Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH REFORMASI SHANG YANG TERHADAP DINASTI QIN

Siti Lilin Hardiyanti Rukmana


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan/Pendidikan Sejarah Universitas Jember
e-mail: lilinrukmana@gmail.com
Abstrak
Tema ini merupakan tema yang banyak sekali diulas dan diteliti oleh para ahli sejarah
profesional maupun amatiran. Tema yang penulis angkat kali ini berupa Pengaruh
Reformasi Shang Yang terhadap Dinasti Qin. Dalam sejarahnya Dinasti Qin dianggap
sebagai dinasti yang paling berhasil dan memberikan banyak sekali perubahan bagi negara
Cina, maka dari itu akhirnya Dinasti Qin lah yang disebut-sebut sebagai Dinasti Pertama
Cina karena mampu menyatukan kembali negara Cina yang sempat terpecah akibat
peperangan dan perebutan kekuasaan. Qin di pimpin oleh seorang Raja bernama Xiaogong
yang diketahui pada saat itu tengah berusaha mencari cara untuk menyatukan kembali
negara Cina yang sempat terpisah, ia juga membutuhkan orang kepercayaan untuk
membantunya dalam menyelesaikan misi ini hingga akhirnya dibukalah sebuah sayembara
kepada semua penduduk. Bersamaan dengan hal itu, ada seseorang yang mengajukan
dirinya langsung didepan raja. Diketahui ia bernama Wei Yang atau yang labih dikenal
dengan sebutan Shang Yang. Singkat ceritanya akhirnya Shnag Yang berhasil menjadi
orang kepercaan raja hingga pada saat itu Shang Yang mulai menerapkan beberapa
reformasinya kepada penduduk Dinasti Qin. Awalanya reformasi yang dibuat oleh Shang
Yang disukai oleh raja dan penduduk, namun lambat laun ternyata reformasi yang dibuat
mulai merugikan masyarakat sehingga banyak sekali penduduk yang membencinya dan tak
jarang melakukan sebuah pemberontakan. Kemudian Shang Yang tewas dengan cara yang
sangat tragis.
Kata kunci: Dinasti Qin, Shang Yang, Pengaruh Reformasi

THE INFLUENCE OF THE SHANG YANG'S REFORMS ON


THE QIN DYNASTY
Siti Lilin Hardiyanti Rukmana
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan/Pendidikan Sejarah Universitas Jember
e-mail: lilinrukmana@gmail.com
Abstract
This theme is a theme that has been extensively reviewed and researched by both
professional and amateur historians. The theme that the author raises this time is the
Influence of Shang Yang's Reforms on the Qin Dynasty. In its history, the Qin dynasty was
considered the most successful dynasty and brought many changes to the Chinese state,
therefore the Qin dynasty was eventually called the First Dynasty of China because it was
able to reunite the Chinese state which had been divided by wars and power struggles. Qin
was led by a King named Xiaogong who was known at that time to be trying to find a way
to reunite the Chinese state which had been separated, he also needed trusted people to
assist him in completing this mission until finally a contest was opened to all residents.
Along with that, there was someone who volunteered himself directly in front of the king.
It is known that his name is Wei Yang or better known as Shang Yang. Long story short,
finally Shnag Yang managed to become the king's confidant until at that time Shang Yang
began implementing some of his reforms to the people of the Qin Dynasty. At first the
reforms made by Shang Yang were liked by the king and the people, but gradually the
reforms that were made began to harm the people so that many people hated them and
often rebelled. Then Shang Yang died in a very tragic way.
Keywords: Qin Dynasty, Shang Yang, Effects of the Reformation

Pendahuluan
Cina merupakan salah satu negara yang memiliki sejarah kebudayaan tertua
didunia. Negara Cina terletak di Asia bagian Timur. Di sebelah barat dan utaranya
berbatasan dengan daerah Siberia dan Mongolia (Gurun Gobi). Sebelum menjadi Dinasti,
Cina pernah berada pada periode Pre-Dinasti dimana pada saat itu terdapat beberapa
dinasti-dinasti yang berkuasa sebelum Dinasti Qin.
Qin adalah sebuah wilayah yang saat ini masuk kedalam provinsi Shaanxi, Ganshu,
dan Sichuan. Kondisi alamnya diketahui banyak didominasi oleh sabana dan stepa yang
luas serta dikelilingi oleh bukit-bukit yang terjal. Nama “Qin” itu sendiri adalah nama kuno
untuk daerah Tianshui, namun di China modern sebutan “Qin” merujuk pada provinsi
Shaanxi. Dalam sejarahnya, Qin didirikan dan diperintah oleh marga Ying (Menurut
Alamanak Keluarga Lü adalah keturunan dari Shaohao (2598-2525 SM), putra dari Kaisar
Kuning yang dianggap sebagai nenek moyang perdaban China.
Kemajuan negeri Qin semakin bertambah pesat pada masa pemerintahan Raja
Xiaogong (361-338 SM). Ditahun pertama pendudukannya sebagai seorang raja, Qin
Xiaogong sedang mencari orang berbakat untuk membantunya memulihkan keadaan dan
mengembalikan kejayaan negeri Qin. Hingga akhirnya ada seorang penganut aliran
legalisme bernama Shang Yang mendaftarkan dirinya.
Shang Yang adalah penganut legalism yang menekankan tentang penerapan hukum
dengan tegas sebagai landasan bagi pembangunan negara. Tegasnya peraturan yang dibuat
oleh Shang Yang tidak pandang bulu dan siapapun akan dikenakan sanksi yang sesuai
dengan perbuatannya jika melakukan sebuah kesalahan. Setelah mencapai kesuksesannya,
Shang Yang semakin brutal dan membabi buta dalam menerapkan prinsip yang ia buat
sehingga terkesan keras dan seperti teror bagi masyarakat pada masa itu.

Metode Penelitian
Metode penelitian ini adalah kajian pustaka (library research). Kajian pustaka
merupakan teknik penelitian dengan cara melakukan penelusuran-penelusuran yang
berkaitan dengan kajian yang penulis angkat. Pendekatan dalam penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif karena data yang dihasilkan berupa data deskriptif,
sedangkan jenis penelitiannya menggunakan jenis penelitian studi pustaka (library
research) yaitu penelitian yang berdasarkan pada kajian tulisan-tulisan atau pustaka yang
sesuai dan relevan dengan penelitian tersebut. Penelitian ini dilakukan lewat beragam
informasi kepustakaan berupa jurnal ilmiah, maupun artikel (Zed, 2014 dalam Wiryanto
et.all 2021). Penelitian dimulai dengan mengumpulan sumber data penelitian dengan
memanfaatkan koleksi yang terdapat di internet. Penelitian membatasi kegiatan pada
bahan-bahan bacaan seperti teks jurnal, website, dan hasil penelitian yang berhubungan
dengan pengaruh reformasi Shang Yang yang diterapkan pada masa Dinasti Qin. Pada
penulisan karya ilmiah kali ini penulis mengkaji mengenai Pengaruh Reformasi Shang
Yang Terhadap Dinasti. Objek penelitian yang diambil dalam penelitian kali ini adalah
Reformasi Shang Yang. Dalam penyajian karya tulis ilmiah ini penulis menggunakan
teknik penulisan yang berdasarkan pedoman penulisan karya ilmiah (PPKI) Universitas
Jember.

Hasil dan Pembahasan


1. Cina Sebelum Reformasi (Cina Kuno)
Cina merupakan salah satu negara yang memiliki sejarah kebudayaan tertua
didunia. Peradaban awal Cina dimulai pada daerah di sepanjang Lembah Sungai
Kuning. Tertulis dalam sejarahnya bahwa sejarah peradaban Cina dimulai sejak
Dinasti Shang (1750-1045 SM).

Gambar 1.1 Peradaban Cina Kuno. Sumber:


https://www.google.com/imgres?imgurl=https%3A%2F%2Fwidiahistopedia.files.wordpre
ss.com%2F2020%2F03%2Fchina-kuno.jpg

Negara Cina terletak di Asia bagian Timur. Di sebelah barat dan utaranya
berbatasan dengan daerah Siberia dan Mongolia (Gurun Gobi). Negara Cina
merupakan salah satu tempat yang mempunyai peninggalan tertua dan tinggi
tingkat peradabannya. Sisa-sisa peninggalan tertua ditemukan di lembah sungai
Yang Tze Kiang. Sungai Huang Ho dan sungai Hual. Ketiga sungai ini sering di
landa banjir. Endapan lumpur membuat daerah itu menjadi subur.
Daerah di lembah sungai kuning merupakan pusat peradaban Cina kuno
yang bernilai tinggi. Dari hasil yang di lakukan oleh Prof. Davidsolack dapat di
pastikan bahwa kebudayaan Cina kuno berada di lem- bah sungai kuning. Di
daerah Ordos di temukan benda-benda berukir seperti kalung Wanita. Di daerah
Yang Shou di temukan tembikar dan Jambangan berkaki tiga (tempat Abu Suci).
Sebelum menjadi Dinasti, Cina pernah berada pada periode Pre-Dinasti
dimana pada saat itu terdapat beberapa dinasti-dinasti yang berkuasa sebelum
Dinasti Qin. Namun Qin lah yang diakui sebagai dinasti pertama Cina karena pada
periode Qin, Cina banyak sekali mengalami perkembangan diberbagai sektor
kehidupan.
1) Dinasti Xia (2070 SM-1600SM)

Gambar 1.2 Lokasi Dinasti Xia. Sumber:


https://www.google.com/imgres?imgurl=https%3A%2F%2F3.bp.blogspot.com4AQ..i&im
grefurl=https%3A%2F%2Fwww.belajarsosial.com%2F2018%2F01%2Fdinasti-xia-
kerajaan-pertama-cina.

Shaogao, Zhuanxu, Digu, Tangyao, Yushun, dan Xiayu adalah nama-


nama yang berperan sebagai “kepala suku”, karena pada waktu itu masyarakat
belum memiliki kesadaran untuk bersatu dalam sebuah negara. Sampai pada
2070 SM, Yushun mewariskan kekuasaan pemerintahan kepada Yu dan
menobatkannya sebagai xiabo, serta menganugrahkan marga Si kepadanya
sehingga disebut sebagai Kaisar Xiayu, Xiayu-lah yang mendirikan dinasti
pertama dalam sejarah China yaitu Xiawangchao atau Dinasti Xia. Dari
Dinasti Xia inilah yang nantinya akan memunculkan dinasti-dinasti
selanjutnya dalam sejarah China.

2) Dinasti Shang (1523 SM-1028 SM)


Gambar 1.3 Peta Dinasti Shang. Sumber:
https://www.google.com/imgres?imgurl=http%3A%2F%2Fidsejarah.net%2Fwp-
content%2Fuploads%2F2018%2F05%2FPetaDinastiShang.png

Dinasti Shang (Shangchao) didirikan oleh Tang, juga disebut sebgai


Shangtang. Shangtang merupakan seorang pakar militer pada zaman China
Kuno. Setelah berhasil mengalahkan Dinasti Xia yang dipimpin oleh Kaisar
Xiajie, Shangtang mendrikan Dinasti Shang yang berkuasa sepanjang 554
tahun. Didirikan pada tahun 1600 SM dan musnah pada tahun 1046 SM dan
menetapkan daerah Hao (Kabupaten Shangqiu, sekarang Provinsi Henan)
sebagai ibu kota. Karena terjadinya perang saudara dan dilanda banjir pada
tahun 1300 SM, maka oleh Kaisar Pan’geng, ibu kota yang sebelumnya
berada di daerah Hao dipindahkan ke daerah Yin (sekarang di Kabupaten
An’yang, Provinsi Henan). Selanjutnya Dinasti Shang berganti Nama menjadi
Dinasti Yin. Setelah berada di bawah kepemimpinan Kaisar Shangzhou
(Dixin, nama gelar sang Kaisar) kekuatan Dinasti Shang mulai melemah,
ditambah dengan tingkah laku Sang Kaisar yang kejam, sadis, dan semena-
mena terutama pada rakyat jelata, sehingga menimbulkan rasa benci dan
keinginan untuk memberontak. Kesempatan ini dipergunakan oleh kekuatan
baru yang muncul, yaitu dari Raja Zhouwang yang berkedudukan di daerah
Xichui yang melakukan penyerangan dan berhasil menggantikan
pemerintahan menjadi Dinasti Zhou.

3) Dinasti Chou (1222/1223 SM-221 SM)


Gambar 1.3 Dinasti Chou. Sumber:
https://www.google.com/imgres?imgurl=https%3A%2F%2F4.bp.blogspot.com

Orang-orang Chou semula bertempat tinggal di lembah Sungai Wei


yang terletak di daerah antara Shansi dan Kansu. Pada saat itu mereka
dipimpin oleh Pangeran K'an Fu, mereka bermigrasi dan kemudian menetap
di lembah Sungai Chou Yuan. Di daerah ini mereka bercampur dengan suku-
suku lain yang untuk kemudian disebut sebagai "orang Yin". Dalam
perkembangan selanjutnya mereka menjadi kuat ketika dipimpin oleh Wen
Wang, karena kuatnya mereka sering disebut sebagai penguasa daerah barat.
Dia-lah yang berusaha untuk memperluas kekuasaan orang-orang Chou.
Orang-orang Chou baru berhasil merebut kekuasaan Dinasti Shang pada
1222/1223 SM ketika Chou dibawah pimpinan Wu Wang (anak Wen Wang).
Dinasti Chou Yang lama masa pemerintahannya, dalam sejarah Cina
dibagi menjadi dua bagian, yakni: Chou Barat dan Chou Timur. Dinasti Chou
didirikan oleh Wu Wang pada tahun 1222/1223 SM dan menjadikan kota
Chang An Sebagai ibu kota. Wu Wang hanya memerintah sampai tahun 1116
SM, kemudian digantikan oleh putranya yakni Cheng Wang. Karena masih
kecil dalam pemerintahannya Cheng Wang didampingi oleh seorang wali
yang bernama Chou Kung. Pada masa pemerintahan Chou Kung ini Cina
berkali-kali mendapat serangan dari orang-orang barbar (bangsa Hsiung Nu).
Pada abad VIII SM dan IX SM kekuasaan Chou Barat makin melemah
dan terpecah-pecah menjadi kerajaan-kerajaan kecil. Pada masa pemerintahan
raja terakhir yaitu Yu Wang Chou Barat mengalami keruntuhan, kemudian
muncullah raja P’ing yang memindahkan pusat pemerintahannya ke timur.
Setelah P’ing memerintah maka ibukota dipindahkan dari Cang An ke Loi
(Luoyang), hal ini dimaksudkan untuk menghindari serangan dari bangsa
barbar. Setelah Chou Barat megalami keruntuhan, Chou Timur tidak
mengalami kemajuan bahkan sebaliknya semakin melemah. Pada masa itu
banyak terjadi perebutan antar negara vassal (wilayah bagian yang otonom),
sebab pada masa itu di Cina terdapat banyak negara vassal seperti Ch’I, Ch’u,
Ch’in, Po, Sang, Yen dan Chou sebagai pemerintah pusat.
Pada zaman dinasti Chou Timur, Ch’in merupakan negara vassal
terkuat dengan tokohnya yan terkenal Kung Sung Yang, yakni Perdana
Menteri dari Ch’in. Pada masa ini penguasa-penguasa daerah sudah berani
menggunakan gelar "Wang" (Raja Kecil) sehingga kekuasaan mereka
semakin besar, sebaliknya kekuasaan pusat semakin merosot. Sesudah Nan
Wang (penguasa terakhir dari Dinasti Chou) meninggal, Dinasti Chou masih
tetap bertahan dan baru pada 249 SM Dinasti Chou dikuasai oleh Kerajaan
Ch'in. Namun sebelumnya, guna memperoleh kekuasaan penuh atas Dinasti
Chou, Kerajaan Ch'in berusaha untuk menaklukan lawan-lawannya terlebih
dahulu. Lawan kuat yang terakhir ialah Kerajaan Ch'i, yang kemudian dapat
dikalahlan oleh Kerajaan Ch'in di bawah pimpinan Cheng pada 221 SM,
selanjutnya Ch'in berhasil mengusai seluruh Cina.

4) Dinasti Qin (221 SM-206 SM)

Gambar 1.4 Peta Dinasti Qin. Sumber:


https://www.google.com/imgres?imgurl=https%3A%2F%2F3.bp.blogspot.com%2F-
BBWBcTWwmmk%2FWr2pBzFM4SI%2FAAAAAAAACRg%2Fq8khfXwheyMnZQF_
YK0bv88EiDM0SvNACLcBGAs%2Fs1600%2FDinasti%252BChin%252Batau%252BQi
n.jpg

Setelah mengalahkan 6 negara vassal, Qinwan Zheng mendirikan


dinasti pertama yang berhasil mempersatukan wilayah China. Dinasti Qin
didirikan pada 221 SM dan musnah pada 206 SM. Beliau menciptakan gelar
kehormatan yang sebelumnya belum pernah ada, yaitu “Huangdi” yang
artinya “raja dari raja”, dan merupakan penguasa tertinggi di alam semesta,
termasuk di khayangan; bahkan menyebut dirinya sebagai Shihuangdi (shi:
awal, pertama) dan disebut sebagai Qin Shihuangdi atau kaisar pertama
dalam catatan sejarah China. Qin Shihuang bermimpi Dinasti Qin yang
dibangun olehnya ini akan mengalami wanshi zhuanzhi wuqiong (diwariskan
secara turun-temurun tak pernah henti). Namun konon impian tersebut justru
berlawanan dengan kenyataan. Qin Shihuang hanya bisa mewariskan
takhtanya sekali. Ahli warisnya pun hanya memerintah sepanjang 3 tahun
saja.

2. Wei Yang sang Reformis


Gambar 2.1 Tokoh Shang Yang. Sumber:
https://www.google.com/imgres?imgurl=https%3A%2F%2Fvoegelinview.com%2Fwp-
content%2Fuploads%2F2018%2F12%2Fshangyang10

Wei Yang atau yang juga dikenal sebagai Shang Yang merupakan seorang
ilmuwan penganut legalisme terkemuka yang hidup pada tahun 390-338 SM. Shang
Yang adalah seorang reformis yang melayani Dinasti Qin. Pemikiran-pemikiran
serta kebijakannya menjadi peletak dasar administrasi, politik, dan ekonomi Dinasti
Qin. Hal inilah yang nantinya mampu menjadikan Dinasti Qin sebagai salah satu
Dinasti yang mampu menyatukan kembali Cina dalam sejarahnya.
Shang Yang merupakan putra seorang selir yang berasal dari negara bagian
Wei. Nama keluarganya adalah Gongsun. Sebagai bagian dari anggota keluarga
Wei, ia juga dikenal dengan sebutan Wei Yang. Di usai mudanya, Shang Yang
sudah mempelajari berbagai ilmu hukum dan memperoleh kedudukan dibawah
Perdana Menteri Shuzuo dari Wei.
Diketahui Kemajuan Negeri Qin semakin bertambah pesat pada masa
pemerintahan Raja Xiaogong (361-338 SM). Ditahun pertama pendudukannya
sebagai seorang raja, Qin Xiaogong sedang mencari orang berbakat untuk
membantunya memulihkan keadaan dan mengembalikan kejayaan negeri Qin.
Karena mendapat dukungan penuh dari Dipati Xiao dari Qin, maka Shang Yang
meninggalkan posisi rendahnya di Wei kemudian menjadi kepala penasihat dari
Dinasti Qin.
Mulanya Shang Yang memperkenalkan ajaran Konfusianisme dan Taoisme
kepada Raja Qin namun ternyata hal ini tidak mendapatkan respon positif hingga
akhirnya Shang Yang berpikiran untuk memperkenalkan ajaran Legalism. Shang
Yang percaya bahwa reformasi total akan menjadi cara paling efisien untuk
membuat Negara Qin kuat dan kaya. Hal ini tentunya menarik perhatian dari Raja
Qin sehingga Shang Yang mulai diangkat menjadi orang kepercayaan Raja pada
saat itu.
Berbagai reformasi yang diterapkan mampu mengubah Dinasti Qin menjadi
kerajaan terkuat secara militer. Banyak pembaharuan yang terjadi salah satunya
pada bindag politik dimana sistem hukum negara menjadi dasar bagi Dinasti Qin
untuk makmur dan maju sebagai negara berperang.
Pada 341 SM, Qin mulai bergerak menyerah Dinasti Wei dengan pemimpin
pasukannya adalah Shang Yang. Akhirnya Wei kalah dan menyerahkan wilayahnya
kepada Dinasti Qin. Untuk membalas jasa dan keberhasilan dari Shang Yang, maka
ia dianugerahkan 15 Kota di daera Shang sehingga Shang Yang kemudian dikenal
sebagai penguasa (Shang Jun).
Alasan di balik kesuksesan reformasi Shang Yang adalah
ketergantungannya pada sistem penghargaan dan hukuman. Sistem ini pada
dasarnya merupakan sarana utama penerapan hukum (fa). Dengan kata lain, fa
bukan hanya seperangkat hukum dan kebijakan konkret tetapi juga merupakan inti
dari filosofi politik Shang Yang. Hal ini menjadi standar dalam membentuk
kebijakan yang dinyatakan Shang Yang seperti "pertanian dan peperangan" dan
"penghargaan dan hukuman".
Tertera didalam Buku of Lord Shang, Shang Yang mendefinisikan konsep
fa: “Faa adalah skala dan bobot negara.” (14.2). Pernyataan ini mengungkapkan
tiga tingkat yang paling mendasar pada hukum dan larangan. Jika dilihat dari sudut
pandang politik, fa merupakan sebuah prinsip yang ideal untuk digunakan dalam
memerinta negara, mengatur masyarakat, dan membangun tatanan sosial. Konsep
ini melambangkan teori negara hukum Shang Yang yang sistematis dan lengkap.
Dalam konteks ini fa Shang Yang sebagai pengembangan dari konsep
Gauanzi tentang “memerintah melalui negara hukum”. Jika dilihat secara konkrit
maka pemikiran politik Shang Yang memiliki beberapa aspek yaitu: mencapi tertib
aturan melalui hukum, hukum harus dilaksanakan, untuk selamatkan dunia,
dapatkan kekayaan dan kekuatan, wujudkan aturan yang tertib, dan hormati
penguasa.

3. Penerapan Reformasi Shang Yang


Shang Yang adalah penganut legalism yang menekankan tentang penerapan hukum
dengan tegas sebagai landasan bagi pembangunan negara. Tegasnya peraturan yang dibuat
oleh Shang Yang tidak pandang bulu dan siapapun akan dikenakan sanksi yang sesuai
dengan perbuatannya jika melakukan sebuah kesalahan. Sebagian besar reformasi Shang
Yang diambil dari kebijakan pada berbagai tempat lain, seperti Wu Qi dari Negara Chu,
namun, reformasi Shang Yang lebih menyeluruh dan ekstrim daripada negara-negara lain,
serta tampaknya monopoli kebijakan di tangan penguasa. Di bawah masa jabatannya,
Negara Qin dengan cepat menyusul dan melampaui reformasi negara-negara lain.
Shang Yang memperkenalkan reformasi tanah, memprivatisasi tanah, memberi
penghargaan kepada petani yang dapat menghasilkan panen yang melebihi kuota panen,
memperbudak petani yang gagal memenuhi kuota, dan menggunakan subjek yang
diperbudak sebagai hadiah (milik negara) bagi mereka yang memenuhi kebijakan
pemerintah.
Shang Yang menghapuskan Hak Primogeniture. Hak Primogeniture adalah hak,
menurut hukum atau adat. Shang Yang juga menerapkan pajak ganda bagi rumah tangga
yang memiliki lebih dari satu anak yang telah menikah dan tetap hidup dalam satu rumah
tangga besar, dengan tujuan untuk memecah klan besar menjadi keluarga kecil.
Setelah mencapai kesuksesannya, Shang Yang semakin brutal dan membabi buta
dalam menerapkan prinsip yang ia buat sehingga terkesan keras dan seperti teror bagi
masyarakat pada masa itu. Banyak orang yang mulai membencinya. Sehingga ada salah
seorang yang mmeberanikan diri untuk menasihati Shang Yang yang sudah terlalu
berlebihan dalam menerapkan prinsip-prinsipnya, seseorang tersebut bernama Zhang
Liang. Sebagai jalan keluarnya Zhang Liang menyarankan agar Shang Yang pensiun saja,
namun Shang Yang menolak saran ini.
Setelah kematian Raja Qin Xiaogong (338 SM) orang-orang yang membenci
berusaha untuk membalas dendam, teurtama para bangsawan yang kehilangan gelar dan
hak istimewa mereka dalam hal kekebalan hukum. Gongzi Qian yang dulunya pernah
dihukum oleh Shang Yang menuduhnya sebagai seorang penghianat. Singkat ceritanya
Shang Yang berusaha untuk melarikan diri dari negeri Qin tetapi gagal dan akhirnya Shang
Yang tertangkap oleh pasukan Qin kemudian badannya diikatkan pada lima ekor kuda
yang berlari ke arah berlawanan hingga tercabik-cabik dan ia meninggal dengan cara yang
tragis. Sepuluh tahun setelahnya reformasi itu dihapuskan, Qin tumbuh menjadi negara
bagian terkuat di seluruh China.
Daftar Pustaka
Baoping, W. Lin, Cunguang. (2016). Reflections on the Concept of “Law” of Shang Yang from the
Perspective of Political Philosophy: Function, Value, and Spirit of the “Rule of Law”.
Routledge Talor & Francis Group. Vol 47 No. 2. ISSN: 1097-1467 (Print) 1558-0997
(Online). http://dx.doi.org/10.1080/10971467.2016.1227133
Fadhilah, H.N. (2023). Shang Mereformasi Kekaisaran Tiongkok Dinasti Qin, Tapi Tewas Tragis.
https://nationalgeographic.grid.id/read/133733325/shang-mereformasi-kekaisaran-
tiongkok-dinasti-qin-tapi-tewas-tragis?page=all. Diakses pada 14 Juni 2023.
Taniputera, I. (2017). History of China. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Tionghoa.com. Shang Yang (商鞅) : Reformis Negara Qin. https://www.tionghoa.com/shang-yang-
%E5%95%86%E9%9E%85/. Diakses pada 14 Juni 2023.
Yunus, R. (2013). Jendela Peristiwa di Kawasan Asia Timur. Yogyakarta: Interpena. ISBN: 978-
979-1740-56-2. Hlm 1-16.

Anda mungkin juga menyukai