Anda di halaman 1dari 23

KELOMPOK 4

-Qura n
Al
Dan
Hadits
MENGHAYATI
FUNGSI HADIS
TERHADAP AL-
QURAN
LATAR BELAKANG

Al-Qur’an dan Hadist merupakan Para ulama’ membagi fungsi dan


satu kesatuan yang tidak dapat kedudukan hadis dalam Islam ke
dipisahkan karena asaling beberapa fungsi yang didasarkan
berhubungan. Hadist Nabi memiliki pada tugas Nabi sebagaimana
kedudukan yang sangat penting termaktub dalam Al-Quran. Fungsi
dalam Islam, yaitu sebagai sumber tersebut adalah: Pertama, sebagi
hukum kedua setelah Al-Quran, dan penjelas Kedua, sebagai teladan
sebagai bayan (penjelas) Al-Quran. pelaksanaanpetunjuk. Ketiga,sebagai
penetap hukum 1
MAN 2
PONTIANAK

Bayan At-Taqrir

Bayan At-Tafsir

Bayan At-Tasyri

Bayan An-Nasakh

Kedudukan Hadis
Pengertian Awal

Hadis adalah sumber hukum islam kedua yang telah di


sepakati oleh para ulama (ahlul ilmi) dapat
memunculkan hukum dengan sendirinya tampa
besertaan dengan al-Qur’an. Disamping itu hadist juga
memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan Al-
Qur’an apalagi bila kita tinjau dari sisi fungsinya.
Fungsi hadist terhadap Al-Qur’an secara umum yaitu
sebagai bayan ta’kid, bayan tafsir, bayan takhshis,
bayan taqyid, bayan tasyri’, dan bayan tabdil..
Bayan At-Taqrir Contoh

Bayan at-taqrir adalah Contoh dari Bayan at-taqrir ini adalah


menetapkan juga memperkuat sabda Rasulullah Saw, “Tidak
dari apa yang sudah diterangkan diterima shalat seseorang yang
dalam al-Quran. Di sini hadis berhadats sampai ia berwudhu”
berfungsi untuk membuat (HR.Bukhori dan
Abu Hurairah)
kandungan Al-Quran semakin
Hadits ini mentaqrir (menetapkan dan
kokoh dengan adanya penjelasan
menguatkan) firmal Allah Swt. dalam
hadist tersebut.
surat Al-Maidah ayat 6 yang berbunyi:
‫ُّيَه ا اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْٓو ا ِاَذ ا ُق ْم ُتْم ِاىَل الَّص ٰل وِة‬ ‫‪Artinya :‬‬
‫اِف‬ ‫َر‬ ‫َم‬ ‫َف اْغ ِس ُلْو ا ُو ُجْو َه ُكْم َو َاْيِد َيُكْم ِاىَل اْل‬
‫ِق‬ ‫“‪Hai orang-orang yang‬‬
‫َو اْم َس ُحْو ا ِبُرُء ْو ِس ُكْم َو َاْرُجَلُكْم ِاىَل‬ ‫‪beriman, apabila kamu hendak‬‬
‫اْلَكْع َبْي ِۗن َو ِاْن ُكْنُتْم ُجُنًبا َف اَّط َّه ُرْو ۗا َو ِاْن‬ ‫‪,mengerjakan shalat‬‬
‫َا‬ ‫ۤا‬ ‫َا‬ ‫َف‬ ‫ىٰل‬
‫ُكْنُتْم َّم ْر ى ْو َع َس ٍر ْو َج َء َحٌد‬ ‫َا‬ ‫ٰٓض‬
‫‪maka basuhlah muka dan‬‬
‫ْم‬‫َفَل‬ ‫َء‬‫ۤا‬ ‫ِّن‬‫ال‬ ‫ُت‬
‫ْو َم ْس ُم َس‬ ‫ٰل‬ ‫َا‬ ‫ِط‬ ‫ۤا‬
‫ِٕى‬ ‫َغ‬ ‫ْل‬‫ِّم ْن ُكْم ِّم َن ا‬ ‫‪tanganmu sampai dengan‬‬
‫َتِج ُد ْو ا َم ۤاًء َف َت َي َّم ُم ْو ا َص ِع ْي ًدا َط ِّيًبا‬ ‫‪siku, dan sapulah kepalamu‬‬
‫ُۗه‬
‫َف اْم َس ُحْو ا ِبُو ُجْو ِه ُكْم َو َاْيِد ْيُكْم ِّم ْن َم ا‬ ‫‪dan (basuh) kakimu sampai‬‬
‫ُيِرْيُد ُهّٰللا ِلَي ْجَع َل َع َلْي ُكْم ِّم ْن َحَرٍج َّو ٰل ِكْن‬ ‫‪dengan kedua mata kaki” (QS.‬‬
‫ُّيِرْيُد ِلُيَط ِّه َرُكْم َو ِلُيِت َّم ِنْع َم َت ٗه َع َلْي ُكْم َلَع َّلُكْم‬ ‫)‪al-Maidah [5]: 6‬‬
‫َتْش ُكُرْو َن ۝‬
Bayan At-Tafsir
1 Menjelaskan ayat ayat
Dalam hal ini hadits
yang mujmal.
berfungsi memberikan
perincian dan penafsiran
terhadap ayat ayat al 2 Mengkhususkan ayat ayat
Qur'an. Hadits sebagai Al-Qur’an yang bersifat
tafsir terhadap al Qur'an umum.
terbagi setidaknya 3 Membatasi lapaz yang masih
menjadi 3 macam fungsi mutlaq dari ayat ayat al Qur'an
yaitu: (Sebagai Bayanul Muthlaq).
Menjelaskan Ayat Ayat Mujmal
Hadis disini berfungsi menjelaskan segala sesuatu yang berhubungan
dengan ibadah dan hukum hukumnya dari segi praktik, syarat, waktudan
tata caranya seperti dalam masalah shalat. Ayat-ayat al Qur'an
tentang masalah tersebut masih bersifat mujmal, baik mengenai cara
mengerjakan, sebab-sebabnya, syarat-syarat, ataupun halangan-
halangannya. Oleh karena itulah, Rasulullah SAW melalui hadisnya
menafsirkan dan menjelaskan.
Hadis Ayat
‫صلوا كما رايتمونى اصىل‬ ‫واقيمواالصالة واتوا الزكاة واركعوا‬
‫مع الر كعين‬
Artinya: “Shalatlah kamu Artinya: “ Dan dirikanlah
sebagaimana kamu melihat shalat, tunaikanlah zakat, dan
aku shalat“ ( HR Ahmad dan ruku’lah beserta orang-orang
Bukhari dari Malik bin Al yang ruku’ (Q.S. al-Baqarah:
Huwairits). 43).
. MENGKHUSUSKAN AYAT
AYAT AL-QUR’AN YANG
BERSIFAT UMUM.
Dalam hal ini hadits
memperkhusus ayat-ayat al
Qur'an yang bersifat umum, dalam
ilmu hadis disebut takhshish al
‘amm.[6] Takhshîsh al-’âm ialah
sunnah yang mengkhususkan atau
mengecualikan ayat yang
bermakna umum.
Hadis Dan Ayat Dan
Artinya Artinya
‫احلت لنا ميتتان و د مان فا ما‬ ‫حرمت عليكم الميتة والدم ولحم‬
‫الميتتان الحوت والجراد و اما الدمان‬ ‫الحنزير‬
‫فاالكبد والطحال‬ Artinya: ”Diharamkan atasmu
bangkai, darah dan daging babi”
Artinya: ”Telah dihalalkan kepada
(Q.S. al Maidah: 3).
kita dua macam bangkai dan dua
macam darah. Yang dimaksud dua Dalam ayat ini tidak ada
macam bangkai adalah bangkai
pengecualian bahwa semua
ikan dan bangkai belalang.
bangkai dan darah diharamkan
Sedangkan yang dimaksud dua
untuk dimakan akan tetapiSunnah
macam darah adalah hati dan
Rasulullah SAW di atas
limpa”. (Hadits Riwayat Ahmad,
mentakhshish atau mengecualikan
Ibnu Majah dan Al-Baihaqi).
darah dan bangkai tertentu.
Membatasi lafaz yang masih mutlaq
dari ayat ayat al Qur'an (Sebagai
Free Bayanul Muthlaq).
Palestine Hukum yang ada dalam al Qur'an bersifat
mutlak amm (mutlak umum), maka dalam
hal ini hadits membatasi kemutlakan
hukum dalam al Qur'an. Sedangkan
contoh hadits yang membatasi (taqyid)
ayat-ayat al Qur’an yang bersifat mutlak
adalah seperti Sabda Rasullullah:
Contoh

Hadis Dan Arti Ayat Dan ARTI


‫أتي رسول هللا صىل هللا عليه و سلم‬ ‫والسارق و السارقة فاقطعوا أيديهما جزاء‬
‫بسارق فقطع يده من مفصل الكف‬ ‫بما كسبا نكاالمن هللا و هللا عزيز حكيم‬
Artinya: ”Laki-laki yang mencuri dan
Artinya: ”Rasullullah didatangi perempuan yang mencuri, potonglah
seseorang dengan membawa tangan keduanya (sebagai)
pencuri, maka beliau memotong pembalasan bagi apa yang mereka
tangan pencuri dari pergelangan kerjakan, dan sebagai siksaan dari
Allah sesungguhnya Allah maha
tangan”.
Mulia dan Maha Bijaksana”.( Q.S. al
Maidah: 58).
Penjelasan

Dalam ayat di atas belum ditentukan batasan untuk


memotong tangannya. Boleh jadi dipotong sampai
pergelangan tangan saja, atau sampai siku-siku, atau
bahkan dipotong hingga pangkal lengan karena semuanya
itu termasuk dalam kategori tangan. Akan tetapi, dari
hadist nabi tersebut, kita dapat mengetahui ketetapan
hukumnya secara pasti yaitu memotong tangan pencuri
dari pergelangan tangan.
BAYAN AT-TASYRI’
Yang dimaksud dengan bayan tasyri’ adalah ajaran-ajaran
yang tidak didapati dalam al-Qur’an maka dimunculkan
hukumnya, baik yang tidak ada sama sekali atau yang
diketemukan pokok-pokoknya (ashl) saja. Hadist
termasuk ke dalam kelompok ini, diantaranya adalah
hadist hukum syuf’ah, hukum merajam wanita pezinah
yang masih perawan, dan hukum tentang hak waris bagi
seorang anak.
CONTOH
Hadis Penjelas
Arti
‫َأَّن َر ُس وَل ِهَّللا َص ىَّل‬ Bayan At-tasyri memiliki

‫ُهَّللا َع َل ْي ِه َو َس َّل َم َف َر َض‬


“Bahwasanya Rasulullah maksud untuk mewujudkan
SAW telah mewajibkan hukum atau aturan yang
‫َز َك ا َة ا ْل ِف ْط ِر ِم ْن‬ zakat fitrah kepada umat tidak didapat dalam al-

‫َرَم َض ا َن َع ىَل ال َّن اِس‬


Islam pada bulan Qur’an secara eksplist. Hal
‫َص ا ًع ا ِم ْن َت ْم َأ‬
Ramadlan satu sukat ini berfungsi untuk
‫ٍر ْو‬ (sha’) kurma atau menunjukkan suatu
‫َص ا ًع ا ِم ْن َش ِع ي ٍر َع ىَل‬ gandum untuk setiap kepastian hukum dengan
‫َأ َع ٍد َذ َك َأ‬
‫ُك ِّل ُحٍّر ْو ْب‬
orang, baik merdeka atau
‫ٍر ْو‬
berbagai persoalan yang
hamba, laki-laki atau
‫ْل‬
‫ى ِم ْن ا ُم ْس ِلِم ي َن‬ ‫ْنَث‬‫ُأ‬ perempuan Muslim.” (H.
ada di kehidupan namun
tidak dijelaskan Al-Qur’an
R Muslim).
Bayan an-Nasakh
Kata an-nasakh dari segi bahasa memiliki bermacam-
macam arti, yaitu al-itbat (membatalkan) atau al-ijalah
(menghilangkan), atau taqyir (mengubah). Dalam hal ini
hadits berfungsi sebagai penghapus hukum yang
diterangkan dalam al Qur'an.
CONTOH ‫كتب عليكم إذا حضر أحدكم الموت‬
‫إن ترك خيرا الوصية للوالدين و‬
‫إن هللا قد أعطى كل ذي حق حقه‬ ‫األقربين بالمعروف حقا عىل‬
‫فال وصية لوارث‬ ‫المتقين‬
Artinya: ”Diwajibkan atas kamu,
Artinya: Sesungguhnya Allah apabila seseorang di antara kamu
telah memberi hak kepada kedatangan (tanda-tanda) maut,
setiap pemilik hak. Maka tidak jika ia meninggalkan harta yang
banyak, berwasiat untuk ibu bapa
ada wasiat untuk ahli waris”
dan karib kerabatnya secara
(HR. Ahmad dan Ashab Sunan
ma’ruf (ini adalah kewajiban atas
dan Nasa-i) orang-orang yang bertaqwa”.
(Q.S. al-Baqarah: 180).
Penjelasan
Para ulama mengartikan bayan an-nasakh ini melalui pendekatan bahasa, sehingga di
antara mereka terjadi perbedaan pendapat dalam mentaqrifkannya. Hal ini pun terjadi pada
kalangan ulama muta’akhirin dengan ulama mutaqaddimin. Menurut ulama mutaqqaddimin,
yang disebut bayan an-nasakh ialah adanya dalil syara’ (yang dapat menghapus ketentuan
yang telah ada), karena datangnya kemudian.[7]

Dari pengertian di atas jelaslah bahwa ketentuan yang datang kemudian dapat
menghapuskan ketentuan yang datang terdahulu. Hadis sebagai ketentuan yang datang
kemudian dari al Qur’an dalam hal ini, dapat menghapus ketentuan dan isi kandungan al
Qur’an. Demikianlah menurut ulama yang menganggap adanya fungsi bayan an-nasakh.
Kedudukan Hadis
Terhadap Al-Qur’an

Al-Qur`an sebagai sumber pokok dan hadis sebagai


sumber kedua mengisyaratkan pelaksanaan dari
kenyataan dari keyakinan terhadap Allah dan RasulNya
yang tertuang dalam dua kalimat syahadat. Karena itu
menggunakan hadits sebagai sumber ajaran
merupakan suatu keharusan bagi umat Islam. Setiap
muslim tidak bisa hanya menggunakan al-Qur`an,
tetapi ia juga harus percaya kepada hadis sebagai
sumber kedua ajaran islam. Hadist mempunyai
kedudukan sebagai sumber hukum Islam kedua dan
tidak boleh diabaikan peranannya dalam ajaran islam.
KESIMPULAN
pentingnya hadist sebagai sumber hukum kedua dalam Islam,
sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur'an bahwa mentaati Rasul
berarti mentaati Allah. Kedudukan hadis sebagai pelengkap dan
penjelas Al-Qur'an menjadi kunci dalam pemahaman dan
implementasi ajaran Islam oleh umat Muslim. Oleh karena itu,
menolak atau mengabaikan hadis akan mengakibatkan hilangnya
panduan yang penting dalam menjalani kehidupan berdasarkan
ajaran Islam.
Dalam konteks ini, penting bagi umat Islam untuk memahami dan
menghormati peran hadis sebagai penjelas dan pelengkap Al-
Qur'an, sekaligus sebagai panduan hukum Islam yang tidak
terpisahkan. Pemahaman yang baik terhadap kedua sumber ini
menjadi landasan yang kuat dalam menjalani kehidupan yang
sesuai dengan ajaran Islam.
Kata Kata Kunci
Interaksi dan komunikasi
adalah dasar dari sebuah
peradaban

Halaman 2
Wassalamualaikum
warahmatullahi
wabarakatuh
Terima kasih -klompok 4

Anda mungkin juga menyukai