yaitu franchisor kepada franchisee;
c. adanya suatu merek atau nama dagang;
d. untuk menjual produk barang atau jasa;
e. di bawah merek atau dagang dari franchise.
Brayce Webster mengemukakan ada tiga bentuk dari Waralaba (Franchise), yaitu :
a. Product franchising adalah suatu franchise, yang franchisor-nya memberikan lisensi
kepada franchisee untuk menjual barang hasil produksinya. Franchisee berfungsi
sebagai distributor produk franchisor. Sering kali terjadi franchisee diberi hak
eksklusif untuk memasarkan produk tersebut di suatu wilayah tertentu. Misalnya
dealer mobil, stasiun pompa bensin.
b. Manufacturing franchise franchisor memberikan know-how dari suatu proses
produksi. Franchisee memasarkan barang-barang itu dengan standar produksi dan
merek yang sama dengan yang di miliki franchisor. Bentuk franchise semacam ini
banyak digunakan dalam produksi dan distribusi minuman soft drink,seperti Coca
Cola dan Pepsi.
c. Business format franchising adalah suatu bentuk franchise yang franchisee-nya
mengoprasikan suatu kegiatan bisnis dengan memakai nama franchisor. Sebagai
imbalan dari penggunaan nama franchisor, maka franchisee harus mengikuti metode-
metode standar pengoperasian dan berada dibawah pengawaan franchisor dalam hal
bahan-bahan yang digunakan, pilihan tempat usaha, desain tempat usaha, jam
penjualan, persyaratan karyawan, dan lain-lain. Sehingga franchisor memberikan
seluruh konsep bisnis yang meliputi strategi pemasaran, pedoman dan standar
pengoperasian usaha dan bantuan dalam mengoperasikan franchise. Sehingga
franchisee memiliki identitas yang tidak terpisahkan dari franchisor (David, 1995).
Sifat perjanjian Waralaba (Franchise) (agreement franchise) adalah, sebagai berikut :
a. Suatu perjanjian yang dikuatkan oleh hukum (legal agreement)
b. Memberi kemungkinan pewaralaba/franchisor tetap mempunyai hak atas nama
dagang dan atau merek dagang, format/pola usaha, dan hal-hal khusus yang
dikembangkannya untuk suksesnya usaha tersebut.
c. Memberikan kemungkinan pewaralaba/ franchisor mengendalikan sistem usaha yang
dilinsensikannya.
d. Hak, Kewajiban, dan tugas masing-masing pihak dapat diterima
pewaralaba/franchisee.

6
D. Ekonomi Kreatif
Ekonomi kreatif merupakan gelombang ekonomi baru yang lahir pada awal ke-
21.Gelombang ekonomi baru ini mengutamakan intelektual sebagai sebagai kekayaan
yang dapat menciptakan uang, kesempatan kerja, pendapatan, dan kesejahteraan. Usaha
mikro kecil dan menengah (UMKM) berperan penting dalam pengembangan ekonomi
kreatif.
Tercatat saat ini ada 58 juta unit UMKM di Indonesia sampai akhir 2016 ini dengan
kontribusi terhadap PDB nasional sebesar 58%. Bank Indonesia (BI) mencatat potensi
ekonomi kreatif dari usaha mikro kecil dan menengah (UMKM ) terahadap Produk
Domestik Bruto mencapai Rp850 triliun pertahunya dan mampu menciptakan 15 juta
tenaga kerja.
Kreativitas adalah berpikir sesuatu sesuatu yang baru, sedangkan keinovasian adalah
melakukan sesuatuyang baru, teknik baru, cara operasional baru. Hakikat kreativitas
adalah menciptakan sesuatu dari yang tidak ada atau memperbaharui kembali sesuatu dari
yang telah ada atau memperbaharui kembali sesuatu yang telah ada. Dengan kreativitas
dikembangkan menjadi inovasi.Ketika inovasi dilakukan disemua ragam fungsi bisnis,
maka itulah enterepreneurship.Kreativitas adalah pembentuk inovasi dan inovasi adalah
pemebentuk enterepreneurship.
Jenis-jenis ekonomi kreatif
1. Periklanan (advertising) Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan jasa periklanan yakni
komunikasi satu arah dengan menggunakan medium tertentu. Meliputi proses kreasi,
operasi, dan distribusi dari periklanan, media periklanan luar ruang, produksi material
periklanan, promosi dan kampanye relasi publik. Selain itu tampilan periklanan
dimedia cetak (surata kabar dan majalah) dan elektronok (telivisi dan radio)
pemasangan berbagai poster dan gambar, penyebaran selebaran, pamphlet, edaran,
brouser dan media reklame sejenis lainya, distribusi dan delivery advertising materials
or samples, serta penyewaan kolom untuk iklan.
2. Arsitektur Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan desain bangunan secara
menyeluruh baik dari level makro (town planning, urban design, landscape
architecture) sampai level makro (detail kontruksi).
3. Pasar barang seni Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan perdagangan barang-barang
asli unik dan langkah serta memiliki nilai estetika seni dan sejarah yang tinggi melalui
lelang, galeri, toko, pasar swalayan dan internet, meliputi barang-barang music,
percetakan, kerajinan, automobile dan film.

7
4. Kerajinan (craft) Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi produksi dan
distribusi produk yang dibuat atau dihasilkan oleh tenaga pengrajin yang berawal dari
desain awal sampai proses penyelesaian produknya. Antara lain meliputi barang
kerajinan yang berbuat dari batu berharga, serta alam maupun buatan, kulit, rotan,
bambu, kayu, logam (emas, perak, tembaga, perunggu dan besi), kaca porselen, kain,
marmer, tanah liat, dan kapur.
5. Desain Kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain grafis, desain interior,
desain produk, desain industri, konsutaltasi indentitas perusahaan dan jasa riset
pemasaran serta produksi kemasan dan jasa pengepakan.
6. Fashion Kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain pakaian, desain alas kaki,
dan desain aksesoris mode lainya, produksi pakaian mode dan aksesorisnya.
7. Video, film, dan fotograf Kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi produksi video,
film, dan jasa forografer, serta distribusi rekaman video dan film.Termasuk
didalamnya penulisan skrip, dubbing film, sinemotografi, sinetron, dan eksibisi, atau
festival film.
8. Permainan interaktif (game) Kegitan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi,
dan distribusi permainan computer dan video yang bersifat hiburan, ketangkasan, dan
edukasi. Sub-sektor permainan interaktif bukan didominasi sebagai hiburan semata-
mata tetapi juga sebagai alat bantu pembelajaran atau edukasi.
9. Musik Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi atau komposisi, pertunjukan,
reproduksi, dan distribusi, dari rekaman suara.
10. Seni pertujukkan (showbiz) Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha
pengembangan konten, produksi pertujukkan.
11. Penerbitan dan percetakan Kegiatan kreatif yang terkait dengan penulisan konten dan
penerbitan buku, jurnal, Koran, majalah, tabloid, dan konten digital serta kegiatan
kantor berita dan pencari berita. Subsektor ini juga mencakup penerbitan perangko,
materai, uang kertas, blanko cek, giro, surat andil, obligasi, saham, dan surat berharga
lainya, paspor, tiket pesawat terbang dan terbitan khusus lainya. Juga mencakup
penerbitan foto-foto grafir (engraving) dan kartu pos, formulir, poster, reproduksi,
percetakan lukisan, dan barang cetakan lainya, termasuk rekaman mikro film.
12. Layanan komputer dan piranti lunak (software) Kegunaan kreatif yang terkait dengan
pengembangan teknologi informasi, termasuk layanan jasa komputer, pengolahan
data, pengembangan data base, pengembangan piranti lunak, integrasi sistem, desain

8
dan analisis sistem, desain arsitektur piranti lunak, desain prasarana piranti lunak dan
piranti kertas, serta desain portal termasuk perwatanya.
13. Televise dan radio (broadcasting) Kegiatan kreatif yang terkait dengan usaha kreasi,
produksi, dan pengemasan acara televisi (games, kuis, reality show, infotoiment dan
lainya) penyiaran dan transmisi konten acara televisi dan radio, termasuk kegiatan
station relay (pemancar) siaran radio dan televisi.
14. Risetdan pengembangan (R&D) Kegiatan kreatif terkait dengan usaha inovatif yang
menawarkan penemuan ilmu dan teknologi serta mengambil manfaat terapan dari
ilmu dan teknologi tersebut guna perbaikan produk dan kreasi produk baru, proses
baru, material baru, alat baru, metode baru dan teknologi baru yang dapat memenuh
kebutuhan pasar.

9
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. PERSIAPAN PENELITIAN
Langkah awal dari penelitian ini adalah megumpulkan dan mempelajari sejumlah
literature baik dari buku, jurnal maupun artikel yang berkaitan dengan topik penelitian
yang berkaitan dengan konsep kewirausahaan di skala UKM . Sebelum peneliti
melakukan penelitian maka terlebih dahulu mempersiapkan instrumen yang digunakan
yaitu, alat perekam, pedoman wawancara, dan instrumen lainnya untuk menunjang
kelancaran kalannya penelitian. Kemudian peneliti mencari subjek yang berkenan untuk
diteliti.
B. PELAKSANAAN PENELITIAN
Peneliti menjalin komunikasi yang baik guna memperlancar proses penelitian.
Kemudian peneliti diizinkan melakukan wawancara dengan pemiliknya.
Penelitian berlangsung pada :
Tempat : Martabak Mini Medan (MAMIME), Jl.Perjuangan No.94, Sei Kera
Hilir I, Kota Medan
Tanggal : 9 November 2019
Pukul : 15.00 WIB
Sebelum wawancara, peneliti membuat janji untuk mengadakan wawancara dengan
Pemilik usahanya.
C. HASIL WAWANCARA
Hasil wawancara yang diperoleh dari narasumber yang bersangkutan agar
memperoleh data yang nyata.Sehingga peneliti mendapatkan data seperti ini.
Biodata narasumber
Nama Pengusaha : Venny
Jenis Usaha : Makanan cepat saji
A : Awalnya bagaimna inspirasi memulai usaha ini ?
B : Awalnya karena memang sangat menyukai dari martabak ini sendiri, dan inspirasinya
itu awalnya bentuk martabak itu sendiri lebih besar. jadi dikreasikan bagaimana cara
agar bisa makan martabak itu tapi tidak membuat gemuk. Awlnya itu kami membuat
ukuran yang sedang dengan ukuran 8 cm, lalu setelah itu baru dibuat ukuran yang
lebih kecil lagi dan dengan varian berbagai rasa.
A : Sudah berapa lama usaha ini berjalan ?
B : Usaha ini awal dibuka akhir tahun 2014 dan sekarang sudah berjalan 5 tahun
10
A : Apakah selama berjalan usaha ini ada kendala ?
B : Tentu saja ada, kendalanya itu tempat usaha yang belum termasuk strategis. Maka
dari itu untuk mengatrasinya kami melakukan promosi ke berbgai tempat dengan ikut
serta dalam setiap event dan bazar pada tingkat kota medan.
A : Bagaimana respon Pelanggan selama ini ?
B : Selama ini responnya sangat baik, karena sebenarnya martabak sudah menjadi
makanan yang di sukai oleh masyarakat makanya dari itu dengan dikreasikan lagi
akan mampu menarik pelanggan dengan lebih baik lagi.
A : Apa sih target pasar yang ingin di tuju dengan tingkat seperti apa ?
B : Pada awalnya masih ingin berjualan pada tingkat kota dulu. Namun, setelah
berkembang barulah secara perlahan – lahan akan dikembangkan ke cangkupan yang
lebih luas lagi.
A : Awal modal saat usaha ?
B : Saat awal mula berdiri masih home industry, dan untuk kisarannya dibawah 7 juta
sudah bisa memulai untuk berusaha franchise ini.
A : Bagaimana omset anda selama menjalankan usaha ini ?
B : Untuk selama ini cukup bagus dan karena memang margin usaha ini cukup besar
maka dari itu dengan terbantunya berpartner dengan pihak ojek online cukup
membantu menaikkan omset saat ini.
A : Berapa porsi matabak mini yang dapat di produksi dalam sehaari ?
B : Bisa sampai 200 pcs pada satu hari
A : Sudah berapa mitra/ cabang yang dibuka saat ini ?
B : Untuk saat ini sudah 8 mitra atau cabang yang dibuka selama ini. Lebih tepatnya 6
lokasi di medan dan 2 lokasi di luar daerah medan.
A : Bagaimana strategi anda dalam melakukan usaha kuliner ini ?
B : Saat ini kami tetap untuk melakukan strategi dengan melakukan variasi baru dan akan
terus mengeluarkan inovasi yang baru agar konsumen tidak bosan dengan menu yang
sudah ada. Dan pada saat ini dalam selama berpartner dengan ojek online kami
melakukan promosi di aplikasi mereka. Dan pada saat memulai usaha kami dibantu
oleh seorang selebgram untuk melakukan periklanan secara online.
A : Dalam pengurusan izin, apakah selama ini ada kendala ?

11
B : Dalam hal ini, kami sudah ada channelnya masing – masing jadi sudah tidak ada
masalah lagi dalam melakukan perizinan. Bahkan saat ini sudah terpilih sebagai
ekonomi kreatif dari menteri pariwisata.
A : Bagaimana cara anda menanggapi adanya pesaing yang saat ini ?
B : Untuk awalnya harus tatap exist terhadap konsumen, lalu tetap menjaga kualitas
makanan dengan baik, terus mengikuti perkembangan teknologi untuk dimanfaatkan.

12
BAB IV
PEMBAHASAN
A. PEMBAHASAN

Setelah dilakukannya wawancara dengan pemilik usaha martabak mini medan,


bahwasannya usaha ini sudah dimulai dari tahun 2014 dengan awal usaha rumah tangga,
dan dengan modal yang bisa dibilang tidak terlalu besar sehingga saat ini dapat
berkembang sampai memiliki cabang dimana – mana. Hal ini dilakukan dengan usaha
keras sang pemilik untuk mengembangkan usahanya dengan strategi menginovasi varian
baru dalam menu makanannya dan mempromosikannya dengan sangat baik dan
melibatkan setiap kalangan dan juga event – event yang diselenggarakan oleh pihak –
pihak tertentu yang mampu mendongkrak kepopuleran makanan yang disajikan oleh
usaha makanan martabak mini medan ini. Dalam menanggapi setiap permasalahan yang
ada pemiliki dari usaha martabak mini medan ini memiliki trik jitu agar konsumen tetap
mempercayai produk yang dijualnya yaitu dengan tetap menjaga kualitas dari setiap
makanan yang disajikan ke konsumen dan juga memeberikan pelayanan terbaiknya.
Pada saat ini martabak mini medan membuka peluang bisnis ini bagi seluruh
masyarakat yang ingin menjalankan bisnis makanan ini hanya dengan modal yang
terbilang kecil sudah dapat memulai usaha ini dengan konsep bisnis waralaba atau
kemitraan yang tentu saja ada persetujuan diawal memulai usaha ini. Konsep waralaba
yang dipakai oleh pihak martabak mini medan (MAMIME) adalah Business format
franchising yaitu dengan memeberikan segala pengetahuan dan pelatihan dalam hal
penyajian dan juga konsep penjualan yang dimiliki oleh pihak pemberi waralaba kepada
pihak yang inging memulai usaha tersebut. Jadi usaha martabak mini medan cukup
berperan besar dalam mendongkrak perekonomian masyarakat tanpa perlu takut untuk
tidak mengetahui bagaimana konsep berbisnis dengan baik.
Saat ini usahanya mendapatkan predikat dari kementrian pariwisata medan sebagai
ekonomi kreatif, hal ini tentu saja bersasarkan penilaian dari pihak martabak mini medan
yang mampu menginovasi suatu hal yang baru pada konsep makanan yang ada dengan
suatu inovasi yang baru dan unik sehingga dapat diterima oleh masyarakat dengan baik.

13
Hal ini tidak lepas pula dari kerja keras, ketekunan dan konsistenisasi dari pemilik usaha
ini dalam menjalankan konsep usaha ini sejak awal.

BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwasannya :

1. Dalam konsep berbisnis ketekunan, kerja keras dan konsistenitas mampu


menghasilkan hasil yang baik dalam menjalankan suatu usaha.

2. Untuk memulai usaha tidak perlu modal yang banyak. Namun, dapat dengan modal
yang sedikit dan sederhana dengan softskill yang baik mampu menghasilkan suatu
usaha yang baik.

3. Konsep waralaba dan kemitraan dapat dijadikan suatu batu loncatan untuk
mengembangkan usaha kita dengan mudah dan tepat.

14
DAFTAR PUSTAKA

Ridhwan Khaerandy, ”Aspek Aspek Hukum Franchise dan Keberadaannya Dalam Hukum
Indonesia”, Majalah Anisa. Yogjakarta : UII, Yogjakarta, 1992.
Slamet. Sri Redjeki, “Waralaba di Indonesia”, Lex Jurnalica. Jakarta Pusat. 2011.
Rahayu, Suci.”Prakarya dan kewrausahaan”. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
Jakarta, 2014

15
LAMPIRAN

16

Anda mungkin juga menyukai