Disusun oleh:
ERY RAHMAWATI
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Alhamdulillahirabbil ‘alamin Segala puji hanya bagi Allah yang selalu
memberikan banyak nikmat kepada kita semua, baik berupa nikmat iman, nikmat
sehat dan nikmat-nikmat yang lain diantaranya dalam pembuatan makalah yang
membahas tentang Nasikh dan Mansukh . Dengan adanya nikmat dari Allah
SWT ini saya dapat membuat makalah ini sampai selesai.
Shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada Rasulullah SAW, keluarga,
sahabat dan para pengikutnya. Atas perjuangan beliau kita dapat terlepas dari
zaman kegelapan (zaman jahiliyah) sampai kezaman yang terang benderang ini
yakni agama islam.
Namun demikian, saya juga minta maaf karena masih banyak kekurangan
didalam makalah yang saya buat ini. Oleh karena itu, saya mengharap kritik dan
saran yang membangun kepada para pembaca agar saya dapat lebih baik membuat
makalah dimasa yang akan datang.
Akhirnya, kita berdo’a kepada Allah SWT, agar upaya yang kita lakukan
selalu mendapat bimbingan dan ridho dari Allah SWT, Aamiin yarabbal ‘alamin.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................1
C. Tujuan Makalah.......................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................2
A. Pengertian dan Ruangan Lingkup Nasikh dan Mansuk..........................2
B. Macam-Macam Naskh dalam Al-Quran Beserta Contohnya..................3
C. Urgensi dan Hikmah Nasikh Mansukh ...................................................5
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUN
A. Latar belakang
Allah menurunkan kitab Al-Quran kepada nabi Muhammad untuk
memperbaiki umatnya diakhlak, ibadah, dan muamalahnya. Muamalah
memiliki perinsip sama dengan tugas untuk membersihkan jiwa dan memelihara
keselametan manusia. Manusia tidak dapat di letakkan dalam bentuk
kemaslahatan, adanya nasikh mansukh terhadap beberapa hukum yang
terdahulu dan diganti dengan hukum sesuai zaman, waktu, dan kemaslahatan
manusia.
B. Rumus Masalah
Rumusan makalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian dan ruang lingkup Nasikh dan Mansukh
2. Apa macam-macam nasikh dan masukh beserta contohnya
3. Apa urgensi dan hikmah nasikh dan masuk
C. Tujuan Makalah
Tujuan makalah sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui pengertian dan ruang lingkup nasikh dan masukh
2. Dapat mengetahui macam-macam nasikh dan mansukh beserta contohnya
3. Dapat mengetahui urgensi dan hikmah nasikh dan masuk
1
BAB Il
PEMBAHASAN
1
Ar-Raghib Al-Ashfahani, mu'jam Mufradat Alfazh Al-Qur'an, (Beirut:Dar al-fikr, t.t.), hlm. 511
2
Manna' al-Qaththan, Mabahits fi 'ulum Al-Qur'an (Riyadh: Muassasah ar-Risalah, 1976), hlm. 232.
3
Muhammad Abd al-Azim az-Zarqani, Manahil al-Irfan di 'ulum Al-Qur'an (Beirut:Dar Ihya al-Kutub al-Arabiyah, t.t.), jld
II, hlm. 71.
4
Az-Zarqani, Manahil al-irfan 'ulum Al-Quran......, II:72-73.
2
mereka berkata: sesungguhnya kami adalah orang yang mengada-adakan
saja.bahkan kebanyakan mereka tidak mengetahui. (Q.S. an-Nahl:101).
Ditunjukan hukum-hukumnya dan ayat-ayat Al-Quran didalam yang
telah datang atau diturunkan Allah SWT atas datangnya orang-orang sebelum
Al-Quran diturunkan.
5
Manna al-Qaththan, Mabahits fi Ulum Al-Quran...., hlm. 238.
3
memperoleh (yang akan disederhanakan) maka sesungguhnya Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. "(Q.s.Al-Mujadilah:58 12)
َء َأْش َفْقُتْم َأن ُتَقِّد ُم و۟ا َبْيَن َيَد ْى َنْج َو ٰى ُك ْم َص َد َٰق ٍتۚ َفِإْذ َلْم َتْفَع ُلو۟ا َو َتاَب ٱُهَّلل َع َلْيُك ْم َفَأِقيُم و۟ا ٱلَّص َلٰو َة َو َء اُتو۟ا ٱلَّز َكٰو َة
َو َأِط يُعو۟ا ٱَهَّلل َو َر ُسوَلُهۥۚ َو ٱُهَّلل َخ ِبيٌۢر ِبَم ا َتْع َم ُلوَن
Yang artinya:"apakah kamu takut akan (menjadi miskim) karena kamu
memberikan sedekah sebelum mengadakan pembicaraan dengan Rasul?
Maka jika kamu tiada memperbuatnya dan Allah telah memberi taubat
kepadamu maka dirikanlah solat, tunaikan zakat, taatlah kepada Allah
dan Rasul-Nya;dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
"(Q.S.Al-Mujadilah 58:13).
Contohnya:
َو َم ٓا َأْر َس ْلَنا ِم ن َقْبِلَك ِم ن َّرُسوٍل َو اَل َنِبٍّى ِإٓاَّل ِإَذ ا َتَم َّنٰٓى َأْلَقى ٱلَّشْيَٰط ُن ِفٓى ُأْم ِنَّيِتِهۦ َفَينَس ُخ ٱُهَّلل َم ا ُيْلِقى ٱلَّشْيَٰط ُن
ُثَّم ُيْح ِكُم ٱُهَّلل َء اَٰي ِتِهۦۗ َو ٱُهَّلل َع ِليٌم َحِكيٌم
Artinya:Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang rasulpun dan
tidak (pula) seorang nabi, melainkan apabila ia mempunyai sesuatu
keinginan, syaitanpun memasukkan godaan-godaan terhadap keinginan itu,
Allah menghilangkan apa yang dimasukkan oleh syaitan itu, dan Allah
menguatkan ayat-ayat-Nya. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha
bijaksana.(Q.S.Al-Hajj :52)
4
diturunkan-Nya, mereka berkata: "Sesungguhnya kamu adalah orang yang
mengada-adakan saja". Bahkan kebanyakan mereka tiada mengetahui.
(Q.S.Al-Nahl:101).
7
Az-Zarqani, Manahil al-Irfan fi 'ulum Al-Quran......, II:him.70.
8
Az-Zarqani, Manahil al-Irfan fi 'ulum Al-Quran......, II:him.70-71.
5
Perkembanga tasyri' menuju kesempurnaan sesuai dengan Perkembanga
dakwah dan Perkembanga kondisi umat manusia.
Adanya nasikh mansukh ini juga memberikan keuntungan kepada
umat islam. Jika penganti hukum yang dihapus ternyata lebih berat dari
pada yang di ganti akan memberikan. Jika penganti lebih ringan akan
memberikan kemudahan dan keringanan kepada umat. 9
9
Manna al-Qaththan, Mabahits fi 'Ulum Al-Quran....., him. 240.
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Naskh adalah menghapus hukum syara’ dengan dalil/khitab syara’
yang lain. Naskh terdiri dari; adanya pernyataan yang menunjukkan terjadi
pembatalan hukum yang telah ada, harus ada nāsikh, harus ada mansūkh dan
harus ada yang dibebani hukum atasnya. Dalam menghapus hukum shara’
tersebut ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, yakni : Hukum yang
mansūkh (dihapus) adalah hukum shara’, Dalil naskh harus datang lebih dulu
daripada mansūkh, khitab yang mansūkh hukumnya tidak terikat dengan
waktu.
Dalam cakupannya naskh dibagi menjadi tiga, antara lain : Naskh
quran dengan quran, naskh sunnah dengan sunnah, naskh sunnah dengan
quran. Terdapat beberapa pendapat mengenai ayat yang mansūkh. Di
antaranya, pendapat mengenai jumlah ayat dan ayat tersebut. al Nahas
berpendapat jumlah ayat yang dimansūkh berjumlah 100 ayat. Suyuṭiy
berpendapat terdapat 20 ayat, sedangkan Al Shaukaniy berpendapat 8 ayat.
7
DAFTAR PUSTAKA
As-Sarqasthi, abu takrir Ismail ibn Khalaf ibn said al-muqri' al-Anshari, al-Iwan fi
al-Qaraat as-sab'i, ditahqiq oleh Zuhari Ahmad dan Khalil al-Athiya,
Kuliyah al-Adab jamiah al-Basharah, Maktabah syamilah.