Judul Asli:
ُأُصُولُُفُيُالتُفُسُير
(Dasar Ilmu Tafsir/Ulumul Qur’an)
Karya:
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin
Penerbit:
Darul Mushthafa, Cet. 1, 1437 H/2016 M
Penerjemah:
Nor Kandir, ST. (Pustaka Syabab)
Penerbit:
Dewan Pimpinan Daerah Wahdah Islamiyah Makassar
Cetakan:
Pertama, Rabiul Awwal 1442 H/November 2020
2
MUQODDIMAH
ُُونعوذُباللهُمن،ُُونستغفرهُونتوبُإليه،ُُنحمدهُونستعينه،ُُالحمدُلله
ُُُمنُيهدهُاللهُفهوُفالُمضلُلهُُومنُيضلل،ُشرورُأنفسناُومنُسيئاتُأعمالنا
ًُُوأشهدُأنُمحمدا،ُُوأشهدُأنُالُإلهُإالُاللهُوحدهُالُشريكُله،ُفالُهاديُله
ُ ُومن ُتبعهم،ُ ُوعلى ُآله ُوأصحابه،ُ عبده ُورسوله ُ؛ ُصلي ُالله ُعليه ُوسلم
:ُُأماُبعد،ًُبإحسانُوسلمُتسليما
Sesungguhnya segala puji milik Allah. Kami memuji-Nya, meminta pertolongan
kepadaNya, dan meminta ampunan kepada-Nya. Dan kami berlindung dari kejahatan
diri kami dan kejelekan perbuatan kami. Siapa yang Allah berikan petunjuk, maka
tidak ada yang bisa menyesatkannya. Dan siapa yang Allah sesatkan, maka tidak ada
yang bisa memberikan petunjuk untuknya. Aku bersaksi bahwa tidak ada
sesembahan yang haq kecuali Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi
bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Shalawat dan salam semoga
tercurahkan kepada Rosulullah, keluarganya, para Sahabatnya, dan orang-orang yang
mengikuti mereka dengan baik. Amma ba’du: ُ
ُإن ُمنَ ُالـمه ّم ُفيُك ّل ُفَ ٍّّن ُأنُ ُيَتَ َعل َم ُالـ َمرء ُمنُأصوله ُ َماُيَكون ُ َعونًاُلَه
ّ َُف
ٍُُّل َيكونَ ُعلمه ُ َمبـنـيًّاُ َعلىُأس ٍّس ُقَوية،ُ لك ُاألصول َ ُوتَـخريـجه ُ َعلىُت َ َعلَىُفَهمه
.ُُ َمنُحرمُاألصولُحرمُالوصول:ُُوقَدُقي َل،ٍُّ َ ُراس َخة َ ائم
َ َودَ َع
Di antara perkara terpenting dalam mempelajari setiap bidang ilmu adalah
seorang mempelajari ilmu itu dari ushul-nya, yaitu hal pokok yang sangat mendasar
dari ilmu itu. Karena hal ini akan sangat membantu dalam memahami dan men-takhrij
(mengeluarkan) ilmu itu secara benar berdasarkan ushul tersebut. Sehingga ilmu
yang diperolehnya dibangun di atas landasan yang kuat dan sandaran yang kokoh.
Pepatah mengatakan: “Barangsiapa yang meninggalkan ushul, ia tidak akan sampai
pada tujuan.”
ُهاُوأش َرفهاُعلم ُالتفسير ُالذيُه َو ُتَبيينَ ُُ َومنُأَ َج ّل ُفنون ُالعلم ُ َبلُه َو ُأَ َجل
ُضعواُلعلم َ ُ َك َم،ًُض َع ُأهل ُالعلم ُلَهُأصوال
َ اُو َ دُو َ َُوق،ُ
َ ُو َجل َ َم َعانيُ َك َالم ُالله ُ َعز
.ًُولعلمُالفقهُأصوال،ُ َ ًال َحديثُأصوال
Di antara bidang ilmu yang paling agung, bahkan yang paling agung dan paling
mulia, adalah ilmu tafsir yang merupakan penjelas makna kalam Allah ‘Azza wa Jalla.
Para ulama telah meletakkan dasar-dasar ilmu tafsir, sebagaimana mereka telah
melakukannya dalam ilmu hadits dan ilmu fiqih.
3
ُس َرُلطالب ُالـ َمعاهد ُالعلميّةُفيُ َجامعَة ٰ ُُ َوقَدُ َكنتُ َكتَبت ُم
ّ َنُهذاُالعلمُ َماُتَي
ُب ُمنّي ُبَعض ُالناس ُأَن ُأفردَها ُفي َ َ ُف،ُ اإل َمام ُمحمد ُبن ُسعود ُاإلس َالميّة
َ َطل
ُ ُ َوأسأل ُاللهَ ُتَعالىُأن ُينف َُع.ُ ُإلىُذلك
َ ُوأجم َع ُفَأ َ َجبته
َ س َر َ ُليَكونَ ُٰذ،ُ رسالَ ٍّة
َ لك ُأي
.بـ َها
Saya menulis ilmu tafsir ini sebagai buku pegangan para mahasiswa di Universitas Al-
Imam Muhammad bin Su’ud Al-Islamiyyah. Kemudian ada orang yang meminta agar
saya menulis risalah ini secara terpisah dalam sebuah buku sehingga lebih mudah
disajikan dengan bahasan yang lengkap. Maka sayapun mengabulkan permintaan itu.
Saya memohon kepada Allah agar Dia memberikan manfaat atas risalah saya ini.
: * التفسير
.ُُوالغ ََُرضُمنه،ُ
َ ُو َب َيانُحكمه،ُ َ ً َمعنَىُالتفسيرُلغَة.1
َ ً ُواصط َالحا
4
Tafsir
1. Makna tafsir secara bahasa dan istilah, penjelasan tentang hukumnya, dan
manfaat ilmu tafsir.
2. Kewajiban bagi seorang Muslim dalam menafsirkan Al-Qur’an.
3. Sumber rujukan dalam menafsirkan Al-Qur’an adalah sebagai berikut:
a. Kalamullah, yaitu berfungsi sebagai penafsir Al-Qur’an dengan Al-
Qur’an.
b. Sunnah Rosul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, karena Rosulullah Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam adalah penyampai risalah dari Allah dan orang yang
5
القرآن الكريم
ُ.ُُأوُبمعنَىُ َج َم َع،ُُ َمصدرُقَ َرأَُبمعنَىُت ََال:ُالقرآنُُفيُاللغَة
ٍُُّوخَاتم ُأنبيَائه ُمحمد َ لىُرسوله َ ُ َك َالم ُاللهُتعالىُالـمنَزل ُ َع:ُ َوالقرآن ُفيُالشرع
ُُقَال.ُ ُالـ َمختوم ُبسورة ُالناس،ُ سورة ُالفاتحة َ ُالـ َمبدوء ُب،ُصلىُاللهُعليهُوسلم
ُ ُ﴿إناُأَنزَ لنَاه:ُُ َوقَال،ُ 23: ُ﴿إناُنَحن ُنَزلنَاُ َعلَي َك ُالقرآنَ ُتَنزيالً﴾ُاالنسان:ُتَعالى
ُ .ُ2:قرآناًُ َع َربيّاًُلَ َعلكمُتَعقلونَ ﴾ُيوسف
Al-Qur’an secara bahasa adalah masdar (kata bentukan) dari qoro-a dengan
makna membaca atau dengan makna mengumpulkan.
Secara istilah, Al-Qur’an adalah firman Allah yang diturunkan kepada Rosul-
Nya dan penutup para Nabi-Nya, yaitu Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam,
dimulai dengan surat Al-Faatihah, dan diakhiri dengan surat An-Naas.
Allah Ta’ala berfirman:
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al-Qur’an kepadamu (hai Muhammad) dengan
berangsur-angsur.” (QS. Al-Insaan: 23).
Dan Allah Ta’ala berfirman:
“Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al-Qur’an dengan berbahasa Arab, agar
kamu memahaminya.” (QS. Yusuf: 2).
ُ،ُُوالتَبديل َ ُُوالنَقص َ ُوالزيادَة َ يمُمنَ ُالتغييرَ َو َقدُ َح َمىُاللهُتعالىُهذاُالقرآنَ ُال َعظ
َ ُ﴿إنا ُنَحن ُنَزلنَا ُالذّك َر:ُ ُوج ّل ُ ُبحفظه ُفَقَال
ُ﴾ َُوإنا ُلَه ُلَ َحافظون َ َحيث ُتَ َكف َل ُ َع ّز
ُُولَمُيـحاول ُأحد ُمنُأعدائه ُأن ُيغـيّ َر َ ضت ُالقرون ُالكثيرة َ ُ َولُذل َك ُ َم،ُ 9:الحجر
.ُُُأمره
َ ض َح َ َُوف،ُ
َ تره ّ ُأوُيبَدّ َل،ُص
َ ُإالُ َهت ََكُاللهُس،ُ َ ُأوُينق،َُُأوُيزيد،ُفيه
Allah Ta’ala benar-benar melindungi Al-Qur’an yang agung dari perubahan, tambahan,
pengurangan dan penggantian. Allah ‘Azza wa Jalla menjamin dengan pemeliharaan-
Nya sebagaimana Allah berfirman:
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-
benar memeliharanya.” (QS. Al-Hijr [15]: 9).
Oleh karena itu, telah berlaku pada banyak masa, tidak ada seorangpun dari orang-
orang yang memusuhi Al-Qur’an mencoba untuk melakukan perubahan dalam Al-
Qur’an, atau menambah atau mengurangi atau mengganti kecuali Allah Ta’ala
membongkar aibnya, dan membuka kejelekan-kejelekan perkaranya.
َ ُو َب َر َكته
ُُوتَأثيره َ ُتَدل ُ َعلَى ُ َع،ُ ص َفه ُالله ُتعالى ُبأَوصافٍّ ُ َكثير ٍّة
َ ظ َمته َ َو َقد
َ ُو
ُ ُ.ُُوأنهُ َحاكمُ َعلَىُ َماُقَبلَهُمنَ ُالكتب،ُ
َ َوشموله
7
Allah mensifatinya (Al-Qur’an) dengan sifat yang banyak. Hal ini menunjukkan kepada
keagungannya, barokahnya, pengaruhnya dan kandungannya. Al-Qur’an adalah
sebagai hakim bagi segala yang datang sebelumnya dari kitab-kitab yang diturunkan
Allah Ta’alaa.
ُ.ُ 87:يم﴾ ُالحجر َ ُوالقرآنَ ُالعَظ َ سبعا ً ُمنَ ُال َمثَاني َ ﴿ولَقَد ُآتَين
َ ُ َاك َ ُ قَا َل ُالله ُتعالى
ُاركَ ُ َوقَال ُتعالى ُ﴿كتَاب ُأَنزَ لنَاه ُإلَي َك ُم َب،ُ 1ُ ُمن ُاآلية:﴿والقرآنُ ُال َمجيد﴾ ُق َ
ُ،ُ 77:ُ﴿إنه ُلَقرآن ُ َكريم﴾ُالواقعة،ُ 29:ُول َيتَذَك َر ُأولوُاألَل َباب﴾ُص َ ل َيدبرواُآ َياته
.ُ9ُُمنُاآلية:ُيُأَق َوم﴾ُاإلسراء َ ﴿إُنُ َهذَاُالقرآنَ ُيَهديُللتيُه
Allah Ta’ala berfirman:
“Dan sesungguhnya Kami telah berikan kepadamu tujuh ayat yang dibaca berulang-
ulang dan Al-Qur’an yang agung.” (QS. Al-Hijr: 87).
“Demi Al-Qur’an yang sangat mulia.” (QS. Qof: 1).
Allah juga berfirman:
“Ini adalah sebuah Kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya
mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang
mempunyai akal.” (QS. Shod: 29).
“Sesungguhnya Al-Qur’an ini adalah bacaan yang sangat mulia.” (QS. Al-Waaqi’ah: 77).
“Sesungguhnya Al-Qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus.”
(QS. Al-Israa’: 9).
ُُ َقال،ُ يع ُأيضا ًُ َكماُقَر َره ُالقرآن ٍّ ي ُصلىُاللهُعليهُوسلمُ َُمصدَر ُتَشر ُّ َوسنة ُالنب
َُاك ُ َعلَيهم َ ُو َمن ُت ََولى ُفَ َما ُأَر
َ سلن َ َع ُالله َ َ ﴿ َمن ُيطع ُالرسو َل ُفَقَد ُأ:الله ُتعالى
َ طا
.ُ81:َحفيظاً﴾ُالنساء
8
Sunnah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah sumber syari’at juga seperti yang
telah ditetapkan Al-Qur’an.
Allah Ta’alaa berfirman:
“Barangsiapa yang mentaati Rosul sesungguhnya ia telah mentaati Allah, dan
barangsiapa yang berpaling, maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara
bagi mereka.” (QS. An-Nisaa: 80).
9
نُزو ُل القرآن
Diturunkannya Alquran
ًُسنَة
َ ُ َُصلىُاللهُعليهُوسلمُأو َل ُ َماُنَزَ َل ُ َعلَيه ُالقرآن ُأر َبعين
ّ ّ َو َكانَ ُعمر ُالنب
ي
.َُعلىُالـ َمشهورُعندَُأهلُالعلُم
Dan saat itu Nabi berumur 40 tahun menurut pendapat yang masyhur dari kalangan
ulama.
ُٰ ُ ُخمس
ُاألولى ُمُن َُ ُوجهُ ُاإلطُالقُ ُُقَطعُا ً ُاآلياتُ ُالـ َُ علىَُ ُ ُل ُمنَُ ُالقرآن َُ َُأولُ ُ َُما ُنَزُّ
ُسانَ ُمن َ خلَقَ ُاألن
َُ ُ.َُُُربّ َك ُالذيُ َخلَق َ ُ﴿اق َرأ ُبُاسم:ُ ُوهيُقَُولُ ُه ُتعالى، َُ ُسورةُ ُال َُعُلَق
ُ-1:سانَ ُ َماُلَم ُ َيعلَم﴾ُالعلق َ ُ ُالذي.ُ ُُو َرب َك ُاألَك َرم
َ ُ َعل َم ُاألن.ُ ُعل َم ُبالقَلَم َ ُاق َرأ.ُ ق ٍُّ ََعل
ُ.ُ5
Ayat Al-Qur’an yang pertama kali turun secara mutlak adalah potongan lima ayat
pertama dalam surat Al-Alaq, yaitu firman Allah Ta’ala:
“Bacalah dengan menyebut nama Rabbmu yang telah menciptakan. Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah! Dan Rabbmu adalah Yang Maha
Pemurah. Yang telah mengajarkan dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa-apa
yang tidak diketahuinya.” (QS. Al-Alaq: 1-5).
َُ ُُّإُنُُالُنّبيُُصلىُاللهُعليهُوسلمُنُب:ُُلُُأَهلُُالعُلُم
ُ،ُ1:ئُبُ﴿اق َرأ﴾ُالعلق َُ َُولُـهُٰذاُُقَا
.ُ1:لُبُ﴿المدثّر﴾ُالمدثر َُ َُُوأُرس
Oleh karena itu, para ulama’ mengatakan: Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam diangkat
sebagai Nabi dengan surat Al-Alaq dan beliau diangkat sebagai Rosul dengan surat Al-
Muddatstsir.
ُ:ُُيَُنُقَسُمُُنُزُولُُالقرآنُُإُلىُقُسُ َُميُن
ُُغالُبُ ُآيات
َُ ُ ُوهو َُ ُ ُ َُوهُ َُو ُ َُما ُُلَم ُيَُُتَُقَ ُدّمُ ُنُزُوُلَ ُه،ُ ي
َُ ،ُ ُسبَُبُ ُيَُقُتَضُيه ُّ ُابتُ ُدَائ:ُ ُاألول
ُّ
ُُ﴿ َومنهم ُ َمن ُ َعا َهدَ ُاللهَ ُلَئن ُآتَانَاُمن ُفَضله ُلَنَصدقَن:ُنه ُقَُولُ ُه ُُتَعالى ُ ُُوم، َُ ُالقرآن
75ُ:َولَنَكونَنُُمنَ ُالصالحينَ ﴾ُالتوبة
Turunnya Al-Qur’an dibagi menjadi dua:
Pertama: ibtida’i, yaitu turunnya tanpa didahului sebab tertentu, dan kebanyakan
ayat-ayat Al-Qur’an seperti ini.
Misalnya firman Allah:
“Dan di antara mereka ada orang yang telah berikrar kepada Allah: ‘Sesungguhnya jika
Allah memberikan sebagian karuniaNya kepada kami, pastilah kami akan bersedekah
dan pastilah kami termasuk orang-orang yang shalih.” (QS. At-Taubah: 75)
ُ:َُُُوالسَُُبب
َ نه ُمُثل ُ﴿يَسأَلون ََك ُ َعن ُاألَهلة ُقل ُه
ُي ُ َُم َواقيت ُعَُ ُ الله
ُ ُ ُ ُإ ُّما ُسُؤالُ ُيُجُيب.1
.ُ189ُُمنُاآلية:ج﴾ُالبقرة ُّ ُوال َح
َ للناس
Sebab-sebab tersebut adalah:
(1) Adakalanya berupa pertanyaan yang dijawab langsung oleh Allah, seperti
firmanNya: “Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit (hilal). Katakanlah:
‘Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadah) haji.”
(QS. Al-Baqoroh: 189).
ُلُاللهُصلىُالله َُ ُيَُعنيُرسو،ُُاللُّقَاء
ُ َُالُأجُبَُنَُُعُن ُد َُ ًبُُأَلُسُُن
ُ َ ُو،ُا َُ َالُأكُ ُذ
ُ َ ُو،
َُ ُبُطُوُنًا
ُل
َُ َُُونَز
َُ ل ُالله ُصلى ُالله ُعليه ُوسلم َُ ُُفَبَُُلَ َُغ ُذلك ُرسو،ُ ُوأصحابَُ ُه َُ عليه ُوسلم
ُالرجُلُ ُُيَعُتَذُرُ ُالنبيُ ُصلىُاللهُعليهُوسلمُفَُيُجيبُ ُه ُ﴿أَبالله ُ َوآيَاته ُّ ُ جا َُء َُ َالقرآنُ ُُف
.ُ65ُُمنُاآلية:َو َرسُولهُكنتمُتَستَهزئونَ ﴾ُالتوبة
(2) Atau terjadi peristiwa yang membutuhkan penjelasan dan peringatan, seperti
ayat: “Dan jika kamu bertanya kepada mereka (orang munafik), pasti mereka
menjawab, ‘Kami hanya bercanda dan bermain-main. Katakanlah: ‘Apakah dengan
Allah, ayat-ayatNya dan RosulNya kamu selalu berolok-olok?’ Tidak usah kamu
minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman. (QS. At-Taubah: 65-66). Dua ayat
ini turun berkenaan dengan seorang munafik yang berkata saat perang Tabuk di
sebuah majlis, ‘Kami tidak pernah melihat orang-orang yang seperti qori kita,
yang rakus perutnya, dusta lisannya, dan penakut saat bertemu musuh.’ Yang
dimaksud adalah Rosulullah dan para Sahabatnya. Maka kabar itu sampai ke
Rosulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam lalu turunlah ayat tersebut. Datanglah
orang itu meminta maaf kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam lalu Al-Qur’an
menjawab: “Apakah terhadap Allah, ayat-ayatNya, dan RosulNya kalian berolok-
olok. Tidak perlu minta maaf. Kalian sudah kafir setelah beriman.” (QS. At-Taubat:
65).
ُي صلى ُالله ُعليه ُّ ن ُالنب ُّ ُُوذلك ُأل َُ ،ُ ل ُمُنَُ ُاللهُ ُُتَعَُالى ُّ ُ ُ ُبَُيان.1
َُ َُأن ُالقرآنَُ ُنَز
ُُلُعليهُالوحي َُ ُحُتّىُيَُنز
َُ ُ،ُعنُُالجوابُُأحيانًُا َُ ُُعنُُالشيءُُُفَيَُُتَ َُوقُف َُ ُُوسلمُيُسُأل
ُ.ُالواقُعُُفَُيَُنزُلُُالوحيُُمُبَُيُّنًُاُُلَ ُهَُ ُُُأوُُيُـَخفَُىُ َعليهُاألمر،
(1) Menjelaskan bahwa Al-Qur’an turun dari Allah, karena Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam kadang ditanya sesuatu lalu diam tidak menjawab hingga turun wahyu,
atau ketidakjelasan perkara yang terjadi lalu turun wahyu yang menjelaskannya.
َ ُ﴿ َويَسأَلون ََك ُ َعن ُالروح ُقل ُالروح ُمن ُأَمر:ُُقَُولهُتعالى:ُ ُمُُثَالُ ُاألول
ُُربّي
.ُ85:ُالً﴾ُاإلسراء ُ َو َماُأوتيتمُمنَ ُالعلمُإالُقَلي
Contoh untuk yang pertama:
Firman Allah Ta’ala:
“Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: ‘Roh itu termasuk
urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit.” (QS.
Al-Isro : 85).
ُ ً ُُأنُ َُرج:ُرضيُاللهُعنه
ُال ُّ ُعنُعبدُُاللهُُابنُُمسعو ٍُّد َُ ُ1،َفُفيُصحيحُالبخاري
ُيُّ ك ُالنب َُ سَُ ُُفَُأم:ُ ٍُُّوفيُلَُفظ، َُ ُ ت َُ َُاُأَباُالقَُاسُمُ ُ َُماُالرُوحُ ُ؟ُف
َُ س َُك ُ َُُي:ُ لَُ مُنَُ ُاليهودُ ُقَُا
ُُُفَُقُمت،ُحىُإليه َُ ُفَُ َُعلُمتُ ُأنُّ ُه ُيُو،ُشيُئًا َُ ُعلَُيهُم
َُ ُ ُُفَُلَُمَُُيرُد،ُصلىُاللهُعليهُوسلم
ُل ُ﴿ َويَسأَلون ََك ُ َعن ُالروح ُقل ُالروح ُمن ُأَمر َُ ل ُالوحيُ ُُقَا َُ َُ ُُفَُلَمُا ُنَز،ُ َُمُقَامُي
ُ .ُ85:ُيُو َماُأوتيتمُمنَ ُالعلمُُإالُقَليالً﴾ُاإلسراء َ َّرب
Disebutkan dalam Shahih Al-Bukhari, dari Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu
‘Anhu: Ada orang Yahudi bertanya, ‘Wahai Abul Qosim (Nabi) apa itu ruh?’ Beliau
diam, tidak menjawab sedikitpun. Aku pun tahu bahwa sedang turun wahyu ke
beliau. Aku tetap di tempatku. Ketika wahyu selesai turun, beliau membaca: “Dan
mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: ‘Roh itu termasuk urusan
Tuhan-ku.” (QS. Al-Isro : 85).
ُ)ُُومسلمُكتابُصفات125(ُُأخرجهُالبخاريُكتابُالعلمُبابُقولهُتعاليُ(وماُأؤتيتمُمنُالعلمُإالُقليال)حديثُرقم1
ُ.ُ)ُاآلية...ُُوقولهُ(ويسألونكُعنُالروح،ُالمنافقينُوأحكامهمُبابُسؤالُاليهودُالنبيُصلىُاللهُعليهُوسلمُعنُالروح
.)2794(ُحديثُرقم
14
ًُ ُصلىُاللهُعليهُوسلمُوُتَطه
ُيرا َُ ُي َُ َُُوكذلكُآياتُ ُاإلفكُ ُ؛ُفَُإن َُهاُدُفَُاع
ُّ عنُفُ َُراشُ ُالنب
.َُُس ُهُبُهُُاألفُاكُون َُ ُلَُ ُه
َُ ُّع ُّماُ ُدَن
Begitu pula ayat-ayat tentang cerita bohong (Aisyah selingkuh). Ayat tersebut
membela ranjang beliau dan membersihkannya dari apa yang dikotori oleh para
tukang penyebar berita bohong.
َُ ُ ُ ُمُُثَال.ُ ُ ُصحيح
ُ ُ﴿إن ُالص َفا:ُ ذلك ُقَُولُ ُه ُُتَ َُعالى ُّ لىُالوجهُ ُال
َُ َُ ُ ُ ُ ُُفَهُمُ ُاآلية.4
ع
ُفَ علَيهُأَنُيَطوَُ ُت ُأَو ُاعتَ َم َرُفَالُجنَا َح َ ش َعائرُالله ُفَ َمن ُ َحج ُالبَي
َ َُوال َمر َوةَُمن
.ُُُأَيَُُُيس َُعىَُُبينَهُما،ُ158ُُُمُنَُُاآلية:به َما﴾ُالبقرة
(4) Memahami ayat dengan benar. Contohnya adalah ayat:
“Sesungguhnya Shofa dan Marwah adalah sebagian dari syi`ar Allah. Maka
barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullah atau ber-`umrah, maka tidak ada dosa
baginya mengerjakan sai antara keduanya. (QS. Al-Baqoroh : 158).
ُُغاَُي ُةَ ُأمُر ُّ ُ ،ُ 158ُُمُنُاآلية:ُ﴿فَالُجنَا َح ُ َعلَيه﴾ ُالبقرة:ُ ُإن ُظاهُ َُر ُقَُولُه
َُ ُ أن ُّ َُف
ُعن َُ ُ ،صحُيحُ ُالبخاري َُ ُ ُوفُي َُ ،ُ ُ ُأنُ ُيَُكُونَُ ُمُن ُقُسمُ ُالـمُبَُاح،ُ سعُيُ ُبَُينَهماَُ ال
ُصفا ُّ عنُ ُال َُ ُ أنس ُبنَُ ُ َُمالكٍُّ ُرضي ُالله ُعنه َُ : عاصُم ُبنُ ُسُُلَي َُمان ُُقَال
َُ ُ ُسألُت َُ
ُسكُنَا َُ ُُُفَُلَمُاُ َُكانَُُاإلسالمُُأم،ُ ُجاهُلُيُة
َُ ُكُنُاُنَ َُرىُأنُّهماُمُنُأمرُُال:ُُقَُال،ُ ُالمروة
َُ َُو
ُُمُن:ش َعائر ُاللهُ﴾ُالبقرة َ ُ اُوال َمر َوةَُمن َ َُ﴿إنُالصف:ُالله ُتعالى ُ ُل َُ َُُفَُأنز،ُعنهما َُ
.ُ158ُُمنُاآلية:فُبُه َما﴾ُالبقرة َ ُ﴿أَنُ َيطو:ُُُإلىُقَُولُه،ُ158ُاآلية
Yang nampak dari ayat ‘tidak ada dosa baginya’ menunjukkan hukum sai
maksimal mubah. Dalam Shahih Al-Bukhari dari Ashim bin Sulaiman dia berkata:
Aku bertanya kepada Anas bin Malik tentang Shofa dan Marwah, dia menjawab:
Kami dahulu memandang keduanya termasuk perbuatan jahiliyah. Kami pun
tidak melakukannya saat beragama Islam lalu Allah menurunkan ayat:
“Sesungguhnya Shofa dan Marwah adalah sebagian dari syi`ar Allah. Maka
barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullah atau ber-`umrah, maka tidak ada dosa
baginya mengerjakan sai antara keduanya.” (QS. Al-Baqoroh : 158).
ُُوإنما،
َُ ُ ُسعيَُ المراد ُبُهُ َُُبَُيانَُ ُأصلُ ُحكمُ ُال
ُ َُ َُفي ُالجُنَاحُ ُل
ُ يس َُ َف ُأنُ ُن َُ َُُوبهذاُعُر
ُُحيثُ ُ َُكانوا ُيَُ َُرونَُ ُأنهما ُمُن ُأمر َُ ُ ،ُ عنه َُ ُ حرُجُهُم ُبُإمساكُهُم َُ َالمراد ُنَفيُ ُُت
ُ
ُش َعائرُُالله﴾ ُالبقرة ُمنَ ُ ﴿من:ُُأ ُّماُأصلُ ُحُكمُ ُالسُعيُ ُُفَُقَدُُتَبَُيُنَُ ُبُُقَولُه،ُ ُالجاهُلُيُّة
ُ ُ.ُ158ُاآلية
Dari sini kita tahu bahwa maksud ‘tidak ada dosa’ bukan menjelaskan asal hukum
sai, tetapi menjelaskan peniadaan tindakan mereka tidak melakukan sai karena
menganggap perkara jahiliyah. Hukum sai sendiri dijelaskan dalam firmannya, ‘Ia
termasuk syiar Allah.” (QS. Al-Baqoroh : 158).
16
وص السبب
ُ صُ ع ُمو ُم اللفظ و ُخ
ُ
Lafazh Umum dan Sebab Khusus
ُُولَم ُيَكن َ ُ﴿ َُوالذينَ ُيَرمونَ ُأَز َوا َجهم:ُيُُقَولُ ُهُُتَعَُالى َُ ُ ُاللّعَُان
َُ ُُوه، ُ ُ ُُآيات:ُمُُثَالُ ُذلك
ُ.ُ َت ُبالله ُإنه ُلَمنَ ُالصادقين َ ُ ش َهادَة ُأ َ َحدهم ُأَربَع
ٍّ ش َهادَا َ َلَهم ُش َهدَاء ُإال ُأَنُفسهمُ ُف
َُابُأَنُتَش َهدَ َ ُ َويَد َرأُ َعن َهاُال َعذ.ُ َسةُأَنُلَعنَةَُالله ُ َعلَيهُإنُ َكانَ ُمنَ ُال َكاذبين َ َوالخَام
ُ َبُاللهُ َعلَي َهاُإنُ َكانَ ُمن َ ض َ سةَُأَنُ َغ َ ُوالخَامَ َش َهادَاتٍُّباللهُإنهُلَمنَ ُال َُكاذبين َ ُأَر َب َع
ُ .ُ9-6ُُمُنُاآلية:الصادقينَُ﴾ُالنور
Contohnya adalah ayat li’an (menuduh istri berzina), yaitu firman Allah Ta’ala:
“Dan orang-orang yang menuduh istrinya (berzina), padahal mereka tidak mempunyai
saksi-saksi selain diri mereka sendiri, maka persaksian orang itu ialah empat kali
bersumpah dengan nama Allah, sesungguhnya dia adalah termasuk orang-orang yang
benar. Dan (sumpah) yang kelima: bahwa laknat Allah atasnya, jika dia termasuk orang-
orang yang berdusta. Istrinya itu dihindarkan dari hukuman oleh sumpahnya empat kali
atas nama Allah sesungguhnya suaminya itu benar-benar termasuk orang-orang yang
dusta, dan (sumpah) yang kelima: bahwa laknat Allah atasnya jika suaminya itu
termasuk orang-orang yang benar.” (QS. An-Nur : 6-9).
ُُحديث.ُُ أخرجهُالبخاريُكتابُالتفسيرُسورةُالمنافقونُبابُقولهُ(إذاُجاءكُالمنافقونُقالواُإنكُلرسولُاللهُ)ُاآلية2
.)367(ُحديثُرقم.ُ )ُومسلمُكتابُصفاتُالمنافقينُوأحكامهمُُبابُصفاتُالمنافقينُوأحكامهم4911(ُرقم
17
Anda dengan kebenaran, aku benar-benar benar, dan benar-benar Allah akan
menurunkan ayat yang akan membebaskanku dari had ini.” Lalu Jibril turun dan
menurunkan ayat di atas.
الـمكي والـمدنـي
Makkiyyah dan Madaniyyah
ُيُو َرضيت َُ ُوأَت َممت ُ َعلَيكم ُنع َمت َ علىُهذاُفَُقَُولُ ُه ُتعالى ﴿ال َيو َم ُأَك َملت ُلَكم ُدينَكم
َُ َُو
ُّ ُمُنَُ ُالقُسمُ ُالمدن.ُ 3ُُمنُاآلية:لَكم ُاإلسالمُديناً﴾ ُالمائدة
ُُي ُوإنُ ُكانتُ ُقَُدُنَزَُلَُت
ُ .ُلو ُدَاعُُبُعَُ َُرُفَة
َُ حجُةُُا
َُ ُعلىُالنبيُصلىُاللهُعليهُوسلمُفي
Dari definisi ini, kita katakan firman Allah:
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan
kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhoi Islam itu jadi agama bagimu.” (QS. Al-Maidah
: 3).
ُاُذلكُاليوم
َُ َُ ُُُقَد:ُعنُعُ َُم َُرُرضيُاللهُعنهُأنُ ُهَُُقال
َع َُرفُـن َُ ُ3،ُفَفُيُصحيحُالبخاري
ُُُنَزَُُلَتُ ُ َُوهُ َُو ُُقَائم،ُي ُصلىُاللهُعليهُوسلم ُّ علىُالنب َُ ُ ُُوالمكانَُ ُالذيُنَزَُُلَتُ ُفيه، َُ
ُ ُ.ُومُجُمعة َُ َُبُ َُع َُرفَُ ُةَُي
Dalam Shahih Al-Bukhari, dari Umar ia berkata:
“Kami tahu hari itu dan tempat turunnya kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam,
yaitu saat beliau berdiri di Arofah di hari Jum’at.” (HR. Al-Bukhari no. 45)
:ُحيثُُاألسلوبُُُفَهُ َُو
َُ ُ* أ ُّماُمُن
Dari sisi uslub:
َُ خا
َُُطبُين َُ ُب ُالـم
َُ ُغال
َُ ُ نُّ ُُأل،ُي ُقُوُةُ ُاألُسلُوبُ ُ َُوشُدُةُ ُالخُطاب ُّ ُالغَالُبُ ُفُيُالمك.1
ُ،ُ ورُتَيُ ُالم ُدُّثّ َُر ُ ّ ال َُُيلُيقُ ُبهم
َُ ُ ُاُقُ َُرأ ُس،ُ ُإال ُذلك ُ َ ُو
َُ ،ُ َُمُعرُضُونَُ ُمُسُتَكُبُرُون
ُ.َُُوالقَُ َُم َُر
ُالب
َُ ُألن ُغ ُّ ،ُ ُطاب َُ ،ُ ُ ُفَُالغَالُبُ ُفي ُأُسلُوبُهُ ُالُلّين:ُ ي
َُ ُُوسُهُولَُةُ ُالخ ُّ أ ُّما ُالمدن
ُ.ُُُاُقرأُسُور ُةَُالمائدة،َُُادون ُ َُالمخاطبُينَُُمُقبُلُونَُُمُنق
(1) Umumnya uslub makkiyyah begitu kuat, keras kepada yang diajak bicara, karena
umumnya yang diajak bicara adalah orang-orang yang berpaling dan sombong.
Mereka tidak patut disikapi kecuali dengan cara ini. Silahkan Anda baca surat Al-
Muddatstsir dan Al-Qomar.
Adapun madaniyyah, umumnya uslubnya lembut, santun kepada yang diajak
bicara. Sebab, umumnya yang diajak bicara adalah orang-orang yang menerima
dan patuh. Silahkan Anda baca surat Al-Maidah.
َُُغالب ُالمخاطبُين َُ ُّ
ُ ُألن، ُ ُحاجُة
َُ ُصرُ ُاآلياتُ ُ َُوقُ ُّوةُ ُالـم
َُ ُي ُق
ُّ ُالغَالُبُ ُفيُالمك.2
ُّ َُُاُقرأُسور ُة،ُحالُهم
ُ.ُُالطور َُ ُُُفَُخُوطُبُواُبماُُتَقُتَضُيه،َُُشاقُون َُ ُمُ َُعانُ ُدونَُُم
َُ ُسُلَ ُةًُبُ ُدونُُم
ُحاجُ ٍُّة َُ ُوذُكرُ ُاألحكامُُمُر، َُ ُُُفَُالغَالُبُ ُفيهُ ُطُولُ ُاآليات:ُي ُّ أ ُّماُالمدن
ُ.ُُُاُقرأُآيةَُالدُيُنُُفيُسورةُُالبقرة،ُحالَُهمُُتَقُتَضُيُذلك ُّ
َُ ُُألن،
(2) Umumnya makkiyyah pendek ayatnya dan kuat hujjahnya, karena umumnya yang
diajak bicara adalah orang-orang yang menentang dan keras, maka mereka diajak
bicara sesuai dengan kondisi mereka. Silahkan Anda baca surat At-Thur.
ُُومسلمُكتابُالحجُبابُبيانُأنُالسعيُبين،ُُ أحرجهُالبخاريُكتابُالحجُبابُماُجاءُفيُالسعيُبينُالصفاُوالمروة3
)1278(ُالصفاُوالمروةُركنُالُيصحُالحجُإالُبهُحديثُرقم
19
ُ ُ:ُحيثُُالموضوعُُفَُهُ َُو
َُ ُ* َُوأ ُّماُمُن
Adapun dari sisi tema:
ُيُّ حوالُهمُفُيُالقُسمُُالمدن َُ َضةُ ُفُيُذُكرُ ُالجُ َُهادُ ُ َُوُأَح َُكامُهُ ُ َُوالمنافقينَُ ُ َُوُأ
َُ ُاإلفَُا.2
ُُالفُ ُالقسم َُ ُو
ُ َ ُظ َُه َُر ُالنُّفاقُ ُبُخ َُ ،ُ اد
ُ ع ُالجُ َُهَُ ُحيثُ ُشُر َُ ُ ُذلك،ُ ُحال َُ ضاءُ ُالَُ ُالُقُت
ُ ُ.ُي ُّ المك
(2) Dalam madaniyyah, ada penjelasan jihad, hukumnya, tentang orang-orang
munafik dan keadaan mereka sesuai dengan kondisi saat itu, di mana pada saat
itu disyariatkan jihad dan munculnya kemunafikan. Ini berbeda dengan
makkiyyah.
ُّ ُوذلك ُأل
ُن ُفي َُها َُ ،ُ ُُأنواعُ ُعُلُومُ ُالقُرآنُ ُالـمُهُمُة
َُ ي ُنَوع ُمُن ُّ َُمعرُفَُةُ ُالمك
ُّ ي ُ َُوالمدن
ُ ُ:ُُمُن َُها،َُُفَ َُوائ ُد
21
Mengetahui makkiyyah dan madaniyyah termasuk jenis ilmu yang sangat penting,
karena berisi banyak faidah, di antaranya:
ُُسب َُ ُشيُئًاُب
َُ ح َُ َُشيُئًاُف
َُ ُ ُحيثُ َُُيُتَ ُدَرُج َُ ُفيُأَس َُمى
َُ ُ ُغاَُياتُه ُ ُ ُ ُظُهُورُ ُحُك َُمةُ ُالتُشرُيع.2
ُ ُ.ُُادهمُلُلُقَبُولُُ َُوالتُنفُيذ َُ حالُُالمخا
ُ َطبُينَُُ َُواستُع ُد َُ ُاأل َ َُه ُّم
َُ ُُعلىُ َُماُُتَقُتَضُيه ُ
(2) Nampak ketinggian syariat Islam di mana Al-Qur’an menempuh jalan setahap
demi setahap, dari yang paling penting sesuai dengan keadaan yang diajak bicara
dan menyiapkan mereka untuk menerima dan tunduk.
ُُسُلَ َُك ُه ُالقرآن َُ ُُ َُوُتَوجُيهُهُمُإلىُأنُ ُيَُتُبُعُواُ َُما،ُ عاةُ ُإلىُاللهُ ُتعالى َُ ُ ُُتَربُيَُةُ ُالد.3
ُ،ُحيثُ ُيُب ُدَأُ ُبُاأل َُه ُّم ُُفَاأل َُه ُّم َُ حيثُُالمخا
َُ ُُب،ُ َُطبُين َُ ُفيُاألُسلُوبُ ُ َُوالـ َُموضُوعُ ُمُن
ُ .ُاُوالسُهُوُلَةُُفيُ َُموضُعُ َُها
َُ َُوتُسُتَع َُملُُالش ُدّةُُفيُ َُموضُعُ َُه
(3) Mendidik para dai untuk menempuh jalan Al-Qur’an dalam uslub dan tema, sesuai
dengan kondisi yang diajak bicara. Yaitu memulai dari yang terpenting lalu yang
penting berikutnya, keras dalam satu kesempatan dan lembut dalam kesempatan
lain.
َُ َُو َُر ُدَتُ ُآيتانُ ُ َُم ُّكيُّةُ ُ َُو َُم ُدَنُيُّةُ َُُيُت
ُُحقُق َُ ُُت َميُيزُ ُالنُّاسُخُ ُمُنَُ ُالـ َُمنسُوخُ ُفُي َُما ُلَُو.4
ُ ُ.ُعن َُها َُ ُُخةُُلُل َُم ُّكيُّةُُلُُتَُأ َخُرُُالمدنيُّة
َُ ُُفَُإنُُالـ َُم ُدَنُيُ ُةَُنَاس،ُُفُيهُ َُماُشُرُوطُُالنسخ
(4) Membedakan antara nasikh (yang menghapus) dan mansukh (yang dihapus)
lewat ayat-ayat makkiyyah dan madaniyyah, jika terpenuhi syarat-syarat
menghapus. Sebab, madaniyyah menghapus hukum makkiyyah, karena
madaniyyah datang belakangan.
21
ُ َ ُ﴿ َوقَا َل ُالذين:ُ ُلُُقَولُهُ ُُتَعَُالى،ُ ي ُصلى ُالله ُعليه ُوسلم ُّ ُُتَثُبُيتُ ُُقَلبُ ُالنب.1
ُُو َرتلنَاه َ ُّواحدَةً ُ َكذَل َك ُلنثَب
َ ت ُبه ُف َؤا ُدَ َك َ ًَكفَروا ُلَوال ُن ّز َل ُ َعلَيه ُالقرآن ُجملَة
ُ33-32:سنَ ُتَفسيراً﴾ُالفرقان َ ُوأَح َ ُ َوالُيَأتون ََك ُب َمثَ ٍّلُإالُجئن.ًُال
َ َاكُبُال َح ّق ُ تَرتي
ُ.
(1) Pengokohan hati Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Berdasarkan firman Allah
‘Azza wa Jalla pada surat Al-Furqan, ayat 32-33:
“Dan orang-orang kafir berkata, ‘Mengapa Al-Qur’an itu tidak diturunkan
kepadanya sekaligus?’ Demikianlah, agar Kami memperteguh hatimu (Muhammad)
dengannya, dan Kami membacakannya secara tertil (berangsur-angsur, perlahan-
lahan, dan benar). Dan mereka (orang-orang kafir itu) tidak datang kepadamu
(membawa sesuatu yang aneh), melainkan Kami datangkan kepadamu yang benar
dan penjelasan yang paling baik.”
َُ ُعلَُيهُم
ُشيُئًا َُ ُ ُقرأ َُ ُ،ُ ُعلَُىُالناسُ ُحُفظُ ُه ُ َُوفَُهمُ ُه ُ َُوال ُعَ َُملُ ُبُه
َُ ُحيثُ ُي َُ ُ ل
َُ ُ ُأنُ َُُيسه.2
ُُونَزلنَاهَ ث ٍّ ُلُقَُولُهُ ُتعالى ُ﴿ َوقرآنا ً ُفَ َرقنَاه ُلتَق َرأَه ُ َعلَى ُالناس ُ َعلَى ُمُك،ُ شيُئًا َُ َُف
ُ .ُ116:ُتَنزيالً﴾ُاإلسراء
(2) Memberi kemudahan bagi manusia untuk menghapal, memahami serta
mengamalkannya, karena Al-Qur’an dibacakan kepadanya secara bertahap.
Berdasarkan firman Allah ‘Azza wa Jalla dalam surat Al-Isra`, ayat 106:
“Dan Al-Qur’an (Kami turunkan) secara berangsur-angsur agar engkau
(Muhammad) membacakannya kepada manusia perlahan-lahan dan Kami
menurunkannya secara bertahap.”
ُُشوُقُ ُالناس َُ َحيثُ َُُيُت َُ ُ ،ُ ُل ُمُن ُالقرآنُ ُ َُوُتَنفُيذُه َُ َُ ُُتَنشُيطُ ُالهُ َُممُ ُلُقَُبُولُ ُ َُما ُنَز.3
ُجةُ ُإلَُي َُها ُ َُك َُما ُفي َُ حا ُ َ ،ُ ُ ُق ُإلى ُنُزُولُ ُاآلية
َُ ُالسُُّي َُما ُعُن ُدَ ُاشتُ ُدَادُ ُال َُ بُلَُ َُهفٍُّ ُ َُو
ٍُّ شو
ُ . ُاللّعَُانُ آيَُاتُُاإلفكُُ َُو
(3) Memberikan semangat untuk menerima dan melaksanakan apa yang telah
diturunkan di dalam Al-Qur’an, karena manusia rindu dan mengharapkan
22
ُُوال َميسرُقلُفيه َماُإثم َ ُ﴿ َيسأَلون ََكُ َعنُالخَمر:ُالُقَُولُ ُهُُتَ َُعالىُ ً أو
ُّ ُُشأنُه
َُ ُلُفي َُ َُفَُنَز
َُُُُُفَ َُكان.ُ219ُُمنُاآلية:ُوإثمُه َماُأَكبَرُمنُنَفعه َما﴾ البقرة َ ُو َمنَافعُللناس َ َكبير
ُ َ ُ ُل ُيَُقُتَضُي ُأن
ُال َُ ُ ُُهذهُ ُاآليةُ ُُتَهيُُئَةُ ُلُلنُفُوسُ ُلُُقَبُولُ ُُتَحرُيمُه
َُ حيثُ ُإنُ ُالعَُق ُٰ فُي
ُ ُ.ُُشيُئًاُإثُـمُ ُهُأكبَُرُُمُنُنَفعُه َُ ُس
َُ ُيُ َُمار
Ayat yang pertama kali turun dalam hal ini adalah ayat:
“Mereka bertanya kepadamu tentang khamr dan judi. Katakanlah, ‘Pada keduanya
terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa
keduanya lebih besar dari manfaatnya.” (QS. Al-Baqoroh: 219).
Dalam ayat tersebut ada persiapan bagi manusia akan keharaman khamr,
sehingga akal manusia akan mulai membiasakan tidak melakukan sesuatu yang
dosanya lebih besar dari manfaatnya.
ُُوأَنتم
َ َ ُ﴿يَا ُأَي َها ُالذينَ ُآ َمنوا ُال ُتَق َربوا ُالصالة:ُ ل ُُثَانُيًُا ُ َُقولُ ُه ُُتَ َُعالىَُ َُثُ ُّم ُنَز
ُُُُفَُ َُكانَُ ُفيُهذهُاآلية.ُ 43ُُمن ُاآلية:حتىُتَعلَمواُ َماُتَقولونَ ﴾ ُالنساء َُ ُارى َ س َك
ُ ُ،ُُصلَُ َُوات ُّ يُُأَوقَُاتُُال
َُ ُأل َوُقَُاتُُ َُوه
ُ علَُىُُتَركُهُُفيُبعضُُا َُ ُُُتَمرُين
Kemudian turun yang kedua kalinya firman Allah:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu sholat, sedang kamu dalam
keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan.” (QS. An-Nisa :
43).
Dalam ayat ini, ada latihan meninggalkan khomr di beberapa waktu yaitu waktu-
waktu sholat.
ُُوال َميسر َ ُ﴿ َيا ُأَي َها ُالذينَ ُآ َمنوا ُإن َما ُالخَمر:ُ ل ُُثَالُُثًا ُ َقُولُ ُه ُتعالى
َُ َُثُ ُّم ُنَز
ُُإن َما.َُُطان ُفَاجتَنبوهُلَعَلكُمُتفلحونَ ُواألَزالمُرجسُمن ُ َع َمل ُالشي َ صاب َ َواألَن
23
يب القرآن
ُ ترت
Tertib Al-Qur’an
ُُصاحُف
َُ حسَُُب َُما ُهُ َُو ُ َُمكتُوبُ ُفي ُالـ َُم
َُ ُ ضا ُ َ ُ ُت:ُ ُُتَرتُيبُ ُالقرآن
ًُ ال َُوتُ ُه ُُتَالُيًُا َُُبعضُ ُه َُُبع
ُ.َُُو َُمحفُوظُُفيُالصُ ُدور
ُ ُ:ٍُّاع
ُ نو َُ َالُثَةُُُأ
ُ َ ََُوهُ َُوُُث
Tertib Al-Qur’an adalah membacanya secara urut sesuai yang tercantum di mushaf
dan terjaga dalam hafalan. Ia dibagi menjadi tiga macam:
ُ،ُُ ُحيثُ ُُتَكُونُ ُكُلُ ُ َُكلُ َُم ٍُّة ُفيُ َُموضُعُ َُهاُمُنَُ ُاآلية َُ ُُُتَرتُيبُ ُال َُكلُ َُماتُ ُب:ُ ُاألول ُّ ُ ُالنُوع
ُ َ َُُف،ُ ُخالَُفَُتُه
ُال َُ ُال ُنَعلَُمُ ُم
َُ ُخالُفًُاُفيُوُجُوبُهُ ُ َُوُتَحرُيمُ ُم ُ َ ص ُ َُواإلج َُماعُ ُ َُو ُّ َُُوهذاُُثَابُتُ ُبُالن
ُ ُ)َُمدُ َُربُُّالعَُاُلَمُين ُ ح َُ ُُ(لُلُهُُال:َُ يَُجُوزُُأنُُيَُقُ َُرُأ
ُ .ُ2:ُ﴿ال َحمدُللهُ َربّ ُال َعالَمينَ ﴾ُالفاتحة:ُالُمُن ُ ً َبَُ ُد
24
Tertib Kata: di mana setiap kata berada di tempat masing-masing, dan ini ditetapkan
berdasarkan nash dan ijma. Kami tidak mengetahui yang menyelisihi ini dalam hal
kewajibannya dan keharaman bagi yang menyelisihinya. Maka tidak boleh membaca:
ُ،ُ ُ ُتَرتُيبُ ُاآلياتُ ُبحيثُ ُُتَكُونُ ُكُلُ ُآي ٍُّة ُفيُ َُموضُعُ َُهاُمُنَُ ُالسورة:ُالنوعُ ُالثاني
ُخاُلَفَُتُ ُه
َُ ُُوُتَحرُمُُم،
َُ ُُالراجُح ُّ ُُعلىُالقول َُ ُُُوهُ َُوُ َُواجُب،
َُ ُُصُ َُواإلج َُماع ُّ َُّو َُهذاُُثَابُتُُبُالُن
ُُ﴿الرح َمن:ُال ُمُن ُ ً َُالرُحمُٰنُ ُالرُحُيمُ ُ) ُبَُ ُد،ُ ُ ُ( ُ َُمالُكُ ُيَُومُ ُال ُدّين:َُ قرُأ ُ َ َُو
َُ َُال ُيَُجُوزُ ُأنُ ُي
ُ .ُ4:ُ َمالكُيَومُالدّين﴾ُالفاتحة.ُُالرحيم
Tertib Ayat: di mana setiap surat berada di tempat surat tersebut sesuai di mushaf.
Ini ditetapkan berdasarkan nash dan ijma. Hukumnya wajib, menurut pendapat yang
rojih, dan haram menyelisihinya. Maka kita tidak boleh membaca:
ُُحديثُرقم.ُُ أخرجهُالبخاريُكتابُالشهاداتُبابُإذاُدعيُأوُقذفُفلهُأنُيلتمسُالبينةُوينطلقُلطلبُالبينة4
.)2671(
25
ُيُّ صلىُ َم َعُالنب َ ُُأنُّ ُه:ُعنُحُ ُذَيفَُ ُةَُبنُُاليَُ َُمانُرضيُاللهُعنه َُ ُ5،صحيحُُالمسلم َُ َُُوفي
ُُثُ ُّم،ُ َُفَُُقَ َُرُأ َ ُالنبيُ ُصلىُاللهُعليهُوسلمُالبقر ُة،ُ ات ُلَُيلَُ ٍُّة
َُ َصلىُاللهُعليهُوسلمُ ُذ
ُ ُ،ُمرانَُ ُلُع
َُ ُثُ ُّمُآ،ُالنسا َُء
Dalam Shahih Muslim dari Hudzaifah bin Yaman bahwa dia pernah sholat malam
bersama Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Beliau membaca Al-Baqoroh lalu An-Nisa
lalu Ali Imran.
Imam Al-Bukhari meriwayatkan dari Ahnaf bin Qois secara mu’allaq bahwa ia
membaca (saat jadi imam) di rakaat pertama Al-Kahfi dan para rakaat kedua Yusuf
atau Yunus, dan disebutkan bahwa ia pernah sholat Shubuh bersama Umar dengan
dua surat tersebut.
ُ:ُل ُ َ َجمعُهُُُث
َُ ُالثُُ َُم َُراح َُ لُكُُتَاَُبةُُالقرآنُُ َُو
Penulisan dan kodifikasi (pengumpulan) Al-Qur’an melewati tiga jenjang.
ي ُصلىُاللهُ ُّ
رضيُاللهُعنهُُ:أن ُالبن ُّ نُأَنَسُ ُبنُ ُ َُمالُكٍُّ ُ
ع ُ صحيحُالبخاريَُ ُ 7، ُفَفي ُ َُ
حيُانُ ُمُن ُبَُنيُ ض ُُلَهم ُ َُ
ال ُيُُقَالُ ُُلَهم ُُ :القُرُاء ُُُ ،فَعَُ َُر َُسبعُينَُ ُ َُرجُ ً ُ عليه ُوسلم ُبَُعَُ َُ
ث ُ َُ
غيرُهُم ُ َُكثُيرُُُوفي ُالصحابةُ ُ َُ كوان ُعُن ُدَ ُبُئرُ ُ َُمعُونَة ُفَُقَُُتَلُوهُم َُُ ، سُُلَيُ ٍُّم ُرُعُل َُ
ُو ُذَ َُ
سالُمُ َُمولَُىُأبُيُح ُذَيفَُ ُةَ ُ َُ
ُ،وأَُُبيُ ُبنُُ عبدُ ُاللهُ ُبنُ ُمسعو ٍُّد َُ
ُ،و َُ ُ،و ََُُكالخلفاءُ ُاألربعةُ ُ َُ
ُ،وأبيُال ُدّر ُدَاءُرضيُاللهُعنهمُُ ُ. تُ َُ ُ،وزَُيدُُبنُُُثَابُ ٍُّ
لُ َُ جَُب ٍُّ
ُ،ومُ َُعاذُبنُُ َُ بُ ََُُكع ٍُّ
Dalam kitab Shahih Al-Bukhari dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu bahwasanya
Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengutus tujuh puluh orang yang disebut Al-Qurro’.
Mereka dihadang dan dibunuh oleh penduduk dua desa dari suku Bani Sulaim: Ri’il
dan Dzakwan di dekat sumur Ma’unah.
Namun di kalangan para Sahabat selain mereka, masih banyak para penghapal Al-
Qur’an, seperti Khulafaur Rasyidin, Abdullah bin Mas’ud, Salim bekas budak Abu
Hudzaifah, Ubay bin Ka’ab, Mu’adz bin Jabal, Zaid bin Tsabit dan Abu Darda
Radhiyallahu ‘Anhum.
عشُ َُرةُمُنَُُكر ُرضيُاللهُعنهُفُيُالسُنَةُ ُالثُانُيَُ ُةَ ُ َُ عهدُ ُأبُيُبَُ ٍُّ المرحلةُ الثانيةُ ُُ:فُيُ َُ
ع ُدَدُ ُ َُكبُيرُ ُمُنَُ ُالقُرُاءُ ُُ ،مُنهُم ُ َُ
سالُمُُ ُوق َُعةُ ُالَُي َُما َُمةُ ُ َُل ُفُي َُ سَُببُ ُه ُأنُّ ُه ُقُتُ َُ ُو َُجرةُ َُُ .
الهُ َُ
ي ُصلىُاللهُعليهُوسلمُبُُأ َخذُ ُالقُرآنُ ُمُنهُمُُ. ح ُد ُ َُمنُ ُُأ َ َُم َُر ُالنب ُّ
ىُأَبيُحُ ُذَيفَُ ُةَ ُُأَ ََُُمولَُ ُ
جمعُهُُلُُئَالُُيَُضُي َُعُُ ُ، كرُرضيُاللهُعنهُبُ َُ ُفَُأ َ َُم َُرُُأَبوُبَُ ٍُّ
Tahap Kedua: Pada Zaman Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu ‘Anhu Tahun 12
Hijriyah
Penyebabnya: Pada perang Yamamah banyak dari kalangan penghafal Al-Quran yang
terbunuh, di antaranya Salim bekas budak Abu Hudzaifah, salah seorang yang
Rosulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memerintahkan untuk mengambil bacaan Al-
Qur’an darinya. Maka Abu Bakar Radhiyallahu ‘Anhu memerintahkan untuk
mengumpulkan Al-Qur’an agar tidak hilang.
ُ7أحمدُ(ُ)399وأبوُداوودُ(ُُ،)786والنسائيُفيُالسننُالكبرىُ(ُ)8117والترمزيُ()3186
ُ8أخرجهُمسلمُكتابُالصالةُُالمسافرينُبابُاستحبابُتطويلُالقراءةُفيُصالةُالليلُحديثُرقمُ(.)772
28
ُي
ُّ ُعل َُ حُتّى ُُقَا
َُ ُ ل َُ ُ ،ُ ُسنَاتُه
َُ ح
َُ ُ عدُوهُ ُمُن َُ عُلَى ُذلك
َُ ُو ٍُّ َُُواُفَقَُ ُالـمُسلُمُونَُ ُأبَُا ُب
َُ ُ كر َُ َُوُقَد
ُعُلَىَُ ُ ُُرح َُمةُ ُالله، َُ ُ اُأبوُبكر
ٍُّ صاحفُ ُُأَجُ ًُر َُ ظمُ ُالنُّاسُ ُفيُالـ َُم َُ ُأع:رضيُاللهُعنه
ُ ُ.ُُابُاللهَُ َج َُم َُعُكُُت
َُ ُأولُُ َُمن
ُّ ُكرُهُ َُو
ٍُّ َُأبيُب
Kaum Muslimin saat itu seluruhnya sepakat dengan apa yang dilakukan oleh Abu
Bakar, mereka menganggap perbuatannya itu sebagai nilai positif dan keutamaan
bagi Abu Bakar, sampai Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘Anhu mengatakan: “Orang
yang paling besar pahalanya pada mushaf Al-Qur’an adalah Abu Bakar, semoga Allah
Subhanahu wa Ta’ala memberi rahmat kepada Abu Bakar karena dialah orang yang
pertama kali mengumpulkan Kitab Allah Subhanahu wa Ta’ala.”
ُعفُّان ُرضي ُالله ُعنه ُفي َُ ُ ُعهدُ ُُأَمُيرُ ُالمؤمُنُينَُ ُعُث َُمانَُ ُبن َُ ُ ُفي:ُ ُالمرحلةُ الثالثة
ُ َ ُسبُ ُاخت
ُُالف َُ ح
َُ ُالفُ ُالناسُ ُفُيُالقُراءةُ ُب ُ َ ُسَُببُ ُه ُاخت
َُ ُو،
َُ ُ َُسةُ ُ َُوالعُشرُين
َُ ُخام
َُ السُنَةُ ُال
ُُُُفَُأ َ َُم َُر ُعُثمان،ُ ُحابَُةُ ُرضيُاللهُعنهمُُفَخُيُفَتُ ُالفُتنَة ُّ الصُحُفُ ُاُلّتيُفيُُأَيدُيُال
َُ ص
ُ،ُُفُالناس َُ ُحفٍُُّ َُواحُ ٍُّدُ؛ُلُئالُُيَُخُتَلَُ صحفُُفُيُمُص ُّ رضيُاللهُعنهُأنُُتُج َُم َُعُهذهُال
ُ ُ.اللهُتعالىُويَُُتَفَُرُقُوا
َُ ُُفَُيَُُتَنَازَُعُواُفيُكتاب
29
Tahap Ketiga: Pada Zaman Amirul Mukminin Utsman bin Affan Radhiyallahu ‘Anhu
Tahun 25 Hijriyah.
Sebabnya: Perbedaan kaum Muslimin pada dialek bacaan Al-Qur’an sesuai dengan
perbedaan mushaf-mushaf yang berada di tangan para Sahabat Radhiyallahu ‘Anhum.
Hal itu dikhawatirkan akan menjadi fitnah, maka Utsman Radhiyallahu ‘Anhu
memerintahkan untuk mengumpulkan mushaf-mushaf tersebut menjadi satu mushaf
sehingga kaum Muslimin tidak berbeda bacaannya yang mengakibatkan bertengkar
pada Kitab Allah Subhanahu wa Ta’ala dan akhirnya berpecah belah.
َُعلىُعُثمانَُ ُمُنُُفَتُحُ ُأرُمُينُيُّ ُة َُ ُ أن ُحُ ُذَيُفَ ُةَ ُبنَُ ُاليَُ َُمان ُُقَدُ َُم
ُّ ُ 9،ففيُصحيحُالبخاري
ُُأمير ُالمؤمنينُأدُرُك َُ ُُيَا:ُ ل َُ ُُفَُقَا،ُ ُالفُهُمُفيُالقراءة ُ َ ُع ُه ُاختَُ َُُوُقَدُأفز، َُ ُ َُجان َُ َُُوأ ُذَرُبَُي
ُل َُ سَُ ُفَُُأ َر،ُ صارى َُ ُّف ُاليَُهودُ ُ َُوالن َُ ال ُ َ ُل ُأنُ ُيَُخُتَلُفُوا ُفي ُالكتابُ ُاخت َُ هذه ُاأل ُّم ُةَ ُقَُب
َُسعُي ُد َُ ُو،ُير
َُ ُّ َُُعب ُدَُاللهُبن
الزَُب َُ ُو، َُ ُت ٍُّ ُُفَُأ َُم َُرُزَُي ُدَُبنَُُُثَاب،ُُُفَُُفَ َُعلَُت،َُص ُة
َُ حف َُ ُعثمانُُإلى
ُ .ُُسخُو َُهاُفُيُالمصاحف َُ َشامُفَُن َُ ُحارُثُُبنُُه َُ عب ُدَُالرحمنُُبنَُُال َُ ُو،ُاص
َُ بنَُُال َُع
Dalam kitab Shahih Al-Bukhari disebutkan, Hudzaifah Ibnu Yaman Radhiyallahu ‘Anhu
datang menghadap Utsman bin Affan Radhiyallahu ‘Anhu dari perang pembebasan
Armenia dan Azerbaijan. Dia khawatir melihat perbedaaan mereka pada dialek
bacaan Al-Qur’an, dia katakan: “Wahai Amirul Mukminin, selamatkanlah umat ini
sebelum mereka berpecah belah pada Kitab Allah Subhanahu wa Ta’ala seperti
perpecahan kaum Yahudi dan Nasrani!” Utsman lalu mengutus seseorang kepada
Hafsoh Radhiyallahu ‘Anha: (Agar mengirim mushaf yang ia pegang kepada Utsman),
Hafshoh lalu mengirimkan mushaf tersebut. Kemudian Utsman memerintahkan Zaid
bin Tsabit, Abdullah bin Az-Zubair, Sa’id Ibnul Ash dan Abdurrahman Ibnul Harits bin
Hisyam Radhiyallahu ‘Anhum untuk menuliskannya kembali dan memperbanyaknya.
ُُ ُ َُوقَُال ُعثمانُ ُلُلرُهطُ ُالثالثة،ُ َُُوالثالثةُ ُقُ َُرشُُيّين َُ ت ُأنصارُيًُّا ٍُّ ُيد ُبنُُثَاب ُ ََُُو َُكانَُ ُز
َُ ُشيءٍُّ ُمُنَُ ُالقرآنُ ُفَُاكتُبُوهُ ُبُل
ُُسان ٍُّ ُيد ُبنُ ُُثَاب
َُ ُت ُفي َُ ُُإُ ُذَاُاخُُتَُلَفتُمُأنت:ُ َُالقُ َُرشُيُّين
ُ َُمُوز
ُ،ُسانُهُم
َُ ُلُبُل َُ َُيشُ؛ُفَُإنُّماُنَز
ُ ٍّ قُ َُر
Zaid bin Tsabit berasal dari kaum Anshar sementara tiga orang yang lain berasal dari
Quraisy. Utsman mengatakan kepada ketiganya: “Jika kalian berbeda bacaan dengan
Zaid bin Tsabit pada sebagian ayat Al-Qur’an, maka tuliskanlah dengan dialek Quraisy,
karena Al-Qur’an diturunkan dengan dialek tersebut!”
..ُُأخرجهُالبخاريُكتابُاآلذانُبابُالجمعُبينُالسورتينُفيُالركعة9
31
ُجمعُهُ ُفي َُ ُض ُمُن َُ كر ُرضيُاللهُعنهماُأنُ ُالغَ َُر ٍُّ جمعُ ُأبيَُُب َُ جمعُهُ ُ َُو َُ ُ ََُُوالفَُرقُ َُُبين
ُ َ ّحُت
ُىُال َُ ُ،ُ ٍُّحف َُ عاُفيُمُص ًُ يد ُالقرآنُ ُكُُلّهُ ُ َُمجمُوُ ُكر ُرضي ُاللهُعنهُُتَقي ٍُّ عهدُ ُأبيَُُبَُ
ُحفٍُّ ُ َُواحُ ٍُّد ُ؛َُ علَُى ُمُص َُ ُ ُعلى ُاالجتُ َُماع َُ ُ الناس
َُ ُل َُ ُشيءُ ُ ُدونَُ ُأنُ َُُيحم َُ ُ نه
ُ َُُيضُي َُع ُم
ُعُلَى َُ ُُعُلَىُاالجتُ َُماع َُ ُحملُهُم َُ ُالفُ ُقُ َُرا َُءاتُهُمُيَُدُعُوُإلىُ َ ُوذلكُأنهُُلَمُيَُظ َُهرُُأُثَرُُالُخت
ُ.ُحفٍُُّ َُواحُ ٍُّدَُ مُص
Perbedaan antara pengumpulan yang dilakukan Utsman dan pengumpulan yang
dilakukan Abu Bakar Radhiyallahu Anhuma adalah: Tujuan dari pengumpulan Al-
Qur’an di zaman Abu Bakar adalah menuliskan dan mengumpulkan keseluruhan ayat-
ayat Al-Qur’an dalam satu mushaf agar tidak tercecer dan tidak hilang tanpa
bertujuan membawa kaum Muslimin untuk bersatu pada satu mushaf. Hal itu
dikarenakan belum terlihat pengaruh dari perbedaan dialek bacaan yang
mengharuskannya membawa mereka untuk bersatu pada satu mushaf Al-Qur’an saja.
ير
ُ التفس
Tafsir
َُ ُُُمُنَُُالُفَسُر:ًُالتفسيرُُلُغَ ُة
َُ ُُُال َُكشف:ُُوهُو،
ُ.ُعنُُالـمُ ُغَطُى
ُ َ َُُوفيُاالصط
ُ.ُُُبَُيَُانُُ َُمعَُانيُالقرآنُُالكريم.ُُالح
Secara bahasa, tafsir berasal dari kata al-fasru, yaitu menyingkap sesuatu yang
tertutup.
Secara istilah, tafsir adalah menjelaskan makna-makna Al-Qur’an Al-Karim.
ُارك ُليَدبروا ُآيَاته َ َ ُ﴿كتَاب ُأَنزَ لنَاه ُإلَي َك ُمب:ُ َُوُتَ َُعلُمُ ُالتفسُيرُ ُ َُواجُبُ ُلُقَُولُهُ ُُتَ َُعالى
ُُ﴿أَفَالُ َيتَدَبرونَ ُالقرآنَ ُُأَم ُ َعلَى:ُ ُ َُولُقَُولُهُ ُتعالى،ُ 29:َول َيتَذَك َر ُأولوُاألَلُ َباب﴾ ُص
ُُ.ُ24:بُأَقفَال َها﴾ُمحمد ٍّ قلو
Mempelajari tafsir hukumnya adalah wajib, berdasarkan firman Allah Ta’ala:
“Ini adalah sebuah Kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya
mereka mentadabburi (merenungi) ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran
orang-orang yang mempunyai pikiran” (QS. Shaad: 29).
Dan berdasarkan firman Allah Ta’ala:
“Maka apakah mereka tidak mentadaburi Al-Qur’an ataukah hati mereka terkunci?”
(QS. Muhammad: 24).ُ
ُ َ َُُئكُالّذُين
َُُالُيَُُتَ ُدَبُرُونَُُالقرآن ُ أولُٰ ُخ َُ ُتعالىُوب
َُ ُّ ُُالُلَةُُمُنَُُاآليةُُُالثانية
َُأنُالل ُه ُ َ ُجهُالد
ُ َُو َُو
ُ.ُع ُدَمُُوُصُولُُالخيرُُإُلَي َُها َُ ُعُلَىُقُلُوبُه
َُ ُو،ُم َُ ُُارُإلىُأنُُذلكُمُنَُُاإلقُفَُال َُ َُوُأ،
َُ ش َُ
Istidllal (konklusi) dari ayat yang kedua adalah bahwa Allah Ta’ala mencela orang-
orang yang tidak memperhatikan Al-Qur’an, serta mengisyaratkan bahwa hal
tersebut termasuk penutup dan penghalang hati mereka, sehingga kebenaran itu
tidak sampai kepada hati mereka.
ُُاُالّذُيُ َُكانُواُيُقرُئُونَنَاُالقرآنَُ ُ َُكعُثمانَُ ُبن ُ َحدُُثَن َُ ُ:ُ ي ُّ ُعبدُ ُالرحمُٰنُ ُالسُُلَم َُ ُل ُأبُو َُ َُوُقَا
ُيُصلىُالله ُّ ُأنُّهُمُ َُكانُواُإ ُذَاُُتَ ُعَلُمُواُمُنَُُالنب،ُغيرُهُ َُما َُ عبدُُاللهُبنُُ َُمسعُو ٍُّدُ َُو َُ ّعُف
َُ انُو
ُ،ُ ُحُتّى ُُيَُتَ َُعلُمُواُ َُما ُفي َُها ُمُنَُ ُالعُلمُ ُ َُوال َُع َُملَُ ُ جاوُزُو َُها َُ ُت ُلَُم ُيٍُّ ُعشر ُآيَُا
َُ عليه ُوسلم
ُ.ُجمُي ًُعا
َُ ُل َُ لمُ َُوال َُع َُم َُ ُُفَُُتَ َُعلُمُنَاُالقرآنَُُ َُوالع:ُقَُالُوا
Berkata Abu Abdirrahman As-Sulami, “Telah menceritakan kepada kami orang-orang
yang membacakan Al-Qur’an kepada kami seperti ‘Utsman bin ‘Affan, Abdullah bin
Mas’ud, dan juga yang lainnya; bahwa apabila mereka mempelajari dari Nabi
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sepuluh ayat, mereka tidak menambahnya sampai
mereka mempelajari pelajaran apa yang ada di dalam ayat-ayat tersebut, kemudian
berusaha untuk mengamalkannya. Mereka berkata, ‘Maka kami mempelajari Al-
Qur’an, mengambil ilmu dari Al-Qur’an, dan sekaligus mengamalkannya.”
:ُجعُُفيُُتَفسُيرُُالقرآنُُإلىُ َُماَُُيأتُي
َُ يُر
Sumber rujukan dalam menafsirkan Al-Qur’an adalah sebagai berikut:
ُل ُّ
َُ ُألن ُرسو، ُ ُُُفَيُفَُسُرُ ُالقرآنُ ُبُالسُنُة،ُالمُ ُ َُرسُولُ ُاللهُصلىُاللهُعليهُوسلم ُ َ ُ َُك.2
َُ ُُاللهُصلىُاللهُعليهُوسلمُمُبَُُلّغ
ُُفَُهُ َُوُأعُُلَمُُالناسُُبُمُ َُرادُُاللهُتعالى،عنُُاللهُُُتَ َُعاُلَى
ُ.ُُالمُه ُ َ بُ َُك
ُ ُ:َُُولُذلكُأمثُلَُةُُمُن َُها
Sunnah Rosul, yakni Al-Qur’an ditafsirkan dengan As-Sunnah, karena Rosulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah muballigh (penyampai risalah) dari Allah Ta’ala,
maka beliau adalah manusia yang paling mengetahui maksud-maksud yang
34
terkandung dalam firman Allah Ta’ala. Diantara contoh penafsiran Al-Qur’an dengan
As-Sunnah adalah sebagai berikut:
عنُصُ َُهيبُُ جرةُ12،فيُصحيحُمسلمَُ 13، حدُيثُُ َُكعبُُبنُُعُ َُ يرُمُنُ َُ جرُ ٍُّ َُو َُر َُواهُُابنُُ َُ
ابُ لُفُيهُُُ":فََُُيكشُفُُالحُ َُ
ج َُ ثُقَُا َُ
يُصلىُاللهُعليهُوسلمُفيُحدي ٍُّ عنُُالنب ُّ بنُُسُنَانُُ َُ
ال ُهذهُاآليةَُُ ل ُ"ُُ،ثُ ُّم ُُتَ َ ُ
ج ُّعزُ ُ َُو َُ إلىُر ُّبهُم ُ َُ
َُ ظرُ ُ اُأَ َُ
حبُ ُإلَُيهُمُمُنَُ ُالنُ َُ شيُئً ُ
فَُ َُماُأُعُطُواُ َُ
ُوالُذلة ُأولَئ َكُأَص َحابُ ُوالُيَرهَق ُوجوهَهم ُقَتَر َ َىُوزيَادَة َ
سنواُالحسن َ ﴿:للذينَ ُأَح َ
ال َجنةُهُمُفي َهاُخَالدونَ ﴾ُيونسُ ُ.ُ26:
Dan juga diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari hadits Ka’ab bin ‘Ujrah, dan dalam Shahih
Muslim dari Shuhaib bin Sinan dari Nabi berkata:
“Maka disingkapkanlah hijab, maka tidaklah mereka diberi sesuatu yang lebih mereka
cintai daripada melihat Rabb mereka ‘Azza wa Jalla,” kemudian beliau membaca ayat
ini:
“Bagi orang-orang yang berbuat baik ada pahala yang terbaik (Surga) dan
)tambahannya.” (QS. Yunus : 26
ُ10أخرجهُالبخاريُكتابُفضاءلُالقرءانُبابُجمعُالقرءانُحديثُرقمُ(.)4987
ُ11أخرجهُالخطيبُفيُكتابُفضائلُالقرءانُللوصلُالمدرجُُ954ُ/ُ2؛ُوفيُاإلسنادُالمحفوظُ(محمدُبنُأبانُ
الجعفليُ)ُعللُالدارُقطنيُُ،231ُ–ُ229/ُ3قالُابنُمعينُ(ضعيفُ9الجرحُوالتعديلُللرازيُُ211/ُ7أخرجهُأبيُ
داودُفيُكتابُالمصاحفُصـُُ22أخرجهُأبيُداودُفيُكتابُالمصاحفُصـُ.ُ12
12
ُ13أخرجهُابنُأبىُحاتمُفيُتفسيرهُُ،ُ1945/6حديثُرقمُُ،ُ11341وأخرجهُالاللكائيُفيُُشرحُاالعتقادُالمجلدُ
الثانيُُ،ُ459-458/3حديثُرقمُ785
35
ُسفَ ٍّر ُأَو ُ َجا َء ُأَ َحد ُمنكم ُمنَ ُالغَائط ُأَو
َ ُضىُأَو ُ َعلَى َ ﴿ َوإن ُكنتم ُ َمر:ُُقَولُ ُه ُتعالى.أ
ُاس ُرضي ُالله ُ ٍّ ُعب
َُ ُ ُعنُ ُابن َُ ُ ُُفَُقَد.ُ 43ُ ُمن ُاآلية:سا َء ُ﴾ ُالنساء
َُ ُ ُصح َ ّال َمستم ُالن
ُ 14. ُس ُةَُبُالجُ َُماع ُ َ ُُأنُّ ُهُفَُسُ َُرُالـم:ُعنهما
َُ ال َُم
“Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus)
atau menyentuh perempuan.” (QS. Al-Maidah: 6).
Tersebut dalam riwayat yang shahih dari Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu ‘Anhuma bahwa
beliau menafsirkan mulamasah (menyentuh wanita) dengan jima’ (bersetubuh).
ُُسيَُاقُ ُلُُقَولُه
ُّ ب ُالَُ س
َُ ح ُّ ُ َُما ُُتَقُتَضُيهُ ُالكلماتُ ُمُنَُ ُالمعَُانُي ُال.5
َُ ُ ُشرُعُيُّةُ ُأوُ ُاللُغَوُيُة
ُ:اك ُالله﴾ ُالنساء َُ َاب ُبال َح ّق ُلتَحك َم ُبَينَ ُالناس ُب َماُأَ َر َ ُ﴿إناُأَنزَ لنَاُإلَي َك ُالكت:ُتعالى
ُ،ُ 3:ُ﴿إناُ َج َعلنَاه ُقرآنا ًُ َع َُربيّا ًُلَ َعلكم ُتَعقلونَ ﴾ُالزخرف:ُ ُ ُ َُوقَُولُه.ُ 115ُمنُاآلية
ُ4ُُمنُاآلية:سانُ ُقَومه ُلي َبيّنَ ُلَهم﴾ُإبراهيم َ ُرسو ٍّل ُإال ُبلَ سلنَاُمن َ ُ﴿ َو َماُأَر:َُُُوقَُولُه
ُ ُ.
Pemaknaan kalimat dari tinjauan syar’i atau lughowi sesuai dengan kesesuaian
makna dalam kalimat. Hal ini berdasarkan firman Allah Ta’ala:
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Qur’an) dengan
membawa kebenaran supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa-apa yang
telah Allah wahyukan kepadamu.” (QS. An-Nisaa’: 105).
Dan firman Allah Ta’ala:
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya berupa Al-Qur’an dengan berbahasa Arab,
agar kamu memahaminya.” (QS. Az-Zukhruf: 3).
Dan firman Allah Ta’ala:
“Tidakkah Kami mengutus seorang Rosul pun melainkan dengan bahasa kaumnya
supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka.” (QS. Ibrahim: 4).
ُّ
َُُُألن ُالقرآن، ُّ ُُأُخُ ُذَ ُب َُماُيَُقُتَضُيهُ ُالشُرع،ُ ي
ُي ُّ ُف ُالمعنَىُالشُرعُيُ ُ َُواللُغَو َُ َفَُإنُ ُاخُتَُل
ُإال ُأن ُُيَكُونَُ ُهناك ُ ُدَلُيلُ ُيَُُتَ َُرجُحُ ُبُهُ ُالمعنَى ُ ّ ُ ُُال ُلُبَُيَُانُ ُاللُغَة
ُ َ ،ُ ُل ُلُبَُيَُانُ ُالشُرع َُ َُنَز
ُ ُ:ُي ُّ ُشرع ُّ فُفُيهُُالمعنََُيانُُ َُوقُ ُدّ َُمُالَُ َُُمُُثَالُُ َُماُاخُتَل.ُُخذُُبُه
َُ يُفَُيُؤ ُّ ُاللُغَو
Apabila makna syar’i dan makna lughowi (bahasa) berbeda, maka yang diambil adalah
makna syar’i, karena Al-Qur’an diturunkan untuk menjelaskan syari’at, bukan untuk
menjelaskan bahasa, kecuali jika terdapat dalil yang lebih menguatkan makna
lughowi, maka yang dipakai adalah makna lughowi tersebut. Contoh ayat yang
mengandung perbedaan makna syar’i dan makna lughowi, kemudian didahulukan
makna syar’i antara lain:
37
ُ:ص ّلُ َعلَيهم﴾ُالتوبة َ اُو َ ُوتزَ ُّكيهمُب َه َ ط ّهرهم َ صدَقَةًُت َ ُُ﴿خذُمنُأَم َوالهم:ُقَولُ ُهُُتَعَُالى
ُُعنُعبد َُ ُ 15ُاُر َُواهُ ُمُسلُمَُ ُبُ ُدَلُيلُ ُ َُم،ُ ُعاء
َُ ُالةُ ُهُنَاُالد َُ صُّ اد ُبُال َُ َُ ُف،ُ 113ُمُنَُ ُاآلية
ُ المر
ٍُّ َُص ُدَقَُةُ ُق
ُوم َُ ُُ َُكانَُ ُالنبيُ ُصلىُاللهُعليهُوسلمُُإ ُذَاُأُت:ُ ل
َُ ُـي ُب َُ ُقَُا،ُ أبيُأَوُُٰفى
ُ ُ ُاللهُ ُبن
ُ ُ.ُ"ُأبيُأَوُُٰفى ُ ُُعلَُىُآل ُّ ص
َُ ُل َُ ُُُ"ُاللّهُم:
ُ ُل َُ ُُفَُُأ َُتَاهُُأبيُب،ُعلَُيهُم
َُ ص ُدَقَُتُهُُفَُقَُا َُ ُصلُى
َُ
Adalah firman Allah Ta’ala:
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan
mensucikan mereka dan sholatlah (berdoalah) untuk mereka.” (QS. At-Taubah: 103).
Yang dimaksud dengan sholat di sini adalah doa, dengan dalil apa yang diriwayatkan
oleh Muslim dari Abdullah bin Abi ‘Aufa, dia berkata, “Apabila Nabi Shallallahu ‘Alaihi
wa Sallam dikirimi shadaqah dari suatu kaum, beliau mendoakan mereka. Bapakku
mendatangi beliau dengan membawa shadaqah, kemudian beliau berdoa:
“Ya Allah, berikanlah sholat (keselamatan) atas keluarga Abu ‘Aufa.”
15
38
Dan contoh ayat yang mengandung kecocokan makna syar’i dan makna lughowi
banyak sekali, seperti ُ( الس َمآءlangit), ُ( األَرضbumi), ُصدق
ّ ( الkejujuran), ُ( الكَذبkedustaan),
ُ( ال َح َجرbatu), dan ُسان
َ ( اإلنmanusia).
ترجمةُ القُرآن
Penerjemahan Al-Qur'an
ُ،ُ 3:ُ﴿إناُ َج َعلنَاه ُقرآنا ًُ َع َربيّا ًُلَ َعلكمُ ُتَعقلونَ ﴾ ُالزخرف:ُُقَُولُ ُه ُتعالى:ُمُُثَالُ ُذلك
َُ ُج َُم ُ َُكلُ َُماتُ ُهذه ُاآليةُ ُ َُكلُ َُمةً ُكلم ُةً ُفَُيُُتَر
ُجمُ ُ(إنُّا) ُثُ ُّم َُ ُ ُأنُ ُيُُتَر:ُ ُحرفُيُة َُ فَُالتُر
َُ ج َُمةُ ُال
ُ .ا)ُو َُه َُك ُذَا
َُ ُّع َُربُي َُ (ُجعَُلنَاهُ)ُثُ ُّمُ(قُرآُنًا)ُثُ ُّم
َُ (
Contohnya adalah firman Allah yang berbunyi:
“Sesungguhnya Kami menjadikan Al-Qur’an dalam bahasa Arab supaya kamu
memahami(nya).” (QS. Az-Zukhruf : 3)
Maka terjemahan harfiyahnya adalah dengan cara menerjemahkan kata perkata di
dalam ayat ini, menjadi إنا, kemudian ُ َج َعلنَاه, kemudian ً قرآنُا, kemudian ً ع َرب ّيُا
َ , dan
seterusnya.ُ
39
ُُبدُاللهُبن
ُع َُ بدُاللهُبنُُ َُمسعُو ٍُّدُ َُو
ُع ًُ َُومُنَُُالمشُتَهُرُينَُُبُالتفسُيرُُمُنَُُالصحابةُُأي
َُ ُ:ُضا
.ُبُ َُم َُعُه ُذَُينُُرضيُاللهُعنهم َُ ُيُبنُُأبي
ٍُّ ُطال ُّ ُعل َُ ُُفَُلُنُُتَرجُمُُل،ُاس
َُ ُُحيَُاة ُ ٍّ ُّعب
Di antara kalangan para Sahabat yang dikenal sebagai ahli tafsir juga adalah ‘Abdullah
bin Mas’ud dan ‘Abdullah bin ‘Abbas.
Berikut ini riwayat hidup singkat ‘Ali, ‘Abdullah bin Mas’ud dan ‘Abdullah bin ‘Abbas.
ُُعةُ ُ َُوال ُذّ َُكاءُ ُ َُم َُع ُالعُلمُ ُ َُوالزكاءُ ُحُتّى ُ َُكانَُ ُأمُير َُ ُاشُتَ َُه َُر ُرضي ُالله ُعنه ُبُالش
َُ جا
ُيس ُلَُ َُها ُأبو َُ َُالمؤمنُينَُ ُعُ َُمرُ ُبنُ ُالخطُاب ُرضي ُالله ُعنه ُلََُُيُتَ َُعوُ ُذَ ُمُن ُمُعُضُلَُ ٍُّة ُل
َُُيُأُنّ ُهُ َُكانُّ ُعل
َُ ُعن َُ ُي َُ ُالُأباُحسنُُلَ َُها
َُ ُُورُو، ُ َ ُُقَضُيُةُُ َُو:َُُُومُنُأمُثُُلَةُُالنُحوُيُّين، َُ ُسن َُ ح
َُ
ُُوأنَا
َُ إالُ ّ ُ ُُفَ َُواللهُ ُ َُماُمُنُآي ٍُّة،ُ عنُكتابُ ُاللهُتعالى َُ ُسلُونُي َُ يُو
َُ ُسلُون َُ ُسلُونُي َُ ُ:ُ ُيَُقُول
ُ ُ،ار
ٍُّ لُأوُُنَ َُه ٍُّ أعُلَمُُُأَنَزَُُلَتُُبُُلَي
Beliau Radhiyallahu ‘Anhu terkenal sebagai seorang yang pemberani dan pintar,
berilmu dan suci hatinya. Maka, tidak heran bila ‘Umar bin Al-Khaththab Radhiyallahu
‘Anhu berharap agar jangan sampai menghadapi permasalahan pelik tanpa
melibatkan Abu Hasan. Para Ahli Nahwu mengungkapkannya dengan istilah,
“Masalah yang tanpa Abu Hasannya.”
Diriwayatkan dari ‘Ali Radhiyallahu ‘Anhu, bahwasanya dia pernah berkata:
41
ُ16مجموعُالفتاوىُُ.
ُ 17أخرجهُالبخاريُصُُ،ُ 342كتابُالمغازيُُ،بابُُ:ُ 36غزوةُالحديبيةُُ،حديثُرقمنُُ،4166ومسلمُصُُ،849
كتابُالزكاةُُ،بابُُ:ُ54الدعاءُلمنُأتىُبصدقةُُ،حديثُرقمُُ.ُ1178ُ)176ُ(ُ2492
ُ 18أخرجهُالبخاريُُ،كتابُالمغازيُُ،بابُغزوةُتبوكُُ،حديثُرقمُ(ُ،ُ)4416ومسلمُكتابُفضائلُالصحابةُُ،بابُ
فضائلُعلىُبنُأبيُطالبُُ.حديثُرقمُ( .)6218ذلكُألنُأباهُماتُفيُالجاهليةُُ،وأدركتُأمهُاإلسالمُفأسلمتُُ.
42
ُ:ُاس
ُ ٍّ ُّعبدُاللهُُبنُُعب ُ ُ-3
َُُالثُ ُسُنُين ُ َ َجرةُ ُبُُث
َُ ُل ُاله َُ ُوُلُ ُدَ ُقَُب،ُ هُ َُو ُابنُ ُع ُّم ُرسولُ ُالله ُصلى ُالله ُعليه ُوسلم
ُيُّ حت ُالنب َُ َخالَُتُ ُه ُ َُميمُونَةُ ُُت َُ ُو
َُ ،ُع ُّمه َُ ُ ُي ُصلى ُالله ُعليه ُوسلم ُألنُّ ُه ُابن ُّ الزَُ َُم ُالنب َُ
ُ:ُ لَُ ُ َُوُقَا،ُُصدرُه َُ ُي ُصلىُاللهُعليهُوسلمُإُلَى ُّ ضمُ ُهُالنب َُ ُو،ُصلىُاللهُعليهُوسلم
َُ
ُ:ُ ُض َُع ُُلَ ُه ُ َُوضُو َُءه َُ ل ُُلَ ُه ُحُينَُ ُ َُو َُ ُوُقَا،
َُ ُ ُالكتاب:
َُ ُ ُوفيُرُ َُوايَُ ٍُّة،َُ ُ َعُلّمُ ُه ُالحُك َُم ُة
َُ ُ ُاللّهُم
ُ
ُُحبُ َُر ُاأل ُّمةُ ُفي ُنَشرُ ُالتفسُير َُ ُ ُارك َُ َعاءُ ُالمُبَُ ُ ُفَُ َُكانَُ ُبهذا ُالد،ُ ُالُلّهُمُ ُفَُُقّهُ ُفي ُال ُدّين
ُ ُ،َُُُوالفُقه
ُ.ُ)462ُ،379/1(ُُأخرجهُأحمد19
43
ُ
المشته ُرون بالتفسير من التابعين
Ahli Tafsir yang Terkenal dari Kalangan Tabi’in
ُ:ُُمُجاهُد.1
َُسنَ ُة
َُ ُ َُوُلُ ُد،ُسائُبُ ُالمخزُومُي ُّ ي ُ َُمولَُىُالسُائُبُ ُبنُ ُأبىُال ُّ بر ُالم ُّك
ٍُّ ج
َُ ُ ُهُ َُو ُمُجاهُ ُد ُبن
ُاس ُرضي ُالله ُ ٍّ ُعنُ ُابنُ ُعب
َُ ُ ُفسير ُالقرآن َُ َُوُأ
َُ َخ ُذَ ُُت َُ ،ُ ُهجرة
َُ ُُوعُشرُينَُ ُمُنَُ ُال َُ إح ُدَى
ُ .ُعنهما
Mujahid
Dia bernama lengkap Mujahid bin Jabr Al-Makki budak yang dimerdekakan As-Saib
bin Abi Saib Al-Makhzumi. Lahir pada tahun 21 H. Mengambil Tafsir dari Ibnu Abbas.
ُ:ُُُقَُتَا ُدَة-2
44
ُ ُ:ٍُّاع َُ ُُالُثَة
ُ أنو ُ َ َشابُهُُإلىُُث
َُ َُُيُتَنَوُعُُالقرآنُُالكريمُُبُاعتَُُبارُُاإلح َُكامُُ َُوالت
Berdasarkan muhkam dan mutasyabih, Al-Qur’an dibagi menjadi tiga jenis:
ُ:ُ ُمُثلُ ُقَُولُهُ ُتعالى،ُ ف ُبُهُ ُالقرآنُ ُكُلُ ُه َُ ُ ُاإلحكامُ ُال َُعا ُّم ُ ُالّذُي ُوُص:ُ ُاألول
ُّ ُ ُالنوع
ُ ُ َُوقَُوله.ُ 1ُُمنُاآلية:ير﴾ ُهود ٍّ صلَُت ُمن ُلَدن ُ َحك ٍّيم ُخَب ّ ﴿كتَاب ُأحك َمت ُآ َياته ُثم ُف
ٌّ ُوقولهُ﴿ َوإنهُفيُأ ّمُالكتَابُُلَدَينَاُلَعَل.ُ1:كُآيَاتُالكتَابُال َحكيم﴾ُيونس
ُي َُ ُتل.ُالر
ُٰ ﴿
ُ .ُ4:َحكيم﴾ُالزخرف
Jenis pertama: muhkam umum, yaitu semua isi Al-Qur’an adalah muhkam, seperti
firman Allah:
“Kitab yang muhkam ayat-ayatnya, kemudian diperinci dari sisi yang Mahabijaksana
dan Maha Mengetahui.” (QS. Hud : 1)
“Alif, lam, roo. Itulah ayat-ayat Al-Kitab yang muhkam.” (QS. Yunus : 1)
“Sesungguhnya ia di Ummul Kitab (Lauhul Mahfuzh) di sisi kami benar-benar tinggi dan
muhkam.” (QS. Az-Zukhruf: 4)
ُُحة َُ صاَُ َُغاَُيةُ ُالف َُ ُجو ُدَةُ ُفُيُألفَُاظُهُ ُ َُو َُم َُعانُيهُ ُفَُهُ َُو ُفُي
َُ َُو َُمعنَىُهذاُاإلح َُكامُ ُاإلتقَُانُ ُ َُوال
ُ َ ُ ُال ُلَُغُو
ُال ُ َ ال ُُتَنَاقُضُ ُ َُو
ُ َ يس ُفُي َُهاُ َُكذُبُ ُ َُو َُ َُُل،ُ ُُأخَُبارُهُ ُكُلُ َُهاُصُدقُ ُنَافُ َُعة،ُ ُغة ُ َ َُوالَُب
َُ ال
ُُال ُحُكم ُ َ ال ُُتَ َُعارُضُ ُ َُو ُ َ جورُ ُ َُو َُ ُيس ُفُي َُها َُ َُ ُل،ُ عدلُ ُ َُوحُك َُمة َُ ُُوأحكامُ ُه ُكلُ َُها،
َُ ُ ُير ُفُيه
َُ خ َُ
ُ ُ.ُُسفُيه َُ
Makna muhkam di sini adalah kokoh dan indah lafazh dan maknanya dalam puncak
kefasihan dan balaghoh. Kabar-kabar di dalamnya benar lagi bermanfaat, tanpa ada
kedustaan, tanpa ada pertentangan, tanpa ucapan sia-sia yang tidak ada
kebaikannya, sementara hukum-hukumnya seluruhnya adil, tanpa ada kezhaliman
dan hukum yang rendah.
“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu Yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang
sebelummu, agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqoroh : 21)
“Allah menghalalkan jual-beli.” (QS. Al-Baqaroh: 275)
“Diharamkan atas kalian bangkai, darah, daging babi, dan apa yang disembelih untuk
selain Allah.” (QS. Al-Maidah : 3)
Contoh-contoh lainnya begitu banyak.
ُ ُ﴿ َبل ُ َيدَاه:ُ ُأنُ َُُيُتَ َُوهُ َُم ُ َُواهُمُ ُمُن ُقَُولُهُ ُتعالى،ُ ُفُي َُما َُُيُتَ ُعَلُقُ ُبُالله ُتعالى:ُ مُُثَالُ ُه
ُ.َُُأنُلُلُهَُُُي ُدَيُنُُمُ َُماثُلَُُتَيُنُُألُيُدُيُالمخلُوقُين
ُّ ُ،ُ64ُُمنُاآلية:طُتَان﴾ُالمائدة َ َمبسو
Contoh yang berkaitan dengan Allah, seseorang salah memahami firman Allah:
“Bahkan kedua TanganNya terbentang.” (QS. Al-Maidah : 64) dengan memahami
Tangan Allah mirip tangan makhluk.
َ ُأنُ َُُيُتَ َُوهُ َُم ُ َُواهُمُ ُمُنُقَُولُهُ ُتعالىُ﴿فَإن ُكن،َُُومُُثَالُ ُه ُفيماَُُيُتَ َُعلُقُ ُبُ َُرسولُ ُالله
ُت ُفي
َ ش ٍَّّك ُمماُأَنزَ لنَاُإلَي َك ُفَاسأَل ُالذينَ ُ َيق َرأونَ ُالكت
َُاب ُمن ُقَبل َك ُلَقَد ُ َجا َء َك ُال َحق ُمن
48
ُي ُصلىُاللهُعليه
ُّ أن ُالنب َُ ُ ،ُ 94:َربّ َك ُفَالُُتَكونَن ُمنَ ُالممتَرينَ )﴾ ُيونس
ُّ ُ ُظاهُرُه
.ُُلُإُُلَيه
َُ ُشا ًُّكاُفُي َُماُأُنز
َُ َُُوسلمُ َُكان
Contoh yang berkaitan dengan RosulNya, seseorang salah paham dalam firman Allah:
“Maka jika kamu (Muhammad) berada dalam keragu-raguan tentang apa yang Kami
turunkan kepadamu, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang membaca Kitab
sebelum kamu. Sesungguhnya telah datang kebenaran kepadamu dari Tuhanmu, sebab
itu janganlah sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu-ragu.” (QS. Yunus [10]:
94).
Yang nampak dari ayat bahwa awalnya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ragu
terhadap wahyu yang diturunkan kepadanya.
ع التشابُه في القرآن
ُ أنوا
Jenis Mutasyabih di Al-Qur’an
ُ:ُُعان
َُ الواقُعُُفيُالقرآنُُنَو
َُ ُالتشابُ ُه
Mutasyabih di Al-Qur’an ada dua jenis:
ُلُّ ج ُّ
َُ اللهُعز ُ َُو ُ ُحقَُائُقُ ُصُفَُات َُ اُال ُيُمكُنُ ُأنُ َُُيعلَُ َُم ُهُالَُب
َُ شرُ ُ َُك ُ َ ي ُ َُوهُ َُو ُ َُم
ُّ ُحقُيق
َُ ُ : أح ُدهُما
ُُحُقَائُُقَ َُهاُ َُو َُكيُفُيُُتَ َُهاُلُُقَولُه ُ َ َُُلَكُُنّن،ُ ُاُوإنُ ُكُنُاُنَعُلَمُ ُ َُمعَُانيُهذهُالصفات
َُ ُ ُاُال ُنُدرُك َُ َُُفَإُنّن،
ُُ﴿الُتدركه:ُ ُ َُوُقَولهُتعالى.111ُُمنُاآلية:ُ﴿والُيحيطونَ ُبه ُعلماً﴾ ُطـه:ُتعالى َ
ُ .ُ113:ُوه َوُاللُطيفُالخَبير﴾ُاألنعام َ ار
َ ص َ
َ ُوه َوُيدركُاألب َ صارَ األَب
Pertama: hakiki, yaitu apa yang tidak diketahui hakikatnya oleh seorang pun, seperti
hakikat sifat Allah Azza wa Jalla. Meskipun kita mengetahui makna sifat-sifat ini, tetapi
kita tidak mengetahui hakikatnya dan kaifiyahnya, karena Allah berfirman:
“Dan mereka tidak bisa menjangkauNya.” (QS. Thoha [20]: 110)
Dan firman Allah:
“Pandangan-pandangan tidak bisa menjangkauNya dan Dia menjangkau semua
pandangan, dan Dia Maha Lembut lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-An’am [6]: 103)
ُ .ُُشافُهُُلُُتَ َُعذُرُُالوُصُولُُإُلَيه
َُ عنُُاسُتُك ُ َ َُُُو َُهذاُالنوع
َُ ُُالُيُسأل
49
Jenis ini tidak boleh ditanyakan tentang hakikatnya karena tidak mampunya akal
menjangkaunya.
ُ،ُ عض
ُ ٍّ على َُُبعضُ ُالناسُ ُ ُدونَُ َُُب َُ ُ ي ُ َُوهُ َُو ُ َُما ُُيَكُونُ ُمُشُتَبُ ًُها
ُّ ُ ُنُسب:ُ النو ُع الثاني
ُُعن
َُ ُ ُُوهذا ُالنوعُ ُيُسأل َُ ،ُ غيرُهُم َُ ُ َُُفَيَُكُونُ ُ َُمعلُو ًُما ُلُلرُاسُخُينَُ ُفُي ُالعُلمُ ُ ُدون
ُ َ ُ ُشيء
ُُال ُيَُُتَبَُيُن َُ ُ ُج ُد ُفُيُالقرآن ُ َ ُ ُشافُهُ ُ َُوبَُيَُانُهُ ُ؛ُإلُم َُكانُ ُالوُصُولُ ُإُلَيه ُإذ
َُ ال ُيُو َُ استُك
ُ ُ،ُُح ٍُّدُمُنَُُالنُّاس
َُ َُُمعنَاهُُأل
Jenis kedua: nisbi, yaitu apa yang tersamar bagi sebagian orang tetapi bukan
sebagian yang lain. Perkara tersebut menjadi jelas bagi orang-orang yang mendalam
ilmunya, bukan selainnya. Jenis ini boleh ditanyakan untuk memperjelas perkaranya,
karena memungkinkannya dijangkau. Tidak ditemukan di Al-Qur’an sesuatu yang
tidak jelas maknanya bagi manusia.
ُ،ُ 138:ظة ُللمتقينَ ﴾ ُآل ُعمران َ ى ُ َو َموعًُ ُوهدَ ُالله ُتعالى ُ﴿ َهذَا ُ َب َيان ُللناس
ُ قَُال
ُ ُوقالُ﴿فَإذَا،ُ 89ُُمنُاآلية:اب ُتبيَانا ًُلك ّل ُشَيءٍّ ﴾ ُالنحل َ ََُوُقَالُ﴿ َونَزلنَاُ َعلَي َك ُالكُت
ُُ َُوُقَالُ﴿يَا،ُ19:ُوقالُ﴿ثُمُإنُ َعلَينَاُبَيَانَه﴾ُالقيامة،ُ18:قَ َُرأنَاهُفَاتبعُقرآنَه﴾ُالقيامة
ُ ُ.ُ174:ُوأَنزَ لنَاُإلَيكُمُنوراًُمبيناً﴾ُالنساء َ أَي َهاُالناسُقَدُ َجا َءكمُبرهَانُمن
َ ُربّكم
Allah berfirman:
“Ini adalah bayan (jelas) bagi manusia, sebagai petunjuk dan nasihat bagi orang-orang
bertakwa.” (QS. Ali Imron : 138)
“Dan sungguh Kami telah menurunkan Al-Kitab kepadamu yang jelas bagi segala
sesuatu.” (QS. An-Nahl : 89)
“Apabila Kami membacakannya kepadamu maka ikutilah bacaan tersebut. Kemudian
menjadi tanggungan Kami menjelaskannya.” (QS. Al-Qiyamah: 18)
“Wahai manusia, telah datang kepada kalian burhan dari Rabb kalian dan Kami
turunkan kepada kalian cahaya yang jelas.” (QS. An-Nisa : 174)
ُ،ُ عنُ ُالله ُتعالى َُ ُ ُنه ُانتُفَُا َُء ُالصفات ُ ُ ُفَُُفَهُمُوا ُم،ُ ُعلَُى ُأهلُ ُالُتّعطُيل َُ ُ َحيثُ ُاشُتََُب ُه َُ
ُعلىَُ ُ ُعنُ ُاآلياتُ ُالكثيرةُ ُال ُدّالُة َُ ُعرضُوا َُ ُ َواُأن ُثُبُوُتَ َُهاَُُيسُتَلُزُمُ ُالـمُ َُماُثَلَُ ُة
َُ ُوأ، ُّ َُ َُُواد
ع
ُ ُ.َُىُالُيَُسُتَلزُمُُالمماُثَُلَ ُة
ُ َ َاتُأصلُُالمعن ُّ ُو،
َُ َُأنُإثب َُ ُثُبُوتُُالصفاتُُُلَ ُه
Dimana ayat ini tersamar bagi ahli ta’thil, mereka memahami dari ayat itu
ditiadakannya sifat dari Allah Ta’ala karena mereka menyangka jika menetapkannya
51
berarti mengharuskan menyerupakan Allah. Mereka berpaling dari banyak ayat yang
menunjukkan penetapan sifat, dan menetapkan asal makna tidak mengharuskan
menyerupakannya.
51
ص
القص ُ
Kisah-Kisah
األ َُثَرُُُ.
القصصُُ َُوالقَُصُُلُغَ ُةًُُُ:تَُتَبُعُُ ُ
ضاُُ. عنُُقَضُيُةُُ ُذَاتُُ َُم َُراحُ َُ
لُيَُتبَُعُُبَُعضُهاُبَُع ًُ وُفيُاالصطالحُُ:اإلخبَُارُُ َُ
Kisah secara bahasa artinya mengikuti jejak. Secara istilah artinya kabar tentang
peristiwa yang memiliki tahapan-tahapan yang berurutan.
صصُ ُالقرآنُ ُأص ُدَقُ ُالقصصُ ُ؛ ُلُقولُهُ ُتعالى ُ﴿نَحن ُنَقص ُ َعلَي َك ُأَح َ
سنَ ُ َُوُقَ َُ
صص ُب َما ُأَو َحينَا ُإلَي َك ُ َه ُذَا ُالقرآن﴾ ُيوسفُ :من ُاآلية َُُ ُ .ُ 3وذلك ُالُشتُ َُمالُهاُ القَ َ
ج َُ
اللُُالمعنَىُُ ُ. غةُُ َُو َُ
ال َُ علىُأعُلَىُ ُدَ َُر َُ
جاتُُال َُك َُمالُُفيُالبَُ َ ُ َُ
Kisah dalam Al-Quran adalah kisah paling jujur, berdasarkan firman Allah:
“Kami mengisahkan kepadamu kisah paling indah dengan mewahyukan Al-Quran ini
)kepadamu.” (QS. Yusuf : 3
Hal ini dikarenakan mengandung tingkatan balaghoh dan makna yang paling
sempurna.
صصهمُ ُعب َرة ُألولي ُاألَل َباب﴾ُ صصُ ُُ ،لُ َقُولُهُ ُتعالى ُ﴿ َل َقد ُ َكانَ ُفي ُقَ ََُوأن َفُعُ ُال َقُ َُ
ُوذلك ُلُقُوُةُ ُُتَأثُيرُ َُها ُفي ُإ َ ُ
صالحُ ُالقُلُوبُ ُ َُواألع َُمالُُ يوسفُ :من ُاآلية َُُ .ُ 111
َُ
األخالقُُُ . َُو
Juga kisah paling bermanfaat, berdasarkan firman Allah:
”“Sungguh dalam kisah-kisah mereka terdapat ibroh bagi orang-orang yang berakal.
)(QS. Yusuf [11]: 111
Hal ini dikarenakan kuatnya pengaruh kisah dalam memperbaiki qolbu, perbuatan,
dan akhlak.
َُ ََُُولُلق
ُ ُ:ُُمُنها،ُُصصُُفيُالقرآنُُحُ َُكمُُكثيرةُُعظيمة
Kisah-kisah di Al-Quran memiliki hikmah yang banyak dan agung, di antaranya:
“Kecuali keluarga Lut. Mereka Kami selamatkan di waktu sebelum fajar menyingsing,
sebagai nikmat dari Kami. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang
bersyukur.” (QS. Al-Qomar : 34-35)
َُجا ُة
َُ َعلُمُواُن
َُ ُ ُُإذ،ُ نه
ُ ُيهُواالُزدَُُيادُ ُم َُ ُ ُالثَُّبات
َُ َعُل ُ ُ ُُتَرغُيبُ ُالمؤمُنُينَُ ُفيُاإليمانُ ُب-5
ُ ُلُقَُوله ُتعالى ُ﴿فَاستَ َجبنَا ُلَه،ُ ُار ُ َُمن ُأُمُرُوا ُبُالجُ َُهاد َُ ص
َُ ُُوانت
َُ ،َُسابُقُينُّ المؤمُنُينَُ ُال
ُسلنَاُمن َ ُ َُوُقَولهُ﴿ َولَقَد ُأَر،ُ 88:ُو َُكذَل َك ُننجيُالمؤمنينَ ﴾ ُاألنبياء َ َونَجينَاه ُمنَ ُالغَ ّم
َ قَبل َك ُرسالً ُإلَىُقَومهم ُفَ َجاءوهم ُبالبَيّنَات ُفَانتَقَمنَاُمنَ ُالذينَ ُأَج َرم
ًُواُو َكانَ ُ َحقّا
ُ .ُ47:ُعلَينَاُنَصرُالمؤمنينَ ﴾ُالروم َُ
Menyenangkan orang-orang beriman dengan menguatkan iman dan menambahnya,
tatkala mereka tahu selamatnya orang-orang beriman terdahulu dan ditolongnya
mereka dalam jihad, berdasarkan firman-Nya:
“Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya dari kedukaan.
Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman.” (QS. Al-Anbiya : 88).
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus sebelum kamu beberapa orang Rosul kepada
kaumnya, mereka datang kepadanya dengan membawa keterangan-keterangan (yang
cukup), lalu Kami melakukan pembalasan terhadap orang-orang yang berdosa. Dan
Kami selalu berkewajiban menolong orang-orang yang beriman.” (QS. Ar-Rum : 47).
telah menimpakan kebinasaan atas mereka dan orang-orang kafir akan menerima
(akibat-akibat) seperti itu.” (QS. Muhammad : 10).
ار القصص
ُ تكر
Pengulangan Kisah
َُ َُّومُنَُُالحُك َُمةُُفيُهذاُالُت
ُ:ُُكرار
ُ.ُعُلَىُالعُنَايَُةُُبُها َُ ُُارهاُيَُ ُدل
َُ كر
َُ ُألنُتُّ ُُصة ُّ ُبَُيَُانُُأه ُّميةُُتُلكُالق-1
ُ.ُُتُفُيُقُلُوبُُالنُّاس َُ ُصةُُلُُتَثُب ُّ يدُتلكُالق ُ ُُُتَوك-2
ُغالُبًُاُفُي َُما ُّ جازَُ ُ َُوال
َُ َُش ُدُّة َُ ُولهذاُُتَجُ ُد ُاإلي،ُاَُ طبُينَُ ُبُ َُه َُ خا
َُ حالُ ُالم ُّ ُ ُعاة
َُ الز َُمنُ ُ َُو َُ ُمُ َُرا-3
ُ.ُُاُأَُتَىُفيُالسُ َُورُُالمدنيُّة ُ صصُُفيُالسُ َُورُُالمكيُّةُُ َُوال ُعَكسُُفُي َُم َُ َُُأَُتَىُمُنَُُالق
55
ُجه
ُ ُالو
َُ ُالوجهُ ُ َُوذاك
َُ على ُهذا َُ ُ ُغةُ ُالقرآنُ ُفي ُظُهُورُ ُهذه ُالقصص ُ َ َُ ُبَُيَُانُ ُب-4
َُ ال
َُ عُلَىُ َُماُُتَقُتَضُيهُُال
ُ .ُحال َُ
َُ ُ ،ُ ُظُهُورُ ُصُدقُ ُالقرآنُ ُ َُوأنُّ ُه ُمُن ُعُندُ ُالله ُتعالى-5
ُُحيثُ ُُتَأتي ُهذه ُالقصص
ُ .ُع ُةًُبُ ُدونُُُتَنَاقُضَُ مُُتَنَ ُّو
Hikmah Pengulangan Ini
(1) Menjelaskan pentingnya kisah tersebut, karena pengulangan kisah
menunjukkan perhatian terhadapnya.
(2) Menekankan kisah tersebut agar lebih memantapkan qolbu manusia.
(3) Memperhatikan zaman dan kondisi yang diajak bicara. Oleh karena itu, kamu
mendapati kisah-kisah di surat Makkiyah umumnya ringkas dan keras, berbeda
dengan Madaniyah.
(4) Menjelaskan balaghoh Al-Quran dalam mengisahkan kisah-kisah sesuai dengan
situasi dan kondisi.
(5) Nampaknya kebenaran Al-Quran dan bahwasanya ia benar-benar berasal dari
Allah, dimana kisah ini datang dengan beraneka ragam tanpa ada
pertentangan.
56
اإلسرائيليات
Isroiliyat
ُّ ح
ُ.ُق َُ ُشهُ ُدَُبُصُدقُهُُفَُهُ َُو َُ ُُُ َُماُأُقَرُهُُاإلسالم:ُاألُولَُى
َُ ُو،
ُُحبرَُ ُجا َُء
َُ ُ:ُلَُ عنُُابنُُ َُمسعُو ٍُّدُرضيُاللهُعنهُقَُا َُ ُُغيرُهَُ البخاريُو
َُ ُُاُر َُواه
َُ ُ َُم:ُمُثالُ ُه
ُّ ُُإُنّاُنَجُ ُد،ُُيَُاُمحمد:ُ ل
ُأن َُ إلىُرسُولُ ُاللهُُصلىُاللهُعليهُوسلمُُفَُقَا َُ ُ ُمُنَُ ُاألحبَُار
ُ ُأنَا:ُ ُعُلَى ُإصبَُ ٍُّع ُفَُيَُقُول
َُ ُ ُسائُ َُر ُالخالئُق َُ ُو
َُ ،ُ على ُإصبَُ ٍُّع َُ ُ ُاوات
َُ س َُم
ُّ الل ُهَ ُيَُج َُعلُ ُال
ُُك ُالنبيُُصلىُاللهُعليهُوسلمُحُتّىُبَُ ُدَتُ ُنَ َُواجُذُهُ ُُتَصدُيُقًاُلُقَُول َُ ُضح َُ َُُف،ُ ُالـ َُملُك
ُ،ُُحبر َُ ال
Pertama: Apa yang diakui Islam dan dipersaksikan keabsahannya maka ia haq (benar).
Contohnya adalah apa yang diriwayatkan Al-Bukhari dan lainnya dari Ibnu Mas’ud
Radhiyallahu ‘Anhu berkata: Pendeta Yahudi datang kepada Rosulullah Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam: Wahai Muhammad, kami mendapati di Al-Kitab bahwa Allah kelak
akan meletakkan langit-langit di salah satu jari-Nya, sementara sisa makhluk lainnya
diletakkan di jari lain seraya berfirman: Aku raja!
Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tertawa hingga nampak gigi grahamnya,
membenarkan ucapan si pendeta.
Kedua: apa yang diingkari Islam dan dipersaksikan kedustaannya maka ia batil.
Contohnya adalah apa yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dari Jabir bin Abdillah
Radhiyallahu ‘Anhu: Orang-orang Yahudi berkata apabila seseorang menggauli
istrinya dari arah depan maka akan terlahir cacat, lalu turun ayat:
“Istri-istri kalian adalah ladang kalian. Datangilah ladang kalian dari mana saja yang
kalian sukai.” (QS. Al-Baqoroh : 223).
يُصلىُاللهُعليهُ خشُ َُمحذُورُُ؛ُلُُقَولُُالنب ُّجائُزُُإ ُذَاُُلَمُيُ َُ ثُبهذاُالنوعُُ َُ حدُ َُ نُالتُ َُ َُوُٰلكُ ُّ
ُ،و َُمنُ َُك ُذَ َُ
بُ جُ َُ
ح َُر َُ لُ َُو َ ُ
الُ َُ نيُإسرائي َُ
َُ عنُبَُح ُدّثُواُ َُ يُوُلَوُآيَُ ُةًُ َُ
ُ،و َُ وسلمُُ"ُ:بَُُلّغُواُ َُ
عُنّ َُ
ُ 23
عُلَيُُمُُتَ َُع ُّم ُدًاُفَُليَُُتَبَُوُأُ َُمق َُع ُدَهُُمُنَُُالنُّارُُ"ُرواهُالبخاري.َُ
Akan tetapi menceritakan kabar jenis ini diperbolehkan asal tidak ditakutkan
menimbulkan bahaya, berdasarkan sabda Rosulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
21
ُ 22أخرجه ُالبخاري ُُ ،كتاب ُفضائل ُأصحاب ُالنبي ُ ُُ ،باب ُفضل ُعائشة ُرضي ُالله ُعنها ُُ ،حديث ُرقم ُ(ُ،ُ )3763
ومسلمُُ،كتابُفضائلُالصحابةُُ،بابُفيُفضائلُعبدُاللهُبمُمسعودُوأمهُرضيُاللهُعنهماُُ،حديثُرقمُ(ُ.ُ)2461
أخرجهُالبخاريُُ،كتابُفضائلُأصحابُالنبيُُُُ،بابُفضلُعائشةُحديثُرقمُ(ُ.ُ)2762
أخرجهُالبخاريُنُكتابُفضائلُأصحابُالنبيُُُُُ،بابُذكرُابنُعباسُرضيُاللهُعنهماُُ.حديثُرقمُ(ُ.ُ)3756
أخرجهُالبخاريُُ،كتابُالوضوءُُ،بابُوضعُالماءُعندُالخالءُُ.حديثُرقمُ(ُ.ُ)143
ُ 23أخرجهُالبخاريُُ،كتبُالتفسيرُُ،بابُقولهُُ(ُ:وماُقدرواُاللهُحقُقدرهُ)ُحديثُرقمُ(ُ،ُ)4811ومسلمُُ،كتابُ
صفاتُالمنافقينُ وأحكامهمُُ،بابُصفةُالقيامةُوالجنةُوالنارُُ.حديثُرقمُ(ُ.ُ)2786
58
“Sampaikan dariku meski satu ayat. Silahkan ceritakan dari Bani Isroil dan tidak
mengapa. Namun, siapa yang berdusta atas namaku dengan sengaja maka silahkan
menyiapkan tetap duduk di Neraka.” Diriwayatkan Al-Bukhari.