Anda di halaman 1dari 30

TUGAS

Dibuat untuk melengkapi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan


kewarganegaraan

Di buat oleh:
NAMA : UFIKHA WULANDARI
STAMBUK : B10119087

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


PTOGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK
UNIVERSITAS TADULAKO
2019
A. KOMONISME
1. Pengertian Komunisme

Komunisme adalah ideologi (dalam bidang politik) yang dicetuskan oleh Karl Marx dan Fredrich
Engels, yang hendak menghapus hak-hak milik perseorangan dan menggantikannya dengan hak milik
bersama yang dikontrol oleh negara.  Komunisme menganut kesetaraan, jika untung maka rakyat juga
ungung, Jika Industri merosot atau mengalami kerugian, rakyat juga akan merasakan imbasnya,
seperti pada tahun 1959- 1961 di  era kepemimpinan Mao Zedong di China, ketika produksi pertanian
dan industri merosot. Kelaparan merajalela sehingga jutaan nyawa meregang nyawa.

Pengertian Komonisme itu sendiri secara umum merupakan orang yang menganut paham
komunisme. Kata komunisme muncul di Prancis sekitar tahun 1830 paham yang menuntut penghapus
total hak milik pribadi dan kesamaan konsumsi serta mengharapkan keadaan lebih baik bukan dari
kebaikan pemerintah tetapi dari perjuangan kaum miskin/ terhisap. Istilah komunis awalnya
mengandung dua pengertian. Pertama, hubungan mengenai komune, satuan dasar bagi wilayah
Negara yang berpemerintahan sendiri, dengan Negara sebagai federasi komune-komune tersebut.

Kedua, lebih erat hubungannya dengan serikat rahasia dan serikat terbuang seperti perkumpulan
Liga Komunis (1847) di kalangan orang Jerman yang terbuang di Negara lain (Paris). Berikut
pengertian Komunis menurut ahli :

1. Menurut Karl Max Fase Komunisme adalah dimana manusia bisa hidup damai, bersama-sama
tanpa rebutan, tanpa dominasi, tanpa melukai, dan sebagainya.

Saat petani membutuhkan semen untuk membangun rumahnya, dia hanya butuh mengambil dari
pemilik semen untuk membangun rumah dan saat pemilik semen lapar, dia tinggal mengambil
beras petani. Begitulah masyarakat kembali hidup tanpa kenal kepemilikan.

Namun hal semacam ini tidak bisa terjadi dan tidak mungkin terjadi. Itu merupakan khayalan
daydream Karl Marx yang terhipnotis dengan agama ciptaannya sendiri. Konsep Marx ini disebut
konsep dunia utopis, dunia utopis itulah komunisme.

2. Menurut Friedrich Engles Mengartikan bahwa komunisme sebagai gerakan pembebasan


proletariat dengan tujuan terciptanya masyarakat komunis, di mana kehidupan social-ekonomi
berdasarkan prinsip kepemilikan bersama, sehingga menghilangkan kelas social dan pada
akhirnya Negara.

3. Menurut Vladimir Lenin Komunisme sebagai sebuah gerakan revolusi dan kepemimpinan Negara
di bawah kendali partai komunis.

Partai yang terdiri dari para revolusioner professional, orang-orang pilihan dari kelas proletariat,
berpengalaman, terlatih, dan terorganisir secara ketat melalui disiplin tinggi serta struktur hierarkis
yang dikendalikan oleh pusat.

4. Menurut Stalin dan Mao Memberikan makna baru dari komunisme lebih dari sekedar Marxisme-
Leninnisme. Tidak sepakat dengan model kepemimpinan kolektif dalam partai dan Negara
sebagaimana yang dirumuskan Lenin, keduanya justru memilih menciptakan kultus individu, di
mana pemimpin partai merupakan satu-satunya orang yang berhak menentukan arah kebijakan.

Stalin lebih menekankan pada nasionalisme komunis dan praktik xenophobia yang berfungsi
sebagai pengawas ketat terhadap masyarakat sekaligus mempertahankan Negara dari ancaman
luar.

Adapun Mao yang juga seorang filsuf cenderung memadukan gagasan Marxisme-Leninisme
dengan situasi objektif di Cina, pengetahuan intelektualnya, dan pengalaman-pengalaman
perjuangan revolusinya. Komunis Mao melalui teori keabsolutan konflik dan perubahan miliknya
kemudian cenderung bersifat fleksible dan pragmatis

2. Sejarah Komonisme

Ada berbagai jenis referensi sejarah yang menyebutkan bahwa kelahiran awal dari paham
atau ideologi ini adalah dari Jerman dan yang membawanya adalah Karl Marx. Alasan Karl
Marx memperkenalkan ideologi ini karena adanya kesenjangan dari segi industri yang terlihat
jelas.

Dia menganggap bahwa orang berkuasa secara ekonomi dan menghisap jatah yang
seharusnya bisa diterima manusia lain tanpa adanya batas peri kemanusiaan. Harapan Karl Marx
dala cita-citanya adalah menciptakan masyarakat tanpa adanya kelas pembeda yang tidak terobsesi
hanya pada kerja semata. Ada beberapa karya Karl Marx yang memunculnya paham komunis
yaitu Manifesto Komunis tahun 1848 dan Das Kapital tahun 1867.

Dalam perkembangannya apa yang dikenalkan oleh Karl Marx terus berkembang dan
puncaknya terjadi di Rusia pada 7 November 1917. Pada masa tersebut juga merupakan awal
masa berdirinya Uni Soviet dimana terbentuk Komunisme Internasional atau Komintern.

Komunisme internasional ini merupakan bentuk komunis dalam skala internasional dengan
tujuan agar setiap orang di seluruh dunia menjadi komunis dan seluruh dunia menjadi tidak
bernegara. Namun setelah pecahnya perang dunia ke 2 popularitas komunisme ini mulai
menghilang sampai akhir perang dingin sehingga menyebabkan kejatuhan paham komunisme ini
serta pembubaran Uni Soviet di tahun 1991.   Meskipun begitu sebenarnya sampai tahun 2005
masih ada beberapa negara yang menggunakan paham komunisme ini seperti Korea Utara, Laos,
Kuba, Vietnam dan China.

3. Ideologi komonisme
Setiap ideologi yang diterapkan di berbagai negara memang memiliki kelebihan serta
kekurangannya masing-masing, begitu juga dengan ideologi komunisme. Ada beberapa kelebihan
yang bisa didapatkan dari paham komunis ini yaitu :

a. Kelebihan Ideologi Komunisme

 Lebih mudah dalam mengendalikan pengangguran, inflasi serta keburukan ekonomi dikarenakan
pemerintah memiliki kekuasaan serta memegang penuh berbagai hal yang ada di dalam sebuah
negara
 Semua orang akan dianggap sama sehingga tidak ada yang merasa lebih unggul atau lebih rendah.
Kembali lagi pada prinsip bahwa pemerintah yang memegang kekuasaan secara utuh bagi setiap
individu di dalam masyarakat tersebut
 Jarang terjadi krisis karena perekonomian juga diperhitungkan serta diatur dengan baik dari pusat,
sehingga masyarakat hanya tinggal mengikuti

b. Kekurangan Ideologi Komunisme

 Monopoli yang dilakukan oleh pihak pemerintah tentunya akan sangat merugikan masyarakat
 Hak Asasi Manusia atau HAM tidak lagi dihargai dan masyarakat banyak yang tertindas karena
hal tersebut
 Tidak adanya kepercayaan terhadap Tuhan yang merupakan salah satu harapan pembawa
komunisme pertama kali yaitu Karl Marx
 Masyarakat sama sekali tidak memiliki kebebasan secara individu karena segala hal yang
dilakukan disetir penuh oleh pihak pemerintah
 Mengurangi adanya motivasi individu untuk menjadi pribadi yang lebih baik karena mereka tidak
bisa memiliki usaha sendiri. Sekeras apapun usahanya maka kedudukannya juga akan tetap sama
dengan orang lain

Dari beberapa poin tersebut dapat diperhatikan bahwa memang lebih banyak
kekurangannya dibandingkan kelebihan dari paham komunis ini. Mengaplikasikannya tentu
membutuhkan berbagai pengorbanan terutama dari sisi masyarakat dan hanya menguntungkan
pihak pemerintah.

Dari beberapa poin tersebut dapat diperhatikan bahwa memang lebih banyak
kekurangannya dibandingkan kelebihan dari paham komunis ini. Mengaplikasikannya tentu
membutuhkan berbagai pengorbanan terutama dari sisi masyarakat dan hanya menguntungkan
pihak pemerintah. Hal tersebut tentu tidak adil bagi masyarakat meskipun awalnya paham ini
dikembangkan untuk menghilangkan kesenjangan terhadap pekerja dan petani.
4. Ciri-Ciri Komunis

Ada beberapa hal yang memang menjadi ciri khas dari paham komunis ini dan terus berkembang
seiring dengan perkembangan paham ini yang dianut banyak orang. Berikut beberapa ciri-ciri ideologi
komunis yang diterapkan di beberapa negara :

 Sifat dari paham ini adalah atheis sehingga mereka akan berperilaku berdasarkan logika dan tidak
mempercayai keberadaan Tuhan dan agama hanya dianggap mempengaruhi sehingga akan ditolak
oleh para komunis
 Semua hal milik rakyat adalah kekuasaan pemerintah. Sehingga dapat dikatakan bahwa
pemerintah adalah pemegang kekuasaan tertinggi dalam ideologi komunisme ini
 Komunisme tidak akan melihat seorang manusia adalah individu tetapi hanay dipandang sebagai
masyarakat dalam jumlah banyak atau majemuk. Sehingga tidak akan juga dianggap berbagai
usaha individu untuk membuat kedudukannya lebih unggul di kalangan masyarakat lainnya
 Hanya ada satu partai dalam sistem politiknya yaitu partai komunis. Sehingga tidak ada pilihan
lain selain mengikuti partai tersebut
 Komunis akan beranggapan bahwa revlusi harus dilakukan terus-menerus hingga mereka dapat
mengusai dunia
 Cara mereka utuk menyebarkan paham komunisme adalah dengan menghilangkan paham
kapitalis dengan cara revolusi. Dalam masa revolusi tersebut maka pemerintah dan diktator akan
sangat dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut

Selain ciri-ciri tersebut ada juga sistem ekonomi yang dikembangkan oleh para komunis yaitu sebagai
berikut :

 Semua aspek industri yang dilakukan negara dari penyediaan bahan baku hingga distribusi akan
dipegang penuh sehingga tidak ada sistem pasar seperti yang ada di negara lain
 Ekonomi luar negeri akan ditangani pimpinan komisaris rakyat
 Sistem transportasi baik darat, laut dan udara adalah milik pemerintah
 Hak milik atas alat produksi perseorangan akan dihapuskan dan barang yang menjadi milik
pribadi hanyalah pakaian, perabotan serta upah
 Sistem perdagangan ditangani oleh koperasi-koperasi milik tokoh-tokoh berpengaruh dalam
negara tersebut
 Lapangan ekonomi akan diatur oleh pemerintah sesuai dengan perencanaan yang sudah dibuat
 Individu tidak memiliki kebebasan untuk menentukan jenis pekerjaan yang ingin dilakukannya
karena semua akan diatur oleh pemerintah

5. Contoh Negara Komunis

Hingga tahun 2005 ternyata masih ada 5 negara komunis yang tersisa di dunia yaitu China,
Kuba, Korea Utara, Laos dan Vietnam. Padahal awalnya pada masa pemerintahan Uni Soviet
negara komunis ini dapat ditemukan di Eropa Timur, Asia dan Afrika.
Namun, beberapa ahli menilai beberapa negara tersebut sudah tidak menganut paham komunis,
beberapa diantaranya ada yang sudah berubah total ada juga yang mencampur ideologi
komunisme dengan ideologi – ideologi lainnya. 
B. KAPITALISME

1. Pengertian Kapitalisme
Apa yang dimaksud dengan kapitalisme (capitalism)? Secara umum, pengertian
kapitalisme adalah suatu sistem ekonomi yang memberikan kebebasan penuh kepada setiap orang untuk
melakukan kegiatan ekonomi seperti memproduksi barang, menjual barang, menyalurkan barang, dan
kegiatan perekonomian lainnya untuk mendapatkan keuntungan.

Ada juga yang menjelaskan arti kapitalisme adalah suatu sistem ekonomi dan politik di mana
perdagangan dan industri suatu negara dikendalikan oleh pemilik swasta demi keuntungan, bukan oleh
pemerintah. Dengan kata lain, dalam sistem kapitalisme, pemerintah hanya berperan sebagai pengawas
saja.

Pada sistem ekonomi kapitalisme setiap orang dapat menentukan nasibnya sendiri dan bebas
bersaing dalam kegiatan bisnis untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Dalam hal ini,
pemerintah berperan sebagai pihak yang memastikan kelancaran dan keberlangsungan kegiatan ekonomi,
namun bisa juga tidak ada campur tangan dari pemerintah. Agar lebih memahami apa itu kapitalisme,
maka kita bisa merujuk pada pendapat beberapa ahli berikut ini:

1. Adam Smith
Menurut Adam Smith, pengertian kapitalisme adalah suatu sistem yang dapat menciptakan
kesejahteraan bagi masyarakat bila pemerintah tidak melakukan intervensi terhadap mekanisme
dan kebijakan pasar.

2. Karl Marx
Menurut Karl Marx, arti kapitalisme adalah suatu sistem dimana harga barang dan kebijakan pasar
ditentukan oleh para pemilik modal untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya.

3. Max Weber
Menurut Max Weber, pengertian kapitalisme adalah suatu sistem ekonomi yang ditujukan pada
suatu pasar dan dipacu untuk menghasilkan laba dengan kegiatan pertukaran di pasar tersebut.
4. J.M Romein
Menurut J.M Romein, pengertian kapitalisme adalah suatu sistem ekonomi yang bertujuan untuk
mengadakan kegiatan produksi dengan dasar menghasilkan laba.

5. Ebenstein William
Menurut Ebenstein William, pengertian kapitalisme adalah suatu sistem sosial yang menyeluruh
lebih dari sekedar tipe tertentu dalam perekonomian.

6. Ir. Soekarno
Menurut Ir. Soekarno, pengertian kapitalisme adalah suatu sistem sosial masyarakat yang timbul
dari cara produksi yang memisahkan kaum buruh dari alat-alat produksi.

7. Tom G. Palmer
Menurut Tom G. Palmer, arti kapitalisme adalah sebuah sistem hukum, sosial, ekonomi, dan
budaya yang mendorong kesetaraan hak, meritokrasi, desentralisasi inovasi, dan proses
pembelajaran (trial and error) melalui proses kesukarelaan dalam mekanisme pasar.

2. Ciri-ciri Ideologi Kapitalisme


Sistem ekonomi dan politik ini dapat dikenali melalui karakteristiknya. Adapun ciri-ciri ideologi
kapitalisme adalah sebagai berikut:
1. Adanya pengakuan terhadap hak milik perseorangan atas berbagai faktor produksi, termasuk
sumber daya alam.
2. Adanya kebebasan bagi pihak swasta, baik individu maupun perusahaan untuk memiliki alat-
alat produksi sendiri dan aktiva (gedung, mesin, bahan baku).
3. Setiap orang memiliki kebebasan dalam bersaing bisnis dengan menggunakan metode apapun
untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya.
4. Pihak swasta memiliki kebebasan untuk menentukan apa yang akan diproduksi, berapa
kuantitasnya, dan berapa harga yang dikenakan produk produk tersebut sesuai permintaan
pasar.
5. Pemerintah tidak ikut campur tangan dalam kegiatan perekonomian. Meskipun pemerintah
dapat mengelola proses ekonomi, namun pemerintah tidak dapat membatasi aktivitas dan
kepemilikan para pemegang modal.
6. Sistem kapitalisme akan membentuk perilaku individualis pada setiap orang dalam masyarakat
yang ditandai dengan karakter materialisme.
7. Masyarakat yang hidup dalam sistem kapitalisme cenderung berperilaku hedonisme karena
telah dipengaruhi oleh berbagai iklan dari produk-produk yang dijual oleh pengusaha.

3. Kelebihan dan Kekurangan Kapitalisme

Setiap sistem ekonomi dan politik tentu memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri. Adapun
beberapa kelebihan dan kekurangan kapitalisme adalah sebagai berikut:

Kelebihan Kapitalisme

 Cenderung lebih efisien dalam memanfaatkan berbagai sumber daya dan distribusi barang.
 Masyarakat menjadi lebih kreatif karena adanya keinginan untuk memperbaiki diri agar bisa
bersaing.
 Pertumbuhan ekonomi semakin pesat karena adanya kompetisi pasar.
 Adanya penghargaan besar terhadap kerja keras seseorang dalam bisnis.
 Konsumen dapat mengatur pasar karena adanya persaingan harga antar pebisnis.

Kekurangan Kapitalisme

 Timbulnya pasar persaingan tidak sempurna dan pasar persaingan monopolistik.


 Persaingan antar bisnis sering menimbulkan konflik dan ketidakadilan dimana hanya
pengusaha bermodal besar yang menjadi penguasa pasar.
 Sistem kapitalisme membuat perekonomian hanya berorientasi pada uang saja sehingga para
pengusaha menjadi materialistik.
 Perusahaan besar hanya berorientasi pada keuntungan sehingga sering mengambil alih
perusahan yang lebih kecil.
 Timbulnya eksploitasi terhadap sumber daya alam demi untuk mencari keuntungan sebesar-
besarnya.
 Timbulnya ketidakadilan dalam distribusi kekayaan, dimana hanya segelintir orang yang dapat
menikmati kekuasaan dan kekayaan.
4. Contoh Bentuk Kapitalisme

Ada banyak sekali contoh bentuk kapitalisme yang ada di sekitar kita. Salah satu contohnya adalah er
daya alam di Papua yang dilakukan oleh perusahaan dari negara lain (Freeport) atas dasar perjanjian
dengan pemerintah di masa orde baru.

Selain itu, contoh bentuk kapitalisme lainnya yang terjadi di Indonesia adalah menjamurnya Mall,
Supermarket, dan pasar modern lainnya yang menggerus eksistensi pasar tradisional. Kenyamanan,
kemudahan, dan ragam pilihan yang ditawarkan oleh pasar modern tersebut akhirnya merebut sebagian
besar konsumen pasar tradisional.

Dari sini kita dapat melihat bahwa pihak yang memiliki modal besar akan semakin kaya, sedangkan
ekonomi rakyat menengah ke bawah akan semakin sulit.
C. SOSIALISME

1. Pengertian Ideologi Sosial/Sosialisme


Istilah ideologi berasal dari kata ‘idea’ (Inggris) yang berarti gagasan, ide, pengertian dasar,cita-
cita, dan konsep. Dan kata ‘logo’ yang dalam bahasa Yunani logos artinya ilmu atau pengetahuan.
Ideologi merupakan himpunan ide dasar, gagasan, buah pikiran, kepercayaan, dan keyakinan yang
bersifat sistematis yang menjadi arah dan tujuan yang ingin dicapai dalam kehidupan nasional suatu
bangsa dan negara.

Sosialisme berasal dari dari kata socius yang artinya masyarakat. Sosialisme adalah paham yang
dibentuk dengan tujuan untuk memakmurkan masyarakat yang kolektif dan produktif dengan
membatasi milik perseorangan. Ada berapa pandangan menurut ahli tentang sosialisme, antara lain:
 Gerald Braunthal, mendefinisikan sosialisme merupakan sutau teori
ekonomi dan politik yang menekankan pentingnya peranan komusial dan pemerintah dalam
menguasai alat-alat produksi dan distribusi barang.
 Teuku May Rudy, menyatakan bahwa sosialisme merupakan paham
yang mementingkan kepentingan bersama dari pada kepentingan individualis.
 Sutan Syahrir dalam Anwar, mendefinisikan sosialisme adalah suatu
gerakan yang digunakan untuk mencari keadilan di dalam sebuah tatanan kemasyarakatan.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa ideologi sosial/Sosialisme merupakan
sebuah ideologi yang mengutamakan kepentingan bersama dalam persamaan serta kesamaan dalam
menjalani kehidupan demi terwujudnya kerukunan dan kemakmuran rakyat. Persamaan sosialis ialah
konsekuensi logis dari keprihatinan terhadap suatu kemiskinan.

2. Sejarah Terbentuknya Ideologi Sosial/Sosialsme


Ideologi ini muncul sebagai reaksi adanya faham liberalis ekonomis dan kapitalis modern
pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19 masehi di Eropa. Paham sosialis muncul setelah terjadinya
revolusi industri di Inggris yang telah menyebabkan terjadinya ketimpangan antara golongan borjuis
(majikan) dengan golongan proleter (buruh).

Golongan borjuis telah menguasai alat produksi karena penguasaan modal tertimbun kepada
mereka. Golongan mereka telah mendapatkan keuntungan yang sangat besar menyebabkan mereka
berada pada taraf kehidupan yang tinggi.
Di sisi lain telah terjadi ketimpangan dimana golongan buruh dengan gaji rendah yang menyebabkan
mereka semakin miskin sehingga tnggal di tempat kumuh.

Dari waktu ke waktu kesenjangan ini sosial dan ekonomi ini semakin terlihat, dan itu
menyebabkan sifat individualisme mereka tumbuh. Kesengsaraan kaum buruh akibat penindasan ini
menimbulkan pemikiran para cendekiawan untuk merubah kesejangan ini.

Oleh karena itu, muncul gerakan yang dinamakan dengan Revolusi Sosial. Beberapa tokoh
yang sangat gigih dalam memperjuangan perkembangan paham sosialisme ini antara lain: Karl Marx
(1818-1883) sebagai pelopor utama gagasan “sosialisme ilmiah”, Frederich Engels (1820-1895),
C.H. Saint Simon (1760-1825), F.M. Charles Fourier (1772-1837), Etinne Cabet (1788-1856),
Wilhelm Weiling (1808-1871) dan Louis Bland (1811-1882).

Pengaruh ideologi sosialisme sampai mencakup ranah internnasional. Tidak hanya negara
barat, seperti negara di Eropa barat laut dan tengah (Inggris dan Skandinavia), Amerika Utara,
Australia, dan Selandia baru. Tetapai juga berkembang di negara lain, seperti Rusia, Cina,
Cekoslovakia, Hongaria, Bulgaria, Polandia, Jerman Timur, Rumania, Yugoslavia, Albania dan
kuba. Untuk negara berkembang, paham sosialisme ini dianut oleh negara seperti: India, Afrika,
Israel, Uruguay, Mesir, Aljazair, dan Birma. Sementara itu, di masa pascakemerdekaan, negara-
negara Islam yang memakai paham ni adalah Mesir, Irak, Syiriah, Palestina, Yordania, Tunisia, dll.
Tetapi setelah usainya perang dingin , maka paham ini banyak ditinggalkan dan mengalami
modifikasi.

3. Ciri-Ciri Ideologi Sosial/Sosialisme


Dalam ideologi soaial/soaialisme ekonomi bersifat kolektif yang dapat membawa keadilan bagi
seluruh masyarakat untuk mencapai kesejahteraan rakyat. Adapun ciri-ciri ideologi sosialisme,
antara lain:

1. Paham sosialisme tidak mengenal adanya kelas antara yang kaya maupuan yang miskin,
sehingga tidak ada yang disebut majikan maupun buruh karena semua memiliki kesamaan dalam
hak.
2. Menciptakan masyarakat yang dapat saling bekerja sama dan memupuk solidaritas dengan
hak-hak yang sama.
3. Hak kepemilikan atas alat-alat produksi milik pribadi akan diakui secara terbatas.
4. Sosialisme memiliki prinsip-prinsip kesederajatan dan pemerataan bagi rakyat.
5. Dalam hal keagamaan, paham sosialisme terpengaruh oleh pemikiran ajaran agaman bahwa
manusia itu wajib tolong menolong antar sesama.
6. Untuk mencapai kesejahteraan masyarakat dilakukan dengan cara damai dan demokratis.
7. Dalam hal politik, paham ini beranggapan bahwa adanya negara sangat diperlukan untuk
membina dan mengkoordinir kebersamaan masyarakat.
8. Menolak kapitalisme dan menghapuskannya dengan cara kaum buruh bersatu untuk
memperjuangkannya.
9. Menolak kebebasan penuh karena cenderung berpihak kepada kepentinga hak milik.

4. Kelamahan Dan Kelebihan Ideologi Sosial/Sosialisme


Setiap ideologi memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing, dalam kesempatan kali ini akan
dijelaskan kelebihan dan kekurangan dari ideologi sosialisme, antara lain:

1. Kelebihan ideologi sosialisme


Untuk kelebihan dari ideologi sosialisme yang perlu kita ketahui adalah sebagai berikut:

1. Rasa solidaritas dan kebersamaan dalam gotong royong yang sangat tinggi antar rakyat.
2. Adanya pemerataan sosial, sehingga tidak terjadi kesenjangan antara yang kaya dan
miskin(budak dan majikan).
3. Dalam menyelesaikan setiap masalah dengan cara demokratis.
4. Dalam paham ini, adanya keinginan menciptakan masyarakat sosialis dengan kejernihan dan
kejelasan argumen bukan dengan cara-cara kekerasan dan revolusi.
2. Kekurangan ideologi sosialisme
Untuk kekurangan dari ideologi sosialisme yang perlu kita ketahui antara lain:

1. Setiap individu sulit untuk mengembangkan diri karena paham ini mementingkan
kebersamaan dan gotong royong, sehingga tidak ada waktu untuk setiap individu untuk
berkembang.
2. Dengan adanya solidaritas yang tinggi tersebut, terkadang hak asasi manusia diabaikan demi
kepentingan bersama.
3. Dengan kita mengunakan paham sosialis ini, maka negara akan menyia-nyiakan potensi anak
bangsa dan tidak memanfaatkan kapabilitas mereka demi meningkatkan hasil produksi dan
peningkatan hasil devisa negara.
D. Sekularisme
1. Pengertian Sekularisme

Sekularisme merupakan sebuah ideologi yang dimana sebuah institusi negara haruslah terpisah
dengan hal yang berurusan agama. Sekularisme dapat menunjang kebebasan dalam memeluk agama serta
kebebasan dalam meyakini siatu keparcayaan, yang kemudian menciptakan suatu sikap netral dalam
menghadapi suatu masalah dan tidak memihak kepada agama tertentu.

Pengertian lainnya mengenai sekularisme adalah peralihan fungsi-fungsi non-agama yang awalnya
dikendalikan oleh organisasi keagamaan menjadi organisasi sekuler. Sekularisme ini cenderung mengarah
pada anggapan bahwa segala aktivitas manusia seperti politis, harus berdasarkan pada apa yang telah
menjadi fakta dan berwujud konkret, bukan berdasar pada pengaruh agama.

Definisi sekularisme adalah paham yang menyangkut tentang ideologi atau kepercayaan yang mana
senantiasanya berpendirian bahwa paham agama tidak boleh dimasukkan dalam urusan politik, negara,
atau institusi publik lainnya.

Pengertian Sekularisme Menurut Para Ahli


Adapun menurut pendapat ahli, arti sekularisme antara lain sebagai berikut;

1. George jacub Holyoake, Sekularisme adalah suatu sistem etik yang didasari pada prinsip moral
dan terlepas dari agama dan supranaturalisme.
2. H.M Rasjidi, Sekularisme adalah sistem etika filsafat yang bertujuan untuk memberikan
intepretasi terhadap kehidupan manusia tanpa percaya kepada Tuhan, kitab suci dan hari kiamat.
3. Kristen Harvey Cox, Pembebasan manusia dari belenggu agama dan metafisika, yaitu pengalihan
perhatian dunia lain menuju dunia saat ini.
4. Dr. Syamsuddin Arif, Sekularisme merupakan pemikiran yang memisahkan antara agama
dengan urusan duniawi. Agama dianggap hanya sebatas urusan ibadah saja, agama tidak boleh
ikut campur urusan duniawi.
5. Prof. Dr. Syed Muhammad Najib, Sekularisme dalam pemikiran manusia terbagi atas 3
komponen, yaitu pengosongan alam dari semua makna spiritual, deklarasi politik, dan
pengosongan nilai-nilai agama dari kehidupan.

2.Ciri Sekularisme
Adapun untuk karakteristik yang dimiliki dari sekularisme adalah sebagai beikut:

1. Meyakini bahwa nilai keagamaan haruslah dibedakan dari nilai-nilai kehidupan dunia dan seluruh
aspeknya.
2. Menyebarkan paham melalui prinsip pragmatisme dan ulitarianisme.
3. Kegiatan yang sifatnya politis bebas dari pengaruh agama.
3.Bentuk Sekularisme
Dalam sekularisme terdapat beberapa bentuk, adapun bentuk-bentuk dari sekularisme adalah
sebagai berikut:

 Tidak peduli dengan urusan duniawi


Orang-orang yang beragama namun tidak melakukan sedekah untuk pembangunan infrastruktur melalui
pajak, hal tersebut dianggap tanggung jawab negara untuk merealisasikan pembangunan tersebut. Orang-
orang melakukan sedekah untuk hal-hal yang berhubungan dengan agama sepeti bersedekah untuk
membangun masjid, menyantuni anak yatim dan piatu, dan lain sebagainya.

 Hak Asasi Manusia sebagai landasan hukum


Hukum yang berlaku dalam negara, khususnya Indonesia, tidak lagi memihak pada satu agama saja.
Namun, hukm tersebut mengandung unsur sekularisme dan membatasi hukum yang besumber dari kitab
suci.

 Kondisi perekonomian
Kapitalisme digunakan sebagai sistem ekonomi yntuk digunakan dalam suatu negara. Prinsip yang
terkandung dalam prinsip kapitalisme yaitu seperti kebebasan individu, persaingan secara bebas,
mekanisme perdagangan pasar, dan sebagainya. Dimana dalam kapitalisme, pemilik modal yang berhak
menguasai pasar. Sementara rakyat kecil tetap hidup dalam garis kemiskinan.

 Sekularisme sebagai budaya


Sekularisme diibaratkan sebagai trend bagi anak muda pada saat ini. Trend tersebut disajikan dalam
bentuk gaya hidup western atau kebarat-baratan, jauh dari nilai sosial budaya yang telah berlaku.

 Pendidikan
Arti lembaga pendidikan yang berlangsung saat ini, secara tidak langsung dapat ditarik bahwa
sekularisme telah masuk dalam sistem pendidikan. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan ilmu filsafat
yang lebih dipelajari daripada ilmu mengenai agama.

 Media massa
Sekularisme dalam media massa ditandai dengan kebebasan yang tidak berbatas dalam menyampaikan
pendapat, kebebasan dalam berpikir dan kebebasan dalam berekspresi.

 Hubungan interaksi antara laki-laki dan perempuan


Hubungan antara laki-laki dan perempuan sebelum menikah pada dewasa ini merupakan hal yang lazim
dilakukan. Hal tersebut dapat terjadi untuk menghindari ketidakcocokan diantara mereka setelah menikah.
Hubungan seks dalam sekularisme sangat wajar dilakukan, karena hubungan seperti itu sangat sah-sah
saja untuk dilakukan tanpa harus memikirkan konsekuensi yang akan didapat dari ajaran agama.
4. Dampak Positif dan Negatif Sekularisme
Adapun dampak positif dan negatif dari adanya sekularisme adalah sebagai berikut:

Dampak Positif

1. Meminimalisir penyalahgunaan agama sebagai alat untuk mengatur masyarakat.


2. Mendorong masyarakat untuk menggunakan nalar, logika, pengetahuan serta bukti yang konkrit.
3. Menghindari terjadinya konflik horizontal yang sering terjadi di Indonesia.

Dampak Negatif

1. Hilangnya jati diri negara, khususnya Indonesia yang secara historis memiliki kepercayaan kepada
hal yang gaib.
2. Eksploitasi terhadap Sumber Daya Alam untuk memenuhi kebutuhan yang ada dalam masyarakat.
3. Timbulnya sikap individualistik.

Faktor Timbulnya Sekularisme


Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi timbulnya sekularisme:

1. Agama
2. Pola Pikir
3. Psikologis
4. Sejarah
5. Realitas sosial

Contoh Sekularisme
Berikut beberapa contoh sekularisme dalam kehidupan sehari-hari:

1. Pelarangan penggunaan jilbab pada sektor kerja swasta.


2. Pergaulan bebas yang sudah diangga lazim di kalangan pergaulan remaja.
3. Undang-undang yang tidak memihak pada agama.
4. Penggunaan sistem ekonomi kapitalis sebagai roda penggerak perekonomian negara.
5. Tidak mencampuri urusan organisasi dengan urusan agama
6. Negara memperbolehkan pernikahan berbeda agama.
7. Tidak mencampuradukkan masalah perdagangan dengan urusan agama.
E. LIBERALISME

1. Pengertian Liberalisme

Sebenarnya, apa itu liberalisme? Pengertian Liberalisme adalah suatu ideologi atau paham yang
menjunjung tinggi kebebasan dan persamaan hak individu dalam berbagai aspek kehidupan, baik di
bidang ekonomi, politik, sosial, agama, dan hal lainnya yang menyangkut harkat hidup orang banyak.

Pengertian liberalisme adalah suatu paham dan tradisi politik yang mengusung kebebasan dan
persamaan hak bagi setiap individu di dalam masyarakat. Artinya, suatu negara dan pemerintahnya harus
menghormati dan melindungi kebebasan dan hak setiap warganya dalam berbagai aspek kehidupan
manusia.

Paham liberalisme pada umumnya tumbuh di dalam sistem demokrasi karena keduanya memiliki
konsep kebebasan. Namun, walaupun paham ini mengusung kebebasan individu, kebebasan tersebut
bukanlah kebebasan tanpa batas tapi terdapat keteraturan dan harus dapat dipertanggungjawabkan.

2. Sejarah Liberalisme
Awal kemunculan paham liberalisme adalah peristiwa revolusi Perancis yang terjadi pada abad 18
silam. Peristiwa tersebut disebabkan karena kepincangan sistem dan kesenjangan sosial di masyarakat
yang sangat mencolok.

Pada masa itu di negara Perancis masih terdapat penggolongan terhadap masyarakat, dimana
golongan tertentu mendapatkan keistimewaan yang tidak mungkin didapatkan golongan lainnya.

Kenyamanan hanya dapat dirasakan oleh mereka dari keluarga kerajaan dan pemuka agama,
sedangkan masyarakat lainnya (baik yang kaya dan yang miskin) harus patuh pada masyarakat dari
golongan istimewa.

Masyarakat dari golongan tanpa hak menuntut kemerdekaan dan kebebasan mereka. Pada
puncaknya, yaitu tahun 1789, terjadilah revolusi yang kemudian menjadi awal terbentuknya golongan
liberal. Liberalisme kemudian menyebar luas ke berbagai negara lainnya di Eropa yang kemudian
diterima dan mendapat dukungan.

3. Ciri-Ciri Ideologi Liberalisme

Suatu ideologi dapat kita kenali dari karakteristiknya. Sesuai dengan pengertian liberalisme di atas,
adapun ciri-ciri liberalisme adalah sebagai berikut:

1. Setiap Individu Punya Kesempatan Sama

Salah satu nilai pokok di dalam liberalisme adalah setiap individu memiliki kesempatan yang sama (Hold
The Basic Equality of All Human) pada semua bidang. Namun, bukan berarti setiap orang bisa
memberikan hasil yang sama.

Persamaan hak dan kesempatan merupakan hal yang mutlak di dalam ideologi ini. Sedangkan hasil yang
nantinya akan diperoleh setiap individu tergantung pada banyak faktor misalnya keterampilan, kerja
keras, sumber daya, dan lainnya.

2. Berhak Mendapat Perlakuan yang Sama


Mengacu pada poin #1 yaitu kesempatan yang sama, maka penyelesaian setiap masalah yang dihadapi
individu akan mendapatkan perlakuan yang sama (Treat the Others Equally), baik itu di bidang ekonomi,
politik, sosial, dan lainnya.

3. Ada Hukum dan Hukum Diterapkan

Di dalam setiap negara harus ada hukum di dalamnya yang bertujuan untuk melindungi dan menjaga hak-
hak masyarakatnya. Negara liberal menetapkan patokan hukum tertinggi yang menghargai hak-hak
kebebasan dan persamaan kedudukan setiap individu di dalam hukum (The Rule of Law).

4. Pemerintah Ditentukan Dengan Persetujuan

Di negara liberal, kekuasaan tertinggi ada di tangan rakyat sehingga penentuan pihak-pihak yang akan
menjalankan negara tersebut harus mendapat persetujuan dari rakyat. Artinya, pemerintah harus bertindak
sesuai kehendak rakyat dan tidak boleh bertindak atas keinginan sendiri.

5. Negara Hanyala Alat

Negara yang menganut paham liberalisme menganggap bahwa suatu negara merupakan mekanisme yang
dipakai dalam perwujudan tujuan-tujuan yang lebih besar.

6. Tidak Menerima Ajaran Dogmantisme

Negara yang menganut paham liberalisme tidak menerima ajaran Dogmantisme, yaitu ideologi yang
memegang kepercayaan dan menentang apapun yang tidak sesuai dengan kepercayaannya.

Kelebihan dan Kekurangan Liberalisme

Di dalam setiap ideologi pasti terdapat kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Demikian juga
halnya dengan liberalisme. Mengacu pada pengertian liberalisme, adapun kelebihan dan kekurangan
liberalism

e adalah sebagai berikut:


1. Kelebihan Paham Liberalisme

 Adanya keinginan dan inisiatif dari masyarakat untuk berkembang menjadi lebih baik.
 Setiap orang mendapat hak dan kebebasan yang sama di dalam bermasyarakat.
 Terjadi persaingan yang positif di dalam masyarakat sehingga semua orang ingin
menghasilkan produk bermutu tinggi.
 Kebebasan individu dalam memilih partai politik tanpa intervensi dari pihak lain.
 Pers memilik hak dan kebebasan dalam memberikan kritik tajam terhadap pemerintah tentunya
dengan batasan dan etika pers yang berlaku.
 Munculnya motif mencari keuntungan di masyarakat sehingga aktivitas ekonomi menjadi lebih
efektif dan efisien.

2. Kekurangan Paham Liberalisme

 Pihak-pihak yang memiliki sumber daya cenderung melakukan eksploitasi para pekerja
sehingga menimbulkan kesenjangan sosial di masyarakat.
 Terjadinya monopoli terhadap masyarakat golongan kecil atau miskin.
 Kebebasan pers seringkali dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk mencapai
keuntungan.
 Timbulnya persaingan bebas sehingga pemerataan pendapan di masyarakat akan sangat sulit
dicapai.
 Munculnya kelompok-kelompok masyarakat yang menganggap dirinya lebih tinggi derajatnya
dari masyarakat lain, atau sebaliknya.
F. PANCASILA

1. Pengertian Pancasila

Sebenarnya, apa arti Pancasila? Pengertian Pancasila adalah suatu ideologi dan dasar negara


Indonesia yang menjadi landasan dari segala keputusan bangsa dan mencerminkan kepribadian bangsa
Indonesia. Dengan kata lain, Pancasila adalah dasar dalam mengatur pemerintahan negara Indonesia yang
mengutamakan semua komponen di seluruh wilayah Indonesia.

Secara Etimologi, kata “Pancasila” berasal dari bahasa Sansekerta India (Kasta Brahmana), yaitu
kata “Panca” yang artinya Lima, dan “Sila” yang artinya Dasar. Sehingga arti Pancasila secara harfiah
adalah Lima Dasar.

Pancasila dicetuskan oleh para pendiri bangsa Indonesia agar kita mempunyai pondasi yang kuat
dalam menjalankan pemerintahan. Artinya, dengan adanya Pancasila maka Indonesia memiliki dasar atau
pondasi dalam bernegara sehingga tidak mudah dipengaruhi dan dijajah oleh bangsa lain.

Dasar negara Indonesia tersebut dilambangkan dengan Garuda dimana terdapat gambar bintang,
rantai, pohon beringain, kepala banteng, padi dan kapas, yang mencerminkan arti dari 5 sila Pancasila.
Kemudian lambang negara Indonesia ini disebut dengan Garuda Pancasila.

Pengertian Pancasila Menurut Para Ahli

Agar lebih memahami apa arti Pancasila, maka kita dapat merujuk pada pendapat beberapa ahli berikut
ini:

1. Ir. Soekarno
Menurut Bung Karno, pengertian Pancasila adalah isi jiwa bangsa Indonesia yang turun-temurun berabad-
abad lamanya terpendam bisu oleh kebudayaan Barat. Dengan demikian, Pancasila bukan hanya falsafah
negara, tapi lebih luas lagi, yaitu falsafah bagi bangsa Indonesia.

2. Notonegoro
Menurut Notonegoro, pengertian Pancasila adalah dasar falsafah dan ideologi negara yang diharapkan
menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia sebagai dasar pemersatu, lambang persatuan dan kesatuan,
serta sebagai pertahanan bangsa dan negara Indonesia.
3. Muhammad Yamin
Menurut Muhammad Yamin, Pancasila berasal dari kata Panca yang berarti lima dan Sila yang berarti
sendi, atas, dasar atau peraturan tingkah laku yang penting dan baik. Dengan demikian Pancasila
merupakan lima dasar yang berisi pedoman atau aturan tentang tingkah laku yang penting dan baik.

2. Sejarah Singkat Pancasila

Menurut berbagai sumber, istilah Pancasila mulai dikenal sejak masa kerajaan Sriwijaya dan
Majapahit. Walaupun belum dirumuskan secara konkrit, pada masa itu sila-sila dalam Pancasila sudah
diterapkan dalam kehidupan masyarakat dan dalam kerajaan. Berdasarkan kitab Sutasoma karangan Mpu
Tantular, arti Pancasila adalah “Berbatu Sendi yang Lima” atau dapat diartikan sebagai “Pelaksanaan
Kesusilaan yang Lima”.

Selain itu, Pancasila juga dituliskan dalam kitab Agama Budha yang ditulis dalam bahasa
Pali (Pancha Sila). Pancha Sila adalah ajaran dasar moral agama Budha yang ditaati oleh para pengikut
Siddharta Gautama. Berikut ini adalah isi Pancha Sila dalam ajaran Budha:

1. Aku bertekad melatih diri untuk menghindari pembunuhan.


2. Aku bertekad melatih diri untuk tidak mengambil barang yang tidak diberikan.
3. Aku bertekad melatih diri untuk tidak melakukan perbuatan asusila.
4. Aku bertekad untuk melatih diri menghindari ucapan yang tidak benar (berbohong, berdusta,
fitnah, omong kosong).
5. Aku bertekad untuk melatih diri menghindari segala minuman dan makanan yang dapat
menyebabkan lemahnya kewaspadaan.

3. Fungsi Pancasila Bagi Indonesia

Dalam kedudukannya sebagai dasar Negara, Pancasila memiliki beberapa fungsi. Mengacu pada
pengertian Pancasila di atas, berikut ini adalah beberapa fungsi Pancasila:

1. Pancasila Sebagai Jiwa Bangsa Indonesia


Semua negara memiliki jiwa. Di Indonesia, Pancasila sebagai jiwa Bangsa sehingga masyarakat
Indonesia menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupannya.

2. Pancasila Sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia


Bangsa Indonesia memiliki keunikan tersendiri yang menjadi kepribadiannya dan menjadi
pembeda dengan negara lain. Keunikan tersebut diwujudkan dalam perilaku dan sikap mental masyarakat
Indonesia yang berlandaskan kepada Pancasila.

3. Pancasila Sebagai Sumber dari Segala Sumber Hukum


Hukum yang berlaku di Indonesia bersumber dari Pancasila. Dengan kata lain, semua hukum yang
berlaku tidak bertentangan dengan Pancasila yang menjadi dasar negara.

4. Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia


Pancasila berfungsi sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia dan sebagai petunjuk berperilaku
dalam kehidupan sehari-hari. Segala bentuk cita-cita moral Bangsa dan budaya harus bersumber dari
Pancasila yang merupakan satu-kesatuan yang tak terpisahkan.

5. Pancasila Sebagai Cita-Cita dan Tujuan Bangsa Indonesia


Cita-cita bangsa Indonesia adalah untuk menciptakan masyarakat yang adil dan makmur di
seluruh wilayah Indonesia. Hal ini tercantum dalam pembukaan UUD 1945 yang menjelaskan tentang
Pancasila.
6. Pancasila Sebagai Falsafah Hidup Bangsa
Di dalam Pancasila terkandung nilai-nilai kepribadian yang dipercayai paling benar, adil,
bijaksana, dan mempersatukan rakyat. Hal tersebut membuat Pancasila menjadi falsafah hidup bangsa
Indonesia.

7. Pancasila Sebagai Dasar Negara Republik Indonesia


Pancasila adalah sebagai dasar dalam penyelenggaraan negara dan kehidupan bernegara di
Indonesia. Dengan begitu, dalam pengaturan pemerintahan Negara dan kehidupan bermasyarakat di
Indonesia, harus selalu berlandaskan pada Pancasila.

8. Pancasila Sebagai Perjanjian Luhur Bangsa Indonesia


Pancasila merupakan hasil perjuangan dan perjanjian bersama rakyat dengan para pendiri bangsa
Indonesia. Dengan begitu, maka seluruh elemen masyarakat Indonesia harus membela, mendukung, dan
memperjuangkan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalam Pancasila.

4. Tujuan Pancasila

Dalam pembukaan UUD 1945 telah disebutkan tujuan Pancasila, yaitu sebagai Dasar Negara
Republik Indonesia. Dengan kata lain, Pancasila adalah landasan dalam mengatur jalannya pemerintahan
di Indonesia.

Pancasila merupakan pandangan hidup atau falsafah hidup berbangsa dan menjadi tujuan hidup
bangsa Indonesia. Seperti halnya juga disebutkan dalam ketetapan MPR No. 11/MPR/1978 pada tanggal
22 Maret 1978, yang isinya;

“Sesungguhnya sejarah telah mengungkapkan bahwa pancasila adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia yang
memberikan kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia serta membimbingnya dalam kehidupan lahir batin
yang makin baik dalam masyarakat Indonesia yang adil dan makmur. Bahwasanya pancasila yang telah
diterima dan ditetapkan sebagai dasar Negara seperti yang telah diuji kebenarannya, keampuhan dan
kesaktiannya sehingga tidak ada satupun kekuatan maupun juga yang mampu memisahkan Pancasila dari
kehidupan bangsa Indonesia”
G. IDEOLOGI ISLAM

1. Pengrtian Ideologi Islam

Ideologi Islam lahir berdasar akidah Islam. Islam dilahirkan dari proses berfikir yang
menghasilkan keyakinan yang teguh terhadap keberadaan (wujud) Allah sebagai Sang Pencipta dan
Pengatur Kehidupan, alam semesta dan seluruh isinya, termasuk manusia. Darinya lahir keyakinan
akan keadilan dan kekuasaan Allah Yang Maha Tahu dan Maha Pengatur, Allah telah mewahyukan
aturan hidup, yaitu syariat Islam yang sempurna dan diperuntukkan bagi manusia.
Syariat Islam tersebut bersumber pada Al Qur'an dan Al Hadist. Dari keyakinan ini tumbuhlah
keyakinan akan adanya rasul dari golongan manusia, yang menuntun dan mengajarkan manusia untuk
mentaati penciptanya, dan meyakini akan adanya hari perjumpaan dengan Allah SWT. Aturan hidup
yang dimaksud merupakan aturan hidup yang bersumber dari wahyu Allah. Aturan ini mengatur
berbagai cara hidup manusia yang berlaku dimana saja dan kapan saja, tidak terikat ruang dan waktu.
Dari peraturan yang mengikat individu ataupun masyarakat dan bahkan sistem kenegaraan, seluruhnya
ada diatur dalam Islam.
Jadi agama Islam mempunyai peraturan hidup.Seperti Hukum Mu’amalah (Sistem Ekonomi Islam,
Sistem Pentadbiran, Sistem Sosial, Pendidikan Islam) dan Hukum Uqubat (Hudud, Qisas, Takzir dan
Mua’lafat) merupakan peraturan hidup sesama manusia. Manakala peraturan manusia dengan diri
sendiri seperti makan minum dan pakaian serta peraturan manusia dengan Allah mencakupi ibadah dan
aqidah. Peraturan ini yang diciptakan oleh Allah biasanya dipanggil syarak. Disamping itu Muhammad
itu pesuruh Allah, Al Quran itu kalam Allah dan seperti pembaca sedia maklum tentang Rukun Iman
& Rukun Islam.

2. Ciri ideologi Islam


Di bawah ini adalah ciri-ciri ideologi Islam:
Sumber: Wahyu Allah SWT kepada Rasulullah SAW.
Dasar kepemimpinan ideologis: La ilaha illallah (menyatukan antara hukum Allah SWT dengan
kehidupan).
Kesesuaian dengan fitrah: Islam menetapkan manusia itu lemah. Jadi, segala aturan apapun harus
berasal dari Allah SWT lewat wahyu-Nya.
Pembuat hukum dan aturan: Allah SWT lewat wahyu-Nya. Akal manusia berfungsi menggali fakta
dan memahami hukum dari wahyu.
Fokus: Individu merupakan salah satu anggota masyarakat. Individu diperhatikan demi kebaikan
masyarakat, dan masyarakat untuk kebaikan individu.
Ikatan perbuatan: Seluruh perbuatan terikat dengan hukum syaro'. Perbuatan baru bebas dilakukan bila
sesuai dengan hukum syaro'.
Tujuan tertinggi yang hendak dicapai: Ditetapkan oleh Allah SWT, sebagaimana telah dibahas.
Tolok ukur kebahagiaan: Mencapai ridho Allah SWT, yang terletak dalam ketaatan dalam setiap
perbuatan.
Kebebasan pribadi dalam berbuat: Distandarisasi oleh hukum syaro'. Bila sesuai, bebas dilakukan. Bila
tidak, maka tidak boleh dilakukan.
Pandangan terhadap masyarakat: Masyarakat merupakan kumpulan individu yang memiliki perasaan
dan pemikiran yang satu serta diatur oleh hukum yang sama.
Dasar perekonomian: Setiap orang bebas menjalankan perekonomian dengan membatasi sebab
pemilikan dan jenis pemiliknya. Sedangkan jumlah kekayaan yang dimiliki tidak boleh dibatasi.
Kemunculan sistem aturan: Allah SWT telah menjadikan bagi manusia sistem aturan untuk dijalankan
dalam kehidupan yang diturunkan pada Nabi Muhammad SAW. Manusia hanya memahami
permasalahan, lalu menggali hukum dari Al Qur'an dan As Sunnah.
Tolok ukur: Halal dan haram.
Penerapan hukum: Atas dasar ketakwaan individu, kontrol masyarakat dan penerapan dari masyarakat.
Selain ciri-ciri diatas, ideologi Islam juga memiliki beberapa karakteristik. Antara lain:

Ide
Aqidah 'aqliyyah: Rukun iman.
Etika: Jalan yang Lurus
Penyelesaian masalah hidup: Identetan hukum dalam ibadah, sosial masyarakat, ekonomi, pemerintah,
pendidikan, pengadilan, dan akhlak.
Metode
Penerapan: Khilafah Islamiyah.
Penjagaan: Hukum Islam.
Penyebarluasan ideologi: Dakwah dan jihad.
Penganut ideologi Islam percaya jika sebelum kehidupan adalah berasal dari Allah SWT, saat
kehidupan bertujuan untuk mendapatkan ridha-Nya, dan setelah meninggal kembali kepada-Nya
dengan pertanggungjawaban.
Penerapan ideologi Islam

Islam memandang masyarakat sebagai individu yang terkait dan tidak dapat dipisahkan dari jama’ah
ibarat satu bahagian anggota tubuh. Serta jamaah pula tidak dapat dipisahkan dari individu-individu.
Masyarakat itu terdiri daripada manusia, pemikiran, perasaan dan peraturan (sistem) yang mengikat
perbuatan dan tingkahlaku.

Ideologi Islam mulai dijelmakan dalam sistem pemerintahan Islam sejak tahun 622 Masehi di Madinah
oleh Rasulullah Muhammad SAW. Sepanjang riwayatnya, ideologi ini mampu memberikan solusi dan
kemakmuran bagi masyarakatnya. Namun, ideologi Islam tak lagi diterapkan sejak 3 Maret 1924, saat
runtuhnya khilafah Turki Utsmani. Sejak saat itu, Islam sebagai ideologi tak lagi diterapkan secara
menyeluruh
Alasan Indonesia memilih Ideologi Pancasila Di Banding Ideologi Lain

Ideologi adalah sekumpulan ide yang mencerminkan kebutuhan-kebutuhan, harapan, dan tujuan
sosial dari individu, kelompok, golongan atau budaya (The American Heritage dan Dictionary of The
English Language, Fourth Edition). Ideologi juga seringkali dipahami sebagai sekumpulan ajaran atau
kepercayaan yang membentuk dasar-dasar politik, ekonomi, dan sistem-sistem lain yang ada di sebuah
negara. Dengan kata lain, setiap negara pasti memiliki sebuah ideologi.

Namun, seperti sebuah peribahasa, “lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya”. Pandangan
mengenai ideologi negara yang satu belum tentu diterima oleh negara yang lain. Setiap negara
memerlukan ideologi  yang berbeda-beda sebagai wadah, dasar, dan landasan untuk pembangunan di
wilayah masing-masing. Banyak negara-negara maju di dunia yang sudah mencapai kejayaan yang
cemerlang dikarenakan mereka telah menggunakan ideologi yang tepat untuk bangsa mereka sehingga
tidak begitu sulit bagi masyarakatnya agar berprilaku sesuai dengan landasan ideologi yang mereka
gunakan. Lalu, apakah Pancasila merupakan ideologi yang tepat untuk Indonesia? Untuk mengetahui
apakah Pancasila sudah ideal untuk kita gunakan, kita melihatnya dari tiga dimensi yang dimiliki oleh
ideologi tersebut, yaitu dimensi realitas, idealitas, dan fleksibilitas.

1. Dimensi Realitas menyatakan bahwa sebuah ideologi merupakan  interprestasi dari keadaan riil
bangsanya sendiri. Ideologi Pancasila telah memenuhi dimensi realitasnya karena Pancasila telah
menggambarkan keadaan sesuangguhnya dari masyarakat Indonesia. Dengan kata lain, Pancasila
juga dapat dikatakan sebagai cermin dari kepribadian bangsa Indonesia karena telah memberikan
ciri yang khas bagi bangsa Indonesia untuk dapat dibedakan dengan negara lain. Terdapat
kemungkinan bahwa masing-masing sila di dalam Pancasila terlepas dari sila yang lain, akan
tetapi, kelima sila tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan. Itulah sifat dari
Pancasila yang mencirikan bangsa Indonesia, yaitu terdiri atas berbagai suku, agama, pulau-pulau
namun tetap merupakan satu kesatuan Indonesia.
2. Dimensi Idealitas menyatakan sebuah ideologi harus mengandung cita-cita dari seluruh elemen
masyarakatnya, sehingga suatu bangsa mengetahui tujuan mereka masing-masing. Ideologi
Pancasila juga telah memenuhi dimensi idealitasnya, karena Pancasila mengandung cita - cita dari
seluruh elemen masyarakat di Indonesia. Cita-cita luhur bangsa Indonesia tegas memuat dalam
Pembukaan UUD 1945. Di dalam Pembukaan UUD 1945 juga  terdapat nilai-nilai Pancasila.
Dengan demikian, Pancasila merupakan cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia.
3. Dimensi Fleksibilitas menyatakan bahwa sebuah ideologi harus bisa beradaptasi dengan
perkembangan jaman. Pancasila telah memenuhi dimensi fleksibilitasnya karena Pancasila bisa
beradaptasi dengan perkembangan jaman. Pancasila juga terbuka terhadap hal - hal yang baru
tanpa kehilangan nilai - nilai dasarnya. Oleh karena itu, Pancasila juga sering disebut sebagai
ideologi terbuka.

Dari ketiga dimensi tersebut, maka sudah tentu Pancasila adalah ideologi terbaik bagi kita sebagai warga
negara Indonesia. Renungan Ir Soekarno tentang Pancasila di depan pohon sukun di Ende, Flores telah
membuktikan kepada kita bahwa sejarah tak hanya berawal dari Pulau Jawa. Pancasila telah menyatukan
Indonesia. Dan di usianya kini yang sudah berusia 69 tahun, Pancasila tetap setia menemani kita, tanpa
tergoyahkan oleh ideologi-ideologi lain yang ingin meruntuhkan kekuatannya. Terdapat 3 peristiwa di
Indonesia yang telah membuktikan bahwa Pancasila tidak pernah tergoyahkan oleh ideologi lain, yaitu

1. Pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) di Madiun tahun 1948 yang ingin mendirikan
negara komunis di Indonesia,
2. Pemberontakan Darul Islam – Tentara Islam Indonesia (DI/TII), yang ingin mendirikan negara
Islam di Indonesia, dan
3. Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia tahun 1965 yang dikenal dengan sebutan G 30 S
PKI, PKI ingin mengganti dasar negara Pancasila menjasi komunis.

Pemberontakan PKI tersebut dapat ditumpas oleh ABRI dari seluruh rakyat Indonesia yang setia pada
Pancasila. Walaupun memang pada awal kemunculannya Pancasila memang sempat menuai perdebatan.
Pada saat itu, terdapat masyarakat yang menginginkan Islam menjadi dasar negara karena melihat
mayoritas penduduk Indonesia adalah pemeluk agama Islam. Namun, sebagian besar masyarakat
Indonesia juga menginginkan negara yang integralistik. Dan tentu saja, perdebatan tersebut akhirnya
dimenangkan oleh pihak yang menginginkan negara yang integralistik. Hal ini juga membuktikan kepada
kita bahwa nilai-nilai Pancasila tidak akan goyah hanya karena kepentingan golongan tertentu, karena
Pancasila bersifat universal dan merangkul semua golongan. Tentu dengan sifatnya tersebut, Pancasila
sangat cocok untuk digunakan di Indonesia yang memiliki keanekaragaman suku, agama, ras, dan
budaya. Sehingga nantinya akan terwujud keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Segala keterpaduan
yang dimiliki oleh Pancasila terhadap keadaan di Indonesia membuat penulis memilih Pancasila sebagai
ideologi terbaik. Namun, untuk menjadikan Pancasila menjadi ideologi yang membawa kemajuan,
diperlukan upaya-upaya yang dilakukan oleh bangsa Indonesia, yaitu

1. Menumbuhkan kesadaran untuk melaksanakan nilai-nilai Pancasila,


2. Melaksanakan ideologi Pancasila secara konsisten,
3. Menempatkan Pancasila sebagai sumber hukum dalam pembuatan peraturan perundangan
nasional,
4. Menempatkan Pancasila sebagai moral dan kepribadian bangsa Indonesia.

Apabila keempat hal tersebut telah dilakukan, maka bukan tidak mungkin Indonesia akan menjadi negara
yang sejahtera dan makmur layaknya negara-negara maju saat ini. Sehingga, kesimpulannya, Pancasila
sangat ideal dan sangat tepat untuk Indonesia. Penulis yakin, ketidaksempurnaan Indonesia sesungguhnya
bukan berpangkal pada sistem maupun ideologi yang digunakan, tetapi bagaimana kita sebagai
masyarakat menginternalisasikan nilai-nilai tersebut dan mengimplementasikannya di lapangan.

Oleh: Ida Ayu Marina Clara W

Ideologi adalah sekumpulan ide yang mencerminkan kebutuhan-kebutuhan, harapan, dan tujuan sosial
dari individu, kelompok, golongan atau budaya (The American Heritage dan Dictionary of The English
Language, Fourth Edition). Ideologi juga seringkali dipahami sebagai sekumpulan ajaran atau
kepercayaan yang membentuk dasar-dasar politik, ekonomi, dan sistem-sistem lain yang ada di sebuah
negara. Dengan kata lain, setiap negara pasti memiliki sebuah ideologi.
Namun, seperti sebuah peribahasa, “lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya”. Pandangan
mengenai ideologi negara yang satu belum tentu diterima oleh negara yang lain. Setiap negara
memerlukan ideologi  yang berbeda-beda sebagai wadah, dasar, dan landasan untuk pembangunan di
wilayah masing-masing. Banyak negara-negara maju di dunia yang sudah mencapai kejayaan yang
cemerlang dikarenakan mereka telah menggunakan ideologi yang tepat untuk bangsa mereka sehingga
tidak begitu sulit bagi masyarakatnya agar berprilaku sesuai dengan landasan ideologi yang mereka
gunakan. Lalu, apakah Pancasila merupakan ideologi yang tepat untuk Indonesia? Untuk mengetahui
apakah Pancasila sudah ideal untuk kita gunakan, kita melihatnya dari tiga dimensi yang dimiliki oleh
ideologi tersebut, yaitu dimensi realitas, idealitas, dan fleksibilitas.

1. Dimensi Realitas menyatakan bahwa sebuah ideologi merupakan  interprestasi dari keadaan riil
bangsanya sendiri. Ideologi Pancasila telah memenuhi dimensi realitasnya karena Pancasila telah
menggambarkan keadaan sesuangguhnya dari masyarakat Indonesia. Dengan kata lain, Pancasila
juga dapat dikatakan sebagai cermin dari kepribadian bangsa Indonesia karena telah memberikan
ciri yang khas bagi bangsa Indonesia untuk dapat dibedakan dengan negara lain. Terdapat
kemungkinan bahwa masing-masing sila di dalam Pancasila terlepas dari sila yang lain, akan
tetapi, kelima sila tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan. Itulah sifat dari
Pancasila yang mencirikan bangsa Indonesia, yaitu terdiri atas berbagai suku, agama, pulau-pulau
namun tetap merupakan satu kesatuan Indonesia.
2. Dimensi Idealitas menyatakan sebuah ideologi harus mengandung cita-cita dari seluruh elemen
masyarakatnya, sehingga suatu bangsa mengetahui tujuan mereka masing-masing. Ideologi
Pancasila juga telah memenuhi dimensi idealitasnya, karena Pancasila mengandung cita - cita dari
seluruh elemen masyarakat di Indonesia. Cita-cita luhur bangsa Indonesia tegas memuat dalam
Pembukaan UUD 1945. Di dalam Pembukaan UUD 1945 juga  terdapat nilai-nilai Pancasila.
Dengan demikian, Pancasila merupakan cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia.
3. Dimensi Fleksibilitas menyatakan bahwa sebuah ideologi harus bisa beradaptasi dengan
perkembangan jaman. Pancasila telah memenuhi dimensi fleksibilitasnya karena Pancasila bisa
beradaptasi dengan perkembangan jaman. Pancasila juga terbuka terhadap hal - hal yang baru
tanpa kehilangan nilai - nilai dasarnya. Oleh karena itu, Pancasila juga sering disebut sebagai
ideologi terbuka.

Dari ketiga dimensi tersebut, maka sudah tentu Pancasila adalah ideologi terbaik bagi kita sebagai warga
negara Indonesia. Renungan Ir Soekarno tentang Pancasila di depan pohon sukun di Ende, Flores telah
membuktikan kepada kita bahwa sejarah tak hanya berawal dari Pulau Jawa. Pancasila telah menyatukan
Indonesia. Dan di usianya kini yang sudah berusia 69 tahun, Pancasila tetap setia menemani kita, tanpa
tergoyahkan oleh ideologi-ideologi lain yang ingin meruntuhkan kekuatannya. Terdapat 3 peristiwa di
Indonesia yang telah membuktikan bahwa Pancasila tidak pernah tergoyahkan oleh ideologi lain, yaitu

1. Pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) di Madiun tahun 1948 yang ingin mendirikan
negara komunis di Indonesia,
2. Pemberontakan Darul Islam – Tentara Islam Indonesia (DI/TII), yang ingin mendirikan negara
Islam di Indonesia, dan
3. Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia tahun 1965 yang dikenal dengan sebutan G 30 S
PKI, PKI ingin mengganti dasar negara Pancasila menjasi komunis.
Pemberontakan PKI tersebut dapat ditumpas oleh ABRI dari seluruh rakyat Indonesia yang setia pada
Pancasila. Walaupun memang pada awal kemunculannya Pancasila memang sempat menuai perdebatan.
Pada saat itu, terdapat masyarakat yang menginginkan Islam menjadi dasar negara karena melihat
mayoritas penduduk Indonesia adalah pemeluk agama Islam. Namun, sebagian besar masyarakat
Indonesia juga menginginkan negara yang integralistik. Dan tentu saja, perdebatan tersebut akhirnya
dimenangkan oleh pihak yang menginginkan negara yang integralistik. Hal ini juga membuktikan kepada
kita bahwa nilai-nilai Pancasila tidak akan goyah hanya karena kepentingan golongan tertentu, karena
Pancasila bersifat universal dan merangkul semua golongan. Tentu dengan sifatnya tersebut, Pancasila
sangat cocok untuk digunakan di Indonesia yang memiliki keanekaragaman suku, agama, ras, dan
budaya. Sehingga nantinya akan terwujud keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Segala keterpaduan
yang dimiliki oleh Pancasila terhadap keadaan di Indonesia membuat penulis memilih Pancasila sebagai
ideologi terbaik. Namun, untuk menjadikan Pancasila menjadi ideologi yang membawa kemajuan,
diperlukan upaya-upaya yang dilakukan oleh bangsa Indonesia, yaitu

1. Menumbuhkan kesadaran untuk melaksanakan nilai-nilai Pancasila,


2. Melaksanakan ideologi Pancasila secara konsisten,
3. Menempatkan Pancasila sebagai sumber hukum dalam pembuatan peraturan perundangan
nasional,
4. Menempatkan Pancasila sebagai moral dan kepribadian bangsa Indonesia.

Apabila keempat hal tersebut telah dilakukan, maka bukan tidak mungkin Indonesia akan menjadi negara
yang sejahtera dan makmur layaknya negara-negara maju saat ini. Sehingga, kesimpulannya, Pancasila
sangat ideal dan sangat tepat untuk Indonesia. Penulis yakin, ketidaksempurnaan Indonesia sesungguhnya
bukan berpangkal pada sistem maupun ideologi yang digunakan, tetapi bagaimana kita sebagai
masyarakat menginternalisasikan nilai-nilai tersebut dan mengimplementasikannya di lapangan.

Anda mungkin juga menyukai