Anda di halaman 1dari 7

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena berkatnya yang melimpah sehingga saya dapat menyusun makalah
ini dengan tepat waktu.’tentang BENCANA CHERNOBYL’.Dalam
menyusun makalah ini saya mendapat tantangan dan hambatan akan
tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa saya
atasi.Oleh karena itu saya mengucapkan terima kasih yang sebesar
besarnya kepada semua pihak yag telah membantu dalam menyusun
makalah ini semoga atas bantuannya mendapat balasan yang setimpal
dari Tuhan Yang Maha Esa
Saya menyadari baha makalah ini masih jauh dari kata sempurna
baik dari bentuk penyusunan maupun materinya.Saya sangt
membutuhkan kritik dan sarannya dari para pembaca untuk
penyempurnaan makalah ini.Akhir kata saya ucapkan terimkasih.

Tarutung,31 agustus 2019

Penulis
LATAR BELAKANG

Masalah energi merupakan salah satu isu penting yang sedang hangat dibicarakan.
Semakin berkurangnya sumber energi, penemuan sumber energi baru, pengembangan
energi-energi alternatif, dan dampak penggunaan energi minyak bumi terhadap
lingkungan hidup menjadi tema-tema yang menarik dan banyak didiskusikan.
Pemanasan global yang diyakini sedang terjadi dan akan memasuki tahap yang
mengkhawatirkan disebut-sebut juga merupakan dampak penggunaan energi minyak
bumi yang merupakan sumber energi utama saat ini. Dampak lingkungan dan semakin
berkurangnya sumber energi minyak bumi memaksa kita untuk mencari dan
mengembangkan sumber energi baru. Salah satu alternatif sumber energi baru yang
potensial datang dari energi nuklir. Meski dampak dan bahaya yang ditimbulkan amat
besar, tidak dapat dipungkiri bahwa energi nuklir adalah salah satu alternatif sumber
energi yang layak diperhitungkan. Isu energi nuklir yang berkembang saat ini
memang berkisar tentang penggunaan energi nuklir dalam bentuk bom nuklir dan
bayangan buruk tentang musibah hancurnya reaktor nuklir di Chernobyl. Isu-isu ini
telah membentuk bayangan buruk dan menakutkan tentang nuklir dan
pengembangannya. Padahal, pemanfaatan yang bijaksana, bertanggung jawab, dan
terkendali atas energi nuklir dapat meningkatkan taraf hidup sekaligus memberikan
solusi atas masalah kelangkaan energi.

Bencana Chernobyl
"Bencana Chernobyl", kecelakaan reaktor nuklir Chernobyl, atau hanya
"Chernobyl", adalah kecelakaan reaktor nuklir terburuk dalam sejarah. Pada tanggal
26 April 1986 pukul 01:23:40 pagi (UTC+3), reaktor nomor empat di Pembangkit
Listrik Tenaga Nuklir Chernobyl yang terletak di Uni Soviet di dekat Pripyat di
Ukraina meledak. Akibatnya, isotop radioaktif dalam jumlah besar tersebar ke
atmosfer di seluruh kawasan Uni Soviet bagian barat dan Eropa. Bencana nuklir ini
dianggap sebagai kecelakaan nuklir terburuk sepanjang sejarah, dan merupakan satu
dari dua kecelakaan yang digolongkan dalam level 7 pada Skala Kejadian Nuklir
Internasional (kecelakaan yang lainnya adalah Bencana nuklir Fukushima Daiichi).[1]
Jumlah pekerja yang dilibatkan untuk menanggulangi bencana ini sekitar 500.000
orang, dan menghabiskan dana sebesar 18 miliar rubel dan mempengaruhi ekonomi
Uni Soviet.[2] Ribuan penduduk terpaksa diungsikan dari kota ini.

Sisa-sisa dari gedung reaktor No.4 ditutupi sebuah sarkofagus besar (pelindung
radiasi) pada bulan Desember 1986, ketika bahan yang berada dalam reaktor telah
memasuki fasa shut-down; pelindung ini dibuat secepat mungkin sebagai occupational
safety untuk pekerja reaktor lainnya di pembangkit listrik tersebut.[3][4]

Bencana ini memicu peningkatan keamanan pada semua reaktor Soviet sisanya di
RBMK (Chernobyl No.4), di mana 11 diantaranya terus menyediakan listrik hingga

tahun 2013.

Lokasi pembangkit listrik nuklir Chernobyl

Kota hantu Pripyat dengan pembangkit Chernobyl yang letaknya tidak jauh.

Bencana dimulai ketika sedang dilakukan pengujian sistem tanggal 26 April 1986 di
reaktor nomor 4 pembangkit Chernobyl yang letaknya dekat Pripyat dan dekat dengan
perbatasan administratif dengan Belarus dan Sungai Dnieper. Kemudian terjadi
lonjakan energi secara tiba-tiba dan tak diduga, dan ketika sedang mencoba
mematikan darurat, terjadi lonjakan daya sangat tinggi yang menyebabkan tangki
reaktor pecah diikuti serangkaian ledakan uap. Kejadian ini melepaskan moderator
neutron grafit di reaktor ke udara, sehingga menyala.[7][diskusikan] Kebakaran yang
dihasilkan berlangsung seminggu penuh dan melepaskan debu partikel radioaktif ke
atmosfer secara meluas, termasuk Pripyat. Debu kemudian tersebar ke kawasan Uni
Soviet bagian barat dan Eropa. Menurut data resmi pasca-Soviet,[8][9] sekitar 60%
debu jatuh di Belarus.
36 jam setelah insiden ini, otoritas Soviet memberlakukan zona eksklusi 10-kilometer
yang menyebabkan evakuasi cepat 49.000 orang beserta hewan mereka, terutama dari
pusat populasi terbesar dekat reaktor, kota Pripyat.[10] Meskipun tidak
dikomunikasikan saat itu, evakuasi langsung setelah insiden tidak disarankan karena
jalanan keluar kota dipenuhi dengan debu yang berisi partikel nuklir didalamnya,
kotanya sendiri cukup aman karena diuntungkan oleh arah angin, sehingga penduduk
disarankan untuk berdiam di rumah sebelum dievakuasi sebelum arah angin
berubah.[10]

Karena debu terus menerus dihasilkan, zona evakuasi diperbesar dari 10 menjadi
30 km sekitar seminggu setelah insiden, mengakibatkan 68.000 penduduk lagi harus
dievakuasi, termasuk dari kota Chernobyl sendiri.[10] Survei dan deteksi dari zona
terisolasi menyebutkan bahwa total ada sekitar 135.000 orang pengungsi "jangka
panjang".[10] Jumlah ini naik hampir 3 kali lipat menjadi 350.000 orang pada dekade
setelahnya, 1986-2000.[11][12]

Rusia, Ukraina, dan Belarusia terbebani dengan dekontaminasi terus menerus dan
biaya kompensasi bulanan[13][14][15] akibat bencana Chernobyl.

Bencana ini meningkatkan perhatian mengenai reaktor fisi di seluruh dunia dan
ratusan proposal reaktor, termasuk diantaranya yang sedang dibangun di Chernobyl
(No.5 dan 6) akhirnya dibatalkan.

Insiden ini juga meningkatkan perhatian mengenai budaya keamanan di industri


tenaga nuklir Soviet, menurunkan pertumbuhan industri dan memaksa pemerintah
untuk lebih terbuka mengenai prosedurnya.[16][notes 1] Pemerintah yang berusaha
menutup-nutupi bencana ini menjadi "katalis" "catalyst" for glasnost, yang
"memuluskan jalan bagi reformasi yang berakhir pada kolapsnya Soviet".[17]

Manfaat Pembangkit Listirk Tenaga


Nuklir Bagi Kehidupan Manusia
Ketika mendengar kata nuklir kebanyakan orang langsung berfikiran tentang kejadian
Hirosima dan Nagasaki pada tahun 1945. Tapi tahukan Anda bahwa manfaat
teknologi tenaga nuklir lebih dari sekedar digunakan sebagai senjata pembunuh masal
tapi juga memiliki banyak sekali manfaat lain yang salah satunya adalah manfaat
pembangkit listrik tenaga nuklir.

Apa Itu Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir?

Pembangkit listrik tenaga nuklir atau PLTN merupakan sebuah stasiun pembangkit
listrik yang energi listriknya dihasilkan dari satu ataupun lebih reaktor nuklir yaitu
mengubah energi panas menjadi energi listrik. Berbeda tentunya dengan di sistem
pembangkit listrik tenaga air ataupun tenaga angin yang memanfaatkan energi gerak
untuk diubah menjadi energi listrik.

Manfaat Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir

Energi Nuklir Merupakan Energi yang Berkelanjutan

Dibandingkan dengan jenis-jenis sumber energi lain, energi atau teknologi nuklir
dianggap sebagai solusi sumber energi yang berkelanjutan. Saat ini, tak hanya di
Indonesia, di beberapa negara masih tergantung pada energi yang tidak berkelanjutan
seperti energi yang berasal dari fosil untuk menghasilkan listrik.

Merupakan Salah Satu Jenis Energi Terbarukan

Selain merupakan salah satu energi berkelanjutan, banyak juga manfaat teknologi
nuklir untuk digunakan sebagai sumber energi terbarukan yang digunakan di berbagai
bidang. Di Indonesia sendiri sudah banyak bidang-bidang yang memanfaatkan energi
nuklir walaupun tidak dalam skala besar misalnya untuk kebutuhan penunjang proses
industri dan alat-alat kesehatan.

Sangat Ramah Lingkungan

Dibandingkan dengan jenis pembangkit listrik yang lain, pembangkit listrik tenaga
nuklir sangatlah ramah lingkungan karena selama proses operasionalnya tidak
menghasilkan limbah padat, limbah cair bahkan sama sekali tidak menyebabkan
pencemaran udara. Walaupun memang teknologi nuklir menghasilkan limbah
radioaktif tapi limbah jenis ini masih bisa dimanfaatkan kembali.

Hanya Menghasilkan Sedikit Emisi Rumah Kaca

Ketika beroperasi di skala normal, pembangkit listrik tenaga nuklir sama sekali tidak
mengeluarkan gas emisi rumah kaca namun ada kalanya situasi darurat dimana harus
bergantung pada generator diesel dan proses tersebut memang menghasilkan emisi
rumah kaca tapi sangat rendah.

Biaya Bahan Bakar Rendah

Karena proses perubahan energi panas menjadi energi listrik hanya bergantung pada
reaktor nuklir dan tidak menggunakan sumber energi lain maka biaya bahan bakarnya
sangat rendah. Sehingga energi yang dihasilkan sangat besar sehingga ketersediaan
bahan bakar akan sangat melimpah.

Saat Ini Mensuplai sekitar 17% Kebutuhan Listrik Dunia


Dari seluruh jumlah pembangkit listrik tenaga nuklir yang berlisensi dan beroperasi di
dunia saat ini sudah mensuplai sekitar 17% kebutuhan listrik dunia dan jumlah itu
akan senantiasa terus meningkat mengingat jumlah manfaat dan keuntungan yang bisa
diperoleh oleh suatu negara jika menggunakan teknologi nuklir sebagai sumber energi
listrik bagi masyarakatnya.

Tidak Tergantung oleh Alam

Seperti yang dijelaskan secara singkat di atas teknologi nuklir bergantung pada
reaktor nuklir untuk mengubah energi panas menjadi energi listrik jadi sangat tidak
bergantung dengan energi yang pada umumnya dihasilkan oleh alam seperti misalnya
pembangkit listrik yang bergantung pada air ataupun angin sehingga listrik bisa
tersedia kapan saja.

. DAMPAK NEGATIF.

1. Reaktor nuklir sangat membahayakan dan mengancam keselamatan jiwa manusia.


Radiasi yang diakibatkan oleh reaktor nuklir ini ada dua. Pertama, radiasi langsung,
yaitu radiasi yang terjadi bila radio aktif yang dipancarkan mengenai langsung kulit
atau tubuh manusia. Kedua, radiasi tak langsung. Radiasi tak langsung adalah radiasi
yang terjadi lewat makanan dan minuman yang tercemar zat radio aktif, baik melalui
udara, air, maupun media lainnya
2. Teknologi Nuklir bisa di salah gunakan untuk senjata pemusnah massal.
3. Ada beberapa bahaya laten dari PLTN yang perlu dipertimbangkan. Pertama,
kesalahan manusia (human error) yang bisa menyebabkan kebocoran, yang jangkauan
radiasinya sangat luas dan berakibat fatal bagi lingkungan dan makhluk hidup. Kedua,
salah satu yang dihasilkan oleh PLTN, yaitu Plutonium memiliki hulu ledak yang
sangat dahsyat. Sebab Plutonium inilah, salah satu bahan baku pembuatan senjata
nuklir. Kota Hiroshima hancur lebur hanya oleh 5 kg Plutonium. Ketiga, limbah yang
dihasilkan (Uranium) bisa berpengaruh pada genetika. Di samping itu, tenaga nuklir
memancarkan radiasi radio aktif yang sangat berbahaya bagi manusia

PENDAPAT MENGENAI RENCANA PEMBANGKIT LISTRIK


TENAGA NUKLIR I INDONESIA

Kurang baik karena di Indonesia belum membutuhkan energi listrik


tenaga nuklir karena sumber energi di tanah air masih sangat mencukupi
dan Indonesia masih sangat memiliki sumber tenaga yg sangat
berlimpah.Umumnya negara yang membangun pembangkit listrik tenaga
nuklir adalah yang tidak punya sumber energi
Kesimpulan
Tenaga nuklir merupakan tenaga yang sangat dibutuhkan oleh negara
negara yg tidak memiliki sumber daya yang berkecukupan lagi dan
biasanya pembangkit listrik tenaga nuklir digunakan di negara negara
maju.

Anda mungkin juga menyukai