ULUMUL HADITS
1
KATA PENGANTAR
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................. 2
BAB IPENDAHULUAN
BAB IIPEMBAHASAN
A.Al-Qur’an................................................................ ........................... 5
C.Ijma’........................................................................ ........................... 6
BAB IIIPENUTUP
BAB IPENDAHULUAN
3
A.LATAR BELAKANG
Hadis adalah sumber ajaran Islam yang kedua setelah Alqur’an. Dimana keduanya merupakan
pedoman dan pengontrol segala tingkah laku dan perbuatanmanusia. Untuk Alqur’an semua
periwayatan ayat ayatnya mempunyaikedudukan sebagai sesuatu yang mutlak kebenaran
beritanya, sedangkan hadis Nabi tingkat keabsahannya masih perlu dikaji ulang, apakah betul-
betul dari Nabiatau hanya karangan orang atau golongan tertentu saja. Menurut Ibn Manzhur,
kata “hadis” berasal dari bahasa Arab, yaitu al-hadits, jamaknya al-hadits, al-haditsan, dan al-
hudtsan. Secara etimologis, kataini memiliki banyak arti, di antaranya al-jadid (yang baru)
lawan dari al-qadim (yang lama), dan al-khabar, yang berarti kabar atau berita.Di samping
pengertian tersebut, M.M. Azami mendefenisikan bahwa kata “hadis” secara etimologi
( lughawiyah), berarti komunikasi, kisah, percakapan :religius atau sekular, historis atau
kontemporer.
B.RUMUSAN MASALAH
C.TUJUAN
BAB IIPEMBAHASAN
4
1.Dalil Kehujjahan Hadis
a. Pengertian Hujjah
Hujjah yaitu gelar keahlian bagi para imam yang sanggup menghapal300.000 hadists baik matan,
sanad maupun perihal perawi, seperti, keadilan,catatan, dan biografinya (riwayat hidupnya).
Muhaditsin yang mendapat gelar iniantara lain Hisyam ibn Urwah (meninggal 146 H), Abu
Hudzail Muhammad ibnWalid (149 H) dan Muhammad Abdullah ibn Amr (meninggal 242
H).Kata kerja berhujah diartikan sebagai memberi alasan-alasan atauargumentasi yang valid dari
Muhaditsin yang adil dan tidak memiliki cacat,sehinga dihasilkan kesimpulan yang dapat
diyakini dan dipertanggung jawabkankebenarannya.
A.Al-Qur’an
tentangkewajiban mengikuti Allah yang digandengkan dengan ketaatan mengikuti Rasul- Nya.
ُقْل َاِط ْيُعوا َهّٰللا َو الَّرُسْو َل ۚ َفِاْن َتَو َّلْو ا َفِاَّن َهّٰللا اَل ُيِح ُّب اْلٰك ِفِرْيَن
Artinya : "Taatilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, makasesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang kafir
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya),dan ulil amri di
antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentangsesuatu, maka kembalikanlah ia
kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah
dan hari kemudian. Yang demikianitu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
ٓا َاَفۤا َء ُهّٰللا َع ٰل ى َرُسْو ِلٖه ِم ْن َاْهِل اْلُقٰر ى َفِلّٰل ِه َو ِللَّرُسْو ِل َو ِلِذ ى اْلُقْر ٰب ى َو اْلَيٰت ٰم ى َو اْلَم ٰس ِكْيِن َو اْبِن الَّس ِبْيِۙل َك ْي اَل َيُك ْو َن ُد ْو َلًةۢ َبْيَن اَاْلْغ ِنَيۤا ِء ِم ْنُك ْۗم َوَم ٓا
ٰا ٰت ىُك ُم الَّرُسْو ُل َفُخ ُذ ْو ُه َوَم ا َنٰه ىُك ْم َع ْنُه َفاْنَتُهْو ۚا َو اَّتُقوا َۗهّٰللا ِاَّن َهّٰللا َش ِد ْيُد اْلِع َقاِۘب
Artinya : Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah ia. Dan apa yangdilarangnya
bagimu maka tinggalkanlah; dan bertakwalah kepada Allah.Sesungguhnya Allah sangat keras
hukuman-Nya.
5
d) Q.S. Al-Ma’idah [5] : 92
َو َأِط يُعو۟ا ٱَهَّلل َو َأِط يُعو۟ا ٱلَّرُسوَل َو ٱْح َذ ُرو۟ا ۚ َفِإن َتَو َّلْيُتْم َفٱْعَلُمٓو ۟ا َأَّنَم ا َع َلٰى َر ُسوِلَنا ٱْلَبَٰل ُغ ٱْلُم ِبيُن
Artinya : Dan taatlah kamu kepada Allah dan taatlah kamu kepada Rasul-(Nya)dan berhati-
hatilah. Jika kamu berpaling, maka ketahuilah bahwa sesungguhnyakewajiban Rasul Kami,
hanyalah menyampaikan (amanat Allah) dengan terang.
ُقْل َاِط ْيُعوا َهّٰللا َو َاِط ْيُعوا الَّرُسْو َۚل َفِاْن َتَو َّلْو ا َفِاَّنَم ا َع َلْيِه َم ا ُح ِّمَل َو َع َلْيُك ْم َّم ا ُح ِّم ْلُتْۗم َو ِاْن ُتِط ْيُعْو ُه َتْهَتُد ْو ۗا َوَم ا َع َلى الَّرُسْو ِل ِااَّل اْلَبٰل ُغ اْلُم ِبْيُن
Artinya : Katakanlah: "Taat kepada Allah dan taatlah kepada rasul; dan jika kamu berpaling
maka sesungguhnya kewajiban rasul itu adalah apa yang dibebankankepadanya, dan kewajiban
kamu sekalian adalah semata-mata apa yangdibebankan kepadamu. Dan jika kamu taat
kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk. Dan tidak lain kewajiban rasul itu melainkan
menyampaikan (amanatAllah) dengan terang"
B.Hadis
ِكَتاَب ِهللا َو ُس َّنَة َرُسْو ِلِه: َتَر ْكُت ِفْيُك ْم َأْمَر ْيِن َلْن َتِض ُّلْو ا َم ا َتَم َّس ْكُتْم ِبِهَم ا
Artinya : “Aku tinggalkan pada kalain dua perkara, kalian tidak akan tersesat selama berpegang
teguh kepada keduanya, yaitu kitab Alllah dan sunnahku.”(HR. Al-Hakim dan Malik)
َفَع َلْيُك ْم ِبُس َّنِتي َو ُس َّنِة الُخَلَفاِء الَّراِش ِد ْيَن الَم ْهِد ِّيْيَن َعُّض وا َع َلْيَها ِبالَّنَو اِج ِذ
Artinya : “Wajib bagi sekalian berpegang teguh kepada sunnahku dan sunnahkhulafa ar-sasyidin
(khalifah yang mendapat petunjuk), berpegang tegulah kamusekalian dengannya.” (HR. Abu
Daud dan Ibn Majah)
C.Ijma’
Umat Islam telah sepakat menjadikan hadis menjadi sumber hukum keduasetelah Al-Qur’an.
Kesepakatan umat muslimin dalam mempercayai, menerima, dan mengamalkan segala ketentuan
yang terkandung di dalam hadits telahdilakukan sejak jaman Rasulullah, sepeninggal beliau,
masa khulafaurrasyidinhingga masa-masa selanjutnya dan tidak ada yang
mengingkarinya.Banyak peristiwa menunjukkan adanya kesepakatan menggunakan
haditssebagai sumber hukum Islam, antara lain adalah peristiwa dibawah ini;
6
1.Ketika Abu Bakar dibaiat menjadi khalifah, ia pernah berkata, “saya tidak meninggalkan
sedikitpun sesuatu yang diamalkan oleh Rasulullah,sesungguhnya saya takut tersesat bila
meninggalkan perintahnya.
2.Saat Umar berada di depan Hajar Aswad ia berkata, “saya tahu bahwa engkau adalah batu.
Seandainya saya tidak melihat Rasulullah menciummu, saya tidak akan menciummu.”
3.Pernah ditanyakan kepad Abdullah bin Umar tentang ketentuan sholatsafar dalam al-Qur’an.
Ibnu Umar menjawab, “Allah SWT telah mengutus Nabi Muhammad SAW kepada kita dan kita
tidak mengetahui sesuatu,maka sesugguhnya kami berbuat sebagaimana kami melihat Rasulullah
berbuat.”
7
BAB III PEMBAHASAN
2. Sunnah Fi’liyah, yaitu semua perbuatan Rasulullah yang diberitakan para sahabatmengenai
soal-soal ibadah dan lain.
3. Sunah Taqriryah, yaitu segala hadis yang berupa ketetapan Nabi MuhammadSAW terhadap
apa yang datang dari Sahabatnya.Nabi SAW membiarkan sesuatuperbuatan yang dilakukan
oleh para sahabat,setelah memenuhi beberapasyarat,baik mengenai pelakunya maupun
perbuatanya.
B. Kedudukan Hadits Dalam IslamRasulullah SAW adalah orang yang setiap perkataan dan
perbuatannyamenjadi pedoman bagi manusia. Karena itu beliau ma’shum (senantiasa
mendapatpetunjuk Allah SWT). Dengan demikian pada hakekatnya Sunnah Rasul
adalahpetunjuk yang juga berasal dari Allah. Kalau Al Qur’an merupakan petunjuk yangberupa
kalimat-kalimat jadi, yang isi maupun redaksinya langsung diwahyukanAllah, maka Sunnah
Rasul adalah petunjuk dari Allah yang di ilhamkan kepadabeliau, kemudian beliau
menyampaikannya kepada ummat dengan cara beliausendiri. “kami telah menurunan
peringatan (Al-Qur’an) kepada engkau (Muhammad)supaya kamu menerangkan kepada
segenap manusia tentang apa-apa yang diturunkan kepada mereka (QS. An-Nahl 44). “apa-apa
yang didatangkan oleh Rasul kepada kamu, hendaklah kamu ambil dan apa yang dilarang
bagimu hendaklah kamu tinggalkan” (QS. Al-Hasyr 7)Ayat-ayat diatas menjelaskan bahwa
sunnah/ hadits merupakan penjelasanAl-Qur’an. Sunnah itu diperintahkan oleh Allah untuk
dijadikan sumber hukumdalam Islam. Dengan demikian, sunnah adalah menjelaskan Al-
Qur’an,membatasi kemutlakannya dan mentakwilkan kesamarannya. Allah menetapkanbahwa
seorang mukmin itu belum dapat dikategorikan beriman kepada Allahsebelum mereka
mengikuti segala yang diputuskan oleh Rasulullah SAW dandengan putusannya itu mereka
merasa senang. Dalam hal mengishtinbatkan hukum, maka sunnah mempunyai batas-batas :
1. Sunnah mensyari’atkan apa-apa yang disyari’atkan oleh Allah SWT agar diikuti dan
dilaksanakan.1[4]
8
2. Sunnah Nabi menerangkan apa-apa yang disyari’atkan oleh Al-Qur’an dalam halmenjelaskan
ayat-ayat yang umum, mentabyinkan ayat-ayat yang muhtamil danmentaqyidkan ayat-ayat yang
mutlak.
3. Sunnah berwenang membuat berbagai macam hukum baru yang tidak terdapatdalam Al-
Qur’an. Untuk hal ini, Nabi saw berpedoman kepada ilham danpetunjuk dari Allah
dan ada pula yang berdasarkan ijtihad Rasulullah sendiri.Imam Syafi’i menguraikan
kedudukan sunnah terhadap Al-Qur’an sebagaiberikut:
1. Sunnah itu bayanut tafshil, keterangan yang menjelaskan ayat-ayat yang mujmal
.2. Sunnah itu bayanut takhsis yaitu keterangan yang mentakhsiskan segalakeumuman
Al-Qur’an.
3. Sunnah itu bayanut ta’yin yaitu keterangan yang menentukan mana yangdimaksud
dari dua kata atau tiga macam persoalan yang semuanya mungkin untukdijelaskan secara terang
4. Sunnah itu bayanut ta’kid yaitu keterangan sunnah yang bersesuaian benardengan
petunjuk Al-Qur’an dari segala jurusan dan ia menguatkan apa yangdipaparkan ayat-ayat
Al-Qur’an.
5. Sunnah itu bayanut tafsir yaitu keterangan sesuatu hukum dari Al-Qur’an, yangmenerangkan
apa yang dimaksud oleh ayat-ayat yang tersebut dalam Al-Qur’an.
6. Sunnah itu bayanut tasyri yaitu keterangan sesuatu hukum yang tidak diterangkandalam Al-
Qur’an.
9
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
Al-Hadits merupakan sumber kedua bagi ajaran Islam, dialah sumber yangpaling luas, yang
terinci penjelasannya, dan paling lengkap susunannya. Sunnahmemberikan perhatian yang penuh
dalam menjelaskan Al-Qur’an. Oleh sebab itu,tidaklah seharusnya dalam urusan istinbat hukum
Islam, orang mencukupkan Al-Qur’an saja, tanpa membutuhkan penjelasan dari As-
Sunnah.Maka dari itulah, jangan terlalu mudah kita mengambil suatu hukum dariAl-Qur’an
tanpa melihat terlebih dahulu apakah ada hadits yang menjelaskantentang ayat tersebut dan
juga Hadits sebagai penjelas (bayan) terhadap al Qur’an
10