2.Musik
Adapun budaya Indonesia yang merupakan pembauran atau gabungan dari budaya China
adalah orkes gambang kromong salah satunya. Orkes gambang kromong yang semulanya
hanya digemari oleh kaum peranakan China saja pada waktu abad ke-18, lama kelamaan di
gemari pula oleh golongan pribumi, karena berlangsungnya proses pembauran. Secara fisik
unsur China tampak pada alat-alat musik gesek yaitu Tehyan, Kongahyan dan Sukong,
sedangkan alat musik unsur pribumi yaitu Gambang, Kromong, Gendang, Krecek dan Gong.
Perpaduan kedua unsur kebudayaan ini tampak pula pada perbendaharaan lagu-lagunya, lagu-
lagu yang menunjukkan sifat pribumi seperti Jali-jali, Surilang, Lenggang-lenggang
kangkung dan sebagainya, terdapat pula lagu-lagu yang jelas bercorak China, baik nama lagu,
alur melodi maupun liriknya seperti Kong Jilok, Phe Pantaw, Sipatmo dan sebagainya.
Sebutan untuk tangga nadanya pun berasal dari bahasa China yaitu Syang atau Hsyang, Ceh
atau Tse, Kong, Oh atau ho, Uh Lio atau Liu dan Suh. Jadi bisa disimpulkan bahwa
kedatangan dan keberadaan bangsa Tionghoa di Indonesia membawa banyak pengaruh ke
dalam budaya Indonesia
3.Kosa Kata
Dalam kosa kata sehari-hari banyak istilah China yang sudah dianggap punyanya orang
Betawi. Padahal bukan. Seperti sebutan bilangan cepek (100), gopek (500), seceng (1000),
atau panggilan engkong (kakek), sebutan Wa (yang diserap menjadi Gua, saya), dan Lu
(kamu).
Kata-kata sebutan itu identik sekali dengan bahsa Betawai. Menurt sejarawan, hal itu karena
memang jaman dahulu orang-orang Betawi dan China sudah bersosialisasi, baik sebagai
teman,sahabat, relasi bisnis atau hubungan pembantu-majikan.
4.Pakaian
Demikian pula dengan busana, terutama busana tradisional Betawi. Busana tradisional kaum
pria Betawi, menurut Ridwan Saidi, terdiri dari celana batik, baju tikim warna putih, kain
plekat yang disampirkan di bahu, penutup kepala atau ikat batik. Baju tikim itulah yg berasal
dari Tionghoa. Pakaian pengantin tradisional Betawi juga demikian, banyak dipengaruhi
kebudayaan Tionghoa.
5.Arsitektur
Di bidang asrsitektur, pengaruh Tionghoa juga cukup kuat mempengaruhi orang Betawi
ketika membangun rumah. Bagian depan rumah Betawi diberi hiasan pembatas berupa
langkan (China: lan-kan, red). Lalu agar tampak indah dan tidak kusam, pintu dan jendela
harus dicat (chat) ulang setiap tahun.
Di dinding tergantung lonceng (lo-ceng). Penghuni rumah tidur di pangkeng (pang-keng)
kamar tidur. Sebelum tidur orang tentunya ingin kongko (kong-kou) atau mengobrol
terlebih dahulu sambil minum teh (te) dan makan kuaci (koa-ci). Sementara Tapang (tah-
pang) balai-balai atau dipan dipakai untuk rebah-rebahan sambil bersantai.
Untuk memasak di dapur ada langseng (lang-sng) yang artinya kurang lebih dandang, anglo
(hang-lou) perapian dengan arang. Meja bisa dibersihkan dengan topo (toh-pou) atau lap
meja, atau pakai kemoceng (ke-mo-cheng) bulu ayam untuk menghilangkan debunya.
Untuk mengumpulkan sampah yang sudah disapu ada pengki (pun-ki). Sementara di tempat-
tempat becek dulu orang suka memakai bakiak (bak-kiah).
6.Makanan
Di bidang makanan ada nama kecap yang berasal dari kata ke-ciap. Lalu nama-nama jenis
bahan makanan seperti, Mi (mi), bihun (bi-hun), tahu (tau-hu), toge (tau-ge), tauco (tau-
cioun), kucai (ku-chai), lokio (lou-kio), juhi (jiu-hi), ebi (he-bi), dan tepung hunkwee (hun-
koe) tak terpisahkan dari kuliner Betawi.
7.Pertunjukan
a. Barongsai
Menjelang perayaan Cap Go Meh, atraksi Barongsai di berbagai kawasan di Indonesia, terus
digelar dari tempat ke tempat. Atraksi Barongsai ini menjadi tontonan warga yang kebetulan
melintas atau memang bekerja di kawasan itu. Bagi warga yang bermukim di kawasan ini
yang kebanyakan warga etnis Cina tentunya punya makna tersendiri. Atraksi Barongsai ini
merupakan ungkapan rasa syukur atas apa yang telah didapat sepanjang tahun.
Atraksi Barongsai ini biasanya juga berdasarkan 'booking'. Kalau ada yang memboking
mereka untuk tampil di suatu tempat barulah mereka mengadakan atraksi. Umumnya yang
memesan adalah orang Cina juga, tapi tidak jarang pula mereka dipesan oleh non Cina.
Tujuannya mungkin berbeda, kalau orang Cina pasti dengan harapan dapat berkah sekaligus
mengungkapkan rasa syukur, sedangkan orang non Cina hanya karena memang menyukai
Barongsai, mungkin hanya sekedar hiburan saja.
Cap Go Meh adalah hari ke lima belas setelah tahun baru Imlek yang mana pada hari itu
menjadi hari puncak peringatan tahun baru. Pada hari itu akan ada ritual dan sembahyang di
vihara. Sementara itu Barongsai, sebenarnya adalah akulturasi budaya orang Cina di
Indonesia, karena istilah Barongsai cuma ada di Indonesia. Sementara di negeri Cina sendiri
hanya dikenal Liong Samsi atau sering dikenal dengan Festival Naga.
b. Wayang Potehi
Wayang potehi merupakan salah satu jenis wayang khas tionghoa yang berasal dari cina
bagian selatan. Kesenian ini dibawa oleh perantau etnis tionghoa ke berbagai wilayah
nusantara pada masa lampau dan telah menjadi salah satu jenis kesenian tradisional
indonesia. Cerita yang ditampilkan berasal dari legenda rakyat tiongkok, seperti sampek
engthay, sih djienkoei, capsha thaypoo, sungokong, dll.