Anda di halaman 1dari 25

2.

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA

2.1 Studi Literatur


Sejarah China adalah salah satu sejarah kebudayaan tertua di dunia. Dari
penemuan arkeologi dan antropologi, daerah China telah didiami oleh manusia
purba sejak 1,7 juta tahun yang lalu. Peradaban China berawal dari berbagai
negara kota di sepanjang lembah Sungai Kuning pada zaman Neolitikum. Sejarah
tertulis China dimulai sejak Dinasti Shang (1750 SM - 1045 SM). Budaya, sastra,
dan filsafat China berkembang pada zaman Dinasti Zhou (1045 SM hingga 256
SM) yang melanjutkan Dinasti Shang. Dinasti ini merupakan dinasti yang paling
lama berkuasa dan pada zaman dinasti inilah tulisan China modern mulai
berkembang.
Dinasti Zhou terpecah menjadi beberapa negara kota, yang menciptakan
Periode Negara Perang. Pada tahun 221 SM, Qin Shi Huang menyatukan berbagai
kerajaan ini dan mendirikan kekaisaran pertama China. Pergantian dinasti dalam
sejarah China telah mengembangkan suatu sistem birokrasi yang memungkinkan
Kaisar China memiliki kendali langsung terhadap wilayah yang luas.
Pandangan konvensional terhadap sejarah China adalah bahwa China
merupakan suatu negara yang mengalami pergantian antara periode persatuan dan
perpecahan politis yang kadang-kadang dikuasai oleh orang-orang asing, yang
sebagian besar terasimiliasi ke dalam populasi suku Han. Pengaruh budaya dan
politik dari berbagai wilayah di Asia, yang dibawa oleh gelombang imigrasi,
ekspansi, dan asimilasi yang bergantian, menyatu untuk membentuk budaya
China modern. (“Sejarah China”, Par 1)

2.1.1 Perkembangan Sejarah Suku Bangsa dan Dinasti Di China


Dinasti-dinasti zaman kuno yang pernah memimpin bangsa China meliputi :
1. Dinasti Xia (2100 SM-1600 SM)
Dinasti Xia adalah dinasti pertama yang diceritakan dalam catatan sejarah
seperti Catatan Sejarah Agung dan Sejarah Bambu. Dinasti ini didirikan oleh Yu
yang Agung. Sebagian besar arkeolog sekarang menghubungkan Dinasti Xia

10  
Universitas Kristen Petra
 
dengan hasil-hasil ekskavasi di Erlitou, provinsi Henan, yang berupa temuan
perunggu leburan dari sekitar tahun 2000 SM. Beragam tanda-tanda yang terdapat
pada tembikar dan kulit kerang yang ditemukan pada periode ini, diduga adalah
bentuk pendahulu dari aksara modern China. Menurut Proyek Kronologi Xia
Shang Zhou yang diselenggarakan oleh pemerintah Republik Rakyat China pada
tahun 1996, dinasti ini berkuasa antara 2070 SM hingga 1600 SM.
2. Dinasti Shang (1600 SM-1046 SM)
Dinasti Shang menurut sumber tradisional adalah dinasti pertama China.
Menurut kronologi dinasti ini berkuasa antara 1766 SM dan 1122 SM, sedangkan
menurut Sejarah Bambu adalah antara 1556 SM dan 1046 SM. Hasil dari Proyek
Kronologi Xia Shang Zhou pemerintah Republik Rakyat China pada tahun 1996
menyimpulkan bahwa dinasti ini memerintah antara 1600 SM sampai 1046 SM.
Informasi langsung tentang dinasti ini berasal dari inskripsi pada artefak perunggu
dan tulang orakel, serta dari Catatan Sejarah Agung karya Sima Qian. Temuan
arkeologi memberikan bukti keberadaan Dinasti Shang sekitar 1600-1046 SM,
yang terbagi menjadi dua periode. Bukti keberadaan Dinasti Shang periode awal
(k. 1600-1300 SM) berasal dari penemuan-penemuan di Erlitou, Zhengzhou dan
Shangcheng. Sedangkan bukti keberadaan Dinasti Shang periode kedua (1300–
1046 SM), berasal dari kumpulan besar tulisan pada tulang orakel. Para arkeolog
mengkonfirmasikan bahwa kota Anyang di provinsi Henan adalah ibukota
terakhir Dinasti Shang, dari sembilan ibukota lainnya. Dinasti Shang diperintah
31 orang raja, sejak Raja Tang sampai dengan Raja Zhou sebagai raja terakhir.
Masyarakat China masa ini mempercayai banyak dewa, antara lain dewa-dewa
cuaca dan langit, serta dewa tertinggi yang dinamakan Shang-Ti. Mereka juga
percaya bahwa nenek moyang mereka, termasuk orang tua dan kakek-nenek
mereka, setelah meninggal akan menjadi seperti dewa pula dan layak disembah.
Sekitar tahun 1500 SM, orang China mulai menggunakan tulang orakel untuk
memprediksi masa depan.
3. Dinasti Zhou (1046 SM–256 SM)
Dinasti Zhou adalah dinasti terlama berkuasa dalam sejarah China yang
menurut Proyek Kronologi Xia Shang Zhou berkuasa antara 1046 SM hingga 256
SM. Dinasti ini mulai tumbuh dari lembah Sungai Kuning, di sebelah barat Shang.

11  
Universitas Kristen Petra
 
Pada masa Dinasti Zhou mulailah dikenal konsep "Mandat Langit" sebagai
legitimasi pergantian kekuasaan, dan konsep ini seterusnya berpengaruh pada
hampir setiap pergantian dinasti di China. Ibukota Zhou awalnya berada di
wilayah barat, yaitu dekat kota Xi'an moderen sekarang, namun kemudian terjadi
serangkaian ekpansi ke arah lembah Sungai Yangtze. Dalam sejarah China, ini
menjadi awal dari migrasi-migrasi penduduk selanjutnya dari utara ke selatan.
4. Periode Musim Semi dan Musim Gugur (722 SM-476 SM)
Pada sekitar abad ke-8 SM, terjadi desentralisasi kekuasaan pada Periode
Musim Semi dan Musim Gugur, yang diberi nama berdasarkan karya sastra Chun
Qiu (Musim Semi dan Gugur). Pada zaman ini, pimpinan militer lokal yang
digunakan Zhou mulai menunjukkan kekuasaannya dan berlomba-lomba
memperoleh hegemoni. Invasi dari barat laut, misalnya oleh Qin, memaksa Zhou
untuk memindahkan ibu kotanya ke timur, yaitu ke Luoyang. Ini menandai fase
kedua Dinasti Zhou: Zhou Timur. Ratusan negara bermunculan, beberapa di
antaranya hanya seluas satu desa, dengan penguasa setempat memegang
kekuasaan politik penuh dan kadang menggunakan gelar kehormatan bagi dirinya.
Seratus Aliran Pemikiran dari filsafat China berkembang pada zaman ini, berikut
juga beberapa gerakan intelektual berpengaruh seperti Konfusianisme, Taoisme,
Legalisme, dan Mohisme.
5. Periode Negara Perang (476 SM-221 SM)
Setelah berbagai konsolidasi politik, tujuh negara terkemuka bertahan
pada akhir abad ke-5 SM. Meskipun saat itu masih terdapat raja dari Dinasti Zhou
sampai 256 SM, namun ia hanya seorang pemimpin nominal yang tidak memiliki
kekuasaan yang nyata. Pada masa itu, daerah tetangga dari negara-negara yang
berperang juga ditaklukkan dan menjadi wilayah baru, antara lain Sichuan dan
Liaoning; yang kemudian diatur di bawah sistem administrasi lokal baru. Negara
Qin berhasil menyatukan ketujuh negara yang ada, serta melakukan ekspansi ke
wilayah-wilayah Zhejiang, Fujian, Guangdong, dan Guangxi pada 214 SM.
Periode saat negara-negara saling berperang hingga penyatuan seluruh China oleh
Dinasti Qin pada tahun 221 SM, dikenal dengan nama "Periode Negara Perang",
yaitu penamaan yang diambil dari nama karya sejarah Zhan Guo Ce (Strategi
Negara Berperang).(“Zaman Kuno China, Par 5).

12  
Universitas Kristen Petra
 
6. Dinasti Qin (221 SM–206 SM)
Dinasti Qin berhasil menyatukan China yang terpecah menjadi beberapa
kerajaan pada Periode Negara Perang melalui serangkaian penaklukan terhadap
kerajaan-kerajaan lain, dengan penaklukan terakhir adalah terhadap kerajaan Qi
pada sekitar tahun 221 SM. Qin Shi Huang dinobatkan menjadi kaisar pertama
China bersatu pada tahun tersebut. Dinasti ini terkenal mengawali pembangunan
Tembok Besar China yang belakangan diselesaikan oleh Dinasti Ming serta
peninggalan Terakota di makam Qin Shi Huang. Beberapa kontribusi besar
Dinasti Qin, antara termasuk terbentuknya konsep pemerintahan terpusat,
penyatuan undang-undang hukum, diterapkannya bahasa tertulis, satuan
pengukuran, dan mata uang bersama seluruh China, setelah berlalunya masa-masa
kesengsaraan pada Zaman Musim Semi dan Gugur. Bahkan hal-hal yang
mendasar seperti panjangnya as roda untuk gerobak dagang, saat itu mengalami
penyeragaman demi menjamin berkembangnya sistem perdagangan yang baik di
seluruh kekaisaran.
7. Dinasti Han (206 SM–220)
Dinasti Han didirikan oleh Liu Bang, seorang petani yang memimpin
pemberontakan rakyat dan meruntuhkan dinasti sebelumnya, Dinasti Qin, pada
tahun 206 SM. Zaman kekuasaan Dinasti Han terbagi menjadi dua periode yaitu
Dinasti Han Barat (206 SM - 9) dan Dinasti Han Timur (23 - 220) yang
dipisahkan oleh periode pendek Dinasti Xin (9 - 23). Kaisar Wumberhasil
mengeratkan persatuan dan memperluas kekaisaran China dengan mendesak
bangsa Hun ke arah stepa-stepa Mongolia Dalam, dengan demikian merebut
wilayah-wilayah Gansu, Ningxia, dan Qinghai. Hal tersebut menyebabkan
terbukanya untuk pertama kali perdagangan antara China dan Eropa, melalui Jalur
Sutra. Jenderal Ban Chao dari Dinasti Han bahkan memperluas penaklukannya
melintasi pegunungan Pamir sampi ke Laut Kaspia. Kedutaan pertama dari
Kekaisaran Romawi tercatat pada sumber-sumber China pertama kali dibuka
melalui jalur laut pada tahun 166, dan yang kedua pada tahun 284.
8. Zaman Tiga Negara (220–280)
Zaman Tiga Negara (Wei, Wu, dan Shu) adalah suatu periode perpecahan
China yang berlangsung setelah hilangnya kekuasaan de facto Dinasti Han. Secara

13  
Universitas Kristen Petra
 
umum periode ini dianggap berlangsung sejak pendirian Wei (220) hingga
penaklukan Wu oleh Dinasti Jin (280).
9. Dinasti Jin dan Enam Belas Negara (280-420)
China berhasil dipersatukan sementara pada tahun 280 oleh Dinasti Jin.
Meskipun demikian, kelompok etnis di luar suku Han masih menguasai sebagian
besar wilayah pada awal abad ke-4 dan menyebabkan migrasi besar-besaran suku
Han ke selatan Sungai Yangtze. Bagian utara China terpecah menjadi negara-
negara kecil yang membentuk suatu era turbulen yang dikenal dengan Zaman
Enam Belas Negara (304 - 469).
10. Dinasti Utara dan Selatan (420–589)
Menyusul keruntuhan Dinasti Jin Timur pada tahun 420, China memasuki
era Dinasti Utara dan Selatan. Zaman ini merupakan masa perang saudara dan
perpecahan politik, walaupun juga merupakan masa berkembangnya seni dan
budaya, kemajuan teknologi, serta penyebaran Agama Buddha dan Taoisme.
11. Dinasti Sui (589–618)
Setelah hampir empat abad perpecahan, Dinasti Sui berhasil
mempersatukan kembali China pada tahun 589 dengan penaklukan Yang Jian,
pendiri Dinasti Sui, terhadap Dinasti Chen di selatan. Periode kekuasaan dinasti
ini antara lain ditandai dengan pembangunan terusan besar China dan
pembentukan banyak lembaga pemerintahan yang nantinya akan diadopsi oleh
Dinasti Tang.
12. Dinasti Tang (618–907)
Pada 18 Juni 618, Li Yuan naik tahta dan memulai era Dinasti Tang yang
menggantikan Dinasti Sui. Zaman ini merupakan masa kemakmuran dan
perkembangan seni dan teknologi China. Agama Buddha menjadi agama utama
yang dianut oleh keluarga kerajaan serta rakyat kebanyakan. Sejak sekitar tahun
860. Dinasti Tang mulai mengalami kemunduran karena pemberontakan.
13. Lima Dinasti dan Sepuluh Negara (907–960)
Antara tahun 907 sampai 960, sejak runtuhnya Dinasti Tang sampai
berkuasanya Dinasti Song, terjadi suatu periode perpecahan politik yang dikenal
sebagai Zaman Lima Dinasti dan Sepuluh Negara. Pada masa yang cukup singkat
ini, lima dinasti (Liang, Tang, Jin, Han, dan Zhou) secara bergantian menguasai

14  
Universitas Kristen Petra
 
jantung wilayah kerajaan lama di utara China. Pada saat yang bersamaan, sepuluh
negara kecil lain (Wu, Wuyue, Min, Nanping, Chu, Tang Selatan, Han Selatan,
Han Utara, Shu Awal, dan Shu Akhir) berkuasa di selatan dan barat China.
14. Dinasti Song, Liao, Jin, serta Xia Barat (960-1279)
Antara tahun 960 hingga 1279, China dikuasai oleh beberapa dinasti. Pada
tahun 960, Dinasti Song (960-1279) yang beribu kota di Kaifeng menguasai
sebagian besar China dan mengawali suatu periode kesejahteraan ekonomi.
Wilayah Manchuria atau Mongolia dikuasai oleh Dinasti Liao (907-1125) yang
selanjutnya digantikan oleh Dinasti Jin (1115-1234). Sementara itu, wilayah barat
laut China yang sekarang dikenal dengan provinsi-provinsi Gansu, Shaanxi, dan
Ningxia dikuasai oleh Dinasti Xia Barat antara tahun 1032 hingga 1227.
15. Dinasti Yuan (1279–1368)
Antara tahun 1279 hingga tahun 1368, China dikuasai oleh Dinasti Yuan
yang berasal dari Mongolia dan didirikan oleh Kublai Khan. Dinasti ini
menguasai China setelah berhasil meruntuhkan Dinasti Jin di utara sebelum
bergerak ke selatan dan mengakhiri kekuasaan Dinasti Song. Dinasti ini adalah
dinasti pertama yang memerintah seluruh China dari ibu kota Beijing. Sebelum
invasi bangsa Mongol, laporan dari dinasti-dinasti China memperkirakan terdapat
sekitar 120 juta penduduk, namun setelah penaklukan selesai secara menyeluruh
pada tahun 1279, sensus tahun 1300 menyebutkan bahwa terdapat 60 juta
penduduk. Demikian pula pada pemerintahan Dinasti Yuan abad ke-14 terjadi
berupa wabah penyakit pes, dan diperkirakan telah menewaskan 30% populasi
China saat itu.
16. Dinasti Ming (1368–1644)
Sepanjang masa kekuasaan Dinasti Yuan, terjadi penentangan yang cukup
kuat terhadap kekuasaan asing ini di kalangan masyarakat. Sentimen ini, ditambah
sering timbulnya bencana alam sejak 1340-an, akhirnya menimbulkan
pemberontakan petani yang menumbangkan kekuasaan Dinasti Yuan.
Zhu Yuanzhang dari suku Han mendirikan Dinasti Ming setelah berhasil
mengusir Dinasti Yuan pada tahun 1368 tahun 1449, Esen Tayisi dari bangsa
Mongol melakukan penyerangan ke wilayah China utara, dan bahkan sampai
berhasil menawan Kaisar Zhengtong di Tumu. Tahun 1542, Altan Khan

15  
Universitas Kristen Petra
 
memimpin bangsa Mongol terus-menerus mengganggu perbatasan utara China,
dan pada tahun 1550 ia berhasil menyerang sampai ke pinggiran kota Beijing.
Kekaisaran Dinasti Ming juga menghadapi serangan bajak laut Jepang di
sepanjang garis pantai tenggara China peranan Jenderal Qi Jiguang sangat penting
dalam mengalahkan serangan bajak laut tersebut. Suatu gempa bumi terdasyat di
dunia, gempa bumi Shaanxi tahun 1556, diperkirakan telah menewaskan sekitar
830.000 penduduk, yang terjadi pada masa pemerintahan Kaisar Jiajing.
Selama masa Dinasti Ming, pembangunan terakhir Tembok Besar China selesai
dilaksanakan, sebagai usaha perlindungan bagi China atas invasi dari bangsa-
bangsa asing. Meskipun pembangunannya telah dimulai pada masa sebelumnya,
sesungguhnya sebagian besar tembok yang terlihat saat ini adalah yang telah
dibangun atau diperbaiki oleh Dinasti Ming. Bangunan bata dan granit telah
diperluas, menara pengawas dirancang-ulang, serta meriam-meriam ditempatkan
di sepanjang sisinya.
17. Dinasti Qing (1644–1911)
Dinasti Qing didirikan menyusul kekalahan Dinasti Ming, dinasti terakhir
Han China, oleh suku Manchu dari sebelah timur laut China pada tahun 1644.
Dinasti ini merupakan dinasti terakhir yang memerintah China. Diperkirakan
sekitar 25 juta penduduk tewas dalam periode penaklukan Manchu atas Dinasti
Ming (1616-1644). Bangsa Manchu kemudian mengadopsi nilai-nilai
Konfusianisme dalam pemerintahan mereka, sebagaimana tradisi yang
dilaksanakan oleh pemerintahan dinasti-dinasti pribumi China sebelumnya.
Pada Pemberontakan Taiping (1851–1864), sepertiga wilayah China
sempat jatuh dalam kekuasaan Taiping Tianguo, suatu gerakan keagamaan kuasi-
Kristen yang dipimpin Hong Xiuquan yang menyebut dirinya "Raja Langit".
Setelah empat belas tahun, barulah pemberontakan tersebut berhasil dipadamkan,
tentara Taiping dihancurkan dalam Perang Nanking Ketiga tahun 1864. Kematian
yang terjadi selama 15 tahun pemberontakan tersebut diperkirakan mencapai 20
juta penduduk. Beberapa pemberontakan yang memakan korban jiwa dan harta
yang lebih besar kemudian terjadi, yaitu Perang Suku Punti-Hakka,
Pemberontakan Nien, Pemberontakan Minoritas Hui, Pemberontakan Panthay,
dan Pemberontakan Boxer. Dalam banyak hal, pemberontakan-pemberontakan

16  
Universitas Kristen Petra
 
tersebut dan perjanjian tidak adil yang berhasil dipaksakan oleh kekuatan
imperialis asing terhadap Dinasti Qing, merupakan tanda-tanda ketidakmampuan
Dinasti Qing dalam menghadapi tantangan baru yang muncul di abad ke-19.
(“Zaman Kaisar China” Par 17).
18. Republik China
Penolakan Dinasti Qing untuk melakukan reformasi serta karena
kelemahan China terhadap negara-negara lain, membuat timbulnya revolusi yang
terinspirasi oleh ide-ide Sun Yat-sen untuk menghapuskan sistem kerajaan dan
menerapkan sistem republik di China. Pada tanggal 12 Februari 1912, kaisar
terakhir Qing, Kaisar Xuantong turun tahta, menyusul Revolusi Xinhai. Sebulan
setelahnya, pada 12 Maret 1912, Republik China didirikan dengan Sun Yat-sen
sebagai presiden pertamanya. Perbudakan di China dihapuskan pada tahun 1910.
Pada tahun 1928, setelah konflik berkepanjangan antara panglima-
panglima perang yang terjadi antara 1916-1928, sebagian besar China
dipersatukan di bawah Kuomintang (KMT) oleh Chiang Kai-shek. Sementara itu,
Partai Komunis China (PKC) yang berhaluan komunis mulai juga menancapkan
pengaruhnya dan menjadi pesaing utama Kuomintang yang menimbulkan Perang
Saudara China. Kedua partai China ini secara nominal sempat bersatu dalam
menghadapi pendudukan Jepang yang dimulai tahun 1937, yaitu selama Perang
Sino-Jepang (1937-1945) yang merupakan bagian Perang Dunia II. Mengikuti
kekalahan Jepang tahun 1945, permusuhan KMT dan PKC berlanjut kembali
setelah usaha-usaha rekonsiliasi dan negosiasi gagal mencapai kesepakatan. Di
akhir Perang Dunia II tahun 1945 sebagai bagian dari penyerahan kekuasaan
Jepang, pasukan Jepang di Taiwan menyerah kepada pasukan Republik China di
bawah Chiang Kai-shek yang memegang kendali atas Taiwan. Konflik antara
partai-partai China yang dimulai sejak 1927 berakhir secara tak resmi dengan
pengunduran diri Kuomintang ke Taiwan pada tahun 1949 dan menjadikan Partai
Komunis China sebagai penguasa tunggal di China daratan. Sampai sekarang,
pemerintah yang memerintah Taiwan masih menggunakan nama resmi "Republik
China" walaupun secara umum dikenal dengan nama "Taiwan".

17  
Universitas Kristen Petra
 
19. Republik Rakyat China
Pada tanggal 1 Oktober 1949, Mao Zedong memproklamirkan Republik Rakyat
China (RRC) di Tiananmen, setelah hampir pastinya kemenangan Partai Komunis
China dari Kuomintang pada Perang Saudara China. Periode sejarah RRC secara
umum dibagi menjadi empat periode: transformasi sosialis (1949-1976) di bawah
Mao Zedong, reformasi ekonomi (1976-1989) di bawah Deng Xiaoping,
pertumbuhan ekonomi (1989-2002) di bawah Jiang Zemin, dan terakhir adalah
periode di bawah generasi pemerintahan keempat, antara 2002 hingga saat ini.
(“Zaman Modern China” Par 2).

2.1.2 Perkembangan Penyebaran Suku Bangsa China Di Indonesia


Kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu
pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain,
tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas
suatu masyarakat. Sejarah bisa lain menurut sudut pandang yang berbeda-beda
pula, namun kita yakin keluhuran sejarah hanya satu dan adalah tugas kita untuk
belajar dari sejarah untuk menyempurnakan kehidupan kita supaya kesalahan
yang lalu-lalu tidak terulang kembali.
Tionghoa yang berarti Bangsa Tengah merupakan sebutan lain untuk
orang-orang dari suku atau ras Tiongkok di Indonesia. Kata ini dalam bahasa
Indonesia sering dipakai untuk menggantikan kata "China" yang kini memiliki
konotasi negatif karena sering digunakan dalam nada merendahkan. Kata ini juga
dapat merujuk kepada orang-orang keturunan China yang tinggal di luar Republik
Rakyat China, Indonesia, Malaysia, Singapura, Hong Kong, dan Taiwan. Kata
Tionghoa setidaknya sudah dimulai sejak tahun 1880, yaitu adanya keinginan dari
orang-orang di Tiongkok untuk terbebas dari kekuasaan dinasti dan membentuk
suatu negara yang lebih demokratis dan kuat. Kata ini pertama kali diperkenalkan
secara luas oleh Dr. Sun Yat-sen, yang merupakan Bapak Revolusi China dengan
mendirikan Republik China pada tahun 1911, setelah menggulingkan Dinasti
Qing. Kemenangan Revolusi China ini memberi inspirasi terhadap perjuangan
dan kebangkitan nasional di Indonesia. Mao Zedong juga meneruskan

18  
Universitas Kristen Petra
 
penggunaan kata Zhonghua untuk negara Republik Rakyat China, yang
diproklamasikan pada tahun 1949.
Pembahasan mengenai Tionghoa di Indonesia biasanya meliputi
percaturan orang-orang Tionghoa dalam politik, sosial dan budaya di Indonesia.
Kebudayaan Tionghoa merupakan salah satu pembentuk dan bagian integral yang
tak terpisahkan dari kebudayaan nasional Indonesia sekarang ini. Kebudayaan
Tionghoa di Indonesia walau berakar dari budaya leluhur, namun telah sangat
bersifat lokal dan mengalami proses asimilasi dengan kebudayaan lokal lainnya.
Akibat tekanan rezim Orde Baru, banyak dari antara orang Tionghoa telah
menanggalkan nama aslinya dan menggunakan nama-nama lokal, meskipun
secara diam-diam masih memakainya untuk kegiatan dikalangan mereka. Namun
seiring dengan terjadinya reformasi, tanpa rasa takut mereka kembali
menggunakan nama Tionghoa mereka, meskipun masih banyak yang enggan
memakainya kembali, termasuk akan ritual budaya yang dilakukan masyarakat
Tionghoa Indonesia.
Suku bangsa Tionghoa di Indonesia adalah salah satu etnis di Indonesia.
Biasanya mereka menyebut dirinya dengan istilah Tenglang (Hokkien), Tengnang
(Tiochiu), atau Thongnyin (Hakka). Hal ini sesuai dengan kenyataan bahwa orang
Tionghoa-Indonesia mayoritas berasal dari China selatan yang menyebut diri
mereka sebagai orang Tang, sementara orang China utara menyebut diri mereka
sebagai orang Han. Leluhur orang Tionghoa-Indonesia berimigrasi secara
bergelombang sejak ribuan tahun yang lalu melalui kegiatan perniagaan. Peran
mereka beberapa kali muncul dalam sejarah Indonesia, bahkan sebelum Republik
Indonesia dideklarasikan dan terbentuk. Catatan-catatan dari China menyatakan
bahwa kerajaan-kerajaan kuno di Nusantara telah berhubungan erat dengan
dinasti-dinasti yang berkuasa di China. Faktor inilah yang kemudian
menyuburkan perdagangan dan lalu lintas barang maupun manusia dari China ke
Nusantara dan sebaliknya. Setelah negara Indonesia merdeka, orang Tionghoa
yang berkewarganegaraan Indonesia digolongkan sebagai salah satu suku dalam
lingkup nasional Indonesia, sesuai Pasal 2 UU Nomor 12 Tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia. Sekelompok orang asal China yang anak-
anaknya lahir di Hindia Belanda, merasa perlu mempelajari kebudayaan dan

19  
Universitas Kristen Petra
 
bahasanya. Pada tahun 1900, mereka mendirikan sekolah di Hindia Belanda, di
bawah naungan suatu badan yang dinamakan "Tjung Hwa Hwei Kwan", yang bila
lafalnya diindonesiakan menjadi Tiong Hoa Hwe Kwan (THHK). THHK dalam
perjalanannya bukan saja memberikan pendidikan bahasa dan kebudayaan China,
tapi juga menumbuhkan rasa persatuan orang-orang Tionghoa di Hindia Belanda,
seiring dengan perubahan istilah "China" menjadi "Tionghoa" di Hindia Belanda.
Orang-orang Tionghoa di Indonesia, umumnya berasal dari tenggara
China. Mereka termasuk suku-suku:
▪ Hakka
Suku Hakka / Khek yang berada di Asia Tenggara, termasuk Indonesia,
merupakan salah satu cabang suku Han yang memiliki ciri khas dan
penyebaran serta pengaruh paling luas di seluruh dunia. Di China sendiri,
orang Hakka menyebar sampai ke provinsi-provinsi lebih jauh seperti
Provinsi Sichuan, Chongqing dan Guangxi. Sedangkan diseluruh dunia,
boleh dikatakan hampir dimerata tempat dapat ditemukan orang Hakka.
▪ Hainan
Hainan adalah sebuah pulau yang juga merupakan provinsi Republik
Rakyat China. Beribukota di Haikou. Pada tahun 2002, luasnya adalah
33.920 km². Penduduknya berjumlah 8.030.000 jiwa (kepadatan:237/km²).
▪ Hokkien, Tiochiu, Konghu
Orang Hokkian merupakan mayoritas perantau di Indonesia. Di zaman
kolonial Belanda, pemerintah Batavia menetapkan kuota perantau yang
diperbolehkan merantau ke Indonesia. Pemerintah Batavia juga mendata
jumlah pendatang menurut daerah asal, yang pada zaman tersebut
dikelompokkan menjadi empat kelompok besar; Hokkian, Tiochiu,
Konghu dan Hakka. Daerah asal pendatang dari Hokkian pada dasarnya
hampir meliputi seluruh wilayah provinsi Fujian, namun mayoritas berasal
dari daerah pesisir seperti Zhangzhou, Quanzhou, Fuzhou dan Amoy.
Zhangzhou dan Quanzhou menjadi daerah asal utama dikarenakan kedua
tempat ini telah lama menjadi pelabuhan utama yang melayani Di
Indonesia, terdapat banyak penutur Tiochiu di Pontianak dan Ketapang,
Kalimantan Barat; Jambi, Riau, Kepri dan Sumatera Utara serta Selatan.

20  
Universitas Kristen Petra
 
Sebagian besar dari orang-orang Tionghoa di Indonesia menetap di pulau
Jawa. Daerah-daerah lain di mana mereka juga menetap dalam jumlah besar selain
di daerah perkotaan adalah: Sumatera Utara, Bangka-Belitung, Sumatera Selatan,
Lampung, Lombok, Kalimantan Barat, Banjarmasin dan beberapa tempat di
Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara.
▪ Hakka : Jakarta, Aceh, Sumatera Utara, Batam, Sumatera Selatan, Bangka-
Belitung, Lampung, Jawa, Kalimantan Barat,Banjarmasin, Sulawesi
Selatan, Manado, Ambon dan Jayapura.
▪ Hainan : Pekanbaru, Batam, dan Manado.
▪ Hokkien : Sumatera Utara, Riau ( Pekanbaru, Selatpanjang, Bagansiapiapi, dan
Bengkalis), Padang, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Jawa, Bali (terutama
di Denpasar dan Singaraja), Banjarmasin, Kutai, Sumbawa, Manggarai,
Kupang, Makassar, Kendari, Sulawesi Tengah, Manado, dan Ambon.
▪ Kantonis : Jakarta, Medan , Makassar dan Manado.
▪ Hokchia : Jawa (terutama di Bandung, Cirebon, Banjarmasin dan Surabaya).
▪ Tiochiu : Sumatera Utara, Riau, Riau Kepulauan, Sumatera Selatan, dan
Kalimantan Barat (khususnya di Pontianak dan Ketapang).
Di Tangerang Banten, masyarakat Tionghoa telah menyatu dengan
penduduk setempat dan mengalami pembauran lewat perkawinan, sehingga warna
kulit mereka kadang-kadang lebih gelap dari Tionghoa yang lain. Istilah buat
mereka disebut China Benteng.

2.2 Tinjauan Literatur Tentang Buku


2.2.1 Pengertian Buku Bacaan
Buku adalah kumpulan beberapa atau banyak lembar kertas yang dijilid
menjadi satu dan biasanya berisi gambar, tulisan atau kosong. Sedangkan
membaca adalah melihat isi sesuatu yang tertulis serta memahaminya dengan
melisankan dalam hati, dapat pula dengan mengeja atau mengatakan apa yang
tertulis. (Salim 156). Jadi dapat disimpulkan bahwa buku bacaan adalah
lembaran kertas berjilid yang berisi gambar atau tulisan, untuk
menyampaikan informasi dan dapat dipahami oleh orang yang membacanya.

21  
Universitas Kristen Petra
 
Buku adalah alat perantara antara penulis dengan pembacanya, sehingga
hal-hal yang disampaikan oleh penulis dapat dimengerti dan dipahami oleh
pembacanya. Tinggi rendahnya kualitas buku ditentukan oleh isi yang
disampaikan oleh penulisnya. Sebuah buku dianggap berbobot apabila setelah
membaca buku tersebut, pembacanya dapat merasakan suatu nilai tambah
ataupun bahan pemikiran yang positif dan mengarah pada perbaikan.

2.2.2 Fungsi dan Peranan Buku Dalam Kehidupan Sosial


Buku adalah sumber ilmu, buku adalah jendela dunia. Buku bisa menjadi
awal dari pertemanan dalam kehidupan sosial. Rajin membaca buku dapat
membuat orang kaya akan wawasan dan informasi. Peran buku dalam proses
sosial dapat dipetakan menjadi dua karakter besar. Pertama buku dapat
berfungsi sebagai gambaran dan ekspresi yang telah disusun secara
kronologis maupun sistematis sehingga memudahkan bagi setiap orang untuk
mengingat, melihat, mengevaluasi dan membuktikan kapasitas jati diri setiap
individu maupun kelompok tertentu, bertahan lama dan kandungan maknanya
dapat bergerak secara dinamis sesuai dengan perkembangan zaman. Kedua
buku juga dapat berfungsi sebagai media transformasi nilai, inspirasi maupun
ide baru bagi seseorang untuk meresponnya hingga pada tataran operasional,
baik dalam bentuk penolakan, dukungan maupun pengembangan dalam
berbagai karakter, corak dan gerakannya
Buku yang dalam kehidupan sosial juga tidak semuanya dapat melahirkan
ide-ide baru bagi para pembacanya, kecuali jika buku tersebut benar-benar
memiliki daya tarik, daya dukung dan kesesuaian dengan harapan dan
kepentingan yang lebih luas. Demikian pula sebaliknya, bahwa ide-ide dasar
yang tercantum pada buku tersebut, terkadang justru mendapat perlawanan
dalam bentuk penolakan melalui seperangkat argumen yang digulirkan dalam
berbagai media, baik melalui media cetak maupun lainnya. Dengan demikian,
keberadaan buku akan tetap menjadi sesuatu yang sangat penting untuk
mengorbitkan sejumlah pemikiran di tengah kehidupan sosial. Tetapi
sebaliknya, dengan sebuah karya terkadang juga bisa menjadi batu sandungan
dalam mencapai kesuksesan.

22  
Universitas Kristen Petra
 
2.2.3 Sejarah Perkembangan Buku Bacaan
Berbicara mengenai buku, tak lepas dari kertas dan cetak, yang merupakan
bahan dasar dan teknologinya. Sekitar tahun 2400SM, orang mesir telah
menemukan papyrus sebagai media untuk menulis. Kertas papyrus ini
dibentuk seperti gulungan dan diyakini sebagai bentuk buku yang paling
awal. Kemudian sekitar tahun 200SM, Tsai Lun-Lah, seorang kebangsaan
China, menemukan cara membuat kertas. Sedangkan di dunia barat, kertas
baru diperkenalkan sekitar abad ke 12.
Dalam perkembangan selanjutnya, sejarah buku tak akan lepas dari sejarah
percetakan, karena kedua hal ini saling berkaitan. Pada awalnya percetakan
ditemukan dan berkembang pertama kali di China dan Korea, yaitu dengan
teknik cetak kayu (woodblock) primitive. Naskah tertua yang ditemukan baru-
baru ini di Korea adalah naskah agama budha yang berasal dari tahun 751.
Sedangkan buku tertua yang ditemukan di China adalah Chinese Daimond
Sutra yang berasal dari tahun 868.
Pada tahun 1041, masa kekaisaran Dinasti Song, di negri China ditemukan
teknik cetak moveable type berbahan metal yang ditemukan oleh Chwe Yoon
Eyee. Buku hasil cetakan moveable type yang masih ada hingga kini adalah
buku yang berjudul Jikji, yang dicetak pada tahun 1377 di Korea. Teknologi
cetak ini kemudian masuk ke Eropa melalui jalur perdagangan China ke Arab
yang melewati India.
Tahun 1450, Johannes Gutenberg menemukan mesin cetak yang
menggunakan tinta minyak yang merupakan revolusi besar dalam perabadan
manusia. Oleh para jurnalis Amerika, Guttenberg dinobatkan sebagai “Man
Of The Millenium” dalam buku 1000 Years 1000 People. Hasil cetakan
pertamanya adalah sebuah masterpiece buku Bible yang dikenal dengan B42
atau Mazarin Bible (Suss 11).
Pada tahun 1469, didirikan sebuah perusahaan percetakan besar di Venice.
Kemudian tahun 1470 Johan Heynlin membuka percetakan di Paris. Tahun
1476 William Caxton membuka percetakan di Inggris. Pada tahun 1539,
percetakan mulai masuk ke Amerika, dibawa oleh Juan Pablo yang

23  
Universitas Kristen Petra
 
berkebangsaan Italia. Dia mendirikan perusahaan percetakan impor di
Mexico City. Kemudian pada tahun 1628, Stephen Day membangun
percetakan di Massachusetts Bay, Amerika Utara. Ia juga membantu
mendirikan Cambridge Press.
Pada awal abad ke -16, Blake membuat relief dengan teknik Etsa, setelah
adanya penemuan bahwa asam bias digunakan untuk menampilkan ukiran
diatas pelat metal. Teknik ini pernah juga dipakai oleh seniman-seniman
terkenal seperti Rembrant Van Rijn, Fransisco Goya dan Pablo Picasso untuk
menciptakan karya seninya.
Akhir abad ke-18, muncul beberapa inovasi dalam teknik cetak grafis.
Bewick mengembangkan metode dengan menggunakan plat gravir pada
ujung kayu. Kemudian Aloys Senefelder menemukan litografi pada tahun
1798. Teknik ini baru mendapat perhatian besar pada tahun 1890-an setelah
Pierre Bonnard, Hendri De Toulouse-Lautrec dan seniman lainnya
menciptakan cetak warna.
Pada awal abad ke-19, jenis baru cetak huruf diperkenalkan oleh Stanhope,
George E. Clymer, Koenig dan lainnya. Dan saat ini teknologi percetakan
telah tersebar di seluruh dunia.
Percetakan Di Indonesia berawal dari kedatangan Belanda dan
hubungannya dengan VOC (Suss 10-13). Pada tahun 1624, misionaris gereja
protestan Belanda membeli sebuah mesin cetak dari Belanda untuk
menerbitkan literature Kristen dalam bahasa daerah, untuk penginjilan. Tetapi
mesin cetak tersebut menganggur karena tidak ada tenaga ahli yang mampu
menjalankannya. Baru kemudian pada tahun 1659, kornelis Pijl
memprakarsai percetakan dengan membuat sebuah Tjitboek, atau kalender
yang saat itu dikenal sebagai “buku waktu”.
Tahun 1668, Hendrik Brant mencetak documen sebagai produk pertama
percetakan pemerintah, yaitu perjanjian Bongaya. Kemudian pada bulan
Agustus tahun itu juga, ia mendapat kontrak mencetak dan menjilid buku atas
nama VOC. Pada tahun 1971, VOC menandatangani kontrak dengan
percetakan Boeckdrucker Der Edele Compagnie untuk didayagunakan secara

24  
Universitas Kristen Petra
 
maksimal. Salah satu terbitannya adalah sebuah kamus Latin-Belanda-
Melayu yang disusun oleh Loderus sendiri,
Pada tahun 1718, pemerintah pusat mendirikan percetakan sendiri di
Kasteel Batavia, untuk kepentingan cetak mencetak dokumen resmi.
Kemudian, pada tahun 1743, Seminarium Theologicum di Batavia
memperoleh satu unit alat percetakan, yang kemudian digunakan untuk
menerbitkan Kitab Perjanjian Baru dan beberapa buku doa dalam terjemahan
Melayu.
Pada perkembangan selanjutnya, teknologi percetakan di Indonesia
berkaitan erat dengan industry surat kabar, baik terbitan pemerintah Belanda
maupun milik bangsa Indonesia sendiri. Tahun 1921-1922, pabrik kertas
pertama dibangun di padalarang, dengan kapasitas produksi 9 ton per hari.
Kemudian tahun 1939-1940, pemilik pabrik kertas yang sama mendirikan
pabrik kertas kedua di Jawa Timur, yaitu di daerah Leces, Probolinggo.
Pada tahun 1949, warga pribumi di Jakarta hanya memiliki 2 mesin
printing, sedangkan percetakan milik warga asing hanya berproduksi untuk
kepentingan sendiri. Tahun 1950, terjadi perkembangan yang cukup pesat.
Jumlah percetakan nasional atau milik masyarakat pribumi meningkat
menjadi 23 buah. Sedangkan yang lainnya dimiliki oleh Belanda dan warga
Tionghoa. Pada tahun 1951, dari data resmi, terdapat 150 perusahaan
percetakan di Jawa Timur, yang meliputi Surabaya, Malang dan daerah
sekitarnya.
Pada Tahun 1953-1954, percetakan Negara melakukan modernisasi
dengan membeli mesin web-offset 4 warna. Sekitar tahun 1970-an, industry
percetakan di seluruh dunia berganti dengan teknologi offset. Saat itu, bangsa
Indonesia sedang berjuang membangun negri, dan pendidikan merupakann
salah satu bidang yang menjadi perhatian utama. Buku-buku pelajaran
sekolah dicetak di era ini dalam jumlah yang sangat besar untuk mengurangi
biaya dan meningkatkan efisiensi. Seiring dengan kebutuhan akan proses
cetak di tanah air, banyak percetakan yang mengimpor mesin-mesin cetak
offset untuk pertama kalinya.

25  
Universitas Kristen Petra
 
Di tahun 1992, muncul teknologi computer to film (CTF), kemudian
teknologi computer to plate (CTP) pada tahun 2000, teknologi ini
mengeliminasi pembuatan film dalam jalannya proses cetak, sehingga
menguntungkan dari segi efisiensi maupun biaya. Namun perkembangan
percetakan yang cukup maju bukan menjadi jaminan majunya perkembangan
buku bacaan di Indonesia. Faktor utama penghambat perkembangan buku
bacaan di Indonesia adalah kurangnya minat baca masyarakat Indonesia.
Bahkan, “menurut laporan UNESCO, Indonesia pernah mengalami masa
buram dunia baca ketika sangat sedikit buku terbit pada rezim orde baru”
(Fatwa,para.7).

2.2.4 Bentuk dan Jenis Buku


Buku dapat dikategorikan dalam beberapa cara. Buku kecil yang dijilid
dalam cara sederhana biasanya disebut booklet. Isi dari buku yaitu tulisan,
gambar, table dan yang lainnya dapat di cetak oleh pencipta buku maupun
ditulis oleh pemilik buku. Contoh buku yang dapat ditulisi oleh pemiliknya
adalah notes. Notes biasanya berukuran kecil dan dijilid secara sederhana
atau di ring sehingga dapat dengan mudah disobek. Notes digunakan untuk
mencatat hal-hal penting. Buku lain yang diisi sendiri oleh pemilik meliputi
buku alamat, buku telepon dan buku agenda untuk mencatat janji-janji
penting.
Sedangkan untuk anak sekolah, menggunakan buku tulis kosong yang
hanya berisi garis-garis yang nantinya akan diisi sendiri oleh mereka untuk
catatan maupun untuk membuat pekerjaan rumah. Buku pelajaran sekolah
untuk pelajar bias disebut sebagai buku teks. Buku dengan doa-doa tertulis
disebut buku doa atau buku misa. Buku dengan kumpulan lagu disebut buku
pujian. Buku yang berisi kumpulan peta disebut sebagai atlas.
Didalam perpustakaan, secara umum buku non fiksi yang memberikan
informasi selain untuk bercerita, esai, komentar, maupun sebaliknya untuk
mendukung suatu pandangan, disebut sebagai buku referensi. Ada beberapa
tipe buku referensi. Buku yang berisi daftar kata, arti dari kata tersebut
disebut sebagai kamus. Kamus adalah sejenis buku rujukan yang

26  
Universitas Kristen Petra
 
menerangkan makna kata-kata. Buku referensi umum biasanya terdiri dari
satu volume yang memuat informasi mengenai banyak topik disebut sebagai
buku primbon. Buku referensi yang lebih spesifik dengan table dan juga
daftar data dan informasi mengenai topik tertentu, dan digunakan untuk
kalangan professional, disebut sebagai buku pegangan. Buku dengan
informasi teknis mengenai bagaimana menggunakan sesuatu alat disebut
sebagai buku manual. Buku yang memuat segala mengenai hokum atau
aturan di area tertentu disebut sebagai buku hokum, yang biasanya terdiri dari
banyak volume.
Menerbitkan buku adalah sebuah proses untuk menghasilkan buku,
majalah, Koran dan lain sebagainya ataupun dicetak ulang untuk dibeli
pembaca. Biasanya diterbitkan dalam jumlah besar oleh perusahaan
penerbitan. Beberapa buku dapat dikategorikan sebagai fiksi (cerita non
realita) ataupun non-fiksi (cerita realita). Cerita fiksi dalam format buku
disebut novel. Novel adalah sebuah karya fiksi yang tertulis dan naratif,
biasanya dalam bentuk cerita. Sedangkan komik adalah karya fiksi yang
berisi gambar-gambar dan disertai dengan percakapan untuk menceritakan
suatu kisah.
Majalah adalah buku berjilid yang berisi informasi-informasi yang
disesuaikan dengan target marketnya dan diterbitkan secara berkala dalam
periode waktu tertentu, misalnya terbit 1 bulan sekali. Sedangkan Koran
adalah kumpulan kertas tanpa dijilid yang berisi informasi-informasi terbaru
dan terbit setiap hari.
Album adalah buku untuk menyimpan foto atau koleksi perangko.
Sedangkan, buku untuk menyimpan data secara periodikal, seperti informasi
pribadi harian pemiliknya bias disebut dengan diari. Buku yang digunakan
para pengusaha untuk mencatat data-data finansial yaitu buku akuntansi
seperti jurnal dan buku kas induk.
Ensiklopedia adalah buku yang terdiri dari sejumlah seri buku dengan
artikel mengenai banyak topik. Beberapa ensiklopedia mencakup semua topik
umum disegala area, namum beberapa ensiklopedia lebih spesifik. Buku
indeks adalah buku yang terdiri dari koleksi multi volume, yang berusaha

27  
Universitas Kristen Petra
 
untuk mendaftar referensi dan intisari dalam area yang luas, contoh : Indeks
Elektronika, ataupun Intisari Biologi, Intisari Kimia dan lain sebagainya.
Sebuah buku mempunyai 3 (tiga) elemen penting yaitu cover buku, jaket
buku da nisi buku. Cover buku merupakan bagian terluar dari buku yang
berfungsi melindungi dan memberi identitas. Pada tahun 1883, penerbit
inggris, longman’s & Co membuat terobosan dengan menciptakan jaket buku.
Pada saat itu, jaket buku hanya berfungsi sebagai pembungkus saja agar buku
tidak berdebu. Para pembaca memiliki kebiasaan untuk membuang
pembungkus tersebut sebelum membaca buku. (Heller, Fink 45) sejak saat
itu, penggunaan jaket buku banyak ditiru dan berkembang hingga saat ini.
Sekitar abad ke 19, penggunaan gambar pada cover dan jaket buku
terbatas pada buku-buku tertentu, seperti buku cerita anak-anak. Sebelum
perang dunia pertama, persaingan dibidang penerbitan semakin meningkat
sehingga para penerbit mulai menyewa para pelukis dan penggambar untuk
menghiasi jaket buku dengan gambar. Seperti layaknya seorang wanita, buku
akan tampil lebih menarik jika mengenakan pakaian yang tepat. Sejak saat
itulah banyak penerbit yang menyadari bahwa cover memegang peranan
penting dalam penjualan isi buku.
Seiring dengan perkembangan desain, muncullah beragam jenis tampilan
cover buku dengan desain dan ilustrasi menarik. Saat ini sudah banyak sekali
buku yang ditampilkan secara mewah dengan jaket buku yang eksklusif
seperti pemanfaatan teknik pasca cetak seperti hot print, emboss, die cut, dan
lain sebagainya yang dapat meningkatkan nilai jual buku tersebut.
Syarat penting dan terutama yang harus dipertahankan oleh para desainer
buku adalah kemampuan desain untuk tetap menampilkan judul buku dan
nama pengarang dalam batas keterbacaan. Sebuah cover buku yang baik
mampu menarik perhatian calon konsumen dan dapat terlihat dan terbaca dari
jarak sekitar 5 kaki (1,524 meter). Selain itu, desainer juga harus
mempertimbangkan kesesuaian desain dengan isi buku, sehingga cover buku
dapat mengidentifikasikan buku tersebut. (Heller, Fink 45)

28  
Universitas Kristen Petra
 
2.3 Tinjauan Buku Yang Akan Dirancang
2.3.1 Tinjauan Dari Segi Ide dan Tema
Semakin majunya perkembangan teknologi dan transformasi budaya,
membuat budaya keturunan sudah mulai dilupakan atau jarang dilakukan lagi dan
itu menyebabkan budaya yang diwariskan mulai ditinggalkan atau mulai
tergantikan dengan budaya-budaya modern dengan berbagai alasan, tidak hanya
dengan alasan “Tidak Tahu”, terkadang makna budaya warisan pun dilakukan
tanpa mengerti maksud dan arti dari upacara budaya itu pun sendiri, maka dari itu
perancangan buku panduan pernikahan dengan adat Tionghoa ini dilatar belakangi
dengan tujuan membantu para calon pengantin untuk mengerti tata cara upacara
prosesi pernikahan secara rinci dan jelas, dimana hal ini juga membudidayakan
budaya Tionghoa agar dapat terus menerus terlestarikan kepada keturunannya,
dimana keturunan yang diwariskan budaya ini mengerti akan apa arti budaya,
upacara, dan adat istiadat yang diwariskan kepada keturunannya, bukan sekedar
ikut-ikutan semata. Tidak hanya itu perancangan buku ini juga sebagai pelestari
budaya Tionghoa yang dapet menjadi panduan dan pengertian untuk mempelajari
dan menambah wawasan akan budaya luar yang bermanfaat sebagai pendidikan
kepada masyarakat, dimana budaya keturunan dari mana pun itu merupakan
warisan yang tidak ternilai harganya, yang harus dijaga dan dilestarikan sebagai
warisan budaya. Buku ini diberi judul “Keindahan Sebuah Tradisi” yang memiliki
arti dalam buku ini membahas salah satu tradisi yang ada di Indonesia, yaitu
budaya pernikahan adat Tionghoa yang merupakan keindahan warisan budaya
nenek moyang yang patut di lestarikan dan diwariskan terus kepada keturunannya.

2.3.2 Tinjauan Dari Aspek Dasar Filosofis


Pentingnya perancangan buku panduan pernikahan adat Tionghoa ini
adalah dimana buku ini dapat mengajarkan kepada masyarakat tentang budaya
keturunan yang sering dilupakan oleh masyarakat karena pergeseran budaya dan
keturunan yang sudah mengikuti budaya luar dan tidak mengerti akan tata cara
adat budaya Tionghoa dalam pernikahan. Didalam buku ini juga dijelaskan secara
rinci hal-hal yang harus dilakukan berikut dengan arti dari hal itu sendiri, agar arti
dari upacara dan tata cara yang diwariskan benar-benar dimengerti secara rinci,

29  
Universitas Kristen Petra
 
bukan hanya karena ikut-ikutan semata, dan diharapkan warisan budaya keturunan
pun dapat diajarkan langsung dari orangtua kepada anak-anak meraka agar budaya
itu sendiri dimengerti dan dapat diwariskan sesuai keturunan mereka. Ajaran-
ajaran Tiongkok pun mengatakan hal yang terpenting adalah budaya yang dapat
diwariskan kepada keturunan untuk menjadi identitas suatu bangsa dan keturunan
dimanapun mereka nantinya akan tinggal, karena nilai yang terpenting dari orang
Tiongkok pun adalah warisan dan ajaran leluhur untuk diteruskan oleh
keturunnanya kelak.

2.3.3 Tinjauan Dari Aspek Sosial dan Budaya


Suku bangsa dan keturunan ada begitu banyak dan beragam. Suatu budaya
dan adat istiadat dapat menjadi acuan dan kelompok bagi masing-masing
keturunan suku dan bangsa.
Dengan adanya buku panduan pernikahan adat Tionghoa ini diharapkan
dari sisi sosial dan budaya adalah pengertian masyarakat akan budaya yang ada,
dimana budaya yang diwariskan turun menurun dapat dilesatarikan dan terus
dilanjutkan sesuai dengan kehidupan modern saat ini tanpa melupakan ajaran dari
nenek moyang keturunan bangsa Tiongkok sendiri. Dimana kehidupan sosial
antara masyarakat juga diharapkan terjalin, karena adanya buku ini baik keturunan
Tionghoa maupun Non-Tionghoa pun dapat saling mempelajari dan mengerti
tentang masing-masing adat yang ada. Kebudayaan merupakan harta warisan dari
nenek moyang yang tak ternilai harganya. Suatu masyarakat dapat diindetifikasi
identitas suku bangsa dan keturunannya apabila memiliki budaya yang dijadikan
acuan dan terapannya.

2.3.4 Tinjauan Peranan Buku Sebagai Media Untuk Menyampaikan Pesan


Perkembangan jaman dan teknologi menyebabkan semakin banyaknya
media massa online, dimana posisi membaca menggunakan buku sering
digantikan dengan teknologi terbaru seperti menggunakan ipad, smart phone dan
lain-lain. Akan tetapi pergantian itu tidak bertahan lama. Karena esensi dari
membaca melalui media buku tidak begitu gampang untuk digantikan dengan
media teknologi digital. Karena membaca buku secara langsung dengan membaca

30  
Universitas Kristen Petra
 
menggunakan media digital itu berbeda, dimana daya tangkap dan daya ingat
dalam membaca melalui buku lebih jauh mudah dimengerti dan terus diingat oleh
memori manusia daripada membaca menggunakan media lainnya seperti media
digital. Buku dianggap sebagai media yang paling cocok untuk perancangan ini
melalui beberapa pertimbangan, salah satunya dimana menggunakan media buku,
kualitas untuk dibaca ulang dan disimpan menjadi salah pertimbangan, dimana
membaca menggunakan fisik buku dapat menjadi lebih mudah dipahami dalam
memandu target untuk mengerti apa yang dibahas dalam buku tersebut, daripada
membaca menggunakan media digital, yang terkesan membaca sepintas dalam
keadaan tergesa-gesa.

2.4 Tinjauan Buku Tentang Pernikahan Pesaing


2.4.1 Tinjauan Aspek Isi Buku Pesaing
Buku-buku panduan pernikahan yang telah ada saat ini hanyalah majalah-
majalah pernikahan, buku-buku adat pernikahan suku adat yang ada di Indonesia
dan beberapa artikel tentang pernikahan, akan tetapi pembahasan dalam artikel-
artikel tersebut lebih mengarah kepernikahan daerah, pernikahan budaya barat
yang umum-umum saja, dan artikel yang membahas tentang sedikit pengertian
akan pernikahan secara umum, tidak ada pembahasan akan pernikahan adat
Tionghoa secara terperinci dan jelas yang dapat menjadi panduan. Majalah-
majalah pernikahan yang ada dan dijual umum lebih banyak kearah promosi jasa-
jasa seperti bridal, tata rias dan foto, dapat dikatakan majalah-majalah pernikahan
lebih kearah komersial daripada artikel dan pembahasan apa saja yang diperlukan
dalam persiapan pernikahan yang harus diketahui oleh calon pengantin dan
keluarga pengantin.

31  
Universitas Kristen Petra
 
2.4.2 Data Visual Buku Pesaing

Gambar 2.1 Majalah pernikahan Gambar 2.2 Majalah Pernikahan


Judul : Weddingku Judul : Bella Donna The Wedding

2.5 Analisis Data Lapangan


2.5.1 Analisis Profil Pembaca
Analisa target pembaca utama dari perancangan buku pernikahan ini
berdasarkan data survey lapangan, diketahui bahwa rentang usia pernikahan
warga yang paling banyak berkisar antara 22-30 tahun. Berdasarkan data tersebut
maka, target audience dari perancangan buku panduan pernikahan ini adalah
pemuda-pemudi etnis Tionghoa berusia 22-30 tahun. Status pendidikan mereka
adalah mahasiswa sampai dengan yang telah bekerja, mereka yang dalam tahap
pacaran, tunangan, dan hendak menikah. Dengan kelas sosial menengah hingga
keatas. Kegiatan sehari-hari dari Target Audience ini adalah belajar maupun
bekerja, masyarakat yang gemar membaca dan mencari informasi dari buku-buku
dan menjalankan adat istiadat etnis Tionghoa.

2.5.2 Analisis Kelemahan dan Kelebihan


Dalam perancangan buku panduan ini memiliki kekurangan dan kelebihan
masing-masing, dengan membandingkan dengan buku yang sudah ada, yaitu :

32  
Universitas Kristen Petra
 
Kelebihan :
- Belum ada buku yang membahas tata cara pernikahan adat Tionghoa yang
telah sesuai dengan masyarakat Tionghoa modern saat ini.
- Isi buku yang lengkap, dalam pembahasan pernikahan adat Tionghoa
berserta penjelasannya.
- Ilustrasi dan foto yang menarik, dimana gambaran ilustrasi dan foto dapat
menjadi visualisasi contoh pandangan akan pernikahan agar mudah
dipahami dan jelas untuk menjadi panduan.
- Buku ini tidak hanya sebagai panduan untuk pernikahan adat Tionghoa
saja, akan tetapi buku ini juga dapat menjadi buku budaya, yang berguna
menambah pengetahuan dan wawasan tentang budaya pernikahan adat
Tionghoa sendiri, yang memiliki keindahan tersendiri.
Kekurangan :
- Buku ini melihat pernikahan secara universal, sehingga tidak membahas
spesifikasi adat tata cara suku-suku tertentu dalam pembahasan pernikahan

2.6 Kesimpulan
Dari pembahasan yang sudah ada dapat ditarik garis besar yang
menyimpulkan bahwa buku merupakan media yang komunikatif dalam
perancangan ini, karena buku cukup mewakilkan hal-hal yang dibutuhkan sebagai
media yang mendukung dan menunjang. Sedangkan dari segi pembahasan yaitu
perancangan buku panduan pernikahan dengan adat Tionghoa sendiri pun menjadi
topik yang layak dan hangat untuk dibahas karena budaya Tiongkok yang dapat
dikatakan menarik untuk diketahui dan kaya akan arti-arti kehidupan. Dimana
masyarakat etnis Tionghoa yang berada di Indonesia dapat dikatakan cukup
banyak dan tersebar dari sabang hingga merauke. Dan buku yang membahas
tentang panduan pernikahan adat Tionghoa secara rinci pun belum ada di
masyarakat ini, hanya ada beberapa artikel-artikel yang kurang jelas dan kurang
tertata dapat membahas dan merinci akan pernikahan adat Tionghoa.

33  
Universitas Kristen Petra
 
2.7 Usulan Pemecahan Masalah
Setelah mengetahui pentingnya budaya warisan leluhur dan keturunan
yang semakin tidak paham akan warisan budaya, seharusnya masyarakat harus
mulai kritis, khususnya bagi pihak pendidikan pelestari budaya yang bekerja sama
dengan penerbit dan editor untuk menerbitkan buku-buku Tionghoa yang
mengandung nilai ajaran sejarah maupun buku perancangan pernikahan ini,
dengan adanya buku ini di masyarakat luas, mengajarkan kepada masyarakat
semua agar tidak meremehkan budaya, salah satunya budaya Tionghoa, dan
melestarikan budaya keturunan. Penerbitan buku-buku yang mengandung ajaran
budaya warisan dapat menambah pengetahuan akan kebenaran sejarah yang ada,
memupuk akan persatuan dimana kesalah pahaman akan adat istiadat masing-
masing suku,bangsa dan keturunan dapat diperjelas.

34  
Universitas Kristen Petra
 

Anda mungkin juga menyukai