Anda di halaman 1dari 30

Nama : Rinahaq

(10)

Rifaatul Hasanah

Kelas : XII IPA 3

(28)

ALIRAN NEO-KLASIK
Klasikisme adalah aliran pemikiran yang muncul di Eropa yang ditandai
dengan gaya arsitektur klasik Eropa sekitar tahun 3000 SM ( jaman Yunani ) sampai
abad ke 17 dan 18 ( Jaman Barok dan Rokoko ) dan aliran ini memberi pengaruh
kuat kepada kebudayaan saat itu secara keseluruhan.Aliran klasikisme mengacu
pada kebudayaan Yunani Klasik dan Romawi Klasik.
Pengulangan gaya arsitektur yang dimulai pada abad ke 18 di Eropa membuktikan
bahwa arsitektur klasik masih diminati dan dianggap sebagai karya bermutu
tinggi.Pengulangan gaya arsitektur klasik secara utuh atau dominan disebut dengan
Neo-klasikisme. Dengan kata lain, Neoklasik adalah gaya arsitektur klasik yang
dimunculkan kembali sesudah jaman klasik meskipun dengan konstruksi, material
dan kadang fungsi yang berbeda, hal ini disebabkan karena kebutuhan orang akan
bangunan dan teknologi yang semakin maju.

Neo Klasikisme
Sikap rasional dan ilmiah menjadi inspirasi bagi berkembangnya aliran Neo
Klasikisme dalam seni rupa. Penggalian arkeologi kota Pompeii dan Herculaneum
pada abad ke-18 mendorong munculnya minat terhadap nilai-nilai klasik masa lalu.
Para seniman mendapat informasi baru tentang desain dan ornamentasi Klasik.
Minat terhadap negara Romawi kuno memunculkan kembali pemikiran tentang
sistem pemerintahan republik, yang dipandang sesuai dengan pemikiran politik pada
waktu itu, yaitu masa Revolusi Perancis.
Aliran Senirupa Neo Klasikisme sendiri muncul pertama kali di Prancis yaitu
Awal Revolusi Perancis pada sekitar tahun 1789, itulah yang menjadi titik akhir
kekuasaan feodalisme di Perancis yang telah berpengaruh pada perkembangan
kebudayaan di dunia. Revolusi Perancis tidak hanya merupakan perubahan tata
politik, tata sosial, tetapi juga berpengaruh pada bidang kesenian. Salah satunya
yaitu pengaruh raja atas perkembangan seni telah berakhir. Hal lain yang juga
menguatkan ialah pengaruh gereja terhadap proses penciptaan seni telah melemah.
Hubungan gereja dengan seniman tidak lagi terjalin kuat. Di samping itu, muncul

pengelompokan dalam kehidupan budaya yaitu kelompok seniman, industriawan,


ilmuwan, pekerja dan buruh pabrik.
Mengenai klasifikasi aliran Neo-Klasikisme dalam sejarah seni rupa, terdapat
perbedaan pendapat diantara pada ahli. Kadang-kadang aliran Neo-Klasikisme
dianggap sebagai bagian dari aliran Romantikisme. Namun pada dasarnya terdapat
perbedaan di antara kedua aliran tersebut.

Ciri Utama Aliran Neo Klasikisme

Aliran Senirupa Neoklasikisme sangat rasional dalam berkarya sesuai kaidah

akademi;
Neoklasikisme juga menampilkan tema-tema cerita klasik sebagai cermin

kehidupan bangsawan
Neoklasikisme tidak menonjolkan peranan unsur pribadi dalam berkarya
senirupa.

Lukisan terikat pada norma-norma intelektual akademis.

Bentuk selalu seimbang dan harmonis.

Batasan-batasan warna bersifat bersih dan statis.

Raut muka tenang dan berkesan agung.

Berisi cerita lingkungan istana.

Cenderung dilebih-lebihkan.

Tokoh Aliran Neo-Klasikisme


1. Aliran Neo-Klasikisme di Perancis
Di Perancis, aliran Neo-Klasikisme sangat berbeda dengan gaya Rokoko
sebelumnya. Pada aliran Neo-Klasikisme kontur bentuk dipertegas dengan garis,
sedangkan pada gaya Rokoko disembunyikan dalam goresan kuas. Tema yang
diangkat juga lebih serius, dengan memusatkan pada mitologi klasik dan tema-tema
kesejarahan. Pendekatan rasional memunculkan kembali pandangan estetika
Poussin dan menolak pandangan sensualitas Rubens.
a. Jacques-Louis David (1748-1825)
David merupakan pelopor aliran Neo-Klasikisme di Perancis pada akhir abad ke-18.
Ia bekerja pada Raja Louis XVI, namun karya-karyanya mencerminkan pandangan

republikanisme. Ketika terjadi Revolusi Perancis David berperan aktif sekaligus


dalam seni rupa dan politik. Setelah Napoleon mengubah pemerintahan republik
menjadi kerajaan, David bekerja pada Napoleon dan mengembangkan gaya NeoKlasik. Setelah Napoleon dikalahkan dan terjadi restorasi monarkhi di Perancis,
David hidup dalam pengasingan di Brussels.
b. Jean-Auguste-Dominique Ingres /(1780-1867)
Ingres adalah murid David, yang menjadi tokoh Neo-Klasikisme di Perancis sampai
pertengahan abad ke-19. Tidak seperti David, Ingres tidak mengabdikan diri pada
pemerintahan Napoleon ataupun pemikiran republikanisme Revolusi Perancis.
2. Neo-Klasikisme di Luar Perancis
Selain di Perancis, aliran Neo-Klasik juga muncul di Inggris dan Amerika. Tokoh
aliran Neo-Klasik di Inggris adalah Angelica Kauffman dan di Amerika, Thomas
Jefferson.
a. Angelica Kauffman (1741-1807)
Kauffman adalah pelukis wanita kelahiran Swiss yang belajar di Itali dan kemudian
menetap di London. Kauffman bersama-sama dengan Sir Jushua Reynolds
mendirikan Royal Academy di Inggris. Kauffman banyak mengerjakan dekorasi
untuk menghiasi interior Neo-Klasik yang didesain oleh Robert Adams.
b. Thomas Jefferson (1743-1826)
Thomas Jefferson adalah presiden Amerika Serikat yang ketiga dan sekaligus
arsitek. Jefferson merancang bangunan dengan gaya Neo-Klasikisme. Selama
menjabat menteri untuk Perancis pada tahun 1784 sampai 1789, ia belajar tentang
seni bangun Eropa moderen dan seni bangun Romawi kuno. Ia merancang
beberapa gedung pemerintah di Amerika, di antaranya gedung pemerintah pusat
negara bagian Virginia (Virginia State Capitol) dan gedung Universitas Virginia.

HASIL KARYA

David adalah seorang tokoh seniman lulusan Akademi Seni Lukis dan Seni
Patung Kerajaan yang pada masa sebelumnya tekun mengikuti kaidah-kaidah
akademis pada lukisannya, tiba-tiba melukis hal baru yang berjudul SUMPAH
HORATII yang dengan segera menjadi populer . Diambil dari novel HORATIUS
karangan Cornaille yang menceritakan adanya dua kelompok keluarga yang
berhubungan sangat erat karena tali perkawinan, namun

karena

keharusan

peperangan, maka mereka terpaksa berpisah.


Lukisan ini menggambarkan sumpah keluarga Horatius dimana sang Bapak
berdiri di tengah ruangan sedang mengangkat sumpah 3 orang anaknya yang
bergerombol disebelah kiri. Sementara di sebelah kanan, para wanita anggota
keluarga dan anak-anak sedang menangis sedih (lihat gambar-1). Jika dilihat secara
sepintas,

lukisan

ini

tidak banyak berbeda

dengan

sebelumnya, tetapi konsep kreatifnya yang jauh berbeda.

lukisan-lukisan

David

Jika pada karya-karya

sebelumnya David sekedar mengikuti tradisi yang ada dengan melukis hal-hal yang
sensual, indah yang menjadi kegemaran para raja dan para bangsawan, maka kali
ini ia keluar dari tradisi tersebut dan menggarap sebuah tema yang berat, tidak
lazim dan mempunyai tujuan tertentu. Jika pada karya sebelumnya dapat dilihat

garis-garis yang lembut, komposisi yang manis serta obyek yang menarik, maka
pada Sumpah Horatii ini begitu berbeda, dimana obyeknya begitu dramatis, berat
dan tidak menggairahkan, tokoh-tokohnya tidak lembut dan cantik, sementara
pencahayaannya begitu tetrikal dan

matematis yang kaku. Sedangkab latar

belakang arsitekturnya bergaya doria yang dingin dan sederhana, garis-garisnya


lurus, benar-benar sesuai dengan kedinginan suasana dalam seluruh lukisan
tersebut.
Yang jelas perbedaanya ialah : pada karya-karya sebelumnya tujuannya
semata-mata hanya untuk kenikmatan, tetapi yang ini mempunyai tujuan untuk
mendidik, menggugah spirit dan bersifat moralistik. Begitu juga lukisan-lukisan David
yang berikutnya seperti : Kematian Sokrates, Kematian Marat, dan Para Liktor
membawa pulang mayat anak-anak Brutus kepada Ayahnya benar-benar bercorak
klasik dan moralistik. Apalagi setelah David melakukan perjalanan ke Italia dan
sempat melihat hasil penggalian reruntuhan kota Pompeii yang menyimpan semua
hasil kebudayaan fisik bangsa Romawi mulai dari pisau dapur hingga Tata Kota,
sejak saat itu pengetahuan David tentang Seni Klasik menjadi lebih luas, dan
bersamaan dengan itu pula kebudyaan dan seni klasik mulai populer kembali
( setelah kepopuleran sebelumnya pada zaman Renesans). Puncak keklasikan
David diwujudkan dalam karyanya yang berjudul
PEPERANGAN ANTARA ROMA DAN SABINA (1799), yang ia kerjakan dengan
sangat tekun.

Namun demikian, sebenarnya pada karyanya KEMATIAN MARAT (1793) lah


keklasikan David lebih berhasil dicapai

J. L. David, KEMATIAN MARAT (1793)


Keseriusan David dalam menggarap tema-tema klasik yang rasional dan obyektif
mebuat dirinya dianggap sebagai pelopor mazhab baru ini yang kemudian disebut
NEOKLASIKISME. Kejayaan David sempat mengalami pasang surut dimana
keterlibatannya dibidang politik mengharuskan dirinya masuk tahanan dan kemudian
dikeluarkan. Dan dengan munculnya Napoleon pada puncak pemerintahan
Perancis, mengakibatkan dirinya naik ke puncak lagi menjadi PREMIER PEINTER
DE IEMPEREUR dengan karyanya al. LE SACRE yaitu Penobatan Napoleon
tahun 1805 yang berukuran 518 cm x 929 cm. Kejatuhan Napoleon juga berdampak
pada diri David yang juga diasingkan ke Belgia sampai akhir hayatnya, setelah
selama 32 tahun menguasai kehidupan seni di Perancis. Sepeninggal David,
mazhab Neoklasik diteruskan oleh para penganutnya antara lain JEAN AUGUST
DOMINIQUE INGRES (1780-1867).
Mazhab David yang pada dasarnya menyatakan bahwa pelita seni itu adalah
terangnya Ratio, tidak selamanya benar, karena pada akhirnya disadari bahwa tidak
semua persoalan itu bisa diterangi dengan rasio, tetapi perlu melibatkan hati nurani
serta perasaan. Tokoh Perancis yang bernama Jean Jacques Rousseau yang
kemudian mengajak kembali ke alam, manusia tidak boleh hanya mengandalkan

emosi dan pikiran saja, tetapi harus juga dengan hati nurani dan perasaan. Pribadipribadi inilah yang kemudian muncul dan melahirkan mazhab Romantikisme.

ALIRAN ROMANTIK

Romantisisme atau Romantisme adalah gerakan seni rupa yang muncul pada
akhir abad ke-18. Dalam Romantisme unsur emosi lebih diutamakan dari pada
pikiran, tetapi seniman Romantis tidak hanya bekerja dalam satu gaya saja. Tidak
seperti Neo-Klasikisme, yang dapat disebut sebagai gaya, Romantisisme lebih
merupakan falsafah atau pandangan. Aliran ini mendorong orang untuk menghayati
perasaan melalui penghayatan indera serta lebih mempercayai intuisi dari pada
pikiran. Romantisisme muncul dalam beberapa gaya, tetapi seni lukis di Perancis
khususnya menunjukkan ciri khas Neo-Baroq, yang merupakan pengaruh Rubens.
Pendirian akademi pada masa Neoklasikisme bertujuan untuk meneruskan
dan mempertahankan tradisi klasik dan sekaligus sebagai pusat kegiatan seni
istana. Gaya seni akademi ini selanjutnya diteruskan oleh seni Romantisisme,
sehingga sangat wajar jika kedua gaya seni ini (Neoklasisisme dan Romantisisme)
dinamakan seni akademisme. Hal ini menjadi ciri perkembangan seni Perancis di
abad ke-18 dan ke-19.
Romantisisme berasal dari kata Perancis, roman (cerita), dan memang dalam
gaya Romantisisme juga mencerminkan adanya pengaruh sastra roman Perancis.

Terutama dalam melukiskan cerita-cerita tragedi yang dasyat, kejadian dramatis


yang mencekam.
Romantisisme merupakan gerakan yang meneruskan Neoklasikisme tetapi
sekaligus mereaksi dan menentang klasikisme. Pelopor gerakan Romantisisme
adalah Theodore Gericault (1791-1824) dengan salah satu karyanya yang terkenal
Rakit Medusa (1818). Sebagai kelanjutan, Romantisisme tetap merupakan gerakan
seni yang lari dari kenyataan hidup, menggarap dunia yang ideal dan misterius
dengan menggunakan teknik-teknik akademisme yang rasional.
Munculnya Aliran Romantisme adalah menentang aliran seni neoklasikisme yang
sudah bertahan puluhan tahun di Perancis, Kaum Romantisme menentang
Neoklasikisme dengan berbagai alasan, yaitu :
1. Neoklasik terlalu rasional dalam berkarya;
2. Neoklasik menampilkan tema-tema cerita klasik sebagai cermin kehidupan
bangsawan;
3. Neoklasik tidak menonjolkan peranan unsur pribadi.
Sedangkan kaum Romantisisme justru sebaliknya :
1. Romantisisme berkarya melalui pendekatan emosional;
2. Romantisisme lebih banyak menampilkan tema-tema kehidupan dunia
misteri, cerita roman, tema yang eksotik (cerita dari negeri China, Islam,
Afrika);
3. Romantisisme menonjolkan peranan perasaan pribadi seniman, misalnya
dalam segi komposisi yang dinamis (diagonal) dan unsur warna dengan gelap
terang yang didramatisir.
Perbedaan dasar antara aliran Neoklasisisme dan aliran Romantisisme adalah:
1. Orientasi seni Neoklasisisme pada seni klasik yang serba rasional,
sedangkan Romantisisme pada dunia misteri yang baru yang terungkap dari

cerita-cerita roman yang emosional dan imajinatif, cerita-cerita dari China,


Islam, dan Afrika (eksotisme).
2. Tema seni dalam Neoklasisisme bersumber pada cerita-cerita klasik yang
mencerminkan kehidupan para bangsawan, sedangkan tema Romantisisme
pada cerita roman dengan kejadian-kejadian yang dramatis mengharukan.
3. Seni Neoklasisisme tidak menonjolkan peranan unsur peibadi, sedangkan
Romantisisme

justru

menonjolkan

perasaan

pribadi

(emosional).

Jika dikaji secara mendalam, karya seni Romantisisme memiliki ciri-ciri khasnya
sebagai berikut:

Komposisi lukisan tidak statis, tetapi komposisi yang mengungkapkan kesan


dramatik, misalnya dengan komposisi diagonal.

Unsur

warna

dan

gelap

terang

ditonjolkan

untuk mencapai

kesan

dramatiknya. Pelukis yang terkenal dengan menampilkan ciri-ciri tersebut


ialah Delacroix (1798-1863). Jiwa Romantisnya tampak pada kebiasaan hidup
berpetualang (bohemianisme), meskipun ia sukses dalam lingkungan salon.
Ia pemuja pelukis Rubens dan Michelangelo (dari periode Renesan). Karyakarya Delacroix yang terkenal di antaranya Pembunuhan besar-besaran di
Scio (1824), Perburuan Senja, dan Perampokan Rebecca .
Pengaruh Romantisisme pernah dialami oleh pelopor seni lukis baru Indonesia yaitu
Raden Saleh Syarif Bustaman yang memperoleh pengalaman seni Romantisisme di
Eropa.

Tokoh Aliran Romantisme di Perancis


a. Theodore Gericault (1791-1824)
Theodore Gericault adalah salah satu tokoh pelukis Romantisme di Perancis. Ciri
khas lukisan Gericault di antaranya komposisi yang dinamis, figur yang kaku seperti
patung, dan pencahayaan yang dramatis. Gericault merupakan pengagum
Michelangelo, David, serta seni lukis Baroq.
Salah satu karya Gericault adalah Raft of the Medusa (1818-1819) yang berukuran
sangat besar, yaitu 4,97 x 7.16 m. Tema lukisan itu didasarkan pada peristiwa
tenggelamnya kapal Perancis, La Medusa, di pantai Afrika pada tahun 1816. Di
antara 150 orang penumpang di dalam kapal itu, hanya 15 orang yang selamat.
Mereka membuat rakit dari puing-puing kapal itu dan terapung-apung di laut selama
13 hari.

Theodore Gericault, The Raft of the Medusa, Oil on Canvas, 491 cm 716 cm
(193.3 in 282.3 in)
Dalam lukisan ini objek rakit dan figur-figur membentuk komposisi diagonal untuk
menekankan kesan gerak. Unsur gelap-terang dibuat sangat kontras untuk
menggugah perasaan. Untuk mencapai efek realisme yang begitu kuat, Gericault
melakukan studi terhadap mayat-mayat di kamar mati. Dalam menggambarkan
manusia telanjang, Gericault mendapat pengaruh dari Michelangelo.
b. Eugene Delacroix (1798-1863)
Eugene Delacroix mendapat pengaruh dari Gericault serta inspirasi dari Rubens.
Berlawanan dengan Ingres, Delacroix mengutamakan warna dan goresan yang kuas
sebagai ciri khas lukisannya yang penuh emosi. Beberapa karya Delacroix
menjunjung nilai-nilai sesuai dengan isu-isu politik pada zamannya. Adegan seperti
dalam The Masacre at Chios (1821-1824) mendorong simpati bangsa Yunani dalam
perang kemerdekaan melawan Turki. Karya Delacroix Liberty Leading the People
(1830) mendukung semangat Revolusi Perancis pada tahun 1830.

Eugene Delacroix, Liberty Leading the People, Oil on Canvas, 260 cm 325 cm
(102.4 in 128.0 in)

Banyak karya Delacroix yang lain mendapat inspirasi dari karya sastra. Karya
Delacroix Death of Sardanapalus (1827) didasarkan pada puisi karya Lord Byron.

Puisi ini mengisahkan seorang raja Asiria yang memutuskan untuk bunuh diri dan
menyuruh agar semua harta bendanya dimusnahkan, dari pada jatuh ke tangan
musuh yang akan menyerbunya. Dari tempat tidur kematiannya Sardanapalus
menyaksikan sendiri gundiknya dan kuda-kudanya dibunuh saat berjuang membela
diri. Pelukis Romantis menyukai tema-tema yang mengandung sensualitas dan
kejahatan. Ungkapan kekerasan yang mencolok ditekankan dengan pencahayaan
yang dramatis, warna emotif, goresan kuas yang ekspresif, dan gerakan figur-figur
yang membentuk komposisi diagonal.

Eugene Delacroix, Death of Sardanapalus, Oil on Canvas, 392 cm 496 cm (145 in


195 in)

Tokoh Aliran Romantisme di Spanyol :


Francisco Goya (1746-1828)
Selain sebagi tokoh seni lukis Romantikisme, Francisco Goya juga tokoh seni grafis.
Karya Goya mencerminkan gaya Baroq, dengan ciri-ciri pencahayaan dramatis,
goresan kuas yang halus, dan komposisi yang menekankan kekuatan diagonal.
Francisco Goya bekerja pada raja Spanyol, tetapi ia penganut republikanisme. Goya
mendukung penyerbuan tentara Napoleon ke Spanyol dan berharap Napoleon akan
melakukan reformasi di negerinya. Namun, setelah Perancis menduduki Spanyol,

harapan itu musnah, karena melihat kekejaman tentara Napoleon. Setelah Perancis
berhasil

dikalahkan,

Goya

mulai

membuat

serangkaian

etsa

berdasarkan

pengamatannya tentang kekejaman tentara Napoleon.

Francisco Goya, The Third of May 1808, Oil on Canvas, 268 cm 347 cm (106 in
137 in)

Karya Goya The Third of May, 1808 (1814) merupakan peringatan tentang peristiwa
hukuman mati terhadap orang-orang Spanyol, yang melakukan perlawanan
terhadap tentara Perancis di Madrid. Goya melukiskan orang-orang itu dengan
penuh kekuatan emosi, dengan mengolah unsur gelap-terang. Ia menggambarkan
figur tentara Perancis seperti robot, mengarahkan senapannya pada tawanan yang
tampak tidak bisa berkutik lagi. Di sini tidak terdapat kesan heroik pada orang-orang
Spanyol itu, tetapi kengerian sebagai korban ketidakadilan.

Tokoh Aliran Romantisme di Inggris :

a. John Constable (1776-1837)


John Constable berangkat dari gaya naturalisme dan dikenal dengan lukisannya
yang menggambarkan alam pedesaan Inggris. Constable menyukai objek alam dan
mengamati sifat-sifat transiennya dengan teliti, seperti awan dan iklim yang berubahubah.

Ia

biasanya

melukis dalam ukuran kecil, sebagai studi yang dilakukan secara langsung di
lapangan,

yang

kemudian

dipindahkan

dalam

ukuran

besar

di

studio.

Karya Constabel The Hay Wain (1821) menimbulkan rasa puitis yang mencerminkan
kecintaannya terhadap pemandangan alam Inggris. Lukisan itu menampakan
kesegaran alam, dengan cahaya matahari dan awan bergerak di atas sebuah desa.
Di sini tampak adanya perpaduan antara gaya naturalisme dan Romantikisme.
Constable memperkenalkan teknik melukis dengan goresan kuas pendek-pendek
dan warna yang terpisah-pisah, bukan bidang dengan sapuan warna campuran yang
merata. Ia mengoleskan warna putih secara tebal, untuk mengesankan kilauan
cahaya. Cara melukis ini dianggap sebagai antisipasi bagi munculnya Impresionisme
di Perancis.

John Constable, The Hay Wain, Oil on Canvas, 130cm 185cm (51.2 in 72.8 in)

b. Joseph Mallord William Turner (1775-1851)


Joseph Mallord William Turner merupakan pelukis pemandangan alam Romantik,
tetapi menunjukkan ciri-ciri yang jauh berbeda dengan Constable. Turner
menggunakan pendekatan yang lebih transedental. Ia melukis gunung, laut, dan
tempat-tempat yang ada kaitannya dengan sejarah, namun ia menterjemahkan
objek-objek itu kedalam pernyataan-pernyataan puitis yang sering melenceng jauh
dari sketsa-sketsa awalnya. Kadang-kadang karyanya tampak mendekati abstraksi
total sebagai studi suasana cahaya dan warna. Oleh karena itu, karya Turner sering
dianggap sebagai rintisan Impresionisme. Namun, pendiriannya lebih subjektif dan
dekat dengan Romatikisme. Karya Turner misalnya Fishermen at Sea (1796).

Joseph Mallord William Turner, Fishermen at Sea 1796, Oil on Canvas, 914 mm x
1,222 mm (35.98 in x 48.11 in)

Tokoh Aliran Romantisme di Amerika :


Thomas Cole (1801-1848)
Thomas Cole adalah tokoh aliran Romantisme di Amerika. Cole memimpin kelompok
pelukis

Hudson

River

School.

Lukisan

Cole

berupa

panorama

yang

mengkombinasikan naturalisme dan idealisasi keagungan. Cole melakukan

perjalanan ke hutan-hutan untuk merekam alam secara langsung melalui sketsasketsa, dan kemudian menyelesaikannya dalam bentuk lukisan di studio.
Dalam karyanya, The Oxbow (1836), Cole memperlihatkan gambaran visual tentang
suatu tempat di tepi Sungai Conecticut. Dalam lukisan ini, awan tampak datang dari
arah kiri komposisi dan memberikan kesan kesegaran.

Thomas Cole, The Oxbow 1836, Oil on Canvas, 130.8 cm 193 cm (51 12
in 76 in)

ALIRAN REALISME
Realisme merupakan aliran/gaya yang memandang dunia ini tampa ilusi, apa
adanya tampa menambah dan mengurangi objek. Proklamasi realisme dilakukan
oleh dilakukan oleh pelopor sekaligus tokohnya yaitu Gustave Courber (1819-1877),
pada tahun 1855. Dengan slogannnya yang terkenal Tunjukkan malaikat padaku
dan aku akan melukisnya .Yang mengandung arti bahwa baginya lukisan itu ialah
seni yang konkret, menggambarkan segala sesuatu yang ada dan nyata.
Realisme adalah corak seni rupa yang menggambarkan kenyataan yang
benar-benar ada, artinya yang ditekankan bukanlah obyek tetapi suasana dari
kenyataan tersebut. Realisme di dalam seni rupa berarti usaha menampilkan subjek
dalam suatu Karya sebagaimana tampil dalam kehidupan sehari-hari tanpa
tambahan embel-embel atau interpretasi tertentu. Maknanya bisa pula mengacu
kepada usaha dalam seni rupa unruk memperlihatkan kebenaran, bahkan tanpa
menyembunyikan hal yang buruk sekalipun.
Dalam pengertian lebih luas, usaha realisme akan selalu terjadi setiap kali
perupa berusaha mengamati dan meniru bentuk-bentuk di alam secara akurat.
Sebagai contoh, pelukis foto di zaman renaisans, Giotto bisa dikategorikan sebagai
perupa dengan karya realis, karena karyanya telah dengan lebih baik meniru
penampilan fisik dan volume benda lebih baik daripada yang telah diusahakan sejak
zaman Gothic.
Kejujuran dalam menampilkan setiap detail objek terlihat pula dari karyakarya Rembrandt Barbizon School memusatkan pengamatan lebih dekat kepada
alam, yag kemudian membuka jalan bagi berkembangnya impresionisme. Di Inggris,
kelompok Pre-Raphaelite Brotherhood menolak idealisme pengikut Raphael yang
kemudian membawa kepada pendekatan yang lebih intens terhadap realisme. yang

dikenal sebagai salah satu perupa realis terbaik. Kemudian pada abad 19, sebuah
kelompok di Perancis yang dikenal dengan nama Teknik Trompe loeil, adalah teknik
seni rupa yang secara ekstrim memperlihatkan usaha perupa untuk menghadirkan
konsep realisme.
Untuk beberapa tahun pada akhir 1870, Munich telah menjadi basis bagi
sekelompok artis muda Norwegia yang memberikan kontribusi penting sebagai
Realis termasuk didalamnya adalah Hans Heyerdahl (1857-1913), Kitty L Kielland
(1843-1924), Harriet Backer (1845-1932), Erik Werenskiold (1855-1938), Christian
Skredsvig (1854-1924), Theodor Kittelsen (1857-1914) dan Gerhard Munthe (18491929). Selama tahun 1880, artis-artis ini pindah ke Paris, yang menjadi pusat baru
bagi para artis Norwegia. Disana mereka bergabung dengan dua figur penting
lainnya, Christian Krohg (1852-1925) dan Fritz Thaulow (1847-1906), keduanya
pernah belajar dengan Gude di Karlsruhe pada tahun 1870. Pelukis penting
beraliran Realis lainnya adalah Eilif Peterssen (1852-1928), yang tidak belajar di
Paris tapi di Italia.
Beberapa artis ini kemudian memilih untuk kembali ke Norwegia, dan pada
tahun 1882 mereka menyelenggarakan Hstutstillingen (Pameran Musim Gugur),
koleksi seni kontemporer Norwegia yang didanai publik mulai dari tahun 1884 dan
saat ini menjadi Pameran Seni Nasional. Pada saat yang bersamaan, mereka
mendirikan sistem baru dimana para artis tersebut menjual sendiri karya mereka,
memutuskan apa yang harus disertakan dalam pameran dan bahkan menyeleksi
komisi untuk seni umum. Diantara para kelompok artis yang kembali, ada beberapa
pribadi yang secara keras menolak nilai-nilai pendahulu mereka. Walaupun mereka
memiliki pandangan yang sama terhadap tradisi, para artis muda ini sangat berbeda
dalam hal tingkah laku dan temperamen. Konflik juga terjadi diantara kedua
kelompok. Satu

kelompok, dipimpin

oleh Christian Krohg sangat radikal,

individualistis dan internasionalis, sementara kelompok lainnya dipimpin oleh Erik


Werenskiold lebih beraliran nasionalis dan liberal dalam arti politik, namun juga
bermoral dan berprinsip tinggi.
Werenskiold melukis situasi yang sederhana namun memiliki karakteristik
yang ditempatkan di pemandangan alam yang telah dipelajari dengan baik. Sejajar
dengan Wrenskiold adalah Theodor Kittlesen, yang walaupun merupakan juru

gambar yang lebih baik daripada menjadi pelukis, memberikan kontribusi signifikan
terhadap nasionalisme dengan menggambarkan edisi standar Cerita Rakyat
Norwegia. Pengikut Werenskiold lainnya adalah Christian Skredsvig, yang menolak
untuk menekankan implikasi kesusasteraan dan simbolisme subyek lukisannya, dan
Eilif Peterssen, yang ambisinya terhadap lukisan bersejarah secara tidak langsung
mengikuti contoh pendahulunya. Kitty L Kielland, salah satu pelukis pemandangan
alam yang konsisten dalam periodenya, lebih banyak bekerja en plain air di Jren di
pantai Barat Norwegia. Gerhard Munthe, yang juga merupakan seorang nasionalis
memiliki hubungan dekat dengan petualang dan ilmuwan Fridjof Nansen, dan
bersama-sama membentuk Lysakerkretsen (Masyarakat Lysaker) untuk memajukan
nilai-nilai nasionalisme Norwegia.
Masyarakat ini bertemu dengan lawan tangguh yaitu Christian Krohg,
pemimpin Bohemian Oslo yang percaya bahwa menulis sama pentingnya dengan
melukis dan mengatakan bahwa semua seni nasional buruk dan semua seni yang
baik adalah nasional. Ia beranggapan bahwa fokus artistik harus dikonstrasikan
pada kehidupan yang dijalani dan dialami oleh individu. Di lain pihak, Fritz Thaulow
menginginkan seni hanya berfokus pada seni, mengatakan bahwa lebih banyak artis
harus

mengkonsentrasikan

energi

mereka

pada

proses

melukis

yang

sesungguhnya, tidak berusaha untuk mengancam permasalahan sosial dan


manusia. Sementara Harriet Backer memilih untuk mengasingkan diri dari debat
tersebut, lebih berkonsentrasi ke pemandangan interior, walaupun dengan gaya
yang sedikit lebih abstrak dibandingkan dengan pelukis nasionalis sebelumnya.
Krogh adalah pendahulu artis yang mungkin paling terkenal di Norwegia,
Edvard Munch (1863-1944). Munch tidak pernah mengenyam pendidikan, dan di
dalam Krohg ia menemukan sosok seorang guru. Walaupun ia mulai melukis pada
tahun 1880 dibawah pengaruh aliran Realisme, namun ia segera meninggalkan
metode ini dan memfokuskan diri pada kenyataan yang terjadi. Munch ingin melukis
apa yang ia anggap secara dasar sebagai manusia, mengatakan Saya akan
melukis orang yang bernafas dan dapat merasakan dan menderita dan mencintai.
Secara

radikal

Impresionisme,

Munch

mengikuti

Fauvisme,

Art

tren

noveau

baru
dan

dari

Eropa,

Jugend,

termasuk

kesemuanya

aliran
dengan

interpretasinya sendiri tentang bentuk, garis dan warna. Ia banyak bepergian keliling

Eropa,

yang

kemudian

memberikan

inspirasi

gaya

internasional

tentang

pemandangan alam yang sederhana dan garis abstrak, teknik pewarnaan yang
sederhana dan perbedaan mencolok dalam pencahayaan. Penerus Munch termasuk
Arne

Kavli

(1878-1970)

dan

Thorvald

Erichsen

(1868-1939),

ser

ta Halfdan Egedius (1877-1899), Harald Sohlberg (1869-1935) dan Nikolai Astrup


(1880-1928),

yang

menyatukan

kecenderungan

tahun

1890

dengan

mengembangkan Realisme menjadi ekspresi yang lebih abstrak.

Ciri - ciri aliran ini yaitu :

Kebanyakan menampilkan tentang kehidupan sehari - hari.

Lukisan apa adanya.

Lukisan juga terlihat menyatu antara objek satu dengan objek lainnya.

Tokoh-Tokoh Realisme
1. Karl Pavlovich Bryullov ( Rusia : 12 Desember 1799 11 Juni 1852), adalah
pelukis Rusia. Ia dianggap sebagai tokoh kunci dalam transisi dari Rusia
Neoclassicism untuk romantisme .
2. Jean-Baptiste-Simeon Chardin (2 November 1699 6 Desember 1779) adalah
seorang pelukis Perancis abad ke-18. Ia dianggap master masih hidup dan juga
terkenal karena genre lukisan yang menggambarkan pelayan dapur, anak, dan
kegiatan domestik. Hati-hati komposisi seimbang, difusi cahaya lembut, dan butiran
impasto mencirikan karyanya.
3. Jean-Baptiste-Camille Corot (17 Juli 1796 22 Februari 1875) adalah seorang
pelukis Perancis pada zaman Renaisans di etsa . Corot adalah pelukis terkemuka
dari sekolah Barbizon Perancis pada pertengahan abad kesembilan belas. Ia
merupakan tokoh penting dalam lukisan pemandangan.
4. Jean Dsir Gustave Courbet (10 Juni 1819-31 Desember 1877) adalah seorang
pelukis Perancis yang memimpin Realis gerakan di lukisan abad ke-19 Perancis.
Gerakan Realis menjembatani gerakan Romantis (ditandai dengan lukisan Thodore
Gricault dan Eugne Delacroix ), dengan Sekolah Barbizon dan impresionis .

Courbet menempati tempat penting dalam lukisan abad ke-19 Perancis sebagai
pembaru dan sebagai seorang seniman bersedia untuk membuat komentar sosial
yang berani dalam karyanya.
5. Honor Daumier (26 Februari 1808 10 Februari 1879) adalah seorang pelukis
Perancis, ahli karikatur, dan pematung , yang bekerja menawarkan banyak komentar
tentang kehidupan sosial dan politik di Perancis pada abad ke-19.
6. Thomas Cowperthwait Eakins (25 Juli 1844 25 Juni 1916) adalah seorang
pelukis realis Amerika, fotografer, pemahat, dan seni rupa pendidik. Ia secara luas
diakui sebagai salah satu seniman yang paling penting dalam sejarah seni Amerika.
7. Ignacy Aleksander Gierymski (lahir 30 Januari 1850 di Warsawa , meninggal
antara 6 dan 8 Maret 1901 di Roma ) adalah seorang pelukis Polandia dari akhir
abad 19. Dia adalah adik dari Maksymilian Gierymski , sama-sama terkenal pelukis
cat air Polandia.
8. Michael William Harnett (10 Agustus 1848 29 Oktober 1892) adalah seorang
pelukis Irlandia-Amerika yang mempraktikkan trompe loeil (harfiah, bodoh mata)
gaya lukisan realistis. hidupnya masih obyek biasa, diatur pada birai atau tergantung
dari paku, yang dicat sedemikian rupa sehingga lukisan bisa salah untuk objek
sendiri.
9. Iga Le Nain pelukis Perancis bersaudara pada abad ke-17 : Antoine Le Nain
(c.1599-1648), Louis Le Nain (c.1593-1648), dan Mathieu Le Nain (1607-1677).
Mereka menghasilkan karya bergaya, potret dan potret miniatur.
10. douard Manet (23 Januari 1832 30 April 1883) adalah seorang pelukis
Perancis. Salah satu seniman abad ke-19 pertama pendekatan mata pelajaran
kehidupan modern, ia adalah seorang tokoh penting dalam transisi dari Realisme ke
Impresionisme .
11. Jean-Franois Millet (4 Oktober 1814 20 Januari 1875) adalah seorang pelukis
Perancis dan salah satu pendiri sekolah Barbizon di pedesaan Perancis. Millet
terkenal karena adegan dari petani petani, ia dapat dikategorikan sebagai bagian
dari gerakan naturalisme dan realisme.

HASIL KARYA

Lukisan Kakak dan Adik karya Basuki Abdullah (1978). Kini disimpan di Galeri
Nasional Indonesia, Jakarta.

Tokoh dari Aliran Realis ialah Trubus, S. Sudjojono, Agus Jaya Suminta, Dullah,
Tarmizi, dan Suromo.

ALIRAN SUREALISME
Pengertian Surealisme
Surealisme adalah suatu aliran seni yang menunjukkan kebebasan kreativitas
sampai melampaui batas logika. Surealisme juga dapat didefinisikan sebagai
gerakan budaya yang mempunyai unsur kejutan sebagai ungkapan gerakan filosofis.
Surealisme merupakan suatu karya seni yang menggambarkan suatu ketidak
laziman, oleh karena itu surealisme dikatakan sebagai seni yang melampaui pikiran
atau logika. Karya seni surealisme ini hanya dapat ditafsirkan oleh seorang seniman
yang menciptakannya dan sangat sulit bagi seseorang untuk menafsirkan karya seni
surealisme tersebut, karena pada hakikatnya surealisme bersifat tidak beraturan
atau alurnya melompat-lompat.
Adapun definisi lain yang menyatakan bahwa surealisme adalah sebuah
sebuah lukisan realisme atau naturalisme yang berupa daya khayal dan sesuatu
yang tidak mungkin atau merupakan sebuah mimpi. Asal kata surealisme pertama
kali muncul pada catatan tentang balet parade, pada tahun 1917 yang ditulis oleh
Guillaume Apolliuaire dalam karyanya Super Realisme atau surealisme.

Ciri - ciri :

Lukisan aneh dan asing.

Penuh dengan fantasi dan khayalan.

Tokoh Tokoh
Salvador Dali
Berikut ini adalah beberapa karya dari Salvador Dali :

The Persistence of Memory 1931


Lukisan ini ialan gambaran ruang dalaman dan ruang ilusi. Menggambarkan alam
semula jadi yang terdapat di dalam latar belakangnya. Menggunakan gabungan
warna sejuk dan warna panas yang menunjukkan perbedaan ruang. Imaje jam yang
lembut dan hampir cair mewakili massa dan juga pengalaman lampaunya.

Metamorpus Narcisscus (1937)

Sleep (1937)

The Hallucinogenic Toreador 1969


Rene Magritte

Crucifixion 1954

Berikut ini adalah beberapa contoh karya Rene Magritte :

The Lovers 1928


Imej sepasang kekasih yang mukanya bertutup menunjukkan bahwa cinta itu buta.
Magritte menjelaskan di dalam lukisan ini mengenai misteri dan persepahaman
antara kekasih yang tidak diketahui.

Collective Invention 1934

Golconde 1953

Max Ernst
Berikut ini adalah beberapa karya dari Max Ernst :

The Elephant Celebes 1921

Ubu Imperator (1923)

LAnge du Foyeur (1937)

Juan Miro
salah satu hasil karya Juan Miro yang terkenal

Peinture (Etoile Bleue)


Yves Tanguy
Berikut ini adalah beberapa karya dari Yves Tanguy :

Through Birds, Through Fire, but Not Through Glass 1943

Mama, Papa is Wounded! 1927

Teknik Menggambar Surealisme


Exquisite Corpse
Exquisite corpse merupakan sebuah strategi yang digunakan para surelis
untuk mengangkat gambaran-gambaran dari alam bawah sadar. Misalnya seperti di
dalam bentuk seni kolaborasi, yaitu dengan menggunakan sehelai kertas yang
dilipatkan menjadi empat bagian lipatan, dan terdapat empat seniman yang berbeda
yang akan memberikan kontribusi representasi gambarannya namun tanpa melihat
kontribusi yang diberikan oleh seniman-seniman yang lainnya. Didalam prakteknya,
seniman yang pertama akan menggambarkan bagian kepala, kertas yang sudah
digambarkan tersebut lalu dilipat kembali dan diserahkan kepada seniman yang

kedua, seniman kedua ini tanpa melihat hasil gambaran sebelumnya lalu
menggambarkan bagian atas tubuh, kemudian seniman yang ketiga dan keempat
melakukan hal yang serupa dengan seniman kedua, namun seniman ketiga ini
menggambarkan bagian kedua kaki, dan seniman keempat menggambarkan bagian
bawah

tubuh.

Setelah

semuanya

selesai,

lalu

para

seniman

tersebut

menginterpretasikan kombinasi gambar tersebut.


Max Ernst
Max Ernst, suarealis Jerman, menemukan teknik lain dengan menggunakan
kemungkinan dan ketidaksengajaan yaitu Frottage. Teknik frottage ini seperti
menempatkan kepingan-kepingan kayu atau logam yang kasar di bawah kanvas dan
selanjutnya melukis atau menggambarnya dengan menggunakan pensil di atasnya.
Di sini sang seniman akan mentransfer motif kasar yang diperoleh dari permukaan
tersebut ke dalam sebuah karya. Dalam Laocoon, Father and Sons (1926, Menil
Collection, Huston, Texas), Ernst meracik motif kasar dengan cara menggosok
sambil merujuk juga pada tokoh mitos Yunani, Laocoon, seorang imam Troya yang
bergulat dengan piton-piton raksasa.
Automatisme
Automatisme adalah teknik paling penting yang digunakan surealis untuk
mengangkat alam bawah sadarnya. Di dalam sebuah lukisan, automatisme dibuat
dengan membiarkan tangan menjelajahi permukaan kanvas tanpa adanya campur
tangan dari pikiran sadar. Tanda-tanda yang dihasilkan, mereka pikir, tidak akan
menjadi acak atau tak berarti, tetapi akan dibimbing pada setiap titiknya dengan
memfungsikan pikiran bawah sadar sang seniman, dan bukan oleh pikiran rasional
atau pelatihan keartistikan.
Dalam The Kill (1944, Museum of Modern Art, New York City), pelukis
Perancis Andre Masson menerapkan teknik ini, tapi kemudian ia menggunakan
tanda-tanda yang telah diimprovisasi sebagai dasar untuk penguraiannya.
Betapapun mengada-adanya penyerupaannya dengan objek nyata (seperti wajah
atau bagian tubuh), ia akan memperbaikinya untuk membuat hubungannya tampak
lebih jelas. Karena Masson tidak menentukan sebelumnya hal yang akan menjadi

subjek dari lukisannya, maka para surealis mengklaim bahwa uraian-uraian


selanjutnya

dimotivasi

secara

murni

oleh

keadaan

emosionalnya

selama

pembuatannya.
Seniman lainnya yang menggunakan teknik automatisme adalah pelukis
Spanyol bernama Joan Miro. Dalam Birth of the World (1925, Museum of Modern
Art, New York City), ia menuangkan zat warna secara acak ke atas kanvas dan
membiarkan lukisannya melaju melintasi permukaannya mengikuti grativasi,
menciptakan serentetan hasil yang tak bisa ia prediksikan ke depannya. Sejalan
dengan Masson, langkah dalam karya lukisan seniman lainnya malah dibuat lebih
secara sengaja dan diperhitungkan. Sang seniman mungkin telah merenungkan
warna yang akan dituangkan ke atas kanvas untuk beberapa lama, lalu terinspirasi
oleh bentuk-bentuk dan makna-makna yang mereka anjurkan, menambahkan
beberapa lekukan, bentuk-bentuk abstrak yang memunculkan wujud-wujud hidup.
Judul Birth of the World menyiratkan bahwa dunia diciptakan dari tiada, tetapi juga
merepresentasikan lahirnya kesadaran melalui penciptaan lukisan.
Beberapa surealis, diantaranya Ernst, Yves Tanguy dari Perancis, dan
Roberto Matta dari Chili, menggunakan kombinasi teknik-teknik tersebut untuk
menyiratkan keadaan alam mimpi atau untuk menghasilkan perbendaharaan abstrak
dari bentuk-bentuk. Sesudahnya, mereka mengalami kesulitan untuk menyimpannya
ke dalam sebuah kategori. Dalam karya Matta The Unknowing (1951, Museum of
Modern Art, Vienna, Austria) contohnya, sang seniman telah membuat ruang dan
objek-objek tiga dimensi yang kelihatan solid. Objek-objek tersebut, bagaimanapun
juga, sangat ambigu sehingga penyimak dapat melihatnya dengan berbagai cara
dan menyimpulkan interpretasi mereka masing-masing terhadap lukisan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai