ُ ۡى ُمك
ث َ
َُٰ اس َعل َ
ُ ِ ﴿ َو ُقرۡ َءانۡا َف َرقۡ َٰنَ ُُه لِ َتقۡ َرأ ُُهۥ َعلى ٱل َّن
َ
﴾ َونَ َّزلۡ َٰنَ ُُه تَنزِيلۡا
“Dan Al Quran itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu
membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian
demi bagian.” (QS. Al-Isra’/17: 106)
Terdapat dua periode dakwah Nabi Muhammad SAW, yaitu dakwah
masa di Mekkah dan dakwah masa di Madinah.
Perbedaan periode juga memberikan dampak pada bentuk dan isi ayat
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.
PENDAHULUAN
Salah satu karakteristik syariat Al-Qur’an adalah humanis,
applicable dan memanusiakan manusia. Karena itu ada bahasan
Nasikh Mansukh dalam kajian studi Al-Qur’an dengan berbagai
macam perbedaan pendapat. Apakah semua bentuk nasakh
mansukh itu ada?
Adapun dalam studi kontemporer apakah kontekstualisasi
kajian nasikh dan Mansukh tersebut berlaku kebalikan. Seperti
pemikir asal Sudan, Mahmud Muhammad Thaha yang membuat
teori evolusi syariah, yang membagi ayat-ayat Al-Qur’an
menjadi ayat Makkiyah yang universal dan ayat-ayat Madaniyah
yang bersifat particular yang dikhususkan untuk umat Islam.
Hikmah Al-Qur’an diturunkan Secara Berangsur
Hikmah turunnya Al-Qur’an kepada Rasulullah secara berangsur-angsur
selama 23 tahun:
1. Mengokohkan dan memantapkan hati Nabi SAW (Al-Furqan: 32, Al-
Kahfi: 6)
2. Membuktikan kemukjizatan dan kemampuannya menjawab tantangan
(Al-Baqarah: 23, Al-A’raf: 187)
3. Memudahkan menghapal dan memahaminya (Al-Jumuah: 2)
4. Relevan dengan peristiwa dan bertahap dalam penetapan hukum (Ar-
Ruum: 38-39), Kisah pengharaman khamar, riba, juga tasyri’ kewajiban
puasa.
5. Membuktikan bahwa Al-Qur’an benar berasal dari Allah SWT. Ketika
wahyu terhenti Nabi SAW tak punya pilihan kecuali menunggu.
Makky dan Madany
Perbedaan Ulama dalam menentukan katagori ayat/surat Makkiyah didasarkan pada
tiga hal
1. Tempat turunnya ayat (Mekkah atau Madinah)
2. Waktu turunnya ayat (Sebelum atau sesudah hijrah Nabi SAW)
3. Khithab/audiens ayat (terdapat panggilan يَا أَيُّ َها آ َمنُ ْواatau اس
ُُ َّ)يَا أَيُّ َها الن
Pendapat yang mengacu pada standar ketiga (isi panggilan) sangat lemah,
mengingat tidak selalu ada ciri tersebut dalam sebuah surat, terutama dalam surat-
surat pendek.
Pendapat yg mengacu pada standar waktu hijrah layak dipakai. Maka yang turun
sebelum hijrah disebut Makkiyah dan yang turun setelah hijrah disebut
Madaniyyah.
Jika terjadi kesulitan mengidentifikasi waktu maka baru dipakai standar tempat
turun Al-Qur’an, apakah di Mekah atau di Madinah?
Definisi Makky dan Madany
Makkiyah adalah semua ayat Al-Qur’an yg turun sebelum hijrah
Nabi SAW ke Medinah walaupun turun di luar Mekkah
Madaniyah adalah semua ayat yg turun setelah hijrah Nabi SAW
walaupun turunnya di luar madinah
Sebagian besar surat di dalam al-Quran dikatagorikan Makkiyah
(80 surat) dari 114 surat yang ada dalam al-Quran
Karakteristik Makky dan Madany
MAKKY:
Mengandung konsep dakwah kepada tauhid, pengokohan akidah,
penjelasan hari kimat, balasan dan ganjarannya berupa surga neraka.
Mengandung dalil-dalil rasional tentang ketuhanan dan meletakkan
prinsip-prinsip syariat dan keutamaan akhlak
MADANY:
Ayat-ayatnya panjang karena menjelaskan tentang hukum ibadah,
muamalah dan sanksi-sanksinya
Menyingkap kedok para munafik, menjelaskan bahyanya dan
bagaimana menghadapi mereka
Menyingkap kejahatan ahli kitab terhadap nabi dan kitab-kitab mereka
dan bagaimana berdialog dengan mereka.
Manfaat Mengetahui Makky dan Madany
Manfaat mengetahui Periodesasi Makkiyah dan Madaniyah:
Dapat membedakan antara Nâsikh dan Mansûkh, khususnya
ketika terdapat dua ayat atau lebih yang berbicara tentang tema
yang sama dalam Al-Qur’an.
Dapat mengetahui sejarah penetapan syari’at Islam oleh Allah dan
Rasul-Nya
Memberikan keyakinan dan kemantapan hati bahwa Al-Qur’an
yang ada ditangan kita saat ini adalah benar-benar orisinil berasal
dari Allah swt
PENGERTIAN NASKH
Naskh )ُ (ا َ ِإلزَ الَ ُة: menghilangkan atau menghapus
ُ ن
( :ُُسورةُالحج، ُث َّمُ ُيحۡك ُِمُٱللَّهُُ َءا َٰ َي ِت ُِهۦ َّ
ُ يُٱلشيۡ َٰ َط َ خُٱللَّه
ُُماُ ُيلۡ ِق ُ نسَ َف َي
52)
ُُ (الت َّ ْب ِد ْي: mengganti
)ل
(101 :ُُسورةُالنحل،ُانُ َءا َية َ َ) َوإ ِ َذاُبَدَّلۡنَآُ َءا َيةۡ َّمك
ُُ (الت َّ ْح ِو ْي: mengganti
)ل
Naskh memiliki pengertian yang luas dalam pengertian
kebahasaan.
Ruang Linkup Naskh
dengan Beragam Pengertian
1. Ayat mentakhsis ayat yang lain
2. Ayat menjelaskan pengganti hukum yang berlaku sebelumnya,
misalnya hukum bagi perempuan yang berzina.
3. Ayat mengubah kebiasaan buruk sebelumnya, misalnya dalam
masalah adopsi anak.
4. Ayat membatalkan ketetapan Rasulullah SAW, contoh arah kiblat.
5. Ayat mengubah ayat yang diturunkan sebelumnya, seperti ayat
mengenai takwa
Ruang Linkup Naskh
dengan Pengertian Khusus
Naskh Pembatalan hukum syariat akibat hadirnya hukum
syariat yang baru yang bertolak belakang dan
berbeda dengan hukum syariat sebelumnya.
Naskh Syariat pada risalah Nabi Muhammad SAW
Naskh juga berlaku pada hukum dalam hadis yang
disampaikan oleh Rasulullah SAW
ُُٓمنۡ َها َ َ
ِّ تُبِخيۡر َ
ِ ۡنس َهاُنأ ُ
ِ نسخۡ مِ نۡ َءا َيةٍُأوۡ ن َ َ﴿۞ َماُن
َ َ َ َّ َ َ َ َ َ ٓ َ
ٌُُُلُشيۡءُقدِير َٰ َُعل
ِّ ىُك َ نُٱللهَّ أوۡ مِ ثۡلِ َهُاۡ ألمۡ تعۡلمۡ أ
106:ُ﴾ُسورةُالبقرة١٠٦
1. Naskh terjadi pada hukum syariat
Menerima 2. Tidak terjadi naskh pada
Perbedaan adanya naskh informasi Al-Qur’an
3. Ayat yang dinaskh masih
Pandangan
tercantum di dalam Al-Qur’an
Ulama
Mengenai
Keberadaan 1. konteks ayat QS. Al-Baqarah: 106
Naskh Menolak untuk orang Yahudi
adanya naskh 2. Allah telah menaskh Al-Qur’an
ketika Al-Qur’an masih di Lauhil
Mahfudz.
Model Naskh dalam Al-Qur’an
1 2 3
maka
Misalnya dalam ayat jihad, menurut Thaha itu
berlaku pada saat periode dakwah di Madinah. Saat ini,
metode dakwah adalah dengan mengutamakan Saat ini tidak perlu
dilakukan, karena
kedamaian dan toleransi kepada non-muslim. mengutamkan
kedamaian, seperti
saat di Mekkah
Contoh