Anda di halaman 1dari 33

KONSEP NASKH

KLASIK DAN KONTEMPORER

Dr. Nurbaiti, M.A

Kajian Literatur Tentang Al-Qur’an


Pascasarjana Institut PTIQ JAkarta
TUJUAN PEMBAHASAN

Mahasiswa/i mampu membuat makalah, memahami dan


mendeskripsikan Kajian Al-Qur’an Mahmud Muhammad
Thaha (Sudan, 1909-1985)
Mahasiswa/i mampu memahami naskh dan mansukh
Mahasiswa/i memahami konsep naskh Mahmud
Muhammad Thaha dan menanggapinya
Mahasiswa/i memahami dekontruksi syari'ah Abdullah
Ahmed An-Na'im
PENDAHULUAN
Al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur. Hal ini menguatkan
bahwa syariat yang ditetapkan dalam Al-Qur’an bersifat humanis.

ُ ۡ‫ى ُمك‬
‫ث‬ َ
َُٰ ‫اس َعل‬ َ
ُ ِ ‫﴿ َو ُقرۡ َءانۡا َف َرقۡ َٰنَ ُُه لِ َتقۡ َرأ ُُهۥ َعلى ٱل َّن‬
َ
﴾ ‫َونَ َّزلۡ َٰنَ ُُه تَنزِيلۡا‬
“Dan Al Quran itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu
membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian
demi bagian.” (QS. Al-Isra’/17: 106)
Terdapat dua periode dakwah Nabi Muhammad SAW, yaitu dakwah
masa di Mekkah dan dakwah masa di Madinah.
Perbedaan periode juga memberikan dampak pada bentuk dan isi ayat
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.
PENDAHULUAN
Salah satu karakteristik syariat Al-Qur’an adalah humanis,
applicable dan memanusiakan manusia. Karena itu ada bahasan
Nasikh Mansukh dalam kajian studi Al-Qur’an dengan berbagai
macam perbedaan pendapat. Apakah semua bentuk nasakh
mansukh itu ada?
Adapun dalam studi kontemporer apakah kontekstualisasi
kajian nasikh dan Mansukh tersebut berlaku kebalikan. Seperti
pemikir asal Sudan, Mahmud Muhammad Thaha yang membuat
teori evolusi syariah, yang membagi ayat-ayat Al-Qur’an
menjadi ayat Makkiyah yang universal dan ayat-ayat Madaniyah
yang bersifat particular yang dikhususkan untuk umat Islam.
Hikmah Al-Qur’an diturunkan Secara Berangsur
Hikmah turunnya Al-Qur’an kepada Rasulullah secara berangsur-angsur
selama 23 tahun:
1. Mengokohkan dan memantapkan hati Nabi SAW (Al-Furqan: 32, Al-
Kahfi: 6)
2. Membuktikan kemukjizatan dan kemampuannya menjawab tantangan
(Al-Baqarah: 23, Al-A’raf: 187)
3. Memudahkan menghapal dan memahaminya (Al-Jumuah: 2)
4. Relevan dengan peristiwa dan bertahap dalam penetapan hukum (Ar-
Ruum: 38-39), Kisah pengharaman khamar, riba, juga tasyri’ kewajiban
puasa.
5. Membuktikan bahwa Al-Qur’an benar berasal dari Allah SWT. Ketika
wahyu terhenti Nabi SAW tak punya pilihan kecuali menunggu.
Makky dan Madany
 Perbedaan Ulama dalam menentukan katagori ayat/surat Makkiyah didasarkan pada
tiga hal
1. Tempat turunnya ayat (Mekkah atau Madinah)
2. Waktu turunnya ayat (Sebelum atau sesudah hijrah Nabi SAW)
3. Khithab/audiens ayat (terdapat panggilan ‫ يَا أَيُّ َها آ َمنُ ْوا‬atau ‫اس‬
ُُ َّ‫)يَا أَيُّ َها الن‬
 Pendapat yang mengacu pada standar ketiga (isi panggilan) sangat lemah,
mengingat tidak selalu ada ciri tersebut dalam sebuah surat, terutama dalam surat-
surat pendek.
 Pendapat yg mengacu pada standar waktu hijrah layak dipakai. Maka yang turun
sebelum hijrah disebut Makkiyah dan yang turun setelah hijrah disebut
Madaniyyah.
 Jika terjadi kesulitan mengidentifikasi waktu maka baru dipakai standar tempat
turun Al-Qur’an, apakah di Mekah atau di Madinah?
Definisi Makky dan Madany
Makkiyah adalah semua ayat Al-Qur’an yg turun sebelum hijrah
Nabi SAW ke Medinah walaupun turun di luar Mekkah
Madaniyah adalah semua ayat yg turun setelah hijrah Nabi SAW
walaupun turunnya di luar madinah
Sebagian besar surat di dalam al-Quran dikatagorikan Makkiyah
(80 surat) dari 114 surat yang ada dalam al-Quran
Karakteristik Makky dan Madany
 MAKKY:
 Mengandung konsep dakwah kepada tauhid, pengokohan akidah,
penjelasan hari kimat, balasan dan ganjarannya berupa surga neraka.
 Mengandung dalil-dalil rasional tentang ketuhanan dan meletakkan
prinsip-prinsip syariat dan keutamaan akhlak
 MADANY:
 Ayat-ayatnya panjang karena menjelaskan tentang hukum ibadah,
muamalah dan sanksi-sanksinya
 Menyingkap kedok para munafik, menjelaskan bahyanya dan
bagaimana menghadapi mereka
 Menyingkap kejahatan ahli kitab terhadap nabi dan kitab-kitab mereka
dan bagaimana berdialog dengan mereka.
Manfaat Mengetahui Makky dan Madany
 Manfaat mengetahui Periodesasi Makkiyah dan Madaniyah:
 Dapat membedakan antara Nâsikh dan Mansûkh, khususnya
ketika terdapat dua ayat atau lebih yang berbicara tentang tema
yang sama dalam Al-Qur’an.
 Dapat mengetahui sejarah penetapan syari’at Islam oleh Allah dan
Rasul-Nya
 Memberikan keyakinan dan kemantapan hati bahwa Al-Qur’an
yang ada ditangan kita saat ini adalah benar-benar orisinil berasal
dari Allah swt
PENGERTIAN NASKH
Naskh  )ُ‫ (ا َ ِإلزَ الَ ُة‬: menghilangkan atau menghapus
ُ ‫ن‬
( :‫ُُسورةُالحج‬، ‫ُث َّمُ ُيحۡك ُِمُٱللَّهُُ َءا َٰ َي ِت ُِهۦ‬ َّ
ُ ‫يُٱلشيۡ َٰ َط‬ َ ‫خُٱللَّه‬
‫ُُماُ ُيلۡ ِق‬ ُ ‫نس‬َ ‫َف َي‬
52)
ُُ ‫ (الت َّ ْب ِد ْي‬: mengganti
 )‫ل‬
(101 :ُ‫ُسورةُالنحل‬،ُ‫انُ َءا َية‬ َ َ‫) َوإ ِ َذاُبَدَّلۡنَآُ َءا َيةۡ َّمك‬
ُُ ‫(الت َّ ْح ِو ْي‬: mengganti
 )‫ل‬
Naskh memiliki pengertian yang luas dalam pengertian
kebahasaan.
Ruang Linkup Naskh
dengan Beragam Pengertian
1. Ayat mentakhsis ayat yang lain
2. Ayat menjelaskan pengganti hukum yang berlaku sebelumnya,
misalnya hukum bagi perempuan yang berzina.
3. Ayat mengubah kebiasaan buruk sebelumnya, misalnya dalam
masalah adopsi anak.
4. Ayat membatalkan ketetapan Rasulullah SAW, contoh arah kiblat.
5. Ayat mengubah ayat yang diturunkan sebelumnya, seperti ayat
mengenai takwa
Ruang Linkup Naskh
dengan Pengertian Khusus
Naskh  Pembatalan hukum syariat akibat hadirnya hukum
syariat yang baru yang bertolak belakang dan
berbeda dengan hukum syariat sebelumnya.
Naskh  Syariat pada risalah Nabi Muhammad SAW
Naskh juga berlaku pada hukum dalam hadis yang
disampaikan oleh Rasulullah SAW
ُٓ‫ُمنۡ َها‬ َ َ
ِّ ‫تُبِخيۡر‬ َ
ِ ۡ‫نس َهاُنأ‬ ُ
ِ ‫نسخۡ مِ نۡ َءا َيةٍُأوۡ ن‬ َ َ‫﴿۞ َماُن‬
َ َ َ َّ َ َ َ َ َ ٓ َ
ٌُُ‫ُلُشيۡءُقدِير‬ َٰ ‫َُعل‬
ِّ ‫ىُك‬ َ ‫نُٱلله‬َّ ‫أوۡ مِ ثۡلِ َهُاۡ ألمۡ تعۡلمۡ أ‬
106:ُ‫﴾ُسورةُالبقرة‬١٠٦
1. Naskh terjadi pada hukum syariat
Menerima 2. Tidak terjadi naskh pada
Perbedaan adanya naskh informasi Al-Qur’an
3. Ayat yang dinaskh masih
Pandangan
tercantum di dalam Al-Qur’an
Ulama
Mengenai
Keberadaan 1. konteks ayat QS. Al-Baqarah: 106
Naskh Menolak untuk orang Yahudi
adanya naskh 2. Allah telah menaskh Al-Qur’an
ketika Al-Qur’an masih di Lauhil
Mahfudz.
Model Naskh dalam Al-Qur’an

1 2 3

Naskh pada hukum,


Naskh hukum dan Naskh tilawah dan
namun tilawah tetap
tilawah hukumnya tetap
tercantum
Model Naskh dalam Al-Qur’an
A. Naskh hukum dan tilawah
 seperti adanya riwayat yang menjelaskan ayat yang berbunyi
َ ‫ع ْش ُُر َر‬
)ُ‫ض َعاتُ ُم َح ِر َمات‬ َ (, kemudian berubah menjadi )ُ‫ض َعاتُ ُم َح َّر َُمات‬ َ ‫س َر‬ ُُ ‫(خ َْم‬
B. Naskh tilawah dan hukumnya tetap
 seperti pada hukuman rajam terhadap pezina laki-laki dan
perempuan yang telah menikah
ْ َ‫ش ْي َخةُُ ِإذَاُزَ ا ِن َياُف‬
)َ‫ار ُج ُم ْوا ُه َماُال َبت َّ ُة‬ َّ ‫ُوال‬ َّ ‫(اَل‬
َ ‫ش ْي ُخ‬
Kedua model di atas, sebagian besar ditolak oleh ulama, karena
periwayatan lebih bersifat ahad sehingga tidak kuat dasar
hukumnya.
Model Naskh dalam Al-Qur’an

C. Naskh pada hukum, namun tilawah tetap tercantum


Model naskh ini lebih disepakati oleh jumhur ulama
Naskh terdapat pada 63 surat. Naskh yang dimaksud adalah pada ayat
tertentu yang terdapat dalam 63 surat.
Seperti pada hukum masa iddah perempuan yang ditinggal mati
suaminya.
ُِ ۡ‫حو‬
‫ل‬ ‫ٱل‬ ‫ى‬ َ
‫ل‬ ‫إ‬ ‫ا‬‫ع‬ َ
‫ت‬ َٰ ‫م‬ ‫م‬ ‫ه‬ ‫ج‬ َٰ
‫و‬ ‫ز‬َ ِّ
‫ِّل‬ ‫ة‬ ‫ي‬ ‫ص‬
ِ ‫و‬ ‫ا‬ ‫ج‬ ‫و‬َٰ َ َُ ‫ن مِ نكُمۡ َو َي َذ ُر‬ َُ ۡ‫ِين ُي َت َو َّفو‬
َُ ‫﴿ َوٱلَّذ‬
َ ۡ ِ ً َّ ِ ِ َ ۡ ۡ َّ َ ۡ َ ‫ون أ‬
ۡ ‫ز‬
‫ن مِ ن‬
َُّ ‫س ِه‬ ِ ‫ي ٓ أَن ُف‬
ُ ‫ن ِف‬ َُ ۡ‫اح َع َليۡكُمۡ ِفي َما َف َعل‬ َُ ‫ج َن‬ ُ ‫ل‬ َُ ‫ن َف‬
َُ ۡ‫خ َرج‬ َ ۡ‫َغيۡ َُر إِخۡ َراجُۡ َفإِن‬
ۡ‫ن مِ نكُم‬ َُ ۡ‫ِين ُي َت َو َّفو‬ َُ ‫ ﴿ َوٱلَّذ‬ 240 :‫﴾ سورة البقرة‬٢٤٠ ۡ‫حكِيم‬ َ ٌ‫َّمعۡ ُروفُۡ َوٱللَّ ُُه َعزِي ُز‬
َُ ۡ‫ن أَرۡب َ َع َُة أَشۡ ُهرُ َو َعشۡرۡاۡ َفإ ِ َذا بَ َلغ‬
‫ن‬ َُّ ‫س ِه‬ ِ ‫ن بِأَن ُف‬ َُ ۡ‫ون أَزۡ َٰ َوجۡا َي َت َر بَّص‬ َُ ‫َو َي َذ ُر‬
َّ ُ َ ‫ف‬ َ َ ََ َ َ
Hikmah Naskh Hukum, Sedangkan
Tilawah Tetap dalam Al-Qur’an

1. Mengetahui hukum yang ditentukan oleh Allah SWT


2. Adanya naskh adalah untuk meringankan, sehingga tilawah tetap
tercantum agar bisa disyukuri
Arus Balik Syariah
Mahmud Mohammed
Thaha
Biografi
Mahmud Mohammed Thaha
1. Mahmud Muhamed Thaha lahir di Rufa’ah, Sudan pada tahun
1909.
2. Thaha tumbuh dan berkembang pada saat Sudah masih di bawah
pemerintahan Kolonial Anglo-Egyptian.
3. Kancah perpolitikan di Sudan saat itu, mendorong Thaha untuk
mendirikan Partai Republik yang merupakan partai Islam dengan
orientasi modernis
4. Tahun 1950 Partai Republik berubah dari partai politik menjadi
sebuah organisasi besar yang bertujuan mendukung,
mensosialisasikan dan mempublikasikan pemikiran Thaha.
Biografi
Mahmud Mohammed Thaha
5. Tahun 1969, Ja’far Numeiri menjadi presiden melalui kudeta,
kemudian seluruh partai politik di Sudan dihapus.
6. Thaha masih aktif menyebarkan pandangannya pada ceramah
keagamaan, hingga pada tahun 1973 pemerintah melarang, dan tahun
1983 Thaha dengan beberapa pengikutnya ditahan. Tahun 1984
mereka dibebaskan.
7. Seminggu setelah pembebasan, Thaha dan pengikutnya
menyebarkan seruan untuk mengkritisi pemerintah. Kemudian pada 5
Januari 1985 Thaha di tangkap kembali, dan pada 7 Januari 1985
Thaha dihukum mati.
Metode menggabungkan antara
spiritualitas dan rasionalitas
Metode
Mahmud
Mohammed
Metode hermeneutika
Thaha Dalam
Memahami Al-
Qur’an
Metode Redefinisi naskh
Metode menggabungkan antara spiritualitas
dan rasionalitas
Thaha mengedepankan sisi spiritual secara Ia adalah seorang yang
memiliki latar belakang sufistis atau tasawwuf. Sehingga dalam
pandangannya bahwa halal dan haram adalah “sarana” agar seorang
manusia bisa menuju kepada sisi spiritual.
Thaha lebih mengedepankan sisi psikologis seseorang dalam
menjalankan sebuah syariat. Hal ini menjadikan sebuah pemahaman,
bahwa manusia terbebas dari taklif syariat dan menjadikan segala
sesuatu kembali kepada hukum asal, yaitu halal. Pemahaman ini, bisa
dikatakan tidak tepat karena menjadikan perubahan secara radikal
terhadap suatu hukum syariat
Metode hermeneutika
Dalam menggunakan metode ini, Thaha memandang bahwa
modernisasi Islam dengan proses dialektika negasi (penyangkalan) dan
afirmasi (penegasan )terhadap apa yang telah ditentukan di dalam teks
Al-Qur’an.
Pandangan Thaha mengenai modernisasi Islam dengan metode
hermeneutika, menjadikannya memiliki pandangan, bahwa terdapat
ayat yang menjelaskan mengenai kekhususan pada masa
diturunkannya. Misalnya pada ayat mengenai kedudukan perempuan.
Metode Redefinisi naskh
Thaha memandang bahwa ayat
Makkiyah adalah ayat yang menaskh
ayat Madaniyyah. Menurut Thaha ayat
Makiyyah lebih bersifat humanis dan
universal yang lebih mengedepankan
kebebasan dan persamaan.
Tujuan metodologi yang ditawarkan
Thaha adalah untuk memberikan
manusia kebebasan untuk bertanggung
jawab secara seutuhnya terhadap
perbuatannya.
Arus Balik Syariah
Mahmud Mohammed Thaha
Thaha memahami, bahwa terdapat perpindahan dari Ayat Perintah
satu teks Al-Qur’an kepada teks yang lain. Dalam Jihad

memahami ayat tentang naskh, Thaha memandang


bahwa ayat yang datang kemudian adalah untuk
kekhusuan pada saat tertentu, yaitu pada masa periode di
Madinah. Sehingga untuk menggunakan pada masa kini, Khusus pada
periode dakwah
adalah dengan kembali menggunakan ayat awal, atau di Madinah
Makkiyah sebagai ayat yang universal.

maka
Misalnya dalam ayat jihad, menurut Thaha itu
berlaku pada saat periode dakwah di Madinah. Saat ini,
metode dakwah adalah dengan mengutamakan Saat ini tidak perlu
dilakukan, karena
kedamaian dan toleransi kepada non-muslim. mengutamkan
kedamaian, seperti
saat di Mekkah
Contoh

Ayat Madaniyah Ayat Makkiyah

ُ‫ّٰللا الَّ ِذ ْينَُ ُي َُقاتِ ُل ْونَك ُْم‬


ِ‫ه‬ ُِ ‫س ِب ْي‬
‫ل‬ ُْ ‫َو َقاتِ ُل ْوا ِف‬
َ ‫ي‬ ‫م بِ ُه ِج َهادًا‬ َ ‫ل ُتطِ ِعُ ا ْل َٰك ِفر ِ ْينَُ َو‬
ُْ ‫جاهِ دْ ُه‬ َُ ‫َف‬
َُ‫ّٰللا َُل ُيحِ بُ ا ْل ُم ْع َُت ِد ْين‬
َ‫ِن ه‬ َُّ ‫َو َُل تَ ْع َتدُ ْوا ۡ ا‬ ‫كَ ِب ْي ًرا‬
Perangilah di jalan Allah orang-orang Maka, janganlah engkau taati orang-
yang memerangi kamu dan jangan orang kafir dan berjihadlah menghadapi
melampaui batas. Sesungguhnya Allah mereka dengannya (Al-Qur’an) dengan
tidak menyukai orang-orang yang (semangat) jihad yang besar. (QS. Al-
melampaui batas. (QS. Al-Baqarah/2: Furqan/25: 52)
190)
Dekontruksi Syariah
Abdullah Ahmed An- Na’im
Dekontruksi Syariah
Abdullah Ahmed An- Na’im
1. Abdullah Ahmed An-Na’im lahir di Sudan pada tahun 1946.
2. Tahun 1968 Na’im bergabung ke partai politik Republik.
3. An-Na’im terpengaruh dengan pandangan gurunya, Thaha. Sehingga Ia
memiliki pandangan mengenai dekontruksri syariah.
4. An-Na’im memandang, bahwa hukum dalam Islam secara substansi
seharusnya sejalan dengan norma legal HAM universal, sehingga bisa
sejalan dengan kebutuhan masyarakan kontemporer serta standar hukum
internasional
5. Menurut An-Na’im Al-Qur’an adalah kitab suci dan bukan kitab hukum,
sehingga syariat yang terdapat di dalam Al-Qur’an bukanlah sebuat
kemutlakan yang absolut.
Dekontruksi Syariah
Abdullah Ahmed An- Na’im
6. An-Na’im memandang bahwa suatu hukum
syariat dalam Al-Qur’an bersifat historis sehingga
tidak relevan jika digunakan pada saat ini. Teks
yang terdapat dalam hukum tersebut, menurutnya
khusus menjawab permasalahan yang dihadapi
Rasulullah dan umat pada saat itu.
7. Menurut An-Na’im, umat Islam bisa
menggunakan hukum syariat dengan syarat
tidak melanggar hak orang lain, baik sesama
muslim maupun non muslim.
8. Syariat menurut An-Na’im tidak bersifat
ilâhiyyah, melainkan hasil pemahaman dalam
menafsirkan suatu ayat.
CONTOH AYAT
ُ‫ون َو َل‬ َُ ‫ى تَعۡ َل ُموُاْ َما ُتَ ُقو ُل‬ َُٰ ‫ح َّت‬ ُ
‫ى‬
َ َٰ َ ُ ‫ر‬َ َٰ
‫ك‬ ‫س‬ ‫م‬ ُ
‫ت‬ ‫ن‬َ ‫أ‬‫و‬ َ
ُ
‫ة‬ ‫و‬‫ل‬َ ‫ٱلص‬ ْ ُ
‫ا‬ ‫و‬ ‫ب‬ ‫ر‬ ‫ق‬ َ
‫ت‬ ُ
‫ل‬َ ْ ُ
‫ا‬‫و‬ ُ
‫ن‬ ‫ام‬‫ء‬ ُ
‫ِين‬
َ ‫ذ‬ َّ
‫ل‬ ‫ٱ‬ ‫ا‬‫ه‬َ ‫ي‬َ ‫﴿ َٰ َيٓأ‬
ۡ َ َٰ َّ ُ َ ۡ َ َ
‫جا ٓ َُء‬ ‫و‬ َ ‫أ‬ ُ
‫ر‬ َ
‫ف‬ ُ
‫س‬ ُ
‫ى‬ َ
‫ل‬ ‫ع‬ ‫و‬ َ َُٰ ‫س ُلوُاْۡ َوإِن كُن ُتم َّمرۡ َض‬
‫ىٓ أ‬ ِ َ‫ى تَغۡت‬ َُٰ ‫ح َّت‬ َ ‫يل‬ٍُ ‫س ِب‬ ‫ج ُن ًبا إ ِ َُّل َعابِرِي‬
َ ۡ ٍ َ َٰ َ ۡ
َ َ ُ
َ
ْ‫جدُ وُاْ َمآءۡ َف َت َي َّم ُموُا‬ َ
ِ ‫سا َُء فلمۡ ت‬ َ َ ٓ ِّ
َ ‫م َ ٱلن‬ ُ َ َٰ
ُُ ‫ن ٱلۡغائِطُِ أوۡ ل َمسۡت‬ ٓ َ َُ ‫حدۡ ِّمنكُم ِّم‬ َ ‫أ‬
‫ان َع ُف ًّوا َغ ُُفو ًرا‬ َُ َ‫ن ٱل َّل َُه ك‬ َُّ ِ ‫جوهِ كُمۡ َوأيۡدِيكُمۡۡ إ‬ ُ ‫حوُاْ بِ ُو‬ ُ ‫س‬ َ ۡ‫َصعِ يدۡا َط ِّيبۡا َفٱم‬

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam
keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula
hampiri mesjid) sedang kamu dalam keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu
saja, hingga kamu mandi. Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau
datang dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian
kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik
(suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi
Maha Pengampun. (QS. An-Nisa’/4: 43)
CONTOH AYAT
َ ْ ٓ ْ ُ َ َ
‫ام ُنوُا ُل تأۡ ُكلوُا ٱل ِّر بَ َٰواُ أضۡ َٰ َعفۡا‬ ْ ‫ء‬ ُ
‫ِين‬َ ‫ذ‬ َّ ‫ل‬‫ٱ‬ ‫ا‬ ‫ه‬
َ ‫ي‬ َ ‫أ‬ ٓ ‫﴿ َٰ َي‬
َ َ
﴾ ‫ون‬َُ ‫ح‬ ُ ِ ‫ل‬ۡ ‫ف‬ ُ
‫ت‬ ۡ ‫ُم‬
‫ك‬ َّ ‫ل‬ ‫ع‬
َ َ
‫ل‬ ُ
‫ه‬
َ َّ ‫ل‬ ‫ٱل‬ ْ ُ
‫ا‬‫و‬ ُ
‫ق‬ َّ ‫ت‬ ‫ٱ‬‫و‬َ ۡ ۡ ‫ة‬‫ف‬َ ‫ع‬
َ ‫ض‬َ َٰ ‫م‬
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat
ganda] dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat
keberuntungan. (QS. Ali Imran/3: 130)
Kesimpulan
1. Perlu memahami tujuan utama Al-Qur’an diturunkan secara berangsur,
adanya pembagian makkiyah dan madaniyah.
2. Pemahaman naskh sebagai sebuah jawaban untuk kemaslahatan umat.
3. Mahmud Muhammed Thaha mengajukan arus balik syariah hanya pada
permasalahan hukum syar’i pada masalah mu’amalah untuk menjadikan
Islam sebagai agama yang bertoleransi kepada yang lain.
4. Abdullah Ahmed An-Na’im dengan pandangan dekontruksi syariah,
lebih memandang kepada individu tertentu. Ini bertolak belakang
dengan tawarannya menjadikan ajaran Islam bersifat menjujung tinggi
HAM.
ALHAMDULILLAH
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai