Anda di halaman 1dari 5

PERADABAN CINA KUNO

Anggota Kelompok :

Peradaban Cina Kuno merupakan salah satu peninggalan komunitas manusia tertua di dunia.
Berbeda dengan banyak peradaban lain, akar peradaban Cina terus bersambung sampai
dengan Cina di masa modern. Daerah Sungai Huang Ho (Kuning) telah mulai ditinggali oleh
manusia purba sejak ±1,7 juta tahun yang lalu.

Masa kuno di Cina sendiri dimulai dari masa neolitikum sampai dengan dimulainya masa
Kekaisaran Cina oleh Qin Shi Huang (Dinasti Qin) pada tahun 221 SM. Peradaban Cina
Kuno memulai terbentukya filsafat, seni, dan aksara Cina yang terus berkembang sampai
dengan masa modern.

Letak Peradaban Cina Kuno


Konsep geografis letak peradaban Cina kuno tidak bisa disamakan dengan luasnya wilayah
Cina modern hari ini. Sejak masa neolitikum, komunitas penduduk ditemukan di tepi Sungai
Kuning (Huang-Ho) sejak 10.000 SM. Sungai Kuning adalah sungai terpanjang kedua yang
mengalir dari Dataran Tinggi Tibet menuju Laut Bohai di pesisir timur dekat Beijing modern.
Sebagaimana peradaban kuno lain, masyarakat Cina kuno memanfaatkan aliran sungai untuk
membangun pertanian, transportasi, dan membentuk sistem kekuasaan di wilayah tersebut.
Sungai Kuning membawa zat tertentu yang dikenal dengan Loess. Zat ini dianggap baik bagi
perkembangan pertanian. Diduga hal ini adalah salah satu alasan munculnya peradaban
pertama di sini dan bukan di Sungai Yangtze.

Periodisasi Peradaban Cina Kuno


A. Masa Prasejarah (±10.000 – 2070 SM)
Catatan pertama tentang peradaban Cina Kuno dimulai pada masa neolitikum. Meskipun
catatan ini pun masih tercampur antara fakta dan fiksi. Namun sejak masa ini, Sungai Kuning
telah dihuni oleh populasi manusia yang cukup besar. Mereka- menumbuhkan berbagai
macam jenis hasil pertanian dan mendistribusikannya dengan baik.
Periode ini ditandai dengan ditemukannya beberapa tembikar yang membuktikan kemajuan
kebudayaan Cina Kuno. Penduduk di sekitar sungai membentuk komunitas masing-masing
dan tinggal secara menetap. Beberapa jenis kebudayaan yang berkembang pada masa ini
adalah Jiahu (±7000-5800 SM), Yangshao (±5000-3000 SM), Longshan (±3000-2000 SM).

B. Dinasti Xia (±2070 – 1600 SM)


Xia adalah dinasti pertama yang tercatat dalam sejarah Tiongkok modern. Wangsa ini
merupakan penanda peralihan Cina dari masa prasejarah menuju masa kuno. Informasi
mengenai Xia sendiri masih sering diragukan kredibilitasnya.

Dinasti ini dianggap sebagai komunitas antarsuku pertama di Sungai Kuning. Xia menjadi
pemimpin beberapa suku di wilayah Provinsi Henan sekarang, dalam rangka mengelola
sungai dan mencegah banjir. Masing-masing suku memiliki kendali penuh atas wilayahnya
dan membayar upeti kepada Xia sebagai bentuk kesetiaan.

C. Dinasti Shang (±1600 – 1046 SM)


Shang didirikan dengan melakukan kudeta terhadap Xia yang dianggap sewenang-wenang
pada akhir kekuasaannya. Dinasti Shang dianggap sebagai kekuasaan Cina Kuno pertama
yang memiliki catatan kredibel mengenai eksistensinya. Secara tatanegara, Shang
membentuk kekuasaan feodalistik yang terpusat menggantikan sistem suku yang digunakan
Xia.

Sementara dalam hal kehidupan, Shang mulai berdagang dengan pihak luar dan banyak
mempergunakan peralatan dari logam. Raja juga melakukan delegasi kekuasaan kepada
bangsawan di daerah untuk memperkuat pemerintahan.

D. Dinasti Zhou (±1046 – 256 SM)


Dinasti Zhou merupakan dinasti terakhir di masa kuno sebelum masuk ke era kekaisaran
Cina. Masa ini teknologi, pendidikan, dan kebudayaan mencapai- puncaknya. Bangsawan
memperkenalkan sistem mandat langit sebagai legitimasi kekuasaan raja Zhou di Sungai
Kuning.

Zhou menangani meningkatnya populasi penduduk dengan memindahkannya ke selatan,


lembah Sungai Yangtze. Hal ini menyebabkan terbentuknya dua pemerintahan sampai dengan
771 SM, ketika pemerintahan dipindahkan secara utuh ke Zhou Timur.
Sejak pemindahan ibukota tersebut, Zhou Timur diguncang oleh menguatnya militer lokal.
Banyak negara kecil dideklarasikan dan bersaing untuk memperebutkan hegemoni Zhou.
Masa ini disebut dengan Periode Musim Semi dan Musim Gugur (722-476 SM).

Sekitar tujuh negara baru berhasil bertahan dan masuk ke Periode Negara Perang (476-256
SM). Qin berhasil muncul sebagai yang terkuat dan menyatukan seluruhnya. Menandai akhir
dari masa kuno, Qin Shi Huang menjadi kaisar pertama dalam sejarah Kekaisaran Cina yang
bertahan sekitar 2000 tahun kemudian.

Kehidupan Masyarakat Cina Kuno :


Kehidupan Sosial
Sejak perkembangan masa dinasti, masyarakat Cina Kuno mempergunakan sistem
feodalisme. Stratifikasi sosial dibangun secara jelas, dan kalangan bawah diwajibkan
membayar pajak atau upeti kepada golongan bangsawan. Secara umum masyarakat sudah
mulai terbagi menjadi golongan seperti bangsawan, agamawan, cendekiawan, dan masyarakat
biasa.

Kebudayaan
Masyarakat Cina Kuno memiliki kepercayaan tertentu terhadap hal-hal yang bersifat
metafisik. Pemujaan secara berkala ditujukan kepada dewa langit, kekuatan alam, dan arwah
leluhur. Kepercayaan yang mungkin bisa disamakan dengan animisme dan dinamisme di
Nusantara.
Kesenian juga berkembang dalam bidang sastra dan filsafat, misalnya Konfusius dan Lao
Tse. Bangsa Cina juga memiliki kecenderungan terhadap infrastruktur yang mewah bagi
bangunan kerajaan ataupun religi. Warna merah dan kuning banyak dipergunakan dalam
struktur bangunan masyarakat Cina Kuno.

Kehidupan Politik
Peradaban Cina Kuno menerapkan sistem dinasti baik sebelum maupun setelah memasuki
masa kekaisaran. Figur terkuat dianggap memiliki mandat dewa dan diangkat sebagai raja.
Pengganti dari raja tersebut ditentukan berdasarkan keturunan dan tidak dapat digantikan oleh
orang lain. Masyarakat biasa hampir tidak memiliki kesempatan untuk melakukan mobilitas
sosial. Meski begitu, beberapa cendekiawan mampu membangun pengaruh non-struktural di
tengah masyarakat.
Kehidupan Ekonomi
Kehidupan perekonomian masyarakat Cina Kuno bergantung penuh pada agrikultur di tepi
Sungai Kuning dan Yangtze. Ketika memasuki masa Dinasti Zhou, mata pencaharian
masyarakat Cina Kuno berkembang lebih luas. Sungai dimanfaatkan sebagai transportasi dan
perdagangan, berburu dan perikanan juga menjadi sumber perekonomian baru.
Berkembangnya kreatifitas masyarakat juga menumbuhkan potensi ekonomi baru seperti
perdagangan peralatan dari tembikar dan logam.

Peninggalan Peradaban Cina Kuno :


A. Filsafat Cina Kuno
Periode Musim Semi dan Musim Gugur menumbuhkan banyak filsafat baru yang disebut
dengan Seratus Aliran Pemikiran. Gerakan intelektual seperti Konfusianisme, Taoisme,
Legalisme, dan Holisme adalah sebagian dari yang berpengaruh besar di tengah masyarakat.

Filsafat Cina umumnya mengajarkan mengenai perdamaian, nilai kehidupan, dan peran-peran
sosial. Filsafat juga berpengaruh dalam perkembangan karya sastra. Di mana hasil pemikiran
dituangkan dalam tulisan-tulisan dalam berbagai media sederhana.

B. Aksara Cina
Masyarakat Cina Kuno telah merumuskan aksara yang dapat ditarik pengaruhnya sampai
dengan hari ini. Beberapa bukti penemuan di gua-gua memiliki keterkaitan dengan
perkembangan aksara Cina. Aksara inilah yang digunakan untuk menuangkan- berbagai hasil
pemikiran ke dalam tulisan bambu, tulang, ataupun pada peralatan tembikar dan logam.

C. Kepercayaan
Kepercayaan masyarakat pada masa kuno berkembang seperti halnya animisme dan
dinamisme di Nusantara. Sejak masa Zhou, jenis-jenis dewa mulai didefinisikan dan muncul
praktek pemujaan yang dilakukan. Mandat langit yang diperkenalkan juga salah satu dari
dampaknya. Secara umum kepercayaan Cina Kuno memang tidak luas seperti politeisme
Mesir maupun Yunani.

D. Teknologi
Peradaban Cina Kuno memang tidak meninggalkan struktur bangunan yang megah seperti
Piramid, Ziggurat, ataupun Sphinx. Namun tentu masyarakat Cina memiliki pemahaman
yang maju terkait dengan pertanian, pengelolaan komunitas masyarakat, dan pengembangan
kekuasaan.

Keberhasilan ini juga didasarkan pada penanggalan yang baik berdasarkan astronomi. Bangsa
Cina juga memiliki kapabilitas penting dalam memproduksi peralatan tembikar, logam, dan
kemudian keramik. Barang-barang ini menjadi komoditas perdagangan utama Cina pada
masa kekaisaran.

Anda mungkin juga menyukai