Anda di halaman 1dari 4

E.

Fase-Fase Perkembangan Masyarakat

Menurut karl marx, semua kelompok masyarakat akan mengalami fase fase sebagai berikut:

1. Komunisme primitif (suku)


2. Perbudakan
3. Feodalisme
4. Kapitalisme
5. Sosialisme, dan
6. Komunisme

Dalam masyarakat komunisme primitive (atau lebih tepat disebut masyarakat persukuan)
dan juga sosialisme dan komunisme, alat berproduksi merupakan milik bersama. Dalam
kelompok-kelompok masyarakat tersebut tidak ada pengisapan dari suatu kelompok
masyarakat terhadap kelompok masyarakat lainnya. Namun, tiga kelompok masyarakat yang
lain, yaitu perbudakan, feodalisme, dan kapitalisme alat alat atau modal produksi dimiliki
dan dikendalikan oleh suatu kelompok lainnya hanya sebagai pekerja. Dalam kelompok
masyarakat seperti ini sangat potensial terjadi pengisapan dari suatu kelas masyarakat
terhadap kelas masyarakat lainnya.

Menurut marx, perubahan dari suatu fase ke fase berikutnya yang lebih maju terjadi karena
kurant atau tidak seimbangnya kemajuan dalam teknologi dengan kemajuan dalam konstitusi.
Teknologi merupakan suatu tenaga dinamis yang sangat penting dalam sejarah umat
manusia, yang secara pasti dan tidak bisa dielakkan, selalu mengalami perubahan dari fase
yang lebih rendah ke fase yang lebih tinggi.

Sistem kapitalis dikecam marx sebab bias terhadap kaum pemilik modal. Untuk
melaksanakan pembangunan yang sesungguhnya, yang bisa dinikmati seluruh lapisn
masyarakat, perlu, dirombak struktur masyarakat itu sendiri. Beberapa program yang
dianjurkan Marx untuk dilakukan setelah revolusi berhasil antara lain:

1. Penghapusan hak milik atas tanah dan menggunakan semua bentuk sewa tanah untuk
tujuan-tujuan umum;
2. Program pajak pendapatan progresf atau gradual;
3. Penghapusan semua bentuk hak pewarisan;
4. Pemusatan kredit di tangan negara;
5. Pemusatan alat-alat komunikasi dan transportasi ditangan negara;
6. Pengembangan pabrik-pabrik dan alat-alat produksi milik negara.

F. Perbedaan Sosialisme Dan Komunisme Menurut Marx

Marx membedakan fase sosialisme dengan komunisme penuh atau lengkap. Perbedaan di
antara kedua fase tersebut dapat dilihat dari:

     1.      Produktivitas;

     2.      Hakikat manusia sebagai produsen; dan

     3.      Pembagian pendapatan

Dalam fase sosialisme, produktivitas masih rendah dan kebutuhan maateri belum
terpenuhi secara cukup. Sementara itu, dalam fase komunisme penuh produktivitas sudah tinggi
sehingga semua kebutuhan materi sudah diproduksi secara cukup. Dengan begitu, perekonomian
dapat memenuhi kebutuhan semua anggota masyarakat secara berkelimpahan. Tentang hakikat
manusia sebagai produsen, dalam fase sosialisme manusia belum cukup menyesuaikan diri
sehingga menjadikan kerja sebagai hakikat dan masih mementingkan insentif materi untuk
bekerja. Pada tahap komunisme penuh, kerja sudah menjadi hakikat. Manusia bekerja dengan
penuh kegembiraan, sukacita. Semua pekerjaan dilakukan secara sukarela, dengan efisien, tanpa
terlalu mengharapkan insentif langsung seperti upah, yang merupakan produk sampingan dari
kerja. Tentang pembagian atau distribusi pendapatan, dalam fase sosialisme berlaku prinsip
“from each according to his ability, to each according to his needs”.

Kesimpulannya, masala-masalah seperti kelangkaan (scarcity) dan insentif pribadi


dengan sendirinya akan hilang jika masyarakat sudah samapi pada tahap komunisme penuh.
Bahkan, uang tidak perlu lagi digunakan. Dalam tahap komunnisme penuh tidak ada lagi soal
kelangkaan, juga tidak ada lagi kelas-kelas masyarakat, pengisapan dari suatu kelompok
masyarakat terhadap kelompok masyarakat lainnya. Bahkan, Negara dengan sendirinya juga
hilang. Yang menjadi pertanyaan, kapan fase komunisme penuh sesuai versi Marx tersebut akan
tercapai? Tidak ada yang tau jawabannya. Perlu diketahui bahwa pada waktu Marx menulis
Manifesto Komunisme, belum ada suatu Negara sosialis, apalagi Negara komunis. Sebagai
catatan, pada awal abad ke-20 partai komunis Marxis telah menjadi partai radikal penting di
dunia, kecuali di Negara-negara Inggris dan Amerika serikat.

Karl Marx muncul, seorang filsuf dan ekonom politik Jerman. Bersama Friedrich Engels,
Marx menerbitkan Manifesto Komunis pada tahun 1848. yang mengkritik model-
model sosialis sebelumnya.

Menurutnya, semua sejarah merupakan perjuangan kelas dan kelas pekerja (atau proletariat) pasti
akan menang atas kelas kapital (borjuis) dan memenangkan kontrol atas alat-alat produksi.
Komunisme, kadang-kadang disebut sebagai sosialisme revolusioner dan didefinisikan oleh
teori-teori ekstrim Marx. Secara faktual, kaum Marxis sering menyebut sosialisme sebagai fase
pertama dan penting dalam perjalanan dari kapitalisme ke komunisme.

Namun Marx dan Engels sendiri tidak secara konsisten atau jelas
membedakan komunisme dari sosialisme, ini menyebabkan kebingungan abadi antara kedua
istilah tersebut. Tidak ada yang namanya milik pribadi di bawah Komunisme. Semua properti
adalah milik bersama dan setiap orang menerima bagianya berdasarkan apa yang mereka
butuhkan. Negara mengendalikan semua aspek kebutuhan produksi ekonomi dan menyediakan
kebutuhan dasar warga negaranya. Seperti makanan, perumahan, perawatan medis, dan
pendidikan. Sebaliknya, individu-individu di bawah Sosialime masih bisa memiliki properti
mereka. Namun produksi industri atau sarana utama untuk memperoleh kekayaan dikelola secara
komunal oleh pemerintah yang dipilih secara demokratis.

Perbedaan utama lainnya antara sosialisme dan komunisme adalah cara untuk mencapai


sesuatu.

Dalam komunisme, sebuah revolusi kekerasan di mana kaum buruh bangkit melawan kelas
menengah dan atas dipandang sebagai bagian yang tak terhindarkan untuk mencapai negara
komunis murni. Sedangkan Sosialisme lebih fleksibel. Penganutnya mencari perubahan dan
reformasi, tetapi bersikeras untuk membuat perubahan ini melalui proses demokrasi dalam
struktur sosial dan politik yang ada, bukan menggulingkan struktur tersebut. Tidak
seperti komunisme, sistem ekonomi sosialis menghargai upaya dan inovasi individu. Seperti
dalam demokrasi sosial sebagai bentuk sosialisme modern yang paling umum. Ia berfokus pada
pencapaian reformasi sosial dan redistribusi kekayaan melalui proses demokrasi dan dapat hidup
berdampingan bersama ekonomi kapitalis pasar bebas.

Saat ini, Komunisme ada di Cina, Kuba, Korea Utara, Laos, dan Vietnam meskipun
dalam kenyataannya, negara yang murni komunis tidak pernah ada.

Negara-negara tersebut dapat diklasifikasikan sebagai Komunis karena di semua negara tersebut,
pemerintah pusat mengendalikan semua aspek sistem ekonomi dan politik. Tetapi tidak satu pun
dari mereka yang mencapai penghapusan properti pribadi, uang, atau sistem kelas yang
dibutuhkan oleh ideologi komunis. Demikian juga, tidak ada negara dalam sejarah yang
mencapai keadaan sosialisme murni. Bahkan negara-negara yang dianggap sebagai
negara sosialis, seperti Norwegia, Swedia dan Denmark, memiliki sektor kapitalis yang sukses
dan mengikuti kebijakan yang sebagian besar selaras dengan sosial demokrasi. Banyak negara
Eropa dan Amerika Latin telah mengadopsi Sosialisme (seperti biaya kuliah gratis, perawatan
kesehatan universal dan perawatan anak bersubsidi).

Anda mungkin juga menyukai