Anda di halaman 1dari 16

CRITICAL BOOK REVIEW

“PEMUKIMAN KUMUH”
Dosen Pengampuh : Dr. MUHAMMAD FITRI RAHMADANA, M.Si

DISUSUN OLEH:

Nama : Bella Lorenza Simanjuntak

Kelas / Prodi : Ilmu Ekonomi- A

Mata Kuliah : Ekonomi Regional

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan karunianya. Salah satu karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun
Critical Book Review tentang “Pemukiman Kumuh” mata kuliah “Ekonomi
Regional” dengan dosen pengampu Bapak “Dr. MUHAMMAD FITRI
RAHMADANA, M.Si” tepat pada waktu dan kesempatan yang telah diberikan.

Critical Book ini membahas tentang bagaimana penulis akan mengkritik isi
buku baik dari sisi kelebihan maupun kekurangan buku. Penulis menyadari banyak
kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan Critical Book Review ini, untuk itu
dalam penyempurnaan Book Review ini, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun dari pembaca. Akhir kata penulis ucapkan terimakasih.

Medan,18 Mei 2020

Bella Lorenza Simanjuntak


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................. i

DAFTAR ISI................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1

1.1. Latar Belakang...................................................................................... 1


1.2. Rumusan Masalah................................................................................. 2
1.3. Tujuan Penulisan................................................................................... 2

BAB II IDENTITAS BUKU........................................................................ 3

2.1. Identitas buku........................................................................................ 3

BAB III RINGKASAN BUKU.................................................................... 4

3.1. Ringkasan buku Bab II.......................................................................... 4

BAB III PEMBAHASAN............................................................................ 9

3.1 Kelebihan dan Kekurangan Buku.......................................................... 9

BAB IV PENUTUP..................................................................................... 10

4.1 Kesimpulan............................................................................................ 10

4.2 Saran...................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 11
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Permukiman adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari
satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta
mempunyai penunjang kegiatan lain di kawasan perkotaan atau pedesaan
(Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman). Tempat tinggal merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia
untuk melindungi diri dari berbagai ancaman dan membentuk satu kesatuan
permukiman. Wilayah permukiman maupun non permukiman mengalami
perkembangan yang berakibat pada perubahan karakteristik wilayah sebagai
akibat dari adanya aktivitas manusia. Kajian permukiman merupakan bagian
penting dari geografi karena melalui perkembangan permukiman dapat diketahui
proses adaptasi manusia terhadap lingkungan hidupnya. Secara garis besar
ekspresi geografis dari pada permukiman dapat dikategorisasikan menjadi dua
jenis yaitu permukiman pedesaan dan permukiman perkotaan (Yunus, 2007).
Kota merupakan wilayah akumulasi penduduk yang membentuk sistem jaringan
kehidupan manusia dengan strata sosial ekonomi yang heterogen. Kegiatan
utama pada lingkungan kota adalah distribusi barang dan jasa, pemerintahan,
pelayanan sosial, kegiatan ekonomi, dan kawasan permukiman. Daerah kota
merupakan daerah konsentrasi penduduk yang mengakibatkan permasalahan
serius di lingkungan perkotaan. Salah satu permasalahan utama wilayah kota
adalah perkembangan permukiman. Perkembangan permukiman semakin
meningkat sesuai dengan pertumbuhan penduduk yang berkembang dengan
cepat sedangkan luas lahan permukiman relatif tetap. Semakin besar kebutuhan
ruang sebagai tempat tin ggal dan sarana prasarana pendukungnya maka akan
berpengaruh pada kualitas permukiman pada wilayah tersebut.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui isi dari buku yang dapat dijadikan sebagai bahan untuk
mengumpulkan informasi
2. Sebagai bahan pengumpulan data unuk dianalisis dan mencari kelebihan dan
kelemahan buku yang dikritisi.
3. Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi mahasiswa yang mampu
berpikir dan mengembangkan potensi dirinya.

1.3 Manfaat
1. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan isi buku.
2. Untuk membantu mahasiswa dalam mengkritik isi buku.
3. Membantu mahasiswa berpikir kritis, menalar, dan menganalisis isi buku.
BAB II

RINGKASAN BUKU

2.1 IDENTITAS BUKU

 Judul buku :“SLUM” kajian pemukiman kumuh dalam perspektif


spasial
 Pengarang : Dr. Mohammad Gamal Rindarjono, M.Si
 Penerbit : Media Perkasa
 Tahun terbit : 2013
 Kota terbit : Yogyakarta
 Tebal buku : 299 halaman
 ISBN : 978-602-8580-37-3
 Ukuran buku : 14×21 cm
BAB III
RINGKASAN BUKU

BAB 2 Pemukiman Kumuh


3.1. Hakikat Permukiman dan Pemukiman
Penyamaan persepsi mengenai hakekat perumahan dan permukiman
masih menjadi tantangan yang mendasar, mengingat bahwa berbagai
persoalan penyelenggaraan perumahan dan permukiman sesungguhnya
muncul dari adanya perbedaan sudut pandang para pelaku pembangunan
tentang hakekat dan makna perumahan dan permukiman itu sendiri.
Kebijakan dan strategi nasional penyelenggaraan perumahan dan
permukiman sangat bertumpu pada falsafah dan hakekat perumahan dan
permukiman itu sendiri, yang antara lain adalah sebagai berikut:
a) Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia disamping
pangan, sandang, pendidikan dan kesehatan. Selain berfungsi sebagai
pelindung terhadap gangguan alam/cuaca dan makhluk lainnya,
rumah juga memiliki peran sosial budaya sebagai pusat pendidikan
keluarga, persemaian budaya dan nilai kehidupan, penyiapan generasi
muda, dan sebagai manifestasi jati diri.
b) Pembangunan perumahan diyakini juga mampu mendorong lebih dari
seratus macam kegiatan industri yang berkaitan dengan bidang
perumahan dan permukiman, sehingga penyelenggaraan perumahan
dan permukiman sangat berpotensi didalam menggerakkan roda
ekonomi dan upaya penciptaan lapangan kerja produktif.
c) Bagi banyak masyarakat Indonesia terutama golongan menengah ke
bawah, rumah juga dapat merupakan barang modal (capital goods),
karena dengan asset rumah ini mereka dapat melakukan kegiatan
ekonomi di dalam mendukung kehidupan dan penghidupannya.
Karenanya, permasalahan perumahan dan permukiman tidak dapat
dipandang sebagai permasalahan fungsional dan fisik semata, tetapi
lebih kompleks lagi  sebagai permasalahan yang berkaitan dengan
dimensi kehidupan bermasyarakat yang meliputi aspek sosial,
ekonomi, budaya, teknologi, ekologi maupun politik.Kesadaran akan
adanya keragaman tersebut penting, karena hal tersebut dapat
melahirkan alternatif-alternatif strategi penyelenggaraan di bidang
perumahan dan permukiman untuk menuju visi yang diinginkan.

3.2. Hakikat Permukiman Kumuh


Undang - Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman, Permukiman Kumuh adalah permukiman yang tidak layak huni
karena ketidakteraturan bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang tinggi,
dan kualitas bangunan serta sarana dan prasarana yang tidak memenuhi
syarat. Berikut Hakikat Permukiman Kumuh yaitu:
a) Permukiman tersebut dihuni oleh penduduk yang padat dan berjubel
karena adanya pertumbuhan penduduk alamiah maupun migrasi yang
tinggi dari pedesaan.
b) Perkampungan tersebut dihuni oleh warga yang berpenghasilan
rendah atau berproduksi subsistem yang hidup di bawah garis
kemiskinan.
c) Perumahan di permukaan tersebut berkualitas rendah atau masuk
dalam kategori kondisi rumah darurat (substandart housing
conditions), yaitu bangunan rumah yang terbuat dari bahan-bahan
tradisional, seperti bambu, kayu, alang-alang, dan bahan sepat hancur
lainnya.
d) Kondisi kesehatan dan sanitasi yang rendah, perkampungan miskin
memang selalu ditandai oleh persebaran penyakit menular dan
lingkungan fisik yang jorok.
e) Langkanya pelayanan kota (urban service) seperti air minum, fasilitas
MCK, listrik, sistem pembuangan kotoran dan sampah, dan
perlindungan kebakaran.
f) Pertumbuhannya tidak terencana sehingga penampilan fisiknya tidak
teratur dan terurus dalam hal bangunan, halaman, dan jalan-jalan,
sempitnya ruang antar bangunan, terbuka sama sekali.
g) Penghuni permukiman miskin ini mempunyai gaya hidup pedesaan
karena sebagian besar penghuninya merupakan migran dari pedesaan
yang masih mempertahankan pola kehidupan tradisional, seperti
hubungan-hubungan yang bersifat pribadi dan gotong royong.
h) Munculnya perilaku menyimpang seperti pencurian, pelacuran,
kenakalan, perjudian dan kebiasaan minum-minuman keras sebagai
ciri lainnya perkampungan miskin tersebut. Tetapi karena
permukiman lapisan masyarakat lainnya juga terjadi pola-pola
perilaku menyimpang tersebut, maka kurang tepat kiranya bila hal itu
dijadikan sebagai ciri khas permukiman miskin.

3.3. Penyebab Perkembangan Permukiman Kumuh


Beberapa dimensi permukiman kumuh yang menjadi penyebab tumbuhnya
permukiman adalah sebagai berikut:
 Faktor Urbanisasi dan Migrasi Penduduk.
 Faktor Lahan di Perkotaan.
 Faktor Prasarana dan Sarana Dasar.
 Faktor Sosial Ekonomi.
 Faktor Sosial Budaya.
 Faktor Tata Ruang.
 Faktor Aksesibilitas.
 Faktor Pendidikan.

3.4. Proses Perkembangan Permukiman Kumuh


Berdasarkan proses yang terjadi, permukiman kumuh dapat dibedakan dalam
dua tipe, yaitu instantaneous atau invasion,dan infiltration. Proses yang
pertama berjalan dalam waktu yang singkat dan dalam jumlah yang besar,
sedangkan pada proses yang kedua berlangsung secara lambat namun
berlangsung secara terus menerus. Pada umumnya proses permukiman
kumuh berlangsung secara infiltration, yang selanjutnya dapat di bedakan lagi
menjadi dua tipe yaitu karena proses penuaan (ageing process) dan karena
proses pemadatan (densifi cation process)
3.5. Dampak Perkembangan Permukiman Kumuh
berdasarkan hal sebagai berikut buku ini dampak dari perkembangan
permukiman kumuh adalah :
1) Fasilitas umum yang kondisinya dari tahun ke tahun semakin
berkurang atau bahkan sudah tidak memadai lagi.
2) Sanitasi lingkungan yang semakin menurun, hal ini dicerminkan
dengan tingginya wabah penyakit serta tingginya frekwensi wabah
penyakit yang terjadi, umumnya adalah DB (demam berdarah), diare,
dart penyakit kulit.
3) Sifat extended family (keluarga besar)pada sebagian besar pemukim
permukiman kumuh mengakibatkan dampak pada pemanfaatan ruang
yang sangat semrawut di dalam rumah, untuk menampung
penambahan jumlah anggota keluarga maka dibuat penambahan-
penambahan ruang serta bangunan yang asal jadi, akibatnya kondisi
rumah secara fisik semakin terlihat acak-acakan.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 kelebihan dan kekurangan buku


 Kelebihan Buku

1. Meskipun menggunakan kata-kata baku materi dalam buku ini mudah


dipahami pembaca.
2. Pada bagian prosedur penaksiran, peminjaman, dam pelunasan penulis
menggunakan bagan yang jelas, sehingga dengan mengikutinya pun pembaca
terbantu memahami topik.

3. Materi yang dipaparkan lebih lengkap, dan tersusun secara sistematis


sehingga pembaca mudah memahami topik yang dibahas.

4. Dalam buku ini, terdapat beberapa hasil penelitian yang menerangkan secara
nyata Permukiman kumuh Tersebut.

5. Disetiap halaman buku terdapat catatan-catatan kaki yang dapat menambah


pengetahuan pembaca.

6. Dalam penggunaan Bahasa menurut saya buku ini sudah menunggunakan


Bahasa yang lugas yang dibuktikan dengan kesederhanaan Bahasa sehingga
materi dalam buku ini memiliki makna yang jelas serta dapat dengan mudah
dipahami.
7. Buku ini menyediakan bab yang berisi kesimpulan dan saran sehingga
memudahkan pembaca menemukan infoormasi secara cepat.

4. Kekurangan Buku
1. Ada beberapa kalimat dalam buku yang memerlukan analisis terlebih dahulu
baru dapat dimengerti
2. Banyak menggunakan kalimat yang berulang-ulang dan tidak jelas sehingga
jika pembaca meringkas isi buku sangat sulit.
3. Kualitas buku yang buruk sehingga membuat pembaca sulit membuka buku
tersebut. Mungkin karna buku tersebut punya perpustakaan sehingga banyak
yg telah menggunakannya.
4. Kurangnya pembahasan yang lengkap mengenai judul pembahasan dalam
buku.
5. Pada akhir pembahasan materi pada setiap bab, tidak dilengkapi dengan
ringkasan atau konsep penting tentang materi yang dibahas pada bab tersebut,
sehingga pembaca lebih mudah mengambil kesimpulan dari materi tersebut.
BAB IV
PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Munculnya permukiman kumuh (slum) di perkotaan merupakan suatu
konsekuensi spasial dari densifikasi bangunan pemukiman terus menerus di
daerah pemukiman yang tidak terkontrol. Berdasarkan hasil penelitian disertasi
oleh penulis dan juga oleh berbagai pakar, berdasarkan proses yang terjadi,
permukiman kumuh dapat dibedakan dalam dua tipe, yaitu instantaneous atau
invasion,dan infiltration. Proses yang pertama berjalan dalam waktu yang
singkat dan dalam jumlah yang besar, sedangkan pada proses yang kedua
berlangsung secara lambat namun berlangsung secara terus menerus. Pada
umumnya proses permukiman kumuh berlangsung secara infiltration, yang
selanjutnya dapat di bedakan lagi menjadi dua tipe yaitu karena proses penuaan
(ageing process) dan karena proses pemadatan (densifi cation process). Studi
mengenai permukiman di daerah perkotaan menjadi semakin penting, karena
menyangkut masa depan generasi. Baik buruknya generasi sangat ditentukan
oleh baik buruknya permukiman. Sementara itu penduduk cenderung untuk
bertempat tinggal di daerah perkotaan dan hal ini telah dibuktikan oleh fakta
empiris. Hal inilah yang cukup menarik dari buku yang disusun dari hasil
penelitian disertasi ini. Penelitian ini adalah penelitian dari sudut pandang
disiplin Geografi, yang memiliki kekhasan yang berbeda dengan disiplin ilmu
lain.

4.2 Saran
Bagi penulis:
menciptakan karya buku yang lain yang akan ditulis selanjutnya agar pembaca lebih
tertarik untuk membaca buku- buku yang akan diterbitkan selanjutnya agar lebih
menambah wawasan pembaca dalam materi Permukiman Kumuh. Sebaiknya untuk
buku ini memiliki glosarium untuk istilah khusus sehingga ketika pembaca
menemukan kata-kata baru, pembaca tidak kesulitan memahami materi
Bagi pembaca:
Dalam membaca dan memahami buku ada baiknya pembaca memiliki referensi
buku-buku yang relevan atau jangan berpatokan pada satu buku saja, sehingga
apabila pembaca kesulitan terhadap satu buku, pembaca dapat mencari penjelasan
dibuku lainnya
DAFTAR PUSTAKA

Rindarjono, Mohammad Gamal. 2013. Slum Kajian Permukiman Kumuh Dalam

Perspektif Spasial. Yogyakarta : Media Perkasa.

Anda mungkin juga menyukai