Anda di halaman 1dari 1

Kerajaan Ayutthaya

FX Nathanael Setiawan
214314017

Kerajaan Ayutthaya didirikan pada tahun 1350 oleh Raja Ramathibodi I atau Uthong. Kerajaan
ini dibangun di sebuah pulau yang dikelilingi oleh tiga sungai. Hal ini yag membuat Ayutthaya mudah
dipcapi oleh para pedagang. Letaknya 100 kilometer dari Teluk Thailand, berarti cukup untuk
melindungi kerajaan dari bajak laut dan serangan dari laut.
200 tahun setelah berdiri, terdapat juga kerajaan yang sedang berkembang yaitu Kerajaan Burma.
Tahun 1548 Kerajaan Burma dibawah kekuasaan dinasti Toungoo memminpin serangan ke Ayutthaya
untuk mengusai jalur perdagangan Siam. Benteng pertahanan yang awalnya terbuat dari tanah liat,
diganti menjdi batu bata yang lebih kuat. Peninggalan banteng Pom Phet di tepi sungai Chaopraya masih
dpat ditemukan hingga sekarang. Selain sebagai kubu pertahanan, daerah sekita banteng ini jyga manjadi
tempat bagi para pendatang yang singgah untuk berdagan ataupun berbisnis.
Para prajurit Ayutthaya memiliki kemmpuan bela diri dengan pedang yang disebut, Krabi
Krabong. Seni beladiri ini gabungan dari adu pedang dan juga kickboxing. Kemampuan beladiri ini
menjadikan prajurit Ayutthaya pasukan yang ditakuti. Para prajurit juga dibantu oleh pasukan gajah yang
menjadi kekuatan untuk menghadapi lawan. Gajah juga dimanfaatkan untuk mengangkut material untuk
membangun kerajan dan candi – candi. Ayutthaya menjadi negara bawahan setalah Burma berhasil
menguasai hampir seluruh bagian Siam.
Kerajaan Ayutthay memiliki 10,000 ekor gajah untuk berperang. Gajah menajdi bagian penting
dari tentara kerajaan Ayutthaya. Gajah masuk dalam legenda pertempuran pada saat Ayutthaaya dikuasai
oleh Burma, tahun 1569. 15 tahun kemudian, muncullah pemberontakan. Tahun 1592 Raja Ayutthaya,
Naresuan memimpin pasukan dan berhadapan dengan Pangeran Burman, Mingyi Swa. Keduaya sama –
sama menunggangi gajah. Dalam lesmepatan itu Raja Naresuan menantang Pangeran Burma untuk
berduel satu lawan satu. Duel ini dimenangkan oleh Raja Naresuan, pertempuran ini dimenangkan oleh
Ayutthaya.
Hubungan perdangan dengan china membawa pengaruh baik terhadapa perkembangan kerajaan.
Pertukaran komoditas antara Cina dan Ayutthaya adalah tanduk badak, bulu burung pekakak, dan gading
gajah. Ayutthaya mendapatkan koin tembaga dan porselein. Hubungan peradagangan ini juga
mengahsilkan pengakuan politik dari Dinasti Ming terhadap kerajaan Ayutthaya.

Anda mungkin juga menyukai