Anggota Kelompok :
Peradaban Cina Kuno merupakan salah satu peninggalan komunitas manusia tertua di dunia.
Berbeda dengan banyak peradaban lain, akar peradaban Cina terus bersambung sampai
dengan Cina di masa modern. Daerah Sungai Huang Ho (Kuning) telah mulai ditinggali oleh
manusia purba sejak ±1,7 juta tahun yang lalu.
Masa kuno di Cina sendiri dimulai dari masa neolitikum sampai dengan dimulainya masa
Kekaisaran Cina oleh Qin Shi Huang (Dinasti Qin) pada tahun 221 SM. Peradaban Cina
Kuno memulai terbentukya filsafat, seni, dan aksara Cina yang terus berkembang sampai
dengan masa modern.
Dinasti ini dianggap sebagai komunitas antarsuku pertama di Sungai Kuning. Xia menjadi
pemimpin beberapa suku di wilayah Provinsi Henan sekarang, dalam rangka mengelola
sungai dan mencegah banjir. Masing-masing suku memiliki kendali penuh atas wilayahnya
dan membayar upeti kepada Xia sebagai bentuk kesetiaan.
Sementara dalam hal kehidupan, Shang mulai berdagang dengan pihak luar dan banyak
mempergunakan peralatan dari logam. Raja juga melakukan delegasi kekuasaan kepada
bangsawan di daerah untuk memperkuat pemerintahan.
Sekitar tujuh negara baru berhasil bertahan dan masuk ke Periode Negara Perang (476-256
SM). Qin berhasil muncul sebagai yang terkuat dan menyatukan seluruhnya. Menandai akhir
dari masa kuno, Qin Shi Huang menjadi kaisar pertama dalam sejarah Kekaisaran Cina yang
bertahan sekitar 2000 tahun kemudian.
Kebudayaan
Masyarakat Cina Kuno memiliki kepercayaan tertentu terhadap hal-hal yang bersifat
metafisik. Pemujaan secara berkala ditujukan kepada dewa langit, kekuatan alam, dan arwah
leluhur. Kepercayaan yang mungkin bisa disamakan dengan animisme dan dinamisme di
Nusantara.
Kesenian juga berkembang dalam bidang sastra dan filsafat, misalnya Konfusius dan Lao
Tse. Bangsa Cina juga memiliki kecenderungan terhadap infrastruktur yang mewah bagi
bangunan kerajaan ataupun religi. Warna merah dan kuning banyak dipergunakan dalam
struktur bangunan masyarakat Cina Kuno.
Kehidupan Politik
Peradaban Cina Kuno menerapkan sistem dinasti baik sebelum maupun setelah memasuki
masa kekaisaran. Figur terkuat dianggap memiliki mandat dewa dan diangkat sebagai raja.
Pengganti dari raja tersebut ditentukan berdasarkan keturunan dan tidak dapat digantikan oleh
orang lain. Masyarakat biasa hampir tidak memiliki kesempatan untuk melakukan mobilitas
sosial. Meski begitu, beberapa cendekiawan mampu membangun pengaruh non-struktural di
tengah masyarakat.
Kehidupan Ekonomi
Kehidupan perekonomian masyarakat Cina Kuno bergantung penuh pada agrikultur di tepi
Sungai Kuning dan Yangtze. Ketika memasuki masa Dinasti Zhou, mata pencaharian
masyarakat Cina Kuno berkembang lebih luas. Sungai dimanfaatkan sebagai transportasi dan
perdagangan, berburu dan perikanan juga menjadi sumber perekonomian baru.
Berkembangnya kreatifitas masyarakat juga menumbuhkan potensi ekonomi baru seperti
perdagangan peralatan dari tembikar dan logam.
Filsafat Cina umumnya mengajarkan mengenai perdamaian, nilai kehidupan, dan peran-peran
sosial. Filsafat juga berpengaruh dalam perkembangan karya sastra. Di mana hasil pemikiran
dituangkan dalam tulisan-tulisan dalam berbagai media sederhana.
B. Aksara Cina
Masyarakat Cina Kuno telah merumuskan aksara yang dapat ditarik pengaruhnya sampai
dengan hari ini. Beberapa bukti penemuan di gua-gua memiliki keterkaitan dengan
perkembangan aksara Cina. Aksara inilah yang digunakan untuk menuangkan- berbagai hasil
pemikiran ke dalam tulisan bambu, tulang, ataupun pada peralatan tembikar dan logam.
C. Kepercayaan
Kepercayaan masyarakat pada masa kuno berkembang seperti halnya animisme dan
dinamisme di Nusantara. Sejak masa Zhou, jenis-jenis dewa mulai didefinisikan dan muncul
praktek pemujaan yang dilakukan. Mandat langit yang diperkenalkan juga salah satu dari
dampaknya. Secara umum kepercayaan Cina Kuno memang tidak luas seperti politeisme
Mesir maupun Yunani.
D. Teknologi
Peradaban Cina Kuno memang tidak meninggalkan struktur bangunan yang megah seperti
Piramid, Ziggurat, ataupun Sphinx. Namun tentu masyarakat Cina memiliki pemahaman
yang maju terkait dengan pertanian, pengelolaan komunitas masyarakat, dan pengembangan
kekuasaan.
Keberhasilan ini juga didasarkan pada penanggalan yang baik berdasarkan astronomi. Bangsa
Cina juga memiliki kapabilitas penting dalam memproduksi peralatan tembikar, logam, dan
kemudian keramik. Barang-barang ini menjadi komoditas perdagangan utama Cina pada
masa kekaisaran.