Anda di halaman 1dari 10

PENGANTAR ARSITEKTUR LANSKAP

MAKALAH TAMAN KOTA MALANG

“ALUN-ALUN”

OLEH

EMILA SA`ADAH

AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2010
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Alun-alun merupakan suatu lapangan terbuka yang luas dan berumput yang dikelilingi oleh
jalan dan dapat digunakan kegiatan masyarakat yang beragam. Menurut Van Romondt
(Haryoto, 1986:386), pada dasarnya alun-alun itu merupakan halaman depan rumah, namun
dalam ukuran yang lebih besar. Penguasa bisa berartiraja,bupati, wedana dan camat bahkan
kepala desa yang memiliki halaman paling luas di depan Istana atau pendopo tempat
kediamannya, yang dijadikan sebagai pusat kegiatan masyarakat sehari-hari dalam ikwal
pemerintahan militer, perdagangan, kerajinan dan pendidikan. Lebih jauh Thomas Nix
(1949:105-114) menjelaskan bahwa alun-alun merupakan lahan terbuka dan terbentuk dengan
membuat jarak antara bangunan-bangunan gedung. Jadi dalam hal ini, bangunan gedung
merupakan titik awal dan merupakan hal yang utama bagi terbentuknya alun-alun. Tetapi kalau
adanya lahan terbuka yang dibiarkan tersisa dan berupa alun-alun, hal demikian bukan
merupakan alun-alun yang sebenarnya. Jadi alun-alun bisa di desa, kecamatan, kota maupun
pusat kabupaten.

Kawasan alun – alun kota malang merupakan kawasan yang digunakan sebagai pusat kota,
yang berkembang dan tumbuh seiring dengan perkembangan waktu, serta perubahan elemen –
elemen kota dalam interelasinya. Dewasa ini kawasan alun-alun kota sudah mengalami
perubahan karakter spasial dari sebagai ruang public kota dan kawasan CBD (Central Bisnis
Distik) sekarang bergesar peran menjadi tempat berjualan para PKL.

1.2 tujuan
a. untuk mengetahui dasain yang ada di taman kota “alun-alun malang”
b. untuk mengetahui aktivitas yang terjadi di “alun-alun malang”
c. untuk mengetahui kondisi lingkungan “alun-alun malang”
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Kota Malang

Kota Malang, adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kota ini berada di
dataran tinggi yang cukup sejuk, terletak 90 km sebelah selatan Kota Surabaya, dan wilayahnya
dikelilingi oleh Kabupaten Malang. Malang merupakan kota terbesar kedua di Jawa Timur, dan
dikenal dengan julukan kota pelajar.

Kota Malang modern tumbuh dan berkembang setelah hadirnya administrasi


kolonial Hindia Belanda. Fasilitas umum direncanakan sedemikian rupa agar memenuhi
kebutuhan keluarga Belanda. Kesan diskriminatif masih berbekas hingga sekarang, misalnya
[[Ijen Boullevard]] dan kawasan sekitarnya. Pada mulanya hanya dinikmati oleh keluarga-
keluarga Belanda dan Bangsa Eropa lainnya, sementara penduduk pribumi harus puas
bertempat tinggal di pinggiran kota dengan fasilitas yang kurang memadai. Kawasan
perumahan itu sekarang menjadi monumen hidup dan seringkali dikunjungi oleh keturunan
keluarga-keluarga Belanda yang pernah bermukim di sana.

Pada masa penjajahan kolonial Hindia Belanda, daerah Malang dijadikan wilayah
"Gemente" (Kota). Sebelum tahun 1964, dalam lambang kota Malang terdapat tulisan ; “Malang
namaku, maju tujuanku” terjemahan dari “Malang nominor, sursum moveor”. Ketika kota ini
merayakan hari ulang tahunnya yang ke-50 pada tanggal 1 April 1964, kalimat-kalimat tersebut
berubah menjadi : “Malangkucecwara”. Semboyan baru ini diusulkan oleh almarhum Prof. Dr. R.
Ng. Poerbatjaraka, karena kata tersebut sangat erat hubungannya dengan asal-usul kota
Malang yang pada masa Ken Arok kira-kira 7 abad yang lampau telah menjadi nama dari
tempat di sekitar atau dekat candi yang bernama Malangkucecwara.

Kota malang mulai tumbuh dan berkembang setelah hadirnya pemerintah kolonial
Belanda, terutama ketika mulai di operasikannya jalur kereta api pada tahun 1879. Berbagai
kebutuhan masyarakatpun semakin meningkat terutama akan ruang gerak melakukan berbagai
kegiatan. Akibatnya terjadilah perubahan tata guna tanah, daerah yang terbangun bermunculan
tanpa terkendali. Perubahan fungsi lahan mengalami perubahan sangat pesat, seperti dari
fungsi pertanian menjadi perumahan dan industri.

2.2 Sejarah Alun-Alun kota Malang

a. Alun-Alun Sebagai Pusat Kota Jawa

Secara historis, pembentukan kota Malang terkait dengan pemerintahan tradisional


Jawa, dengan Alun-alun sebagai pusatnya. Dalam keyakinan tradisional masyarakat Jawa,
keberadaan tempat tinggal sangat erat terkait dengan “abstraksi” mereka terhadap alam
semesta. Sehingga, di kalayak masyarakat Jawa, menamai kota sebagai “Negari” atau
semacam negara. Sedangkan, lingkungan Alun-alun dengan Kadipaten dinamai sebagai
“Kutha”, atau semacam ibukota negara. Berdasar keyakinan tradisional tersebut, keberadaan
Alun-alun kota Malang menjadi halaman ibukota negara. Kadipaten dengan orientasi Alun-Alun,
bersifat sakral, menggambarkan hubungan simbolisasi raja (dianggap keturunan Dewa) dan
masyarakat yang “menyembahnya”. Kadipaten dengan Alun-alun sebagai kesatuan, merupakan
area privasi. Disisi lain, yakni di wilayah lingkaran luar, merupakan area publik. Kedudukan
Kadipaten berperan sebagai penyelaras kedua sifat berlawanan tersebut. Area lingkaran luar di
satu sisi, sebagai implementasi sifat publik dan profan keduniawian. Alun-alun di sisi lain,
sebagai inplementasi sifat privasi dan spiritual. Sifat spiritual Alun-alun, di implementasi dengan
kebaradaan Masjid. Konsepsi demikian, merupakan perujudan keyakinan masyarakat Jawa,
yang menginginkan hidup selaras dengan alam, seimbang dalam spirituil dan meteriil.

b. Alun-Alun Periode Kolonial

Kota Malang dibawah pemerintahan kolonial Belanda, berawal dari kekalahan pasukan
Suropati di Pasuruan, sekitar tahun 1707. Pada awalnya, kota Malang dapat dikategorikan
sebagai kota agraris. Semakin kuatnya pemerintah kolonial Belanda untuk menguasai
perkebunan, merubah kota Malang menjadi kota administrasi. Ciri tersebut, terlihat dari
susunan spasial kota, berpusat di sekitar Alun- Alun. Pada lingkaran pertama di sekeliling Alun-
alun Malang, terdapat rumah kediaman kepala daerah setempat (Bupati). Di kawasan ini, juga
terdapat bangunan-bangunan penting seperti gedung pemerintahan (Ass. Residen), masjid,
gereja, penjara, serta kantor Bank. Pada lingkaran berikutnya, terdapat rumah-rumah pamong
praja ataupun pejabat-pejabat daerah. Diselang seling bangunan tersebut, terdapat
permukiman-permukiman lain, serta fasilitas penunjang kota.

2.3 Standar Taman Kota (Alun-Alun)

Taman kota alun-alun Merupakan Taman yang Indah yang dikelilingi oleh bangunan
kuno seperti masjid Jami dan gereja Katolik serta pusat perbelanjaan. Taman kota alun-alun ini
sangat cocok dijadikan pusat rekreasi masyarakat karena lokasinya yang strategis yang terletak
di Jalan Kayutangan yang berada persis di sebelah Barat Alun-alun, membentang arah Utara –
Selatan, merupakan jalur utama kota Malang. Suatu are dapat dikatakan sebagai alun-alun
apabila area tersebut merupakan ruang public. Dimana alun-alun malang ini merupakan ruang
public.
2.4 Desain Taman Kota (Alun-Alun)

desain alun-alun kota malang ini sangat dipengaruhi oleh budaya tradisional dan budaya
bangsa belanda, hal ini dikarenakan pada masa pembentukan alun-alun sangat dipengaruhi
oleh campur tangan dan pemikiran bangsa belanda. Hal ini berdasarkan pada data – data
documenter yang terkait proses pembentukan alun-alun kota malang, misalnya tentang konsep
pembentukan ruang terbuka di alun-alun yang diadopsi dari konsep di Eropa. Desain alun-alun
kota malang terdapat kolam di tengah-tengah alun-alun tersebut, dimana perancangan kolam
tersebut dirancang dengan kurang memperhatikan aktivitas-perilaku pengguna, sehingga
penutup tanahnya di buat dengan bahan yang memberikan efek panas (pola-pola semacam
paving), apalagi di sekitarnya tanpa ada naungan pohon-pohon. Selain itu para pengunjung
juga ketika menikmati kolam sangat terganggu oleh adanya pagar disekitar kolam. Selain itu
juga di bangun tempat – tempat duduk untuk para pengunjung agar bisa duduk lantai di alun-
alun.

2.4.1 unsur-unsur fisik pembentuk alun-alun kota malang

Unsure-unsur fisik yang ada di alun-alun kota malang antara lain, meliputi ;

a. Di sekeliling kolam terdapat tempat duduk seperti teater terbuka


ditempat ini dulu dijadikan sebagai tempat anak-anak menonton atraksi topeng
monyet.

b. Sisi timur area parkir alun-alun kota malang yang beraspal

Pada sisi ini biasanya digunakan oleh para pedagang kaki lima untuk berjualan.

c. Lantai paving sisi utara kolam dengan teduhan pohon beringin

Tempat ini biasanya juga di gunakan oleh para PKL untuk mencari nafkah.
d. Pedestrian berpaving

Area ini dinikmati sebagai tempat olahraga badminton.

e. Taman berumput

Area ini dapat dijadikan sebgai area rekreasi yang nyaman bagi para pengunjung
alun-alun kota malang.

2.5 Lingkungan Sekitar Alun-Alun Malang

Di sekitar alun-alun kota malang terdapat berbagai macam bangunan-bangunan baik itu
bangunan lama atu bangunan baru. Bangunan lama di sekitar alun-alun malang adalah gereja
dan masjid jami`, sedangkan bangunan modernnya adalah mall – mall di sekitar alun-alun kota
malang. Selain itu juga di sekitar alun-alun kota malang ini juga terdapat banyak PKL
(Pedagang Kaki Lima) yang berjualan macam-macam makanan. Selain itu lingkungan sekitar
alun-alun kota malang juga di kelilingi oleh pohon-pohon beringin yang member nuansa sejuk di
daerah sekitar parkiran dan tempat para PKL berjualan.

2.6 Aktivitas masyarakat Di Alun-Alun Kota Malang

Aktivitas masyarakat di alun-alun kota malang sangat beraneka macam antara lain :

a. Aktivitas komersil para Pedagang kaki Lima (PKL) yang dilakukan mulai pagi sampai
malam.
b. Aktivitas/kegiatan rekreasi yang dilakukan oleh para pengunjung dalam mengisi waktu
luang (pacaran) atau menyenangkan anak-anak bagi orang-orang yang sudah
berkeluarga.

c. Aktivitas dalam mencari pendapatan yang dilakukan oleh para pengamen, para
pengamen ini mulai datag di alun- alun pada sore hari.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

a. kawasan alun-alun akan mengalami perkembangna sesuai dengan adanya perkembangna


jaman.

b. terdapat banyak fasilitas mall-mall besar di sebelah timur alun-alun kota malang.

c. terdapat tempat- tempat ibadah di bagian barat alun-alun kota malang, yang antara lain
masjid jami` dan gereja.

d. terdapat banyak para Pedagang Kaki Lima yang mencari nafkah di daerah sekitar alun-alun
malng.

e. terdapat fasilitas parkir yang memadai bagi ara pengunjung alun-alun kota malang.
DAFTAR PUSTAKA

Krier,Rob.1983. Element of Architecture. London. AD Publication

Browse> http://www.localwisdom.ucoz.com/_ld/0/23_4th-3-jolw-Juni.pdf

Browse>http://www.localwisdom.ucoz.com/_ld/0/22_4th-4-jolw-erna.pdf

Browse>http://www.arsitekturindis.com/?p=73

Anda mungkin juga menyukai