Di Terbitkan oleh :
JAM‟IYYAH MUTA‟ALLIMIL QUR`AN
AL MU’AWANAH
PON. PES. LIRBOYO KOTA KEDIRI
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
2
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
ََ َ َ ۡ ُ ۡ ْ َ ُ ۡ َ ۡ َ َ ۡ َ َ ُ َ ۡ َ ُ ۡ َُ
KATA PENGANTAR
ََّ َ ٰ َ َ ۡ َ ۡ ُ
وأن أحئا ٱىلرءانَۖ ذٍ َِ ٱْخدى فإِجٍا٩١وأمِرت أن أزٔن ٌَِ ٱلٍصي ِ ٍِي
َ
)99 99 ٢٧ (اجل٩٢ َي َ صِّۦ َو ٌََ َض َّو َذ ُل ۡو إ َّج ٍَا ٓ أَُا ۠ ٌ ََِ ٱل ۡ ٍُِذِر َۡ ََۡ
ِ ِ َۖ ِ حٓخدِي ِلِ ف
“Dan aku (Muhammad) di perintahkan supaya aku termasuk
orang-orang yang berserah diri (muslim) dan supaya aku membacakan
al Qur`ân (kepada manusia) . Maka barang siapa mendapat petunjuk,
sesungguhnya ia hanya mendapat petunjuk untuk (kebaikan) dirinya,
dan barang siapa tersesat maka katakanlah, sesungguhnya aku (ini)
hanyalah salah seorang dari orang-orang yang memberi peringatan. “
(Q.s. an-Naml, 91 – 92).
Ayat tersebut menggaris bawahi bila semua “agama wahyu”,
mengajarkan bahwa manusia tidak akan mampu memecahkan
problem hidupnya hanya dengan akal sendiri. Oleh karena itu
manusia butuh bimbingan dan pedoman dari Allah SWT. Pada
tahapan-tahapan praktis dan teoritis, Pedoman ini ter-manifestasikan
dalam kitab-kitab agama yang diwahyukan oleh Allah SWT. Kepada
para Nabi dan Rasul-Nya yang merupakan utusan-Nya didunia,
dimana telah diberi-Nya kemampuan (kualitas) akal dan hati secara
khusus.
Allah SWT. dan Rasul-Nya memerintahkan untuk membaca dan
memahami al Qur`ân, agar pembaca mengetahui prinsip-prinsip
pedoman yang terkandung didalamnya dan dapat menûn tun
hidupnya dalam semua aspek dengan prinsip-prinsip didalamnya, tujuan
dari semua ini adalah keselamatan (najat) di akhirat nanti. Karena itu
tujuan pembacaan al Qur`ân adalah sesuan dengan satu-satunya
tujuan keselamatan dari Allah SWT., yang hal itu ditekankan dalam al
Qur`ân dan juga hadits Nabi SAW. Ada tujuan-tujuan lain dari
pembaca al Qur`ân, meski secara komparatif kurang penting, tapi
secara praktis tidak dapat dipisahkan dari kehidupan kaum muslim.
Salah satu dari tujuan ini adalah untuk mendapat barakah dari
membaca al Qur`ân.
Buku panduan ini merupakan buku yang berisi sebagian metode -
metode bacan al Qur`ân. Menurut „ala Qirâati„Ashim riwayati Hafsh,
3
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
melalui KH. Umar Sholeh Kempek Cirebon, dari KH. Munawir
Krapyak Jogjakarta. Lebih sefesifik menjelaskan ayat-ayat gharib yang
meliputi Bacaan dua wajah, imalah, isymam, tashil, dan bacaan yang
tidak sesuai dengan tulisan dan kesunahan-kesunahan yang
berhubungan dengan bacaan. Yang di rangkum dari kitab-kitab
Qirâ`at oleh satu team dari JMQM (Jam‟iyyah Muta‟allimil Qur`ân
Al Mu‟awanah) di Pondok Pesantren Lirboyo Kota Kediri.
Melalui buku panduan ini diharapkan kepada para mudarris dan
para muta’allimin mengerti tentang metode-metode dalam membaca al
Qur`ân yang tidak hanya berdasarkan talaqqi dari guru, tapi juga
mampu meng implementasikan bacaan al Qur`ân secara ilmiyah dan
diharapakan pula, bagi para muta’allimin baik pemula atau pelama
untuk lebih giat dan memperbaiki bacaan al Qur`ân yang benar.
Karena itu pada dewasa ini banyak terjadi pergeseran nilai - nilai
bacaan yang tidak orsinil.
Dan kami dari team revisi buku panduan pada kesempatan ini
mengucapkan terima kasih kepada Romo KH. Ahmad Idris Marzuqi
Pengasuh Ponpes Lirboyo, KH. Zainal Arifin Tahmid Pengasuh
Ponpes Darussalamah Balerante Palimanan Cirebon yang telah
berkenan memberikan sambutan, dan tak lupa kepada KH. Abdul
Aziz Muslim (Alm.) dari lembaga MPQQ Kempek Cirebon yang
berkenan memeriksa (mentashih) buku panduan ini.
Terakhir kami dari team revisi buku panduan selalu terbuka
menerima masukan dan kritikan dari para Qur`ânis (aktifis Qur`ân)
yang bersifat membangun, karena kami masih banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kami sebagai manusia tidak luput dari kesalahan
dan kekurangan.
Lirboyo, 27 M e i 2013 M.
18 Rajab 1434 H.
Ttd,
TEAM REVISI
4
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
5
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
6
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
amat berguna bagi masyarakat umum dalam membaca al Qur`ân.
Juga akan melengkapi buku-buku yang telah ada.
Mudah-mudahan jerih payah team penyusun dicatat Allah SWT.
Sebagai amal shâleh, dan semoga buku ini bermanfaat bagi para
pembaca. Amîn Yâ Robbal „Âlamîn.
٫ كرمحح اهلل كبؿٌلد٥يس٤ٔ كالكالـ
Cirebon, 02 April 2002 M.
21 Muharram 1423 H.
7
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
لك٧ح اتلىعيط
٨٦حتخ دؿاب اٝؽا٦س ٥امح ٜالٮرل كأذؿ ٨٦ىف اٞ٣ؿل
اٞٛ٣ري الؿاىج اىل رمحح ربٔ ٫جؽ إ٣ـيـ مك ٥٤احلةج الٛ٧١يىك
الرشبٮىن
الكالـ ٔ٤يس ٥كرمحح اهلل كبؿٌلد٫
بك ٥اهلل الؿمح ٨الؿظي٥
َ ۡ يو َر ّب ۡٱى َعٰيٍَ ََّ ُ َ َ ُ
وح ٱۡلٌ ُ
ِي ي َ َُ ١٩٢ز َل ةِّ ُّ
ٱلر ُ زن
ِ ِ ِ احل٧ؽ هلل اٞ٣ةاِ / ٢إَوُّۥ َل ِ
ان َغ َر ّ
ب ُّ يَ ١٩٤ةي ِ َ َ َٰ َ ۡ َ َ ُ َ
ٔن ٌ ََِ ٱل ۡ ٍُِ ِذر َ
ي "١٩٥كالىالةي ِ ت ٌ ِي ٍ ص ِ ِ ١٩٣لَع كيتِم َلِ ه
كالكالـ ىلع ظجحج ٫قيؽ٩ة حم٧ؽ اٞ٣ةا " / ٢اف اٞ٣ؿءاف ا٩ـؿ ىلع قجٕح
اظؿؼ ٚةٝؿؤا ٦ة دحرس "٫٪٦كىلع آهل كوعج ٫اذلي ٨اػؾكا اٞ٣ؿءاف ٧٠ة
ٔ٧٤٭٩ ٥بي٭ ٥كظْٛٮق ٔ ٨اتلعؿي ٙكبؾلٮا ٚي ٫ص٭ؽ .٥٬كبٕؽ
Mengingat dan mengemban serta mengamalkan Dawuh :
ٝ .9ةؿ اهلل دٕةىل /كرد ٢اٞ٣ؿءاف دؿديال
Yang dijabarkan oleh shahabat „Ali RAW :
جتٮيؽ احلؿكؼ كٕ٦ؿٚح الٮٝٮؼ
ٝ .9ةؿ رقٮؿ اهلل وًل اهلل ٔ٤ي ٫كق ٥٤دٕ ٥٤اٞ٣ؿءاف كٔ ٫٧٤اجلةس
8
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
ادـ٨ةت اث٦ ةؿ اذاٝ ك٫٪ٕ٤ؿءاف يٞ٣ؿءاف كاٞ٣ةرئ اٝ ةؿ ربٝك
ككدل,٫ٓ ثٛ يجذ٥٤ٔ ك,ح صةريحٝ وؽ, زالث٨٦ إال٫٤٧ٔ ُٓٞ٩ا
.ط يؽٔٮ هل٣وة
ي ٍ ى ٍ ى ي ى ى
.٨ٍ ٍٮ دكالج١ٔ ٍؿ ىءاف ا ىصةٝ / يىكٛ٧١ط ال٣ؿ وة٧ٔ ةؿ النيغٝ .3
Saya menyambut baik dan senang dengan terbitnya buku
Panduan ini yang disusun oleh anak-anak Jam‟iyyah Muta‟allimil
Qur`ân al Mu‟âwanah, yang insya`alLah sangat bermanfaat bagi
para Qâri`, baik yang pemula maupun pelama, sebagai bentuk wujud
kecintaan kita dalam mempelajari/membaca al Qur`ân. Disamping
kita diwajibkan secara muthlak untuk bermusyafahah bertalaqqi
dihadapan guru yang sanad dan bacaannya bisa
dipertanggungjawabkan.
Saya hanya bisa berdo‟a semoga buku ini manfa‟at, barakah
dan menjadi amal jâriyah.
.ني٤ني يةدليت الكةا٦ أ.ني٧٤ٮـ املك٧ٔؿءاف كٞ٣ًل كحمىب ا٧حل
٫ كرمحح اهلل كبؿٌلد٥يس٤ٔ كالكالـ
Cirebon, 17 Muharram 1423 H.
31 Maret 2002 M.
9
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
ى ٍىٍ ى ي ٍي ى ى ٍ ى ى ٍ ى ىل
SAW.:
اء اٍ ٞ٣ؿ ىءافى ٨ٍ ٦اف يي ىؿاد اف حذىك ى ٥ى ٦ىٓ اهلل ٤ٚيٞؿ
“barang siapa yang ingin berhubungan (dekat) dengan Allah maka
bacalah Al Qur`ân”.
ي ٍ ى ى ُّ ىٍ
ع ٨٦ ٫ٞالىٛةت ٚ,عٜ ظؿؼ َ ٨٦م ىؿ ًص ً ٫كإُٔةؤق ظ ٫ٞكمكذ
و .(1دٕؿي ٥٤ٔ ٙاتلضٮيؽ ٬ٮ إػؿاج لك
احلؿؼ٬ /ٮ وٛةد ٫الالز٦ح ا٣يت ال د٦ ٫٪ٔ ٟٛ٪س /٢اهل٧ف كاجل٭ؿ كا٤ٞ٤ٞ٣ح كالنؽة كٗري .أ٦ة يم ٍكذى ى
عُّٜ
لكجت ٨٦
و احلؿؼ ٚ٭ٮ وٛةد ٫إ٣ةرًح ا٣يت دٕؿض هل ىف ثٕي األظٮاؿ كد ٫٪ٔ ٟٛ٪يف ابلٕي اآلػؿ
األقجةب ٦س ٢اتلٛؼي ٥كا٣رتٝي ٜكاإلداغـ كٗري٬ة كٚةاؽد /٫وٮف ال٤كةف ٔ ٨ال٤ع ٨يف أٛ٣ةظ اٞ٣ؿآف
ى ل يىلىن ل كاً يٕ يٚ ٫٭ٮ ه
كيح ٪ٔ ٨٦ؽ اهلل دٞ٤ةق رقٮهل حم٧ؽ ىوٌل اهلل ٔ٤ي ٫كق ٥٤دلٮدا ال١ؿي٪ٔ ٥ؽ األداء .أ٦ة ًٔ ٨
الكالـ ,أ٦ة كآً ٝٮأؽق ٞٚؽ ٝي ٢أ ٫٩أثٮ األقٮد ادلؤيل كٝي ٢أ ٫٩أثٮ اٞ٣ةقٔ ٥جيؽ ث٨ ٨٦صربي٤ٔ ٢ي ٫ل
ل ي ٍ ل
قالـ ٧٠ة ٝي ٢أ ٫٩اخل٤ي ٢ث ٨أمحؽ اٛ٣ؿا٬يؽم كٝيٗ ٢ري ٥٬كٝؽ أقذي ً٧ؽ ٠ ٨٦يٛيح ٝؿاءة الؿقٮؿ وًل
ى يٍ ل
الً ٞ٧ؿ ًئني إىل أف كو٪٤ة ثةتلٮادؿ َٔ ٨ؿي ٜمنةخي٪ة األصالء اهلل ٔ٤ي ٫كق ٥٤كأوعةث ٫كاتلةثٕني كاألاً٧ح
ٍ ى ي ٍ ى ُّ
ظ( ٫٧١أ) يظس ي ٥ت ىٕٚ ٫٧ً ٤ؿض ًٛ٠ةيى وح ٚإذا ٝةـ ث ٫ابلٕي ق ٨ٔ ٍٞاآلػؿي( ٨ب) يظس ي ٥دُجي٬ ٫ٞٮ
ل ٨ٍ ٧يٞؿأ اٞ٣ؿآف ظير جيت أف يٕؿؼ األداء الىعيط َٔ ٨ؿي ٜاملنةٚ٭ح ٚيضت ٕ٦ؿٚح ٚؿض ىخ ٍني ى
ي
و
ي
مكةا ٫٤كيه ٝٮأؽق املذٕؽدة ا٣يت حتس٠ ٥يٛيح إػؿاج احلؿكؼ كالك٧ةت ك ٨٦أ٦س٤ذ٭ة (لك ٦ي ٥قة٪٠ح
ٍ ى ى ن ن
(٦...ةل ي٭ ٍ ٥ثً ً ٤ًٔ ٨ٍ ٦ً ٫و)...٥ يأيت ثٕؽ٬ة ثةء جيت إػٛةؤ٬ة كي ي ىك لَّم ذل ٟإػٛةءا مٛٮية ٧٠ة يف ٝٮهل دٕةىل
(قٮرة ا٣جكةء /اآليح ( )957أظاكـ اتلضٮيؽ ص )9
10
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
Allah telah menurunkan Al Qur`ân melalui rûhul âmîn (hati
suci) Muhammad SAW. Hukum mengenai ilmu tajwid tidak ada
perbedaan diantara para Ulama, yakni fardlu kifayah dalam
mengetahuinya dan fardlu „ain dalam mengimplementasikannya.
Sudah barang tentu Al Qur`ân, hadits dan ijma‟ ulama telah sepakat,
ٍي ى ى ن
seperti yang termaktub dalam firman Allah :
ٍؿ ىءاف د ٍؿ ًتيٍالٞ٣ ا٢ً ىك ىرد
al Imam Al Baidlawi menafsiri ayat tersebut dengan
pernyataan “perbaikilah Al Qur`ân dengan tajwid”. Hal tersebut di
dukung pula oleh ungkapan para Ulama “bacalah Al Qur`ân pada
tempatnya, waqafkanlah Al Qur`ân pada waqafnya dan jadikanlah Al
Qur`an sebagai olahraga lisan”. Yang di maksud ungkapan tersebut
adalah „seringnya nderes‟, mentarqiq lafadz yang tarqiq, mentafkhim
lafadz tafkhim dan lain sebagainya. Mengenai ayat diatas, dari jauh-
jauh hari sahabat „Aly Bin Abi Thalib karramallahu wajhah telah
memberikan pengertian yang spesifik tentang ayat di atas. Bahwa
yang dimaksud lafadz ٢ كردadalah :
ى ٍ ىي ٍ ي ٍ ىٍ ي
ً ٝح ال يٮٕٚ ًؿ٦ كؼ ىك
ٮؼ ً جت ًٮيؽ احل ي يؿ
dimana beliau memberikan arti “memperbaiki huruf dan mengetahui
waqafnya”. Dalil ini merupakan pijakan para Ulama dalam
mewajibkan ilmu tajwid untuk diketahui sekaligus dipraktekkan.
Termasuk dari dalil di atas, ungkapan beliau Sayyidina „Umar
bin Khattab ketika bertanya kepada Nabi SAW. Untuk selalu
11
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
12
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
ْ َ َ َ َ ْ َّ َ َ ْ َ ُ َ َ ُ
اري ِذ م ِصآئ ِث العت ِػ ورِواي ِث خك ٍص
ِ رلضث ح
SEJARAH SINGKAT QIRÂ`AT SAB’AH DAN RIWAYAT
HAFS DI NUSANTARA
13
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
a. Qirâ`at adalah bacaan yang disandarkan kepada salah seorang
imam dari qurra` yang tujuh, sepuluh atau empat belas; seperti
Qirâ`at Nâfi‟, Qirâ`at Ibn Kâtsir, Qirâ`at Ya‟qûb dan lain
sebagainya.
b. Riwayat adalah bacaan yang disandarkan kepada salah seorang
perawi dari para qurra` yang tujuh, sepuluh atau empat belas.
Misalnya, Nâfi‟ mempunyai dua orang perawi, yaitu Qalun dan
Warsy, maka disebut dengan riwayat Qalun „an Nâfi‟ atau
riwayat Warsy „an Nâfi‟.
c. Thariqah adalah bacaan yang disandarkan kepada orang yang
mengambil Qirâ`at dari periwayat qurra` yang tujuh, sepuluh
atau empat belas. Misalnya, Warsy mempunyai dua murid yaitu
al Azraq dan al Asbahani, maka disebut thariq al Azraq „an
Warsy, atau riwayat Warsy min thariq al Azraq. Bisa juga
disebut dengan Qirâ`at Nâfi‟ min riwayati Warsy min thariq al
Azraq.
B. Sejarah Perkembangan Ilmu Qirâ`at
Pembahasan tentang sejarah dan perkembangan ilmu Qirâ`at
ini dimulai dengan adanya perbedaan pendapat tentang waktu mulai
diturunkannya Qirâ`at. Ada dua pendapat tentang hal ini; Pertama,
Qirâ`at mulai diturunkan di Makkah bersamaan dengan turunnya al
Qur`ân. Alasannya adalah bahwa sebagian besar surat-surat al Qur`ân
adalah Makkiyah di mana terdapat juga di dalamnya Qirâ`at
sebagaimana yang terdapat pada surat-surat Madaniyah. Hal ini
menunjukkan bahwa Qirâ`at itu sudah mulai diturunkan sejak di
Makkah.
Kedua, Qirâ`at mulai diturunkan di Madinah sesudah
peristiwa Hijrah, dimana orang-orang yang masuk Islam sudah
banyak dan saling berbeda ungkapan bahasa Arab dan dialeknya.
Pendapat ini dikuatkan oleh hadist yang diriwayatkan oleh Imam
Muslim dalam kitab shahihnya, demikian juga Ibn Jarir al Thabari
dalam kitab tafsirnya. Hadist yang panjang tersebut menunjukkan
tentang waktu dibolehkannya membaca al Qur`ân dengan tujuh huruf
14
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
adalah sesudah Hijrah, sebab sumber air Bani Gaffar –yang
disebutkan dalam hadis tersebut– terletak di dekat kota Madinah.
Kuatnya pendapat yang kedua ini tidak berarti menolak
membaca surat-surat yang diturunkan di Makkah dalam tujuh huruf,
karena ada hadist yang menceritakan tentang adanya perselisihan
dalam bacaan surat al Furqân yang termasuk dalam surat Makkiyah,
jadi jelas bahwa, dalam surat-surat Makkiyah juga dalam tujuh huruf.
Ketika mushaf disalin pada masa „Ustmân bin „Affân,
tulisannya sengaja tidak diberi titik dan harakat, sehingga kalimat-
kalimatnya dapat menampung lebih dari satu Qirâ`at yang berbeda.
Jika tidak bisa dicakup oleh satu kalimat, maka ditulis pada mushaf
yang lain. Demikian seterusnya, sehingga mushaf „Usmâni mencakup
ahruf sab‟ah dan berbagai Qirâ`at yang ada.
Periwayatan dan Talaqqi (guru membaca dan murid
mengikuti bacaan tersebut) dari orang-orang yang tsiqah dan
dipercaya merupakan kunci utama pengambilan Qirâ`at al Qur`ân
secara benar dan tepat sebagaimana yang diajarkan Rasulullah SAW.
kepada para sahabatnya. Para sahabat berbeda-beda ketika menerima
Qirâ`at dari Rasulullah. Ketika „Ustmân mengirimkan mushaf-mushaf
ke berbagai kota Islam, beliau menyertakan orang yang sesuai
Qirâ`atnya dengan mushaf tersebut. Qirâ`at orang-orang ini berbeda-
beda satu sama lain, sebagaimana mereka yang mengambil Qirâ`at
dari sahabat yang berbeda pula, sedangkan sahabat juga berbeda-beda
dalam mengambil Qirâ`at dari Rasulullah SAW.
Dapat disebutkan di sini para Sahabat ahli Qirâ`at antaralain
adalah : „Utsmân bin „Affân, „Ali bin Abi Thâlib, Ubay bin Ka‟ab,
Zaid bin Tsâbit, Ibn Mas‟ûd, Abu Darda`, dan Abu Mûsâ al „Asy‟âri.
Para sahabat kemudian menyebar ke seluruh pelosok negeri
Islam dengan membawa Qirâ`at masing-masing. Hal ini
menyebabkan berbeda-beda juga ketika tabi‟în mengambil Qirâ`at
dari para Sahabat. Demikian halnya dengan Tâbi‟ut-tâbi‟în yang
berbeda-beda dalam mengambil Qirâ`at dari para tâbi‟în.
Ahli-ahli Qirâ`at di kalangan tâbi‟în juga telah menyebar di
berbagai kota. Para tâbi‟în ahli Qirâ`at yang tinggal di Madinah
antara lain : Ibn al Musayyab, „Urwah, Salim, Umar bin Abdul Aziz,
15
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
Sulaiman dan‟Atha` (keduanya putra Yasar), Mu‟adz bin Harits yang
terkenal dengan Mu‟ad al Qâri`, Abdurrahman bin Hurmuz al A‟raj,
Ibn Syihab al Zuhri, Muslim bin Jundab dan Zaid bin Aslam.
Yang tinggal di Makkah, yaitu: „Ubaid bin ‟Umair, „Ata` bin
Abu Rabah, Tawus, Mujahid, „Ikrimah dan Ibn Abu Malikah.
Tâbi‟în yang tinggal di Kufah, beliau adalah : „Alqamah, al
Aswad, Maruq, „Ubaidah, „Amr bin Surahbil, al Haris bin Qais,‟Amr
bin Maimun, Abu Abdurrahman al Sulami, Said bin Jabir, al Nakha‟i
dan al Sya‟bi.
Tâbi‟în yang tinggal di Basrah , adalah Abu „Aliyah, Abu
Raja‟, Nasr bin „Ashim, Yahya bin Ya‟mar, al Hasan, Ibn Sirin dan
Qatadah.
Sedangkan tâbi‟în yang tinggal di Syam adalah : al Mughirah
bin Abu Syihab al Makhzumi dan Khalid bin Sa‟d.
Keadaan ini terus berlangsung sehingga muncul para imam
Qirâ`at yang termasyhur, yang mengkhususkan diri dalam Qirâ`at-
Qirâ`at tertentu dan mengajarkan Qirâ`at mereka masing-masing.
Perkembangan selanjutnya ditandai dengan munculnya masa
pembukuan Qirâ`at. Para ahli sejarah menyebutkan bahwa orang
yang pertama kali menuliskan ilmu Qirâ`at adalah Imam Abu Ubaid
al Qasim bin Salam yang wafat pada tahun 224 H. beliau menulis
kitab yang diberi nama al Qirâ`at yang menghimpun Qirâ`at dari 25
orang perawi. Pendapat lain menyatakan bahwa orang yang pertama
kali menuliskan ilmu Qirâ`at adalah Husain bin „Utsman bin Tsabit al
Baghdadi al Dharir yang wafat pada tahun 378 H. Dengan demikian
mulai saat itu Qirâ`at menjadi ilmu tersendiri dalam „Ulumul Qur`ân.
Pada penghujung Abad ke III Hijriyah, Ibn Mujahid
menyusun Qirâ`at Sab‟ah dalam kitabnya Kitab al Sab‟ah. beliau
hanya memasukkan para imam Qirâ`at yang terkenal tsiqat dan
amanah serta panjang pengabdiannya dalam mengajarkan al Qur`ân,
yang berjumlah tujuh orang. Tentunya masih banyak imam Qirâ`at
yang lain yang dapat dimasukkan dalam kitabnya.
Abu al Abbas bin Ammar mengecam Ibn Mujahid karena
telah mengumpulkan Qirâ`at sab‟ah. Menurutnya Ibn Mujahid telah
melakukan hal yang tidak selayaknya dilakukan, yang mengaburkan
16
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
pengertian orang awam bahwa Qirâ`at Sab‟ah itu adalah ahruf
sab‟ah seperti dalam hadist Nabi itu. Dia juga menyatakan, tentunya
akan lebih baik jika Ibn Mujahid mau mengurangi atau menambah
jumlahnya dari tujuh, agar tidak terjadi syubhat.
Banyak sekali kitab-kitab Qirâ`at yang ditulis para ulama
setelah Kitab Sab‟ah ini. Yang paling terkenal diantaranya adalah : al
Taysir fî al Qirâ`at al Sab‟i yang disusun oleh Abu Amr al Dani,
Matan al Syatibiyah fî Qirâ`atal Sab‟i karya Imam al Syatibi, al
Nasyr fî Qirâ`atal „Asyr karya Ibn al Jazari dan Itaf Fudda` al Basyar
fî al Qirâ`atal Arba‟ah „Asyara karya Imam al Dimyati al Banna.
Masih banyak lagi kitab-kitab lain tentang Qirâ`at yang membahas
Qirâ`at dari berbagai segi secara luas, hingga saat ini.
C. Pembagian Qirâ`at dan Macam-macamnya
Ibn al Jazari, sebagaimana dinukil oleh al Suyuti, menyatakan
bahwa Qirâ`at dari segi sanad dapat dibagi menjadi 6 (enam) macam,
yaitu :
1. Qirâ`at Mutawatir adalah Qirâ`at yang diriwayatkan oleh orang
banyak dari banyak orang yang tidak mungkin terjadi
kesepakatan diantara mereka untuk berbuat kebohongan. Contoh
untuk Qirâ`at mutawatir ini ialah Qirâ`at yang telah disepakati
jalan perawiannya dari imam Qirâ`at Sab‟ah.
2. Qirâ`at Masyhur adalah Qirâ`at yang sanadnya bersambung
sampai kepada Rasulullah SAW. diriwayatkan oleh beberapa
orang yang adil dan kuat hafalannya, serta Qirâ`atnya sesuai
dengan salah satu rasam „Utsmani, baik Qirâ`at itu dari para
imam Qirâ`at sab‟ah, atau imam Qirâ`at ‟asyrah ataupun imam-
imam lain yang dapat diterima Qirâ`atnya dan dikenal di
kalangan ahli Qirâ`at bahwa Qirâ`at itu tidak salah dan tidak
syadz, hanya saja derajatnya tidak sampai kepada derajat
Mutawâtir.
Contohnya Qirâ`at yang diperselisihkan perawiannya dari
imam Qirâ`at Sab‟ah, dimana sebagian ulama mengatakan bahwa
Qirâ`at itu dirâwikan dari salah satu imam Qirâ`at Sab‟ah dan
sebagian lagi mengatakan bukan dari mereka.
17
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
Dua macam Qirâ`at diatas, Qirâ`at Mutawatir dan Qirâ`at
Masyhur, dipakai untuk membaca al Qur`ân, baik dalam shalat
maupun diluar shalat, dan wajib meyakini ke-Qur`ânannya serta tidak
boleh mengingkarinya sedikitpun.
3. Qirâ`at Ahad adalah Qirâ`at yang sanadnya bersih dari cacat
tetapi menyalahi rasm „Utsmani dan tidak sesuai dengan kaidah
bahasa Arab. Juga tidak terkenal di kalangan imam Qirâ`at.
Qirâ`at Ahad ini tidak boleh dipakai untuk membaca al Qur`ân
dan tidak wajib meyakininya sebagai al Qur`ân.
4. Qirâ`at Syadzah adalah Qirâ`at yang cacat sanadnya dan tidak
bersambung sampai kepada Rasulullah SAW. Hukum Qirâ`at
Syadzah ini tidak boleh dibaca di dalam maupun di luar sholat.
Qirâ`at Syadzah dibagi lagi dalam 5 (lima) macam, sebagai
berikut :
a. Ahad, yaitu Qirâ`at yang sanadnya shahih tetapi tidak sampai
mutawatir dan menyalahi rasam „Usmani atau kaidah bahasa
Arab.
b. Syadz, yaitu Qirâ`at yang tidak mempunyai salah satu dari
rukun yang tiga.
c. Mudraj, yaitu Qirâ`at yang ditambah dengan kalimat lain
yang merupakan tafsirnya.
d. Maudlu‟, yaitu Qirâ`at yang dinisbatkan kepada orang yang
mengatakannya (mengajarkannya) tanpa mempunyai asal usul
riwayat Qirâ`at sama sekali.
e. Masyhur, yaitu Qirâ`at yang sanadnya shahih tetapi tidak
mencapai derajat mutawatir serta sesuai dengan kaidah tata
bahasa Arab dan Rasam „Utsmani.
5. Qirâ`at Maudlu‟ adalah Qirâ`at yang dibuat-buat dan
disandarkan kepada seseorang tanpa mempunyai dasar
periwayatan sama sekali.
6. Qirâ`at Syabih bil Mudraj adalah Qirâ`at yang menyerupai
kelompok Mudraj dalam hadist, yakni Qirâ`at yang telah
18
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
memperoleh sisipan atau tambahan kalimat yang merupakan
tafsir dari ayat tersebut.
D. Beberapa bembagian Qirâ`at menurut tingkatan
Berikut ini adalah pembagian tingkatan Qirâ`at para imam
Qirâ`at berdasarkan kemutawatiran Qirâ`at tersebut, para ulama
telah membaginya ke dalam 3 (tiga) kategori, yaitu :
1. Qirâ`at yang telah disepakati kemutawatirannya tanpa ada
perbedaan pendapat diantara para ahli Qirâ`at yaitu para imam
Qirâ`at yang tujuh orang (Qirâ`at Sab‟ah)
2. Qirâ`at yang diperselisihkan oleh para ahli Qirâ`at tentang
kemutawatirannya, namun menurut pendapat yang shahih dan
masyhur Qirâ`at tersebut mutawatir, yaitu Qirâ`at para imam
Qirâ`at yang tiga; imam Abu Ja‟far, Imam Ya‟kûb dan Imam
Khalaf.
3. Qirâ`at yang disepakati ketidak mutawatirannya (Qirâ`at syadz)
yaitu Qirâ`at selain dari Qirâ`at para imam yang sepuluh
(Qirâ`at„Asyarah).
E. Mengenal Imam-Imam Qirâ`at Sab’ah
Latar Belakang Adanya Perbedaan Qirâ`at seperti yang
dijelaskan diatas, Orang yang pertama menyusun Qirâ`atadalah salah
satu kitab Abu Ubaid Al Qasim Ibn Salam (wafat tahun 244 H).
Beliau telah mengumpulkan para imam Qirâ`at dengan bacaannya
masing-masing, para tokoh lain yang turut mempelopori lahirnya
ilmu Qirâ`at adalah Abu Hatim Al sijistany, Abu Ja‟far al Thabary
dan Ismail al Qadli.
Qirâ`at ini terus berkembang hingga sampailah pada Abu Bakar
Ahmad Ibn Musa Ibn Abbas Ibn mujahid yang terkenal dengan
panggilan Ibn Mujahid (wafat tahun 324 H) di Bagdad. Beliaulah
yang menyusun dan mengumpulkan Qirâ`at sa‟bah atau tujuh Qirâ`at
dari tujuh imam yang dikenal di Mekkah, Madinah, Kufah, Basrah,
dan Syam. Para tujuh imam dari Qâri` tersebut adalah :
19
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
1) Ibn Amir
Nama lengkapnya Abdullah al Yashubi yang merupakan
seorang Qâdli di Damaskus pada masa pemerintahan Ibn Abd al
Malik. Beliau berasal dari kalangan tâbi‟în yang belajar Qirâ`at dari
al Mughirah Ibn Abi Syihab al Mahzumi, „Utsman bin „Affan dan
Rsulullah SAW. Beliau wafat tahun 118 H Damaskus. Muridnya
yang terkenal dalam Qirâ`atyaitu Hisyam dan Ibn Syakwan.
2) Ibn Katsir
Nama lengkapnya Abu Muhammad Abdullah Ibn Kastir Al
Dary al Makky. Beliau adalah imam Qirâ`at di Mekkah dari kalangan
tâbi‟în. Yang pernah hidup bersama sahabat Abdullah Ibn Zubair,
Abu Ayyub al Anshari dan Anas Ibn Malik. Beliau wafat tahun 291
H, muridnya yang terkenal adalah Al Bazy (wafat tahun 250 H) dan
Qunbul (wafat tahun 291 H).
3) ‘Ashim Al Kufy
Nama lengkapnya „Ashim Ibn Abi Al Nujud M. Asadi disebut
juga Ibn Bahdalan dan nama panggilannya adalah Abu Bakar, beliau
seorang tâbi‟în yang wafat sekitar tahun 127-128 H di Kuffah. Kedua
perawinya yang terkenal adalah Syu‟bah (wafat tahun 193 H) dan
Hafs (wafat tahun 180 H).
4) Abu Amr
Nama lengkap beliau Abu Amr Zabban Ibn A‟la Ibn Ammar
al Bashti yang sering juga dipanggil Yahya. Beliau seorang guru
besar para râwi yang wafat di Kuffah pada tahun 154 H.
5) Hamzah al-Kufy
Nama lengkapnya Hamzah Ibn Habib Ibn Imarah al Zayyat al
Fardh al Thaimi yang sering dipanggil Ibn Imarah. Beliau berasal
dari kalangan hamba sahaya Ikrimah Ibn Rabbi‟ Muthaimi yang
wafat di Hawan pada masa khalifah Abu Ja‟far al Manshur tahun 156
H. Kedua perawinya yang terkenal adalah khalaf (wafat tahun 229 H)
dan Khallath (wafat tahun 220 H).
20
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
6) Imam Nâfi’
Nama lengkapnya Abu Ruwaim Nâfi‟ Ibn Abd Al Rahman
Ibn Abi Na‟im al Laisry. Beliau berasal dari Isfahan dan wafat di
Madinah pad tahun 169 H. Perawinya adalah Qalun (wafat tahun 220
H) dan Warassy (wafat tahun 197 H).
7) Al-Kisa`i
Nama lengkapnya Ali Ibn Hamzah. Selain imam Qâri` beliau
terkenal juga sebagai imam nahwu golongan Kufah. Nama
panggilannya Abu al Hasan dan sering juga disebut Kisa`i karena
sewaktu berihram beliau memakai kisa`i. Beliau wafat pada tahun
189 H. di Ronbawyan yaitu sebuah desa di negeri Roy dalam
perjalanan menuju Khurasan bersama al Rasyid. Perawinya yang
terkenal adalah Abd al Haris (wafat tahun 242 H.) dan Al Dury
(wafat tahun 246 H).
F. Mengenal Imam Qirâ`at ‘Ashim Riwayat Hafs dan Sejarah
Penyebarannya di Nusantara
Qirâ`at „Ashim merupakan salah satu dari tujuh mazhab Qirâ`at
sab‟ah. qirâ`at ini merupakan qirâ`at yang biasa dibaca oleh
penduduk di kepulauan Nusantara dan juga dibaca mayoritas umat
Islam di dunia. Nama lengkap Imam „Ashim adalah Abu Bakar
„Ashim bin Bahzalah al `As‟adi al Kufi. Imam „Ashim merupakan
imam yang dihormati di kalangan ulama Qirâ`at yang lain karena
kepakarannya dalam bidang Qirâ`at al Qur`an. Beliau merupakan
orang yang tekun dalam melaksanakan ibadah, memiliki etika yang
terpuji dan mempunyai suara yang indah.
Beliau memiliki dua perawi (orang atau murid yang
meriwayatkan Qirâ`at) yaitu Abu Bakar Syu‟bah bin Salim al
Hannath al Asadi al Nahsyali al Kufi, lebih popular dengan sebutan
Syu‟bah dan Abu „Umar Hafs bin Sulaiman bin al Mughirah al Asadi
al Kufi. Bagaimanapun, dari keduanya itu, hanya riwayat atau
bacaan Hafs saja yang digunakan umat Islam pada saat ini.
Dalam konteks mengapa penduduk di kepulauan Nusantara
menganut Qirâ`at riwayat Hafs, ini berkaitan dengan sejarah
penyebaran Islam di kawasan ini oleh para pendakwah-pendakwah
21
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
yang dikatakan berasal dari berbagai kawasan seperti India, Persia
dan Tanah Arab. Menurut catatan sejarah masuknya Islam ke
kawasan ini, para pendakwah yang juga melakukan perniagaan
berasal dari kawasan Persia. Memandangkan bahawa faktor geografi
Kufah yang berdekatan dengan kawasan Persia, maka menjadi satu
hipotesis masuknya Qirâ`at „Ashim riwayah Hafs ke Nusantara
bersama-sama dengan masuknya pendakwah tersebut. Imam „Ashim
sendiri berasal dari Kuffah Irak yang merupakan gudang ilmu dan
peradaban kala itu.
Maka sangat logis jika kemudian para pendakwah dalam
menyebarkan agama Islam turut mengajarkan al Qur`an mengikut
Qirâ`at „Ashim yang memang menjadi aliran yang dominan di
masyarakat Kufah ketika itu. Ini diperkuat lagi dengan fakta bahawa
madzhab Qirâ`at yang berkembang di Iran (Persia) sekarang
mengikut riwayah Hafs. Oleh karena penyebaran Islam di kawasan
Nusantara disebarkan oleh para pendakwah-pendakwah yang berasal
dari kawasan Persi, maka dengan sendirinya sistem bacaan al Qur`an
yang digunakan adalah mengikut Qirâ`at „Ashim riwayah Hafs. Oleh
kerana itu, mengenali satu cara pengajaran dan pelajaran membaca al
Qur`an dengan menggunakan kaidah baghdadiyah yaitu satu kaidah
yang berpanduan dengan cara orang Baghdad (Kufah) dalam
mempelajari al Qur`an.
Dari premis diatas kemudian Qirâ`at „Ashim riwayat Hafs
berkembang dan dibaca di kepulauan Nusantara sampai saat ini.
Tentunya dengan memahami latar belakang dan asal mula munculnya
ilmu Qirâ`at ini, pengetahuan kita terbuka kepada satu keadaan di
mana ketika kita membaca al Qur`ân, Imam „Ashim riwayah Hafs
yang selama ini kita baca bukanlah satu-satunya Qirâ`at yang dibaca
umat Islam. Apalagi mempunyai pemikiran dengan menyalahkan dan
menganggap Qirâ`at mazhab lain salah.
Dengan begitu, ketika kita mendengar orang lain membaca al
Qur`ân dengan Qirâ`at yang asing atau pelik di telinga, maka kita
tahu bahwa orang itu membaca dengan Qirâ`at selain riwayah Hafs.
Hakikatnya, dengan mengenali dan mempelajari ilmu Qirâ`at,
tercipta di dalam hati kita satu pemikiran yang menerima keragaman
22
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
cara membaca dan tradisi yang berbeda dengan kita. Ini bermakna
ilmu Qirâ`at turut menyumbang satu pemahaman tentang pluraliti
kehidupan termasuk bagaimana kita juga bersikap terbuka terhadap
berbagai keyakinan, agama, bangsa, bahasa, budaya kaum dan lain
sebagainya, karena itu merupakan sunnatullah.
23
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
ى٧ٍ ٕ أى ٍج ى٨ي
ٍ٘ ي٧ ىد ٍري ال ٍ ى٥ٍ ىيٍ٭٤ٔخ ى ى ى ل
sesuai dengan rasm-nya.
ٮب ٌ اذل ى
ً ًصاط
5. Ayat yang ketujuh ( ً ً ً
ى ىٍ ٍ ىى ل
ٌ ى٣الٌآ ص ى) ً ى, Qunbul juga membaca
ني ً كال٥ي ً٭٤ٔ): Pada kalimat (اط
dengan huruf sin dengan dalil yang telah disebutkan sebelum ini.
Rawi Khalaf dari Hamzah membaca dengan isymam shad ( )ص
kepada suara zay ()ز. Sedangkan untuk dua kalimat (٥ي ً٭٤ٔ),
ٍ ٍى ى
24
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
perincian cara membacanya di antara para Imam Qurra` adalah
sebagai berikut:
a. Ibnu Katsir akan membaca shilah mîm jama` yaitu
mendhammahkan dan menyisipkan wawu maddiyyah setelahnya,
sehingga dibaca dua harakat ketika washal, sedangkan ketika
waqaf dibaca sukun seperti lumrahnya.
b. Riwayat Qalun juga membaca seperti Ibnu Katsir, dengan
tambahan wajah lainnya yaitu sukun seperti biasa.
ٍ ى ن ى ىي ه ى ٍ
Dalil untuk kedua kasus ini ialah:
ى ى يحمى ل٢ٓ ىرجٍ ى٧ٍ اجل ى ىً ل٢ٍ ىكو
ريقً صال يؼ
ً ً ً ذث ٮفل ةٝ ك اكر د
ً ؾ
و ؿ ً ٥ي
ً ٦ً ٥ ً
c. Qirâ`at Hamzah membaca dlammah pada ha` (٬) dalam dua
ٍ ن ٍ ى ىٍ ٍ ىٍ ٍ ى ٍ ى ه ى ىى ٍ ي ى ن
kondisi: waqaf maupun washal. Dalil Syathibiyyah-nya:
ى
ة ىك ىم ٍٮ ًوالٛٝ ال ى٭ة ًء ىك٥ٌَجيٕة ثً ى
ً ٮ٧ محـة كدلي ً٭٥ إًحل ً٭٥ي ً٭٤ٔ
d. Bâqil Qurra` (Imam yang lain yang belum disebutkan) akan
membaca dengan kasrah ha` (٬) serta sukun mîm jama‟ ()ـ
sebagaimana biasa.
ٍ
Cara mengumpulkan bacaan (men-jama`);
a) Ayat pertama (٥ي
الؿ ٍ ى
ل٨مح هلل ل ٌ يؽ هلل ىر٧ٍ احل ى
ً الؿ ًظ ً ً ا ِمْسِب ) dan kedua ( بً ً ً
ى٧ٍ ىٕةلى٣)ا
ني ً dibaca dengan masing-masing berhenti pada ru`ûsul
ayy (ujung ayat). Pada keduanya, bacaan Imam tujuh adalah
sama.
b) Ayat ketiga (٥ي
ل ل ٍى ٌ ً يى ٍٮـًٟ ً ةل٦ ) ىdibaca
ً الؿ ًظ٨ً )الؿمحdan keempat (٨ي
ً دل
ً ا
bersambung dan berhenti pada ujung ayat keempat. Saat
ى
membaca ayat keempat, kata (ًٟةل٦) dibaca hadzf terlebih -
25
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
antara ayat ketiga dan keempat (idghâm kabir oleh Rawi Susi,
akan dijelaskan). Dengan demikian, bacaan Nafi`, Ibnu Katsir,
Duri `an Abu `Amr, Ibnu `Amir, dan Hamzah sudah terpenuhi.
c) Ayat keempat (٨ي
ً دل
ً ا
ٌ ً يى ٍٮـًٟ ً ةل٦ ) ىdibaca lagi, namun kali ini pada
kata (ٟ
ى
ً ً ةل٦) dibaca dengan itsbat alif ()ا. Dengan demikian,
bacaan `Ashim dan Kisa‟i terpenuhi.
d) Ayat ketiga (٥ي
ل ل ٍى ً يى ٍٮـًٟ ً ةل٦ ) ىdibaca
ٌ
ً الؿ ًظ٨ً )الؿمحdan keempat (٨ي
ً دل
ً ا
bersambung. Pada pertemuan kata (٥ي
ل ى
ً )الؿ ًظdan (ًٟ ً ةل٦) dilakukan
idghâm mîm ( )ـakhir ayat ketiga ke dalam mîm ( )ـawal ayat
keempat. Saat membaca ayat keempat, kata (ًٟ ةل٦) dibaca hadzf
ى
alif ()ا. Dengan demikian bacaan Susi `an Abu `Amr sudah
terpenuhi. Ayat ketiga serta keempat sudah komplit tujuh
Qirâ`at.
ةؾ ى ٍ ى ي
e) Ayat kelima (نكذ ًٕني
ةؾ ىج ٍٕجي يؽ ىكإيل ى
)إيل ىdibaca. Tidak ada khilaf
ً ً
اط ٍ ي ٍ ى
bacaan pada ayat ini.
ى
f) Ayat keenam (٥يًٞ كذ٧ال
ىة ًٌ ى٩ ًؽ٬ٍ )ا
الِرْص ى dibaca dengan mula-
26
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
ى
h) Ayat keenam (٥يًٞ كذ٧ال
اط ٍ ي ٍ ى ٍ
ىة ًٌ ى٩ ًؽ٬ا
الِرْص ى ) dibaca lagi, kali ini
(صاط
ى ى ٍ ٍى ى
ً ) serta dlammahnya ha‟ (٬) pada kedua kata (٥ي ً٭٤ٔ)
sebagai bacaan Khalaf `an Hamzah.
Cara membaca yang dirinci di atas disebut juga dengan istilah
Jama` Kubra untuk Qirâ`at Sab`ah dari Thariq Asy Syathibiyyah.
Dengan metode ini (kaidah jama` yang dirumuskan oleh Syaikh As
Syafaqasi) selesailah tujuh macam bacaan pada Surat Al-Fatihah.
Harap dicatat bahwa pembacaan Qirâ`at dengan jama’
adalah guna majelis pembelajaran (bukan untuk digunakan
27
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
shalat ataupun bacaan Al Qur`ân yang menjadi bagian dari
suatu syarat ibadah spesifik). Kaidah jama‟ ini dilakukan setelah
talaqqi riwayat per riwayat, Qirâ`at satu per satu untuk kemudian
barulah diperbolehkan menggabungkan semua Qirâ`at yang telah
dipelajari dalam sekali membaca sebagai bentuk pelengkap
penguasaan Qirâ`at.
Rujukan:
1. Hirzul Amâni wa Wajhut Tahâni
2. Ibraz Ma`âni min Hirzil Amâni
3. Al Minahul Ilâhiyyah fî Jamî`i Al Qirâ`at As Sab`i min
Tharîq Asy Syathibiyyah
4. Ghunyah Ath Thalabah fî Taisiris Sab`ah
5. Kaidah Qirâ`at Tujuh
6. Manhâj Qirâ`at 10
H). Hikmah Qirâ`at Sab’ah
Hikmah yang dapat diambil dengan kejadian turunnya Al
Qur`ân dengan tujuh huruf adalah sebagai berikut:
1. Mempermudah ummat Islam khususnya bangsa Arab yang
dituruni Al Qur`ân, sedangkan mereka memiliki beberapa dialeks
(lahjah) meskipun mereka bisa disatukan oleh sifat ke
Arabannya.
2. Sebagai mu‟jizat al Qur`ân dari sisi lughawi (bahasa) bagi
bangsa Arab. Karena beragamnya dialek diantara suku-suku
Arab.
3. Mu‟jizat al Qur`ân dari segi makna dan penggalian hukum.
Karena berubahnya bentuk lafadz adalah sebagaian huruf akan
menghasilkan produk hukum yang dapat berlaku dalam setiap
masa. Oleh karena itu, para fuqahâ` dalam istinbat (penyimpulan
hukum) dan ijtihad berhujjah dengan Qirâ`at bagi ketujuh huruf
ini. (2
2). Al-Qaththan, Manna‟, Studi Ilmu-Ilmu Qur‟an, Litera Antar Nusa, Bogor, 1992,
hlm. 248
28
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
4. Menyatukan umat Islam dalam satu bahasa yang disatukan
dengan bahasa Quraisy yang tersusun dari berbagai bahasa
pilihan dikalangan suku-suku bangsa Arab yang berkunjung ke
Makkah pada musim haji dan lainnya.
29
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
ْ ُ ُ ْ ُ ََ
ارج الصو ِف ِ م
MAKHRAJ-MAKHRAJ HURUF
30
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
memenuhi sifat dan makhraj tersebut jika sampai mengubah makna,
maka itu berdosa. Hal ini telah disinyalir oleh sabda Rasulullah
SAW: "Banyak orang yang membaca al Qur`ân tetapi al Qur`ân
(yang dibaca) justru melaknatnya." Akan tetapi jika tidak sampai
mengubah makna maka hal itu dianggap sebagai mengurangi
kesempurnaan al Qur`ân.
Adanya sifat dan makhraj bagi bahasa al Qur`ân ini sekaligus
menjadi peringatan keras bagi kita bahwa (bahasa) al Qur`ân tidak
bisa dengan seenaknya ditransliterasikan ke dalam bahasa manapun -
-termasuk bahasa Indonesia-- untuk kemudian dijadikan pedoman
dalam membaca al Qur`ân. Karena bagaimanapun juga, bahasa
Indonesia (dan bahasa-bahasa lain) tidak memiliki aturan tertentu
dalam pengucapannya sebagaimana aturan yang dimiliki oleh bahasa
al Qur`ân. Contoh paling sederhana, misalnya huruf ت. Jika ت
ditransliterasikan ke dalam bahasa Indonesia, maka huruf yang
dianggap sesuai adalah “T”. Sebagaimana kita diketahui bahwa
dalam mengucapkan huruf “T”, tidak ada aturan tertentu yang
mengaturnya, selain sepanjang dapat ditangkap oleh pendengar. Hal
tersebut --sepanjang dapat ditangkap oleh pendengar-- berbeda
dengan huruf ت. Di dalam mengucapkan huruf ت, selain kita harus
menyentuhkan ujung lidah pada pangkal gigi depan atas (bagian
dalam) juga nafas kita harus keluar. Baik ketika huruf تtersebut
difathah, didlammah, dikasrah maupun disukun.
Begitulah al Qur`ân diturunkan dan kemudian diajarkan. Sejak
zaman Rasulullah (shahabat), tâbi‟în, tabi‟it tâbi‟în hingga umat
Islam pada zaman sekarang. Sehingga jika ada orang yang membaca
al Qur`ân dengan tanpa mengikuti kaidah atau aturan tertentu
sebagaimana ketika al Qur`ân diturunkan, maka pembacaan itu perlu
diluruskan. Dengan demikian, menguasai huruf-huruf al Qur`ân
sebelum belajar membaca al Qur`ân adalah sebuah keniscayaan yang
tidak boleh ditinggalkan, jika kita tidak ingin disebut sebagai orang
yang mengurangi kesempurnaan al Qur`ân atau bahkan orang yang
31
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
akan mengubah makna al Qur`ân. Di bawah ini, dengan sederhana,
dibawah ini telah disajikan keterangan tentang huruf-huruf al Qur`ân
baik yang berkaitan dengan makhraj, sifat maupun cara
pengucapannya.
Makhraj secara bahasa adalah tempat keluarnya sesuatu.
Sedangkan menurut istilah ilmu tajwid adalah tempat keluarnya huruf
dan perbedaan satu dengan yang lainnya.
32
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
4. 14 Makhraj, dengan membuang makhraj Al jauf ( rongga mulut)
dan menjadikan huruf “lam”, “ro‟” dan “nûn ” satu makhraj
dan ini adalah pendapatnya Ibnu Kaisan, Qurthub, Al Jarmy,
Ibnu Ziyad dan Al Fara‟.
Dari pendapat-pendapat diatas yang rajih adalah pendapat
jumhur, yang kemudian kita pakai pada pembahasan ini. Kemudian
dari 17 makhraj ini terbagi menjadi lima bagian, yaitu:
1) Al Jauf (rongga mulut), yakni celah panjang yang berada di
belakang tenggorokan sampai ke mulut. Keluar huruf-huruf mad
yaitu ا ك مTerkumpul dalam kalimat :
ي ى ي ى ى يى ي ى
ًن٩ أجتة ًدلٮ- ة٪ًح٩ أك- ٮظي٭ة
ً ٩
2) Al Halq (tenggorokan) , yang terbagi menjadi 3 bagian:
1. Tenggorokan bagian bawah, keluar huruf ءdan ـه
ٍى ي ى
أ ًإ أ ثأ: Makhraj: pangkal tenggorokan. Sifat: jahr, syiddah, istifâl,
infitâh, ishmât. Cara pengucapannya: mulut terbuka lebar, suara
tidak boleh dibesarkan dan tidak boleh dibaca "o".
آأن أى ًخلةن٥٤ً ٍب٧ ال ٍ ي٨ ى٦ً ئ
آأن أىخلى ٍ ى
ً
ً
ٍ ٍ ى ن ى ٍ ى ن ى
ن٭ة٤ً ٬ ة٬ة٬ ٥ً ٤ً ٭٧ ال ي٨ ى٦ً ىة٪ ى٭٭٤ً ٬ ة٬ة٬
ٍ ي ى
٫ػ ثى٬ ػ٬ً ٬ : Makhraj: pangkal tenggorokan. Sifat: hams, rakhâwah,
istifâl, infitâh, ishmât. Cara pengucapan: suara besar dan nafas
keluar.
33
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
34
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
3) Al Lisaan (lisan/lidah), dibagi menjadi 10 bagian :
1. Pangkal lisan dengan langit-langit atas, keluar huruf ؽ
ٍ ٍ ى ن ى ن ٍى ن ى ى
ةٞ٤ً ٝ ةٝةٝ ٥ً ٤ً ٞ٧ ال ي٨ ى٦ً ٨ ىٞٞ٤ً ٝ ةٝةٝ
ي ى
ٍٜ ؽ ًؽ ؽ ىب : Makhraj: pangkal lidah sebelah atas, sangat dekat
tenggorokan. Sifat: jahr, syiddah, isti'lâ`, infitâh,
ishmât, qalqalah. Cara pengucapan: nafas ditahan;
mulut mecucu (baik ketika difathah, dikasrah,
didlammah maupun disukun), ketika dibaca sukun
suara harus dipantulkan.
3. Tengah lisan dengan langit-langit atas, keluar huruf ش, مdan ج
ٍ يى ٍ ى٤يىةينة يى
ينة٤ً يىةينة ي ى٥ً ٤ً ٍي٧ ال ي٨ ى٦ً ني ً
ٍ
ٍ ى ن ى ى ٍ ى ى ي
نضة٤ً ةصة ىص ىص ن٥٤ض
ً ً ٧ ال٨٦ً ٨ضض٤ً صةصة ص
ٍ ٍ ى ى ى ن ٍ ى ن ى ى
نة٤ً مةمة م٥ً ٤ً ن٧ ال ي٨ ى٦ً ٨نن ى٤ً مةمة م
35
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
36
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
ٍ ي ى
ش ًش ش بىل : Makhraj: tengah lidah dengan langit-langit. Sifat:
hams, rakhawâh, istifâl, infitâh, ishmât, tafasysyi.
Cara pengucapan: suara tebal dan nafas keluar.
4. Salah satu tepi lisan sampai pada ujungnya berpapasan dengan
langit-langit atas, keluar huruf ؿ
ٍ ٌ ى ن ى ن ٍى ن ى ى
ال٤ً الال ل٥ً ٤ً ٪٧ ال ي٨ ى٦ً ٨ ى٤٤٤ً الال ل
ٍ ي ى
٢ ؿ ًؿ ؿ ثى: Makhraj: kanan kiri lidah hingga ujungnya. Sifat: jahr,
istifâl, infitâh, idzlâq. Cara pengucapan: keluar nafas,
suara jangan dibesarkan.
5. Tepi lisan bertemu dengan gigi geraham dan langit langit atas,
keluar huruf ض
ن٤ًةًة ى
ىً ن٥٤ٌ ٍ ى ن ى ى ٍ ى ى ٍي
ٌة ً ً ً ٧ ال٨٦ً ة٪ٌٌ٤ً ً ًةًة
ٍ ي ى
ض ًض ض ثىي/ Makhraj tepi lidah (kanan/kiri) dengan (menyentuh)
gigi geraham. Sifat: jahr, rakhâwah, isti'lâ`, ithbâq,
ishmât, istithâlah. Cara pengucapan: nafas ditahan
(tidak boleh keluar), suara besar, mulut mecucu
(baik ketika difathah, dikasrah, didlammah maupun
disukun), ketika dibaca sukun suara tidak boleh
dipantulkan.
6. Ujung lisan di bawah makhraj ؿbertemu dengan bagian atas dari
langit-langit atas, keluar huruf ف
ٍ ٌ ى ى ل ى ل٪٤ى٩ نة٩ىة٩
نة٪٤ً ٩ ة٩ة٩ ٥ً ٤ً ٪٧ ال ي٨ ى٦ً نن ً
ي ى
٨ٍ ف ًف ف ىب: Makhraj: ujung lidah agak ke dalam di bawah makhraj
lam. Sifat: jahr, istifâl, infitâh, idzlâq, ghunnah. Cara
37
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
pengucapan: suara jangan dibesarkan, ketika disukun
jangan dipantulkan.
نكة٤ً ةقة ىق ىق ن٥٤ ٍك٧ ال ٍ ي٨ ى٦ ٨ ىك ٍك ى٤ةقة ىق ىق ن
ًً ً ً
ػـا ىز ن٥ ٍـل٧ ال ٍ ي٨ ى٦ ازا ىزل ىـ ٍز ىف
ن٣ً ازا ىز ىز ن
ًً ً ً
ىو ن٥٤ ٍى٧ ال ٍ ي٨ ى٦ ٨ ىى ٍى ى٤ةوة ىو
نىة٤ً ةوة ىو ىو ن
ًً ً ً
ىس ًس يس ب ى ٍف : Makhraj: ujung lidah dengan ujung dua gigi (yang)
bawah. Sifat: hams, rakhâwah, istifâl, infitâh, ishmât,
shafîr. Cara pengucapan: nafas keluar, harus dibaca
tipis (mulut mecécé).
ىز ًز يز ثى ٍـ: Makhraj: ujung lidah dengan ujung dua gigi (yang) bawah.
Sifat: jahr, rakhâwah, istifâl, infitâh, ishmât, shafîr. Cara
38
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
pengucapan: nafas tertahan (tetapi tetap ada yang keluar),
ketika dibaca sukun suara tidak boleh dipantulkan.
39
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
ishmât, qalqalah. Cara pengucapan: nafas ditahan (tidak
boleh keluar); mulut mecucu (baik ketika difathah,
dikasrah, didhammah maupun disukun), ketika dibaca
sukun suara harus dipantulkan.
10. Ujung lisan bertemu dengan ujung dua gigi atas, keluar huruf ث
, ذdan ظ
ٍ ٍ ى ن ى ن سى ٍ ى٤زىةزنة زى
سة٤ً زةزة ز٥ً ٤ً س٧ ال ي٨ ى٦ً ْث ً
ن ى ن ى ٍ ٍ ٍ
ى ن ى ى ى
ذاذا ذ ًذلا٥ً ً ؾل٧ ال ي٨ ى٦ً ذاذا ذ ًذلذف
ٍ ٍ ى ن ى ن ٍ ى ن ى ى
ْة٤ً ّ ّةّة٥ً ٤ً ْ٧ ال ي٨ ى٦ً ٨ْْ ى٤ً ّ ّةّة
ٍ ي ى
ث ًث ث ثىر: Makhraj: ujung lidah menyentuh ujung dua gigi atas.
Sifat: hams, rakhâwah, istifâl, infitâh, ishmât. Cara
pengucapan: nafas keluar, mulut melebar .
ٍ ى ي
ذ ًذ ذ ثىؾ: Makhraj: ujung lidah menyentuh ujung dua gigi atas. Sifat:
jahr, rakhâwah, istifâl, infitâh, ishmât. Cara pengucapan:
nafas tertahan (tetapi tetap ada yang keluar), ketika dibaca
sukun suara tidak boleh dipantulkan.
ٍ ي ى
ِ ظ ًظ ظ ىب: Makhraj: ujung lidah menempel pada ujung dua gigi
atas. Sifat: jahr, rakhâwah, isti'lâ`, ithbâq, ishmât. Cara
pengucapan: nafas agak tertahan (tetap ada yang
keluar), suara besar, mulut mecucu (baik ketika
difathah, dikasrah, didlammah maupun disukun), ketika
dibaca sukun suara tidak boleh dipantulkan.
40
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
1. Perut bibir bawah bertemu dengan ujung dua gigi atas, keluar
huruf ؼ
ٍ ٍ ى ن ى ن ٍى ن ى ى
ةٛ٤ً ٚ ةٚةٚ ٥ً ٤ً ٛ٧ ال ي٨ ى٦ً ٨ ىٛٛ٤ً ٚ ةٚةٚ
ٍ ي ى
ٙؼ ًؼ ؼ ىب : Makhraj: ujung gigi atas menempel pada bibir
bawah sebelah dalam. Sifat: hams, rakhâwah,
istifâl, infitâh, idzlâq. Cara pengucapan: nafas
keluar.
2. Bertemunya antara bibir atas dan bawah dengan sedikit menekan,
keluar huruf ب
ٍ جى ٍ ى٤ثىةثنة ثى
جنة٤ً ثىةثنة ثى٥ً ٤ً ٍج٧ ال ي٨ ى٦ً ب ً
ٍ ب ثى
ىب ب ي
ت ً : Makhraj: dua bibir menempel. Sifat: jahr, syiddah,
istifâl, infitâh, idzlâq, qalqalah. Cara pengucapan:
nafas ditahan (tidak boleh keluar, berbeda dengan "ba"
dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Jawa), dan
ketika disukun harus dipantulkan.
3. Bertemunya antara bibir atas dan bawah dengan menekan sedikit
lebih ringan, keluar huruf ـ
ن٦ ى٥٤٧ٍ ٧ ال ٍ ي٨ ى٦ ٨ ى٧ٍ ٧ ى٤ة ىم٦ة
ة٧ ن٤ً ة ىم٦ة ن٦ى
ًً ً ً
٥ٍ ىـ ـً يـ ىب : Makhraj: dua bibir. Sifat: jahr, istifâl, infitâh, ghunnah.
Cara pengucapan: bibir menempel (jawa: mingkem),
suara jangan dibesarkan.
4. Bertemunya bibir atas dan bawah namun ada sedikit rongga
(mulut terbuka), keluar huruf ك
41
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
ىك ن٥ً ٍٮل٧ ال ٍ ي٨ ى٦ً اكا ىكل ً ىٮ ٍك ىف
اكا ىكل ً نٮا ىك ن
ً
ىك ًك يك ثى ٍٮ : Makhraj: dua bibir. Sifat: jahr, rakhâwah, istifâl, infitâh,
ishmât. Cara pengucapan: bibir terbuka; suara tidak boleh
dibesarkan, ketika disukun dan jatuh setelah harakat fathah
jangan dibaca 'ao', tapi 'au'.
5) Al Khaysyuum (Batang hidung), keluar sifat ghunnah (
dengung), yaitu mîm ( )مdan nûn ( )نyang bertasydid,
urutannya ada 5 yaitu:
1. Syiddah
2. Naaqis
3. bighunnah
4. Ikhfa`
5. Sukun Berharakat.
Perhatian:
Hakikat makhraj (( )َمؿجtempat keluarnya huruf), harus
diketahui dan dipraktekkan dengan benar. Oleh sebab itu belajarlah
pada guru yang ahli, dengarkan dengan baik terlebih memperhatikan
dengan cermat tingkah keluarnya huruf, supaya jelas.
42
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
43
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
ُ ُ ُ َ
وف
ِ ِضكات الص
SIFAT-SIFAT HURUF
44
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
memiliki sifat jahr ada 18 yang terkumpul pada ucapan orang arab
:
ى ى٤َىةرئ ذل ىٗ ٍّي ىص لؽ ىٝ ىك ٍز ىف٥خ ٍْ ى.
ت
ى
ً ً و
II. Segi suara
1. Sifat Syiddah adalah huruf yang kuat bertenaga, artinya suara
ketika dikeluarkan akan tertahan/habis dan tidak bisa
memanjangkan suaranya, huruf yang memiliki sifat Syiddah ada 8
ى ي ى ٌّ ى ى
yang terkumpul pada lafadz :
ٍسخ أ ًصؽ رٍ ث.
2. Sifat Rakhâwah adalah huruf yang lunak atau kendor, artinya
suara yang keluar tidak tertahan atau tidak habis ketika langsung
diucapkan dan bisa memanjangkan suaranya. huruf bersifat
Rakhâwah ada 15 yang terkumpul pada perkataan orang persi :
ي ٍ ل ى ٍّ ى ل ى ٍ ي ى ل ى
ي مٮص زم قةقوٚ ِػؾ ًٗر ظ
3. Sifat Bainiy adalah huruf yang sifatnya diantara syiddah dan
rakhâwah, artinya suara yang dikeluarkan dari huruf-huruf ini
tidak tertahan dengan sempurna dan tidak bisa lepas dengan
sempurna. Hurufnya ada 5 yang terkumpul pada lafadz : ؿ٧ خ٨٣ً
ٍ ي ىي
Keterangan:
a. Perbedaan sifat jahr dan syiddah adalah tidak keluarnya nafas
dan suara, kalau jahr tidak keluar nafasnya, kalau syiddah tidak
keluar suaranya.
b. Perbedaan sifat hams dengan rakhâwah keluarnya nafas dan
suara, klau hams yang keluar nafasnya, kalau rakhâwah yang
keluar suaranya.
45
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
III. Segi Pangkal Lidah
1. Sifat Isti’lâ` adalah huruf yang tinggi, artinya ketika diucapkan
lidanya akan naik kelangit-langit atas. Hurufnya ada 7 terkumpul
ٍ ٍ ى ي ل
pada lafadz : ًِٝ ٍ
ػه ً٘ و
2. Sifat Istifâl adalah huruf yang rendah, artinya ketika diucapkan
akan menurunkan lidah dari langit-langit atas ke dasar mulut.
Hurufnya ada 21 yang terkumpul pada perkataan orang arab :
ىي ٍ ل ى ى ي ي ىثجى ى
ماك٢ ًإذ ىق٫ٚ جيىٮد ىظ ٍؿ٨ٍ ٦خ ًٔ ُّـ ى
ى ٍ ى ى ى ي ٍ ى ى ى ىىى ى ل ىي ي ٍ ي ى
terkumpul dalam ucapan :
ٍ
ر
هل ُشب دي وٜـٌل ظٚ أػؾ كصؽ قٕ وح٨٦
ٍّ ي٣ ٨ٍ ٦ ى لؿٚ
persiapan, jumlah hurufnya ada 6 yaitu terkumpul dalam lafadz :
ت ً
2. Sifat Ishmât adalah huruf yang bersifat diam (tidak lancar) artinya
ketika diucapkan tidak mudah langsung keluar dari mulut, akan
46
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
47
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
JADWAL SIFAT YANG BERLAWANAN
رػةكة اقذٛةؿ ص٭ؿ ص٭ؿ أ
ث
اقذٛةؿ اٛ٩ذةح اقذٛةؿ ذ رػةكة
ح
اٛ٩ذةح اٛ٩ذةح ت او٧ةت ز اقذٛةؿ
س ب
او٧ةت مؽة ؾ مؽة ع اٛ٩ذةح
ش
ك
٧٬ف ٧٬ ٬ف اذالؽ او٧ةت
م
ص٭ؿ رػةكة رػةكة ص٭ؿ
رػةكة او٧ةت ادٛذةح ء اقذٛةؿ
ض
او٧ةت د اٛ٩ذةح خ او٧ةت ص ٧٬ف
ظ
اقذٕالء اقذٕالء ٧٬ف ج او٧ةت
اَجةؽ اَجةؽ اقذٕالء مؽة
ص٭ؿ ص٭ؿ رػةكة ص٭ؿ
اقذٛةؿ اٛ٩ذةح اقذٛةؿ ط او٧ةت
مؽة ؼ اٛ٩ذةح ؽ او٧ةت ؿ اٛ٩ذةح
او٧ةت مؽة ٧٬ف اقذٕالء
اذالؽ اقذٕالء اذالؽ اَجةؽ
ص٭ؿ ؿ ص٭ؿ
ثني اٛ٩ذةح ف ر
اقذٛةؿ
ع الؿػةكة
غ او٧ةت اٛ٩ذةح ف
ٌ
اقذٕالء ـ كالنؽة اذالؽ
ـ
ر
48
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
ى ه٣ :
B. SIFAT YANG TIDAK MEMILIKI LAWAN
1. ني lain artinya Lunak. maksudnya ketika membunyikan huruf
ini dengan lunak, lemah dan lembut, ketika huruf itu mati dan
jatuh sesudah harakat fathah. Hurufnya ada 2 yaitu :م
ٍ ٍك seperti
ى ى ى ى ى ى ه
contoh : -ٍٙي٠- ىق ٍٮؼ-ػ ٍٮؼ-ٍٟ– ًاحل
ٍ ه
2. ْن ىؿاؼ
ً ًا: Inhiraf artinya Condong. Maksudnya ketika membunyikan
huruf, condong ke ujung lidah dengan sedikit melenturkan
(melengkungkan) lidah. Hurufnya ada 2 yaitu : ؿر
ٍ ى
3. دس ًؿيٍ هؿ: Takrir artinya Mengulang-ulang. Maksudnya ketika
membunyikan huruf dengan lidah bergetar tidak lebih dari dua
getaran. Apabila getarannya sampai tiga kali, maka tercelalah,
dalam artian belum benar mengeluarkan huruf ini . Dan apabila
sampai empat getaran, berarti huruf itu telah menjadi dua huruf.
Hurufnya ada satu yaitu : ر
ٍ هٛ ىو:
ري
4. ً Shafîr artinya Siul atau seruit. Maksudnya ketika
membunyikan huruf dengan berdesir seperti suara seruling.
Hurufnya ada tiga, yaitu : صزس
5. ٍ ٛ ىت ى:
ّش Tafasy-syi artinya Menyebar. Maksudnya ketika
membunyikan huruf dengan angin tersebar di mulut. Hurufnya ada
satu, yaitu : ش
49
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
ىٍى ىه
6. ح٤ٞ٤ٝ Qalqalah artinya Goncang atau pantulan. Maksudnya ketika
membunyikan huruf dengan goncangan pada makhrajnya,
sehingga terdengar pantulan suara yang kuat pada saat mati atau
dimatikan karena berhenti (waqaf) Hurufnya ada lima, yaitu :
ير ٍُ ي
ت ىص وؽ
ٍ ىٍى ىه
Qalqalah terbagi menjadi dua, yaitu :
a. ح يو٘ ىؿل٤ٞ٤ٝ : Qalqalah Shughra, yaitu pantulan suara huruf
qalqalah lebih kecil, karena huruf qalqalahnya itu mati asli
berada di tengah-tengah kata atau kalimat. Contoh :
ٍ ي ٍ ى ي ىٍ ي ىٍ ي ى
ٖ – يىبذى٢ٕ – جي ى٢ – ح ٍُجى يٓ – يىؽػ٢جىٞح
b.
ٍ ى٠ى هح ي٤ٍٞ ى٤ىٝ : Qalqalah Kubra, yaitu pantulan
ربل suara huruf
qalqalah agak lebih besar, karena huruf qalqalahnya itu
ى ي ى ى ه
sebenarnya hidup, tapi dimatikan ketika waqaf (menghentikan
ل ى ي
bacaan). Contoh : -ؽ٧ اهلل الى- ٮ اهلل اظؽ٬ ٢ٝ
يٍ يى
ىه
7. ح٣ ًا ٍق ًذ ىُة: Istithalah artinya Memanjang. Maksudnya ketika
membunyikan huruf dengan memanjang di salah satu tepi pangkal
lidah sampai ke depan. Hurufnya ada satu, yaitu : ض
يله
8. ح٪د Ghunnah artinya Berdengung. Maksudnya ketika
membunyikan huruf dengan suara berdengung yang keluar dari
pangkal hidung. Hurufnya ada dua, yaitu : ـdan ف
50
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
JADWAL SIFAT-SIFAT YANG DIMILIKI OLEH MASING-
MASING HURUF
Sifat Jumlah
Huruf
1 2 3 4 5 6 7 sifat
51
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
Catatan!
Untuk lebih jelasnya silahkan lihat kitab-kitab yang lebih luas
mengenai pembahasan makhraj ini, juga harus dilandasi dengan guru
yang mumpuni dan telaten dengan bab makhraj dan sifat-sifat huruf
ini.
52
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
JADWAL SIFAT-SIFAT HURUF
إقذٕالء
إو٧ةت
إقذٛةؿ
إٛ٩ذةح
إَجةؽ
٧٬ف
رػةكة
إذالؽ
ص٭ؿ
٧٩ؿة
مؽة
ثحن
خ ء ص ؼ ء ء ؿ ء ء ث ؼ 9
ص ب ض ر ت ب ف ج ب ح ح 9
ض ت ط ـ ث ت ع د ج خ ث 3
غ ث ظ ف ج ث ـ ؽ ذ د ٬ 4
ؿ ح ط ج ج ر ط ز ذ ش 5
ب خ ؽ ح ح ب ر س خ 6
د ظ خ د ؾ ز ش ص 7
ذ د ذ ت ض ص س 8
ز ذ ر ط ض ؾ 9
س ر ز ظ ظ ت 91
ش ز س ع غ 99
ص س ش غ ؼ 99
ض ش ع ؽ ٬ 93
ط ع ؼ ؿ ك 94
ظ غ ؾ ـ م 95
ع ؼ ؿ ف 96
غ ؽ ـ ك 97
ؽ ؾ ف م 98
ؾ ؿ ٬ 99
٬ ـ ك 91
ك ف م 99
م ٬ 99
ك 93
م 94
53
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
َْ َ َ
ان
ِ ِٔساي ِث الطتي
َّ ٱلرِنَٰمۡح َّ
َّ ِٱَّلل
ًِ خي
ِ ٱلر ِمۡسِب
َ ْ َ َ َ ْ ُْ ََ َ ُّ َّ َ ُ ْ َْ َ
لَع انلَّ ِِب الُططَف ختِيتِْا لُـس ِّلِل َوضَّل َربـْا ا
ُ ً َْ ْ ْ
ف اتلَّج ِٖي ِس جغُاخص َرا
َ ََ َ ـدت ِٓ َو ََ ِْ َم
ْ َ َ َ
ِ ؤاك ـصا ِ و ِأِلِ وض
Segala puji bagi Allah SWT. yang Maha Agung, semoga kasih
sayang dan keagungan selalu terlimpahkan kepada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW. seorang pilihan dan kekasih kita, juga
kepada keluarga dan para sahabatnya, serta semua orang yang
membaca al Qur`ân dengan baik. Oleh karena itu marilah kita belajar
ilmu tajwid yang telah dinadhamkan, yang telah bersih dari
kekurangan (yang telah diakui kebenarannya).
ْ ََ َ ُ َْ َْ َ َ َ ُ ُ ْ َّ َ
ِلِه َغيث الصض َٖا ِن
ِ ارجٖا ا ان
ِ ظُيـخٓ ِٔسايـث الطتي
“Nadham ini diberi nama “Hidayatushshibyan” yang artinya:
petunjuk bagi anak-anak. Didalam penyusunan, pengarang sangat
mengharapkan sekali ridla Allah SWT.”
54
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
َ َّ ُّ َ ْ ْ َّ َ ْ َ ُ َ
ِ ةاب اخَك ِم اتلْ ِٖي ِِ وانل
ٖن العاوِْث
BAB MENJELASKAN
HUKUM-HUKUM TANWIN DAN NUN MATI
Tanwin adalah suara nûn mati yang bertempat pada akhir
kalimah isim, yang terlihat (terdengar) ketika diucapkan dan hilang
ه٧ريا س ىق
ٓي ن٧ىق
يٕة ثىى ن
ketika ditulis atau diwaqafkan, contohnya : ً ً ً
٥ي ه٤ً ٔ ىsedangkan nûn sakinah adalah nûn mati yang tetap (terlihat)
ketika di tulis, di ucapkan, diwashalkan atau diwaqafkan, baik
ى
bertempat pada kalimat huruf seperti lafadz : ٨ٍ خ atau kalimat isim
ىٍى ه
seperti lafadz : أج٭ةرatau kalimah fi‟il seperti lafadz : ٨و
ٍ ي
ُِيـ ٌ َْ َ ْ َْ
َّ َعث حُب ُ ُ َْ َُ ْ َْ ُ َ ْ َ
ؼِْس ال ِٕجاءِ َخ ِٖن تعس ٍ ّأخَكم تْ ِٖي ٍِ و
َ ْ ْ َ ُ ْ َْ َ َ ْ َ ْ َار ا ِْذ ََغ ٌم ََ َػ اًْ ُـ َّْ ِث ا
ُ َٕ إ ْع
الركا َر َو ْوا ِ و ب ٌ ن ًاو أْي
ِ ِـة و ِ
“Hukum tanwin dan nûn mati ketika bertemu dengan salah satu
huruf hija`iyyah yang berjumlah 28 huruf, ada lima hukum, yang
akan dijelaskan dibawah ini.
55
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
5. Ikhfa` adalah menyamarkan suara nûn mati atau tanwin antara
idzhâr dan idghâm tanpa tasydid disertai berdengung.
َ ْ َ ْ ُ َّ ْ َ ْ ُ ْ َ َ ْ ْ ََ َ ْ َ َ
1. IDZHÂR
ي ث ٍَّ الاءِ
ي ثٍ اًـ ِ
واًؽ ِ َلى ُٔ ٍض َؤا ٍء خاءِ قاع ِٕص
“Apabila ada tanwin dan nûn mati bertemu salah satu huruf
halaq yang berjumlah enam, )غس ع س خ س ح ق س أ maka wajib dibaca
ي ى ل
ال٧نؽد ٬ٮ ٔجةرة ٔ ٨ظؿٚني ٦ذ٧ةز٤ني أكهل٧ة قةز ٨كاآلػؿ (3أظاكـ احلؿكؼ املنؽدة احلؿؼ
ل ىل ى ن ن ن ي ى ٍ ن ن ن ن ي٦ذى ى
عؿؾ ْٛ٣ة ال ػُة كوال ال كٛٝة ٚ٭ٮ ييسذت ظؿٚة كاظؽا ك٦سةؿ ذل( ٟاجللةر س الك س َثةصة) كيف ظة٣ح
ت) كدٞ٪ك ٥احلؿكؼ ال ٧ىن لؽد ٔجةرة ٔ ٨ظؿٚني قة٪٠ني ك٦سةؿ ذل( ٟاحل ى ٌش س ىكدى ٌ الٮ ٙٝيىجط احلؿؼ ي
ي ى ل ى ىٍ يل ي ى ل ى يل ي ى ل ى
ري د٪ح ظؿكؼ منؽدة ث٘٪ح كيه ظؿٚةف ال٧نؽدة إىل ٝك٧ني ظؿكؼ منؽدة ًث٘٪ح ك ظؿكؼ منؽدة ًث٘ ً
ى يى يه ي ى ل ى ي ى ل ى
ال٧نؽدة) ُٚك ٪٦٭٧ة ح٘ ُّٞ٦ ٨ؽار ظؿًلذني يف ظة٣ح ا٣تنؽيؽ ك٦سةؿ ذل( ٟخ ل٥ ال٧نؽدة كاجلٮف ٧٬ة (املي٥
ل ل ل ى ى ل ي ل ل
اُ٣ة٦ح س ًإف س ٚكٮا ٨٬س اجل ًٕي )٥ظؿكؼ منؽدة ث٘ري ٗ٪ح كيه ثةيق احلؿكؼ اهلضةايح (أم قذح س
ن ي ى ىل ُّ ى
مح ٨س احل ى ُّ ٜس أ ىً )٢كيي ى ٍ
الؿ ى(اتلةاًجيٮف س ل كٔرشكف ظؿٚة) ك٦سةؿ ذل /ٟلن
الظِ أف ٪٬ةؾ ٩ٮ٩ة منؽدة كاظؽة يف
ى ى ى ي ٍ
ى ل ي
الؿكـس كذل ٟيف لك٧ح (دأ ى٪٦ة) يف ٝٮهل دٕةىل ( ٝةلٮا يىة أثىة٩ة ٪٘٣لح إ٦ة اإلم٧ةـ أك ُّ اٞ٣ؿآف لك ٫جيت ٚي٭ة ٓ٦ا
ي ى ى ى ى ى ىٍى ل ىى ي ي ى ى ل ىي ى
ةوعٮف( ).قٮرة يٮق /ٙاآليح )99كاإلم٧ةـ ٪٬ة أكىل مؿادت ا٪٘٣ح ٦ةل ٟال دأ٪٦ة ىلع يٮق ٙك ًإ٩ة هل جل ً
يل يل يل
ل٪٘٤ح مخكح مؿادت ظكت ٝٮة كًٮظ٭ةسكيه )9( /ا٪٘٣ح اجلةجتح ٔ ٨تنؽيؽ اجلٮف ( )9ا٪٘٣ح اجلةجتح ٔ٨
يل ن
إداغـ اجلٮف الكة٪٠ح يف الٮاك أك احلةء كيه أ ٢ٝكًٮظة ٨٦األكىل ( )3ا٪٘٣ح اجلةجتح ٔ ٨إػٛةء اجلٮف
يل
الكة٪٠ح ٔ٪ؽ أظؽ ظؿكؼ اإلػٛةء أك اإلٝالب ( )4ا٪٘٣ح ىلع اجلٮف الكة٪٠ح كاملي ٥الكة٪٠ح يف ظة٣ح
يل يل
إّ٭ةر٧٬ة ( )5ا٪٘٣ح ىلع اجلٮف املذعؿًلح كاملي ٥املذعؿًلح كا٪٘٣ح يف اثلالزح مؿادت األكىل هلة ٦ؽة ز٪٦يح
يل
دٞؽر ِبؿًلذني أ٦ة يف اإلزجذني األػريدني ٛٚي٭٧ة و ٢ا٪٘٣ح ك٬ؾق هلة ٦ؽة ز٪٦يح ال دـيؽ ٔ ٨ظؿًلح
كاظؽة( .أظاكـ اتلضٮيؽ ص )96
56
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
2. IDGHÂM BIGHUNNAH
َ ْ َ َُْ َ َْ َ َ َ َ ُ ْ َ َّ ُ ْ
سٌُ ٍث وسجيا قاّتِشا
ِ ِ َكّا ة َوادؿ ٍِْ ةِـْ ٍث ة ِـيـُْ ْٖ ل ا ِذا
“Dan bacalah idghâm disertai dengan dengung, Apabila ada
tamwin atau nûn mati bertemu dengan salah satu huruf empat yang
terkumpul dalam lafadz ٮ٧٪ك ) ي, مسـ,(ف, dan idghâm ini dinamakan
idghâm bighunnah (dengan kadar panjangnya 1 alif atau 2 harakat),
demikian itu dengan syarat nûn mati tidak dalam satu kalimat, apabila
dalam satu kalimat maka wajib dibaca idzhâr, supaya tidak serupa
dengan lafadz yang mudla‟af (lafadz yang „ain fi‟il dan lam fi‟ilnya
ل
sama, seperti contoh ؽ٦) ى. Dan contoh didalam al Qur`ân hanya ada
empat lafadz nûn mati bertemu hurufnya idghâm bighunnah yaitu :
nûn mati bertemu مdalam satu kalimah seperti lafadz ثجيةف س دجيةdan
يٍن ي ٍى ه
ٍ ه ٍ ه
nûn mati bertemu كdalam satu kalimat seperti lafadz ىٮاف٪ًٝ ىٮاف س٪و
ً
contoh yang memenuhi syarat idghâm bighunnah adalah :
57
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
َ َّ ُ َ
3. IDGHÂM BIGHAIRI GHUNNAH
ْ
.............................. َوادؿ ٍِْ ة ِل دْ ٍث ِف لمٍ َو َرا
“Dan bacalah dengan tanpa ghunnah apabila ada tanwin atau
nûn mati bertemu ؿ atau ر , dan idghâm ini dinamakan idghâm
bilaghunnah. contohnya :
٨ٮي٪ح ثةتل٤س٦األ احلؿؼ ح ثةجلٮف٤س٦األ ؿة٧٩
ٍ ى ى ىٍ ى ي ٍ ىي ي ي ى ه
ذلم ًظض وؿ ً ً ٥ ىكػ هٝ ؿ نٮا ا ىظؽٛ٠ هل ٨ يس٥كل 9
ٍ ى ى ٍ ىٍ ى ي ٍى
اًيى وح
ً ًىف ًٔحن وح ر ر ػ٘ ى
ن اف رأق اقذ 9
ُ ً ْ َْ َ ْ ُ ْ َْ َ
4. IQLAB
الاءِ َِيُا ذو َصا واًنٌب ؼِْس .......................................
“Dan wajib dibaca iqlab (mengganti suara nûn mati atau tanwin
dengan suaranya mîm mati) apabila ada tanwin dan nûn mati bertemu
ب. dengan kadar panjang suara mîm mati satu alif atau dua harakat
contonya :
58
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
ََُُْ َْ َ َ َ ْ َ ْ َ َ ْ َ َّ ْ َ َ ْ َ ْ
`5. IKHFA
ش قاؼ ِص ِف
ُجٌخٕا َخعث ؼ ٍ ي ؼِْس ة ِاِق الخ ُص ِف وار ِك
) dengan panjang satu alif apabila adaإػٛةء( `“Bacalah Ikhfa
tanwin atau nûn mati bertemu dengan selain huruf-huruf didepan
)(huruf idzhâr, idghâm bighunnah, idghâm bilaghunnah dan iqlab.
yang berjumlah 15, terkumpul pada permulaan kalimah dalam bait
dibawah ini :
ن ٍ يى ى ٍ ى يٍ ىٍ ى ى ٍ ٍ ى ىى ى
ـ ىَيجة ًزد ًىف تًف ًٓ ّةل ً ى٧ة
د ًو ٙذا ث٪ة ز ٍ ٥ىصةد مؼ هه ٝؽ ىق ى٧ة
(صس ذس ثس ؾسجس شس ؽس سس دس طس زس ؼس تس ضس ظ)
Contohnya :
األ٦س٤ح ثةتل٪ٮي٨ احلؿؼ األ٦س٤ح ثةجلٮف ٧٩ؿة
ى ٍ ى ى ي ى ًّ ى ًّ ي ى ى ى
ةوٛة كال ٟ٤٧وٛ ص خ ٍ ٨ىوالدً ً٭ ٍ ٥ىقةٍ ٬ٮف 9
ى ن ٚىأى ل٦ة ى ٨ٍ ٦ىث ي٤ٞى ٍ
ىق ىعةثنة زًٞةال ث خ 9
َ
اض َي يث ك ٰ ِذةَ ٍث
َ
ُ ِ ؾ
ٍ ى ٍ
اجل يض ٍٮ يـ ا٩س ىؽ ىرت ىك ًا ىذا ُّ 3
يظ ًّجة ى ًّ ى ٍ ى ى ٍ
َجة ـ آء ثًةحل ى ىك٪ىػ ًح ٨٦ص 4
ػةؿ ىذ لر وة ىم ًّ
ػؿا يى ى ٍى ى ى ٍ ى ى ٍ ي
ػؿقي ً٦سٞ ش آء ً٪٦س ٍ٥ لً ٨٧م 5
َ ى ن ىل ىٍ ى ى ى ٍ
َشل ٰ ًٌ ٍ ٝٮال ؽ ذلل اجٞي ّ٭ ىؿ ىؾ ا ً 6
ى ٍ ََ َ َ
ت ىق ً٤يٍ و٥ ثً ٤ٞو س نص ۡٔن وح 7
59
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
ٍ ه ى ه ٍ ٍ
ً ٪ٝىٮاف دا ًجيىح د ًٔ ٪ىؽ ًذل ا ٣ىٕ ٍؿ ًش 8
ن
َش َم ٰ َن ٰ ٍت ًَجىةٝة
ى
ط خ ٍ ٨ىَجى وٜ 9
ن
ج ٛنكة ىز ًًل ليح
ىٍ
ز كَ ۡد أَ ۡفيَ َح ٌََ َز َّكىٰٓاَ 91
ىٔآا نال ٚىأى ٍدنى ؼ
ى ل ى ي ٍى ٍ
آء اج ٛىُ ىؿت ًاذا الك٧ 99
ً
ي ي ً ٨ٍ ٦ىحتٍذ ى٭ة ا ٍ ىالجٍ ى٭ ي
يى ٍٮ ى٦بً وؾ حتىؽث ت ةر ً 99
ىم ٍكض نؽا ًً ى ٍ ٍ
ػؿ ن
ارا ً ض ىك ىَ ٤وط ى ٪٦يٌ ٍٮ ود 93
ين ى ىن ىٍي ى
ػؿة ٝؿل ّة ً٬ ظ ح ْ٪يؿ ٍكف 94
ى ىٍ ى ى
ػٮـو ًذل ىم ٍك٘جىػ وح ىف يى ٍ
ً ذ اً ٩ؾ ٍر ٍ ٝٮ ىمٟ 95
(4اإلػٛةء احلٞيٌف ٬ٮ اجلي ٍُ ي ٜثةجلٮف الكة٪٠ح كاتل٪ٮي ٨ىلع وٛح ثني اإلّ٭ةر كاإلداغ ٓ٦مؿاَعة
ن يل
ا٪٘٣ح كٔؽـ ا٣تنؽيؽ كظؿكؼ اإلػٛةء مخكح ٔرش ظؿٚة (ُٚك ظؿؼ ٣حف ٨٦ظؿكؼ اإلّ٭ةر أك
ِّم ثةحلٞيٌف ألف اجلٮف الكة٪٠ح كاتل٪ٮي ٨دسةد دسٮف اإلداغـ أك اإلٝالب ٬ٮ ظؿؼ إػٛةء) ي
كق ى
يل ىٍ
ٕ٦ؽك٦ح كل ٥حج ى٪٦ ٜ٭ة إال ا٪٘٣ح كيي ىُجل ٜاإلػٛةء إذا صةء ثٕؽ اجلٮف الكة٪٠ح أك اتل٪ٮي ٨أظؽ ظؿكؼ
60
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
َ َّ ْ ْ َ ْ َ َ َّ َ ُ ْ ُ َ ْ ْ َ ْ َ ُ َ
ي وال ُِي ٍِ العاوِْ ِث ِ ةاب اخَك ِم ال ُِي ٍِ وانل
ِ ٖن الُشسدت
BAB MENJELASKAN HUKUM
MÎM & NÛN YANG BERTASYDID DAN MÎM MATI
1. GHUNNAH
Ghunnah adalah sifat dari nûn dan mîm, baik keduanya
bertasydid atau tidak, dan lebih sempurna sifat ghunnahnya, ketika
ؽ ظؿؼ٪ٔ ٨ٮي٪ح أك اتل٪٠ةء اجلٮف الكةٛ ثإػٟذني) كذل٧ح كاظؽة أك يف لك٧ٕة يف لك٧ةء (قٮاء اصذٛاإلػ
ى ى ل ٍ ى ىن ى ٍ ى ُّ ي ُّ ي
ةرؽ ثنيٛ٣) ا٢ً ٨ٍ ٦ك ةدلا ًذي ى٭ة س ٍ ٍ ي
ً قٮء س ػ٨٦ً ٥ (أف وؽكًلٟسةؿ ذل٦ؽر ظؿًلذني كٝ ٫٪ً٘ ٩ةء كٛاإلػ
ن
حف يف٣ ة٧٪) أف يف اإلداغـ تنؽيؽا ثح9( ٮ٬ ةءٛةرؽ ثني اإلداغـ كاإلػٛ٣يٌف اٞةء احلٛاإلداغـ كاإلػ
.ؽق٪ٔ حف٣ة يسٮف اإلداغـ يف احلؿؼ ك٧٪ؽ احلؿؼ ثح٪ٔ ةء يسٮفٛ) أف اإلػ9( ةء تنؽيؽٛاإلػ
)95 (أظاكـ اتلضٮيؽ ص
61
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
2. IKHFA` SYAFAWI (5
َ ْ َ َّ َ َ َْ ْ َ َ ْ ْ ُ ْ َ ْ ُ ْ ََ َْ َُْ َ
الشقا َن ُٖ اخخ ِط ٍْ ةاِهللِ حٌل الا ُتخَف وال ُِيٍ ا ِن تعسِ َلى
“Ketika ada mîm mati bertemu ب `maka wajib dibaca Ikhfa
Syafawi, maksudnya menyamarkan suara mîm mati antara idzhâr dan
idghâm dengan tetap berdengung, yang bertempat pada kedua bibir
) dengan panjang dengungan satu alif,.مٛٮل(
62
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
sama panjangnya dengan bacaan ghunnah. Dari dua nadzam diatas
contoh-contohnya adalah sebagai berikut :
احلس٥ األ٦س٤ح ٧٩ؿة
ٍ
محة٣ى ىح احل ى ىُت س اىل ٌ٤ي٭ ل ٥س ٚى٤ى ل ٧ى ىل
ٗ٪ح ٦ي ٥املنؽدة ةص ل٨ ً 9
لي ى ٍ
ى ل ى ى ل ٍ
ٗ٪ح ٩ٮف املنؽدة 9اجل ى٪ػح س اخل ى٪ة ًس س ًإ ّ ٫٩ل٨
إػٛةء مٛٮل 3اىل ى ٍ ٥ىح ٍٕ٤ى ٍ ٥ثأى لف ى
اهلل يى ىؿل ً
ٍ ى ٍ ٍ ي ٍى
إداغـ ٦س٤ني 4ثً ًإذ ًف رب ً٭ ٨٦ً ٥لك ام وؿ
ُْ ُ ْ ُ َ َ ْ ْ ََ َ
4. IDZHÂR SYAFAWI
َلى ة ِاِق الصو ِف ُكٕا واع ِٕص
“Dan bacalah idzhâr, ketika mîm mati bertemu dengan salah satu
) yang banyaknya ada 26, yaitu :ب س ـ( sisa huruf didepan
(أستسثسجسحسخسدسذسرسزسسسشسصسضسطسظسعسغسؼسؽسؾسؿسفسكس قسم)
) . Contohnya :اّ٭ةر مٛٮل( Demikian itu dinamakan idzhâr syafawi
63
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
ىىٍ ى ى ٍ ى ى ى ن
ةوح كلٮكف ثً ً٭ ٥ػى خ 6
ى ى ى ىى
ىلع ىوالدً ً٭ ٍ ٥دآاً يٍ ٧ٮف د 7
ىٍ ى ي يي ي
ح٘ ًٍ ٛؿ ٣س ٍ ٥ذٍ ٩ٮبىس ٍ٥ ذ 8
ىٍ ٍ
ام ً٭ ٤ي٭ ٍ ٥ير ىكيٍ نؽا ر 9
ه يي
ًىف ٍ ٤ٝٮبً ً٭ ٍ ٥ىزيٍٖ ز 91
ي ى ى ى
خ ٍ ٨ىوالدً ً٭ ٍ ٥ىقة٬ٮف س 99
ُش ا ٍ٣ىربيحل ُّ ُ ْ َ َٰٓ َ ي ٍ ى ش
ً ً أولئِم ٥٬ 99
نيػ ٥ىوةدر ى ا ٍف يٍ٪٠ذي ٍ ص 93
ًً ً
ػؿبٍذي ٍ٥ ًا ٍف يٍ٪٠ػذي ٍ ٥ىً ى ض 94
ىٔ٤ىيٍ٭ ٍ ٥ىَ ٍ ن
ػريا ط 95
ً
ػح ىٔ٤ىيٍ٭ ٍ ّ ٥ىاللي٭ةى ىى ى ن
كدا ًجي ظ 96
ً ً
ٍ ي ي
ىص ىـآؤ ٪ًٔ ٥ٍ ٬ىؽ ىرب ً٭ ٍ٥ ع 97
ني ري ى٦ؽيج ى ًا ٍف يٍ٪٠ذي ٍ ٥ىد ٍ ى غ 98
ً ً
ي ى ى ىل
ذلل ىزخ ٍ٧ذي ٍ ٚ ٥ىؽ ىٔ ٍٮ٥ٍ ٬ ا ً ؼ 99
ى ى ي ى ي
ىك ًاذا ىرا ٍكٝ ٥ٍ ٬ةلٮا ؽ 91
ى ي ى ى ىٍ ي ى
ى٦ة٣س ٍ٠ ٥يٍ ٙحت ١ي٧ٮف ؾ 99
ى لي ٍ ى ى ي ٍ
ًاج٭ ٥لىةؿ اجل ًعي ً٥ ؿ 99
64
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
ىىٍ ى ٍي ي ٍ ى ن ىىل
ْٯ٤ةرا د٩ ٥ؾردس٩أٚ ف 93
ى ي ٍ ي ي
ىك ى٥ٍ س
٨يل ًدي هً ٪ ًدي٥س٣ ك 94
ُ َۡ
َوزِدنٰ ُٓ ًۡ ْدى ٬ 95
ى ىٍى ۡ ىلى
ٰ َ ٱۡل
٥ٍ ٤ٕ ح٥ٍ ةل٦نس ََ ى ِ ٥٤ٔ م 96
َ ْ ْ َ َ ْ َ ْ َ َ َْ َْ َْ َ ْ ْ ََ ْ ْ َ
لركاءِ او واخشر د ِاع ا
ِ ٖوال ِار ؼِْس اًكاء
ِ لع
ٕ ِ واخ ِصص لَع ا
“Berhati-hatilah ketika membaca mîm mati bertemu ؼdan ك,
jangan sampai terbaca Ikhfa`, karena keduanya juga keluar dari dua
ٍ ىل ٍ ى ي
bibir. contoh :
يٍى ي ى ٍ ي ٍ ي ي
ً س ا٨يل ًدي ه
. ٮفٛ٤ً َمذ٫ً ًذي٥٬ ٨ذلح ى ىك ى٥س٪ ًدي٥س٣
ً
Keterangan : Wajib hati-hati ketika membaca idzhârnya mîm mati,
jangan sampai menimbulkan harakat pada huruf mîm, seperti lafadz :
ي ي
ًذيٍ ى٭ة٥ٍ ٬ dibaca : ٍـ ًذيٍ ى٭ة٥ٍ ٬ , dan jangan sampai menimbulkan saktah
(berhenti sebentar) karena khawatir terbaca Ikhfa`, seperti
ي ي
mengucapkan lafadz : ًذيٍ ى٭ة٥ٍ ٬ berhenti sebentar pada lafadz ٥ٍ ٬
kemudian ًذيٍ ى٭ة , karena banyak sekali orang yang belum mengerti
melakukannya.
65
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
َ ُ ْ ْ َ
لدَغ ِمةاب ا ِ
BAB MENJELASKAN IDGHÂM (6
Idghâm dalam bab ini, sama dengan bab nûn mati, yaitu
menyatukan suara huruf yang pertama pada suranya huruf kedua, dan
perlu diketahui, cara pengidghâman dalam bab ini ada dua yaitu :
1. Idghâm tam, adalah idghâm yang cara memasukkan huruf yang
ى ل ىن ى
عؿؾ حلىري اثلةين يمنؽدا كلإلداغـ ٔؽة
آػؿ ي٦ذى ى (6اإلداغـ كأٝكة ٫٦اإلداغـ ٬ٮ د٦ش ظؿؼ قةز ٨يف
أٝكةـ ٨٦ .ظير األٔ٧ةؿ ا٣يت جتؿم ٚي ٫يٞ٪ك ٥اإلداغـ إىل ٝك٧ني اإلداغـ الى٘ري ك اإلداغـ ال١جري
ن اإلداغـ الى٘ري ك٬ٮ إداغـ قةز ٨يف ٦ذعؿؾ حلىري اثلةين يم ىن لؽ ىدا ن ي
ِّم و٘ريا ٤ٞ٣ح اٚ ٢٧ٕ٣ي ٫ك٨٦ كق ى
ىٍ يٍى ى ى ى ىي يٍ ى ى ٍ ى ىي
ةرت ي٭ )٥ك(ٝؽ ةرت ي٭ )٥ظير دؽ ى ٦يش اتلةء الكة٪٠ح يف اتلةء األػؿل املذعؿًلح ٚذٞؿأ (ر ًِبذض أ٦س٤ذ( ٫ر ًِبخ ًجت
يٍ ن ي يٍى ي ي ي ٍ ى ل ل ى ٍ يٍ ن يٍىي ى ل
دبىني) ظير تجؽؿ ادلاؿ دةءا كدؽ ى ٦يش يف اتلةء ٚذي ٞىؿأ (رذبىني)ك(َنٞ٤س )٥ظير تجؽؿ اٞ٣ةؼ كٚة كدؽ ى ٦يط
ن
كق ى عؿؾ حلىري اثلةين يم ىن لؽ ىدا ن ي عؿؾ يف ي٦ذى ى س )٥اإلداغـ ال١جري ك٬ٮ إداغـ ي٦ذى ى ي ٍ ى ى ٍ ي ُّ
ِّم ٠جريا يف الاكؼ ٚذٞؿأ (َن٤
ىٍى ىى ى ل ى ىٍى ل ى ل
ألف األٔ٧ةؿ ٚي٠ ٫سرية ك ٨٦أ٦س٤ذ( ٫دأ٪٦ة س ١٦ن) ٚأو ٢الك٧ذني (دأ٪٪٦ة س ً ٪١٦ن) ظير د ٥تك١ني
ن
اجلٮف األكىل ز ٥ددل٪ة٬ة يف اجلٮف اثلة٩يح ٚىةرت ٩ٮ٩ة منؽدة ٨٦ظير ا٠ذ٧ةؿ النؽة كٞ٩ىة٩٭ة يٞ٪ك٥
ي ٍ ى ي ٍ ى
ال٧ؽٗ٥ ال٧ؽٗ ٥يف اإلداغـ إىل ٝك٧ني اإلداغـ الاكم ٢كاإلداغـ اجلةٝه .اإلداغـ الاكم ٢ك٬ٮ أف يؾكب
ن ن ى ل ىن
مئ ٫ْٛ٣ ٨٦كال ٨٦وٛذ ٫كيىجط احلؿؼ اثلةين يمنؽدا تنؽيؽا كمال ك٦سةؿ ٚي ٫ىذادىة ن كو ى ٛنح ٚال يجًف ه
ً
ل ى ٍ ي ُّ يٍ ى ي ُّ لي ٍ ٍ ىي ٍ ي ٍ
ى
ذل ٨٦ً ( ٟدل )٫ً ٩تٞؿأ ( ًمرل )٫ً ٩ك(الكضٮد) تٞؿأ (أقضٮد) ك( ً ٨٦رب ً )٫دٞؿأ ( ًمؿب ً .)٫اإلداغـ اجلةٝه ك٬ٮ ى
ى
ال٧ؽٗ ٥ك٣س ٨دجًف ًوٛذ ٫كيىجط
ي ٍ ى
مئ ِٛ٣ ٨٦ الٍ ٧ؽ ىٗٚ ٥ي ٫ىذادىة ن ال و ى ٛنح ٚال يجًف ه الٍ ٧ؽ ىٗ ٥يف ي ذكبةف ي
ً
ي ٍ ى يٍ ن ن ى ل ىن
ال٧ؽٗ٥ احلؿؼ اثلةين يمنؽدا تنؽيؽا ٩ةٝىة ك٦سةؿ ذل ٨ٍ ٦ً ( ٟىك ًيل) ت ٞىؿأ ( ًم ىٮيل) ٚ٭٪ة ثٞيخ وٛح احلؿؼ
ال٧ؽٗ( ٥اُ٣ةء) كيه اإلقذٕالء
ي ٍ ى
خ) ك٪٬ة ثٞيخ وٛح احلؿؼ خ) يت ٍ ٞىؿأ (أى ىظ ُّ (ا٪٘٣لح) (أى ىظ ٍُ يي
(اجلٮف) كيه
ي ٍ ى ى ٍ ي ي ي ي ٍ ى ى ٍ ي ُّ
كاإلَجةؽ) (َنٞ٤س )٥تٞؿأ (َن٤س )٥ك٪٬ة ثٞيخ وٛح احلؿؼ ال٧ؽٗ( ٥اٞ٣ةؼ) كيه (اإلقذٕالء).
(أظاكـ اتلضٮيؽ ص )99-98
66
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
1. IDGHÂM MUTAMATSILAIN
Idghâm Mutamatsilain adalah mengidghâmkan dua huruf
yang sama makhraj dan sifatnya, seperti huruf د bertemu د, ؾ
bertemu ؾ, بbertemu ب
ََ َ ْ ََ ْ ََ َْ َ ُ ُ َ ْ
ِف َِرٌِ ِٓ ون ْٖ ِِلِ ا ِذ ذٔتـا ز ٍِ مس َوجتا
ِ ا ِدَغم ُك ظا
“Wajib mengidghâmkan setiap ada huruf yang sama, dan
huruf yang pertama mati, maka wajib dibaca idghâm mitsli /
mutamatsilain baik dalam satu kalimat seperti lafadz :
ٍ ٍ ٍ ٍ ي ٍ ي
٨ ي٭ ل٬ ٍٮت س ييس ًؿ٧ ال ى٥ ييؽ ًرًلس يatau didalam dua kalimat, seperti contoh
ى ٍ ل ي ىل ىيٍ ى ل ى ى ىٍ ى ل ى ى ى ى ٌى ىي
ال دس ًؿ يمٮف٢ ًاىل اف د ىـًلػػٯ س الك ثىٟ٣ ٢٬ ٢ٞ س ذ٥ٍ ةرت ي٭ ة ر ًِبخ ًجت٧ذ
ى٬ربا س اذ لذ ى
وٍن ٍ
ى٫ٍىي٤ٔ ت ى ٍكذىُٓ ل٥ٍ ةؾ احل ى ىض ىؿ س ل ى
ضب ثٌ ىٕ ىى ىٍ ىى ل ى ي
.ت ً ً ً ً ً ا
ً س ٮا ٤ػؽ دػٝس ك
َ َ ْ ُ ْ َ َ ْ َ َ َ ًّ ُ ََ َ َ َ ََ ْ َ
س ُيخـَّلٍ ضُا ويا ٍء بؽس وـ او حَّلٍ وم ِط لَع ٔشا ِظٖى و
ُ َ َ ُ ْ َْ ْ َ ْ َ ُ َ َْ َ َْ َْ ْ
او َِِ َن ِٖ اض ِِبوا وضاةِصوا
ِ ٖوال َِِ َن ِٖ ِف يٖمٍ ِلا ٍء اعٕصوا
“Samakanlah seperti contoh didepan, untuk setiap huruf mati
ketika bertemu dengan huruf yang sama didalam makhraj dan
sifatnya, kecuali wawu mati setelah dlammah bertemu wawu, seperti
ىى ٍ ى ٍ ي ى ي
contoh :
ىى ي ى لي
. ٮاٞربكا ىكت لذ ٍ ي ى ى ي
ً ٮا اهلل س كاف دىًٞاو ًربكا كوةثًؿكا س كراثًُٮا كات
67
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
Keterangan :Ketika ك mati bertemu dengan ك yang jatuh setelah
fathah (Bacaan “Lain”), maka wajib diidghâmkan dengan tanpa
يل ل ى لى ى ٍ ى ى ي ي ى ي ي
ghunnah seperti contoh:
ى ي
. ٮا٩ة ىٔ ىىٮا لكك٧ثً ى, ٥ٍ ٬ٮ٩ اك لك ىز٥ٍ ٬يٮا س ىك ًاذا كلٮ٪٦اٮا كءٞ ادػ٥ث
Wajib diidghâmkan juga مmati setelah fathah bertemu dengan م
ٍؿ ىجلىة ىكل ىٮ ى ل ي ى ن ى ى ٍ ى ى ى لٛٗا
seperti contoh : ة بني يؽم س ًاِّن٧ًة لٝادلم س مىؽ
ٍ ىلى
ً ً ً ة٪رب
ٍ ي ى ى ىى ي ى
. ٍٮف٤ ٍؿ ىق٧الخيةؼ ىدل لم ال ي
Perlu diperhatikan juga, cara membaca idghâm mutamatsilain
ini dengan tanpa berdengung, cukup dengan menekan suara tasydid
saja dan tidak terlalu lama, kecuali dua huruf yang sama tersebut
merupakan hurufnya ghunnah, maka wajib adanya ghunnah dengan
lama ghunnahnya satu alif.
2. IDGHÂM MUTAJANISÂIN
68
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
َُ َْ ْ َ َّ ُ َّ َ ُ َ َْ ٌ َّ ْ َ َ
الال ِف اًغاءِ ةِْد ِٖ ا ِذعٌُٖا َو َءاَْج طآئ ِكـث َوادؿـُٖا
“Para ulama Ahli Qurra` sepakat, ketika ada تmati bertemu د
atau ط, maka wajib dibaca idghâm jinsi / mutajanisâin, seperti
ي ى ٍ ى ٍ ي ي ي ل ٍ ي ي
contoh :
ة٧خ دٔ ىٮدس ى ا ًصيجdibaca ة٧ا ًصيجىؽ ٔ ىٮدس ى
ى ه ٍ ى٪٦ا
ىء ىdibaca ػح ى ىىل ى ه
ػحًٛخ ىَآا ًُٛآا٪٦ءا
ىٍى ى ٍ ى ىٍى ى ل
خ د ىٔ ىٮا اهلل ٤ٞ اثdibaca د ىٔ ىٮا اهلل٢ٞاث
ةف ٍىل ٍ ى ىى ٍى ل ل ىى
ً ذًٛخ َآا٧٬ ًاذdibaca ةف ً ذًٛ َآا٥٬ًاذ
Begitu juga ketika ذmati bertemu ظseperti lafadz : ٮا٧٤ّ ًاذdibaca
ٍى ىي
ل ى ٍ ل ى ٍ ى ىٍى ي
ٮا٧ ي٤ّ ًا, . ٥ٍ ذي٧ٍ ٤ّ احلى ٍٮ ىـ ًاذ٥ ىٕس يٛ٪ ح٨ٍ ٣ىك
Dinamakan juga dengan idghâm mutajanisâin, ketika ث mati
ل ى ٍ
bertemu dengan ذcontonya : ًٟ ى٭ر ذل٤ يىdan طmati bertemu ت
ُّ ى ى
seperti contoh : اظُخ, untuk contoh ini, cara membacanya dengan
idghâm nâqish, yaitu dengan memoncongkan mulut kedepan, dengan
lisan ditempelkan pada langit-langit atas sebagai isyarat huruf yang
dihilangkan qalqalahnya, kemudian mengeluarkan makhrajnya ت
dengan tipis dan ngeses (hams).
َّ َو َل ُم َٔ ْي َو َب ْي َومُ ْي ف
ِالصاء ِـصاء
ْ َ َّ
َ ِاَخ ُ َّ َ
اَلال ِف اتلاءِ ةِلو
ِ
َ ْ َ َ َ ك َج ُّ ُ ْ َ ُ ْ ُْ َ َ ْ ََ ُْ
ٍِ ٌاق قاؼـ
ِ ك اتِ ة اء ًوا ٍِ َِري ًنس حاب َومي َرب اخس
69
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
“Begitu juga apabila ada د mati bertemu ت dan ؿmati bertemu
ر, Maka wajib dibaca idghâm jinsi / mutajanisâin, seperti contoh :
ؽ دل ىٞى ى٣ dibaca ةب
ةب لذ ىٞى ى٣ , لرب٢ٍ يٝ dibaca ػؿب ي لٝ
ى ى ى ى ى ٍ ى ه ى ى ى ٍ ُّ ٍ ى ٍ ل ى ل ى ُّ ٍ ي ى ٍ ى ى ى ٍ ي ٍ ُّ ى
ًئ ر ًددت ًاىل رِّ س٣َغ س ك٣ ا٨٦ً ؽ تجػني الؿمؽٝ س٥ةخجؽت٦ ة َعثًؽ٩كآل أ
ٍى ٍ ى ى ٍ ى ي
. ٥ٍ لرأحذي٢٬ س٫ً ٍ اهلل ًاحل٫ لرذ ىٕػ٢ثى
3. IDGHÂM MUTAQÂRIBAIN
Idghâm Mutaqâribain adalah mengidghâmkan dua huruf yang
berdekatan makhraj dan sifatnya seperti ؽ mati bertemu dengan ك
ُّ ٍ ي ى
karena berdekatanya makhraj, seperti contoh : ٥ٍ سٞ٤ َن. Demikian
menurut kesepakatan ulama Qurra`.
70
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
َّ ْ ْ َ َ ْ ْ َ ُ َ ْ َ َ
ةاب اخَك ِم ل ِم اتلــؽ ِصي ِف ول ِم اً ِكؽ ِي
BAB MENJELASKAN HUKUM
) DAN LAM FI’IL (7ال( LAM TA’RÎF
Lam ta‟rîf adalah lam mati yang didahului oleh hamzah washal
) yang ditambahkan hanya pada kalimat isim, sedangkan lam fi‟ilاؿ(
adalah lam mati yang terdapat pada kalimat fi‟il.
َََْ ْ َْ َ ْ ُ َ َ
ش ح ْٖجسا َواَ ْعٕ َص َّن َل َم َت ْؽصيْف َ َ
اربؽ ٍث َِِ بؽ ِس ؼ ٍ َلى ِ ٍ ِ
َ ْ َ َّ َ َ َ ْ َ َْ
........................ ِف اة ِؾ خجه ورف ؼ ِنيُث
(اؿ) “ Lam ta‟rîf wajib dibaca idzhâr qamariyah (إّ٭ةر
٧ٝ ketika bertemu huruf 14 yang terkumpul dalam ba‟it :ؿيح)
ى ى ٍ ى
اث ٍ ًٖ ىظ لض ٟىكػ ٙىٔ ًٞيٍ ى٧ح
(أ س ب س غ س ح س ج س ؾ س ك س خ س ؼ س ع س ؽ س م س ـ س ق)
ل ٍ
(7أظاكـ الالـ الكة٪٠ح /أظاكـ الـ (ا٣ػ) يه الـ قة٪٠ح زااؽة ٔ ٨ثيجيى ًح الك٧ح دذٞؽ يم ى٭ة ٧٬ـة كو٢
الك ً٧يٓ) ثح٧٪ة ثٌٕ٭ة اآلػؿ (ا٤ٕ٣يٍ ٥س ل يت ٍٛذىط ٔ٪ؽ اإلثذؽاء ث٭ة كي٤ي٭ة إق ٥كبٌٕ٭ة ي٧س ٨ظؾٚ٭ة ٧٠ة يف ى
ً
ٍ ل ل
اذلم س اً ٣يت) كيه هلة يظ ١ى٧ةف )9(/اإلّ٭ةر ا٧ٞ٣ؿم كذل ٟإذا صةء ثٕؽ٬ة ال ي٧س ٨ظؾٚ٭ة ٧٠ة يف (اهلل س ً
ن
أظؽ احلؿكؼ ا٧ٞ٣ؿيح كٔؽد٬ة أربٕح ٔرش ظؿٚة يه (األ ٙ٣س ابلةء س ا٘٣ني س احلةء س اجلي ٥س الاكؼ س الٮاك
ا ٘٣يٛٮر س اخل ى ٍ ي
ري س احلى ٍٮـ س
ى ٍ
س اخلةء س اٛ٣ةء س إ٣ني س اٞ٣ةؼ س احلةء س املي٥س كاهلةء) ك ٨٦أ٦س٤ذ٭ة (األج ى٭ةر س
ي ى
ال٭ؽل) ( )9اإلداغـ كذل ٟإذا صةء ثٕؽ٬ة أظؽ احلؿكؼ الن٧كيح كيه ثةيق احلؿكؼ األربٕح ٔرش ك٨٦
ل ي ل ل أ٦س٤ذ٭ة ل
(الىالة س اجللةر س ا ٨ْ٣س النة ًً ٠ؿي ٨س الال ًٔ٪ٮف) (أظاكـ اتلضٮيؽ ص )98
71
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
ٍ ى ى ي ٍ ى ي ٍ ى ي ي ٍى ي ٍى ي ٍ ى ي ٍ ى ي ي ٍى ل
Contoh :
ي
ةس س٪ س الٮدكد س اخل٥ ًؿي١٣ س ا٢ي٤ً س اجل٥ي٤ً ٮر س احلٛ٘٣االظؽ س ابل ًىري س ا
ٍ ٍى ل ي ٍى ي ٍى ي ٍى ي ٍى ي ى
.ةٔٮف س ال ى٭ة ًدل ٧ني س الًٞ ًؽيؿ س احلٞ٣ س ا٥ي٤ً ٕ٣ذةح س اٛ٣ا
ْ َ ُْ ُ ْ َ
َو ِف ِظ َٖأا َِِ خ ُص ْو ٍف ادؿُِث ........................
“Dan اؿwajib di baca Idghâm Syamsiyah (كيح٧)إداغـ م
ketika bertemu selain huruf 14 diatas yang terkumpul pada permulaan
huruf hija`iyyah selain ؿ dan ر, maka wajib dibaca idzhâr muthlaq,
baik bertempat pada fi‟il madli, fi‟il mudlari‟, atau fi‟il amar seperti
contoh :
72
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
َّ َ ْ َ ْ َ ْ َ ْ ْ َ
الٌ ِل َكضكح خْا ل ْص ِف
َ ِ اعٕ ْص
ِ و
73
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
ْ َ ْ ً َ َ َ َ َّ َ ْ ْ َ َ َ َ َ ُ ْ َْ ْ
ِف َِرٌِ ِٓ خخُا وُا تنسَا َال ٍْ يسِ َػ َِرٌِ ِٓ َولُسدُا
ق س ع س غ س ح س خ أ “Apabila ada huruf halaq yang jumlahnya 6
bertemu sesama huruf halaq yang lain, maka wajib dibaca idzhâr
( karena huruf halaq itu jauh dari idghâm.(8 seperti :اّ٭ةر ظhalqi )ٜ٤
يل ىٍ
(8اإلّ٭ةر احلٌ٤ف ٬ٮ إػؿاج احلؿؼ َ ٨٦م ىؿ ًص ًٗ ٨٦ ٫ري د٪ح كظؿكؼ اإلّ٭ةر قذح يه (اهل٧ـة س اهلةء س
ٍ ىٍ
ِّم ثةحلٌ٤ف ألف َم ىؿج ظؿك٬ ٫ٚٮ (احلى )ٜ٤كيي ىُجل ٜاإلّ٭ةر إذا صةء ثٕؽ إ٣ني س احلةء س ا٘٣ني س كاخلةء) ي
كق ى
ظؿؼ اجلٮف الكة٪٠ح أك اتل٪ٮي ٨أظؽ ظؿكؼ اإلّ٭ةر قٮاء كف ذل ٟيف لك٧ح كاظؽة أك يف لك٧ذني كذلٟ
ٍ ي ىٍ ن ٍ ثإػؿاج اجلٮف الكة٪٠ح ٨٦ىَم ٍ ىؿص ى٭ة ٗ ٨٦ري يد٪لح ٧٠ة يف ى
( ٨ٍ ٦أخ ىُٯس ًظ ىكةثىة) كقجت ذل ٟيبٕؽ َم ىؿج ً
ىٍ ى ىٍ
اجلٮف الكة٪٠ح (ك٬ٮ َؿؼ ال٤كةف) َٔ ٨مؿ ًج ٬ؾق احلؿكؼ (ك٬ٮ /احل(.)ٜ٤أظاكـ اتلضٮيؽ ص )94
74
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
Kecuali huruf halaq tadi bertemu dengan huruf yang sama, maka
wajib dibaca idghâm seperti keterangan pada bab idghâm.
َّ ْ ْ َ ُ ُ ْ ْ َ ْ َ َ َ ُ ُ
ةاب خ ُص ْو ِف اتلك ِزي ٍِ وخصو ِف اًنٌنٌ ِث
BAB MENJELASKAN
HURUF TAFKHIM DAN HURUF QALQALAH
ي
الزـ احلؿؼ ثةقذ٧ؿار كهل٧ف كاجل٭ؿ (9اتلٛؼي ٥كا٣رتٝي٪٬ ٜةؾ وٛةت أو٤يح ل٤عؿكؼ كيه ا٣يت د ً
ن ى ٍ ى ُّ ي
دٕؿض هل أظية٩ة كتٟٛ٪ كا٤ٞ٤ٞ٣ح كاإلقذٕالء كاإلَجةؽ كٗري٬ة ك٪٬ةؾ وٛةت َعرًح ل٤عؿكؼ كيه ا٣يت ً
ى ى ن
ٔ ٫٪أظية٩ة أػؿلسكأ٧٬٭ة ( اتلٛؼي ٥كا٣رتٝي )ٜاتلٛؼي٬ ٥ٮ ىق ى ٧ه ٨يُؿأ ىلع احلؿؼ ٚي٧ذ٤ئ ا ٥ٛ٣ثىؽاق
ى
كيي ىُجل ي ٜثذٮقيٓ اتلضٮي ٙادلاػٌل ل ٓ٦ ٥ٛ٤اقذٕالء ال٤كةف ٨٦أٝىةق إىل احلى ٟ٪األىلع كدٌييٚ ٜذعح
ل
٪ٕٚؽاؾ إذا ػؿج الىٮت َ ٨٦مؿصٚ ٫إ ٫٩يىُؽـ ثةل٤كةف ٚيذض ٫يف جتةكي ٙا ٥ٛ٣كالنٛذني و النٛذني
ىى ىه ى
ٚيجذيش ٔ ٨ذل ٟالىؽل اذلم يك لَّم (اتلٛؼي )٥أ٦ة ا٣رتٝيٚ ٜ٭ٮ ْنة٣ح دُؿأ ىلع احلؿؼ ٚال يسٮف هل
ى ي ل
ى
ىوؽ نل يف ا ٥ٛ٣كيي ىُجل ي ٜثذٌيي ٜاتلضٮي ٙادلاػٌل ل ٓ٦ ٥ٛ٤اَنٛةض ال٤كةف ٨٦أٝىةق إىل ٝةع ا ٥ٛ٣كٚذط
ن ن
بؾ إذا ػؿج الىٮت َ ٨٦مؿصٚ ٫إ ٫٩جيؽ اُ٣ؿي ٜأ٦ة ٫٦قةلاك إىل اخلةرج ٚال ٦ة ثني النٛذني أٞٚية ٚعيج و
ى ي
يىُؽـ بنئس كال َيؽث ىوؽ نل ك٬ؾا ٦ة ي ي ىك لَّم( /ا٣رتٝي .)ٜكدٞ٪ك ٥احلؿكؼ اهلضةايح ثة٣جكجح ل٤ذٛؼي٥
ي ل يى ل
كا٣رتٝي ٜإىل زالزح أٝكةـ ( )9ظؿكؼ تٛؼ ٥ثىٛح داا٧ح ( )9ظؿكؼ د ىؿ ٜٝثىٛح داا٧ح ( )3ظؿكؼ
ن ن ي ل يى ل
تٛؼ ٥أظية٩ة كد ىؿ ٜٝأظية٩ة أػؿل احلؿكؼ املٛؼ٧ح ثىٛح داا٧ح يه ظؿكؼ اإلقذٕالء الكجٕح كيه
ثرتديت ٝٮد٭ة كتلةيل (اُ٣ةء كالٌةد كاْ٣ةء كالىةد كاٞ٣ةؼ كا٘٣ني كاخلةء) كل٤ذٛؼي ٥مؿادت مخكح ()9
ل ل ن
(اُ٣ة٦ح املؿدجح األكىل كيه أىلع اتلٛؼي ٥كيه أف يسٮف ظؿؼ اتلٛؼيٛ٦ ٥ذٮظة كبٕؽق أ.ٙ٣ك٦سةؿ ذلٟ
ن ٍ ى ٍ ى ل ٍ ل ٍ
ةر ىٔح س ا٘٣ة٤ً ًٚني س كاخلىةاًجًني) ( )9املؿدجح اثلة٩يح كيه أٝ ٢ٝٮة ٨٦ ل ٍ
س الٌة٣ني س اْ٣ةجني س الىةثً ًؿي ٨س اً ٞ٣
ب س ىّ٤ى ى ٥س ىو ى ى
رب س ض ى األكىل كيه أف يسٮف ظؿؼ اتلٛؼيٛ٦ ٥ذٮظة ن ك٣حف ثٕؽق أ ٙ٣ك٦سةؿ ذل ٟى
(َجى ىٓ س ى ى
ن ى ٍ ىٍ ىٍ
اٞ٣ذ ٢س دري س كػ ًجري) ( )3املؿدجح اثلةثلح كيه أٝ ٢ٝٮة ٨٦اثلة٩يح كيه أف يسٮف ظؿؼ اتلٛؼي٥
75
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
ي ى ي ٍ ٍ ي ل ي ى ي ى ي ى ٍ ىي ي ن
صٚخ س ذٞٮلٮا س ٗ ٍؿٚح س ػؾ) ()4 ضب س ّ ً ٥٤س ًمٌ٧ٮ٦ةسقٮاء كف ثٕؽق كاك أـ ال ك٦سةؿ ذل( ٟاًُؿ س ً
ٍ ى ىن ن ن
ارا س املؿدجح الؿاثٕح كيه أٝ ٢ٝٮة ٨٦اثلةثلح كيه أف يسٮف ظؿؼ اتلٛؼي ٥قة٪٠ة ك٦سةؿ ذل( ٟأَٮ
ن ي ٍ ىٍ ٍ ى ٍ
كاو ٍ ٍ ٍ ىٍ ى
رب س ًث ًٞ٧ؽار س ت٘ يؿب س أػ يؿج) )5( .املؿدجح اخلةمكح كيه أٝ ٢ٝٮة ٨٦الؿاثٕح كيه أف ً ضب س أّ ٥٤سًإ ً
ى ن ى ٍىن ٍى ى ٍ ى ى ي ٍ ن
يسٮف ظؿؼ اتلٛؼي ٥م١كٮرا ك٦سةؿ ذل( ٟي ًُٓ س ًًيةء س ًّال س ػ ًىي٧ة س ًري ٢س ك ًديي س دا ًػ ًؿي)٨
يى ل ى
الٛ٧ؼ ى٧ح ِبير جيت ثية ٫٩كٔؽـ ػ ٫ُ٤ث٘ريق ٨٦احلؿكؼ كيي ىؿاِع ٦ة يٕرتم لك ظؿؼ ٨٦احلؿكؼ
ى ي ن
ك٦سةؿ ذل ٟظؿؼ الٌةد ٚ٭ٮ أٔرس احلؿكؼ اهلضةايح ج ٍُٞةسذلل ٟيي ىؿاِع ثية ٫٩كٔؽـ ػ ٫ُ٤ثةحلؿكؼ
ىٍى ى ى ٍ ل ن
(اذلم أجٞي ّ٭ ىؿؾ().قٮرة اٞ٣ؿيجح ٫٪٦سكْ٣ةء كػةوح إذا صةء ثٕؽق ظؿؼ اْ٣ةءس٧٠ة يف ٝٮهل دٕةىل ً
ى ن
الرشح/اآليح )3أك ػِ ٫ُ٤بؿؼ اُ٣ةء كػةوح إذا صةء ثٕؽق ظؿؼ اُ٣ةء ٧٠ة يف ٝٮهل دٕةىل (..ذ ى٨ً ٧
ن ىٍ ٍ
اً يُ ىؿ ًيف َم ى ٧ىى وح()..قٮرة املةاؽة /اآليح )3كظؿؼ الىةد جيت ثية٩٭ة ظىت ال دذعٮؿ إىل قني ػةوح إذا
ى ٍ
(ظ ًؿوذي )٥كظىت ال دٞرتب ٨٦الـام إذا صةءت قة٪٠ح كصةء صةءت قة٪٠ح كصةء ثٕؽ٬ة دةء ٧٠ة يف لك٧ح
ثٕؽ٬ة َةء ٧٠ة يف لك٧ح ( املىُٛني) ك١٬ؾا احلؿكؼ املؿٞٝح ثىٛح داا٧ح يه ثةيق احلؿكؼ اهلضةايح ٔؽا
أظاكـ ػةوح كيججَغ مؿاَعة ٔؽـ املجة٘٣ح يف دؿٝي٬ ٜؾق احلؿكؼ ظىت ال ه (الالـ كالؿاء كاألٚ )ٙ٣يه هلة
ى
دىجط ٠أ٩٭ة يم ى٧ة٣ح احلؿكؼ ا٣يت دٛؼ ٥أظية٩ة كدؿ ٜٝأظية٩ة أػؿل كيه زالزح ظؿكؼ (الؿاء كالالـ
ظةالت (أ) دٛؼي ٥الؿاء ك٬ٮ ىلع أربٕح مؿادت ( )9املؿدجح األكىل كيه
و كاأل )ٙ٣أظاكـ الؿاء /هلة زالث
ل ٍ ى ى
امحني) ( )9املؿدجح
اًيح س الؿ ً ً
أىلع مؿادت اتلٛؼي ٥كيه أف دسٮف ٛ٦ذٮظح كبٕؽ٬ة أ٧٠ ٙ٣ة يف (ر ً
ل ى ى
اثلة٩يح كيه أدِّن ٨٦األكىل كيه إ٦ة أف دسٮف ٛ٦ذٮظح ك٣حف ثٕؽ٬ة أ٧٠ ٙ٣ة ىف (ربخ س الؿمح )٨أك
ةر) أك قة٪٠ح سا ٘٣لٍ ٛ
ل ٍ ى ي ى
(م ٍـد ًصؿ) أك قة٪٠ح كٝج٤٭ة أ ٙ٣املؽ ٧٠ة ىف (اجلةر قة٪٠ح ك٦ة ٝج٤٭ة ٛ٦ذٮح ٧٠ة ىف
ٍ ى ى ٍ ٍ ىى ى ٍ
ةؿ ٔرش) (قٮرة اٛ٣ضؿ /اآليح 9س)3( )9 كٝج٤٭ة قةز ٨كٝجٛ٦ ٫٤ذٮح ٧٠ة يف ٝٮهل دٕةىل (كاٛ٣ضؿ.كحل و
ٍ
املؿدجح اثلةثلح كيه أدِّن ٨٦اثلة٩يح كيه إ٦ة أف دسٮف قة٪٠ح كٝج٤٭ة ٠رس َعرضس٧٠ة يف (ار ًص ًِع س
ٍىٍ
ارمح ي٭ ى٧ة) أك قة٪٠ح كٝج٤٭ة ٠رس أوٌل كبٕؽ٬ة ظؿؼ اقذٕالء ٗري م١كٮر ٧٠ة يف (ٍ ًٝؿ ىَةس س ًم ٍؿ ىوةد)
(الؿ ٍكـ س
( )4املؿدجح الؿاثٕح كيه أدِّن ٨٦اثلةثلح كيه إ٦ة أف دسٮف مٌ٧ٮ٦ح كبٕؽ٬ة كاك املؽ ٧٠ة يف ُّ
(ربى ى٧ة س ير ى ى
ا ٞ٣يؽس) أك مٌ٧ٮ٦ح ك٣حف ثٕؽ٬ة كاك املؽ ٧٠ة يف ي ي
محةء) أك قة٪٠ح كٝج٤٭ة ً٧ح ٧٠ة يف ًث يؿ ٍك ًح
ٮر) أك قة٪٠ح كٝج٤٭ة قةز ٨كٝج٫٤ ٮر س ى ٠يٍ ٛ ى
(د يٍ ٛ ى ي ى
(م ٍؿدةب س يم ٍؿ ىقة٬ة) أك قة٪٠ح كٝج٤٭ة كاك املؽ ٧٠ة يف
يٍ ي ٍ
(وٍ ٛؿ س زٍ ٛؿ) (ب) دؿٝي ٜالؿاء كهلة ٔؽة ظةالت ٕ٦ي٪ح يه ( )9أف دسٮف م١كٮرة مٌ٧ٮـ ٧٠ة يف
ى ٍ ى ن
ٞ٤ُ٦ة قٮاء كف ثٕؽ٬ة يةء ٧٠ة يف (جت ًؿم) أك ٣حف ثٕؽ٬ة يةء ٧٠ة يف (اً ٘٣ؿ ً٦ني) ( )9أف دسٮف قة٪٠ح
76
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
ْ ُ ْ ُْ َ ُ َّ َ ْ
ف رص ضـ ٍط م ِظ ةِؽٌ ٍٖ تشٕ ُص ِ ز ْي ٍِ َظ ْت ٌػ ُُتْ َصُ ْ َ ْ ُ
َواخ ُصف اتلَّك ِ
“Banyaknya huruf tafkhim ada tujuh yang teringkas pada kalimat
ٍ ٍ ي
( Huruf Tafkhim jugaخ س ص سضس غس طس ؽس ظ) ػ له ىً٘ وٍ ًِٝ
( karena disaatإقذٕالء) `masyhur dengan nama huruf Isti‟lâ
mengucapkan huruf-huruf tersebut lisan akan naik kelangit-langit
atas, Ketujuh huruf isti‟lâ` diatas yang paling kuat ada empat yaitu :
كٝج٤٭ة ٠رس أوٌل ك٣حف ثٕؽ٬ة ظؿؼ اقذٕالءس ٧٠ة يف (ٍ ًٚؿ ىٔ ٍٮف) ( )3أف دسٮف قة٪٠ح كٝج٤٭ة يةء املؽ
ى ٍ ىٍ
ري) ( )4أف دسٮف قة٪٠ح كٝج٤٭ة يةء ال٤ني ٧٠ة يف (ػري س ًري) ( )5أف دسٮف ٧٠ة يف (ٝىؽ ٍ
يؿ س ثىى ٍ
ً ً
ٍ ٍ ٍ ٍ ل
(ظضؿس الكعؿ) ( )6أف قة٪٠ح كٝج٤٭ة قةز( ٨ىلع أال يسٮف ظؿؼ اقذٕالء) كٝج ٫٤م١كٮرس ٧٠ة يف ً
ىٍى ى ىٍ ى ى
يأيت ثٕؽ٬ة أ ٙ٣يم ى٧ة٣ح ك٬ؾق ال دٮصؽ يف اٞ٣ؿآف إال يق لك٧ح (دل ىؿا٬ة) يف ٝٮهل دٕةىل (ِمْسِب اهلل دلؿا٬ة
ى
ىك ىم ٍؿ ىقة٬ة) (قٮرة ٬ٮد /اآليح ( )49ص) صٮاز ا٣رتٝي ٜكاتلٛؼي ٥كجيٮز ذل ٟيف زالث ظةالت ( )9أف
ٍ
دسٮف قة٪٠ح كٝج٤٭ة ظؿؼ اقذٕالء قةز ٨كٝج ٫٤م١كٮر ٧٠ة يف ( ًمِرْص س اٍُ ًٞ ٣ؿ) ( )9أف دسٮف
قة٪٠ح كٝج٤٭ة ٠رس أوٌل كبٕؽ٬ة (يف ٛ٩ف الك٧ح) ظؿؼ اقذٕالء م١كٮر ٧٠ة يفٍ ًٚ( /ؿ وؽ) ( )3أف
ىٍ يي
رسس٩ؾ ًر) أظاكـ الالـ
دسٮف قة٪٠ح بكجت الٮ ٙٝكم١كٮرة ٔ٪ؽ الٮو ٢كبٕؽ٬ة يةء حمؾكٚحس٧٠ة يف (ي ً
ي ل
كًٓ ك٩خ ٚةلالـ يف ٗري ِٛ٣ و هلة ظةتلةف (أ) دؿٝي ٜالالـ د ىؿ ٜٝالالـ يف َجيٓ لك٧ةت اٞ٣ؿآف كىلع أم
ن
اجلال٣ح ال دسٮف إال مؿٞٝح كجيت املعةْٚح ىلع دؿٝيٞ٭ة ػةوح إذا صةء ثٕؽ٬ة ظؿؼ دٛؼي٧٠ ٥ة يف
ى ى ل ى ى
(كحلىذى ٤لُ ٙس الٌة٣ني) ك٣س ٨يي ىؿاِع ٔؽـ املجة٘٣ح يف دؿٝيٞ٭ة ظىت ال دىجط يم ى٧ة٣ح كًلؾل ٟيججَغ
ي ل
األق٧ةء احل ي ٍك ىن) كد ىؿ ٜٝالالـ يف ِٛ٣اجلال٣ح املكجٮؽ ثسرس ي إّ٭ةر٬ة إذا ك٩خ الـ صؿ ٧٠ة يف (كهلل
ن ن ى ٍ ن ن
اف اهلل) أك كف ٠رسا َعرًة (ل٤ذؼ٤ه ٨٦اتلٞةء قٮاء كف ٠رسا أو٤ية ٧٠ة يف ( ثةهلل س ًرًٮ ً
يىلى يى ل ي ي ٍ
(الْ٤٘٧ح). الٛ٧ؼ ى٧ح /ِٛ٣ الكة٪٠ني)٧٠ة يف ( ٢ً ٝامهلل)( .ب) د٘٤يِ الالـ /ح ٍُ ً ٜ٤ا٧٤ٕ٣ةء ىلع الالـ
ى ى ىلى
كالالـ ال دسٮف يْ٤٘٦ح إال يف ِٛ٣اجلال٣ح املكجٮؽ قٮاء ثٛذط ٧٠ة يف (م ً٭ؽ اهلل) أك ثٌ٧٠ ٥ة يف
ثذٛؼي ٥كال ثرتٝي ٜكل٪١٭ة دتجٓ ظة٣ح ٮوٙ اد ي ٬ي ٥اٍهلل س ٝةلٮا امهلل).أظاكـ أ ٙ٣املؽ كأ ٙ٣ى
ال٧ؽ ال دي ى ىى ى
(ٚـ
و
ل ى ى ى يىلىن
ةقٍ س ًجتةرة س اجلةر) .كإف كف احلؿؼ اذلم ٝج٤٭ة ٚإف كف ٬ؾا احلؿؼ مؿرٞة دجٕذ ٫يف ا٣رتٝي٧٠ ٜة يف (ث ً
ى ى ي ل ل ى ل ن
احلؿؼ يٛ٦ؼ ى٧ة دجٕذ ٫يف اتلٛؼي٧٠ ٥ة يف (الٌة٣ني س اْ٣ةل ً ً٧ني س ٚىـاد( )٥٬أظاكـ اتلضٮيؽ ص) 93-99
77
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
ى ى ٍىي ى ٍىي
dlammah wajib dibaca tafkhim. Seperti contoh :
هلل
ً رمحح ا, اهلل اكرب
2. Lam Jalalah اهلل jatuh setelah harakat kasrah wajib dibaca
يٍ ى ي ي ى ٍي ى ى ي
3. Ra` berharakat dlammah atau fathah wajib dibaca tafkhim. Seperti
contoh : ةس
ل ى ي
ً أٮذ ثًؿب اجل٢ٝ + ؽةٝٮ٧هلل ال
ً ةر ا٩
78
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
ىٍى ي ٍى ي
4. Ra` berharakat kasrah, maka wajib dibaca tarqîq. Seperti contoh :
ة ًر ىٔحٞ٣ةا٦ة ًر ىٔح ىٞ٣ا
5. Ra` mati setelah harakat dlammah Atau jatuh setelah harakat
ى ى ى ي ٍ ى
fathah wajib dibaca tafkhim. Seperti contoh :
٥ٍ يٍ ً٭٤ٔ ى٢ ىكا ٍر ىق+ ةثً ىؿٞ٧ ال ى٥ىظ لىت يز ٍرت ي
6. Ra` mati setelah harakat kasrah yang tidak asli atau Ra` mati
setelah harakat kasrah asli setelahnya ra` berupa huruf isti’lâ`
ٍ ٍ ى ى ا ىـً ٍ ى ي
yang tidak berharakat kasrah, wajib dibaca tafkhim. Seperti
contoh : ؿوة ًد٧ً ت ال
ً ٣ + اردةثٮا
7. Ra` mati setelah harakat kasrah yang asli dan huruf setelah Ra`
bukan huruf isti’lâ` wajib tarqîq. . Seperti contoh :
ى ى يٍ ي
٥ٍ ٬ ًؾ ٍر٪ ت٥ٍ ا ٍـ ل
8. Alif, disesuaikan dengan huruf sebelumnya, apabila sebelumnya
berupa huruf isti‟lâ` maka wajib tafkhim. Seperti contoh :
ىٍى
.ة ًد يرٞ٣ ا, ٨ِسي ى ى ى ٍى ل ى ٍى ىي ل ل ي ل ل ي ى
ً ً اخلة, ني٧ً ً ْةل٣ح س ا٦ُآ٣٘ة ًميح س ا٣ني س ا٣الىةثًؿكف س الٌآ
Dan apabila sebelumnya alif berupa huruf tarqîq (selain huruf
isti’lâ`) maka wajib tarqîq. Seperti contoh :
ٍ ى ل ى ي ٍى
ا ُّدلجيىة, لذة يحٛ٣الـكة س ا يٝاتل لٮا يب س اثللة
تس ً ل
79
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
2. QALQALAH
Qalqalah adalah suara tambahan yang timbul dikarenakan
tekanan pada makhraj, yang sehingga seperti terjadi pantulan huruf.
Qalqalah dibagi empat bagian berdasarkan keadaan hurufnya yaitu :
1. Sukun asli yang bukan karena waqaf, disebut juga dengan
qalqalah shughrâ.
2. Sukun karena diwaqafkan, dan didalam pembacaanya, bagian ini
lebih jelas atau lebih kuat dari yang pertama, disebut juga dengan
qalqalah kubrâ.
ٍ
3. Sukun yang beriringan dengan huruf sukun yang lain dan
diwaqafkan, seperti contoh : ٍٍ ٍكًٞ ٣ثًة cara membacanya huruf
awal dibaca sukun seperti ketentuanya, kemudian qalqalahnya
dikeluarkan dengan jelas dan jangan sampai terlalu kuat sehingga
menimbulkan huruf yang bertasydid.
4. Bertasydid, dan bagian yang terakhir ini pembacaan qalqalahnya
harus lebih kuat dari yang tiga diatas, ketika diwaqafkan. maka
cara membacanya qalqalah yang pertama ditekan sesaat,
kemudian membaca qalqalah dengan kuat dan jelas.
َ ُ ْ َ ْ ََ ي
ْ َ َ َْ َُ ََْ ٌَ ََْ
َلى َوم ٍف َوظس ٍِ ح ْصش ِس ب مٌنٌث ُيُؽٕا رط ُب جـ ِس
“Perjelaslah bacaan qalqalah ketika sukun atau waqaf,
banyaknya huruf qalqalah ada lima yang terkumpul dalam kalimat :
ط س ب س ج س د ىر ٍُ ي, ؽ,
ت ىص وؽ contoh :
تنؽيؽ٣ىف آػؿ ثة ح٧ىف آػؿ الك ح٧ؿة احلؿؼ ىف أكقٍ الك٧٩
ى ى ٍ ٍ
ٌٜ ثًةحل ى ٜ ى٤ػ ىؿأًٝإ ؽ 9
ي ى
؟؟؟؟ ٍحمي ه
ً ٨ ىٮ ىق ٍُ ىٚ ط 9
ٌ ىكدى ٍ سؾي ٍ ٍ ى ل ٍى
الث ٍ ىؿ ى
ت ت ً ىف د ً ار ًاف ا ب 3
80
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
ن ى ُّ
ِبؿؼ ٨٦ظؿكؼ املؽ كال٤ني ز٪٦ة ِبير ال يذٕؿؼ ىلع ذات و ال٧ؽ ٬ٮ إَة٣ح الىٮت (10أظاكـ املؽ
ى ُّ
احلؿؼ ثؽكف ٬ؾق اإلَة٣ح كظؿك ٫ٚيه (األ ٙ٣الكة٪٠ح س الٮاك الكة٪٠ح س كاحلةء الكة٪٠ح) كيٞ٪ك ٥ال٧ؽ
ى ُّ ى ُّ ى ُّ
ال٧ؽ اذلم ال دٞٮـ ذات احلؿؼ إال ث ٫كال يذٮٙٝ كال٧ؽ اٛ٣ؿيع املؽ األوٌل ك٬ٮ ال٧ؽ األوٌل إىل ٝك٧ني
ى ل يٍى ى ي ى ي ى ل ى ُّ
ىلع قجت ثٕؽق كهل٧ـ أك الك١ٮف كيكَّم ال٧ؽ األوٌل ٠ؾل ٟثةل٧ؽ اُ٣جيِع كيالظِ أف ٬ؾا ال٧ؽ يَ٤غ
ى ى ُّ ى ٍ ل ٍ
ذلح ى٨ إذا صةء ثٕؽق ظؿؼ قةز ٨كذل ٟل٤ذؼ٤ه ٨٦اتلٞةء الكة٪٠ني ك٦سةؿ ذلٝ ٟٮهل دٕةىل (ية أح٭ة ا ً
عٮف) (قٮرة آؿ ٔ٧ؿاف /اآليح )911ظير ىت٥ل س ٥يت ٍ ٤ٛي ىىل ي لي
وربكا ىك ىو ًةث يؿكا ىك ىر ًاث يُٮا كاتٞٮا اهلل ٤ٕ٣ ا٪٦يٮا ا ٍ ي
ىء ى
ً ً
ى ُّ ن إ٘٣ةء ى
كال٧ؽ األوٌل كَجيٓ ٦ة ي٤ع ٜث٫ ال٧ؽ يف (أي٭ة س ءا٪٦ٮا ) ْ٩ؿا مليجء ٧٬ـة الٮو ٢الكة٪٠ح ثٕؽ٧٬ة
ةت ى ي ٍ ىى ي ن ي ُّ
ال٧ؽ ٨٦ممؽكد ح ى٧ؽ ٝؽر ظؿًلذني كصٮبة ٗ ٨٦ري زيةدة كال ٞ٩ىةف م٤عٞةت املؽ األوٌل كم٤عٞ
ى ُّ ه
د٪ٮي ٨ثةٛ٣ذط كذل ٟىلع ٗري دةء اتلأ٩ير كيي ٍٮٙٝ و األوٌل مخكح كيه ( )9ى٦ؽ ا ًٕ ٣ىٮض ك٬ٮ الٮٝٮؼ ىلع
ُشاثىة) ُشاثىةن) ٚذٞؿأ ( ً٦يٍ ىٞةدىة س أى ٍ٣ىٛةٚىة س ى ى
ٔ٤ي٭ة ثأ ٙ٣ى٦ؽ ًٔ ىٮ ىًة ن ٔ ٨اتل٪ٮي ٨ك٦سةؿ ذل٦ً ( ٟيٍ ىٞةدىة ن س أى ٍ ٣ىٛةٚىةن س ى ى
81
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
ال٧ؽ ِّم ثةٛ٣ؿيع أل ٫٩يذٛؿع ٨٦ى اُ٣جيِعسك٬ٮ يذٮ ٙٝىلع قجت يأيت ثٕؽق قٮاء كف ٧٬ـا ن أك ق١ٮ٩ة ن ي
كق ى و
ى ٍ ىىل ى ى ُّ ى ُّ
ل٧ؽ اٛ٣ؿيع إىل ٝك٧ني راحكحني ( )9ال٧ؽ اٛ٣ؿيع اذلم دٮر ٙىلع ٧٬وـ يأيت ثٕؽق ()9 اُ٣جيِع كيٞ٪ك ٥ا
ى ن يىى ى ى ي ٍ ي ي ىىلى ى ُّ
ال٧ؽ اٛ٣ؿيع اذلم دٮر ٙىلع ق١ٮ وف يأيت ثٕؽق كالك٧٬ة يٞ٪ك ٥أٝكة٦ة ٦ذٕؽدة اٞ٣ك ٥األكؿ املؽ اٛ٣ؿيع
ى ُّ
الٮاصت ك٬ٮ إ٦ة أف ي ٓٞاهل٧ـ ثٕؽ ظؿؼ ً ال٧ؽ اذلم دٮ ٙٝىلع ٧٬ـ يأيت ثٕؽق ك٬ٮ يٞ٪ك ٥إىل ٝك٧ني ()9
ى يي ي ى ٍىن ات ي ي ى ل ى ي ى ي ى
ا٣رب ٍك ًج) (قٮرة ا٣ربكج /اآليح )9ك(ٚكٮق ٪ً ٬حبة ال٧ؽ يف لك ٧وح كاظؽة ك٦سةؿ ذلٝ ٟٮهل دٕةىل (كالك٧ةء ذ
ى ٍّ ن
ىم ًؿيٍبىة) (قٮرة ا٣جكةء /اآليح )4أك يسٮف إثؽاؿ ٧٬ـ وة زة٩يح قة٪٠ح ىظ ٍؿؼ ى٦ؽ يت٪ةقت ٓ٦ظؿًلح اهل٧ـة
ال٧ؽ الُّ ٧ؽ اجلةاـ ك٬ٮ أف ي ٓٞقجت ى األكىل ك٦سةؿ ذل( ٟإ٩لة ثي ىؿ ىءاؤا ٍ ٪٦س( )٥قٮرة امل٧ذع٪ح /اآليح )9( )4ى
ً ً
(ك ى٦ة ىح ٍُ٪ي ٜىٔ ٨ى
ال٭ ىٮل.إ ٍف ي٬ٮى ى يف ٩٭ةيح الك٧ح كي٤ي٧٬ ٫ـة ُٓٝيف الك٧ح ا٣يت د٤ي ٫ك٦سةؿ ذلٝ ٟٮهل دٕةىل
ً ً ً
يٍى ٍ ل ى ٍ ه ى
يح يي ٍٮَح) (قٮرة اجلض /٥اآليح 4س )3ك٦ ٫٪٦ة يذٕ ٜ٤ث٭ةء الٌ٧ري ا٘٣ةات املٛؿدة كل ٥يٮر٤ٔ ٙي٭ة إال ك
ى ى ى ٍ ى ى ى
ت أ لف ى ٦ي ى
ك٦سةؿ ذلٝ ٟٮهل دٕةىل (َي ٍ ىك ي
ث٧ؽ ثىؽ وؿ ةهل أػ ىرل يق) (قٮرة اهل٧ـة /اآليح )3ك٦ ٫٪٦ة دجذيه الك٧ح
82
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
Dari sisi panjang pendeknya, bacaan ada dua, mad dan Qashar,
Mad menurut arti bahasa adalah tambah, sedangkan menurut istilah
ulama tajwid adalah memanjangkan suaranya huruf yang harus di
panjangkan. dan qashar secara bahasa adalah menahan sedangkan
menurut istilah ahli tajwid adalah meninggalkan bacaan mad
(pendek), qashar merupakan hukum asal dari setiap bacaan,
sedangkan mad merupakan cabangannya. Mad dibagi dua :
1. Mad ashli atau mad thabi‟i, adalah mad yang tidak membutuhkan
٩, ciri-ي ٍٮظيٍ ى
ػ٭ة
sebab selain wujudnya huruf mad, seperti contoh : ً
cirinya, setelah huruf mad, tidak berupa hamzah, tasydid atau
sukun. Dan panjang mad ini satu alif atau dua harakat, baik
ى ى ىى
كصةءت ثٕؽق ٧٬ـة ُٓٝك٦سةؿ ذلٝ ٟٮهل دٕةىل ( ٤ٚل٧ة ىر ىءا أي ٍ ًؽح ي٭( )٥قٮرة ٬ٮد /اآليح )71اٞ٣ك ٥اثلةين املؽ
ي ي ىىل ى
َعرض يأيت ٮف ً اٛ٣ؿيع اذلم دٮ ٙٝىلع ق١ٮف يأيت ثٕؽق ك٬ٮ يٞ٪ك ٥إىل ٝك٧ني (٦ )9ة دٮر ٙىلع ق ١و
ٍّ ُّ ي ى ه
ل٤ك١ٮف ك٬ؾا ٔ٪ؽ٦ة جيئ الك١ٮف إ٣ةرض ثٕؽ ظؿؼ ى٦ؽ ك٦سةؿ ذلٟ َعرض
ثٕؽق ك٬ٮ ٩ٮَعف (أ) ٦ؽ ً
ني
ٍ ى ُّ ى ٍ ى ٍٍ ىل ٍ يٍ ي ٍ
٣ني ك٬ؾا ٔ٪ؽ٦ة جيئ الك١ٮف إ٣ةرض ثٕؽ ظؿؼ ً ٣و (حًٞٛ ٪ٮف س اٛ٘٣ةر س الً ٧ىري س ًٔجةد) (ب) ٦ؽ و
الزـ يأيت ثٕؽق ك٬ٮ أربٕح أٝكةـ (أ)
ي ي ىىل ى ى ٍٍ ٍ ٍ ل ٍٍ يىٍٍ
ٮف ً ك٦سةؿ ذلٝ( ٟؿيل س ػٮؼ س مئ س الكري) (٦ )9ة دٮر ٙىلع ق ١و
ه ى ل ه ه ى يىل ى ى ُّ
ال٧ؽ ظؿؼ يمنؽد أك ق١ٮف أوٌل يف لك ٧وح كاظؽة ثٕؽ ظؿؼ ى
ً ال٧س ٢ٞك٬ٮ أف يأيت الك ًِّم
الالزـ ًً ال٧ؽ
ي ى ل ى ى ُّ ل ى ةصٮين س ىءاى ٍ ٦ى ى ه ي ى ُّ ل ٍ
ال٧ؼ ٙٛك٬ٮ أف الك ًِّم
الالزـ ًً ال٧ؽ ني س ىءآذل ٠ىؿيٍ( )٨ب) ك٦سةؿ ذل( ٟالٌة٣ني س صةف س حت
ى ُّ ي ى ي ى ل ه ى
ال٧ؽ يف لك ٧وح كاظؽة يف كاظؽة س كيي ٍٮ ىصؽ ٬ؾا ظؿؼ ال٧ؽ ظؿؼ قةزٗ ٨ري منؽد يف لك ٧وح ً
ى
ً يأيت ثٕؽ
ى ُّ ي
الالزـ احل ى ٍؿ ًيف
ً ال٧ؽ اٞ٣ؿآف يه (ءآ٣ئ) ٝؽ ذ ً ٠ىؿت مؿدني يف اٞ٣ؿآف يف (قٮرة يٮنف /اآليح 59 /ك ( )99ص)
ى ل ه ه ه ٍ ى ي ه ال٧سى ل /٢ٞك٬ٮ أف يأيت ثٕؽ ظؿؼ ى
ظؿؼ ٨٦ظؿكؼ أكاا٢ و ٌل ي٦ؽد ه( ٥ظؿؼ يمنؽد) يف ال٧ؽ يق١ٮف أو ي
يٍ ي ٍّ ي
الكٮر ا٣يت ٬ضةؤ٬ة زالزح أظؿؼ ككقُ٭ة ظؿؼ ى٦ؽ س ك٦سةؿ ذل( ٟال )٥ظير ت ٞىؿأ (أ ٙ٣ال٦ي )٥ك
ي ه ؼ ل ٙٛك٬ٮ أف يأيت ثٕؽ ظؿؼ ى ي ى ٌ ُّ يٍ ي
ال٧ؽ يق١ٮف الالزـ احل ى ٍؿ ًيف ال٧ ً ال٧ؽ (َك )٥ظير ت ٞىؿأ (َة قي٧ي( )٥د)
ي ٍّ ه ي ٍ ى
ظؿؼ ٨٦ظؿكؼ أكاا ٢الكٮر ا٣يت ٬ضةؤ٬ة زالزح أظؿؼ ككقُ٭ة ظؿؼ ى٦ؽ ك٦سةؿ و ٗري ي٦ؽٗ و ٥يف أوٌل
ى ي ى ىى ىي ى ى ى ي ي ي ى ٍ
َجٕخ د ٟ٤احلؿكؼ يف لكً٧يت( /جٞه ٔك٤س )٥كيالظِ ذل( ٟقني س كؼ س وةد س ٩ٮف س ٝةؼ) كٝؽ ً
يىل ى ٍّ يٍىي ى
الك ًِّم ال٧س( .٢ٞأظاكـ اتلضٮيؽ أف أ٩ٮاع ال٧ؽ الالزـ األربٕح ال يٮر ٙىلع أم ٪٦٭ة إال ىلع الالزـ ً
ص) 33-99
83
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
tingkah waqaf atau washal. Sedangkan menambah atau
mengurangi panjangnya mad ini dihukumi haram menurut
syari‟at.
2. Mad far‟i atau cabangan, adalah mad yang panjangnya melibihi
mad ashli karena ada sebab yang lain selain wujudnya huruf mad.
ُ َ ْ ُ ُ َ ْ َّ ُ ُ َ ْ َ ُ َ ُ ٌ ََ َْ ُ ْ َ
1. MAD ASHLI
اء ث ٍَّ الً ِـف الٖاو ثٍ ال َواخ ُصف الُس ذلث ح ْٖضف
ََْْ ُ ْ َ َ َْ َ ُ ْ َ َ َ َ َْ َ ُ َ ْ َ ُْ َ َ
َتم ٌسم
ٍ وظسِ يا ٍء بؽس و ٍّ او بؽس ض ٍ وَشطٕا ا ِظَكن و
َََ ُ َْ ُْ ُ َْ َ ََ َْ َْ ْ ٌ َ
خيٕا ً ِك ُجػ ِ ّٖ وًكظ َواً ِف َِِ بؽ ِس ذخ ٍح َورؽـا
“Huruf mad ada tiga : 1. ك2. م3.ٙ٣ ا, syarat tiga huruf
tersebut dinamakan huruf mad yaitu, Wawu mati jatuh setelah
dlamah, Ya mati jatuh setelah kasrah, dan Alif jatuh setelah fathah,
ى ي
contohnya terkumpul dalam kalimat : ٮظي٭ة
ً ٩
Keterangan : Apabila ada Wawu dan Ya jatuh setelah fathah tidak
dinamakan huruf mad, melainkan dinamakan huruf lain (ني٣) dan
ٍ ٍى ىٍى ىٍى ٍ ىي ى
ٍ ٮف٧٤ٕ لٮت, Kecuali
tidak dibaca panjang seperti contoh :ؽ ًرٞ٣ ًح ا٤ىف حل
ً
setelah Wawu dan Ya berupa Hamzah, serta diwaqafkan, maka dibaca
panjang seperti contoh :
ٍ ىمي٨ٍ ٦ ى لـ ىؿ اهلل٩ة٦الك ٍٮء س ى
ىدآا ىؿ ية ل٥ٍ ىيٍ٭٤ٔى
.ئ
و ً ً ً ً
ْ ْ َ ْ
ُ َ ٌ ْ َ ُّ َ ُ ْ َ َ ْ ُ ُّ ْ َ َ َْ ْ َ ََ ْ َ
والُٕض قالُس طتِي ِِع يسٖن قا ِن ذنست بؽسخصق ِ ِٓ العىٖن
“Apabila setelah huruf mad tidak berupa huruf yang mati atau
hamzah, maka dinamakan mad thabi‟i (َجيىع ؽ٦) dan panjangnya
satu alif (kira-kira dua gerakan jarinya orang yang menggenggamkan
tangan kemudian melepaskannya, atau kira-kira lamanya membaca
84
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
alif dengan sedang, tidak lamban dan tidak cepat, seperti contoh :
ي ٍٮظيٍ ى٩
ػ٭ة ً
2. MAD FAR’I
Mad far‟i ini dibagi lagi menjadi empat bagian.
a) Mad Wajib Muttashil
b) Mad Jaiz Munfashil
c) Mad Lazim
d) Mad „Aridl
ْ َ َ َ ٌ ُ َ َق ْ َْ ََ ْ
A. Mad Wajib Muttashil
ْ َ َ
ٓج ٌب َخ ِطي وجآئخِـ
ِ اٖ َِٓوا ِن حلهُ الُٕ ُض ِف ُكُِخ
“Apabila setelah huruf mad berupa hamzah dan dalam satu
kalimat, maka dinamakan mad wajib muttashil )٢ذى٦ ؽ كاصت٦(
dihukumi wajib sebab ulama sepakat wajib membaca panjang,
dinamakan muttashil karena huruf mad bertemu hamzah langsung
dalam satu kalimat, untuk panjangnya, ulama ahli Qirâ`at berbeda
pendapat, menurut Imam Abi Amr, Imam Qalun dan Ibn Katsir kira-
kira 1½ alif. Menurut Imam Ibnu Amir dan Al Kisa‟i kira-kira 2 alif.
Menurut Imam „Ashim kira-kira 2½ alif. Dan menurut Imam Warasy
dan Imam Hamzah kira-kira 3 alif.
Dan cara membaca itu semua harus belajar kepada guru yang
ahli Qirâ`at, dan tidak cukup dengan dikira-kirakan sendiri. Contoh
ل ى يىى ى ى
:.آ ًء٧آء س الكٛ٪ظ,النذآ ًء
85
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
َ ٓ ََ ٌ َُْ ٌ َ َ َ َ َّ َ ْ ُ ُ َ َ ْ َ
B. Mad Ja`iz Munfashil
ِـض َْك ِطي َك ا ِىل قجائ وا ِن حـله ةِأرصى احطل
“Apabila ada huruf mad bertempat di akhir kalimat dan
bertemu dengan hamzah yang bertempat pada kalimat yang lain,
serta tidak ada yang memisah antara huruf mad dan hamzah,
maka dinamakan mad ja`iz munfashil )٢ىٛ٪٦ ؽ صةاـ٦( dinamakan
ja`iz, sebab ulama ahli Qirâ`at ikhtilaf didalam panjangnya, dan
dinamakan munfashil, dikarenakan pisahnya hamzah dari huruf mad.
Mengenai panjangnya menurut Imam Warasy, Imam Hamzah, Imam
„Ashim, Ibnu „Amir dan Al Kisa‟i sama seperti mad wajib muttashil.
Menurut Imam Ibn Katsir dan Imam As Susi dibaca qashar (sama
dengan mad thabi‟i). Dan menurut Imam Qalun Ad Duri boleh dua
wajah boleh dibaca seperti mad wajib muttashil atau dibaca qashar
َۡ َ ۡ َ ٓ
seperti mad thabi‟i, seperti contoh :
ل ي ى
آ ا ًم يؿكآ ًاال س ِِف أخص َِ تلِٔي يم٦ًذي ى٭آ اثى نؽا س ىك ى
Kesimpulan dari dua mad far‟i diatas ada perbedaan dan
persamaan. Perbedaanya dalam bertemunya hamzah dalam satu
kalimat atau dua kalimat, sedangkan persamaanya sama-sama dibaca
panjang 2½ alif menurut imam Imam Warasy, Imam Hamzah, Imam
„Ashim, Ibnu „Amir dan Al Kisa‟i.
C. Mad Lazim
Dinamakan mad lazim, dikarenakan para ulama ahli Qirâ`at
sepakat mewajibkan membaca panjang bagian ini, Mad lazim dibagi
menjadi empat bagian lagi, yaitu :
َّ َ َ ٌ َ ُ ٌ َ َ
setelahnya berupa huruf yang bertasydid dalam satu kalimat.
َ َّ َ ُ َ ْ َ َ ْ ُ َ ْ
قل ِزم َط َّٖل ودـآد َوا ِن يسِ َا بؽسهُ مشسدا
86
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
“Ketika setelahnya huruf mad berupa huruf yang bertasydid,
maka dinamakan mad lazim muthawal )ُٮؿ٦ ؽ الزـ٦( / mad lazim
kilmi mutsaqal, panjangnya para ulama Qirâ`at sepakat membaca
ل لي ٍ ي ُّ ى ي ى ُّ ٍ ى ى ى ى
tiga alif, contoh :
ٍى١
. ربل ىةً ىذا ىص ىٚ آً ٍٮ ىف س
٣ح ا٦ُآ٣آء ًت ا احتآصػٮىنس كالحت
2. Mad Lazim Kilmi Mukhaffaf atau Mad Farqi
Mad lazim kilmi mukhaffaf adalah mad yang ketika setelah
huruf mad berupa huruf yang mati asli (matinya tidak hilang ketika
waqaf atau washal) sedangkan mad farqi yaitu ketika ada hamzah
istifham bertemu dengan al ta‟rif ( )اؿdan mad farqi termasuk
kategori mad lazim kilmi. dan didalam al Qur`ân hanya ada 6 tempat
yaitu :
األيح قٮرة اجلـء ح٤س٦األ ؿة٧٩
ل ى ٍي
943 ٕةـ٩اال 8 ٨ً ٍ ىؿي٠ ىءآذل٢ٝ 9
ل ى ٍي
944 ٕةـ٩اال 8 ٨ً ٍ ىؿي٠ ىءآذل٢ٝ 9
ٍ ى ۡ
59 يٮنف 99 ىءآالف/ ََ َءٓاىَٰٔـ 3
59 يٮنف 99 ىء ي٢ٍ يٝ 4
آهلل
ٍ ى ۡ
99 يٮنف 99 ىءآالف/ ََ َءٓاىَٰٔـ 5
Selain dibaca mad farqi keenam lafadz diatas ini juga bisa
dibaca tashhil, artinya Hamzah pertama dibaca Tahqiq (jelas) dan
pendek, sedangkan hamzah kedua dibaca Tashil artinya dibaca
tengah-tengah antara hamzah dan alif (terdengan ha` samar)
َ َّ َ ُ َ ُ ُ َ ً َّ َ ُ َ َّ َ َ َ َّ ُ َ َ َ
مككا يـى ْٖن ا ْو َرنل ز ٍِ حأضل ِ وشاك ُك ظا
87
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
“ Begitu juga dinamakan mad lazim muthawal / mad lazim kilmi
mukhaffaf / mad farqi apabila setelah huruf mad berupa huruf yang
mati asli (matinya tidak hilang ketika waqaf atau washal) baik berupa
ۡ
mukhaffaf seperti contoh :
ٍىٍ ي ل ى ٍى ي ى ٍه ىل يٍ ي ى ي
. ٫ً ث٥ٍ ذي٪٠ؽٝ س َءٓاىَٰٔـ ََ ىك٨ً ٍ ىؿي٠ ىءآذل٢ٝ رشًلٮف س
ً ة ي٦ءآهلل ػري ا
ُّ ى ى ى ى ُّ ى ى ي ى
Atau mad lazim mutsaqqal seperti contoh :.كالحتآًٮف س احتآصٮىن
Keterangannya sama seperti diatas.
َ َ َ ُ ْ ََ َ ُّ َ َ َ ْ َ َ ُ ْ َ
ْالع َٖر
ان َِِ خ ُصوق ِٕا عٕ ْص
ٍ و ِف ث
ُ وَِْٓ َا يأ ِِت قٖاح ِح
ْ ُ َ ُ ْ َ َ ََ ْ َ َ ْ َ
...................................... صٔا ؼ ِصف ِف زٍ ؼعي جنص خ
“Dan masih termasuk mad lazim muthawal / mad lazim harfi
mutsaqal adalah mad yang terdapat pada satu persatu huruf yang
terdapat pada awal surat. Huruf tadi jika dibaca (dilepas) akan
88
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
menjadi tiga huruf dan yang tengah mati, adapun banyaknya huruf
ada delapan, yang terdapat dalam nadham :
ٍ ىى ى
ٍهٞ ج٢ ىٔ ىك٥ٍ (ؾ س ـ س ع س س س ؿ س ف س ؽ س ص) ز
ٓ ٍ ى ٍ ى ى ىٍٍ ى ٓ ٓن
Seperti contoh :
ى ٍ ى
)س٥ٍ ٍي٦ س آل ٍـسٙ٣ً (ا/ ًٓ وآد)س ال ,ةس يةس خني٬ آؼس٠(/ ٓيػ ٓص
ْ َْ َ ْ َ َ َ َ
َوَا ِظ َٖأا ذطتِي ِِع ل الً ِف .............................................
“Huruf yang terdapat pada awal surat selain huruf delapan
diatas dinamakan mad thabi‟i / mad lazim kilmi mukhffaf, kecuali
alif, sebab tidak memiliki huruf mad, maka tidak dinamakan mad
thabi‟i. banyaknya ada enam yang terkumpul dalam kalimat : ٌّ ى
يح
هؿ٬ً س قس ر( ىَةٙ٣ )حس مس طس اseperti contoh :
ٓ ى ٍ ى ى ى
)س آل ٍـس ىراٙ٣ً ة) الر (ا٬ (َةس ٍ يس (يىةس ق ٍ ٦ خً ( ىظةس
ٓ )س٥ي ٓ
٫َ ني)س ً ً
ل٨ ى٦ ه ُؤ ََلٓءِ س
Keterangan : Ketika kita membaca al Qur`ân kemudian menemukan dua
mad yang muttashil keduanya seperti :
ن٦آ ًء ى٧الك ى
آء ً َٰٓ َ atau
keduanya lazim seperti
ٌ ُّ ى ي ى ٓ ٓٓ
: احتآصٮ ًىن, atau mutsaqal seperti : الٍصMaka
panjangnya disamakan, artinya apabila yang pertama panjangnya 3 alif
maka yang keduapun harus sama 3 alif, apabila yang pertama panjangnya 2
alif maka yang keduapun 2 alif, tidak boleh berbeda.
D. Mad ‘Aridl
Mad „Aridl adalah mad yang bertambah panjangnya
disebabkan setelah huruf mad terdapat sukun yang baru datang
dikarenakan waqaf, oleh karenanya dinamakan mad „aridl lissukun.
ُ ْ َو ْر ًكا َذ َؽار ٌض َونَ ْع َخـؽ
ي
ُ ُ ُّ َ َ َْ ْ ُ َ ْ
َوا ِن يسِ مسؼ َصض العى ْٖن
ِ ِ
89
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
“Apabila setelah huruf mad terdapat huruf mati yang baru
(bukan asli) sebab waqaf, maka dinamakan mad „Aridli ( َعرض ؽ٦
ٮف١ك٤)ل , panjangnya sama dengan mad ja`iz munfashil seperti
ى ي ٍ ي ي ىل ى ٍ ى ى ٍ ى ي ى
ا ى ئٮ يذ ث ىؿب ل٢ٍ يٝ ٮف س
contoh :
س٨ي د
ً ىك ى٥ٍ س
يل ٪ي د
ً ٥س ٣ س ةس
ً اجل ٧٤ٕالك قٮؼ ت
ً ً ً
ى
خلىج ه ىٍ ى
. ري ً ًب وؾ٦يٮ
Keterangan :Semua ulama ahli Qirâ`at memperbolehkan membaca
mad Tawasuthh atau qashar pada mad „Aridli, sebab dibaca mad
(panjangnya 2½ alif) karena ada dua huruf yang mati. Dibaca
Tawasuthh (sedang) karena melihat dua huruf yang mati dan melihat
mati (sukun) yang baru pada huruf kedua. Dan dibaca qashar (satu
alif) karena memandang mati (sukun) yang baru saja.
Selain macamnya mad-mad diatas ada beberapa pembahasan
mad yang tidak dibahas diatas, yaitu :
1. Mad „Iwadl, yaitu mad yang timbul ketika tanwin fathah (mahal
nashab) diwaqafkan, seperti contoh :
ن ً ىك ن
آء dinamakan mad
„Iwadl karena mad ini pergantian dari tanwin yang ada pada
kalimat isim.
2. Mad Badal, yaitu ketika ada hamzah dan setelahnya huruf mad
ىي
dalam satu kalimat, seperti contoh : ٮا٪٦ ىءا, dinamakan mad
badal, dikarenakan huruf mad ini asalnya adalah hamzah
kemudian diganti huruf mad, sesuai dengan Qaidah /
ي ى ٍ ٍ ى ٍ ى ًّ
٨ٍ ٧ً آزً ٍؿ ىك ااذى٠ ٨ٍ وح إًف ي ى ٍكس٧ًلك ى ٨ٍ ٦ً ٨ً ٍ ىـي٧ٍ ٬ ؽا اث ٍ ًؽؿ زة ًجينة٦ىك ى
3. Mad Shilah adalah mad yang terdapat pada ٬ dlamir muttasil
mufrad mudzakkar, dengan syarat sebelum dan sesudahnya
berupa huruf yang berharakat selain hamzah Qatha‟, dan yang
setelahnya berupa hamzah dinamakan mad shilah thawilah
90
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
َ ٓ َّ ٓ ُ
seperti contoh : إِنٰرا ٌَِ دوُِِّۦ إَِلdan yang tidak berupa hamzah
dinamakan mad shilah qashirah seperti contoh : َتد َلۥ
ُ َ َ َ ََفَي
ِ
ُ ى
, َوُ ۡطيِِّۦ, َشبِيل, kecuali ٬ nya lafadz ٥ٍ س٣ ٫ًيى ٍؿ ى, ٬ nya tidak
ي ي
dibaca panjang menurut imam „Ashim.
َّ َ َٓ ى
4. Madnya kalimat thayyibah (اهلل
ي َّ ٰ )َل إِل, Lam nafi ( )آلboleh
إَِل
ل
dipanjangkan sampai lima alif, dan إالboleh dibaca qashar,
َ
untuk madnya َّ ٰ إِل adalah mad thabi‟i yang hanya boleh
91
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
TABEL CONTOH-CONTOH MAD
االٙ٣ ا٤ٕ٣ح اإلق٥ األ٦س٤ح املؽ ٧٩ؿة
ق١ٮف الٮاك ثٕؽ ً٧ح ي
9 ٩ٮ 9
ٍ
٩ي ٍٮظيٍ ى
9 ق١ٮف احلةء ثٕؽ ٠رسة ظيػ ٦ؽ َجيىع ً 9
ػ٭ة ً
األ ٙ٣ثٕؽ ٚذعح ى
9 ٬ة 3
ثٕؽ ا ٙ٣املؽ ٧٬ـة ىف ي ي
9,5 ىص ىـآؤ٥ٍ ٬ 4
لك٧ح كاظؽة
ثٕؽ يةء املؽ ٧٬ـة ىف ٦ؽ كاصت ى
9,5 ٪ً ٬ػػيٍبنة 5
لك٧ح كاظؽة ٦ذى٢
ثٕؽ كاك املؽ ٧٬ـة ىف
9,5 يق ٍٮ وء 6
لك٧ح كاظؽة
ثٕؽ ا ٙ٣املؽ ٧٬ـة ىف ل ى
9,5 آل إً ىهل إال اهلل 7
لك٧ذني
ثٕؽ كاك املؽ ٧٬ـة ىف ٦ؽ صةاـ ي ى
9,5 ىك ٍابذى٘ٮآ ًإحلٍ ً٫ 8
لك٧ذني ٛ٪٦ى٢
ثٕؽ يةء املؽ ٧٬ـة ىف ۡ ََّ ۡ َ
9,5 وي ِّس ِ ٓ
ِل أم ِري 9
لك٧ذني
ثٕؽ كاك كيةء املؽ ٦ؽ الزـ لك٥ ا ى يحتى ُّ
3 آص ٍٮىن 91
تنؽيؽ ٦س٢ٞ
3
ثٕؽ ا ٙ٣املؽ ق١ٮف ٦ؽ الزـ لك٥ ىءآ ٍ٣ى
ئ 99
األو / ٢ثٕؽ ٦ؽ ٚؿىق َمٙٛ
92
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
ق١ٮف األو٢
ثٕؽ ٧٬ـة اإلقذٛ٭ةـ الـ يٍ
3 ٦ؽ ٚؿىق ٢ٝىءآهلل 99
دٕؿيٙ
ثٕؽ ا ٙ٣املؽ ق١ٮف ٦ؽ الزـ ى ٍ
3 ٠آؼ 93
ٓ
ٝج ٢ا ٙ٣املؽ املٞؽر ى
9 ٬ة 94
ٚذعح
٦ؽ َجيىع
ٝج ٢ا ٙ٣املؽ املٞؽر
9 يىة 95
ٚذعح
ق١ٮف احلةء ثٕؽ ٚذعح ٣ني الزـ ىخ ٍ ٍ
3/9 ني 96
ظؿؼ َم ٙٛكبٕؽ٬ة ق١ٮف
ثٕؽ ا ٙ٣املؽ ق١ٮف ٦ؽ الزـ ٍ
3 ىوآد 97
ظؿؼ َم ٙٛاألو٢
٦ذى٢ الـ ٦ؽ ٦ؽ الزـ ٓ
3 98ال ًٓ
ثة٣تنؽيؽ ظؿؼ ٦س٢ٞ
ثٕؽ كاك املؽ ق١ٮف ٦ؽ َعرض ى ىٍى ى ىل
9/9/3 الك ىق ٍٮؼ تٕ ٤ي٧ٮف 99
إ٣ةرض كٛٝة ل٤ك١ٮف
يةء ٣ني ٦ذى ٢بك١ٮف ٣ني َعرض ى ى
3/9/9 ىٔ٤يٍٟ 91
إ٣ةرض كٛٝة ل٤ك١ٮف
9 د٪ٮي٧٬ ٨ـة كٛٝة ٦ؽ ٔٮض 99ن ً ىك ن
آء
َّ َ َ ُ ۡ َ
9 ٝج٬ ٢ةء ً٧ري كبٕؽ٬ة 99إُِ ُّۥ َكن ُميطا ٦ؽ و٤ح
93
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
ظؿًلح ىريةٝ
ة٬ري كبٕؽ٧ً ةء٬ ٢جٝ ح٤ؽ و٦ َ َو َْ ۡت َِا َ َُل ٓۥ إ ۡش
حٰ َق
9,5/9 ِ 93
ـة٧٬ ة٬ظؿًلح كبٕؽ ح٤َٮي
9 املؽ٢جٝ ـة٧٬ ؽ ثؽؿ٦ يٮا٪٦ا
ىء ى94
َ َ َّ َ َ َ َّ ْ ْ
ات
ِ ب الطك ِ لَع انل ِِب طي َوارخِ ٍْ ِِبَُ ِس اهللِ َوالطـل ِة
َ َّ َ ْ ُ َ ْ َ َ ُ َ ْ َ َ َّ َ َ ْ َّ َ َْ
ِ ُـ
ام ابيـاتٕا اربؽٖن ةِاتل ب َػ العل ِم ِ د الط و لِ وا
آل
Akhirinya risalah ini bisa terselesaikan dengan memuji kepada
Allah SWT. Tuhan semesta alam, semoga shalawat serta salam
selalu diberikan kepada junjungan kita yang sangat baik budi
pekertinya, yaitu Nabi Muhammad SAW. Dan semoga terlimpahkan
kepada segenap keluarga dan para sahabatnya. jumlah bait risalah ini
ada 40 (empat puluh) dengan sempurna.
94
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
ْ ُ ُ َْ
ب
ِ جي
ِ ُذخح ال
٥ الؿظي٨ اهلل الؿمح٥بك
٫٤ دؿدي٥ي٭٤ٔ ككصت. ٫ذةث٠ ح٤ ٔجةدق مح٨٦ ؽ هلل اذلل اػذةر٧احل
ٟ ىلع ذل٥٬ ككٔؽ. ٫ؿااٝ كإ٫ؿااذٝ ح ىلع٦ؽاك٧٤ ل٥٭ٞٚ كك٫يٚ ة٧ ث٢٧ٕ٣كا
ؿءاف كىلع آهلٞ٣ ا٫ي٤ٔ ـؿ٩ ا٨٦ كالىالة كالكالـ ىلع٫ زٮاث٨أظك
/ ة ثٕؽ٦ أ٨ٮة ٔجةد الؿمحٛ و٫كوعج
Pada dasarnya dalam Qirâ`atnya imam „Ashim biriwati Hafshin,
belum cukup dengan mengetahui hukum tajwidnya saja, akan tetapi
didalamnya banyak sekali bacaan-bacaan yang jarang sekali
diketahui dan dipahami kebanyakan orang, dalam bab ini akan
dijelaskan beberapa cara membaca bacaan yang benar, mulai
ta‟awwudz sampai menghatamkan al Qur`ân.
ََ ُ َْ
ِضيـث تؽ ُّٖ ٍذ
SHIGHAT TA’AWWUDZ
Setiap akan memulai membaca al Qur`ân disunnahkan membaca
ى ي ي
ta’awwudz, berikut ini shighat ta’awwudz yang lebih utama yaitu :
ى ل
النيٍ ىُةف ل
٥ً الؿ ًصي ً ٨٦ً ً ً ٔأ
هلل ة ث ٮذ
di perbolehkan juga membaca Ta’awwudz dengan lafadz-lafadz
ٍ ى ي ي
dibawah ini :
ل ى ٍ ى ل ى
٥ً ةف الؿ ًصي ً ُ النػي٨٦ً ٥ً ٕ ًْي٣هلل ا
ً أٔٮذ ثًة
ل ى ٍ ل ي ٍى ي ى ل ى ي ي
٥ً ةف الؿ ًصي
ً ُ الني٨٦ و٥ي٤ً ٕ٣يٓ ا٧ً هلل الك ً أٔٮذ ثًة
95
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
لي يى ل ي ٍ ى ل
النيٍ ىُةف ل ى ي ي
يٓ ا ٣ىٕ ً٤ي ي٥الؿ ًصي ًً ٥إ٬ ٫٩ٮ الك ً٧ ً ٨ ٦ أٔٮ ً ً ً
هلل ة ث ذ
ى ل
النيٍ ىُةف ل الك٧يٓ ا ٍ٣ىٮذ ثةهلل ا ٍ٣ىْٕي ٥لى ي ي
الؿ ًصي ً٥ ً ٨ ٦
ً ٥ ً ي٤ً ٕ ً ً ً ً ً أٔ ً
didalam sebagian mushhaf, pada awal surat al Taubat sighat
ى ي ي
ta’awwudz tertera demikian
ل ٍى ل ٍ ى ى ل ى ٍ ى ٍ يل ى ٍ ى
ةر إً ٣ـةً ً ًِ
هلل ت اجلج ً
ةر ك ًً ٌٗ ٨٦
ةر ك ًُ ٨٦ش اً ٛ١٣
هلل ً ٨٦اجل ً
أٔٮذ ثًة ً
ىكل ىؿ يقٮهل ىكل ٍ٤يٍ ٧ؤ ٪٦ى
ني. ً ًً ً ً ً
Tetapi Rasulullah SAW. dan para ahli Qirâ`at tidak membaca
demikian, oleh karenanya membaca ta’awwudz pada permulaannya
ى ي ي
surat al Taubat yang lebih utama adalah seperti biasa yaitu :
ل ى ٍ ى ل
)11
ةف الؿ ًصي ً٥
هلل ً ٨٦النيُ ً
أٔٮذ ثًة ً
ى ي
.(11االقذٕةذة وي٘ح أم٭ؿ٬ة (أ ئٮذ ثًةهلل ٨٦النيُةف الؿصي )٥ك (أٔٮذ ثةهلل الك٧يٓ ا٤ٕ٣ي٨٦ ٥
النيُةف الؿصي٪ٕ٦ )٥ة٬ة ال٤ضٮء كاتلعى ٨كاالٔذىةـ ثةهلل ٨٦النيُةف الؿصي ٥حم٤٭ة ٝجٝ ٢ؿاءة اٞ٣ؿآف
ظ٧١٭ة اإلقذٕةذة ٤ُ٦ٮبح كإف اػذ ٙ٤ا٧٤ٕ٣ةء يف ظ٧١٭ة ثني اإلقذعجةب كالٮصٮب كجيت اجل٭ؿ ث٭ة
ن ٔ٪ؽ إٚذذةح اٞ٣ؿاءة كٔ٪ؽ اإلثذؽاء ثؿؤكس األظـاب إذا ك٩خ اٞ٣ؿاءة ص٭ؿا ن ثح٧٪ة ي ي ى ُّ
رس ث٭ة يف اٞ٣ؿاءة ِسا
ٍ
كيف الىالة الرسيح كاجلى٭ ًؿيلح إٝرتاف اإلقذٕةذة ثأكؿ الكٮر (أ) ثةقتس٪ةء قٮرة اتلٮبح جيٮز ٚي٭ة أربٕح
ي ي ى
أكص ُٓٝ )9( ٫اجل٧يٓ أم الٮٝٮؼ ىلع اإلقذٕةذة ز ٥ىلع ا٣بك٤٧ح ز ٥اإلثذؽاء ثأكؿ الكٮرة كذلْ ٟنٮ أٔٮذ
ل ل ٍ الؿ ٍ ى
الؿصيٍِ ... .٥مْسِب اهلل ل ل ى ل ٍى
الؿ ًظي ً ٥احلىةٝح ( )9كو ٢األكؿ ثةثلةين ك ُٓٝاثلة٣ر أم مح ً٨ ةف ً ً ثًةهلل ً ٨٦النيُ ً
ى ل ٍى ى ي ي
ةف٩ى ٢اإلقذ ٕةذة ثة٣بك٤٧ح ك ٙٞ٩ىلع ا٣بك٤٧ح ز٩ ٥جؽأ ثأكؿ الكٮرة كذلْ ٟنٮ ...أٔٮذ ًثةهلل ً ٨٦النيُ ً
ل ل ٍ الؿ ٍ ى
الؿصيٍِ ٥مْسِب اهلل لل
الؿ ًظي ً ... .٥احلىةٝح ( )3كو ٢اجل٧يٓ أم ٩ى ٢اإلقذٕةذة ثة٣بك٤٧ح ثأكؿ الكٮرة مح ً٨ ً ً
ل ل ٍ الؿصيٍِ ٥مْسِب اهلل ال لؿ ٍ ى
ل ى ل ٍى ي ي ى
الؿ ًظي ً ٥احلىةٝح ( ُٓٝ )4األكؿ مح ً٨ ةف ً ً َج٤ح كاظؽة كذلْ ٟنٮ أٔٮذ ًثةهلل ً ٨٦النيُ ً
ى ي
ككو ٢اثلةين ثةثلة٣ر أم الٮٝٮؼ ىلع اإلقذٕةذة ز٩ ٥ى ٢ا٣بك٤٧ح ثأكؿ الكٮرة كذلْ ٟنٮ ...أ ئٮذ ًثةهلل
ل ل ٍ الؿصيٍِ ... .٥مْسِب اهلل ال لؿ ٍ ى ل ى ل ٍى
الؿ ًظي ً ٥احلىةٝح (ب) قٮرة اتلٮبح جيٮز ٚي٭ة كص٭ةف (ُٓٝ )9 مح ً٨ ةف ً ً ً ٨٦النيُ ً
ى ي
اجل٧يٓ أم الٮٝٮؼ ىلع اإلقذٕةذة ز ٥اإلثذؽاء ثأكؿ الكٮرة ٗ ٨٦ري بك٤٧ح.كذل ٟكآليت أ ئٮذ ًثةهلل ً ٦ى٨
يٍىن ي ى ه ل ٍ ل ٍى
ٮهل )9( .....كو ٢اجل٧يٓ أم ٩ى ٢اإلقذٕةذة ثأكؿ الكٮرة َج٤ح الؿ ًصي ً ... ٥ث ىؿاءة ً ٦ى ٨اهلل ىك ىرق ً ةف
النيُ ً
96
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
َْ ْ َ َُ
اًبعٌُث
BASMALLAH (12
ي ل ٍ ى ه ى ل ٍى ى ي ي
الؿ ًصي ً ٥ث ىؿاءة ً ٦ى ٨اهلل ىك ىرق ً
ٮهل ...إٝرتاف اإلقذٕةذة ث٘ري أكؿ ةف
كاظؽة كذل ٟكآليت ...أٔٮذ ًثةهلل ً ٨٦النيُ ً
ري ثني اإلديةف ثة٣بك٤٧ح ثٕؽ اإلقذٕةذةس أك ٔؽـ الكٮر ٔ٪ؽ اثذؽاء اٞ٣ةرئ ٨٦أز٪ةء الكٮرةسٚ٭ٮ يَمى ل ه
اإلديةف ث٭ة كاإلديةف ث٭ة أ ٢ٌٚملة يرتدت ٔ٤ي ٨٦ ٫األصؿ (أ)اإلديةف ثة٣بك٤٧ح ثٕؽ اإلقذٕةذة جيٮز ٪٬ة
أظؽ الٮصٮق األربٕح الكةثٞح (ب)ٔؽـ اإلديةف ثة٣بك٤٧ح ثٕؽ اإلقذٕةذة جيٮز ٪٬ة لٞ٤ةرئ كص٭ةف ٍٞٚ
ى ل ٍى ى ي ي
ةف ( ُٓٝ )9اجل٧يٓ أم الٮٝٮؼ ىلع اإلقذٕةذة ز ٥اإلثذؽاء ثأكؿ اآليح كذلْ ٟنٮ أٔٮذ ًثةهلل ً ٨٦النيُ ً
ى ى ى ى ي ٍ ىٍ ي ي ي ل ٍ
ت ٣س )9( ...٥كو ٢اجل٧يٓ أم ٩ى ٢اإلقذٕةذة ثأكؿ اآليح َج٤ح ِرْصز ٥اهلل ٚال اغ ً٣ الؿ ًصي ًً ... ٥إف ح٪
ى ى ى ى ي ل ٍ ٍ ىٍ ي ي ي ى ل ٍى ي ي ى
ت ٣س ...٥ككص ٫آُٞ٣ ِرْصز ٥اهلل ٚال اغ ً٣ ةف الؿ ًصي ً ٥إًف ح٪كاظؽة.كذلْ ٟنٮ ...أٔٮذ ثًةهلل ً ٨٦النيُ ً
ل ٍى ىى ن
مح ي ٨ىلع أكىل كػةوح إذا ك٩خ ثؽايح اآليح ِٛ٣اجلال٣ح أك ً٧ري يٕٮد ٔ٤ي ٫كذل٦ ٟسٝ ٢ٮهل دٕةىل ( ...الؿ
ل ى ٍ ي ى ُّ ٍ ي ل ى ى ٍ
ةٔح)(قٮرة ٚى٤خ /اآليح )47كٝؽ أكؽ ثٕي اٍ ٕ٣ؿ ًش اقذى ىٮل) ( ...قٮرة َ /٫اآليح )5ك(إًحل ً ٫يؿد ًٔ ٥٤الك ى
ي ٍى ى ٍ
ا٧٤ٕ٣ةء كصٮب ًذً ٠ؿ ا٣بك٤٧ح ثٕؽ اإلقذٕةذة يف ٬ؾق احلة٣ح ييؿاِع أ ٫٩ح ٓ٪٧كو ٢اإلقذٕةذة ثأكؿ اآليح إذا
ل ٍ يىل ه ي ي ى ل ى ل ي ٍى ى
كاذلح ى٨ كف ال٧جذؽأ ث ٫إق ٥الؿقٮؿ وًل اهلل ٔ٤ي ٫ىكق .٥٤كذل٦ ٟسٝ ٢ٮهل دٕةىل( ...حم٧ؽ ىرقٮؿ اهلل ً
يٍ ى ي ٍى ي
ه
ً٧ري ال٧جذىؽأ ث ٫النيُةف أك ى ٦ىٕ( )...٫قٮرة اٛ٣ذط /اآليح ٧٠ )99ة ح ٓ٪٧كو ٢ا٣بك٤٧ح ثأكؿ اآليح إذا كف
ى ىي ىٍ ل ٍ ي ي ي
يٕٮد ٔ٤ي ٫كذل٦ ٟسٝ ٢ٮهل دٕةىل ( ...الني ىُةف يى ًٕؽز ٥ا ٞٛ٣ىؿ()...قٮرة ابلٞؿة /اآليح )968ك ( ٣ىٕ٫٪
اهلل()...قٮرة ا٣جكةء /اآليح ٦)998ة يرتدت ىلع اٞ٣ةرئ إذا ٝ ُٓٝؿاءد ٫زَ ٥عد إحل٭ة ( )9إذا ُٕٝ٭ة ه
أمؿ
أمؿ ي ةذة ( )9إذا ُٕٝ٭ة ه ٍ ى ى ي ٍي يى ُّ ى
ٗري ضكرم ٦س ٢األك٢ اإلق ًذٕ
ضكرم ٦س ٢الكٕةؿ كإُ٣ةس كٗريق ال ي ًٕيؽ ً
ٍ ىي ي ٍي ي ٍى لن ي ٍي ُّ ٍ
كاإلق ًذ ىٕةذةكالرش ًب كٗريق ي ًٕيؽ اإلقذٕةذة ( )3إذا ُٓٝاٞ٣ؿاءة ٪٦ذ ً٭ية زَ ٥عد إحل٭ة ي ًٕيؽ اإلقذٕةذة ً
ن ه
٤ُ٦ٮبح ٨٦لك كاظؽ ٨٦اجل٧ةٔح قٮاء ك٩خ اٞ٣ؿاءة ص٭ؿا أك ِسا( .أظاكـ اتلضٮيؽ ص )6-4
ٍ ىن ل ٍ الؿ ٍ ى
الؿ ًظي ً٪ٕ٦ )٥ة٬ة أٝؿأ ظةؿ ٠ٮين ي٦جذى ًؽاة ثبك ٥اهلل الؿمح٨ مح ً٨ .(12ا٣بك٤٧ح وي٘ذ٭ة (ِمْسِب اهلل ل
ه ىن
كاصت الؿظي ٥أك أٝؿأ ظةؿ ٠ٮين ي٦ذى ىربك ثبك ٥اهلل الؿمح ٨الؿظي ٥ظ٧١٭ة (٪ٔ )9ؽ اإلٚذذةح ثأكؿ الكٮرة
ثةقتس٪ةء قٮرة اتلٮبح (٪ٔ ) 9ؽ اإلٚذذةح ث٘ري أكؿ الكٮرة جيٮز اإلديةف ثة٣بك٤٧ح أك دؿًل٭ة كاإلديةف ث٭ة
أ٢ٌٚ؛ ملة يرتدت ٔ٤ي ٨٦ ٫األصؿ (٪ٔ )3ؽ اجل ٓ٧ثني قٮردني ٔ٪ؽ اإل٩ذ٭ةء ٨٦قٮرة كالرشكع بكٮرة
أػؿلس٪٬ةؾ ظةتلةف (أ) ثةقتس٪ةء قٮرة األٛ٩ةؿ ٓ٦قٮرة اتلٮبح جيٮز زالزح أكص ُٓٝ )9( ٫اجل٧يٓ أم
97
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
Ada lima pendapat hukum mengenai tempat membaca
basmallah ketika kita membaca al Qur`ân yaitu :
1. Wajib, Pada permulaannya surat al Fatihah, menurut madzhab
Imam Syafi‟i. Hal ini dikarenakan didalam shalat basmallah
termasuk ayat dari surat al Fâtihah, demikian yang lebih shahih
menurut madzhab Imam Syafi‟i.
2. Sunah, Pada setiap permulaan surat, selain surat al Fâtihah dan al
Taubat, dan ditengah-tengah surat selain surat at Taubat.
3. Haram, Pada permulaan surat al Taubat menurut pendapat Imam
Ibnu Hajar.
4. Makruh, Pada pertengahan surat al Taubat menurut pendapat
Imam Ibnu Hajar.
5. Jawaz, (Boleh) ditengah tengahnya surat al Taubat, menurut
pendapat Imam Ramli, akan tetapi lebih utama tidak membaca
basmallah.
الٮٝٮؼ ىلع آػؿ الكٮرة ز ٥الٮٝٮؼ ىلع ا٣بك٤٧ح ز ٥اإلثذؽاء ثأكؿ الكٮرة الالظٞح كذلْ ٟنٮ ٩ى ه
ةر ىظة ً٦يىح
ل ٍ ى ل ٍ ىٍى ي ل ى ي
اتلاكزؿ ( ) 9كو ٢اجل٧يٓ /أم ٩ى٩ ٢٭ةيح الكٮرة ثة٣بك٤٧ح ثأكؿ الكٮرة ِمْسِب اهلل الؿمح ً ٨الؿ ًظي ً ٥أل٭ةز٥
ل ٍ ى ل ٍ ىٍى ي ل ى ي ى ى ه ى
الالظٞح َج٤ح كاظؽة كذلْ ٟنٮ ٩ةر ظة ً٦يح ِمْسِب اهلل الؿمح ً ٨الؿ ًظي ً ٥أل٭ةز ٥اتلاكزؿ ( ُٓٝ )3األكؿ ككو٢
اثلةين ثةثلة٣ر أم الٮٝٮؼ ىلع ٩٭ةيح الكٮرةسز٩ ٥ى ٢ا٣بك٤٧ح ثأكؿ الكٮرة الالظٞح كذلْ ٟنٮ ٩ى ه
ةر ىظة ً٦يىح.
ل ى ي ل ٍ ىٍ ي الؿ ٍ ى
اتلاكزؿ كال جيٮز كو٩ ٢٭ةيح الكٮرة ثة٣بك٤٧ح كالٮٝٮؼ ٔ٤ي٭ة ز٥ الؿ ًظي ً ٥أل ى٭ةز٥ مح ً٨ ِمْسِب اهلل ل
الرشكع ثأكؿ الكٮرة الالظٞح (ب) ٔ٪ؽ اجل ٓ٧ثني آػؿ قٮرة األٛ٩ةؿ كأكؿ قٮرة اتلٮبح ٪٬ةؾ زالزح
أكص )9( ٫الٮٝٮؼ ىلع ٩٭ةيح قٮرة األٛ٩ةؿ ٓ٦اتلٛ٪فسز ٥اإلثذؽاء ثأكؿ قٮرة اتلٮبح ( )9الٮٝٮؼ ىلع
٩٭ةيح قٮرة األٛ٩ةؿ بك١ذح ٗ ٨٦ري دٛ٪ف ملؽة ظؿًلذني كاإلثذؽاء ثأكؿ قٮرة اتلٮبح ( )3كو ٢آػؿ قٮرة
األٛ٩ةؿ ثأكؿ قٮرة اتلٮبح َج٤ح كاظؽة ٗ ٨٦ري دٮ ٙٝكجتٮز د ٟ٤األكص ٫اثلالزح ٚي٧ة لٮ كو٪٤ة ٩٭ةيح
إظؽل الكٮر الكجٓ اُ٣ٮاؿ ٓ٦ثؽايح قٮرة اتلٮبح أم ٩ى٩ ٢٭ةيح إظؽل قٮر (ابلٞؿةس آؿ ٔ٧ؿافس
ا٣جكةءس املةاؽةس األٕ٩ةـس األٔؿاؼس كاألٛ٩ةؿ) ٓ٦أكؿ قٮرة اتلٮبح ثح٧٪ة لٮ كو٪٤ة ٩٭ةيح قٮرة اتلٮبح ثأكهلة
أك لٮ كو٪٤ة ٩٭ةيح أيح قٮرة د ٓٞثٕؽ قٮرة اتلٮبح ثأكؿ قٮرة اتلٮبحس ٚال جيٮز ٪٬ة قٮل كص ٫كاظؽ ٍٞٚ
٬ٮ الٮٝٮؼ ىلع ٩٭ةيح الكٮرة ز ٥اإلثذؽاء ثأكؿ قٮرة اتلٮبح ٗ ٨٦ري بك٤٧ح( .أظاكـ اتلضٮيؽ ص )8-6
98
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
َ ُ ْ َ ْ َ ْ َ َّ َ ُ َ
األً ِف اً ِِت ًيعج خصف َس
ALIF YANG TIDAK DIBACA PANJANG
Apabila alif berada setelah harakat fathah, maka alif disebut
huruf mad (dibaca panjang). Tetapi didalam al Qur`ân ada sebagian
alif yang tidak dibaca mad, juga tidak boleh dibuang yaitu :
99
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
َّ ُ َّ َ ُ
الصاء العاوِْث
RA’ MATI (13
.(13كالؿاء الكة ٪٠ح املذٮقُح دؿ ٜٝجل٧يٓ اٞ٣ؿاء برشكط الثؽ ٨٦اصذ٧ةٔ٭ة لك٭ة يف آف كاظؽ ٚإ ف
ختُ ٙ٤شط ٪٦٭ة كصت دٛؼي٧٭ة ٚةلرشط األكؿ أف يسٮف ٝج ٢الؿاء ٠رسة كالرشط اثلةِّن أف دسٮف
٬ؾق ال١رسة أو٤يح أ٦ة إذا ك٩خ ٬ؾق ال١رسة ٗري أو٤يح قٮاء ك٩خ َعرًح ٦ذى٤ح ١٠رسة ٧٬ـة
الٮوْ ٢نٮ ( ارصٕٮا ) ك ( ارًلجٮا ) ىف االثذؽاء أك ٛ٪٦ى٤ح َعرًح ْنٮ ( اردبذ ) ٥ك ( مل ٨اردىض ) أك
ٛ٪٦ى٤ح الز٦ح ْنٮ ( اذلل اردىض هل ) ٥الرشط اثلة٣ر أف دسٮف ال١رسة كالؿاء ىف لك٧ح كاظؽة الرشط
الؿاثٓ /أف يسٮف ثٕؽ الؿاء ظؿؼ ٨٦ظؿكؼ االقذٛةؿ ٚإف كف ثٕؽ الؿاء ىف لك٧ذ٭ة ظؿؼ ٨٦ظؿكؼ
االقذٕالء ٚإف الؿاء ظيجبؾ دٛؼ ٥لُك اٞ٣ؿاء كالٮا ٫٪٦ ٓٝىف اٞ٣ؿآف ( ٝؿَةس) ثةألٕ٩ةـ ك( ٚؿٝح )ك(
إروةدا ) كالك٧٬ة ثةتلٮبح ك( مؿوةدا ) ثةجلجأ ك( بلةملؿوةد ) ثةٛ٣ضؿ كينرتط أف ال يسٮف ظؿؼ
االقذٕالء م١كٮرا ٠٭ؾق األ٦س٤ح كأ٦ة إ ذا كف م١كٮرا ٚىف دٛؼي ٥الؿاء ػ٧٠ ٙ٤ة ٝةؿ اث ٨اجلـرل
كاخل ٙ٤ىف ٚؿؽ ل١رس يٮصؽ ٝةؿ املؿٔىش اػذ ٙ٤أ ٢٬األداء يف دٛؼي ٥راء ( ٚؿؽ ) ٪٧ٚ٭ٚ ٨٦ ٥ؼ٧٭ة
ْ٩ؿا إىل ظؿؼ االقذٕالء ثٕؽ٬ة ك٪٦٭ ٨٦ ٥رٞٝ٭ة ل١٤رس اذلل ىف ظؿؼ االقذٕالء ألف ظؿؼ االقذٕالء
ٝؽ ا٩سرست وٮتل ٫أل ٝٮد ٫املٛؼ٧ح س تلعؿًل ٫ثةل١رس امل٪ةقت ل٤رتٝي ٜأك ل١رس يٮصؽ ٚي٧ة ٝج٤٭ة ك٦ة
ثٕؽ٬ة ٚي١ٮف كص ٫ا٣رتٝي ًٕٙ ٜالؿاء لٮٝٮٔ٭ة ثني ال١رسدني كلٮ قس ٨كٛٝة ٕ٣ؿكض الك١ٮف ٝةؿ
ادلاِّن " كالٮص٭ةف صيؽاف " ا٣رتٝي ٜكب ُٓٝ ٫ادلاِّن ىف اتلحكري كٝةؿ ادلاين يف ٗري اتلحكري " كاملأػٮذ ث٫
ٚي ٫ا٣رتٝي ٫٤ٞ٩ " ٜاجلٮيؿل ىف ُشح اُ٣يجح ٚ٭ٮ أكىل ثة ٢٧ٕ٣إٚؿادا كبةتلٞؽيَ ٥جٕة أ ٬كاتلعٞي ٜأف
اٛ٣ؿؽ يؿصٓ إىل الؿكايح ٤ٚٮ ٝؿأ٩ة ثِٞرْص املٛ٪ى٤ٚ ٢حف جلة إال ا٣رتٝي ٜكلٮ ٝؿأ٩ة ثةتلٮقٍ ٪٤ٚة اتلٛؼي٥
كا٣رتٝي ٜكا٣رتٝيٞ٦ ٜؽـ كًل٧ة كف ل٤رتٝيُ ٜشكط ٚإف ل٤ذٛؼيُ ٥شكَة أيٌة كذل ٟل٤ؿاء الكة٪٠ح
املذٮقُح الرشط األكؿ أف يسٮف ٝج ٢الؿاء ٚذعح أك ً٧ح ْنٮ ( ال دؿٕٚٮا )ك( يؿًٮ) ٫٩ك( يؿزٝٮف)ك(
٩ؿق ٢املؿق٤ني ) ك٬ؾا الرشط ٞ٦ةث ٢ل٤رشط األكؿ ُ ٨٦شكط ا٣رتٝي ٜالرشط اثلةين أف يسٮف ٝج٢
الؿاء ٠رسة َعرًح قٮاء ك٩خ ٕ٦٭ة ىف لك٧ح ْنٮ( ارصٕٮا)س (ارًلٕٮا ) أـ ك٩خ ٛ٪٦ى٤ح ٔ٪٭ة ْنٮ ( إف
اردبذ٧٠ ) ٥ة قج ٜكذ٠ؿ٩ة ك٬ؾا الرشط ٞ٦ةث ٢ل٤رشط اثلةِّن ُ ٨٦شكط ا٣رتٝي ٜالرشط اثلة٣ر أف
يسٮف ٝج ٢الؿاء ٠رسة أو٤يح ٛ٪٦ى٤ح ٔ٪٭ة ْنٮ ( اذلم اردىض ) ك٬ؾا الرشط ٞ٦ةث ٢ل٤رشط اثلة٣ر
100
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
ىٍ له
( mati setelah harakat fathah sepertiر) Apabila ػيحمؿ ًً atau
ى ٍ ي ٍى
` atau dipisah oleh huruf yang mati selain yaكاِ٩رْص٩ة dlammah seperti
mati seperti
makaا ى ٍج ى٭ ه
ةر ra` wajib dibaca tafkhim (tebal), sedangkan
atau dipisah ya` matiىك ٍ
او ىُ ٍ
( mati setelah kasrah sepertiر) ketika رب
ً
ىى ٍ َ َ ى ٍٍ
atau dipisah olehذٰل ِم ػري -خل ًجري setelah kasrah/fathah seperti
ٍ
ظضؿ huruf mati apa saja sepertiذلل ً ً ً maka dibaca tarqîq (tipis).
ُ ٨٦شكط ا٣رتٝي ٜالرشط الؿاثٓ أف يسٮف ثٕؽ الؿاء ظؿؼ ٨٦ظؿكؼ االقذٕالء الكجٕح املذٞؽ٦ح ٧٠ة
ىف األ٦س٤ح الكةثٞح ك٬ؾا الرشط ٞ٦ةث ٢ل٤رشط الؿاثٓ ُ ٨٦شكط ا٣رتٝي٬ ٜؾا كينرتط ىف ظؿؼ
االقذٕالء الٮا ٓٝثٕؽ الؿاء ظىت دٛؼُ ٥شَةف األكؿ أف يسٮف ٓ٦الؿاء ىف لك٧ذ٭ة اثلةِّن أف يسٮف ٗري
م١كٮر ٚإف اٛ٩ى ٢ظؿؼ االقذٕالء ٔ ٨الؿاء ثأف ك٩خ الؿاء ىف آػؿ الك٧ح كظؿؼ االقذٕالء ىف أكؿ
الك٧ح س كظؿؼ االقذٕالء يف أكؿ الك٧ح اثلة٩يح ٚال ػالؼ ىف دؿٝيٞ٭ة جل٧يٓ اٞ٣ؿاء كالٮارد ٨٦ذل ٟىف
اٞ٣ؿآف ال١ؿي ٥زالث مٮآً ك٬ٮ ٝٮهل دٕةىل ( أ٩ؾر ٝٮم) ٟك( كال دىٕؿ ػؽؾ )ك( ٚةورب وربا َجيال )
أ٦ة إذا كف ظؿؼ االقذٕالء الٮا ٓٝثٕؽ الؿاء م١كٮرا ٚذك٪٧ة ىلع ٦ة ٚي ٨٦ ٫ػالؼ دججي ٫دٞؽـ أف
ُشكط ا٣رتٝي ٜاألربٕح ل٤ؿاء الكة٪٠ح املذٮقُح ال ثؽ ٨٦أف دسٮف لك٭ة مٮصٮدة ىف آف كاظؽ أ٦ة ُشكط
اتلٛؼي ٥األربٕح ل٤ؿاء ذاد٭ة ٤ٚحكخ ٠ؾل ٟث ٢يسىف كصٮد كاظؽ ٪٦٭ة كيسٮف مكٮاغ ل٤ذٛؼي ٥ظيجبؾ
أ٦ة الؿاء املذُؿٚح الكة٪٠ح ىف الٮو ٢كالٮٚ ٙٝذ١ٮف ٠ؾل ٟثٕؽ ٚذط كً ٥كًلرس ٧ٚسةهلة ثٕؽ اٛ٣ذط
(ي٘ٛؿ )ك( ل ٥يذ٘ري)ك( ال دؾر )ك( أف ام١ؿ )ك( ٚال دسٛؿ ) ٚةلؿاء ٛ٦ؼ٧ح ىف ذل ٟلك ٫ثال ػالؼ
كىلع ذلٚ ٟ٭ؾق الؿاء دٛؼ ٥برشَني أكهل٧ة أف يٝ ٓٞج٤٭ة ٚذعح ٧٠ة قج ٜزة٩ي٭٧ة أف يٝ ٓٞج٤٭ة ً٧ح ٦س( ٢
كالؿصـ ٚة٬ضؿ) ك٦سةهلة ثٕؽ ال١رس ( اقذ٘ٛؿ هل ٥أك ال تكذ٘ٛؿ هل) ٥ك( أثِرْص )ك( كاوُرب )ك( كال دىٕؿ
) كال ػالؼ ىف دؿٝي ٜالؿاء ىف ذل ٟلك ٫لٮٝٮٔ٭ة قة٪٠ح ثٕؽ ال١رس كال أذجةر ثٮصٮد ظؿؼ االقذٕالء
ثٕؽ ٬ؾا اٞ٣ك ٥ال ٛ٩ىةهل ٔ٪٭ة كذلْ ٟنٮ ( كأ٩ؾر ٝٮم() ٟأرمي ٙم٤ذًف أ ٢٬اتلٛكري ( - 4ج / 9ص
))9454
101
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
ي
األيح الكٮرة اجلـء الؿاء ا٣ىت دٛؼ٥ ٧٩ؿة
ىٍ
916 املةاؽة 7 ًإ ًف ٱ ٍردبذي ٍ٥ 9
7 األٕ٩ةـ 7 ةس ًيف ٍ ًٝؿ ىَ و 9
ن
917 اتلٮبح 99 ًإ ٍر ىوةدا 3
ُّ َ
999 اتلٮبح 99 ك ف ِۡركثي ٌَِ ِ 4
ۡ ُ ْٓ
89 يٮقٙ 93 جػٔاٱر ِ 5
ى
94 اإلِساء 95 ىرب ٱ ٍرمحٍ ي٭ ى٧ة 6
ى ى
98 األ٩بيةء 97 ل ً ى ٨ً ٧ٱ ٍردىض 7
99 املؤ٪٦ٮف 98 ىرب ٱ ٍر ًص يٕٮف 8
ى ٍى ي ٍ
51 اجلٮر 98 أـً ٱردةثٮا 9
ى ى ىل
55 اجلٮر 98 ذلل ٱ ٍردىض ا ً 91
َ
37 اجل٢٧ 99 ج ۡع إ ِ َۡل ِٓ ًۡٱر ِ
ۡ 99
َۡ
4 اُ٣الؽ 98 ٱرح ۡب ُخ ًۡ إ ِ ِن 99
97 اجل٨ 99 ٱرحَ َ ٰ
ض إ ََّل ٌََ ۡ 93
ِ ِ
ن
99 اجلجةء 31 ًم ٍؿ ىوةدا 94
102
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
ۡ َ
94 ضؿٛ٣ا 31 َِلِٱل ٍِ ۡر َضاد 95
98 ضؿٛ٣ا 31 ٱ ٍر ًص ًِع 96
Keterangan :
Semua lafadz di atas dibaca tafkhim karena ada 2 sebab :
1. Ra` mati jatuh setelahnya kasrah yang baru datang, bukan asli.
2. Ra` mati jatuh setelahnya kasrah asli, akantetapi setelah ra`
terdapat pada huruf isti’lâ yang tidak berharakat kasrah.
ٌي
3. Untuk Lafadz ٍؿ وؽًٚ لك Juz 19 surat al syu’ara ayat 63 ra`nya
boleh dibaca dua wajah,yang pertama tafkhim karena ra` mati
bertemu huruf isti’lâ` yang kedua tarqîq karena terbaca kasrahnya
huruf sebelum dan sesudah ra`. Dalam kitab ahkamuttajwid
terdapat keterangan : (14
ٌ َْ ََْ َْ َ َ ُ ََ
ؿصائِب ِرواي ِث خك ٍص وحنتِيٕات
BACAAN GHARIB RIWAYAT IMAM HAFS DAN BACAAN-
BACAAN YANG HARUS DIPERHATIKAN
٭ة ظؿؼ اقذٕالء٤جٝح ك٪٠) أف دسٮف قة9( يف زالث ظةالتٟ كجيٮز ذل٥ؼيٛ كاتلٜيٝرت٣ صٮاز ا.(14
ٍ
ة (يف٬رس أوٌل كبٕؽ٠ ٭ة٤جٝح ك٪٠) أف دسٮف قة9( ) ٍُؿًٞ ٣ة يف ( ًمِرْص س ا٧٠ كٮر١ م٫٤جٝ ك٨قةز
كٮرة١ كمٙٝح بكجت الٮ٪٠) أف دسٮف قة3( ) ٍؿ وؽًٚ ( ة يف٧٠ كٮر١ح) ظؿؼ اقذٕالء م٧ف الكٛ٩
ىٍ يي
)93- 99 ؾ ًر) (أظاكـ اتلضٮيؽ ص٩رسس
ً ة يف (ي٧٠ حٚة يةء حمؾك٬ كبٕؽ٢ؽ الٮو٪ٔ
103
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
الكٮرة
٠يٛيح اٞ٣ؿااح ٝؿااح ٗؿيجح
اجلـء
األيح
٧٩ؿة
) panjang satuثة٩-ة( ى ي ى ى ىٍ
35 ابلٞؿة 9 .9ىكالت ٞىؿ ىبة -ذذىٍ ١ٮ٩ة
alif
ى ى ى
٩) panjang satuة( 57 ابلٞؿة 9 .9ىك ى٦ة ّ ٤ي٧ٮ٩ة
alif
ى ٍ
) panjang satu alifر( ابلٞؿة 9 .3أف ىَ ل٭ ىؿا
995
ُ
َ .4ويَ ۡتط ُط
ٍ
يىب يك يٍ ثةلكني ابلٞؿة 9
945
104
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
39-38
األٔؿاؼ 8
alif
ٍ ۡ
ب ى ٍك ىُح ثةلكني69 األٔؿؼ8 َۖ ةَط َعث.99
ي ي
( )أكpendek satu األٔؿاؼ 9 ٥ٍ ىقأ ٍك ًريس.99
945
harakat
( )َعpendek satu
َّ ً َ .93
harakat dan cara
األٔؿاؼ 9 ِيػا ٱَّلِي َج
958
ى ٍى ل
bacanya yaitu :
٨ٍاذلي
ً ٨ً َٕجي
ً
Jika diwashalkan
ثdiidghâm kan َ َّ َ ۡ َ .94
األٔؿاؼ 9 د ذ ٰل ِم
ۚ ٓيي
976
pada ذ.
( )الpendek satu
َۡ ًَ ٓ
األٔؿاؼ 9 َشا َء ٌَرل ٱىل ۡٔ ُم.95
977
105
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
ٍى
حتذى ى٭ةTa‟nya
ٍى ٍى
fathah, dan
اتلٮبح99 جت ًؿل حتذى ى٭ة.98
911
didepannya tidak
ٍ
ada ٨٦ً
َ ۡ .91
diidghâm kan pada
mîm , serta 49 ٮد٬ 99 ٱرنب ٌَّ َػ َِا
berdengung.
(Idghâm
Mutajanisâin).
(٬) pendek satu harakat ketika ىٍى ي
diwashalkan,dan sukun ketika ٫ػٞٛةج٦ ى.99
diwaqafkan, sebab ha‟ bukan ha‟
dlamir mufrad mudzakkar,
)99 / ٮد٬ 99 (اجلـء
melainkan bagian dari kalimat itu.
ةـ٧ إمArtinya : menyampur fathah
ى ىٍى ٍ ل
dengan dlammah didalam membaca ة٪ػػ٦ الدأ.99
ghunnahnya nûn , dengan bibir
)99 / ٙ يٮق99 (اجلـء
maju kedepan (mencucu,-
memoncongkan mulut isyarat
106
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
107
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
( )زاpanjang satu
69 ٙ٭١ ال95 ة ىص ى٧ى ل٤ىٚ .31
ةك ىزا
alif
ل ى ٍ ى ل.39
( )داpanjang satu
64 ٙ٭١ ال95 ةردؽا ٚ
alif
ى
( )داpanjang satu
65 ٙ٭١ ال95 ىٮ ىص ىؽاٚ .39
alif
ى ى ٍ ي ى ل ى.33
( )الpendek satu
46 ٥ مؿي96 ٟ٪َج ألر
harakat
ي
(٫ )ػpendek satu
َ ى ي
99 98 ُِّ ف َنٰن/٫٠ً ىٮاٚ .34
harakat ketika
diwashalkan dan ٮف٪٦املؤ
mati ketika
diwaqafkan
) (ؽberharakat
108
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
109
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
ى ى لى
) (ذfathah 99 خ٤ىٚ 94 ٨ً ٍ ة ٱذلي٩ أ ًر.46
٢تك٭ي٣ا ٞ ّ م َو َغ َر
بي ٞ ّ َء۬ا ۡغ َج
, artinya : Hamzah yang
ِ ِ .47
)44 / خ٤ىٚ 94 (اجلـء
kedua dibaca antara bacaan hamzah
dan alif terdengar seperti ha` samar.
(ؿ,٬) kasrah dan ٬
ّ َ َ َ .48
88 الـػؿؼ95 ِ ورِييِِّۦ يٰر
ب
panjang (٬ Dlamir).
ُ ُۡ
bertemunya dua huruf mati.
ۡ
(matinya lam ta’rif dan sinnya ٱِل ۡش ًُ ٱىف ُصٔق
ِ ةِئ َس.51
lafadz ٥)اق, cara membacanya : )99 / احلضؿات96 (اجلـء
ٍ
٥ ثًئ ىف ل ً ٍك يsesuai dengan kaidah
رس١ اذا ظؿؾ ظؿؾ ثةل٨اذ الكةز
apabila memulai membaca lafadz
ٍٍي
)( ًائذٮ ًىنmaka hamzah yang mati
(hamzah yang kedua) diganti
م ٔنخُ ٱلص َم ٰ َنٰت ۡٱئ
َّ ِف
dengan dan hamzah washal ِ ِۖ ِ ِ .59
(hamzah yang pertama) dibaca
kasrah dan panjangnya satu alif,
)4 / ةؽٞ األظ96 (اجلـء
ٍ
seandainya ditulis ًاحذي ٍٮ ًىن tetapi
apabila diwashalkan maka hamzah
yang kedua tetap dan terbaca sukun,
110
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
sesuai dengan kaidah dibawah ini :
ٍ ي ى ٍ ٍ ٍ ى ًّ ى ٍ ى
٨ٍ ٧ً آزً ٍؿ ىكائذى٠ ٨ٍ وح اًف ي ى ٍكس٧ * ًلك ى٨ٍ ٦ً ٨ً ٍ ىـي٧٬ ؽا اثٍؽؿ زة ًجينة٦ىك ى
ٍى ى ٍى ٍ ى ٍ ه ى ه ى ىٍي ي ل ى
ك ٍقتس ًبذيٮا٫ً خ * ًإال ًاذا ٍابذي ًؽل ًث ال يثجٜـ ق ًةث٧٬ ٢ً ٮو٤ًل
( )داpendek satu ً َ َ َ ۡ َ ٓ ُ َّ َ َ
وأُّۥ أْيم َعدا
َ ُۡ
51 ٥ اجلض97 َ ُ ۡ .59
ٰ ٱۡل
harakat, cara
ٰ ََع ًد ِن ٱۡل
bacanya: ول ول
كص٭ني ثةلىةد اك ۡ ُ َۡ
37 ُٮر٣ ا97 َ
أم ْ ًُ ٱل ٍُط َۜ ۡي ِع ُرون .53
ثةلكني
ى
( )دfathah 97 احلرش98 ٨ً ٍ ػة ً ىدلي.54
) (كاpendek satu
َ ْ ُّ َ َ َ .55
99 ٕح٧ اجل98 أ ۡو ل ۡٓ ًٔا ٱُفض ٓٔا إَِلۡ َٓا
harakat dan cara
ُّ ى ٍ ى ٍ ى ٍ ى
bacanya :
ٌٮاٛأكل٭ٮ ًف اج
ٍ ىى
( )ألpendek 1 93 احلرش98 ٥ٍ أل جذي.56
harakat
ََ
ِۖ ٌَِ حفٰ ُٔ ي.57
) (كpendek 1
3 ٟ٤ امل99 ت
ً ص َلْ َوأَ ۡغ َلٰل َو َش ِػ
harakat
َ
Lam yang ke kedua apabila ۡيا ِ ٰ َشل
diwashalkan maka dibaca pendek
ى ى ى.58
dan apabila diwaqafkan maka ٢قال ًق/
mempunyai hukum dua wajah,
sukun atau panjang satu alif. )4 / اإلنكةف99 (اجلـء
ى
Lafadz اري ىؿا ى ٍ
ً ٮٝ yang pertama apabila ۡ َ َ .59
ۡ َُز َٔاب ََك
ج ي وأ
diwashalkan maka Ra‟ yang kedua
111
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
َْ ََ َ۠ ََ
pendek, dan apabila diwaqafkan maka
Ra‟nya panjang. كٔارِيرا١٥ كٔارِيرا
ٍ ىى
Lafadz اري ىؿا
ً ٮٝ yang kedua apabila اإلنكةف99 (اجلـء
diwashalkan maka Ra‟ yang kedua )96-95
pendek, dan apabila diwaqafkan maka
Ra‟ yang kedua sukun.
99 املٕةرج99
( )ـkasrah بً وؾ٦ً يى ٍٮ.61
66 ٮد٬ 99
ؽdiidgâmkan pada
ُّ ى ى ٍ ى ٍ ي.69
ٍ٥سٞ
( ؾIdghâm 91 املؿقالت 99 ٤ َن٥أل
MutaQâribain)
99 املةاؽة6 اثٍ ىن ىٔ ى ى
رش .64
( ٍلya‟nya mati) 96 الكجةء99
ى ى ي ي
٢ذ ىكات أك و .65
bacaan lain
ٍ ى
9 ٜ٤ُ٣ ا98 ذ ىكل ىٔؽ وؿ .66
ٍى ىي َٱلز َن ٰٔةَّ ْ َءاحَ ُٔا
ءادٮاta‟nya fathah, 977 ؿةٞ ابل3 .67
112
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
bila diwashalkan
wawunya dlammah,
5,99 اتلٮبح91
dan bila diwaqafkan
menjadi bacaan lain 49 احلش97
(wawunya disukun)
913 األٔؿاؼ9
83 يٮنف99
ٍى َ َ
ال yang terdapat
97 ٮد٬ 99 ٥ٍ ىمالاً ً٭/ َليِّْۦ ِ م
ىى ىى
٥ٍ إلي ً٭
pada lafadz
disamping dibaca 46 ٮف٪٦املؤ 98 ً م / ٫
ً ي إل
ً م/
pendek
39 ىهٞ٣ ا91
46 الـظؿؼ95
68 ٮد٬ 99
داpada lafadz
38 ةفٝؿٛ٣ ا99 ْ َ ُ َ .68
d isamping, ketika
ثٍٔدا
diwashalkan dibaca
pendek dan mati
38 جٮت١٪ٕ٣ا 91
ketika diwaqafkan
59 ٥ اجلض97
طdiidghâm kan ئ ب ى ىكػ ل ٍ ى٣ .69
98 املةاؽة6 ُخ ً
pada تdan bacaan ُّ ى لؿٚة٦ ى.71
81 ٙ يٮق93 ٥ٍ َذ
ُّ أى ىظُخ.79
qalqalahnya hilang
namun sifat ط-nya 99 ٢٧ اجل99
ُّ ى لؿٚة٦ ى.79
(ithbaq) masih
tetap, caranya : ط 56 الـمؿ94 َخ
113
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
diidghâm kan pada
تdan qalqalahnya
hilang, tetapi lidah
tetap menempel
pada langit-langit
mulut untuk
menjaga sifat
ithbaqnya ( طposisi
mulut maju) lalu
mengucapkan ت
disertai dengan sifat
hamsnya ت
ي ي ٍ ي
– أك ًىل- أكلٮا
أكseperti contoh disamping semuanya .73
ي ى ى
pendek ٟػػ ًب٣أك
ketika diwaqafkan tanwinnya hamzah ن ً ىكآ نء- ىآ نء٪ً ث- آ نء٦ى
– ىق ىٮآ نء.74
yang mahal nashab diganti alif dan
panjangnya satu alif, dan dinamakan mad
„iwadl dan sejenisnya
ةٚذط اظؾٚ ٮ ٗري٤ة كدٛٝة * كٛ٣ ا٢ٕذط اصٚ ازؿ٨ٮي٪د dibeberapa
tempat
ى ل ى ي ي.75
أالتٕٮلٮا
Setiap mad thabi‟i yang terdapat diakhir
ل ٍ ي
kalimat, ketika diwaqafkan tetap dibaca
panjang satu alif (jangan sampai lebih
ًىت٪ ىكادػ ًٌل ىص.76
ٍى ى ى
ى٭ة٪ة اهلل خٛ خ.77
atau kurang).
114
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
Ha‟ dlamir mufrad mudzakar yang
terletak setelahnya huruf yang
berharakat, seperti contoh disamping
115
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
َْ ْ َ َُ َ
ي
ِ ٕم ِصائث وج
LAFADZ -LAFADZ YANG DIBACA DUA WAJAH
الكٮرة
ؿااحٞ٣يح اٛي٠ ؿااح كص٭نيٝ
اجلـء
األيح
ؿة٧٩
َ َّ ٓ ۡ ُ
ٕةـ٩اال 8 َِ كو َءاَّلن َر ۡي 9
943
Semua lafadz
disamping boleh dibaca
dua wajah.
1. Hamzah pertama
َ َّ ٓ ۡ ُ
ٕةـ٩اال 8 َِ كو َءاَّلن َر ۡي 9
944
116
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
ى ىٍى ٍ ل
diidghâm kan, karena asalnya adalah
ةى٪ي٪٦ىالدىأ ٍ ى ػػة٪ػػ٦الدأ
:
7
b. Menyamarkan harakatnya nûn yang )99 ٙ يٮق99 (اجلـء
pertama disertai idghâm yang Ghairu
Tam, sehingga cara bacanya tengah-
tengah antara idzhâr dan idghâm .
Catatan :
ٞ
ّ وغ َر
Lafadz ب ي ٞ ّ َء۬ا ۡغ َجmenurut Imam Hafsh hanya satu wajah yaitu
َ َ م
ِ ِ
Tashil.
117
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
ًَْ َ َ ْ َُ َْ
وي ِكيث اً ِنصآئ ِث وركا
CARA PELAFADZAN KALIMAT YANG DIWAQAFKAN
ٌٍ ٍ ٌٍ ٍ
kemudian diqalqalahkan dengan kuat.
ٌٍ ى ى
Contohnya : ٜ ثةًحلى, ًىف احلىش, كدت
b. Jika huruf sebelumnya huruf qalqalah berupa huruf mad,
maka cara membaca qalqalahnya lebih rendah dari : a
ٍ ٍ ى ٍ ي
contohnya : ثً ىٕةد, ىكد ٍكد, دليٍؽ
ً
c. Jika huruf qalqalahnya tidak bertasydid dan huruf
ٌٍ ٍ ى ٌٍ ى ى ى ل ي ٌٍ ي ي ٍ ى ي ٌٍ ي ٍ ى ي
berdengung dulu, kemudian waqaf.
Contohnya : ٥ ًىف احل, ٥٤٬ ٢ٝ , ٨٬ أصٮر, ٨٭٧أتٚ
118
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
4. Jika akhirnya berupa huruf yang selain mîm dan nûn yang
ٌٍ ى ى ل ٌٍ ى ي ٌٍ ى ٍ ى ي ٌٍ ى ٍ ى ى
bertasydid, maka ditekan dengan jelas dan kuat. contohnya :
ؿٛ٧ ال, ٢٘ أف ح, ٔؽك, ىلع اجل ًب
Catatan :
Dalam membaca contoh-contoh diatas jangan sampai melebihi
batasan huruf yang bertasydid, sebab akan menimbulkan huruf-
huruf baru yang melebihi huruf bertasydid.
ٍ ٍى ل ٍ ى ى
5. Jika akhirnya berupa Ta` marbuthah maka diganti dengan Ha`
ٍى ىٍ ىٍى
contohnya : َيجح, ح٪ ًىف اجل, محح ر, حًَٛةا
6. Jika akhirnya berupa huruf hams, maka mengeluarkan suara tipis
ٍ ى ٍ ٞ ىك ىظ ل, ةس
ٍ ل
ringan dan mendesis. contohnya: ٟ٤ً ٍ رج٨ٍ ٦ً , خ ثًةجل
7. Jika akhirnya berupa huruf yang menyandang harakat tanwin
fathah dan setelahnya terdapat alif, maka tanwin di ganti dengan
fathah dan dibaca panjang dua harakat (satu alif)
ةٚذط اظؾٚ ٮ ٗري٤ة كدٛٝك ةٛ٣ ا٢ٕذط اصٚ ازؿ٨ٮي٪د
يٍ نٕة ثى ٍ ى٧ ىق, ة٧يٍ ى١
Contohnya : ىريا
ى ٍن ى
ً ً ً ة ظ٧ي٤ً ٔ
8. Jika akhirnya berupa hamzah yang menyandang harakat tanwin
fathah, maka diganti alif dan dibaca panjang satu alif, contohnya :
ىصـ نء, ةء ى ن٪ث
ن٦ ى, ةء : ىص ىـآ ىءا, آ ىءا٦ ى, ىآ ىءا٪ًث
ً dibaca sama
Qa‟idahnya sama seperti diatas.
9. Jika akhirnya berupa huruf yang menyandang harakat tanwin
kasrah atau dlamah, maka harakatnya menjadi hilang atau mati.
ٍ ٍ ٍ ىى
ٍ ٍىلع يلك ىمي
contohnya : ًبؾ٦ يك يص ٍٮ هق ي ى ٍٮ ى, ىك ىمن ي٭ ٍٮد, ئ
10. Jika akhirnya selain huruf qalqalah dan sebelumnya berupa
huruf yang mati, maka kesemuaannya huruf dibaca jelas.
Contohnya :
ٍ ٍى ٍ ٍ ىٍى ٍ ٍ ىٍ ى ٍ ٍ ى ٍ ٍ ٍ ى ٍ ٍٍ ٍى
.الن ٍف
ً ا, ٮٕٛ٣ ا, ال٭ؽم, ؽرٞ٣ ًىف ا, ثًةل٭ـؿ, ؿقًٛ ٘ىكاقذ
119
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
ٍ ٍ ةلى
رب ىكدى ىٮ ى
او ٍٮا ث ل
11. ً ketika waqaf Ra`nya di matikan sambil
ٍ ٍىى ى ٍ ٍ ىىى
memajukan bibir kedepan (sebagai isyarat Ra`).
12. أزؿفٚ , ٨ُٮقٚ ketika berhenti, Ra` dan Tha` di ucapkan dengan
mulut maju ke depan, kemudian di kembalikan seperti semula
ٍ ٍل ٍ ٍ ٍ ى
(meringis) sambil menekan lidah.
ٍ ى
13. ةس٪اس اخلى
ً ُش ال ىٮق ىٮ٨٦ً ketika berhenti pada lafadz ُش٨٦ً , Ra`-
ٍ ٍى ٍ ى ٍ ٍ ى ي ى ى ُّ ى ٍ ى ٍ ٍ ى
nya dibaca tafkhim, dan ketika washal Ra`- nya dibaca tarqîq.
14. ذ ٍطٛ٣هلل ىكا
ً ا ي
ِرْص ٩ , ٢ذٞ٣ ا٨٦ً ح أمؽ٪ذًٛ ٣ اketika berhenti pada lafadz
ذطٛ٣كا, ٢ذٞ٣ اmaka Ta` jangan terlalu dibaca mendesis (hamsnya
tidak terlalu kuat) dan apabila diwashalkan Ta` di ucapkan dengan
mendesis kuat (hams).
15. Jika huruf akhirnya berupa selain huruf mad (ك, م, )أ dan
sebelumnya berupa huruf mad yang mati, maka boleh dibaca mad
(tiga alif), Tawasuth (dua alif) dan qashar (satu alif). contohnya :
ىٍىي ى ٍ َ ّ ۡ ََٰ َ ى ل
ن ى ٍكذىٕ ي, ةس
يص و٨ٍ ٦ً ,ٮف
ٮع ٤٧ٕح,٨ً يى ٍٮـً ادليًٟ ً ةل٦ ى, ني ً اجل,ب ٱىعي ٍِي
ِ ر
Kecuali huruf akhirnya berupa hamzah, maka dibaca panjang
ى ى ٍ ىى ٍي ٍ ي
tiga alif dan hamzah di matikan selagi hamzah tersebut tidak
menyandang tanwin fathah.contoh : يؿ ٍك ٍءٝ , ئ ًك٧ كالال, ينآء
atau huruf akhirnya bertasydid, maka dibaca tiga alif dan huruf
ٌٍ ى ى ٌٍ ى ى ى
akhirnya di tekan sebelum di matikan.
Contohnya : كالصآف, وٮآؼ
16. Apabila huruf akhirnya berupa huruf Ra` dan sebelumnya berupa
huruf yang berharakat kasrah atau sebelumnya berupa huruf Ya
mati dan huruf sebelumnya berharakat kasrah maka wajib dibaca
tarqîq. Contohnya :
120
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
ىٍي ل ٍ ى ى ٍ ى ى ٍ ى ٍٍ ى ٍي ى ٍ ى ٍ ى
ًؽي ٍؿٝ ئ
مي و, دري ي ًكري, ٔ ًكري, ذُ٭ؿ, رب١ٚ , ؽزًؿ٧ال
Namun apabila huruf akhirnya berupa huruf Ra` dan sebelumnya
berupa huruf yang berharakat fathah atau dlamah atau sebelum
Ra` berupa alif atau wawu mati dan sebelumnya berupa huruf
yang berharakat fathah atau dlamah maka dibaca tafkhim.
ٍ ُّ ي ٍ ى ٍ ى ى ي ى ٍ ىٍ ىٍ ى ٍ ىٍ ى ٍى ٍ ى ى ي ي ٍ ى ٍى ٍ ي
Contohnya :
ٍ ى ٍ
, األج٭ةر, ًىف الـبؿ, ْؿ٪ كتل, كرآ ًء صؽر, كاْنؿ, ٮزؿ١٣ ا, أهلل أكرب
ُّ ي ُّ ي ٍ ى ىٍ ى ل ٍ ي ٍ ٍى ٍ ى ٍ ى ي ٍ ى
جنٮ ٍر٣ ا٫ً ٍ ًإحل, كر ات الىؽ ً ً ث, وجٮر, ىل االثىةر
ؾ ً أك, ٭ةرٞ٣ا
ُ َ ْ َّ
العىخث
SAKTAH
Saktah adalah berhenti (kira-kira) satu alif dengan tanpa
bernafas, didalam al Qur`ân saktah ada 4 tempat yaitu :
األيح اجلـء الكٮرة ذح١ الك٢حم ؿة٧٩
َ
9-9 ٙ٭١ال 95 ر ّيٍِا١ غ َِٔ ًجا9
َ َ َ َ
59 ٓ
يس 93 ٌَِ ٌَّ ۡرك ِدُاِي هٰذا9
َ َۡ ٌَ ِيوَ َ
97 ح٦يةٞ٣ا 99 اق
ي ر ور3
َ ۡ َّ َ
94 نيُٛٛامل 31 َك َۖ ةَو َران4
Peringatan !
Di sebagian mushhaf selain keempat saktah diatas, ada empat
bacaan saktah lagi, namun bacaan ini tidak di pakai / tidak boleh
dibaca saktah.
121
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
ََ َ َ
= أّا- =ء ّا
Nûnnya lafadz (ة٩ )ءdlamir muttashil selamanya dibaca panjang
ى ى ى ىٍى ىى
satu alif, baik ketika diwashalkan atau diwaqafkan seperti lafadz:
ة٩ة س صآء٩آء٪أبsedangkan lafadz )ة٩ (أyang berupa dlamir munfashil
mutakallim wahdah, ketika diwashalkan nûnnya dibaca pendek (satu
harakah) dan ketika diwaqafkan nûnnya dibaca panjang (satu alif).
Didalam al Qur`ân terdapat beberapa lafadz seperti tertulis ة٩ أ,
yang sebenarnya bukan ة٩ أ, dan harus dibaca panjang satu alif yaitu:
ُّ َ ُ َ َّ
= = ِِئ اً ِِت لحُس
Semua lafadz ) ( ًئharus dibaca panjang seperti lafadz :
ى ي ىى
آئ
ً أثػ, آئ
ً ُشًلtetapi di al Qur`ân ada empat tempat yang dibaca
pendek satu harakah , dibaca pendek ini dikarenakan ya‟ tersebut
bukan huruf mad, melainkan ya‟ tambahan yaitu :
األيح اجلـء الكٮرة ِرْصٞ٣ح ًئ ثة٤س٦األ ؿة٧٩
95 يٮنف 99 ِٓۖ ِ ٌَِ ح ِۡي َلا ٓ ِٕي َج ۡف9
س
َ َ َ َٓ
8 الؿكـ 99 ةِيِلا ِٕي َر ّب ِ ِٓ ًۡ ىك ٰفِ ُرون9
ۡ
91 ٢اجلع 94 بٰ َ ِإَويخا ٓ ِٕي ذِي ٱى ُل ۡر
َ 3
ى ٍ ىى
59 النٮرل 95 ةب كرآ ِٕي ًظض و٨٦ً 4
ُ
= = ؤا
ي
Semua lafadz ؤاharus dibaca panjang satu alif seperti contoh
ى ي ى ي
/ ذجىآؤا, صآؤا tetapi di al Qur`ân ada 23 tempat yang dibaca
pendek (satu harakat) ketika diwashalkan, dan dibaca sukun ketika
diwaqafkan, yaitu :
ي
األيح الكٮرة اجلـء ِرْصٞ٣ح ؤا ثة٤س٦ؿة األ٧٩
123
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
َ َ َٰٓ ُ ْ َ َ ُ ْ
5 األٕ٩ةـ 7 أۢنبؤا ٌا َكُٔا 9
ُ ۡ ُ َ َ َٰٓ ُ ْ
94 األٕ٩ةـ 7 ذِيسً ُشكؤا 9
َ ََ ُْ
87 ٬ٮد 99 ٌا ن َٰٓ
ش َۖؤا 3
ىٍىيٍ ى
85 يٮقٙ 93 هلل تٛذؤا دآ ً 4
َ َ َ ُّ َ َ ُ ْ
99 إثؿا٬ي٥ 93 فؤا ذلال ٱلضػ َٰٓ 5
َ ُْ َ ُ
48 اجلع٢ 94 َح َخف َّيؤا ظِلٰي ُّۥ 6
َ َ َّ ُ ْ َ
98 َ٫ 96 أح َٔكؤا َغي ۡي َٓا 7
76 َ٫ 96 ز ُؤا ْ ٌََ حَ َز َّ ٰ
ّك َج َ َٰٓ 8
َ َ َّ َ
م ََل َت ۡظ ٍَ ُؤا ْ ذ َ
999 َ٫ 96 ِيٓا وأُ 9
ٍ يٍ ىٍ
8 اجلٮر 98 ىكيىؽ ىرؤا خ ٪ى٭ة 91
ىٍ ٍ ي
77 اٛ٣ؿٝةف 99 ى٦ةحٕجى يؤا ثًس ٍ٥ 99
َ َ َٰٓ ُ ْ َ َ ُ ْ
6 النٕؿاء 99 أۢنبؤا ٌا َكُٔا 99
997 النٕؿاء 99
َ م ُؤا ْ ةَ ِ ٓ
ِن إ ِ ۡش َرَٰٓءِيو
َ
ُغي َ َٰٓ 93
َ َ ُّ َ ۡ َ َ ُ ْ
99 اجل٢٧ 99 يأحٓا ٱلٍيؤا َٰٓ 94
َ َ ُّ َ ۡ َ َ ُ ْ
39 اجل٢٧ 99 يأحٓا ٱلٍيؤا َٰٓ 95
َ َ ُّ َ ۡ َ َ ُ ْ
38 اجل٢٧ 99 يأحٓا ٱلٍيؤا َٰٓ 96
ُ َ َ ُْ
93 الؿكـ 99 عؤاشف َٰٓ 97
124
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
ََُۡ ُْ
98 ٚةَؿ 99 م يؤاٌ َِۡ غ َِتادِه ِ ٱىػي َٰٓ 98
َ َ ُ ُ ُّ َ َ ُ ْ
47 اغٚؿ 98 فؤا ذيلٔل ٱلضػ َٰٓ 99
َ ۡ َ ُ ۡ ُ َ َ َٰٓ ُ ْ
99 النٮرل 95 أم لًٓ ُشكؤا 91
َو َج َ َٰٓ ُ ْ َ ّ َ
41 النٮرل 95 زؤا شيِئثي 99
ىى ى ٍ يى ل يٍ
98 الـظؿؼ 95 أك ٨٦يجنؤا 99
ُ ُْ َّ
4 امل٧ذع٪ح 98 إُِا ةُ َرَٰٓءؤا ٌِِس ًۡ 93
ي
Dan perlu di ketahui juga ؤا yang dibaca panjang satu alif ,
baik ketika diwashsalkan atau diwaqafkan yaitu :
ي
األيح الكٮرة اجلـء األ٦س٤ح ؤا ثةملؽ ٧٩ؿة
ٓ يٍ
69 ابلٞؿة 9 ىكبىآؤا َ /وبَا ُءو 9
ى يٍ ى
91 ابلٞؿة 9 9ذجىآؤا /ذجىآ يءك
ى ى ىىل يٍ ى ى ى
ةت ى ل
967 ابلٞؿة 9 رب يءك ٧٠ 3ةتربؤا٧٠ /
ى ٍ ى يٍ ى ٍ ى
996 ابلٞؿة 9 ٚ 4ةًف ٚآؤاٚ /ةًف ٚآ يءك
يٍ ى ٍىيٍ يٍ ى ٍىي ٍ
968 آؿ ٔ٧ؿاف 4 ٚ ٢ٝ 5ةدرؤاٚ ٢ٝ /ةدرءكا
ى ٍ ىٍ ي ٍ
39 اتلٮبح 91 6أف حُ ًٛبٮا
َ ُ ْ
7 اإلِساء 95 93ؤُُسَيِلا ُو ُجْٔس ًۡ
ى ى ٍ ى ي ٍ
918 املؤ٪٦ٮف 98 ٝ 94ةؿ اػكػبٮا
125
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
يٍ ي ٍ
8 الىةٚةت 98 ًحلُ ًٛبٮا 95
ٍىي ٍ
99 احلةٝح 99 ًإٝؿءكا 96
ى ٍىي ٍ
91 املـم٢ 99 ٚةٝؿءكا 97
ى يٍ ى ي ٍ
Ada di beberapa tempat صآؤا /صآءكا 98
ُ
= ؤ=
ي
ؤ Di dalam al Qur`ân ada dua macam :
1. dibaca pendek (satu harakat) . yaitu :
ي
األيح اجلـء الكٮرة األ٦س٤ح ؤ ثةِٞ٣رْص ٧٩ؿة
ي ي
993 ابلٞؿة 9 9ن ً ىكآؤ ز ٍ٥
ُٓ ُ َ ُٓ ُ
99 ا٣جكةء 4 َءاةَاؤز ًۡ َوأ ۡب َِاؤز ًۡ 9
ََ
98 املةاؽة 6 خ َّ َٰٓ
ب ُؤهۥُ 3وأ ِ
ي ىى ي ي
99 األٕ٩ةـ 7 ُشًلآؤ ز ٍ٥ 4
ي ىى يي
937 األٕ٩ةـ 8 ُشًلآؤ٥ٍ ٬ 5
َ َٰٓ ُ َ ٓ ُ َ َ َٰٓ ُ َ
98 يٮنف 99 عؤُا 6هؤَلءِ شف
ىٍ ي
93 اإلِساء 95 ً٠ذىةثنة ج ٞىؿؤ يق 7
ُٓ َ َ
49 ال١٭ٙ 95 8أ ۡو يُ ۡطت ِ َح ٌَاؤْا
ٍ ى ي
49 األ٩بيةء 97 ى ٨ٍ ٦يىس ٤يؤز ٍ٥ 9
126
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
يى ى
37 احلش 97 ىكال ًد ى٦آؤ٬ة 91
ى ى ي ي ي
77 اٛ٣ؿٝةف 98 ل ٍٮالد ىٔآؤز ٍ٥ 99
زً ٌَِّ فَ ۡضيِِّۦٓ َ ۡ َ ُٓ ُ
93 الؿكـ 99 وٱةخِغاؤ 99
ى ى يى
39 ص 93 ٬ؾا خ ىُآؤ٩ة 93
زٍ٥ىٍ ي ىٍ ى ي ي
39 ٚى٤خ 94 ْن ٨أك ًحلآؤ 94
ٍ ي ي
99 النٮرل 95 يىؾ ىرؤز ًٍ ٥ذيٍ ً٫ 95
ي ي إ ٍف أى ٍ
31 املٟ٤ 99 وجى ىط ى٦آؤز ٍ٥ ً 96
ى ي
99 احلةٝح 99 ٬آؤ يـ 97
يي ي
ىص ىـآؤ يق -ىص ىـآؤ- ٥ٍ ٬
ي ي 98
ىص ىـآؤز ٍ٥
Ada dibeberapa tempat
127
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
ى
املةاؽة الىةثً يؤف/ ىك ل
69 6 َ َّ ٰ ُ ُ َ 4
ئٔٔن وٱىصت ِ
ى ى ى ى ى ى
991 اتلٮبح 99 ىكالح ىُ يؤف /ىكالح ىُبيٮف 5
ى ى ى ى ى ى
97 األظـب 99 ل ٍ ٥ت ىُ يؤ٬ة /ل ٍ ٥ت ىُبيٮ٬ة 6
ي ى ي ى
94 الىةٚةت 93 ىم ٍك يؤلٮف /ىم ٍكبيٮلٮف 7
ى ى ى ى
66 الىةٚةت 93 ذ ى٧ةل ً يؤف /ذ ىً ٧ةخليٮف 8
ى ى
49 ٚى٤خ 95 ذيى يؤ هس /ذ ىيبيٮ هس 9
95 اٛ٣ذط 96 أى ٍف ىت ىُ يؤ ي /٥ٍ ٬أى ٍف ىت ىُبيٮ يٍ٥٬ 91
ى ي ى
6 املةٔٮف 31 يي ىؿآؤف /يي ىؿ يآءكف 99
ي ي ي ي
يرؤ يس -يرؤ يق ي٭ ٍ - ٥يرؤ يقس ٍ٥
Ada
dibeberapa 99
tempat
ي ي يي يى ي
ىصةؤ ىؾ -ىصةؤ٬ة -ىصةؤ - ٥ٍ ٬ىصةؤز ٍ٥
Ada
dibeberapa 93
tempat
ي ي
Dari dua lafadz yang dibaca panjang, kalau kita cermatiؤ danؤا
adalah bentuk dlamir jama‟ mahal rafa‟, sedangkan yang dibaca
pendek bukan berupa dlamir jama‟ melainkan huruf asli dari lafadz
tersebut.
128
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
= = إذ
Dzal nya lafadz إذ mempunyai dua hukum yaitu :
1. Wajib idzhâr
129
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
َْ
= = مس
130
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
ْ َْ ُ َ
= = حاء حأجِي ٍد
Hukumnya Ta` ta`nits ada dua :
1. Wajib Idzhâr.
Ta` ta`nits wajib dibaca idzhâr (menjelaskan hamsnya ت )
131
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
ىه ى ى
ذضةنكني٦ إداغـ حًٛخ لَةا٣ةٝىك ط 3
ُْ َْ َْ
= مي, ٔي, = ةي
Hukum Lamnya ٢ٝ , ٢ ث, ٢٬ itu wajib diidghâmkan ketika
bertemu dengan salah satu dari huruf dua ( ر , )ؿdan tidak dibaca
saktah contohnya seperti :
اإلداغـ٥اإلق ح٤س٦األ احلؿؼ ؿة٧٩
ٍ
ٍ ٕ ى٧اصذى ى ي ل
ني٤ةز٧ذ٦ إداغـ خ ئ ً ً ٣ ٢ٝ ؿ 9
ى ي
ذضةنكني٦ إداغـ ٫ٕ لرذ ى٢ثى ر 9
ٍ
Kalau terbaca saktah, seperti yang terdapat pada lafadz : - ٢ثى
ى
ني( ىرافُٛٛامل, 31:94 ) maka wajib idzhâr , begitu juga wajib
132
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
ى ي ي
96 النٕؿاء 99 ٥ٍ ٬ةلٮا ىكٝ ك+ك 9
األكؿ ظؿؼ املؽ
5 الكضؽة 99 م ًىف يى ٍٮـو+م 3
َّ َ َّ
= َل, = إِل
ل
Lafadz ًإالyang menjadi alat ةء٪( إقتسpengecualian) dan lafadz
ىل
أال sebaiknya diwashalkan dengan lafadz sebelumnya, meskipun
berada pada permulaan ayat karena menjaga ma‟na yang masih
berhubungan dengan lafadz sebelumnya, seperti contoh :
ٌ
األيح اجلـء الكٮرة ٢ح إال يٮو٤س٦األ ؿة٧٩
َ
6-5 اتلني 31 َ إ ََّل َّٱَّل٥ ي
َِي َ ِ سفي َ ََ ۡ
ِ ٰ أشفو9
ِ
َ َ َ
95-94 ٢٧اجل 99 ۤاَّلَأ ْۤاوُدُجۡسَي٢٤ ذ ُٓ ًۡ َل َح ۡٓ َخ ُدون 9
ل
Sedangkan إال yang bukan adat ististna` atau dikatakan
ٍ
penggabungan lafadz إًفdengan ال, lebih baik dijadikan permulaan
(tidak diwashalkan) karena tidak ada hubungan dengan lafadz
sebelumnya, seperti contoh :
ٌ
األيح الكٮرة اجلـء ٢ح إال ال يٮو٤س٦ؿة األ٧٩
ل ىٍ ي
73 ةؿٛ٩األ 91 ٮ يق٤ٕ ىًٛإال ت 9
ٍى ل
39 اتلٮبح 91 يؿكاًٛ ٪ ًإال ت9
41 اتلٮبح 91 ِرْصك يق ٍ ي ي٪ إ لال ىت3
ً
133
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
ًّ ى ن
Perhatian!
91 - 8 قٮرة اتلٮبح أيح91 صـء/ ح٦ًإال ىكال ًذ ل
ًّ
Lamnya lafadz إال berharakat tanwin
َّ َ
= = ّلَك
Banyaknya lafadz الك di dalam al Qur`ân ada 33 tempat, yang
terdapat pada separuhnya al Qur`ân yang akhir dari 15 surat
makkiyyah, hukumnya الكterbagi menjadi 4 bagian :
ٌ
tempat , yaitu :
األيح الكٮرة اجلـء كاإلثذؽاءٙٝالك ثةلٮ ؿة٧٩
َّ َ َ
79-78 ٥مؿي 96 َك٧٨ خ ۡٓدا9
َّ َ
89-89 ٥مؿي 96 َك٨١ غ ِّزا9
ٓ َّ َ ُ ۡ َ َ َ
911 املؤمٮف 98 ذِيٍا حركج َك3
َّ َ ي ى ى
97 الكجةء 99 ُشًلآ ىء َك 4
ٓ َّ َ ُ ُث ًَّ ي5
95-94 املٕةرج 99 َۖ َك١٤ ِّجي ِ ِ
ٓ َّ َ َ َ َّ َ َ َ ۡ ُ َ
39-38 املٕةرج 99 َۖ َك٣٨ يم أن يدخو جِث ُػِ ي6
134
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
ٓ َّ َ َ َ َۡ
96-95 املؽزؿ 99 َۖ َك١٥ أن أزِيد 7
َّ َ َ َّ ٌَُّن
53-59 املؽزؿ 99 َۖ َك٥٢ َّشة 8
94-93 نيُٛٛامل 31
َّ َ
َۖ َك١٣ ِي َ ۡي ۡٱۡلَ َّوى ُ س ِع َ
ٰ َ كَ َال أ 9
َّ َ ََٰ َ ٓ ّ َ ُ ُ َ َ
97-96 ضؿٛ٣ا 31 َۖ َك ١٦ َن
ِ ذيلٔل ر ِب أه 91
َّ َ َ َ اَل ٓۥ أَ ۡخ
َۖ َك٣ َلهُۥ ُ َ ٌَ ب أَ َّن َۡ
ُ َي َص
4-3 ـة٧اهل 31 99
2. الكtidak baik untuk diwaqafkan dan tidak baik di buat permulaan,
tetapi yang baik diwashalkan dengan lafadz sebelum dan
ٌ
sesudahnya di dalam al Qur`ân cuma ada dua tempat, yaitu:
الكٮرة األيح اجلـء ٙٝؿة الك ال يبذؽء كال يٮ٧٩
َ َ َّ َ ُ
5 اجلجةء 31 ٥ ث ًَّ َك َش َي ۡػي ٍُٔن9
َ َ َ َ َّ َ ُ
4 اتلاكزؿ 31 ٤ ث ًَّ َك َش ۡٔف ت ۡػي ٍُٔن9
3. الك baik untuk diwaqafkan dan tidak boleh untuk di buat ibtida‟,
akantetapi baik diwashalkan pada lafadz yang sebelumnya dan di
mulai lagi pada lafadz setelahnya الك dan di dalam al Qur`ân ada
dua tempat :
ٌ
األيح الكٮرة اجلـء ال ثةإلثذؽءٙٝالك ثةلٮ ؿة٧٩
ٓ َ َ ۡ َ َّ َ َ َ
95 99 َۖ كال َك َۖ فٱذْ َتا أَِبيٰخ ِ َِا9
َّ َ َ َ
َ ِ ٌَ َكٓ َۖ إ ِ َّن
ۡ ِع َر ّب َش َي
69 النٕؿاء 99 ٦٢ َِي
ِ د ٓ ِ كال 9
135
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
baik untuk di buat ibtida‟, dan tidak baik diwaqafkan, di dalamالك 4.
al Qur`ân ada 18 tempat :
ٌ
األيح الكٮرة اجلـء ٧٩ؿة الك ثةإلثذؽء ال ثةلٮٙٝ
َ َّ ۡ َ
39 املؽزؿ 99 َ 9ك َوٱىل ٍَ ِر ٣٢
َ َّ ٓ َّ َ ۡ ٞ
54 املؽزؿ 99 َ 9ك إُِ ُّۥ حذن َِرة ٥٤
ىل ى
99 اٞ٣ية٦ح 99 3الك ال ىك ىز ىر
ىل ىٍ ي ى
91 اٞ٣ية٦ح 99 حت ُّجٮف 4الك ثً ٢
َكٓ إ ىذا ثى٤ى ى٘ ٍ َ َّ
96 اٞ٣ية٦ح 99 خ ً 5
َ َّ ٓ ل ى ٍ ه
99 ٔبف 31 َ 6ك ًإج ى٭ة دؾ ً ٠ىؿة
ىل ى ى ٍ
93 ٔبف 31 7الك ل ل٧ة حً ٞي
ٍى ى ىل
4 اجلجةء 31 8الك ىقيىٕ ٤ي٧ٮف
ى َ َّ ٓ ٍ ي ى
9 اإلُٛ٩ةر 31 َ 9ك ثى ٢دسؾثيٮف
7 املُٛٛني 31 ار جب ۡٱى ُف َّ َكٓ إ َّن نِ َتٰ َ َ َّ
91
ِ ِ
ى َ َّ ٓ ل
95 املُٛٛني 31 َ 99ك ًإج ي٭ ٍ ٥خ ٍ ٨ىرب ً٭ ٍ٥
ت ا ٍ ىالث ٍ ى َكٓ إ لف ٠ذػ ى َ َّ
98 املُٛٛني 31 ار
ً ؿ ً ً 99
ى ي َ َّ ٓ ى ي ل
99 اٛ٣ضؿ 31 خ اال ٍرض َ 93ك ًإذا دً ٠
َ َّ ٓ ل ٍ ٍ ى
6 اٜ٤ٕ٣ 31 إلن ىكةف َ 94ك إًف ا ً
136
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
َ َّ ٓ ى ٍ ى ٍ
95 اٜ٤ٕ٣ 31 ئ ل ٍ ٥يىجذى ً٫َك ً ٣ 95
ىل ى ي ٍ ي
99 اٜ٤ٕ٣ 31 الك ال د ًُٕ٫ 96
ى ىٍى ى ىل
3 اتلاكزؿ 31 الك ىق ٍٮؼ تٕ ٤ي٧ٮف 97
ىل ى ى ٍ ى ى
5 اتلاكزؿ 31 الك ل ٍٮ تٕ ٤ي٧ٮف 98
= ةَ َ ٰ
ل=
Semua lafadz ةَ َ ٰ
ل yang terdapat di dalam al Qur`ân ada 22
tempat dan mempunyai 3 hukum :
ََ
baik diwaqafkan sekalipun tidak terdapat tanda-tandaة ٰ
ل 1. Lafadz
waqaf, dan terdapat pada 10 tempat yaitu :
األيح الكٮرة اجلـء ثىًل املؼذةر ثٮ٫ٛٝ ٧٩ؿة
ٔن ٨٠ةَ َ ٰۚ َ َ ََُۡ َ
89-81 ابلٞؿة 9 ل ٌ 9ا َل تػيٍ
ِي ١١١ةَ َ ٰ 9إن ُن ُ
ِخ ًۡ َص ٰ ِدر َ
999-999 ابلٞؿة 9 لۚ ِ
َ َ َ َ
961 ابلٞؿة 3 ل 3كَال أ َو ل ًۡ حُ ۡؤ ٌَِِۖ كَال ةَ َ ٰ
ٔن ٧٥ةَ َ َُٰۡ ََُۡ َ
76-75 آؿ ٔ٧ؿاف 3 لۚ 4وًْ حػيٍ
ََۡ ُ َّ ُ ۡ َ ُ ْ ََ َ ۡ َٓ
979 األٔؿاؼ 9 ألصج ةِربِسًَۖ كالٔا ة ٰ
ل ش ِٓدُا 5
َ ُ ُ
98 اجلع٢ 94 ٌَا ن َِّا َج ۡػ ٍَو ٌَِ ُش ِٓٔء ِۢ ةَ َٰٓ
ل 6
ٓ َ َ َٰٓ َ َ ۡ ُ َ ۡ َ ُ َ َٰ
89 يس 93 لَع أن َييق ٌِريٓ ًۚ ةل 7
137
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
ي
ةت ٝىةل ٍٮا ةَ َ ٰ ث ٍى ى
51 املؤ٪٦ٮف 94 ل ةبلحً ٪ ً 8
َ َ َٰٓ َ ُ ۡ َ ۡ َ ۡ َ ٰ َ َ
33 األظٞةؼ 96 لَع أن َيـِي ٱلٍٔت ۚ ة َٰٓ
ل 9
ََ َ ُ َّ ُ َ َّ َ َّ َ
95-94 اإلننٞةؽ 31 إُِّۥ ظَ أن ىَ َئر ١٤ة َٰٓ
ل 91
2. Lafadz ثًل baik diwashalkan dengan lafadz sebelum dan
sesudahnya,dan di dalam Al Qur`ân ada 7 tempat yaitu:
األيح الكٮرة اجلـء ل املؼذةر ثٮو٫٤ ٧٩ؿة ةَ َ ٰ
ُ ْ
31 األٕ٩ةـ 7 ل َو َر ّب ِ َِا 9كَالٔا ةَ َ ٰ
َ َ ُ ُ َ َٰ ۡ
38 اجلع٢ 94 ل َوغ ًدا ٌَ 9حٍٔت ة
ٝ 3ي ٢ةَ َ ٰ
ٍ
3 الكجةء 99 ل ىك ىرِّ
ٓ ۡ َ َ َٰ َ
59 الـمؿ 94 ل ك ۡد َجا َءحم 4ة
ي
34 األظٞةؼ 96 ل ىك ىرب٪ىة ٝ 5ىةلٮا ةَ َ ٰ
ٝ 6ي ٢ةَ َ ٰ
ٍ
7 اتل٘ةث٨ 98 ل ىك ىريب
ل َق ٰ ِدر َ ٰ ََ
4 اٞ٣ية٦ح 99 يَ ِ 7ة
3. Lafadz boleh diwaqafkanثًل dan boleh diwashalkan, banyaknya
didalam al Qur`ân ada lima tempat :
األيح الكٮرة اجلـء ثىًل املؼذ ٙ٤ثني كو ٢ككٙٝ ٧٩ؿة
َ ۡ ُ ْ َ زنى ٌَُ َ
آؿ ٔ٧ؿاف 995-994 4 ل إِن حط ِِبوا ِي ١٢٤ةَ َٰٓ 9
ل ىك٣ىس ٍ ٨ىظ ٌىٍ ٞ ٰ ى ي ََ
79 الـمؿ 94 خ ً ٝةلٮا ة 9
138
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
ُ َ َۡ
َن َٔى ٰ ُٓ ًۚ ةَ َ ٰ
81 الـػؿؼ 95 ل َو ُر ُشي َِا و 3
ُ َ ُ ْ ََ َ
94 احلؽيؽ 97 ل َولٰه َِِّس ًۡ كالٔا ة ٰ 4
ٓ َ َ ُ ْ َ َٰ َ ََۡ َۡ ُ
ِس ًۡ َُذ ٞ
9-8 املٟ٤ 99 ل ك ۡد َجا َءُا ِير ٨كالٔا ة ألً يأح 5
َ َٰ َ
= نذل ِم =
٠ di dalam al Qur`ân banyak sekali, tetapi yang baikؾلLafadz ٟ
di waqafkan hanya ada enam tempat:
َ َ َ
اجلـء الكٮرة األيح نذٰل ِم املؼذةر ثٮ٫ٛٝ ٧٩ؿة
َ َّ َ َ َ ْ َ َ َ ًّ َ
913 يٮنف 99 اٌ ُِٔا نذٰل ِم َخلا َغي ۡي َِا 9وٱَّلِيَ ء
َ َ َ ۡ
91 ال١٭ٙ 96 ِشتا ٩٠نذٰل ِم َۖ 9
َ َ َ ََ َ
58 النٕؿاء 99 َوٌلا يم ن ِري يم ٥٨نذٰل ِم َۖ 3
ُ ۡ َ ٌ َ ۡ َ ُٰ ُ َ َٰ َ
98 ٚةَؿ 99 ُ 4مخيِف أىنُّۥ نذل ي
ِم
َ َ َ َو َج ۡػ ٍَث ََكُُٔا ْ ذ َ
ِيٓا َف ٰ ِ َ
98 ادلػةف 95 ه ِٓي ٢٧نذٰل ِم َۖ ي 5
59 96 ي َ ٥١ن َذٰل َِم ٌَا ٓ َأ ََت َّٱَّل َ
ِيَ َُ ِذ ٞ
ير ٌُّت ٞ 6
اذلاريةت ِ
139
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
ُّ ُ َ َ
َالعٖر
ِ قٖاح ِح
HURUF-HURUF AWAL AYAT
Huruf-huruf yang ada pada awal surat, harus dibaca mad dan
bacaan madnya terbagi menjadi dua yaitu :
1. Mad Thabi‟i, Huruf - huruf yang terkumpul dalam lafadz يح
ؿ٬ َةselain alif panjangnya seperti mad Thabi‟i.
2. Mad lâzim Huruf-huruf yang terkumpul dalam lafadz ٢ ٔك٥ز
يٞ٩ panjangnya seperti mad lâzim harfi kilmi mutsaqal (tiga
alif) Sedangkan cara membacanya sesuai dengan takte‟nya
(penggalan) huruf tersebut, adapun prakteknya sebagai berikut :
ؿااحٞ٣يح اٛي٠ ٮادط الكٮرٚ ؿة٧٩
ًٓٓال
Alif Laaa…..….m (3 alif) kemudian
berdengung dulu, terus Miii…..m (3 alif)
ٍ ى 9
seandainya ditulis ٥ٍ ٍي٦ آل ٍـٙ٣ً ا
ًٓ خ
kha. .. (1 alif) kemudian Miii…m (3 alif)
seandainya ditulis ٥ٍ ٍي٦ً ىظة 9
Ya.. (1 alif) kemudian Siii…..n (3 alif)
ٍ ٍ يىة ق يس ٓ 3
seandainya ditulis ني ً
ّظ
Tho.. (1 alif) kemudian Ha.. (1 alif)
ى
seandainya di tulis ة٬ ىَة 4
Tho..(1 alif) Siii…………m (3 alif) kemudian ٓ
ًٓ ظص 5
berdengung dulu (idghâm ) terus Miii………
140
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
ٍ ٍ ىَة ق
m(3 alif). seandainya di tulis ٥ٍ ٍي٦ ني ً
Kaaa……f (3 alif), Ha..(1 alif). Ya..(1 alif)
„Aiii…..n.(3 alif), kemudian berdengung dulu
ٓ ٓن
ٓٓيػص
(Ikhfa`) lalu Shooo ……d (3 alif), seandainya 6
ٍ ى ٍ ى ى ىٍٍ ى
di tulis : ة ية خني وآد٬ آؼ٠
alif laaa……m ٓ
ى ٍ ى ٍ ى الر
(3 alif), Ro.. (1 alif)
seandainya di tulis : آلـ راٙ٣ً ا
7
Tho.. (1 alif) Siii……n (3 alif), seandainya di
ٍٍ ى ٓ
ظس 8
tulis : قني
ً َة
ٓص
ٍ ى
Shooo……d(3 alif) , seandainya di tulis : وآد 9
ٍ ٍي ٓ
Nuuu ……n (3 alif), seandainya di tulis : ٮف٩
ن 91
ًٓ خ
Kha.. (1 alif) Mi ..m (1 alif) , „Aiii…… n (3
alif), Siii ……n (3 alif), Qooo ……f (3 alif).
ٍ ٍ ٍ ٍ ىخ٥ٍ ٍي٦ ىظة
آؼٝ نيني ًق ً 99
ٓغ ٓص ٓق
Seandainya di tulis
ٓال ٓ ٍٓص
Alif Laaa…..….m (3 alif) kemudian
berdengung dulu, Miii…..m (3 alif)
99
ٍ ى
Shooo......d(3 Alif) Kemudian Qolqolah.
ٍ ٍ ٍٍ ى
seandainya ditulis وآد٥ي٦ آلـٙ٣ً ا
ٓالٍٓر
Alif Laaa…..….m (3 alif) kemudian
berdengung dulu, Miii…..m (3 alif), Ro..(1
ى٥ٍ ٍي٦ آل ٍـٍٙ ٣ا ى 93
Alif) seandainya ditulis را ً
141
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
Cara melafadzkan fawatihussuar diatas selain mad-madnya,
berlaku juga hukum-hukum tajwid lainya, sesuai dengan
takte‟nya.
142
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
bernafas disertai niat untuk melanjutkan kembali kalimat-kalimat
Qur`ân yang dibaca, bukan berniat meninggalkan bacaan tersebut
(Nihayat al Qaul al mufiid hal. 153)
Ibtida‟ adalah Memulai membaca, baik untuk pertama kali atau
setelah melakukan waqaf, sedangkan washal adalah menyambung
atau meneruskan kalimat-kalimat al Qur`ân yang dibaca.
Secara garis besar waqaf dibagi menjadi 4 (empat) :
1. Waqaf Idhthirary yaitu berhenti karena terpaksa disebabkan suatu
hal, seperti kehabisan napas,batuk,bersin,menguap, lupa dan lain-
lain. Dalam keadaan seperti ini, Qâri` ̀ boleh berhenti dimana
saja. kemudian dia memulai lagi bacaannya dari tempat dimana
dia berhenti, jika ibtida‟ disitu dibenarkan, dalam arti tidak
merusak ma‟na kalimat.dan jika merusak arti kalimat, maka dia
wajib memulai dari pertama lagi dan berhenti pada tempat yang
dibenarkan.
2. Waqaf Intidzary yaitu berhenti menûn ggu, artinya berhenti pada
satu kalimat untuk membaca macam-macamnya Qirâ`at karena
berbedanya riwayat bacaan. hal ini berlaku untuk Qâri` ̀ yang
membaca Qur`ânnya dengan Qirâ`at sab‟ah atau Qirâ`at „asyr.
3. Waqaf Ikhtibary yaitu berhenti karena ujian atau latihan , artinya
berhentinya Qâri` ketika dia diuji oleh gurunya bagaimana cara
mewaqafkan lafadz tersebut pada waktu dia terpaksa berhenti
/waqaf, atau berhentinya Qâri` ketika mengajarkan suatu lafadz
dan ingin menerangkan lafadz tersebut.
4. Waqaf Ikhtiyary yaitu berhenti yang di pilih,artinya Waqaf yang
di sengaja atau di pilih, bukan karena sebab-sebab yang telah
lewat pada nomor 1, 2 dan 3. Waqaf ikhtiyary di bagi menjadi 4
macam
)966-954-953 ص: يؽٛٮؿ املٞ٣٭ةيح ا٩(
Pembagian Waqaf ikhtiyary menjadi 4, dikarenakan Waqaf ini
adakalanya bertempat pada lafadz yang susunan kalimatnya sudah
sempurna, dan tidak ada hubungannya dengan lafadz yang terletak
setelahnya, baik dari segi ma‟nawiyyah atau dari segi lafdziyyahnya.
143
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
Dan adakalanya bertempat pada lafadz yang susunan kalimatnya
sudah sempurna, tapi masih ada hubungan dengan lafadz yang
terletak setelahnya, baik segi lafdhiyyah atau ma‟nawiyyahnya. dan
adakalanya bertempat pada lafadz yang belum sempurna susunan
kalimatnya.
Sebelum kita mengetahui 4 macam dari Waqaf ikhtiyary, kita
harus terlebih dahulu mengetahui apa ta‟alluq ma‟nawy dan apa
ta‟alluq lafdzy tersebut? Yang di maksud ta‟alluq ma‟nawy adalah,
lafadz yang diwaqafkan masih ada hubungan atau keterkaitan dengan
lafadz setelahnya dalam segi ma‟na (arti/isi pembicaan)nya.
Sedangkan ta‟alluq lafdziyyah adalah lafadz yang diwaqafkan
masih ada hubungan dengan lafadz setelahnya dalam segi I‟rabnya.
Seperti lafadz setelahnya menjadi sifat atau ma‟thuf dsb.
Adapun perincian dari ke 4 waqaf tersebut adalah:
1. Waqaf Tam yaitu waqaf pada lafadz yang sudah sempurna
susunan kalimatnya dan tidak berhubungan dengan lafadz yang
sesudahnya, baik dari segi ma‟nawiyyah maupun lafdziyyahnya,
dinamakan tam, karena sudah sempurnanya kalam tersebut secara
muthlaq, dalam arti sudah tidak berhubungan sama sekali dengan
lafadz setelahnya. Pada umumnya waqaf tam terdapat pada akhir
suatu qishah, dan yang paling banyak terjadi di akhir ayat dan
َ ُ ۡ َ َ َ َّ َ ٓ ۡ َ َْ ُ
akhir surat, dan terkadang terdapat sebelum akhir ayat seperti :
34 ٢٧ اجل٣٤ َو َج َػي ٓٔا أغ َِّزةَ أْي ِ َٓا أذِىث َوكذٰل ِم َحف َػئن
ُ َ ٰ َ ۡ ُ ٰ َ ۡ َّ َ َ َ َ ٓ َ ۡ َ ۡ َ ۡ ّ َّ َ َ ۡ َ َّ
terkadang juga terdapat di pertengahan ayat seperti :
َ
٢٩ ىلد أضي ِِن غ َِ ٱَّلِن ِر بػد إِذ جاء ِِن ۗ وَكن ٱلشيطَ ل َِِلنس َِ خذوَل
)99 أيح99 ةف صـءٝؿٛ٣(ا
terkadang juga terdapat setelah habisnya ayat di tambah satu
َّ َ ُّ ُ َ َ ۡ ُ َّ
َ ون َغيَ ۡيًٓ ٌُّ ۡطتد
kalimat seperti :
)937 ةت أيحٚ َوبِٱَلۡ ِوۚ (الىة١٣٧ ي ِ ِ ِ ِإَوُسً َلٍر
Hukumnya adalah baik untuk berhenti pada waqaf tam
tersebut dan memulai pada lafadz setelahnya.
144
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
ٍ ى
kalimat setelahnya sudah tidak berkaitan dalam segi
lafdhiyyahnya, seperti kita waqaf pada lafadz ٨٦ً ال ييؤdalam surat
ى ىى ي ىى يي
al Baqarat ayat 6 dan ibtida` pada lafadz ٥ٍ ٍٮبً ً٭٤ٝ اهلل ىلع ٥ػذ
pada ayat yang ke 7. Hukumnya adalah baik untuk berhenti pada
waqaf Kafi dan ibtida pada lafadz setelahnya.
3. Waqaf Hasan yaitu waqaf pada lafadz yang sudah sempurna
susunan kalimatnya tapi masih berhubungan dengan lafadz
setelahnya dalam segi ma‟nawiyyah dan lafdziyyah. Di namakan
hasan karena baiknya waqaf pada lafadz tersebut seperti waqaf
pada lafadz ٥ الؿظي٨ الؿمحatau ؽهلل٧احل Hukumnya sebagaimana
berikut:
a. Baik bagi Qâri` berhenti pada waqaf hasan dan ibtida` pada lafadz
setelahnya jika memang merupakan Ra`su Ayat (akhir ayat)
seperti waqaf pada lafadz : ٕةملني٣ؽ هلل رب ا٧احل
b. Baik bagi Qâri` untuk berhenti pada waqaf hasan, akan tetapi jika
bukan akhir ayat maka tidak boleh ibtida` pada lafadz setelahnya
bahkan harus mengulangi pada kalimat yang tepat. Seperti waqaf
pada lafadz ؽهلل٧احل tidak boleh ibtida` pada lafadz ٕةملني٣رب ا
bahkan harus mengulangi lagi dari lafadz ؽ هلل٧احل
145
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
Catatan Penting :
Dianggap baik (bahkan disunnatkan) waqaf pada akhir ayat
dalam waqaf hasan. (walaupun masih ada hubungan dengan lafadz
setelahnya dalam segi lafdhiyyah) karena mengikuti sunah Nabi
Muhammad SAW. sebagaimana keterangan dalam kitab minnahul
fikriyah Hal 59 yang berbunyi :
٫ أثي٨ٔ ٫ ثؿكايذٙ٪ املى٨ؿق اث٠ح ملة ذ٪ ىلع رؤكس األم قٙٝ أف الٮ٥٤ٔ ا٥ز
ُٓ أيح أيحٝ ؿأ أيحٝ ٭ة “كف إذا٪ٔ ح ريض اهلل دٕةىل٧٤ اىل أـ ق٢ؽق املذى٪بك
ٙٞ ي٥ٕةملني ز٣ؽ هلل رب ا٧ٮؿ احلٞ ي٥ زٙٞ ي٥ ز٥ الؿظي٨ اهلل الؿمح٥ٮؿ بكٞي
. ذىه٩ “ اٙٞ ي٥ ز٥ الؿظي٨ٮؿ الؿمحٞ ي٥ز
ني٤ى٧٤ لkalau ibtida‟ lebih baik di ulangi lagi, jangan ibtida‟ dari
lafadz setelahnya.
146
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
ٍل ى ى ىٍ ى
SWT. ini adalah waqaf yang paling jelek, seperti waqaf pada
lafadz : ْح
ً ًإف اهلل اليكذ96 ؿةٞ( ىابلsesungguhnya Allah tidak
ٍل ى ى
malu). atau pada lafadz ) إًف اهلل ال ح٭ ًؽل59 ( (املة اؽةsesungguhnya
ىي ى ل
allah tidak memberi petunjuk) atau pada lafadz : اذلل ً ذج ً٭خ
ىؿ ىك يٛز ى
اهلل
ى
(958 ؿةٞ( )ابلmaka bingunglah orang kafir dan Allah).
Yang lebih jelek serta buruk dari yang atas adalah waqaf pada
kalimat manfi dimana setelahmya terdapat huruf ijab, sebagaimana
waqaf pada lafadz : هل
ًإ و٨ٍ ٦ً ة٦( ىك ىtiada tuhan) dari firman Allah SWT.
ى ى
yang berbunyi : هل ًإالاهلل ًإ و٨ٍ ٦ً ة٦( ىكtiada tuhan selain Allah) atau
ى ى ىٍ ى ٍى ى
waqaf pada lafadz : ةؾ٪٤ة أرق٦( كdan aku “Allah“ tidak mengutusmu
muhammad) dari firman Allah SWT.
ى ى ى ٍ ى ٍى ى ى ي ى ن ى ى ٍ ن
ًؾيؿا٩برشا ك٦ ةؾ ًإال٪٤ة أرق٦ك
(dan aku “Allah” tidak mengutusmu Muhammad kecuali sebagai
pemberi khabar gembira dan pemberi ancaman) dan masih banyak
lagi, maka berhati-hatilah.
147
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
Keterangan:
Diharamkan bagi pembaca al Qur`ân berhenti pada waqaf qabih
yang berakibat timbulnya kesan bahwa Allah SWT. mempunyai sifat
yang tidak patut bagi-Nya, atau berakibat rusaknya ma‟na atau
berubahnya ma‟na al Qur`ân, keharaman ini jika di lakukan dengan
sengaja (tidak dalam keadaan dlarurat atau terpaksa) serta
mengetahui arti dan ma‟nanya, bahkan jika sampai mengi‟tiqadinya
juga meyakini , maka dapat menjadikan kufur atau bahkan murtad.
“Na‟udu billah min dzalik”. jika tidak tahu mengenai hal ini, maka
tidak mengakibatkan kufur.
Betapa rumit sekaligus pentingnya pengetahuan dan pemahaman
dalam bab waqaf dan ibtida` ini, maka hendaknya seorang Qâri`
benar-benar memperhatikan masalah ini walaupun kita tahu terdapat
keterangan yang menjelaskan bahwa :
ةهل قػجت٦ كصت * كالظؿاـ ٗريٙٝ ك٨٦ ؿءافٞ٣حف ىف ا٣ك
Didalam al Qur`ân tidak ada waqaf yang wajib andaikan Qâri`
meninggalkanya, maka dia berdosa dan tidak ada waqaf haram yang
seandainya Qâri` melakukannya maka dia akan berdosa, kecuali ada
sebab lain yang menyebabkan keharaman waqaf dan menimbulkan
dosa bila sengaja dilakukan, sebagaimana waqaf pada lafadz ٨٦ ة٦ك
ٍي ٍ ٍى
اهلdan lain sebagainya yang terdapat pada bab ٙ ال ىٮر٫ً ٍة َي يؿ يـ ًذي٦ ى,
namun bagi kita (santri yang relatif sedikit faham dengan bahasa al
Qur`ân) hendaknya berhati-hati sekali dalam hal tersebut (haram
waqaf karena ada suatu sebab) dan kita biasakan diri untuk
mempraktekkan dalam membaca al Qur`ân, dan apa-apa yang yang
telah kita ketahui dengan dasar yang shahih dari para ulama ahlinya.
“Semoga Allah SWT. senantiasa memberikan taufiq & hidayahnya
kepada kita sekalian” AMIEN…
148
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
ُ َْْ ْ َُُْ َ
َا َيصم ذِي ِٓ الٖرف
BACAAN HARAM WAQAF
Bacaan yang haram diwaqafkan, apabila sengaja diwaqafkan
ada 17 tempat, maksudnya waqaf dengan sengaja pada 17 tempat ini
adalah hukumnya haram isthilahi yang berarti tidak haram syar‟i,
dalam artian berdosa, selagi tidak ada maksud-maksud tertentu yang
dapat menyebabkan haram syar‟i atau bahkan kufur. serta tidak
mengulang dan menyambungkannya baik ada tanda waqaf atau tidak,
seperti waqaf pada akhir kalimat seperti contoh di dalam al Qur`ân :
األيح الكٮرة اجلـء ٙٝ ظؿاـ الٮ٢حم ؿة٧٩
َ َ
ۡ ٓ َ ٓ ََ
97 ؿةٞابل 9 في ٍَّا أضا َءت ٌَا َخ ۡٔ َُلۥ9
ْ ُ ُ ُ َّ ُ ُ َ َ َ َ
943 ؿةٞابل 9 ذلال لًٓ ٱَّلل مٔحٔا9
989 ؿاف٧ٔ آؿ 4 هٞىٚ اهلل
ري إ لف ى3
ً ً
ي ىىى ى
39 املةاؽة 6 اهلل ٗ ىؿاثنة ر ي ٕ ذج4
ى ٍ ي ي ى ي٣ىةٝىك
64 املةاؽة 6 ً خ احلى٭ٮد يؽ ا
هلل ً 5
ل ى ى ي
73 املةاؽة 6 ر٣ً اهلل زة ًإف6
ى
84 املةاؽة 7 ةجلىة٦ ىك ى7
ىى ى ٍ ي
31 اتلٮبح 91 خ احلى ي٭ٮد ً ٣ةٝ ك8
اجل ىى ى خ ل ى ىى
31 اتلٮبح 91 ةرل ً ٣ةٝ ك9
8 ٙيٮق 99 ني ج ٦ ىىف ىً ىالؿ ي٣
و ً و ً 10
149
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
ى
99 إثؿا٥٬ 93 11ىك ى٦آ أ ٍجذي ٍ ٥ث يٍِ ٧رْص ً ل
خ ً ً
ي ى ى ىل ٍ ى ى
999 اإلِساء 95 12ل ٍ ٥حذ ًؼؾ ىك ندلا ىكل ٍ ٥يىس ٍ ٨يهل
َ ۡ َ ٰ َ ٰ َ َّ
ٱىذٰنِر َ
35 األظـاب 93 يَ ِ جو وٱىح ِفظ ِ 13
ابل٪ى
ى ى ٍ ى ى ٍ
الىةٚةت 953 93 ةتً أوُىف 14
َ َّ َ َ َّ
93 ا٘٣ةميح 31 إَِل ٌََ ح َٔ ٰل َوكف َر ٢٣ 15
ۡ َّ ۡ َ ٰ َ َ ُ
9 إِ٣رْص 31 ّس ٢
ٱۡلنسَ ى ِِف خ ٍ إِن ِ 16
4 املةٔٮف 31 ٚى ىٮيٍ ه ٢ل ٍ٤ي ٧ىى ٤ى
ني ً 17
ُ ُْ ُ ََْ
اف
رمٖز األوم ِ
ISYARAT WAQAF
Perlu sekali bagi pembaca al Qur`ân untuk mengetahui isyarat
(tanda) waqaf, yang sudah di tulis di dalam al Qur`ân, supaya dapat
memperoleh keutamaan, yaitu :
األكىل املٞىٮد الؿمٮز ٧٩ؿة
كٙٝ الزـ ـ 9
كٙٝ ٜ٤ُ٦ ط 9
كٙٝ صةاـ ج 3
كٙٝ وي٘ح ٢ٕٚأمؿ ٙٝ 4
كٙٝ الٮ ٙٝأكىل ًٝل 5
150
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
َ ْ ُْ ْ َ َّ ٌ ْ ُ ُ
رمٖز اً ِِت ِف خص ِف الُطد ِف
TANDA - TANDA
YANG TERDAPAT PADA PINGGIR MUSHAF
األكىل ىٮدٞؿة الؿمـ امل٧٩
tempat ruku‟nya Nabi Muhammad SAW,
ketika shalat.
رًلٮع ع 9
tempat berhentinya bacaan atau riwayat
ؿاءٞ٦ ء 9
tempat sujud setiap ada tanda الكضؽةdi
pinggir al Qur`ân, disunatkan melakukan
الكضؽة 3
sujud tilawat.
151
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
152
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
َ ۡ
51-49 اجلع٢ 94 َوِۤهَّلِل ُۤدُجۡسَي - ٤٩ -يُؤ َم ُرون۩ ٥٠ 3
ُ ُ ْ ُۡ
919 اإلِساء 95 كو َءاٌ ُِِٔا - ١٠٨ - ١٠٧ -خشَٔع۩ ١٠٩ 4
ُ ُ ْ َ َٰٓ َ
58 مؿي٥ 96 س ّيا۩ ٥٨
ِ ب َ
و ۤاٗدَّجُس ْۤاوُّرَخ - م أولئ ِ 5
َ ٓ َ َ ۡ َ َ َ َّ َّ َ َّ َّ َ ۡ ُ
98 احلش 97 ٱَّلل َحف َػو ٌَا يَشا ُء۩ ١٨ ألً حر أن ٱَّلل -إِن 6
َ َ َٰٓ َ ُّ َ َّ َ َ َّ ُ ُ ۡ
77 احلش 97 ِيَ -ى َػيس ًۡ تفي ُِدٔن۩ ٧٧
يأحٓا ٱَّل 7
َ ُ ُُ َ َ
61 اٛ٣ؿٝةف 99 ِإَوذا رِيو َ -و َزادْ ًۡ جفٔرا۩ ٦٠ 8
ۡ ۡ
95 اجل٢٧ 99 ۤاَّلَأ ْۤاوُدُجۡسَي َ - ٢٥ -ر ُّب ٱى َػ ۡر ِش ٱى َػ ِظي ًِ۩ ٢٦ 9
َّ َ ُ ۡ ُ َ ُ ۡ َ َ ۡ َ ۡ ُ َ
95 الكضؽة 99 ِبون۩ ١٥
10إِجٍا يؤٌَِ -وًْ َل يصخه ِ
94 ص 93 م َ -وَّۤرَخ ۤاٗعِكاَر َو َأَُ َ
اب۩ ٢٤
َ َ ََ ۡ َ ََ َ
11كال ىلد ظيٍ
َُ ۡ َ َۡ َ َ َ
ٚى٤خ 38-37 94 سٔ ٍُٔن۩ ٣٨ َ 12وٌ َِۡ َءايٰخِِّ - ٣٧-وًْ َل ي
ۡ ْ
69 اجلض٥ 97 ْۤ 13اوُدُجۡسٱَف ِۤهَّلِل َوٱخ ُت ُدوا۩ ٦٢
ُۡ ُ َ َ ُ َ ََ
99 اإلننٞةؽ 31 ِإَوذا كرِئ غي ۡي ِٓ ًُ ٱىل ۡر َءان َل َۤنوُدُجۡسَي۩ ٢١ 14
99 اٜ٤ٕ٣ 31 تب۩ ١٩
َ َۡ َ َّ َ ُ ۡ ُ َ
َ 15ك َل ح ِعػّ وۤۡدُجۡسٱ وٱر ِ
153
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
154
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
قٮرة الؿمح٨
ىف لك أيح (أى ٍـ ىْنٍ٨ي
ى ىٍ ٍ ي
اخلىة ًٞ٣ٮف ,أ ٍـ ْن ي٨
ةرِّ خ يى ى ثى ٍ ٢أى ٍ ٩ى ى ىٍ
ار ئٮف ,أ ٍـ ْن ي٨ ل
الـ 8
ً
٪ػـليٮف ,أى ٍـ ىْنٍ٨ي ال ٍ يٍ ٧
ً
ٍ ٍ
ال ي٧ج ًنبيٮف) قٮرة الٮإٝح
ي٥ ةف ىر ى ٍ ى ي ٍ ى ى
ِّ اً ًْ ٕ٣ قجع أػؿ قٮرة الٮإٝح 9
ني /هلل يىأٍدح٪ىة ث ٫ىك ي ٬ىٮ ىر ُّب ا ٍ٣ىٕةلى ٧ى ا ي
ً ً ًً
ٍ ى ى اهلل ىر ُّب ا ٍ٣ىٕةلى ٧ى
ني يىةذا اجلىال ًؿ ً
ي أػؿ قٮرة املٟ٤ 91
ٍ ٍ ى ى
إلقالـً ا ٨ ي د
ً
ٍى ىى
ىلع ة٪ ذ ٦
ً أ اـً ؿىكاٍإل ٍ ٠ى
ً ً ً
ي ٍ ى ى ى ى ٍى ٍ
ثىًل ,قجعةف ريب االىلع أػؿ قٮرة اٞ٣ية٦ح 99
أ ى ٦ل٪ة ثةهلل ىر ُّب ا ٍ٣ىٕةلى ٧ى ى
ني ً ً ً أػؿ قٮرة املؿقالت 99
أػؿ أيح 94قٮرة ا٘٣ةميح
ى ٍ ى ٍ اهلل ا ٍ٣ىٕ ىؾ ى
(ذيي ىٕؾثي ي ٫ي ى
ىرب أ ًٔؾ ًِّن ً ٨ٍ ٦ىٔؾاثًٟ اب 93
رب)ا ٍ ىال ٍ ٠ى ٍ
ةقبٍن ًظ ىكةثنة يىك ٍ ن
ريا ى ى
ً رب ظ ً ً أػؿ قٮرة ا٘٣ةميح 94
ي ٍ ى ى ى ى ٍى ٍ
يب االىلع قجعةف ر أػؿ أيح 9قٮرة األىلع 95
155
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
ى ٍى ٍ (قجط ٍ
ى
اق ى ٥ىرب ٟاالىلع) ً
ىٍ ى ل ى
آت جًِ ٛس ت ٞىٮا٬ة ىك ىزٌل٬ة ,
ىٍ ى ٌي ل
ال٤٭ً ٥
ري ى ٨ٍ ٦ىز لٌل ى٬ة ,أى ٍ ٩ى
خ ىك ً ُّحل ى٭ة خ ىػ ٍ ه 96أػؿ أيح 7قٮرة الن٧ف أى ٍ ٩ى
ىى ى ل ى ىىٍ
ى
ىىٍ ى ة) ا٬ٮ ق ة ٦ ك فو ٛ (كج
كمٮال٬ة
احل٧ؽهلل (٧٠ة ٝةؿ النيغ ٔ٧ؿ
97أػؿ قٮرة الٌىح
وة٣ط احلةج الٛ٧١يىك)
ل ى ى ىى ىى
ثىًل ىكأ٩ة ىلع ذلً ٦ً ٟى ٨النة ًً ٬ؽيٍ٨ 98أػؿ قٮرة اتلني
اهلل أى ٍك ى ٍ
رب رب ىآلإ ىهل إ ٌىال ي
اهلل ىك ي اهلل أى ٍك ى ٍ
ي ىف لك أػؿ الكٮرة ٨٦
ً ً
ٍ 99
هلل ل احل ى ٍ ٧يؽ
ىك ً ً الٌىح ظىت اجلةس
156
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
ى ٍى ى ٍى ى ل ى ي ى ل ى ىى ل ٍ ى ٍ
disadur oleh KH. Zainal Arifin Tahmid.
حل ى ٍ ٧ي ل ٍ
الكال يـ ىلع هلل ل رب إ٣ةل ً٧ني ,كالىالة ك ً ً ؽ الؿمح ً ٨الؿ ًظي ً . ٥أ هلل
ِمْسِب ا ً
ني ,اىل٤ل ي٭٥ل َجٕ ٍ ى ى
عج ٫أ ٍ ى ى ى ٍ ى ٍ ى ٍيٍ ى ٍى ى ى ى ى ٍى ى يىل ى ىى
ً أُش ًؼ املؿق ً٤ني ,قي ًؽ٩ة كمٮال٩ة حم ٧وؽ كىلع آ ً ًهل كو ً ً
ى ى ى ىى ى ٍ ى ل ى ى ل ىر لب٪ىة ىت ى ٞلج ٍ ٦ً ٢ل٪ة ىػذٍ ى ٥ا ٍ٣يٍ ٞؿ ى
ىف دًال ىكدً ً ٨ٍ ٦ً ٫ػ ىُة وء ً ة٪ ٦ً ف ك ة ٧خ ز ةك جت ك , اف ء
أى ٍكن ٍكيىةف ,أى ٍك ىحتٍؿيٍ ٙىلك ى٧ح ىخ ٍ ٨ىم ىٮإً ى٭ة ا ى ٍك ىت ٍ٘ي ٍري ىظ ٍؿؼ أى ٍك ىت ٍٞؽيٍ ٥أى ٍكدىأٍػريٍ
ً و ً و و ً ً ً ً ً ً ً و ً و
ى ٍّ ى ٍ ى ى ى ٍ ى
ةدة أ ٍك يج ٍ ٞىىةف ,أ ٍكدىأكيٍ ٢ىىلع ىد ٍري ى٦ة أ ٍ ٩ىـ ىتل ي ٫أ ٍك ىريٍ ٍ ى ى ىٍ ى ى
ت أ ٍكم ٟأ ٍكتٕ ًضيٍ و٢ و ً ى و ى ً و و أك ًزي
ٍ ى ى ىٍ ٍ ى
ِس ىٔح أ ٍك ىزيٍٖ ل ىكةف ,أ ٍك يكٝي ٍ ى ٔ ٍ٪ىؽ د ىال ىكد ٫أ ٍك ى ٠ىك ٢أ ٍك ي ٍ
ري ىك ٝو ٙأ ٍك ًإذاغـو ى ً ىً ٘ ث ؼ و ٮ و ً ً و و ً ً ًً
ى ى ى ى
اب ؿث ى٘ ٍري يٍ ٦ؽ ىٗ ٥أ ٍكإ ٍّ ى٭ةر ث ى٘ ٍري ثىيةىف ,أ ٍك ىٍّ ٦ؽ أ ٍكت ى ٍن ًؽي ٍ وؽ أ ٍك ى٧ٍ ٬ـ أ ٍك ىص ٍــو أ ٍكإ ٍٔ ى
و ً و و ً و ً ً و ً ً
ٍ ي ى ىٍ ٍ
ى ٍيٍي ل ىى لى ى ى ى ى ي ى ل ٍ ىٍ ى ى
ةف , ةؿ كال٧٭ؾ ًب ً ٨٦لك أحل و ري ٦اك وفٚ ,ة٠ذج٪٦ً ٫ة ىلع اتل٧ةـً كاً ٧١٣ ثً٘ ً
ى ٍ ٍ ىى ييٍىى ى ىل ٍ ى ى ى ى ٍ ىى يى ٍ ى ى ى ٍى ى ى ٍ ٍ ى ٍ ى
ار يزر٪ىة ٢ٌٚ ٚةٗ ًٛؿ جلة ذ٩ٮب٪ة يةربآق ,كيةقيؽآق ,كالدؤآ ًػؾ٩ة ية مٮال٩ة ك
ت ىجلىة ث ً ٫اٍخل ى ٍريى ٍ٤ٞ٣ت ىكال ٤ىكةف ,ىك ىٍ ٬ ى ٍ ى ى ىي ي ى ن ى ل ي ى ى ٍى ٍ ى ى ٍ ى
ً ً ٝ ٨٦ؿأق مؤدية ظ ٓ٦ ٫ٞاالٌٔة ًء كا ً
ل ى ل ى ى ى ل ى ى ى ى ل ى ىى ىٍ ى ىى ىٍ ىى ى ىى ىٍ ٍ ى
٣بنةرة كاأل٦ةف ,كالخت ًذ ٥جلة ثًةلرش كالنٞةكةً كالٌالً ٣ح كالكٕةدة كا ً
ل ى ى ٍ ىٍ ى ٍ ى ٍ
اٍ٘ ُ٣يىةف ,ىك ىجج ٍ٭٪ىة ىرجٍ ى ٢ا ى
ل٪٧ىةيىة ًٍ ٩ ٨ٍ ٦ٮ ىً ٦ح اً ٤ٛ٘٣ح ىكا ١٣ىكال ًف ,ىكآ ً٪٦ة ً٨ٍ ٦ ً
ىك ُّ
ىى ٍ ى ٍ يٍ ى ىى ٍ ى ٍ ى ٍ ىٔ ىؾاب ا ٍ٣ىٍ ٞرب ىك ٨ٍ ٦يق ى
اف ,كبيي ً ؽ ي ادل ٢ ً ك أ ٨ ٦
ً ك ريو سً ٩ ك ؿ
و ١ ٪ ٦ اؿ
ً ؤ ً ً ً
ةب٪ىة ىكي ى ٍ رياف ,ىكيى٠ ٨ٍ ٧ذى ى ٍى ىى ى ى ى ٍ ٍ ى ٍ
ي ي ٍىى ىٍ ى ىٍ
رس ً ر كأٔ ًذً ٜرٝةب٪ة ً ٨٦اجل ً ابلٕ ً كصٮ٪٬ة يٮـ
157
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
ىى ٍ ل ى ىى ٍ ىٍى ىى ىى ةحل ى ىك٪ى ى ىى ى ى ٍ ٍى ىى ٍ
٪١ة ًىف ً ق أك اط
ً الِرْص ىلع ة ٪ ا٦ ؽ ٝ أ خ ج ث ك , ةت ً ًظكةب٪ة كثْ٦ً ٢ٞياج٪ة ثً
ٍ ى ى ٍ ي ٍى ى ى ى ى يىل ى ىٍ ل ى ي ى ل ى ي ىى ٍ ٍ
,كأك ًؿ٪٦ىة اجل٪ة ًف ,كارزر٪ة ًصٮار قي ًؽ٩ة حم ٧وؽ ٔ٤ي ً ٫الىالة كالكالـ كق ًٍ ً
ىى
ى ى ى ىل ي ٍ ى ٍ ي ى ىى ى لٍ ى ىٍ ٍ ٍ ى ل يٍ ى ٍي ٍ ى
ةف ْني ً ٢كالـبٮ ًر كاٛ٣ؿً ٝ إل ً ثً ًٞ٤آاً ٟيةديةف ً ,إقذ ًضت دَعء٩ة ًِب ٜاتلٮراةً كا ً
ى ٍى ٍ ى ٍ ى ىٍ ٍ ى ى ى ىى ٍ ى ى ٍى ى ى ىٍ
إلٔال ًف ,ك ًزد٩ة ًٟ٤ً ٌٚ ٨٦ َجيٓ ٦ة قأجلةؾ ثً ًً ٫ىف الرس كا ً ,كأٔ ًُ٪ة ً
ىى يى ني ,ال ٤ي٭ ل ٥ى ٌ ى ٍ ى ٍ
ٟيىةأك ىؿا ىـ اال ٠ىؿ ٍ ٦ى ٍ ى يٍ ى ى ى ى ى ٍ
و ٢ىلع حم ل ٧وؽ ً مً ا ؿ ًل ك ؾ د
ا ً ً ً ً
ٮ ب ٓ اق ى
لٮ
ل ى ٍى ى ى ٍ ى ى ٍ ل ٍى ى ل ى ل ٍى ىٍ يٍى
ني ,ال ٤ي٭ ل ٥ىزي٪ة ثً ًـيٍ٪ى ًح امح
ةف ,ثًؿمح ًذ ٟيةأرظ ٥الؿ ً ً الرشيٕ ًح كا٣رب ً
٬ ً تةظ ً و ً
ى
ٍ ى ٍي ٍ ى ى ٍ ي ى ٍ ٍي ٍي
ِب ٤ىٕ ًح اٍ ٞ٣ؿ ىءاف ,ىكاً ٬ؽ٩ة ثً ً٭ ىؽايى ًح اٍ ٞ٣ؿ ىءاف ,ىكاػ ًذ ٍ ٥جلىة اٍ ٞ٣ؿ ىءاف ,كا٠ك٪ة ً ً
ى ٍ ي ٍى ى ى ى ٍ ٍي ٍي ى ي ى ٍي ى
ثً ًذال ىكةً اٍ ٞ٣ؿ ىءاف ,ىك٩ٮ ٍر رجي ٍٮ ىر٩ة ثً٪ي ٍٮ ًر اٍ ٞ٣ؿ ىءاف ,كاظرش٩ة ٓ٦أ ٢ً ٬اٞ٣ؿءاف ,
ى ٍ
ى ى ٍ ٍ ى ٍى ل ى ى ى ى ٍ ي ى ى ى ٍي ىك ىْن٪ىة ً ٦ى ٨اجل ٍ ى
اً ٦ح اٍ ٞ٣ؿ ىءاف , ةٔ ًح اٍ ٞ٣ؿ ىءاف ,كأد ًػ٪٤ة اجل٪ح ثًسؿ اف بًنٛ ً ري
ُّ ٍ ى ى ى ى ى ى ي ى ى ى ٍ يٍى ٍ ى ى ٍىٍ ىى ى ى ى ٍ
اب اف ,كَع٪ًٚة ً ٨٦لك ثال ًء ادلجية كٔؾ ً كارذٓ درصةدً٪ة ثًًٌ ٛيً ٤ح اٞ٣ؿء ً
ٍي ى ى ٍ ى ٌ ى ى ٍى ٍ ىٍ ٍ ال ًػ ىؿةً ًِبي ٍؿ ىً ٦ح ا ٍ٣يٍ ٞؿ ىٍى
ةف ,ال ٤ي٭ ل ٥اص ىٕ ً ٢اٍ ٞ٣ؿ ىءاف جلىة ً
ظ ى
ك إلً ً ا ك ٢ ٌ ٛ ا٣ ا ةذ ي , اف ء ا
ى ي ن ٍ ى ى ى ن ىى ُّ ٍ ى ى ٍ ن ى ٍ ى ٍ ي ٍ ن
اط ٍ ٩ٮرا , رب مٮنًكة ,ىك ًف اًٞ ٣يةً ٦ح مة ًٕٚة ,ىكىلع الِرْص ً ًىف ادلجية ً ٝؿي٪ة ,ك ًف اً ٞ٣
ي ى ى ٍ ن ٍ ن ى ى ن ى ى ٍ
اخل ى ٍ ى ل ى ى ٍى ل ى ٍ ن
ات لك٭ة د ًحلال ً ري ىل إ
ً ك ,ثة ة ض ظ
ً ك ارت قً ً ةر اجل ٨ ٦ ً ك , ىك ًف اجلً ٪ح ر ًذيٞة
ى ى ن ى ٍ ى ى ي ٍ ى ىىى ى ى ى ٍي ى ىٍى ي ى ٌ ى ى ٍي
محةف ,ال ٤ي٭ ل ٥ذٍ ٠ؿ٩ة ً ٫٪٦ى٦ة ك ًإ٦ة٦ة ,ثً ٟ٤ً ٌٛكصٮ ًدؾ كًلؿ ًم ٟية ر ًظي ٥ية ر
اؼ ا لجل ى ى
ى ٍى ى ى ٍ ى ٍي ى ى ٍى ى ٍ ي ٍ ى ى ى ىي ى ى لٍ ى ٍ ى ى
ةر
ً ٭ ن ًكح٪ة ,كٔ٪٧٤ة ً٦ ٫٪٦ة ص ً٭٪٤ة ,كارزر٪ة دًالكد ٫آ٩آء ال٤ي ً ٢كأَؿ
ىى ى ى ىٍ ن ى ٍ ى ٍي ىى ي ل ن ى ى ل ٍى ى ٍ ى ى ٌ ى ى ٍ ى
ني ,ال ٤ي٭ ل ٥الد ىؽع جلىة ًىف ٞ٦ة ً٪٦ة ٬ؾا ذ٩جة ,كاصٕ ٫٤جلة ظضح يةرب إ٣ةل ً٧
ى ىٍ ل ى ى ي ى ل ى ى ٍ ي ل ى ى ىي ى ى
ًإال دٍ ٛؿد ٫ىكال ٧ًّ ٬ة ًإال ٠نٛذى , ٫ىكال ىم ًؿيٍ نٌة ًإال مٛيٍذى , ٫ىكالدح٪نة
ادل ٍجيىة ىكا ٍ ىال ًػ ىؿةً إ ٌىال ٝى ىٌيٍذى ى٭ة يىةأى ٍر ىظ٥ى ةص نح ٨ٍ ٦ىظ ىٮااش ُّ
ً
إ لالٝى ىٌيٍذى ي , ٫ىك ىال ىظ ى
ً ً ً ً
158
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
و٤طٍ ني ٝي٤ي ٍٮب٭ ٍ ٥ىكأى ٍ الٍ ٧ؤ٪٦ىةت ,ىك ىأ ٍٙ ٣ىب ٍ ى ني ىك ي اٍٗ ٛؿ ل ٍ٤يٍ ٧ؤ ٍ ٪٦ى ل ٍى ى ٌي ل ٍ
ً ًً ً ً ً ً ً ً امحني ,ال٤٭٥ الؿ ً ً
ني ,اىل ٌ٤ي٭ ل ٥ا ٍ ٩ي ٍ ٍ
ىلع ىٔ يؽك ىؾ ىك ىٔ يؽك ٥ٍ ٬يىة إهل ا ٣ىٕةلى ٍ ٧ى ى ى ىٍ ٍ ى ٍ ي ٍ ي ٍ ىى
ِرْص ً ً ً ً ذات ثح ًً ٪٭ , ٥كاِ٩رْص٥٬
ٍ ٍ ى
ِرْصا ىٔ ًـيٍ نـا دااً٧ة ,ىكاص ىٕ ٢ئ ٤ى٧آ ىءقي ىك يك ىز ىر ىآء يق
ى ن ني ٩ى ٍ ن ةـ ال ٍ يٍ ٧ك ٍ ٧٤ى ةج٪ىة إ ى ٦ى ي ٍى ى
قُ٤
ًً ً
ن ى ٌ ى الٍ ٧ؤ ٍ ٪٦ى ٍى ٍ ىى ىٍى ٍ ٍ ى ٍ ى ىى ثة ٍ٣يٍ ٞؿ ى
ني ىق ًبيٍال ,ال ٤ي٭ ل ٥ر٭ ٍؿ ًً
ىلع ي اف اًْ ٕ٣ي ً ,٥كالجتٕ ٢لً٤اكً ًٚؿي٨ ً ء ً
ني ىك ىٔ ىكة ً٠ؿى ِرْص يصيي ٍٮش ال يٍ ٧ك ٍ ٧٤ى ٍ ى أى ٍٔ ىؽآ ىء٩ىة ىكأ ٍٔ ىؽآ ىء ادليٍ , ٨ال ٤ي٭ ل ٥ا ٩ي ٍ
ٍ ٌ ى ى
ًً ً
ٍ ى
اف ء ال ٍ ي ٧ىٮظ ًؽ ٍح ى ,٨اىل ٌ٤ي٭ ل ٥ثى ٍٖ ٤ىكأ ٍك ًو ٢ز ىٮاب ٦ة ٝىؿ ٍء ٩يةق ىكٍ ٩ٮ ىر ٦ة دٍ ٤ٮ ٩يةق ً ٦ى ٨اٍ ٞ٣ؿ ى
ي ى ى ى ى ي ى ى ى ى ى ٍ
ً
اح آهل كأى ٍك ىالدق ىكأى ٍ ى ىٍ ٍي ى ٍى ٍى ٍ ى
و ىعةثً ً٫ ًً اًْ ٕ٣ي ًً ٥إىل ير ٍك ًح قي ًؽ الٍ ٧ؿق ً٤ني ,ىك ًإىل أر ىك ً ً ً
ى
ى ى ى ى ل ٍ ى ى ٍى ٍ ى ي ي ٍ ن ى ٍى ٍ ي ه ىي ي ٍ ى ٍ ى ي
كاتلةثً ًٕني أَج ًٕني ,ػىٮوة ًإىل الٛ٘٧ٮر هل رك ًح مي ًؼ٪ة خ٧ؿ وة ً ٣وط
ى ٍ ى ى ٍ ىي ي ٍ ى يي ٍ ىى ٍ ىٍ ى ى ى ٍ ٍ ى ٍى ى ٍ
ةخي ً٫َجي ًٓ من ً ً اح ً ى
ًٛ ٧١ي ًيك كأوٮ ً ًهل كٚؿك ًٔ ٫كأ ٢ً ٬ثح ًذ ً ٫كإىل أرك ً احلآج اً ٣
ل ى لى ٍ النيٍغ يحمى ل٧ؽ ي٪٦ىٮر ث ٍ ٨ىخجٍ ل ى
يػ يى ٍٮوة ن إىل ير ٍ
الؿمةد ,ىك ًإىل ير ٍك ًح النيٍ ًغ هلل
ً ً ا ؽ ً ً ح ً ك ً
ى ٍ ن
النيٍغ ىم ٍؿ يزكىق ىد ٍظال احل ى ٌ ل ى ٍ
١ؿيٍ ٥احل ى ٌ ىٍ ٍ ى
ةج ىك ًإىل ير ٍك ًح ً ً ح ً ةج ىكإىل ير ٍ
ك ً خج ًؽ اً ً ٣
ٍ ٍ ى ي ي ى ٍى ٌ ى ل ٍ ىٍي ٍ ى
اح أ يو ٍٮل ً ً٭ ٍ ٥ىك ٚيؿ ٍك ًٔ ً٭ ٍ ٥ىكأ ٢ً ٬ثىح ًذ ً٭ ٍ, ٥ ةج ىك ًاىل أ ٍر ىك ً ىلع احل الني ًغ حمؿكس ً
ى ى
اح آثىةا٪ىة ىكأ لم ى٭ةد٪ىة ىكأ ٍب٪ىةا٪ىة ىكبى٪ىةد٪ىة ىكإ ٍػ ىٮا٪٩ىة ىكأ ٍػ ىٮاد٪ىة ىكأ ٍخ ى٧ة٪٦ةى ى ي ٍ ى ى ى
ً ً ً ً ً ً ً ً ى
ك ًإىل أرك ً
ى ى ل ى ىى ٍ ى ى ى ى ى ى ى ى ي ٍ ى ٍ ى لىى ىى ٍ ى ى ىٍى ى ى
كخ٧ةدً٪ة كأػٮ ًاجلة كػةالدً٪ة ,ك ًإىل رك ًح ٪٧٤ٔ ٨٦ة كأظكً ٨إحل٪ة ,ك ًإىل
ني ,إ ٍقذىضتٍ ةر لب ا ٍ٣ىٕةلى ٍ ٧ى ني يى ى آ ٦نح أى ٍَجىٕ ٍ ى ني ىكال ٍ يٍ ٧ؤ٪٦ىةت ىٔ ل اح ىَجيٍٓ ال ٍ يٍ ٧ؤ ٍ ٪٦ى ى ٍ ى
ً ً ً ً ً ً ًً أرك ً ً ً
ى ىى ٌ ي ى ىى ى ى ٍ ٍ ى ٍىي ى ٍىن ٍى ٍ ى ى ٌ ى
ني ,ال ٤ي٭ ل ٥ىو ً ٢ىك ىق ٥ٍ ٤ىلع أ ٍق ىٕ ًؽ دٔآء٩ة ًِب ٨٦ ٜأرق٤ذ ٫رمحح لًٕ٤ةل ً ً٧
َجٕ ٍ ى عج ٫أ ٍ ى ى ى ى ٍ يٍ ى ٍ ٍىٍ ى ى ٍي ٍ ى ٍى ى ىى ى ىى ٍ
ني , ً ًً و ك آهل
ًً ىلع ك , ني ٤ ً قؿ ٧ الك ء
ً ً آ يب ٩ أل ا ٓ ي
ً ً ًَج ر ٮ ٩ اؼ ً ُش كأ
159
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
ي ٍ ى ى ى ى ى ٍ ل ى ل ى ي ٍ ى ى ى ى ه ىى ٍي ٍ ى ٍى ى ٍ
احل ى ٍ ٧ي
هلل
ً ً ؽ قجعةف رب ٟرب إً ٣ـ ًة خ٧ة ي ًىٛٮف ,كقالـ ىلع ال٧ؿق ً٤ني ك
ني آ ٦ىى ى ٍى ى ٍى
ني ىرب إ٣ةل ً٧ني آ ً٦ني آ ًً ٦
160
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
ٍى ىل ي ى ٍىٍى ى ى ادل ىَع ٍء ت ٪٦لة ُّ ٍ ىٍ ى ى ٍى ٍ
ةف
ربةق كارمح٪ة ٓ٦الىػجي ً ًاقً٩ ٓ٧ؽا٩ة ىكاقذ ًض ً
ى ٍى ٍ ى ىٍ ن ى ٍى ل ى ٍى ٍ ى ىٍن ىي ٍي ى ى ي
ةف
كاج٭ش ثً٪ة ج٭ضة ٔ ًْي ٥الن ً ػٮاثي٫ كاجٛػٓ ثً٪ة جٕٛة يؽكـ ز
ٍ ٍ
ػٮ ًذيٍ ً ٜىكاإلذ ىَع ًف اتل ٍ ىكاٍ٣رب ىك ٍ ى اتلًف
ى ٍ ي ٍ ى ى ٍ ى ٍ ى ى ى ُّ ى
كا٦نن ٔ٤يػ٪ة ثًةل ً٭ؽاي ًح ك
ً
اف ٮًى ى ٍ
الؿ ك ةف
ى
ٚ ىكا ٥٤ٍٕ٣ىكاٍ ٕ٣
ػؿ
ٍ ٍ
اتلًف
ى ٍ ي ٍ ى ي ى ل ى ى ى ُّ ى
كاق ٟ٤ثً٪ةَؿؽ الكٕةدةً ك
ً ً ً ً ً
ةف ػؿ ٍاحلى ٍ ٞى ى ٍ ى ى ل ل ىث ى ٧ى اء ٍ ٤ٝٮبًػ٪ىة يىة ىر لب٪ىة
ى ى يي
ىكاص ىًٕٗ ٢ػؽ
ٍ ٍ
ني كمػؿبح الؿب ً ً ً
ٍ ٍ
يىة ىداا ى ٥ال ٍ ى ٍٕ ٧يؿ ٍكؼ ىكاالظ ى ًّ ٍ ٍ ى
ةف ً ك ً ً ً ىكاص ىٕ ٢جلىة ًىف ادلي ٍ ً ٨ىظْة ىكا ً ٚنؿا
ٍ
اد ً ً ى ي ٍ ى ٍ يى ى ٍ ىك ٍ ٍ ٍ ى ٍ ٍ ي ى
افِبً ٧١ح اٞ٣ؿء ً اق ً ٜاٛ٣ؤ ىكاص ىٕ ٢جلىة ثًةًٕ ٣ػٍ ٩ ٥ً ٤ٮ نرا ّة ً ٬نؿا
ةف ٧اتل ٍٮظيٍؽ ىكاٍإل ٍح ى ً ٨ٍ ٦ىػةلًه ل ٍ ى ٍ ن
الؿ ٍك ًح ً ٟ٪٦يرريىػح ٕني ُّ ى ٍىٍ ٍ
ً ً ً ً ً كاذذط ًً ٣
ى ٍ ى ى ثإٝى ى ى ى ى ٍ ى ٍ
ةفػري ظة وؿ ً ٬ ً ػ ىف ً ح
و ػة٦ ًً اُشح ثً٪ي ٍٮ ًر ىؾ يىةً ٠ؿيٍ ي ٥يو يؽ ٍك ىر٩ة ك
افـاً ٠ن ٍ ٙىديىةاًت يّ ٍ٤ىً ٧ح ا ٍ ىال ٍظ ى
ى ٍ
ك ًة ِس ٍك ىر ا ٣ى٤ٞت ىف يظ٤ى ٢الؿ ى ٍ ٍ ىكأى ًد ٍـ ي ي
ً ً ً ً ً
ٍ ى ى ى ى ٍ ىٍ ى امحػ٪ىة
ٍ ىكدى ىٮ لجلىة ىف يلك ى
اف ِب٧ةي وح دػؽذٓ يؽ إ٣ػؽك ً ًً ةؿ ىك ً و ظ ً
اخل ي ٍ ى ٍ اظ ى ٍِ ٛىم ى ى ٍ ٍ ى ى ٍ ار ىُ ٍٓ ى ٬ىٮ ى ى ٍ
افً رس ىف ً ةَع ك ك اجلً ٛف خ ٍ ٨اخ ىً ٧ةجلىة اء ل ك
ي ٍ ى ٍ ٍى ٍ ٔ ٍ٪ى ى ٍ ى ى ٍ ى ٍ ى
اف
ةب ثًؿصع ًح ال ًْ٧ي ً ً ك احل ى
ً ؽ ً ىكاٗ ًٍ ٛؿ ػ ىُةيىة٩ة ىكأٔ ًْ ٍ ٥اص ىؿ٩ة
ي ٍ ى ي ٍ ى ٍ ٍ ى ٍ ٍ ييٍى ى ٍ ي ٍ ي يٍ ى ٍي ٍ ٍى ى ى
ةف
كا ٟ٤ً ٬ص٪ٮد ا٣سً ٛؿكاُ٘٣ػي ً ني دس ُّؿ ن٦ة كاِ٩رْص صيٮش ال٧ك ً٧ً ٤
ى ى ل ٍىي ٍن ىى ٍ ىٍ ٍ ل ى ٍي ٍ ى ى ٍى ٍ
ةف
ٌٚػ٤ذً ٫دح٪ة ىلع األدي ً اذلل اء إ٣ؽ ًؿ ثًةدلي ًً ٨ كانرش لًٮ
ى ى ى ٍ ى ى يٍى ٍى ٍ ٟىكالؿ ىَعيىح كالؿًةى ىى ٍ ى ٍ ى
ةف ةز كَنج ًح األخي ً احلض ً ك ًإىل ً ً كأ ًدـ ثًٌٛػ ً٤
ى ىكر ىص ى ٍ ى ى ي ٍ ي ى ٍ ٍ ى
اف
ػ ٙد ً ةؿ دكتل٪ة ثً ُ٤و ً ً َجيٍ ىٓ يكالدً٪ىة ىك ٝىٌػةدً٪ىة ىكام ًً ٢٧
ىى ٍ ٍ اػ٤ى ٍٓ ىٔ٤يٍ٭ ٍ
ى ى ٍ ى ى ٍ ى ٍ ى ٍي ٍ ى ى
اف
ً ٮ ًى الؿ حٕ ٤ ػ
ً ً ٥ ك ػُىف أثىآئ٪ىة كارظً ٥بة ًق ال٧ى
161
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
ابل ٍ٤ى ىلع ٍ ي ىي ل ىٍ يي ىى ى ٍ ٍى ٍ ى ٍى ى
اف
ً ػؽ ًحلٕ ٥جٕٛ٭٥ ىكاظ ِٛجلىة اال ٍقيىةخ ًُ ٨ٍ ٦شا ًٕ ٣ىؽا
ام ٍ٤٧ي ٫ثةٍال ٍظ ى ىٍ ى ى ٍ ىى ٍ ى ى ٍ ى ى ى
ةف
ً ك ًىف ام ًؿ٩ة ك ً ً ً ػربقًكأزًت ًإل ًىه ٨٦اَع ً ً
ث ف
ى ٍ ٍي ي ٍ ى ى ٍ ى ل ى ى ٍ ى ٍ ىى ل ى ى ى ٍ ي ٍ ى ىى
الؿمحٍة ًف ٚؼ ًؿ الٮصٮقً كوٛٮةً ن ىلع كاصٕ ٢ات ٥والدً ٟاحلك
ٍى ى ٍ ى ل ىي ٍ ى ى ٍ ىى ى ى ى
ةف كاتلةثًٓ ل٭٦ ٥ؽل األزً ٦ ١ىؿاـً ىك ً ً
آهل ىكىلع وعةث ًذػ ً ٫اً ٣
اجل ى ٍ ٓ٧ثةٍال ٍح ى ى ٍ ٍ ى ى ٍ يل ل ى ي ىى
ةف ً ً ً ً ٧ كاػ ًذ ٥لً٭ؾا اجل ًب ىكآ ً٣ػ ً٫ ىلع ل ث ٥الىػالة
ةف ىلع ا ٍ ىال ٍديى ىى
ةىل ىكبؽيٍ٪ػ ٫ا ٍ٣ى
ٕ ري حم لً ٧ؽ
ٍى ٍ يى
ن ب ا٣ ل د ة يىة ىرب ثةل ٍ ى
٭
ً ً ًً ً ً ً ً ً ً
النيٍ ى ٍ ى ى ٍ ي ٍ ىى ل ى ٍ ٍ ى ى ىلع اال ٍ ٍ ى ٍ ىى
ةف
ً ُ ىن ىلع لً٤ع ٜكاِ٩رْص ً ِّن
ً ؽً ا٬ ك ىب
ًً ٤ ٝ ـً ال ق ً ثجخ
ٍ ى ى ي ى ىٍ ى ى ٍ ى ٍ ػ ٥ىجلى ى ٍ
ىكْن٪ىة خ ٍ ٨لك ٍ ٬ٮ ًؿ ال ً ٧ىع ً٨ نن ري ية ذا ال ًً ٧ ً ً ةخل ث ة اػذ ٍ
ً ك
ٍي ى ٍ ٍ ى ىى
ػؿ جلىة ىك ًخلىةدً ًَّم اٍ ٞ٣ؿ ىءاف كاٗ ًٛ يىة ىرب ىوًل ىلع ا لجل ًب ىكآ ً٣ػ ً٫
لك ىز ى ى ى ٍ ٍى ي ل ني ا١ٍ٣يٍ ٍ ري ال ٍ يٍ ٧ؤ ٍ ٪٦ى اً ٬ؽ ٚى ٍ ٞى ى ٍ
ػػػن ً ٦ ًإىل َ ًؿي ً ٜاحلٜ ٛيػيكً ٧ ًً ً ك
لك ىز ى ى ى ٍ ٍى ي ل ى ٍ ى ٍى ٍي ٍ ٍى ٍي ى ىى
ػػػن ً ٦ ًإىل َ ًؿي ً ٜاحلٜ ةك٩ح كاً ٬ؽ ًٞ ٚري ال٧ؤ ً٪ً ٦ني الٕ٧
ى ي ٍ ي ٍ ى ى ٍ ي ٍى ٍ ى ى ٍي ى ى ن ىٍ
ةف
كىل االتً ٞ ٚؼ ىؾ ً ٬ؽيخ خ ٨ا ً ػٮيٍ ىؽ ذا اٍ ٞ٣ؿ ىءاف يةقػةاًال جت ً
ٍى ٍ ى ي ى ٍى ٍ ل ى ي ى ه ى ىٍ
ةت ً ى
يػ ال ىصأت ثً ً ٫االػجةر كا ػٮيٍ يؽ يق ٍ ٚؿض ٠ى٧ة الىالة جت ً
ةق ي
ػؿ ع ى ٬ى ي ل ي ى ى ى ى ٍ ضػٮيٍ ًؽ ىذ ي٭ ىٮ ي ى ى ي ل ٍ
ػٮاق ًإ ٫٩خل ً ٚػؽ كٚؿ ةظؽ اتل ً كص ً
ٍي ى ي ى ٍى ٍ ي ل ٍ ٍ ى ٍ ه ى
ى ٨ٍ ٦ل ٍ ٥جيىػٮ ًد اٍ ٞ٣ؿ ىءاف آزً ي٥ ػ ٥ال ًز يـ كاالػؽ ثًةتلض ًٮي ًؽ ظذ
ى ى ى ى ٍ ي ى ىٍ ى ى ٍ ى لي
ىك١٬ؾا ً٪٦ػً ٫احلٍػ٪ىة ىك ىوػال إل٣ػ ً ٫ا٩ػػـال ً ا ػ٫ ًأل٩ػ ً
ث ٫
162
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
Keterangan diatas diambil dari kitab اتلضٮيؽ كاصت٢٬ hal. 40-41 dan 127 Cet. Dar Al Minhaj.
163
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
املؿاصٓ
164
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
DAFTAR ISI
1. PENGANTAR ..................................................................................... 3
2. KATASAMBUTAN ............................................................................ 5
3. Pentingnya Belajar Ilmu Tajwid ........................................................ 10
4. Sejarah Singkat Qirâ`At Sab‟ah dan Riwayat Hafs di 13
Nusantara..
5. Makhraj-makhraj Huruf ..................................................................... 30
6. Sifat-sifat Huruf .................................................................................... 44
7. Jadwal Sifat-sifat Huruf ....................................................................... 53
8. ؽايح الىجيةف٬ دؿَجح................................................................................ 55
9. Bab Menjelaskan Hukum-Hukum Tanwin dan Nun Mati ......... 56
10. Bab Menjelaskan Hukum Mîm & Nûn yang Bertasydid
Dan Mîm Mati ..................................................................................... 62
11. Bab Menjelaskan Idghâm ................................................................... 67
12. Bab Menjelaskan Lam Ta‟rif dan Lam Fi‟il .................................... 72
13. Bab Menjelaskan Huruf Tafkhim dan Huruf Qalqalah ............... 76
14. Bab Menjelaskan Huruf Mad dan Pembagiannya ......................... 82
15. ذط املضيتٚ .............................................................................................. 97
16. Shighat Ta‟awwudz .............................................................................. 97
17. Hukum Membaca Basmalah .............................................................. 99
18. Alif yang Tidak Dibaca Panjang ........................................................ 101
19. Hukum Ra` Mati ................................................................................. 102
20. Bacaan-bacaan Yang Gharib .............................................................. 106
21. Lafadz-lafadz yang Dibaca Dua Wajah ............................................ 119
22. Cara Pelafadzan Kalimat Yang Diwaqafkan ................................... 121
23. Saktah ..................................................................................................... 124
24. ة٩ة – ء٩ أ.................................................................................................. 125
25. ئyang tidak dibaca panjang .......................................................... 126
26. ؤا............................................................................................................ 126
27. ؤ............................................................................................................. 129
28. إذ............................................................................................................ 132
29. ؽٝ ........................................................................................................... 133
165
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
30. Ta‟ Ta‟nits .............................................................................................. 134
31. ٢ٝ , ٢٬ , ٢ ث............................................................................................ 135
32. أال- إال..................................................................................................... 136
ٌى
33. ىالك.......................................................................................................... 137
34. ثًل........................................................................................................... 140
35. ٟؾل٠ ...................................................................................................... 142
36. Bacaan Huruf Fawatihussuar ....................................................... 143
37. Bab Waqaf dan Ibtida‟ ....................................................................... 145
38. Bacaan Haram Waqaf ........................................................................... 152
39. Isyarat Waqaf .......................................................................................... 153
40. Tanda-tanda yang terdapat dipinggir mushhaf .......................... 154
41. Sujud Tilawat ........................................................................................ 155
42. ُّ َّ َءايَ ٌث َد ََع ذ ِْي َٕا انل.......................................................................................
ِب 155
ِ
43. Do‟a Khatmil Qur`ân ......................................................................... 158
44. Nadzaman setelah khataman ............................................................. 161
45. Doa sebelum belajar mengaji al Qur` ân ................................. 167
46. ٓ املؿاص.................................................................................................... 165
166
Buku Panduan; FATHUL MUJIB
CATATAN
_______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________
167