Anda di halaman 1dari 11

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Peradaban Sungai Kuning di Cina


Sebagian besar wilayah negeri Cina terdiri dari pegunungan. Di sebelah utara
mengalir Sungai Hwang Ho atau Sungai Kuning. Di sebelah selatan mengalir Sungai
Yang Tse Kiang. Di lembah Sungai Hwang Ho inilah berkembang kebudayaan Cina
Kuno. Nama Tiongkok berasal dari kata Chung Kuo yang berarti “Negeri Tengah”.
Orang Cina Kuno menganggap negerinya berada di tengah-tengah dunia.
Penduduknya disebut Chung Hua yang berarti “Penduduk Negeri Tengah”. Dari kata
Chung kuo berubah menjadi Tiongkok, sedangkan dari kata Chung Hua menjadi
Tionghoa.
Peradaban Lembah Sungai Kuning adalah peradaban bangsa Cina yang
muncul di lembah Sungai Kuning (Hwang Ho atau yang sekarang disebut Huang He).
Sungai Hwang Ho disebut sebagai Sungai Kuning karena membawa lumpur kuning
sepanjang alirannya. Sungai ini bersumber dari Pegunungan Kwen-Lun di Tibet dan
mengalir melalui daerah Pegunungan Cina Utara hingga membentuk dataran rendah
dan bermuara di Teluk Tsii-Li, Laut Kuning. Pada daerah lembah sungai yang subur
inilah kebudayaan bangsa Cina berawal. Sedangkan kehidupan masyarakat Cina
Kuno dapat dilihat dari dua sisi kehidupan, yaitu kehidupan ekonomi dan sosial.
 Kehidupan Ekonomi
Pada masa Dinasti Shang, mata pencaharian penduduk Cina Kuno sebagai
petani. Para petani saat itu sudah menggunakan bajak untuk mengolah tanah. Selain
itu, ada juga yang beternak, berburu dan menangkap ikan. Pada masa Dinasti Chou,
kehidupan masyarakat semakin berkembang. Ada yang menjadi pedagang, penenun,
pengrajin, penebang kayu dan buruh. Pada masa Dinasti Chin, mata pencaharian
utama penduduk adalah petani dan penenun.
 Kehidupan Sosial
Dalam kehidupan sosial masyarakat Cina Kuno diatur dalam aturan
feodalisme. Kelompok bangsawan berkuasa atas rakyat. Rakyat wajib membayar
upeti/pajak kepada bangsawan. Masyarakat Cina Kuno menghormati beberapa
kekuatan gaib. Penghormatan itu ditujukan kepada:
1. Dewa Langit (Syangit) sebagai dewa tertinggi.
2. Kekuatan alam.
3. Arwah leluhur.

A. Sistem Pemerintahan
Ada 2 macam sistem pemerintahan yang pernah dianut dalam kehidupan
kenegaraan cina kuno, yaitu :
4

1) Sistem Pemerintahan Feodalisme


Dalam sistem ini kedudukan kaisar dianggap sakral karena dianggap
sebagai utusan atau anak dari Dewa Langit. Dengan kedudukannya yang sakral
tersebut maka kaisar tidak layak mengurusi politik dan menangani secara
langsung urusan kenegaraan.
2) Sistem Pemerintahan Unitaris
Dalam sistem ini kekuasaan Negara berpusat di tangan kaisar sehingga
kaisar secara langsung menangani segala urusan politik praktis.
Sistem pemerintahan yang lazim digunakan di Cina ketika itu adalah sistem
dinasti. Sistem ini menganut pergantian kekuasaan secara turun-temurun. Dinasti-
dinasti yang pernah berkuasa di Cina adalah:
1. Dinasti Shang
Pemerintahan Dinasti Shang dipusatkan di kota Anyang di dekat Sungai
Kuning. Kota ini merupakan kota tertua dan terpenting di Cina pada masanya. Corak
pemerintahan Dinasti Shang dititik beratkan pada bidang militer. Oleh karena itu,
prajuritnya ahli dalam berperang dengan menggunakan kereta berkuda yang disertai
busur dan anak panah.
Masyarakat pada masa ini memuja dewa bernama dewa Shang-Ti (Dewa
Langit), dan masyarakat percaya bahwa seluruh kehidupan berasal dari shang-ti dan
pada akhirnya akan kembali kepada Shang-Ti.
Pada masa ini telah lahir kebudayaan tinggi  seperti membuat peralatan rumah
tangga, kerajinan dari bambu, batu marmer dan perunggu.
2. Dinasti Chou
Dinasti Chou didirikan oleh Chou Wu Wang. Sistem pemerintahannya diatur
secara feodalisme dan pusat pemerintahannya terletak di kota Cang-An.
Masa pemerintahan Dinasti Chou dapat dikatakan kurang gemilang karena
sekitar abad ke-8 SM timbul kekacauan dan perang dimana-mana. Dalam suasana
kacau dan perang inilah lahir ahli pikir terkenal yaitu Lao Tse dengan ajaran Taoisme
dan Kang Fu Tse dengan ajarannya yang disebut kongfusianisme.
Pada masa ini, raja-raja menyerahkan tugas pemerintahan kepada para
bangsawan. Tugas pemerintahan itu meliputi pengurusan pajak, keamanan dan lain-
lain. Sebagai imbalannya para bangsawan memperoleh sebidang tanah yang disebut
vazal. Sistem vazal akhirnya merugikan pemerintah, karena sering terjadi kekacauan
antar bangsawan meupun pemberontakan. Kemudian Dinasti Chou melemah, dan
sebagai gantinya adalah berkuasa Dinasti Chin.
3. Dinasti Chin
Pada masa inilah untuk pertama kalinya Cina menjadi Negara Kekuasaan
yang terpusat pada Kaisar. Sistem feodalisme dihapus beserta dengan sistem vasal,
5

sebagai gantinya dibentuk provinsi-provinsi yang dipimpin oleh gubernur dan


bertanggung jawab langsung pada Kaisar.
Raja yang terkenal pada dinasti ini ialah Kaisar Shin Huang Tia tau yang
dikenal sebagai Kaisar Kuning. Dia sangat memperhatikan kemakmuran rakyat.
Dalam bidang perdagangan, raja membuat ukuran timbangan yang seragam. Dia
merintis hubungan dagang dengan India.
Untuk menahan serangan musuh yang sering masuk ke Cina, salah satunya
bangsa Syung-Nu, maka Shih Huang Ti memrintahkan pembangunan Tembok Besar
(The Great Wall). Tembok Besar ini dikerjakan selama kira kira 18 abad yang selesai
pembangunannya pada masa pemerintaha Dinasti Ming.
4. Dinasti Han
Raja yang terkenal pada dinasti ini adalah Han Hwu Tie. Agama
Konfusionisme dijadikan sebagai agama negara. Perdagangan dengan negara-negara
lain ditingkatkan. Masyarakat pada dinasti ini sudah dapat membuat kertas.
Bahannnya terbuat dari kulit kayu dan kain-kain bekas.
5. Dinasti Tang
Dinasti Tang didirikan oleh Li Shih Min yang terkenal dengan nama Kaisar
T’ang T’ai Tsung. Ia memperluas wilayah kekuasaannya ke luar negeri Cina seperti
selatan menguasai Ton-kin, Annam dan Kamboja. Ke sebelah barat menguasai Persia
dan laut Kaspia. Di bawah kekuasaan T’ang T’ai Tsung, dinasti T’ang mencapai
masa kejayaannya. Pada bidang seni syair dan seni lukis terdapat seniman-seniman
yang terkenal seperti Li Tai Po, Tu Fu, dan Wang Wei.
Tindakan-tindakan kaisar T’ang T’ai Tsung yang menarik perhatian rakyatnya
adalah sebagai berikut:
 Dikeluarkannya undang-undang yang mengatur pembagian tanah.
 Membuat peraturan-peraturan pajak.
 Membagi Kerajaan Cina menjadi 10 Provinsi.
Dinasti Tang mengalami kejayaan waktu diperintah oleh Li Shih Min Tang tai
Tsung. Bidang seni syair dan seni lukis mengalami kemajuan yang baik.
6. Dinasti Shung
Raja-raja Dinasti Shung sangat memperhatikan bidang seni dan ilmu
pengetahuan. Kerajinan porselin juga berkembang dengan baik.
Tiongkok diserang bangsa Mongol di bawah pimpinan Jenghis Khan. Bangsa
Mongol berhasil menduduki Tiongkok. Pada abad 14, bangsa Mongol berhasil
dikalahkan Tiongkok. Setelah itu Tiongkok diserang oleh bangsa Mansyuria.

B. Seni Sastra
Seni sastra Cina Kuno bersumber pada ajaran-ajaran filsafat. Pada masa
Dinasti Chou muncul filsuf-filsuf besar seperti, Lao Tse, Kong Fu Tse dan Meng Tse.
6

Pengaruh ajaran tersebut menjadikan keadaan pemerintahan yang semula kacau


menjadi baik.
Lao Tse mengajarkan agar manusia mengikuti jalan yang ditentukan oleh
alam dan menolak kehidupan duniawi. Menurut ajaran ini, terdapat kekuatan gaib
yang mengatur alam semesta.. Kekuatan gaib tersebut dinamakan Tao. Keadilan dan
ketentraman akan tercapai bila setiap orang tunduk pada Tao. Oleh karena itu, ajaran
Lao Tse terkenal dengan nama Taoisme. Tao artinya “jalan”. Ajaran Lao Tse dimuat
dalam buku yang berjudul Tao Te Ching.
Kong Fu Tse mengajarkan agar orang-orang Cina kembali pada kehidupan
lama, sebagaimana tradisi atau kebiasaan para leluhur. Selain itu, Kong Fu Tse
mengajarkan orang harus mengutamakan akhlak yang baik. Ajaran ini dinamakan
“Konfusianisme Kong Fu Tse”, atau disebut Konfusius.
Meng Tse mengajarkan ajaran yang menyangkut soal pemerintahan. Ia
berpendapat bahwa setiap manusia mempunyai pembawaan yang baik. Bila seseorang
berbuat jahat, hal itu akibat tidak puas atas pemerintahan yang buruk. Menurut dia,
rakyat mempunyai hak untuk memberontak jika kaisar yang berkuasa tidak
memperhatikan kesejahteraan rakyat.
Bangsa Cina kuno telah mengenal tulisan sejak zaman Dinasti Shang. Tulisan-
tulisan biasanya terdapat pada kulit penyu, tulang-tulang binatang atau pada piring-
piring. Tulisannya berbentuk gambar atau lambang (pictograf). Pada masa Dinasti
Chou, tulisan dipahatkan pada potongan-potongan bambu. Tiap daerah mempunyai
bentuk tulisan sendiri. Pada Dinasti Chin, tulisan Cina berhasil disatukan.
Dibidang seni bangunan, bangsa Cina Kuno telah memiliki keahlian yang
tinggi. Hal ini terbukti dari hasil-hasil seni bangunan seperti Kuil Langit, Tembok
Besar atau Pintu Gerbang Kuil. Kuil Langit dibangun untuk menghormati Dewa
Langit ini terdapat di Peking.
Tembok Besar Cina dibangun pada masa Dinasti Chin. Tembok Besar ini
merupakan salah satu keajaiban dunia. Tembok ini disebut besar atau raksasa karena
ukurannya. Panjangnya 2.430 Km, lebar 8 m, dan tinggi 16 m. Tembok ini dibangun
selama 20 tahun dengan tenaga 1.000.000 orang. Tembok Besar dibangun untuk
menahan serangan dari suku-suku Barbar di sebelah utara, seperti suku Hsiung-Nu.
Pada masa peradaban Cina Kuno, Peking adalah tempat kediaman Kaisar. Di
situ banyak istana dan kuil. Pintu gerbang kuil Kong Fu Tse sangat bagus buatannya.
Dinding-dindingnya dihiasi tegel berwarna-warni. Atapnya berbentuk melengkung ke
atas. Pintu gerbang ini merupakan jalan masuk menuju kuil. Kuil itu merupakan
tempat untuk menghormati arwah guru besar bangsa Tionghoa.
7

C. Filsafat
Filsafat Cina berkembang pada masa pemerintahan Dinasti Chou. Pada masa itu
lahir tiga ahli filsafat Cina, yakni Lao Tse, Kong Fu Tse, dan Meng Tse.
1. Ajaran Lao Tse tercantum dalam bukunya yang berjudul Tao Te Cing. Lao
Tse percaya bahawa ada semangat keadilan dan kesejahteraan yang kekal dan
abadi, yaitu bernama Tao. Ajaran Lao Tse bernama Taoisme.
2. Ajaran Kong Fu Tse berdasarkan Tao juga. Menurut ajaran Kong Fu Tse, Tao
adalah sesuatu kekuatan yang mengatur segala-galanya dalam alam semesta
ini, sehingga tercapai keselarasan.
3. Meng Tse (372-280 SM) adalah seorang murid Kong Fu Tse yang
melanjutkan ajaran gurunya.
4. Ajaran Lao Tse, Kong Fu Tse dan Meng Tse mulai dibukukan, baik oleh
filsuf itu sendiri maupun oleh para pengikutnya. Li Tai Po dan Tu Fu
merupakan dua orang pujangga terkenal yang hidup di zaman Dinasti T’ang
(abad ke-118 M).

D. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi


Masyarakat Tiongkok kuno memiliki banyak ahli astronomi (ilmu
perbintangan) yang dapat membantu masyarakat dalam pembuatan sistem
penanggalan.
Berkembangan ilmu astronomi merupakan dasar dari berbagai aktivitas
kehidupan bangsa Cina karena sistem pertanian, pelayaran, dan usaha lainnya
memerlukan informasi tentang pergantian dan perputaran musim.
Perkembangan teknologi masyarakat Tiongkok kuno terlihat dari pembuatan
barang-barang perdagangan seperti barang tambang dan hasil olahannya berupa
perabot rumah tangga, senjata, perhiasan, dan alat pertanian.[4] Cina kaya akan
barang tambang seperti batu bara, besi, timah, emas, wolfram, dan tembaga.

E. Seni bangunan Cina Kuno


 Tembok Besar Cina (The Great Wall of China)
Bangunan tersebut dibangun pada masa pemerintahan dinasti chin dan selesai
pada masa pemerintahan dinasti ming. Tembok besar cina mempunya ukuran panjang
sekitar 7000 km, lebar 8 m, dan tinggi 16 m. fungsinya adalah untuk menahan
serangan musuh dari utara, terutama suku bangsa Syung Nu dan Tartar.
 Kuil Dewa Langit
Kuil adalah bangunan suci untuk tempat pemujaan Para Dewa. Salah satu kuil
yang terkenal adalah kuil pemujaan terhadap dewa langit yang dibangun di kota
Beijing. Bangunan ini terbuat dari batu pualam yang indah.
8

 Istana Kaisar
Bangunan megah yang dibangun di Cina selain kuil adalah istana Kaisar. Hal
itu dikarenakan pandangan bahwa Kaisar adalah penjelmaan para Dewa yang
memerintah di cina.

2.2 Peradaban Sungai Indus dan Sungai Gangga di India

2.2.1 Peradaban Sungai Indus


Peradaban Sungai Indus berada di sepanjang Sungai Indus yang kini menjadi
bagian dari wilayah Pakistan. Peradaban ini sudah ada sekitar 2800 SM-1800 SM
yang merupakan peradaban yang hidup di sepanjang Sungai Indus dan Sungai
Ghaggar Hakra yang sekarang berada di Pakistan dan India bagian barat.
Peradaban ini sering juga disebut sebagai Peradaban Harappan Lembah Indus,
karena Kota penggalian pertamanya disebut Harappa, atau juga Peradaban Indus
Sarasvati karena Sungai Sarasvati yang mungkin kering pada akhir 1900 SM.
Pemusatan terbesar dari Lembah Indus berada di timur Indus, dekat wilayah yang
dulunya merupakan Sungai Sarasvati kuno yang pernah mengalir.
Peradaban Harappa muncul lebih awal ketimbang munculnya kita Veda
(dibaca: weda) dan agama Hindu, saat itu bangsa Arya belum sampai India. Sekitar
2500 tahun SM, bangsa Troya mendirikan Kota Harappa dan Mohenjondaro serta
Kota megah lainnya didaerah aliran sungai India. Tahun 1500 SM, suku Arya baru
menjejakkan di India.
Asal mula peradaban India, berasal dari kebudayaan sungai India, mewakili
dua Kota peninggalan kuno yang paling penting dan paling awal dalam peradaban
sungai India, yang sekarang letaknya di Kota Mohenjodaro, Provinsi Sindu Pakistan
dan Kota Harappa di Provinsi Punjabi. Penduduk yang mendiami kota tersebut adalah
bangsa Dravida.
Dari letak geografisnya peradaban kuno ini berada di sebelah utara yang
berbatasan langsung dengan Pegunungan Himalaya, serta berbatasan dengan Pakistan
di sebelah barat. Di selatan, berbatasan dengan Samudera Hindia dan sebelah timur
berbatasan dengan Myanmar dan Bangladesh.

A. Sistem Pertanian dan Pengairan


Daerah Lembah Sungai Indus merupakan daerah yang subur. Pertanian
menjadi mata pencaharian utama masyarakat India. Limpahan lumpur sungai Indus
telah memberikan kesuburan bagi tanah disekitarnya. Pada perkembangan
selanjutnya, masyarakat telah berhasil menyalurkan air yang mengalir dari Lembah
Sungai Indus sampai jauh ke daerah pedalaman.
9

Pembuatan saluran irigasi dan pembangunan daerah-daerah pertanian


menunjukkan bahwa masyarakat Lembah Sungai Indus telah memiliki peradaban
yang tinggi. Hasil-hasil pertanian yang utama adalah padi, gandum, gula/tebu, kapas,
teh, dan lain-lain.

B. Sanitasi (Kesehatan)
Masyarakat Mohenjodaro dan Harappa telah memperhatikan sanitasi
(kesehatan) lingkungannya. Teknik-teknik atau cara-cara pembangunan rumah yang
telah memperhatikan faktor-faktor kesehatan dan kebersihan lingkungan yaitu rumah
mereka sudah dilengkapi oleh jendela.
Kamar-kamar dilengkapi dengan jendela-jendela yang lebar dan berhubungan
langsung dengan udara bebas, sehingga pergantian udara cukup lancar.

C. Teknologi
Masyarakat Lembah Sungai Indus sudah memiliki ilmu pengetahuan dan
teknologi, Kemampuan mereka dapat diketahui melalui peninggalan-peninggalan
budaya yang ditemukan, seperti bangunan Kota Mohenjodaro dan Harappa, berbagai
macam patung, perhiasan emas, perak, dan berbagai macam meterai dengan
lukisannya yang bermutu tinggi dan alat-alat peperangan seperti tombak, pedang, dan
anak panah, alat-alat rumah tangga, alat-alat pertanian, kain dari kapas, serta
bangunan-bangunan.
Demikian juga dengan barang-barang yang terbuat dari tanah liat yang
dibakar atau yang disebut terracota, teruma barang-barang peralatan rumah tangga.

D. Perekonomian
Sistem perekonomian masyarakat lembah Sungai Indus sangat bergantung
pada pengolahan lahan pertanian di sekitar sungai. Di kawasan ini, petani menanam
padi, gandum, sayuran, buah-buahan, dan kapas. Selain itu mereka juga beternak sapi,
kerbau, domba, dan babi. Selain pertanian dan peternakan, perdagangan juga
merupakan aspek perekonomian penting bagi masyarakat lembah Sungai Indus.
Kelebihan hasil pertanian membuat mereka dapat melakukan perdagangan dengan
bangsa lain terutama dengan penduduk Mesopotamia. Barang dagangan yang
diperjual-belikan masyarakat lembah Sungai Indus adalah barang-barang dari
perunggu dan tembaga, bejana dari perak dan emas, serta perhiasan dari kulit dan
gading.

E. Bahasa
 Bahasa Munda atau bahasa Kolari. Bahasa ini terdapat di Kashmir.
 Bahasa Dravida, mempunyai 14 macam, seperti Tamil, Telugu, Kinare,
Malayam, Gondhi, dan Berahui.
10

 Bahasa Indo-Jerman, mempunyai bahasa daerah sembilan belas macam, salah


satunya adalah bahasa Sanskerta dan Prakreta.
 Bahasa Hindustani. Bahasa ini muncul di Delhi dan merupakan percampuran
antara bahasa Arab, Parsi, dan Sanskerta. Bahasa ini disebut pula bahasa
Urdu.

F. Pemerintahan
Raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Maurya antara lain sebagai berikut :
1. Candragupta Maurya
Setelah berhasil menguasai Persia, pasukan Iskandar Zulkarnaen melanjutkan
ekspansi dan menduduki India pada tahun 327 SM melalui Celah Kaibar di
Pegunungan Himalaya. Pendudukan yang dilakukan oleh pasukan Iskandar
Zulkarnaen hanya sampai di daerah Punjab. Pada tahun 324 SM muncul gerakan di
bawah Candragupta. Setelah Iskandar Zulkarnaen meninggal tahun 322 SM,
pasukannya berhasil diusir dari daerah Punjab dan selanjutnya berdirilah Kerajaan
Maurya dengan ibu Kota di Pattaliputra.
Candragupta Maurya menjadi raja pertama Kerajaan Maurya. Pada masa
pemerintahannya, daerah kekuasaan Kerajaan Maurya diperluas ke arah timur,
sehingga sebagian besar daerah India bagian utara menjadi bagian dari kekuasaannya.
Dalam waktu singkat, wilayah Kerajaan Maurya sudah mencapai daerah yang sangat
iuas, yaitu daerah Kashmir di sebelah barat dan Lembah Sungai Gangga di sebelah
timur.
2. Ashoka
Ashoka memerintah.Kerajaan Maurya dari tahun 268-282 SM. Ashoka
merupakan cucu dari Candragupta Maurya. Pada masa pemerintahannya, Kerajaan
Maurya mengalami masa yang gemilang. Kalingga dan Dekkan berhasil dikuasainya.
Namun, setelah ia menyaksikan korban bencana perang yang maha dahsyat di
Kalingga, timbul penyesalan dan tidak lagi melakukan peperangan.
Mula-mula Ashoka beragama Hindu, tetapi kemudian menjadi pengikut
agama Buddha. Sejak saat itu Ashoka menjadikan agama Buddha sebagai agama
resmi negara. Setelah Ashoka meninggal, kerajaan terpecah-belah menjadi kerajaan
kecil. Peperangan sering terjadi dan baru pada abad ke-4 M muncul seorang raja yang
berhasil mempersatukan kerajaan yang terpecah belah itu. Maka berdirilah Kerajaan
Gupta dengan Candragupta I sebagai rajanya.

G. Kepercayaan
Sistem kepercayaan masyarakat Lembah Sungai Indus bersifat politeisme atau
memuja banyak dewa. Dewa-dewa tersebut misalnya dewa bertanduk besar, dewa
kesuburan dan kemakmuran (Dewi Ibu).
11

Masyarakat lembah Sungai Indus juga menyembah binatang-binatang seperti


buaya dan gajah serta menyembah pohon seperti pohon pipal (beringin). Pemujaan
tersebut dimaksudkan sebagai tanda terima kasih terhadap kehidupan yang
dinikmatinya, berupa kesejahteraan dan perdamaian.

2.2.2 Peradaban Sungai Gangga


Lembah sungai Gangga dengan anak sungainya Yamuna terletak antara
Pegunungan Himalaya dan Pegunungan Vindhya. Kedua sungai tersebut bermata air
di Pegunungan Himalaya dan mengalir di Kota-Kota besar seperti Delhi, Agra, dan
bermuara di wilayah Bangladesh ke teluk Banggala. Sungai Ganggabertemu dengan
Sungai Brahmaputra yang bermata air di Pegunungan Kwen Lun. Lembah Sungai
Gangga merupakan daerah yang subur.
Bangsa Pendukung
Pendukung peradaban Lembah Sungai Gangga adalah bangsa Aria yang
termasuk bangsa Indo Jerman. Bangsa Aria memasuki wilayah India antara tahun
2000- 1500 SM melalui celah Pas Kaiber di Pegunungan Hindu Kush. Merka berkulit
putih, berbadan tinggi, dan berhidung mancung. Pencahariannya semula berternak
dan kehidupannya terus mengembara. Tetapi setelah berhasil mengalahkan bangsa
Dravida di Lembah Sungai Indus dan menguasai daerah yang subur, mereka akhirnya
bercocok tanam dan hidup menetap. Selanjutnya, mereka menduduki Lembah Sungai
Gangga dan terus mengembangkan kebudayaannya. Kebudayaan campuran antara
kebudayaan bangsa Arya dengan bangsa Dravida dikenal dengan sebutan kebudayaan
Hindu.

A. Kehidupan Masyarakat
Bangsa Aria berusaha untuk tidak bercampur dengan bangsa Dravida yang
merupakan penduduk asli India. Mereka menyebut bangsa Dravida adalah anasah
artinya tidak berhidung atau berhidung pesek dan dasa artinya raksasa. Untuk
memelihara kemurnian keturunannya, diadakan sistem pelapisan (kasta) yang
dikatakannya bersumber pada ajaran agama. 
Bangsa Aria berhasil mengambil alih kekuasaan politik, sosial dan ekonomi.
Akan tetapi, dalam kebudayaan terjadi percampuran (asimilasi) antara Aria dan
Dravida. Percampuran budaya itu melahirkan kebudayaan Weda. Kebudayaan inilah
yang melahirkan agama dan kebudayaan Hindu atau Hinduisme. Daerah
perkembangan pertamanya di lembah Sungai Gangga yang kemudian disebut
Aryawarta (negeri orang Aria) atau Hindustan (tanah milik orang Hindu).
Untuk mempertahankan kekuasaannya di tengah kehidupan masyarakat,
bangsa Arya berusaha menjaga kemurnian ras. Artinya, mereka melarang perkawinan
12

campur dengan bangsa Dravida. Untuk itulah, bangsa Arya menciptakan sistem kasta
dalam kemasyarakatan.
Sistem kasta didasarkan pada kedudukan, hak dan kewajiban seseorang dalam
masyarakat. Pembagian golongan atau tingkatan dalam masyarakat Hindu terdiri dari
empat kasta atau caturwarna, yakni :
 Brahmana (pendeta), bertugas dalam kehidupan keagamaan;
 Ksatria (raja, bangsawan dan prajurit), berkewajiban menjalankan
pemerintahan termasuk mempertahankan negara.
 Waisya (pedagang, petani, dan peternak), dan
 Sudra (pekerja-pekerja kasar dan budak).
 Paria (Pelanggar Aturan, Penjahat, Perampok, Pembunuh)

Kasta Brahmana, Kastria, Waisya terdiri dari orang-orang Aria. Kasta Sudra
terdiri dari orang-orang Dravida. Selain keempat kasta di atas, ada lagi kasta
Paria/Candala atau Panchama. Panchama yang berarti “kaum terbuang”. Kasta ini
dipandang hina, karena melakukan pekerjaan kotor, orang jahat dan tidak boleh
disentuh, lebih-lebih bagi kaum Brahmana.

B. Pemerintahan
Perkembangan sistem pemerintahan di Lembah Sungai Gangga merupakan
kelanjutan sistem pemerintahan masyarakat di daerah Lembah Sungai Indus.
Runtuhnya Kerajaan Maurya menjadikan keadaan kerajaan menjadi kacau
dikarenakan peperangan antara kerajaan-kerajaan kecil yang ingin berkuasa. Keadaan
yang kacau, mulai aman kembali setelah munculnya kerajaan-kerajaan baru.
Kerajaan-kerajaan tersebut di antaranya Kerajaan Gupta dan Kerajaan Harsha.
 Kerajaan Gupta
Pendiri Kerajaan Gupta adalah Raja Candragupta I dengan pusatnya di
Lembah Sungai Gangga. Pada masa pemerintahan Raja Candragupta I, agama Hindu
dijadikan agama negara, namun agama Buddha masih tetap dapat berkembang.
Masa kejayaan Kerajaan Gupta terjadi pada masa pemerintahan
Samudragupta (Cucu Candragupta 1). Pada masa pemerintahannya Lembah Sungai
Gangga dan Lembah Sungai Indus berhasil dikuasainya dan Kota Ayodhia ditetapkan
sebagai ibuKota kerajaan.
Pengganti Raja Samudragupta adalah Candragupta II, yang dikenal sebagai
Wikramaditiya. Ia juga bergama Hindu, namun tidak memandang rendah dan
mempersulit perkembangan agama Budha. Bahkan pada masa pemerintahannya
berdiri perguruan tinggi agama Buddha di Nalanda.
Di bawah pemerintahan Candragupta II kehidupan rakyat semakin makmur
dan sejahtera.. Kesusastraan mengalami masa gemilang. Pujangga yang terkenal pada
13

masa ini adalah pujangga Kalidasa dengan karangannya berjudul “Syakuntala”.


Perkembangan seni patung mencapai kemajuan yang juga pesat. Hal ini terlihat dari
pahatan-pahatan dan patung-patung terkenal menghiasi kuil-kuil di Syanta.
Dalam-perkembangannya Kerajaan Gupta mengalami kemunduran setelah
meninggalnya Raja Candragupta II. India mengalami masa kegelapan selama kurang
lebih dua abad.
 Kerajaan Harsha
Setelah mengalami masa kegelapan, baru pada abad ke-7 M muncul Kerajaan
Harsha dengan rajanya Harshawardana. Ibu Kota Kerajaan Harsha adalah Kanay.
Harshawardana merupakan seorang pujangga besar. Pada masa pemerintahannya
kesusastraan dan pendidikan berkembang dan pesat. Salah satu pujangga yang
terkenal pada masa kerajaan Harshawardana adalah pujangga Bana dengan karyanya
berjudul “Harshacarita”.
Raja Harsha pada awalnya memeluk agama Hindu, tetapi kemudian memeluk
agama Buddha. Di tepi Sungai Gangga banyak dibangun wihara dan stupa, serta
dibangun tempattempat penginapan dan fasilitas kesehatan. Candi-candi yang rusak
diperbaiki dan membangun candi-candi baru. Setelah masa pemerintahan Raja
Harshawardana hingga abad ke-1 1 M tidak pernah diketahui adanya raja-raja yang
pernah berkuasa di Harsha.

C. Peninggalan Kebudayaan
Di Lembah Sungai Gangga inilah kebudayaan Hindu berkembang, baik di
wilayah India maupun di luar India. Masyarakat Hindu memuja banyak dewa
(Politeisme). Dewa-dewa tersebut, antara lain, Dewa Bayu (Dewa Angin), Dewa
Baruna (Dewa Laut), Dewa Agni (Dewa Api), dan lain sebagainya. Dalam agama
Hindu dikenal dengan sistem kasta, yaitu pembagian kelas sosial berdasarkan warna
dan kewajiban sosial. Dalam perkembangan selanjutnya, sistem kasta inilah yang
menyebabkan munculnya agama Buddha. Hal ini dipelopori oleh Sidharta Gautama.
Agama Buddha mulai menyebar ke masyarakat India setelah Sidharta
Gautama mencapai tahap menjadi Sang Buddha. Agama Buddha terbagi menjadi dua
aliran, yaitu Buddha Mahayana dan Buddha Hinayana. Peradaban Sungai Gangga
meninggalkan beberapa bentuk kebudayaan yang tinggi seperti kesusastraan, seni
pahat, dan seni patung. Peradaban dari lembah sungai ini kemudian menyebar ke
daerah-daerah lain di Asia termasuk di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai