Anda di halaman 1dari 55

ANALISIS KUALITAS VISUAL PADA LANSKAP ALUN-ALUN TUGU

BALAI KOTA MALANG

SKRIPSI

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana


Arsitektur Lanskap (S-1) Pada Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang

Oleh

MAKSIMUS SARE

2010320008

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI

MALANG

2015
LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Skripsi : Analisis Kualitas Visual Pada Lanskap Alun-Alun Tugu Balai

Kota Malang

Nama : Maksimus Sare

Nim : 2010320008

Fakultas : Pertanian

Program Studi : Arsitektur Lanskap

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Riyanto Djoko, SP. MP Presti Ameliawati, SP. MSi


NIDN. 0728065401 NIDN. 0717018901

Megetahui,

Ketua Program Studi

Debora Budiyono, SP. MSi


NIDN. 0708118403

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat Rahmat dan AnugrahNya-lah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul: ANALISIS KUALITAS VISUAL PADA LANSKAP ALUN-
ALUN TUGU BALAI KOTA MALANG.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dr. Ir. Widowati, MP. Selaku dekan Fakultas Pertanian
Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang.
2. Debora Budiyono SP, Msi selaku Ketua Program Studi Arsitektur
Lanskap.
3. Riyanto Djoko, SP. MP selaku dosen pembimbing pertama
4. Presti Ameliawati, SP. Msi selaku dosen pembimbing kedua
5. Terima kasih pula atas doa dari orang tuaku, kaka dan adikku, serta
seluruh dukungan dari sahabat-sahabat di Universitas Tribhuwa
Tunggadewi Malang
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak
terdapat kekurangan dan kesalahan baik itu yang disengaja maupun tidak disengaja.
Oleh karena itu penulis mengharapkan saran serta kritik dari semua pihak demi
kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi
pembaca umumnya yang membaca karya ilmiah ini.

Malang, September 2015

Penulis

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... i


KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... v
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................ 2
1.3. Tujuan Penelitian ......................................................................... 2
1.4. Manfaat Penelitian ....................................................................... 2
1.5. Kerangka Pikir ............................................................................. 4
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Visual Lanskap .............................................................................. 5
2.2. SBE (Scematic Beauty Estimation) ............................................. 6
2.3.Alun-Alun Kota Malang ............................................................... 7
2.4.Pengelolaan Lanskap ..................................................................... 9
2.5. Desain Lanskap ............................................................................ 12
III. METODE PENELITIAN
3.1.Tempat dan Waktu ........................................................................ 14
3.2. Alat dan Bahan ............................................................................. 15
3.3. Metode .......................................................................................... 15
3.4. Batasan Masalah ......................................................................... 19
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Kondisi Umum Alun-Alun Kota . .................................................. 21
4.2 Analisis Kualitas Visual Pada Alun-Alun Tugu Balai Kota Malang . 22
4.3 Rekomendasi Aspek Visual Bagi Pengelolaan Alun-Alun Tugu . 42

iii
DAFTAR TABEL

No Uraian Hal
1. Jadwal Penelitian ................................................................................. 15
2. Metode Pelaksanaan Penelitian ........................................................... 19
3. Jenis Tanaman Pohon Alun-alun Tugu Balai Kota Malang. ............... 24
4. Jenis Tanaman Perdu Alun-Alun Tugu Balai Kota Malang. ............... 26
5. Jenis Tanaman Semak Alun-Alun Tugu Balai Kota Malang . ............ 27
6. Jenis Tanaman Penutup Tanah ............................................................ 28
7. Jenis Utilitas Tapak. ............................................................................ 30
8. Hasil Analisis Kualitas Visual dengabn Metode SBE. ....................... 37
9. Nilai SBE yang rendah , Kekurangan dan solusinya. ......................... 40

iv
DAFTAR GAMBAR

No Uraian Hal
1. Gambar 1 Kerangka Pikir .................................................................... 4
2. Metode Pengelolaan Lanskap ............................................................. 8
3. Peta Lokasi Alun-Alun Tugu Balai Kota Malang ............................... 14
4. Peta Eksisting Alun-alun Tugu Balai Kota Malang.............................. 21
5. Peta Vegetasi Alun-alun Tugu Kota Malang ....................................... 23
6. Nilai (SBE) Keenam gambar. .............................................................. 38
7. Peta Visual Aun-alun Tugu Balai Kota Malang................................... 41

v
DAFTAR LAMPIRAN

No Uraian Hal
1. Kuisioner Hasil Uji Scenic Beauty Estimation (SBE) ................................... 46
2. Hasil Perhitungan ............................................................................................. 48

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kota Malang merupakan kota terbesar kedua di Jawa Timur setelah Surabaya,

yang memiliki luas wilayah 11. 005,66 ha. Kota Malang merupakan pusat konsentrasi

penduduk dan pusat perekonomiaan. Rata-rata pertumbuhan penduduk Kota Malang

setiap tahun (0, 86% berdasarkan sensus penduduk tahun 2000) ditambah lagi dengan

tingginya tingkat urbanisasi dan pesatnya pembangunan fisik kota yang

mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan. Kota Malang juga

memiliki sejarah dan budaya kota. Salah satunya adalah alun-alun Tugu Balai Kota

Malang.

Alun-alun Tugu Balai Kota Malang merupakan tempat bersejarah yang

mempunyai nilai serta fungsi yang tiada duanya bagi perkembangan Kota Malang

sejak tahun 1946 hinggga saat ini Malang menjadi terkenal dengan sebutan” Kota

Pendidikan”. Simbol Tugu merupakan sejarah Alun-alun Tugu Balai Kota Malang.

Alun-alun Tugu adalah salah satu bentuk bangunanan sejarah di Kota Malang yang

telah berdiri sejak pemerintah kolonial Belanda menjajah Indonesia. Alun-alun ini

terletak di tengah kota, tepatnya di jalan Tugu, di depan gedung balai kota. Di

kelilingi pepohonan trembesi yang sangat tua dan di tengahnya terdapat Monumen

Tugu, yang merupakan lambang kota Malang. Monument Tugu ini memiliki ciri

khas tersendiri karena di kelilingi oleh kolam air dan taman bunga yang berbentuk

bundar. Oleh kerena itu pada tahun 90an alun-alun ini oleh masyarakat sekitar di

sebut dengan nama Alun-alun bundar. Sebagai Landmark kota Malang, Alun-alun

1
Kota Malang harus dipertahankan dan diperbaiki kondisinya, sehingga perlu untuk

dilestarikan dan dilindungi sebagai kawasan wisata sejarah dan juga titik pusat

pariwisata di Kota Malang.

Sebagai kawasan wisata sejarah dan pusat pariwisata di Kota Malang, tentunya

Alun-alun Tugu harus di kelola sebaik mungkin untuk mempertahankan

keberlangsunganya baik dari sistem sosial budaya, sistem manusia maupun alam.

Banyaknya pengunjung yang datang di Alun-Alun Malang, membuat kualitas

lingkungan semakin menurun. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat

kualitas visual pada Lanskap Alun-Alun Tugu Balai Kota Malang. Penelitian ini

menjadi penting dan diharapkan mampu memperbaiki kualitas visual Alun-alun

Malang dan menjadi bahan rekomendasi bagi Pemerintah Daerah.

1.2 Rumusan Masalah

1) Bagaimana menyusun rekomendasi desain pada lanskap Alun-alun Tugu Balai

Kota Malang dengan mempertimbangkan kualitas visual dan daya dukung

lingkungan sehingga menjadi lingkungan yang berkelanjutan (sustainable).

2) Bagaimana tatanan dan komponen pada kawasan Alun-Alun Tugu Balai Kota

Malang.

2
1.3 Tujuaan Penelitiaan

a) Mengidentifikasi kondisi umum kawasan Alun-Alun Tugu Kota Malang.

b) Menganalisis kualitas visual dengan metode SBE dan membuat peta visual

Alun-Alun Tugu Kota Malang.

c) Merekomendasikan aspek visual yang diperlukan sebagai bagian dari

pengelolaan dan pelestarian Alun-Alun Kota Malang.

1.4 Manfaat Penelitiaan

1. Bagi instansi Pemerintah

Manfaat penelitian adalah untuk merekomendasikan model pengelolaan dan

pelestariaan hingga memudahkan pemerintah kota dalam mengatur alur pariwisata

yang ada di Kota Malang dalam pembangunan kawasan wisata. Dan juga menjadi

model pencontohan bagi pemerintah daerah di Indonesia dalam mengembangkan

potensi lanskap-lanskap yang lain.

2. Bagi pengguna

Secara umum, Alun-alun Tugu Kota Malang akan membuat masyarakat Malang

menjadi bangga akan kualitas pembentukan Kota Malang.

3. Bagi instasnsi pendidikan dan peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi referensi dan acuan untuk penelitiaan

ilmiah selanjutnya yang lebih mengarah pada pengembangan dan kesempurnaan

khususnya dalam keilmuan Arsitektur Lanskap.

3
1.5. Kerangka Pikir

Estetika pemandangan Alun-Alun Tugu Kota Malang menjadi salah satu

sumber daya visual yang penting, karena dapat meningkatkan kualitas lingkungan dan

memberikan efek visual yang menyenangkan. Metode yang digunakan untuk

mengetahui efek visual tersebut adalah dengan Scenic Beauty Estimation (SBE). SBE

dinilai dari kesesuaian letak dan makna, karena unsur menunjang kekompakan dari

tampilan visual serta tata guna lahan tersebut. Adapun kerangka pikir penelitian dapat

dilihat pada gambar dibawah ini.

Kota Malang

Alun-Alun Tugu

Visual Non Visual

Scematic Beauty Estimation (SBE)

Desain Lanskap

REKOMENDASI DESAIN PADA LANSKAP ALUN- ALUN TUGU BALAI


KOTA MALANG

Gambar 1. Kerangka Pikir

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Visual Lanskap

Higuchi (1988) menjelaskan struktur visual suatu lanskap di tentukan oleh

terlihat atau tidaknya pemandangan dari suatu titik pandang, jarak antara pengamat

dan objek, sudut tapak, sudut elevasi dan cahaya.

Menurut Hoobs (1995) ruang lingkup pandang pengamat terhadap objek di

pengaruhi oleh pergerakan yang di lakukannya.

Perilaku manusia dapat di pengaruhi oleh kualitas estetika suatu lanskap secara

langsung dan tidak langsung (Nassar 1988). Menurut Nassar (1988), kualitas estetika

suatu lanskap dapat di tentukan oleh dua macam penilaian estetik, penilaian formal

dan simbolik. Estetika formal menilai suatu obyek berdasarkan bentuk, warna,

kompleksitas, dan keseimbangan suatu obyek. Sedangkan estetika simbolik menilai

suatu obyek berdasarkan makna konotatif dari obyek tersebut setelah di alami oleh

pengamat. Karakter dan identitas suatu ruang dapat di bentuk oleh kualitas

estetikanya. Estetika pemandangan merupakan salah satu sumber daya visual penting

karena dapat meningkatkan kualitas lingkungan dan memberikan efek visual yang

menyenangkan.

5
2.2 Scematic Beauty Estimation (SBE)

Scenic Beauty Estimation adalah keindahan yang permai atau keasrian dan di

katakana sebagai tampilan atau visualisasi dari suatu (objek/lanskap)secara alami. Hal

ini sangat mempengaruhi penafsiran atau penilaian orang tentang obyek tersebut.

Scenic beauty lanskap merupakan kesesuaian letak dan makna, karena kedua unsur

ini menunjang kekompakan dari tampilan visual serta tata guna lahan . Bentuk permai

dari suatu lanskap akan terlihat dari tingkatan minat pengguna juga

kontinuitas/intesitas yang di lakukan oleh penggna. Karena itu scenic beauty dari

suatu lanskap harus benar-benar nyata mendukung keindahan tempat dan lingkungan

sekitar.

Lanskap tersusun dari dua elemen utama, yaitu softmaterial dan hard material

.Setiap lanskap dengan masing-masing desainnya menimbulkan persepsi keruangan

bagi pengunjungnya. Porteous (1977) menyatakan persepsi sebagai suatu respons

berbentuk tindakan yang di hasilkan dari kombinasi factor internal manusia denga fa

ktor eksternalnya. yaitu keadaan fisik dan social, Menurut Ryan dan Laurie (1990)

terdapat banyak faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang terhadap suatu objek,

presepsi ini dikondisikan oleh hubungan antara jarak dan ukuran objek yang di

rasakan atau kecemerlangan objek tersebut. Dan manusia lebih bergantug pada indera

penglihatan jika di bandingkan dengan indera lainnya karena penglihatan lebih siap

untuk merespon objek tanpa menyebabkan terjadinya respon yang emosional.

Perilaku manusia dapat di pengaruhi oleh kualitas estetika suatu lanskap secara

langsung dan tidak langsung. Kualitas lanskap, dalam hal ini kualitas visual dapat di

6
ukur berdasarkan reaksi pengamat. Reaksi tersebut timbul karena persepsi yang di

hubungkan dengan memori dan emosi (Eckbo, 1964).

Metode penelitian kualitas visual lanskap tersebut dapat dilakukan melalui tiga

pendekatan. Ketiga pendekatan evaluasi visual adalah invevtarisasi deskriptif, survey

dan kuisioner serta pendugaan preferensi berdasarkan persepsi. Persepsi seseorang

dalam menilai estetika lanskap dapat di secara kuantiatif menggunakan metode

Scenic Beauty Estimation (SBE) dan Semantic Differential (SD) (Daniel dan Boster,

1976).

2.3 Alun-Alun Kota Malang

Alun-alun Kota Malang merupakan ikon Kota Malang yang juga sebagai

tempat rekreasi yang terletak di Jln. Tugu tepat berada di tengah Kota Malang. Alun-

alun ini sering disebut Taman Tugu yang memiliki luas 11.923 meter persegi. Di

dalamnya terdapat tugu yang berada di bagian tengah Alun-alun di bangun pada

tahun 1945 walaupun masih berupa pondasi. Tugu ini pernah dihancurkan Belanda

ketika mereka menguasai Kota Malang. Pada tahun 1952 Tugu di bagun kembali dan

diresmikan oleh presiden Soekarno pada tanggal 20 Mei 1953. Selain bisa menikmati

keindahan dari jauh, warga bisa masuk lalu merasakan langsung pesona taman. Tugu

yang ada di dalam taman berada di tengah kolam teratai hingga menjadi landmark

Kota Malang. Di dalam taman terdapat beberapa bangku yang mengelilingi tugu yang

berada tepat di tengah-tengah kolam teratai, dan terdapat pohon trembesi (Samanea

saman) yang besar sebagai peneduh yang mempunyai fungsi hidrologi dan penjaga

kualitas lingkungan kota.

7
Menurut penelitian, pohon trembesi mampu menyerap 28,5 ton karbondi oksida

setiap tahunnya atau jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pohon biasa yang rata-

rata menyerap 1 ton C02 dalam 20 tahun masa hidupnya. Secara keseluruhan taman

ini mempunyai fungsi sosial, ekonomi, endukatif, dengan lahan yang teduh, sejuk dan

nyaman, mendorong warga kota untuk dapat memanfaatkan sebagai tempat berolah

raga dan rekreasi dengan berjalan kaki setiap pagi, olah raga dan bermain, Alun-alun

di dalam lingkungan kota yang benar-benar asri, sejuk dan segar sehingga dapat

menghilangkan rasa capek.

Malang adalah kota terbesar kedua di Jawa Timur setelah Surabaya. Kota

Malang seperti kota-kota lainnya di Indonesia, berkembang dan meluas setelah

hadirnya pemerintah kolonial Belanda. Hawa yang sejuk dengan suhu rata-rata 20-24

derajat celcius menjadikan Malang sangat ideal sebagai ‘kota peristirahatan’ di jaman

Pemerintah Hindia Belanda. Kawasan yang mendapat julukan kota apel ini berdiri

pada tanggal 1 April 1914 dengan luas 11.005 ha.

NATURE SOCIAL & ECONOMIC

SYSTEM SYSTEM

HUMAN
SYSTEM

PENGELOLAAN
LANSKAP

1. PENATAAN /
Gambar 2. Model
DESAINPengelolaan Lanskap

8
2.3 Pengelolaan Lanskap

Pengelolaan lanskap adalah upaya terpadu dalam penataan dan pemanfaatan,

pemeliharaan, pelestarian, pengendalian, dan pengembangan lingkungan hidup

sehingga tercipta lanskap yang bermanfaat bagi manusia dan makhluk hidup lainnya

(Arifin, 2005). Pengelolaan lanskap adalah suatu usaha yang dilakukan secara

periodik dengan mengupayakan segala aspek fasilitas dan elemen yang terdapat

dalam lanskap/ekosistem agar lanskap yang dipelihara tersebut tetap terjaga dan

terawat sehingga memiliki kondisi yang tetap utuh dan baik serta tetap mengacu pada

desain dan tujuan awal. Pemeliharaan atau pengelolaan lanskap yang ideal dapat

dilakukan dengan cara :

a) Merencanakan dan mendesain lanskap dengan pola sederhana untuk

mempermudah pemeliharaan fisik

b) Menggunakan elemen yang tidak sulit dicari atau elemen lokal

c) Memilih elemen dengan struktur kuat, aman, kokoh, sesuai dan lestari

d) Membuat jalur sirkulasi user yang jelas

e) Meletakan fasilitas dan utilitas taman yang memadai

Pengelolaan Lanskap yaitu tahap dimana seorang arsitek lanskap membuat

penyusunan tujuan pengelolaan, perencanaan pelaksanaan pengelolaan, pelaksanaan

pemeliharaan, dan juga pemantauan pelaksanaan dan perencanaan ulang bila

diperlukan. Menurut Arifin (2005) Ada dua macam pengelolaan yang harus

diperhatikan, yaitu pengelolaan ideal dan pengelolaan fisik. Pengelolaan ideal adalah

pengelolaan yang dilakukan agar suatu lanskap dapat terus berfungsi sebagaimana

awal lanskap itu dibuat. Sedangkan pengelolaan fisik adalah pengelolaan yang

9
dilakukan agar setiap elemen (benda) yang ada dalam suatu lanskap dapat terus

tampil prima dan baik, contohnya adalah pemangkasan rumput, perbaikan lampu

taman, pemupukan, pengairan tanaman, dan lain-lain. Simonds (1983),

mengemukakan yang termasuk dalam elemen lanskap antara lain :

a) Pohon

Tanaman kayu keras dan tumbuh tegak, berukuran besar dengan percabangan

yang kokoh. Yang termasuk dalam jenis pohon ini adalah asam kranji,

lamtorogung, akasia, dan lainnya.

b) Perdu

Jenis tanaman seperti pohon terapi berukuran kecil, batang cukup berkayu

tetapi kurang tegak dan kurang kokoh. Yang termasuk dalam jenis perdu

adalah bougenvillle, kol banda, kembang sepatu, dan lainnya.

c) Rumput

Jenis tanaman pengalas, merupakan tanaman yang persisi berada diatas tanah.

Yang termasuk dalam jenis ini adalah rumput jepang, rumput gajah, dan

lainnya. Yang termasuk dalam material pendukung adalah :

a) Kolam beserta air mancur

Kolam beserta air mancur dibuat dalam rangka menunjang fungsi bagian

taman yang memiliki estetika sendiri. Kolam sering dipadukan dengan batuan

tebing dengan permainan air yang menambah kesan dinamis. Kolam akan

tampil hidup bila ada permainan air didalamnya. Taman dengan kolam akan

mampu meningkatan kelembaban lingkungan sehingga dapat berfungsi

sebagai penyejuk lingkungan.

10
b) Jalan Setapak (Stepping Stone)

Jalan setapak atau steppig stone dibuat agar dalam pemeliharaan taman tidak

merusak rumput dan tanaman, selain itu jalan setapak berfungsi sebagai unsur

variasi elemen penunjang taman.

c) Perkerasan

Perkerasan pada taman dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai

macam bahan, seperti tegel, paving, aspal, batu bata, dan bahan lainnya.

Tujuan perkerasan adalah untuk para pejalan kaki (pedestrian) atau sebagai

pembatas.

d) Lampu Taman

Lampu taman merupakan elemen utama sebuah taman dan dipergunakan

untuk menunjang suasana di malam hari. Lampu berfungsi sebagai penerang

taman dan sebagai nilai eksentrik pada taman.

Proses Pengelolaan Lanskap :

a) Menetapkan tujuan pengelolaan

b) Merencanakan operasional pengelolaan

c) Melaksanakan pekerjaan pengelolaan

d) Memantau kegiatan pengelolaan

e) Mengevaluasi kegiatan pengelolaan, melakukan re-design pengelolaan (jika

diperlukan)

11
2.5 Desain Lanskap

Desain adalah suatu system yang berlaku untuk segala jenis perancangan

dimana titik beratnya adalah melihat segala sesuatu persoalan tidak secara terpisah

atau tersendiri, melainkan sebagai satu kesatuan dimana satu masalah dengan lainnya

saling terkait. Unsur desain lanskap adalah komponen atau elemen taman yang

disusun sehingga didapatkan suatu karya taman yang indah, menarik dan

menyenangkan, yang secara fungsional berguna dan menghasilkan suatu keindahan

visual. Dengan kata lain unsur desain lanskap akan memberikan gaya/corak dan

suasana tertentu dari sebuah taman. Kata desain dikenal juga sebagai, pola, skema,

rancangan dan rencana. Mendesain berarti membuat pola, skema, merancang dan

merencana. Dengan pengertian lain mendesain adalah suatu seni untuk menghasilkan

karya yang indah, menarik dan memuaskan. Mendesain berarti suatu seni untuk

menghasilkan suatu karya taman yang indah, menarik dan memuaskan (Suharto,

1994).

Tujuan desain adalah terciptanya suatu karya yang memuaskan, menyenangkan

hati pemakai atau users. Desain dimulai dari suatu konsep/gagasan/ide dengan

mempertimbangkan aspek fungsi yaitu penekanan dari pemanfaatan benda yang

digunakan dan aspek estetika yaitu usaha untuk menghasilkan suatu keindahan visual,

kemudian diterjemahkan oleh pembuat atau pelaksana. Sehingga terciptalah suatu

karya desain yang diharapkan dapat disukai `atau dinikmati oleh setiap orang atau

warga. Unsur keindahan visual dapat diperoleh melalui desain bentuk dan warna yang

memiliki sifat dan karakter sehingga dapat mempengaruhi kesan dan suasana ruang

yang diciptakan. Ruang merupakan suatu wadah yang tidak nyata, akan tetapi dapat

12
dirasakan keberadaannya oleh manusia. Ruang terbuka selalu terletak di luar massa

bangunan, dapat dimanfaatkan dan dipergunakan oleh setiap orang atau warga dan

memberi kesempatan untuk bermacam-macam kegiatan.

Desain proses, berbeda dengan proses desain, adalah perencanaan yang

digunakan untuk membuat langkah-langkah dalam menciptakan suatu desain. Secara

lebih mudah berarti perancangan. Proses desain ini termasuk ke dalam ilmu desain,

bukan metode desain, dan banyak dibutuhkan oleh perusahaan, salah satunya adalah

industri manufaktur. Dalam suatu kota, keindahan adalah suatu kekuatan yang aktif

dalam membentuk fungsi dan arti dalam membangun bentuk. Perancangan yang

dilakukan pada suatu tempat sangat diperlukan agar memiliki identitas tersendiri

(Thompson dan Steiner, 1997).

Prinsip-prinsip desain adalah suatu ide yang dapat membantu anda dalam

membuat desain sehingga desain akan mudah dan dapat menghasilkan desain yang

good layout dan tidak menghasilkan desain yang dazzling. Dengan menggunakan

prinsip desain tersebut seorang desainer dapat dengan mudah menyatukan komposisi

dan kesan yang akan disampaikan pada sebuah desain. Sehingga prinsip desain ini

dapat dikatakan sebagai sebuah rule/aturan dasar yang harus diikuti untuk

mendapatkan desain yang. bagus

13
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di Jalan Tugu pada alun-alun Tugu, Kecamatan

klojen Malang, Jawa Timur. Alun-Alun Tugu memiliki luas sebesar 10.923 m².

Pelaksanaan penelitian ini di lakukan pada bulan Pebruari-September 2015. Gambar

3 merupakan peta lokasi Alun-Alun Tugu Kota Malang. Judul Penelitian dapat

dilihaat pada Tabel 1.

Gambar 3. Peta Lokasi Alun-Alun Tugu Kota Malang

14
Tabel 1. Jadwal Penelitian

No Jadwal Maret Juni Juli Agustus September

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pembuatan
Proposal
2 Seminar Proposal
3 Survey Lapang
4 Pengambilan Foto √
di Alun-alun
5 Penyebaran √ √ √ √ √
Quisioner (SBE)
6 Mengolah Data √ √ √
Penelitian
7 Penulisan Skripsi √ √ √ √ √ √ √
8 Pembuatan Jurnal √ √ √ √ √
9 Seminar Hasil √ √ √ √ √
10 Ujian Skripsi √ √ √ √ √ √

3.2 Alat dan Bahan

Alat dan Bahan yang di gunakan dalam penelitian ini adalah kamera untuk

mengambil gambar, alat tulis menulis, Rapido atau drawing pen, dan data kuisioner

serta kertas untuk menggambar yang digunakan dalam proses penelitian ini.

3.3 Metode

Metode yang digunakan untuk memperoleh data penelitian ini adalah

inventarisasi data yang meliputi :

3.3.1 Data Primer

Yaitu data yang di peroleh langsung dari lokasi penelitian cara pengambilan

data ini lebih difokuskan pada pendekatan observasi, pengamatan langsung di

lapangan baik dengan mencatat maupun dengan membuat gambar teknis/

sketsa/photo; interview atau wawancara dengan berbagai pihak yang berkaitan

langsung maupun tidak langsung.

15
Data primer meliputi:

1. Data fisik yaitu data tentang keadaan tapak semua yang ada di dalam tapak

terutama elemen keras maupun elemen lunak.

2. Data biofisik yaitu data tentang jenis tanaman dan hewan yang ada didalam

tapak baik sengaja di pelihara maupun yang tidak di pelihara.

3. Data sosial dan ekonomi yaitu data yang menyangkut penggguna tapak dan

keadaan sosial ekonomi masyarakat di sekitar tapak atau kawasan

4. Data kuesioner diambil dari 30 orang arsitektur lanskap semester 5 dan 7,

dimana responden pernah mendapatkan pelajaran estetika lanskap.

3.3.2 Data Sekunder

Yaitu data yang diperoleh dari sumber-sumber lain dari lokasi penelitian. Data

sekunder diperoleh dengan cara studi kepustakaan, studi literatur, sejarah dan data-

data yang didapat dari instansi yang terkait.

3.3.3 Analisis dan Sintensis

Setelah mendapat semua data mengenai inventarisasi data yang meliputi data

keadaan tanah, keadaan vegetasi, drainase, Sirkulasi, ground cover, fasilitas dan

utilitas yang ada dalam tapak serta pepecahannya. Maka di anggap perlu untuk

mencari potensi-potensi yang ada dalam tapak untuk di kembangkan lebih lanjut.

3.3.4 Analisis Data

Studi ini menggunakan metode eksperimental berkaitan dengan pemilihan

lokasi, responden, analisis data dan evaluasi visual lanskap. Tahapan pelaksanaan

studi meliputi empat tahap yaitu:

16
1. Identifikasi dan studi literatur

2. Penentuan lokasi pelaksanaan studi

3. Pengambilan titik lanskap (Vantage Point),

4. Modifikasi foto eksisting berdasarkan karakter penutup visual

5. Penilaian pengunjung melalui kuisioner.

Responden yang terpilih berjumlah sekitar 30 orang (standar minimal) dari

kelompok mahasiswa Arsitektur Lanskap semester 5-7 yang didasarkan pada tingkat

pengetahuan tentang lingkungan yang sudah memadai untuk mengisi kuisioner.

3.3.5 Sceenic Beauty Estimation (SBE)

Analisis data dilakukan dengan menggunakan statistik non parametric untuk

menguji preferensi responden. Pendugaan kualitas visual di lakukan melalui metode

SBE (sceenik beauty estimation) untuk menduga nilai keindahan lanskap berdasarkan

panorama tertentu. Persamaan matematik dari rumusan pendugaan nilai keindahan

sebagai berikut dimana:

SBE χ: Nilai pendugaan keindahan pemandangan suatu lanskap ke x

Zyχ : Nilai rata-rata z ke x

Zyo : Nilai rata-rata z suatu lanskap tertentu sebagai standar.

Dari hasil kuisioner yang dapat dilakukan inputing data dalam bentuk tabulasi

scoring responden. Pendugaan nilai keindahan suatu scenic Pada lanskap lokasi studi

menggunakan sebaran nilai rating 1-10. Proses berikut adalah klasifikasi kelas

keindahan berdasarkan interval skor. Interval nilai tersebut di bagi menjadi 3 kelas

17
keindahan (Tinggi, Sedang, Rendah). Interval kelas tersebut ditentukan berdasarkan

nilai selisih antara titik minimum data. Interval tersebut tergantung dari nilai dan

sebaran SBE yang di dapat dari masing- masing responden.

3.3.6 Persentase Keindahan dan Usulan Rekomendasi

Penentuan hasil akhir skor keindahan secara kuantitatif berupa presentase

keindahan dari keenam sampel penelitian. Evaluasi keindahan dilakukan dengan

mensintesakan hasil analisis pendugaan nilai keindahan. Hasil evaluasi merupakan

rekomendasi perbaikan berkaitan dengan kualitas visual lingkungan. Metode analisis

data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisisis deskriptif. Metode analisis

ini secara umum di jelaskan oleh Milles dan Huberman (1992) sebagai proses

pemilihan, pemusatan dan transformasi data atau catatan-catatan wawancara

kemudian di sajikan sebagai kumpulan informasi dalam bentuk bagan, matrik, grafik

dan jaringan kemudian di simpulkan.

3.3.7 Konsep Pengembangan

Konsep ini merupakan proses lanjutan dari analisis sintesis, merupakan proses

pengaktualisasi ide-ide seorang perancang untuk melakukan Alun-alun Tugu Balai

Kota Malang dalam suatu konsep gambar, setelah mempelajari semua potensi yang

ada dalam tapak yang perlu dilakukan dalam tahap ini adalah pembuatan konsep yang

mengacu pada keberadaan tapak di masa yang akan datang.

18
Tabel. 2 Metode Pelaksanaan Penelitian.

METODE KEGIATAN SUMBER DATA OUTPUT


1.Survei  Inventarisasi:  Pengamatan langsung o Gambar Kondisi awal
- Aspek fisik (Existing)
- Aspek biofisik o Potensi tapak
- Aspek sosbud
- Aspek ekonomi
Wawancara Wawancara  Pengguna tapak o Data kualitatif
langsung
 Kuisioner (SBE)
Studi  Kajian pustaka  Buku literatur dan o Pembahasan laporan
literatur  Jurnal penelitian penelitian

3.4 Batasan Masalah

Untuk mempermudah dalam melakukan penelitian agar permasalahan yang di

bahas tidak meluas maka lingkup penelitian di batasi pada:

1. Batas lokasi penelitian yaitu daerah Alun-alun Tugu Balai Kota Malang .

2. Terbatas pengelolaan pelestarian dan pengembangan kawasan Alun-alun Tugu

Balai Kota Malang.

19
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Kondisi Umum Alun-Alun Kota Malang

Kota Malang merupakan salah satu kota terbesar kedua di Jawa Timur setelah

Surabaya yang berkedudukan sebagai Ibukota Propinsi, dengan luas wilayah Kota

Malang 11.005,66 ha. Kota Malang terletak pada 7,6º - 8,02º LS dan 112,060º BT

dengan ketinggian 339-662,5 m di atas permukaan laut (dpl). Dengan posisi geografis

Kota Malang mempunyai tipe iklim tropis, yaitu mempunyai dua musim, kemarau

dan musim hujan.

Secara geografis Alun-Alun Tugu berbatasan langsung dengan pusat

pemerintahan Kota Malang. Alun-Alun Tugu Kota Malang mempunyai luas sebesar

10.923 m². Adapun batas-batas tapak meliputi :

Sebelah utara : Sekolah Kodim dan V Brawijaya

Sebelah selatan : Kantor Dewan Perwakilan Rayat Daerah (DPRD)

Sebelah timur : Sekolah Menengah Atas Negri IV

Sebelah barat : Hotel Tugu

20
21
Gambar 4. Peta Eksisting Alun-Alun Tugu Balai Kota Malang
4.1.1 Jenis Tanah

Jenis tanah yang ada di Alun-alun Tugu Kota Malang termasuk dalam jenis

tanah regosol yang berasosiasi dengan latosol. Pada tanah jenis ini dapat terbentuk

pada berbagai daerah dengan iklim yang bervariasi. Bahan induk tanah ini berupa abu

vulkanik, pasir pantai serta bahan-bahan sedimem yang tidak mantap. Umumnya

tanah ini mempunyai topografi yang bergelombang, berombak dan bergunung,

dengan vegetasi yang bervariasi pula. Tanah jenis ini merupakan tanah muda yang

belum cukup mengalami perkembangan profil.

Tanah jenis ini mempunyai solum R bervariasi dari dangkal sampai dalam,

berwarna coklat kelabu sampai kuning, dan dicirikan oleh profil A dan C dengan

batas antara horizon yang baur. Kandungan debu dan pasir lebih dari 60 % , dengan

reaksi tanah yang bervariasi dan mempunyai kapasitas tukar kation yang rendah. Ciri

utama dari tanah jenis ini berdrainase buruk karena kandungan air tanah sangat

tingggi. Tanah ini mempunyai tekstur liat, tekstur tanah remah sampai gumpal. Tapi

kesuburan jenis tanah ini cukup baik, biasanya sebagai pusat produksi tanaman

lanskap.

4.1.2 Kondisi Biofisik Tapak

Tanaman dikawasan Alun-alun Tugu Kota Malang pada umumnya ialah

tanaman pohon, tanaman perdu , tanaman semak dan tanaman sebagai penutup tanah

seperti: Ixsora sp, Canna indica, Zoysia matrella, Bougenvillea spectabilis.

22
23
Gambar 5. Peta Vegetasi Alun-Alun Tugu Balai Kota Malang
Tabel 3. Jenis Tanaman Pohon Alun-Alun Kota Malang

No Nama Lokal/Latin Foto Tanaman

1 Cemara
(Cuperess Papuana)

2 Sawo Kecil
(Manukara Kauki)

3 Palem Putri
(Viecthiam Mirello

4 Palem Raja

5 Pucuk Merah

6 Tabebuya

24
Tabel 4. Jenis Tanaman Perdu di Alun-Alun Kota Malang

No Nama Lokal / Latin Foto Tanaman

1 Teh-Tehan
(Achalypha sp)

4  Bougenvil
 (Bouganvillea spactabilis)

5  Soka (Ixsora sp)

6  Lantana
 (Canna Indica)

7  Kembang Sepatu

8  Puring
 (Codiasum variegatum),

9 Melati putih
( Jasminuc Sambac)

10 Tricolor Merah ( Dracaena


Marginata var tricolor)

11 Sambang darah ( Exsoecaria


cochinchinensis)

25
12 Lili Brasil ( Dianela tasmanika)

13 Erpa bayam merah

14 Philodenrom (Araciae


pholodenrom)

15 Walisongo mini ( Bromeliaceace)

26
Tabel 5. Jenis Tanaman Semak

No Nama Lokal / Latin Foto Tanaman

1  Agave (Agave sp)


2 Teratai (Nymphaea)

4  Kanna(canna indica)

27
Tabel 6. Jenis Tanaman Penutup Tanah di Alun-Alun Kota Malang

No Nama Lokal / Latin Foto Tanaman

1 Rumput Manila
(Zoysia matrella)

2 Kacang-Kacangan
( leguminaceae)

3 Mirtem ( Malphigia Caccigera)

4 Liliparis ( Cholorophytum
comosom var vitatum)

5 Krokot

6 Ubi Jalar

7 carex morrowi

28
4.1.3 Fasilitas dan Utilitas Tapak

Fasilitas dan utilitas yang ada didalam Alun-alun Tugu Kota Malang adalah bak

kontrol, bak sampah, bangku taman, lampu taman, papan petunjuk/ sign board, pagar,

drainase tapak, dan ornamen/patung taman. Adapun foto utilitas tapak dapat diihat

pada tabel berikut.

Tabel 7. Jenis utilitas Tapak.

No Jenis fasilitas dan utilitas tapak Foto utilitas

1 Tugu

2 Bak Kontrol

3 Jalan masuk utama depan kantor Balai


Kota

4 Jalan masuk kedua

5 Jalan masuk tiga

29
6 Jalan masuk ke empat

7 Jalan Masuk ke lima

8 Kotak Sampah

9 Bangku Taman

10 Lampu Taman

11 Sign board/Papan petunjuk

12 Paving

13 Drainas

14 Pagar

30
4.1.4 Iklim

Alun-Alun Kota Malang memiliki curah hujan yang sangat tinggi, yaitu 700-

1.833 mm/tahun, dan termaksuk daerah yang agak basah. Dengan adanya drainase

yang baik tanaman atau vegetasi yang ada di Alun-alun Tugu Kota Malang dapat

tumbuh dengan baik sesuasi kaidah pelaksanaan pemeliharaan. Pada taman-taman

yang berada dalam lokasi terbuka tipe ini memang menjadi daya sorot utama para

perancang agar tidak mengganggu aktivitas manusia hanya menjadi sedikit, terutama

aktivitas yang berhubungan dengan kegiatan seni dan budaya serta pemuda.

Suhu merupakan salah satu faktor iklim yang dapat mempengaruhi kenyamanan

manusia. Suhu yang selalu tinggi atau terlalu rendah akan menyebabkan

ketidaknyamanan dan mengganggu aktivitas manusia pada suatu lingkungan, suhu

disekitar Alun-alun Tugu berkisar antara 23º-26ºC.

Menurut Laure (1986) kelemban udara yang ideal bagi manusia agar dapat

melakukan kegiatan dengan baik adalah 40%-75%. Kelembaban yang terlalu tinggi

akan mempengaruhi kondisi tubuh manusia karena dapat menyebabkan tubuh capat

lemah, namun kalau suhu terlalu rendah akan terasa kering sehingga tidak nyaman

untuk mendukung kegiatan sehari-hari. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan,

kelembaban udara di Alun-alun Tugu rata-rata mencapai 72%, termasuk dalam

lingkungan yang memiliki kelembaban udara yang cukup tinggi.

31
4.1.5 Sosial Budaya

Mayoritas penunjang disekitar tapak merupakan penduduk asli yaitu dari suku

Jawa, sedangkan sisanya adalah pendatang yang didominasi oleh pelajar dan

pedagang yang datang dari daerah Jawa maupun luar daerah seperti Kalimantan,

Sumatera, Papua, NTT dan Sulawesi. Selain itu, penduduk Kota Malang juga banyak

didatangi oleh warga negara asing yang datang dengan tujuan berwisata maupun

menempuh studi di Kota Malang. Karena itu di Alun-Alun Kota Malang perlu

dikoordinasikan perbaikan dan pengelolaan yang baik, perlu dilakukan agar tujuan

tersebut tercapai.

4.1.6 Sejarah Alun-alun Tugu Balai Kota Malang

Pada tanggal 17 Agustus 1946, diletakan batu permata sekaligus ditempatkan

Oorkonde (prasasti) dalam fondamen pembangunan tugu peringatan proklamasi

kemerdekaan di Malang yang di tandatangani oleh Dulaenowo sebagai wakil

Gubernur Jawa Timur, Mr Soekarno sebagai Residen Malang dan AG Soeroto

sebagai ketua panitia pembangunan tugu. Di saat pembangunan tugu mencapai 95%

terjadi clash 1 yang memaksa pembangunan yang di hentikan. Tugu tersebut

dihancurkan pada tanggal 23 Desember 1948 hingga tinggal pondasinya saja. Setelah

perang usai, kedaulatan kembali ke Pememerintahan Kota Malang. Kemudian

dibentuklah kepanitiaan untuk membangun kembali tugu yang hancur. Begitu

pembangunannya selesai, tugu tersebut di resmikan oleh Presiden Soekarno tanggal

20 mei 1953 dengan nama TUGU NASIONAL.

32
4.2 Analisis Kualitas Visual pada Alun-Alun Tugu Balai Kota Malang

Adapun analisis kualitas visual dengan menggunakan metode SBE, dimana

jumlah responden yang menilai adalah tiga puluh mahasiswa lanskap yang telah

mendapatkan pelajaran estetika lingkungan. Diasumsikan mahasiswa tersebut telah

mampu menilai keindahan suatu benda ataupun kawasan. Berikut ini adalah Tabel

mengenai hasil analisis yang telah dilakukan.

Tabel 8. Hasil Analisis Kualitas Visual dengan Metode SBE

No Gambar Rata-Rata Nilai


1 8,03

2 7,70

3 7,77

4 8,10

33
5 7,50

6 7,43

7 7,50

8 7,83

9 7,90

10 8,10

11 7,97

34
12 7,17

13 7,37

14 7,37

15 7,33

16 7,90

17 8,07

18 8,17

35
19 7,67

20 7,73

21 7,43

22 7,93

23 7,50

24 7,63

25 7,53

36
26 7,93

27 7,57

28 7,90

29 7,73

30 8,77

Sumber : Hasil Analisis, 2015

Menurut hasil analisis yang dilakukan, diketahui bahwa nilai SBE paling

tinggi terdapat pada Foto 1, Foto 4, Foto 12, Foto 17, Foto 18, dan Foto 30. Dimana

keenam foto tersebut memiliki nilai masing-masingnya adalah 8,03; 8,10; 8,10; 8,07;

8,17; dan 8,77. Keenam foto tersebut memiliki sudut pandang yang berbeda. Tidak

hanya dari sudut pandang pengambilan foto, tetapi pengaruh pergerakan

37
matahar(siang dan malam). Selain itu, adanya pengaruh cahaya dan ligthing (sinar

lampu). Berikut ini adalah gambar dari keenam foto yang memiliki nilai paling tinggi.

8,03 8,10

8,10 8,07

8,17 8,77

Gambar 6. Nilai SBE ke enam gambar

38
Keenam spot ini perlu dijaga dan ekosistem perlu di kelola dan dipelihara

dengan baik sehingga keindahannya terjaga. Dari keenam gambar yang menjadi

penilaian terbaik dari Alun-Alun Tugu Kota Malang, maka dibuatlah peta visual

seperti pada Gambar dibawah ini. Adapun, peta visual tersebut merepresentasikan

spot-spot terbaik yang dimiliki Alun-Alun Tugu dari penilaian 30 responden yang

telah diwawancarai.

Sedangkan yang nilainya lebih rendahperlu dicari titik kehilangannya dimana,

kemudian diupayakan untuk memerbaikinya.

Tabel 9. Nilai SBE yang rendah, kekurangan dan solusinya.

No Foto Kekurangan Solusi


1 1. Jenis vegetasi yang 1. Penambahan jenis
digunakan kurang vegetasi dapat
beragam menambah
2. Perawatan keragaman jenis dan
(maintenace) mempercantik visual
kurang, karena alun-alun. Contoh
masih banyak tambahan vegetasi
rumput yang mati diantaranya : melati
Nilai SBE = 7,17 jepang, krimbosa
atau tanaman
berbunga lainnya
2. Penambalan/penyula
man rumput dapat
menambah visual
stepping stone yang
terdapat di Alun-
Alun Tugu.
2 1. Adanya penggunaan 1. Meminimalisir
bunga plastik penempatan bunga
ditengah-tengah plastik ditengah-
tumbuhan alami tengah vegetasi
sehingga merusak alami didalam
pemandangan suatu tapak,
sehingga tidak
menggangu
memandangan

39
Nilai SBE = 7,33 user.

3 1. Penanaman yang 1. Pola penanaman


terpisah-pisah harap disatukan dan
(fragmentasi) tidak terpisah-pisah
2. Pemilihan tanaman 2. Pemilihan tanaman
yang memiliki diharapkan
variasi bentuk dapat memperhatikan
mengganggu bentuk tanaman.
pemandangan Jika ingin
Nilai SBE = 7,37 (contoh : palem menggunakan pola
kurang cocok topiari, tanaman
disatukan dengan perlu disusun
tanaman berbentuk secara rapi dan
kerucut/piramidal berirama (rhytm).
4 1. Penanaman yang 1. Pola penanaman
terpisah-pisah harap disatukan dan
(fragmentasi) pada tidak terpisah-pisah
suatu tapak
membuat keindahan
berkurang

Nilai SBE = 7,37

40
41
Gambar 6. Peta Visual Alun-alun Tugu Balai Kota Malang

Gambar 7. Peta Visual Alun-Alun Tugu Balai Kota Malang


4.3 Rekomendasi Aspek Visual bagi Pengelolaan Alun-Alun Tugu.

Dari hasil penelitian yang diperoleh, disimpulkan beberapa rekomendasi yang dapat

digunakan Pemerintah Kota untuk mengelola Alun-Alun Tugu agar menjadi kawasan

yang lebih baik. Adapun, rekomendasi tersebut adalah :

1) Tugu atau monumen yang berada ditengah atau pusat Alun-Alun menjadi

point dan perhatian utama kawasan tersebut. Oleh karena itu, keberadaan

softscape (vegetasi) maupun hardscap (papan iklan, baliho, spanduk dll) tidak

boleh menghalangi pandangan viewer yang berada dilokasi tapak.

2) Keenam titik gambar yang diambil dari hasil penelitian (arah pandang menuju

tapak), sebaiknya menjadi prioritas penting untuk dijaga dan dilestarikan, baik

dari keberadaan softscape maupun hardscapenya.

42
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Menurut hasil analisis yang dilakukan, diketahui bahwa nilai SBE paling tinggi

terdapat pada Foto 1, Foto 4, Foto 12, Foto 17, Foto 18, dan Foto 30. Dimana keenam

foto tersebut memiliki nilai masing-masingnya adalah 8,03; 8,10; 8,10; 8,07; 8,17;

dan 8,77. Keenam foto tersebut memiliki sudut pandang yang berbeda. Tidak hanya

dari sudut pandang pengambilan foto, tetapi pengaruh pergerakan matahari (siang dan

malam). Selain itu, adanya pengaruh cahaya dan ligthing (sinar lampu). Dari hasil

penelitian yang diperoleh, disimpulkan beberapa rekomendasi yang dapat digunakan

Pemerintah Kota untuk mengelola Alun-Alun Tugu agar menjadi kawasan yang lebih

baik. Adapun, rekomendasi tersebut adalah : 1) Tugu atau monumen yang berada

ditengah atau pusat Alun-Alun menjadi point dan perhatian utama kawasan tersebut.

Oleh karena itu, keberadaan softscape (vegetasi) maupun hardscape tidak boleh

menghalangi pandangan viewer yang berada dilokasi tapak; 2) Keenam titik gambar

yang diambil dari hasil penelitian (arah pandang menuju tapak), sebaiknya menjadi

prioritas penting untuk dijaga dan dilestarikan, baik dari keberadaan softscape

maupun hardscapenya.

5.2 Saran

Hasil penelitian yang telah diperoleh dapat menjadi acuan dan bahan masukan

bagi pemerintah Kota Malang dalam mendesain dan mengelola kawasan. Hasil

penelitian ini bisa dilanjutkan dengan penelitian visual dengan lokasi sekitar tapak

namun dengan luas tapak yang lebih besar.

43
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, B. 2005. Pembangunan Pertanian, Paradigma Kebijakan dan Strategi


Revitalisasi. Jakarta: Grasindo.
Ashihara Y. 1986. Perancangan Eksterior dalam Arsitektur. Bandung: Abdi Widya.
138 hal.

Awaludin E. 2001. Pendugaan Keindahan Skenik (SBE) dalam Analisis Dampak


Visual Pembangunan Kawasan Perumahan (Studi Kasus: PerumahanDasana
PuriTangerang) [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Booth NK. 1983. Basic Elements of Landscape Architecture Design. Illnois:


Waveland Press Inc. 314 hal.

Carpenter PL, Walker D, dan Lanphear O. 1975. Plant in the Landscape.


SanFransisco: W. H. Freeman and Co. 418 hal.

Ching FDK. 1996. Arsitektur: Bentuk, Ruang, dan Keteraturan. Harwadi


NT,penerjemah; Hardani HW, editor. Jakarta: Erlangga. Terjemahan dari:
Architecture: Form, Space, and Order.

Daniel C, Boster RS. 1976. Measuring Landscape Aesthetic: The Scenic


BeautyEstimation Method. New Jersey: USDA. 66hal.

Eckbo G. 1964. Urban Landscape Design. New York: McGraw-Hill Book co. Inc.
248 p.

Higuchi. 1988. Approach to an irregular time series on the basis of the fractal theory,
Physica D, 31 , 277-283.

Hobbs. Diterjemahkan: Suprapto TM. Waldijono. (1995). Perencanaan dan Teknik


LaluLintas. Yogyakarta.Gadjah Mada University Press.

Laure, M (1986) Pengantar kepada Arsitektur Pertamanan. Intermatra Bandung 136p


( Terjemahan)

Nassar, J L. 1988. Environmnet Aesthetic.Theory Research and


Applications.Cambridge University.Pr, New York.

Osgood, CE, Suci, GJ, &Tannenbaum, PH (1957).Pengukuran makna. Urbana, IL:


The University of Illinois Press.

Porteous, John Douglas. 1977.Environment and Behavior: Planning and Everyday


Urban Life. New York. Addison-Wesley.

44
Ryan E. B., Laurie S., 1990. Evaluations of older and younger adult speakers:
Influence of communication effectiveness an Aging. 514-519.

Simonds, J.O. 1983. Landscape Architecture : A Manual of Site Planning an


Design (2nd edition). McGraw-Hill Book Company. United States of America.

Suharto. 1994. Dasar-Dasar Pertamanan. Semarang : Media Wiyata.

Thompson, G. F. dan Steiner, F. R. (ed), 1997, Ecological Design and Planning, John
Wiley & Sons, Inc, New York.

45
Lampiran 1
Kuisioner
Hasil Uji Scenic Beauty Estimation (SBE)
Nama :
Nim :
P/s : Arsitektur Lanskap
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Lanskap 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Lanskap 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Lanskap 3
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Lanskap 4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Lanskap 5
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Lanskap 6
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Lanskap 7
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

46
Lampiran 2

Hasil Perhitungan

Q Q Q Q Q Q Q Q Q Q Q Q Q Q Q Q Q Q Q Q Q Q Q Q Q Q Rata-
No 1 2 3 4 5 6 7 Q8 9 10 11 12 Q13 14 15 16 17 18 Q19 20 Q 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Jumlah Rata
1 8 7 7 9 8 10 8 7 7 8 9 9 7 5 9 10 8 7 9 9 6 9 8 10 8 8 8 5 9 9 241 8
2 7 6 7 8 8 9 7 9 9 7 8 10 7 7 9 10 6 8 8 7 7 8 7 5 9 8 10 5 7 8 231 8
3 10 6 5 7 9 8 7 9 9 10 8 7 6 7 8 9 6 8 8 8 7 6 8 8 7 10 9 8 6 9 233 8
4 9 7 6 7 7 8 9 7 7 7 7 8 10 10 7 10 9 9 9 10 9 7 7 10 8 8 10 4 8 9 243 8
5 8 7 8 6 10 7 6 8 8 8 7 8 9 8 6 9 10 8 7 8 8 7 6 5 7 7 7 8 6 8 225 8
6 7 6 5 6 9 10 6 7 8 7 8 6 8 10 6 9 7 7 8 7 7 8 7 7 8 8 8 7 8 8 223 7
7 10 6 8 7 7 7 7 7 9 8 6 10 7 7 5 9 7 8 8 7 7 10 6 7 8 8 9 4 7 9 225 8
8 7 6 10 10 6 7 10 10 10 8 6 9 8 6 5 8 8 7 7 8 9 9 7 8 8 9 7 9 5 8 235 8
9 9 6 8 9 7 8 9 9 7 7 7 9 8 7 7 9 9 7 8 8 10 7 7 5 9 7 10 8 7 9 237 8
10 8 7 7 8 7 10 10 10 7 10 7 8 10 9 7 9 10 7 9 7 10 7 5 5 10 7 8 6 9 9 243 8
11 7 7 5 10 10 7 10 10 10 9 7 10 8 5 10 10 6 9 7 7 10 8 8 6 7 8 7 6 7 8 239 8
12 9 7 4 8 9 8 8 9 8 7 7 8 8 5 6 8 7 8 8 7 6 7 7 5 10 6 6 3 8 8 215 7
13 8 7 8 8 8 10 7 7 10 9 5 10 9 5 7 9 5 8 7 6 9 6 8 6 8 7 5 2 9 8 221 7
14 8 6 9 7 7 7 10 7 8 7 8 7 6 6 7 9 5 8 8 6 7 7 7 8 7 7 8 6 10 8 221 7
15 9 6 4 5 7 10 6 6 7 7 6 7 7 6 10 9 10 9 9 6 6 8 7 8 8 8 9 7 5 8 220 7
16 10 7 9 4 9 6 7 10 7 8 4 10 7 10 9 9 9 9 8 6 8 7 8 8 9 7 9 8 6 9 237 8
17 7 8 10 6 10 5 10 9 10 8 3 9 10 10 8 8 7 10 8 7 5 5 6 8 10 10 10 7 8 10 242 8
18 9 7 10 8 7 10 6 8 6 9 8 9 10 10 10 9 7 10 8 9 10 5 5 7 8 8 9 7 7 9 245 8
19 7 7 3 10 8 7 10 7 9 5 7 6 9 9 7 8 9 10 8 8 9 7 7 6 8 8 7 6 10 8 230 8
20 8 8 6 7 8 6 7 7 7 10 10 10 8 9 7 8 9 9 7 8 8 6 9 8 7 8 8 4 8 7 232 8
21 8 7 6 10 7 7 4 8 10 10 8 7 10 9 7 7 9 9 8 7 5 6 7 7 7 6 7 6 6 8 223 7
22 10 7 8 9 7 10 10 10 9 5 8 7 8 10 6 9 9 9 8 5 8 7 7 6 8 6 9 7 7 9 238 8
23 7 6 6 7 8 8 5 9 10 9 9 8 8 8 8 8 8 9 9 6 5 6 9 8 8 7 7 5 6 8 225 8
24 7 7 8 7 9 7 8 8 7 6 10 10 7 8 7 8 8 8 7 6 9 7 8 7 7 7 10 5 8 8 229 8

47
25 8 6 7 8 10 6 10 6 8 7 10 9 6 7 10 9 7 9 7 8 7 9 6 6 6 8 6 6 6 8 226 8
26 7 6 9 9 7 8 7 7 8 10 10 9 6 5 8 8 8 8 8 6 9 8 5 8 9 10 8 10 9 8 238 8
27 6 6 4 10 7 7 7 7 10 7 9 10 7 8 10 8 7 8 7 7 7 9 8 6 7 8 9 7 6 8 227 8
28 8 7 5 8 8 9 9 9 7 9 7 8 8 7 9 8 7 9 6 6 8 9 7 8 8 8 10 8 9 8 237 8
29 9 6 5 10 10 8 8 9 7 8 7 7 9 7 10 9 9 9 7 5 7 8 10 5 7 7 5 8 8 8 232 8
30 10 7 8 7 9 10 8 10 10 10 10 10 10 7 10 8 10 8 8 5 10 10 9 7 10 8 9 9 7 9 263 9

Contoh Perhitungan:

Q1 = n(1)+n(2)+n(3)+.......+n(30)
∑ 𝑛(𝑧)
N1 = Nilai keindahan ke-1
N2 = Nilai keindahan ke-2
∑ 𝑛(𝑧) = jumlah foto yang diambil

Q1 = n(1)+n(2)+n(3)+.......+n(30) = 8+7+9+8+0+....+9 = 241 = 8


∑ 𝑛(𝑧) 30 30

Nilai SBE Foto 1 adalah 8

48

Anda mungkin juga menyukai