Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, atas segala
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya. Tidak lupa shalawat dan salam semoga tercurah limpahkan
kepada junjungan kita Rasulullah SAW, yang telah membawa umatnya dari jaman
jahiliah ke zaman yang modern ini.
Dalam penyusunan makalah ini pastilah kami mengalami berbagai
hambatan maupun kendala. Dengan segala upaya, makalah ini dapat terwujud
dengan baik berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan
ini kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan lebih
lanjut. Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang
membutuhkan khususnya dan bagi semua pihak pada umumnya. Kami juga
berharap makalah ini mampu menjadi salah satu bahan bacaan untuk acuan
pembuatan makalah selanjutnya agar menjadi lebih baik.

Rajadesa, Januari 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Tujuan penulisan...........................................................................................1
C. Manfaat.........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Sejarah Pembentukan Negara Taiwan..........................................................3
B. Perkembangan Negara Taiwan.....................................................................6
C. Politik Pemerintahan Taiwan........................................................................8
D. Dinamika ekonomi Negara Taiwan............................................................11
E. Sejarah Masuknya Islam di Taiwan............................................................12
BAB II PENUTUP...............................................................................................15
A. Kesimpulan.................................................................................................15
B. Saran............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setelah berakhirnya Perang Dunia II, Taiwan telah dikembalikan
kepada Tiongkok de jure maupun de facto. Munculnya masalah Taiwan
berkaitan dengan perang saudara yang dilancarkan Kuomintang Tiongkok
setelah itu. Akan tetapi yang lebih penting ialah keterlibatan kekuatan asing.
Selama perang anti Jepang di Tiongkok, Partai Kuomintang Tiongkok dan
Partai Komunis Tiongkok telah menggalang front penyatuan nasional anti
Jepang untuk melawan agresi imperialisme Jepang. Setelah kemenangan
perang anti Jepang, Kuomintang yang dipimpin Chiang Kai-sek dengan
mengandalkan dukungan Amerika, melancarkan perang saudara di seluruh
negeri. Rakyat Tiongkok yang dipimpin Partai Komunis Tiongkok
melancarkan perang pembebasan selama 3 tahun lebih. Ketika itu Kuomintang
telah dinajiskan oleh rakyat semua etnis di seluruh negeri  karena tindakan
durhakanya, dan pemerintah “Republik Tiongkok”-nya Kuomintang
digulingkan. Tanggal 1 Oktober 1949, Republik Rakyat Tiongkok berdiri dan
menjadi satu-satunya pemerintah sah di Tiongkok. Sebagian anggota militer
dan sipil klik Kuomintang mundur ke Taiwan. Dengan dukungan pemerintah
Amerika pada waktu itu, terjadilah situasi terpisah di Selat Taiwan.

B. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui sejarah pembentukan Negara Taiwan
2. Untuk mengetahui perkembangan Negara Taiwan
3. Untuk mengetahui politik pemerintahan Taiwan
4. Untuk mengetahui dinamika ekonomi Negara Taiwan
5. Untuk mengetahui sejarah masuknya Islam di Taiwan

1
C. Manfaat
1. Pembaca dapat mengetahui bagaimana sejarah terbentuknya Negara
Taiwan
2. Sebagai motivasi dalam pemajuan perekonomian Negara Indonesia.
3. Sebagai panduan dalam pembuatan karya ilmiah.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Pembentukan Negara Taiwan


Taiwan merupakan bagian dari wilayah China yang tidak boleh
dipisahkan. Dalam aspek topografi, semasa zaman kuno, Pulau Taiwan
menyambung dengan Tanah Besar China. kemudian, disebabkan pergerakan
bumi, bagian penyambung itu turun dan berubah menjadi selat, maka Taiwan
turut menjadi pulau. Terdapat banyak benda budaya yang digali di berbagai
tempat Taiwan diantaranya alat batu, keramik hitam dan keramik berwarna
membuktikan kebudayaan Taiwan sebelum catatan sejarah sama dengan
kebudayaan di Tanah Besar China.
Berdasarkan catatan dokumen zaman kuno, pada tahun 230, Raja
Negara Wu Sun Quan pernah menugaskan Jeneral Wei Wen dan Zhuge Zhi
mengetuai 10 ribu askar marin tiba di Taiwan. Ini merupakan permulaan
penduduk Tanah Besar China menggunakan pengetahuan maju meneroka
Taiwan. Pada akhir Abad ke-6 dan awal Abad ke-7 iaitu Dinasti Sui, Raja
Yangdi pernah 3 kali menghantar pegawainya ke Taiwan untuk mengadakan
kajian dan membantu penduduk setempat. Dalam waktu kira-kira 600 tahun

3
berikutnya yaitu semasa Dinasti Tang dan Song, untuk menghindari diri dari
peperangan dan perkhidmatan dalam tentera, terdapat keramai penduduk yang
tinggal di pantai Tanah Besar China khususnya di kawasan sekitar bandar
Quanzhou dan Zhangzhou, Provinsi Fujian melari ke Kepulauan Penghu atau
pindah ke Pulau Taiwan. Pada tahun 1355, Dinasti Yuan secara rasmi
menubuhkan “Jabatan Penghu” di Kepulauan Penghu untuk menangani
pentadbiran Penghu dan Taiwan. Ini juga merupakan permulaan kerajaan
Tanah Besar China menubuhkan jabatan pentadbiran khas di Taiwan.
Setelah Dinasti Ming, pertukaran antara rakyat Tanah Besar China
dengan Pulau Taiwan semakin kerap. Ahli pelayar Zheng He semasa
mengetuai pasukan kapal besar melihat berbagai negara Asia Tenggara,
pernah singgah di Taiwan dan memberi barangan handikraft serta hasil
pertanian kepada penduduk tempatan. Pada tahun 1628, bencana kering
berlaku di Provinsi Fujian sehingga rakyat jelata menderita kesukaran besar.
Penduduk Fujian Encik Zheng Zhilong mengetuai puluhan ribu orang mangsa
pindah ke Taiwan untuk mengadakan penyerangan secara besar-besaran.
Sejak pertengahan Abad ke-16, Pulau Taiwan yang indah dan kaya
sumbernya mulai diceroboh penjajah barat. Pelbagai negara asing termasuk
Sepanyol dan Protukal berturut-turut menyerang Taiwan, atau merampas
sumber, atau secara terpaksa menyebar ajaran agama, atau secara langsung
mengadakan penaklukan. Pada tahun 1642, Belanda mengalahkan Sepanyol
dan menduduki bahagian utara Pulau Taiwan, dan Taiwan turut menjadi
tempat penjajahan Belanda. Penjajah Belanda mengadakan ekploitasi yang
kejam terhadap rakyat Taiwan semasa penaklukannya. Rakyat Taiwan sentiasa
mengekalkan perjuangan antiBelanda. Pada tahun 1662, berdasarkan bantuan
rakyat Taiwan, pahlawan nasional China Zheng Chenggong berjaya
mengalahkan penjajah Belanda dan mengambil balik Taiwan. Pada masa tidak
lama kemudian, Zheng Chenggong kena sakit dan meninggal dunia. Anaknya
Zheng Jing dan Zheng Keshuang menangani pentadbiran di Taiwan selama 22
tahun. Semasa tempoh 3 genegrasi Zheng Chenggong menangani pentadbiran
di Taiwan, mereka melaksanakan banyak tindakan untuk menjana
perkembangan ekonomi dan kebudayaan Taiwan antaranya menggalakkan

4
pembuatan gula dan garam, mengembangkan industri dan perniagaan,
meningkatkan perdagangan, menubuhkan sekolah dan memperbaiki cara
pengeluaran pertanian etnik Gaoshan. Ini dikenali sebagai “Zaman
Mingzheng” dalam sejarah penerokaan dan pembangunan Pulau Taiwan.

Zheng Chenggong Mengembalikan Taiwan


Dalam situasi konfrontasi antara dua kubu Timur dan Barat setelah
berakhirnya Perang Dunia II, dengan bertolak dari pertimbangan apa yang
disebut strategi global dan pemeliharaan kepentingan negaranya, pemerintah
Amerika pernah dengan sekuat tenaga menyediakan senjata, uang dan tenaga
manusia untuk mendukung klik Kuomintang melancarkan perang saudara
dalam rangka upaya untuk memberantas Partai Komunis Tiongkok. Namun
pemerintah Amerika akhirnya gagal mencapai tujuan yang diharapkan.

Dimasukan Peta Wilayah Tuiongkil Pada Awal Dinasti Qing 


Setelah berdirinya RRT, pemerintah Amerika mengambil kebijakan
mengisolasi dan membendung Tiongkok Baru, dan setelah meletusnya Perang
Korea melancarkan interfensi bersenjata terhadap hubungan antara kedua tepi
selat yang semata-mata urusan dalam negeri Tiongkok. Pada tahun 1950,
armada ke-7 Amerika memasuki Selat Taiwan, pasukan udara ke-13 Amerika
ditempatkan di Taiwan. Pada bulan Desember tahun 1954, Amerika dan pihak
penguasa Taiwan menandatangani apa yang disebut Perjanjian Pertahanan
Bersama dengan menempatkan Propinsi Taiwan Tiongkok di bawah
“perlindungan” Amerika. Kebijakan salah pemerintah Amerika yang terus
mencampuri urusan dalam negeri Tiongkok telah menimbulkan situasi
konfrontasi yang tegang dalam waktu panjang di daerah Selat Tanwan. Sejak
itu masalah Taiwan menjadi sengketa besar antara Tiongkok dan Amerika.

Masa Pendudukan Jepang


Seiring dengan perubahan situasi internasional dan menjadi kuatnya
Tiongkok Baru, Amerika mulai menyesuaikan kembali kebijakannya terhadap
Tiongkok, hubungan kedua negara yang beku berangsur-angsur menjadi cair.

5
Sidang Majelis Nasional PBB ke-26 Oktober 1971 meluluskan resolusi nomor
2758, memulihkan semua hak sah RRT dalam PBB, dan mengusir “wakil”
pihak penguasa Taiwan. Februari tahun 1972, Presiden Amerika Richard
Nixon berkunjung ke Tiongkok. Kedua pihak Tiongkok dan Amerika
mengeluarkan komunike bersama di Shanghai. Komunike menekankan:
“Pihak Amerika menyatakan: Amerika menyadari bahwa semua warga
Tiongkok di kedua tepi Selat Taiwan menganggap hanya ada satu Tiongkok,
Taiwan adalah bagian dari Tiongkok. Pemerintah Amerika tidak keberatan
terhadap pendirian tersebut.”

Pengembalian Dan Pemisahan


Desember tahun 1943, pemerintah Amerika menerima tiga prinsip
tentang pembukaan hubungan diplomatik yang diajukan pemerintah Tiongkok
yakni Amerika “memutuskan hubungan diplomatik” dengan pihak penguasa
Taiwan, membatalkan Perjanjian Pertahanan Bersama dan menarik tentaranya
dari Taiwan. Tiongkok dan Amerika secara resmi membuka hubungan
diplomatik 1 Januari 1945.
Akan tetapi yang patut disesalkan ialah tidak sampai 3 bulan setelah
pembukaan hubungan diplomatik Tiongkok-Amerika, Kongres Amerika
bertindak begitu jauh meluluskan apa yang disebut Undang Undang
Hubungan Dengan Taiwan. Berdasarkan undang-undang itu, pemerintah
Amerika terus menjual senjata kepada Taiwan dan mencampuri urusan dalam
negeri Tiongkok, serta merintangi penyatuan kembali Taiwan dengan daratan
Tiongkok.

B. Perkembangan Negara Taiwan


Pada tahun 1683, kerajaan Dinasti Qing menyerang Pulau Taiwan dan
Zheng Keshuang mengetuai tenteranya menyerah diri. Kerajaan Dinasti Qing
menubuhkan satu Jabatan dan 3 Kaunti di Taiwan yang dibawah pimpinan
Provinsi Fujian. Taiwan dimasuki semula dalam pentadbiran kerajaan pusat
China dan penghubungannya dengan Tanah Besar dalam pelbagai bidang

6
termasuk politik, ekonomi dan kebudayaan semakin erat. Taiwan merupakan
sebahagian wilayah China yang tidak boleh dipisahkan.
Pada tahun 1885, kerajaan Dinasti Qing meningkatkan kedudukan
pentadbiran Taiwan sebagai provinsi dan menugaskan Encik Liu Mingchuan
sebagai gabenor pertamanya. Liu Mingchuan secara besar-besaran memanggil
penduduk dari Fujian dan Guangdong pindah ke Taiwan untuk mengadakan
penerokaan. Mereka menubuhkan Biro Penerokaan Pertanian, Biro Telegram,
Biro Landasan Kereta Api, Biro Mesin Senjata, Biro Perdagangan, Biro
Minyak dan Lombong serta Biro Penebangan Kayu Balak, membina benteng
meriam, mengubahsuai pertahanan, membina kemudahan bekalan tenaga
elektrik, menubuhkan perkhidmatan pos, membina landasan kereta api dan
kapal, mengembangkan industri dan komersial, menubuhkan sekolah China
dan barat, menggalakkkan pendidikan dan lain-lain.
Mulai pertengahan Abad ke-19, Jepun melancarkan “Pembaharuan
Meiji” dan memulakan pembangunan masyarakat kapitalisme. Pada tahun
1894, Jepun melancarkan Perang China-Jepun yang juga disebut sebagai
Perang Jiawu. Kerajaan Dinasti Qing China yang dikalahkan terpaksa
memeterai “Perjanjian Maguan” yang terhina dan menyerah Pulau Taiwan dan
Kepulauan Penghu kepada Jepun. Taiwan mulai menjadi tempatan penjajahan
Jepun selama 50 tahun.
Setelah menaklukkan Taiwan, Jepun menubuhkan Jabatan Gabenor di
bandar Taipei sebagai badan tertinggi memerintah Taiwan, dan menubuhkan
jabatan pekan dan mukim di pelbagai tempat untuk melaksanakan
pemerintahan penjajahan serta pendidikan “Bersetia terhadap Mikado”.
Serentak itu, untuk menjana perkembangan ekonomi negara sendiri, Jepun
menetapkan Taiwan sebagai pangkalan pertanian dan pemprosesan hasil
pertanian. Maka industri pemprosesan dan pengangkutan beransur-ansur
berkembang di Taiwan. Semasa Perang Dunia ke-2, untuk menyediakan
bantuan dalam pelaksanaan dasar menyerang selatan, Jepun meningkatkan
pembangunan pelbagai industri persenjataan di Taiwan.
Berdasarkan fakta sejarah, perjanjian antarabangsa yang
ditandatangani semasa Perang Dunia ke-2 memastikan semula Taiwan

7
sebahagian wilayah yang tidak boleh dipisahkan dari Tanah Besar China. Pada
1 Disember 1943, ketiga-tiga negara China, A.S. dan Britain bersama-sama
menandatangani “Perisytihran Kahirah” yang menetapkan “Wilayah China
yang diambil oleh Jepun seperti Manzhou, Taiwan, Penghu dan lain-lain harus
dikembalikan kepada China”. Pada 26, Julai 1945, ketiga-tiga negara China,
A.S. dan Britain serta bekas Soviet Union menandatangani “Pengumuman
Potsdam” yang menegaskan semula bahawa “Pasal ‘Perisytiharan Kahirah’
mesti dilaksanakan”.
Pada 15 Ogos 1945, Jepun mengumumkan menerima semua pasal
“Pengumuman Potsdam” dan menyerah diri tanpa syarat. Pada 25 Oktober
1945, kerajaan China mengadakan upacara di Taipei menerima Jepun
menyerah diri. Bagaimanapun setelah Taiwan diambil balik, pihak berkuasa
Parti Kuomintang mengambil dasar salah dan melaksanakan pemerintahan
diktator ketenteraan terhadap rakyat Taiwan. Selain itu, rasuah semakin serius
sehingga memperhebat konflik dengan rakyat Taiwan. Pada 28 Februari 1947,
rakyat Taiwan mencetuskan pemberontakan bersenjata yang menentang
pemerintahan Parti Kuomintang. Kerajaan Parti Koumintang menghantar
tentera mendarat di bandar Jilong untuk memindas pemberontakan tersebut.
Seramai lebih 30 ribu orang terbunuh dan ini disebut sebagai “Peristiwa 2
Februari”.
Pada 1 Oktober 1949, Parti Komunis China mengetuai rakyat China
menggulingkan pemerintahan Parti Kuomintang dan menubuhkan China baru.
Pada saat sebelum Tanah Besar China dibebaskan, Jiang Jieshi dan sejumlah
pegawai Parti Kuomintang melarikan diri ke Taiwan dan menubuhkan
kerajaan tempatan berdasarkan sokongan A.S.. Maka Pulau Taiwan sekali lagi
dipisahkan dari Tanah Besar China

C. Politik Pemerintahan Taiwan


Taiwan memiliki sistem politik yang berbeda dengan sitem politik di
RRT, menggunakan asas demokrasi dan liberalisme yang umum digunakan
negara -negara barat.Ketika pemerintahan nasionalis KMT berpindah dari
Tiongkok karena kalah perang terhadap pasukan komunis, maka Chiang Kai

8
Shek menerapkan sistem pemerintahan darurat dengan asas tunggal satu partai
Kuomintang (KMT). Keadaan darurat ini guna mempersiapkan diri dalam
merebut kembali daratan Tiongkok. Dalam situasi ini, terjadi pembatasan
kegiatan pers politik dan pembungkaman kaum oposisi yang justru banyak
berpengaruh di kalangan penduduk Taiwan asli. Keadaan ini berlaku sampai
Chiang Kai Shek wafat.
Pemerintahan kepresidenan digantikan oleh putranya Chiang Ching
Kuo sampai beliau wafat pada tahun 1980-an akhir. Pada masa ini kran
kebebasan pers, politik dan mengemukakan pendapat dibuka secara perlahan-
lahan. Meskipun masih terobsesi dengan upaya menguasai kembali Tiongkok
daratan. Chiang Ching Kuo berusaha bersikap realistis dengan situasi yang
ada. Dia tidak ingin mewarisi pemerintahan yang otoriter. Pada pemilu yang
pertama, terpilihlah Lee Teng Hui yang juga dari kalangan partai KMT. Pada
masa pemerintahan Lee Teng Hui, hubungan dengan Tiongkok daratan mulai
memanas karena mulai diwacanakannya kemerdekaan bagi Taiwan dengan
nama Taiwan (Selama ini sebagian diplomat selalu tertukar dalam
menggunakan nama Republik China dengan Republik Rakyat Tiongkok ).
Selain itu, menggalang dukungan dari kalangan internasional, juga
memantapkan dukungan dari negara-negara yang masih menjalin dukungan
dengan Taiwan yang saat itu berjumlah 30 negara termasuk Afrika Selatan.
Namun tamparan diplomatik diperoleh Taiwan ketika akhirnya Afrika Selatan
akhirnya memindahkan hubungan diplomatiknya ke RRC pada tahun 1997.
Presiden selanjutnya dijabat oleh Chen Shui-bian dari kalangan partai
oposisi DPP yang juga putra asli Taiwan. RRT khawatir Taiwan benar-benar
akan mewujudkan kemerdekaannya. Referendum yang diadakan Chen masih
menghasilkan keadaan status quo. Tiongkok memprovokasinya dengan
mengadakan latihan militer dan pengadaan persenjataan baik impor maupun
swadaya. Pemilihan umum 2004 menghasilkan kemenangan tipis Chen Shui-
bian terhadap lawannya Lien Chan dari partai oposisi sekarang, KMT yang
menjadikannya menjabat presiden kedua kalinya. Namun partai Chen, DPP
kalah dalam perolehan suara di Parlemenoleh KMT. Lien Chan juga kalangan

9
oposisi lainnya James Soong justru melakukan pendekatan diplomatik dengan
RRT.
Pada masa pemerintahan Chen Shui-bian, juga diupayakan
penggalangan internasional agar Taiwan menjadi anggota PBB dengan alasan
kekuatan ekonomi dan keberadaannya secara de facto yang juga diakui 29
negara di antaranya Kosta Rika. Namun kebanyakan negara-negara yang
menjalin hubungan diplomatik dengan Taiwan umumnya adalah negara
negara kecil atau negara dunia ketiga yang tidak memiliki potensi strategis
dikalangan dunia internasional. Salah satu upayanya adalah program melirik
ke selatan (Indonesia) dengan kunjungan tidak resmi wakil presiden Annete
Lu ke Bali dan mengadakan pertemuan dengan pejabat tinggi setingkat
menteri di Indonesia serta mengadakan konsesi konsesi terutama dibidang
ekonomi di Indonesia yang masih terjerat krisis sejak krisis 1997. Akibat
kunjungan ini, Indonesia menerima protes keras diplomatik oleh RRT karena
Indonesia dianggap main mata dengan provinsi yang membangkang itu .
Taiwan menikmati hubungan khusus dengan Amerika Serikat
sekalipun hubungan diplomatik dengan Amerika Serikat dihentikan sejak
kunjungan presiden Richard Nixon ke RRT pada tahun 1970-an. Namun
hubungan diplomatik tidak resmi tetap berjalan melalui bidang ekonomi dan
militer. Pada masa pemerintahan George W. Bush, Taiwan kembali dianggap
penting oleh AS dalam usahanya membendung pengaruh Tiongkok khususnya
dalam bidang perdagangan.
Hubungan diplomatik dengan negara-negara lain umumnya
menggunakan jalur ekonomi dan perdagangan, sekaligus menjadi saluran
hubungan diplomatik tidak resmi mengingat Taiwan secara riil merupakan
kekuatan ekonomi Asia secara signifikan dan merupakan pintu gerbang para
investor untuk melakukan investasi di kawasan ini selain Hong Kong dan
Singapura.
China berusaha melunakkan tawaran dengan memberikan kelonggaran
kepada Taiwan dengan semboyan Satu Tiongkok dua Sistem (Republic-People
Republic of China) dengan pilot proyek diterapkannya sistem itu di Hong
Kong dan Makau ditambah dengan komunikasi politik dengan tokoh oposisi

10
Taiwan dan rekonsiliasi politik antara Partai Komunis Tiongkok dengan Partai
Nasionalis (Kuomintang) yang pernah berseteru pada tahun 1930-1940-an itu.
Namun perkembangan politik di Hong Kong, mundurnya ketua daerah otoritas
khusus Hong kong Tung Chee-Hwa atas desakan RRT, naiknya Donald
Tsang, tokoh moderat yang masih diikat secara politik oleh RRT dan sering
terjadinya gejolak politik terutama dengan aktivis prodemokrasi membuat
rakyat dan pemerintah Taiwan menolak tawaran halus RRT.

D. Dinamika ekonomi Negara Taiwan


Berbicara mengenai sektor perekonomian di Taiwan, disebutkan
bahwa sebelum memasuki abad ke-20, ranah ini hampir keseluruhannya
berbentuk pertanian. Sedangkan kondisi yang terjadi sekarang ini
membuktikan bahwa ternyata pertanian Taiwan kini hanya menyumbang
sebesar 2% dari PDB yang berarti kurang dari prosentase yang tercatat pada
tahun 1952 di mana sektor ini menyumbang sebesar 35%. Di sisi lain,
industri-industri yang dahulu justru dijalankan oleh kalangan buruh, saat ini
diambil alih oleh sektor keuangan dan dengan menggunakan teknologi secara
intensif. Perlu diketahui bahwa saat ini Taiwan telah menjalin kemitraan
dengan sejumlah negara, seperti Malaysia, Thailand, Indonesia, Filipina,
Vietnam, dan termasuk pula Tiongkok daratan di mana Taiwan memiliki
50.000 perusahaan di negara Tiongkok hingga sekarang. Jika mengkaji
tentang perubahaan yang terjadi pada pilar-pilar penyokong perekonomian di
Taiwan dari yang semula sektor pertanian menjadi sektor industri maka dapat
disimpulkan bahwa perekonomian Taiwan memiliki dinamika yang
pergerakannya cukup signifikan. Terlebih jika kita menganalisisnya
berdasarkan sudut pandang historis.
Latar belakang sejarah yang membangun perekonomian Taiwan
hingga dapat merengkuh survivalitas seperti sekarang ini termasuk melibatkan
kontribusi Jepang di dalamnya. Ketika Taiwan berada pada masa penjajahan
Jepang (1895-1945), industri di Taiwan mulai dibangun melalui usaha orang
Jepang yang mendirikan sebagian besar infrastruktur yang menolong ekonomi
Taiwan hingga dapat bertumbuh pesat. Sektor perekonomian Taiwan

11
mengalami kemajuan yang masif khususnya di bidang industri dan
perdagangan di samping juga sektor pertanian dan pariwisata. Pada waktu
masih bernama Republik Cina namun telah mengadopsi konsep modern,
negara ini memiliki sistem ekonomi kapitalis yang bersifat dinamis dengan
berkurangnya keterlibatan pemerintah dalam pekerjaan dan perdagangan
asing. Selain itu, beberapa bank dan perusahaan umum milik Republik Cina
ini juga telah diprivatisasikan (diberikan kepada pihak swasta untuk dikelola).
Pencapaian yang berhasil diperoleh di antaranya adalah pertumbuhan PDB
sekitar 8% dalam kurun waktu tiga dekade, kegiatan ekspor yang banyak
membantu mendorong bangkitnya sektor ekonomi, adanya surplus
perdagangan yang cukup banyak, dan simpanan mata uang asingnya yang
menempati urutan terbesar ketiga di dunia.
Kemajuan lain yang mampu dicapai oleh Taiwan di bidang
perekonomian adalah Taiwan saat ini dikenal sebagai negara yang memiliki
pertumbuhan dan ketahanan ekonomi cukup kuat di kawasannya dengan
bergerak pada sektor industri jasa konstruksi, perbankan, industri elektronika,
komputer serta semikonduktor yang telah diakui kualitasnya di pasar
internasional, perkapalan, jasa penerbangan, dan transportasi. Oleh karenanya,
Taiwan kemudian dimasukkan dalam daftar negara-negara Industri Baru
bersama dengan Korea Selatan, Singapura, dan Hong Kong di mana negara-
negara yang termasuk dalam daftar ini merupakan negara yang telah mampu
menunjukkan ketangguhannya terutama dalam menghadapi krisis tahun 1997.
Namun, Taiwan juga sempat mengalami pukulan ekonomi sejak berjangkitnya
wabah SARS dan flu burung (Avian flu) bersama dengan RRC dan Singapura
pada tahun 2003. Fenomena tersebut membuktikan bahwa meskipun
perekonomian Taiwan memiliki dinamika yang cukup fluktuatif dengan
datangnya krisis maupun wabah penyakit sebagai pengusik stabilitasnya tetapi
hal ini yang terkadang justru semakin memperkuat pertumbuhan dan
ketahanan sektor ekonomi Taiwan ke depan.
E. Sejarah Masuknya Islam di Taiwan
Islam di Taiwan termasuk agama yang relatif kecil meski dianut oleh
cukup banyak orang. Masuknya Islam ke Taiwan (waktu itu masih bernama

12
Pulau Formosa) tidak lepas dari sejarah masuknya Islam ke negeri Tiongkok.
Islam masuk ke Tiongkok melalui kawasan barat negeri itu, bersamaan dengan
kedatangan pedagang Muslim pada abad ketujuh Masehi yang kemudian
menikahi perempuan setempat. Perkimpoian mereka menghasilkan kelompok
etnis baru di Tiongkok yang bernama etnis Hui. Itu sebabnya mula-mula
masyarakat Tiongkok biasa menyebut agama Islam dengan sebutan 回教 (Huì
Jiào)yang berarti agama Hui. Tapi belakangan masyarakat lebih terbiasa
dengan sebutan 伊斯蘭教 (Yīsīlán Jiào) atau agama Islam.
Di Tiongkok ada sekitar 20 juta orang beragama Islam. Sebagian di
antara mereka kemudian berhijrah ke Taiwan pada abad ke-17 saat orang
Muslim yang tinggal di provinsi Fujian yang berada di pesisir selatan
Tiongkok bergabung dengan pasukan Koxinga (Cheng Cheng-Kung)
menyerbu Taiwan untuk mengusir pasukan Belanda yang menduduki pulau
itu. Usai perang, sebagian pasukan Koxinga yang beragama Islam itu ada yang
memilih menetap di Taiwan. Keturunan mereka kemudian menikah dan
berasimilasi dengan masyarakat setempat. Sebagian mereka ada yang tetap
menjadi Muslim, sedangkan sebagian lain berpindah agama.
Menurut Profesor Lien Ya Tang dalam bukunya yang berjudul History
of Taiwan (1918), meskipun mereka beragama Islam, orang Muslim yang
menetap di pulau Formosa itu tidak aktif menyebarkan agamanya. Mereka
juga tidak membangun masjid di pulau tersebut. Gelombang kedua
kedatangan orang Muslim ke Taiwan berlangsung selama perang sipil
Tiongkok pada abad ke-20. Pada saat itu sekitar 20.000 tentara Muslim
beserta keluarganya yang pro partai nasionalis Kuomintang pimpinan Chiang
Kai Shek ikut hijrah ke Taiwan pada tahun 1949, karena tidak sudi berada di
Tiongkok daratan yang dikuasai Partai Komunis Tiongkok.
Kebanyakan mereka adalah tentara dan pegawai negeri yang berasal
dari provinsi Tiongkok bagian selatan dan barat yang banyak dihuni orang
Islam, seperti Yunnan, Xinjiang, Ningxia, dan Gansu. Selama tahun 1950-an
kontak antara etnis Hui (masyarakat Muslim) dan etnis Han sangat terbatas
karena perbedaan adat istiadat di antara mereka. Kebanyakan masyarakat
Muslim lebih mengandalkan hubungan antar mereka sendiri melalui

13
pertemuan komunitas mereka di sebuah rumah di Jalan Lishui ( 麗 水 街 di
Taipei.
Namun ketika tahun 1960-an kaum Muslimin melihat kenyataan
bahwa kembali ke Tiongkok daratan tidak lebih baik, kontak dengan etnis Han
jadi lebih sering. Meski begitu interaksi dan saling bantu dengan sesama umat
Islam tetap terus dijaga. Pada tahun 1980-an ribuan umat Islam dari Myanmar
dan Thailand bermigrasi ke Taiwan untuk mencari kehidupan yang lebih baik.
Mereka adalah keturunan tentara pro nasionalis yang melarikan diri dari
provinsi Yunnan ketika kelompok komunis berhasil menguasai Tiongkok
daratan.
Saat ini ada sekitar 53.000 orang Taiwan yang beragama Islam serta
lebih dari 80.000 orang Muslim Indonesia yang menjadi pekerja (TKI) di
Taiwan. Sehingga tahun 2007) ada sekitar 140.000 umat Islam di Taiwan.
Meskipun perkembangan umat Islam di negeri ini sangat lambat namun
dilaporkan setiap tahun ada sekitar 100 orang Taiwan yang masuk Islam,
terutama karena menikah dengan pria Muslim.

14
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sejak pertengahan Abad ke-16, Pulau Taiwan yang indah dan kaya
sumbernya mulai diceroboh penjajah barat. Pelbagai negara asing termasuk
Sepanyol dan Protukal berturut-turut menyerang Taiwan, atau merampas
sumber, atau secara terpaksa menyebar ajaran agama, atau secara langsung
mengadakan penaklukan. Pada tahun 1642, Belanda mengalahkan Sepanyol
dan menduduki bahagian utara Pulau Taiwan, dan Taiwan turut menjadi
tempat penjajahan Belanda. Penjajah Belanda mengadakan ekploitasi yang
kejam terhadap rakyat Taiwan semasa penaklukannya. Rakyat Taiwan sentiasa
mengekalkan perjuangan antiBelanda. Pada tahun 1662, berdasarkan bantuan
rakyat Taiwan, pahlawan nasional China Zheng Chenggong berjaya
mengalahkan penjajah Belanda dan mengambil balik Taiwan. Pada masa tidak
lama kemudian, Zheng Chenggong kena sakit dan meninggal dunia. Anaknya
Zheng Jing dan Zheng Keshuang menangani pentadbiran di Taiwan selama 22
tahun.

B. Saran
 Kami tidak banyak mengetahui tentang sejarah Taiwan, semoga
kedepannya sekolah lebih banyak lagi menyediakan perlengkapan tentang
buku-buku sejarah Taiwan. Agar kami mudah menyelesaikan makalah
kami ini.
 Kami menyadari bahwa makalah kami masih jauh dari sempurna. Maka
kami mohon kritik dan saran dari teman guna perbaikan makalah ini.

15
DAFTAR PUSTAKA

Esisamsiah-apk-smkyasti. /2010/12/-sejarah-negara-taiwan.Jakarta PT. Galaxy


Puspa Mega, 1989

Guest of Honor’, TIME Asia, May 9, 2005, pp. 24-5

Lian sideways Pers: Pers Jiuzhou Tanggal Publikasi: 2008/06/01

Sejarah.kompasiana. /2012/02/18/dulu-china-adalah-taiwan-436573.

‘A Diplomatic Offensive’, Far Eastern Economic Review, August 5, 2004, pp. 28-
30.17‘Deals and Diplomacy’.

16

Anda mungkin juga menyukai