Anda di halaman 1dari 2

PEMIKIRAN SOSIALISME PRA MARX

Bratva17.40 Tidak ada komentar


Sebelum munculnya sistem ekonomi sosialisme, dunia barat telah mapan menggunakan sistem ekonomi
kapitalis. Banyak bermunculan tokoh pemikir ekonomi kapitalis, seperti Robert Malthus, David Ricardo,
J.B. Say, dan J.S. Mill. Mereka tergabung kedalam mahzab klasik yang dimotori oleh Adam Smith.
Pemikiran mereka lebih berorientasi kepada sistem ekonomi pasar, atau liberal, atau kapitalis.
Sistem liberalisme-kapitalisme menimbulkan banyak kontroversi, karena pada prakteknya kaum borjuis
(bangsawan) yang lebih diuntungkan. Ini terlihat dari penguasaan mereka atas negara. Oleh mereka
negara dijadikan sebagai kekuatan dan alat pemaksa untuk mengatur organisasi ekonomi politik dan
kemasyarakatan guna memenuhi berbagai kepentingan mereka.
Kaum borjuis berada pada puncak perekonomian, kepemilikan akan modal yang besar membuat mereka
bertindak semaunya. Hal ini mendapat tentangan dari kaum proletar (buruh), yang hidupnya semakin
tertindas.
William Blake (1775-1827) menggambarkan bahwa kapitalisme telah merusak keadaan Inggris yang
semula damai, kemudian membawa masyarakat ke arah hidup penuh persaingan dan perkelahian .
Berangkat dari kenyataan dimana kapitalisme tidak membawa keadilan bagi masyarakat dan hanya
menguntungkan segelintir orang (kaum borjuis), maka muncullah para pemikir-pemikir ekonomi baru yang
lebih berorientasi pada kesejahteraan masyarakat berdasar azas keadilan dalam perekonomian. Ajaran-
ajaran mereka lebih dikenal dengan sosialisme.
Pemikiran-pemikiran ekonomi beraliran sosialis secara garis besar dapat dibagi atas tiga kelompok:
1. Kelompok pemikir sosialis sebelum Marx.
2. Pandangan Marx dan Engels.
3. Kelompok pemikir sosoalis sesudah Marx.

A. Pengertian Sosialisme dan Komunisme


Istilah sosialisme dapat merepresentasikan banyak arti. Selain sistem ekonomi, juga menunjukkan aliran
falsafah, ideologi, cita-cita, ajaran-ajaran atau gerakan. Menurut J.S. Mill , secara sempit sosialisme ialah
kegiatan menolong orang-orang yang tak beruntung dan tertindas.
Secara luas, sosialisme diartikan sebagai bentuk perekonomian yang pemerintahannya paling kurang
bertindak sebagai pihak yang dipercayai oleh seluruh warga masyarakat untuk mengelola perekonomian,
termasuk kewenangan untuk menguasai unit produksi yang menyangkut hajat hidup orang banyak dan
menghilangkan kepemilikan oleh swasta (Brinton, 1981).
Jadi, sistem ini mengharuskan akan adanya kepemilikan secara kolektif terhadap sumber-sumber
produksi. Negara eks Soviet dan Inggris-yang dikuasai oleh partai buruh- dapat dimasukkan ke dalam
sistem sosialis.

Bagaimana dengan komunisme?. Karena istilah sosialisme sering muncul bersamaan dengan
komunisme. Pada dasarnya istilah komunisme dan sosialisme tidak banyak perbedaannya, bahkan Marx
menggunakannya secara bergantian.

Istilah ”komunisme” pertama kali muncul sejak meletusnya revolusi Bolshevik tahun 1917. Menurut
Brinton (1981), sosialisme menggambarkan pergeseran milik kekayaan dari swasta ke pemerintah yang
berlangsung secara perlahan-lahan melalui prosedur pemerintah dengan memberikan kompensasi
kepada swasta. Sedangkan pada komunisme peralihan kepemilikan dilakukan secara cepat dan paksa
tanpa memberikan kompensasi.
Jadi, walaupun tujuan yang akan dicapai sama, tetapi cara yang digunakan berbeda. Dapat dikatakan
bahwa komunisme adalah bentuk sosialisme yang paling ekstrem. Karena untuk mencapai masyarakat
komunis yang dicita-citakan diperoleh melalui suatu revolusi. Sistem sosialisme-komunisme sering juga
disebut sistem ”perekonomian komando” atau sistem ”ekonomi totaliter”, karena negara mutlak
menguasai unit-unit ekonomi.
Aliran sebelum Marx ini sering dimasukkan kedalam sosialis, karena pemikirannya yang lebih bersifat
utopis (dalam angan-angan) walau ada beberapa tokoh aliran ini yang berusaha untuk mewujudkannya
menjadi sebuah kenyataan.
Untuk itu pemikiran sebelum Marx ini dibagi atas dua konsep. Yaitu sosialisme utopis dan sosialisme
komunitas bersama.

B. Pemikiran-Pemikiran Sosialisme
1. Sosialisme Utopis
Sosialisme bukan hal yang baru, gagasan ini sudah ada sejak jaman Yunani kuno, dimana Plato
berpendapat bahwa negara hanya akan baik kalau dipimpin dan diperintah oleh orang-orang baik serta
negarawan ulung, yang disaring dari seluruh anggota masyarakat. Karena gagasannya ini Plato dianggap
sebagai pendiri ajaran sosialisme. Menurut Plato, sistem pemerintahan yang baik adalah berbentuk
totaliterisme, dikendalikan dan dipimpin oleh orang terpandai dan terpilih.

Tokoh sosialis utopis adalah Sir Thomas More (1478-1535).


Istilah sosialis utopis berasal dari buku beliau “utopia”, dimana More memimpikan suatu negara impian,
dimana semua milik merupakan milik bersama. Semua orang tinggal dalam suatu tempat bersama.
Makanan serta segala kebutuhan lainnya disediakan secara bersama-sama pula.
Orang tidak perlu bekerja mati-matian dalam waktu lama, melainkan cukup sekedar dapat memenuhi
kebutuhannya saja. Toleransi hidup ditanamkan.
Tulisan lain yang senada dengan More, antara lain dapat dilihat dari karangan: Tomasso Campanella
(1568-1639) berjudul Civitas Solis; Francis Bacon (1560-1626) berjudul New Atlantis; dan James
Harrington dengan judul Oceana.
Para pemikir-pemikir itu mempunyai kesamaan pandangan akan suatu negara impian dimana sosialisme
menjiwai perekonomiannya.
Dan akhirnya angan-angan tetaplah angan-angan yang akan selalu berada di alam bawah sadar
manusia. Tetapi di kemudian hari buku-buku yang bersifat utopia itu akan mempengaruhi pemikir sosialis
lainnya.

2. Sosialisme Komunitas Bersama


Pada awalnya sosialisme hanya merupakan suatu utopis dimana berada dalam angan-angan manusia.
Akan tetapi dilain pihak ada tokoh sosialis yang merealisasi cita-cita mereka dalam kenyataan.
Diantaranya adalah Robert Owen (1771-1858), Charles Fourier (1772-1837), dan Louis Blanc (1811-
1882).

Robert Owen adalah seorang pengusaha yang kaya. Penderitaan yang pahit membuatnya berpikir
bagaimana menciptakan suatu komunitas yang ideal, dimana kesejahteraan masyarakat sangat
diperhatikan. Untuk itu Owen membangun pabrik sebagai model untuk perbaikan kesejahteraan para
pekerja, yang disebut parallelogram. Ide Owen tentang sosialis dapat dilihat dari bukunya ”The New View
of Society”. Ia juga menuntut adanya partisipasi pemerintah.

Sama seperti Owen, Fourier dan Blanc juga berhasil merealisasikan pemikirannya dengan membentuk
suatu daerah ideal yang berdasar atas pemikiran sosialisme. Tetapi sayang komunitas-komunitas itu tidak
dapat bertahan lama karena beberapa faktor antara lain (1)oposisi dari beberapa kapitalis; (2)kekurangan
modal; (3)tidak kuat bersaing dalam sistem kapitalis-liberalis; (4)serta kelemahan dalam pengelolaan.

Dapat dikatakan bahwa ide pemikir sosialis adalah masih bersifat utopis, bersifat angan-angan, dan
terlalu naif untuk diikuti. Karena dinilai idealisme mereka memang tinggi, tetapi secara teoritis-praktis tidak
bisa direalisasi. Kalaupun ada yang merealisasi kebanyakan akan segera layu sebelum berkembang.
Barulah ditangan Marx, ide sosialisme memperoleh ”landasan ilmiah” untuk berkembang menjadi sesuatu
yang realistis.

C. Tokoh-Tokoh Sosialis Pra Marx


 Sosialis Utopis
J.S. Mill (1806-1873); Sir Thomas More (1478-1535); Tomasso Campanella (1568-1639); Francis Bacon
(1560-1626); dan James Harrington.

 Sosialis Komunitas Bersama


Robert Owen (1771-1858), Charles Fourier (1772-1837)

Anda mungkin juga menyukai