SKRIPSI
Oleh
MAKSIMUS SARE
2010320008
FAKULTAS PERTANIAN
MALANG
2015
LEMBAR PERSETUJUAN
Judul Skripsi : Analisis Kualitas Visual Pada Lanskap Alun-Alun Tugu Balai
Kota Malang
Nim : 2010320008
Fakultas : Pertanian
Megetahui,
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat Rahmat dan AnugrahNya-lah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul: ANALISIS KUALITAS VISUAL PADA LANSKAP ALUN-
ALUN TUGU BALAI KOTA MALANG.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dr. Ir. Widowati, MP. Selaku dekan Fakultas Pertanian
Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang.
2. Debora Budiyono SP, Msi selaku Ketua Program Studi Arsitektur
Lanskap.
3. Riyanto Djoko, SP. MP selaku dosen pembimbing pertama
4. Presti Ameliawati, SP. Msi selaku dosen pembimbing kedua
5. Terima kasih pula atas doa dari orang tuaku, kaka dan adikku, serta
seluruh dukungan dari sahabat-sahabat di Universitas Tribhuwa
Tunggadewi Malang
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak
terdapat kekurangan dan kesalahan baik itu yang disengaja maupun tidak disengaja.
Oleh karena itu penulis mengharapkan saran serta kritik dari semua pihak demi
kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi
pembaca umumnya yang membaca karya ilmiah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR TABEL
No Uraian Hal
1. Jadwal Penelitian ................................................................................. 15
2. Metode Pelaksanaan Penelitian ........................................................... 19
3. Jenis Tanaman Pohon Alun-alun Tugu Balai Kota Malang. ............... 24
4. Jenis Tanaman Perdu Alun-Alun Tugu Balai Kota Malang. ............... 26
5. Jenis Tanaman Semak Alun-Alun Tugu Balai Kota Malang . ............ 27
6. Jenis Tanaman Penutup Tanah ............................................................ 28
7. Jenis Utilitas Tapak. ............................................................................ 30
8. Hasil Analisis Kualitas Visual dengabn Metode SBE. ....................... 37
9. Nilai SBE yang rendah , Kekurangan dan solusinya. ......................... 40
iv
DAFTAR GAMBAR
No Uraian Hal
1. Gambar 1 Kerangka Pikir .................................................................... 4
2. Metode Pengelolaan Lanskap ............................................................. 8
3. Peta Lokasi Alun-Alun Tugu Balai Kota Malang ............................... 14
4. Peta Eksisting Alun-alun Tugu Balai Kota Malang.............................. 21
5. Peta Vegetasi Alun-alun Tugu Kota Malang ....................................... 23
6. Nilai (SBE) Keenam gambar. .............................................................. 38
7. Peta Visual Aun-alun Tugu Balai Kota Malang................................... 41
v
DAFTAR LAMPIRAN
No Uraian Hal
1. Kuisioner Hasil Uji Scenic Beauty Estimation (SBE) ................................... 46
2. Hasil Perhitungan ............................................................................................. 48
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Kota Malang merupakan kota terbesar kedua di Jawa Timur setelah Surabaya,
yang memiliki luas wilayah 11. 005,66 ha. Kota Malang merupakan pusat konsentrasi
setiap tahun (0, 86% berdasarkan sensus penduduk tahun 2000) ditambah lagi dengan
memiliki sejarah dan budaya kota. Salah satunya adalah alun-alun Tugu Balai Kota
Malang.
mempunyai nilai serta fungsi yang tiada duanya bagi perkembangan Kota Malang
sejak tahun 1946 hinggga saat ini Malang menjadi terkenal dengan sebutan” Kota
Pendidikan”. Simbol Tugu merupakan sejarah Alun-alun Tugu Balai Kota Malang.
Alun-alun Tugu adalah salah satu bentuk bangunanan sejarah di Kota Malang yang
telah berdiri sejak pemerintah kolonial Belanda menjajah Indonesia. Alun-alun ini
terletak di tengah kota, tepatnya di jalan Tugu, di depan gedung balai kota. Di
kelilingi pepohonan trembesi yang sangat tua dan di tengahnya terdapat Monumen
Tugu, yang merupakan lambang kota Malang. Monument Tugu ini memiliki ciri
khas tersendiri karena di kelilingi oleh kolam air dan taman bunga yang berbentuk
bundar. Oleh kerena itu pada tahun 90an alun-alun ini oleh masyarakat sekitar di
sebut dengan nama Alun-alun bundar. Sebagai Landmark kota Malang, Alun-alun
1
Kota Malang harus dipertahankan dan diperbaiki kondisinya, sehingga perlu untuk
dilestarikan dan dilindungi sebagai kawasan wisata sejarah dan juga titik pusat
Sebagai kawasan wisata sejarah dan pusat pariwisata di Kota Malang, tentunya
keberlangsunganya baik dari sistem sosial budaya, sistem manusia maupun alam.
lingkungan semakin menurun. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat
kualitas visual pada Lanskap Alun-Alun Tugu Balai Kota Malang. Penelitian ini
2) Bagaimana tatanan dan komponen pada kawasan Alun-Alun Tugu Balai Kota
Malang.
2
1.3 Tujuaan Penelitiaan
b) Menganalisis kualitas visual dengan metode SBE dan membuat peta visual
yang ada di Kota Malang dalam pembangunan kawasan wisata. Dan juga menjadi
2. Bagi pengguna
Secara umum, Alun-alun Tugu Kota Malang akan membuat masyarakat Malang
Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi referensi dan acuan untuk penelitiaan
3
1.5. Kerangka Pikir
sumber daya visual yang penting, karena dapat meningkatkan kualitas lingkungan dan
mengetahui efek visual tersebut adalah dengan Scenic Beauty Estimation (SBE). SBE
dinilai dari kesesuaian letak dan makna, karena unsur menunjang kekompakan dari
tampilan visual serta tata guna lahan tersebut. Adapun kerangka pikir penelitian dapat
Kota Malang
Alun-Alun Tugu
Desain Lanskap
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
terlihat atau tidaknya pemandangan dari suatu titik pandang, jarak antara pengamat
Perilaku manusia dapat di pengaruhi oleh kualitas estetika suatu lanskap secara
langsung dan tidak langsung (Nassar 1988). Menurut Nassar (1988), kualitas estetika
suatu lanskap dapat di tentukan oleh dua macam penilaian estetik, penilaian formal
dan simbolik. Estetika formal menilai suatu obyek berdasarkan bentuk, warna,
suatu obyek berdasarkan makna konotatif dari obyek tersebut setelah di alami oleh
pengamat. Karakter dan identitas suatu ruang dapat di bentuk oleh kualitas
estetikanya. Estetika pemandangan merupakan salah satu sumber daya visual penting
karena dapat meningkatkan kualitas lingkungan dan memberikan efek visual yang
menyenangkan.
5
2.2 Scematic Beauty Estimation (SBE)
Scenic Beauty Estimation adalah keindahan yang permai atau keasrian dan di
katakana sebagai tampilan atau visualisasi dari suatu (objek/lanskap)secara alami. Hal
ini sangat mempengaruhi penafsiran atau penilaian orang tentang obyek tersebut.
Scenic beauty lanskap merupakan kesesuaian letak dan makna, karena kedua unsur
ini menunjang kekompakan dari tampilan visual serta tata guna lahan . Bentuk permai
dari suatu lanskap akan terlihat dari tingkatan minat pengguna juga
kontinuitas/intesitas yang di lakukan oleh penggna. Karena itu scenic beauty dari
suatu lanskap harus benar-benar nyata mendukung keindahan tempat dan lingkungan
sekitar.
Lanskap tersusun dari dua elemen utama, yaitu softmaterial dan hard material
berbentuk tindakan yang di hasilkan dari kombinasi factor internal manusia denga fa
ktor eksternalnya. yaitu keadaan fisik dan social, Menurut Ryan dan Laurie (1990)
terdapat banyak faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang terhadap suatu objek,
presepsi ini dikondisikan oleh hubungan antara jarak dan ukuran objek yang di
rasakan atau kecemerlangan objek tersebut. Dan manusia lebih bergantug pada indera
penglihatan jika di bandingkan dengan indera lainnya karena penglihatan lebih siap
Perilaku manusia dapat di pengaruhi oleh kualitas estetika suatu lanskap secara
langsung dan tidak langsung. Kualitas lanskap, dalam hal ini kualitas visual dapat di
6
ukur berdasarkan reaksi pengamat. Reaksi tersebut timbul karena persepsi yang di
Metode penelitian kualitas visual lanskap tersebut dapat dilakukan melalui tiga
Scenic Beauty Estimation (SBE) dan Semantic Differential (SD) (Daniel dan Boster,
1976).
Alun-alun Kota Malang merupakan ikon Kota Malang yang juga sebagai
tempat rekreasi yang terletak di Jln. Tugu tepat berada di tengah Kota Malang. Alun-
alun ini sering disebut Taman Tugu yang memiliki luas 11.923 meter persegi. Di
dalamnya terdapat tugu yang berada di bagian tengah Alun-alun di bangun pada
tahun 1945 walaupun masih berupa pondasi. Tugu ini pernah dihancurkan Belanda
ketika mereka menguasai Kota Malang. Pada tahun 1952 Tugu di bagun kembali dan
diresmikan oleh presiden Soekarno pada tanggal 20 Mei 1953. Selain bisa menikmati
keindahan dari jauh, warga bisa masuk lalu merasakan langsung pesona taman. Tugu
yang ada di dalam taman berada di tengah kolam teratai hingga menjadi landmark
Kota Malang. Di dalam taman terdapat beberapa bangku yang mengelilingi tugu yang
berada tepat di tengah-tengah kolam teratai, dan terdapat pohon trembesi (Samanea
saman) yang besar sebagai peneduh yang mempunyai fungsi hidrologi dan penjaga
7
Menurut penelitian, pohon trembesi mampu menyerap 28,5 ton karbondi oksida
setiap tahunnya atau jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pohon biasa yang rata-
rata menyerap 1 ton C02 dalam 20 tahun masa hidupnya. Secara keseluruhan taman
ini mempunyai fungsi sosial, ekonomi, endukatif, dengan lahan yang teduh, sejuk dan
nyaman, mendorong warga kota untuk dapat memanfaatkan sebagai tempat berolah
raga dan rekreasi dengan berjalan kaki setiap pagi, olah raga dan bermain, Alun-alun
di dalam lingkungan kota yang benar-benar asri, sejuk dan segar sehingga dapat
Malang adalah kota terbesar kedua di Jawa Timur setelah Surabaya. Kota
hadirnya pemerintah kolonial Belanda. Hawa yang sejuk dengan suhu rata-rata 20-24
derajat celcius menjadikan Malang sangat ideal sebagai ‘kota peristirahatan’ di jaman
Pemerintah Hindia Belanda. Kawasan yang mendapat julukan kota apel ini berdiri
SYSTEM SYSTEM
HUMAN
SYSTEM
PENGELOLAAN
LANSKAP
1. PENATAAN /
Gambar 2. Model
DESAINPengelolaan Lanskap
8
2.3 Pengelolaan Lanskap
sehingga tercipta lanskap yang bermanfaat bagi manusia dan makhluk hidup lainnya
(Arifin, 2005). Pengelolaan lanskap adalah suatu usaha yang dilakukan secara
periodik dengan mengupayakan segala aspek fasilitas dan elemen yang terdapat
dalam lanskap/ekosistem agar lanskap yang dipelihara tersebut tetap terjaga dan
terawat sehingga memiliki kondisi yang tetap utuh dan baik serta tetap mengacu pada
desain dan tujuan awal. Pemeliharaan atau pengelolaan lanskap yang ideal dapat
c) Memilih elemen dengan struktur kuat, aman, kokoh, sesuai dan lestari
diperlukan. Menurut Arifin (2005) Ada dua macam pengelolaan yang harus
diperhatikan, yaitu pengelolaan ideal dan pengelolaan fisik. Pengelolaan ideal adalah
pengelolaan yang dilakukan agar suatu lanskap dapat terus berfungsi sebagaimana
awal lanskap itu dibuat. Sedangkan pengelolaan fisik adalah pengelolaan yang
9
dilakukan agar setiap elemen (benda) yang ada dalam suatu lanskap dapat terus
tampil prima dan baik, contohnya adalah pemangkasan rumput, perbaikan lampu
a) Pohon
Tanaman kayu keras dan tumbuh tegak, berukuran besar dengan percabangan
yang kokoh. Yang termasuk dalam jenis pohon ini adalah asam kranji,
b) Perdu
Jenis tanaman seperti pohon terapi berukuran kecil, batang cukup berkayu
tetapi kurang tegak dan kurang kokoh. Yang termasuk dalam jenis perdu
c) Rumput
Jenis tanaman pengalas, merupakan tanaman yang persisi berada diatas tanah.
Yang termasuk dalam jenis ini adalah rumput jepang, rumput gajah, dan
Kolam beserta air mancur dibuat dalam rangka menunjang fungsi bagian
taman yang memiliki estetika sendiri. Kolam sering dipadukan dengan batuan
tebing dengan permainan air yang menambah kesan dinamis. Kolam akan
tampil hidup bila ada permainan air didalamnya. Taman dengan kolam akan
10
b) Jalan Setapak (Stepping Stone)
Jalan setapak atau steppig stone dibuat agar dalam pemeliharaan taman tidak
merusak rumput dan tanaman, selain itu jalan setapak berfungsi sebagai unsur
c) Perkerasan
macam bahan, seperti tegel, paving, aspal, batu bata, dan bahan lainnya.
Tujuan perkerasan adalah untuk para pejalan kaki (pedestrian) atau sebagai
pembatas.
d) Lampu Taman
diperlukan)
11
2.5 Desain Lanskap
Desain adalah suatu system yang berlaku untuk segala jenis perancangan
dimana titik beratnya adalah melihat segala sesuatu persoalan tidak secara terpisah
atau tersendiri, melainkan sebagai satu kesatuan dimana satu masalah dengan lainnya
saling terkait. Unsur desain lanskap adalah komponen atau elemen taman yang
disusun sehingga didapatkan suatu karya taman yang indah, menarik dan
visual. Dengan kata lain unsur desain lanskap akan memberikan gaya/corak dan
suasana tertentu dari sebuah taman. Kata desain dikenal juga sebagai, pola, skema,
rancangan dan rencana. Mendesain berarti membuat pola, skema, merancang dan
merencana. Dengan pengertian lain mendesain adalah suatu seni untuk menghasilkan
karya yang indah, menarik dan memuaskan. Mendesain berarti suatu seni untuk
menghasilkan suatu karya taman yang indah, menarik dan memuaskan (Suharto,
1994).
hati pemakai atau users. Desain dimulai dari suatu konsep/gagasan/ide dengan
digunakan dan aspek estetika yaitu usaha untuk menghasilkan suatu keindahan visual,
karya desain yang diharapkan dapat disukai `atau dinikmati oleh setiap orang atau
warga. Unsur keindahan visual dapat diperoleh melalui desain bentuk dan warna yang
memiliki sifat dan karakter sehingga dapat mempengaruhi kesan dan suasana ruang
yang diciptakan. Ruang merupakan suatu wadah yang tidak nyata, akan tetapi dapat
12
dirasakan keberadaannya oleh manusia. Ruang terbuka selalu terletak di luar massa
bangunan, dapat dimanfaatkan dan dipergunakan oleh setiap orang atau warga dan
lebih mudah berarti perancangan. Proses desain ini termasuk ke dalam ilmu desain,
bukan metode desain, dan banyak dibutuhkan oleh perusahaan, salah satunya adalah
industri manufaktur. Dalam suatu kota, keindahan adalah suatu kekuatan yang aktif
dalam membentuk fungsi dan arti dalam membangun bentuk. Perancangan yang
dilakukan pada suatu tempat sangat diperlukan agar memiliki identitas tersendiri
Prinsip-prinsip desain adalah suatu ide yang dapat membantu anda dalam
membuat desain sehingga desain akan mudah dan dapat menghasilkan desain yang
good layout dan tidak menghasilkan desain yang dazzling. Dengan menggunakan
prinsip desain tersebut seorang desainer dapat dengan mudah menyatukan komposisi
dan kesan yang akan disampaikan pada sebuah desain. Sehingga prinsip desain ini
dapat dikatakan sebagai sebuah rule/aturan dasar yang harus diikuti untuk
13
BAB III
METODE PENELITIAN
klojen Malang, Jawa Timur. Alun-Alun Tugu memiliki luas sebesar 10.923 m².
3 merupakan peta lokasi Alun-Alun Tugu Kota Malang. Judul Penelitian dapat
14
Tabel 1. Jadwal Penelitian
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pembuatan
Proposal
2 Seminar Proposal
3 Survey Lapang
4 Pengambilan Foto √
di Alun-alun
5 Penyebaran √ √ √ √ √
Quisioner (SBE)
6 Mengolah Data √ √ √
Penelitian
7 Penulisan Skripsi √ √ √ √ √ √ √
8 Pembuatan Jurnal √ √ √ √ √
9 Seminar Hasil √ √ √ √ √
10 Ujian Skripsi √ √ √ √ √ √
Alat dan Bahan yang di gunakan dalam penelitian ini adalah kamera untuk
mengambil gambar, alat tulis menulis, Rapido atau drawing pen, dan data kuisioner
serta kertas untuk menggambar yang digunakan dalam proses penelitian ini.
3.3 Metode
Yaitu data yang di peroleh langsung dari lokasi penelitian cara pengambilan
15
Data primer meliputi:
1. Data fisik yaitu data tentang keadaan tapak semua yang ada di dalam tapak
2. Data biofisik yaitu data tentang jenis tanaman dan hewan yang ada didalam
3. Data sosial dan ekonomi yaitu data yang menyangkut penggguna tapak dan
Yaitu data yang diperoleh dari sumber-sumber lain dari lokasi penelitian. Data
sekunder diperoleh dengan cara studi kepustakaan, studi literatur, sejarah dan data-
Setelah mendapat semua data mengenai inventarisasi data yang meliputi data
keadaan tanah, keadaan vegetasi, drainase, Sirkulasi, ground cover, fasilitas dan
utilitas yang ada dalam tapak serta pepecahannya. Maka di anggap perlu untuk
mencari potensi-potensi yang ada dalam tapak untuk di kembangkan lebih lanjut.
lokasi, responden, analisis data dan evaluasi visual lanskap. Tahapan pelaksanaan
16
1. Identifikasi dan studi literatur
kelompok mahasiswa Arsitektur Lanskap semester 5-7 yang didasarkan pada tingkat
SBE (sceenik beauty estimation) untuk menduga nilai keindahan lanskap berdasarkan
Dari hasil kuisioner yang dapat dilakukan inputing data dalam bentuk tabulasi
scoring responden. Pendugaan nilai keindahan suatu scenic Pada lanskap lokasi studi
menggunakan sebaran nilai rating 1-10. Proses berikut adalah klasifikasi kelas
keindahan berdasarkan interval skor. Interval nilai tersebut di bagi menjadi 3 kelas
17
keindahan (Tinggi, Sedang, Rendah). Interval kelas tersebut ditentukan berdasarkan
nilai selisih antara titik minimum data. Interval tersebut tergantung dari nilai dan
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisisis deskriptif. Metode analisis
ini secara umum di jelaskan oleh Milles dan Huberman (1992) sebagai proses
kemudian di sajikan sebagai kumpulan informasi dalam bentuk bagan, matrik, grafik
Konsep ini merupakan proses lanjutan dari analisis sintesis, merupakan proses
Kota Malang dalam suatu konsep gambar, setelah mempelajari semua potensi yang
ada dalam tapak yang perlu dilakukan dalam tahap ini adalah pembuatan konsep yang
18
Tabel. 2 Metode Pelaksanaan Penelitian.
1. Batas lokasi penelitian yaitu daerah Alun-alun Tugu Balai Kota Malang .
19
BAB IV
Kota Malang merupakan salah satu kota terbesar kedua di Jawa Timur setelah
Surabaya yang berkedudukan sebagai Ibukota Propinsi, dengan luas wilayah Kota
Malang 11.005,66 ha. Kota Malang terletak pada 7,6º - 8,02º LS dan 112,060º BT
dengan ketinggian 339-662,5 m di atas permukaan laut (dpl). Dengan posisi geografis
Kota Malang mempunyai tipe iklim tropis, yaitu mempunyai dua musim, kemarau
pemerintahan Kota Malang. Alun-Alun Tugu Kota Malang mempunyai luas sebesar
20
21
Gambar 4. Peta Eksisting Alun-Alun Tugu Balai Kota Malang
4.1.1 Jenis Tanah
Jenis tanah yang ada di Alun-alun Tugu Kota Malang termasuk dalam jenis
tanah regosol yang berasosiasi dengan latosol. Pada tanah jenis ini dapat terbentuk
pada berbagai daerah dengan iklim yang bervariasi. Bahan induk tanah ini berupa abu
vulkanik, pasir pantai serta bahan-bahan sedimem yang tidak mantap. Umumnya
dengan vegetasi yang bervariasi pula. Tanah jenis ini merupakan tanah muda yang
Tanah jenis ini mempunyai solum R bervariasi dari dangkal sampai dalam,
berwarna coklat kelabu sampai kuning, dan dicirikan oleh profil A dan C dengan
batas antara horizon yang baur. Kandungan debu dan pasir lebih dari 60 % , dengan
reaksi tanah yang bervariasi dan mempunyai kapasitas tukar kation yang rendah. Ciri
utama dari tanah jenis ini berdrainase buruk karena kandungan air tanah sangat
tingggi. Tanah ini mempunyai tekstur liat, tekstur tanah remah sampai gumpal. Tapi
kesuburan jenis tanah ini cukup baik, biasanya sebagai pusat produksi tanaman
lanskap.
tanaman pohon, tanaman perdu , tanaman semak dan tanaman sebagai penutup tanah
22
23
Gambar 5. Peta Vegetasi Alun-Alun Tugu Balai Kota Malang
Tabel 3. Jenis Tanaman Pohon Alun-Alun Kota Malang
1 Cemara
(Cuperess Papuana)
2 Sawo Kecil
(Manukara Kauki)
3 Palem Putri
(Viecthiam Mirello
4 Palem Raja
5 Pucuk Merah
6 Tabebuya
24
Tabel 4. Jenis Tanaman Perdu di Alun-Alun Kota Malang
1 Teh-Tehan
(Achalypha sp)
4 Bougenvil
(Bouganvillea spactabilis)
6 Lantana
(Canna Indica)
7 Kembang Sepatu
8 Puring
(Codiasum variegatum),
9 Melati putih
( Jasminuc Sambac)
25
12 Lili Brasil ( Dianela tasmanika)
26
Tabel 5. Jenis Tanaman Semak
2 Teratai (Nymphaea)
4 Kanna(canna indica)
27
Tabel 6. Jenis Tanaman Penutup Tanah di Alun-Alun Kota Malang
1 Rumput Manila
(Zoysia matrella)
2 Kacang-Kacangan
( leguminaceae)
4 Liliparis ( Cholorophytum
comosom var vitatum)
5 Krokot
6 Ubi Jalar
7 carex morrowi
28
4.1.3 Fasilitas dan Utilitas Tapak
Fasilitas dan utilitas yang ada didalam Alun-alun Tugu Kota Malang adalah bak
kontrol, bak sampah, bangku taman, lampu taman, papan petunjuk/ sign board, pagar,
drainase tapak, dan ornamen/patung taman. Adapun foto utilitas tapak dapat diihat
1 Tugu
2 Bak Kontrol
29
6 Jalan masuk ke empat
8 Kotak Sampah
9 Bangku Taman
10 Lampu Taman
12 Paving
13 Drainas
14 Pagar
30
4.1.4 Iklim
Alun-Alun Kota Malang memiliki curah hujan yang sangat tinggi, yaitu 700-
1.833 mm/tahun, dan termaksuk daerah yang agak basah. Dengan adanya drainase
yang baik tanaman atau vegetasi yang ada di Alun-alun Tugu Kota Malang dapat
yang berada dalam lokasi terbuka tipe ini memang menjadi daya sorot utama para
perancang agar tidak mengganggu aktivitas manusia hanya menjadi sedikit, terutama
aktivitas yang berhubungan dengan kegiatan seni dan budaya serta pemuda.
Suhu merupakan salah satu faktor iklim yang dapat mempengaruhi kenyamanan
manusia. Suhu yang selalu tinggi atau terlalu rendah akan menyebabkan
Menurut Laure (1986) kelemban udara yang ideal bagi manusia agar dapat
melakukan kegiatan dengan baik adalah 40%-75%. Kelembaban yang terlalu tinggi
akan mempengaruhi kondisi tubuh manusia karena dapat menyebabkan tubuh capat
lemah, namun kalau suhu terlalu rendah akan terasa kering sehingga tidak nyaman
31
4.1.5 Sosial Budaya
Mayoritas penunjang disekitar tapak merupakan penduduk asli yaitu dari suku
Jawa, sedangkan sisanya adalah pendatang yang didominasi oleh pelajar dan
pedagang yang datang dari daerah Jawa maupun luar daerah seperti Kalimantan,
Sumatera, Papua, NTT dan Sulawesi. Selain itu, penduduk Kota Malang juga banyak
didatangi oleh warga negara asing yang datang dengan tujuan berwisata maupun
menempuh studi di Kota Malang. Karena itu di Alun-Alun Kota Malang perlu
dikoordinasikan perbaikan dan pengelolaan yang baik, perlu dilakukan agar tujuan
tersebut tercapai.
sebagai ketua panitia pembangunan tugu. Di saat pembangunan tugu mencapai 95%
dihancurkan pada tanggal 23 Desember 1948 hingga tinggal pondasinya saja. Setelah
32
4.2 Analisis Kualitas Visual pada Alun-Alun Tugu Balai Kota Malang
jumlah responden yang menilai adalah tiga puluh mahasiswa lanskap yang telah
mampu menilai keindahan suatu benda ataupun kawasan. Berikut ini adalah Tabel
2 7,70
3 7,77
4 8,10
33
5 7,50
6 7,43
7 7,50
8 7,83
9 7,90
10 8,10
11 7,97
34
12 7,17
13 7,37
14 7,37
15 7,33
16 7,90
17 8,07
18 8,17
35
19 7,67
20 7,73
21 7,43
22 7,93
23 7,50
24 7,63
25 7,53
36
26 7,93
27 7,57
28 7,90
29 7,73
30 8,77
Menurut hasil analisis yang dilakukan, diketahui bahwa nilai SBE paling
tinggi terdapat pada Foto 1, Foto 4, Foto 12, Foto 17, Foto 18, dan Foto 30. Dimana
keenam foto tersebut memiliki nilai masing-masingnya adalah 8,03; 8,10; 8,10; 8,07;
8,17; dan 8,77. Keenam foto tersebut memiliki sudut pandang yang berbeda. Tidak
37
matahar(siang dan malam). Selain itu, adanya pengaruh cahaya dan ligthing (sinar
lampu). Berikut ini adalah gambar dari keenam foto yang memiliki nilai paling tinggi.
8,03 8,10
8,10 8,07
8,17 8,77
38
Keenam spot ini perlu dijaga dan ekosistem perlu di kelola dan dipelihara
dengan baik sehingga keindahannya terjaga. Dari keenam gambar yang menjadi
penilaian terbaik dari Alun-Alun Tugu Kota Malang, maka dibuatlah peta visual
seperti pada Gambar dibawah ini. Adapun, peta visual tersebut merepresentasikan
spot-spot terbaik yang dimiliki Alun-Alun Tugu dari penilaian 30 responden yang
telah diwawancarai.
39
Nilai SBE = 7,33 user.
40
41
Gambar 6. Peta Visual Alun-alun Tugu Balai Kota Malang
Dari hasil penelitian yang diperoleh, disimpulkan beberapa rekomendasi yang dapat
digunakan Pemerintah Kota untuk mengelola Alun-Alun Tugu agar menjadi kawasan
1) Tugu atau monumen yang berada ditengah atau pusat Alun-Alun menjadi
point dan perhatian utama kawasan tersebut. Oleh karena itu, keberadaan
softscape (vegetasi) maupun hardscap (papan iklan, baliho, spanduk dll) tidak
2) Keenam titik gambar yang diambil dari hasil penelitian (arah pandang menuju
tapak), sebaiknya menjadi prioritas penting untuk dijaga dan dilestarikan, baik
42
BAB V
5.1 Kesimpulan
Menurut hasil analisis yang dilakukan, diketahui bahwa nilai SBE paling tinggi
terdapat pada Foto 1, Foto 4, Foto 12, Foto 17, Foto 18, dan Foto 30. Dimana keenam
foto tersebut memiliki nilai masing-masingnya adalah 8,03; 8,10; 8,10; 8,07; 8,17;
dan 8,77. Keenam foto tersebut memiliki sudut pandang yang berbeda. Tidak hanya
dari sudut pandang pengambilan foto, tetapi pengaruh pergerakan matahari (siang dan
malam). Selain itu, adanya pengaruh cahaya dan ligthing (sinar lampu). Dari hasil
Pemerintah Kota untuk mengelola Alun-Alun Tugu agar menjadi kawasan yang lebih
baik. Adapun, rekomendasi tersebut adalah : 1) Tugu atau monumen yang berada
ditengah atau pusat Alun-Alun menjadi point dan perhatian utama kawasan tersebut.
Oleh karena itu, keberadaan softscape (vegetasi) maupun hardscape tidak boleh
menghalangi pandangan viewer yang berada dilokasi tapak; 2) Keenam titik gambar
yang diambil dari hasil penelitian (arah pandang menuju tapak), sebaiknya menjadi
prioritas penting untuk dijaga dan dilestarikan, baik dari keberadaan softscape
maupun hardscapenya.
5.2 Saran
Hasil penelitian yang telah diperoleh dapat menjadi acuan dan bahan masukan
bagi pemerintah Kota Malang dalam mendesain dan mengelola kawasan. Hasil
penelitian ini bisa dilanjutkan dengan penelitian visual dengan lokasi sekitar tapak
43
DAFTAR PUSTAKA
Eckbo G. 1964. Urban Landscape Design. New York: McGraw-Hill Book co. Inc.
248 p.
Higuchi. 1988. Approach to an irregular time series on the basis of the fractal theory,
Physica D, 31 , 277-283.
44
Ryan E. B., Laurie S., 1990. Evaluations of older and younger adult speakers:
Influence of communication effectiveness an Aging. 514-519.
Thompson, G. F. dan Steiner, F. R. (ed), 1997, Ecological Design and Planning, John
Wiley & Sons, Inc, New York.
45
Lampiran 1
Kuisioner
Hasil Uji Scenic Beauty Estimation (SBE)
Nama :
Nim :
P/s : Arsitektur Lanskap
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Lanskap 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Lanskap 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Lanskap 3
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Lanskap 4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Lanskap 5
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Lanskap 6
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Lanskap 7
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
46
Lampiran 2
Hasil Perhitungan
Q Q Q Q Q Q Q Q Q Q Q Q Q Q Q Q Q Q Q Q Q Q Q Q Q Q Rata-
No 1 2 3 4 5 6 7 Q8 9 10 11 12 Q13 14 15 16 17 18 Q19 20 Q 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Jumlah Rata
1 8 7 7 9 8 10 8 7 7 8 9 9 7 5 9 10 8 7 9 9 6 9 8 10 8 8 8 5 9 9 241 8
2 7 6 7 8 8 9 7 9 9 7 8 10 7 7 9 10 6 8 8 7 7 8 7 5 9 8 10 5 7 8 231 8
3 10 6 5 7 9 8 7 9 9 10 8 7 6 7 8 9 6 8 8 8 7 6 8 8 7 10 9 8 6 9 233 8
4 9 7 6 7 7 8 9 7 7 7 7 8 10 10 7 10 9 9 9 10 9 7 7 10 8 8 10 4 8 9 243 8
5 8 7 8 6 10 7 6 8 8 8 7 8 9 8 6 9 10 8 7 8 8 7 6 5 7 7 7 8 6 8 225 8
6 7 6 5 6 9 10 6 7 8 7 8 6 8 10 6 9 7 7 8 7 7 8 7 7 8 8 8 7 8 8 223 7
7 10 6 8 7 7 7 7 7 9 8 6 10 7 7 5 9 7 8 8 7 7 10 6 7 8 8 9 4 7 9 225 8
8 7 6 10 10 6 7 10 10 10 8 6 9 8 6 5 8 8 7 7 8 9 9 7 8 8 9 7 9 5 8 235 8
9 9 6 8 9 7 8 9 9 7 7 7 9 8 7 7 9 9 7 8 8 10 7 7 5 9 7 10 8 7 9 237 8
10 8 7 7 8 7 10 10 10 7 10 7 8 10 9 7 9 10 7 9 7 10 7 5 5 10 7 8 6 9 9 243 8
11 7 7 5 10 10 7 10 10 10 9 7 10 8 5 10 10 6 9 7 7 10 8 8 6 7 8 7 6 7 8 239 8
12 9 7 4 8 9 8 8 9 8 7 7 8 8 5 6 8 7 8 8 7 6 7 7 5 10 6 6 3 8 8 215 7
13 8 7 8 8 8 10 7 7 10 9 5 10 9 5 7 9 5 8 7 6 9 6 8 6 8 7 5 2 9 8 221 7
14 8 6 9 7 7 7 10 7 8 7 8 7 6 6 7 9 5 8 8 6 7 7 7 8 7 7 8 6 10 8 221 7
15 9 6 4 5 7 10 6 6 7 7 6 7 7 6 10 9 10 9 9 6 6 8 7 8 8 8 9 7 5 8 220 7
16 10 7 9 4 9 6 7 10 7 8 4 10 7 10 9 9 9 9 8 6 8 7 8 8 9 7 9 8 6 9 237 8
17 7 8 10 6 10 5 10 9 10 8 3 9 10 10 8 8 7 10 8 7 5 5 6 8 10 10 10 7 8 10 242 8
18 9 7 10 8 7 10 6 8 6 9 8 9 10 10 10 9 7 10 8 9 10 5 5 7 8 8 9 7 7 9 245 8
19 7 7 3 10 8 7 10 7 9 5 7 6 9 9 7 8 9 10 8 8 9 7 7 6 8 8 7 6 10 8 230 8
20 8 8 6 7 8 6 7 7 7 10 10 10 8 9 7 8 9 9 7 8 8 6 9 8 7 8 8 4 8 7 232 8
21 8 7 6 10 7 7 4 8 10 10 8 7 10 9 7 7 9 9 8 7 5 6 7 7 7 6 7 6 6 8 223 7
22 10 7 8 9 7 10 10 10 9 5 8 7 8 10 6 9 9 9 8 5 8 7 7 6 8 6 9 7 7 9 238 8
23 7 6 6 7 8 8 5 9 10 9 9 8 8 8 8 8 8 9 9 6 5 6 9 8 8 7 7 5 6 8 225 8
24 7 7 8 7 9 7 8 8 7 6 10 10 7 8 7 8 8 8 7 6 9 7 8 7 7 7 10 5 8 8 229 8
47
25 8 6 7 8 10 6 10 6 8 7 10 9 6 7 10 9 7 9 7 8 7 9 6 6 6 8 6 6 6 8 226 8
26 7 6 9 9 7 8 7 7 8 10 10 9 6 5 8 8 8 8 8 6 9 8 5 8 9 10 8 10 9 8 238 8
27 6 6 4 10 7 7 7 7 10 7 9 10 7 8 10 8 7 8 7 7 7 9 8 6 7 8 9 7 6 8 227 8
28 8 7 5 8 8 9 9 9 7 9 7 8 8 7 9 8 7 9 6 6 8 9 7 8 8 8 10 8 9 8 237 8
29 9 6 5 10 10 8 8 9 7 8 7 7 9 7 10 9 9 9 7 5 7 8 10 5 7 7 5 8 8 8 232 8
30 10 7 8 7 9 10 8 10 10 10 10 10 10 7 10 8 10 8 8 5 10 10 9 7 10 8 9 9 7 9 263 9
Contoh Perhitungan:
Q1 = n(1)+n(2)+n(3)+.......+n(30)
∑ 𝑛(𝑧)
N1 = Nilai keindahan ke-1
N2 = Nilai keindahan ke-2
∑ 𝑛(𝑧) = jumlah foto yang diambil
48