Anda di halaman 1dari 4

Kemunculan dan Keruntuhan

Kerajaan Funan

BAB I

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya
sehingga saya dapat menyusun makalah ini dengan baik dan benar, serta tepat pada waktunya.
Dalam makalah ini saya akan membahas mengenai Kemunculan dan Keruntuhan Kerajaan Funan.
Makalah ini telah dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dan saran nasehat dari
berbagai pihak sehingga saya dapat mengerjakan makalah ini dengan baik dan bisa melewati
tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh sebab itu, saya mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan saran dan nasehat. Saya menyadari bahwa
masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam pembuatan makalah ini.

BAB II

LATAR BELAKANG

1. Permasalahan

Kerajaan Funan merupakan kerajaan Hindu kuno di kawasan Asia tenggara yang untuk
pertamakalinya menerima pengaruh India. Funan diperintah oleh raja-raja yang mempunnyai nama-
nama sansekerta. Menurut ahli sejarah kekuasaannya terbentang di hilir sungai mekong, selatan
Vietnam, lembah tengah Mekong, lembah Chao Praya dan Semenanjung Tanah Melayu. Sebelum
kedatangan Kaundinya(Brahmana dari India dan raja pertama kerajaan Funan) penduduk Funan
masih sangat sederhana, penduduk tidak mengenakan pakaian (telanjang), barulah setelah
kedatangan Kaundinya mulai mengenakan pakaian, namun hanya sebatas golongan perempuannya,
setelah mendapat kunjungan Kang Tai baru golongan laki-laki mulai mengenakan pakaian. Karena
kecakapan dan kepandaiannya ia kemudian mendirikan kerajaan Funan dan menjadi Raja
pertamanya. Lambat laun setelah kejayaan kerajaan Funan, Funan kemudian mengalami
kemunduran, kemunduran tersebut kemudian berakhir dengan keruntuhan kerajaan tersebut.
Secara umum runtuhnya kerajaan Funan disebabnya beralihnya rute perdagangan Internasional dari
jalur sutra ke jalur laut. Jalur sutra yang dahulunya melewati Asia tengah dengan pelabuhan-
pelabuhan Funan menjadi tempat transit bagi perdagangan, kini mulai ditinggalkan. Akibatnya,
dengan perdagangan yang lasung menghubungkan ke China itu telah melumpuhkan kegiatan
pengangkutan darat melewati negeri Funan. Dengan tidak melintasi wilayah itu, Funan telah
ditinggalkan, mengakibatkan pemerintaha Funan mengalami kerugian besar, akibat tidak adanya
pemasukan dari bea cukai.

2. Rumusan Masalah

1) Bagaimana awalmula berdirinya kerajaan Funan?

2) Siapa Yang mendirikan kerajaan Funan?

3) Siapa sajakah raja dari kerajaan Funan?

4) Sebab apa yang membuat kerajaan itu runtuh?


5) Bagaimana proses keruntuhan kerajaan Funan?

BAB III

MUNCULNYA KERAJAAN FUNAN

Funan berdiri pada abad pertama masehi merupakan sebuah kerajaan Hindu purba pertama di Asia
Tenggara, hal tersebut berdasarkan sumber yang didapat dari Cina. Funan adalah kerajaan yang
berasal dari negara Kamboja selatan. Funan, pengucapan Cinanya untuk kata bnam yang berasal
dari bahasa Khmer kuno yakni Phnom (artinya gunung). Di samping menggunakan nama-nama
Sanskrit, raja-raja negeri ini juga menggelarkan diri mereka sebagai Sailenraja atau Raja Gunung.
Dalam bahasa tempatan ia digelar kurung bnam yang juga bermaksud raja gunung. Bangsa Funan
dikenal pasti dari rumpun Melayu. Wilayah kerajaan Funan meliputi daerah Vietnam Selatan
(sekarang) dan Kamboja. Pusat kerajaan berada di Viyadhapura (bandar pemburu), berlokasi dekat
bukit Ba Phnomp daerah Pre Veng, Kamboja. Bandar pelabuhannya adalah Oc Eo yang berada di
delta Sungai Mekong di pantai teluk Siam. Namun, Kerajaan Funan merupakan kerajaan Agraria,
dikarenakan rakyatnya banyak yang bercocok tanam. Menurut berita Cina (yang ditulis oleh Kang Tai
yang datang bersama Chu Ying pada abab ke 3 M), kerajaan Funan didirikan oleh seorang Brahmana
dari India bernama Kaundinya dari India, yang disebut Hun tien dalam bahasa Cina. Ia berhasil
mengalahkan penduduk setempat kemudian menikahi putri Liuyeh (Nagisoma), lalu didirikanlah
dinasti Funan yang memerintah selama satu setengah abad dan didirikan pada tahun 75 M.Bukti
keberadaan kerajaan Funan bisa didapat dari sumber-sumber Cina dan artefak yang ditinggalkan
kerajaan Funan seperti catatan-catatan pada prasasti yang ada. Sumber pertama yang bisa
digunakan untuk merujuk keberadaan kerajaan Funan ialah melaui sumber-sumber Cina. Informasi
awal keberadaan Funan dapat diperoleh dari berita yang ditulis oleh utusan Cina (Kang Tai & Chu
Ying) yang melawat ke negeri Funan pada abad ke-3 Masehi. Ia menceritakan Houen-Chen (Hun-
Tien) atau dalam bahasa sansekerta Kaundinya (pendiri kerajaan Funan), bahwa beliau datang dari
India atau sekitar pulau-pulau Selatan. Kemudian Kundinnya mengawini putri seorang pemerintah
setempat yang beranama Liu-Yeh (Daun Teratai). Sebelum kedatangan Kaundinya penduduk Funan
masih sangat sederhana, penduduk tidak mengenakan pakaian (telanjang), barulah setelah
kedatangan Kaundinya mulai mengenakan pakaian, namun hanya sebatas golongan perempuannya,
setelah mendapat kunjungan Kang Tai baru golongan laki-laki mulai mengenakan pakaian. Karena
kecakapan dan kepandaiannya ia kemudian mendirikan kerajaan Funan dan menjadi Raja
pertamanya. Kaundinya wafat pada tahun 514. Rudrawarman(Fan Shih-Man dalam bahasa cina)
merupakan raja kedua dari kerajaan ini. Diceritakan dari Liang History, bahwa Rudrawarman lahir
dari selir ayahnya, pada waktu ayahnya meninggal, Rudrawarman membunuh pewaris tahta
resmi(yang mungkin Gunavarman)dan kemudian memegang kekuasaan. Rudrawarman meninggal
pada ekspedisi penaklukan pemerintah Chin Li. Pada masa pemerintahan Fan Sun(Raja ketiga),
Funan mendapat kunjungan dari Cina. Sepanjang pemerintahannya, hubungan diplomasi dengan
Cina berjalan dengan baik sampai tahun 287M. Tetapi hubungan dengan Cina tidak selalu berjalan
baik, dikarenakan kemudian rajaFan Sun mengadakan perjanjian dengan Fan Hsiung yang
merupakan raja Lin Yi dari campa untuk bersama-sama berperang melawan Ciao Ci yang merupakan
raja dari kerajaan Tiongkok.Bukusejarah Cina menyebutkan peristiwa ini bahwa Lin Yi-negara
penyerang didirikan oleh Chu Lien yang memanfaatkan kelemahan dari Dinasti Han (206-221 SM)
dengan mendirikan kerajaan sendiri pada tahun 192 SM. Dengan demikian daerah kerajaan Lin Yi
lebih dikenal dengan nama Campa. Sampai tahun 357 tak ada berita tentang Funan. Dalam berita
Cina dikabarkan tentang upeti dari raja Funan bernama Chantan, beragama Hindu. Chantan adalah
sebutan Cina kepada gelaran Candan, yakni gelar raja-raja Khusana keturunan Khanishka (India), di
mana Funan pernah mengadakan hubungan dengan daerah tersebut pada abad ke 3 M. Menurut
Liang History seorang pengganti Chantan adalah seorang Brahmana dari India bernama Kiao-Chen-Ju
secara gaib pergi dan memerintah di Funan. Menurut cerita ia diterima baik oleh rakyat yang
memilihnya menjadi raja mereka. Namanya diduga terjemahan Cina dari Kaundinya. Dengan
demikian dapat ditarik sebuah teori, bahwa raja Funan mungkin berasal dari India (keturunan
Khunishka) yang lari ke Funan karena penaklukkan India Utara oleh Samudera Gupta (335-375), raja
kedua dinasti Gupta. Raja terbesar dalam sejarah Funan adalah Kaudinya Jayarman yang meninggal
tahun 514 SM. Tidak ada sumber yang menyebutkan kapan raja ini memerintah. Kaudinya
Jayawarman adalah adalah raja pertama Funan yang dikenal nama aslinya. Setelah ia meninggal,
timbul pemberontakan vassal Funan, yaitu Cenla di bawah raja Citra Sena. Pada tahun 627, masa
pemerintahan Isanawarman, Funan disatukan dengan Cenla.

KERUNTUHAN KERAJAAN FUNAN

Kerajaan Funan mengalami kemunduran pada akhir abad IV. Secara umum runtuhnya kerajaan
Funan disebabnya beralihnya rute perdagangan Internasional dari jalur sutra ke jalur laut. Jalur sutra
yang dahulunya melewati Asia tengah dengan pelabuhan-pelabuhan Funan menjadi tempat transit
bagi perdagangan, kini mulai ditinggalkan. Dinasti Chin yang menguasai Cina telah kehilangan jalan
perdagangannya melalui Asia Tengah. Kekacauan di Asia Tengah telah menyebabkan Jalan
Sutera yang biasa digunakan untuk membawa masuk barang-barang mewah dari barat tidak dapat
digunakan lagi. Satu-satunya jalan yang terbuka saat itu adalah melalui jalan laut. Oleh karena itu
Pemerintah Chin mulai berkonsentrasi terhadap perdagangan laut. Dengan konstruksi kapal-kapal
layar yang lebih baik, pihak China kemudian berhasil menemukan jalan laut yang baru melintasi Laut
China Selatan terus ke Borneo (Kalimantan), Laut Jawa dan Selat Sunda.Jalan ini tidak lagi menyusuri
pantai Vietnam dan Teluk Siam serta melintasi jalan darat di Segenting Kra yang rumit itu. Penemuan
jalan baru ini telah mempertembungkan terus pedagang Cina bukan hanya dengan pedagang lokal
Asia Tenggara tetapi juga pedagang-pedagang India yang memang telah lama berdagang dengan
pelabuhan-pelabuhan Asia Tenggara di daerah itu seperti di Ho-lo-tan di Jawa dan Ko-ying di Selat
Sunda. Dengan adanya hubungan baru ini, pedagang-pedagang Asia Tenggara telah mengambil
kesempatan mengadakan perdagangan langsung dengan Cina. Sebelum ini semua perdagangan
dengan Cina dilakukan melalui pedagang dan pelabuhan-pelabuhan Funan. Dengan adanya
perdagangan terus ini telah melumpuhkan sama sekali layanan transportasi darat menyeberangi
Segenting Kra. Kapal-kapal dari India dan Sri Lanka kini berlayar terus melalui Selat Malaka ke
pelabuhan-pelabuhan di tepi barat Laut Jawa di mana mereka dapat berhubungan langsung dengan
pedagang lokal dan Cina. Dalam waktu yang sama hasil-hasil dibumbui kepulauan ini juga mulai
mendapat tempat dalam perdagangan internasional. Dengan tidak menggunakan jalan lintas
Segenting Kra, Funan telah ditinggalkan. Perubahan jalan ke Selat Malaka dan tidak singgah di
pelabuhan-pelabuhan Funan menyebabkan pemerintah Funan kerugian hasil pengumpulan pajak.
Selain itu, perubahanan jalan perdagangan ini telah memerosotkan hubungan diplomatik antara
Tiongkok dengan Funan. Justru itu, ketika Funan meminta bantuan Cina untuk melawan Lin-yi pada
484 Masehi, permintaan itu tidak dilayani bahkan pada tahun 491 Masehi, Fan Tang yaitu
pemerintah Lin-yi telah dianugerahi gelar Jenderal Penenteram Selatan, Pemerintah Tertinggi
Urusan Militer Pesisir dan Raja Lin-yi . Di sini telah jelas bahwa semenjak setelah pemerintahan
Jayawarman, Funan sudah tidak penting lagi bagi China. Lin-yi yang baru dikembangkan oleh
pengungsi dari Funan telah mengambil alih perannya pada akhir abad ke-5 Masehi. Kelemahan
Funan ini semakin jelas terlihat ketika kegiatan bajak laut semakin merajalela di laut yang
sebelumnya dibawah penguasaan Funan. GD Hall, seoarang Sarjana Sejarah Asia Tenggara
menyatakan bahwa, kegiatan bajak laut ini terjadi apakah efek daripa percobaan Funan untuk
mempertahankan kekuasaan ke atas jalan kelautan itu dengan cara memaksa kapal-kapal singgah di
pelabuhannya atau karena kelemahan Funan telah menyebabkan penduduk Melayu yang tinggal di
pesisir menjadi bajak laut. Kemiskinan kerajaan Funan untuk menjaga pelaut-pelaut Melayu telah
menyebabkan mereka mencari pekerjaan yang lebih menguntungkan yaitu melanun. Sejarah Ban
Tang (618 906 Masehi) merupakan catatan resmi Cina yang terakhir menyebutkan tentang
Funan. Ia menyatakan sebuah negeri bernama Chen-la (Kamboja) secara mendadak telah menawan
Funan. Pemerintah Funan pada waktu itu terpaksa melarikan diri ke selatan ke sebuah tempat
bernama Na fou-na. Perwakilan terakhir Funan yang sampai ke Istana Cina adalah di sekitar paruh
pertama abad ke-7 Masehi, yaitu pada zaman kerajaan Tang. Setelah itu tidak ada lagi berita
tentang Funan. Namun I-Tsing dalam pelayarannya ke India pada tahun 671-695 Masehi,
menyatakan sedikit tentang Funan yaitu setelah meninggalkan Campa dan mengarah ke barat daya
akan tiba di negara Pan-Pan. Pada awalnya negara ini dikenal sebagai Funan. Ada kemungkinan
besar pemerintah Funan ini hilang terus dari sejarah efek dari banjir besar yang melanda ibu kota
dan kota-kota utamanya sekitar separuh pertama abad ke-6 Masehi. Kejadian ini telah menyebabkan
penduduknya terpaksa pindah ke tempat-tempat yang lebih tinggi di tengah Kamboja. Dan sekitar
550 Masehi, Raja Bharawarman dari pemerintah Chenla telah membuat wilayah Funan ini sebagai
bagian dari wilayah kekuasaannya dan membentuk pemerintahan Khmer.

BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan Kerajaan Funan berdiri setelah kaundinya menklukkan ratu dari daerah kamboja
tersebut yang kemudian dinikahinya. Kemudian Kaundinya mendirikan dinasti Funan. Sebelum
kedatangan Kaundinya kehidupan penduduk Funan masih bersifat sederhana, penduduk belum
berpakaian, barulah setelah Kaundinya datang penduduk berangsur-angsur kehidupannya menjadi
membaik. Setelah kaundinya wafat, Ia digantikan oleh Rudrawarman(Fan Shih-Man) yang
sebenarnya anak dari selir Ayahnya. Dia mendapatkan tahta setelah membunuh pewaris yang
sebenarnya. Raja ketiga adalah Fan Sun yang pada saat pemerintahannya mendapat kunjungan dari
Cina. saat pemerintahan Fan Sun, Fan sun sering mengirimkan utusan ke Cina. Namun walaupun
sering mengirimkan utusan ke Cina hubungan tersebut tidak selalu berjalan harmonis. Setelah
beberapa lama negara Funan menjadi lemah akibat dari perubahan teknologi pengiriman dari
negara China yang menyebabkan mereka mampu membangun kapal-kapal yang besar dan kuat yang
memungkinkan mereka menemukan jalan perdagangan baru dan memecahkan monopoli
Funan.Kelemahan pemerintahan kerajaan Funan menyebabkan banyak rakyatnya pindah ke Lin-
yi dan ada rakyatnya mulai tidak berdasarkan hukum sampai menjatuhkan moral mereka. Melanun
adalah aspek kelemahan mental rakyat Funan akibat dari kelemahan pemerintahan kerajaan Funan
itu sendiri. Kelemahan ini juga, menyebabkan banyak negara taklukan Funan mulai menyatakan
merdeka dan ada beberapa buah negara yang sebelumnya di bawah Funan telah mengadakan
hubungan langsung dengan Cina. Misalnya Chi Tu @ Raktamrittika dulunya adalah negara Funan,
namun mereka telah isytihar merdeka dan menyebutkan pemerintah tersebut sebagai Sriwijaya
Mala.

Anda mungkin juga menyukai