kebenaran hanya dapat ditanngkap oleh manusia dengan akal pikiran dialektik, yaitu
melalui proses dari tesis, antitetis, sampai sintensis, kemudian ia mulai lagi dari
permulaan hingga berulang-ulang. Pemikiran sosialisme oleh Marx menggambarkan
cara berpikirnya yang dialektik, yang dipelajarinya dari Hegel, tetapi dengan
membalikkan hubungan kausalnya. Apabila Hegel berpendapat bahwa segala
kejadian di dunia ini dipengaruhi dan ditentukan oleh ide dan pikiran manusia, maka
Marx memiliki pendapat lain ,yaitu keadaan sosial. Berdasarkan dialektik tersebut,
Marx mengarang suatu metode ilmiah, kerangka berpikir yang menjadi acuannya
dan bagi pengikut-pengikutnya, yang disebut dengan historis-materialisme. (Hatta,
1963)
Marx tertarik dengan gagasan Hegel dan menjadikannya landasan teori
dalam perkembangan masyarakat melalui revolusi. Ada 4 tahap kemasyarakatan
yang dikonsepsikan oleh Marx. Yang pertama adalah tahap kebudayaan primitif.
Pada tahap ini, kebudayaan manusia dimulai dari bercocok tanam dan ditujukan
hanya untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Kedua, tahap feodalisme. Tahap ini
merupakan lajutan dari tahap kebudayaan primitif namun dengan kondisi sumber
daya alam yang mulai terbatas dan populasi manusia yang meningkat. Ketiga, tahap
kapitalisme yang merupakan lanjutan dari tahap feodalisme namun terjadi terjadi
pertentangan antara pemilik tanah dan pekerja (buruh). Keempat, tahap masyarakat
sosialisme dan kapitalisme yang merupakan puncak dari tahap sebelumnya.
Sosialisme merupakan tahap transformasi menuju komunisme. Ideologi dari
komunisme sendiri adalah terciptanya struktur masyarakat tanpa adanya stratifikasi
kelas. Dan untuk mewujudkan cita-cita tersebut, hampir seluruh faktor produksi
dikuasai oleh negara dan kepemilikan kekayaan atas nama individu sangat dibatasi.
Dalam masyarakat sosialis, terdapat campur tangan dari pemerintah yang luas
terhadap penguasaan alat produksi hingga hak individu (kolektivisme). Dalam
pandangan komunis, proses transformasi menuju komunis dilakukan melalui revolusi
dengan kekerasan. Hal ini menyebabkan komunisme disebut sebagai bentuk dari
sosialisme revolusioner, yang secara radikal berbeda dengan sosialisme yang
sifatnya evolusioner yang melakukan perubahan dengan cara damai.
apakah
sudah
saatnya
untuk
mempropagandakan
ide-ide
sosialisme
dan
Referensi
Britain, S. P. (1967). Russia 1917-1967: A Socialist Analysis. London: Socialist
Party of Great Britain.
Eagleton, T. (2011). Why Marx Was Right. New Haven and London: Yale University
Press.
Hatta, M. (1963). Persoalan Ekonomi Sosialis di Indonesia. Jakarta: Penerbit
Djambatan.
Lenin. (1905, November 7). Sosialisme Borjuis Kecil dan Sosialisme Proletar.
Proletary No. 24, 438. Retrieved from
https://www.marxists.org/indonesia/archive/lenin/1905/Sosialisme.htm
Mises, L. V. (1951). Socialism: An Economic and Sociological Analysis. New
Haven: Yale University Press.
Sosialisme di Indonesia: Dari Sneevliet Hingga Soekarno, Dari Pemimpin Menuju
Massa. (2014, Februai 6). Retrieved from Arah Juang: www.arahjuang.com