Anda di halaman 1dari 12

CRITICAL JURNAL REVIEW STATISTIKA

“Technostress Diantara Guru: Konfirmasi Stres dan Antesedennya”

“Perpotongan Nilai Hedonis dan Utilitarian Pada Pengecer Media Sosial


Terintegrasi”

Dosen Pengampu:

ULFA NURHAYANI, SE, M.Si


GAFFAR HAFIZ SAGALA.S.Pd,M.Si

Disusun oleh:

KRISTINA SIHOMBING

7191142010

PRODI PENDIDIKAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

TA. 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi
rahmatnya kepada kita sehingga kita beroleh kesehatan dan nafas kehidupan yang bersumber dari
padanya.

Terimakasih saya ucapkan kepada Bapak Gaffar Hafiz Sagala,SE,M.Si.dan ibu Ulfa
Nurhayani, SE, M.Si selaku dosen mata kuliah saya serta semua pihak yang tidak dapat saya
sebut satu persatu yang telah membantu saya dalam pembuatan review ini.

Harapan saya setelah membuat review ini adalah semoga review jurnal ini dapat
dimanfaatkan seperlunya terkait dengan Statistika inferensial dan multivaruate. Saya minta maaf
jika didalam review jurnal yang saya buat ini masih terdapat kekurangan nya. Untuk itu saya
mohon maaf dan semoga Bapak yang membacanya dapat memberi saran terhadap review ini.
Akhir kata saya ucapkan terimakasih.

Medan, 03 Desember 2020

Kristina Sihombing
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi pentingnya CJR

Sering kali kita bingung memilih jurnal referensi untuk kita baca dan pahami. Terkadang kita
memilih satu jurnal, namun kurang memuaskan hati kita. Misalnya dari segi bahasa, pembahasan
tentang kurikulum itu kurang menarik perhatian pembaca.

Oleh karena itu, penulis membuat Critical jurnal Review ini untuk mempermudah pembaca
dalam memilih buku referensi dan lebih mempermudah dalam memahami buku terkhusus pada
kurikulum. Penulisan karya ilmiah memiliki peranan dan kedudukan yang sangat penting dan
merupakan bagian dari tuntutan formal akademik.

B. Tujuan Penulisan CJR


Tujuan penulisan CJR penyelesaian tugas Mata Kuliah Strategi Pembelajaran, untuk
menambah pengalaman, pengetahuan dan wawasan ilmu dan juga untuk meningkatkan
pemahaman, pengetahuan dalam hal mengkritik Journal serta untuk menguatkan kemampuan
dan skill dalam mengkritisi suatu Journal untuk dijadikan bahan CJR.

C. Manfaat CJR
Tujuan dan manfaat yang ingin dicapai penyusun dalam penulisan Critical Jurnal
review ini adalah untuk mengajak pembaca lebih memahami secara mendalam mengenai
kedua jurnal tersebut.
BAB II

PEMBAHASAN ISI JURNAL

REVIEW JURNAL 1

1. Judul Technostress Diantara Guru: Konfirmasi Stres


dan Antesedennya.
2. Jurnal Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Pembangunan
3 Download https://scholar.google.co.id/
4 Volume dan Halaman Vol. 9, No. 2, Hal 134-148
5 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki
kecemasan komputer, sebagai keyakinan, yang
dianggap sebagai anteseden penting dari stres pada
penggunaan TI dalam kegiatan mengajar.
6. Metodologi Penelitian ini mengumpulkan data dengan metode
survey
7. Perumusan Hipotesis 1. H1 CA berdampak negatif pada PU dan
persepsi kemudahan penggunaan.
2. H2 PU dan kemudahan penggunaan
berdampak negatif pada WO.
3. H3 CA berdampak positif pada JI
4. H4 WO berdampak positif pada TS.
5. H5 JI berdampak positif pada TS.

8. Alat Analisis Data Alat analisis data ini menggunakan SEM-PLS


dalam memeriksa model pengukuran dan struktura
karena Pemodelan PLS masih dianggap sebagai alat
yang mudah dan kuat untuk menilai model
penelitian yang kompleks dengan ukuran sampel
yang kecil tidak sesuai dengan berbasis kovarian.
9. Interpretasi Data Tabel 5 menggambarkan koefisien jalur, kesalahan
standar dan nilai-t. Bootstrap dengan 152 sampel
digunakan untuk menghitung nilai-t koefisien jalur
tersebut. Seperti yang dapat dilihat pada Tabel 5,
lima hubungan hipotesis dari model penelitian
signifikan pada t> 1,96. Secara statistik didapatkan
hasil bahwa CA (H1) berpengaruh negatif
signifikan
terhadap PU dan persepsi kemudahan penggunaan,
sedangkan PU dan persepsi kemudahan penggunaan
ditemukan memiliki pengaruh negatif dan
signifikan terhadap WO (H2). Lebih lanjut, CA
ternyata berdampak positif terhadap JI (H3).
Akhirnya, baik WO (H4) maupun JI (H5) memiliki
pengaruh yang signifikan dan positif terhadap TS.

Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa guru


dengan CA tinggi dapat menurunkan PU dan
persepsi kemudahan penggunaan TI. Lebih jauh,
kondisi ini akan merangsang persepsi WO dan JI.
Akhirnya, WO dan JI, pada gilirannya, merangsang
pengalaman TS di antara para guru.
10 Kesimpulan CA ditemukan sebagai penyebab stres yang
menghasilkan pengalaman TS di antara guru.
Fenomena ini dapat dijelaskan dengan bagaimana
CA mengurangi persepsi penerimaan teknologi di
kalangan guru (kegunaan dan kemudahan
penggunaan), seperti model yang dibangun oleh
Davis (1989) dan Davis et al. (1989) dalam
kerangka TAM. Jika dilihat dari sudut pandang
TRA, Ajzen (1991) menggambarkannya sebagai
kontrol perilaku
yang dirasakan, yang bergantung pada kognitif
individu.
Studi ini menyimpulkan bahwa kognitif individu,
yang ditampilkan sebagai CA, melemahkan
penerimaan teknologi meskipun pada TI yang sudah
mapan. Kemudian penolakan tersebut akan
menstimulasi stress dan pada akhirnya
menimbulkan pengalaman TS. TIK yang
seharusnya memfasilitasi pekerjaan justru
melahirkan WO dan JI pada persepsi guru.

REVIEW JURNAL 2

1. Judul Perpotongan Nilai Hedonis dan Utilitarian Pada


Pengecer Media Sosial Terintegrasi
2. Jurnal Jurnal Sistem Informasi Bisnis
3 Download https://scholar.google.co.id/
4 Volume dan Halaman Vol:-, Hal: 1-26
5 Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian ini adalah untuk menyelidiki
keberhasilan e-commerce menggunakan model baru
yang mengintegrasikan nilai-nilai hedonis dan
utilitarian
6. Metodologi Penelitian ini mengumpulkan data dengan metode
survey
7. Perumusan Hipotesis 1. H1 Respon emosional berpengaruh positif
terhadap aliran pengalaman.
2. H2 Respon emosional berpengaruh positif
terhadap kepuasan.
3. H3 Respon imajinal memiliki efek positif
pada pengalaman aliran.
4. H4 Pengalaman aliran berpengaruh positif
terhadap kepuasan pengguna.
5. H5 Kualitas informasi berpengaruh positif
terhadap nilai yang dirasakan.
6. H6 Kualitas sistem berpengaruh positif
terhadap nilai yang dirasakan.
7. H7 Kualitas pelayanan berpengaruh positif
terhadap nilai yang dipersepsikan.
8. H8 Nilai yang dipersepsikan berpengaruh
positif terhadap kepuasan pengguna.
9. H9 Persepsi nilai berpengaruh positif
terhadap niat membeli kembali. Kepuasan
pengguna
10. H10 berpengaruh positif terhadap niat
membeli kembali mereka.

8. Alat Analisis Data Survei dilakukan dengan kuesioner elektronik di


media sosial terpopuler di Indonesia (yaitu
Facebook, Twitter, Instagram dan Kaskus).

Penelitian ini menggunakan model persamaan


struktural (SEM) untuk menguji semua hipotesis.
Kami menggunakan SEM karena ini adalah analisis
yang relatif dinamis dan canggih. Peneiti
menggunakan teknik estimasi kemungkinan
maksimum (MLE) karena pendekatannya yang
fleksibel untuk estimasi parameter mengenai model
kesesuaian terbaik. Peneliti menggunakan LISREL
8.8 untuk menganalisis data karena ini adalah
program yang fleksibel terutama dalam metode
eksperimen dan kuasi eksperimental.
9. Interpretasi Data Tabel 4 menunjukkan bahwa pengaruh respon
emosional terhadap flow experience memiliki
koefisien 0,76 dan nilai t sebesar 9,29 yang
signifikan secara statistik. Hasil tersebut
mendukung Hipotesis H1. Oleh karena itu,
penelitian ini menyimpulkan bahwa respons
emosional meningkatkan pencapaian pengguna
terhadap pengalaman arus berbelanja elektronik
melalui media sosial.

Di sisi lain, penelitian ini menemukan bahwa


pengaruh tanggapan emosional terhadap kepuasan
pengguna memiliki koefisien 0,003 dengan nilai t-
hitung 0,03. signifikan secara statistik. Dengan
demikian, hasil tersebut tidak mendukung
Hipotesis H2. Artinya semakin tinggi respon
emosional pengguna tidak meningkatkan
kepuasannya.
Respon imajinal tidak menunjukkan pengaruh yang
signifikan terhadap pengalaman aliran dengan nilai
koefisien 0,07 dan nilai t 1,02. Namun hasil
tersebut tidak mendukung Hipotesis H3.

Respon imajinal tersebut tak membuat pengguna


enggan berbelanja di media sosial elektronik.
Pengalaman arus pengguna mempengaruhi
kepuasan mereka secara signifikan, dengan nilai
koefisien 0,45 dan nilai t 5,78 yang signifikan
secara statistik. Oleh karena itu, penelitian ini
mendukung Hipotesis H4. Artinya semakin tinggi
pengalaman arus pengguna
dapat meningkatkan belanja mereka di media sosial
online. Ini juga berarti meningkatkan kepuasan
mereka.

Kualitas informasi berpengaruh signifikan terhadap


nilai yang dirasakan. Hubungan antara kualitas
informasi dan nilai yang dirasakan memiliki nilai
koefisien 1,04 dan nilai t 9,19 yang signifikan
secara
statistik. Oleh karena itu mendukung Hipotesis
H5.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas


informasi memiliki peran penting dalam
pembentukan nilai yang dirasakan pengguna.
Kualitas sistem mempengaruhi nilai persepsi
pengguna dengan nilai koefisien 0,73 dan nilai t
5,18. Pengaruh ini signifikan secara statistik.
Artinya penelitian ini mendukung Hipotesis H6.
Oleh karena itu, kualitas sistem mempengaruhi nilai
yang
dirasakan pengguna ketika berbelanja di media
sosial secara online.

Hubungan antara kualitas layanan dan nilai yang


dipersepsikan memiliki koefisien - 0.87 dengan
nilai t –6.14. Nilai statistik ini bertanda terbalik.
Artinya hubungan ini tidak signifikan secara
statistik. Oleh karena itu, hasil ini tidak
mendukung Hipotesis H7.

Studi ini menyimpulkan bahwa kualitas layanan


tidak mempengaruhi nilai yang dirasakan pengguna.
Nilai persepsi pengguna mempengaruhi
kepuasannya menunjukkan nilai yang signifikan
dengan koefisien 0,75 dan t-statistik 9,62.
Signifikan secara statistik kemudian mendukung
Hipotesis H8. Hasil ini menunjukkan bahwa nilai
persepsi pengguna yang lebih tinggi meningkatkan
kepuasan mereka.

Hubungan antara nilai yang dirasakan dan niat


membeli kembali memiliki koefisien -0.31 dengan
nilai-t -3.47 yang tidak signifikan secara statistik.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa hasil tersebut
tidak mendukung Hipotesis H9. Sedangkan
kepuasan pengguna berpengaruh positif dan
signifikan terhadap niat beli kembali. Penelitian ini
tidak mendukung Hipotesis H9. Artinya, kepuasan
pengguna menjadi faktor mediasi penting untuk
meningkatkan niat pembelian kembali pengguna.

Terakhir, hasil statistik menunjukkan koefisiennya


1,06 dengan nilai t 8,82 yang secara statistik
signifikan. Oleh karena itu, penelitian ini
mendukung Hipotesis H10. Artinya, semakin
tinggi kepuasan pengguna akan semakin
meningkatkan niatnya untuk melakukan pembelian
kembali di media sosial belanja online.
10 Kesimpulan Nilai hedonis tersebut tidak sepenuhnya
mempengaruhi pengalaman arus pengguna secara
positif dalam berbelanja elektronik melalui media
sosial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa respon
emosional pengguna berpengaruh positif terhadap
flow experience pengguna. Namun respon
emosional pengguna tidak mempengaruhi kepuasan
pengguna. Sementara itu, respon imajinal pengguna
mempengaruhi pengalaman mengalir mereka secara
positif. Pengalaman arus pengguna mempengaruhi
kepuasan mereka secara positif dalam berbelanja
elektronik melalui media sosial. Di sisi lain, nilai
utilitarian tidak mempengaruhi persepsi nilai
pengguna secara positif dalam berbelanja elektronik
melalui media sosial. Hasilnya menunjukkan bahwa
informasi dan kualitas sistem mengaitkan nilai-nilai
yang dirasakan pengguna. Namun, kualitas layanan
mempengaruhi nilai-nilai yang dirasakan pengguna
secara negatif. Nilai yang dirasakan pengguna
mempengaruhi kepuasan mereka secara positif
dalam berbelanja elektronik melalui media sosial.
Kepuasan pengguna berdampak positif pada niat
mereka untuk membeli kembali. Oleh karena itu,
penelitian ini menyarankan bahwa integrasi nilai
hedonis dan utilitarian akan memaksimalkan adopsi
pengguna dalam menggunakan perdagangan
elektronik. Lebih lanjut, penelitian ini
mengimplikasikan bahwa perdagangan elektronik
harus dapat memenuhi kebutuhan pengguna baik
dari paradigma nilai hedonis maupun nilai-nilai
utilitarian.

Anda mungkin juga menyukai