0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
955 tayangan15 halaman
Ekspresionisme adalah aliran seni lukis yang menekankan ekspresi emosi seperti kemarahan dan kesedihan. Aliran ini mementingkan pengalaman pribadi dan meluahkan perasaan melalui penggunaan warna yang kuat. Ekspresionisme berkembang pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 di Jerman sebagai reaksi terhadap seni konvensional.
Ekspresionisme adalah aliran seni lukis yang menekankan ekspresi emosi seperti kemarahan dan kesedihan. Aliran ini mementingkan pengalaman pribadi dan meluahkan perasaan melalui penggunaan warna yang kuat. Ekspresionisme berkembang pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 di Jerman sebagai reaksi terhadap seni konvensional.
Ekspresionisme adalah aliran seni lukis yang menekankan ekspresi emosi seperti kemarahan dan kesedihan. Aliran ini mementingkan pengalaman pribadi dan meluahkan perasaan melalui penggunaan warna yang kuat. Ekspresionisme berkembang pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 di Jerman sebagai reaksi terhadap seni konvensional.
PISMP PSV Sem 5 Menurut Ocvrik (1994),ekpressionisme adalah satu bentuk luahan perasaan seseorang pelukis dan kemudiannya diterjemahkan dalam bentuk visual untuk dikongsi bersama- sama dengan masyarakat. Ekpresionisme merupakan aliran seni lukis yang mengutamakan kebebasan dalam bentuk dan warna untuk mencurahkan emosi atau perasaan.
Ekpressionisme adalah kecenderungan seseorang seniman untuk melahirkan kenyataan dengan kesan-kesan emosi seperti kemarahan, kesedihan, kekerasan, kegembiraan dan sebagainya.
Aliran ekpresionisme berkembang sepanjang akhir abad 19 dan awal abad 20. Pada tahun 1990-an, para pelukis tidak puas dengan karya yang hanya menonjolkan bentuk-bentuk objek. Mereka mula menggali hal-hal yang berhubungan dengan perasaan dalaman, sehingga muncullah aliran ekpresionisme. Bermula di Jerman. Kemunculannya merupakan reaksi daripada masyarakat yang menganggap bahawa Art is an expression of human feeling atau seni adalah suatu pengungkapan dari perasaan manusia
Aliran yang mementingkan emosi, perasaan, deria, ekspresi dan pandangan peribadi terhadap subjek serta mementingkan pengalaman hidup. Karya-karya pada zaman ini banyak dihasilkan dengan memaparkan pengalaman dan perasaan ke dalam karya melalui pengunaan warna.
pengkarya melukis lebih kepada abstrak dan figura. Figura manusia juga dilukis dengan irama yang melentok-lentok. Karya-karya yang dihasilkan pada zaman ini juga menggunakan warna terang dan kontras dan tidak mengikut warna asal objek yang ditiru atau dilukis.
Memiliki kebebasan untuk berimaginasi Memiliki kebebasan untuk menciptakan suatu seni. Gambarnya tidak bersifat kaku. Tidak adanya batasan dalam mengungkapkan ekspresi Pengkarya pada zaman ini tidak mementingkan perspektif dan melukis tanpa kadar banding, mereka juga melukis secara spontan tanpa membuat lakaran awal objek yang dilukis .
Judul : The Three Moods Karya : Affandi Tahun : 1966 Lokasi : Indonesia Lukisan ini mendeskripsikan tentang tiga wajah, yang berbeza ekspresi wajah dan mempunyai warna yang berbeza-beza sesuai dengan ekspresi. Kuning : menggambarkan ekspresi wajah orang yang sedang tertawa bahagia, dapat dilihat melalui pemilihan warna yang cerah Merah : menggambarkan ekspresi wajah orang yang sedang marah, pemilihan warna merah yang sesuai dengan ekspresi sedang marah. Biru kehijauan : menggambarkan kesedihan.Terlihat dari wajah dan matanya yang menunjukkan kesedihan,dan dapat terlihat dari pemilihan warnanya yang agak gelap.
Tajuk : Self Potrait with Black Vase Pengkarya : Egon Schiele Tahun :1911 Media : oil on wood Saiz : 110 x 35.5 cm (43 x 14 1/4 in) Koleksi : Historiches Museum der Stadt, Wien/ Vienna
Tajuk :The Dance of Life Pengkarya : Edvard Munch Tahun :1899-1900 Media : Oil on canvas Saiz : 49 1/2 x 75 in Bahan : National Gallery, Oslo
Tajuk : The Three Kings Pengkarya : Emil Nolde Tahun : 1913 Media : color lithograph Saiz : 24 x 21 in (64.5 x 53.6) Koleksi : Cincinnati Art Museum