DISUSUN OLEH :
Desember 2023
0
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadiran kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena
atas limpahan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini.
1. Bapak Dr. Hasan Bisri M.Pd.I. yang telah memberikan pengarahan atas
terselesaikannya makalah ini.
2. Pihak-pihak yang membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
3. Teman-teman semester I.
Makalah ini disusun sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Ulumul Qur’an.
Saya menyadari tentunya makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karenanya
saya senantiasa mengharap adanya kritik dan saran guna perubahan yang lebih
baik kedepannya. Kendati demikian, saya berharap makalah ini bermanfaat bagi
para pembaca. Akhir kata, permohonan maaf kami. haturkan atas segala
kekurangan dalam makalah ini.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................1
DAFTAR ISI.....................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................3
A. Latar Belakang......................................................................................3
B. Rumusan Masalah................................................................................4
C. Tujuan...................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................5
A. Tartibul Ayat...............................................................................5
1. Pengertian ayat......................................................................5
2. Cara Mengetahui Batasan Ayat Al-Qur’an...........................7
3. Jumlah Bilangan Ayat-Ayat Al-Qur’an................................8
4. Tertib ayat-ayat Dalam Al-Qur’an.................................................10
B. Tartibus Suwar......................................................................................13
1. Pengertian Surat.............................................................................13
2. Tertib Surah-surah Dalam Al-Qur’an............................................14
C. Surah-surag dan Ayat-ayat Dalam Al-Qur’an......................................15
BAB III PENUTUP...........................................................................................17
A. Kesimpulan...........................................................................................17
B. Saran ....................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................18
2
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an sebagai pedoman hidup yang pertama bagi ummat Islam yang
bagi kaum Muslimin adalah kalamullah yang diwahyukan kepada nabi
Muhammad melalui perantaraan Jibril selama kurang lebih dua puluh tiga tahun.
Kitab suci ini memiliki kekuatan luar biasa yang berada di luar kemampuan
apapun. Ayat-ayatnya telah berinteraksi dengan budaya dan perkembangan
masyarakat yang dijumpainya. Kendati demikian, nilai-nilai yang
diamanahkannya dapat diterapkan pada setiap situasi dan kondisi.
Dan kandungan pesan Ilahi yang disampaikan Nabi pada permulaan abad
ke-7 itu, telah meletakkan baik untuk kehidupan individual dan sosial kaum-
mulimin dalam segala aspeknya. Bahkan, masyarakat muslim mangawali
eksistensinya dan memperoleh kekuatan hidup dengan merespon dakwah Al-
Qur’an, itulah sebabnya, Al-Qur’an berada tepat di jantung kepercayaan muslim.
Lebih dari pada itu setidaknya Al-Qur’an dapat difungsikan oleh Manusia di bumi
ini, sebagai sumber ajaran dan bukti kebenaran kerasulan Muhammad saw.
dimana Al-Qur’an memberikan berbagai norma keagamaan sebagai petunjuk bagi
kehidupan umat manusia untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat
yang merupakan akhir dari perjalanan hidup meraka.
3
B. Rumusan masalah
C. Tujuan Penulisan
4
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Tartibul Ayat
1. Pengertian Ayat
a. Menurut Bahasa
Ayat ditinjau menurut bahasa (etimology yaitu) kata ayat
bentuk jamak dari kata al ayyatu, al ayyatu itu sendiri memiliki
bebrapa pengertian, antara lain:
1) Mukjizat sebagai mana Firman Allah Swt
َس ْل َبِنْٓي ِاْس َر ۤا ِء ْيَل َك ْم ٰا َتْيٰن ُهْم ِّم ْن ٰا َيٍةۢ َبِّيَنٍةۗ َو َم ْن ُّيَبِّدْل ِنْع َم َة ِهّٰللا ِم ْۢن َبْع ِد َم ا َج ۤا َء ْتُه َفِاَّن َهّٰللا
َش ِد ْيُد اْلِع َقاِب
Artinya: “Tanyakanlah kepada Bani Israil: "Berapa
banyaknya tanda-tanda (kebenaran) yang nyata, yang telah Kami
berikan kepada mereka". Dan barangsiapa yang menukar nikmat
Allah setelah datang nikmat itu kepadanya, maka sesungguhnya
Allah sangat keras siksa-Nya.”
2) Tanda (alamat) sebagaimana terdapat dalam al quran surat al
baqarah ayat 248
َو َقاَل َلُهْم َنِبُّيُهْم ِاَّن ٰا َيَة ُم ْلِكٖٓه َاْن َّيْأِتَيُك ُم الَّتاُبْو ُت ِفْيِه َسِكْيَنٌة ِّم ْن َّرِّبُك ْم َو َبِقَّيٌة ِّمَّم ا َتَر َك ٰا ُل
ٰۤل
ُم ْو ٰس ى َو ٰا ُل ٰه ُرْو َن َتْح ِم ُلُه اْلَم ِٕىَك ُةۗ ِاَّن ِفْي ٰذ ِلَك ٰاَل َيًة َّلُك ْم ِاْن ُكْنُتْم ُّم ْؤ ِمِنْيَن
Artinya: Dan Nabi mereka mengatakan kepada mereka:
"Sesungguhnya tanda ia akan menjadi raja, ialah kembalinya tabut
kepadamu, di dalamnya terdapat ketenangan dari Tuhanmu dan sisa
dari peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun; tabut itu
dibawa malaikat. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat
tanda bagimu, jika kamu orang yang beriman.”
3) Pelajaran (peringatan) sebagaimana terdapat dalam alquran
surat ali imran ayat 13.
َقْد َك اَن َلُك ْم ٰا َيٌة ِفْي ِفَئَتْيِن اْلَتَقَتاۗ ِفَئٌة ُتَقاِتُل ِفْي َس ِبْيِل ِهّٰللا َو ُاْخ ٰر ى َك اِفَر ٌة َّيَر ْو َنُهْم ِّم ْثَلْيِهْم َر ْأَي اْلَع ْيِن
َۗو ُهّٰللا ُيَؤِّيُد ِبَنْص ِر ٖه َم ْن َّيَش ۤا ُء ۗ ِاَّن ِفْي ٰذ ِلَك َلِع ْبَر ًة ُاِّلوِلى اَاْلْبَص ار
5
Artinya: “Sesungguhnya telah ada tanda bagi kamu pada
dua golongan yang telah bertemu (bertempur). Segolongan
berperang di jalan Allah dan (segolongan) yang lain kafir yang
dengan mata kepala melihat (seakan-akan) orang-orang muslimin
dua kali jumlah mereka. Allah menguatkan dengan bantuan-Nya
siapa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu
terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai mata hati.”
4) Suatu hal yang menakjubkan (mengherankan) sebagai mana
terdapat dalam al-Qur’an surah al-Mukminun (23)
َو َلَقْد َاْر َس ْلَنا ُنْو ًحا ِاٰل ى َقْو ِمٖه َفَقاَل ٰي َقْو ِم اْع ُبُدوا َهّٰللا َم ا َلُك ْم ِّم ْن ِاٰل ٍه َغْيُر ۗٗه َاَفاَل َتَّتُقْو َن
Artinya: “dan telah kami jadikan Isa putra Mariam beserta
ibunya suatu kejadian yang menakjubkan (yang membuktikan
Kekuasaan Allah)”.
5) Kelompok(kumpulan), sebagaimana dalam ucapan orang
arab
َوِم ْن ٰا ٰي ِتٖه َخ ْلُق الَّسٰم ٰو ِت َو اَاْلْر ِض َو اْخ ِتاَل ُف َاْلِس َنِتُك ْم َو َاْلَو اِنُك ْۗم ِاَّن ِفْي ٰذ ِلَك ٰاَل ٰي ٍت ِّلْلٰع ِلِم ْيَن
1
Chnna.Lilik.Ulum Al Qur'an dan Pembelajarannya.(Surabaya,Kpertais IV Press,2010).hlm179.
6
1) Al-Ja’bari : “yang artinya batasan ayat adalah (sebagian) quran
yang tersusun atas beberapa kata walau dalam bentuk takdir
(prakiraan sekalipun) yang mempunyai tempat permulaan dan
tempat berhenti yang terhimpun dalam suatu surat.”.
2) Manan al-Qaththan : “ayat ialah suatu jumlah atau bagian (yang
terdiri) dari kalam Allah yang terhimpun/bernaung dalam suatu
surat Al-Quran.”.2
Jadi ayat adalah bagian dari pada al quran yang bersambung
antara bagian yang satu dengan yang lainnya sampai batas akhir
baik bersifat panjang atau pendek3
7
lafadz itu menjadi fashilah (akhir ayat). Dan apabila sudah positif
Nabi membacanya dengan washal (bersambung atau tidak
berhenti), maka kita juga yakin, bahwa lafadz itu bukan fashilah.5
Namun, ada pula lafadz yang kadang-kadang Nabi membacanya
dengan wakaf dan adakalanya nabi membacanya dengan washal,
maka dalam hal ini ada beberapa kemungkinan yaitu:
1) Kalau nabi membaca lafaz dengan waqaf Maka hal itu mungkin
dimaksudkan untuk: (1) menunjukkan bahwa lafadz itu menjadi
fashilah; (2) sekedar untuk beristirahat sejenak.
2) Kalau nabi membacanya dengan washal, maka hal itu mungkin
dimaksudkan untuk: (1) menunjukkan bahwa lafadz itu bukan
fashilah; (2) Nabi membacanya dengan washal, karena Nabi sudah
mengetahui bahwa umat Islam (Sahabat) telah tahu lafal itu
menjadi Fashilah.6
8
ayat).
d. Kalangan Ulama Bashrah, diriwayatkan dari Ashim Al-Jah (6.205
ayat).
e. Kalangan Ulama Syam diriwayatkan dari Yahya bin al-Harits adz-
Dzamari (6.226).
Perbedaan cara menghitung jumlah ayat diatas dipicu oleh
kenyataan bahwa ketika membaca Al-quran, Nabi selalui memulai dari
pangkal ayat untuk mengajarka kepada para sahabatnya bahwa itu
merupakan pangkal ayat. Namun, Nabi sering pula mewahalkan
(menggabungkan dua ayat) demi kesempurnaan makna. Sebagian
sahabat lalu ada yang menghitungnya sebagai satu ayat, sedangkan
yang lainnya menghitungnya dua ayat.7
Sering terdengar seseorang menyatakan bahawa jumlah ayat di
dalam Al-Quran adalah enam ribu, enam ratus, dan enam puluh enam
(6.666). Angka itu manis disebut, mudah diingat, dan sedap didengar.
Namun begitu, bukan semua yang sedap didengar dan senang diingat
yang dikeluarkan daripada mulut yang manis itu benar. Haruslah
diperiksa dahulu sebelum menerimanya bulat-bulat. Apa lagi kalau ia
mengenai agama, Firman Allah SWT:
َشٰي ِط ْيَن اِاْل ْنِس َو اْلِج ِّن ُيْو ِحْي َبْعُضُهْم ِاٰل ى َبْع ٍض ُزْخ ُرَف اْلَقْو ِل ُغ ُرْو ًرا
“...Syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin,
sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain
perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia)...” (Q.S
Al-An’am: 112)
Adapun, jumlah ayat berdasarkan Al-Quran terbitan Departemen Agama
7
Drs. Rosihon Anwar, Mag, Samudera Al-Quran, Bab Jumlah Ayat Al-Quran, Hal 73.
8
Ogos, http://www.e-bacaan.com/artikel_6666.htm, 2002
9
1-5 7 286 200 176 120 789
T 41-45 54 53 89 59 37 292
46-50 35 38 29 18 45 165
A 51-55 60 49 62 55 78 304
56-60 96 29 22 24 13 184
61-65 14 11 11 18 12 66
N
66-70 12 30 52 52 44 190
71-75 28 28 20 56 40 172
S
76-8O 31 50 40 46 42 209
81-85 29 19 36 25 22 131
U 86-90 17 19 26 30 20 112
91-95 15 21 11 8 8 63
R 96-100 19 5 8 8 11 51
101-105 11 8 3 9 5 36
A 106-110 4 7 3 6 3 23
111-114 5 4 5 6 20
10
beliau berkata: “Ijma’ (kesepakatan) dan nash-nash yang ada bahwasanya
tartibul ayat adalah tauqifi”. Sungguh jibril menurunkan aya-ayat Al-
Quran terhadap Rasullullah SAW serta menunjukan sesuai peletakan
surat atau ayatnaya masing-masing, kemudian Rasul SAW
memerintahkan pada para sekertarisnya untuk mencatat sesuai
peletakannya, dan bersabda beliau SAW; “Letakanah ayat-ayat ini pada
surat ini dan ini”. Sebagaimana telah dijelaskan oleh para sahabatnya .9
Ijma’ ulama mentapkan bahwa urutan ayat sebagai mana yang
kita lihat sekarang didalam mushaf-mushaf adalah berdasarkan tauqifi
Nabi dari Allah,r akyu dan ijtihad tidak memiliki kesempatan
didalamnya.
Jibril membawa ayat-ayat itu kepada rasulullah saw.dan
memberikan bimbingan lewat ayat itu dalam suratnya kemudian Nabi
membacakannya kepada para sahabat dan memerintahkan kepada penulis
wahyu untuk menuliskannya dengan menjelaskan surat yang menjadi
induk ayat itu sekaligus tempatnya. Beliau membacakannya kepada
mereka berkali-kali, baik dalam sholat, pemberian nasihat maupun
sewaktu memberikan keputusan.
Setiap tahun Malaikat Jibril turun untuk mengecek urutan/tertib
ayat-ayat Al-Qur’an yang dibacakan oleh Nabi. Bahkan pada tahun
terakhir, Jibril turun dua kali untuk keperluan tersebut.
Semuanya menurut urutan sebagaimana yang kita kenal
sekarang. Demikiaan pula setiap orang yang hafal Al-Quran atau hafal
sebagiaanya mesti menggunakan urutan seperti yang kita kenal sekarang.
Urutan itu telah tersebar luas,dikaji diantara mereka dibaca dalam sholat
mereka, diambil sebagian dari sebagian yang lain dan didengar oleh
sebagian dari sebagian yang lain dengan urutan seperti yang kita kenal
sekarang.
Tak seorang sahabat, bahkan khalifah sekalipun memiliki andil
dalam pengurutan ayat-ayat Al-Quran. Bahkan penghimpunan yang
terjadi pada masa Abu Bakar tidaak lebih dari pemindahan Al-Quran dari
9
Kitab mahabis fi ulumil Quran.
11
plepah-plepah kurma, lempengan-lempengan batu dan tulang belulang
kedalam sahifah-sahifah dan penghimpunan pada masa Usman juga tidak
lebih dari sekedar penyalinan Al-Quran dari sahifah-sahifah kedalam
mushaf. Penghimpunan itu tetap berbdasarkan pada urutan yang dihafal
yang berasal dari Nabi Muhammad SAW dan demikian menurut ijma
urutan itu tidak bisa diragukan lagi. Sejumlah ulama meriwayatkan hal
ini anatara lain Azzulkhasididlam Al Burhan dan Abu Ja’far didalam al
munasabat.10
ترتيب االيات في سوها واقع بتوقيفه صلى هللا عليه وسلم وامره منن غير خالف فى هذا
Artinya tertib ayat Alquran di dalam surat-surahnya itu adalah
terjadi dengan petunjuk dan perintah nabi dan tidak ada perselisihan di
dalam hal ini di kalangan umat Islam.
Adapun yang menjadi landasan ijma’ (konsesus) umat islam
mengenal tertib ayaat-ayat alqur’an itu adalh hadist nabi, antara lain:
a. Hadist yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Uthman bin Abu
al-‘. As Ia berkata:
اتانى:كنت جالسا عند رسول هللا صلى هللا علىه و سلم اذشخص ببصره ثم صوبه ثم قال
جبريل فامرنى ان اصنح هذه االية هذا المو ضح من السورة ك ان هللا يا ءمر بالعدل
واالحسان وايتاء ذى القربى االية
Artinya:”Aku sedang duduk disamping Nabi, tiba-tiba nabi
memandang ke atas kemudian memandang ke bawah. Kemudian ia
berkata:”Jibril datang kepadaku dan memerintahkan kepadaku agar
meletakkan ayat ini di tempat ini dari surat itu.”
Ayat yang dimaksud ialah:11
ان هللا يا ءمر بالعدل االية
b. Hadis-hadis yang terdapat di dalam kitab-kitab hadis yang Shahih
yang menerangkan bahwa nabi membaca beberapa surat seperti Surat
al-baqarah Ali Imron Al Nisa surat al-mu'minun dan surat ar-rum
pada waktu salat subuh nabi membaca surat As Sajadah dan surat (هل
)اتك على االنسانpada waktu subuh hari Jumat nabi membaca surat al-
jumu'ah dan Al munafiqun pada waktu salat Nabi membaca surat
10
Chnna.Lilik.Ulum Al Qur'an dan Pembelajarannya.(Surabaya,Kpertais IV Press,2010).hlm186.
11
Ibid.hlm.187.
12
pada waktu khotbah Jumat, surat ( )اقتربdan ( )قdi dalam shalat
‘id ,nabi membaca surah-surah disebut dengan tertib seperti ayat-ayat
Alquran yang ada di mushaf.12
B. Tartibus Suwar
1. Pengertian Surat
a. Seraca Etimologi
Secara etimologhy surat mempunyai banyak arti diantaranya
tingkatan/martabat, tanda/alamat, sesuatu yang sempurna/lengkap, susunan
sesuatu atas lainnya yang bertingkat-tingkat. Surat ialah kumpulan ayat-
ayat Quran yang mempunyai permulaan dan akhiran. sebagai mana
dikatakan oleh penulis al qamus “kata assuarah berati “al
mazzilah”(posisi).surah dalam alquran telah dikenal karena posisinya pada
suatu tempat secara berdampingan.
b. Secara Terminologi
Adapun pengertian surat menurut terminologi para ahli ilmu-
ilmu al-quran, antara lain:
1) Menurut Al Ja’bari
“batasan surat ialah (sebagian) quran yang mencakup beberapa
ayat yang mempunyai permulaan dan penghabisan(penutup),dan
paling sedikit adalah tiga ayat,yakni suart al kautsar[108]yang
terdiri atas tiga ayat,9 kata dan 41 huruf,dan surat an
nashr[110]yang terdiri atasa 3 ayat 19 kata dan 79 huruf.
2) Kata Manna Al-Qahthan
12
Ibid.hlm.187
13
“Surat ialah sekumpulan ayat-ayat al quran yang mempunyai
tempat bermula dan sekaligus tempat berhenti(berakhir)" 13 Jadi surat
adalah bagian dari al quran yang terkandung didalamnya ayat-ayat14
Surah didefinisikan sebagai antara lain berikut
طائفة مستقلة من ايات القران ذات مطلع ومقطع
Artinya sekelompok atau sekumpulan ayat-ayat Alquran yang
berdiri sendiri, yang mempunyai permulaan dan penghabisan.
Alquran terdiri dari 114 surah yang tidak sama panjang dan
pendeknya. Ada panjang, sedang dan pendek yang terpanjang ialah
surah al-baqarah yang terdiri dari 286 ayat sedang ayat terpendek
ialah surat al-kautsar yang terdiri dari tiga ayat.
Yang menetapkan panjang dan pendeknya surah Alquran yang
menentukan ayat-ayat yang menjadi awal atau akhir surah Alquran
adalah Allah sendiri dan semuanya itu mengandung hikmah-hikmah
yang tinggi. Diantara hikmah dan faedah Alquran dibagi dalam
surah-surah ialah:
a) Titik untuk memudahkan umat Islam mempelajari,
memahami dan menghafalkan Alquran.
b) Untuk menunjukkan topik pembicaraan, sebab tiap
surat diberi nama dengan nama yang relevan dengan
isi kandungan Surat yang bersangkutan, seperti
Surah al-baqarah, Surah Al Jin, surat Yusuf dan
sebagainya.
c) Untuk menunjukkan bahwa mukjizat Alquran itu
tidak terletak pada surah-surah yang panjang saja,
tapi juga surat-surah yang pendek bisa menjadi
mukjizat.15
13
Suma. M Amin.Ulumul Qur’an.(Raja Wali Press,2013)
14
At ta’rifat : 41 karya asy syarif ali bin muhammad al jurjani
15
Chnna.Lilik.Ulum Al Qur'an dan Pembelajarannya.(Surabaya,Kpertais IV Press,2010).hlm189.
14
Tertib surah-surah Alquran seperti yang ada sekarang ini, terdapat tiga
kelompok pendapat ulama yaitu:16
a. Ijtihad sahabat nabi atau bukan Tauqifi.
1) Imam malik
2) Al qadhi abu bakar
3) Ibnu faris daam kitab al khamsi.
Pendukung pendapat ini antara lain: Abu ja’far al nahhas dan abu
bakar al aqbari.
16
Ibid.hlm.189.
15
c. Tertib sebagai surah al quran adalah tauqifi, dan tertib sebagian surah
lainnya adalah hasil ijtihad.
Ulma’ pendukung pendapat ketiga ini ialah:
1) Al zarqani menegaskan bahwa pendapt krtiga ini adalah
yang paling tepat, sebab pendapat pertama ada
kelemahannya.
2) Al qadhi abu Muhammad bin atiyah
3) Al suyuti.
Dikatakan bahwa surah-surah ini dimulai dari surah Qaf, ada pula
yang mengatakan dimulai dari surah al-Hujurat, juga ada mengatakan
dimulai dari surah yang lain.
16
b) Mufassal ausat dimulai dari surah 'Amma atau al-Buruj
sampai dengan ad-Duha/Lam Yakun, dan
c) mufassal qisar dimulai dari ad-Duha/Kamu Yakun sampai
dengan surah Qur'an terakhir.
Dinamakan mufashal karena banyaknya fase atau pemisahan di antara
surah-surah tersebut dengan basmalah.
Jumlah surah Quran ada 114 Surah. Dan dikatakan pula ada
113 surah, karena Surah al-anfal dan Al Barokah dianggap 1 surah.
Adapun jumlah ayatnya sebanyak 6.200 lebih namun kelebihan ini
masih diperselisihkan titik ayat terpanjang adalah ayat tentang utang
piutang sedang surah terpanjang adalah surah al-baqarah pembagian
seperti ini dapat mempermudah orang hafalnya, mendorong mereka
untuk mengkaji dan mengingatkan membaca surah bahwa ia telah
mengambil bagian yang cukup dan jumlah yang memadai dari pokok-
pokok agama dan hukum-hukum syariat
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Al-Quran sebagai kitab suci Umat Islam merupakan pedoman hidup
dunia-akhirat. Bagi umat Islam, dalam membahas masalah Al-Quran, tak ada
sumber yang lebih bernilai ketimbang Al-Quran itu sendiri. Dalam hal ini,
pemahaman terhadap ayat-ayatnya pun memiliki peranan penting untuk
memahami Al-Quran. Adapun pemahaman terhadap ayat yang dimaksud
ialah jumlah ayat, batas awal ayat, serta akhir sebuah ayat.
17
Diantara manfaat yang dapat dipetik terhadap pemahaman ayat adalah
mengetahui waqaf. Berhenti pada pangkal ayat menurut hadis merupakan
kesunnahan. Disamping itu juga, mengetahui ayat-ayat, jumlahnya dan
fashilah-fashilahnya memiliki sejumlah konsekuensi hukum.
Sementara itu pengertian daru ayat sendiri adalah bagian tertentu dari
surat yang membicarakan persoalan tertentu dari surat-surat tertentu dri Al-
Qur’an,seperti dikemukakan sebagaian ulama. Sedangkan surat mempunyai
banyak arti diantaranya tingkatan/martabat tanda/alamat, gedung yang
tinggi/indah, sesuatu yang sempurna/lengkap,susunan sesuatu atas lainnya
yang bertingkat-tingkat.
Tartib ayat-ayat didalam surah itu berdasarkan taukify dari Rasulullah
SAW dan atas perintahnya, tanpa diperselisihkan oleh kaum muslimin.
Sementara tartib surah ada tiga pendapat : (1) Ijtihad Sahabat (2) Tauqifi (3)
Hasil Tauqifi dan hasil jihad.
B. Saran
Penulis menyadari lemahnya pemahaman akan materi yang diberikan oleh
dosen pembimbing. Tetapi hal itu tidak menyurutkan keinginan kami untuk lebih
maksimal dalam mengolah dan memperkaya isi makalah kami ini. Oleh sebab itu
kami meminta dengan setulus hati kepada para pembaca yang budiman agar
memberikan kirtik saran yang membangun supaya dengan kritik tersebut dapat
membuat kami menyadari kesalahan dan dapat memeprbaiki kesalahan itu di
makalah-makalah selanjutnya. Saran penulis agar lebih memahami isi makalah
kami. Kami minta pembaca yang budiman membaca dengan seksama isi makalah
kami ini. Salam dan Hormat dari penulis.
DAFTAR PUSTAKA
18
Tafsir Al-Misbah.Amzah
19