Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH DINASTI CHOU DAN DINASTI CHIN

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Sejarah Asia Timur

Dosen Pengampu : Umi Hartati, M. Pd

Disusun Oleh Kelompok 1 :


Risky Taufiqurrahman 21220020
Pram Jay Prayuda 21220027
Rina Ayu Hastuti 21220029

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha


Esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan
pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah


berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa
disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para


pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan
kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah
selanjutnya yang lebih baik lagi.

Metro, 29 Maret 2022

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..........................................................................I
KATA PENGANTAR........................................................................II
DAFTAR ISI.....................................................................................III
BAB I PENDAHULUAN...................................................................4
A. Latar Belakang.....................................................................4
B. Rumusan Masalah................................................................4
C. Tujuan...................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN....................................................................6
A. Dinasti Chou.........................................................................6
B. Pemerintahan Dinasti Chou Di Barat...................................12
C. Pemerintahan Dinasti Chou Di Timur..................................18
D. Dinasti Chin. ........................................................................15
E. Runtuhnya Dinasti Chin........................................................19
BAB III PENUTUP...........................................................................24
A. Kesimpulan...........................................................................24
B. Saran....................................................................................24

DAFTAR LITERATUR
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setelah runtuhnya dominasi Dinasti Shang, kekuasaan dataran


Tiongkok seluruhnya beralih ke masa Dinasti Chou. Seorang raja yang
berhasil membawa Dinasti Chou ke puncak kekuasaannya adalah Wu Wang,
yang berhasil mengalahkan kaisar Dinasti Shang. Cina pada masa kuno di
perintah oleh berbagai dinasti secara bergiliran, dimulai dari Dinasti Chou
sampai dengan Dinasti Manchu (Ch’ing).
Selanjutnya setelah Dinati Chou runtuh kekuasaan cina kuno jatuh
kepada dinasti chin. Dalam kurun waktu tiga puluh tahun setelah Dinasti Chou
berakhir, negara vassal Ch'in di bawah pimpinan Ch'eng telah berhasil
menaklukkan 6 negara vassal yang lain, dan selanjutnya berhasil mendirikan
Dinasti Chin.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Asal-Usul Dinasti Chou?
2. Bagaimana Pemerintahan Dinasti Chou Di Barat?
3. Bagaimana Pemerintahan Dinasti Chou Di Timur
4. Bagaimana Pemerintahan Dinasti Chin?
5. Bagaimana Runtuhnya Dinasti Chin?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Bagaimana Dinasti Chou.
2. Untuk Mengetahui Bagaimana Pemerintahan Dinasti Chou Di barat.
3. Untuk Mengetahui Bagaimana Pemerintahan Dinasti Chou Di timur.
4. Untuk Mengetahui Pemerintahan Dinasti Chin.
5. Untuk Mengetahui Runtuhnya Dinasti Chin.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Dinasti Chou
Orang-orang Chou semula bertempat tinggal di lembah Sungai Wei
yang terletak di daerah antara Shansi dan Kansu. Pada saat itu mereka
dipimpin oleh Pangeran K'an Fu, mereka bermigrasi dan kemudian menetap
di lembah Sungai Chou Yuan. Di daerah ini mereka bercampur dengan suku-
suku lain yang untuk kemudian disebut sebagai "orang Yin".
Dalam perkembangan selanjutnya mereka menjadi kuat ketika dipimpin
oleh Wen Wang, karena kuatnya mereka sering disebut sebagai penguasa
daerah barat. Selanjutnya Dinasti Chou yang lama masa pemerintahannya,
dalam sejarah Cina dibagi menjadi dua bagian, yakni: Chou Barat dan Chou
Timur.
Dalam perkembangan selanjutnya mereka menjadi kuat ketika dipimpin
oleh Wen Wang, karena kuatnya mereka sering disebut sebagai penguasa
daerah barat. Dia-lah yang berusaha untuk memperluas kekuasaan orang-
orang Chou. Orang-orang Chou baru berhasil merebut kekuasaan Dinasti
Shang pada 1222/1223 SM ketika Chou dibawah pimpinan Wu Wang.
B. Dinasti Chou Di Barat
Wu Wang menjadikan Kota Chang An sebagai ibu kota. la memerintah
dengan adil dan bijaksana. Untuk mewujudkan kesejahteran dan kemakmuran
kerajaan, Wu Wang membuat kebijakan dalam bidang pemerintahan, yaitu:
1. Kekuasan Raja sebagai penguasa tertinggi.
2. Raja dalam menjalankan pemerintahan didampingi oleh
Perdana Menteri sebagai penasehat raja. Di samping itu juga dibantu
oleh 5 (lima) orang menteri, yakni:
 Menteri Pertahanan, yang bertanggung jawab atas pertahanan dan
keamanan Negara;
 Menteri Upacara, tugasnya tiap tahun menyusun dan membuat
penanggalan dan mengadakan pengawasan upacara di lingkungan
kerajaan;
 Menteri Pertanian, yang bertugas memberi penerangan/ penyuluhan
terhadap petani tentang bagaimana cara menanam dengan baik dan
dapat menghasilkan sebanyak-banyaknya;
 Menteri Kehakiman, yang bertugas mengadili dan menghukum orang-
orang yang melangar hukum;
 Menteri Pekerjaan Umum, berkewajiban mengurus pekerjaan umum
seperti jalan, jembatan, benteng, saluran dan sebagainya.
3. Kerajaan dibagi dalam beberapa provinsi.
C. Dinasti Chou Di Timur
Pada abad VIII M dan abad IX SM kekuasaan Dinasti Chou Barat makin
melemah, Dinasti Chou terpecah-pecah menjadi kerajaan-kerajaan kecil.
Raja terakhir Dinasti Chou Barat yaitu Yu Wang hanya memiliki sifat yang
kejam saja tidak memiliki sifat kepemimpinan yang menyebabkan Pada masa
Yu Wang inilah Dinasti Chou Barat mengalami keruntuhan. Setelah Raja Yu
Wang, muncullah Raja p'ing, yang kemudian memindahkan pusat
pemerintahannya Dinasti Chou ke timur, maka mulailah masa Chou Timur.
Raja P’ing, setelah Raja P’ing mengambil kursi ke pemerintaha ia
memindahkan ibukota Dinasti Chou yang awalnya di Chang An pindah ke Loi
(Luoyang). Perpindahan ini memiliki alasan yang cukup kuat salah satunya
adalah untuk menghindari terjadinya serangan dari Bangsa Bar-Bar.
Setelah Dinasti Chou Barat mengalami keruntuhan, Dinasti Chou Timur
tidak mengalami kemajuan sama sekali namun malah menjadi sangat lemah.
Dengan melemahnya Dinasti Chou Timur ini banyak perubahan yang terjadi
dari kebijakan yang pernah dibuat oleh Wu Wang, terdapat 2 point penting
yaitu:
1. Meningkatnya kedudukan para pedagang.
2. Naiknya kedudukan para penguasa daerah, sedagkan di lain sisi pihak
dari pemerintahan pusat itu menurun kekuasaanya.
Di masa itu kemudian terjadi perebutan antar negara vassal (wilayah
bagian yang otonom), karena pada masa itu di Cina terdapat banyak negara
vassal seperti Ch'i, Ch'u, Ch'in, Po, Sang, Yen dan Chou sendiri sebagai
pemerintah Pusat. Perubahan sosial di Cina terus berlangsung, seperti mulai
hancurnya sistem feodalisme dan munculnya ide-ide baru di bidang filsafat.
Negara vassal yang kuat menyerang yang lemah, masing-masing saling
memperkuat diri. Jumlah peperangan yang banyak mengakibatkan majunya
teknik organisasi dan kemiliteran.
Masih membahas tentang perubahan ada perubahan di negara vasal
yang masih termasuk Dinasti Chou Timur yaitu Kerajaan Ch’in dengan tokoh
perubahanya yaitu Kung Sun Yang yang sering disebut sebagai Shang Yang.
Ia adalah Perdana Mentri dari Ch’in yang mengadakan perubahan atau
pembaruan dalam pemerintahan Dinasti Chou Timur. Perubahan tersebut
diantaranya;
a. Sistem peminjaman tanah dihapus, tanah tersebut kemudian
dikerjakan oleh para petani setengah budak.
b. Sistem feodal dihapus, rakyat diberi hak memiliki tanah, dan rakyat
diijinkan membuka tanah-tanah baru untuk pertanian.
c. Pemberian kedudukan tidak lagi berdasar garis keturunan, tetapi
atas dasar kecakapan.
d. Orang-orang yang telah berkeluarga supaya membentuk rumah
tangga sendiri, dan tiap-tiap rumah tangga dianjurkan membayar
pajak.
Selanjutnya pada masa ini daerah-daerah seperti kerajaan Ch’in sudah
mempunyai keinginan untuk menguasai Dinasti Chou. Dan pada saat itu
penguasa terakhir Dinasti Chou Nan Wang (Wang adalah nama gelar bagi
raja kecil) meninggal dunia. Pada tahun 249 SM Dinasti Chou telah
sepenuhnya dikuasai oleh kerajaan Ch’in, namun sebelum sepenuhnya
menguasai Dinasti Chou kerajaan Ch’in harus menaklukan lawan-lawan
Dinasti Chou salah satunya adalah kerajaan Ch’i. pada 221 SM kerajaan
Ch’I berhasil dikalahkan dan disusul dengan takluknya seluruh cina.
A. Keadaan Masyarakat Pada Masa Chou Timur
Dengan adanya penemuan besi di Cina, maka terjadilah perubahan
secara besar-besaran dalam teknologi pembuatan alat-alat dari besi,
khususnya dalam bidang pertanian. Teknologi pembuatan alat-alat dari besi
semakin maju, maka pertanian juga semakin berkembang sehingga jumlah
produksi meningkat, dan perdagangan semakin luas. Hal tersebut
mengakibatkan munculnya golongan baru dalam masyarakat, yakni
golongan menengah yang terdiri dari kaum pedagang.
Dengan munculnya golongan pedagang, maka terjadilah kemunduran
feodalisme, karena dengan ekonominya yang kuat mereka tidak mau lagi
terikat oleh adat lama, sehingga kedudukan kaum bangsawan melemah.
Membahas tentang melemahnya kebangsawan ada salah satu alasan yang
mengakibatkan melemahnya kebangsawanan yaitu tentang sistem warisan
yang mana anak laki-laki berhak penuh menjadi seorang bangsawan. Hal ini
mengakibatkan banyak anak bangsawan yang kemudian menjadi anak biasa
atau warga biasa.
Selain peruubahan diatas aja juga perubahan lainya yaitu
perkembangan di bidang Filsafat. ajaran-ajaran Filsafat tersebut yang
melahirkan Tokoh-Tokoh Filsafat seperti, Kung Fu Tzu, Mo Ti, dan Lao Tze.
1. Kung Fu Tzu (551-479 SM)
Kung Fu Tzu merupakan sebutan dalam bahasa Tionghoa, sedangkan
orang-orang Barat menyebutnya Konfusius. Ia dilahirkan pada 551 SM di
daerah Lu, Provinsi Shantung. Lu adalah negeri kecil yang berpemerintahan
baik dan teratur, dengan Chu-fu sebagai pusatnya. Sejak kecil Kung Fu Tzu
senang bermain upacara-upacara an, seakan akan ia turut berkorban. Ketika
ia berumur 17 tahun, ia telah menjadi pegawai penilik pekerja kebun umum
dan lumbung. Pada umur 22 tahun, pekerjaan tersebut ia tinggalkan, dan
mulai pekerjaan baru yakni mengajar.
Sebelum Konfusius yang berhak menerima pelajaran hanyalah anak
pendeta dan anak-anak bangsawan, maka pada masa itu siapa saja
diperbolehkannya. Selain mengajarkan pelajaran-pelajaran yang bersifat
tradisioal seperti menulis, berhitung, musik, upacara keagamaan, juga
mengajarkan ilmu politik.
Kung Fu Tzu mengajarkan ajaran yang disebut dengan Ju Chian (Kung
Chia) orang-orang menyebutnya dengan Konfusianisme. Pokok dari ajaran
ini adalah LI, REN, I. Ajaran ini menekankan tentang “jika kita memegang
teguh ajaran ini maka dunia akan damai. Apa itu LI, REN, I?.
Li, adalah adat istiadat, menurut Kung Fu Tzu, ini harus dipegang teguh
lebih dulu supaya masyarakat tenang. Sesuai dengan ajaran Li, maka orang
itu harus mengetahui dirinya dan menempatkan diri pada tempatnya. Ada
lima point penting dalam ajaran ini ialah:
a. Bagaimana hubungan antara penguasa dengan yang dikuasai.
b. Bagaimana hubungan antara orang tua dengan anak.
c. Bagaimana hubungaan antara suami dengan istri.
d. Bagaimana hubungan antara saudara tua dengan saudara muda.
e. Bagaimana hubungan antara teman dengan teman.
Dan selanjutnya ada REN, REN adalah peri kemanusiaaan. Jika kita
sebagai masyarakat ingin hidup damai harus memegang teguh REN yaitu
peri kemanusiaan yang ada pada diri kita masing masing. Selanjutny ada I, I
adalah peri keadilan. Menurut Kung Fu Tzu jika ingin hiduo dengan sejahtera
maka harus memegang teguh ajaran REN dan juga I. dari uraian diatas itu
semua adalah salah satu gerakan atau tindakan Kung Fu Tzu untuk
menghentikan perang paa saat itu.
2. Mo Ti
Mo Ti juga disebut Miccius, ialah seorang ahli ilmu filsafat yang
menganjurkan kecintaan umum, dan memberantas peperangan. Ajarannya
disebut Chien Ai. Pokok ajarannya berdasarkan pada Chien Ai, yang
dimaksud ialah cinta universal. Mo Ti berpendapat bahwa kebijakasanaan
yang paling besar adalah melaksanakan Chien Ai. Dalam ajaran Chien Ai
orang hendaknya mencintai semua orang tanpa perbedaan, Dengan
sendirinya kalau la mencintai sesama, pasti akan dicinta maka masyarakat
akan damai dan tenteram.
3. Lao Tze
Lao Tze hidup sezaman dengan Kung Fu Tzu. Nama yang sebenarnya
ialah Li Erl. Ajarannya disebut Tao Chia. Tao dapat diartikan jalan, tetapi
juga berarti kosmik yang menjadi sumber penghidupan, di mana manusia
menyelesaikan hidupnya. Ajaran Lao Tze berpokok yang dari berbuat atau
bertindak yang mengekang jalannya alam adalah setiap orang agar mau
"menerima nasibnya". Mungkin ajaran Lao Tze ini bertentanga dengan
ajaran Kung Fu Tzu dan Mo Ti. Oleh karena itu maksut dari ajaran Lao Tzu
itu adalah sikap pesimis sedangkan dengan Kung Fu Tzu dan Mo Ti adalah
sikap optimis.
D. Dinasti Chin
Dalam waktu tiga puluh tahun setelah dinasti Chou berakhir dan
ditaklukan oleh kerajaan Ch’in akhirnya kerajaan Ch’in mendirikan Dinasti
yang di beri nama sesuai kerajaanya yaitu Dinasti Chin. Sebelum mendirikan
Dinasti Chin, sudah ada enam negara vassal yang berhasil ditaklukkan oleh
Dinasti Chin. Dinasti Chin di perintah oleh Raja yang bernama Che’ng.
A. Ch’eng (Ch’in Shih Huang Ti)
Raja Ch’eng, raja pertama dari kerajaan Ch’in dan Dinasti Chin ini
berhasil membawa Dinasti Chin menaklukan enam negri vassal (wilayah
bagian yang otonom) ysng terdiri dari Ch’I, Ch’u, Po, Sang, Yen dan juga
Chou yang pada saat itu menjadi pusat pemerintahan. Atas usahanya ia
mendapatkan gelar San Huang Ti ( menganggap dirinya lebih kuat dari tiga
raja dan lima kaisar), dalam gelar ini terhimpun juga sifat kebijaksanaan
dan kepandaiannya dalam memerintah dinasti dan kerajaan.
Shih Huang Ti memegang kendali pemerintahan sejak berumur 13
tahun. Dan salah satu keberhasilan Shih Huang Ti, adalah bahwa ia dapat
mempersatukan seluruh Cina. Faktor-faktor yang membantu dalam
keberhasilan Shih Huang Ti dalam mempersatukan Cina antara lain:
Pertama, karena wilayah Dinasti Ch'in terletak di antara Shensi dan Kansu,
letak yang sangat strategis yakni mudah mengadakan serangan dan sulit
untuk diserang. Kedua ia memiliki tata negara yang pandai seperti Hertog
Mu, Hertog Hsiao, Shang Yang, Lu Pu Wei, dan banyak orang pandai di
bidang pemerintahan lainya.
Ia juga berhasil mengadakan ekspedisi ke berbagai tempat salah
satunya ke Chekiang, Fukien, dan Kwangtung dan juga samoai ke indocina
bahkan hingga ke korea.
Selanjutnya masuk ke tindakan-tindakan yang sudah dilakukan oleh
Shin Huang Ti diantaranya:
1. Untuk menahan serangan dari luar atau serangan dari bangsa bar-bar
yang menjadi musuhny apada masa Dinasti Chou, ia membangun
Tembok Besar ( yang kita kenal dengan Tembok Raksasa Cina) yang
memiliki panjang kurang lebih 6,450 kilo meter. Tembok ini memanjang
dari barat daya yakni dari wilayah kansu, melintasi wilayah mongolia
dalam dan membelok ke selatan Shensi dan Hopei dan membelok ke
arah timur sampai ke teluk Liaotung di laut pasifik.
2. Berhasil menghapuskan pememrintahan Feodalisme dan membentuk
pemerintahan yang bersufat Sentralis.
3. Mengadakan peragaman tulisan-tulisan di seluruh cina.
4. Mengadakan penyeragaman dalam bidang pertanian.
5. Membangun jalan-jalan raya, saluran air, jembatan yang melewati
daerah perlembahan.
Pada akhirnya Shih Huang Ti meninggal dunia dalam perjalan. Sebab ia
meninggal di rahasiakan karena jika diketahui akan timbul pemberontak.
Jadi ia lebih memilih menyembunyikan kematianya tersebut. Pemerintahan
selanjutnya putra keduannya.
B. Hu Hai ( Erl Shih Huang Ti)
Bergelar Erl Shih Huang Ti yang memiliki arti “Kaisar kedua”, pemilihan
gelar ini didasari oleh keinginan Shih Huang Ti yang ingin melihat sejarah
tiongkok yang berawal dari kaisar pertama Shih Huang Ti lalu anaknya
kasiar keuda Erl Shih Huang Ti dan cucunya sebagai kaisar ketiga dan
seterusnya. Setelah Hu Hai memerintah banyak kekacauan terjadi seperti
pemalsuan surat-surat dan juga pembunuhan-pembunuhan pembantu Shih
Huang Ti dan juga pembunuhan lainya.
E. Runtuhnya Dinasti Chin
Runtuhnya dinasti Chin ini ditandai oleh diangkatnya cucu Shih Huang
Ti yaitu Tze Ying. Setelah diangkatnya Tze Ying di singgasananya ia
mengetahui kejahatan dari penasehat Dinasti yaitu Chao Kao (seorang
penasehat pada zaman Shih Huang Ti sampai Tze Ying) yang membunuh
pembantu mendiang kakeknya Shih Huang Ti secara kejam. Setelah
terbunuhnya penasehat Chao Kao banyak pemberontak yang masuk ke
Dinasti Chin yang berhasil membunuh Tze Ying dan berakhirlah masa Dinasti
Chin yang selanjutnya akan muncul Dinasti baru yang bernama Dinasti Han.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Orang-orang Chou semula bertempat tinggal di lembah Sungai Wei
yang terletak di daerah antara Shansi dan Kansu. Pada saat itu mereka
dipimpin oleh Pangeran K'an Fu, mereka bermigrasi dan kemudian menetap
di lembah Sungai Chou Yuan. Selanjutnya Dinasti Chou yang lama masa
pemerintahannya, dalam sejarah Cina dibagi menjadi dua bagian, yakni:
Chou Barat dan Chou Timur. Pada abad VIII M dan abad IX SM kekuasaan
Dinasti Chou Barat makin melemah, Dinasti Chou terpecah-pecah menjadi
kerajaan-kerajaan kecil. Raja terakhir Dinasti Chou Barat yaitu Yu Wang
hanya memiliki sifat yang kejam saja tidak memiliki sifat kepemimpinan yang
menyebabkan Pada masa Yu Wang inilah Dinasti Chou Barat mengalami
keruntuhan. Setelah Raja Yu Wang, muncullah Raja p'ing, yang kemudian
memindahkan pusat pemerintahannya Dinasti Chou ke timur, maka mulailah
masa Chou Timur. Dalam waktu tiga puluh tahun setelah dinasti Chou
berakhir dan ditaklukan oleh kerajaan Ch’in akhirnya kerajaan Ch’in
mendirikan Dinasti yang di beri nama sesuai kerajaanya yaitu Dinasti Chin.
Sebelum mendirikan Dinasti Chin, sudah ada enam negara vassal yang
berhasil ditaklukkan oleh Dinasti Chin. Dinasti Chin di perintah oleh Raja
yang bernama Che’ng. Runtuhnya dinasti Chin disebabkan oleh
pemberontakan dan dibunuhnya Kaisar terakhir Tze Ying oleh pemberontah
Dinasti Chin.
B. Saran

Kebudayaan Cina Kuno telah meninggalkan banyak dampak pada


daerah-daerah hasil dari kebudayaannya, nah dari hal itu perlu kiranya kita
mengkaji kembali sebagai masyarakat Indonesia yang telah mengalami
penjajahan dari Negara timur barangkali sudah ada budaya kita yang
memang sengaja di ciptakan oleh mereka namun kita tidak pernah sadar
maka dari itu para pembaca yang telah mengetahui akan sebuah kebenaran
perlu kiranya untuk meluruskan masalah-masalah yang ada pada masyarakat
secara umum.
DAFTAR LITERATUR

Leo Agung S.(2003). SEJARAH ASIA TIMUR 1. Widya Duta Press,


Salatiga.
Sukisman, W.D. 1992. Sejarah Cina Kontemporer, Jilid 1. Pradnya Paramitha,
Jakarta.
Van Den Berg, H.J., Kroeskamp, H., dan Simandjoentak, I.P. (1952). Dari
Panggung Peristiwa Sejarah Dunia 1. Groningen: J.B. Wolter,
Jakarta
Soejono Soemargono.1990. Sejarah Ringkas Filsafat Cina Liberty, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai