Anda di halaman 1dari 51

PEMERINTAH KOTA PASURUAN

BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB IV
ANALISA DAN HASIL

A. SEJARAH SINGKAT KOTA PASURUAN


Kota Pasuruan, adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Timur,
Indonesia. Terletak sekitar 75 km sebelah tenggara Kota Surabaya,
Kota Pasuruan berbatasan dengan Selat Madura di sebelah utara,
serta Kabupaten Pasuruan di sebelah timur, selatan, dan tengah. Kota
Pasuruan terdiri dari empat kecamatan 34 kelurahan. Pasuruan
adalah sebuah kota pelabuhan kuno. Pada zaman Kerajaan Airlangga,
Pasuruan sudah dikenal dengan sebutan "Paravan" . Pada masa lalu,
daerah ini merupakan pelabuhan yang sangat ramai. Letak
geografisnya yang strategis menjadikan Pasuruan sebagai pelabuhan
transit dan pasar perdagangan antar pulau serta antar negara. Banyak
bangsawan dan saudagar kaya yang menetap di Pasuruan untuk
melakukan perdagangan. Hal ini membuat kemajemukan bangsa dan
suku bangsa di Pasuruan terjalin dengan baik dan damai.
Pasuruan yang dahulu disebut Gembong merupakan daerah
yang cukup lama dikuasai oleh raja-raja Jawa Timur yang beragama
Hindu. Pada dasawarsa pertama abad XVI yang menjadi raja di
Gamda (Pasuruan) adalah Pate Supetak, yang dalam babad Pasuruan
disebutkan sebagai pendiri ibukota Pasuruan.
Menurut kronik Jawa tentang penaklukan oleh Sultan Trenggono
dari Demak, Pasuruan berhasil ditaklukan pada tahun 1545. Sejak saat
itu Pasuruan menjadi kekuatan Islam yang penting di ujung timur
Jawa. Pada tahun-tahun berikutnya terjadi perang dengan kerajaan
Blambangan yang masih beragama Hindu-Budha. Pada tahun 1601
ibukota Blambangan dapat direbut oleh Pasuruan.
Pada tahun 1617-1645 yang berkuasa di Pasuruan adalah
seorang Tumenggung dari Kapulungan yakni Kiai Gede Kapoeloengan
yang bergelar Kiai Gedee Dermoyudho I. Berikutnya Pasuruan
mendapat serangan dari Kertosuro sehingga Pasuruan jatuh dan Kiai

LAPORAN AKHIR
Analisa Pengembangan Ekonomi Kreatif Bidang Seni dan Budaya Kota Pasuruan BAB IV- 1
PEMERINTAH KOTA PASURUAN
BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH

Gedee Kapoeloengan melarikan diri ke Surabaya hingga meninggal


dunia dan dimakamkan di Pemakaman Bibis (Surabaya).
Selanjutnya yang menjadi raja adalah putra Kiai Gedee
Dermoyudho I yang bergelar Kiai Gedee Dermoyudho II (1645-1657).
Pada tahun 1657 Kiai Gedee Dermoyudho II mendapat serangan dari
Mas Pekik (Surabaya), sehingga Kiai Gedee Dermoyudho II meninggal
dan dimakamkan di Kampung Dermoyudho, Kelurahan Purworejo,
Kota Pasuruan. Mas Pekik memerintah dengan gelar Kiai Dermoyudho
(III) hingga meninggal dunia pada tahun 1671 dan diganti oleh
putranya, Kiai Onggojoyo dari Surabaya (1671-1686).
Kiai Onggojoyo kemudian harus menyerahkan kekuasaanya
kepada Untung Suropati. Untung Suropati adalah seorang budak
belian yang berjuang menentang Belanda, pada saat itu Untung
Suropati sedang berada di Mataram setelah berhasil membunuh
Kapten Tack. Untuk menghindari kecurigaan Belanda, pada tanggal 8
Februari 1686, Pangeran Nerangkusuma yang telah mendapat restu
dari Amangkurat I (Mataram) memerintahkan Untung Suropati
berangkat ke Pasuruan untuk menjadi adipati (raja) dengan menguasai
daerah Pasuruan dan sekitarnya.
Untung Suropati menjadi raja di Pasuruan dengan gelar Raden
Adipati Wironegoro. Selama 20 tahun pemerintahan Suropati (1686-
1706) dipenuhi dengan pertempuran-pertempuran melawan tentara
Kompeni Belanda. Namun demikian dia masih sempat menjalankan
pemerintahan dengan baik serta senantiasa membangkitkan semangat
juang pada rakyatnya.
Pemerintah Belanda terus berusaha menumpas perjuangan
Untung Suropati, setelah beberapa kali mengalami kegagalan.
Belanda kemudian bekerja sama dengan putra Kiai Onggojoyo yang
juga bernama Onggojoyo untuk menyerang Untung Suropati.
Mendapat serangan dari Onggojoyo yang dibantu oleh tentara
Belanda, Untung Suropati terdesak dan mengalami luka berat hingga
meninggal dunia (1706). Belum diketahui secara pasti dimana letak

LAPORAN AKHIR
Analisa Pengembangan Ekonomi Kreatif Bidang Seni dan Budaya Kota Pasuruan BAB IV- 2
PEMERINTAH KOTA PASURUAN
BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH

makam Untung Suropati, namun dapat ditemui sebuah petilasan


berupa gua tempat persembunyiannya pada saat dikejar oleh tentara
Belanda di Pedukuhan Mancilan, Kota Pasuruan.
Sepeninggal Untung Suropati kendali kerajaan dilanjutkan oleh
putranya yang bernama Rakhmad yang meneruskan perjuangan
sampai ke timur dan akhirnya gugur di medan pertempuran (1707).
Onggojoyo yang bergelar Dermoyudho (IV) kemudian menjadi
Adipati Pasuruan (1707). Setelah beberapa kali berganti pimpinan
pada tahun 1743 Pasuruan dikuasai oleh Raden Ario Wironegoro.
Pada saat Raden Ario Wironegoro menjadi Adipati di Pasuruan, yang
menjadi patihnya adalah Kiai Ngabai Wongsonegoro.
Suatu ketika Belanda berhasil membujuk Patih Kiai Ngabai
Wongsonegoro untuk menggulingkan pemerintahan Raden Ario
Wironegoro. Raden Ario dapat meloloskan diri dan melarikan diri ke
Malang. Sejak saat itu seluruh kekuasaan di Pasuruan dipegang oleh
Belanda. Belanda menganggap Pasuruan sebagai kota bandar yang
cukup penting sehingga menjadikannya sebagai ibukota karesidenan
dengan wilayah: Kabupaten Malang, Kabupaten Probolinggo,
Kabupaten Lumajang, dan Kabupaten Bangil.
Karena jasanya terhadap Belanda, Kiai Ngabai Wongsonegoro
diangkat menjadi Bupati Pasuruan dengan gelar Tumenggung
Nitinegoro. Kiai Ngabai Wongsonegoro juga diberi hadiah seorang
putri dari selir Kanjeng Susuhunan Pakubuono II dari Kertosuro yang
bernama Raden Ayu Berie yang merupakan keturunan dari Sunan
Ampel, Surabaya. Pada saat dihadiahkan, Raden Ayu Berie dalam
keadaan hamil, dia kemudian melahirkan seorang bayi laki-laki yang
bernama Raden Groedo. Saat Kiai Ngabai Wongsonegoro meninggal
dunia, Raden Groedo yang masih berusia 11 tahun menggantikan
kedudukannya menjadi Bupati Pasuruan dengan gelar Kiai Adipati
Nitiadiningrat (Berdasarkan Resolusi tanggal 27 Juli 1751).
Adipati Nitiadiningrat menjadi Bupati di Pasuruan selama 48
tahun (hingga 8 November 1799). Adipati Nitiadiningrat (I) dikenal

LAPORAN AKHIR
Analisa Pengembangan Ekonomi Kreatif Bidang Seni dan Budaya Kota Pasuruan BAB IV- 3
PEMERINTAH KOTA PASURUAN
BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH

sebagai Bupati yang cakap, teguh pendirian, setia kepada rakyatnya,


namun pandai mengambil hati Pemerintah Belanda. Karya besarnya
antara lain mendirikan Masjid Agung Al Anwar bersama-sama Kiai
Hasan Sanusi (Mbah Slagah).
Raden Beji Notokoesoemo menjadi bupati menggantikan
ayahnya sesuai Besluit tanggal 28 Februari 1800 dengan gelar
Toemenggoeng Nitiadiningrat II. Pada tahun 1809, Toemenggoeng
Nitiadiningrat II digantikan oleh putranya yakni Raden Pandjie
Brongtokoesoemo dengan gelar Raden Adipati Nitiadiningrat III. Raden
Adipati Nitiadiningrat III meninggal pada tanggal 30 Januari 1833 dan
dimakamkan di belakang Masjid Al Anwar. Penggantinya adalah
Raden Amoen Raden Tumenggung Ario Notokoesoemo dengan gelar
Raden Tumenggung Ario Nitiadiningrat IV yang meninggal dunia
tanggal 20 Juli 1887. Kiai Nitiadiningrat I sampai Kiai Nitiadiningrat IV
lebih dikenal oleh masyarakat Pasuruan dengan sebutan Mbah Surga-
Surgi.
Pemerintahan Pasuruan sudah ada sejak Kiai Dermoyudho I
hingga dibentuknya Residensi Pasuruan pada tanggal 1 Januari 1901.
Sedangkan Kotapraja (Gementee) Pasuruan terbentuk berdasarkan
Staatblat 1918 No.320 dengan nama Stads Gemeente Van
Pasoeroean pada tanggal 20 Juni 1918.
Sejak tanggal 14 Agustus 1950 dinyatakan Kotamadya Pasuruan
sebagai daerah otonom yang terdiri dari desa dalam 1 kecamatan.
Pada tanggal 21 Desember 1982 Kotamadya Pasuruan diperluas
menjadi 3 kecamatan dengan 19 kelurahan dan 15 desa. Pada tanggal
12 Januari 2002 terjadi perubahan status desa menjadi kelurahan
berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 10 tahun 2002, dengan
demikian wilayah Kota Pasuruan terbagi menjadi 34 kelurahan.
Berdasarkan UU no.22 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah terjadi
perubahan nama dari kotamadya menjadi kota maka Kotamadya
Pasuruan berubah menjadi Kota Pasuruan

LAPORAN AKHIR
Analisa Pengembangan Ekonomi Kreatif Bidang Seni dan Budaya Kota Pasuruan BAB IV- 4
PEMERINTAH KOTA PASURUAN
BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH

B. IDENTIFIKASI POTENSI SENI DAN BUDAYA DI KOTA PASURUAN


Kota Pasuruan secara administratif wilayahnya berbatasan
dengan Selat Madura disebelah utara Kecamatan Rejoso Kabupaten
Pasuruan di sebelah timur kecamatan Gondang wetan dan kecamatan
Pohjentrek kabupaten Pasuruan di sebelah selatan dan kecamatan
Kraton Kabupaten Pasuruan di sebelah Barat
Kota Pasuruan berada di kawasan pantai utara dan berbatasan
dengan selat Madura. Lokasi kota Pasuruan ini menyebabkan
pengaruh kebudayaan Madura cepat masuk ke daerah Kota Pasuruan,
sehingga Kota Pasuruan disebut sebagai kawasan kebudayaan
pandalungan.
Dalam ukuran pemetaan kebudayaan di Propinsi Jawa Timur
secara etimologis konsep pandalungan berasal dari kata dalung yang
berarti dulang besar terbuat dari logam. Sebagian besar masyarakat
menggunakan pandalungan untuk menunjukkan adanya percampuran
budaya antar etnis) terutama etnik dominan jawa dan etnik dominan
Madura di wilayah Jawa Timur . budaya pandalungan secara konteks
kultural merupakan kawasan yang memiliki karakteristik tertentu dan
telah lama menjadi kantong pendukung islam kultural dan kaum
abangan. Pendukung islam kultural dimotori oleh para kiai dan ulama)
sementara kaum abangan dimotori oleh tokoh-tokoh politik dan tokoh-
tokoh yang tergatung dalam aliran kepercayaan.
Letak geografis Kota Pasuruan yang berbatasan langsung dengan
selat Madura menyebabkan islam cepat masuk dan mempengaruhi
kebudayaan masyarakatnya. Dalam buku Manusia dan Kebudayaan di
Indonesia milik Koentjaraningrat daerah pesisir merupakan kota
pelabuhan yang dulunya merupakan tempat perdagangan rempah-
rempah di nusantara yang cukup besar dan menjadi tempat masuknya
islam di nusantara. Kondisi ini menyebabkan kesenian yang banyak
terdapat di daerah pesisir pantai seperti Kota Pasuruan memiliki ciri ke-
islaman.
Industri Kreatif kelompok Seni dan Budaya (Pertunjukan) diKota
Pasuruan meliputi kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha yang
berkaitan dengan pengembangan konten, produksi pertunjukan,

LAPORAN AKHIR
Analisa Pengembangan Ekonomi Kreatif Bidang Seni dan Budaya Kota Pasuruan BAB IV- 5
PEMERINTAH KOTA PASURUAN
BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH

pertunjukan balet, tarian tradisional, tarian kontemporer, drama, musik-


tradisional, musik-teater, opera, termasuk tour musik etnik, desain dan
pembuatan busana pertunjukan, tata panggung, dan tata pencahayaan.
Kesenian di suatu daerah akan memiliki sifat yang khas
dibandingkan dengan unsur-unsur kebudayaan lainnya. Sifat khas yang
dimaksud adalah bahwa kesenian dapat dinikmati oleh setiap orang
dengan tidak mengenal batas kesukuan atau kebangsaan, meskipun
kesenian daerah berpedoman kepada sistem pengetahuan,
kepercayaan, nilai, norma-norma yang hidup dalam masyarakat pemilik
kesenian tersebut. Pada saat ini suatu jenis kesenian tertentu, mungkin
sekali masih murni mengandung pesan budaya etniknya. Akan tetapi
ada pula kesenian etnik yang telah mendapatkan pengaruh dari unsur
sistem budaya yang berasal dari agama (misalnya Hindu, Budha, Islam,
Kristen) atau mendapat pengaruh dari budaya asing. Hal ini tergantung
situasi lingkungan para pendukung kesenian etnik tersebut. Kondisi ini
juga telah terjadi di lingkungan masyarakat kota Pasuruan, baik yang
terjadi melalui proses enkulturasi, akulturasi dan asimilasi.
Beberapa bentuk kesenian daerah lain yang ada di Kota
Pasuruan dan mampu dipertahankan kelestariannya diantaranya
adalah: seni tari (Tari Terbang Bandung) yang berpusat di Kelurahan
Wirogunan; seni musik atau seni suara (Kotean Lesung) yang berpusat
di desa Blandongan; seni drama atau theater (Teater Terbang
bandung) yang juga berpusat di Kelurahan Wirogunan; tari kreasi baru
(Yudha Manggala, Merak Abyor, Kencring Wirasari, Egol Kenes, Krida
Siwi Suropati, Paksi Kepodang, Keprok Egrang, Terbang Pasuruan,
Terbangan Suropati, Wirnini, Tong-Tong Temor, Wirasari, Terbangan
Suropati, Paraben Paseser, Dhejung Agoyang, Paraben Leter,
Kembang Dhesa); Barongsai (Liang-Liong); Seni Hadrah dan Albanjari;
Japin; dan Pencak Silat.
Dari sekian banyak seni dan budaya Kota Pasuruan kaitannya
dengan konteks pengembangan ekonomi kreatif di bidang seni dan
budaya, Dalam konteks pengkategorian baku ilmu seni, Seni dan
Budaya (Pertunjukan) ekonomi kreatif bidang seni dan budaya Kota
pasuruan di kategorisasikan dalam 3 kelompok yaitu seni musik, seni
teater serta seni tari sebagaimana dalam gambar di bawah ini.

LAPORAN AKHIR
Analisa Pengembangan Ekonomi Kreatif Bidang Seni dan Budaya Kota Pasuruan BAB IV- 6
PEMERINTAH KOTA PASURUAN
BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH

Gambar 4.1. Ekonomi Kreatif Berbasis seni Budaya

1. Musik
a. Terbang Bandung
Tari terbang Bandung adalah drama tari tradisional khas rakyat
Pasuruan yang merupakan perkembangan dari seni hadrah.
Terbang Bandung dimainkan oleh dua atau lebih group Terbang.
Drama tari Terbang Bandung ini merupakan perbandingan
permainan instrument, kecakapan menari dan kemegahan tata
busana antara dua group terbang yang sedang bertanding. Lama-
kelamaan permainan ini berkembang kearah lain bercampur
dengan unsur magis menjadi permainan adu kekuatan (sihir).
Tari Terbang Bandung yang ada saat ini merupakan hasil
modifikasi dalam bentuk tarian lepas yang telah ditingkatkan nilai
artistiknya namun masih tetap mempertahankan karakteristik
aslinya. Terbang Gandrung yang semua pemainnya wanita,

LAPORAN AKHIR
Analisa Pengembangan Ekonomi Kreatif Bidang Seni dan Budaya Kota Pasuruan BAB IV- 7
PEMERINTAH KOTA PASURUAN
BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH

merupakan tari kreasi baru yang beaker dari Tari Terbang


Bandung.

Gambar 4.2. Terbang Bandung Kota Pasuruan

Kesenian Terbang Bandung berawal dari kesenian hadrah.


Terbang Bandung secara terminologi memiliki arti terbang yang
dibandingkan atau diadu. Terbang berarti rebana dan Bandung
dalam dialek Madura yang telah mengalami metamorfosis berarti
banding sementara dalam pengertian ontologi, Terbang
Bandung digolongkan sebagai keseniansantri. Syair-syair dalam
kesenian Terbang Bandung mencerminkan kegiatan-kegiatan
masyarakat islam diantaranya menceritakan tentang Nabi
Muhammad (keluarga dan sahabat-sahabatnya, yaitu Hasan-
Husein, Fajar sidiq dan siti Fatimah).
Terbang Bandung awalnya merupakan kegiatan puji-pujian
terhadap tuhan yang Maha Esa yang dilakukan oleh masyarakat
kota Pasuruan. Penyajian kesenian ini diiringi dengan alat musik
terbang hadrah, dan dimainkan oleh beberapa orang di dalam
masjid dan musholah, sebagai kegiatan murni puji-pujian. kegiatan
hadrah ini juga sering dikolaborasikan dengan tari-tarian islami
semacam rodhat. Seiring berjalannya waktu, seni hadrah dan
rodhat tidak hanya ditampilkandi dalam musholah atau masjid
saja, namun dimainkan juga dalam acara hajatan
khitanan, pernikahan, dll.
Terbang Bandung adalah kesenian yang berbentuk opera
yaitu merupakan gabungan drama, tari dan musik. instrumen yang

LAPORAN AKHIR
Analisa Pengembangan Ekonomi Kreatif Bidang Seni dan Budaya Kota Pasuruan BAB IV- 8
PEMERINTAH KOTA PASURUAN
BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH

ada pada kesenian Terbang Bandung terdiri dari dua kendang /


kedencong , satu jidor (bedug ukuran kecil) dan empat terbang.
Kesenian Terbang Bandung dengan instrumen hadrah ini
berkembang menjadi permainan bandungan, dimana instrumen
yang awalnya hanya terbang hadrah ditambah lagi dengan dua
kendang dan jidor. kesenian bandungan berasal dari kata
bandung yang memiliki arti adu kekuatan. kesenian ini
merupakan kegiatan mengadu kekuatan atau persaingan antar
grup Terbang Bandung dalam memainkan alat musik dalam satu
pertunjukan. kesenian ini terdiri dari dua grup yang berhadapan di
atas dua panggung yang berbeda, dengan jarak yang tidak
terlalu jauh dan penampilannya diatur sedemikian rupa, sehingga
keduanya dapat tampil secara bergantian. Setiap babak terdiri dari
dua grup yang saling menunjukkan kemampuannya dalam
memainkan terbangan.
Dalam perkembangannya, lagu yang dimainkan dalam
permainan bandungan tidak lagi berisi puji-pujian, melainkan
berubah menjadi lagu-lagu berbahasa jawa yang digunakan untuk
mengunggulkan kelompok masing-masing dalam bentuk
tetembangan atau gandang. Dalam permainan bandungan,
setiap kelompok yang sedang bertanding menggunakan kekuatan
magic, sehingga sering terjadi hal-hal yang tidak masuk akal
ditengah-tengah permainan. beberapa hal yang sering terjadi
dengan penggunaan magic dalam permainan bandungan ini
diantaranya: kendang yang dimainkan tidak dapat berbunyi ketika
dipukul, pencahayaan di atas salah satu panggung tiba-tiba
padam tanpa sebab, alat musik kendang yang digunakan
membrannya tiba-tiba sobek bahasa jawa : jebol, atau tangan
pemain bandungan tiba-tiba sakit dan terluka. Dalam permainan
ini, siapa yang dapat bertahan memainkan alat musik, serta dapat
menghentikan permainan lawannya, dialah pemenangnya.

LAPORAN AKHIR
Analisa Pengembangan Ekonomi Kreatif Bidang Seni dan Budaya Kota Pasuruan BAB IV- 9
PEMERINTAH KOTA PASURUAN
BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pada awal kemunculan tari Terbang Bandung ini pada tahun


1983 dicipatakanlah Tari Terbang Bandung oleh bapak Alm.
Harjanto Toyib dengan maksud agar bisa dipelajari oleh generasi
muda, pemerintah dan masyarakat memberikan apresiasi yang
positif. Hal tersebut ditunjukkan dengan ditetapkannya Perda
Walikota terhadap tari Terbang Bandung sebagai tari khas Kota
Pasuruan. Selain itu pemerintah daerah memiliki program
pelatihan tari Terbang Bandung untuk guru seni budaya di sekolah
baik SD sampai dengan SMA se-kota Pasuruan. Dari program
tersebut pemerintah berharap, guru-guru di sekolah mampu
memberikan atau mengajarkan tari Terbang Bandung terhadap
siswa-siswanya, karena dalam rangka HUT kota Pasuruan saat
itu, pemerintah juga mengadakan lomba tari Terbang Bandung
tingkat SD sampai dengan SMA se-kota Pasuruan, sehingga
program pemerintah memiliki kelanjutan sebagai bentuk
pelestarian tari Terbang Bandung di kota Pasuruan.tari Terbang
Bandung juga sering ditampilkan dalam bentuk tari masal yang
diikuti seluruh perwakilan siswa dari setiap sekolah di kota
Pasuruan. tari Terbang Bandung inilebih sering di pertunjukkan
pada acara-acara kota, seperti HUT kota Pasuruan, *ardiknas
atau sebagai perwakilan kota Pasuruan dalam bentuk kirab
budaya di daerah Edaerah lain dijawa timur.Sebagai kesenian
tradisional, tari Terbang Bandung tidak selalu pada kondisi
yangstabil. kondisi tari Terbang Bandung di kota Pasuruan
mengalami pasang-surut peminatnyadi kalangan masyarakat kota
Pasuruan, sehingga banyak upaya-upaya pemerintah selama
beberapa tahun perjalanannya untuk tetap melestarikan tari
Terbang Bandung sebagai salah satu tari khas kota Pasuruan.

LAPORAN AKHIR
Analisa Pengembangan Ekonomi Kreatif Bidang Seni dan Budaya Kota Pasuruan BAB IV- 10
PEMERINTAH KOTA PASURUAN
BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH

b. Seni Hadrah Al Banjari


Seni Hadrah Al Banjari merupakan suatu seni yang bernafaskan
Islam. Disebut Al Banjari karena alat terbang serta aturan
memukul terbangnya berasal dari Banjarmasin. Meskipun berasal
dari luar daerah, kesenian ini sudah memasyarakat di Kota
Pasuruan.
Keistimewaan Hadrah Al Banjari terletak pada suaranya yang
bertalu-talu ditambah suara bas, jika dicermati mirip musik samba
dari Brasil. Hadrah Al Banjari ini sering dimainkan untuk
memeriahkan acara sunatan, pernikahan dan pada peringatan
hari-hari besar umat Islam seperti peringatan Maulid Nabi
Muhammad SAW.

Gambar 4.3. Seni hadrah Al banjari Kota Pasuruan

Hadrah dalam masyarakat Jawa lebih dikenal dengan


istilah musik terbangan (rebana). Seiring dengan
perkembangannya, seni musik ini sering kita jumpai pada
acara-acara keagamaan seperti pada acara maulid Nabi
Muhammad SAW, acara Isra' mi'raj, haul serta sebagai
pengiring dalam kajian-kajian keislaman. Di samping itu musik
ini juga sering diperdengarkan pada acara walimah 'urs atau
acara pernikahan dan acara menyambut kelahiran seorang
bayi. Dari segi bahasa, Hadrah berarti kehadiran yang berasal
dari kosa kata bahasa Arab hadhoro-yahdhuru-hadhrotan
(Hadhrah). Sedangkan menurut istilah atau pada prakteknya

LAPORAN AKHIR
Analisa Pengembangan Ekonomi Kreatif Bidang Seni dan Budaya Kota Pasuruan BAB IV- 11
PEMERINTAH KOTA PASURUAN
BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH

menurut sebagian orang, Hadrah merupakan irama yang


diperdengarkan yang berasal dari alat musik rebana.
Sedangkan menurut istilah sebagian kaum sufi, Hadrah
merupakan suatu metode yang digunakan untuk membuka
jalan sehingga timbul kesadaran akan kehadiran Allah dalam
hatinya. Pada awalnya Hadrah ini merupakan kegiatan para
sufi yang biasanya melibatkan seruan atas sifatsifat Allah
SWT yang dapat dilakukan sambil berdiri, berirama dan
bergoyang dalam kelompok. Sebagian tarekat sufi
mempraktikkan dzikrullah dengan berirama atau menyanyi,
dengan sekali-sekali menggunakan instrumen musik, seperti
rebana. Dengan demikian, dapat kita simpulkan bahwa Hadrah
merupakan salah satu kegiatan/ praktik untuk membuka jalan
masuknya hidayah Allah ke dalam hati dengan jalan
mendengarkan syair-syair religius atau keagamaan dengan
diiringi alunan irama-irama yang dihasilkan oleh instrumen alat-
alat musik terutama rebana.
Popularitas Hadrah al-Banjari ini merupakan sebuah
fenomena tersendiri, khususnya dalam kurun dua dasawarsa
terakhir. Banyak sekali ragam lagu-lagu populer sebagai
hiburan atau kesenangan yang digandrungi di seluruh dunia,
pria wanita, tua, muda sampai anak-anak.
Syair atau nyanyian religius adalah nyanyian yang
dihubungkan dengan nuansa keagamaan. Agama merupakan
tujuan dan isi dari nyanyian tersebut. Oleh karena itu nyanyian
religius ini syair-syairnya hanya menceritakan kebesaran al-
Qur'an, kecintaan kepada Allah, Rasulullah, orang-orang saleh
dari hamba Allah, kehidupan akhirat dan kenikmatan syurga
yang menceritakan makna ketuhanan dan keimanan yang
dibawa oleh Rasulullah.

LAPORAN AKHIR
Analisa Pengembangan Ekonomi Kreatif Bidang Seni dan Budaya Kota Pasuruan BAB IV- 12
PEMERINTAH KOTA PASURUAN
BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH

Menurut penuturan beberapa aktivis Hadrah al-Banjari,


pola penyebaran kesenian ini terhitung massif dikarenakan
beberapa hal:
1. Seni Hadrah al-Banjari memiliki irama yang menghentak,
rancak dan variatif, sehingga dengan mudah kesenian ini
diminati oleh masyarakat, khususnya para pemuda muslim.
2. Meskipun dinisbatkan pada al-Banjari yang berarti
Banjarmasin dan suku Banjar, namun kesenian ini tidak
eksklusif atau hanya untuk orang-orang tertentu, melainkan
bisa dipelajari dan dimainkan oleh siapapun.
3. Tidak ada tingkat kesulitan dalam memainkan instrumen
musik yang memang jumlahnya tidak banyak.
4. Bisa dikolaborasikan dengan instrumen musik lain yang lebih
modern.
5. Para aktivis dan pegiat kesenian ini menilai bahwa selain
kesenangan, motivasi mereka adalah karena tabarrukan dan
bershalawat kepada Nabi.
6. Banyaknya kompetisi atau festival yang digelar dalam
berbagai skala.
Peran tokoh kharismatik. Di berbagai daerah, peranan
tokoh masyarakat, khususnya ulama, dalam mempopulerkan
kesenian ini juga turut memberi andil penyebaran Seni Hadrah
al-Banjari.
Seni pertunjukan rakyat, seni pedesaan, maupun seni
tradisi merupakan warisan budaya yang penting, oleh karena
kesenian merupakan warisan budaya terbesar. Mengapa
selama ini kita lebih banyak bicara tentang warisan seni budaya
tradisi besar/seni budaya kraton (great tradition) dan banyak
melupakan seni budaya tradisi kecil (small tradition) Di sinilah,
kita butuh merenungkan kembali hakikat kedirian kita, identitas
kita, mengapa kesenian-kesenian adiluhung yang merupakan
peninggalan nenek moyang semakin terpuruk.

LAPORAN AKHIR
Analisa Pengembangan Ekonomi Kreatif Bidang Seni dan Budaya Kota Pasuruan BAB IV- 13
PEMERINTAH KOTA PASURUAN
BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH

Ada sebuah fenomena yang menarik manakala melihat


laporan dari MC. Ricklefs dalam Mengislamkan Jawa.
Kesultanan Yogyakarta melakukan sebuah kegiatan khusus
yang mendukung berbagai kesenian lama dan kebudayaan
tradisional: dari jathilan, karawitan, keroncong, salawatan, dan
kasidah. Semua dilakukan dalam rangka menghindarkan
punahnya kesenian tersebut dari tradisi masyarakat. Ricklefs
bahkan menilai jika salawatan dan Hadrah sudah jarang
dipertunjukkan karena tekanan besar dari hiburan modern.
Apa yang dikemukakan Ricklefs di atas menjadi salah
satu indikasi bahwa kesenian yang menjadi bagian dari tradisi,
manakala tidak dilestarikan dengan baik akan menyebabkan
masyarakat melupakannya. Hilangnya kepedulian terhadap
kesenian ini, bahkan tradisi, akan membuat seseorang
kehilangan watak dan identitas kediriannya. Hal ini, di
antaranya, bisa di akibatkan oleh lingkup pergaulan seseorang,
bisa juga karena tekanan besar dari dunia hiburan modern.
Melihat bahwa seni pertunjukan, baik yang tradisional
maupun religius, mempunyai fungsi yang amat penting
kehidupan rakyat pada umumnya. Bagi seniman ia merupakan
sumber inspirasi, sumber perbendaharaan, serta materi garap.
inovasi. Bagi sebagian rakyat, seni pertunjukan rakyat/seni
pedesaan/seni tradisi merupakan sumber kehidupan ekonomi
bahkan spiritual. Dengan kata lain, seni pertunjukan rakyat/seni
pedesaan/seni tradisi masih terkait erat dengan kehidupan
rakyat. Oleh karena itu kita yang mengaku sebagai pecinta
rakyat dan pecinta seni rakyat harus membicarakan masalah
kelangsungan kehidupannya.
Dalam keterkaitan dengan penelitian ini menemukan
relevansinya. Pertama, Hadrah al-Banjari, meskipun memiliki
popularitas di basis massa tertentu, namun belum akrab di
telinga penikmat musik lain. Mungkin bagi kalangan awam,

LAPORAN AKHIR
Analisa Pengembangan Ekonomi Kreatif Bidang Seni dan Budaya Kota Pasuruan BAB IV- 14
PEMERINTAH KOTA PASURUAN
BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH

Hadrah al-Banjari merupakan musik agamis (religious)


sehingga tidak enak dinikmati, sulit diapresiasi, dan identik
dengan kelompok agama tertentu. Hal ini berbeda dengan
keberadaan musik pop maupun dangdut yang lebih sekuler,
profan, dan disampaikan dengan nada dan lirik yang mudah
dipahami. Sehingga mudah bagi masyarakat awam memahami
jenis musik ini bahkan mendendangkannya kapanpun ia mau.
Dengan demikian, meskipun Hadrah al-Banjari popular dalam
kurun waktu tertentu dan komunitas tertentu, namun
perkembangannya sangat lambat untuk menyentuh kalangan
yang lebih luas. Harus diakui banyak kompleksitas penyebab
yang membuat kesenian Islami ini harus terus ditingkatkan agar
lebih membumi di kalangan manapun.
Kedua, kesenian Islam yang khas Islam Nusantara, jika
tidak diperkokoh keberadaannya akan semakin ditinggalkan.
Hal ini cukup beralasan, karena selain adanya gempuran dari
hiburan pop yang artifisial, ada pula sebagain kelompok umat
islam yang justru antipati dengan kesenian Islam. Bagi mereka,
Islam tidak mengenai seni. Gempuran dua faktor inilah yang
harus ditanggulangi agar tidak menggerogoti fondasi budaya
dan kesenian Islam.
Ketiga, seni pertunjukan rakyat, seni pedesaan/seni tradisi
Islami, merupakan akar kesenian rakyat. Tanpa kesenian,
rakyat akan tercabut dari akar budayanya sendiri dan dengan
demikian akan kehilangan identitas jati dirinya. Kecintaan
kepada kesenian akan menyebabkan kecintaan kepada negeri
sendiri, kesenian sendiri dan kebudayaan sendiri. Ini
merupakan alasan politik dan nasionalistik yang amat penting
untuk membicarakan kesenian.
Ketiga poin di atas, menurut penulis sangat tepat
manakala dipakai sebagai indikator mengamati fenomena
Hadrah al-Banjari. Sebagai salah satu kesenian, Hadrah

LAPORAN AKHIR
Analisa Pengembangan Ekonomi Kreatif Bidang Seni dan Budaya Kota Pasuruan BAB IV- 15
PEMERINTAH KOTA PASURUAN
BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH

memiliki akar tradisi yang kuat sekaligus ditopang dengan unsur


kecintaan kepada Allah dan Rasulullah. Manakala kesenian
Hadrah ini terpinggirkan, maka alternatif mengawal tradisi bagi
masyarakat kecil akan semakin pudar. Lagipula, sebagai
sebuah kesenian, seni Hadrah al-Banjari memiliki prinsip
estetikanya sendiri. Kesenian ini juga memberi dampak
psikologis dalam kaitan menumbuhkan solidaritas antar warga
masyarakat. Tentu saja tanpa mengurangi unsur hiburan yang
terdapat dalam kesenian ini.
c. Kotekan Lesung / Tabuh Lesung
Tabuh lesung merupakan suatu bentuk kesenian yang unik dan
menarik. Merupakan tradisi masyarakat pedesaan yang selalu
dimainkan pada saat para petani panen padi. Dengan
menggunakan lesung berukuran panjang +3 m, ditabuh oleh 6
orang atau lebih menghasilkan bunyi-bunyian yang indah untuk
dinikmati.
Selain sebagai hiburan pada saat menumbuk padi, pada masa
perjuangan Kotekan Lesung ini dimanfaatkan sebagai isyarat
rahasia untuk membantu para pejuang saat pasukan Belanda tiba.
Para penabuh biasanya memainkan lagu-lagu tertentu seperti
Londo Teko dan Rok-rok Asem.

Gambar 4.4. Terbang Bandung Kota Pasuruan

LAPORAN AKHIR
Analisa Pengembangan Ekonomi Kreatif Bidang Seni dan Budaya Kota Pasuruan BAB IV- 16
PEMERINTAH KOTA PASURUAN
BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH

2. Teater
a. Pencak Silat Kuntu
Pencak Silat Kuntu merupakan seni bela diri yan sudah cukup tua
usianya. Padepokan Pencak Silat Kuntu yang berada di
Pedukuhan Mancilan sudah ada sejak jaman Belanda. Pencak
silat Kuntu teus berkembang dan telah menghasilkan banyak
pendekar. Pendekar Kuntu tidak cukup hanya mengandalkan
kekuatan fisik, tetapi juga berusaha mengisi tubuhnya dengan
kekuatan kanuragan sehingga memiliki kekebalan tertentu. Selain
untuk pertahanan diri, gerakan-gerakan dalam pencak silat ini
cukup indah dan mengandung nilai seni.

Gambar 4.5. Pencan Silat kuntu Kota Pasuruan

Pencak silat merupakan 2 kata yang memiliki arti yang sama.


Hanya saja, pencak sering digunakan di daerah Jawa, sedangkan
silat sering digunakan di luar Jawa. Pada tingka Nasional, pencak
silat dinamakan IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia). Pencak silat
merupakan warisan leluhur bangsa/nenek moyang kita yang perlu
dikembangkan.
Peguruan Pencak Silat Kuntu Mancilan ini berada di Dusun
Mancilan RT.08 RW.04 Pohjentrek-Kec.Purworejo Kota Pasuruan.
Lokasinya sangat jauh dari dusun. Untuk menempuhnya,
setidaknya harus ada kendaraan roda dua. Kendaraan roda empat
sulit masuk karena lebar jalan yang tidak mendukung. Untuk
menuju lokasi, di gerbang depan kita akan disambut oleh tempat
pemakaman Untung Suropati. Setelah itu melewati tempat

LAPORAN AKHIR
Analisa Pengembangan Ekonomi Kreatif Bidang Seni dan Budaya Kota Pasuruan BAB IV- 17
PEMERINTAH KOTA PASURUAN
BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH

pemakaman umum dan rumah-rumah penduduk. Di sana juga


terdapat banyak sekali ladang peternakan dan kebun. Setelah itu,
kita akan melewati BONG (tempat pemakaman China). Di
samping Bong terdapat sebuah tembok bertuliskan PERGURUAN
PAGAR NUSA PADEPOKAN MANCILAN
Pencak silat baru masuk ke kota Pasuruan sejak zaman Belanda
yakni pada periode Mbah Hasan Wiroi. Arti KUNTU pada
pencak sulat adalah melawan Belanda pada tahun 1817. saat itu
para pendekar berkumpul, diantaranya ada yang dari Banten,
Bahwean, Pasuruan. Pendekar dari Pasuruan yang hadir pada
pertemuan tersebut adalah mbah Sanusi/Mabh Selagah/Mbah
Macan Putih.
Ada tiga segi sudut pandang yaitu:
1. Pencak Silat Olahraga yaitu pencak silat yang digunakan untuk
olahraga
2. Pencak Silat Seni yaitu pencak silat yang tidak mengandalkan
fisik, akan tetapi keindahannya.
3. Pencak silat Mental/Spiritual yaitu pencak silat yang
menggunakan tenaga dalam seperti membakar diri dengan api
dan memetik duri salak.
Sebelum melakukan pencak silat, pelatihan khusus yang harus
diikuti adalah Pemanasan. Pelatihan khusus untuk tenaga dalam
dilakukan pada hari Jumat (bulan Syura),yaitu diadakan semacam
ritual seperti mental spiritual. Penetapan waktu (bukan Syura)
untuk pelatihan tersebut, dari tradisi Jawa yang dikemukakan oleh
Sunan Gunung Jati.
Di Padepokan ini, latihan rutin dilaksanakan pada Hari Minggu
pagi, Selasa pagi untuk anak-anak (07.00 10.00) dan Selasa
malam bagi orang dewasa.
Dalam pencak silat, semua orang boleh mengikuti pelatihannya.
Tida pandang bulu, baik kaum hwa maupun kaum adam, tua
maupun muda. Biasanya ketertarika seorang anak untuk

LAPORAN AKHIR
Analisa Pengembangan Ekonomi Kreatif Bidang Seni dan Budaya Kota Pasuruan BAB IV- 18
PEMERINTAH KOTA PASURUAN
BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH

memainkan pencak silat diawali dengan mendengarkan alunan


musiknya. Musik dalam pencak silat tersebut merupakan karya
dari Imam Ghozali yang dalam kitabnya berjudul Al-Musiki.
Pencak silat ini sering tampil pada HBN (Hari Besar Nasional),
Khitanan, Pernikahan, ataupun Agustusan. Selain itu, prestasi
yang telah diraih oleh pendekar-pendekar di padepokan ini tidak
diragukan lagi, antara lain pada Pekan Olahraga Nasional (PON)
dengan pendekarnya Aris Fadhilah, Ainul Yaqin, dan Marsum. Di
tingkat Jawa Timur telah diraih oleh Rokhim dan Kharis Ridho.
Sednagkan untuk juara seni telah diraih oleh Khoiron.
Untuk terus dapat meraih prestasi yang membanggakan tersebut,
tentunya dilaksanakan latihan-latihan secara rutin.
Agar pencak silat ini tidak sirna dalam suatu snei budaya
Indonesia, maka perlu cara-cara untuk melestarikannya. Tindakan
yang dapat diambil seperti mengembangkan semua bidang,
misalnya pencak silat olahraga yang difokuskan kepada para
remaja.
a. Reyog
Kemajuan penduduk Kota Pasuruan yang sebagian adalah
pendatang dari daerah lain ikut mewarnai keanekaragaman seni
budaya di kota ini, Reyog adalah salah satu di antaranya. Sebagai
seni tradisional, kesenian Reyog sarat dengan nilai-nilai falsafah
kehidupan. Penyajian dan penampilan Reyog yang atraktif dilapisi
dengan unsur magis yang vulgar merupakan perpaduan antara
bathiniah dan lahiriah secara serasi sebagaimana yang tetap
hidup dikalangan masyarakat, sehingga kesenian ini dengan
mudah diterima oleh masyarakat Kota Pasuruan.
Kesenian Reyog telah menjadi salah satu bentuk kesenian yang
berkembang, selain nilai rekreatif di dalamnya juga terkandung
nilai-nilai religius dan edukatif. Gerakan-gerakan tari yang lincah
dan penuh herois, diringi instrument gamelan Jawa yang dinamis,
serta dihiasi busana indah dan topeng-topeng unik yang

LAPORAN AKHIR
Analisa Pengembangan Ekonomi Kreatif Bidang Seni dan Budaya Kota Pasuruan BAB IV- 19
PEMERINTAH KOTA PASURUAN
BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH

digunakan oleh para penari, menjadikan kesenian ini sebagai


tontonan yang menarik. Pada saat ini di Kota Pasuruan tedapat
beberapa group reyog yang dipagelarkan untuk menghibur
masyarakat pada acara-acara tertentu.

Gambar 4.6. Reyog Kota Pasuruan

Meski bukan kesenian asli Kota Pasuruan, komunitas


pecinta Reog Ponorogo di kota Pasuruan punya semangat kuat
melestarikan seni tradisional tersebut. Sayangnya, komunitas ini
sulit melakukan regenerasi. suara gamelan khas Ponorogo
terdengar dari salah satu areal kosong di Pasar Bukir, Kota
Pasuruan. Puluhan orang terlihat duduk bersila membentuk
lingkaran dalam ukuran besar. Beberapa diantaranya menari,
membentuk gerakan gemulai pasukan berkuda. Itulah salah satu
kegiatan komunitas pecinta Reog Ponorogo di Kota Pasuruan.
Komunitas yang bernama Manggolo Projo ini rutin latihan di
bawah pimpinan Sutriman, wong Ponorogo.
Kecintaan komunitas ini pada Reog Ponorogo membuat
mereka berniat kuat untuk melestarikan kesenian unik itu. Bahkan,
fakta bahwa reog bukanlah kesenian asli Kota Pasuruan menjadi
tidak penting bagi mereka. Namun, untuk terus menghidupkan
kesenian ini ternyata tidak cukup hanya mengandalkan latihan.
Sebab, seiring berjalannya waktu, mereka butuh modal untuk
meremajakan peralatan reog atau biaya untuk riasan pemain.
Sadar akan kebutuhan ini, Manggala Projo mulai go public.

LAPORAN AKHIR
Analisa Pengembangan Ekonomi Kreatif Bidang Seni dan Budaya Kota Pasuruan BAB IV- 20
PEMERINTAH KOTA PASURUAN
BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH

Mereka mulai menghadiri undangan berbagai kegiatan. Mulai


Agustusan, mantenan atau khitanan.
Sejak lima tahun lalu sudah tidak terhitung berapa banyak
undangan tanggapan yang mereka hadiri. Dari hasil tampil
tanggapan itu, Manggala Projo bisa memenuhi kebutuhan
pengeluaran untuk alat dan riasan pemain. Bahkan beberapa
tahun terakhir, mereka mulai berani memasang tarif. Hasilnya
mereka gunakan untuk transportasi dan membeli peralatan baru.
Kalaupun ada uang lelah, jumlahnya tidak banyak. Hanya cukup
untuk jajan bagi pemain yang masih kecil, merokok bagi pemain
dewasa, atau sekedar membeli nasi bungkus untuk keluarga
besar mereka.
Saat di usianya yang hampir sewindu, kelompok reog ini
semakin eksis. Sayangnya, mereka kesulitan melakukan
regenerasi. Sebab, untuk mencari anak-anak atau pemuda yang
tertarik pada reog bukan hal mudah. Apalagi memaksa mereka
menjadi pemain. Agar tidak sampai mati, Manggala Projo masih
mengandalkan keluarga dekat mereka agar bisa bergabung dalam
kesenian itu. Mulai dari anak, keponakan, bahkan sampai cucu.
Terbentuknya Manggolo Projo sendiri berawal dari
cangkrukan yang dilakukan beberapa seniman lokal. Saat itu,
Wakil Wali Kota Pasuruan Pudjo Basuki juga terlihat di sana. Dari
cangkrukan itu, tebersit keinginan memiliki perkumpulan reog.
Impian itu akhirnya terwujud sekitar tahun 2000 dan sampai sat ini
anggotanya Sekitar 50 orang bergabung dalam komunitas itu.
Beberapa remaja putri menjadi penari jatil, yaitu ksatria
muda yang menunggangi jaran kepang. Sementara itu, bocah laki-
laki berperan sebagai ganong. Ksatria yang ditokohkan sebagai
pelawan kebatilan dari angkara murka reog dipilih penari laki-laki.
Tentu saja yang sudah terbukti piawai mempertontonkan gerak
ksatria yang gagah perkasa

LAPORAN AKHIR
Analisa Pengembangan Ekonomi Kreatif Bidang Seni dan Budaya Kota Pasuruan BAB IV- 21
PEMERINTAH KOTA PASURUAN
BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH

3. Tari
Beberapa tari kreasi baru di Kota Pasuruan antara lain: Yudha
Manggala, Merak Abyor, Kencring Wirasari, Egol Kenes, Krida Siwi
Suropati, Paksi Kepodang, Keprok Egrang, Terbang Pasuruan,
Terbangan Suropati, Wirnini, Tong-Tong Temor, Wirasari, Terbangan
Suropati, Paraben Paseser, Dhejung Agoyang, Paraben Leter,
Kembang Dhesa. Dilihat dari penampilan karya seni tari yang telah
dilakukan dari kurun waktu mulai tahun 1981 sampai sekarang,
Sanggar Seni Dharma Budaya telah menampilkan prestasi terbaik
dalam seni tari di antaranya adalah sebagai berikut ini
a. Tari Merak Abyor
Tari Merak Abyor ini merupakan tari-tarian khas Pasuruan dan
pernah ditampilkan pada acara PON tahun 2000 di Sidoarjo, juga
pernah meraih sepuluh penyaji terbaik Festival Karya tari Merak
pada Gelar Seni Budaya dan Pariwisata Jawa Timur tahun
1998/1999. Tari merak abyor ini merupakan kreasi Sanggar Tari
Dharma Budaya Pasuruan yang diilhami oleh tari merak yang ada.

Gambar 4.7. Tari Merak Abyor Kota Pasuruan

b. Tari Kencring Wirasari


Sebuah tari rakyat garapan Sanggar Tari Dharma Budaya
Pasuruan yang mengungkapkan gerak gemulai prajurit putri yang
sedang melepaskan lelah sambil menari. Tarian ini
melambangkan semaraknya gerak dan gemerincingnya gongseng
sebagai penggugah semangat prajurit dengan sepak terjang yang

LAPORAN AKHIR
Analisa Pengembangan Ekonomi Kreatif Bidang Seni dan Budaya Kota Pasuruan BAB IV- 22
PEMERINTAH KOTA PASURUAN
BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH

lincah, enerjik dan menarik. Tari Kencring Wirasari ini dijiwai oleh
semangat Suropati Wiranegara yang merupakan simbol
perjuangan masyarakat Kota Pasuruan.
Tari Kencring Wirasari, hasil kreasi Ibu Intrasminah yang diilhami
dari kesenian Jaran Kecak dan Pahlawan Putri Pasukan Untung
Surapati. Prestasi yang diperoleh yaitu sebagai 10 peringkat
pilihan terbaik dalam festival tari kerakyatan pada Pekan Budaya
Jawa Timur tahun 2000 di Taman Krida Budaya Kota Malang.

Gambar 4.8 Tari Kerincing Wirasari Kota Pasuruan

c. Tari Krida Siwi Surapati


Tari Krida Siwi Surapati hasil koreografi Ibu Intrasminah tahun
2001 meraih prestasi kategori penilaian terbaik se Jawa Timur
dalam Festival Cak Durasim tahun 2001 di Surabaya.

Dari sekian banyak seni dan budaya di Kota Pasuruan seperti seni tari
(Tari Terbang Bandung) yang berpusat di Kelurahan Wirogunan; seni
musik atau seni suara (Kotean Lesung) yang berpusat di desa
Blandongan; seni drama atau theater (Teater Terbang bandung) yang
juga berpusat di Kelurahan Wirogunan; tari kreasi baru (Yudha
Manggala, Merak Abyor, Kencring Wirasari, Egol Kenes, Krida Siwi
Suropati, Paksi Kepodang, Keprok Egrang, Terbang Pasuruan,
Terbangan Suropati, Wirnini, Tong-Tong Temor, Wirasari, Terbangan
Suropati, Paraben Paseser, Dhejung Agoyang, Paraben Leter,
Kembang Dhesa); Barongsai (Liang-Liong); Seni Hadrah dan
Albanjari; Japin; dan Pencak Silat setidaknya secara rutin pelaku seni

LAPORAN AKHIR
Analisa Pengembangan Ekonomi Kreatif Bidang Seni dan Budaya Kota Pasuruan BAB IV- 23
PEMERINTAH KOTA PASURUAN
BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH

dan budaya mendapat kesempatan melakukan pementasan dalam


bentuk lomba seni, festival seni dan gelar seni tari tidak hanya dalam
lingkup di daerah Pasuruan dan Jawa Timur saja, melainkan juga
pada tingkat nasional maupun antarnegara. lain:
1. Gelar Seni di TMII Jakarta, di mana setiap 2 tahun sekali Sanggar
Seni Dharma Budaya mewakili Pemerintah Daerah Kota Pasuruan
diberi kesempatan mengisi kesenian daerah di anjungan Jawa
Timur TMII Jakarta. Dengan personil sekitar 40 orang
menampilkan karya seni tari, wayang kulit, kesenian terbang
Bandung dan lainnya. Dari gelar seni tersebut Tim Kesenian Kota
Pasuruan cukup banyak mendapatkan perhatian pengunjung
utamanya bagi turis manca negara.
2. Pergelaran seni yang diselenggarkan setiap bulan April bertempat
di gedung Gradhika Bhakti Praja di mana pergelaran kesenian
daerah tersebut berkaitan dengan HUT Sanggar Seni Dharma
Budaya Kota Pasuruan, dengan berbagai kegiatan antara lain
lomba tari, lukis, dan campursari.
3. Porseni SD tahun 2001, pada katagori Festival Tetembangan Anak
di Sidoarjo, Sanggar Seni Dharma Budaya telah berhasil
mengantarkan anak-anak SDN Kebon Agung meraih prestasi 10
terbaik, demikian juga penata gending-nya dapat peringkat terbaik
se Jawa Timur.

B. PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF BIDANG SENI DAN


BUDAYA
Industri Kreatif sebenarnya sudah ada sejak era pertanian,
atau ekonomi gelombang pertama, tetapi pada masa itu, tingkat
kebutuhan manusia dan tingkat interaksi sosial belum mencapai
kondisi seperti era saat ini, sehingga pada era sebelum ekonomi
kreatif, industri ini belum menjadi pusat perhatian atau fokus
pengembangan industri yang diyakini dapat berkontribusi secara
positif terhadap perekonomian daerah.

LAPORAN AKHIR
Analisa Pengembangan Ekonomi Kreatif Bidang Seni dan Budaya Kota Pasuruan BAB IV- 24
PEMERINTAH KOTA PASURUAN
BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH

Industri kreatif ini dapat memberikan kontribusi di beberapa


aspek kehidupan, tidak hanya ditinjau dari sudut pandang ekonomi
semata, tetapi juga dapat memberikan dampak positif kepada
aspek lainnya seperti peningkatan citra dan identitas dan jati diri,
menumbuhkan inovasi dan kreativitas anak muda, merupakan
industri yang menggunakan sumber daya yang terbarukan, serta
dampak sosial yang positif. Secara umum, alasan kuat mengapa
industri kreatif ini perlu dikembangkan, karena sektor industri kreatif
ini memiliki kontribusi ekonomi yang signifikan bagi perekonomian
di Kota Pasuruan, dapat menciptakan iklim bisnis yang positif,
dapat memperkuat citra & identitas bangsa dan daerah,
mendukung pemanfaatan sumber daya yang terbarukan,
merupakan pusat penciptaan inovasi dan pembentukan kreativitas,
dan memiliki dampak sosial yang positif.
Berdasarkan alasan-alasan di atas, maka industri kreatif ini
sudah selayaknya menjadi sektor industri yang menarik untuk
dikembangkan dengan konsep pengembangan yang matang.
Salah satu permasalahan terkait kebijakan ekonomi kreatif di
Indonesia adalah bahwa sektor ini diletakkan pada lingkup kegiatan
ekonomi, bukan pada lingkup kegiatan industri. Akibatnya menjadi
bermakna lain. Sebagaimana diketahui, industri berbeda dengan
ekonomi. Ekonomi bermakna luas, sedangkan industri lebih
spesifik. Industri memiliki karakter antara lain, kegiatan produksi
yang memiliki nilai tambah, hasil produksi dapat dilakukan secara
massal dengan cepat dan akurat, proses produksi melibatkan
mesin dan ilmu pengetahuan, memiliki sasaran pelanggan yang
terukur, dan dapat dilakukan inovasi produksi secara terus
menerus. Pada intinya, industri terkait dengan efesiensi, fungsi
organisasi produksi mapun pemasaran, ketepatan waktu produksi
maupun delivery, kecepatan, kapasitas produksi, dan efektivitas.
Hal ini berbeda dengan kegiatan ekonomi yang bersifat non industri

LAPORAN AKHIR
Analisa Pengembangan Ekonomi Kreatif Bidang Seni dan Budaya Kota Pasuruan BAB IV- 25
PEMERINTAH KOTA PASURUAN
BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH

bersifat tradisional yang berdasarkan keterampilan tangan. Faktor


individu sangat menentukan.
Kembali kepada persoalan, mana lebih tepat ekonomi kreatif
atau industri kreatif, hal itu tergantung pada orientasinya. Jika
orientasi kebijakannya hanya untuk membina potensi atau merawat
potensi kreatif penduduk Indonesia sehingga bernilai ekonomi,
maka ekonomi kreatif sebagai nomenklatur dalam suatu struktur
pemerintahan, menjadi relevan. Akan tetapi, bila orientasinya tidak
sekedar menumbuhkan potensi ekonomi dari kegiatan kreatif
penduduk, namun lebih jauh untuk menggenjot kegiatan kreatif
penduduk menjadi suatu industri tersendiri yang kuat dan besar
yang mampu menyumbangkan PDB yang signifikan, maka tentu
saja yang tepat adalah dengan menggunakan nomenklatur industri
kreatif. Berbicara tentang industri, maka unsur-unsur dan
karakteristik industri dalam kegiatan produksi, haruslah dijaga dan
dikembangkan sehingga lebih adaptif, inovatif serta efesien dan
efektif.

Gambar 4.9. Mengapa Ekonomi Kreatif


Ekonomi kreatif diyakini dapat menjawab tantangan
permasalahan dasar jangka pendek dan menengah: (1) relatif

LAPORAN AKHIR
Analisa Pengembangan Ekonomi Kreatif Bidang Seni dan Budaya Kota Pasuruan BAB IV- 26
PEMERINTAH KOTA PASURUAN
BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH

rendahnya pertumbuhan ekonomi pasca krisis; (2) masih tingginya


pengangguran, tingginya tingkat kemiskinan, dan (4) rendahnya
daya saing industri kreatif. Selain permasalahan tersebut, ekonomi
kreatif ini juga diharapkan dapat menjawab tantangan seperti isu
global warming, pemanfaatan energi yang terbarukan, deforestasi,
dan pengurangan emisi karbon, karena arah pengembangan
industri kreatif ini akan menuju pola industri ramah lingkungan dan
penciptaan nilai tambah produk dan jasa yang berasal dari
intelektualitas sumber daya insani yang dimiliki, dimana
intelektualitas sumber daya insani merupakan sumber daya yang
terbarukan.
Ekonomi kreatif bukan memperdagangkan seni tetapi
mempromosikan nilai-nilai yang lebih layak, sambil melestarikan
(dalam arti melindungi asal usul seperti apa adanya). Yang kita
anggap ekonomi kreatif adalah: bagaimana modal budaya itu
ditampilkan dengan atau melalui suatu proses ekspresi (mencari,
menggali dan mengekspresikan kembali), dipertunjukkan ke dunia
luar di luar masyarakat kita; misal Tari Saman dengan berbagai
variasinya, kostumnya dsb. Cara kedua adalah melalui festival,
misal festival seni. Banyak orang luar memberikan apresiasi.
Dari modal budaya dan ekspresi yang kita lakukan, timbul modal
kreatif, dari modal kreatif itu timbul nilai yang kita harapkan
terhadap kearifan lokal kita. Dan dari semua itu akan timbul
apresiasi. Bahan baku atau masukan utama dari ekonomi kreatif
adalah: seni budaya, kearifan lokal, seni tradisi yang ada di
masyarakat adat.

1. Ekonomi Kreatif berbasis Seni Budaya di Kota Pasuruan


Pemerintah Kota Pasuruan mempunyai komitmen yang cukup
tinggi terhadap budaya dan kesenian. Salah satu perwujudannnya,
Pemerintah Kota Pasuruan melalui sanggar seni tari mengikuti
lomba-lomba dan kompetisi budaya baik di tingkat propinsi maupun

LAPORAN AKHIR
Analisa Pengembangan Ekonomi Kreatif Bidang Seni dan Budaya Kota Pasuruan BAB IV- 27
PEMERINTAH KOTA PASURUAN
BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH

di tingkat Nasional dalam menunjukkan kondisi yang sangat


kondusif bagi pelaksanaan pembangunan di bidang kebudayaan.
Kentalnya nuansa islam di Kota Pasuruan sedikit banyak
membawa pengaruh pada perkembangan seni dan budaya.
Diantara pertunjukan seni yang tumbuh subur di tengah masyarakat
adalah Hadrah. Hampir di setiap kelurahan dapat dengan mudah
dijumpai kelompok masyarakat penggiat kesenian bernuansa islam
ini. Kesenian ini juga selalu ditampilkan sebagai salah satu hiburan
pada acara-acara pemerintahan.
Selain Hadrah, kesenian lesung merupakan salah satu
kesenian masyarakat Kota Pasuruan yang sedang giat digalakkan
oleh pemerintah. Lomba lesung ini menjadi agenda rutin
pemerintah pada setiap peringatan Hari Jadi Kota Pasuruan pada
bulan Februari, sebab kesenian ini merupakan salah satu kesenian
turun temurun yang sesuai dengan hakikat masyarakat Kota
Pasuruan sebagai bagian dari negara agraris. Beberapa bentuk
kesenian daerah lain yang ada di Kota Pasuruan dan mampu
dipertahankan kelestariannya diantaranya adalah: seni tari (Tari
Terbang Bandung) yang berpusat di Kelurahan Wirogunan; seni
musik atau seni suara (Kotean Lesung) yang berpusat di desa
Blandongan; seni drama atau theater (Teater Terbang bandung)
yang juga berpusat di Kelurahan Wirogunan; tari kreasi baru
(Yudha Manggala, Merak Abyor, Kencring Wirasari, Egol Kenes,
Krida Siwi Suropati, Paksi Kepodang, Keprok Egrang, Terbang
Pasuruan, Terbangan Suropati, Wirnini, Tong-Tong Temor,
Wirasari, Paraben Paseser, Dhejung Agoyang, Paraben Leter,
Kembang Dhesa); Barongsai (Liang-Liong); Seni Hadrah dan
Albanjari; Japin; dan Pencak Silat.
Keberadaan kesenian daerah di atas sangat bergantung
kepada Kebijakan dan upaya pemerintah daerah dalam
mengembangkan dan meningkatkan potensi kesenian daerah.
Beberapa bentuk pengembangan dan peningkatan potensi

LAPORAN AKHIR
Analisa Pengembangan Ekonomi Kreatif Bidang Seni dan Budaya Kota Pasuruan BAB IV- 28
PEMERINTAH KOTA PASURUAN
BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH

kesenian dan budaya Kota Pasuruan tersebut yang dilakukan oleh


Pemerintah daerah diantaranya adalah: Citra Peduli Budaya, yang
diselenggarakan dalam rangka ulang tahun Sanggar Seni Dhrama
Budaya; Pesta Petik Laut di Selat Madura; Pagelaran Seni Budaya
Pesisir yang menampilkan Pameran Lukisan dan Mading; Festival
Pasoeroean Djaman Bijen; Festival Padang Bulan dan Festival
Lomba Tari Terbang Bandung.
Penyelenggaraan kegiatan tersebut tidak hanya difokuskan
pada peran dan partisipasi masyarakat, tetapi juga difokuskan pada
peran dan partisipasi anak-anak usia sekolah dalam rangka
pengenalan dan menumbuhkan kecintaan pada budaya daerah
sejak dini. Dalam proses pengembangan dan peningkatan kesenian
dan budaya, Kota Pasuruan menghadapi masalah kualitas hidup
dalam masyarakat.
Kualitas hidup suatu daerah dipengaruhi oleh beberapa faktor
antara lain kesehatan, pendidikan dan ekonomi. Derajat kesehatan
tidak dapat dilihat dari satu sisi saja, tetapi merupakan gabungan
dari berbagai indikator yang berkaitan satu sama lain. Demikian
juga dengan pendidikan yang meskipun telah ditingkatkan baik dari
segi kualitas dan kuantitas namun dengan biaya pendidikan yang
semakin meningkat menyebabkan hal tersebut tidak mampu
menyentuh segala lapisan masyarakat yang berakibat pada
besarnya kesenjangan sosial dan kemiskinan serta kebijakan di
bidang ekonomi yang dapat mengakibatkan semakin tidak
terselesaikannya masalah pada bidang kesenian dan budaya
tersebut.
Pertunjukan tari kreasi baru (Yudha Manggala, Merak Abyor,
Kencring Wirasari, Egol Kenes, Krida Siwi Suropati, Paksi
Kepodang, Keprok Egrang, Terbang Pasuruan, Terbangan
Suropati, Wirnini, Tong-Tong Temor, Wirasari, Terbangan Suropati,
Paraben Paseser, Dhejung Agoyang, Paraben Leter, Kembang
Dhesa); Barongsai (Liang-Liong); Seni Hadrah dan Albanjari;

LAPORAN AKHIR
Analisa Pengembangan Ekonomi Kreatif Bidang Seni dan Budaya Kota Pasuruan BAB IV- 29
PEMERINTAH KOTA PASURUAN
BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH

Japin; dan Pencak Silat yang merupakan tarian asli dari Kota
Pasuruan. Pertunjukan ini masih secara berkala diadakan di
beberapa tempat di Kota Pasuruan, seperti pada saat ulang tahun
Kota Pasuruan dan event-event khusus yang diadakan oleh
pemerintah Kota Pasuruan. Seperti halnya subsektor pasar barang
seni, subsektor Seni dan Budaya (Pertunjukan) ini memiliki segmen
tersendiri (captive market). Di samping itu dari sisi komunitas, di
Kota Pasuruan komunitas-komunitas seni yang tercakup dalam
subsektor Seni dan Budaya (Pertunjukan) ini masih bersifat
sporadis yaitu komunitas ini muncul jika akan ada kegiatan-
kegiatan atau hajatan yang menggunakan jasa dari komunitas Seni
dan Budaya (Pertunjukan) tersebut.
Berikut Analisis IFAS dan EFAS sub sector Seni dan Budaya
(Pertunjukan) di Kota Pasuruan:
Tabel 4.1 Analisis IFAS dan EFAS Sub Sektor Seni dan Budaya
Pertunjukan
Faktor
Bobot x
Strategi No. Keterangan Bobot Rating
Rating
Internal
Pelaku Industri Kreatif
Usaha untuk memperkenalkan budaya dan
1. 0,15 3 0,45
seni daerah
Aspek
Kekuatan/ Memiliki ciri khas kesenian Kota pasuruan
2. 0,15 3 0,45
Strength yang besis agamis dan pesisiran
Hampir setiap sekolahan mengadakan
3. ekstrakulikuler yang berhubungan dengan 0,1 3 0,3
Seni dan Budaya (Pertunjukan)
Sub total 1,2
Terbatasnya wadah untuk media eksistensi
1. 0,01 3 0,03
para pekerja seni
2. Minimnya regenerasi 0,02 4 0,08
Aspek Kurangnya ketekunan dalam mengajarkan
Kelemahan/ 3. teknik dalam Seni dan Budaya 0,01 3 0,03
Weakness (Pertunjukan)
Kurangnya minat generasi muda untuk
4. mempelajari seni-Seni dan Budaya (tari, 0,01 3 0,03
hadrah, pencak, dll)
Sub total 0,17
Faktor
Ratin Bobot x
Strategi No Keterangan Bobot
g Rating
Eksternal
Pelaku Industri Kreatif
Apresiasi terhadap Seni dan Budaya
1. 0,1 3 0,3
(Pertunjukan) cukup luas
Aspek Adanya media TV, radio dan media lokal
Peluang/ 2. lainnya yang memperkenalkan kesenian 0,15 3 0,45
Opportunity local
Adanya event-event yang mendukung Seni
3. dan Budaya (Pertunjukan) yang diadakan 0,2 3 0,6
oleh pemerintah daerah
Sub total 1,35

LAPORAN AKHIR
Analisa Pengembangan Ekonomi Kreatif Bidang Seni dan Budaya Kota Pasuruan BAB IV- 30
PEMERINTAH KOTA PASURUAN
BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pelaku Industri Kreatif


Gempuran budaya global yang membuat
1. 0,01 3 0,03
budaya lokal tersingkir
Aspek Minimnya ruang publik (gedung kesenian)
Ancaman/ 2. untuk media mengaktualisasi diri dalam 0,03 4 0,12
Threatment berkesenian
Maraknya pagelaran Seni dan Budaya
3. 0,03 3 0,09
(Pertunjukan) dari luar daerah
Sub total 0,24

keterangan:
X = kekuatan kelemahan =1,2 0,17 = 1,03
Y = peluang ancaman =1,35 0,24 = 1,11
Berdasarkan hasil analisis IFAS dan EFAS Sub Sektor Kuliner
diatas yang kemudian dimasukkan ke dalam analisis kuadran IFAS
dan EFAS Sub Sektor Seni dan Budaya (Pertunjukan) hasilnya
dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

EKSTERNAL
(+)

Kuadran I Kuadran I
Stability Growth
Agressive Stable Growth
Maintenace Strategy
Strategy B
C
Selective (0,88 ; 1,11)
Maintenace
Strategy Rapid Growth
D Strategy
A

INTERNAL INTERNAL
(-) (+)

Turn Around
Strategy Conglomerate
E Strategy
H

Guirelle Concentric
Strategy Strategy
F G

Kuadran III Kuadran IV


Survival Diversification
EKSTERNAL
(-)

Sumber: Data di Olah


Gambar 4.10 Kuadran SWOT Sub Sektor Seni dan Budaya (Pertunjukan)

LAPORAN AKHIR
Analisa Pengembangan Ekonomi Kreatif Bidang Seni dan Budaya Kota Pasuruan BAB IV- 31
PEMERINTAH KOTA PASURUAN
BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH

Dari penilaian di atas terlihat bahwa posisi industri kreatif Seni


dan Budaya (Pertunjukan) terletak pada posisi kuadran I dengan titik
koordinat (1,03; 1,11) yang berarti keadaan sedang tumbuh (Growth).
Secara lebih spesifik posisi pengembangan industri kreatif di Kota
Pasuruan berada pada ruang B sehingga strategi yang digunakan
Stable Growth Strategy yaitu strategi pertumbuhan stabil dimana
pengembangan dilakukan secara bertahap dan terus ditingkatkan,
serta Seni dan Budaya (Pertunjukan) dapat menjadi andalan bagi
Kota Pasuruan.

C. STRATEGI PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF BIDANG SENI


DAN BUDAYA KOTA PASURUAN
Berdasarkan Tabel 4.1 Analisis IFAS dan EFAS Sub Sektor Seni
dan Budaya Pertunjukan hasil analisis IFAS dan EFAS Sub Sektor
Kuliner diatas yang kemudian dimasukkan ke dalam analisis kuadran
IFAS dan EFAS Sub Sektor Seni dan Budaya (Pertunjukan) hasilnya
dapat dilihat pada Gambar 4.10 Kuadran SWOT Sub Sektor Seni dan
Budaya (Pertunjukan) terlihat bahwa posisi industri kreatif Seni dan
Budaya (Pertunjukan) terletak pada posisi kuadran I dengan titik
koordinat (1,03; 1,11) yang berarti keadaan sedang tumbuh (Growth).
Secara lebih spesifik posisi pengembangan industri kreatif di Kota
Pasuruan berada pada ruang B sehingga strategi yang digunakan
Stable Growth Strategy yaitu strategi pertumbuhan stabil dimana
pengembangan dilakukan secara bertahap dan terus ditingkatkan, serta
Seni dan Budaya (Pertunjukan) dapat menjadi andalan bagi Kota
Pasuruan.
Untuk melengkapi penyusunan strategi pengembangan ekonomi
kreatif bidang seni dan budaya Kota Pasuruan maka disusunlah
analisis SWOT secara kualitatif dari hasil kegiatan Focused Group
Discusion Analidid Pengembangan EKonomi Kreatif Bidang Seni dan
Budaya Kota pasuruan yang di selenggarakan pada tanggal 12
desember 2015 bersama dengan para pelaku seni dan budaya Kota

LAPORAN AKHIR
Analisa Pengembangan Ekonomi Kreatif Bidang Seni dan Budaya Kota Pasuruan BAB IV- 32
PEMERINTAH KOTA PASURUAN
BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pasuruan. Adapun hasil analisis SWOT dapat di lihat pada table


dibawah ini:
Tabel 4.2. Strategi Alternatif Pengembangan Analisis SWOT Sub Sektor
Seni dan Budaya (Pertunjukan)
Faktor Eksternal Peluang: Ancaman:
1. Animo masyarak 1. Minat generasi muda pada
terhadap hiburan dan kesenian tradisional kurang
kesenian pada dan lebih terterik pada
momentum hajatan kesenian modern
cukup tinggi 2. Kesenian yang mudah di tiru
2. Adanya media cetak oleh daerah lain kecuali
maupun elektronik yang pagelaran ritual masyarakat
mendokumentasikan Kota Pasuruan
kesenian, pertunjukan 3. Masuknya kesenian lain dari
maupun ritual masy. Kota daerah lain tanpa di saring
Pasuruan dan gempuran budaya
3. Adanya kepastian event global yang membuat
kesenian yang budaya lokal tersingkir
diselenggarakan oleh 4. Kesenian dan pertunjukan
masyarakat masyarakat hanya menjadi tontonan,
Kota Pasuruan secara hilangnya makna dan pesan
rutin yang sarat dengan nilai nilai
4. Adanya wisata religi KH. kearifan tak tersampaikan.
Hamid yang berpeluang 5. Pengaruh teknologi yang
menjadi potensi membuat kesenian dan
menunjukkan seni dan pertunjukan langsung (live
budaya Kota pasuruan show) sepi penonton
5. Pasuruan sebagai Kota 6. Minimnya ruang publik
transit wisatawan yang (gedung kesenian) untuk
menuju ke Bromo, Bali, media mengaktualisasi diri
Malang, Surabaya dalam berkesenian
Faktor Internal sehingga berpotensi
untuk
6. Pemerintah menyediakan
panggung hiburan
kesenian dalam setiap
event/festival pada
momentum tertentu
7. Pemerintah sering
mengirimkan delegasi
kesenian Kota Pasuruan
8. Akulturasi dan perpaduan
kesenian lokal dengan
kesenian modern dan
antar etnik
Kekuatan: Alternatif Strategi: Alternatif Strategi:
1. Budaya kearifan lokal 1. Meningkatkan promosi 1. Mengidentifikasi kesenian
sebagian masih lestari kesenian dan pertunjukan Kota Pasuruan dan
di masyarakat dan melalui berbagai mengaktifkan kembali agar
2. Memiliki ciri khas media TV lokal, Nasional tidak punah
kesenian Kota 2. Melakukan festival 2. Menuliskan sejarah
Pasuruan berkultur kesenian daerah kesenian Kota Pasuruan
pendalungan 3. Mencetakkan rekor muri 3. Membuat pertunjukan
bercirikhas islami untuk menampilkan kesenian yang lebih
3. Di sekolahan pertunjukan kesenian aktraktif, kreatif, tidak
mengadakan Kota Pasuruan membosankan dan
ekstrakulikuler Seni dan 4. mengembangkan memenuhi selera jaman
Budaya (tari, teater dan beragam bentuk 4. Meningkatkan peran
musik) kebudayaan yang ada pemerintah swata, pelaku
4. Banyaknya potensi dan melalui kreasi, seni untuk pelestarian seni
kreasi seni yang di komodifikasi, kreasi, dan dan budaya Kota Pasuruan
kembangkan oleh inovasi dalam kemasan 5. Memanfaatkan teknologi
pelaku seni yang lebih menarik yang informasi dan media social
5. Pelaku seni terwadahi dapat mendatangkan untuk promosi
dalam Komunitas seni peluang bagi para
dan terkoordinasi wisatawan lokal dan
melalui Dewan mancanegara untuk

LAPORAN AKHIR
Analisa Pengembangan Ekonomi Kreatif Bidang Seni dan Budaya Kota Pasuruan BAB IV- 33
PEMERINTAH KOTA PASURUAN
BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH

Kesenian Pasuruan datang dan menikmati


6. Banyaknya gedung- berbagai bentuk
gedung bersejarah yang kebudayaan lokal di Kota
bias di fungsikan untuk Pasuruan sehingga
berkesenian budaya Kota Pasuruan
7. Sebagian adat dan lebih dikenal di mata
tradisi masih terjaga internasional
dan lestari seperti petik 5. Pemerintah memfasilitasi
laut pendahtaran HAKI
8. Pluralisme terjaga antar kesenian-kesenian khas
etnik, suku, golongan Kota pasuruan
dan agama
Kelemahan: Alternatif Strategi: Alternatif Strategi:
1. Belum adanya wadah 1. Meningkatkan peran dan 1. Meminta support dari
organisasi untuk aktivitas dewan kesenian pemerintah (Legeslatif dan
memfasilitasi para daerah Eksekutif) untuk membantu
pelaku kesenian dan 2. Mencetak seniman- memfasilitasi dan
pertunjukan seniman muda memperjuangkan kesenian
2. Minimnya regenerasi 3. Memberikan panggung agar lestari
insan kreatif penerus yang besar dan luas bagi 2. Membuka jurusan seni dan
kesenian pertunjukan seniman untuk berkreasi budaya pada SMK misalnya
3. Kurangnya minat seni karawitan, tari tradisional
generasi muda untuk 4. Menggunakan media 3. Membuka bengkel teater
melestarikan kesenian internet dan media sosial dan seni di masing titik atau
lokal untuk promosi seni dan pusat kesenian
4. Sanggar kesenian tidak budaya Kota pasuruan 4. Membuat situs dan kreasi
tersedia secara 5. Merekaman dan kesenian baru Kota
representatif peralatan mendokumentasikan Pasuruan
dan kostum kurang kesenian Kota Pasuruan 5. Melakukan MoU dengan
memadai dan sudah dalam setiap event, instansi, lembaga bahkan
usang festival atau pertunjukan Negara lain tentang
5. Promosi dan pengembangan seni dan
dokumentasi kesenian budaya kota Pasuruan
terbatas dan kurang
6. Belum optimalnya
pengelolaan kekayaan
dan keanekaragaman
seni dan budaya
7. Belum optimalnya
pelestarian nilai-nilai
budaya
8. Keterbatasan sarana
dan prasarana
berkesenian
9. Belum optimalnya
promosi karya seni dan
budaya
10. Belum optimalnya
partisipasi masyarakat
dalam menjaga dan
melestarikan
kebudayaan daerah.
11. Belum optimalnya
peran pemerintah untuk
mensosialisasikan
kesenian dan budaya
daerah agar masyarakat
lebih peduli dan
partisipatif.
12. Rendahnya
pemanfaatan seni
budaya dalam
mendukung
kepariwisataan

Berdasarkan hasil Strategi Alternatif Pengembangan Analisis


SWOT strategi kekuatan dengan memanfaatkan peluang maka di

LAPORAN AKHIR
Analisa Pengembangan Ekonomi Kreatif Bidang Seni dan Budaya Kota Pasuruan BAB IV- 34
PEMERINTAH KOTA PASURUAN
BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH

peroleh Alternatif Strategi untuk pengembangan ekonomi kreatif


sub sektor Seni dan Budaya (Pertunjukan) sebagai berikut:
1. Meningkatkan promosi kesenian dan pertunjukan dan
melalui berbagai media TV lokal, Nasional
2. Melakukan festival kesenian daerah
3. Mencetakkan rekor muri untuk menampilkan pertunjukan
kesenian Kota Pasuruan
4. mengembangkan beragam bentuk kebudayaan yang ada
melalui kreasi, komodifikasi, kreasi, dan inovasi dalam
kemasan yang lebih menarik yang dapat mendatangkan
peluang bagi para wisatawan lokal dan mancanegara untuk
datang dan menikmati berbagai bentuk kebudayaan lokal
di Kota Pasuruan sehingga budaya Kota Pasuruan lebih
dikenal di mata internasional
5. Pemerintah memfasilitasi pendaftaran HAKI kesenian-
kesenian khas Kota pasuruan
Sementara itu untuk mensiasati ancaman dari pihak eksternal
dengan kekuatan industri kreatif sub sektor Seni dan Budaya
(Pertunjukan) di Kota Pasuruan perlu di lakukan pemecahan
alternatif Strategi yaitu:
1. Mengidentifikasi kesenian Kota Pasuruan dan mengaktifkan
kembali agar tidak punah
2. Menuliskan sejarah kesenian Kota Pasuruan
3. Membuat pertunjukan kesenian yang lebih aktraktif, kreatif, tidak
membosankan dan memenuhi selera jaman
4. Meningkatkan peran pemerintah swata, pelaku seni untuk
pelestarian seni dan budaya Kota Pasuruan
5. Memanfaatkan teknologi informasi dan media social untuk
promosi

LAPORAN AKHIR
Analisa Pengembangan Ekonomi Kreatif Bidang Seni dan Budaya Kota Pasuruan BAB IV- 35
PEMERINTAH KOTA PASURUAN
BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH

Berangkat dari kelemahan dengan melihat peluang yang ada


industri kreatif sub sektor Seni dan Budaya (Pertunjukan) dapat
menyusun Strategi alternatif antara lain:
1. Meningkatkan peran dan aktivitas dewan kesenian daerah
2. Mencetak seniman-seniman muda
3. Memberikan panggung yang besar dan luas bagi seniman untuk
berkreasi seni
4. Menggunakan media internet dan media sosial untuk promosi
seni dan budaya Kota pasuruan
5. Merekaman dan mendokumentasikan kesenian Kota Pasuruan
dalam setiap event, festival atau pertunjukan
Menanggapi ancaman dari luar karena usaha kuliner di Kota
Pasuruan mempunyai kelemahan maka yang dapat dilakukan oleh
para pengusaha Seni dan Budaya dapat mengembangkan alternatif
Strategi:
1. Meminta support dari pemerintah (Legeslatif dan Eksekutif)
untuk membantu memfasilitasi dan memperjuangkan kesenian
agar lestari
2. Membuka jurusan seni dan budaya pada SMK misalnya
karawitan, tari tradisional
3. Membuka bengkel teater dan seni di masing titik atau pusat
kesenian
4. Membuat situs dan kreasi kesenian baru Kota Pasuruan
5. Melakukan MoU dengan instansi, lembaga bahkan Negara lain
tentang pengembangan seni dan budaya kota Pasuruan
Seni dan Budaya (Pertunjukan) adalah karya yang melibatkan
aksi individu maupun kelompok yang menyajikan tontonan bernilai seni
tanpa terbatas oleh media tertentu walaupun dalam beberapa kasus,
penggunaan media perantara seperti media elektronik dan internet
dapat mengurangi nuansa dari karya seni tersebut. Setidaknya strategi
yang disusun untuk pengembangan ekonomi kreatif Kota Pasuruan
dapat memberikan ruang bagi para pelaku seni budaya, akademisi,

LAPORAN AKHIR
Analisa Pengembangan Ekonomi Kreatif Bidang Seni dan Budaya Kota Pasuruan BAB IV- 36
PEMERINTAH KOTA PASURUAN
BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH

pebisnis maupun ke pemerintah untuk meningkatkan nilai jual bahwa


berkesenian bukan sekedar aktualisasi diri melainkan dapat
meningkatkan perokonomian masyarakat maupun daerah. Rentetan
pengembangan ekonomi kreatif bidang seni budaya sangat banyak.
Selain menumbuhkan kreatifitas masyarakat, kegiatan produksi di
bidang seni mampu di komersialisasikan kepada masyarakat setyempat
maupun para wisatawan. Seni budaya juga dapat distribusikan ke
berbagai media, hotel, maupun gedung pertunjukkan. Sebagai
gambaran rantai nilai ekonomi kreatif bidang seni budaya dapat di lihat
pada gambar di bawah ini:

Gambar 4.11 Rantai Nilai Ekonomi Kreatif Sub Sektor Seni dan Budaya
(Pertunjukan)

Produk industri Seni dan Budaya (Pertunjukan) bersifat intangible


dan dinikmati oleh audiens dalam sebuah tontonan. Produk ini tercipta
melalui aktivitas proses kreasi yang dikemas oleh produser atau event
organizer dan dilanjutkan dengan aktivitas komersialisasi oleh pemilik
acara baik atas dasar permintaan konsumen akhir maupun atas inisiatif
sendiri. Seni dan Budaya (Pertunjukan) ini dapat ditonton langsung
seperti pada gedung pertunjukan, hotel, restaurant, ruang publik
ataupun melalui perantara media seperti televisi dan internet.
Produk industri Seni dan Budaya (Pertunjukan) kadang tidak
berdiri sendiri melainkan tergabung dalam sebuah paket acara. Hal ini
ditemukan seperti pada paket pariwisata, pendukung acara atau
eksebisi hingga sarana promosi negara yang notabene pemerintah

LAPORAN AKHIR
Analisa Pengembangan Ekonomi Kreatif Bidang Seni dan Budaya Kota Pasuruan BAB IV- 37
PEMERINTAH KOTA PASURUAN
BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH

sebagai promotor seni budaya bangsa juga berada sebagai pihak


pembeli.
Profesi yang ada pada industri Seni dan Budaya (Pertunjukan)
khususnya seni tradisi sangat berkorelasi dengan latar belakang
budaya dan etnis setiap seniman. Walau sangat dimungkinkan bahwa
seni sebuah etnis tertentu dipelajari oleh seniman berlatar belakang
etnis yang berbeda. Namun hal ini tidak berlaku pada Seni dan Budaya
(Pertunjukan) modern, kesenian Kota Pasuruan yang kental nuansa
berlatar belakang keagamaan. Profesi utama di sub sektor industri Seni
dan Budaya (Pertunjukan) meliputi:
1) Sutradara yaitu profesi yang melakukan aktivitas memimpin dan
mengarahkan seniman dalam sebuah acara pertunjukan
2) Aktor sebagai profesi yang menampilkan Seni dan Budaya
(Pertunjukan) sebagai pemain termasuk sebagai story teller.
3) Koreografer sebagai profesi yang melakukan penata tari, gerak dan
olah tubuh
4) Penulis naskah yaitu profesi yang merumuskan alur cerita.
5) Manajer artis/seniman/teater yaitu profesi yang melakukan aktivitas
pengaturan dan negosiator ke pihak lain atas nama artis/seniman.
6) Penata cahaya yaitu profesi yang mengatur pencahayaan saat
pertunjukan berlangsung
7) Penata suara yaitu profesi yang bertugas untuk mengatur tata
suara saat pertunjukan
Arah Pengembangan Prasyarat paling mendasar untuk
terciptanya ekonomi kreatif sub sektor Seni dan Budaya (Pertunjukan)
yang profitable dan berkelanjutan adalah terciptanya pasar sebagai
penggerak utama. Terciptanya pasar yang berangkat dari tingginya
apresiasi masyarakat diharapkan mampu memajukan ekonomi kreatif
sub sektor Seni dan Budaya (Pertunjukan) ini sekaligus memberikan
lingkungan persaingan yang kompetitif dan sehat. Bagaikan sebuah
siklus permasalahan tanpa ujung, dimana Seni dan Budaya
(Pertunjukan) dipaksa dapat muncul ketika tidak ada respon dari
masyarakat sebagai konsumen dan lembaga keuangan pendukung.

LAPORAN AKHIR
Analisa Pengembangan Ekonomi Kreatif Bidang Seni dan Budaya Kota Pasuruan BAB IV- 38
PEMERINTAH KOTA PASURUAN
BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH

Begitu pula sebaliknya ketika mengharapkan pasar muncul berupa


apresiasi masyarakat yang tinggi ketika Seni dan Budaya (Pertunjukan)
tidak mampu mengangkat sebuah suguhan pertunjukan yang menarik
karena keterbatasan dana dan infrastruktur. Hal ini akan semakin
memburuk ketika ekonomi kreatif sub sektor Seni dan Budaya
(Pertunjukan) tidak mampu menarik seniman-seniman baru yang
berkualitas untuk turut berkecimpung di ekonomi kreatif sub sektor Seni
dan Budaya (Pertunjukan) ini hanya karena alasan profesi yang tidak
memiliki masa depan. Ketika regenerasi gagal dilakukan maka secara
jangka panjang membahayakan keberlangsungan ekonomi kreatif sub
sektor ini. Pemutus lingkaran permasalahan ini diperlukan intervensi
pemerintah dalam bentuk penciptaan lingkungan yang kondusif dalam
memberikan kesempatan semua pihak ikut membangun apresiasi
masyarakat, dimulai dengan pengenalan dan promosi Seni dan Budaya
(Pertunjukan) kepada khayalak luas. Terlalu berat bagi pemerintah
untuk melakukan dukungan langsung kepada ekonomi kreatif sub
sektor Seni dan Budaya (Pertunjukan) sehingga diperlukan kebijakan
yang merangsang semua pihak baik berlatar belakang komersil
maupun non komersil untuk turut aktif memasyarakatkan Seni dan
Budaya (Pertunjukan).

D. REKOMENDASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN EKONOMI


KREATIF BIDANG SENI DAN BUDAYA KOTA PASURUAN
Langkah-langkah yang dapat dilakukan antara lain: kebijakan
insentif pajak, pemberian subsidi, pembangunan infrastruktur,
penyelenggaraan pagelaran seni pertujukan secara berkelanjutan,
pemberian penghargaan kepada maestro seni berakar pada tradisi
lokal sebagai culture heritage, hingga kebijakan yang mendukung arah
peningkatan kualitas pekerja seni terutama penggunaan teknologi pada
pementasan. Berdasarkan analisis kondisi, pemetaan SWOT ekonomi
kreatif sub sektor Seni dan Budaya (Pertunjukan) ini, maka arah
pengembangan ekonomi kreatif sub sektor Seni dan Budaya
(Pertunjukan) ini adalah sebagai berikut:

LAPORAN AKHIR
Analisa Pengembangan Ekonomi Kreatif Bidang Seni dan Budaya Kota Pasuruan BAB IV- 39
PEMERINTAH KOTA PASURUAN
BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH

1. Mengenal Kebudayaan Kota Pasuruan


Jika ada pepatah mengatakan tak kenal maka tak saying ini berlaku
juga dalam kebudayaan. Untuk sayang kepada kebudayaan,
pertama yang harus kita lakukan adalah mengenal kebudayaan asli
Kota Pasuruan khususnya dalam bidang seni dan budaya Kota
Pasuruan .Dengan cara browsing di internet, membaca
buku/majalah, atau bisa berkunjung langsung ke tempat sanggar
seni/padepokan seni budaya. Kita harus tau bahwa Kota Pasuruan
memiliki kreativitas yang sangat tinggi. Jika kita tau seni terbang
bandung, hadrah al banjari, pencaksilat kuntu mancilan, senit tari
krasi modern, barongsai, reyog dan kesenian kesenian lainnya di
Kota Pasuruan ditangan creator seniman Kota Pasuruan yang
terampil mampu menghasilkan nilai jual yang tinggi. Sehingga
dengan demikian menjadikan bekal untuk menghadapi persaingan
bebas di ASEAN.
2. Ikut Serta Dalam Event Pelestarian Budaya
Setelah mengenal kebudayaan asli Kota Pasuruan khususnya seni
budayayang harus dilakukan adalah sering mengikuti
kegiatan/event atau tampil di acara seminar maupun pameran
daerah, nasional bahkan internasional. Seperti leaflet di pameran
seni budaya Kota Pasuruan juga salah satu yang turut andil di
dalamnya. Dengan demikian diharapkan seni dan budaya Kota
Pasuruan tidak hanya di kenal di kalangan masyarakat lokal namun
di kenal di kancah jawa Timur Maupun secara nasional. Untuk itu
tentu saja kita perlu mengikuti kegiatan/event yang di adakan di
wilayah nasional jika perlu internasional. Jika kita berkesempatan
untuk menampilkan kebudayaan lokal asli Kota Pasuruan, secara
tidak langsung kita mempromosikannya ke khalayak. Semakin
banyak orang yang melihat justru itu membuka peluang kita untuk
lebih dikenal di mata dunia.

LAPORAN AKHIR
Analisa Pengembangan Ekonomi Kreatif Bidang Seni dan Budaya Kota Pasuruan BAB IV- 40
PEMERINTAH KOTA PASURUAN
BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH

3. Mengajari Generasi Muda Tentang Budaya Kota Pasuruan


Untuk mengenal dan menekuni kebudayaan lokal di Kota
Pasuruan, yang harus dilakukan adalah berbagi ilmu khususnya
kepada pemuda pemudi Kota Pasuruan karena ditangan merekalah
nasib bangsa ini di titipkan. Jika hanya mengandalkan tangan
tangan kreatif seniman zaman sekarang tanpa ada penerusnya
maka potensi kebudayaan lokal Kota Pasuruan akan hilang. Selain
itu juga untuk mengantisipasi agar produk asli Kota Pasuruan tidak
dicuri atau di akui bangsa lain. Dengan demikian dapat
mempertahankan dan melestarikan budaya serta nama produk asli
Kota Pasuruan.
4. Tidak Mudah Terpengaruh Dengan Budaya Asing
Di era globalisasi ini tidak menutup kemungkinan banyaknya
kebudayaan asing yang masuk ke bangsa ini. Dengan demikian
tidak mungkin menutup diri dengan menolak pengaruh asing
tersebut karena jika menghindar justru kita akan ketinggalan
bangsa lain. Namun untuk menerima kebudayaan asing Kota
Pasuruan memerlukan filter, jadi kebudayaan luar yang masuk
harus di saring dengan mengambil yang baik serta membuang
yang buruk. Dari kebudayaan yang baik tersebut dapat dijadikan
pelajaran untuk mengembangkan budaya asli Kota Pasuruan yang
tidak kalah kualitasnya dengan budaya asing.
5. Menjaga Mutu Dan Kestabilan Produksi
Kesenian sebagai hasil kreasi harus dijaga mutunya supaya
mempuyai keunggulan kompetitif dan komparatif.Kestabilan
berkesenian dan kontinuitas juga sangat penting untuk menjaga
kebutuhan pameran festival dan pagelaran seni di setiap event.
Begitu pula dengan seni seni terbang bandung, hadrah al banjari,
pencaksilat kuntu mancilan, senit tari krasi modern, barongsai,
reyog dan kesenian kesenian lainnya di Kota Pasuruan juga harus
dijaga mutu kualitas.

LAPORAN AKHIR
Analisa Pengembangan Ekonomi Kreatif Bidang Seni dan Budaya Kota Pasuruan BAB IV- 41
PEMERINTAH KOTA PASURUAN
BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH

6. Perluasan pasar domestik dan internasional.


Terbentuknya pasar yang besar merupakan daya tarik ekonomi
kreatif sub sektor seni pertujukan agar individu tertarik untuk bekerja
pada Seni dan Budaya (Pertunjukan) tersebut serta investor tertarik
untuk menanamkan modalnya pada ekonomi kreatif sub sektor ini.
Perluasan pasar domestik dan internasional bagi ekonomi kreatif
sub sektor Seni dan Budaya (Pertunjukan) Kota Pasuruan yang
bercirikhas Kultur Pesisiran bernuansa Islami dan Budaya
Pendalungan dapat dicapai dengan berbagai cara, misalnya:
dengan melakukan kolaborasi dengan ekonomi kreatif sub sektor
lain, meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap Seni dan Budaya
(Pertunjukan) Kota Pasuruan yang bercirikhas Kultur Pesisiran
bernuansa Islami dan budaya Pendalungan, dan dengan melakukan
aktivitas pemasaran bagi Seni dan Budaya (Pertunjukan) di Kota
Pasuruan. Pasar akan terbentuk dengan baik apabila didahului
dengan tingkat apresiasi masyarakat yang tinggi atas Seni dan
Budaya (Pertunjukan). Memasyarakatkan Seni dan Budaya
(Pertunjukan) yang bercirikhas Kultur Pesisiran bernuansa Islami ini
harus dimulai sejak dini pada usia sekolah. Usaha melalui langkah
ini baru akan terlihat pada jangka panjang. Sedangkan target untuk
menciptakan pasar dalam jangka pendek dapat dimulai dengan
kegiatan pemasaran yang dapat diarahkan kepada pasar
internasional maupun pasar domestik. Kegiatan pemasaran ini
dapat dilakukan dengan mengikuti kegiatan-kegiatan khusus tour
pertunjukan, mengisi acara di tahunan dalam Festival, dsb-,
mengikuti kegiatan festival/bursa Seni dan Budaya (Pertunjukan)
yang bercirikhas Kultur Pesisiran bernuansa Islami dan budaya
Pendalungan di dalam maupun di luar negeri, ataupun melakukan
promosi melalui media elektronik maupun cetak. Langkah kolaborasi
bersama ekonomi kreatif sub sektor lain dapat dilakukan dengan
cara mengemas sebuah produk atau kegiatan dimana salah satu
unsurnya adalah Seni dan Budaya (Pertunjukan) yang bercirikhas

LAPORAN AKHIR
Analisa Pengembangan Ekonomi Kreatif Bidang Seni dan Budaya Kota Pasuruan BAB IV- 42
PEMERINTAH KOTA PASURUAN
BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH

Kultur Pesisiran bernuansa Islami dan budaya pendalungan. Hal ini


mungkin dilakukan pada kegiatan pariwisata ataupun perusahaan
saat launching produk lain dengan Seni dan Budaya (Pertunjukan)
sebagai salah satu pengisi acara.
7. Perlindungan & penghargaan terhadap karya dan pelaku Seni
dan Budaya (Pertunjukan)
Seni dan Budaya di Kota Pasuruan sebagian besar merupakan Seni
dan Budaya tradisi yang mengakar pada budaya dan warisan
budaya yang berciri khas Kultur Pesisiran bernuansa Islami dan
budaya pendalungan. Oleh karena itu, Pemerintah, industri dan
masyarakat (pilar people) harus saling bahu membahu untuk turut
menjaga warisan budaya yang kita miliki. Pemerintah memiliki peran
sentral dalam hal perlindungan atas hak cipta dari karya Seni dan
Budaya sehingga dapat dihindari tindakan pengakuan atas Seni dan
Budaya tradisi oleh daerah lain apalagi negara lain. Dari sisi
kesiapan regulasi, diperlukan langkah peraturan yang melindungi
seni tradisi tersebut seperti peraturan yang memfalitasi para pelaku
seni budaya untuk mendapatkan HAKI. Selain itu pemerintah juga
dapat menunjukkan simpatinya kepada para maestro pelaku Seni
dan Budaya dengan menempatkan mereka sebagai culture heritage
yang berjasa dalam melestarikan kebudayaan Kota Pasuruan.
8. Peningkatan kualitas SDM dari sisi penguasaan teknologi,
pengemasan dan bisnis manajemen Seni dan Budaya
(Pertunjukan)
Dewasa ini sumber daya manusia (SDM) sangat di butuhkan untuk
menunjang kemajuan suatu bangsa, karena bangsa dengan SDM
yang berkualitas itu dapat berkembang dengan cepat dan dapat
menunjang kemajuan di berbagai bidang. Dengan demikian dapat
menjadi bekal Kota Pasuruan dalam menghadapi persaingan MEA
2015. Untuk itu kita perlu meningkatkan kemampuan SDM
mengenai daya saing dan keunggulan kompetitif di semua sektor
pada tingkat persaingan global. Diperlukannya pengembangan SDM

LAPORAN AKHIR
Analisa Pengembangan Ekonomi Kreatif Bidang Seni dan Budaya Kota Pasuruan BAB IV- 43
PEMERINTAH KOTA PASURUAN
BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH

berbasis kompetensi ini dilakukan agar dapat memberikan hasil


yang sesuai dengan tujuan berdasarkan standar kinerja yang
ditetapkan. Semua itu bagi pertumbuhan ekonomi Kota Pasuruan
yang tentu tergantung pada cara menyikapi era pasar bebas
tersebut. Untuk menghadapi era pasar bebas se-Asia Tenggara itu,
dunia usaha di Tanah Air tentu harus mengambil langkah-langkah
strategis agar dapat menghadapi persaingan dengan negara
ASEAN dalam menghadapi MEA 2015 itu yang terkait dengan
industri kreatif dan inovatif, home industry, dan teknologi informasi
serta seni dan budaya. Dengan demikian kita perlu berupaya
meningkatkan akses dan transfer teknologi untuk mengembangkan
pelaku seni inovatif sehingga nantinya mampu bersaing dengan
pelaku seni asing.
Kualitas SDM harus ditingkatkan melalui jalur pendidikan formal
maupun non formal. Bidang yang harus dikuasai adalah Seni dan
Budaya itu sendiri dan kemampuan bisnis manajemen. Tidak harus
dilakukan oleh seniman itu sendiri namun profesi manajer kelompok
kesenian dapat diangkat menjadi sebuah profesi yang menjanjikan.
Kritik besar mengenai kemasan produk Seni dan Budaya dalam hal
pertunjukan yang tidak sesuai dengan selera pasar perlu dibenahi
dengan menaikkan kualitas SDM untuk mampu memahami selera
pasar (market driven) dan mencari jalan keluar antara tuntutan
pasar dan pendangkalan seni yang acap kali saling bertentangan.
Pemakaian teknologi pada pementasan pertunjukan seni dan
budaya menjadi sebuah keniscayaan. Teknologi bukan saja dari
distribusi tetapi juga produksi. Ketertinggalan SDM pada pemakaian
teknologi tak lepas dari ketersediaan teknologi itu sendiri baik
teknologi pada gedung pertunjukan maupun pada lembaga
pendidikan, mengingat mahalnya peralatan tersebut. Kesempatan
yang bisa dilakukan adalah mengindukkan proses pembelajaran
dan transfer pengetahuan melalui proses kolaborasi apabila ada
pementasan Seni dan Budaya.

LAPORAN AKHIR
Analisa Pengembangan Ekonomi Kreatif Bidang Seni dan Budaya Kota Pasuruan BAB IV- 44
PEMERINTAH KOTA PASURUAN
BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH

Dengan adanya perdagangan internasional dalam pasar


bebas otomatis hal itu juga berdampak pada kemajuan teknologi
yang ada pada suatu bangsa tersebut. Seperti halnya teknologi
IPTEK yang semakin maju ini yang memaksa Kota Pasuruan
menjadi belajar untuk mengembangkan kemampuannya di bidang
teknologi, apa lagi diera sepeti ini teknologi sangat di butuhkan di
masyarakat luas.Begitu pula dalam menghadapi peningkatan daya
saing yang ketat, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi
(TIK) sangat diperlukan oleh Kota Pasuruan.Hal tersebut perlu
diperhatikan untuk dapat bersaing dipasar bebas ASEAN.Dalam
hal ini pemasaran secara on-line sangat berpengaruh sekali
terhadap perkembangan produksi kebudayaan dalam seni dan
budaya yang ada di kabupaten Kota Pasuruan.Hal ini bertujuan
untuk memberdaya terbentuknya industry kreatif dalam kerangka
home industri demi mengangkat roda perekonomian masyarakat
untuk terwujudnya pemerataan ekonomi kerakyatan melalui
teknologi informasi sebagai medianya. Karena mayoritas promosi
lebih pesat melalui internet, maka kita harus berusaha menjadikan
kebiasaan setiap orang dalam bersosialisasi dan memanfaatkan
internet sebagai media mempromosikan kepada orang lain sebagai
aktivitas produktif yang dapat menghasilkan keuntungan financial
yang merupakan salah satu penyaluran media potensi budaya lokal
di Kota Pasuruan dalam menghadapi MEA 2015 untuk Kota
Pasuruan.
9. Penciptaan iklim kreatif yang mendukung tumbuh kembangnya
Seni dan Budaya (Pertunjukan).
Pemerintah memiliki peran sentral dalam menciptakan iklim kreatif
bagi tumbuh dan berkembangnya Seni dan Budaya Kota Pasuruan.
Mengingat Seni dan Budaya belum memiliki nilai ekonomis yang
tinggi, maka intervensi pemerintah di industri ini mutlak diperlukan
untuk menciptakan iklim kreatif yang dapat menarik insan kreatif di
Kota Pasuruan untuk berkarir di bidang ini. Pemerintah dapat

LAPORAN AKHIR
Analisa Pengembangan Ekonomi Kreatif Bidang Seni dan Budaya Kota Pasuruan BAB IV- 45
PEMERINTAH KOTA PASURUAN
BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH

menciptakan iklim kreatif dengan membuat kebijakan atau aturan


serta gedung/ruang publik yang mendukung perkembangan industri
Seni dan Budaya ini.

Gambar 4. 12 Pengembangan Ekonomi Kreatif Sektor Seni dan Budaya


(Pertunjukan)

LAPORAN AKHIR
Analisa Pengembangan Ekonomi Kreatif Bidang Seni dan Budaya Kota Pasuruan BAB IV- 46
PEMERINTAH KOTA PASURUAN
BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH

Tabel 5.3 Strategi Pengembangan Ekonomi Kreatif Bidang Seni dan Budaya Kota Pasuruan
Tujuan dan Pendekatan dan Realisasi
No Arah Kebijakan Program Kegiatan Output Outcome SKPD Penaggungjawab
Sasaran Strategi
1 Pertunjukan seni 1. Penciptaan 1. Memasukkan - Program - Pengembangan - Pelajaran - Partisipasi insan 2016 - Disporabudpar
budaya yang pasar melalui pengenalan seni pendidikan kurikulum Kesenian di kreatif - Diknas
aktraktif dan kegiatan untuk tradisi Kultur kesenian kesenian sekolah sekalah, - Dishubkominfo
profitable mampu memasyarakat- Pesisiran dan bermuatan lokal sanggar dan di -
bersaing dengan kan Seni dan Budaya PKBM
Seni dan Budaya Budaya Pendalungan
(Pertunjukan) (Pertunjukan) kepada
daerah yang masyarakat
mampu sejak usia dini
mengangkat citra
Kota Pasuruan ke
luar negeri
2. Melakukan - Program - Pentas Budaya - Pertunjukan seni - Partisipasi insan 2016-2020 - Disporabudpar
kerjasama sosialisasi dan dan pertunjukan dan budaya Kota kreatif, pelaku - Diknas
dengan media pertunjukan seni Kultur Pasuruan diliput bisnis, - Dishubkominfo
TV & Radio kesenian Pesisiran media secara pemerintah Kota
untuk membuat bernuansa Islami berkala Pasuruan dan
slot acara Seni Kota Pasuruan cedekiawan dan
dan Budaya melalui TV lokal masyarakat
(Pertunjukan) ciri dan nasioanal
khas Kota
Pasuruan tradisi
Kultur Pesisiran
bernuansa Islami
dan Budaya
Pendalungan
3. Membuat - Program - Penyusunan - Profil, katalog - Diminati 2016-2020 - Disporabudpar
publikasi tentang publikasi profil, katalog, dan website masyarakat, - Diknas
Seni dan Budaya kesenian website wisatawan - Dishubkominfo
(Pertunjukan) kesenian, Kota domestik dan
Kota Pasuruan Pasuruan manca
secara kontinyu
4. Melakukan dan - Program - Pentas seni dan - Terselenggara- - Partisipasi insan 2016-2020 - Disporabudpar
mengikuti festival Seni budaya nya pementasan kreatif, pelaku - Diknas
kegiatan dan Budaya pertunjukan seni bisnis, - Dishubkominfo
bursa/pagelaran (Pertunjukan) dan budaya Kota pemerintah Kota
seni di dalam Pasuruan Pasuruan dan
negeri atau di cedekiawan dan

LAPORAN AKHIR
Analisa Pengembangan Ekonomi Kreatif Bidang Seni dan Budaya Kota Pasuruan BAB IV- 47
PEMERINTAH KOTA PASURUAN
BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH

Tujuan dan Pendekatan dan Realisasi


No Arah Kebijakan Program Kegiatan Output Outcome SKPD Penaggungjawab
Sasaran Strategi
luar negeri masyarakat
secara kontinu
5. Memfasilitasi - Program - Wisata budaya - Kunjungan - Partisipasi insan 2017-2025 - Disporabudpar
kerjasama pengembangan dan pertunjukan meningkat kreatif, pelaku - Diknas
antara seniman wisata budaya seni Kota bisnis, - Dishubkominfo
dengan agen Pasuruan pemerintah Kota
perjalanan Pasuruan dan
pariwisata untuk cedekiawan dan
mengemas masyarakat
bentuk wisata
budaya
6. Mengembangka - Program - Kajian dan - Dokumen kajian - Masukan dari 2017 - Disporabudpar
n direktori Seni pengembangan inventarisasi insan kreatif, - Diknas
dan Budaya direktori Seni kesenian Kota pelaku bisnis, - Dishubkominfo
(Pertunjukan) di dan Budaya Pasuruan pemerintah Kota
Kota Pasuruan Kota Pasuruan Pasuruan dan
cedekiawan
2. Perlindungan & 1. Memberikan - Program - Malam - Menumbuhkan - sponsorship 2016-2020 - Disporabudpar
Penghargaan penghargaan penganugrahan Penganugrahan semangat insan - Diknas
terhadap karya (national seniman seni dan budaya kreatif - Dishubkominfo
dan pelaku Seni heritage/living bagi seniman
dan Budaya treasure) kepada Kota Pasuruan
(Pertunjukan) maestro Seni
dan Budaya
(Pertunjukan)
2. membuat - Program - Bantuan fasilitasi - Diakuinya - Pemberian HAKI 2016-2020 - Disporabudpar
kebijakan pendampingan HAKI pertunjukan seni - Diknas
mengenai hak HAKI budaya Kota - Dishubkominfo
cipta atas karya Pasuruan
Seni dan Budaya
(Pertunjukan)
3. Melakukan - Program - Menyusun profil - Video - Ditonton banyak 2016-2020 - Disporabudpar
konservasi dan dokumentasi kesenian Kota dokumenter, film kalangan - Diknas
preservasi Seni dan Pasuruan indie masyarakat - Dishubkominfo
terhadap Seni Budaya - Rekaman -
dan Budaya kesenian dan
(Pertunjukan) budaya
tradisi dengan pasuruan
melakukan - Membuat video
dokumentasi klip seni budaya

LAPORAN AKHIR
Analisa Pengembangan Ekonomi Kreatif Bidang Seni dan Budaya Kota Pasuruan BAB IV- 48
PEMERINTAH KOTA PASURUAN
BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH

Tujuan dan Pendekatan dan Realisasi


No Arah Kebijakan Program Kegiatan Output Outcome SKPD Penaggungjawab
Sasaran Strategi
Seni dan Budaya Kota Pasuruan
(Pertunjukan) - Membuat lagu-
tradisi dengan lagu Kota
baik Pasuruan
3. Peningkatan 1. Mendukung - Program - Studi banding - Wasawan baru, - Dilibatkan dalam 2018-2025 - Disporabudpar
kualitas SDM terjadinya muhibbah dan belajar event-event - Diknas
Seni dan Budaya pertukaran Seniman kesenian ke nasional dan - Dishubkominfo
(Pertunjukan) seniman dalam daerah lain internasional
dari sisi negeri dengan
penguasaan seniman di
teknologi , negara-negara di
komersialiasi, dunia
bisnis &
manajemen
2. Mengkampanye- - Program - Pelatihan - Terselenggarany - Artis Kota 2015, 2017, 2019, - Disporabudpar
kan pentingnya pengembangan management a pelatihan Pasuruan - Diknas
komersialisasi management pertunjukan meningkat dan 2021,2023 - Dishubkominfo
secara pertunjukan terpublikasi
proporsional
kepada para
seniman
3. Mendukung - Program - Pelatihan make - Artis Kota - Mendapat 2016, 2018, 2020, - Disporabudpar
terciptanya Pengembangan up artis Pasuruan kesempatan - Diknas
manajemen artist management - Pelatihan meningkat dan untuk tampil 2022,2024 - Dishubkominfo
yang dapat artis management terpublikasi dalam
membantu para artis pementasan
seniman untuk - Pembuatan
mengelola dan website dan
mengkomersiali- profil artis
sasikan Seni dan -
Budaya
(Pertunjukan)
Kota Pasuruan di
dalam maupun di
luar negeri
4. Penciptaan iklim 1. Membangun - Program - Pendirian - Insan kreatif - Partispasi insan 2018 - Disporabudpar
kreatif yang Gedung- pembangunan sanggar-sanggar meningkat kratif - Diknas
mendukung gedung/sanggar sanggar dan kegiatan - Menjadi tempat - Dishubkominfo
tumbuh pertunjukan dan gedung kesenian dan untuk berlatih
kembangnya ruang publik pertunjukan pertunjukan

LAPORAN AKHIR
Analisa Pengembangan Ekonomi Kreatif Bidang Seni dan Budaya Kota Pasuruan BAB IV- 49
PEMERINTAH KOTA PASURUAN
BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH

Tujuan dan Pendekatan dan Realisasi


No Arah Kebijakan Program Kegiatan Output Outcome SKPD Penaggungjawab
Sasaran Strategi
Seni dan Budaya yang nyaman
(Pertunjukan) bagi pementasan
Seni dan Budaya
(Pertunjukan)
2. Memberikan - Program - Promosi artis - Artis Kota - Artis Kota 2016-2020 - Disporabudpar
insentif kepada pendampingan lokal untuk Pasuruan Pasuruan - Diknas
para pelaku Seni ajang kompetisi mengikuti event meningkat dan meningkat dan - Dishubkominfo
dan Budaya dan event nasional terpublikasi terpublikasi
(Pertunjukan) pertunjukan - Pendampingan
yang mengusung seni Kota artis lokal
tradisi Kultur Pasuruan
Pesisiran
bernuansa Islami
dan Budaya
Pendalungan
3. Memfasilitasi - Program - Pemberian ijin - PAD meningkat - Kesadaran 2016-2020 - Disporabudpar
proses perijinan pendataan usaha pelaku pelaku usaha - Diknas
dan administrasi pelaku ekonomi ekonomi kreatif ekonomi kreatif - Dishubkominfo
lainnya bagi kreatif Kota bidang seni dan
pementasan Pasuruan budaya Kota
Seni dan Budaya Pasuruan
(Pertunjukan) di
dalam maupun di
luar negeri

LAPORAN AKHIR
Analisa Pengembangan Ekonomi Kreatif Bidang Seni dan Budaya Kota Pasuruan BAB IV- 50
PEMERINTAH KOTA PASURUAN
BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH

LAPORAN AKHIR
Analisa Pengembangan Ekonomi Kreatif Bidang Seni dan Budaya Kota Pasuruan BAB IV- 51

Anda mungkin juga menyukai