Anda di halaman 1dari 28

Peradaban Kuno

Lembah Sungai Huang-Ho


(Lembah Sungai Kuning)
Kelompok : 12

Disusun Oleh:

Aisiyah
Zenneti Zonia
Tazkiatunnisa
Putri (39)
(03)

Dinda Tirta Debby


Rahayu (14) Anandy (10)
PETA KONSEP

Penduduk pendukung
u Mata
kebudayaan
9 Pencaharian

Peradaban Kuno Letak Sistem


Lembah Sungai Kuning Geografis Pemerintahan
(Hwang-Ho)

Bahasa Dinasti yang


berkuasa
Kebudayaan dan
peninggalannya
Sistem
Aksara Kepercayaan
Letak Geografis

Peradaban Lembah Sungai Kuning adalah peradaban bangsa Cina


yang muncul di lembah Sungai Kuning (Hwang Ho atau yang
sekarang disebut Huang He). Sungai Hwang Ho disebut sebagai
Sungai Kuning karena membawa lumpur kuning sepanjang
alirannya. Sungai ini bersumber dari Pegunungan Kwen-Lun di
Tibet dan mengalir melalui daerah Pegunungan Cina Utara hingga
membentuk dataran rendah dan bermuara di Teluk Tsii-Li, Laut
Kuning. Pada daerah lembah sungai yang subur inilah kebudayaan
bangsa Cina berawal. Dalam sejarah, daerah tersebut menyulitkan
masyarakat Tiongkok kuno untuk melaksanakan aktivitas hidupnya
karena terjadinya pembekuan es di musim dingin dan ketika es
mulai mencair akan terjadi banjir serta air bah. Berbagai kesulitan
dan tantangan tersebut mendorong bangsa Cina untuk berpikir
dan mengatasinya dengan pembangunan tanggul raksasa di
sepanjang sungai tersebut.
Penduduk Pendukung
Kebudayaan Lembah Sungai Hwang-Ho

Di Lembah Sungai Hwang-Ho yang subur ini, pada tahun 2500 SM, tumbuh
peradaban manusia yang didukung oleh bangsa Han. Bangsa tersebut
merupakan campuran ras Mongoloid dengan ras Kaukasoid. Menurut cerita,
pada sekitar 1800-1600 SM di Lembah Sungai Hwang-Ho telah berdiri
pemerintahan Dinasti Hsia dengan dasar budaya perunggu, tetapi
masyarakatnya belum mengenal tulisan.
Nama bangsa Han diambil dari nama dinasti yang pernah memerintah pada
206SM-221M. Orang Cina juga menyebut dirinya dengan bangsa Tang,
mengambil dari nama dinasti yang pernah memerintah pada  618M-906M
dengan gilang gemilang
Mata Pencaharian

 Pada bagian hilir dari Sungai Kuning, terdapat dataran rendah Cina
yang subur dan merupakan pusat kehidupan bangsa Cina.
Masyarakat Cina umumnya bercocok tanam gandum, padi, teh,
jagung, dan kedelai. Hilir sungai Hwang Ho (sungai kuning) yang
subur tersebut ditanami dengan gandum.
Kegiatan pertanian Cina Kuno memang sudah dikenal sejak zaman
Neolitikum (± 5000 SM) dan tanaman pangan utama yang ditanam
adalah padi. Pada zaman perunggu, prioritas pokok dalam
pertanian rakyat Cina adalah padi, teh, kacang kedelai, dan rami.
Kegiatan pertanian mengalami kemajuan pesat dalam
pemerintahan Dinasti Qin (221-206 SM). Di masa itu, masyarakat
Cina telah menerapkan sistem pertanian yang intensif dengan
penggunaan pupuk, irigasi yang baik, dan perluasan lahan
gandum.
Sistem Pemerintahan

Ada dua macam sistem pemerintahan yang pernah dianut dalam kehidupan
kenegaraan Cina kuno, yaitu :

 Sistem Pemerintahan Feodal, dalam masa pemerintahan ini, kaisar tidak


menangani langsung urusan kenegaraan. Kondisi ini berlatar belakang
bahwa kedudukan kaisar bersifat sakral. Kaisar dihormati sebagai utusan
atau bahkan anak dewa langit, sehingga tidak layak mengurusi politik
praktis.

 Sistem Pemerintahan Unitaris, kaisar berkuasa mutlak dalam


memerintah. Kekuasaan negara berpusat di tangan kaisar, sehingga
kaisar campur tangan dalam segala urusan politik praktis.
Dinasti
Kebudayaan Peradaban Kuno Lembah Sungai Hwang-
Ho

A. Dinasti Shang (1766 –1122 SM)


Dinasti Shang adalah dinasti tertua sebagai penumbuh dinasti dan
peletak dasar peradaban Cina Kuno. Dinasti ini mampu membudidayakan
Sungai Hoang Ho dengan tanggul sehingga rakyat Cina hidup dengan
tenang dan sejahtera dengan memanfaatkan sungai tersebut. Rakyat
hidup bercocok tanam dan beternak. Mereka sudah mengenal tulisan
kuno piktograf yang aksaranya disebut Honji. Mereka menyembah Dewa
Shang Ti. Mereka sudah mengenal ilmu astronomi dan menentukan
penanggalan.

B. Dinasti Chou (1122 – 255 SM)


Dinasti Chou didirikan oleh Pangeran Wu Wang dengan pusat
pemerintahan di Provinsi Shensi. Sebagai balas jasa, kepada para
penguasa diberi tanah sehingga lahirlah sistem feodal. Peristiwa yang
penting adalah munculnya ahli pemikir, seperti Lao Tse, Kung Fu Tze,
Meng Tze, dan Chung Tze
C. Dinasti Chin (255 SM – 205 SM)

Dinasti Chin memerintah Cina mencapai kejayaan, yakni pada masa Chin Shih
Huang Ti. Pada masa pemerintahannya, dinasti ini berhasil menguasai Kerajaan
Chou, Wei, dan Han sehingga Cina dipersatukan di bawah kekuasaannya. Jasa-
jasanya adalah sebagai berikut.
Cina dipersatukan dan diperintah oleh hanya satu raja.
Feodalisme dibubarkan.
Dibangun Tembok Besar Cina yang panjangnya 3.000 km, lebarnya 8 m, dan
tingginya 16 m. Tembok ini berfungsi untuk membendung serangan bangsa Syiung
Nu.
Wilayah Cina dibagi menjadi 36 provinsi.

D. Dinasti Han (202 – 211 M)

Pendirinya adalah Liu Pang, kaisar yang terkenal adalah Han Wu Ti. Pada masa
pemerintahannya terdapat kemajuan-kemajuan, antara lain,
meluaskan wilayah ke Korea,
ajaran Kung Fu Tze dijadikan dasar pemerintahan,
memajukan perdagangan,
orang Cina sudah dapat membuat kertas dari kulit kayu yang disebut tsa’ilun, dan
agama Buddha mulai masuk Cina
E. Dinasti Sui (589 – 618 M)

Dinasti Sui mencapai kejayaan pada masa pemerintahan Sui Yang Ti dengan menundukkan
dinasti Han serta menaklukan Syiung Nu, yakni suku liar dari Utara yang selalu mengganggu
Cina. Usaha yang dilakukan, antara lain,
meluaskan wilayah Cina,
membangun istana kerajaan,
mengadakan ujian penyaringan bagi pegawai, dan
membangun saluran kaisar untuk memperlancar perdagangan.

F. Dinasti T'ang (618 – 906 M)

Masa pemerintahan dinasti T'ang merupakan masa penting bagi


pertumbuhan Cina. Saat inilah mulai muncul adanya hubungan
dengan Indonesia. Masa pemerintahan yang besar adalah pada
masa Tang Tai Sung. Keberhasilannya adalah
wilayah Cina sampai ke luar Cina, seperti Tonkin, Annam,
Kampuchea, dan Persia;
kesenian maju pesat dengan tokoh Li Tai Po, Tu Fu, dan Weng Wei,
hasilnya adalah guci, belanga, dan jambangan;
sistem pemerintahan desentralisasi serta dibangunnya pagoda;
dikeluarkannya undang-undang yang mengatur masalah pembagian
tanah.
G. Dinasti Sung (960 – 1279 M)

Dinasti Sung memerintah Cina di bawah kaisar Sung Tai Tsu. Pada masa
pemerintahanya, ilmu pengetahuan maju pesat. Usaha-usahanya adalah
mendirikan museum;
mengekspor porselin ke Jepang, Korea, India, Persia, Afrika, dan Eropa;
menggunakan tulisan piktograf dengan gambar lambang tertentu;
pengetahuan astronomi digunakan untuk menentukan penanggalan
berdasarkan bulan dan matahari

h. Dinasti Mongol (1279 – 1294 M)

Orang Mongol berhasil menguasai Cina di bawah Genghis Khan yang


kemudian memusatkan ibu kota di Kambaluk (Peking). Pada tahun 1227,
Genghis Khan meninggal digantikan Ogodai yang memperluas wilayah ke
Rusia, Hongaria, Polandia, dan Siberia. Tahun 1260, Kublai Khanmenggantikan
kekuasaannya dan mendirikan pemerintahan yang kemudian disebut dinasti
Yuan. Pada masa pemerintahannya, ia menyuruh utusan ke Singasari untuk
meminta pengakuan dari Kertanegara, tetapi ditolak. Akibatnya, pada tahun
1293 Cina mengerahkan tentara ke Singasari untuk menaklukannya.
I. Dinasti Ming (1368 – 1642 M)

Setelah berhasil mengalahkan dinasti Mongol di Cina, Chu Yuang


Chang kemudian memerintah dengan menyusun persatuan Cina kembali
di bawah Dinasti Ming. Ia kemudian digantikan oleh puteranya, yakni
Yung Lo. Pada masa inilah Cina mengadakan hubungan dagang dengan
Majapahit sehingga ada hubungan yang damai antara kedua negara
tersebut.Dinasti Ming mengalami keruntuhan disebabkan oleh serangan
bangsa Manchu yang akhirnya berkuasa di Cina.

J. Dinasti Manchu
Dinasti Manchu merupakan dinasti terakhir di China dan merupakan dinasti
asing, karena berasal dari Manchuria yang berhasil meruntuhkan Dinasti Ming.
Dinasti Manchu mencapai masa kejayaan pada masa pemerintahan Kaisar
K'ang Hsi dan Kaisar Ch'in Lung.
Pada tahun 1911 terjadi Revolusi China di bawah pimpinan Sun Yat Sen dan
berhasil menggulingkan kekuasaan Manchu. Kemudian berdirilah Republik
China dengan presidennya Sun Yat Sen.
Sistem Kepercayaan

 Sebelum Kong Fu – Tse dan Meng – Tse menyebarkan ajarannya, bangsa Cina
percaya terhadap para dewa. Mereka memuja dan menganggap dewa – dewa
memiliki kekuatan alam. Dunia digambarkan sebagai segi empat dan di atasnya
ditutupi oleh langit yang terdiri dari 9 lapisan. Di tengah – tengah dunia yang
berbentuk segi empat terletak T’ien – hsia, sebuah daerah yang didiami oleh bangsa
Cina. Daerah T’ien – hsia merupakan daerah yang didiami oleh bangsa – bangsa yang
biadab. Di luar daerah bangsa – bangsa yang biadab terdapat daerah kosong dan
menjadi tempat tinggal para hantu dan Dewi Pa, yang menguasai musim kemarau. Di
sebelah timur dan selatan negara Cina ada 4 lautan besar yang disebut Su – hai.
Dewa – dewa yang menerima pemujaan tinggi adalah :
·         Feng – pa ( dewa angin ),
·         Lei – Shih ( dewa angin taufan dan digambarkan sebagai naga besar ),
·         T’ai – Shan atau dewa yang menguasai bukit suci,
·         Ho – po, tiap – tiap tahun diberi sesajen yang dijalankan oleh pendeta – pendeta
perempuan dengan mempersembahkan gadis jelita.
Aksara
Cina sudah mengenal aksara sejak Dinasti Shang.
Aksara Cina yang berbentuk pictograph ini termasuk
jenis aksara ideograph (aksara iambang benda). Aksara
Cina ditulis di atas kulit penyu dan tulang. Aksara
gambar benda (ideograph) ini semula ditulis dan
digambar untuk kepentingan ramal-meramal, karena
bangsa Cina sejak zaman dahulu suka dengan ramalan.

Pada zaman Dinasti Chou, aksara Cina ditulis pada


potongan bambu. Cara menuliskannya adalah dari atas ke
bawah. Sekitar tahun 105 M, pada masa Dinasti Han
ditemukan teknik pembuatan kertas yang dibuat dari
campuran bubur kayu dan lem. Sehingga aksara Cina
kemudian ditulis di atas kertas. Penemu tersebut bernama
Tsai Lun. Adapun pada zaman Dinasti T'ang ditemukan
teknik cetak (untuk mencetak buku dan kalender).
Bahasa
Bahasa yang digunakan masyarakat Cina diberbagai
wilayahnya berbeda – beda, sehingga orang Cina dari suatu
provinsi tidak dapat berkomunikasi dengan orang  Cina dari
provinsi lain. Walaupun demikian, mereka merasa sebangsa
karena kebudayaannya yang sama, tulisan merekapun juga
sama. Untuk memupuk rasa persatuan dan persaudaraan,
pada permulaan abad ke-20 dikembangkan pemakaian bahasa
persatuan, yakni bahasa Kuo-Yu.
Kebudayaan dan peninggalannya
1. Sistem kalender

Sejak Dinasti Shang, di Cina sudah dikenal sistem


kalender. Kalender Cina membagi 1 tahun menjadi 12
bulan. Satu bulan terdiri atas 29/30 hari.
Perhitungannya mengikuti peredaran bulan. Berkaitan
dengan kaiender, dikenal pula astronomi (ilmu
perbintangan), astrologi (ramalan perbintangan), serta
shio, keberuntungan, dan feng-shui.
2. Teknologi

Keramik merupakan ciri khas dari hasil karya masyarakat Cina. Pembuatan
benda-benda dari keramik itu mengandung jiwa seni, karena pada benda-
benda keramik terdapat berbagai macam bentuk hiasan, seperti guci keramik
yang dihias dengan seekor ular naga atau dihias dengan gambar-gambar
hewan maupun tumbuh-tumbuhan. Sejak zaman dahulu bangsa Cina sangat
ahli membuat keramik (gerabah), porselen, kain sutra, kertas dari kayu, benda-
benda dari perunggu dan mesiu. Bangunan-bangunan istana, rumah, dan
tembok kota dibuat dari batu bata.
3. Filsafat

Pada masa pemerintahan Dinasti Chou, filsafat di Cina mengalami perkembangan.


Pada masa itu lahir tiga ahli filsafat Cina, antara lain, sebagai berikut :

a) Lao Tse

Ajaran Lao Tse tercantum dalam bukunya "Tao Te Ching". Lao Tse percaya bahwa ada
semangat keadilan dan kesejahteraan yang kekal dan abadi, yaitu bernama Tao. Ajaran - Lao
Tse disebut dengan Taoisme. Taoisme mengajarkan orang supaya menerima nasib. Menurut
ajaran ini, suka dan duka adalah sama saja. Oleh karena itu, seorang penganut Taoisme dapat
memikul suatu penderitaan dengan hati yang tidak terguncang.
b) Kung Fu Tse
Menurut ajaran Kung Fu Tse, Tao adalah sesuatu kekuatan yang mengatur segala-
galanya dalam alam semesta ini sehingga tercapai keselarasan. Manusia merupakan bagian
dari masyarakat yang bagian dari alam semesta, maka tata cara hidup manusia diatur oleh
Tao. Oleh karena itu, setiap orang harus menyesuaikan diri dengan Tao, agar dalam
kehidupan masyarakat terdapat keselarasan dan keseimbangan. Penganut aliran ini percaya
bahwa segala bencana yang terjadi di muka bumi ini karena manusia menyalahi aturan Tao.
Ajaran Kung Fu Tse meliputi bidang pemerintahan dan keluarga.

c) Meng Tse

Ajaran Meng Tse merupakan kelanjutan dari ajaran Kung Fu Tse. Meskipun demikian
ajaran Meng Tse bertentangan dengan Kung Fu Tse. Meng Tse tidak memberikan pelajaran
kepada kaum bangsawan, tetapi memberikan pengetahuan kepada rakyat jelata. Menurutnya
rakyatlah yang terpenting dalam suatu negara. Apabila raja bertindak sewenang-wenang
terhadap rakyat, maka tugas para menteri untuk memperingatkannya. Apabila raja
mengabaikannya peringatan-peringatan itu para menteri wajib menurunkan raja dari
tahtanya.
4. Seni Bangunan

a) The Great Wall Of China


The Great Wall Of China atau biasa disebut Tembok Besar Cina
dibangun pada masa pemerintahan Dinasti Chin. Pada masa pemerintahan
kaisar Shih Huang Ti dengan tujuan untuk menghalang-halangi gerakan-
gerakan dari bangsa pengembara yang berada di sebelah utara negeri Cina.
Shih Huang Ti memerintahkan untuk membangun tembok besar
yang dikerjakan selama kira-kira 18 abad dan berakhir pada zaman Dinasti
Ming (abad ke-17 M). Namun sebelumnya di daerah Cina utara sudah
dibangun dinding terpisah untuk menangkal serangan yang dilakukan oleh
suku di sebelah utara Cina. Dinding-dinding itu dihubungkan menjadi
tembok raksasa yang panjangnya 7000 Km dan tingginya 16 m serta
lebarnya 8 m.
b) Kuil
salah satu yang terkenal di Cina adalah Kuil Dewa Beijing. Kuil
tersebut digunakan sebagai tempatpemujaan terhadap para dewa.
c) Istana
Istana Kekaisaran Cina dibangun sangat besar dan megah.
Tujuannya untuk mebghormati kaisar karena kaisar dianggap
sebagai utusan dewa.
d) Keramik

keramik yang berglasur (diberi


lapisan keras yang berkilap) serta
porselin Cina yang indah dibuat dengan
teknik yang tinggi. Mangkuk, cawa,
dan piring-piring keramik Cina dikenal
di Eropa juga di Indonesia.
e) Penemuan Kertas dan Alat Cetak

Pada jaman dinasti Han, bangsa Cina telah menemukan kertas sekitar tahun 150 M,
serta tinta, sehingga dikenal adanya istilah “tinta Cina”. Bangsa Cina juga menemukan
tik gerak (movable type) yaitu blok-blok kayu dengan huruf-huruf yang dicungkil ke
luar. Dengan penemuan kertas dan alat cetak tersebut memungkinkan adanya penerbitan
buku-buku dalam jumlah yang besar dan dengan harga murah. Bangsa Cina termasuk
bangsa yang sangat memperhatikan tulisan. Penemuan kertas dan alat cetak juga
membantu penyebaran karya sastra di Cina. Para pujangga Cina yang terkenal antara
lain:

a.       Szema Tzien yang hidup pada masa dinasti Han. Ia menulis buku sejarah berjudul
“ Shi - Ji “ yang meliputi jaman purba sampai masa pemerintahan Han Wuti.
 
b.       Li Tai Po, seorang penyair yang hidup pada jaman dinasti Tang .
f). Lukisan

Lukisan  Perkembangan seni lukis sangat pesat, bahkan lukisan – lukisan hasil karya
dari tokoh – tokoh menghiasi dinding – dinding temboh istana atau kuil – kuil.
Lukisan – lukisan tersebut sangat indah seperti lukisan alam semesta atau lukisan
dewa – dewa yang dipuja oleh masyarakat Cina, juga termasuk lukisan – lukisan
dari raja – raja yang pernah memerintah.

Anda mungkin juga menyukai