Anda di halaman 1dari 4

Nama : Ratu Bunga P.A.S.

Kelas : XII IPA 5

No. Absen : 30

Paul Jackson Pollock

Paul Jackson Pollock adalah seorang pelukis Amerika pelopor aliran abstrak ekspresionis
yang lahir pada tanggal  28 Januari 1912 di Amerika Serikat. Pollock memulai karir melukisnya
pada tahun 1929 di Art Students's League, New York, di bawah asuhan Thomas Hart Benton,
seorang pelukis muralis kenamaan New York. Dalam perjalanan melukisnya, Pallock memulai
dengan menggunakan aliran regionalis atau biasa disebut aliran naturalis. Seiring perjalanan, ia
mulai mengikuti aliran muralis, sebuah aliran dimana melukis dengan menggunakan media besar
yang permanen seperti dinding atau langit-langit atap.
Percampuran aliran antara regionalis, muralis, ditambah dengan sedikit surealis pada
aspek-aspek tertentu membuat imajinasi Pollock terbangun dengan memulai satu aliran baru
yang disebut abstrak ekspresionis. Pada aliran yang ia ciptakan ini bermula saat dirinya tengah
melukis di atas kanvas dengan lantai sebagai alas. Saat itu, ia memulai dengan bentuk tetesan-
tetesan yang ada di kaleng cat yang kemudian disembur dengan menggunakan kuas. Tak puas
hanya dengan kuas, Pollock berkreasi dengan benda-benda padat atau asing yang sekiranya dapat
meratakan tetesan-tetesan warna dari kalengnya, seperti pecahan kaca, pisau, kayu, bahkan
campuran dari pasir sekalipun. Ditemukan pada beberapa buku biografi, Pollock mengaku bahwa
apa yang ia ciptakan adalah berasal dari ketidaksengajaan yang kemudian dikreasikan
sedemikian rupa hingga didapatkan hasil berupa lukisan yang sepenuhnya abstrak. Hal ini diakui
banyak orang bahwa melukis dengan hati akan mempengaruhi hasil dari lukisan yang dibuat
seperti halnya terjadi pada banyak pelukis lain. Penemuan aliran ini terjadi pada tahun 1947.
Sebelumnya, suami dari aktris sekaligus pelukis Lee Krasner ini menghabiskan waktunya
dengan bekerja di Federal Art Project sebelum akhirnya bekerja secara independen dengan
menciptakan lukisan-lukisan abstrak dan dipamerkan di beberapa museum. Tak hanya itu, ia juga
mendirikan sebuah studio lukis bersama dengan istrinya yang ia beri label Pollock-Krasner
House and Studio.
Semasa hidup, Pollock banyak dikenal sebagai pecandu alkohol yang kerap kali bekerja
di bawah pengaruh alkohol. Hingga pada tahun 1939 ia mendatangi seorang psikoanalis yang
menyatakan bahwa dirinya tengah mengalami gangguan bipolar dimana apa yang ada dalam
pandangannya seketika seolah-olah menjadi dua bayangan. Oleh analisnya, Dr. Jusuf Henderson,
ia disarankan untuk mengalihkan pandangannya dalam bentuk lukisan dan diharapkan dapat
menjiwai dengan apa yang dilukis. Sehingga, didapatlah sebuah maha karya agung aliran yang
fenomenal sepanjang masa.
Berkunjung pada seorang psikoterapis bukan berarti membuat pria kelahiran Cody,
Wyoming, 28 januari 1912 ini dapat dinyatakan sembuh dari kecanduannya. Pada tahun 1956,
Pollock dinyatakan meninggal akibat kecelakaan yang menewaskan dirinya dan penumpang
lainnya, Edith Metzger. Kecelakaan tersebut diakibatkan oleh Pollock yang tengah mengemudi
di bawah pengaruh alkohol. Ia dan rekannya tewas di tempat, sementara ibu Pollock, Ruth
Kligman dinyatakan selamat.
Sepeninggalnya, studio lukis milik Pollock dan istrinya dikelola secara resmi oleh Stony
Brook Foundation, sebuah organisasi yang bernaung di bawah Stony Brook University. Pada
tahun 1985, melalui organisasi lain didirikan sebuah yayasan yang menaungi pelukis independen
yang "kurang beruntung", Pollock-Krasner Foundation, yang kemudian hak ciptanya berada pada
Artist Rights Society.
The Deep 1953

The Deep adalah sebuah karya unik dalam karir Jackson Pollock dan telah menginspirasi
banyak diskusi dan debat seputar simbolisme yang digunakan dalam lukisan ini. Karya seni ini
datang terlambat dalam kehidupan Pollock, hanya beberapa tahun sebelum kematiannya yang
malang. Ini adalah contoh bagaimana periode dalam hidupnya ini menjalin hubungan antara seni
dan suasana hatinya, dengan seniman mengurangi warna dan keluaran dalam ukuran yang sama.
Jelas bahwa alkoholisme memengaruhi segala sesuatu dalam kehidupan artis dan perlahan tapi
pasti menyeretnya ke bawah.

Pada bagian ini, Anda tidak akan melihat warna cerah dari Konvergensi , tetapi nuansa
grayscale yang lebih sederhana yang menggarisbawahi jalur artistik Pollock yang sedikit baru.
Pollock menggunakan cat hitam dan putih untuk menghasilkan sebagian besar bagiannya, tetapi
menambahkan sedikit kuning hanya untuk memberikan jeda dari kontras grayscale.

Judul karya seni ini, serta isi dan gayanya, telah membuka pintu untuk diskusi tentang
simbolisme yang digunakan Pollock di sini, tetapi tanpa menjawab pertanyaan apa pun. Banyak
yang memperdebatkan apakah itu lubang dengan makna yang lebih dalam, atau mungkin
cedera. Kami tidak tahu. Pada saat seniman itu sendiri tersesat, baik dalam kehidupan pribadinya
yang bermasalah maupun keinginannya untuk pendekatan baru pada seninya, mungkin jurang ini
mewakili sebagian dari pikiran seniman, yang menahan keinginan untuk menghilang ke dalam
jurang. Atau, mungkin di mana dia memvisualisasikan perasaan atau rahasianya yang ada,
dengan dia tidak mau melihat ke dalam untuk menemukan lebih banyak tentang mereka.
Keseimbangan warna yang digunakan di sini oleh Pollock dapat diringkas dengan
sempurna oleh kutipan dari sesama seniman abstrak, Wassily Kandinsky , dalam bukunya yang
berjudul On the Spiritual in Art. “Bukan tanpa alasan bahwa putih dipilih sebagai jubah dari
kegembiraan murni dan kemurnian yang sempurna.  Dan hitam sebagai jubah duka terbesar,
paling dalam dan sebagai simbol kematian. Keseimbangan antara dua warna ini yang dicapai
dengan mencampurkan keduanya secara mekanis membentuk abu-abu. Secara alami, warna
yang muncul dengan cara ini tidak dapat memiliki suara eksternal, atau menampilkan gerakan
apa pun.  Gray tidak memiliki warna dan tidak bisa bergerak. Namun, imobilitas ini memiliki
karakter yang berbeda dari ketenangan hijau, yang merupakan produk dari dua warna aktif dan
terletak di tengah-tengahnya.  Karena itu, abu-abu adalah kurangnya gerak yang putus
asa. Semakin dalam abu-abu ini, semakin ditekankan elemen putus asa, sampai menjadi
mencekik.”

Ada elemen lukisan ini yang mengingatkan kita pada Tes Rorschach, di mana perasaan dan
penglihatan orang dari objek yang benar-benar abstrak akan membantu kita untuk belajar lebih
banyak tentang mereka. Di satu sisi, ini adalah ciri khas ekspresionisme abstrak secara
keseluruhan, beberapa akan melihat pilihan warna ditempatkan secara acak di kanvas, sementara
yang lain akan menemukan makna, simbolisme, dan mencerminkan banyak kepribadian mereka
sendiri saat mereka pergi. Kritikus Clement Greenberg mempelajari gaya dan warna Jackson
Pollock sebelum menyimpulkan kemiripannya dengan kegelapan gothic "Melville, Hawthorne,
Poe", terutama dengan The Deep (1953), yang kemudian diikuti beberapa tahun setelahnya.

Anda mungkin juga menyukai