Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Pengertian Ilmu Qiraat

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Qiraat

Dosen Pengampu: Miswanuddin, M.Ag

Disusun oleh :

Arju NailataAzmin Sobah (1860301221021)


Alycia Dian Ananta (1860301223112)
Fatimah Hafidzotuddiniyah (1860301221009)
Ilzami Zieda Rahma (1860301222050)

ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan limpahan rahmatnya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu sesuai harapan kami dan
tanpa adanya halangan suatu apapun. Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi
Agung Muhammad SAW, yang telah memberikan teladan bagi kami umat islam.
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada yang terhormat, Bapak Miswanuddin, M.Ag
sebagai dosen pengampu mata kuliah Ilmu Qiraat yang telah memberikan pengarahan dan
pemahaman dalam menyusun makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam menyusun mekalah
ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan yang kami miliki. Maka dari itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk makalah ini menjadi lebih baik kedepannya nanti.

Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pemakalah maupun bagi pembaca.

Tulungagung, 27 Februari 2024

Penulis

2
DAFTAR ISI

COVER ..................................................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR .............................................................................................................. 2
DAFTAR ISI ............................................................................................................................. 3
BAB I ......................................................................................................................................... 4
Pedahuluan ............................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang .............................................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ......................................................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan........................................................................................................... 4
BAB II........................................................................................................................................ 5
Pembahasan .............................................................................................................................. 5
A. Definisi al-Qur’an .......................................................................................................... 5
B. Pengertian Ulumul Qur'an ........................................................................................... 6
C. Sejarah Perkembangan Ilmu Al-Qur’an .................................................................... 7
D. Definisi Ilmu Qira’at ..................................................................................................... 8
E. Sejarah Perkembangan Ilmu Qira’at .......................................................................... 9
Bab III ..................................................................................................................................... 11
Kesimpulan ............................................................................................................................. 11
Daftar Pustaka ........................................................................................................................ 12

3
BAB I

Pedahuluan
A. Latar Belakang
Allah SWT sebagai pencipta semua mahluk yang ada, dan menempatkan manusia
sebagai makhluk yang paling sempurna. Dengan sifat Rahman dan Rakhim-Nya Allah
menurunkan pedoman sebagai hidayah untuk mencapai kebahagiaan dunia akhirat.
Agar kebahagiaan itu bisa di capai manusia. Tuhan sendiri menjajikan bagi setiap
hamba-Nya mengikuti petunjuk-Nya mereka pasti akan memperoleh kebahagiaan
sepanjang masa.

‫ي َيأْ ِت َينَّكُ ْۚم فَ ِا َّما َجمِ ْي ًعاۚ مِ ْن َها ا ْه ِبطُ ْوا قُ ْلنَا‬ ْۚ ‫َاي تَ ِب َۚع فَ َم‬
ْۚ ‫ن هُدًى م ِِن‬ َۚ ‫َل هُد‬ ۚ ‫علَ ْي ِه ْۚم خ َْو‬
َۚ ‫ف ف‬ ۚ َ ‫َيحْ زَ ن ُْونَۚ هُ ْۚم َو‬
َ ‫ل‬

Kami berfirman ”turunlah kamu dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku
kepadamu,maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku niscaya tidak ada
kekhawatiran atas mereka,dan tidak pula bersedih hati.”1 Qs.Al baqarah:38

Perintah dan janji janji tersebut sebenarnya di tunjukkan kepada seluruh umat
manusia dan anak cucu Adam. Di sini perlu adanya hubungan erat anatara pencipta dan
makhluk-Nya. Dalam merealisasikan komunikasi anatara Tuhan dan yang maha gaib
dengan manusia yang berada di alam nyata,di utuslah utusan utusan-Nya. Melalui para
malaikat,Allah SWT menurunkan hidayah berua wahyu-wahyu yang di sampaikan
kepada para nabi dan rosul-Nya. Agar bisa direalisasikan oleh para umat. Al -Qur’an
juga sebagai pedoman pertamadan utama umat Islam. Diturunkan dengan bahasa Arab.
Namun yang menjadi masalah adalah pangkal perbedaan kapasitas manusia dalam
memahami Al-Qur’an. Kareana pada kenyatanya tidak semua yang pandai bahasa Arab,
sekalipun orang Arab sendiri mampu memahami dan menangkap pesan ilahi yang
terkandung dalam Al-Qur’an.

B. Rumusan Masalah
1. Sebutkan pengertian dari ilmu al-Qur’an?
2. Sebutkan pengertian dari ilmu qira’at?
3. Apa perbedaan antara ilmu al-Qur’an dengan ilmu Qira’at?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari ilmu al-Qur’an
2. Untuk mengetahui pengertian dari ilmu qira’at
3. Untuk mengetahui perbedaan antara ilmu al-Qur’an dengan ilmu qira’at

1QS.al-Baqarah[2]:38

4
BAB II

Pembahasan
A. Definisi al-Qur’an
Al -Qur’an merupakan sumber ajaran Islam pertama dan utama menurut keyakinan
umat Islam yang diakui kebenarannya oleh penelitian ilmiah. Al -Qur’an dalah kitab suci
yang di dalamnya terdapat firman firman (wahyu) Allah,yang di sampaikan oleh malaikat
jibril kepada Nabi Muhammad sebagai rosul Allah secara berangsur angsur yang bertujuan
menjadi petunjuk bagi umat Islam dalam hidup dan kehidupannya guna mendapatkan
kesejahteraan di dunia dan akhirat. Secara etimologi Al-Qur’an berasal dari kara qara-
a,yaqra-u,qira’atan atau qur-anan yang berarti mengumpulkan (al-jam’u) dan menghimpun
(al-dhommu) huruf-huruf serta kata-kata dari satu bagian ke bgian yang lain secara teratur.
Sementara itu para ulama memberikan pendapat yang berebeda beda mengenai asal kata Al-
Qur’an.2 Imam Asy’syafi’i (150-204H/767-820M) berpendapat bahwa kata Al-Qur’an di
baca tanpa hamzah (al-Qur’an) tidak di ambil dari kata lain, tetapi ia nama khusus yang di
pakai untuk kitab suci yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW, sebagaimanakitab
injil dan taurat di pakai untuk kitab Tuhan yang diberikan kepada Nabi Isa dan Musa.

Al -Farra (207H/823M) dalam Ma’anil Qur’an meneyertakan bahwa lafal al-Qur’an


tidak pakai hamzah, asalnya dri kata qara’in jamak dari qarinah, yang artinya indikator
(petunjuk). Hal ini di sebabkan karena sebagian ayat al-Qur’an serupa satu sama lain, maka
seolah olah sebagian ayatnya merupakan indikator dari apa yang dimaksud oleh ayat lain
yang serupa. Al-Asy’ari (260H-324H/873-935) berpendapat lafal Al-Qur’an ditulis dan
dibaca tidak menggunakan hamzah, diambil dari kata qarana, yang berarti menggabungkan.
Hal ini disebabkan karena surat-surat dalam al-Qur’an dihimpun dan digabung dalam satu
mushaf. Az-Zajjaj (311H/928M) lafal al-Qur’an pakai hamzah (al-Qur’an) diambil dari kata
al-qar’u, dari wazan fu’lan yang berarti menghimpun. Hal ini karena al-Qur’an menghimpun
intisari ajaran-ajaran dari kitab suci sebelumnya. Sementara Al-Lihyani berpendapat bahwa
lafal al-Qur’an ini menurutnya berbentuk masdar dengan makna isim maf’ul. Jadi al-Qur’an
artinya maqru’ (yang dibaca). 3
Para ahli Qur’an berasumsi bahwa kata Qur’an terambil dari kata qara’a-yara’u-
qira’atan-wa qur’anan yang secara harfiyah berarti bacaan. Kata qur’an sebagaimana yang

2H.Abdul Djalal,Ulumul Quran,Surabaya:Dunia Ilmu,2000,cet.,hlm.,6


3Ibid, hlm.,4-5

5
di jelaskan diatas sebanding dengan kata fu’lan (dari akar kata fa’la), rujhan (dari akar kata
rajaha) dan ghufran (dari akar kata ghafara). Al Qur’an sendiri memuat beberapa kata
Qur’anan untuk makna bacaan seperti dalam surat al-Qiyamah [75] ayat17-18 dan surat
Yasin 9 [36] ayat 69.4

B. Pengertian Ulumul Qur'an


Dalam upaya menggali dan memahami isi Al-Qur'an, umat Islam perlu alat untuk
membedahnya. Mereka perlu ilmu untuk memahami Al-Qur'an. Ilmu atau alat yang
diperlukan tidak cukup satu, tetapi sangat banyak, maka muncul istilah 'Ulum Al-Qur'ân
(Ulum Al-Qur'an: ilmu- ilmu Al-Qur'an). Kata 'ulum jamak dari 'ilm, artinya al-fahm wa
al-idrak (paham dan menguasai). "Ulum Al-Qur'ân seperti yang dikenal sekarang, tidak
muncul sekaligus menjadi satu kumpulan yang sempurna. Melalui proses yang cukup
lama, Ulum Al-Qur'an, mengalami perkembangan yang simultan dan berkesinambungan.
Proses kemajuan itu akibat dari adanya sikap para ulama yang memiliki kecenderungan
yang berbeda dalam menggali Al-Qur'an. Di antara mereka ada yang menitikberatkan
kepada masalah rasm (penulisan), asbab al-nuzul (sebab turun), i'jaz (kemukjizatannya),
dan balaghah (gaya sastra). Jadi, tiap ulama mempunyai ketertarikan tersendiri pada Al-
Qur'an, sehingga ilmu-ilmu tersebut masih belum teratur rapi dan beredar pada tokohnya
masing-masing.

Suatu ketika Imam Syafi'i dituduh mempunyai paham yang menyimpang berkenaan
dengan Al-Qur'an. Ia diajukan ke hadapan khalifah Harun al-Rasyid. Khalifah bertanya,
"Bagaimana pendapatmu tentang Kitab Allah? Imam Syafi'i menjawab, "Kitab Allah yang
mana sebab Allah telah menurunkan banyak kitab suci." "Kitab Allah yang diturunkan
kepada Muhammad SAW," jawab Khalifah. Imam Syafi'i menambahkan, ilmu Al-Qur'an
itu banyak sekali. Apakah Anda bertanya tentang bagian-bagian yang muhkam,
mutasyabih, bagian-bagian yang dibelakangkan atau didahulukan, ataukah tentang nasikh
dan mansukh, ataukah soal-soal yang lain. Dari jawaban Imam Syafi'i itu, mengindikasikan
bahwa Ulum Al-Qur'an itu sangat banyak. Ulum Al-Qur'an adalah sekumpulan ilmu yang
membahas tentang berbagai segi dari Al-Qur'an. Para ulama mendefinisikan Ulum Al-
Qur'an sebagai, ilmu yang membahas hal-hal yang berhubungan dengan Al-Qur'an dari
segi aspek turun, sistematika, pengumpulan dan penulisan, bacaan, tafsir, kemukjizatan,
serta nasikh dan mansukh."3 Sebagian ulama mengatakan bahwa ilmu-ilmu ini juga

4Ahmad Izami,Ulumul Qur’an:Telaah Tekstualitas dan Kontekstualitas Al-Qur’an,Bandung;2005,cet.I,hlm.28.

6
disebut dengan ushul al-tafsir. Sebab, cakupan pembahasan dalam Ulum Al-Qur'an
berkaitan dasar-dasar memahami Al-Qur'an. Karena itu, seluk-beluk Ulum Al-Qur'an
mutlak harus dikaji dan dikuasai oleh seorang mufasir.

C. Sejarah Perkembangan Ilmu Al-Qur’an


Al-Qur’an disampaikan oleh malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad secara berangsur-
angsur yang kurang lebih dari 25 tahun. Menurut sejarah, Al-Qur’an disampaikan kepada
Rasulullah tidak hanya menetap di Makkah, melainkan juga beliau sering bepergian atau
hijrah seperti ke Madinah. Hal inilah yang menjadi faktor utama akan adanya sejarah
perkembangan Ilmu Al-Qur’an.5 Ketika Rasulullah masih ada, ilmu Al-Qur’an belum
berkembang seperti sekarang. Sebab, segala hal mengenai Al-Qur’an akan dikembalikan
lagi kepada Rasulullah. Setelah meninggalnya Rasulullah kepemimpinan digantikan oleh
Khulafaurrasyidin yaitu para sahabatnya, mulai pada masa itulah terbentuknya tentang
Ilmu-Ilmu Al-Qur’an. Dan pada masa waktu itu juga penulisan Al-Qur’an yang di pelopori
oleh sahabat Utsman bin Affan, tentunya ilmu yang pertama kali yakni Ilmu Rasm Al-
Qur’an yang berkaitan tentang tulis menulis atau di kenal dengan Rasm Utsmani. Penulisan
tersebut digantikan oleh Abu al-Aswad al-Duali seorang yang ditugaskan Ali bin Abi
Thalib untuk melanjutkan penulisan utsman. Dalam penulisan tersebut, Ali bin Abi Thalib
juga menyuruh Abu al-Aswad merancang kaidah nahwu sebagai landasan yang sangat
bagus untuk Ilmu I’rab Al-Qur’an.
Perkembangan Ilmu Al-Qur’an dilanjutkan oleh para sahabat yang selanjutnya, dengan
sesuai kualitas yang di miliki oleh parasahabat. Mereka memiliki kompetensi atau konsep
tersendiri untuk perkembangan Ilmu Al-Qur’an dengan tetapnya mengikuti hikmah-
hikmah pada tafsir di dalam Al-Qur’an. Mufassir yang terkenal pada masa itu adalah
Khulafaurrasyiddin, Ibn Abbas, Ibn Mas’ud, Zaid bin Tsabit, Abu Musa al-Asy’ari dan
Abdullah bin Zubair. Mereka semua memiliki murid-murid yang sangat hebat dalam
menggeluti akan pemahaman dalam Al-Qur’an. Dan ada juga murid Ibn Abbas yakni,
Ikrima, Said bin Zubair, Atha’ bin Abi Rabbah. Untuk murid Abdullah bin Mas’ud ada al-
Qamah bin Qais, Masruq dan banyak juga tokoh-tokoh yang terkenal sebab dari karya atau
lisannya timbul adanya Ilmu Tafsir, Ilmu Asban al-Nuzul, Ilmu Gharib Al-Qur’an, Makki
dan Madani, juga Ilmu Nasikh dan Mansukh, semua muncul pada abad kedua hijriyah.6

5Khairunnas Jamal Afriadi Putra, Pengantar Ilmu Qira’at, 2020.


6M.Ag prof.Dr. H. Amroeni Drajat, “Ulumul Qur’an Full (1).Pdf,” n.d.

7
Kemudian, pada abad ketiga hijriyah banyak tokoh yang menyusun sebuah kitab-kitab.
Seperti, Ali bin al-Madani, yaitu menyusun kitab Asbab al-Nuzul. Abu Bakar al-Sijitsani
dengan Kitab Gharib Al-Qur’an. Ali bin Ibrahim bin Sa’id al-Hufi dengan Kitab I’rab Al-
Qur’an. Terutama Abu Ubaid Al-Qasim bin Salam penyusun Kitab Nasikh Mansukh dan
Qira’at, kemudian Alam al-Din al-Sakhawi penyusun kitab Ilm Al-Qira’at.7 Ilmu Qiraat
sudah ada pada sejak Nabi Muhammad di makkah, tetapi mulai dipergunakanya pada
waktu Nabi di Madinah. Kemudian, orang yang pertama kali menyusun atau membahas
Ilmu Qira’at adalah Abu Ubaid bin Salam dengan kitab yang berjudul Qira’at yang
dikerahakan sebanyak 25 perawi. Ada juga yang berpendapat bahwa yang menulis pertama
kali adalah Tsabit al-Baghdadi al-Dharir.

D. Definisi Ilmu Qira’at


Kata Ilmu Qira’at adalah gabungan dari kata Ilmu dan Qira’at. Kata Ilmu sendiri secara
Bahasa berasal dari Bahasa Arab yaitu, ( ۚ‫علما‬-‫يعلم‬-‫ )علم‬yang artinya mengerti, memahami,
mengetahui. Kata Ilmu ini merupakan bentuk isim Masdar, maka bias diartikan sebagai
sebuah pengertian, pemahaman, dan pengetahuan. Sedangkan menurut istilah, ilmu
merupakan sebuah pengetahuan yang memenuhi beberapa kriteria, diantaranya adalah
sistematik, rasional, empiris, umum dan kumulatif. 8 Secara etimologi Qira’at merupakan
bentuk masdar dari kata kerja qara’a-yaqra’u- qira’atan waqur’anan yang artinya
bacaan.9 Sedangkan menurut terminology ada beberapa definisi dari beberapa ulama’
diantarnya:
1. ‘Abdul Fatah Al-Qadi:
Ilmu yang membahas tentang tata cara pengucapan kata-kata Al-Qur’an beserta
cara penyampaiannya, baik yang disepakati maupun yang diikhtilafkan
(menyimpang) dengan cara menyandarkan setiap bacaannya kepada salah seorang
imam Qira’at. Definisi yang disampaikan beliau ini ringkas dan jelas, alasannya
mencakup dua hal pokok ilmu qira’at yaitu, cara pelafalan ayat-ayat Al-Qur’an baik
yang disepakati maupun yang diikhtilafkan oleh para imam qira’at, dan mencakup
pentingnya sanad yang mutawatir sampai kepada Rasulullah saw sebagai syarat
diterimanya qira’at.
2. Al-Zarqasyi:

7Iwan Romadhan Sitorus, “Asal Usul Ilmu Qira’At,” EL-AFKAR : Jurnal Pemikiran Keislaman Dan Tafsir Hadis 7,
no. 1 (2018): 75, https://doi.org/10.29300/jpkth.v7i1.1589.
8Mufida Ulfa, “Diktat Ilmu Qira’at Edit,” 2021.
9Khairunnas Jamal Afriadi Putra, Pengantar Ilmu Qira’at.

8
Qira’at adalah perbedaan cara-cara melafalkan A-Qur’an, baik mengenai huruf-
hurufnya atau cara pengucapan huruf-huruf tersebut seperti takhfif (meringankan),
tasqil (memberatkan), atau yang lainnya.
3. Al-Shabuni:
Qira’at adalah suatu madzhab cara melafalkan Al-Qur’an yang dianut oleh salah
seorang imam berdasarkan sanad-sanad yang bersambung kepada Rasulullah saw.10

E. Sejarah Perkembangan Ilmu Qira’at


Ilmu qira’at pertama kali ditulis oleh Abu Ubaid Al-Qasim Ibn Salam. Beliau
mengumpulkan para imam qira’at dengan bacaannya masing-masing. Munculnya ilmu
qira’at juga di dukung oleh beberapa ulama yaitu Abu Hatim Al-Sijistany, Abu Jafar al-
Thabary dan Ismail al-Qodhi.11 Mengenai turunnya ilmu qira’at belum diketahui pasti
kebenarannya. Sebagian ulama berpendapat ilmu qira’at muncul bersamaan dengan
turunnya al-Qur’an dan beberapa ulama lain juga berpendapat bahwa ilmu qira’at turun
bersamaan dengan peristiwa hijrahnya nabi Muhammad yang pada saat itu banyak orang
yang masuk islam dan memiliki ungakpan bahasa Arab dan dialek yang berbeda. Pada
zaman sahabat, Usman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Ubay bin Ka’ab, Zaid bin Tsabit,
Ibnu Mas’ud, Abu Darda dan Abu Musa Al-Asy’ari adalah para qari dan huffaz yang
terkenal. Mereka dikirim oleh khalifah Usman untuk pergi ke wilayah islam dengan
membawa mushaf Usmani. Mereka mulai memberi wawasan kepada umat islam atas ilmu
Qira’at. Dari hasil didikan tersebut, akhirnya munculnya pakar-pakar generasi qira’at pada
era tabi’in dan seterusnya.Perkembangan ilmu qira’at sangat pesat hingga pada awal abad
Hijriah, beberapa ulama Tabi’in memutuskan untuk menjadikan ilmu qira’at sebagai
disiplin ilmu yang independen sebagaimana ilmu syari’at yang lain. Sehingga ilmu qira’at
dipelajari oleh generasi ke generasi selanjutnya. 12
Perbedaan Qur'an dengan Qiraat adalah, Al-Quran yaitu kalam Allah yang diturunkan
oleh malaikat jibril secara mutawattir sebagai mu'jizat. Sedangkan Qiraat adalah suatu
yang berbeda pada lafaznya atau juga pembacaanya yang dari takhfif atau taskil. Ada
ulama' yang berpendapat, bahwa Al-Qur'an adalah semua yang mencakup tempat yang
diperselisihkan bacaanya yang secara mutawattir dari Nabi Muhammad SAW. sedangkan
Qiraat adalah perbedaan dari bentuk bacaanya baik yang mimiliki kedudukan mutawattir

10Ratna Umar, “Qira’at Al-Qur’an (Makna Dan Latar Belakang Timbulnya Perbedaan Qira’at),” Jurnal Al-Asas 3
(2019): 37.
11 Sitorus, “Asal Usul Ilmu Qira’At.” EL-AFKAR : Jurnal Pemikiran Keislaman dan Tafsir Hadis (2018): 75.
12 Ibid.76

9
maupun yang syaz. untuk perbedaan yang berikutnya adalah Al-Quran sebagai terdiri dari
susunan ayat dan lafaz, sedangkan Qiraat terdiri dari bacaanya dan juga lafaznya.

10
Bab III

Kesimpulan
Al -Qur’an dalah kitab suci yang di dalamnya terdapat firman-firman (wahyu) Allah,yang
di sampaikan oleh malaikat jibril kepada Nabi Muhammad sebagai rosul Allah secara berangsur
angsur yang bertujuan menjadi petunjuk bagi umat Islam dalam hidup dan kehidupannya guna
mendapatkan kesejahteraan di dunia dan akhirat. Pengertian dari Ulum Al-Qur'an adalah
sekumpulan ilmu yang membahas tentang berbagai segi dari Al-Qur'an. Sedangakan pengertian
dari ilmu qira’at adalah ilmu yang mempelajari atau memahami tentang bacaan dalam al-
Qur’an. Perbedaan Qur'an dengan Qiraat adalah, Al-Quran yaitu kalam Allah yang diturunkan
oleh malaikat jibril secara mutawattir yang diturunkan sebagai mu'jizat. sedangkan Qiraat
adalah suatu yang berbeda pada lafaznya atau juga pembacaanya yang dari takhfif atau taskil.
Ada ulama' yang berpendapat, bahwa Al-Qur'an adalah semua yang mencakup tempat yang
diperselisihkan bacaanya yang secara mutawattir dari Nabi Muhammad SAW. sedangkan
Qiraat adalah perbedaan dari bentuk bacaanya baik yang mimiliki kedudukan mutawattir
maupun yang syaz. untuk perbedaan yang berikutnya adalah Al-Quran sebagai terdiri dari
susunan ayat dan lafaz, sedangkan Qiraat terdiri dari bacaanya dan juga lafaznya.

11
Daftar Pustaka
Ahmad Izami,Ulumul Qur’an:Telaah Tekstualitas dan Kontekstualitas Al-Qur’an,Bandung

H.Abdul Djalal,Ulumul Quran,Surabaya:Dunia Ilmu,

Khairunnas Jamal Afriadi Putra. Pengantar Ilmu Qira’at, 2020.

prof.Dr. H. Amroeni Drajat, M.Ag. “Ulumul Qur’an Full (1).Pdf,” n.d.

Sitorus, Iwan Romadhan. “Asal Usul Ilmu Qira’At.” EL-AFKAR : Jurnal Pemikiran
Keislaman Dan Tafsir Hadis 7, no. 1 (2018): 75.
https://doi.org/10.29300/jpkth.v7i1.1589.

Ulfa, Mufida. “Diktat Ilmu Qira’at Edit,” 2021.

Umar, Ratna. “Qira’at Al-Qur’an (Makna Dan Latar Belakang Timbulnya Perbedaan
Qira’at).” Jurnal Al-Asas 3 (2019): 37.

12

Anda mungkin juga menyukai