Ismail a*
aProgram Studi Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Raden Wijaya
Mojokerto
Abstract
The role of friends is very important in the writing of the Qur'an, especially the
Khulafaur Rosyidin, from the Caliph Abu Bakr who collected the writing of the Qur'an
on the proposal of Umar's friend, and during the Kholifah Uthman ibn Affan united the
Mushaf into a single reference ie Ottoman manuscripts then multiplied and shipped to
all corners of the world. The systematic laying of verses and letters is not in accordance
with the cause of the decline of the verse. And we all know if the Qur'an is collected as a
Mushaf, while the above factors are still lingering, then the Manuscripts that have been
collected are clearly going to change and deviate. The role of friends is very important in
the writing of the Qur'an, especially the Khulafaur Rosyidin, from the Caliph Abu Bakr
who collected the writing of the Qur'an on the proposal of Umar's friend, and during
the Kholifah Uthman ibn Affan united the Mushaf into a single reference ie Ottoman
manuscripts then multiplied and shipped to all corners of the world.
Keywords: The Systematics of Quran
85
TA’DIBIA Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam Vol. 8 No. 1 Mei 2018
Rosyidin, dari Khalifah Abu Bakar yang klasifikasi (Penggolongan). Namun dalam
mengumpulkan penulisan Al-qur’an atas pembahasan makalah ini yang dimaksud
usul sahabat Umar, dan pada masa Kholifah dengan sistematika adalah urutan-urutan,
Utsman bin Affan menyatukan mushaf susunan atau tartib.
menjadi rujukan tunggal yaitu mushaf
Al-Qur’an diturunkan dengan berbagai
utsmani kemudian memperbanyak dan
macam cara serta waktu yang tidak
dikirimkan ke penjuru dunia.
terangkum dalam satu kitab yang utuh. Oleh
Antara rentan waktu yang cukup panjang karena itu sistematika surat-surat dalam
hingga beragam suku dan dialek apakah mushaf sekarang berbeda dengan sistematika
berpengaruh atas penyusunan kitab suci Al- turunnya. Pembentukan susunan Al-Qur’an
Qur’an tentunya masih menjadi tanda tanya. seperti sekarang inipun merupakan proses
Sementara pandangan seperti di atas, umat kondisi atas fisik Al-Qur’an yang berserakan
Islam di Seluruh Dunia meyakini bahwa Al- menjadi satu korpus tunggal pun tidak hanya
Qur’an seperti yang ada pada kita sekarang melibatkan dimensi waktu, sejarah, tetapi
ini adalah otentik dari Allah swt. melalui juga tokoh-tokoh yang berperan di dalamnya
Rasulullah saw., namun cukup menarik, (Kamaluddin Marzuki, 1992:93-94). Kata
semua riwayat mengatakan bahwa mushaf menurut kitap lisanul arab atau al-
pembukuan kitab suci itu tidak dimulai oleh mu’jam al-wasith adalah lembaran untuk
Rasulullah saw., melainkan oleh para sahabat kumpulan dari lembaran yang tertulis dan
beliau, dalam hal ini khususnya Abu Bakar, diapit dua sampulnya. sedangkan menurut
Umar Bin Khattab dan Usman Bin Affan. ulama artinya nama untuk kumpulan dari
lembaran yang tertulis dan diapit kedua
Pesan komunikasi yang telah melewati
sampulnya.
perantara dari seorang tertahap orang lain,
terlebih melewati frekuensi jumlah orang Namun didalam perkembangannya istilah
yang banyak akan meragukan keabshahan mashaf ini digunakan untuk menyebut
pesan alsi tersebut. Selain itu, rentan waktu lembaran –lembaran tulisan Al-qur’an, yang
yang cukup lama juga amat berpengaruh dikumpulkan pada masa khalifah abu bakar.
terhadap nilai dari pesan. Yang menarik Berikutnya digunakan menyebut salinan
adalah seperti apa membuktikan bahwa mushaf itu yang dibuat pada masa khalifah
pesan Al-Qur’an adalah sesuatu yang telah Utsman bin Affan, dan secara khusus disebut
ditetapkan berdasarkan ketetapan Allah! Mushaf Usmani. Mushaf ini disepakati oleh
para ahabat sebagai satu-satunya master bagi
B. Tujuan Kajian
penulisan Mushaf Al-Qur’an yang sah
Artikel ini bertujuan mendiskripsikan berlaku hingga sampai hari kiamat nanti.
bagaimana sistematika mushaf al-Qur’an. Kemudian kumpulan lembaran-lembaran
C. Pembahasan yang memuat tulisan seluruh al-qur’an mulai
surat Al-Fatihah hingga An Nash itu sering
1. Pengertian Sistematika Mushaf Al-Quran
disebut Mushaf saja, Jadi al – mushaf adalah
Sistematika Al-Qur’an berarti pengetahuan mushaf al-qur’an itu sendiri yang disalin
mengenai klasifikasi penempatan dan berdasarkan master mushaf Utsmani
penamaan baik surat maupun ayat dalam Al- (Muhammad Zaini, 2005:23).
Qur’an. sistematika al-Qur’an disini adalah
2. Sistematika Mushaf Al-Qur’an
pengetahuan mengenai pengelompokan al-
Qur’an kepada surah, ayat, juz, hizb, nifsu, Untuk menjadi sebuah mushaf, Al Qur’an
rubu’, dan sejarah-sejarah penemuannya. memerlukan beberapa proses yang
Sedangkan dalam kamus bahasa indonesia melibatkan beberapa orang dalam kurun
(1992:64) berarti pengetahuan mengenai waktu yang relative panjang dari zaman
86
Sistematika Mushaf Al-Qur’an
Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wa Sallam hingga beliau menerima wahyu dari Allah. Setelah
zaman Khalifah Ustman Bin Affan. Mushaf itu, beliau langsung mengingat dan
adalah Al Qur’an hasil penulisan atau menghapal serta menyampaikannya kepada
kodifikasi panitia yang telah di bentuk oleh kepada para sahabat. Lalu sahabat langsung
Khalifah Utsman bin Affan. Mushaf inilah menghapalnya dan menyampaikannya
yang lazim disebut Mushaf Utsmani atau kepada keluarga dan para sahabat lainnya.
Mushaf Imam. Proses kodifikasi atau Tidak hanya itu, mereka para sahabat
pembukuan Al Qur’an di lakukan melalui langsung mempraktekkan perintah yang
penyampaian, pencatatan, pengumpulan datang dari Allah melalui Rasul-Nya. Hal ini
catatan dan kodifikasi hingga menjadi bisa kita lihat pada ayat tentang turunnya
mushaf Al Qur’an yang disebut jam’ul hijab sebagai mana yang tertulis dalam Qs.
Qur’an. Semua proses ini merupakan bagian Al-Ahzab ayat 59 yang Artinya:”Hai Nabi,
penting dari upaya pengamanan dan Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak
pelestarian kitab suci Al Qur’an. Penyusunan perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin:
Al Qur’an melewati empat fase menurut “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya,
zamannya: keseluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu
supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena
a) Fase Pertama adalah Pengumpulan Al
itu mereka tidak di ganggu, dan Allah adalah
Qur’an pada masa Rasulullah Shallahu
maha pengampun lagi maha penyayang”. (Qs.
‘Alaihi Wa Sallam.
Al-Azhab 59)
Pengumpulan Al Qur’an pada masa
Dalam menerima wahyu yang berupa Al
Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wa Sallam Pada
Qur’an, Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wa Sallam
masa ini Al Qur’an di kumpulkan dengan
sangat bersemangat segera menghapalnya.
dua cara:
Suatu ketika beliau pernah menggerakkan
1) Pengumpulan Al Qur’an dengan hafalan bibir dan lidahnya untuk membaca Al Qur’an
tatkala wahyu turun kepadanya sebelum
Pada masa Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wa
malaikat Jibril menyelesaikan wahyu itu,
Sallam, pengamanan dan pelestarian Al
sebagai upaya keras untuk menghapalnya.
Qur’an pertama diakukan dengan
Dari kejadian ini turunlah QS. Al Qiyamah
menghapalnya. Cara seperti ini umum
Ayat 16-19) yang artinya: “16. Janganlah
dilakukan orang Arab dalam upaya menjaga
kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al
dan melestarikan karya-karya sastra mereka.
Quran Karena hendak cepat-cepat
Cara paling lazim dalam menjaga Al (menguasai)nya”. “17. Sesungguhnya atas
Qur’an pada masa Nabi Shallahu ‘Alaihi Wa tanggungan kamilah mengumpulkannya (di
Sallam dan sahabatnya ialah hafalan. (Al Jam’u dadamu) dan (membuatmu pandai)
Fi As Sudur). Ini dilakukan disamping membacanya. 18. Apabila kami Telah selesai
banyaknya sahabat yang buta huruf (ummy), membacakannya Maka ikutilah bacaannya
juga hapalan orang Arab ketika itu yang itu. 19. Kemudian, Sesungguhnya atas
terkenal sangat kuat. tanggungan kamilah penjelasannya”.(QS. Al
Nabi Muhammad Shallahu ‘Alaihi Wa Qiyamah Ayat 16-19)
Sallam adalah orang yang pertama kali 2) Pengumpulan Al Qur’an dengan tulisan
menghapal Al Qur’an dan para sahabat
Penulisan Al Qur’an pada zaman Nabi
mencontoh suri tauladannya, sebagai usaha
Muhammad Shallahu ‘Alaihi Wa Sallam sudah
menjaga dan melestarikan Al Qur’an. Upaya
dikenal secara umum. Rasulullah Shallahu
pelestarian Al Qur’an pada masa nabi
‘Alaihi Wa Sallam memiliki beberapa
Muhammad Shallahu ‘Alaihi Wa Sallam
sekretaris penulis Al Qur’an dari golongan
dilakukan oleh Rasulullah sendiri setiap kali
sahabatnya, antara lain Abu Bakar As
87
TA’DIBIA Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam Vol. 8 No. 1 Mei 2018
Siddhiq, Umar bin Khattab, Utsman bin karena beliau merasa cemas dan khawatir
Affan, Ali bin Abi Thalib, Muawiyah bin Abi bahwa Al Qur’an sedikit demi sedikit akan
Sofyan, Khalid bin Walid, Ubay bin Ka’ab, musnah bila hanya mengandalkan hapalan,
Zaid bin Tsabit, Tsabit bin Qais, Amir bin apalagi para penghapal Al Qur’an semakin
Fuhairah, Amr bin Ash, Ab Musa Al Asy’ari berkurang dengan banyaknya mereka yang
dan Abu Darda’. Apabila turun ayat-ayat Al gugur di medan perang.
Qur’an, Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wa Sallam
Semula Khalifah Abu Bakar merasa ragu
menyuruh mereka untuk menulisnya, dan
untuk menerima gagasan Umar bin Khattab
mengarahkan mereka letak dan sistematik
itu, sebab Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wa
peletakan surat-suratnya, lalu mereka
Sallam tidak pernah memerintahkan untuk
menulis wahyu tersebut di atas kepingan
mengumpulkan Al Qur’an kepada kaum
tulang-belulang, pelepah korma, lempengan
muslimin. Sehingga suatu saat Allah
batu, di atas kulit bahkan di atas pelana kuda.
membukakan hati Abu Bakar dan menerima
Pada zaman Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wa gagasan itu setelah betul-betul
Sallam, penulisan Al Qur’an telah rampung mempertimbangkan kebaikan dan
dan tertulis seleuruhnya, hanya saja ayat-ayat manfaatnya. Abu Bakar ra tahu bahwa
dan suratnya masih terpisah. Penulisannya dengan mengumpulkan Al Qur’an
pun mencakup tujuh qira’ah sebagaimana Al sebagaimana yang diusulkan oleh Umar bin
Qur’an turun. Di antara para sahabat ada Khattab sarana yang sangat penting untuk
yang mengumpulkan, menulis dan menjaga kitab suci Al Qur’an dari
menghafalnya. kemusnahan, perobahan dan penyelewengan.
b) Fase Kedua adalah Kodifikasi Al Qur’an Perlu untuk kita ketahui bersama bahwa
pada masa Abu Bakar Ash Shiddiq perbuatan Abu Bakar Ash Shiddiq dengan
mengumpulkan Al Qur’an bukanlah perkara
Setelah Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wa
bid’ah yang menyesatkan. Akan tetapi
Sallam meninggal, Abu Bakar As Shiddiq
perbuatan ini berasarkan dari kaedah yang
terpilih menjadi Khalifah dan pemimpin
diletakkan oleh Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wa
kaum muslimin. Pada masa kekhilafahannya,
Sallam di dalam penulisan Al Qur’an semasa
banyak terjadi kekacauan dan peristiwa yang
hidupnya. Al Imam Abu Abdillah Al
di timbulkan oleh orang-orang murtad,
Muhasibi berkata di dalam kitabnya (Fahmu
pengikut nabi palsu Musailamah Al Kadzab.
As Sunan):
Kondisi inil mengakibatkan terjadinya perang
Yamamah yang terjadi pada tanggal 12 H. “Penulisan Al Qur’an bukanlah perbuatan
dalam pertempuran itu, banyak sekali bid’ah, karena Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wa
sahabat pembaca dan penghapal Al Qur’an Sallam pernah memerintahkan untuk
yang gugur di medan perang. Data yang menulisnya. Akan tetapi ketika itu masih
tercatat ,enunjukkan 70 sahabat dari para tercecer dan terpisah di atas kulit binatang,
penghapal Al Qur’an. Riwayat lain ada yang tulang an pelepah daun korma. Perintah Ash
menyebutkan bahwa jumlah sahabat yang Shiddiq tidak lain hanyalah memindah dari
gugur di medan perang sebnayka 500 tempat ke tempat lain untuk di kumpulkan.
sahabat. Di antaranya kumpulan kertas berupa Al
Qr’an yang terdapat di dalam rumah
Peristiwa tersebut menggugah hati Umar
Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wa Sallam, lalu
bin Khattab untuk meminta kepada Khalifah
kertas-kertas tersebut di kumpulkan dan
Abu Bakar Ash Shiddiq agar Al Qur’an
diikat dengan tali supaya tidak hilang”.
segera di kumpulkan dan di tulis dalam
sebuah kitab yang nantinya dinamakan Ketika itu juga Abu Bakar Ash Shiddiq
dengan mushaf. Usulan ini disampaikan mengumumkan kepada kaum muslimin
88
Sistematika Mushaf Al-Qur’an
untuk mengumpulkan Al Qur’an dalam satu sesuatu yang tidak pernah di lakukan oleh
mushaf. Beliau lalu memerintahkan Zaid bin Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wa Sallam ? Abu
Tsabit untuk mengepalai proyek ini, Bakar menjawab:”Demi Allah, itu perbuatan
dikarenakan kapabelitas dan kemampuannya baik”. Abu bakar terus-menerus menyemangatiku
yang mumpuni, baik bacaan, tulisan, sehingga Allah membukakan hatiku senbagaimana
pemahaman disamping itu, umur beliau Ia telah membukakan hati Abu Bakar dan Umar.
masih muda. Maka akupun mulai mencari Al Qur’an.
kukumpulkan Al Qur’an dari pelepah kurma,
Sebagaimana halnya dengan Abu Bakar kepingan-kepingan batu dan dari hapalan para
dahulu, Zaid bin Tsabit pada awalnya penghapal Al Qur’an. Sampai akhirnya aku
menolak perintah Abu Bakar ra tersebut. mendapatkan akhir surat At Taubah berada pada
Kemudian timbullah diskusi panjang antara Khuzaimah al Anshati, yang tidak dapat
Abu Bakar ra dan Zaid bin Tsabit hingga kudapatkan dari orang lain.Hingga akhir surat.
beliau menerima permintaan Abu bakar Ash Lembara-lembaran (hasil kerjaku) tersebut,
Shiddiq. kemudian di simpan di tangan Abu Bakar hinga
Diskusi antara Zaid bin Tsabit dan Abu wafatnya. Sesudah itu berpindah tangan kepada
bakar Ash Shiddiq termaktub di dalam kitab Umar sewaktu masih hidup, dan selanjutnya
berada di tangan Hafshah binti Umar”. (HR.
Shahih Bukhari. Zaid bin Tsabit berkata: “Abu
Bakar memanggilku untuk menyampaikan berita Bukhari)
mengenai korban perang Yamamah. Ternyata Undang-Undang Abu Bakar Dalam
Umar sudah ada disana. Abu Bakar Penulisan Mushaf Zaid bib Tsabit
berkata:”Umar telah datang kepadaku dan mengumpulkan Al Qur’an tersebut sesuai
mengatakan,bahwa perang di Yamamah menelan dengan peraturan dan undang-undang yang
banyak korban dari kalangan penghafal Al di letakkan oleh Abu Bakar dan Umar bin
Qur’an. Dan ia khawatir kalau-kalau Khattab. Zaid bin Tsabit tidak mencukupkan
terbunuhnya para penghafal Al Qur’an itu juga diri dengan hapalan di luar kepala, dengan
akan terjadi tempat lainnya, sehingga banyak dari apa yang ia tulis dan dengan apa yang ia
akan hilang. Ia memerintahkan aku agar
dengar. Bahkan di dalam pengumpulan Al
menyuruh seseorang untuk mengmpulkan Al
Qur’an ia berpatokan dengan dua sumber:
Qur’an. Maka aku katakana kepada Umar,
bagaimana mungkin kita melakukan sesuatu yang 1. Al Qur’an yang di tulis di hadapan
tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah Shallahu Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wa Sallam
‘Alaihi Wa Sallam ? tetapi Umar menjawab dan ia
2. Hapalan para penghapal Al Qur’an. Ia
bersumpah, demi Allah, perbuatan tersebut baik.
sangat teliti dan hati-hati di dalam
Ia terus-menerus mengatakan seperti itu sehingga
penulisannya. Bahkan ia tidak menerima
Allah membukakan hatiku untuk
apa yang tertulis kecuali dengan dua orang
menerimausulannya, dan akhirnya aku
saksi adil yang melihatnya bahwa tulisan
sependapat dengan Umar”. Zaid berkata
ini di tulis di hadapan Rasulullah Shallahu
lagi:”Abu bakar berkata kepadaku:”Engkau
‘Alaihi Wa Sallam.
seorang pemuda yang cerdas dan kami tidak
meragukan kemampuanmu. Engkau telah Kodifikasi yang di lakukan atas perintah
menuliskan wahyu untuk Rasulullah Shallahu Abu Bakar Ash Shiddiq adalah seluruh ayat
‘Alaihi Wa Sallam, oleh karena itu carilah Al Al Qur’an di kumpulkan dan di tulis menjadi
Qur’an dan kumpulkanlah”. Kata Zaid lebih sebuah mushaf setelah melalui proses
lanjut:”Demi Allah, sekirangnya mereka penelitian yang sangat detail, teliti dan
memintaku untuk meminahkan gunung, rasanya cermat. Para ulama berpendapat bahwa
lebih ringan bagiku daripada memintaku untuk penyebutan Al Qur’an dengan mushaf mulai
mengumpulkan Al Qur’an”. Karena itu aku berlaku sejak zaman Abu Bakar Ash Shiddiq.
menjawab:”Mengapa anda berdua inin melakukan
89
TA’DIBIA Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam Vol. 8 No. 1 Mei 2018
c) Fase Ketiga adalah Kodifikasi Al Qur’an meluas ke Negara-negara yang di kuasai oleh
pada Masa Umar bin Khattab Romawi dan Persia di zaman Umar. Pada
zaman Utsman bin Affan dunia Islam
Sebelum Abu Bakar meninggal dunia, ia
mengalami banyak kemajuan dan
menyerahkan mushaf tersebut kepada Umar
perkembangan. Mengingat wilayah
bin Khattab. Mushaf tersebut terjaga di
penyebaran Islam sudah sedemikian luas di
tangan dengan sangat ketat di bawah
luar Jazairah Arab. Kebutuhan umat untuk
tangung jawab Umar bin Khattab selaku
mengkaji Al Qur’an pun semakin meningkat.
Khalifah kedua pengganti Abu Bakar ra.
Banyak ahli qira’ah dan penghapal Al Qur’an
Pada masa Umar bin Khattab ra, mushaf mulai terpencar dibeberapa kota dan
tersebut diperintahkan untuk di salin kembali berbagai provinsi untuk menjadi imam,
ke dalam lembaran (shahifah) yang lebih seklaigus ulama, bertugas mengajar dan
baik. Umar bin Khattab tidak lagi mendidik umat. Dari sini, mulailah terasa
menggandakan lembaran tersebut karena adanya perbedaan bacaan Al Qur’an.
memang hanya untuk di jadikan sebagai Sedangkan para ahli bacaan tentu
naskah orisinil (master), bukan sebagai bahan mengajarkan Al Qur’an sesuai dengan bacaan
hapalan. Setelah seluruh rangkaian penulisan yang diberikan oleh Rasulullah Shallahu
selesai, naskah tersebut diserahkan kepada ‘Alaihi Wa Sallam kepada mereka.
Hafshah bin Umar, anak beliau selaku istri
Umat Islam yang tersebar dalam wilayah
Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wa Sallam.
yang demikian luas itu mendapat pelajaran
Fase ini sering sekali tidak mendapat dan menerima bacaan Al Qur’an (qiraat) dari
perhatian dari pakar ilmu Al Qur’an, setiap sahabat yang ditugaskan di daerah.
kekosongan ini akan membuka peluang baru Penduduk Syiria misalnya memperoleh
bagi para orientalis untuk mencari celah pelajaran dan qiraah dari sahabat Ubay bin
dimana mereka dapat menyisipkan tujuan- ka’ab ra. Penduduk Kufah, Irak, berguru
tujuan negatif. Maka pada saat ini, sebaiknya kepada sahabat Abu Musa Al Asy’ary. Versi
di sebutkan bahwa pada masa Umar bin qiraah yang dimiliki dan di ajarkan oleh
Khattab, Jam’ul Qur’an tetap ada dalam arti satiap sahabat yang ahli qira’ah itu berlainan
menggunakanya di waktu shalat jama’ah, satu sama lain. Keadaan ini ktika itu tentu
taraweh dan dirumah-rumah sahabat. saja menimbulkan dampak negative di
d. Fase Keempat adalah Kodifikasi Al Qur’an kalangan kaum muslimin. Di antara mereka
pada Masa Utsman bin Affan ada yang saling membanggakan versi
qira’ahnya dan merendahkan yang lain.
Setelah Khalifah Umar bin Khattab Mereka mengklaim bahwa versi qira’ahnya
meninggal dunia, banyak pula para sahabat, yang paling benar. Situasi seperti ini
mujahidin, dan huffadh meninggal dunia. mencemaskan Khalifah Utsman ibn Affan.
Perang Adzerbaijan dan Armenia yang Karena itu ia segera mengundang para
terjadi pada tahun 24 H, banyak menelan sahabat penghapal Al Qur’an untuk
korban. Sejarawan At Thabari meriwayatkan memecah permasalah tersebut. Akhirnya,
bahwa ada sekitar 10.000 orang yang ikut di dicapai kesepakatan bahwa mushaf yang
dalam pertempuran tersebut. Hal ini ditulis pada masa Abu bakar harus disalin
menjadikan fikiran bagi khalifah Utsman bin kembali menjadi beberapa mushaf. Lalu
Affan sebagai penerusnya. Beliau khawatir mushaf hasil salinan tersebut di kirimkan ke
dengan banyaknya sahabat yang meninggal berbagai kota atau daerah untuk di jadikan
dunia, maka akan semakin sedikit orang- rujukan utama kaum muslimin ketika
orang yang hapal Al Qur’an. menemui masalah dalam bacaan Al Qur’an.
Sementara itu, agama Islam semakin Inisiatif Utsman bin Affan untuk segera
90
Sistematika Mushaf Al-Qur’an
91
TA’DIBIA Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam Vol. 8 No. 1 Mei 2018
79 An-Naziyat
Malaikat-malaikat
46 Mekkah
bidang bahasa,ilmu kalam, ushul fiqih dan
yang mencabut
80 'Abasa Ia bermuka masam 42 Mekkah sebagainya. Diantaranya menurut Al-
81 At-Takwir Menggulung 29 Mekkah
Lihyani: Lafal Al-Quran itu berhamzah,
82 Al-Infitar Terbelah 19 Mekkah
83 Al-Tatfif
Orang-orang yang
36 Mekkah
bentuknya masdar dan diambil dari kata Qo-
curang
84 Al-Insyiqaq Terbelah 25 Mekkah ro-a, yang berarti membaca hanya saja lafal
85 Al-Buruj Gugusan bintang 22 Mekkah
Yang datang dimalam
Al-Qur’an ini menurut beliau adalah Masdar
86 At-Tariq 17 Mekkah
hari bi ma’na ismil maf’ul, Jadi Qur’an artinya
87 Al-A'la Yang paling tinggi 19 Mekkah
88 Al-Gasyiyah Hari Pembalasan 26 Mekkah Maqru’ (dibaca). Adapun yang dimaksud
89 Al-Fajr Fajar 30 Mekkah
90 Al-Balad Negeri 20 Mekkah
dari “Tartib Al-Qur’an” adalah tata letak
91 Asy-Syam Matahari 15 Mekkah surat persurah dan ayat – perayat dalam Al-
92 Al-Lail Malam 21 Mekkah
Waktu matahari Qur’an.
93 Ad-Dhuha sepenggalan naik 11 Mekkah
(Dhuha) Dalam pembahasan Tartib Al-Qur’an As-
94 Al-Insyirah Melapangkan 8 Mekkah
95 At-Tin Buah Tin 8 Mekkah Suyuyi menjelaskan bahwa para ulama
96 Al-'Alaq Segumpal darah 19 Mekkah
97 Al-Qodr Kemuliaan 5 Mekkah
berpendapat dalam tertip surah apakah
98 Al-Bayyinah Pembuktian 8 Madinah tauqifi maupun ijtihat para sahabat hingga
99 Az-Zalzalah Kegoncangan 8 Madinah
100 Al-'Adiyat Berlari kencang 11 Mekkah tersusun sampai sekarang. Namun dalam
101 Al-Qari’ah Hari Kiamat 11 Mekkah tertib ayat-ayat para ulama sepakat bahwa
102 At-Takasur Bermegah-megahan 8 Mekkah
103 Al-'Asr Masa/Waktu 3 Mekkah urutan ayat-ayat atas dasar tauqifi.
104 Al-Humazah Pengumpat 9 Mekkah
105 Al-fil Gajah 5 Mekkah Para ulama berbeda pendapat tentang
106 Quraisy Suku quraisy 4 Mekkah
Barang-barang yang tertib surah-surah Al-Qur’an. Sebagian
107 Al-Ma'un 7 Mekkah
berguna
Nikmat yang mengatakan bahwa urutan tersebut
108 Al-Kausar 3 Mekkah
berlimpah
109 Al-Kafirun Orang-orang kafir 6 Mekkah
berdasarkan wahyu semata (Tauqifi),
110 An-Nasr Pertolongan 3 Madinah sebagian lagi mengetakan Ijma’ atau Ijtihat
111 Al-Lahab Gejolak api / Sabut 5 Mekkah
112 Al-Ikhlas Ikhlas 4 Mekkah para sahabat. Dan pendapat terakhir
113 Al-falaq Waktu shubuh 5 Mekkah merupakan korelasi dari kedua pendapat
114 An Nash Manusia 6 Mekkah
92
Sistematika Mushaf Al-Qur’an
“Ijma” atas tartib surah, tanpa suatu itu berdasarkan Ijtihad para sahabat, tidak
perselisihan apapun (Watt, 1995:90). berstandar dan berdasar pada dahlil. Sebab,
Ijtihad sebagian para sahabat mengena tartib
2. Urutan surah Al-Qur’an adalah Ijtihad
mushaf mereka yang khusus, merupakan
sahabat. Dikatakan bahwa tartib surah itu
ikhtiar mereka sebelum Qur’an dikumpulkan
berdasarkan Ijtihat para sahabat. Dasar
secara tartib. Seandainya tartib itu
dari pendapat tersebut adalah kenyataan
merupakan hasil Ijtihad, Tentu mereka tetap
bahwa para sahabat punya koleksi mushaf
berpegang pada mushafnya masing-masing.
yang awalnya berbeda-beda urutan.
Misalnya mushaf ali disusun menurut Namun sementara itu, pendapat ketiga
tartib nuzul, yakni dimulai dengan Iqra’, yang menyatakan sebagian surah itu
Kemudian Muddassir, lalu Nun, Qolam, tartibnya Tauqifi dan sebagian lainnya
kemudian muzammil, dan seterusnya bersifat Ijtihadi, dalil-dalil hanya berpusat
hingga akhir surah Makki dan madani. pada nash-nash yang menunjukkan tertip
Dalam mushaf Ibn Mas’ud yang pertama Tauqifi. Adapun sebagian yang Ijtihadi tidak
ditulis adalah Al-baqarah, Nisa’, dan Al- bersandar pada dahlil yang menunjukkan
Imran. Dalam mushaf ubai yang pertama tartib Ijtihadi.Sebab, ketetapan yang Tauqifi
ditulis ialah Al-Fatihah, Al Baqarah, Nisa’ dengan dalil-dalilnya tidak berarti bahwa
dan Ali-Imron (Nazaruddin Umar, selain itu adalah hasil Ijtihad. Disamping itu
2008:143). yang bersifat demikian hanya sedikit sekali.
3. Urutan sebagian surah adalah tauqifi dan Dengan demikian bahwa tartib surah itu
sebagian lagi Ijtihat para sahabat. Pendapat bersifat Tauqifi seperti halnya tertib ayat-ayat.
ketiga ini merupakan perpaduan dari Abu bakar Ibn Anbari menyebutkan “ Allah
kedua pendapat tersebut diatas, mereka telah menurunkan Qur’an seluruhnya
mengatakan bahwa sebagian surah itu kelangit dunia. Kemudian ia menurunkan
tartibnya tauqifi dan sebagian lainnya secara berangsur-angsur selama dua puluh
berdasarkan Ijtihat para sahabat. hal ini sekian tahun. Sebuah surah turun karena
karena terdapat dahlil yang menunjukkan suatu urusan yang terjadi dan ayatpun turun
tertib sebagian surah itu tartibnya tauqifi sebagai jawaban bagi orang yang bertanya,
dan sebagian lainnya berdasarkan pada sedangkan jibril senantiasa memberitahukan
Ijtihad para sahabat. Hal ini karena dilatar kepada Rosululloh dimana surah dan ayat
belakangi dengan adanya dahlil yang tersebut harus ditempatkan (Hamid,
menunjukkan tartib sebagian surah pada 2002:292).
masa nabi, misalnya keterangan yang
D. Kesimpulan
menunjukkan tartib As-‘abut Tiwal, Al
Hawamin dan Al Mufassal pada masa Pada masa Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wa
hidup Rasulullah. “Bahwa Rasululloh Sallam belum ada upaya untuk melakukan
berkata: Bacalah olehmu dua surah yang unifikasi atau kodifikasi Al Qur’an. Al-
bercahaya, Al-Baqarah dan Ali – Imron”. Qur’an tdak di bukukan pada zaman
Diriwayatkan pula, bahwa jika hendak Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wa Sallam karena
pergi ketempat tidur, Rasululloh belum ada kebutuhan yang mendesak untuk
mengumpulkan kedua telapak tangannya melakukan upaya itu. Berbeda pada zaman
kemudian meniupya lalu membaca Qul Khalifah Abu Bakar As Shiddiq, Umar bin
huwallahu Ahad dan Mu’awwizatain. Khattab dan Utsman bin Affan ra, upaya
untuk melakukan pembukuan dan
Apabila membicarakan ketiga hal tersebut
penggandaan Al Qur’an sangatlah mendesak.
diatas, jelaslah bagi kita bahwa pendapat
Disampng itu dari segi teknis, alat tulis-
kedua, yang menyatakan tartib-tartib surah
menulis ketika itu masih sulit di dapatkan,
93
TA’DIBIA Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam Vol. 8 No. 1 Mei 2018
sehingga tidak heran kalau mereka Hamid, Sholahuddin. (2005). Studi Ulumul
menggunakan alat apa adanya seperti Qur’an,Intimedia: Jakarta.
pelepah daun korma, lempengan batu,
http://quranpoin.com/urutan-turunnya -
pecahan telang, kulit binatang dsb sebagai wahyu-al-quran
cara menjaga kelestarian Al Qur’an. Al
Qur’an tidak turun hanya sekali. Akan tetapi Kamus besar bahasa indonesia (1992), Pustaka
Media: Jakarta.
Al Qur’an turun secara berangsur-angsur
selama lebih dari dua puluh tahun. Jikalau Marzuki, Kamaluddin. (1992). Ulumul
pengumpulan Al Qur’an dilakukan dan Qur’an, Rosdakarya: Bandung.
wahyu masih terus turun, maka yang akan
Nasaruddin Umar, (2008). Ulumul Qur’an:
terjadi mushaf tersebut tidak mencakup Mengungkap makna-makna tersembunyi Al-
seluruh Al Qur’an. Sistematika peletakan ayat Qur’an, Al-Gahzali Center: Jakarta.
dan surat tidak sesuai dengan sebab turunnya
ayat tersebut. Dan kita semua tahu jikalau Al Shihab, Quraish. (2001). Sejarah Dan Ulumul
Qur’an, Pustaka Firdaus: Jakarta.
Qur’an di kumpulkan menjadi mushaf,
sedangkan factor-faktor di atas masih saja Watt, Montgromery. (1995). Pengantar Studi
berlingsung, maka mushaf yang telah Al-Qur’an: Penyempurnaan atas karya
terkumpulkan tadi jelas akan terjadi Richad Bell, Rajawali Press: Jakarta.
perobahan dan penyelewangan. Zaini, Muhammad. (2005). Ulumul Qur’an
E. Daftar Pustaka suatu Pengantar, Yayasan Pena: Banda
Aceh
Al-Habsyi, Husein. (1997). Kamus al-kausar
arab – indonesia, Darussagaf PP Alawy:
Surabaya.
94