Anda di halaman 1dari 4

Letak Geografis Peradaban Cina Kuno

Sungai Kuning atau Hwang-Ho bersumber di daerah pegunungan Kwen-Lun di Tibet.


Setelah melalui daerah pengunungan Cina Utara, sungai panjang yang membawa lumpur
kuning itu membentuk dataran rendah Cina dan bermuara di Teluk Tsii-Li di Laut
Kuning. Sedang di dataran tinggi sebelah selatan mengalir Sungai Yang Tse Kiang yang
berhulu di Pegunungan Kwen-Lun (Tibet) dan bermuara di Laut Cina Timur.

Dalam kehidupan sosial masyarakat Cina Kuno diatur dalam aturan feodalisme.
Kelompok bangsawan berkuasa atas rakyat. Rakyat wajib membayar upeti/pajak kepada
bangsawan. Masyarakat Cina Kuno menghormati beberapa kekuatan gaib. Penghormatan
itu ditujukan kepada:
Dewa Langit (Syangit) sebagai dewa tertinggi.
Kekuatan alam.
Arwah leluhur.

Kehidupan Sosial dan politik

Sedangkan sistem pemerintahan yang lazim digunakan di Cina ketika itu adalah sistem
dinasti. Sistem ini menganut pergantian kekuasaan secara turun-temurun. Dinasti-dinasti
yang pernah berkuasa di Cina adalah:

1. Dinasti Shang
2. Dinasti Chou
3. Dinasti Chin
4. Dinasti Han
5. Dinasti Tang
6. Dinasti Shung

1. Dinasti Shang

Pemerintahan Dinasti Shang dipusatkan di kota Anyang di dekat Sungai Kuning. Kota ini
merupakan kota tertua dan terpenting di Cina pada masanya. Corak pemerintahan Dinasti
Shang dititik beratkan pada bidang militer. Oleh karena itu, prajuritnya ahli dalam
berperang dengan menggunakan kereta berkuda yang disertai busur dan anak panah.

2. Dinasti Chou

Pada masa ini, raja-raja menyerahkan tugas pemerintahan kepada para bangsawan. Tugas
pemerintahan itu meliputi pengurusan pajak, keamanan dan lain-lain. Sebagai imbalannya
para bangsawan memperoleh sebidang tanah yang disebut vazal. Sistem vazal akhirnya
merugikan pemerintah, karena sering terjadi kekacauan antar bangsawan meupun
pemberontakan. Kemudian Dinasti Chou melemah, dan sebagai gantinya adalah berkuasa
Dinasti Chin.
3. Dinasti Chin

Raja yang terkenal pada dinasti ini ialah Kaisar Shin Huang Ti. Dia sangat
memperhatikan kemakmuran rakyat. Dalam bidang perdagangan, raja membuat ukuran
timbangan yang seragam. Dia merintis hubungan dagang dengan India. Untuk
menghadapi serangan bangsa Syung-Nu, dibuatlah tembok raksasa. Tembok raksasa itu
kini dikenal dengan sebutan “Great Wall” atau “Tembok Besar Cina”.

4. Dinasti Han

Raja yang terkenal pada dinasti ini adalah Han Hwu Tie. Agama Konfusionisme
dijadikan sebagai agama negara. Perdagangan dengan negara-negara lain ditingkatkan.
Masyarakat pada dinasti ini sudah dapat membuat kertas. Bahannnya terbuat dari kulit
kayu dan kain-kain bekas.

5. Dinasti Tang

Dinasti Tang mengalami kejayaan waktu diperintah oleh Li Shih Min Tang tai Tsung.
Bidang seni syair dan seni lukis mengalami kemajuan yang baik.

6. Dinasti Shung

Raja-raja Dinasti Shung sangat memperhatikan bidang seni dan ilmu pengetahuan.
Kerajinan porselin juga berkembang dengan baik.

Tiongkok diserang bangsa Mongol di bawah pimpinan Jenghis Khan. Bangsa Mongol
berhasil menduduki Tiongkok. Pada abad 14, bangsa Mongol berhasil dikalahkan
Tiongkok. Setelah itu Tiongkok diserang oleh bangsa Mansyuria.

diakui oleh para arkeolog terletak di Desa Dantu, Kabupaten Wulian, Kota Rizhao di
Provinsi Shandong, yang dibangun lebih dari 4.000 tahun yang lalu.
Awal penemuan reruntuhan yang paling penting dari zaman Neolitikum adalah musim
gugur tahun 1985. Seorang penduduk desa bernama Wan Chuancang saat menggali liang
kubur menemukan cincin giok, kapak dan pahat batu.

Dari tahun 1987 hingga 2000, dari empat penggalian pada situs tersebut. Ditemukan lebih
dari 1.200 peninggalan berharga termasuk sebuah altar, 66 kuburan, batu giok olahan,
peralatan batu dan barang tembikar dari jaman Neolitikum. Di antaranya adalah giok naga
tertua dan sekop batu terbesar yang pernah ditemukan di China. Hal ini mendukung teori
yang mengatakan Lembah Danau Chaohu adalah tempat lahirnya kebudayaan China yang
amat penting.
 Ilmu Pengetahuan

pada zaman Cina Kuno sudah berkembang maju. Masyarakat cina kuno sudah mengenal
astronomi. Astronomi digunakan untuk menentukan kalender. Disamping itu, astronomi
dapat juga digunakan sebagai ilmu nujum (astrologi) untuk meramal. Teknologi yang
terkenal dari Cina adalah teknologi pembuatan berbagai macam barang keramik dan juga
pembuatan kain sutera. Kedua hasil kerajinan itulah yang menjadi komoditi perdagangan
utama cina yang dijual ke seluruh dunia. Masyarakat Cina Kuno juga sudah mengenal
tulisan gambar. Tulisan ini kemudian berkembang menjadi banyak jenis tulisan di cina
berkaitan dengan penggunaan bahasa yang juga berbeda-beda di berbagai wilayah yang
berbeda. Sampai kemudian pada masa pemerintahan Dinasti Chin digunakan satu jenis
tulisan yang diberlakukan di seluruh Cina.

kira-kira akhir abad empat, tepatnya semasa munculnya Chuang Tzu, berkembang pula
cara diskusi yang sistematis dan bertaraf tinggi. Kelompok para pemikir yang biasa
melakukan diskusi itu disebut kaum Sophis atau dialektrisian. Para pengikutnya tersebar
luas terutama di Negara Chi dan Wei. Cara berfikir mereka dan sisematikanya sangat
penting bagi perkembangan pemikiran filsafat Cina, serta mempengaruhi para pemikir
yang hidup pada abad tiga SM, diantaranya Men Tzu dan Hsun Tzu.

e) Individualisme

Selain para pemikir dan cendekiawan yang terus berusaha meneliti dan mencari jalan bagi
upaya penyelamatan kehidupan masyarakat, ternyata ada juga tokoh pemikir yang
bersikap individualistis dan egoistis. Seorang individualis yang sangat ekstrim, antara
lain, Yang Cu. Ia hidup pada abad empat SM. Ajaran-ajarannya hanya dapat diketahui
dari pemberitaan lawan-lawannya. Ia adalah seorang pemikir yang pesimistis dan
cenderung tertarik pada paham sinisme. Ia sangat egosentris, dan sama sekali tidak
menghiraukan segala macam kegiatan orang lain.

f) Legalisme

Filsafat yang tergolong penting bagi perkembangan dan terbentuknya negara kesatua
Cina adalah ajaran filsafat penganut paham Fa Chia, atau yang lazim diebut kaum legalis.
Fa berarti undangundang atau hokum, jadi Fa Chia atau legalisme artinya ajaran yang
menurut undang-undang atau hukum, dan karena itu pula pahamnya disebut legalisme.
Berkembangnya ajaran ini diperkirakan pada abad empat dan tiga SM. Para penemunya,
Han Fei Tze (233 SM) dan Li Ssu (208 SM), mereka merupakan pejabat dinasti Chou yng
berfilsafat bahwa pemerintah harus memiliki sebanyak mungkin kekuasaan untuk
meredam pemberontak. Jadi pemerintah yang ideal adalah yang otokratis, yaitu harus
memaksakan kehendaknya agar potensi perlawanan pemberontak dapat diatasi. Namun
ajaran legalisme kurang berkembang karena pemikirannya dianggap terlalu sempit dan
akhirnya kalah bersaing dengan Teoisme dan Konfusianisme.
Selain kedua dinasti di atas, masih ada dinasti-dinasti lain di wilayah Cina, seperti dinasti
Ch’in yang berdiri sekitar tahun 221-207 SM dan dinasti Han yang berdiri sekitar tahun
206 SM – 220 M. Namun kedua dinasti ini tidak bertahan lama seperti dinasti-dinasti
sebelumnya.

lebih tinggi pada dinasti-dinasti berikutnya. Masa setelah runtuhnya Dinasti Han pada
220 M ditandai dengan perang saudara. Setelah kurang lebih 400 tahun berperang, Cina
disatukan lagi oleh dinasti Tang (618-906 M) sejak zaman Tang, pendidikan di Cina
mengalami kemajuan, perdagangan dan perjanjian dagang dengan India, Persia, Arab, dan
Jepang lebih intensif. Empat dinasti yang berkuasa sampai abad ke-20 adalah Sung (906-
1280 M), Mongol (1259-1368 M), Ming (168-144 M) dan Menchu (1644-1912 M).

Anda mungkin juga menyukai