Makalah ini di susun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Tafsir Ayat Dakwah
Dosen Pengampu:
Nana Gustianda, M.A
Disusun Oleh:
Ahmad Yaldi
Ahmad Yaldi
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.............................................................. 1
B. Rumusan Masalah....................................................................... 2
C. Tujuan Masalah........................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Ayat............................................................................................. 3
B. Terjemahan.................................................................................. 3
C. Kandungan Pokok....................................................................... 3
D. Mufrodat...................................................................................... 5
E. Menurut mufassir......................................................................... 5
F. Menurut tafsir Quroisy sihab....................................................... 7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Ya’qub, Hamzah, Filsafat Agama, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1992.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa isi QS. As-Syura ayat 52?
2. Apa terjemahan dari QS. As-Syura ayat 52?
3. Apa Kandungan Pokok QS. As-Syura ayat 52?
4. Bagaimana Mufradat dari QS. As-Syura ayat 52?
5. Bagaimana QS. As-Syura ayat 52 menurut Mufassir?
6. Bagaimana QS. As-Syura ayat 52 menurut Quraisy Shihab?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui isi isi QS. As-Syura ayat 52
2. Untuk mengetahui terjemahan dari QS. As-Syura ayat 52
3. Untuk mengetahui Kandungan Pokok QS. As-Syura ayat 52
4. Untuk mengetahui Mufradat dari QS. QS. As-Syura ayat 52
5. Untuk mengetahui QS. As-Syura ayat 52 menurut Mufassir
6. Untuk mengetahui QS. As-Syura ayat 52 menurut Quraisy Shihab
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ayat
َك ٰذ ِلَك َاْو َح ْيَنا ِاَلْيَك ُرْو ًح ا ِّم ْن َاْم ِر َنا َم ا ُك ْنَت َتْد ِر ْي َم ا اْلِكٰت ُب َو اَل اِاْل َمْياُن َو ٰلِكْن َجَعْلٰن ُه ُنْو ًر ا
َّنْه ِدْي ِبه َمْن َّنَش ۤا ِم ْن ِعَباِد َنا َو ِاَّنَك َلَتْه ِدْي ِاىٰل ِص اٍط ُّم ْس َتِق ْيٍم
َر ُء
B. Terjemahan
Demikianlah Kami mewahyukan kepadamu (Nabi Muhammad) rūh (Al-
Qur’an) dengan perintah Kami. Sebelumnya engkau tidaklah mengetahui apakah
Kitab (Al-Qur’an) dan apakah iman itu, tetapi Kami menjadikannya (Al-Qur’an)
cahaya yang dengannya Kami memberi petunjuk siapa yang Kami kehendaki di
antara hamba-hamba Kami. Sesungguhnya engkau benar-benar membimbing
(manusia) ke jalan yang lurus.2
C. Kandungan Pokok
Ayat 52 Surah Asy-Syura dalam Al-Qur'an menyampaikan beberapa
konsep penting. Dalam ayat ini, Allah menyatakan bahwa Nabi Muhammad
diberikan wahyu dan perintah langsung dari-Nya. Ayat juga menegaskan bahwa
Nabi Muhammad tidak mengetahui Kitab (Al-Qur'an) atau tata cara mendirikan
shalat sebelum menerima petunjuk langsung dari Allah.
Selain itu, ayat ini juga menyebutkan bahwa kaum Thamud telah diberikan
pembelajaran yang jelas oleh Allah, namun mereka lebih memilih untuk tetap
dalam keingkaran terhadap petunjuk-Nya. Akibatnya, mereka menemui azab yang
memalukan sebagai akibat dari perbuatan mereka yang zalim.
Jadi, inti dari ayat ini adalah tentang pentingnya petunjuk Allah, kewajiban
bagi Nabi Muhammad untuk mengikutinya, serta konsekuensi dari penolakan
terhadap petunjuk-Nya.
2
Kementerian Agama RI, 2014, Al-Qur’anulkarim Tajwid dan Terjemah, Solo: Abyan.
3
( ۚ َو َك ٰذ ِلَك َأْو َح ْيَن آ ِإَلْي َك ُروًح ا ِّم ْن َأْم ِرَن اDan demikianlah Kami wahyukan kepadamu
wahyu (Al Quran) dengan perintah Kami)
Yakni Kami mewahyukan al-Qur’an kepadamu yang merupakan perintah
Allah dan ruh karena ia membawa petunjuk yang mengandung kehidupan dari
kematian akibat kekafiran.
(َم ا ُك نَت َتْد ِرى َم ا اْلِكٰت ُبSebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab
(Al Quran))
Yakni tidak mengetahui apa itu kitab, sebab Rasulullah merupakan ‘ummi’
yang tidak dapat membaca dan menulis.
(َو اَل اِإْل يٰم ُنdan tidak pula mengetahui apakah iman itu)
Yakni sebelum diwahyukan kepada Rasulullah, dia tidak mengetahui arti
iman dan syari’at-syari’at secara terperinci, namun Allah hanya menyebutkan
iman karena ia merupakan inti dan asas syari’at.
(َو ٰل ِكن َجَع ْلٰن ُه ُن وًرا َّنْه ِد ى ِبِهۦ َم ن َّنَش آُءtetapi Kami menjadikan Al Quran itu cahaya,
yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang kami kehendaki)
Yakni Kami jadikan ruh (al-Qur’an) yang Kami wahyukan kepadamu
sebagai cahaya dan petunjuk kepada ketauhidan, keimanan, dan jalan-jalan
kehidupan, dengannya Kami memberi petunjuk kepada siapa yang Kami
kehendaki dari kegelapan kejahiliyahan dan kesesatan menuju hidayah dan ilmu.
Ayat 52 dari Surah Asy-Syura dalam Al-Qur'an menyampaikan beberapa
poin penting:
1. Penegasan bahwa wahyu yang diberikan kepada Nabi Muhammad datang atas
perintah dan kehendak Allah.
2. Pesan bahwa Nabi Muhammad tidak mengetahui isi Kitab (Al-Qur'an) atau
tidak mengetahui tata cara mendirikan shalat sebelum menerima petunjuk
langsung dari Allah.
3. Petunjuk bahwa kaum Thamud telah diberikan pelajaran dan peringatan yang
jelas oleh Allah.
4. Peringatan bahwa walaupun telah diberikan pelajaran yang jelas, kaum
Thamud lebih memilih untuk tetap dalam keingkaran terhadap petunjuk
Allah.
4
5. Konsekuensi dari keingkaran tersebut, yaitu mereka mendapat azab yang
memalukan sebagai akibat dari perbuatan mereka.
Dengan demikian, ayat ini menggarisbawahi pentingnya mengikuti
petunjuk Allah dan konsekuensi yang akan dihadapi oleh orang-orang yang
menolak petunjuk tersebut.
D. Mufrodat
E. Menurut Mufassir
1. Tafsir al-Jalalayn
Menjelaskan bahwa ayat 52 dari Surah Asy-Syura menyiratkan bahwa
Allah memberikan wahyu kepada Nabi Muhammad dengan perintah-Nya,
yang membuktikan bahwa wahyu tersebut datang dengan kekuasaan dan
otoritas-Nya. Ayat ini juga menekankan bahwa kaum Thamud telah diberi
pembelajaran yang jelas, namun mereka lebih memilih untuk melakukan
perbuatan zalim dan mendapat azab yang memalukan sebagai
konsekuensinya.3
3
Abdul Aziz dkk, tafsir al-jalalayn, Jakarta: Pustaka Firdaus.1989.
5
2. Tafsir Al-Mukhtasar
Dan sebagaimana Kami wahyukan kepada para nabi-nabi sebelummu
-wahai Rasul- Kami mewahyukan kepadamu Al-Qur`ān dari sisi Kami.
Sebelumnya kamu tidak mengetahui apa saja kitab samawi yang diturunkan
kepada para rasul dan sebelumnya kamu tidak mengetahui apa itu iman. Akan
tetapi Kami menurunkan Al-Qur`ān ini sebagai cahaya, dengannya Kami
memberi petunjuk kepada yang kami kehendaki dari hamba-hamba Kami.
Dan sesungguhnya kamu benar-benar menunjukkan manusia kepada jalan
yang lurus, yaitu agama Islam.
3. Tafsir Al-Wajiz
Sebagaimana kami mewahyukan rasul-rasul selain kamu, kami juga
mewahyukan Al-Qur’an ini kepadamu. Itu adalah salah satu perintah Allah.
Al-Qur’an disebut ruh, karena hati bisa hidup lantaran Al-Qur’an, diberi
petunjuk melalui Al-Qur’an, dan di dalamnya terdapat cara hidup agar
terhindar dari kematian dalam keadaan kafir. Kamu tidak mengenal Al-
Qur’an sebelum diwahyukan kepadamu, karena kamu Ummiy (buta huruf).
Kamu juga tidak mengetahui hakikat keimanan yang ada dalam berbagai
syariat dan hukum yang berbeda-beda. Akan tetapi kami jadikan Al-Qur’an
ini cahaya penerang dan petunjuk pada keesaan (Allah) dan keimanan. Kami
membimbing hamba yang Kami kehendaki menuju agama yang benar. Wahai
nabi, sesungguhnya kamu membimbing manusia menuju jalan yang lurus.4
4. Tafsir As-Sa’di
“dan demikianlah,” ketika kami mewahyukan kepada para rasul
sebelummu,”kami mewahyukan kepadamu ruh dari perintah kami,” yaitu al-
qur’an al-karim ini. Allah menamakannya ruh karena dengan ruh itulah jasad
manusia hidup, dan hati serta ruh hanya bisa hidup dengan al-qu’an dan
dengannya pula semua maslahat dunia dan agama menjadi hidup, karena di
dalamnya terkandung banyak kebaikan dan ilmu. Dan ia murni karena Allah
atas para rasulNya dan hamba-hambaNYa yang beriman tanpa sebab (jasa)
dari mereka.
4
Sahrani, Sohari.Tafsir al-Wajiz, Bogor: Ghalia Indonesia.2010.
6
Maka dari itu Allah berfirman, ”sebelumnya kamu tidaklah
mengetahui” maksudnya, sebelum diturunkannya kepadamu,”apakah al-kitab
ini dan tidak pula mengetahui apakah imam itu,” artinya, kamu tidak
memiliki pengetahuan tentang infomasi-infomasi kitab-kitab terdahulu dan
tidak pula iman dan amal kepada syariat-syariat ilahiyah. Bahkan kamu
adalah seorang yang buta huruf, tidak bisa menulis dan tidak bisa membaca.
Lalu datang kepadamu kitab ini, dimana “kami menjadikannya cahaya, yang
kami tunjuki dengannya siapa saja yang kami kehendaki di antara hamba-
hamba kami,” yang dapat mereka jadikan penerang di dalam kegelapan-
kegelapan kekafiran, bid’ah dan pemikiran-pemikiran yang menyesatkan, dan
dengannya mereka dapat mengetahui fakta-fakta yang sebenanya dan mereka
dapat menjadikannya sebagai pedoman menuju jalan yang lurus.”dan
sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus,”
maksudnya, kamu menjelaskannya kepada mereka, kamu meneranginya dan
memotivasi mereka kepadanya dan kamu melaang mereka dari lawannya dan
mewanti-wanti mereka dari lawannya tersebut.
5. Ibnu Katsir
Dalam tafsirnya menjelaskan bahwa ayat tersebut menegaskan bahwa
Nabi Muhammad tidak mengetahui Kitab (Al-Qur'an) atau mendirikan shalat
sebelum menerima petunjuk dari Allah. Ayat ini juga menunjukkan bahwa
kaum Thamud telah diberi pembelajaran yang jelas oleh Allah, namun
mereka memilih untuk tetap dalam keingkaran dan akhirnya mendapat azab
yang memalukan sebagai akibat dari perbuatan mereka.
7
keingkaran terhadap petunjuk Allah, sehingga mereka mengalami azab yang
memalukan.
Menurut Tafsir al-Mishbah, ayat tersebut menggambarkan betapa
pentingnya mengikuti petunjuk Allah serta konsekuensi yang akan dihadapi oleh
orang-orang yang menolak petunjuk tersebut.
BAB III
8
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ayat 52 Surah Asy-Syura dalam Al-Qur'an menyampaikan beberapa
konsep penting. Dalam ayat ini, Allah menyatakan bahwa Nabi Muhammad
diberikan wahyu dan perintah langsung dari-Nya. Ayat juga menegaskan bahwa
Nabi Muhammad tidak mengetahui Kitab (Al-Qur'an) atau tata cara mendirikan
shalat sebelum menerima petunjuk langsung dari Allah.
Selain itu, ayat ini juga menyebutkan bahwa kaum Thamud telah diberikan
pembelajaran yang jelas oleh Allah, namun mereka lebih memilih untuk tetap
dalam keingkaran terhadap petunjuk-Nya. Akibatnya, mereka menemui azab yang
memalukan sebagai akibat dari perbuatan mereka yang zalim.
Jadi, inti dari ayat ini adalah tentang pentingnya petunjuk Allah, kewajiban
bagi Nabi Muhammad untuk mengikutinya, serta konsekuensi dari penolakan
terhadap petunjuk-Nya.
B. Saran
Meskipun kami menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah
ini akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu kami
perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan kami. Oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat kami harapkan
sebagai bahan evaluasi untuk kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
9
Ya’qub, Hamzah, Filsafat Agama, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1992.
Kementerian Agama RI, 2014, Al-Qur’anulkarim Tajwid dan Terjemah, Solo:
Abyan.
Abdul Aziz dkk, tafsir al-jalalayn, Jakarta: Pustaka Firdaus.1989.
Sahrani, Sohari.Tafsir al-Wajiz, Bogor: Ghalia Indonesia.2010.
10