TENTANG AL-QUR’AN
I
• Corak feminis menjadi salah satu warna kajian literatur dan studi Al-
Qur’an.
• Para feminis mengakui ketidaksetaraan gender yang kemudian
melahirkan perbedaan peran gender secara fungsional dalam
kehidupan sosial.
• Al-Qur’an dalam persepektif feminis adalah upaya untuk menjadikan
kesetaraan laki-laki dan perempuan di semua pemahaman Al-Qur’an
• Di antaranya: karya-karya Fatimah Mernisi, Asghar Ali, Rifaat Hassan
dan Aminah Wadud
10. Al-Qur’an dan Pembebasan Perempuan 13
• Islam adalah agama rahmat bagi alam semesta (‘alamin), sangat inklusif. Ia
membimbing semua manusia dari berbagai macam latar belakang, termasuk
latar belakang ideologisnya.
• Dengan konsep al-hanifiyah as-samhah Islam sangat terbuka dan toleran
dengan berbagai macam perbedaan dan pluralitas.
• Konsep-konsep inklusivisme dalam Al-Qur’an di antaranya bisa digali dari
pemikiran Nurcholish Madjid dalam bukunya Islam, Doktrin dan Peradaban.
• Seorang atau komunitas muslim memiliki kemampuan berinteraksi yang
baik dengan berbagai macam perbedaan dan mencari titik temu kebaikan di
tengah masyarakatnya.
13. Pribumisasi Islam 16
• Pembahasan mengenai relasi teks dan perubahan sosial, sinergi keilmuan dan
kajian Al-Qut’an Interdisipliner. Salah satu buku acuan adalah Istantiq Al-
Qur’an Pengenalan Studi l-Qur’an Pendekatan Interdisipliner karya Imam
Musbikin.
• Kajian Literatur tentang Al-Qur’an dengan pendekatan interdispiliner
memberikan wawasan keilmuan dari banyak sudut pandang dengan latar
belakang yang berbeda.
• Hal ini memperkaya pembacaan terhadap ayat-ayat Al-Qur’an, melengkapi
khazanah tafsir yang sudah dihasilkan oleh para mufassir di setiap zaman.
Sehingga kandungan teks tersebut menjadi selalu relevan bagi setiap zaman.
Karena, ruh Al-Qur’an adalah selalu membawa perubahan dan dampak positif
dalam setiap perubahan di tengah masyarakat.
19
ALHAMDULILLAH
TERIMAKASIH