Di Susun Oleh:
Yuliana Puasa (22210026)
A.LATAR BELAKANG
Beberapa hari atau pekan menjelang akhir hayatnya, konon Rasulullah SAW sempat
berwasiat pada sahabatnya (baca umatnya). Diantara wasiat yang dimaksudkan, menurut
sebagian muhaddist ialah hadits berikut :
) لن تضلو اما تمسكتم بهم كتب هللا و سنة رسو له( رواه ما لك،تركت فيكم امرين
“Aku tinggalkan untukmu dua hal. Kalian tidak akan sesat selama berpegang teguh
dengan keduanya: Kitab Allah (Al-Qur’an) dan Sunnah Rasul-Nya”.(H.R. Malik)
Selain membedakan derajat hadits dari Al-Qur’an, hadis pendek diatas juga
mengisyaratkan tentang eratnya pertalian Kitab Allah disatu pihak dan Sunnah Rasul-Nya
dipihak lain. Kenyataannya memang menunjukkan bahwa kolongan langit ini, tak seorang
muslim pun yang dapat mengamalkan Al-Qur’an tanpa merujuk pada hadis, dan juga tidak
aka nada orang yang membicarakan hadits tanpa menyinggung Al-Qur’an.
Kalau boleh diumpamakan, hubungan Al-Qur’an dengan hadits ibarat pertalian dua
kalimat syahadat yang bersifat talazum (saling tergantung) atau laksana keterkaitan Anggaran
Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) dalam sebuah organisasi.[1] Namun
demikian, rincian mengenai keterkaitan diantara keduanya :
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja fungsi hadits terhadap Al-Qur’an?
BAB II.
PEMBAHASAN
Namun kemudian para 'ulama hadits merincinya menjadi 4 fungsi hadits terhadap Al-
Qur'an yang intinya adalah sebagai penjabaran, dalam bahasa ilmu hadits disebut sebagai
bayan, fungsi hadits terhadap Al-Qur'an secara detail ada 4, yaitu:
1. Sebagai Bayanul Taqrir
Dalam hal ini posisi hadits sebagai taqrir (penguat) yaitu memperkuat keterangan dari
ayat-ayat Al-Qur'an, dimana hadits menjelaskan secara rinci apa yang telah dijelaskan oleh
Al-Qur'an, seperti hadits tentang sholat, zakat, puasa dan haji, merupakan penjelasan dari ayat
sholat, ayat zakat, ayat puasa dan ayat haji yang tertulis dalam Al-Qur'an[3].
Nabi SAW besabda:
إنّاهلل يمل للظا لم فاذا أخذه لم يقتله
“sesungguhnya Allah SWT memanjangkan kesempatan kepada orang-orang zalim,
apa’bila Allah menghukumnya maka Allah tidak akan melepasnya”
Hadist tersebut cocok dengan firman Allah SWT:
و كذالك أخذ ربّك اذا أخذ القرى و هي ظالمة
“dan begitulah adzabtuhanmu apabila dia menadzab penduduk negeri yang berbuat
zalim”.(QS. Huud: 102)[4]