Anda di halaman 1dari 6

Ummu Salamah/1206206682/12 Maret 2015

Perkembangan Paham Sosialisme


Sosialisme adalah suatu paham tentang kepemilikan individu yang diatur dan
dikontrol secara kolektif, tidak terbatas individu atau segelintir kelompok saja.
Pemicu lahirnya paham sosialisme adalah protes atas sistem kapitalisme yang
secara tidak langsung membuat tingkatan kelas dalam masyarakat (Mises, 1951).
Sosialisme mula-mula muncul pada saat terjadinya peristiwa revolusi industri abad
18 di Inggris sebagai reaksi atas ketidakadilan yang terjadi serta eksploitasi terhadap
buruh dan pekerja pabrik. Adanya ketidakpuasan dan pergolakan sosial pun muncul
dari golongan sosialis yang bertujuan memperjuangkan hak-hak pekerja pabrik yang
tertindas. Revolusi industri menjadikan proses produksi barang menjadi lebih mudah
dan murah, sehingga terciptalah konsep akumulasi modal pada kelompok tertentu.
Hal ini pada akhirnya menciptakan polarisasi dalam masyarakat yaitu golongan
majikan dan buruh, atau golongan borjuis atau proletar.
Kondisi masyarakat saat kapitalisme berkembang setelah revolusi industri
mengundang perhatian para pemikir sosialisme seperti Robert Owen di Inggris, serta
Saint Simon dan Fourier di Prancis. Mereka terdorong untuk memperbaiki kondisi
masyarakat saat itu didasari oleh rasa kemanusiaan, tanpa disertai tindakan atau
konsepsi nyata mengenai tujuan dan strategi dalam memperbaiki kondisi tersebut.
Oleh karena itu, tokoh-tokoh tersebut kerap disebut sebagai tokoh sosialisme utopis.
Karl Marx juga merupakan salah satu tokoh sosialisme yang terkenal dengan
gagasan sosialisme ilmiah. Marx mengecam konsepsi-konsepsi soalisme oleh
Simon, Fourie dan Owen dan menganggapnya sebagai sosialisme utopis. 1 Menurut
Marx, keadaan ekonomi dan sosial yang terjadi di bawah sistem kapitalisme hanya
dapat diperbaiki oleh cara yang radikal melalui pendobrakan sendi-sendinya. Karl
Marx pun menyusun teori-teori dan konsep yang didasari oleh hukum ilmiah yang
dapat dilaksanakan. Dasar ilmiah yang diterapkan oleh Marx dalam membuat teori
dan konsep gerakan sosialisme yang membedakan pemikirannya dengan pemikiran
tokoh sosialisme sebelumnya. Hal ini pula yang menyebabkan pemikiran sosialisme
Karl Marx disebut dengan sosialisme ilmiah.
Pemikiran Marx tentang sosialisme banyak dipengaruhi oleh pemikiran salah
satu filsuf Jerman, George Hegel (1771-1831) mengenai dialektika. Menurut Hegel,
1 Hatta, Mohammad. 1963. Persoalan Ekonomi Sosialis di Indonesia. hal 2.
1

Ummu Salamah/1206206682/12 Maret 2015

kebenaran hanya dapat ditanngkap oleh manusia dengan akal pikiran dialektik, yaitu
melalui proses dari tesis, antitetis, sampai sintensis, kemudian ia mulai lagi dari
permulaan hingga berulang-ulang. Pemikiran sosialisme oleh Marx menggambarkan
cara berpikirnya yang dialektik, yang dipelajarinya dari Hegel, tetapi dengan
membalikkan hubungan kausalnya. Apabila Hegel berpendapat bahwa segala
kejadian di dunia ini dipengaruhi dan ditentukan oleh ide dan pikiran manusia, maka
Marx memiliki pendapat lain ,yaitu keadaan sosial. Berdasarkan dialektik tersebut,
Marx mengarang suatu metode ilmiah, kerangka berpikir yang menjadi acuannya
dan bagi pengikut-pengikutnya, yang disebut dengan historis-materialisme. (Hatta,
1963)
Marx tertarik dengan gagasan Hegel dan menjadikannya landasan teori
dalam perkembangan masyarakat melalui revolusi. Ada 4 tahap kemasyarakatan
yang dikonsepsikan oleh Marx. Yang pertama adalah tahap kebudayaan primitif.
Pada tahap ini, kebudayaan manusia dimulai dari bercocok tanam dan ditujukan
hanya untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Kedua, tahap feodalisme. Tahap ini
merupakan lajutan dari tahap kebudayaan primitif namun dengan kondisi sumber
daya alam yang mulai terbatas dan populasi manusia yang meningkat. Ketiga, tahap
kapitalisme yang merupakan lanjutan dari tahap feodalisme namun terjadi terjadi
pertentangan antara pemilik tanah dan pekerja (buruh). Keempat, tahap masyarakat
sosialisme dan kapitalisme yang merupakan puncak dari tahap sebelumnya.
Sosialisme merupakan tahap transformasi menuju komunisme. Ideologi dari
komunisme sendiri adalah terciptanya struktur masyarakat tanpa adanya stratifikasi
kelas. Dan untuk mewujudkan cita-cita tersebut, hampir seluruh faktor produksi
dikuasai oleh negara dan kepemilikan kekayaan atas nama individu sangat dibatasi.
Dalam masyarakat sosialis, terdapat campur tangan dari pemerintah yang luas
terhadap penguasaan alat produksi hingga hak individu (kolektivisme). Dalam
pandangan komunis, proses transformasi menuju komunis dilakukan melalui revolusi
dengan kekerasan. Hal ini menyebabkan komunisme disebut sebagai bentuk dari
sosialisme revolusioner, yang secara radikal berbeda dengan sosialisme yang
sifatnya evolusioner yang melakukan perubahan dengan cara damai.

Ummu Salamah/1206206682/12 Maret 2015

Perkembangan Sosialime di Berbagai Negara


Sosialisme yang berkembang mula-mula di abad 19 adalah sosialisme
utopian. Negara pertama yang mendapat pengaruh sosialisme yang kuat adalah
Inggris, dimana Inggris merupakan negara pertama yang menjalani revolusi industri.
Revolusi industri ditandai oleh perkembangan pesat pada proses produksi
khususnya mesin. Dampak dari revolusi industri yang paling mencolok adalah
munculnya golongan borjuis dan buruh. Cita-cita dari golongan sosialis di Eropa
adalah penguasaan alat pabrik, kapal, dan pertambangan dikuasai oleh negara, hal
ini bertujuan untuk meniadakan kelas-kelas yang memicu eksploitasi buruh atau
pekerja pabrik (Eagleton, 2011).
Dukungan terbesar gerakan sosialisme di Inggris muncul dari Partai Buruh
sebagai bentuk protes atas ketidakadilan yang diciptakan sistem kapitalisme. Pada
awal munculnya, gerakan sosialisme tidak mendapat tempat dan hanya memperoleh
dukungan yang sedikit di parlemen. Menguatnya sosialisme di Inggris tak luput dari
perjuangan kaum sosialis yang membentuk program-program dalam bidang
pemerataan pendapatan, distribusi pendapatan, pendidikan, dan perumahan. Salah
satu pelopor sosialisme di Inggris adalah Robert Owen (1771-1858) yang
mencetuskan ide gerakan koperasi yang menyokong organisasi serikat dagang yang
tersebar di seluruh Inggris dan Skotlandia. Owen meyakini bahwa gerakan koperasi
mampu menciptakan tatanan masyarakat baru yang sosialis.
Selain di Inggris, salah satu negara tempat paham sosialisme berkembang
adalah Rusia. Perkembangan sosialisme di Rusia juga diawali oleh perubahan kelas
sosial yang ditimbulkan oleh peristiwa revolusi industri. Industrialisasi di Rusia mulai
pada paruh ke dua abad 19 dan berkembang dengan cepat. Hal ini dibuktikan
dengan lebih dari setengah modal untuk investasi berasal dari luar negeri. Banyak
investor asing tertarik pada keuntungan cepat dan tidak menunjukkan kepedulian
terhadap kondisi pekerja, sehingga para pemilik modal di Rusia harus bersaing
dengan investor asing dengan mengurangi upah pekerja. Hal tersebut menyebabkan
kesengsaraan bagi kaum pekerja/buruh di Rusia. Kondisi tersebut akhirnya memicu
muncuklnya gerakan sosialis dari kalangan buruh pekerja dan terjadi lah revolusi
Rusia.
3

Ummu Salamah/1206206682/12 Maret 2015

Revolusi Rusia merupakan gerakan awal sosialisme yang berdampak


signifikan di negara tersebut. Revolusi ini memiliki tujuan menjunjung kesetaraan.
Tujuan revolusi ini memperoleh banyak dukungan dari berbagai belahan dunia. Ide
sosialisme pun tumbuh subur dimulai dari revolusi Rusia, contohnya, peran
pemerintah dalam regulasi kebijakan ekonomi. Dan perencanaan ekonomi untuk
memperbaiki kondisi masyarakat di masa yang akan datang. Revolusi Rusia bahkan
merupakan revolusi yang sukses yang pertama dan menjadi acuan bagi beberapa
negara lain yang beberapa tahun kemudian juga melaksanakan revolusi, seperti
Cina (1949) dan Kuba (1959).
Di negara-negara Eropa lainnya seperti Perancis, Swedia, Norwegia,
Denmark dan juga Australia dan Selandia Baru partai-partai sosial berhasil
memegang kekuasaan pemerintahan melalui pemilu-pemilu bebas. Selama tahun
1920-an dan 1930-an, kaum sosialis di Eropa dan Amerika melakukan serangan
baru terhadap kelemahan kapitalisme, ungkapan-ungkapan misalnya: ketimpangan
ekonomi, pengangguran kronis, kekayaan privat dan kemiskinan umum, menjadi
slogan-slogan umum. Di Eropa partai sosialis demokratis dipengaruhi Marxisme
revisionis, solidaritas kelas pekerja, dan pembentukan sosialis yang pada akhirnya
melalui cara demokratis sebagai alat untuk memperbaiki kekurangan sistem
kapitalis.

Perkembangan Sosialisme di Indonesia


Organisasi yang berperan dalam perkembangan sosialisme di Indonesia
adalah organisasi kaum sosialis yang dibangun pada tahun 1914, yaitu ISDV atau
(Indische Sociaal-Democratische Vereeniging atau Persatuan Sosial Demokrat
Hindia Belanda). Organisasi ini dilatarbelakangi kegelisahan seorang sosialis
Belanda saat berhadapan dengan kondisi-kondisi sosial polittik Indonesia saat masa
penjajahan Belanda, bernama Sneevliet. Ia datang ke Indonesia pada tahun 1913
dan bekerja di Soerjabajaasch Handelsblad (sebuah surat kabar di Surabaya) yang
merupakan majalah pemicu awal kemunculan ide-ide sosialisme di Indonesia.
Penjajahan Belanda di Indonesia diakui oleh ISDV sebagai kolonialisme
(pemerintah Hindia Belanda) dan bentuk pertanananan kapitalisme di Eropa dan
Amerika (imperialisme). Akan tetapi, mereka masih berbeda pandangan tentang
4

Ummu Salamah/1206206682/12 Maret 2015

apakah

sudah

saatnya

untuk

mempropagandakan

ide-ide

sosialisme

dan

mendorong kemerdekaan pada masyarakat Hindia Belanda. Pihak yang lebih


moderat (yang di kemudian hari berpecah dengan ISDV) lebih menekankan pada
tugas-tugas kajian bagi kepentingan fraksi SDAP (Partai Sosial Demokrat Belanda)
di parlemen Belanda. Sneevliet akhirnya harus berkompromi, dimana selain
mempropagandakan ide-ide sosialisme dan kajian-kajian bagi kepentingan SDAP,
ISDV disepakati hanya berurusan dengan politik sebatas apa yang tidak dilarang
oleh peraturan kolonial. Namun demikian, dalam deklarasi prinsip nya ISDV telah
memasukkan prinsip perjuangan kelas dan makna kemerdekaan dalam tujuan
organisasinya, berbeda dari organisasi-organisasi pergerakan sebelumnya yang
lebih menekankan segi kebangsaan (seperti Boedi Oetomo atau Indische Partij) atau
keagamaan (seperti Serikat Islam).
ISDV kemudian diresmikan menjadi suatu partai, yaitu Partai Komunis
Indonesia (PKI) pada tahun 1920. Latar belakang perubahan ISDV menjadi PKI
didasarkan pada dua alasan. Pertama, terbentuknya Internasional Komunis pada
1919, yang sekaligus mematenkan nama komunis secara internasional untuk
membedakan diri dari sosial-demokrat secara internasional yang berkhianat pada
perjuangan kelaslalu menggusarkan pemimpin ISDV atas nama sosial-demokrasi
yang disandangnya. Kedua, faksi yang lebih moderat dalam ISDV kemudian
membentuk organ terpisah yang bernama ISDPsehingga ikut melahirkan masalah
kemiripan penyebutan v dengan p di kalangan pribumi. PKI akhirnya bergabung
dengan Komunis Internasional (Komintern).2
Perkembangan pemikiran sosialisme di Indonesia sempat mengalami hambatan.
Salah satunya adalah saat pelarangan keberadaan PKI oleh Presiden Soeharto.
Bahkan, Soeharto membubarkan PKI dan melakukan pembunuhan massal terhadap
pendukung-pendukungnya. Hingga saat ini Indonesia masih terkait dari sosialisme
secara konstitusi. Nilai-nilai sosialisme tertuang pada beberapa pasal UUD 1945,
seperti pada pasal 33, Pasal 27 ayat 2, dan Pasal 34. Akan tetapi, dalam
prakteknya, Indonesia masih jauh dari kata sosialisme. Hal ini dapat dibuktikan
dengan beberapa sumber daya alam yang dikuasai oleh pihak privat, serta tumbuh
suburnya perusahaan-perusahaan korporat berorientasi profit di Indonesia.
2 http://www.arahjuang.com/2014/02/06/sosialisme-di-indonesia-dari-sneevliethingga-soekarno-dari-pemimpin-menuju-massa/
5

Ummu Salamah/1206206682/12 Maret 2015

Referensi
Britain, S. P. (1967). Russia 1917-1967: A Socialist Analysis. London: Socialist
Party of Great Britain.
Eagleton, T. (2011). Why Marx Was Right. New Haven and London: Yale University
Press.
Hatta, M. (1963). Persoalan Ekonomi Sosialis di Indonesia. Jakarta: Penerbit
Djambatan.
Lenin. (1905, November 7). Sosialisme Borjuis Kecil dan Sosialisme Proletar.
Proletary No. 24, 438. Retrieved from
https://www.marxists.org/indonesia/archive/lenin/1905/Sosialisme.htm
Mises, L. V. (1951). Socialism: An Economic and Sociological Analysis. New
Haven: Yale University Press.
Sosialisme di Indonesia: Dari Sneevliet Hingga Soekarno, Dari Pemimpin Menuju
Massa. (2014, Februai 6). Retrieved from Arah Juang: www.arahjuang.com

Anda mungkin juga menyukai