Anda di halaman 1dari 257

SOEKARNO DAN DAKWAH : ANALISIS BAHASA DAKWAH

DALAM TEKS PIDATONYA TENTANG KEISLAMAN


PASCA KEMERDEKAAN

Tesis
Diajukan kepada Sekolah Pascasarjana
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar magister
program studi Dakwah dan Komunikasi
oleh :
Abdul Jalil
NIM : 00.2.00.1.07.01.0247
Pembimbing :
Prof. Dr. H. M. Yunan Yusuf, M.A.
Prof. Dr. H. Badri Yatim, M.A.

PROGRAM STUDI DAKWAH DAN KOMUNIKASI


SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2007

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

PERSETUJUAN

Tesis berjudul

: Soekarno dan Dakwah, Analisis Bahasa Dakwah


dalam Teks Pidatonya tentang Keislaman
Pasca Kemerdekaan

Penyusun

: Abdul Jalil

NIM

: 00.2.00.1.07.01.0247

Program Studi

: Dakwah dan Komunikasi

Telah mendapat persetujuan pembimbing


untuk diajukan di hadapan tim penguji Sekolah
Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, September 2007

Pembimbing I,

Pembimbing II,

Prof. Dr. H. M. Yunan Yusuf, M.A.

Prof. Dr. H. Badri Yatim, M.A.

iii

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

PENGESAHAN
Tesis berjudul

: Soekarno dan Dakwah, Analisis Bahasa Dakwah


dalam Teks Pidatonya tentang Keislaman
Pasca Kemerdekaan

Penyusun

: Abdul Jalil

NIM

: 00.2.00.1.07.01.0247

Program Studi

: Dakwah dan Komunikasi


Telah dipertanggungjawabkan dalam sidang
munqasyah Sekolah Pascasarjana Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, pada hari
Rabu, 24 Oktober 2007 dan telah diterima sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelas magister
pada sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Jakarta, 24 Oktober 2007
Tim Penguji,

1. Prof. Dr. H. M. Yunan Yusuf, M.A.

_________________

2. Prof. Dr. H. Badri Yatim, M.A.

_________________

3. Prof . Dr. Amsal Bahtiar, M.A.

_________________

4. Dr. Sudarnoto Abdul Hakim, M.A.

_________________

5. Dr. Sri Mulyati, M.A.

_________________
iv

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertandatangan di bawah ini :


Nama

: Abdul Jalil

Nomor Induk Mahasiswa : 00.2.00.1.07.01.0247


Tempat, Tanggal lahir

: Nganjuk, 1 Januari 1973

Program Studi

: Dakwah dan Komunikasi

Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang


berjudul Soekarno dan Dakwah, Analisis Bahasa Dakwah dalam Pidatonya
tentang Keislaman Pasca Kemerdekaan adalah benar-benar karya asli saya,
kecuali kutipan-kutipan yang disebutkan sumbernya.
Apabila terdapat kesalahan dan kekeliruan di dalamnya, sepenuhnya
menjadi tanggung jawab saya.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, September 2007

Abdul Jalil

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

ABSTRAK
Judul

Penulis
NIM

: Tesis berjudul Soekarno dan Dakwah, Analisis


Bahasa Persuasif dalam teks Pidatonya tentang
Keislaman Pasca Kemerdekaan
: Abdul Jalil
: 00.2.00.1.07.01.0247

Permasalahan yang dijawab dalam tesis ini adalah apakah dan


bagaimana Soekarno menggunakan bahasa dakwah qaulun balghun,
qaulun layyinun, qaulun karmun, qaulun maysrun, qaulun saddun dan
qaulun marfun dalam pidatonya tentang keislaman. Demikian juga
bagaimana latar belakang individu dan sosial berpengaruh dalam bahasa
dakwah Soekarno.
Langkah pertama untuk menjawab permasalahan yang telah
ditetapkan, penyusun menggunakan metode tafsir tematik (maudi).
Dalam metode ini, ayat-ayat yang berbicara tentang term qaulun balgun,
qaulun layyinun, qaulun karmun, qaulun maysrun, qaulun saddun dan
qaulun marfun dihimpun untuk mendapatkan konsep masing-masing
bahasa dakwah tersebut dalam perspektif al-Quran. Penulusuran konsep
bahasa dakwah ini, ditinjau dari segi medan wacana (field of discourse)
pelibat wacana (tenor of discourse) dan sarana wacana (mode of discourse),
dan disajikan dalam bentuk tabel. Dengan cara ini, memudahkan
penggunaan bahasa dakwah untuk menganalisis teks pidato Soekarno.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Soekarno menggunakan bahasa
dakwah qaulun balgun, qaulun karmun, qaulun maysrun, qaulun saddun
dan qaulun marfun dalam pidatonya, baik pada medan wacana (field of
discourse), pelibat wacana (tenor of discourse) ataupun sarana wacana
(mode of discourse). Hal ini menunjukkan penyikapan Soekarno dalam
penggunaan bahasa dakwah dalam menghadapi keragaman audien.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

Secara keseluruhan, indikasi qaulun saddun dan qaulun marfun


lebih banyak ditemukan pada teks pidato Soekarno tentang keislaman.
Temuan ini terdapat pada semua ranah analisis. Dengan pola ini dapat
dimaknai bahwa, dari segi medan wacana, pesan Soekarno pada pidatonya
seputar tawaran pembaharuan pemikiran, pendayagunaan pikiran, motivasi
untuk maju dan memberi semangat membangun kepada audien. Hal ini
seirama dengan sarana (mode) penyampaiannya berupa bahasa yang
sederhana, mudah dipahami, non formal, pengulangan (repetisi) dan
menggunakan kata-kata yang motifatif. Dari segi tenor of discourse juga
menunjukkan hal serupa. Soekarno menempatkan audien dalam pidatonya
sebagai khalayak yang mampu berfikir secara logis. Karena itu penghadiran
tokoh-tokoh tertentu dalam pidatonya adalah upaya Soekarno kerangka
membangun kesadaran berfikir dan motivasi berbuat (beramal).
Tidak terdapat indikasi bahasa dakwah Qaulun Layyinun dalam teksteks pidato Soekarno. Bahasa dakwah ini mempunyai ciri khas halus,
lembut tidak menyinggung, menggelitik dan ditujukan kepada penguasa,
pejabat pengambil keputusan (penentu kebijakan). Ketiadaan Qaulun
Layyinun dalam pidato Soekarno dipahami karena posisi Soekarno sebagai
pemegang kekuasaan, kepala negara, presiden dan pemegang jabatan
tertinggi di pemerintahan. Dengan demikian, adalah logis, jika tidak
ditemui bahasa Qaulun Layyinun dalam penelitian ini.
Latar belakang pribadi Soekarno, berupa sejarah kehidupan,
kebudayaan, revolusi dan

kondisi sosial masyarakat saat pidato

disampaikan turut mempengaruhi pidato-pidato Soekarno. Keterpengaruhan


ini terdapat pada medan wacana (field of discourse), pelibat wacana (tenor
of discourse) ataupun sarana wacana (mode of discourse). Hal ini dipahami
bahwa manusia adalah makhluk sosial. Sebagaimana Soekarno tidak berdiri
sendiri, tetapi berinteraksi dengan masyarakat dan kondisi sosial politik
bangsa Indonesia turut mempengaruhi dirinya.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penyusun panjatkan kehadlirat Allah swt.,


karena pertolonganNya, penyusun mampu menyelesaikan tugas penyusunan
tesis ini. alawat dan salam untuk nabi Muhammad saw., keluarga, sahabat
dan pendakwah ajaran Ilahi.
Mengkaji

tokoh

Soekarno

mempunyai

kesulitan

tersendiri.

Sungguhpun banyak literatur tentang tokoh ini, namun tetap saja penyusun
menemui banyak kendala. Setidaknya ada asumsi bahwa sebuah tesis ditulis
harus teruji kesahihannya. Demikian pula mencermati makna tersirat dari
sekedar penampilan teks, membutuhkan kecermatan tersendiri. Kiranya
tulisan ini mampu memberikan kesadaran bahwa banyak celah kehidupan
yang bisa dimanfaatkan dalam menyampaikan ajaran Islam, baik tataran
teoritis maupun aplikatif.
Dan akhirnya dengan ijin Allah juga, penyusunan tesis ini selesai
Hal demikian tidak lepas dari bantuan banyak pihak. Maka dalam
kesempatan ini penyusun menyampaikan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, M.A. dan Prof. Dr. Azyumardi Azra,
M.A. selaku rektor dan direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberi
kesempatan kepada penyusun mengikuti program pendidikan magister,

vi

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

2. Prof. Dr. H. M. Yunan Yusuf, M.A. dan Prof. Dr. H. Badri Yatim,
M.A., yang telah meluangkan waktu memberi bimbingan kepada
penyusun,
3. Kepala MAN Insan Cendekia, H. Abdul Gawi, Drs. Japar dan Kastolan,
S.Pd., atas kesempatan untuk mengikuti program ini,
4. Teman teman di Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia Serpong, yang
turut memompa semangat belajar,
5. Ayahanda Rahmad dan ibunda Sufiah yang senantiasa melantunkan
doa dan harapan buat penyusun. Kepada merekalah penyusun belajar
mengarungi kehidupan sekaligus menghadapi tantangannya,
6. Istri tercinta Muzdalifah Mursyad yang senantiasa menyemangati
penyusun untuk segera menyelesaikan program pendidikan,
7. Mas Syaifuddin, mbak Nadzir, Armedo dan Briant yang turut memberi
dukungan moral bagi penyusun.
Semoga Allah membalas kebaikan budi mereka dengan yang lebih
baik. Akhirnya hanya kepada Allah saja, segala upaya ini penyusun
kembalikan, kiranya dapat perkenanNya dan menjadi kunci pembuka
perjuangan penyusun selanjutnya. Kepada pembaca yang berkenan
memberi kritik dan saran guna perbaikan penyusunan tesis ini dikemudian
hari, penyusun sampaikan terima kasih.
Jakarta, Oktober 2007
Penyusun,
vii

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................

ii

LEMBAR PERSETUJUAN .............................................................

iii

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................

iv

PERNYATAAN ..............................................................................

KATA PENGANTAR .....................................................................

vi

DAFTAR ISI ....................................................................................

vii

DAFTAR TABEL ............................................................................

xi

PEDOMAN TRANSLITERASI .....................................................

xii

BAB I

: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .........................

B. Identifikasi Masalah ................................

13

C. Pembatasan Masalah ...............................

14

D. Rumusan Masalah ...................................

17

E. Kajian Kepustakaan ...............................

17

F. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...............

21

G. Metode Penelitian ...................................

22

H. Langkah langkah Penelitian .................

26

I. Sistematika Penulisan ............................

27

viii

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

BAB II

BAB III

: BAHASA DAKWAH DALAM Al-QURAN


A. Kewajiban Dakwah bagi Setiap Muslim ..

31

B. Persuasi Dakwah dalam Al-Quran ..........

35

1. Qaulun Balgun ..................................

41

2. Qaulun Layyinun .................................

50

3. Qaulun Maysrun ...............................

58

4. Qaulun Karmun .................................

64

5. Qaulun Saddun ..................................

69

6. Qaulun Marfun .................................

73

: SOEKARNO DAN WACANA KEISLAMAN


A. Latar Belakang Pemikiran Keislaman ......

85

B. Soekarno dan Wacana Keislaman .............

98

C. Beberapa Pemikiran Pembaharuan


Soekarno

BAB IV

1. Konsep Teologi Soekarno .....................

114

2. Konsep Syariah Menurut Soekarno .....

121

: ANALISIS BAHASA DAKWAH DALAM TEKS


PIDATO SOEKARNO TENTANG KEISLAMAN
A. Qaulun Balgun .........................................

148

B. Qaulun Layyinun ......................................

157

ix

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

C. Qaulun Maysrun ...................................

159

D. Qaulun Karmun .....................................

163

E. Qaulun Saddun ......................................

165

F. Qaulun Marfun ....................................

203

G. Analisis Bahasa Dakwah dalam Pidato


Soekarno .................................................

BAB V

220

: PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................

233

B. Saran-saran .................................... ........

236

DAFTAR KEPUSTAKAAN ...........................................................

238

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

DAFTAR TABEL

1. The Psychology of Audience .....................................................

39

2. Karakteristik Qaulun Balgun ....................................................

49

3. Karakteristik Qaulun Layyinun .................................................

58

4. Karakteristik Qaulun Maysrun ................................................

64

5. Karakteristik Qaulun Karmun ..................................................

68

6. Karakteristik Qaulun Saddun ...................................................

73

7. Karakteristik Qaulun Marfun .................................................

79

8. Bahasa Persuasif Dakwah, analisis Wacana (Semiotik sosial) ..

83

9. Tokoh-Tokoh Pembaharu Pemikiran Islam yang


Dikutip Soekarno dalam 10 Tulisan dan Pidatonya .................

100

10. Pidato-pidato Soekarno tentang KeIslaman Pasca


Kemerdekaan .............................................................................

146

11. Bahasa Dakwah Teks Pidato Soekarno menurut ranah


Medan Wacana (Field of Discourse)

223

12. Bahasa Dakwah Teks Pidato Soekarno menurut ranah


Pelibat Wacana (Tenor of Discourse)

227

13. Bahasa Dakwah Teks Pidato Soekarno menurut ranah


Sarana Wacana (Mode of Discourse) .

xi

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

229

xii

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

TRANSLITERASI

Arab

Latin

Arab

Latin

'

kh

..'...

sy

....

....

....

xii

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

xii

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dakwah merupakan kewajiban asasi yang dibebankan Allah
kepada setiap muslim. Dalam tataran praktis, Allah membebaskan
pengemban tugas dakwah untuk menentukan metode yang berdayaguna
dan berhasilguna. Hal ini mengharuskan pengemban dakwah untuk
berfikir, meramu metode terbaik sesuai dengan proses dakwahnya.
Allah menawarkan pilihan metode-metode tersebut dalam surat
an-Nahl ayat 125,

( : )
Artinya : Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah
dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara
yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan
dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat
petunjuk. 1 (QS. An-Nahl 16 : 125)
Ayat ini menunjukkan bahwa metode dakwah dapat berupa
hikmah (kebijaksanaan), mauizah hasanah (pengajaran yang baik) dan

Al-Quran dan Terjemahnya, Departemen Agama RI, 1995, hal. 421.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

mujdalah (perdebatan). Pemberian keleluasaan untuk memilih metode


ini, didasarkan pada kenyataan sejarah bahwa pengemban dakwah tidak
selalu berjalan mulus, sering mengalami konflik dengan obyek dakwah
dan mendapat penentangan, menderita karena siksaan, ancaman bahkan
dibunuh.2 Maka perlu penafsiran yang

lebih operasional ketiga

pendekatan itu, guna menunjang keberhasilan proses dakwah.


Pendekatan pertama yang ditawarkan Allah adalah hikmah.
Secara umum berarti bijaksana. Pendekatan yang menggabungkan
komitmen moral dan ketepatan memilih metode. Dakwah dilakukan
dengan bentuk tauladan nyata (bi al-hl). Namun demikian, kata hikmah
mengandung banyak penafsiran. Sebagian menyatakan hikmah adalah
syariat Islam sendiri yaitu Norma dan prinsip-prinsip yang agung,
yang sudah dijelaskan oleh Allah kepada kita dalam al-Quran dan
diterangkan oleh Rasulullah.3 Kata hikmah juga menyiratkan lebih dari
sekedar ilmu dalam batasan kognitif tetapi sudah berintegrasi dengan
rasa (afektif) yang menggerakkan perilaku (psikomotorik), sebagaimana
pernyataan Syeikh Muhammad Abduh,

Ismail ibn Kair al-Dimasqy, Tafsir Al-Quran al-Azim, Dr al-Marifah,


Beirut, 1987, jilid II, h.613 dan Ahmad Mustafa al-Maragi, Tafsr al-Maragi, Dr
Ihya al-Tura al-Arabiyah, Beirut, jilid V, 1985, hal.161-163.
3

Syaikh Abdurrahman Abdul Khaliq, Methode dan Strategi Dawah


Islam, terjemahan oleh Marsuni Sasaky, Pustaka Al-Kautsar, Jakarta, 1996, hal.
114.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

Hikmah lebih dari ilmu, hikmah adalah ilmu yang sehat, sudah
dicernakan, yang berpadu dengan nilai rasa ,sehingga menjadi daya
penggerak untuk melakukan sesuatu yang berguna dan bermanfaat.
Kalau dibawa ke bidang dakwah, untuk melakukan suatu tindakan
yang berguna yang efektif.4
Lebih lanjut, Toto Tasmara mempertegas, metode hikmah ini
sangat menonjol dalam bidang informatif, menyampaikan pesan
semata-mata.5
Terlepas dari berbagai penafsiran kata hikmah, hal ini
menunjukkan betapa metode ini sangat bersentuhan pada sisi
kemanusiaan (human sense) obyek dakwah, karenanya dalam dakwah
dituntut metode yang persuasif. 6 Dengan kata lain,
Sebuah cara yang mengharuskan pengemban dakwah
mengetahui kondisi obyeknya secara detil, sehingga dapat
menentukan metode dakwah semanusiawi mungkin, metode yang
menghargai obyek dakwah sebagai manusia dengan berbagai
karakteristiknya. Karena dakwah adalah sebuah proses
penyampaian pesan dari manusia ke manusia yang lain.7

Muhammad Nair, Fiqh ad-Dakwah, International Islamic Federation of


Student Organization, Salimiyah Kuwait, 1981, hal. 183.
5

Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, Gaya Media Pratama, Jakarta, 1997,

hal. 38.
6

Istilah persuasif sering digunakan dalam bidang komunikasi, yang


menyangkut empat aspek yaitu realita, komunikan dan komunikator yang otonom,
lingkungan dan proses penyampaikan pesan. Baca Voctoria ODonnell dan Jude
Kable, Persuasion, An Interactive Approach, Random House, New York, 1982,
hal. 2 17.
7

Hal ini bisa dilihat misalnya definisi-definisi etimologis kata dakwah.


Endang S. Anshari, Pokok-pokok Pikiran Tentang Islam, Usaha Enterprise,
Jakarta, 1976, hal. 87. Toha Yahya Umar, Ilmu Dakwah, Wijaya, Jakarta 1971,
hal. 1, dan Syekh Ali Mahfuz, Hidyah al-Mursyidn, Dar al-Miriyah, Mesir,
1975, hal. 7.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

Hikmah merupakan metode yang harus disesuaikan dengan


kondisi obyek dakwah baik tua, muda, kuat, lemah dan sebagainya
(menempatkan masyarakat sesuai posisinya).8 Hikmah tidak bisa
dilepaskan, bahkan membentuk kesatuan dengan pendekatan lain yaitu
mauizah hasanah dan mujdalah. Karenanya metode hikmah
mendasari (grand approach) bagi metode-metode yang lain.
Metode kedua adalah mauizah hasanah. Secara umum istilah ini
berarti nasihat yang baik. Pengertian ini mengisyaratkan perwujudannya
berbentuk ujaran atau wicara. Ucapan tersebut bisa jadi bersifat
memberi pengetahuan (informatif), menghibur dan menyejukkan
(tabsyr), memberi rasa takut akan ancaman kedurhakaan kepada Allah
(tanr), memberi peringatan (takirah), dan lain sebagainya.
Lebih rinci, secara terpisah Allah menyebutkan macam-macam
metode ini dalam al-Quran, yang bisa dikategorikan sebagai bahasa
dalam dakwah. Istilah tersebut adalah,
Qaulun balgun (perkataan yang membekas pada jiwa), qaulun
layyinun (ucapan yang menyejukan, lemah lembut), qaulun
maysrun ( perkataan yang mudah difahami, realistis), qaulun
karmun (perkataan yang baik, mulia), qaulun saddun (perkataan
yang benar, mengenai sasaran).9
8

Muhammad Fath al-Baynuni, Al-Madkhal ila Ilmi ad-Dawah,


terjemahan, Muassasah ar-Rislah, Madinah, 1994, hal. 244.
9

Achmad Mubarok, Solusi Krisis Keruhanian , Jiwa dalam Al-Quran,


Paramadina, Jakarta, 2000, hal. 251. Uraian lebih detil lihat Achmad Mubarok,
Psikologi Dakwah, Pustaka Firdaus, Jakarta, 1999, hal. 184 200.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

Penyebutan berbagai ragam bahasa ini dalam konteks yang


berbeda, sehingga dalam tataran praktis, perlu pemilihan bentuk yang
sesuai dengan kondisi obyek dakwah.
Metode yang ketiga adalah mujdalah yang berarti perdebatan.
Kata jadal berarti penaklukan, penyempurnaan, diskusi sengit dan
pertengkaran, serta menandingi hujjah dengan hujjah.10 Dalam alQuran, metode ini diperuntukan manusia yang zalim dengan ciri di
antaranya berusaha mencari kelemahan dan menjatuhkan pendakwah.
Hal bisa dipahami dari ayat seperti berikut,

(: )
Artinya : Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli kitab, melainkan
dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang
zalim di antara mereka dan Katakanlah: "Kami Telah
beriman kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada kami
dan yang diturunkan kepadamu; Tuhan kami dan Tuhanmu
adalah satu; dan kami Hanya kepada-Nya berserah diri". 11
(QS. Al-Ankabut 29 ; 46)

10

Lihat Sayyid M. Nuh, Penyebab Gagalnya Dakwah, Jilid II, Gema


Insani Press, Jakarta, 1993, hal. 215.
11

Al-Quran dan Terjemahnya, Departemen Agama RI, hal. 635.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

Ibnu Kair memberi keterangan berkaitan dengan metode


perdebatan (mujdalah), ini dengan berkata,
Ayat-ayat al-Quran yang menggambarkan perdebatan
(mujdalah) lebih banyak yang berkonotasi negatif, karenanya
Allah mengingatkan pengemban dakwah untuk berhati-hati
menggunakan metode ini dan harus dengan cara yang lebih baik
(billat hiya ahsan), diperuntukkan bagi obyek dakwah dengan
kualifikasi tertentu dan hendaknya dilakukan dengan cara-cara
baik, ramah, lembut dan ungkapan yang baik pula.12
Kesalahan penggunaan metode ini menimbulkan kegagalan
dalam dakwah. Karena itu pengguna metode ini harus betul-betul
menguasai dan didukung oleh penguasaan ilmu-ilmu yang lain.
Berkaitan dengan itu, Imam Hasan menyatakan kehatian-hatiannya
Jangan memperbanyak debat dalam soal apapun dan bagaimanapun,
sebab perdebatan itu tidak membuahkan kebaikan.13 Hal ini disadari
bahwa dalam metode ini ada tuntutan kemahiran berlogika dan bernalar
secara baik dan taktis, dan tidak semua pengemban dakwah mempunyai
kemampuan yang memadai.
Begitulah isyarat al-Quran tentang ketiga metode dakwah.
Pemahaman pengemban dakwah terhadap ketiga metode tersebut
sangat membantu pelaksanaan dakwahnya. Karena itu pengemban

12

Lihat Imam Hafiz Imaduddin Abul Fida Ismail bin Kair, Tafsr AlQuran al-Azim, terjemahan, Jilid IV, Dr al-Jail, Beirut, Libanon, tth., hal. 572.
13

Sebagaimana dikutip Abbas as-Ssy, Bagaimana Menyentuh Hati KiatKiat Memikat Obyek Dakwah, terjemahan Muhil Dhafir, Intermedia, Solo, 2000,
hal. 205.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

dakwah hendaknya memenuhi kualifikasi, kepribadian, integritas dan


kecerdasan yang cukup. Al-Quran juga mengetengahkan banyak
kisah-kisah para utusan Allah sebagai sosok pelaku atau pengemban
dakwah yang baik dan ideal.
Dalam sejarah nasional, nama Soekarno layak dipertimbangkan
sebagai salah satu tokoh dakwah. 14 Sebagai seorang publik figur, dia
mempunyai pengaruh cukup besar di berbagai kalangan. Sekalipun
tidak tumbuh dari lingkungan Islam yang formal semacam pesantren
atau madrasah, tetapi ide-ide pembaharuannya banyak dipengaruhi dan
bersinggungan dengan masalah keislaman. Soekarno menawarkan
pemikiran baru di kalangan masyarakat Islam Indonesia dan berusaha
mendongkrak tradisi wacana keislaman tradisional saat itu. Pemikiran
yang diajukan Soekarno merupakan gagasan untuk menterjemahkan
ajaran Islam sesuai dengan tempat dan perkembangan peradaban
manusia. Keyakinan Soekarno bahwa hakikatnya Islam sesuai dengan
ruang dan waktu. Hal ini tampak pada pemikiran keislaman berupa
keeratan ajaran Islam dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Tulisan
dan pidato tentang perlunya rasio dalam memahami Islam, keharusan
ijtihad, rethingking ajaran Islam adalah cermin dari hal tersebut.

14

Pengakuan formal dalam bidang ini adalah diperolehnya gelar doktor


kehormatan oleh Soekarno dalam bidang ilmu Usuluddin Jurusan Dakwah dari
IAIN Jakarta, tanggal 2 Desember 1964.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

Demikian pula tema-tema yang dimunculkan Soekarno tentang tabir /


hijab, transfusi darah, dan bunga bank. Kebanyakan persoalanpersoalan tersebut merupakan hal baru pada saat itu. Lebih dari itu,
semangat pemikiran Soekarno berusaha menghadirkan Islam dalam
bingkai kebangsaan. Hal ini tercermin pada pemahaman Soekarno
tentang bentuk hubungan Islam dan negara.
Namun demikian, pemikiran-pemikiran Soekarno pada saat itu,
baik dari segi isi atau pendekatan yang digunakannya mengundang
polemik.15 Sungguhpun demikian, polemik dan perdebatan itu justru
menunjukkan pentingnya gagasan Soekarno. Lebih dari itu, sisi
kemenarikan tidak saja karena kebaharuan pemikiran keislaman
Soekarno dan kesegaran idenya pada saat itu, tetapi juga pada cara
penyampaian gagasannya.
Penelusuran

akan

latar

belakang

kehidupan

Soekarno,

menemukan bahwa pemikiran Soekarno tentang Islam dipengaruhi oleh


banyak hal. Sebagai seorang yang lahir di Jawa dan mengarungi masamasa awal kehidupannya di lingkungan kebudayaan ini, unsur-unsur

15

Nampak misalnya perdebatannya tentang memudakan pemikiran Islam


dengan tokoh Islam seperti Sirajjuddin Abbas, Machfoedz Siddiq, A. Moeclis,
Mhd. Hasbi, Agus Salim dan M. Nair. Lihat Deliar Noer, Gerakan Modern
Islam di Indonesia, 1900-1942, LP3ES, Jakarta, 1982, hal. 296. Atau dalam Islam
Mazhab Indonesia, M.B. Hooker, terjemahan oleh Iding Rosyidin Hasan, Teraju,
Jakarta, 2003, hal. 53 55. Atau lihat perdebatan Soekarno dengan M. Nair
tentang nasionalisme dalam Bahtiar Effendy, Islam dan Negara, Transformasi
Pemikiran dan Praktik Politik Islam di indonesia, Paramadina, 1998, hal. 72 -81.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

budaya Jawa mempengaruhi Soekarno. Salah

satunya adalah

pertunjukan kesenian wayang yang digemarinya, turut membentuk


kepribadian Soekarno. Melalui dunia pewayangan ini, Soekarno
tersosialisasikan dalam budaya Jawa. Tokoh-tokoh dalam pertunjukan
ini menjadi idola Soekarno dan sering Soekarno mengidentifikasi
dirinya tokoh tersebut. Adipati Karna, Bima adalah di antara tokoh
yang yang menjadi idolanya. Kekaguman Soekarno terhadap tokoh ini
karena sifat-sifat dan karakter tokoh tersebut, seperti setia kawan,
berani, membela kebenaran, pantang menyerah, sakti dan berjiwa
juang. Bahkan nama Soekarno diberikan kepada Soekarno oleh
ayahnya disertai harapan agar Soekarno mempunyai sifat-sifat dan
karakter tokoh tersebut. 16
Pengaruh budaya Jawa tersebut tidak saja pada pandangan
Soekarno tentang kehidupan berserta dinamikanya, tetapi juga strategi
penyampaian gagasan dalam pidatonya. Berkaitan dengan hal ini John
D. Legge menulis,
Dalam pidato-pidatonya kemudian, apabila ia ingin
menyampaikan pikiran yang lebih pelik kepada khalayak Jawa, ia
akan menggunakan kisah dan tokoh-tokoh pewayangan. Ini
bukanlah sekedar taktik pidato belaka, sebab memang cukup lama
ia hidup dan bergerak dalam dunia pemikiran wayang, dan
memandang konflik-konflik masa kini dalam kerangka
pewayangan, dan mungkin memandang dirinya sendiri sebagai

16

Lihat Cindy Adams, Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia,


terjemahan oleh Abdul Bar Salim, Gunung Agung, Jakarta, 1985, hal. 37-38.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

10

dalang yang mengatur peristiwa-peristiwa dalam dunianya dan


menguraikan makna hakikatnya. 17
Bersamaan dengan itu, wawasan pemikiran Soekarno semakin
berkembang. Semangat bacanya yang tinggi, membuat Soekarno
banyak menghabiskan waktunya di perpustakaan. Di sinilah Soekarno
berkenalan dan menyerap pemikiran tokoh-tokoh pembaharu dunia
Islam. Tokoh-tokoh tersebut di antaranya Jamluddin al-Afgani,
Muhammad Abduh, Ali bin Abd ar-Rziq, Qasim Ali, Mustafa
Kemal, Amir Ali dan sebagainya.

18

Demikian pula Soekarno

berkenalan dengan tokoh-tokoh Islam pembaharu Indonesia seperti


HOS Tjokroaminoto, Ahmad Dahlan. Bahkan kepada Tjokroaminoto,
Soekarno pernah dititipkan oleh ayahnya ketika di Surabaya, sehingga
Soekarno banyak belajar darinya. Semua tokoh-tokoh pembaharu ini
turut mempengaruhi pemikiran Soekarno tentang keislaman. Pengaruh
pemikiran dari tokoh-tokoh tersebut dan dinamika pemikiran Soekarno
kemudian menjadi bahan polemik dengan tokoh-tokoh lain yang
berbeda dengannya, seperti Ahmad Hasan dan M. Nair.

17

John D. Legge, Sukarno, Sebuah Biografi Politik, terjemahan oleh Tim


PSH, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1996, hal. 35.
18

Lihat tabulasi konstelasi tokoh-tokoh pembaharu pemikiran Islam dalam


dalam pidato-pidato Soekarno dalam M. Ridwan Lubis, Pemikiran Soekarno
tentang Islam, Haji Masagung, Jakarta, 1992, hal 132.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

11

Dalam perjalanan hidup Soekarno, Soekarno banyak melihat


ketidakadilan yang diterima oleh bangsa Indonesia. Penjajahan Belanda
atas Indonesia menyebabkan kehidupan rakyat Indonesia porak
poranda, sumber-sumber kesejahteraan tersumbat. Kolonial Belanda
dengan sengaja membodohi rakyat dan memecah belah mereka.
Sementara sumber kekayaan dikeruk, rakyat tertindas dan diperlakukan
secara tidak adil. Keadaan ini memicu semangat perjuangan melawan
penjajahan. Dalam masa revolusi ini, Soekarno menyaksikan keadaan
rakyat dan merenungi nasib bangsanya, yang sebagian besar beragama
Islam. Kesaksian akan nasib bangsa ini menyebabkan Soekarno
melibatkan diri dalam kegiatan politik pada masa itu dan menyerap
pemikiran nasionalis seperti Tjipto Mangunkusumo dan Douwes
Dekker. Karena hal ini, Soekarno dipenjara dan diasingkan oleh
pemerintah kolonial Belanda. Keadaan ini sangat mempengaruhi
pemikirannya tentang keislaman dan pola penyampaian gagasannya.
Latar belakang Soekarno yang kejawaan, masa perjuangan
yang dilaluinya, kesaksiannya sendiri akan keterbelakangan umat
Islam, kedekatannya dengan pemikiran-pemikiran pembaharuan dan
idenya tentang kemajuan berpengaruh pada bangunan pemahamannya
tentang Islam sekaligus cara mengkomunikasikannya. Hal ini
diantaranya nampak dalam bentuk pidato-pidatonya tentang keislaman.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

12

Dalam batas metode penyampaian pesan, Soekarno merupakan


salah seorang yang berhasil menyampaikan pesan dakwah. Sekalipun
pesan yang berupa hasil interpretasi kreatifitasnya itu berdampak sikap
kritis dari para pengkritiknya, namun dia mampu membangkitkan
semangat nasionalisme dan jiwa merdeka bangsanya. Keberhasilan itu
sebagaimana ide-ide yang dibawanya telah membakar bangsa-bangsa
di Asia dan Afrika, sehingga mereka bangkit dari kekantukan,
kebodohan zamannya.19 Hal senada juga dinyatakan oleh Alfian,
Tidak syak lagi bahwa di antara para pemikir modern Indonesia
Sukarno adalah yang terpenting dan terbesar. Hal itu bukan saja
karena kualitas pemikiran-pemikirannya yang orisinil dan briliyan,
tetapi juga karena pemikiran-pemikiran itu berhasil menjangkau
jauh ke dalam masyarakat. Kalau dalam kualitas keorisinilan
pemikiran-pemikirannya mungkin ada beberapa tokoh lain yang
mampu bersaing dengannya, tetapi dalam hal keluasan
pengaruhnya memang tak ada duanya. Di samping seorang
cendekiawan yang mempunyai kemampuan besar dalam
menuangkan pemikiran yang jernih ke dalam berbagai tulisan,
Sukarno adalah pula seorang orator yang luar biasa dan karismatis
yang mampu menyampaikan pemikiran-pemikirannya dengan
gaya yang amat menarik dan mudah dimengerti, kepada khalayak
ramai yang mendengarkannya. 20
Berdasarkan latar belakang ini, penulis tertarik untuk meneliti
faktor bahasa dakwah dalam teks pidato Soekarno tentang keislaman.

19

Lihat Solichin Salam, Bung Karno dalam Kenangan, Pusaka, Jakarta,


1981, hal. 8.
20

Alfian, Politik, Kebudayaan dan Manusia Indonesia, LP3ES, Jakarta,


1982, hal. 77.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

13

Dari sinilah kajian serius, mendalam tentang Soekarno dan dakwah


(analisis teks pidatonya tentang keislaman) menemui urgensinya.

B. Identifikasi Permasalahan
Dari judul penelitian tentang bahasa dakwah Soekarno, bisa
teridentifikasi banyak permasalahan di antaranya,
1. Apa pemikiran pembaharuan Soekarno tentang keislaman,
2. Bagaimana pendekatan Soekarno dalam memahami agama Islam,
3. Apakah sosoknya yang nasionalis Soekarno menjadikannya tidak
disebut seorang pengemban dakwah,
4. Bahasa yang bagaimana yang digunakan dalam mensosialisasikan
ide-ide pembaharuannya,
5. Bagaimana kaitan kegiatan politik, budaya dengan pemikirannya
tentang Islam,
6. Apa kesesuian metode penyampaiannya dengan bahasa dakwah
dalam al-Quran,
7. Secara historis, kejiwaan, apakah sejarah revolusi mempengaruhi
corak Soekarno dalam menyampaikan idenya,
8. Bagaimana pola bahasa Soekarno menghadapi penguasa (pemerintah
kolonial), rakyat jelata, kawan seperjuangan, kalangan akademisi,
cerdik cendekia dan sebagainya.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

14

C. Pembatasan Masalah
Melihat sangat luasnya bentangan masalah sebagaimana terlihat
dalam identifikasi masalah, maka perlu dibatasi permasalahannya.
Karena itu perlu masalah didefinisikan secara lebih operatif.
Kata analisis bahasa dalam kamus Besar Bahasa Indonesia,
berarti penelaahan yang dilakukan oleh peneliti atau pakar bahasa
dalam menggarap data kebahasaan yang diperoleh dari penelitian
lapangan atau dari pengumpulan teks. 21
Dakwah adalah usaha Mengajak / menyeru kepada orang lain
agar masuk dalam sablillah, bukan mengikuti dai atau bukan pula
untuk mengikuti sekelompok orang. 22
Maksud analisis bahasa dakwah dalam penelitian ini adalah
penelaahan data kebahasaan dalam teks pidato Soekarno. Data
kebahasaan yang dimaksud adalah bahasa-bahasa yang digunakan
dalam proses dakwah sebagaimana terdapat dalam al-Quran berupa
qaulun balgun, qaulun karmun, qaulun maysrun, qaulun saddun,
qaulun layyinun dan qaulun marfun.

21

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, cetakan IX,


1997, hal. 37.
22

Amrullah Achmad, Dakwah Islam sebagai Ilmu, Sebuah Pendekatan


Epistemologi Islam, Makalah pada Simposium di Fakultas Dakwah IAIN Sunan
Kalijaga, 14 Desember 1995, hal. 15.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

15

Teks adalah naskah yang berupa kata-kata asli dari pengarang,


23

sedang pengertian kata pidato adalah pengungkapan pikiran dalam

bentuk kata-kata yang disampaikan kepada orang banyak24. Kata


keislaman diartikan sebagai segala sesuatu yang bertalian dengan
agama Islam.25 Dengan demikian maksud teks pidato keislaman
Soekarno dalam penelitian ini adalah naskah-naskah dari pemikiran
Soekarno yang berkaitan dengan agama Islam yang disampaikan kepada
khalayak dalam bentuk verbal.
Batasan teks-teks pidato Soekarno tentang keislaman dalam
penelitian ini adalah dari sisi judul menunjukkan merujuk istilah dalam
agama Islam. Naskah-naskah pidato tersebut disampaikan Soekarno
pada peringatan-peringatan hari besar Islam. Demikian pula pidato pada
acara resmi berkenaan dengan simbol keislaman seperti masjid dan
lembaga pendidikan Islam. Demikian juga pidato Soekarno pada acara
organisasi umat Islam seperti Muhammadiyah dan pertemuan yang
melibatkan umat Islam dalam jumlah besar. Juga
dibawakan

Soekarno

pada

acara

khusus

di

pidato yang

mana

Soekarno

membawakan tema Keislaman seperti yang disampaikannya pada kuliah

23

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, hal. 1024.

24

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, hal. 766.

25

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, hal. 388.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

16

umum dan amanat ketika dia mendapat gelar tertentu Pengayom Agung
Muhammadiyah dan gelar doktor kehormatan.
Istilah pasca berarti sesudah. 26 Kemerdekaan yang dimaksud
adalah kemerdekaan Negara Indonesia yaitu 17 Agustus 1945. Saat
Soekarno bersama Mohammad Hatta mengatasnamakan bangsa
Indonesia

menyatakan

kemerdekaan

Negara

Indonesia.

Pasca

Kemerdekaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah rentang waktu


antara proklamasi 17 Agustus 1945 sampai Soekarno tidak menjabat
sebagai presiden Republik Indonesia. Batasan rentang waktu ini
ditentukan selain atas dasar pertimbangan berbagai faktor keterbatasan
penyusun, juga didasarkan pada asumsi bahwa ide yang disampaikan
pada masa ini cukup mewakili pemahaman Soekarno tentang Islam.
Pada kenyataannya, peneliti tidak menemukan dokumen teks-teks
pidato keislaman Soekarno dari tahun 1945 hingga 1952, sehingga teksteks pidato yang dianalisis adalah teks pidato Soekarno dari tahun 1953
hingga 1966 yaitu sebanyak 27 naskah sebagaimana dalam tabel 9.
Dengan demikian batasan penelitian ini adalah analisis bahasa
dakwah berupa qaulun balgun, qaulun layyinun, qaulun karmun,
qaulun maysrun, qaulun saddun, dan qaulun marfun, yang terdapat
dalam naskah-naskah pemikiran Soekarno berkaitan dengan agama

26

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, hal. 734.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

17

Islam yang disampaikannya secara verbal, sejak kemerdekaan Indonesia


hingga Soekarno tidak menjabat sebagai presiden Republik Indonesia.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi dan batasan
masalah maka dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut :
1.

Bahasa dakwah apa saja yang terdapat dalam teks-teks pidato


Soekarno tentang keislaman sejak kemerdekaan hingga dia tidak
menjabat presiden Republik Indonesia ?

2.

Bagaimana pola penerapan bahasa dakwah Soekarno dalam


pidatonya tentang keislaman ?

3.

Bagaimana latar belakang Soekarno mempengaruhi penggunaan


bahasa dakwah dalam naskah pidato Soekarno ?

E. Kajian Kepustakaan
Kajian mengenai aspek bahasa dakwah dalam teks-teks pidato
Soekarno khusus tentang masalah keislaman sesudah masa kemerdekaan
belum peneliti temui. Berbeda dengan tulisan tentang Soekarno, baik
biografi maupun tentang pemikiran-pemikirannya, tentang Islam atau
politik, sudah dijadikan bahan penelitian atau ditulis.
Kajian tentang pemikiran Islam Soekarno di antaranya dilakukan
oleh Muhammad Ridwan Lubis. Penelitian ini mengupas pandangan

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

18

Soekarno tentang ajaran Islam. Masalah yang juga diungkap dalam


penelitian pendekatan Soekarno dalam memahami agama Islam. Islam
tidak sebatas agama (religi) yang mengandung aspek ritual semata tetapi
Islam adalah agama yang bersumber dari Allah dan mencakup urusan
ibadah dan kemasyarakatan. Dalam penelitian ini juga ditunjukkan
pendekatan historis Soekarno dalam mengkaji sebab-sebab kemunduran
umat Islam dan upaya meraih kembali kemajuan. Riwayat hidup dan
latar belakang kebudayaan, perjuangan bangsa yang mewarnai
perkembangan pemikiran Soekarno menjadi bahasan pula. Demikian
pula tawaran Soekarno akan pembaharuan pemikiran agama Islam yang
mengundang polemik dengan beberapa tokoh Islam tentang tema-tema
tertentu dibahas dalam penelitian ini. Analisis isi (content analysis)
digunakan penulis dalam buku ini. Hal ini nampak pada distribusi dan
frekuensi tema dan tokoh yang ditampilkan. 27
Penelitian tentang pemikiran Soekarno lainnya dilakukan oleh
Badri Yatim. Penelitian skripsi ini kemudian dibukukan.28 Badri Yatim
mengupas sintesa pemikiran Soekarno tentang Islam dalam bingkai
nasionalisme. Penulis juga mengetengahkan pemikiran-pemikiran
Soekarno secara umum, nasionalisme kemudian mengkaitkan dengan
27

Penelitian ini dibukukan dengan judul Pemikiran Sukarno tentang


Islam, Haji Masagung, Jakarta, 1992.
28

Buku yang dimaksud adalah Soekarno, Islam dan Nasionalisme,


diterbitkan oleh Inti Sarana Aksara, Jakarta, tahun 1985.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

19

pemikiran tentang Islam. Pemikiran penting Soekarno dalam buku ini


antara lain terdapat titik temu antara Islam dengan nasionalisme.
Demikian juga pemikirannya tentang kemungkinan kesatuan tiga aliran
ideologi, Islam, marxisme dan nasionalisme.
Kajian lain tentang pidato Soekarno dilakukan oleh Soemarjoto.
Dalam bahasannya, Soemarjoto menganalisis secara singkat pemikiran
Soekarno tentang Islam.

29

Soemarjoto menelaah masalah-masalah

keislaman dari berbagai tulisan dan pidato-pidato Soekarno. Karena itu


tema-tema pembaharuan pemikiran seperti masalah tabir, hubungan
Islam dan negara, fiqih diulas dalam buku ini. Demikian pula
pendekatan sejarah yang dipakai Soekarno untuk mencapai kejayaan
umat Islam, ditampilkan oleh penulis. Hanya saja ulasan-ulasan itu
kurang lengkap, karena hanya dilihat dari sudut pandang Soekarno.
Polemik dan diskusi dengan pendapat tokoh yang lain masa itu tidak
diungkap dalam buku ini.
Kajian secara khusus tentang bahasa dakwah sejauh pengetahuan
peneliti sulit ditemui. Buku yang mengupas bahasa dakwah di antaranya
ditulis oleh Achmad Mubarok. Penulis buku ini mengetengahkan bahwa
untuk menunjang kewajiban dakwah dilakukan upaya persuasif. Karena

29

Ulasan pemikiran Soekarno ini dibukukan oleh Soemarjoto dengan


judul Meniti Sejarah Menuju Kejayaan Islam, diterbitkan Toko Gunung Agung,
Jakarta tahun 2001.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

20

tujuan dakwah akan mudah dicapai jika metode yang digunakan


menyentuh hati obyek dakwah. Faktor-faktor kejiwaan ini hendaknya
dipertimbangkan dalam pelaksanaan dakwah. Berkaitan dengan dakwah
bi al-lisn (dakwah menggunakan kata-kata), al-Quran memuat isyaratisyarat bahasa dakwah yang ditampilkan secara terpisah. Bahasa dakwah
itu adalah qaulun baghun, qaulun layyinun, qaulun karmun, qaulun
maysrun, qaulun saddun. Dengan tafsir, Mubarok merujuk kepada
ayat-ayat al-Quran yang mengandung istilah-istilah tersebut dan
menyimpulkan karakteristik masing-masing 30. Demikian juga masih
dimungkinkan ditemukan jenis bahasa dakwah yang lain.
Penelitian lain tentang bahasa dakwah dilakukan oleh penulis
yang sama, yang kemudian dibukukan. 31 Penelitian ini bermula dari
disertasi penulis yang membahas konsep nafs (jiwa) dalam al-Quran.
Namun demikian bahasa dakwah hanya menjadi salah satu bagian dalam
penelitian ini. Menurut penulis, salah satu upaya mengatasi masalah
kejiwaan di jaman modern adalah kembali kepada al-Quran. Tawaran
al-Quran itu dalam bentuk praktis dilakukan di antaranya dengan
dakwah. Dalam usaha dakwah inilah bahasa dakwah memegang peranan

30

Buku ini diterbitkan dengan judul Psikologi Dakwah oleh Pustaka


Firdaus, Jakarta tahun 1999.
31

Penelitian ini dibukukan dengan judul Solusi Krisis Keruhanian


Manusia Modern, Jiwa dalam Al-Quran, diterbitkan oleh Paramadina tahun 2000
Psikologi Dakwah diterbitkan oleh Pustaka Firdaus, Jakarta, 1999.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

21

penting. Pembahasan bahasa dakwah dalam penelitian ini seputar


pemahaman teks bahasa dakwah dalam ayat al-Quran yang
mengandung bahasa dakwah tersebut. Keterkaitan dengan telaah lain,
seperti komunikasi, persuasi dan psikologi masih sedikit.

F. Tujuan dan Manfaat Penelitian


1. Tujuan Penelitian
a. Mengetahui bahasa-bahasa dakwah yang digunakan Soekarno
dalam teks-teks pidatonya tentang keislaman,
b. Mengidentifikasi pola bahasa dakwah dalam pidato Soekarno
tentang keislaman,
c. Mengetahui bagaimana latar belakang penggunaan bahasa
dakwah Soekarno dalam pidatonya tentang keislaman.
2. Kegunaan Penelitian
a. Secara teori, hasil penelitian ini harapkan memiliki arti akademis
(academic significance) menambah informasi dan dipertimbangkan dalam memperkaya teori-teori dakwah, khususnya
pemahaman tentang bahasa dakwah.
b. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
pertimbangan oleh para pengemban dakwah dalam proses
dakwahnya, terutama pertimbangan bahasa dakwah. Hal ini
didasarkan bahwa setiap manusia karena faktor kejiwaan dan

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

22

situasional

mempunyai

kecenderungan

dan

memerlukan

pendekatan tertentu pula.

G. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Studi kepustakaan
Sumber dan data penelitian ini baik primer maupun sekunder
diperoleh dari buku-buku di perpustakaan. Sumber primer penelitian
ini adalah teks-teks pidato dan amanat Soekarno sesudah
kemerdekaan. Data ini diambil dari kumpulan naskah-naskah pidato
Soekarno tentang keislaman. 32
Sumber lain yang mendukung berupa buku-buku misalnya
biografi Soekarno atau tulisan dan buku tentang pemikiranpemikiran Soekarno tentang keislaman. Demikian pula buku-buku
penunjang lain seperti sejarah, sosiologi, psikologi dan komunikasi.

32

Naskah pidato-pidato Soekarno tentang keislaman secara khusus telah


dibukukan di antaranya yaitu Bung Karno dan Wacana Islam, Kenangan 100
tahun Bung Karno, Grasindo, Jakarta, 2001. Buku ini berisi pemikiran Soekarno
tentang Islam berupa naskah-naskah tulisannya tentang itu dan pidato-pidato
Soekarno tentang Islam. Buku lain adalah Bung Karno dan Wacana Islam,
Kumpulan Pidato tentang Islam, Haji Masagung, Jakarta, 1990. Buku ini khusus
memuat pidato Soekarno tentang Islam. Buku lain adalah Ilmu dan Perjuangan,
Inti Idayu Press, Jakarta, 1986. Buku ini memuat naskah pidato Soekarno tentang
Islam, tetapi juga pidato lain yang dekat dengan masalah Islam seperti Ilmu dan
amal.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

23

2. Metode Tafsir tematik (maudi)


M. Quraish Shihab menjelaskan tafsir tematik (maudi)
dengan ungkapan,
Ada juga yang memilih topik tertentu kemudian
menghimpun ayat-ayat yang berkaitan dengan topik tersebut, di
manapun ayat itu ia temukan. Selanjutnya ia menyajikan
kandungan dan pesan-pesan yang berkaitan dengan topik yang
dipilihnya itu tanpa terikat dengan urutan ayat dan surat
sebagaimana terlihat dalam mushaf, dan tanpa menjelaskan halhal yang tidak berkaitan dengan topik walaupun hal yang tidak
berkaitan itu secara tegas dikemukakan oleh ayat yang
dibahasnya. 33
Dari pernyataan tersebut, tafsir ini merupakan salah satu
metode memahami kandungan al-Quran tentang masalah-masalah
spesifik. Masalah-masalah tersebut ditentukan terlebih dahulu
kemudian merujuk kepada ayat-ayat yang berkaitan dengan masalah
tersebut. Lebih lanjut al-Farmawi menulis tahapan tafsir ini yaitu :
a. Mengumpulkan ayat yang dijadikan obyek bahasan,
b. Diperlukan pengetahuan sebab, latar belakang turunnya berbagai
ayat. Maksudnya untuk membantu memahami arti-arti ayat,
c. Diteliti hubungan ayat (munsabat) ayat dengan ayat
sebelumnya atau dengan ayat lain. Hal ini dapat disejajarkan
dengan memperhatikan konteks pembicaraan yang mengitari
suatu ayat,
d. Diperkaya dengan hadi yang ada hubungannnya dengan
pembahasan 34

33

M. Quraish Shihab, Wawasan al-Quran, Mizan, Bandung, 1996, hal

xii.
34

Lihat Al-Farmawi, Al-Bidyah f at-Tafsr al-Maudi, terjemahan,


Maktabah Jumhuriyah, Kairo Mesir, tth., hal. 52..

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

24

Dalam penelitian ini diterapkan untuk mengetahui maksud


bahasa dakwah berupa qaulun baghun, qaulun layyinun, qaulun
karmun, qaulun maysrun, qaulun saddun dan qaulun marfun.
Metode ini memungkinkan untuk memberi batasan yang tegas tiaptiap bahasa dakwah yang diteliti. Lebih spesifik, qaulun bagun,
qaulun layyinun, qaulun karmun, qaulun maysrun, qaulun saddun
dan qaulun marfun dibatasi sesuai medan, pelibat dan mode
wacananya. Medan yang dimaksud adalah apa yang dibicarakan
dalam suatu bahasa dakwah, pelibat adalah siapa saja yang terlibat
berikut sifatnya, mode adalah gaya yang dipakai dalam suatu bahasa
dakwah.
3. Metode Deskriptif
Hadari Nawawi menulis bahwa, Metode deskriptif dapat
diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki
dengan menggambarkan / melukiskan keadaan obyek penelitian
berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.

35

Demikian pula Sutrisno Hadi menulis, pada taraf deskriptif, orang


hanya semata-mata melukiskan keadaan obyek atau peristiwa. 36

35

Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, Gadjah Mada Press,


Yogjakarta, 1995, hal. 63.
36

Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Jilid I, Andi Offset, Yogjakarta,


1993, hal. 3.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

25

Dalam metode ini, peneliti berusaha mengemukakan faktafakta dalam aspek yang diteliti agar jelas keadaan dan kondisinya.
Penemuan fakta ini tidak sekedar menunjukkan jumlah fakta
tersebut, tetapi juga mengemukakan hubungan satu dengan yang lain
di dalam aspek yang diselidiki. Sehingga itu peneliti juga
memberikan penafsiran yang adekuat terhadap fakta-fakta yang
ditemukan. 37
Penerapan metode deskriptif dalam penelitian ini adalah
untuk menggambarkan teks pidato Soekarno tentang keislaman.
Bahasa dakwah yang terdapat dalam teks pidato Soekarno
digambarkan keadaannya sesuai ranah analisis medan, pelibat dan
sarana wacananya.
4. Metode Induktif
Metode ini diartikan metode pemikiran yang bertolak dari
kaidah (hal-hal atau peristiwa) khusus untuk menentukan hukum
(kaidah) yang umum. 38 Sutrisno Hadi juga mengungkapkan bahwa,
Dalam cara berfikir sintetik, orang berlandaskan pada
pengetahuan-pengetahuan yang khusus, fakta-fakta yang unik
dan merangkaikan fakta-fakta yang khusus itu menjadi sesuatu
pemecahan yang bersifat umum. 39

37

Hadari Nawawi, Metodologi Penelitian Bidang Sosial, Gadjah Mada


Press, hal. 63.
38

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, hal. 377.

39

Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Jilid I, Andi Offset, hal. 2.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

26

Dalam metode ini berbagai rumusan atau kesimpulan


ditetapkan berdasarkan pada pengetahuan-pengetahuan dan kaidahkaidah khusus.
Penggunaan metode induksi dalam penelitian ini adalah
penarikan kesimpulan hasil penelitian yang didasarkan fakta-fakta
berupa bahasa-bahasa dakwah yang telah dinalisis dari setiap teks
pidato Soekarno tentang keislaman.

G. Langkah-langkah Penelitian
Dengan perumusan masalah dan penentuan metode di atas,
penelitian ini merumuskan langkah-langkah penelitian sebagai berikut :
1. Mengumpulkan, mencari ayat yang secara tegas menunjukkan
istilah qaulun baghun, qaulun layyinun, qaulun karmun, qaulun
maysrun, qaulun saddun dan qaulun marfun,
2. Mengetahui latar belakang, sebab turunnya ayat. Hal ini untuk
membantu memahami maksud ayat,
3. Meneliti hubungan ayat (munsabat) dengan ayat lain, yang masih
dalam konteks pembicaraan, hal ini untuk memahami dan
memperoleh gambaran tentang maksud ayat lebih utuh,
4. Mencari hadi yang berkaitan dengan bahasa dakwah dimaksud,

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

27

5. Melakukan interpretasi setiap bahasa dakwah yang disebutkan ayat,


menurut medan, pelibat dan sarana wacana bahasa dakwah tersebut,
6. Menganalisis setiap teks pidato, sesuai indikasi bahasa dakwah
yang terdapat di dalamnya. Analisis ini dengan memperhatikan
medan, pelibat dan sarana wacana pada setiap teks pidato,
7. Membuat tabel distribusi bahasa dakwah yang ditemukan dalam
setiap teks pidato sesuai dengan karakterik bahasa dakwah,
8. Memberikan interpretasi data dari langkah sebelumnya, sesuai
distribusi bahasa dakwah pada semua teks pidato,
9. Menarik kesimpulan, berdasarkan hasil analisis terhadap semua teks
pidato Soekarno.

H. Sistematika Penulisan
Dalam bab awal, penyusun muat konsep kegiatan penelitian
secara umum. Hal ini dilakukan untuk dijadikan dasar bagi
operasionalisasi penelitian. Penulisan diawali dengan pendahuluan yang
berisi latar belakang, urgensi penelitian, identifikasi permasalahan, dan
pembatasannya. Hasil-hasil penelitian terdahulu yang mempunyai
signifikansi dengan penelitian ini, juga dicantumkan dalam bab ini. Bab
ini juga mencakup metode yang menuntun peneliti melakukan kegitan
penelitian, tujuan yang menjadi arah penelitian. Pada akhirnya bentuk
dan sistematika penulisan menjadi bahasan terakhir di bab ini.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

28

Pada bab kedua akan diketengahkan bahasan tentang bahasa


dakwah. Diawali dengan pembahasan tentang dasar kewajiban dakwah
dan kepentingan dakwah bagi umat Islam. Pembahasan berikutnya
ditampilkan bahasa dakwah dalam al-Quran. Ayat-ayat yang secara
spesifik mengandung bahasa dakwah ditemui dalam bab ini. Kemudian
disimpulkan dalam bentuk karakteristik masing-masing bahasa dakwah.
Karakteristik ini dipetakan dengan analisi wacana. Masing-masing
bahasa dakwah dipetakan menurut ranah medan wacana, pelibat wacana
dan sarana wacana.
Bab ketiga berisi tentang Soekarno. Diawali dengan biografinya,
pengaruh budaya Jawa, perjalanan Soekarno selama perjuangan dan
pendidikan formal yang dilaluinya. Bab ini juga memuat latar belakang
pemikiran Soekarno tentang banyak hal. Pembahasan berikutnya tentang
pemikiran Soekarno. Pengalaman hidup, bahan bacaannya terakumulasi
dalam bentuk pemikiran yang dicantumkan dalam bab ini. Pemikiran
tentang Islam, nasional serta analisis sejarah tentang kemunduran umat
Islam ada di bab ini. Soekarno juga menawarkan pemecahan masalah
agar umat Islam mengulang kejayaan masa lalu. Hal ini nampak pada
pemikiran pembaharuan bidang teologi dan syariah yang dibahas di bab
ini.
Bab keempat adalah inti dari penelitian ini. Pembahasan diawali
dengan tabulasi teks-teks yang akan diteliti. Berikutnya ditampilkan

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

29

hasil analisis bahasa dakwah dalam teks pidato Soekarno. Tidak


ketinggalan hasil itu ditabulasikan sesuai karakterisrik bahasa dakwah
yang terdeteksi dalam setiap teks pidato. Pada akhirnya bab ini
merangkum hasil analisis tiap teks dan dibuat interpretasi sesuai dengan
karakteristik bahasa dakwah.
Kesimpulan dan saran akan dicantumkan dalam bab terakhir
yaitu kelima. Kesimpulan diambil berdasarkan penelitian yang ada di
bab terdahulu. Kesimpulan adalah rangkuman hasil berupa indikasi
bahasa dakwah yang dipakai Soekarno dalam pidatonya. Bagian akhir
dari bab ini berupa saran atau rekomendasi sebagai tindak lanjut dari
penelitian ini.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

BAB II
BAHASA DAKWAH DALAM AL-QURAN

A. Kewajiban Dakwah Bagi Setiap Muslim


Dalam ajaran Islam, dakwah adalah sesuatu yang pasti ada dan
dibebankan sebagai sebuah kewajiban kepada umatnya. Hal ini
sebagaimana disinyalir oleh Thomas W. Arnold yang mengkategorikan
Islam sebagai agama dakwah/misi di samping Budha dan Kristen.
Dalam agama misi terdapat upaya menyebarluaskan kebenaran,
mengajak orang-orang yang belum mempercayainya. Semangat
untuk memperjuangkan kebenaran itu tidak kunjung padam pada
diri penganutnya, sampai kebenaran yang diyakini itu terwujud alam
fikiran, kata-kata dan perbuatan. 1
Prosesi dakwah merupakan sebuah ajaran agama Islam yang
harus dikerjakan pemeluknya. Dakwah dapat dikatakan sebagai tugas
suci yang harus dilaksanakan oleh setiap umat Islam
Dengan demikian dakwah pada hakikatnya adalah usaha sadar
dan berdasar ajaran untuk mengajak yaitu menyadarkan, mengarahkan
dan membimbing manusia agar berbuat sesuai dengan ketentuan ajaran
agama Islam. Seperti definisi dakwah yang dinyatakan Amrullah
Ahmad bahwa dakwah adalah Mengajak/menyeru kepada orang lain

Thomas W. Arnold, Sejarah Dawah Islam, terjemahan oleh Nawawi


Rambe, Widjaya, Jakarta, Cetakan ke-2, 1981, hal. 1.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

31

agar masuk dalam sablillah, bukan mengikuti dai atau bukan pula
untuk mengikuti sekelompok orang. 2
Landasan hukum yang dipakai dalam melakukan dakwah adalah
firman Allah dalam al-Quran surat Ali Imran 3 : 110,

`t cqygYs?ur $ryJ9$$/ tbrD's? $Y=9 My_z& >pB& uyz NGZ.

4 Ng9 #Zyz tb%s3s9 =tG69$# @dr& tB#u qs9ur 3 !$$/ tbqZBs?ur x6ZJ9$#

( : ) tbq)x9$# NdsY2r&ur cqYBsJ9$# NgZiB

Artinya : Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia


menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari yang
munkar dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab
beriman, tentulah lebih baik bagi mereka; di antara mereka
ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orangorang fasik. 3 (Ali Imran 3 : 110)
Ayat ini menunjukkan agama Islam sebagai agama risalah, untuk
seluruh umat manusia.4 Keberadaan Islam sebagai sebuah agama
hendaknya juga menebarkan mashlahat kepada seluruh umat manusia.
Karena itu umat Islam mempunyai kewajiban mengemban amanah
dakwah, menyampaikan risalah Allah.

Amrullah Achmad, Dakwah Islam sebagai Ilmu, Sebuah Pendekatan


Epistemologi Islam, Makalah Simposium di Fakultas Dakwah IAIN Sunan
Kalijaga, 14 Desember 1995, hal. 15.
3

Al-Quran dan Terjemahnya, Departemen Agama RI, 1995, hal. 94.

M. Nair, Fiqud Dawah, Ramadhani, Solo, 1989, Cet. Ke-8, hal. 109.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

32

Sayyid Qutub menafsirkan ayat ini dengan membuat klasifikasi


beban dakwah yaitu, pertama, dawah ila al-khair (mengajak/menyeru
ke arah kebaikan) yang diwajibkan kepada seluruh umat Islam secara
keseluruhan, baik penguasa, jamaah, organisasi, dan sebagainya.
Tegasnya, dakwah dalam kategori yang pertama ini dibebankan kepada
siapa saja yang tergolong umat Islam, sebab mengajak berbuat kebaikan
dapat dilakukan oleh setiap muslim dari golongan manapun.
Kedua, dakwah dalam tahap amar maruf (menyuruh berbuat
yang baik), dan ketiga, dakwah dalam bentuk nahi munkar (mencegah
dari perbuatan munkar). Kategori dakwah yang kedua dan ketiga ini
hanya dapat dilakukan oleh penguasa. Dengan demikian, kedua hal
tersebut tidak akan diwujudkan tanpa kekuasaan. Maka penguasa
mempunyai kewajiban menegakkan bentuk kedua dan ketiga.
Sebagaimana pernyataannya Ajaran ilahi di bumi ini bukan sekedar
nasihat, petunjuk dan penjelasan. Ini adalah satu sisi, sedang sisinya
yang kedua adalah melaksanakan kekuasaan memerintah dan melarang,
agar amar maruf dapat wujud, dan kemunkaran dapat sirna.5
Hal ini juga dipertegas oleh Rasulullah sebagaimana sabda
Beliau :

Sayyid Qutub, F Zillil Quran, terjemahan oleh Ainur Rafiq Shaleh


Tamhid, Robbani Press, Jakarta, Jilid II, hal. 348.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

33



( )
Artinya : Diriwayatkan dari Tariq bin Syihab r.a., katanya: Orang
pertama yang berkhutbah pada Hari Raya sebelum
sembahyang Hari Raya didirikan ialah Marwan. Seorang
lelaki berdiri lalu berkata kepadanya: Sembahyang Hari Raya
hendaklah dilakukan sebelum khutbah. Marwan menjawab:
Sesungguhnya kamu telah meninggalkan apa yang ada di
sana. Kemudian Abu Said berkata: Orang ini benar-benar
telah membatalkan apa yang menjadi ketentuan kepadanya
sedangkan aku pernah mendengar Rasulullah s.a.w bersabda:
barang siapa di antara kamu melihat kemungkaran, maka dia
hendaklah mencegah kemungkaran itu dengan tangannya
yaitu kekuasaannya. Jika tidak mampu, hendaklah dicegah
dengan lidahnya. Kemudian kalau tidak mampu juga,
hendaklah dicegah dengan hatinya. Itulah selemah-lemah
iman 6 (HR. Muslim)
Kedua dalil, baik ayat maupun hadi di atas menunjukkan bahwa
secara umum, setiap muslim berkewajiban menunaikan dakwah. Bahkan
dalam kondisi terlemahpun, seseorang tetap dituntut melaksanakan

Hadi ini diriwayatkan melalui jalur Abu Bakar bin Abu Syaibah dari
Waki dari Sufyan dari Muhammad bin Muanna dari Muhammad bin Jafar dari
Syubah dari Qais bin Muslim dari Tariq bin Syihab. Diambil dari CD Holy
Quran versi 6.5 dan kumpulan Hadi Bukhari Muslim dan CD Maktabatu alHadi asy-Syarif. Tth.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

34

kewajiban beramar maruf dan nahi munkar. Meskipun hal itu dilakukan
hanya berupa penolakan dalam hatinya terhadap kemunkaran tersebut.
Kewajiban ini sebanding dengan ancaman Allah bagi orang yang
meninggalkan amar maruf nahi munkar sebagaimana firman Allah :

$YYosS m/ crtIour =tG69$# z`B !$# tAtRr& !$tB tbqJF3t %!$# b)

tPqt !$# OgJk=x6 wur u$Z9$# w) OgRq/ cq=.'t $tB y7s9'r& x=s%

( : )

O9r& >#xt Ogs9ur Lie2t wur pyJu)9$#

Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa


yangtelah diturunkan Allah, yaitu Al-Kitab dan menjualnya
dengan harga yang sedikit (murah), mereka itu sebenarnya
tidak memakan (tidak menelan) ke dalam perutnya
melainkan api dan Allah tidak akan berbicara kepada mereka
pada hari kiamat dan tidak akan mensucikan mereka dan
bagi mereka siksa yang amat pedih. 7 (al-Baqarah 2 : 173)
Dengan demikian kewajiban berdakwah dapat dikategorikan
menjadi dua hal. Pertama, secara umum kewajiban ini dibebankan
kepada seluruh umat Islam, tanpa kecuali. Tuntutan menyampaikan
ajaran agama berlaku bagi semua muslim. Dalam tahap pelaksanaannya
disesuaikan dengan kemampuan seseorang dan kondisi seorang muslim.
Kedua, secara khusus dakwah dilakukan oleh sekelompok prosfesional
dalam dakwah. Hal ini bisa berupa para dai, mubalig, ulama, cerdik
cendekia maupun para sarjana dakwah.
7

Al-Quran dan Terjemahnya, Departemen Agama RI, hal. 42.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

35

B. Persuasi Dakwah dalam Al-Quran


Dalam surat an-Nahl 125 Allah menyatakan :

}d L9$$/ Og9y_ur ( puZ|pt:$# psqyJ9$#ur pyJ3t:$$/ y7n/u @6y 4n<) $#

On=r& uqdur ( &#6y `t @| `yJ/ On=r& uqd y7-/u b) 4 `|mr&

( : )

ttGgJ9$$/

Artinya : Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan


pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang
baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui
tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang
lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. 8
(an-Nahl 16 : 125)
Ayat tersebut menunjukkan kewajiban dakwah sekaligus metode
pelaksanaan dakwah. Dalam ayat ini dakwah adalah usaha mengajak
manusia ke jalan Allah. Beberapa pilihan metode dakwah dalam ayat
tersebut diantaranya mauizah hasanah.
Secara bahasa, istilah mauizah hasanah berarti nasihat yang
baik. Pengertian ini mengisyaratkan perwujudannya yang bersifat verbal
(lisan). Metode ini memungkinkan penggunaan ungkapan dan ucapan
yang bersifat memberi pengetahuan (informatif), menghibur

dan

menyejukkan (tabsyr), memberi rasa takut akan ancaman kedurhakaan


kepada Allah (tanr), memberi peringatan (takirah), dan lain
8

Al-Quran dan Terjemahnya, Departemen Agama RI, hal. 421.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

36

sebagainya. Namun demikian, semua sifat tersebut pada hakikatnya


berkaitan dengan tujuan dakwah, yaitu terjadi perubahan yang lebih
baik pada obyek dakwah (madu).
Dalam khazanah ilmu komunikasi, terdapat kesamaan antara
dakwah dengan persuasi. Persuasi dalam komunikasi sebagaimana
dakwah juga berusaha membuat perubahan pada obyek komunikasi
(komunikan), seperti definisi sebagai berikut,
Pesan yang disampaikan kepada sekelompok khalayak oleh
pembicara yang hadir untuk mempengaruhi pilihan khalayak
melalui pengondisian, penguatan atau pengubahan tanggapan
(respons) mereka terhadap gagasan, isu, konsep atau produk.
Upaya persuasi akan berhasil baik bila pesan disampaikan memiliki
akibat sesuai dengan yang diharapkan : pesan tersebut dalam
beberapa hal mempengaruhi pilihan khalayak. 9
Dalam pelaksanaan dakwah, sebagaimana persuasi maka
pemahaman dan pengetahuan akan obyek dakwah sangat membantu
pencapaian tujuan dakwah. Di sinilah diperlukan pengetahuan tentang
sumber perilaku yaitu motif manusia untuk berbuat. Dalam ilmu
Psikologi, hasil penelitian Abraham Maslow tentang hierarki kebutuhan
manusia perlu dijadikan pertimbangan. Penelitian ini menunjukkan
bahwa,

Komunikasi Persuasif, Dedy Djamaluddin Malik (ed.), Remaja


Rosdakarya, Bandung, 1994, hal. 147.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

37

Adanya tiga butir signifikan pemenuhan kebutuhan fisik dan


emosional manusia, yakni (1) beberapa kebutuhan fisik dan
emosional manusia ; (2) pemenuhan kebutuhan-kebutuhan itu
mempunyai aturan dan urutan yang jelas, yakni adanya kebutuhan
yang harus lebih dahulu dipenuhi sebelum kebutuhan lainnya bisa
dipenuhi ; dan (3) setiap kebutuhan setelah dipenuhi sesuai
aturannya secara otomatis mendorong manusia untuk mencari
pemuasan pada kebutuhan berikutnya yang lebih tinggi sampai
akhirnya mencapai tingkat tertinggi. 10
Hierarki Maslow tentang kebutuhan manusia secara lebih detil
sebagai berikut, (dimulai dari kebutuhan paling mendasar)
1. Kebutuhan fisik
a. Makan dan minum
b. Tidur
c. Kesehatan
d. Kebutuhan badani
e. Olahraga dan itirahat
f. Seks
2. Kebutuhan keagamaan
a. Aman dan selamat
b. Perlindungan
c. Nyaman dan damai
d. Tidak ada ancaman atau bahaya
e. Lingkungan tertib dan rapi
3. Kebutuhan kasih sayang
a. Penerimaan
b. Rasa meneliti
c. Keanggotaan danlam kelompok
d. Cinta dan kasih sayang
e. Partisipasi
f. Kelompok
4. Kebutuhan harga diri
a. Pengakuan dan prestise
b. Kepercayaan dan kepemimpinan
c. Prestasi dan kemampuan
d. Kompetensi dan sukses
10

Komunikasi Persuasif, Dedy Djamaluddin Malik (ed.), Remaja


Rosdakarya, hal. 121.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

38

e. Kekuatan dan intelegensi


5. Kebutuhan aktualisasi diri
a. Pemenuhan potensi diri
b. Mengerjakan hal yang benar-benar merupakan tantangan bagi
pengetahuan
c. Pemenuhan rasa ingin tahu intelektual
d. Kreatifitas dan apresiasi estetik
e. Penerimaan realitas 11
Berdasar kebutuhan-kebutuhan manusia ini, maka usaha
memotivasi manusia, pendakwah seharusnya menggunakan metode
yang berupaya menolong obyek dakwah untuk memenuhi kebutuhankebutuhan mereka secara bertahap. Dengan keselarasan metode dengan
kebutuhan obyak dakwah, mempermudah pencapaian tujuan dakwah.
Dan harus disadari bahwa setiap manusia mempunyai kebutuhan yang
berbeda satu dengan yang lain. Hal ini akan berdampak pada metode
yang digunakan dalam menyampaian pesan dakwah.
Berkaitan dengan hierarki kebutuhan Maslow tersebut, dalam
komunikasi persuasif terdapat pemilahan suasana kejiwaan audien yang
dilakukan oleh Hollingworth dalam buku The Psychology of Audience.
Pemilahan ini berdampak pada strategi yang digunakan untuk
melakukan persuasi kepada mereka. Pemilahan audiens tersebut dalam
bentuk tabel berikut,

11

Komunikasi Persuasif, Dedy Djamaluddin Malik (ed.), Remaja


Rosdakarya, hal. 121.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

39

Tabel 1
The Psychology of Audience

Audiens
Pedestrian
Atensi
Minat
Impresi
Keyakinan
Arahan

Audiens
Pasif dan
Kelompok
Diskusi
------Minat
Impresi
Keyakinan
arahan

Audiens
Terpilih
------------Impresi
Keyakinan
Arahan

Audiens
Kesepakatan
------------------Keyakinan
Arahan

Audiens
Terorganisir
------------------------Arahan
12

Usaha menarik perhatian khalayak dilakukan oleh komunikator


sebagai langkah awal pada audien pedestrian. Hal ini sesuai dengan
kejiwaan audien ini, yaitu tidak mempunyai hubungan langsung antara
audiens dengan pembicara. Dalam kelompok audien pasif, pembicara
berusaha menjaga perhatian dan minat khalayak agar tetap konsisten.
Kepada audien terpilih, pembicara berusaha melakukan impresi berupa
pemberian kesan yang mendalam. Hal ini sesuai dengan kejiwaan
audien ini yaitu tidak bersimpati satu sama lain atau tidak simpati
kepada pembicara. Sedangkan tipe kejiwaan audien kesepakatan yaitu
mereka sudah tertarik kepada pesan pembicara namun belum ada
keyakinan yang kuat. Karena itu komunikator memberi keyakinan akan
pesan kemudian mengarahkannya. Sedangkan pada audien terorganisir,

12

Komunikasi Persuasif, Dedy Djamaluddin Malik (ed.), Remaja


Rosdakarya, hal. 64.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

40

mereka sudah memenuhi fase-fase sebelumnya. Khalayak sudah


tertarik hingga mereka mempunyai keyakinan pada pesan komunikator.
Dalam hal ini komunikator hanya memberikan instruksi-instruksinya. 13
Berkenaan dengan metode dakwah, al-Quran memuat metodemetode

dakwah

yang

bersifat

verbal.

Secara

terpisah

Allah

memperkenalkan berbagai macam-macam metode mauizah hasanah


ini. Metode-metode ini berupa ungkapan lisan (verbal) yang digunakan
dalam proses dakwah. Bahkan Mubarok menyebutnya dengan bahasa
dakwah 14 Penyebutannya secara terpisah menunjukkan masing-masing
bahasa dakwah mempunyai karakteristik yang berbeda satu dengan
yang lain. Penafsiran masing-masing bahasa dakwah ini membantu
pendakwah dalam mengaplikasikannya dalam proses dakwah. Setiap
bahasa dakwah ditampilkan dalam konteks yang berbeda. Dari makna
dan konteks ayat yang mengitari tiap bahasa dakwah memungkinkan
diidentifikasi tujuan, obyek, dan pilihan bahasa serta aspek teknis
lainnya dari setiap bahasa dakwah.
Macam-macam bahasa dakwah tersebut adalah qaulun balgun
(perkataan yang membekas pada jiwa), qaulun layyinun (ucapan yang

13

Bandingkan dengan tipologi audien dalam Jalaluddin Rakhmat,


Retorika Modern, Pendekatan Praktis, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2000. hal.
98-102.
14

Acmad Mubarok, Solusi Krisis Keruhanian, Jiwa dalam Al-Quran,


Paramadina, Jakarta, 2000, hal. 251.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

41

menyejukan, lemah lembut), qaulun maysrun (perkataan yang mudah


difahami, realistis), qaulun karmun

(perkataan yang baik, mulia),

qaulun saddun (perkataan yang benar, mengenai sasaran).15

1. Qaulun Balgun (Ucapan yang Berkesan)


Perkataan yang membekas pada jiwa (qaulun balgun)
disebutkan dalam surat an-Nisa 4 : 63 yaitu,

@%ur Ngur Nk]t r's Oh/q=% $tB !$# Nn=t 9$# y7s9'r&

( : )$Z=t/ Kwqs% NhRr& _ Nl;


Artinya : Mereka itulah orang-orang yang Allah mengetahui apa
ang di dalam hati mereka. Karena itu berpalinglah kamu
dari mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan katakanlah
kepada mereka ucapan yang berbekas pada jiwa mereka.
16
(an-Nisa 4 : 63)
Raghib Isfahn menyatakan bahwa perkataan dianggap balg,
paling tidak memenuhi tiga kriteria yaitu :
a. Mempunyai nilai kebenaran dari sisi kebahasaan,
b. Ada kesesuaian dengan maksud pembicaraan,

15

Metode dakwah verbal menurut al-Quran ini, sudah dikaji dari segi
kejiwaan. Lihat Achmad Mubarok, Psikologi Dakwah, Pustaka Firdaus, Jakarta,
1999, hal. 184 200. Dan Acmad Mubarok, Solusi Krisis Keruhanian , Jiwa
dalam Al-Quran, Paramadina, hal. 251 260.
16

Al-Quran dan Terjemahnya, Departemen Agama RI, hal. 129.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

42

c. Mengandung kebenaran dari sisi isi (substansi). 17


Jalaluddin al-Mahall dan as-Suyt menafsirkan qaulun
balgun ini dengan Ungkapan yang membekas dalam hati orang
munafik atau menghardik mereka sehingga mereka kembali dari
kekafiran mereka.18
Sedangkan menurut Quraish Shihab, kalimat qaulun balgun
memiliki kriteria berikut :
a. Tertampungnya seluruh pesan dalam kalimat yang
disampaikan,
b. Kalimatnya tidak bertele-tele tetapi tidak pula singkat
sehingga mengaburkan pesan. Artinya, kalimat tersebut
cukup, tidak berlebih dan berkurang
c. Kosakata yang merangkai kalimat tidak asing bagi
pendengaran dan pengetahuan lawan bicara, mudah
diucapkan serta tidak berat terdengar,
d. Kesesuaian kandungan dan gaya bahasa dengan sikap
lawan bicara atau orang kedua tersebut boleh jadi
sejak semula menolak pesan atau meragukannya, atau boleh jadi telah meyakini sebelumnya. Atau belum
memiliki ide sedikitpun tentang apa yang akan
disampaikan,
e. Kesesuaian dengan tata bahasa. 19
Jenis perkataan ini digambarkan al-Quran,

20

yang terkait

dengan kisah-kisah perbuatan dan perangai orang munafik.

17

Al-Ragib al-Isfahn, al-Mufradt f Gharib Al-Quran, ttp.,tth. hal. 60

61.
18

Ahmad as-Sw al-Malik, Hasyiyatu al-Allmah as-S w ala Tafsri


al-Jallaini, Dr al-Fikr, Beirut, Libanon, Juz. I, 1993, hal. 301
19

M. Quraish Shihab, Tafsr Al-Mishbah, Pesan, Kesan dan Keserasian


Al-Quran, volume 2, Lentera Hati, Jakarta, 2000, hal. 468-469.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

43

Menghadapi orang-orang munafik, pendakwah dituntut kiat


tersendiri. Isyarat ayat tentang ini berupa keharusan bersikap tegas,
tajam, berkemampuan dalam berargumen, sifat keberanian dan
membuat ungkapan yang tajam tetapi benar dan logis. Hal ini untuk
mengimbangi

sifat

orang-orang

munafik

yang

sebagaimana

digambarkan dalam hadits Rasulullah yaitu pendusta, pengkhianat


dan mudah ingkar janji.


( )
Artinya : Rasulullah saw. Bersabda, Tanda orang munaafik itu ada
tiga, jika berbicara dia berdusta, jika berjanji mengingkari,
dan jika dipercaya dia khianat21
Kemampuan berbahasa seperti di atas, digunakan untuk
mempersempit ruang gerak dan bantahan orang munafik, maka
bahasa yang digunakanpun harus tidak mengandung makna ganda
atau menimbulkan banyak pemaknaan. Kesalahan sedikit bahasa
merupakan celah bagi orang munafik untuk membantah bahkan
menjatuhkan kredibilitas pendakwah.
20

Lihat Departeman Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya, surat alBaqarah 2 : 8 10 Dana Bhakti Wakaf, Jakarta, 1995, hal. 9 11.
21

Abu Husain Muslim bin al-Hajjj, Sahih Muslim bi Syarh an-Nawawi,


Juz II, al-Matbaat al-Misriyat, Mesir, 1924, hal. 46.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

44

Perkataan yang lemah lembut dan halus justru dianggap


kelemahan oleh madu. Bahkan bisa jadi memberi kemungkinan
kepada madu untuk memanfaatkan sisi yang dipandang lemah ini,
sehingga melakukan penyerangan balik kepada pendakwah.
Menghadapi orang-orang dengan kriteria tersebut,

Allah

memerintahkan kaum muslim menghadapinya dengan tegas,


sebagaimana firmanNya :

Ng1ur'tBur 4 Nkn=t =$#ur t)oYJ9$#ur u$69$# gy_ <Z9$# $pkr't

( : )

yJ9$# }/ur ( OYygy_

Artinya : Wahai nabi, lawanlah orang kafir dan orang-orang


munafik itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka.
Tempat mereka adalah jahannam, yakni tempat kembali
yang terburuk 22 (at-Taubah 9 : 73)
Penggunaan bahasa dakwah ini nampak dalam rangkaian
ayat al-Quran tentang perilaku orang-orang munafik dalam alBaqarah ayat 8 20, sebagai berikut :

tYBsJ/ Nd $tBur zFy$# Qqu9$$/ur !$$/ $YtB#u Aq)t `tB $Y9$# z`Bur

Ng|Rr& Hw) cqys $tBur (#qZtB#u t%!$#ur !$# cqs

>#xt Ogs9ur ( $ZttB !$# Ndy#ts zD Ng/q=% tbro $tBur


22

Al-Quran dan Terjemahnya, Departemen Agama RI, hal. 291.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

45

F{$# (#r? w Ngs9 @% #s)ur tbq/3t (#qR%x. $yJ/ 7O9r&


`3s9ur tbrJ9$# Nd NgR) Iwr& cqs=B `twU $yJR) (#q9$s%

`BsRr& (#q9$s% $Z9$# z`tB#u !$yJx. (#qYB#u Ngs9 @% #s)ur tbro w

tbqJn=t w `3s9ur !$ygx9$# Nd NgR) Iwr& 3 !$ygx9$# z`tB#u !$yJx.


(#q9$s% NgYux 4n<) (#qn=yz #s)ur $YtB#u (#q9$s% (#qZtB#u t%!$# (#q)s9 #s)ur

LeJtur Nk5 ktJo !$# tbrktJB `twU $yJR) N3ytB $R)


$yJs 3yg9$$/ s's#n=9$# (#rutI$# t%!$# y7s9'r& tbqgyJt NgYu
%!$# @sVyJx. Ng=sVtB tGgB (#qR%x. $tBur Ng?tpgkB Mpt2u

Ngx.ts?ur NdqZ/ !$# |=yds &s!qym $tB Nu!$|r& !$Jn=s #Y$tR ys%qtG$#

rr& tbq_t w Ngs J N3/ BL tbr6 w ;MyJ=

Liy6|r& tbq=ygs -t/ur uur MuK= m !$yJ9$# z`iB 5=h|x.

%s3t ts39$$/ 8tC !$#ur 4 NqyJ9$# uxtn ,uq9$# z`iB NkX#s#u


Nkn=t zNn=r& !#s)ur m (#qtB Ngs9 u!$|r& !$yJ=. ( Ndt|/r& #ss -y99$#

e@. 4n?t !$# c) 4 Nd|/r&ur NgJ|/ |=yds%s! !$# u!$x qs9ur 4 (#qB$s%

(- : )

s% &x

Artinya : Dan di antara manusia terdapat yang berkata, Kami


beriman kepada Allah dan Hari Kemudian, padahal
mereka itu sesungguhnya bukan orang yang beriman.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

46

Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang


beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri
sedang mereka tidak sadar. Dalam hati mereka ada
penyakit dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan
mereka berdusta. Dan bila dikatakan kepada mereka,
Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi.
Mereka menjawab, Sesungguhnya kami adalah orangorang yang membuat perbaikan. Ingatlah, sesungguhnya
mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan,
tetapi mereka tidak sadar. Apabila dikatakan kepada
mereka, Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang
yang lain telah beriman. Mereka menjawab, Apakah
akan berimankah kami sebagaimana orang-orang bodoh
itu telah beriman? Ingatlah, sesungguhnya merekalah
orang-orang yang bodoh, tetapi mereka tidak tahu. Dan
apabila mereka berjumpa dengan orang-orang beriman,
mereka mengatakan , Kami telah beriman. Dan apabila
mereka kembali kepada syetan-syetan mereka mereka
mengatakan, Sesungguhnya kami sependirian dengan
kamu, kami hanyalah berolok-olok. Allah akan
membalas olok-olokan mereka dan membiarkan mereka
terombang-ambing dalam kesesatan mereka. Mereka
itulah orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk,
maka tidaklah beruntung perniagaannya dan tidaklah
mereka mendapat petunjuk. Perumpamaan mereka
adalah seperti orang yang menyalakan api, maka setelah
api itu menerangi sekelilingnya, Allah menghilangkan
cahaya (yang menyinari) mereka, dan membiarkan
mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat. Mereka
tuli, bisu dan buta, maka tidaklah mereka akan kembali
(ke jalan yang benar). Atau seperti (orang-orang yang
ditimpa) hujan lebat dari langit disertai gelap gulita,
guruh dan kilat; mereka menyumbat telingnya dengan
anak jarinya, karena (mendengar suara) petir, sebab
mereka takut akan mati. Dan Allah meliputi orang-orang
yang kafir. Hampir-hampir kilat itu menyambar
penglihatan mereka. Setiap kali kilat itu menyinari
mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila
gelap menimpa mereka, mereka berhenti. Jikalau Allah
menghendaki, niscaya Dia melenyapkan pendengaran

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

47

dan penglihatan mereka.Sesungguhnya Allah berkuasa


atas segala sesuatu. 23 (al-Baqarah 2 : 8 20)
Ayat-ayat tersebut dengan tegas menunjukkan bahwa jenis
bahasa dakwah ini yaitu qaulun balgun

mempunyai kriteria

ditujukan kepada orang yang mempunyai sifat munafik atau


sejenisnya. Menurut Achmad Mubarok, ciri khas bahasa ini adalah
"kalimat tajam, pedas tetapi benar, mengena pada sasaran, tidak
basa-basi, benar dari segi bahasa dan substansinya." 24
Dari segi tipe audien, hal ini sesuai dengan kategorisasi
Jalaluddin Rakhmat. Audien bahasa dakwah qaulun balgun adalah
kalangan yang bermusuhan (menentang atau berbeda pendapat
dengan pendakwah). Ciri audien jenis bahasa dakwah ini adalah
penentangan. Penentangan itu terjadi karena audien sudah
mempunyai keyakinan sendiri yang berbeda dengan pendakwah
atau karena hal lain yang tidak terlihat. Dalam hubungan
komunikasi posisi pendakwah dengan audien adalah saling
berseberangan. Karena itu hal terpenting dalam melakukan dakwah
kepada mereka adalah mengupayakan audien menerima kehadiran
pendakwah dan mau mendengarkan dakwah. Berkaitan dengan
hal tersebut, Jalaluddin menulis,

23

Al-Quran dan Terjemahnya, Departemen Agama RI, hal. 10 11.

24

Achmad Mubarok, Jiwa dalam Al-Qur'an, Paramadina, hal. 254.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

48

Penentangan itu boleh saja terjadi karena takut akan akibat


yang tidak dikehendaki atau lebih menyukai alternatif lain
daripada yang Anda tawarkan. Kadang-kadang penentangan itu
cerminan dari prasangka yang tersembunyi... Karena Anda tahu
khalayak Anda memusuhi usulan Anda, pertamakali, usahakan
untuk menyambung persahabatan dengan khalayak Anda,
dan menjadikan mereka mau mendengar...25
Dalam praktik, jenis bahasa dakwah ini menggunakan
strategi bahasa untuk membantah ide-ide umum yang diyakini
atau disampaikan oleh orang lain.

26

Hal ini sesuai jenis audiens

terpilih yang dilakukan oleh Hollingworth. Menurut Hollingworth


keadaan khalayak ini adalah,
Sebuah kelompok yang anggota-anggotanya berkumpul
karena terdapat kesamaan tujuan, namun di antara para anggota
kelompok tersebut tidak bersimpati satu sama lain atau
bersimpati pada sudut pandang pembicara. Impresi, persuasi
dan arahan pembicara memberikan karakterisasi pada kegiatan
yang dijalankan dalam situasi ini. 27
Contoh penerapan bahasa dakwah seperti yang dilakukan
Soekarno. Tema pembicaraan yang dimunculkan Soekarno adalah
memerangi segala macam kezaliman. lmperialisme, kolonialisme,
neokolonialisme adalah salah satu bentuk kezaliman yang harus
diberantas di muka bumi. Soekarno memandang, ilmperialisme,

25

Jalaluddin Rakhmat, Retorika Modern, Pendekatan Praktis, Remaja


Rosdakarya, hal. 101.
26

Komunikasi Persuasif, Dedy Djamaluddin Malik (ed.), Remaja


Rosdakarya, hal. 156.
27

Komunikasi Persuasif, Dedy Djamaluddin Malik (ed.), Remaja


Rosdakarya, hal. 63.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

49

kolonialisme, neokolonialisme masih bercokol di negara Malaysia.


Karena itulah konfrontasi dengan negara Malaysia adalah usaha
memerangi kezaliman. Soekarno berkata,
Ini saudara-saudara, adalah lagi tuduhan yang meleset,
saya dituduh menyalahi Islam, karena katanya, saya tidak
menjalankan persahabatan dengan rakyat di sana. Pertama saya
berkata, dan ini telah diketahui oleh saudara-saudara semuanya
bahkan diketahui oleh seluruh dunia, bahwa kita tidak
bermusuhan dengan rakyat di sana, tidak bermusuhan dengan
rakyat Malaya, tidak bermusuhan dengan rakyat Singapura,
tidak bermusuhan dengan rakyat Serawak, sama sekali tidak.
Apalagi karena kita tahu bahwa terutama sekali di Malaya,
Serawak, di Brunei rakyat di sana sebagian besar beragama
Islam. Yang kita musuhi ialah imperialisme, neokolonialisme
British yang nongkrong di pundaknya rakyat di sana itu yang
kita musuhi. 28
Tabel karakteristik qaulun balgun sebagai berikut :
Tabel 2
Karakteristik Qaulun Balgun
MADU

MATERI

CIRI-CIRI

Orang
Tajam dan
Perkataan yang
munafik dan
pedas. Benar dari
membekas di
kafir
segi bahasa.
hati
Paradigmanya
sama dengan
paradigma
madu. Benar
secara
substansial

28

CATATAN
Kesalahan kata
akan dilecehkan
Kesalahan
paradigma
disalahartikan.
Kesalahan
substansi diolokolok. Lemah
lembut dipandang
sebagai
kelemahan.

Bung Karno dan Wacana Islam, Kenangan 100 tahun Bung Karno,
Grasindo, Jakarta, 2001, hal. 320.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

50

2. Qaulun Layyinun (Ucapan yang menyejukkan)


Menurut Ragib al-Isfahn, istilah "qaulun layyinun berarti
perkataan yang lembut, lawan kata dari kasar. Pada awalnya kata ini
untuk memberi sifat pada benda, tetapi kemudian dipakai untuk
menyebut sifat dan perilaku manusia 29 Perkataan yang lemah lembut
(qaulun layyinun) digambarkan dalam al-Quran, ketika nabi Musa
menghadapi Firaun. Jenis bahasa dakwah ini lebih tepat digunakan
untuk menghadapi para penguasa, orang penting, pengambil
kebijakan.
Allah menggunakan ungkapan ini dalam rangkaian kisah
Musa a.s. berhadapan dengan Firaun dalam surat Thaha 43 - 44,

rr& .xtFt &#y9 $YYh9 Zwqs% ms9 wq)s - 4xs mR) tbqt 4n<) !$t6yd$#

(- : )4ys
Artinya : Pergilah kamu berdua kepada Firaun, sesungguhnya dia
telah melampaui batas. Maka berbicaralah kamu berdua
kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut,
mudah-mudahan ia ingat atau takut. 30 (Thaha 20 : 43
44)
Ayat tersebut juga menunjukkan ketiranan Firaun. Secara
kejiwaan, penguasa yang besar dan dalam jangka lama cenderung
29

Al-Ragib al-Isfahn, Mujam Mufradt Alf al-Quran, Dr al-Fikr,

hal. 478.
30

Al-Quran dan Terjemahnya, Departemen Agama RI, hal. 480.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

51

takabbur dan tinggi hati serta ketakutan akan kehilangan


kekuasaannya termasuk Firaun. Sensifitas ini membentuk karakter
keras kepala, hingga setiap komentar dan saran dianggap
mengancam keberadaanya. Karenanya kritik yang vokal cenderung
berakhir dengan kecurigaan, memancing respon keras bahkan
penolakan dari mereka. Perkataan dan sikap yang kritis, sekalipun
halus, akan disikapinya sebagai sesuatu yang membahayakan
wilayah kekuasaannya. Pendakwah harus berhati-hati terhadap
golongan ini, sebab kecerobohannya bisa membuat usaha
dakwahnya kontra produktif.
Sensifitas dan egoisme Firaun menyebabkan dia bertindak
melampaui batas, bahkan menisbatkan dirinya sebagai Tuhan,
sebagaimana firman Allah :

41ts? br& #n<) y79 @yd @)s 4xs mR) tbqt 4n<) =yd$#
z>s3s 3u939$# sptFy$# m1ur's 4ytFs y7n/u 4n<) y7tdr&ur

N3/u O$tRr& tA$s)s 3y$oYs u|yss 4to tt/r& NO 4|tur

( )

4n?F{$#

Artinya : Pergilah kamu kepada Firaun, sesungguhnya dia telah


melampaui batas. Dan katakanlah (kepada Firaun),
Adakah keinginan bagimu untuk membersihkan diri
(dari kesesatan), dan kamu akan kupimpin ke jalan

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

52

Tuhanmu agar supaya kamu takut kepada-Nya. Lalu


Musa memperlihatkan kepadanya mujizat yang besar.
Tetapi Firaun mendustakan dan mendurhakai.
Kemudian dia berpaling seraya berusaha menantang
(Musa). Maka dia mengumpulkan (pembesarpembesarnya) lalu berseru memanggil kaumnya.
(Seraya) berkata, Akulah Tuhanmu yang paling tinggi
31
. (an-Naziat 79 : 17 24)
Pada saat yang sama Musa as. baru saja mendapat derajat
kenabian dari Allah. Secara kejiwaan Musa as. sedang merasa
percaya diri. Namun demikian sebagai seorang manusia, kenangan
masa kecil di lingkungan istana Firaun, dan perasaan bersalahnya
di masa lalu (membunuh salah seorang warga Mesir) menghantui
dirinya untuk melaksanakan tugas dakwah. Musa as. menyadari
kekurangan dirinya berupa kemampuan verbal / vokalnya yang
kurang fasih, karenanya Musa as. mengajak saudaranya, Harun as.,
yang lebih fasih pembicaraannya, melaksanakan tugas tersebut.
Dakwah kepada golongan ini dilakukan dengan perkataan
yang lembut, tidak menjatuhkan wibawa, tidak kasar dan lantang.
Hal ini setidaknya membuat kesan baik pada pertemuan pertama,
yang membuka kesempatan pada pertemuan dakwah selanjutnya.
Allah menggambarkan pelaksanaan Qaulun Layyinun
seperti dalam dialog Musa dengan Firaun dalam al-Quran :

31

Al-Quran dan Terjemahnya, Departemen Agama RI, hal. 1020.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

53

wr& 4 tbqt tPqs% tJ=9$# tPqs)9$# M$# br& #yqB y7/u 3y$tR )ur
| ,tur bq/js3 br& $%s{r& oT) b>u tA$s% tbq)-Gt

br& $%s{r's =/Rs n?t Nlm;ur tbryd 4n<) @r's T$|9 ,=sZt wur

tbqJtGB N3ytB $R) ( !$oYFt$t/ $t6yd$$s ( xx. tA$s% bq=F)t


$uZytB @r& br& tJn=y9$# b>u Aqu $R) Iwq)s cqt $u?'s

x8H `B $uZ |MW6s9ur #Y9ur $uZ y7n/tR Os9r& tA$s% @u ) _t/


s39$# B |MRr&ur |M=ys L9$# y7tGn=s |M=ysur tZ
N3Fz $Js9 N3ZB Ntxs t,k!!$9$# z`B O$tRr&ur #]) !$ygF=ys tA$s%

$pk]Js? pyJR y7=?ur t=yJ9$# z`B _n=yy_ur $VJ3m n1u < |=yduqs

Jn=y9$# >u $tBur bqt tA$s% @u ) _t/ N7t br& n?t

tZ%qB LZ. b) ( !$yJgoYt/ $tBur F{$#ur NuqyJ9$# >u tA$s%


N3!$t/#u >uur /3/u tA$s% tbqKtGn@ wr& ms9qym `yJ9 tA$s%

bqZfyJs9 O3s9) @& %!$# N3s9qu b) tA$s% t9rF{$#

tA$s% tbq=)s? LZ. b) ( !$yJks]t/ $tBur >yJ9$#ur -yJ9$# >u tA$s%

tA$s% RqfyJ9$# z`B y7Zn=y_V{ x $gs9) |NsB$# .s!

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

54

B |MY2 b) m/ N's tA$s% &7B &y/ y7G_ qs9urr&

(- : )t%9$#
Artinya : Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu menyeru Musa (dengan
firman-Nya) Datangilah kaum yang dzalim itu (yaitu)
kaum Firaun Mengapa mereka tida bertakwa ? Berkata
Musa, Ya Tuhanku, sesungguhnya aku takut bahwa
mereka akan mendustakan aku. Dan (karenanya)
sempitlah dadaku dan tidak lancar lidahku maka utuslah
(Jibril) kepada Harun. Dan aku berdosa terhadap mereka,
maka aku takut mereka akan membunuhku. Allah
berfirman, Jangan takut (mereka tidak akan
membunuhmu), maka pergilah kamu berdua dengan
membawa
ayat-ayat
Kami
(mujizat-mujizat),
sesungguhnya Kami bersamamu mendengarkan (apa-apa
yang mereka katakan). Maka datanglah kamu berdua
kepada Firaun dan katakana olehmu, Sesungguhnya
kami adalah rasul Tuhan semesta Alam, lepaskanlah bani
Israel (pergi) beserta kami. Firaun menjawab,
Bukankah kami telah mengasuhmu di antara (keluarga)
kami, waktu kamu masih kanak-kanak dan kamu tinggal
bersama kami beberapa tahun dari umurmu, dan kamu
telah berbuat suatu perbuatan yang telah kamu lakukan itu
dan kamu termasuk golongan orang-orang yang tidak
membalas guna. Musa berkata, (benar) Aku telah
melakukannya, sedang aku di waktu itu termasuk orangorang yang khilaf. Lalu aku lari meninggalkan kamu
ketika aku takut kepadamu, kemudian Tuhanku
memberikan kepadaku ilmu serta Dia menjadikanku salah
seorang di antara rasul-rasul. Budi yang kamu limpahkan
kepadaku itu adalah disebabkan kamu telah memperbudak
Bani Israil. Firaun bertanya, Siapa Tuhan semesta
Alam ?. Musa menjawab, Tuhan pencipta langit dan
bumi dan apa-apa yang ada di antara keduanya (itulah
Tuhanmu)
jika
kamu
sekalian
(orang-orang)
mempercayainya. Firaun berkata kepada orang-orang di
sekelilingnya, Apakah kamu tidak mendengarkan ?
Musa berkata pula, Tuhan kamu dan Tuhan nenek-nenek
moyang kamu dulu. Firaun berkata, Sesungguhnya

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

55

Rasulmu yang diutus kepada kamu sekalian benar-benar


orang gila. Musa berkata, Tuhan yang menguasai timur
dan barat dan apa yang ada di antara keduanya, (itulah
Tuhanmu) jika kamu menggunakan akal. Firaun berkata,
Sungguh jika kamu menyembah Tuhan selain aku,
benar-benar aku akan menjadikan kamu salah seorang
yang dipenjarakan. Musa berkata, Dan apakah (kamu
akan melakukan itu) kendatipun aku tunjukan kepadamu
sesuatu (keterangan) yang nyata ?. Firauan berkata,
Datangkankanlah suatu (keterangan) yang nyata itu, jika
kamu termasuk orang orang yang benar. Maka Musa
melemparkan tongkatnya lalu tiba-tiba tongkat itu
menjadi ular yang nyata. Dan ia menarik tangannya (dari
dalam bajunya), maka tiba-tiba tangan itu menjadi putih
(bersinar) bagi orang-orang yang melihatnya. Firaun
berkata kepada pembesar-pembesar yang berada di
sekelilingnya, Sesungguhnya Musa ini benar-benar
seorang ahli sihir yang pandai32 (asy-Syuara 26 : 10
31)
Dialog ini diakhiri dengan tetap kafirnya, seorang Firaun,
meskipun telah ditunjukkan kepadanya mujizat-mujizat Tuhan.
Hal ini tidak berarti, strategi persuasif dengan bahasa qaulun
layyinun, tidak berhasil, sebab dengan bahasa itu Musa as. telah
berhasil menarik banyak pengikut Firaun. Demikian pula
pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan Firaun sebenarnya
sudah menunjukkan terbukanya rasa penasaran akan misi yang
disampaikan Musa as. dan Harun as. Tetapi egoisme Firaun
sebagai seorang yang maha menutupi segalanya. Dalam batas ini,
Musa as. dan Harun as. telah melakukan proses dakwah dengan

32

Al-Quran dan Terjemahnya, Departemen Agama RI, hal. 573 574.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

56

baik. Sebab imannya seorang madu bahkan seorang Firaunpun


ditentukan oleh hidayah Tuhan.
Hal ini sesuai dengan salah satu motif kejiwaan manusia
yaitu kekuasaan. Motif ini berupa ingin menguasai orang lain,
ingin mempunyai wewenang lebih banyak, ingin memerintah dan
mengatur. Makin besar kekuasaan, makin leluasa (bebas) orang
bertindak

33

Karena itu penggunaan bahasa yang halus, hormat

dalam dakwah akan bersesuaian dengan karakteristik kejiwaan


obyek bahasa dakwah ini.
Dengan demikian bahasa dakwah Qaulun Layyinun
(perkataan yang menyejukkan) mempunyai kriteria antara lain
ditujukan kepada madu yang mempunyai tingkatan sosial tinggi,
bahkan mempunyai peran besar dalam membuat kebijakan. Bahasa
yang digunakan adalah merendah, menghormat, menjaga dari katakata yang menyinggung. Menurut Achmad Mubarok ciri khas
bahasa dakwah ini adalah "kata-kata yang lembut, yakni kata-kata
yang dirasakan oleh mad'u sebagai sentuhan halus, tanpa mengusik
atau menyentuh kepekaan perasaannya" 34

33

Jalaluddin Rakhmat, Retorika Modern, Pendekatan Praktis, Remaja


Rosdakarya, hal. 105.
34

Achmad Mubarok, Psikologi Dakwah, Pustaka Firdaus, hal. 199.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

57

Secara praktis, penerapan jenis bahasa ini seperti dalam konteks


sebuah acara pengumpulan amal untuk fakir miskin. Khalayak yang
hadir dalam kesempatan ini audien banyak dari kalangan orang kaya,
pejabat pemerintahan dan pengambil kebijakan. Dalam salah satu bagian
pidatonya, pendakwah menyampaikan,
Hadirin... Kita ingin dicintai Tuhan. Tuhan mencintai orangorang yang bangun di tengah malam dan bersujud memuji-Nya.
Tetapi itu sukar kita lakukan. Tuhan mencintai orang-orang yang
mensucikan diri. Tetapi, setiap hari hidup kita berlumur dosa dan
kemaksiatan. Lalu di mana cinta Tuhan harus kita cari ? Kepada
Musa a.s., Tuhan bersabda : Carilah aku di tengah-tengah orang
yang hancur hatinya.
Nabi Muhammad saw. Terkenal dengan gelaran abul masakin,
bapak orang-orang miskin. Ia tidak segan-segan mengantarkan
budak yang dihinakan kepada tuannya ; ia memperbaiki sandal
anak yatim ; ia menjahit pakaian perempuan tua yang miskin; ia
menemui Tuhan di tengah-tengah mereka yang menderita. Sebagai
umay Muhammad, di tempat seperti itu juga seharusnya Anda
mencari Dia." 35
Dari berbagai keterangan di atas, maka karakteristik bahasa
dakwah ini disimpulkan dalam bentuk tabel sebagai berikut :

35

Jalaluddin Rakhmat, Retorika Modern Pendekatan Praktis, Remaja


Rosdakarya, hal. 118.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

58

Tabel 3
Karakteristik Qaulun Layyinun
MADU
Penguasa tiran

MATERI
Perkataan
yang sejuk
dan lembut

CIRI-CIRI

CATATAN

Sentuhan halus, Kehalusan kata


tidak mengusik membuat
perasaan.
penguasa tidak
bisa menolak
dakwah.
Kekerasan katakata akan
menghilangkan
peluang
dakwah, karena
penguasa tiran
itu langsung
menolak
berkomunikasi.
Dai yang
lantang kepada
penguasa tiran
biasanya
dianggap musuh
politik sehingga
mudah
dijebloskan ke
penjara

3. Qaulun Maysrun (Ucapan yang Ringan)


Dari sisi kebahasaan, kata maysrun , berasal dari kata yasr
yang berarti mudah, lawan dari sulit. Jika dikaitkan dengan
perkataan (qaul), maka term ini berarti perkataan yang mudah
diterima dan yang pantas didengar.36
36

Ibnu Manzu r, Lisn al-Arab, Dr al-Marif, tth, jilid VI, hal. 4958.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

59

Perkataan yang ringan dan sederhana (qaulun maysrun )


tepat untuk menghadapi obyek dakwah berupa orang-orang yang
tertindas dan merasa rendah diri (inferior). Orang pinggiran di
kawasan kumuh, fakir miskin, anak terlantar, dan kalangan manusia
yang sedang mengalami kesulitan hidup dan perlu pemecahan yang
nyata bukan konsep. Bahkan ayat-ayat suci, konsep kesamarataan,
undang-undang dan sebagainya bagi mereka adalah sesuatu yang
sangat abstrak. Achmad Mubarok menyatakan jenis perkataan ini
tepat untuk diterapkan kepada orang tua-orang tua yang merasa
terlantar dan tertekan, kelompok orang yang frustasi dan mengalami
kekecewaan serta masyarakat yang secara sosial ekonomi berada di
lapisan bawah.37
Dari segi psikologi khalayak, audien jenis bahasa dakwah ini
termasuk khalayak yang apatis. Berkaitan dengan khalayak ini,
Jalaluddin Rakhmat menyatakan,
Khalayak apatis tahu ada masalah, tetapi mereka acuh tak
acuh saja. Mereka berkata, apa urusannya dengan aku ?,
Memangnya aku harus mencemaskannya ?. Jelaslah bagi
orang-orang seperti itu bahwa tujuan Anda membuat mereka
sadar bahwa yang kita bicarakan itu betul-betul mempengaruhi
mereka. 38

37

Achmad Mubarok, Psikologi Islam, Pustaka Firdaus, hal. 194.

38

Jalaluddin Rakhmat, Retorika Modern, Pendekatan Praktis, Remaja


Rosdakarya, hal. 99.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

60

Lebih rinci Achmad Mubarok, memberikan pertimbangan


penggunaan bahasa dakwah ini kepada kelompok madu sebagai
berikut :
a. Orang tua atau kelompok orang yang merasa dituakan,
yang sedang mengalami kesedihan disebabkan karena
kurang dihargai oleh anaknya atau oleh kelompok yang
lebih muda.
b. Kelompok orang-orang musafir yang merasa hak-haknya
dikurangi oleh pihak lain yang lebih kuat sehingga mereka
dalam kondisi batin kecewa, mendongkol, dendam atau
bahkan frustrasi.
c. Masyarakat yang secara sosial berada pada lapisan
terbawah di tengah sistem ekonomi di mana kemubadziran
dipertontonkan kepada khalayak ramai, misalnya pesta,
perlombaan rumah mewah, kendaraan mewah, hiburan
mewah dan sebagainya. 39
Pemaknaan bahasa dakwah qaulun maysrun, secara utuh
nampak dengan merujuk keterkaitan dengan ayat-ayat sebelum dan
sesudahnya (al-Isra 26 30) , sebagai berikut :

#7s? jt7? wur @69$# t$#ur t3J9$#ur m)ym 4n1)9$# #s N#uur


#Yqx. mn/t9 `s9$# tb%x.ur ( u9$# tbuqz) (#qR%x. tjt6J9$# b)

Zwqs% Nl; @)s $ydq_s? y7i/ `iB 7puHqu u!$tG/$# Nk]t `|? $B)ur

@. $yg6s? wur y7)Z 4n<) 's!q=tB x8yt @ygrB wur #YqB

39

Achmad Mubarok, Psikologi Islam, Pustaka Firdaus, hal. 194.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

61

!$to `yJ9 s-h9$# 6t y7-/u b) #qtC $YBq=tB y)tFs t69$#

- : )

#Zt/ #M7yz n$t6/ tb%x. mR) 4 )tur

Artinya : Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan


haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam
perjalanan, dan janganlah kamu menghambur-hamburkan
(hartamu) secara boros. Sesungguhnya boros itu adalah
saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat
ingkar kepada Tuhannya. Dan jika kamu berpaling dari
mereka untuk memperoleh rahmat dari Tuhanmu yang
kamu harapkan, maka katakanlah kepada mereka
perkataan yang pantas. Dan janganlah kamu jadikan
tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah terlalu
mengulurkannya, karena itu kamu menjadi tercela dan
menyesal. Sesungguhnya Tuhanmu melapangkan rezki
kepada siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkannya,
sesungguhnya Dia maha Mengetahui lagi Maha Melihat
akan hamba-hambanya. 40 (al-Isra 17 : 26 30)
Jika melihat ayat di atas, nampak bahwa ayat-ayat tersebut
berkaitan erat dengan kebutuhan hidup manusia berupa pemenuhan
kebutuhan pokok manusia, yaitu makanan, sedekah, orang miskin,
kemubairan, sikap kepada peminta-minta jika tidak bisa memberi
kepada mereka dan lain sebagainya yang setema.
Orang yang sedang membutuhkan kebutuhan makanan,
jiwanya sangat rentan dan sensitif. Karena kebutuhan ini, mereka
bisa nekat berbuat apa saja, meskipun melanggar norma. Rasulullah
mengingatkan akan hal ini, bahwa kefakiran dekat sekali ke arah
40

Al-Quran dan Terjemahnya, Departemen Agama RI, hal. 428.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

62

kekufuran. Kemubairan yang ditampakkan di hadapan orang-orang


ini akan sangat menyakitkan mereka dan dianggap sebagai salah
satu bentuk penghinaan.
Dalam ayat ini ditampakkan, bahwa ketika seseorang tidak
mampu memberi sedekah yang diminta oleh orang lain kepadanya,
hendaknya

dia

mengatakan

dengan

perkataan

yang

tidak

menyinggung, tidak menyakitkan mereka, yaitu dengan perkataan


yang pantas.
Maka bahasa dakwah untuk mereka, digunakan ungkapan
yang ringan, membantu menyelesaikan masalah, empatif dan lebih
banyak berbuat dari sekedar konsep. Apalagi diikuti dengan
kesediaan pendakwah untuk merasakan beban mereka, terlibat
langsung dalam kehidupan mereka (dakwah bi al-hl).
Karena itu Jalaluddin mengungkapkan teknik penerapan
bahasa dakwah ini sebagai berikut,
Singkirkan sikap apatis dan ketidakpedulian mereka dengan
menyentuh secara singkat beberapa hal yang berkaitan dengan
kepentingan pendengar. Sampaikan satu atau dua fakta dan
angka yang mengejutkan. Gunakan ungkapan-ungkapan yang
hidup untuk menunjukkan bagaimana kesehatan, kebahagiaan,
ketentraman, kesempatan maju dan kepentingan-kepentingan
lainnya ditentukan secara langsung oleh persoalan yang Anda
bicarakan. 41

41

Jalaluddin Rakhmat, Retorika Modern, Pendekatan Praktis, Remaja


Rosdakarya, hal. 99.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

63

Contoh penerapan bahasa dakwah ini seperti yang dilakukan


Soekarno. Soekarno berusaha menempatkan diri sebagai bagian dari
warga

negara.

Soekarno

mengatakan

bahwa

kolonialisme,

neokolonialisme dan imperialisme, yang bercokol di Malaysia


mengancam kedaulatan negara Indonesia. Soekarno berkata,
Tanah air kita ini, saudara-saudara, diancam bahaya. Tuhan
perintahkan kepada kita, hai buatlah tanah airmu ini terhindar dari
bahaya, tanah air ini adalah amanah Tuhan dan diancam tanah air
ini oleh bahaya, kewajiban kita untuk menyelamatkan tanah air
amanah Tuhan kepada kita. Salah satu bahaya yang mengancam
tanah air kita ialah Malaysia... 42
Penggunaan kata ganti "kita", dalam pidato di atas,
menunjukkan Soekarno menghilangkan batas antara dirinya dan
audien. Dengan pola seperti ini, Soekarno menunjukkan bahwa dia
dan audien sedang mengalami ancaman imperialis dari Malaysia.
Soekarno secara empatif berusaha meyakinkan bahwa ancaman bagi
audien adalah ancaman juga bagi dirinya, yang harus dihadapi
bersama.
Dengan demikian karakteristik bahasa dakwah ini, dalam
bentuk tabel sebagai berikut :

42

Bung Karno dan Wacana Islam, Grasindo, hal. 316.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

64

Tabel 4
Karakteristik Qaulun Maysrun
MADU

MATERI

Kelompok
Perkataan yang
masyarakat
ringan
tertindas.
Orang yang
dituakan
tetapi sudah
ketinggalan
zaman.
Orang yang
teraniaya.
Masyarakat
kumuh di
tengah
kemakmuran
kota

CIRI-CIRI

CATATAN

Ringan, mudah
diterima, pas,
tidak berlikuliku, tidak
bersayap,
sederhana,
mudah. Contoh
pemahaman
sederhana. Lebih
merupakan fakta
daripada katakata. Sedikit
bicara banyak
bekerja. Tanpa
dalil efek terasa.
Dakwah bil hl.

Kelompok ini
peka terhadap
nasihat panjang,
penjelasan
tentang peraturanperaturan, dan
juga peka
terhadap rencana
pembangunan.

4. Qaulun Karmun
Qaulun karmun

(perkataan yang mulia) adalah bahasa

dakwah yang disebutkan Allah

`t=7t $B) 4 $Z|m) t$!uq9$$/ur n$-) Hw) (#r7s? wr& y7/u 4|s%ur *

$yJdpk]s? wur 7e$& !$yJl; @)s? xs $yJdx. rr& !$yJdtnr& uy969$# x8yY

(- : )

$VJ2 Zwqs% $yJg9 @%ur

Artinya : Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan


menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik
kepada ibu bapamu dengan sebaik-baiknya. Jika salah
seorang di antara mereka berdua atau kedua-duanya

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

65

sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu maka


sekali-kali janganlah kamu mengatakan ah dan
janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah
kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah
dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih
sayang dan cucapkanlah, Wahai Tuhanku, kasihilah
mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah
mendidik aku waktu kecil. 43 (al-Isra 17 : 23 24)
Dalam ayat tersebut Allah memerintahkan kepada setiap umat
Islam untuk berbuat baik kepada orang tuanya apalagi kalau mereka
sudah lanjut usia, bahkan ungkapan berupa ah pun tidak boleh
diberlakukan kepada mereka, apalagi membantah dan mengucapkan
kata kasar dan pedas.
Secara bahasa kata karm berarti penuh kebajikan.

44

Perkataan ini ditujukan kepada orang-orang lanjut usia yang secara


fisik sudah lemah, dan kemampuan indera yang tidak lagi tajam dan
cermat, namun demikian merasa mempunyai pengetahuan dan
pengalaman yang lebih banyak. Perkataan dan ungkapan yang tinggi
dan kasar akan menyakitkan dan menyinggung mereka. Menggurui
dalam dakwah menjadikan mereka merasa tersisih dan tersingkirkan.
Ketidakterlibatan mereka dalam prosesi dakwah menjadikan mereka
teralienasi.

43

Al-Quran dan Terjemahnya, Departemen Agama RI, hal. 427.

44

Lihat Jamluddin bin Mukarram al-Ansari, Ibnu Manzur, Lisn alArab, Juz V, Dr al-Marif, tth. hal. 3861.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

66

Secara kejiwaan, golongan madu seperti ini, mudah


tersinggung bisa jadi karena post power syndrome (penyakit karena
kehilangan kemampuan), takut akan keterasingan, tergantikan oleh
generasi yang lebih muda. Keterbatasan kemampuan fisik, pada saat
yang sama perasaan mampu dan tahu inilah sering membuat
golongan madu ini menghadapi dilema. Merasa mempunyai
pengalaman tetapi tidak mampu lagi mengaktualisasikan.
Permasalahan-permasalahan yang dialami oleh orang usia
lanjut di antaranya,
a. perubahan sistem biologis, misalnya kesehatan, fungsi
sensoris, biomormosa atau proses penuaan yang primer,
kemunduran dalam ingatan,
b. perubahan dalam peran sosial, misalnya pindah ke panti,
kehilangan teman hidup, sahabat dan keluarga lain,
menjalin persahabatan baru, peran sosial baru,
c. kompetensi sosial sebagai ukuran global kemampuan
individu untuk memenuhi tuntutan sosial dan biologis 45
Dalam al-Quran disebutkan :

w s59 J9$# Asr& #n<) t `B N3ZBur 4 N39uqtGt OO /3s)n=s{ !$#ur

( : )

s% O=t !$# b) 4 $x 5O= yt/ zOn=t

Artinya : Dan Allah menciptakan kamu, kemudian mewafatkan


kamu dan di antara kamu ada yang dikembalikan kepada
umur yang paling lemah (pikun), supaya dia tidak
45

Lihat F.J. Monks, A.M.P. Knoers, Siti Rahayu Haditomo, Psikologi


Perkembangan, Gadjah Mada University Press, Yogjakarta, 2004, hal. 334-335.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

67

mengetahui lagi sesuatupun yang pernah diketahuinya.


Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.
46
(an-Nahl 16 : 70)
Mereka butuh wadah untuk tetap menjadikan mereka diakui
keberadaannya. Karenanya di ayat ke-24, digambarkan bagaimana
seorang dai hendaknya memperlakukan golongan madu ini dengan
kasih

sayang,

sebagaimana

menyayangi

keluarga

sendiri.

Kemampuan pendakwah untuk melibatkan mereka, secara kejiwaan


membangkitkan semangat dan apresiasi kepada pendakwah.
Sebaliknya kesalahan penggunaan strategi, misalnya bersikap kasar,
membentak, membuat mereka semakin tersisih dan merasa
keberadaan mereka tidak diperlukan lagi
Dalam al-Quran surat al-Isra 23-24 di atas, Allah
menunjukkan penggunaan metode ini yaitu dilakukan rasa hormat
yang tinggi, lembut, tidak membentak, tidak kasar, tidak keras,
dilakukan dengan penuh kesabaran dan tidak menggurui. Demikian
pula segala bentuk retorika yang meledak-ledak, berapi-api sudah
tidak menarik buat mereka.
Dari segi motif kelompok khalayak ini membutuhkan
pengakuan, harga diri, kesehatan, perhatian dan pengakuan.

47

46

Al-Quran dan Terjemahnya, Departemen Agama RI, hal. 412.

47

Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Remaja Rosdakarya, hal.

302.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

68

Karena itu berdakwah kepada kelompok ini adalah dengan


mendasarkan dan mengakomodasi pemenuhan motif-motif tersebut.
Bahasa yang sejalan dengan motif-motif tersebut setidaknya
mengandung hal-hal berupa kemuliaan, rasa hormat, rasa belas
kasih, rasa pengakuan akan kelebihan mereka.
Soekarno dalam mengawali pidato untuk menarik simpati
audien yang lebih senior. Soekarno menggabungkan gaya bahasa
litotes (merendahkan diri) dan klimaks untuk menggambarkan
kemampuan dirinya dengan posisi audien golongan ini,
Saya berhadapan di sini, jikalau melihat barisan yang muka,
melihat mahaguru-mahaguru, orang yang berilmu tinggi, melihat
pula alim ulama, yang sudah barang tentu di dalam ilmu Islam 10
kali, 20 kali, 30 kali, 40 kali, 50 kali lebih mahir dari saya, seorang
awam dalam hal keIslaman, jadi saya sedikit deg-degan 48
Karakteristik bahasa dakwah ini dalam tabel berikut :
Tabel 5
Karakteristik Qaulun Karmun
MADU

MATERI

Manusia
Perkataan yang
lanjut usia
mulia
atau
purnawirawan

48

CIRI-CIRI

CATATAN

Mudah, lembut,
tidak menggurui,
tidak perlu
retorika yang
meledak-ledak.

Manusia lanjut
usia sudah tidak
tertarik oleh
retorika ;
Pensiunan sudah
merasa banyak
pengalamannya.

Bung Karno dan Wacana Islam, Grasindo, hal. 190.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

69

5. Qaulun Saddun (Ucapan yang Benar)


Terminologi bahasa dakwah lain yang disebutkan Allah
dalam al-Quran adalah Qaulun saddun (perkataan yang benar).
Hal ini mengisyaratkan pendekatan bahasa yang dilakukan sesuai
dengan derajat manusia sebagai makhluk Tuhan. Manusia
sebagai makhluk mempunyai keistimewaan berupa kemampuan
berfikir dan bernalar. Penerapan qaulun saddun , berarti
mengajak obyek dakwah untuk memahami pesan dakwah dengan
logika dan penalaran yang sehat. Madu diajak berfikir bersama
tentang pesan dakwah. Pendakwah dan madu secara seimbang
menghadapi pesan dakawah dengan posisi yang seimbang. Hal
ini disadari bahwa manusia adalah manusia yang selalu berfikir
(homo sapiens) yang berusaha mengolah data dan memahami
alam luarnya. Bahkan kemampuan berfikir ini juga berpengaruh
dalam mengontrol aktifitas perbuatan dan perasaan. Otak tidak
saja berfikir dengan kesadaran tetapi juga dengan tidak sadar
(unconscious thinking). 49
Allah menggunakan ungkapan bahasa dakwah ini sebagai
termaktub dalam al-Quran :

49

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,


Remaja Rosdakarya, Bandung, 1999, hal. 84. Lihat juga Jalaluddin Rakhmat,
Psikologi Komunikasi, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1998, hal. 26 30.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

70

N3s9 x= - #Yy Zwqs% (#q9q%ur !$# (#q)?$# (#qZtB#u t%!$# $pkr't


y$s s)s &s!quur !$# `tBur 3 N3t/qR N3s9 tur /3n=yJr&

(- : )$Jt #qs

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada


Allah dan katakanlah perkataan yang benar. Niscaya
Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan
mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barang siapa
mentaati Allah dan RasulNya, maka sesungguhnya ia
telah mendapat kemenangan yang besar. 50 (al-Ahzab
33 : 70 71)
Ayat tersebut juga menunjukkan bahwa pendekatan ini
harus berpijak dan bermuara pada ketakwaan. Hendaknya proses
dakwah dilakukan dengan tujuan takwa. Hingga sang dai yang
bercitra takwa dan ketulusan berfikir (logis) akan memancarkan
daya tarik tersendiri. Sebab, ketakwaan yang ada pada dai tidak
saja membuat dakwahnya mempunyai daya panggil, tetapi juga
turut membangun performa pendakwah. Kepribadiannya semakin
mantab dan kuat. Sebagaimana Fazlur Rahman menyatakan
bahwa takwa adalah aksi moral yang integral.

51

Materi

dakwahnya tidak saja menjadi konsumsi madu tetapi dengan


penuh tanggung jawab, dia mengamalkannya terlebih dahulu.

50

Al-Quran dan Terjemahnya, Departemen Agama RI, hal. 680.

51

Fazlur Rahman, Major Themes of the Quran, Bibliotika Islamica,


Chicago, 1980, hal. 43.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

71

Dengan demikian kekuatan logika dan nalar belum cukup


membuat madu memahami dan menerima pesan, karenanya
pengemban dakwah harus berkepribadian takwa.
Menurut Ibnu Manzur dalam Lisn al-Arab, kata sadd
dalam term bahasa dakwah ini mengandung arti mengenai
sasaran. 52 Jadi, pesan dakwah yang secara kejiwaan mempunyai
daya panggil bagi madu (siapapun mereka) adalah materi
dakwah yang benar secara logika dan bahasa, disampaikan oleh
dai yang bermoral tinggi.
Ayat tersebut juga menunjukkan bahwa konsistensi
pendakwah dengan materi dakwahnya, akan membentuk
integritas dirinya (yasluh lakum amlukum), sekaligus mencapai
tujuan dakwah yaitu adanya perubahan positif madu. Allah juga
menjanjikan toleransi atas kesalahan yang dia lakukan (yagfir
lakum unbakum) baik metode, strategi, pendekatan dalam
proses dakwah. Dan pada akhirnya keberuntungan yang besar
(fauzan azim) adalah muara dari segala jerih payah yang
dilakukannya.
Dari segi psikologi khayak, audien dalam bahasa dakwah
ini termasuk khalayak yang tertarik tetapi ragu. Tipe khalayak ini

52

Ibnu Manzur, Lisn al-Arab, Juz V, Dr al-Marif, hal. 1970.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

72

adalah adanya kesadaran akan masalah, tetapi masih meragukan


keputusan yang akan mereka ambil. Dalam hal ini pendakwah
berusaha meyakinkan bahwa pesan dakwahnya adalah benar dan
alternatif terbaik bagi mereka. Karena itu langkah-langkah yang
ditempuh sebagaimana ditulis Jalaluddin Rakhmat,
Fokuskan perhatian hanya pada hal-hal yang pokok saja.
Tinjau secara singkat latar belakang munculnya masalah.
Nyatakan usulan Anda atau tunjukkan secara ringkas rencana
tindakan yang harus dilakukan, dan definisikan intilah-istilah
yang kabur. Tunjukkan secara spesifik bagaimana usulan
Anda memenuhi kriteria. Proyeksikan khalayak ke masa
depan dengan melukiskan gambaran yang realistis dari
kondisi-kondisi yang dikehendaki... 53
Contoh penerapan bahasa dakwah ini sebagaimana dalam
salah satu pidatonya, Soekarno menyodorkan konsep negara
nasional kepada khalayak. Bentuk negara nasional saat itu
mengundang pertanyaan terutama di kalangan Islam. Pada kuliah
umum di Universitas Indonesia, Soekarno berkata,
...Negara Republik Indonesia sekarang ini adalah negara
nasional. Aku tidak mengurangi sedikitpun hak-haknya tiaptiap warga negara untuk mempunyai paham sendiri, untuk
mempropagandakan paham-pahamnya itu...Oleh karena itu
saudara-saudara janganlah saudara-saudara mengira bahwa
jikalau aku berkata bahwa ini adalah negara nasional, aku
melarang engkau mempropagandakan paham Islam, ideologi
Islam...Saudara-saudara ini bagian dari pidato saya tadi, untuk
memberi pengertian sekadarnya kepada saudara-saudara
kaum nasional tentang cita-cita Islam dan kepada saudara53

Jalaluddin Rakhmat, Retorika Modern, Pendekatan Praktis, Remaja


Rosdakarya, hal. 101.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

73

saudara Islam tentang hak penuhnya untuk mempropagandakan ideologinya. 54


Karakteristik bahasa dakwah dapat disimpulkan dalam
bagan berikut :
Tabel 6
Karakteristik Qaulun Saddun
MADU
Madu
secara
umum

MATERI

CIRI-CIRI

Perkataan yang Mengenai


benar
sasaran. Benar
secara logika.
Berpijak pada
dimensi takwa.

CATATAN
Dakwah yang
tidak berpijak
pada moral dai
tidak mempunyai
daya panggil

6. Qaulun Marfun (Ucapan yang Baik)


Secara bahasa, istilah "qaulun marfun" mengandung
pengertian ungkapan yang baik dan pantas. Bahasa dakwah ini
digunakan kepada orang yang belum dewasa atau tidak pintar,
yang belum mampu mencerna perkataan yang bukan maruf.
Bahasa dakwah ini diungkapkan Allah dalam empat ayat
yang bertebaran dalam al-Quran berikut :

54

Bung Karno dan Wacana Islam, Grasindo, hal 198.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

74

rr& !$|iY9$# pt7z `B m/ OGt $yJ N3n=t yy$oY_ wur


w `3s9ur `gtRr.tGy N3Rr& !$# zN=t 4 N3Rr& OF^oY2r&
noy) (#qBs? wur 4 $]rB Zwqs% (#q9q)s? br& Hw) #

`dr#uq?

$tB Nn=t !$# br& (#qJn=$#ur 4 &s#y_r& =tF39$# x=6t 4Lym y%x6iZ9$#
(:

O=ym qx !$# br& (#qJn=$#ur 4 nrxn$$s N3Rr&

Artinya : Tidak ada dosa bagi kamu meminang gadis-gadis


itu dengan sindiran atau kamu menyembunyikan
(keinginan mengawini mereka) dalam hatimu. Allah
mengetahui bahwa kamu akan menyebut-nyebut
mereka, dalam pada itu janganlah kamu mengadakan
janji kawin dengan mereka secara rahasia, kecuali
sekedar mengucapkan (kepada mereka) perkataan yang
maruf. Dan janganlah kamu berazam (bertetap hati)
untuk beraqad nikah sebelum habis masa iddahnya.
Ketahuilah bahwa Allah mengetahui apa yang ada
dalam hatimu, maka takutlah kepadaNya dan
ketahuilah bahwa Allah maha Pengampun lagi maha
Penyantun. 55 (al-Baqarah 2 : 230)
Dalam ayat ini ditunjukkan sikap seseorang yang ingin
mengawini wanita yang baru saja ditinggal suaminya atau dalam
masa iddah. Ayat ini juga merespon secara manusiawi, keinginan
laki-laki yang ingin menikahi seorang wanita namun masih dalam
masa iddah. Ayat ini tidak melarang secara mutlak laki-laki
tersebut untuk mengucapkan sesuatu kepada wanita itu, tetapi

55

Al-Quran dan Terjemahnya, Departemen Agama RI, hal. 57-58.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

75

hendaknya dengan qaulun marfun, sindiran halus, sopan dan


terhormat sesuai dengan tuntunan agama.
Dalam ayat lain Allah berfirman :

;_x !$#ur 3 ]r& !$ygt7Kt 7ps%y| `iB yz ottBur $rB Aqs%


(

O=ym

Artinya : Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik


dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang
menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha
Kaya lagi Maha Penyantun. 56 (al-Baqarah 2 : 263)
Bila melihat rangkaian dengan ayat sebelum dan
sesudahnya, tema pokok ayat ini adalah tentang infak, sedekah
dan pemberian kepada orang yang membutuhkan. Ayat ini
mengisyaratkan untuk mengatakan kata-kata baik kepada orang
yang kita beri sedekah, yaitu kata yang tidak menyakitkan
hatinya. Karena hanya memberi terlalu sedikit. Demikian juga
tidak

memberi mereka. Apalagi menyebut-nyebut pemberian

kita di hadapan orang lain (al-manna) dan juga tidak menyebutnyebut pemberian kita ketika mereka tidak ada (al-a). Sebab,
hal tersebut akan

membuat mereka merasa malu

menyakitkan mereka.
Dalam ayat yang lain Allah berfirman :

56

Al-Quran dan Terjemahnya, Departemen Agama RI, hal. 66.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

dan

76

$pk Ndq%$#ur $VJu% /3s9 !$# @yy_ L9$# N3s9uqBr& u!$ygx9$# (#q?s? wur

( :

$]rB Zwqs% Nlm; (#q9q%ur Ndq.$#ur

Artinya : Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang


yang belum sempurna akalnya harta (mereka yang ada
dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai
pokok kehidupan. Berilah mereka belanja dan pakaian
(dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka
kata-kata yang baik. 57 (an-Nisa 4 : 5)
Ayat ini mengandung perintah untuk berhati-hati dalam
menyerahkan harta kepada orang-orang yang menjadi pertanggung
jawabnya, manakala mereka itu masih belum mampu mengelola
harta itu. Mereka itu bisa isteri atau anak yatim. Menyikapi harta
tersebut, harus bijaksana, menyerahkan sebagian atau seluruhnya.
Untuk menghindari kesalahpahaman mereka dan agar tidak
menyakiti hati mereka, diperintahkan mengatakan kepada mereka
dengan perkataan yang baik (qaulun marf).
Bila dilihat munsabah (kaitan) dengan ayat sebelum dan
sesudahnya, tema ayat ini adalah tentang sikap terhadap orangorang yang berada dalam pertanggungjawaban, seperti anak yatim
dan isteri atau orang-orang yang secara sosial ekonomi berada di
bawah (peminta-minta). Baik sikap mengenai harta ataupun

57

Al-Quran dan Terjemahnya, Departemen Agama RI., hal. 115.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

77

pergaulan. Ayat sesudahnya Allah memerintahkan untuk memberi


(sekedarnya sesuai dengan kerelaan) kepada kerabat, anak yatim,
orang miskin yang datang waktu pembagian warisan. Dan
hendaknya berkata baik (marf) yang menghibur hati mereka
karena memberi sedikit atau karena tidak bisa memberi sama
sekali. Allah berfirman :

Ndq%$$s 6|yJ9$#ur 4yJtGu9$#ur 4n1)9$# (#q9'r& spyJ)9$# u|ym #s)ur


(

: )

$]rB Zwqs% Olm; (#q9q%ur mYiB

Artinya : Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir kerabat, anak


yatim, dan rang-orang miskin, maka berilah mereka
sebagian dari harta itu dan ucapkanlah kepada mereka
perkataan yang baik. 58 (an-Nisa 4 : 8)
Ayat lain menunjukkan agar menggunakan bahasa yang
sewajarnya, tidak perlu bermanja-manja, tersipu-sipu, cengeng,
atau sikap yang akan mengundang birahi lelaki lawan bicara, tidak
memancing perbuatan tidak baik yang tidak dianjurkan agama59.
Sebagaimana Allah berfirman :

58

Al-Quran dan Terjemahnya, Departemen Agama RI., hal. 116.

59

Mafri Amir, Etika Komunikasi Massa dalam Pandangan Islam, Logos


Wacana Ilmu, Jakarta, 1999, hal. 86.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

78

z`rB xs s)?$# b) 4 !$|iY9$# z`iB 7tnr'2 s9 c<Z9$# u!$|Yt


$]rB Zwqs% z`=%ur ttB m7=s% %!$# yyJus Aqs)9$$/

( : )
Artinya: Hai isteri-isteri nabi, kamu sekalian tidaklah seperti
wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah
kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginan-lah
orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah
perkataan yang baik. 60 (al-Ahzab 33 : 32)
Bahasa dakwah ini juga mengandung arti pembicaraan yang
bermanfaat, memberi pengetahuan, mencerahkan pemikiran,
menunjukkan pemecahan kesulitan kepada orang lemah, bila kita
tidak dapat membantu secara material kita harus memberikan
bantuan psikologis. 61
Dari segi psikologi khalayak, audien bahasa dakwah ini
khalayak yang tidak sadar atau tidak tahu bahwa perlu mengambil
keputusan.62 Secara umum, qaulun marfun adalah bahasa
dakwah yang mempunyai kriteria untuk ditujukan kepada madu
yang belum dewasa, belum mampu berfikir logis, orang yang
secara sosial ekonomi di bawah pertanggungjawaban. Karena itu
60
61

Al-Quran dan Terjemahnya, Departemen Agama RI., hal. 672.


Jalaluddin Rakhmat, Islam Aktual, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1992,

hal. 91.
62

Jalaluddin Rakhmat, Retorika Modern, Pendekatan Praktis, Remaja


Rosdakarya, hal. 98.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

79

diperlukan motivasi bagi mereka dari pendakwah. Ciri bahasa


dakwah ini adalah menggunakan kata yang halus, baik sesuai
dengan kondisi, benar sesuai dengan tuntunan agama, tidak
menyakiti, tidak menunjukkan superioritas.
Contoh praktis bahasa dakwah ini sebagaimana ungkapan
Soekarno,
Pada malam ini, kita semuanya harus mencamkan dalam
hati kita, marilah kita selalu beramal. Hanya dengan amal kita
menolong diri kita sendiri. Hanya dengan amal, kita menolong
bangsa kita, hanya dengan amal kita menolong tanah air kita.
Hanya dengan amal kita bisa mencapai cita-cita rakyat
Indonesia...63

Dengan demikian karakteristik bahasa dakwah qaulun


marfun ini tertabulasikan sebagai berikut
Tabel 7
Karakteristik Qaulun Marfun
MADU
Orang yang
belum mampu
berfikir secara
dewasa
Orang yang
kondisi
emosional
yang tidak
stabil

63

MATERI
Perkataan
yang baik

CIRI-CIRI
Lembut, tidak
berbelit,
sederhana.

Bung Karno dan Wacana Islam, Grasindo, hal. 241.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

CATATAN
Pendakwah harus
empatif dan
memberi
semangat

80

C. Bahasa Dakwah dalam Perspektif Analisis Wacana


Untuk memberi batasan yang tegas terhadap bahasa persuasif
dakwah dalam al-Quran, maka digunakan pendekatan wacana
(discourse analysis). Dengan demikian berbagai bahasa dakwah di atas
dengan mudah dapat digunakan sebagai alat analisis pada teks-teks
dakwah (pidato)
Wacana berasal dalam bahasa Inggris disebut discourse, berasal
dari bahasa Latin discursus yaitu dis berarti dari, dalam arah yang
berbeda dan currere berarti lari. Jadi secara bahasa, discourse berarti
lari kian kemari. Juga dapat ditemukan definisnya dalam Webster :
1. komunikasi pikiran dengan kata-kata; ekspresi ide-ide atau
gagasan-gagasan; konversasi atau percakapan.
2. komunikasi secara umum, terutama sebagai suatu subjek studi
atau pokok telaah.
3. risalat tulis; disertasi formal; kuliah; ceramah; khotbah. 64
Wacana tidak terbatas buah pikiran berupa tulisan, tetapi juga
yang disampaikan secara lisan. Demikian pula sebuah wacana
setidaknya mempunyai dua unsur penting yaitu kesatuan (unity) dan
keterpaduan (coherence). Hal ini sebagaimana dinyatakan Panuti
Sudjiman,

64

Websters New Twentieth Century Dictionary, Second Edition, The


World Publishing Company, USA,1983, hal. 522.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

81

Wacana adalah rekaman kebahasaan yang utuh tentang


peristiwa komunikasi, biasanya terdiri atas seperangkat kalimat
yang mempunyai hubungan pengertian yang satu dengan yang
lain. Komunikasi itu dapat menggunakan bahasa lisan dan dapat
pula memakai bahasa tulisan. 65
Dengan demikian analisis wacana merupakan studi tentang
struktur pesan dalam komunikasi. Suatu analisis yang tidak terbatas
pada teks juga konteks dalam suatu komunikasi. Analisis tidak hanya
untuk mengetahui isi teks wacana (what) tetapi juga bagaimana pesan
itu disampaikan (how).
Analisis wacana termasuk ilmu baru dalam telaah kebahasaan,
kelahirannya didorong oleh kesadaran bahwa persoalan yang terdapat
dalam komunikasi bukan terbatas pada penggunaan kalimat atau bukan
kalimat, fungsi ucapan tetapi juga mencakup struktur pesan yang lebih
kompleks dan inheren yang disebut wacana.66

Bahkan melalui

pemahaman struktur kebahasaan suatu teks, dapat diketahui makna


yang tersembunyi dari suatu wacana. 67
Syamsuddin memberikan sifat dan ciri analisis wacana
(discourse analysis) sebagai berikut,

65

Panuti Sudjiman, Bunga Rampai Stilistika, Pustaka Utama Grafiti,


Jakarta, 1993, hal. 6.
66

Stephen W. Littlejohn, Theories of Human Communiction, terjemahan,


Fifth Edition, Wadsworth Publishing Company, Belmont California, 1996, hal. 6.
67

Eriyanto, Analisis Wacana : Pengantar Analisis Teks Media, LkiS,


Yogyakarta, 2001, hal. xv

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

82

1. Analisis membahas kaidah memakai bahasa di dalam


masyarakat (rule of use menurut Widdowson)
2. Analisis wacana meruakan usaha memahami makna tuturan
dalam konteks, teks dan situasi (Firth)
3. Analisis wacana merupakan pemahaman rangkaian tuturan
melalui interpretasi semantik (Beller)
4. Analisis wacana berkaitan dengan pemahaman bahasa dalam
tindak berbahasa (what is said from what is done menurut
Labov)
5. Analisis diarahkan kepada masalah memakai bahasa secara
fungsional (functional use of language menurut Coulthrad)
68

Halliday dan Hasan mencoba menggunakan pendekatan analisis


wacana pada teks pidato dengan memberi penekanan pada tiga unsur
yaitu :
1. Medan Wacana (field of discourse) : menunjuk pada hal yang
terjadi : apa yang dijadikan wacana oleh pelaku (media masa)
mengenai sesuatu yang sedang terjadi di lapangan peristiwa.
2. Pelibat Wacana (tenor of discourse) menunjuk pada orangorang yang dicantumkan dalam teks (berita); sifat orangorang itu, kedudukan dan peranan mereka. Dengan kata lain,
siapa saja yang dikutip dan bagaimana sumber itu
digambarkan sifatnya.
3. Sarana Wacana (mode of discourse) menunjuk pada bagian
yang diperankan oleh bahasa; bagaimana komunikator (media
masa) menggunakan gaya bahasa untuk menggambarkan
medan dan pelibat ; apakah menggunakan bahasa yang
diperhalus atau hiperbolik, eufemistik atau vulgar. 69

68

Syamsuddin A.R., Studi Wacana : Teori Analisis Pengajaran,


Mimbar Pendidikan Bahasa dan Seni FPBS IKIP Bandung, Bandung, 1992, hal
25.
69

Sudibyo, Hamad, Qodari, Kabar-kabar Kebencian : Prasangka Agama


di Media Massa, Institut Studi Arus Informasi (ISAI), Jakarta, 2001, hal. 23.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

83

Maka dengan menggunakan pendekatan analisis wacana


(semiotik sosial), bahasa dakwah sebagaimana disebutkan dalam alQuran di atas beserta karakteristik masing-masing, dapat disimpulkan
dalam bentuk tabel sebagai berikut :

Tabel 8
Bahasa Persuasif Dakwah dalam Analisis Wacana (Semiotik Sosial)

Bahasa
Dakwah

Qaulun
Balghun

Qaulun
Karmun

Field of
Discourse
(Medan Wacana)

Tenor of Discourse
(Pelibat Wacana)

Mode of
Discourse
(Sarana Wacana)

- Bantahan
terhadap
serangan dan
perilaku orangorang bersifat
nifak

- Fokal, keras,
tajam, logis,
- Orang munafik
denotative
dengan sifat dusta,
ingkar dan khianat - Self reference
berupa aku
- Person yang
kamu dan saya
sengaja mencari
kelemahan
anda
komunikator
- Dialog dan
perdebatan

- Mengembalikan
kepercayaan diri
- Menghindarkan
dari
keterasingan dan
kesepian

Orang tua (tetua)


dengan sifat
banyak
pengalaman
tetapi post power
syndrome karena
posisinya
digantikan oleh
yang lebih muda
Mudah
tersinggung,
tidak berguna
lagi

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

- Merendah,
halus, tidak
menggurui,
tidak
menggunakan
kata kasar
- Self reference
berupa kami
anda

84
Bahasa
Dakwah

Field of
Discourse
(Medan Wacana)

Qaulun
Layyinun

- Pejabat (penentu
- Halus , sejuk,
kebujakan)
- Membuat
akrab, tidak
- Penguasa, orang
teguran, saran
menyinggung,
yang dipentingkan
- Mengingatkan
menggelitik,
dengan sifat
akan
memuji
takabbur, zalim,
kemahakuasaan
- Self reference
superiority
Allah
berupa saya
complex,
- Sindiran halus
(kami), hamba
temperamental,
yang mulia
terlalu percaya diri

Qaulun
Maysrun

- Kesadaran
bahwa hidup itu - Orang-orang yang
tertindas dengan
mudah
sifat inferiority
- Allah maha
complex
Pemurah
- Membangkitka - Orang-orang yang
miskin secara
n semangat
kultural
hidup
- Tidak putus asa

Tenor of Discourse
(Pelibat Wacana)

Qaulun
Saddun

Kesadaran akan
keutamaan
manusia
- Orang-orang
- Manusia
secara umum,
mencapai
sehat, berakal
derajat tinggi
dengan berfikir

Qaulun
Marfun
-

Memberi
motifasi,
bermanfaat,
mencerahkan
pemikiran
Penolakan
secara halus

Mode of
Discourse
(Sarana Wacana)

- Empatif
emosional
- Self reference
berupa kita
bersama
- Menyanjung
- Membangkitkan
semangat

- Logis secara
bahasa
- Runut,
hypothetic,
veryficative
- Jujur, dialogis

Orang yang belum


mampu berfikir
secara dewasa
Orang kondisi
emosional
yang tidak
stabil

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

Sederhana,
halus

BAB III
SOEKARNO DAN WACANA KEISLAMAN

A. Latar Belakang Pemikiran Keislaman Soekarno


Untuk memahami alur pemikiran keislaman Soekarno berikut
cara ungkapan sosialisasinya, maka penelusuran latar belakang
kehidupannya serta mengetahui kondisi sosial politik saat itu menjadi
penting.
Soekarno lahir dari pasangan beda budaya, Jawa dan Bali.
Ayahnya seorang priyayi rendahan Jawa, Raden Sukemi Sosrodiharjo
dan Ibunya Ida Ayu Nyoman Rai berdarah Bali kasta Brahmana.
Meskipun berbeda, namun kedua budaya ini mempunyai ciri sama
yaitu sinkretisme.1 Dengan melihat latar belakang budaya kedua orang
tuanya, Soekarno berada dalam lingkungan priyayi varian abangan. 2
Nuansa kejawen yang kental nampak pada pola hidup berkesenian.

Sinkretisme adalah penyatuan unsur pra-Hindu, Hindu dan Islam. Corak


keberagamaan ini muncul karena proselitisasi penetrasi Islam dengan filsafat
tauhidnya terhadap kepercayaan masyarakat Jawa yang komplek, Lihat
Koentjaraningrat, Kebudayaan Jawa, Seri Etnograpi Indonesia, No. 2, Balai
Pustaka, Jakarta, 1984, hal. 310. Lihat juga Bahtiar Effendy, Islam dan Negara,
Paramadina, Jakarta, 1998, hal. 33.
2

Istilah priyayi dan Abangan dimunculkan oleh antropolog Clifford


Geertz, untuk menunjuk tingkatan status sosial dalam masyarakat Jawa. Lihat
Clifford Geertz dengan teorinya Abangan, Santri, Priyayi dalam Masyarakat
Jawa, Dunia Pustaka Jaya, Jakarta, 1981, hal. 220. Lihat juga Onghokham,
Soekarno, Mitos dan Realitas, dalam Taufik Abdullah (ed.) Manusia dalam
Kemelut Sejarah, LP3ES, Jakarta, 1981, hal. 21.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

86

Ayahnya menyenangi pertunjukan wayang sebagaimana juga Soekarno.


Karenanya nama yang diberikan kepadanya adalah Kusno Sosro
Sukarno, yang diambil ayahnya dari tokoh pewayangan. Nama itu
disertai harapan kelak Soekarno kecil menjadi seperti Adipati Karno,
pahlawan dalam kisah Mahabarata. Karakter yang ingin ditanamkan
kepada Soekarno kecil sebagaimana tokoh tersebut adalah setia pada
kawan dan negara, berani menanggung risiko dan sakti. Soekarno sering
menyebutkan falsafah namanya itu dengan mengutip perkataan ayahnya
Aku selalu berdoa agar engkau menjadi patriot dan pahlawan besar
dari rakyatnya. Semoga engkau menjadi Karno yang kedua.3 Pada
kesempatan

lain,

nuansa

keJawaan

Soekarno

juga

nampak

kebanggaannya mensejajarkan dirinya dengan Wekudara (Bima). Satu


tokoh fiksi Jawa yang berkarakter teguh pendirian, namun mempunyai
kesediaan berkompromi dengan orang lain. Sekali lagi tokoh yang satu
ini adalah tokoh dalam dunia maya (pewayangan).
Kebudayaan Jawa mewarnai kepribadian Soekarno. Soekarno
membangun citra diri berupa upaya persamaan dirinya dengan tokohtokoh Jawa yang berpengaruh. Soekarno menyamakan dirinya dengan
Sunan Kalijaga. Tokoh yang oleh sebagian orang disangsikan
keberadaannya, karena cerita tokoh ini sering dilebih-lebihkan dan

Cindy Adams, Bung Karno, Penyambung Lidah Rakyat Indonesia,


terjemahan Abdul Bar Salim, Gunung Agung, Jakarta, 1985, hal. 37 38.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

87

berbau klenik. Namun bagi yang menyakini, dia adalah penyebar agama
Islam di Jawa dengan jalur budaya. 4 Bagi Soekarno, Sunan Kalijaga
tidak sekedar tokoh yang dikagumi, bahkan lebih dari itu. Soekarno
mengklaim dirinya sebagai keturunan tokoh ini. Menurutnya Sunan
Kalijaga lahir pada saat yang tepat, ketika sedang terjadi keguncangan
budaya. Sunan Kalijaga mampu menggunakan kebudayaan sebagai
pendekatan untuk mendorong perubahan ideologi agama Hindu ke
Islam. Soekarno mengagumi tokoh ini karena berhasil memberi kesan
Islam sebagai pembawa kedamaian pada masyarakat Jawa. Sebagai
seorang pembaharu, sunan Kalijaga jeli melihat peluang wayang sebagai
media dakwah dan beliau berhasil mengislamkan masyarakat Jawa.5
Kekagumannya juga disebabkan tokohnya itu seolah jembatan
sosial yang menghubungkan status elite dengan proletar. Sunan
Kalijaga sangat terkenal di lapisan masyarakat Jawa, karena
kedekatannya dengan masyarakat kebanyakan. Beliaulah yang paling
banyak mendekati dan bergaul dengan raja-raja, para penguasa. Di

Lihat Clifford Geertz, Islam yang Saya Amati, Perkembangan di


Maroko dan Indonesia, Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial, Jakarta 1982, hal. 17.
5

Lebih lanjut baca pidato ketika menerima gelar Doktor Honoris Causa
dalam Falsafah Ilmu Tauhid di Universitas Muhamammadiyah. Lihat Tauhid
adalah Jiwaku dalam Ilmu dan Perjuangan, Sukarno, Inti Idayu Press, Jakarta,
1986, hal. 99.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

88

samping itu beliau juga memiliki lingkup pergaulan dengan rakyat jelata
dan orang-orang kecil di desa-desa. 6
Begitulah kebudayaan Jawa beserta tokoh-tokohnya turut
mewarnai sepak terjang hidupnya. Yang menarik adalah, Soekarno tidak
terjebak dalam pola fikir dan cara hidup kejawen yang berlebihan. Logat
bicaranya yang lugas meledak-ledak membakar semangat dan keras,
jelas berbeda dengan kebiasaan masyarakat Jawa pada umumnya yang
lembut, halus dan santun. Sungguhpun latar budaya Jawa tidak bisa dia
lepaskan dari kehidupannya, Soekarno tidak bisa mengelak dari
semangat pemberontakan dari dalam dirinya. Apalagi sesudah merdeka
pada tahun 1945 kehidupan kepriyayian dapat dikatakan berakhir. Hal
ini tercermin dari pola berfikir yang rasional selalu bernada berontak
dari kemapanan saat itu. Ibrahim Alfian menggambarkan Keadaan ini,
Generasi baru menduduki jabatan-jabatan pemerintahan yang
dahulu didominasi golongan priyayi. Golongan ini meski berusaha
melestarikan gaya hidup kepriyayian, tetapi hanya berhasil pada
upacara-upacara. Etika dan makna hidup kepriyayian tidak dapat
dimengerti dan diikuti.7
Hal lain bisa dimungkinkan kedekatannya dengan pemikiran
tokoh-tokoh pembaharu di belahan dunia lain, meskipun hanya
dikenalnya melalui buku. Demikian juga pengalaman hidupnya malang
6

Widji Saksono, Mengislamkan Tanah Jawa, Telaah Metode Dakwah


Walisongo, Mizan, Jakarta, 1995 hal. 32.
7

T. Ibrahim Alfian, (ed.), Dari Babad dan Hikayat Sampai Sejarah Kritis,
Gadjah Mada Universiti Press, Yogjakarta, 1987, hal. 11.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

89

melintang di alam revolusi fisik bangsa Indonesia saat itu. Dan juga
penglihatan dan interpretasi terhadap kondisi umat Islam saat itu.
Keadaan ini semua tak pelak, berimbas pada pola pemahamannya dan
wicara tentang keislaman.
Soekarno merasakan ketidakadilan secara sosial ekonomi.
Meski berasal dari keluarga priyayi Soekarno sering menyebut keadaan
ekonominya,

misalnya

dalam

sebuah

autobiografinya,

ketika

mengunjungi Amerika Serikat tahun 1956.8 Karena alasan ekonomi


dan mengikuti tugas ayahnya, Soekarno kecil sering berpindah tempat.
Perpindahannya dari satu tempat ke tempat lain, menjadikan Soekarno
banyak melihat ketidakadilan

bangsa

penjajah

memperlakukan

bangsanya. Dia merenungi kenyataan itu dan menuangkannya dalam


pemikiran-pemikirannya dalam tulisan-tulisan.
Soekarno belajar di Europese Lagere School (ELS) sebuah
sekolah Belanda di Mojokerto. Di situ dia mulai semakin sadar
perlakuan tidak adil terhadap bangsanya sendiri. Hal ini di kemudian
hari menumbuhkan semangat nasionalismenya. Pada saat, keadaan
ekonomi keluarganya semakin susah, kebenciannya terus memuncak
hingga dia melanjutkan di Hogere Burger School (HBS) Surabaya.
Pengalaman yang dilihatnya secara langsung ini semakin mengobarkan

Lihat John D. Legge, Sukarno, Sebuah Biografi Politik, terjemahan oleh


tim PSH, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1996, hal. 30

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

90

semangat anti kolonialisme dan imperialisme. Sampai di sini, Soekarno


tidak mendapat pengetahuan Islam secara formal, kecuali hanya ritual
keagamaan yang didapatnya dari keluarga.
Namun ketika berpindah ke Surabaya, Soekarno menemukan
pemahaman baru keagamaan. Hal itu setelah Soekarno bergaul dengan
Tjokroaminoto. Robertr Van Niel menggambarkan,
Di Surabaya, oleh ayahnya dia dititipkan di rumah
Tjokroaminoto, seorang tokoh Sarikat Islam (SI), seorang kenalan
ayahnya. Secara pribadi, Soekarno mengagumi corak dan pola
pemahaman Tjokroaminoto tentang Islam, demikian juga
kelebihannya dalam membangun citra Islam sebagai faktor perekat
sosial dan lambang perjuangan.9
Islam yang dikenal sebelumnya berbeda dengan yang dia dapati
pada sosok Tjokroaminoto. Bagi Soekarno, sosok Tjokroaminoto adalah
tokoh ideal dan pemahaman Islamnya sangat berbeda dari yang pernah
dia dapat sebelumnya. Soekarno juga terkesan dengan kemampuan
Tjokroaminoto dalam berkomunikasi verbal. Hal ini juga terbawa pada
pola wicara Soekarno dalam mensosialisasikan ide-idenya di kemudian
hari. Tentang Tjokroaminoto ini baginya adalah mata air semua
ideologi.10 Lebih lanjut Soekarno menyatakan,

Robert Van Niel, Munculnya Elit Indonesia Modern, Pustaka Jaya,


terjemahan Zahara Deliar Noer, 1984. hal. 145.
10

Cindy Adams, Bung Karno, Penyambung Lidah Rakyat Indonesia,


Gunung Agung, hal. 43.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

91

Pak Tjok mengajarkan tentang apa dan siapa dia bukan


tentang apa yang ia ketahui ataupun apa jadiku kelak. Seorang
tokoh pejuang yang mempunyai daya cipta tinggi, seorang pejuang
yang mencintai tanah tumpah darahnya. Pak Tjok adalah pujaanku,
aku muridnya. Secara sadar atau tidak sadar dia telah
menggemblengku.11
Dengan demikian sosok Tjokroaminoto secara inten turut
membangun pemikiran Soekarno tentang Islam. Islam yang progresif
dan rasional mulai tertanam pada dirinya dengan diskusi dan
pengamatannya pada diri Tjokroaminoto.
Karena keingintahuannya yang besar, maka selain menimba ilmu
dari

kedekatannya

dengan

Tjokroaminoto

saat

itu,

Soekarno

memanfaatkan belajar banyak dari tokoh lain seperti Alimin, Musso,


Semaun dari kalangan komunis dan K.H. Ahmad Dahlan dari kalangan
Islam Modernis juga Ahmad Hasan.
Merasa kurang puas dengan yang didapatnya, kehausan akan
ilmu dipenuhi dengan banyak menghabiskan waktunya di perpustakaan.
Hal ini juga untuk menghilangkan beban karena himpitan ekonomi saat
itu. Solichin Salam menulis.
Di perpustakaan inilah Soekarno mengenal pemikiran tokoh
pembaharuan dunia, seperti Jamluddin al-Afghn, Muhammad
Abduh, Ali Ibn Abd al-Rziq, Qasim Amin dan Amir Ali.
Semua tokoh tersebut sangat mewarnai corak pemikiran tentang
Islam. Apalagi nampak pada saat dia mengungkapkan sintesis

11

Onghokham, Sukarno, Mitos dan Realitas, LP3ES, hal. 24.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

92

pemikirannya tentang Islam, nasionalis dan marxis di surat kabar


Oetoesan Hindia, pimpinan Tjokroaminoto.12
Soekarno juga bergabung dengan Partai Syarikat Islam pimpinan
Tjokroaminoto. Soekarno menyetujui visi misi partai tersebut. yaitu :
a. Penolakan akan bermacam-macam prasangka negatif terhadap
golongan penduduk Indonesia dan perlakuan yang tidak sama
rata antara bangsa Indonesia dan bukan Indonesia
b. Pembangunan yang positif terhadap identitas sendiri
c. Cita-cita penentuan nasib sendiri, dan akhirnya
d. Anti kapitalisme 13
Kedekatan Soekarno pada Tjokroaminoto mencapai puncak
dengan

dijadikannya

dia

menantu

oleh

Tjokroaminoto

yaitu

menikahkannya dengan Oetari. Meskipun kelak pernikahan ini tidak


mampu dia pertahankan.
Soekarno melanjutkan pendidikannya ke Technische Hoge
School, (sekarang Institut Teknologi Bandung, ITB) di kota Bandung.
Di Bandung dia makin terlibat jauh dalam dunia politik. Di kota ini pula
Soekarno berkenalan dengan tokoh pergerakan Tjipto Mangunkusumo
dan Douwes Dekker (Setia Budi). Soekarno terkesan dengan faham
yang diusung kedua tokoh itu, yaitu nasionalisme dan kebangsaan.
Kedua tokoh nasionalis ini sekuat Tjokroaminoto dalam mempengaruhi

12

Solichin Salam, Bung Karno, Putera Fajar, Penerbit Gunung Agung,


Jakarta, 1982, hal. 26.
13

Ape Korver, Syarikat Islam, Gerakan Ratu Adil ?, terjemahan oleh tim
Grafiti Pers, Grafiti Pers, Jakarta, 1985, hal. 43.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

93

pola pikirnya, bahkan lebih. Pada saat itu, Sarikat Islam (SI) mulai
mengalami kemunduran. Pertikaian di Sarikat Islam membuat SI terus
melemah, apalagi setelah dikeluarkannya golongan radikal dari partai
ini. Melihat itu, bagi Soekarno Sarikat Islam tidak cukup kompeten
menyelesaikan persoalan bangsa Indonesia saat itu. Soekarno dan
golongan yang berpendidikan barat, Syarikat Islam tidak menarik lagi.
Kehadiran semangat kebangsaan yang dibawa kedua tokoh
(Tjipto Mangunkusumo dan Douwes Dekker) menurut Soekarno adalah
faham nasionalisme yang sesungguhnya, rumusan nasionalisme yang
mampu menjawab tuntas perjuangan bangsa. Semangat kebangsaannya
itu pula, akhirnya mendorongnya mendirikan partai politik tersendiri,
Partai Nasional Indonesia (PNI) pada tahun 1927. Soekarno mendasari
partainya ini dengan nasionalisme. Meskipun Soekarno seorang muslim,
tetapi nasionalisme menurutnya hal yang terbaik buat bangsanya.
Akibat pendangannya ini dia mulai terlibat konflik dengan kalangan
agama dan meruncing pada terpisahnya nasionalis Islami dengan
nasionalis netral agama.14 Polemik bermula dari dasar perjuangan
mereka, satu sisi paham kebangsaan dan sisi lain adalah paham Islam.
Konflik ini berlangsung lama bahkan Soekarno menjadi presiden
Republik Indonesia.

14

Solichin Salam (ed.) Bung Karno dalam Kenangan, hal. 64.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

94

Dengan

platform

PNI

dan

semangat

kebangsaan

dan

kevokalannya, Soekarno juga harus berhadapan dengan pemerintah


kolonial. Kecurigaan Belanda terhadap Soekarno membuatnya harus
mendekam di penjara Sukamiskin. Namun ada hikmah selama Soekarno
dalam penjara. Soekarno menggunakan waktu di penjara dengan
memperdalam pemikiran tentang Islam dan memompa semangat
dakwah Soekarno.
Dia banyak merenungi ajaran Islam. Kondisi kemunduran
umat Islam yang ada di Indonesia, analisis perbandingannya dengan
negara-negara Islam yang pernah dibacanya dulu semakin
memperkokoh pemikirannya tentang Islam. Soekarno merasa
pemahaman Islamnya semakin kokoh bahkan konsern terhadap
dakwah Islamiyah semakin kuat.15
Karakter Soekarno sebagaimana di atas dapat dipahami dalam
pernyataan Badri Yatim yang mencoba memberikan analisis geografi
perkotaan, yaitu bahwa Soekarno dibesarkan di Surabaya dan Bandung
yang lebih bercorak revolusioner. Kota-kota di pesisir utara Jawa
merupakan pusat politik, ekonomi dan militer. Meskipun kota seperti
Yogjakarta

pernah

juga

menjadi

pusat

pemerintahan

namun

perubahannya tidak secepat kota di pesisir utara Jawa. Hal itu turut
mempengaruhi kepribadian Soekarno.16

15

Lihat Propaganda Islam di Dalam Penjara, Almanak Muhammadiyah,


1357, hal. 116 123.
16

Lihat analisis Badri Yatim dalam, Soekarno, Islam dan Nasionalisme,


Inti Sarana Aksara, Jakarta, 1985, hal.13-15.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

95

Soekarno dibebaskan oleh Jendral De Graeff pada tahun 1931.


Namun kemudian dia terjun lagi ke dunia politik praktis, hingga untuk
kali kedua, pemerintah Belanda merasa terusik dan mengasingkannya ke
Endeh, Flores.
Semangat Soekarno tidak pupus meskipun dalam pengasingan.
Justru di sinilah dia gunakan

kesempatan untuk mengasah pola

pikirnya, baik politik maupun keislaman. Hal itu di samping untuk


melewati hari-hari sepi pengasingannya juga untuk mempertajam
bangunan paradigma berpikirnya. Hal yang dilakukan adalah menjalin
hubungan dengan tokoh Persatuan Islam Ahmad Hasan. Ahmad Hassan
banyak mengiriminya buku-buku keagamaan. Dalam pengasingannya
dia banyak melahirkan konsep dan pemikirannya tentang Islam yang
nampak dalam surat menyurat (mursalah) dengan tokoh-tokoh Islam.
Beberapa waktu kemudian, atas permintaan Mohammad Husni
Thamrin kepada pemerintah Belanda, dia dipindahkan ke Bengkulu
karena alasan cuaca yang tidak baik bagi kesehatannya. Di tempat yang
baru Soekarno sempat menulis pemikirannya tentang Islam terutama
peranan akal dalam agama dan diterbitkan oleh majalah Pandji Islam di
Medan. Artikel tersebut mendapat reaksi, yang seolah memang

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

96

dikehendakinya. Dalam hal ini nampak Soekarno dalam kacamata


dakwah, saat tersebut melakukan metode tersendiri yaitu, murasalah. 17
Setelah Belanda menyerah, Soekarno kembali ke Jakarta, dan
terlibat dalam lagi dalam dunia politik, yang pada akhirnya
mengantarkanya ke kursi kepresidenan, tanggal 17 Agustus 1945
didampingi oleh Mohammad Hatta. Kedudukannya yang baru tidak
menghalanginya untuk berdakwah dan mengemukakan pemikirannya
tentang Islam bahkan mengembangkan ide-ide pembaharuannya. Salah
satunya Pidato tentang Negara Nasional dan Cita-cita Islam yang
disampaikan di Amuntai 27 Januari 1953 mengundang reaksi, sehingga
atas permintaan ketua HMI Dahlan Ranuwiharja, Soekarno mengulang
pidato itu di Universitas Indonesia.18 Pidato ini berisi kelanjutan
pemikirannya tentang nasionalisme kebangsaan dan penolakannya
terhadap gagasan Islam sebagai azas negara. Kecenderungannya ke arah
nasionalis berbuah kecaman dan perdebatan panjang. Hal ini juga
berimbas kepada kebijakan-kebijakan politik yang dia ambil.

17

Kumpulan urat-suratnya selama di pengasingan sudah dibukukan


diantaranya Bung Karno dan Wacana Islam, Kenangan 100 Tahun Bung Karno,
Gramedia Widia Iswara, Jakarta, 2001, hal. 1-181.
18

Pidato kedua ini merupakan jawaban atas permohonan Dahlan


Ranuwihardjo, Ketua Himpunan Mahasiswa Islam, tentang tiga problem steeling.
Naskah selengkapnya baca Bung Karno dan Islam, Kumpulan Pidato tentang
Islam 1953-1966, Haji Masagung Jakarta, 1990, hal. 1-29.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

97

Soekarno memang
Islam

mbalelo, berani berbeda dari keumuman

Indonesia saat itu. Latar belakang keagamaan yang hanya

didapatnya secara informal, berupa pergaulannya dengan tokoh-tokoh


agama serta bacaannya mengenai gerakan pembaharuan di dunia,
bahkan keterbatasan penguasaan bahasa Arabnya, tidak menghalanginya
untuk mencoba menghadirkan Islam lebih aktual.
Pemikiran yang demikian itu tidak tumbuh dari wacana
akademik, tetapi hasil dari proses intelektual yang cerdas, dialogis.
Soekarno, dengan pendekatan sejarah, mengkritisi universalisme Islam
yang menurutnya tidak lagi cukup menyelesaikan masalah umat Islam
dengan persoalan spesifik yang dialami suatu bangsa. Soekarno
mengajukan nasionalisme Islam yang harus terus dikobarkan.
berusaha

memahami

Islam

dengan

coraknya

tersendiri

Dia
yaitu,

melepaskan Islam dari perangkap interpretasi yang menekankan


interaksi Islam dalam masyarakat dan kurun waktu tertentu.

19

Soekarno memandang sistem keislaman yang diyakini oleh sebagian


besar umat Islam saat itu sebenarnya merupakan pengalaman yang
diangkat dari interaksi antara norma-norma atau nilai-nilai Islam dengan
lingkungan sosial, ekonomi, dan politik serta budaya dalam masyarakat
dan kurun masa tertentu. Munculnya dinasti dalam sistem politik Islam

19

Pengantar Fachri Ali dalam Badri Yatim, Soekarno Islam dan


Nasionalisme, hal. xv.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

98

yang menandai kerajaan Usmaniah adalah bentuk ajaran Islam yang


ditentukan oleh lingkungan struktur manusia sendiri.
Di sisi lain Soekarno mengkritisi idealisasi doktrin Islam yang
ketat. Menurutnya pandangan ini mendorong pemahaman

terhadap

agama Islam sebagai sebuah ajaran yang bulat-bulat datang dari Allah,
tanpa berbaur dengan dinamika kehidupan. Cara pandang itu pula yang
menutup cara pandang dunia terhadap Islam. Lebih dari itu seakan
dengan menyebut simbol-simbol Islam atau ayat-ayat suci, serta merta
menyelesaikan semua permasalahan umat Islam.
Dan yang patut dicatat, Soekarno tetap kukuh dengan interpretasi
kreatifnya tentang doktrin keagamaan. Soekarno selain seorang pemikir,
dia juga seorang pendakwah yang dianggap berhasil. Salah satu bentuk
pengakuan akan hal ini adalah pemberian anugrah gelar Honoris Causa
dalam ilmu Ushuludin Jurusan Dakwah kepada Soekarno oleh IAIN
Jakarta pada tanggal 2 Desember 1964.

B. Soekarno dan Wacana Keislaman


Soekarno meyakini bahwa al-Quran dan al-Hadis adalah kitab
pegangan umat Islam. Meski menyikapi kedua sumber ini berbeda,
Soekarno melihat adanya keharusan umat Islam untuk memahami kitab
tersebut secara multiinterpretatif. Keabadian al-Quran tidak sebatas
penampilan teksnya saja, tetapi harus kemampuannya menjawab segala

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

99

permasalahan manusia dalam segala tempat dan zaman. Karena itu perlu
tafsiran yang operasional kontekstual.
Ide pemikiran

itu

bertemu dengan

munculnya gerakan

rasionalisme di negara-negara muslim terutama di Turki, Mesir dan


India yang banyak mempengaruhi pola pikir Soekarno. Sungguhpun
pemikiran-pemikiran pembaharuan itu lebih banyak dikenalnya lewat
buku-buku di perpustakaan tetapi cukup memberi arti bagi pemikiran
Soekarno. Soekarno terkesan dengan tokoh reformer seperti Jamluddin
al-Afgn, Muhammad Abduh, Qasim Amin, Ali bin Abd al-Rziq
dan sebagainya. Di India ada Ahmad Syahid, Ahmad Khan, Amir Ali,
dan lain sebagainya. Gerakan-gerakan ini muncul karena kesadaran
akan terpuruknya umat Islam dalam jangka waktu yang lama.
Karenanya gerakan pembaharuan ini menghendaki dibangunnya
kembali semangat rasionalisme.
Pemikiran-pemikiran tokoh pembaharu dunia Islam di atas
nampak pada rujukan-rujukan pidatonya dan tulisannya tentang
keislaman. Ridwan Lubis mentabulasi tokoh-tokoh pembaharu
mempengaruhi pemikiran Soekarno tentang Islam, dalam rentang tahun
1926 hingga 1964. Penyusun meringkasnya sebagai berikut :

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

100

Tabel 9
Tokoh-tokoh Pembaharu Pemikiran Islam
yang Dikutip Soekarno dalam 10 Tulisan dan Pidatonya 20
NO

NAMA

1926 - 1939

1940

1964

JUMLAH

Al-Afghn

Muhammad Abduh

Arabi Pasya

Musthafa Kamil

Farid Bey

Ali Pasya

Ahmad Bey

Muhammad Ali

10

Syaukat Ali

10

Mustafa Kemal

36

38

11

Zaghul Pasya

12

Amir Ali

14

15

13

Khwaja Kamaluddin

14

Essad Bey

15

Farid Wajdi

16

Halide Edib

24

24

17

Ali Abd Al-Rziq

18

Qasim Amin

19

Ahmad Khan

20

Zie Keuk Alf

Kuantitas penyebutan satu tokoh dalam table di atas tidak serta


merta menunjukkan tingkat keterpengaruhannya dalam pemikiran
Soekarno. Namun terkadang harus terdilihat dari sisi kualitas. Misalnya
Farij Wajdi meski hanya beberapa kali dirujuk Soekarno dalam
20

Lihat Muhammad Ridwan Lubis, Pemikiran Sukarno tentang Islam,


PT. Inti Idayu Press, Jakarta 1992, hal. 132.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

101

Memudakan Pengertian Islam tapi ia sangat terkesan dengan tokoh


tersebut. Pemikiran tokoh-tokoh dalam tabel tersebut sealur dengan
pemikiran Soekarno, menawarkan perubahan umat Islam dari
kejumudan. Pernyataanya berkaitan dengan itu :
Rasionalisme kini minta kembali lagi duduk di atas singgasana
Islam. Dia rasionalisme itu dialah yang menjadi motor pergerakan
rethinking of Islam yang tinjaukan dilema negeri Islam itu, dari
Mesir sampai India. Dialah yang menjadi dasarnya semua
perubahan-perubahan di dalam pengertian syariat yang terjadi di
negeri-negeri itu. Dialah yang menggoyangkan kembali air-air
Islam yang sejak terkena pukau Asharisme, menjadi tenang dan
beku. 21
Ketika gerakan itu mulai masuk Indonesia, Soekarno menyambut
dengan antusias. Meskipun harus berhadapan dengan pemikiranpemikiran konvensional. Soekarno menganjurkan perlunya kembali
penempatan akal, rasio sebagai kunci menuju kemajuan. Hanya dengan
budaya berfikirlah, yang selama berabad-abad terbelenggu, kemajuan
umat Islam akan dicapai. Secara tidak langsung, dia berusaha mengajak
umat Islam menggunakan pola pikir Mutazilah yang liberal. 22 Dalam
beberapa kesempatan Soekarno mengecam pola pikir Asyariyah, yang
dianggapnya sumber bencana bagi umat Islam, meski pola pikir ini
sangat dominan di Indonesia saat itu. Begitu seringnya Soekarno

21

Lihat Memudakan Pengertian Islam dalam Bung Karno dan Wacana


Islam, Kenangan 100 Tahun Bung Karno, Grasindo, Jakarta, 2001, hal. 101.
22

Ketertarikan Soekarno pada Mutazilah hanya sebatas paham kebebasan


berfikir, tidak sampai ajaran yang detil seperti al-uul al-Khamsah.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

102

menyebut Asharisme, nampak dia maksudkan sebagai lawan


Mutazilah. Soekarno dengan tegas mengkritik :
Maka semua anggapan yang datangnya dari sumber
Asharisme itu, kita hidup di dalamnya sejak beratus-ratus tahun,
sehingga telah menjadi darah daging tulang sumsum ideologi umat
Islam umumnya, semua anggapan itu mau tidak mau, dituntunlah
pengoreksiannya dengan rasionalisme itu. Kaum kolot yang beku
ideologinya di dalam tradisi pikiran Asharisme itu, menjadi
gempar, mereka memukul kentongan tanda ada marabahaya, tetapi
mau tidak mau rasionalisme terus mendesak. 23
Semangat memikirkan kembali ajaran Islam (rethinking of
Islam) yang didengungkan Soekarno adalah sintesa buah dialog
intelektual dengan pemikiran tokoh-tokoh di atas, analisis sejarah dan
dari kesaksiannya di lapangan. Perenungannya di pengasingan semakin
memperjelas corak pemikiran keberagamaannya. Semangat untuk
mengajak kembali kepada pemurnian al-Quran, semangat disertai
rasionalisme. Memahami ajaran Islam disertai semangat kemajuan dan
kemodernan. Dia menyatakan :
Saya punya keyakinan yang sedalam-dalamnya ialah bahwa di
sini ya di seluruh dunia, tak akan menjadi bersinar kembali kalau
kita orang Islam masih mempunyai sikap hidup secara kuno saja,
yang menolak tiap-tiap ke-baratan dan kemodernan. Quran dan
Hadis adalah kita punya wet yang tertinggi, tetapi Quran Hadis
itu barulah bisa menjadi pembawa kemajuan suatu api yang
menyala, kalau kita baca Quran Hadis itu berdasar pengetahuan
umum. 24
23

Bung Karno dan Wacana Islam, Kenangan 100 Tahun Bung Karno,
Grasindo, hal. 102.
24

Surat-surat dari Ende dalam Bung Karno dan Wacana Islam, Grasindo,
Jakarta, 2001, hal. 43.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

103

Dengan menggunakan pola pendekatan di atas, Soekarno


mencoba mengurai permasalahan-permasalahan yang sedang dihadapi
umat Islam. Menurut Soekarno, permasalahan-permasalahan umat
Islam saat itu disebabkan oleh :
1. Hilangnya semangat demokrasi.
Rasulullah diutus oleh Allah untuk menebar perdamaian ke
muka bumi, tidak saja kepada umat Islam tetapi juga umat manusia
secara keseluruhan. Sesuai dengan kemajemukan ini, ajaran Islam
banyak mengandung nilai-nilai demokrasi. Hal ini terwujud di jaman
Rasulullah, dan dilanjutkan pada masa al-Khulaf ar-Rsyidn.
Prinsip-prinsip demokrasi seperti kerjasama, bersikap terbuka,
tenggang rasa, musyawarah dan kesamarataan terwujud dalam
tatanan hidup masyarakat muslim yang berdampingan dengan
sesama muslim dan non-muslim.
Salah satu prinsip yang terdapat dalam demokrasi adalah
persamaan derajat. Semua orang mendapatkan perlakuan yang sama
baik ekonomi, sosial dan kesempatan pendidikan sebagainya.
Suasana ini disebut Soekarno dengan masyarakat sosialis. Namun
citra Islam yang demokratis ini menjadi hancur ketika Muawiyah
berkuasa. Suasana demokratis lambat laun menghilang yang
berimbas pada pergaulan sesama dan meruntuhkan sendi persamaan

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

104

harkat dan martabat manusia. Terlebih lagi hal ini bisa berakibat
rusaknya iman seseorang. Soekarno mengutip pendapat gurunya,
Tjokroaminoto :
Rusaknya sosialisme Islam bukanlah disebabkan oleh Islam
itu sendiri, rusaknya Islam itu ialah oleh karena budi pekerti
orang-orang yang menjalankannya. Sesudah amir Muawiyah
mengutamakan asas dinasti keduniawian untuk aturan khalifah,
sesudah khalifah-khalifah itu menjadi raja, maka padamlah
tabiat Islam yang sebenarnya. Amir Muawiyahlah yang harus
memikul tanggung jawab atas rusaknya taiat Islam yang nyata
bersifat sosialistis dengan sebenarnya. 25
Sikap Soekarno ini nampak ketika di Endeh. Soekarno
mengkritik kebiasaan membedakan perlakuan kaum sayyid dengan
umat biasa yang menurutnya, tidak sesuai bahkan berlawanan
dengan ajaran Islam Islam

menghendaki persamaan dan

kesamarataan. Dalam Islam tidak ada perbedaan-perbedaan status


tertentu, yang ada adalah kesamarataan. Awalnya terdapat konflik
antara sayyid dan non sayyid, yang dia lihat ketika pada organisasi
Jamiat Khair di Endeh. Konfik itu diawali dengan masuknya guruguru yang bukan golongan sayyid. Maka muncul perbedaan
penghormatan kepada mereka, satu golongan menginginkan
persamaan derajat, tanpa memperhitungkan dari mana seseorang
berasal, dan sebagian yang lain menginginkan tetap memberi

25

Soekarno, Memudakan Pengertiaan Islam dalam Bung Karno dan


Wacana Islam, Grasindo. hal. 8.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

105

penghormatan yang berbeda kepada golongan sayyid. Penolakan


Soekarno ini tertulis dalam salah satu suratnya :
Walaupun Islam zaman sekarang menghadapi soal-soal
yang beribu-ribu kali lebih besar dan lebih sulit daripada soal
sajid itu, maka toh menurut keyakinan saya, sala satu
kecelakaan Islam zaman sekarang ini, ialah pengeramatan
manusia yang menghampiri kemusyrikan itu. Alasan-alasan
kaum sajid misalnya mereka punya brosur Bukti Kebenaran,
saya sudah baca, tetapi tak bisa meyakinkan saya. Tersesatlah
orang yang mengira, bahwa Islam mengenal suatu aristokrasi
Islam. Tidak ada agama yang menghendaki kesamarataan lebih
dari Islam. 26
Bagi Soekarno memberi penghormatan kepada golongan
tertentu secara berlebih dari yang lain, menimbulkan tradisi feodal,
yang ini sangat bertentangan dengan prinsip dalam Islam. Islam
menghendaki persamaan. Ketinggian derajat seseorang bukan diukur
dari status sosial, tetapi kadar ketakwaannya.

2. Taqlid buta dan tertutupnya pintu ijtihad


Risalah Allah yang dibawa Rasulullah kepada umat, banyak
yang bersifat kulli, umum. Hal itu terlihat banyaknya ayat al-Quran
yang menuntut ditafsirkan. Penafsiran operasional itu berupa kaidahkaidah fiqih atau syariat serta tafsir-tafsir yang operasional.
Soekarno merunut perkembangan syariat yang awalnya tidak saja
mengatur umat Islam tetapi juga semua unsur masyarakat secara

26

Surat-surat dari Ende dalam Bung Karno dan Wacana Islam, Grasindo,

hal. 3.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

106

utuh. Syariat yang mengatur keharmonisan dalam masyarakat


plural. Pada periode berikutnya gerakan pemikiran menjadi dasar
kecemerlangan umat Islam saat itu. Dari sini muncul tokoh-tokoh
muslim dalam ilmu pengetahuan seperti Ibnu Sina, al-Kindi, alFarabi, Ibnu Rusyd, Ibnu Tufail dan sebagainya. Kreatifitas yang
begitu tinggi itu terjadi karena pola pikir Mutazilah yang menjadi
landasan keberagamaan umat Islam saat itu.27

Pada awal

perkembangannya syariat tidak saja mengatur umat Islam tetapi


juga masyarakat secara umumnya. Ini terjadi pada zaman nabi ketika
Beliau hidup berdampingan dengan non muslim secara damai.
Demikian juga pada pemerintahan al-khalfah ar-rasydah yang
empat. Seiring berkembangnya peradaban umat Islam, maka
memunculkan berbagai pemahaman progresif dalam aktifitas
keberagamaan. Dalam bidang fikih muncul mahab yang terkenal
yaitu Mahab Hanafi, Syafii , Hanbali dan Maliki.
Namun disayangkan, karena alasan politis, faham kebebasan
berfikir itu digantikan oleh Asyariyah. Dari sini Soekarno melihat
pangkal dari semua bencana umat Islam. Upaya kreatif hanya
terbatas pada memberi penjelasan dan menguatkan mahab yang

27

Tentang aliran-aliran teologi Mutazilah dan Asyariyah ini lihat Harun


Nasution, Pembaharuan dalam Islam, Sejarah Pemikiran dan Gerakan, Bulan
Bintang, Jakarta, 1982.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

107

sudah ada. Mereka tidak merujuk kepada sumber awal yaitu alQuran. Dan menganggap usaha keempat imam tersebut sudah
purna. Hal seperti ini menjerumuskan umat Islam karena tidak
mampu beradaptasi dengan zaman. Umat Islam hanya mengikuti
(taklid) saja kepada imam-imam itu. Pemikiran menjadi beku dan
jumud. Akibatnya umat Islam tidak mampu mengeksplorasi
kemampuan diri secara maksimal. Lebih jauh lagi mereka kesulitan
beradaptasi dengan temuan-temuan baru ilmu

pengetahuan.

Soekarno menyatakan :
Ulama-ulama dari segala waktu adalah terikat pada ucapanucapan ulama yang terdahulu dari mereka, masing-masing di
dalam kalangan mahabnya sendiri-sendiri. Mereka hanya
memilih antara pendapat-pendapatnya autoriteit-autoriteit yang
terdahulu dari mereka. Maka syareat itu seumumnya, akhirnya
tergantung kepada ijma dan tidak kepada maksud-maksudnya
firman yang asli. 28
Menurut Soekarno tafsiran-tafsiran ulama terdahulu bisa saja
tepat dilaksanakan pada saat itu, namun seiring perkembangan
manusia, tafsiran itu harus ditinjau kembali, agar al-Quran sesuai
sepanjang tempat dan waktu. Ijtihad ini senada dengan semangat
Soekarno akan elastisitas ajaran Islam. Karena itu Soekarno selalu
menggaungkan ijtihad. Soekarno menyatakan :

28

Ungkapan ini disadur oleh Sokarno dari orientalis Snouck Hurgronye.


Soekarno, Memudakan Pengetian Islam, dalam Bung Karno dan Wacana Islam,
Grasindo, 2001, hal. 106.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

108

Kita menamakan, kita kaum pro ijtihad. Kita menamakan,


kita anti taqlid. Maka kita tidak mau menyelidiki kembali kita
punya paham ? Kita tidak mau menyelidiki kita punya
pengertian-pengertian sendiri, dan mau berkepala batu saja
menetapkan bahwa kita punya pengertian-pengertian itu sudah
benar dan tak pelu diselidiki kembali ? Kalau kita bersikap
demikian, maka kita sendirilah mencekek mati kita punya
kecerdasan dengan cara lambat. Kita sendiri yang mengoper
pekerjaan kaum taqlid. 29
Begitulah pemahaman terhadap al-Quran menurut Soekarno
harus dipahami dalam suasana kemajuan. Soekarno melihat perlunya
mencari relevansi doktrin ajaran Islam dengan realitas di mana
manusia berada. Dan hal itu hanya bisa dilakukan dengan keberanian
berfikir alternatif. Hal ini sejalan dengan Alfian yang melihat
tantangan Islam berhadapan dengan Barat yang memerlukan
alternatif pemikiran para cendekia. Pada akhirnya akan muncul
kebangkitan pemikiran Islam, yang diistilahkan dengan renaisans
Islam di Indonesia.30 Pola pemikiran yang ditandai dengan rasa
tidak merasa cukup bahkan mengkritisi apa yang diterima dari
generasi sebelumnya.
3. Berpedoman pada hadis-hadis daif
Al-Quran dan al-Hadis adalah sumber ajaran Islam.
Keberadaan al-Quran menjadi dasar umat Islam adalah mutlak.

29
30

Bung Karno dan Wacana Islam, Grasindo, hal. 74.


Alfian, Politik Kebudayaan dan Manusia, Jakarta, LP3ES, 1982. hal.

68 69.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

109

Allah sendiri telah menjamin keterpelihaannya dari perubahan.


Terhadap sumber pertama ini Soekarno tidak meragukan keberadaan
dan kemukjizatannya. Hanya perlu tafsiran yang sesuai dengan
keadaan masyarakat.
Tidak seperti halnya terhadap sumber yang pertama, sikap
Soekarno berbeda dalam menempatkan hadis sebagai sumber ajaran
Islam. Soekarno berpendapat bahwa hadis tidak seharusnya umat
Islam memberi harga mutlak kepada hadis. Hadis adalah laporan
manusia ke manusia. Hal itu memungkinkan adanya penambahan,
pengurangan

oleh

yang

bersangkutan.

Menurutnya,

sumber

keumunduran Islam karena mengamalkan hadis yang belum jelas


kedudukannya. Soekarno menyatakan :
saya sudah tuliskan sedikit di dalam salah satu surat saya
terdahulu, dunia Islam menjadi mundur oleh karena banyak
orang jalankan hadlis yang dlaif dan palsu. Karena hadis-hadis
yang demikian itulah maka agama Islam diliputi oleh kabutkabut kekolotan, ketahayulan, bidah-bidah, anti rasionalisme,
dll. karena itu, adalah saya punya keyakinan yang dalam,
bahwa kita tak boleh mengasihkan harga yang mutlak kepada
hadis. Walaupun menurut penyelidikan ia bernama shahieh.
Human report (berita yang datang dari manusia) tak bisa
absolut, absolut hanyalah kalam ilahi. 31
Soekarno menyatakan dalam salah satu suratnya ketika berada
di Endeh. Saya ada sangkaan keras bahwa rantai taqlid yang
merantaikan roch dan semangat Islam dan merantaikan pintu31

Surat-surat dari Ende dalam Bung Karno dan Wacana Islam, hal. 39.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

110

pintunya bab-el-ijtihad, antara lain ialah hadisnya yang daif dan


palsu itu 32
Sikap Soekarno terhadap hadis tersebut, agaknya bisa
dipahami sebagai berikut. Hadis merupakan salah satu sumber ajaran
Islam setelah al-Quran. Hadis baru dibukukan sekitar satu abad
setelah nabi wafat. Pembukuan yang telambat ini karena adanya
kekhawatiran tercampurnya hadis dengan al-Quran jika dilakukan
bersamaan. Pada saat yang sama,

Rasulullah sedang berjuang

memberantas khuraft dan tradisi jhiliyah.


Pada saat Rasulullah masih hidup, segala persoalan yang
dihadapi umat Islam langsung dirujuk kepada beliau. Demikian pula
ketika zaman al-khulaf ar-rsyidn, keotentikan sunnah relatif
masih terjaga, meski sudah mulai mengalami penafsiran. Saat itu
banyak ahli-ahli hadis yang dipandang mempunyai kredibilitas
dalam menjaga keaslian hadis
Setelah nabi wafat, umat Islam makin berkembang, menyebar
ke berbagai wilayah dan bergesekan dengan budaya bangsa lain.
Para penghafal hadis juga menetap di berbagai belahan dunia.
Bahkan banyak di antara mereka yang telah meninggal dunia, kerena
perang atau karena usia tua. Sementara intern umat Islam sendiri

32

Bung Karno dan Wacana Islam, Grasindo, hal 39.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

111

mulai tumbuh benih-benih perpecahan, bahkan saling memerangi.


Golongan yang satu mengklaim sebagai muslim yang paling benar.
Karena posisi hadis yang demikian penting, maka untuk mendukung
pendapat kelompok-kelompok ini, mereka tidak jarang membuat
hadis palsu. Pada masa ini mulai muncul gerakan pemalsuan hadis.
Sehingga hadis dipakai sebagai legalisasi kelompok tertentu. 33
Hadis yang merupakan berita dari manusia kadang lebih laku
dari al-Quran. Umat Islam hanya mengikuti kebenaran yang
dianggap benar dari generasi sebelumnya. Soekarno melihat, inilah
kebencanaan yang di alami umat Islam selama berabad-abad.
Analisis sejarah Soekarno terhadap hadis dengan bercorak kebaratan
membawa pada kesimpulan bahwa hadis tidak seabsolut al-Quran.
Hal ini berdampak pada pengesampingan hadits daripada al-Quran.
Dia meyakinkan dalam salah satu suratnya :
Saya perlu kepada Buchari atau Muslim itu, karena disitulah
dihimpun hadis-hadis yang dinamakan shahih. Padahal saya
membaca keterangan dari salah seorang pengamat Islam bangsa
Inggris, bahwa Bukharipun masih terselip hadis-hadis yang
lemah. Dia pun menerangkan, bahwa kemunduran Islam,
kekunoan Islam, kemesuman Islam, ketakhyulan orang Islam
banyaklah karena hadis-hadis lemah itu, yang sering lebih laku
33

Selain alasan politik di atas, sebab pemalsuan hadis yang lain adalah
campur tangan musuh Islam, diskriminasi etnis, kabilah, negara bahkan imam,
merebaknya pembuat cerita fiksi, semangat keagamaan tanpa disertai kemampuan
agama yang cukup serta menjilat penguasa. Lihat M. Ajjaj al-Khatib, Hadis Nabi
Sebelum Dibukukan, terjemahan oleh Akrom Fahmi, Gema Insani Pers, Jakarta,
1999, hal. 225 265.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

112

daripada ayat Al-Quran. Saya kira anggapan ini adalah benar.


Berapa besarkah kebencanaan yang telah datang kepada umat
Islam dari misalnya hadis yang menyatakan bahwa dunia bagi
orang Serani dan akhirat bagi orang Muslim atau hadis bahwa
satu jam bertafakur lebih baik daripada beribadat satu tahun34
4. Kehilangan kesadaran sejarah
Soekarno seorang yang menjunjung nilai sejarah, juga
seorang yang nasionalis sejati.35 Karena itu kesaksiannya langsung
pada bangsanya selama

zaman revolusi fisik, berikut hasil

perenungannya selama di penjara dan pengasingan, dia mengkritisi


keberadaan umat Islam. Pengungkapan ide-ide pembaharuan pun
dengan menggunakan pendekatan ini.
Menurutnya, salah satu kelemahan umat Islam saat itu adalah
kehilangan kesadaran akan sejarah, karena mereka tidak tahu faktor
kelemahan dan kemundurannya yang sudah berlangsung berabadabad. Soekarno menganalisis, bahwa umat Islam hanya bisa
mengekor dan tidak mau belajar dari umat-umat sebelumnya secara
maksimal demikian. Umat Islam terjerumus dalam bidang-bidang
tertentu saja. Soekarno menyatakan :
34

Surat-surat dari Endeh dalam Bung Karno dan Wacana Islam, op. cit.,
hal. 32. Tampaknya Soekarno dipengaruhi oleh para orientalis yang mengkaji
hadis dan meragukan keotentisitas hadis. Hal ini mungkin karena Soekarno
terdidik dalam pendidikan kebaratan. Tentang kajian hadis dan para Orientalis,
lihat Mustafa al-Azami, Hadis Nabawi, Sejarah dan Kodifikasinya, terjemahan
oleh Ali Mustafa Yakub, Pustaka Firdaus, Jakarta, 1994, hal. 584. Lihat juga Ali
Mustafa Yakub, Kritik Hadis, Pustaka Firdaus, Jakarta, 1996, hal. 21.
35

Pemikirannya tentang nasionalisme dapat dilihat misalnya dalam buku


Sukarno, Pancasila sebagai Dasar Negara, PT Idayu Press YPS, Jakarta, 1986.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

113

Sampai sekarang, umumnya kita punya kyai-kyai dan kita


boleh saya katakan kebanyakan tak mengetahui sedikitpun dari
sejarah itu. Mereka punya minat hanya menuju kepada agama
chususi saja, dan dari agama chususi ini, terutama bagian fiqh.
Sejarah, kekuatan masyarakat yang menyebabkan kemajuannya dan kemundurannya sesuatu bangsa, sejarah itu sama
sekali tidak menarik mereka punya perhatian. 36
Pada kesempatan lain dalam Memudakan Pengertian Islam,
Soekarno menyatakan,
Seolah-olah tarih tidak menunjukkan bukti-bukti bahwa
selalu ada perubahan di dalampengertian-pengertian tentang
agama itu ! seolah-olah tarih tidak menunjukkan, bahwa ada
kalanya faham tua diganti, dikoreksi oleh pengertian yang
benar. Seolah-olah tarih misalnya tidak menyebutkan koreksian
tentang faham talqin, faham usalli, faham taqlid, faham hijab,
faham rente, faham perempuan, faham menterjemahkan Quran
dan seribu satu faham yang lain-lain. 37
Pada sisi lain Soekarno mengakui memang ada pelajaran
sejarah yang ajarkan ulama-ulama saat itu. Tetapi bagi Soekarno hal
itu belum cukup membangun kerangka berfikir maju. Dia
menyatakan, Paling mujur mereka hanya mengetahui tarih Islam
saja, dan inipun terambil dari buku-buku tarih Islam yang kuno, yang
tak dapat tahan ujiannya modern science, yakni tak dapat tahan
ujiannya ilmu pengetahuan modern.38

36

Surat-surat dari Ende dalam Bung Karno dan Wacana Islam, Grasindo,

37

Bung Karno dan Wacana Islam, Grasindo, hal. 77.

38

Bung Karno dan Wacana Islam, Grasindo, hal 39.

hal. 38.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

114

Kelengahan mengkaji dan menghargai sejarah inilah yang


membuat suburnya iklim taqlid di kalangan umat Islam. Umat Islam
tidak mampu mengaca diri, tidak mengetahui kesalahan selama
berabad-abad. Dan melakukan perubahan besar dalam kehidupan
keberagamaan. Selama itu pula kaum muslim dalam kegelapan.
Dengan

demikian

kesinkretisannya,
nasionalisme,

unsur

pendidikan

serta

model

gerakan-gerakan

budaya
barat

Jawa

beserta

dan

semangat

pembaharuan

pemikiran

belahan dunia lain, membentuk pola pikir Soekarno. Hal ini pula
yang turut membangun pemahaman

Soekarno dan metode

mengkomunikasikan ajaran Islam.

C. Beberapa Pemikiran Pembaharuan Soekarno


1. Konsep Teologi Soekarno
Soekarno mempunyai kemampuan pendekatan sejarah yang
baik dalam melihat suatu permasalahan. Karena itu Soekarno sering
memaparkan ide dan gagasannya dengan diperkuat analisis
kesesejarahan.39 Tentang konsep ketuhanannya, dia membuat
periodisasi pemahaman manusia akan Tuhan. Menurut Soekarno,

39

Soekarno pernah mendapat gelar Doctor Honoris Causa dalam bidang


Sejarah dari Universitas Pajajaran Bandung pada 23 Desember 1964. Lihat
Soekarno, Ilmu dan Perjuangan, Yayasan Pendidikan Soekarno, Jakarta, 1996,
hal 121.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

115

proses penemuan Tuhan oleh manusia dimulai pada jaman primitif .


Manusia pada waktu itu mencoba mengatasi kesulitan hidup dengan
cara yang sederhana. Manusia sadar akan keterbatasannya untuk
memahami dan menaklukkan gejala alam. Mereka yakin ada
kekuatan yang berpengaruh dan lebih dahsyat di luar dirinya. Sesuai
dengan tingkat berpikirnya mereka mempersonifikasi kekuatan itu
dalam benda seperti petir, halilintar, kilat, kayu dan sebagainya.
Kepercayaan akan kekuatan besar benda-benda itu, membuat
mereka merasa harus menjinakkannya. Pada periode selanjutnya,
manusia mulai mengenal cocok tanam dan mulai menetap di suatu
daerah. Gambaran tentang Tuhanpun berubah sesuai dengan kondisi
mereka. Mereka mulai menyemayamkan Tuhan pada benda-benda
yang bermanfaat bagi mereka seperti angin, sapi, kuda dan
sebagainya. Hingga kemudian manusia sampai pada kebudayaan
yang tinggi, seperti zaman sekarang. Manusia mencoba mencapai
Tuhan dengan kemampuan rasionalitasnya. Dalam tahap ini ada
sebagian manusia yang justru tidak menemukan Tuhan. Pada tahap
ini, banyak manusia yang meyakini bahwa di luar dirinya hanyalah
ilusi. Meski demikian, Soekarno berkesimpulan bahwa, Tuhan
selalu dalam pikiran manusia dan rumusan tentang Tuhan

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

116

berkembang sesuai dengan perkembangan tingkat kebudayaan


manusia.40 Soekarno juga menyatakan, bisa saja manusia dengan
akalnya tidak menemukan Tuhan. Manusia justru jauh dari Tuhan,
karena Tuhan menurut mereka adalah akal itu sendiri. Kekuatan di
luar diri mereka hanyalah tipuan-tipuan pandangan mata, yang
sesungguhnya tidak ada realitasnya. Soekarno tidak sependapat
mereka tentang Tuhan seperti itu.
Dalam konsep ketuhanan yang disebutnya Godsbegrip,
Tuhan itu Mahaesa, Mahasempurna, tidak terbatas, meskipun tidak
mampu dideteksi oleh indra manusia. Dia menyatakan, Satu zat di
langit, yang dinamakan persoolijke God. Tuhan bersemayam di
sana

41

Tuhan yang diyakininya adalah zat tunggal yang tidak

mungkin dilukiskan, tetapi sangat mungkin didekati. Sebagaimana


yang dia katakan tentang ayat 164 surat al-Baqarah :
Sesungguhnya tentang ciptaan langit dan bumi, ciptaan langit
dan bumi pertukaran siang dan malam, siang dan malam, malam
dan siang. Kapal yang berlayar di lautan, kapal yang berlayar di
lautan, yang memberi manfaat kepada manusia, ia yang turunkan
hujan dari langit, selalu dihidupkannya karena hujan itu bumi
yang sudah kering, yang sudah mati. Dan berkeliaranlah
berbagai bangsa, binatang. Dan perkiraan angin dan awan, ke
40

Tauhid adalah Jiwaku, amanat presiden Soekarno pada waktu


penganugerahan gelar Doctor Honoris Causa dalam Falsafah Ilmu Tauhid dari
Universitas Muhammadiyah Jakarta, 3 Agustus 1965 di istana negara. Lihat
Soekarno, Ilmu dan Perjuangan, Yayasan Pendidikan Soekarno, hal. 114.
41

Sukarno, Ilmu dan Perjuangan, Yayasan Pendidikan Soekarno, hal.

114.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

117

barat, ke timur, ke utara, ke selatan, yang disuruh bekerja di


antara langit dan bumi, sesungguhnya semua itu menjadi bukti
kebenaran untuk orang-orang yang mengerti.
Ini satu ayat yang hebat sekali, Saudara-saudara. Satu ayat yang
boleh dikatakan, membawa saya kepada tauhid, dengan ajat ini
42

Menurut Soekarno Tuhanlah yang menciptakan semua


makhluk dari ketiadaan. Dialah satu-satunya yang wajib ada (wjib
al-wujd). Oleh karena itu Dia adalah yang pertama tanpa permulaan
dan terakhir tanpa penghabisan, tiada batas. Tuhan Mahasempurna.
Soekarno meyakini bahwa Tuhan mempunyai sifat yang tidak
terbatas sebagaimana kritiknya terhadap paham Asyariah dengan
doktrin 20 sifat Allah. Baginya Tuhan tidak cukup disifati hanya
dengan dua puluh. Pensifatan sejumlah itu berarti menunjukkan
keterbatasan

Tuhan,

mengurangi

kemahasempurnaan

Tuhan.

Padahal, sesuai pemahamannya tentang Tuhan, tidak mungkin Tuhan


bersifat terbatas. Soekarno menyatakan :

42

Ilmu dan Perjuangan, Yayasan Pendidikan Soekarno, hal. 110. Ayat


yang dikutipnya tersebut adalah :

st79$# grB L9$# 7=9$#ur $ygY9$#ur @9$# #n=Gz$#ur F{$#ur NuqyJ9$# ,=yz b)
]t/ur $pkEqtB yt/ uF{$# m/ $umr's &!$B `B !$yJ9$# z`B !$# tAtRr& !$tBur }$Z9$# xZt $yJ/
;MtUy F{$#ur !$yJ9$# tt/ |J9$# >$ys9$#ur xth9$# #s?ur 7p-/!#y e@2 `B $pk

tbq=)t 5Qqs)j9

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

118

Apa mengenai sifat Tuhan. Biasanya orang mengatakan


bahwa Tuhan bersifat dua puluh, sifat rong puluh, dua puluh
macam sifat. Wah, saya tidak mau terima itu. Wong Tuhan kok
hanya dua puluh sifatnya. Tuhan di sini dibatasi. Padahal bagi
saya Tuhan itu tidak terbatas. Kata orang asing limitless, without
limit, sifatnya pun without limit tidak hanya dua puluh, bahkan
tidak hanya dua ratus. 43
Penolakan Soekarno terhadap pembatasan sifat Allah dan
keyakinan akan keesaan Tuhan, membawa pemahamannya bahwa
Tuhan menguasai segala sesuatu, dan menyerapi segala hal.
Soekarno merujuk sebuah buku Hindu, Bhagawad Gita. Soekarno
menegaskan :
I am in the fire, I am in the heat of fire, I am in the moon, I
am in the rays of the moon, aku adalah di dalam chandra, moon.
Sampai-sampai mengatakan , I am in the smile of the girl. Aku
di dalam awan, Aku di dalam araknya awan yang berarak. Aku
di dalam gelap. Aku di dalam terang. I am without beginning
and without end.
Cocok dengan anggapan saya. Kalau benar Tuhan tidak
terbatas, limitless, without limit, tidak boleh tidak, Tuhan witout
beginning and without end. 44
Keyakinan Soekarno akan keesaan Tuhan dan pemahaman
bahwa eksistensi Tuhan yang menyerapi segala hal disebut
panteistis.45 Soekarno menyebutnya dalam bahasa Belanda dengan

43

Bung Karno dan Islam, Kumpulan Pidato tentang Islam 1953 1966,
CV Haji Masagung, Jakarta, 1990, hal. 128.
44

Soekarno, Ilmu dan Perjuangan, Yayasan Pendidikan Soekarno hal,

hal. 114
45

Panteistis adalah asumsi bahwa wujud Tuhan mutlak, tidak terbatas,


qadim, abadi, sumber dari segala yang ada, mengambil bentuk a kosmisme yang
menganggap hanya bayang-bayang dari realits yang ada di baliknya. Lihat Sayyed

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

119

Alles doordringend. 46 Pemahaman ini bisa dijelaskan bahwa Tuhan


merupakan kesatuan wujud yang universal. Kesatuan wujud
universal ini merupakan bukti keesaan Tuhan. Menurut Soekarno,
Tuhan mahaesa tidak ada sekutu bagiNya, Tuhan menyerapi segala
sesuatu dan karena itu wujud yang universal ini adalah satu.
Pemahaman ini disebut Soekarno sebagai panteistismonoteis.
Soekarno menyatakan :
Sebetulnya aku ini monoteis. Mono artinya satu, tauhid.
Saya monoteis. Tetapi saya panteistis monoteis. Panteistis
artinya, saya merasakan, merasakan Tuhan itu ada di manamana, bukan hanya di langit, di atas ini Saudara-Saudara, juga di
bumi, di juga di taman-taman, juga di segala hal yang kumelip di
alam ini, Dia satu adalah Tuhan. Tapi toh satu. Alles
doordringed. Apa itu alles doordringed bahasa Indonesianya,
menyerapi segala hal. 47
Pemikiran teologi Soekarno ini sebenarnya tidak bertentangan
dengan konsep ketuhanan dalam ilmu tasawuf, dan termasuk
kategori panteistis mistis. Panteistis dikenal dalam tasawuf dengan
dua jenis. Jenis yang pertama disebut panteistis filosofis, yaitu
pemikiran yang menyatakan bahwa zat Tuhan berada di mana-mana.
Karena itu Tuhan identik dengan alam semesta. Pandangan ini

Hosein Nasr, Tiga Pemikir Muslim, Ibnu Sina, Suhrawardi, Ibnu Arabi,
Terjemahan oleh Ahmad Mujahid, Risalah, Bandung, 1986, hal. 144 148.
46

Soekarno, Ilmu dan Perjuangan, Yayasan Pendidikan Soekarno hal.

47

Soekarno, Ilmu dan Perjuangan, Yayasan Pendidikan Soekarno hal,

114
hal. 115.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

120

bertentangan dengan prinsip keesaan Allah, karena Allah bersatu


dengan secara esensi dengan alam semesta. Karena itu, hal ini
bertentangan dengan ajaran Islam. Sedangkan Jenis yang kedua
disebut panteistis mistis. Jenis kedua ini memahami bahwa wujudiah
(eksistensi) Tuhan yang bersatu dengan alam, bukan zatNya (esensi).
Menurut pemahaman ini, alam semesta adalah sebagai penampakan
lahir (tajalli) dari nama-nama dan sifat-sifat Tuhan. Tuhan secara
esensi adalah Esa, dan alam semesta adalah penampakan lahir
essensiNya yang mutlak dalam bentuk terbatas.

48

sehingga alam

semesta adalah baying-bayang dari realitas di baliknya. Karena itu


sifat-sifat atau nama-nama Tuhan dalam jumlah tertentu dari sudut
pandang tasawuf jenis ini tidak menjadi masalah, jika dikaitkan
dengan keterbatasan manusia akan pengetahuan tentang Tuhan.
Keyakinan Soekarno yang berbentuk panteistis monoteistis
tersebut termasuk jenis panteistis mistis, karena masih meyakini
bahwa Zat Tuhan tetap esa dan tidak berbilang. Jelas bahwa
pemikiran Soekarno ini berkaitan dengan tasawuf. Dengan demikian
perdebatan

jumlah

nama-nama

dan

sifat-sifat

Tuhan

yang

dimunculkan Soekarno sebenarnya bisa dilihat dalam pandangan


tasawuf ini.

48

Ibnu Arabi, Fushush al-Hikam, edisi Afifi, Kairo, tth., hal. 90.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

121

2. Konsep Syariah menurut Soekarno


Agama Islam diturunkan untuk membawa rahmat bagi
seluruh penghuni alam. Al-Quran yang dijadikan pedoman
kehidupan oleh manusia mengatur semuanya. Hal itu untuk menjaga
keharmonisan dan keseimbangan kehidupan di dunia. Namun
demikian tidak semua permasalahan diberikan pemecahannya dalam
al-Quran. Al-Quran hanya memuat hal-hal yang umum.
Meskipun demikian, al-Quran harus mampu menjawab
tantangan permasalahan manusia yang semakin komplek. Karena
bentuk tafsirannya yang berupa syariat harus elastis bersifat
kekaretan. Semangat dan ruh dari syariat itu yang harus ditangkap
oleh umat Islam. Dengan mengutip pendapat Sayyid Amir Ali
Soekarno menyatakan :
The elasticity of laws is their great test and this test is preeminently posessed by those of Islam. Their compatibility with
progress shows their founders wisdom.
Wet yang jempol haruslah seperti karet, dan kekaretan ini
adalah teristimewa sekali pada wet-wet Islam. Wet-wet Islam itu
bisa cocok dengan semua kemajuan. Itulah kebijaksanaan yang
membuatnya. 49
Soekarno memandang syariat yang berupa hukum-hukum
fiqh hasil ijtihad ulama terdahulu harus diinterpretasi ulang. Koreksi

49

Memudakan Pengertian Islam dalam Bung Karno dan Wacana Islam,


Grasindo, hal. 78.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

122

ulang itu dengan mempertimbangkan kemajuan dan kebudayaan


manusia. Bisa jadi suatu hukum sesuai dengan waktu dan tempat
hukum itu dirumuskan, tapi tidak cocok untuk waktu yang lain.
Soekarno melihat ajaran Islam tidak sesuatu yang zaklijk, kaku dan
pasti tetapi ada kemunkinan-kemungkinan lain yaitu jaiz, mubah.
Celah inilah yang diperuntukkan bagi akal manusia untuk
menggalinya. Soekarno menyatakan :
Lupakah kita, bahwa hukum syariat itu bukan hanya
haram, makruh, sunnah dan fardlu saja ? lupakah kita, bahwa
masih ada juga barang mubah atau jaiz ? alangkah baiknya
kalau umat Islam lebih ingat pula kepada apa yang mubah atau
jaiz ini ! alangkah baiknya kalau kita ingat bahwa dalam urusan
dunia, di dalam urusan statesmanship, boleh berqia, boleh
berbidah, boleh membuang cara-cara dulu, boleh mengambil
cara-cara baru 50
Umat Islam dalam kondisi demikian menjadi cemoohan
bangsa lain. Bukan Islam yang salah, tetapi pemahaman umat yang
keliru. Kesimpulan Soekarno, umat Islam Indonesia telah mengalami
kegagalan. Gagal dalam memahami maksud ajaran Islam yang
sesungguhnya.
Soekarno

menempatkan

akal

sebagai

sarana

untuk

memahami segala hal termasuk syariat. Kalau bisa dijelaskan


dengan akal mengapa harus digaib-gaibkan. Syariat Islam yang

50

Surat-surat dari Endeh dalam Bung Karno dan Wacana Islam,


Grasindo, hal. 40

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

123

konteksnya mubah, jaiz, (boleh) dan hukum kemasyarakatan adalah


peluang umat Islam untuk mengejar ketertinggalan. Karena itu
kemerdekaan akal yang dia lontarkan bukan tanpa batas. Dalam hal
akidah dan ibadah, Soekarno tetap melihat nilai kemutlakannya,
misalnya dalam pernyataan :
Ambillah misalnya hukum kewajiban sembahyang lima
waktu sehari. Siapa berani mengatakan, bahwa sembahyang itu
memadamkan kegiatan rakyat ? Saya berani mengatakan,
bahwa sembahyang itu malahan satu sumber tenaga, satu
sumber kekuatan, bagi orang yang tahu mengerjakannya. 51
Dalam memandang kelenturan syariat Islam, Sekarno
menyatakan tidak ada agama yang lebih rasional dan sederhana
selain Islam. Syariat Islam itu sederhana, mudah dipahami sesuai
dengan tingkat kemajuan suatu umat. Berangkat dari sini, maka tidak
menutup

kemungkinan

rasionalisasi

syariat

Islam.

Seiring

pemikiran tokoh Farij Wajdi, Islam yang sesungguhnya adalah


Islam yang sesuai dengan dinamika umat

52

. Menurut Soekarno,

Islam sendiri menghendaki kemajuan. Sejarah yang membuktian


seberapa besar suatu interpretasi ajaran Islam, menimbulkan
kemashlahatan bagi umat saat itu.

51

Apa Sebab Turki Memisahkan Agama dari Negara, Bung Karno dan
Wacana Islam, Grasindo, hal 121.
52

Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam, Sejarah Pemikiran dan


Gerakan, Bulan Bintang, Jakarta, hal. 78.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

124

Dasar pemikirannya ini berimbas pada pemahamannya


terhadap berbagai masalah diantaranya :
a. Pendekatan ilmu pengetahuan terhadap ajaran agama.
Sebagaimana diuraikan terdahulu, Soekarno menghendaki
adanya campur tangan pengetahuan terkini dalam memahami
doktrin agama. Dengan itu agama hadir di tengah manusia dalam
suasana kemanusiaan. Hal ini tercermin pemikirannya dalam
pensucian bekas jilatan anjing :
Pada suatu hari saya punya anjing menjilat air di dalam
panci di dekat sumur. Aya punya anak Ratna Djuami
berteriak, Papi, papi, si Ketuk menjilat air di dalam panci !
Saya menjawab, Buanglah air itu dan cucilah panci itu
beberapa kali bersih dengan sabun dan kreolin
Ratna termenung sebentar. Kemudian ia menanya,
Tidakkah Nabi bersabda, bahwa panci ini mesti dicuci
tujuh kali, diantaranya satu kali dengan tanah ?. Saya
menjawab, Ratna, di zaman Nabi belum ada sabun dan
kreolin. Nabi Waktu itu tidak memerintahkan orang
memakai sabun dan kreolin.
Maka Ratna menjadi tenang kembali.53
Soekarno

ingin

mengubah

Indonesia yang kebanyakan

kebiasaan

masyarakat

bermahab Syafii. Menurut

pemikiran Soekarno, sabun dan kreolin belum ditemukan pada


zaman Nabi,

karenanya pencucian bekas

jilatan

anjing

menggunakan tanah. Soekarno menghendaki interpretasi ajaran

53

Masyarakat Onta dan Masyarakat Kapal Udara dalam Bung Karno dan
Wacana Islam, Grasindo, hal 63.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

125

agama dengan temuan ilmu pengetahuan, dalam suasana


kemajuan.
b. Emansipasi Wanita
Ketika menjalani masa pengasingannya di Bengkulu,
Soekarno masuk menjadi anggota Muhammadiyah. Saat itu,
sudah menjadi kebiasaan penggunaan tabir dalam pertemuanpertemuan organisasi maupun kegiatan keagamaan. Kebiasaan
ini digunakan

untuk memisahkan tempat laki-laki dan

perempuan.54 Hal ini dilakukan untuk menghindari kemungkinan


negatif dari hubungan laki-laki dan perempuan karena berada
dalam satu tempat.
Soekarno memprotes kebiasaan ini, karena tidak ada
satupun ayat atau hadis Nabi yang mengharuskan demikian. Bagi
Soekarno penggunaan tabir ini merupakan lambang atau simbol
perbudakan perempuan. Soekarno menyatakan :
Benar ! saya anggap tabir itu sebagai suatu simbolsimbolnya perbudakan perempuan. Keyakinan saya ialah,
bahwa Islam tidak mewajibkan tabir itu. Islam memang
tidak mau memperbudakkan perempuan. Tabir adalah salah
satu contoh dari hal yang tidak diperintahkan Islam, tetapi
diadakan oleh umat Islam. Tuan tentu sudah baca saya
punya Surat-Surat dari Endeh. Siapa yang sudah baca itu
tentulah ia mengerti bagaimana visi saya tentang Islam.

54

Abdul Karim, Mengabdi Agama, Nusa dan Bangsa, Sahabat Karib


Bung Karno, Gunung Agung, Jakarta, 1982, hal. 65-66.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

126

Saya menolak sesuatu hukum agama yang tidak nyata


diperintah oleh Allah dan Rasul. 55
Penolakan Soekarno terhadap tabir berawal pemahaman
Soekarno bahwa agama Islam adalah agama yang paling sosial,
paling samarata, tidak ada perbedaan, meskipun jenis kelamin.
Tabir adalah simbol perbudakan perempuan. Karena itu
penggunaan tabir saat itu, menyalahi prinsip kesamarataan ini.
Meskipun masalah tabir adalah sederhana, namun bagi
Soekarno hal ini sangat penting. Persoalan sederhana ini
dijadikan Soekarno sebagai pijakan melontarkan masalah yang
lebih besar. Hal ini berkaitan dengan perombakan pola pikir
masyarakat saat itu, yang Soekarno ingin perbaharui. Protes
masalah tabir ini Soekarno maksudkan untuk merubah pola
berfikir umat, agar masyarakat tidak mengada-ada dan terjebak
dalam pola adat istiadat yang melemahkan dan meremehkan
kaum wanita. Soekarno menunjukkan semangat Islam dalam
menempatkan kaum perempuan pada tempat yang semestinya.
Untuk mendukung pendapatnya Soekarno menceritakan
keterkesanannya atas tindakan Agus Salim yang melakukan hal
serupa sebelumnya :

55

Sukarno, Tabir adalah lambang perbudakan, Tabir tidak


diperintahkan oleh Islam, Dibawah Bendera Revolusi, Panitia Penerbit, Djakarta
1965, jilid I, hal. 349

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

127

Saya ingat bahwa dulu H.A. Salim pernah merobek


tabir di salah satu rapat umum, ya merobek, terang-terangan
! di dalam pandangan saya perbuatan itu adalah salah satu
perbuatan yang lebih besar misalnya daripada menolong
orang dari pahlawan (sic.) air laut yang sedang mendidih
atau masuk penjara karena delik sekalipun. Sebab
perbuatan itu minta keberanian moril yang besar. 56
Soekarno juga menolak alasan penggunaan tabir yaitu
untuk menghindari dampak negatif bercampurnya laki-laki dan
perempuan dalam satu tempat. Soekarno menganalogikan hal ini
dengan peniadaan pintu agar rumah tidak dimasuki pencuri.
Penyelesaian masalah menghindari pencuri dengan penghilangan
pintu rumah adalah tidak wajar. Karena itu untuk menghindari
dampak negatif tersebut menurut Soekarno adalah dengan
memisahkan antara tempat laki-laki dengan perempuan atau satu
pihak di muka dan yang lainnya di belakang. 57
Dalam Islam, tidak terdapat ayat atau hadi yang tentang
kewajiban pemakaian tabir atau hijab ini. Solusi masalah ini
sebenarnya sudah terdapat dalam al-Quran. Allah mewajibkan
umat Islam untuk menundukkan pandangan terhadap lain jenis

56

Bung Karno dan Wacana Islam, Grasindo, hal. 55.

57

Sukarno, Tabir adalah lambang perbudakan, Dibawah Bendera


Revolusi, hal. 349-350.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

128

demikian pula terdapat larangan bagi kaum perempuan untuk


meliuk-liukkan suara sehingga memancing syahwat lain jenis. 58
Tampaknya

pendapat

Soekarno

tentang

tabir

ini

dipengaruhi oleh pendapat Qasim Amin, seorang pembaharu dari


Mesir. Menurutnya hijab atau tabir bukanlah warisan Islam tetapi
sesuatu yang diwarisi umat Islam dari bangsa lain. Timbulnya
kebiasaan memasang hijab atau tabir bermula dari interaksi
antara umat Islam dengan bangsa lain, kemudian diperindah dan
diterapkan dengan cara yang berlebih-lebihan, dan kemudian
dibungkus dengan pakaian agama. 59
Berkaitan dengan masalah tabir ini, menurut Soekarno,
selain usahanya merombak pola pikir masyarakat saat itu juga
secara khusus dimaksudkan untuk memberdayakan kaum
perempuan. Soekarno dalam hal ini menganjurkan emansipasi
wanita. Bagi Soekarno, wanita adalah salah satu unsur
masyarakat yang sejajar dengan laki-laki. Bahkan mempunyai

58

Ayat tersebut dalam an-Nr 24 : 30-31 yaitu :

!$# b) 3 Nlm; 4s1r& y79s 4 Ogy_r (#qxtsur Md|/r& `B (#qt ZBsJ=j9 @%

.. `gy_r z`xtsur `d|/r& `B z`t MuZBsJ=j9 @%ur - tbqoYt $yJ/ 77yz


59

Lihat Muhammad Ridwan Lubis, Pemikiran Sukarno tentang Islam,


Haji Masagung, hal. 182.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

129

peranan yang penting dalam sistem masyarakat. Penggunaan


tabir seperti saat itu berarti kurang menghargai kaum wanita.
Dia menyatakan :
Sering sudah saya katakan dengan lisan dan dengan
tulisan. Salah satu keberatan besar daripada sistim
kemasyarakatan ini adalah kedudukan yang fiqih berikan
kepada kaum perempuan. Memang soal perempuan inilah
bagian yang paling penting di dalam sistim kemasyarakatan
Islam itu. Soal perempuan inilah central fact daripada sistim
sosial Islam itu. 60
Menurut Soekarno,

wanita berperan

besar

dalam

menciptakan suatu bangsa mempunyai peradaban tinggi. Suatu


bangsa akan mengalami kemunduran ketika menempatkan
wanita pada tempat yang rendah. Soekarno mendukung
pendapatnya dengan menunjukkan bahwa Yunani mengalami
kemunduran karena menghinakan wanita, demikian pula Jerman
mengalami masa kemunduran ketika wanita ditempatkan pada
posisi yang berkaitan dengan gereja, memasak, pakaian dan
anak.61 Islam juga mengalami hal serupa jika wanita
diperlakukan sebagai pemuas nafsu. Penghargaan dan perhatian
Soekarno yang besar terhadap kedudukan perempuan ini
memberi inspirasi untuk menulis buku berjudul Sarinah. Nama
yang diambil dari seorang perempuan pengasuhnya.
60

Bung Karno dan Wacana Islam, Grasindo, hal. 104.

61

Lihat Soekarno, Sarinah, Inti Iayu Press, Jakarta, 1984. hal. 21.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

130

c. Tranfusi darah
Donor darah atau transfusi darah (bloedtransfusie) adalah
temuan baru bidang kedokteran pada saat itu. Peperangan di
dunia saat itu mengakibatkan banyak tentara dan warga yang luka
dan meninggal. Hal yang sama juga terjadi di Indonesia. Revolusi
fisik memakan banyak korban. Karena itu transfusi darah sangat
membantu keselamatan orang berupa sumbangan darah. Namun
demikian masih belum terdapat ketegasan status hukum transfusi
darah ini dan diharamkan oleh kebanyakan ulama, sebagaimana
pernyataannya :
Bagi saya keadaan yang semacam ini menjadi satu
cermin benggala, bahwa masyarakat kita memang masih
lain dari masyarakat Islam di negeri-negeri lain. Di Turki
bloedtranfusie telah dikerjakan, di Mesir pun bloedtransfusie itu telah dikerjakan ! Tetapi ya moga-moga saja MIAI
Pleno dan kongres Muslimin Indonesia nanti menentukan
hukum halal atas bloedtransfusie itu, sebagai sumbangan
dalil kepada saudara-saudara ulama yang kini masih
berpendapat, bahwa bloedtransfusie itu haram. 62
Menurut Soekarno pertimbangan kebanyakan ulama saat
itu masih mengharamkan transfusi darah ini adalah sebagaimana
pernyataan Soekarno :
Haram mendermakan darah kita kepada musuh, karena
musuh itu tidak mati, tetapi hidup. Haram diambil darahnya
muslim yang suci untuk dimasukkan ke dalam tubuh orang

62

Bloedtransfusie dan Sebagian Kaum Ulama, dalam Bung Karno dan


Wacana Islam, Grasindo, hal. 168.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

131

bukan Islam yang tidak suci, agar mendorong yang tidak


muslim tetap hidup. Haram dimasukkan darahnya yang
tidak muslim dan tidak suci ke dalam tubuh orang-orang
muslim yang tentu suci. 63
Untuk menyangkal hal di atas, Soekarno mengarahkan ke
masalah yang lebih luas yaitu kemanusiaan dalam Islam.
Sehingga menurutnya transfusi darah adalah perbuatan sangat
terpuji dan halal karena menyelamatkan orang dari kematian.
Soekarno menyatakan pemahamannya tentang etika peperangan
(oorlogsethiek) dalam ajaran Islam. Al-Baqarah ayat ke-190
menyebutkan Perangilah di atas jalan Allah orang-orang yang
memerangi kamu dan janganlah melewati batas.

64

Soekarno

menafsirkan tidak melawati batas di ayat ini dengan tidak


melewati batas kemanusiaan. Ayat ini turun untuk merubah
tradisi peperangan jhiliyah yang brutal, tidak menghormati sisi
kemanusiaan.
Untuk mendukung pendapatnya bahwa sisi kemanusiaan
yang diperlihatkan oleh Islam. Sekalipun kepada musuh, Islam

63

Bung Karno dan Wacana Islam, Bloedtransfusie dan sebagian Kaum


Ulama, Grasindo, hal. 169.
64

Ayat al-Baqarah 2 : 190 tersebut :

tGJ9$# =s w !$# c) 4 (#rtGs? wur O3tRq=Gs) t%!$# !$# @6y (#q=Gs%ur

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

132

sangat menghormati kemanusiaan dan kehidupan manusia.


Mengungkapkan fakta dengan merunut fakta sejarah yaitu
Pertama, saat berhasil membebaskan Mekkah tahun 630 masehi,
Rasulullah tidak dendam kepada kafir Mekkah yang memerangi,
meneror dan mengsusirnya. Rasul justru memberi jaminan
keamanan dan keselamatan. Padahal andaikan Beliau mau
menghukum dan membunuh mereka hal itu mungkin saja. Kedua,
peperangan yang dilakukan oleh Abu Bakar pada tahun 633. Abu
Bakar memberi batasan, tidak ada orang tua, kakek-nenek yang
boleh dibunuh, juga anak-anak, tidak juga perempuan. Tidak ada
mayit, pohon yeng berbuah, ladang, tanaman dan rumah yang
diganggu dan dirusak. Ketiga, Umar bin Khatab ketika berhasil
menaklukkan Baitul Muqaddas. Meski perjuangan memakan
koraban banyak, diiringi rasa marah dan dendamg di pihal yang
lain. Tetapi Umar tidak meneteskan daran setetespun. Umar
mengampuni

mereka.

Keempat,

pembebasan

kali

kedua

Yerusalem dari umat Nasrani. Meski untuk itu umat Islam harus
kehilangan 70.000 muslim, alhuddin al-Ayyubi tidak menaruh
dendam, bahkan membebaskan tawanan yang mampu membayar
tebusan.
Berdasarkan analisis sejarah ini Soekarno berpendapat
betapa luhurnya Islam menjujung tinggi nilai kemanusiaan,

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

133

dalam hal ini termasuk hidup seseorang. Karena itu Soekarno


berkesimpulan bahwa menyumbangkan darah kepada orang tidak
bertentangan dengan hakikat Islam. Soekarno menyatakan, ...
maka saya yakin menurut jejak etiknya Islam 65
Dalam bagian lain, Soekarno menyangkal kenajisan tubuh
orang yang bukan Islam. Soekarno mengemukakan pendapatnya
bahwa status najis tersebut bukan untuk tubuh atau fisik orang
bukan muslim, tetapi hanya faham, agama, keyakinan dan
pikirannya karena mereka kafir atau musyrik. Soekarno
menyatakan bahwa al-Quran sendiri tidak menjelaskan kenajisan
tubuh orang non muslim dimaksud. Soekarno berkata :
Dalil bahwa Quran mengatakan orang musyrikin najis
? benar Quran ada mengatakan begitu, tapi najis apanya ?
najis tubuhnyakah ? najis darahnyakah ? tidak ! Yang
dikatakan Quran najis, ialah najis fahamnya, najis
ittikadnya, najis pikirannya, najis agamanya. Sebab
manakala mereka mengucapkan iman kepada Allah dan
Muhammad Rasulullah. Mereka sekonyong-konyong tidak
lagi najis, manakala fahamnya, kepercayaannya, agamanya
berganti dari syirik ke Islam. 66
Tranfusi darah adalah hal baru dalam masyarakat pada
saat itu. Hal ini hasil perkembangan ilmu pengetahuan

65

Bung Karno dan Wacana Islam, Bloedtransfusie dan sebagian Kaum


Ulama, Grasindo, hal. 170
66

Bung Karno dan Wacana Islam, Bloedtransfusie dan sebagian Kaum


Ulama, Grasindo, hal. 171.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

134

kedokteran. Adalah wajar jika tidak ditemukan dalil yang tegas


tentang masalah ini. Perbuatan, selama tidak ada dalil yang
secara tegas melarangnya dan tidak bertentangan dengan hakikat
Islam adalah boleh. Demikian masalah transfusi darah ini,
menurut Soekarno adalah boleh. Dia menyatakan,
Tiap-tiap perkara itu asal hukumnya boleh alias harus,
perkara itu baru menjadi perkara haram atau makruh,
perkara wajib atau sunnah, setelah memeriksa kepada illatillatnya. Tidak ada satu dalil dari Quran atau Hadis yang
membicarakan. Bloedtransfusie (oleh karena bloedtransfusie adalan pendapatan baru), jadi tetapkah hukumnya
bloedtransfusie itu pada asalnya boleh. Ia menjadi satu
barang haram atau makruh, manakala ia mendatangkan
kerugian atau mendatangkan bahaya. 67
Perbedaan pendapat ini dapat dipahami, karena saat itu
dalam situasi perang melawan penjajah. Trauma akibat
penjajahan yang begitu lama hingga menanamkan kebencian
yang dalam bagi bangsa Indonesia. Karena itu masyarakat
memberi status keharaman tranfusi darah. Sedangkan Soekarno
melihatnya dari sisi kemanusiaan, tidak ada perbedaan kepada
manusia apapun, termasuk agama.
d. Riba dan Bank
Pandangan Soekarno tentang riba dirasionalisasikannya
bahwa riba merupakan bentuk penindasan kaum kapitalis kepada

67

Bung Karno dan Wacana Islam, Bloedtransfusie dan sebagian Kaum


Ulama, Grasindo, hal. 172.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

135

rakyat jelata. Ketika seseorang menumpuk-numpuk harta dan


membungakannya secara tidak wajar adalah riba. Soekarno
mengutip ayat al-Quran, Janganlah makan riba berlipat ganda
dan perhatikanlah kewajibanmu terhadap Allah moga-moga
kamu beruntung. Dia juga mendukung pendapatnya dengan ayat
yang aartinya Tetapi barang siapa menumpuk-numpuk emas
dan perak dan membelanjakan dia tidak menurut jalannya Allah,
kabarkanlah akan mendapat satu hukuman yang berat.

68

Pendapatnya ini dia lontarkan kali pertama, ketika Soekarno


memaparkan hasil sintesisnya akan nasionalisme, marxisme dan
Islamisme pada Oetoesan Hindia 1921. Menurutnya ada
kesamaan antara Marxisme dengan Islamisme. Keduanya
menentang penghisapan manusia atas manusia yang lain. Karena
itu Soekarno menyatakan, Kaum Islamis tidak boleh lupa,
bahwa kapitalisme, musuh Marxsisme itu, ialah musuh Islamisme
pula ! sebab meerwaarde sepanjang faham Marxisme tidak
lainlah daripada riba sepanjang faham Islam.

69

Pandangan

Soekarno tentang riba dalam Islam mendukung pemikiran


politiknya, buah sintesa nasionalisme marxisme dan Islamisme.
68

Ayat itu ada dalam surat Ali Imran 130. Lihat Depatemen Agama, AlQuran dan Terejemahnya, Jakarta, 1995, hal 97.
69

Sukarno, Nasionalisme, Islamisme Maxisme, Bung Karno dan Wacana


Islam, Grasindo, hal. 13.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

136

Soekarno juga melihat perbankan sebagai sebuah tuntutan


kemajuan zaman dalam bidang ekonomi. Di samping itu bank
mempunyai mashlahat dalam mengembangkan potensi ekonomi.
Soekarno berkesimpulan

bahwa bank dan bunganya adalah

boleh dan bukan masuk kategori riba. Demikian juga merupakan


kebutuhan dan keniscayaan dalam masyarakat modern. Soekarno
menyatakan :
Ambillah lagi larangan riba. Siapa mau membantah,
bahwa larangan ini baik sekali buat melindungi si kaum
miskin dari isapan si kaum kaya, baik sekali buat
menghindarkan si kaum kaya dari iblisnya keserakahan
dunia? tetapi siapa pula mau membantah, bahwa satu
masyarakat modern perlu kepada bankwezen yang sehat
sendi-sendi kemanusiaannya? perlu kepada pemutaran uang
di dunia internasional, perlu kepada kredit dari negeri lain,
perlu kepada pelbagai hal yang di situ tidak dapat dielakkan
perhitungannya rente yang sederhana. 70
d. Hubungan Islam dan Negara
Prinsip Soekarno adalah kembali kepada sumber Islam.
Berdasar pada bacaan-bacaanya, tentang Islam dan negara,
menurutnya, bahwa Islam harus terpisah dari birokrasi negara.
Menurutnya, al-Quran dan hadis adalah wahyu yang menuntun
manusia ke arah kebaikan dan memberi batasan agar tidak
terjerumus dalam kenistaan. Karenanya Islam adalah urusan
pribadi-pribadi, Islam tidak terikat oleh aturan negara, demikian
70

Apa Sebab Turki Memisah Agama dari Negara, Grasindo, hal. 125.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

137

pula negara harus lepas dari ikatan agama. Menurutnya, tidak ada
dalil yang kuat yang secara tegas mengatur pengaturan tata
masyarakat seperti itu. Dia menyatakan,
Bagi kita keadaan di Turki itu sebenarnya bukan
keadaan asing. Bagi kita perpisahan antara agama dan
negara itu, dengan ada perbedaan besar yang saya bicarakan
di sini sedang kita alami. Bagi kita agama Islam adalah
urusan kita sendiri, bukan urusan pemerintah. Keadaan ini
sama tetapi motif di sini dan di Turki lain. 71
Bagi Soekarno, ketika Islam bersatu dengan Negara, maka
terdapat kemungkinan yang besar salah satunya mengeksploitasi
yang lain. Dalam upaya menghindarkan hal itu, jalan satusatunya adalah memisahkan agama dari belenggu negara. Dia
menyatakan, manakala agama dipakai buat memerintah ia
selalu dipakai alat penghukum di tangan raja-raja, orang-orang
zalim dan orang-orang tangan besi. 72
Soekarno terkesan dengan gerakan nasionalisme di Turki.
Meski perbedaan yang situasi di Indonesia dan Turki tidak
disebutkan secara jelas oleh Soekarno, kemungkinan hal
demikian sejalan pemikiran politiknya di Indonesia. Seperti
diuraikan sebelumnya Soekarno berusaha menyatukan potensi

71

Memudakan Pengertian Islam, Bung Karno dan Wacana Islam,


Grasindo, hal. 81.
72

Apa Sebab Turki Memisah Agama dari Negara, dalam Bung Karno dan
Wacana Islam, Grasindo, hal. 110.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

138

kemajemukan

bangsa

Indonesia

dalam

suatu

wadah

nasionalisme. Soekarno berargumen bahwa pemisahan agama


dengan Islam, menjadikan agama Islam menjadi hidup dan maju.
Umat Islam akan terus mengejar ketertinggalannya. Dalam
lapangan politik perjuangan umat Islam yang gigih, akan
memperbanyak suara di parlemen. Umat Islam secara demokratis
akan berusaha menyampaikan aspirasi masyarakat Islam. Maka
keputusan yang dihasilkan akan mencerminkan suara umat Islam.
Soekarno menyatakan :
Lagi pula, di suatu negeri yang demokrasi yang ada
perwakilan rakyat yang benar-benar mewakili rakyat, di
negeri yang demikian itu rakyatnya toh dapat memasukkan
segala macam keagamaannya ke dalam tiap-tiap tindakan
negara, ke dalam tiap-tiap undang-undang yan dipakai di
dalam negara, ke dalam tiap-tiap politik yang dilakukan oleh
negara walaupun di situ agama dipisahkan dari negara. Asal
sebagian besar dari anggota-anggota parlemen politiknya
politik agama. 73
Pernyataan Soekarno menunjukkan bahwa pemisahan
agama dengan negara yang dia maksudkan adalah dalam batasan
formal legal. Agama tidak masuk secara institusi dalam urusan
negara, negara tidak turut campur dalam masalah agama, karena
agama menyangkut urusan perseorangan. Sehingga Islam tidak
dicantumkan secara formal

dalam undang-undangnya bahwa

73

Apa Sebab Turki Memisah Agama dari Negara, dalam Bung Karno dan
Wacana Islam, Grasindo, hal. 112.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

139

negara adalah negara Islam. Tetapi agama Islam tetap menjadi


sumber inspirasi masyarakat Islam dalam berkehidupan dalam
negara yang demokratis. Senada dengan hal ini, Kuntowijoyo
menyatakan, Pemisahan yang demikian karena disadari bahwa
agama tidak bisa diatur oleh kekuatan politik, agama tidak
tumbuh

dengan

logika

kekuasaan,

tapi

dengan

logika

kepercayaan.74 Hal ini berarti urusan agama adalah bagaimana


seorang

hamba

membuat

komunikasi

harmonis

dengan

Tuhannya.
Pendapat Soekarno ini terdapat kontradiksi. Hal ini bila
terdapat keadaan bahwa badan perwakilan terdiri dari mayoritas
umat Islam yang betul-betul memperjuangkan ajaran-ajaran
agamanya. Keadaan ini berdampak bahwa keputusan-keputusan
yang dihasilkan selayaknya akan sesuai dengan nuansa ajaran
Islam. Badri Yatim secara retoris mengandaikan bila yang terjadi
lebih dari sekedar keputusan yang sesuai dengan ajaran Islam.
Badri Yatim menulis,
...tetapi lebih jauh dari itu tentnu persatuan agama dan
negara akan diperjuangkan, hingga dapat tertulis dalam
konstitusi. Kalau hal ini terjadi, apakah yang dimaksud
Soekarno arti yang sebenarnya dari cita-cita Islam tersebut
masih dipertahankan ? Terpisahnya agama dan negara,

74

Kuntowijoyo, Identitas Politik Umat Islam, Mizan, Bandung, 1999, hal.

182.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

140

sementara hukum-hukum yang berlaku berjiwa Islam. Apakah


bentuk ini yang dimaksudkannya dengan persatuan agama
dan negara ? dengan demokrasi yang seperti itupun persatuan
agama dan negara dapat dicapai. 75
Di sisi lain menurut Soekarno, umat Islam mau tidak mau
akan bergesekan dengan kemajuan dan kemodernan. Sehingga
banyak ajaran Islam yang harus diwujudkan sesuai dengan
perkembangan manusia. Karena itu Islam harus tampil lebih
aktual dan membumi, tidak sebatas ritual sakral.

Mengutip

Kamal Ataturk, Soekarno menyatakan, Saya merdekakan Islam


dari ikatannya negara, agar supaya agama Islam bukan tinggal
agama memutar tasbih di dalam masjid saja, menjadilah satu
gerakan yang membawa perjuangan. 76
Soekarno berargumen dalam memaparkan ide hubungan
Islam dan negara ini dari pemahamannya tentang Tauhid. Dia
berusaha menunjukkan pola pikir untuk mengembalikan Islam
dan tauhid pada tempat yang agung, yang semestinya. Bahwa
terdapat ajaran Islam yang harus diterjemahkan ke dalam dunia
yang manusiawi. Pendapat Soekarno ini bersambung dengan

75

Badri Yatim, Soekarno, Islam dan Nasionalisme, Inti Sarana Aksara,

hal. 159.
76

Gagasan Sekularisme Soekarno ini menuai kritik dari kalangan Islam.


Lihat M. Ridwan Lubis, Haji Masagung, hal. 237 258. Lihat juga polemik Islam
dan Negara dalam Bahtiar Effendy, Islam dan Negara, Transformasi Pemikiran
dan Praktik Politik Islam di Indonesia, Paramadina, hal. 61.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

141

Nurcholis Madjid, yang 30 tahun kemudian meneruskan alur


pemikirannya dengan pemisahan agama ini. Dalam hal ini
Nurcholis

mengusung

gerakan

sekularisasi.77

Nurcholis

menyatakan bahwa agama Islampun bila diteliti benar-benar


dimulai dengan proses sekularisasi. Ajaran tauhid itu merupakan
pangkal tolak proses sekularisasi secara besar-besaran.78 Tetapi
Nurcholis membedakan istilah sekularisasi dengan sekularisme,
bahkan menentang sekularisme. Nurcholis menyatakan :
Sekularisasi tidaklah dimaksudkan sebagai penerapan
sekularisme, sebab secularism is the name for an ideology, a
new closed world view which functions very much like a new
religion. Dalam hal ini, yang dimaksudkan ialah setiap bentuk
leberating development. Proses pembebasan ini diperlukan
karena umat Islam, akibat perjalanan sejarahnya sendiri, tidak
sanggup lagi membedakan nilai-nilai yang disangkanya
Islami itu, mana yang transendental dan mana yang
temporal... sekularisasi tidaklah dimaksudkan sebagai
penerapan sekularisme dan mengubah kaum Muslimin
menjadi sekuleris. Tetapi dimaksudkan untuk menduniawikan
nilai-nilai yang sudah semestinya bersifat duniawi, dan
melepaskan umat Islam dari kecenderungan untuk mengukhrawi-kannya. 79

77

Istilah sekuler berasal dari kata secular, seculer, seculere yang berarti
temporal, sementara, tak abadi. Sekularisme adalah gerakan dalam masyarakat
yang mencoba memisahkan urusan luar dunia dari dunia ini. Lihat Kuntowijoyo,
Identitas Politik Umat Islam, Mizan, Bandung, 1999, hal. 174.
78

Nurcholis Madjid, Keharusan Pembaharuan Pemikiran Islam dan


Masalah Integrasi Umat, Nurcholish Madjid et. al., Pembaharuan Pemikiran
Islam, Islamic Research Centre, Jakarta, 1980, hal 4-5.
79

Nurcholis Madjid, Islam, Kemodernan dan Keindonesiaan, Mizan,


Jakarta, 1987. hal. 222.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

142

Gerakan pembaharuan pemikiran Nurcholis ini berusaha


merubah pemikiran umat Islam untuk membedakan nilai-nilai
yang transenden dengan nilai-nilai temporal. Implikasi pemikiran
ini dalam pandangan Nurcholis adalah tidak ada hal yang sakral
dalam masalah hubungan negara dan Islam. Dengan demikian
memungkinkan umat Islam mewujudkan ajaran Islam yang
sesuai dengan setiap keadaan. Universalisme Islam dapat
diwujudkan

sesuai dengan

bumi Indonesia.

Proses

ini

meniscayakan pemikiran-pemikiran baru dalam menterjemahkan


ajaran Islam yang lebih membumi.
Nurcholis pada bagian lain mengkaitkan Islam dengan
kemodernan atau modernitas. Namun demikian, modernitas yang
dimaksudkannya bukan untuk menerapkan sekularisme atau
pengagungan nilai-nilai kebaratan, tetapi kemodernan yang dia
maksud adalah rasionalisasi.

80

Dengan demikian dalam

sekularisasi diperlukan rasionalisasi, usaha yang benar-benar


keras, memikirkan dengan sunguh-sungguh tafsiran ajaran Islam
tentang masalah keduniaan ke proporsinya. Sejalan dengan hal
ini, Soekarno juga mengobarkan semangat ijtihad bagi umat
Islam. Dalam batas ini pemikiran Soekarno tampaknya

80

Nurcholis Madjid, Modernisasi Adalah Rasionalisasi


Westernisasi, makalah, Mimbar demokrasi, Bandung, 1968.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

Bukan

143

menemukan titik temu dengan alur pemikiran generasi Nurcholis


dan para pemikir pembaru berikutnya.
Begitulah sosok Soekarno sebagai seorang tentang Islam.
Pemikiran yang terangkum dari pengalaman dan katajaman
analisisnya. Meskipun merambah rentangan yang luas, namun
Bernard Dahm dalam bukunya Sukarno the Struggle for
Indonesian Independence merangkum inti pemikiran Soekarno
menjadi tiga. Tiga hal ini yang menjadi pokok pemikiran seorang
Soekarno yaitu, pertama, tidak ada agama selain Islam yang
lebih menekankan persamaan, kedua, Tidak ada agama selain
Islam yang lebih sederhana dan rasional dan ketiga, Islam adalah
kemajuan.81 Untuk ukuran saat itu, pemikiran Soekarno
tergolong maju dari manusia sezamannya. Perlu satu generasi,
pemikiran

Soekarno

untuk

nyambung

dengan

pemikir

sesudahnya.82 Karenanya Soekarno layak untuk didudukkan


barisan cendekiawan muslim. Dalam bidang dakwah, Soekarno
patut menduduki tempat yang sejajar dengan tokoh dakwah
lainnya, baik dilihat dari segi pemikiran maupun praktis. Secara
praktis verbal akan nampak dalam kajian bab selanjutnya.

81

Bernard Dahm, Sukarno the Struggle for Indonesian Independence,


Cornell University Press, Itacha London, 1969, hal. 181.
82

Bung Karno dan Wacana Islam, Grasindo. hal. x.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

BAB IV

BAHASA DAKWAH DALAM TEKS-TEKS PIDATO SOEKARNO


TENTANG KEISLAMAN

Bab ini berisi analisis setiap naskah pidato Soekarno dengan


pendekatan semiotik sosial. Pendekatan yang dimaksud adalah suatu
metode yang menelaah sistem tanda yang dibuat oleh manusia yang
berwujud lambang, baik lambang itu berwujud kata maupun lambang
berwujud kata dalam satuan kalimat.1 Dengan kata lain, semiotik sosial
menelaah sistem tanda yang terdapat dalam bahasa. Dalam

analisis

semiotik sosial ada tiga unsur yang menjadi pusat perhatian penafsiran teks
yaitu :
1.
2.
3.

Medan Wacana (field of discourse) : mengenai apa yang


sedang terjadi, apa yang dijadikan wacana,
Pelibat Wacana (tenor of discourse) : siapa saja yang dilibatkan
dalam wacana, bagaimana sumber itu digambarkan sifatnya.
Sarana Wacana (mode of discourse) bagaimana medan dan
pelibat digambarkan ; gaya bahasa apa saja yang dipakai. 2

Alex Sobur, Analisis Teks Media Pengantar untuk Analisis Wacana,


Analisis Semiotik dan Analisis Framing, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2001, hal.
148.
2

Alex Sobur, Analisis Teks Media Pengantar untuk Analisis Wacana,


Analisis Semiotik dan Analisis Framing, Remaja Rosdakarya, hal. 148.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

145

Dengan pendekatan ini, akan ditemui indikasi karakteristik bahasabahasa dakwah yaitu qaulun balgun, qaulun layyinun, qaulun karmun,
qaulun maysrun, qaulun saddun dan qaulun marfun dalam teks-teks
pidato Soekarno menurut ranah semiotika sosial.
Teks pidato yang dimaksud dalam penelitian ini adalah teks-teks
pidato Soekarno tentang keislaman oleh presiden Soekarno sebagai kepala
negara, yaitu dari sisi judul menunjukkan istilah-istilah keislaman. Pidatopidato keislaman ini disampaikan oleh Soekarno pada rentang waktu setelah
kemerdekaan hingga Soekarno tidak menjabat sebagai presiden Republik
Indonesia. Pidato-pidato tersebut disampaikan Soekarno pada peringatanperingatan hari besar Islam. Demikian pula pidato keislaman pada acara
resmi berkenaan dengan tempat tertentu yang berkaitan dengan agama
Islam yaitu peresmian masjid Baiturrahman, peringatan sewindu masjid
Syuhada,

amanat di depan panitia pembangunan masjid Istiqlal dan

pembukaan fakultas Hukum Islam perguruan tinggi NU. Soekarno juga


menyampaikan pidato pada acara konferensi atau kongres yaitu penutupan
konferensi Asia Afrika 1965 dan amanat pada kongres Muhammadiyah
1965. Di samping itu juga pidato keislaman pada acara khusus seperti
kuliah umum di Universitas Indonesia tahun 1953 dan amanat ketika
mendapat gelar Pengayom Agung Muhammadiyah tahun 1965. Teks-teks
tersebut adalah sebagaimana tabel berikut :

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

146

Tabel 10
Pidato-pidato Soekarno tentang KeIslaman Pasca Kemerdekaan
No
1

Judul

Negara Nasional dan


Kuliah Umum UI, Jakarta
Cita-cita Islam
Pembukaan Fakultas
Hukum Islam Perguruan
Agama dan Ilmu
Tinggi Nahdlatul Ulama
Solo
Peringatan Isra Miraj
Berjiwalah Miraj
Surabaya

Nabi dan
Pembangunan

Islam, agama Amal

Tuhan tidak hanya


Bersifat 20

Masjid, Awal
Zaman Baru

10

11

Kegiatan, Tempat

Isra dan Miraj


Mukjizat Allah
kepada Nabi Besar
Muhammad SAW
Al-Quran
Membentuk
Manusia Baru
Islam, Agama yang
Mempersatukan
Tuhan dengan
Manusia
Dengan Trikora
Menuju Pemenuhan
Cita-cita Bangsa

Peringatan Maulid di
Istana Negara Jakarta
Peringatan Nuzulul
Quran, Istana Negara
Jakarta
Peringatan Sewindu
Masjid Syuhada,
Yogjakarta
Pembukaan Masjid
Baiturrahman, Istana
Merdeka, Jakarta

Waktu
7 Mei 1953
2 Oktober
1958
7 Februari
1959

15 Maret
1960
30 Juni 1960
3 September
1960

Peringatan Isra Miraj,


Jakarta

16 Januari
1961

Peringatan Nuzulul
Quran, Jakarta

6 Maret 1961

Khutbah tambahan Idul


Fitri, Istana Negara,
Jakarta

18 Maret
1961

Peringatan Maulid Nabi


Muhammad SAW., Istana
Negara Jakarta

13 Agustus
1962

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

147

12

Mencari dan
Menemukan Tuhan

13

Sirathal Mustaqim,
Jalan yang Benar

14

Api Islam, Motor


Terbesar Umat
Manusia

15

16

17

18

19
20

21

22
23

24

Peringatan Nuzulul Quran


di Istana Negara Jakarta
Peringatan Maulid di
Gelora Bung Karno,
Senayan, Jakarta

6 Agustus
1963

Peringatan Nuzulul Quran 1 Februari


di Istana Negara
1964

Amanat Idul Fitri 1983 H


Tuhan Bersifat tidak
di Masjid Baiturrahim
Terbatas
Istana Merdeka Jakarta
Islam adalah Agama
Peringatan Maulid di
Kehidupan dan
Istana Negara, Jakarta
Perjuangan
Haqqul Yaqin
Peringatan Isra dan MIraj
Bahwa Tuhan itu
Nabi Muhammad SAW
Ada
Istana Negara Jakarta
Kebangkitan Umat
Rapat Umum Penutupan
Islam Sedunia,
Konfrensi Asia Afrika di
Lonceng Kematian
Stadion Utama Gelora
Bagi Seluruh
Bung Karno, Senayan
Nekolim
Jakarta
Berjalan Terus di
Atas Ajaran Islam
Agama Mengatur
Hubungan Manusia
dengan Tuhan

Peringatan Maulid di
Istana Negara, Jakarta
Amanat Kongres
Muhammadiyah di
Bandung

Negara, Amanat
Tuhan Kepada Kita

Amanat ketika mendapat


gelar Pengayom Agung
Muhammadiyah di Istana
Bogor

Islam adalah Agama Peringatan Nuzulul Quran


Perbuatan
di Istana Negara, Jakarta
Amanat Idul Fitri di
Islam, Agama yang
Masjid Baiturrahim Istana
Toleran
Negara, Jakarta
Korban, Hakikat
Tiap Kehidupan

12 Februari
1963

15 Februari
1964
22 Juli 1964
12 Desember
1964

14 Maret
1965

12 Juli 1965
24 Juli 1965
25
September
1965
10 Januari
1966
23 Januari
1966

Amanat Idul Adha di


Masjid Baiturrahim, Istana 1 April 1966
Negara, Jakarta

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

148

25

26

27

Api Islam Berkobar- Peringatan Maulid di


kobar
Istana Negara, Jakarta
Amanat di hadapan alim
Dirikanlah Masjid
ulama dan panitia Masjid
Istiqlal di Istana Negara,
dari Beton
Jakarta
Isra Miraj, Penguat Peringatan Isra Miraj di
Batin Nabi
Istana Negara, Jakarta

1 Juli 1966

18 Juli 1966
9 November
1966

A. Qaulun Balgun (ucapan yang berkesan)


Karakteristik bahasa dakwah Qaulun Balgun dari segi medan
wacana (field of discourse) adalah bantahan terhadap serangan,
pernyataan terhadap orang-orang yang mempunyai sifat nifak. Secara
teknis penyampaian, tampak pada pilihan ungkapan yang tajam bahkan
cenderung keras. Setelah diadakan analisis terhadap teks-teks pidato
Soekarno sebagaimana dalam tabel 10, terdapat beberapa indikasi
bahasa dakwah jenis ini dari segi medan, pelibat atau sarana wacana.
Qaulun Balgun yang terdapat dalam teks-teks pidato Soekarno
terkait dengan situasi politik yang melatarbelakangi saat teks tersebut
disampaikan. Semangat Soekarno akan menghilangkan imperialisme,
kolonialisme, neokolonialisme dari bumi, yang dikobarkannya sejak
dahulu, menemukan titik temu dengan politik negara luar negeri
Indonesia saat itu.

Konfrontasi Indonesia dengan negara Malaysia,

mempengaruhi pidato-pidato Soekarno. Hal ini terlihat dalam ungkapanungkapan, pilihan kata yang digunakannya. Nuansa politik terlihat saat

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

149

Soekarno di antaranya menolak penggambaran buruknya keadaan sosial


politik negara Indonesia, atau
dirinya.

sanggahan terhadap berita kesehatan

Dalam pidatonya, Soekarno sering secara tegas Soekarno

menyebut argumen dan nama tokoh tertentu yang menjadi lawan


politiknya. Hal ini terkait dengan kedudukannya sebagai presiden
Republik Indonesia saat itu.
Meskipun bernuansa sebagai kegiatan politik, namun Soekarno
menggunakan bahasa dakwah ini dalam pidato bernuansa keislaman,
yaitu peringatan-peringatan hari besar Islam dan pertemuan organisasi
Muhammadiyah atau konferensi Asia Afrika. Warna Qaulun Balgun
dalam teks pidato Soekarno lebih banyak terindikasi pada ranah Sarana
Wacana (tenor of discourse). Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan
jenis bahasa dakwah ini sebagai tujuan kedua dari pidatonya, tidak
sebagai tujuan utama Soekarno, apalagi bila dikaitkan dengan momen
saat Soekarno menyampaikan pidatonya. Demikian pula jika dilihat dari
komposisi secara kuantitatif dalam pidato yang disampaikannya
sebagaimana dalam tabel

bahasa dakwah dalam teks-teks pidato

Soekarno.
Dalam amanat Idul Adha 1966, di masjid Baiturrahim Istana
Negara Soekarno menyampaikan pidato berjudul Korban Hakikat Tiap
Kehidupan. Soekarno menampik dengan keras penggambaran dirinya
yang negatif. Menurut Soekarno, dirinya digambarkan secara politis dan

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

150

fisik sebagai pemimpin negara yang sedang jatuh. Soekarno


menunjukkan hal yang sebaliknya dengan berkata,
Saudara-saudara tahu, wuuuh saya di luar dikatakan, saya sudah
toppled, dijatuhkan; outsted, disepak keluar. Bahkan diakatakan,
saya ini hampir mati. He coba, wanita di sana. Bapak segar bugar
apa tidak ? Hh wanita melihat saya segar bugar. Lha bukan saja
wanita. Do you see me dying ? No ! I am quite heathly, segar bugar,
sehat walafiat. Tapi di luar dikatakan, Soekarno dying, Soekarno
sick man, Soekarno nearly dying, hampir mati. Dikatakan Soekarno
toppled, artinya sudah jatuh, Soekarno outsted, sudah disepak
keluar. Dikatakan Soekarno hampir bunuh diri. 3
Tampaknya makna korban yang disampaikan oleh Soekarno
sebagai respon dan jawaban atas keadaan politik waktu itu. Soekarno
merasa tertekan dengan adanya usaha pembunuhan karakter terhadap
dirinya. Seperti tampak pada bagian lain, Soekarno berkata,
Misalnya saudara-saudara, korban yang sebagai kepala negara
kujalankan waktu-waktu sekarang ini. Saudara-saudara tahu, wuuuh
saya di luar dikatakan, saya sudah toppled, dijatuhkan ; ousted,
disepak keluar. Bahkan dikatakan saya ini sudah hampir mati. He
coba, wanita di sana itu. Bapak segar bugar apa tidak ? hh wanita
melihat saya segar bugar. Lha bukan saja wanita .... Saya anggap
sebagai korbanan dari kehidupan saya sebagai kepala negara. 4
Demikian pula penyangkalan Soekarno terhadap penggambaran
keadaan ekonomi negara Indonesia yang kurang baik. Penggambaran
negatif itu menyinggung posisi Soekarno sebagai kepala negara. Pidato
berjudul

Islam adalah Agama Kehidupan dan Perjuangan, yang

Bung Karno dan Wacana Islam, Kenangan 100 Tahun Bung Karno,
Grasindo, Jakarta, 2001, hal. 403.
4

Bung Karno dan Wacana Islam, Kenangan 100 Tahun Bung Karno
Grasindo, hal. 403.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

151

disampaikannya dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad saw., pada


22 Juli 1964, Soekarno mengatakan,
Saya ulangi saudara-saudara, saya sebagai penyambung lidah
rakyat Indonesia, wah sudah sampai kapalen...dikatakan membuat
rakyat Indonesia itu makan batu. Yah, tempo hari saya berkata ada
seorang penulis yang berkata, tentu saja penulis imperialis, bahwa
twenty percent of the Indonesian people are starving ; starving itu
artinya megap-megap, hampir mati. Yes Mrs. Nada, I have been
excuse of making this people starve, starving people because
Soekarno...Tidak lain daripada itu Indonesia yang demikian itu. Yes
you have known it, Mrs. Nada. You have seen it, the Indonesian
people every where eat, eat, eat, eat. Dikatakan bahwa kita
menghadapi economic collapse, no tidak, kita tidak menghadapi
economic collapse, saudara-saudara. 5
Di bagian lain bentuk Qaulun Balgun dari segi medan wacana
juga tampak dalam perkataan Soekarno saat suasana konfrontasi dengan
Malaysia. Soekarno berkata,
Saudara-saudara, sebaliknya, nah, sebaliknya sekarang, saya
menuduh kepada Tengku Abdurrahman, saya menuduh Menteri
Besar Abdul Gaffar, yang mengatakan dirinya Islam, apakah mereka
menjalankan politik Islam, apakah betul-betul berbuat sesuai dengan
Islam, kalau mereka rangkul-rangkulan dengan imperialis, dengan
kolonialis ? saya tanya kepada seluruh khalayak di dunia ini, kepada
Tengku saya tanya, kepada Menteri Besar Abdul Gaffar saya tanya,
apakah itu Islammu jikalau engkau rangkul-rangkulan dengan
imperialisme, kolonialisme, neokolonialisme ? 6
Indikasi Qaulun Balgun juga terdapat dalam pidato berjudul
Berjalan Terus di Atas Ajaran Islam. Pidato ini disampaikan pada
peringatan Maulid di Istana Negara 12 Juli 1965. Soekarno berkata,
5

Bung Karno dan Islam, Kumpulan Pidato tentang Islam 1953 1966,
Haji Masagung, Jakarta, 1990, hal. 138
6

Bung Karno dan Wacana Islam, Kenangan 100 Tahun Bung Karno
Grasindo, hal. 322.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

152

Saya sekarang tanya pada Malaysia, apa, apa suaramu yang


membuat rakyat-rakyat di lain negara merasa rang, merasa
menggelegar ? Tidak ada. Malaysia adalah satu negara tanpa
ideologi, satu negara yang kosong melompong, bahkan tempo hari
sudah saya katakan, satu negara yang diadakan untuk overvote the
chinese element in Malaysia, to overvote, mengalahsistemkan rakyat
di sana yang asal Tionghoa, dikalahsuarakan dengan rakyat yang
asal Melayu. 7
Bentuk perkataan yang mengena (balg) ditunjukkan Soekarno
secara halus. Secara personal, Soekarno juga memanfaatkan pidato
Masjid, Awal Zaman Baru, untuk menyampaikan penyangkalan bahwa
dia anti agama. Dalam acara pembukaan masjid Baiturrahim Istana
Negara itu Soekarno berkata,
...saya sendiri saudara-saudara, terus terang dengan air mata
keluar saudara-saudara, saya katakan sakit hati jikalau ada orang
mengatakan bahwa saya menentang agama. Saya ini
mengagungkan agama, mengagungkan agamaku, Islam... 8
Dari segi pelibat wacana (tenor of discourse) terdapat indikasi
bahasa dakwah Qaulun Balgun dalam pidato Soekarno. Karakteristik
bahasa dakwah ini berupa pola interaksi yang dibangun komunikator
terhadap audien atau tokoh yang disebutnya, yaitu orang-orang yang
sengaja mencari kelemahan komunikator atau mereka yang mempunyai
sifat-sifat nifak.

Bung Karno dan Wacana Islam, Kenangan 100 Tahun Bung Karno
Grasindo, hal. 350.
8

Bung Karno dan Islam, Kumpulan Pidato tentang Islam 1953 1966,
Haji Masagung, hal. 248.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

153

Pelibatan tokoh-tokoh lain dalam pidatonya, dilakukan Soekarno


untuk mempertegas posisi dirinya sebagai pelawan imperialisme
kolonialisme.

Dalam peringatan Maulid nabi Muhammad saw., di

Istana Negara 22 Juli 1964, Soekarno berpidato dengan judul Islam


adalah Agama Kehidupan dan Perjuangan. Soekarno menyebutkan
orang-orang yang juga berjuang melawan kolonialisme, seperti dirinya.
Penghadiran mereka diikuti dengan bahasa yang tegas. Saifuddin
Zuchri, Nasution, Ipik Gandamana dan Leimena adalah mereka yang
disebutkan Soekarno,
Apalagi jikalau kita ingat, bahwa sejak dulu pekerjaan kita tidak
ada lain melainkan menggempur, menggempur, menggempur
imperialisme, menggempur kolonialisme, menggempur, menggempur, menggempur imperialisme. Nation par nation, pak Mul sejak
pak Mul kecil, sudah tidak ada lain melainkan menggempur,
menggempur imperialisme dan kolonialisme, pak Saifuddin, pak
Nasution yang duduk di sana.. 9
Di sisi lain Soekarno menghadirkan Tengku Abdul Gaffar dan
Tengku Abdurrahman Putra sebagai musuh. Pemunculan tokoh ini oleh
Soekarno dalam rangka membangun kesadaran audien untuk berjuang
dan menggempur imperialisme, kolonialisme dan neokolonialisme.
Demikian pula pembelaan Soekarno terhadap pembunuhan karakter atas
dirinya, disampaikannya seperti dalam pidato berikut,

Bung Karno dan Wacana Islam, Kenangan 100 Tahun Bung Karno
Grasindo, hal. 321.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

154

Saya pun demikian, dimaki-maki, dicerca, dikatakan saya


diktator, dikatakan saya ini pemeras rakyat ; antara lain Tengku
Abdurrahman mengatakan saya ini diktator, oleh karena saya
mengadakan demokrasi terpimpin. Lho, Tengku Abdurrahman
berkata, uh lihat, lihat Soekarno diktator, karena di apunya
demokrasi adalah demokrasi terpimpin.
Itu tuduhan yang meleset, salah. Apakah saudara-saudara
merasa bahwa saudara-saudara itu saya diktator ? Tidak. Mana orang
Indonesia yang mengatakan bahwa saya diktator ? Tidak ada. Yang
mengatakan demikian demikian itu adalah orang-orang sperti
Tengku Abdurrahman, yang tidak senang kepada cara Indonesia,
tidak senang pada tindak tanduk Indonesia, sepak terjang Republik
Indonesia... 10
Dalam peringatan Maulid di Istana Negara 12 Juli 1965,
Soekarno berpidato dengan judul Berjalan Terus di Atas Ajaran Islam.
Soekarno menyebutkan Tengu Abdurrahman Putra, dan negara-negara
tertentu sebagai sasaran pidatonya. Dengan tegas, Soekarno berkata,
Malaysia apakah Malaysia itu berdikari ? sama sekali tidak.
Dalam hal pertahanan tidak berhenti-henti minta tolong pada Inggris,
minta tolong Australia, minta tolong New Zealand. He, Inggris,
kalau kamu betul-betul anggota Commonwealth, tolonglah kami. He
New Zealand, kalau kamu betul-betul anggota Commonwealth,
tolonglah kami, tolong, tolong, tolong ! mana berdikari-nya, saudarasaudara ? sama sekali tidak ada.11
Sedangkan dari segi sarana wacana (mode of discourse) indikasi
Qaulun Balgun berupa ungkapan yang keras, tajam dan kasar nampak
dalam pidato berjudul Kebangkitan Umat Islam Sedunia, Lonceng
Kematian bagi Seluruh Nekolim, pada penutupan Konferensi Asia
10

Bung Karno dan Wacana Islam, Kenangan 100 Tahun Bung Karno
Grasindo, hal. 320.
11

Bung Karno dan Wacana Islam, Kenangan 100 Tahun Bung Karno
Grasindo, hal. 351.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

155

Afrika di Gelora Bung Karno tanggal 14 Maret 1965. Dalam


kesempatan itu Soekarno berkata,..ketahuilah, bahwa ini akan
membawa lonceng mati ! kepadamu

12

. Soekarno juga menggunakan

labeling yang dipadu dengan pernyataan yang berulang (repetitif) untuk


mensifati kaum imperialis. Soekarno berkata,
Ada manusia-manusia yang tidak bahagia, saudara-saudara, ada
manusia yang tidak bahagia, yaitu manusia-manusia nekolim,
manusia-manusia imperialis, manusia-manusia penjajah, manusiamanusia penindas, manusia-manusia pengisap, manusia-manusia
yang suka mengkungkung suatu bangsa, manusia-manusia itulah
yang tidak bahagia... 13
Dalam pidato itu Soekarno juga menggunakan labeling. Labeling
yang keras juga nampak dalam pilihan kata yang digunakan Soekarno
dalam memberi label untuk bangsa penjajah, imperialis, Soekarno
menyebut kata subversi, intervensi, ganyang Malaysia. 14
Ciri dari bahasa dakwah ini adalah gaya bahasa yang meledakledak , cenderung keras dan tajam. Ketika Soekarno mencontohkan hasil
perundingan di Manila. Soekarno mengatakan dalam pidato berjudul
Shirathal Mustaqim, Jalan yang Benar, Malahan di sini saya berkata,
kalau mau memakai perkataan ganyang, ya ganyangen Malaysia ! Kalau

12

Bung Karno dan Islam, Kumpulan Pidato tentang Islam 1953 1966,
Haji Masagung, hal. 152.
13

Bung Karno dan Wacana Islam, Kenangan 100 Tahun Bung Karno
Grasindo, hal. 338.
14

Bung Karno dan Wacana Islam, Kenangan 100 Tahun Bung Karno
Grasindo, hal. 310.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

156

mau memakai perkataan kremus, kremusen Malaysia ! Kremus, tak


kremus balungmu ! Boleh !

15

Pidato tersebut disampaikan di hadapan

masyarakat pada peringatan Maulid di Gelora Bung Karno tanggal 6


Agustus 1963.
Dalam pidato berjudul Islam, Agama Kehidupan dan
Perjuangan, Soekarno merasionalisasi konfrontasi dengan Malaysia
adalah bagian dari perintah agama Islam. Perintah untuk menentang dan
memberantas kezaliman. Pada peringatan Maulid nabi Muhammad ini,
dengan tegas, lugas, Soekarno berkata,
Jadi saudara-saudara, kita ini sejak muda, kita Cuma
menggempur imperialisme dan kolonialisme, dan saya berkata,
inilah salah satu perintah agama Islam, salah satu perintah
Muhammad saw., untuk menggempur segala kezaliman yang ada di
dunia ini. Ayo sekarang saya tantang ya, saya tantang kepada
Menteri Besar Abdul Gaffar, suara saya di radio ini biar didengar
oleh beliau. Tunjukkan kepada saya salah satu ayat di dalam AlQuran, tunjukkan kepada saya satu kalimat dari Nabi Muhammad
saw., bahwa pihak kita harus bersahabat dengan imperialismekolonialisme. Kalau Menteri Besar Abdul Gaffar bisa menunjukkan
kepada saya satu saja kalimat al-Quran atau ucapan Nabi, Hadits
Nabi, bahwa orang Islam harus bersahabat dengan imperialisme,
kolonialisme dan neokolonialisme, saya akan mengatakan bahwa
saya keok, ngalah saya ; ya tidak saudara-saudara ? 16
Pidato yang disampaikan tanggal 22 Juli 1964 tersebut, Soekarno
berusaha membangun motivasi audien. Soekarno menggunakan gaya

15

Bung Karno dan Wacana Islam, Kenangan 100 Tahun Bung Karno
Grasindo, hal. 302.
16

Bung Karno dan Islam, Kumpulan Pidato tentang Islam 1953 1966,
Haji Masagung, hal. 36-137.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

157

bahasa perulangan (repetisi) disertai penjelasan penolakan (negasi),


seperti pernyataan berikut ini,
Tempo hari sudah saya katakan, jikalau kita membawa persoalan
konfrontasi Malaysia di sidang umum, di khalayak umum, seperti di
platform Asia dan Afrika, Asian-African Conference, itu bukan
karena kita minta tolong, tidak, tidak. Kita di situ sekadar bekerja,
berjuang bersikap atas dasar Asian African solidarity, solidaritas
Asia Afrika, bahkan solidaritas Nefos, New Emerging Forces. Bukan
kita mengemis, mengemis, minta tolong, minta tolong, minta tolong,
yah apalagi minta tolong kepada imperialis, minta tolong pada Lord
Home, minta tolong pada imperialis, minta tolong neokolonialis.
Aku bertanya, itukah Islam ? tidak. Itu bukan Islam ! 17
Kata-kata yang tegas dan bersemangat digunakan Soekarno
dalam rangka membangun semangat perjuangan melawan kedzaliman.
Dalam pidato berjudul Kebangkitan Umat Islam Sedunia, Lonceng
Kematian Bagi Seluruh Nekolim, Soekarno menggunakan kata seperti
merdeka, penjajah, pengisap, berjuang mati-matian, mati, kematian,
bangkit, revolusi.

18

dan , go to hell with your aid

19

Kata-kata ini

seakan mewakili perjuangan, perlawanan terhadap tirani.

B. Qaulun Layyinun (ucapan yang menyejukkan)


Karakteristik bahasa dakwah dari segi medan wacana (field of
discourse) adalah teguran, saran, sindiran halus kepada penguasa,
17

Bung Karno dan Wacana Islam, Kenangan 100 Tahun Bung Karno
Grasindo, hal. 323.
18

Bung Karno dan Wacana Islam, Kenangan 100 Tahun Bung Karno
Grasindo, hal. 339
19

Bung Karno dan Wacana Islam, Kenangan 100 Tahun Bung Karno
Grasindo, hal. 350.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

158

penentu kebijakan, penguasa (tenor of discourse). Secara gaya bahasa


(mode of discourse) bahasa dakwah ini terlihat dalam pilihan bahasa
yang halus, tidak menyinggung, berisi pujian, kritikan halus.
Setelah diteliti dari ke-27 pidato Soekarno sebagaimana dalam
table ke-9 di atas, tidak ditemukan indikasi jenis bahasa ini, baik dari
segi medan, pelibat maupun sarana wacana. Medan wacana yang
disampaikan Soekarno jauh dari indikasi bahasa dakwah ini. Demikian
pula dari segi tenor of discourse, Soekarno tidak menempatkan audien
lebih tinggi posisinya darinya. Justru sebaliknya secara politis,
Soekarno adalah presiden, mandataris MPR, penguasa dan penentu
kebijakan sebagaimana dinyatakan Soekarno dalam pidato berjudul
Korban, Hakikat tiap Kehidupan,
Syukur Alhamdulillah, saya masih dikatakan oleh pak
Syaifuddin Zuhri tasi sbagai Mandataris MPRS, Kepala Negara,
Panglima tertinggi Angkatan Bersenjata, Pemimpin Besar
Revolusi ada satu lagi yang Pak Saifuddin Zuhri lupa, Perdana
Menteri malahan dinamakan oleh seluruh dunia Islam Pahlawan
Islam dan Kemerdekaan, waliyul amri20
Dengan demikian cukup dapat dipahami jika Soekarno tidak
menggunakan jenis bahasa dakwah ini, karena jenis bahasa dakwah
ini berisi teguran kepada orang yang kedudukannya lebih tinggi, atau
penguasa atau penentu kebijakan.

20

Bung Karno dan Islam, Kumpulan Pidato tentang Islam 1953 1966,
Haji Masagung, hal. 221.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

159

C. Qaulun Maysrun (ucapan yang ringan)


Karakteristik bahasa dakwah Qaulun Maysrun dari segi
medan

wacana

adalah

membangkitkan

semangat

hidup,

menyadarkan audien akan kemahapemurahan Allah, membangun


kepercayaan diri dari keterpurukan. Hasil analisis menunjukkan
Soekarno menggunakan bahasa dakwah ini.
Dalam Negara Nasional dan Cita-cita Islam, Soekarno
mencoba membangun kesadaran akan pentingnya persatuan dan
menyadarkan akan kebangkitan. Dengan gaya retorika, Soekarno
mencoba

meyakinkan

bahwa

bangsa

Indonesia

mempunyai

geopolitik yang sama. Bangsa yang mempunyai sejarah tertindas


ratusan tahun dari sebagaimana bangsa Asia yang lainnya. Karena
itu Soekarno mencoba merangkul semua elemen bangsa. Soekarno
mencoba membangun empatif dengan menunjukkan dirinya sebagai
bagian dari audien. Soekarno berkata, Soekarno juga menyebut
negara-negara Asia yang berdiam di kanan kirinya levenslijn van
het moderne imperialism, yang kehilangan kemerdekaannya,
kehidupan pribadi, kebudayaannya yang juga ingin memerdekakan
diri.21

21

Bung Karno dan Wacana Islam, Kenangan 100 Tahun Bung Karno
Grasindo, hal. 205.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

160

Soekarno menunjukkan akan keharusan umat Islam Indonesia


untuk maju berkembang. Hal ini bersamaan usahanya untuk
menyadarkan posisi Indonesia (umat Islam) di muka bumi, sebagai
negara tidak semaju negara-negara barat. Soekarno mencoba
mengangkitkan kesadaran akan kebangkitan, karena secara politis
dan ekonomi umat Islam menghadapi tekanan dari dunia barat.
Soekarno dalam pidato Agama dan Ilmu, Soekarno berkata,
...challenge yang datang dari politieke dan economische dominatie
dari dunia barat... 22
Dalam pidato Negara Nasional dan Cita-cita Islam,
karakteristik bahada dakwah Qaulun Maysrun juga nampak pada
pola pilihan kata penderitaan bangsa, penderitaan nasional,
berlumuran darah, revolusioner. Hal ini menunjuk makna akan
perjuangan bangsa Indonesia yang masih dalam fase perjalanan.
Apalagi dia menghadapkan hal tersebut secara maknawi pada katakata imperialisme, politic frustration, lebenslinie imperialism,
monopolistische,

23

seolah menjelaskan posisi bangsa Indonesia

yang dalam tekanan bangsa Barat. Dia menggambarkan harus ada

22

Bung Karno dan Wacana Islam, Kenangan 100 Tahun Bung Karno
Grasindo, hal. 219.
23

Bung Karno dan Wacana Islam, Kenangan 100 Tahun Bung Karno
Grasindo, hal. 219.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

161

kebersamaan dan kesatuan nasional untuk melawan hegemoni dunia


barat.
Indikasi bahasa dakwah ini tampak pada pidato berjudul
Masjid, Awal Zaman Baru di Soekarno menyatakan bahwa
dimulainya zaman baru di mana istana negara terhubung langsung
dengan kehidupan rohani rakyat, tidak seperti sebelumnya. Sehingga
pendirian masjid di lingkungan istana ini merupakan bukti bahwa
negara Indonesia dengan dasar Pancasila karena berdasarkan
keTuhanan (kerohanian). Soekarno berkata,
Zaman itu sekarang ditinggalkan, peristanaan negara yang
berupa Istana Merdeka atau Istana Negara, dihubungkan
langsung dengan kehidupan rohani rakyat Indonesia. Oleh
karena itu saudara-saudara, saya tadi berkata bahwa
pembukaan Masjid Baiturrahim ini pada hakikatnya adalah
pula satu permulaan daripada satu zaman baru. 24
Pola pemilihan kata-kata pembangkit semangat seperti
kolonialisme, liberalisme,

25

dalam Dengan Trikora Menuju

Pemenuhan Cita-Cita Bangsa adalah upaya membangun emosi


audien. Soekarno mencoba membangun kepercayaan pada audien,
bahwa mereka dalam perjuangan yang sama.

24

Bung Karno dan Islam, Kumpulan Pidato tentang Islam 1953 1966,
Haji Masagung, hal. 61-62.
25

Bung Karno dan Wacana Islam, Kenangan 100 Tahun Bung Karno
Grasindo, hal. 283.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

162

Soekarno

membangun rasa kebersamaan juga terindikasi

dalam pidato Mencari dan Menemukan Tuhan. Soekarno dengan


menyebutkan bahwa dia dan audien adalah dari nenek moyang yang
sama. Hal ini menyiratkan Soekarno dan audien adalah sama-sama
manusia, makhluk Tuhan. Bahkan dengan bahasa non formal,
Soekarno berkata, Itulah nenek moyang kita, nenek moyangmu,
nenek moyangku. 26 .
Saat

menunjukkan

ancaman

kolonialisme,

Soekarno

menempatkan dirinya seolah sebagai bagian dari rakyat yang sedang


berjuang. Secara halus Soekarno ingin menunjukkan bahwa dia
mempunyai nasib yang sama dengan masyarakat umum. Dalam
pidato berjudul Tuhan Bersifat tidak Terbatas, Soekarno berkata,
Dan sekarang kita melihat, bahwa mungkin, mungkin,
mungkin, sekali lagi mungkin bahwa persoalan Malaysia ini
bisa kita pecahkan dengan cara damai, dengan cara musyawarah,
dengan cara cara berdasarkan Asian problems to be solved by
Asian themselves, bahwa soal-soal asia harus dipecahkan oleh
orang-orang Asia sendiri tanpa campur tangannya pihak yang
bukan Asia. 27
Hal demikian dipadu dengan pilihan kata Soekarno dalam
kerangka Qaulun Maysrun, diantaranya mengancam, ancaman,

26

Bung Karno dan Wacana Islam, Kenangan 100 Tahun Bung Karno
Grasindo, hal. 287.
27

Bung Karno dan Wacana Islam, Kenangan 100 Tahun Bung Karno
Grasindo, hal. 310.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

163

bercokol.28 Pilihan kata ini seolah menunjukkan Soekarno bersama


audien dalam posisi yang sama, berjuang dan bangkit menghadapi
setiap ancaman.
D. Qaulun Karmun (ucapan yang mulia)
Bahasa dakwah Qaulun Karmun

dari segi medan wacana

berupa upaya komunikator mengembalikan kepercayaan diri audien


dan berupaya menghindarkan mereka dari perasaan terasing. Terdapat
indikasi jenis bahasa dakwah ini dalam teks-teks pidato Soekarno.
Indikasi jenis bahasa Qaulun Karmun dari segi sarana wacana
(mode of discourse). Karakteristik bahasa dakwah ini berupa
ungkapan yang merendah, tutur yang halus, memuji, tidak menggurui,
pengakuan akan kompetensi keilmuan, keagamaan dan senioritas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Soekarno menggunakan
gaya ini untuk pijakan pidatonya. Beberapa pidatonya diawali dengan
bahasa dakwah ini. Soekarno menggunakannya sebgai strategi
posisioning atau memposisikan dirinya terhadap audien. Dalam
penerapannya, Soekarno memosisikan dirinya lebih rendah dari audien
dan mengakui otoritas keilmuan dan keagamaan mereka, seperti

28

Bung Karno dan Wacana Islam, Kenangan 100 Tahun Bung Karno
Grasindo, hal. 316.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

164

penyebutan gelar akademis seseorang, seperti Prof. Soepomo, Prof.


Sorbone. 29
Sebagaimana

juga

nampak

Soekarno

secara

hiperbolis

berupaya menarik simpati audien yang lebih senior dan gaya klimaks
dengan membandingkan dirinya dengan kemampuan audien golongan
ini. Soekarno memulai pidato berjudul Nabi dan Pembangunan
dengan mengatakan,
Saya berhadapan di sini jikalau melihat barisan yang muka,
melihat mahaguru-mahaguru, orang yang berilmu tinggi, melihat
pula alim ulama, yang sudah barang tentu di dalam ilmu Islam 10
kali, 20 kali, 30 kali, 40 kali, 50 kali lebih mahir dari saya,
seorang awam dalam hal keIslaman, saya sedikit deg-degan 30
Di awal pidato berjudul Agama dan Ilmu, Soekarno berkata,
Idham Khalid, yang walaupun saya presiden, beliau wakil perdana
menteri, tetapi juga ketua dari Nahdlatul Ulama, masya Allah di dalam
hal agama Islam, beliau adalah ustad dan saya adalah murid31
Soekarno membuka pidatonya dengan bahasa dakwah Qaulun
Karmun dalam Dengan Trikora Menuju Pemenuhan Cita-cita
Bangsa. Teknik merendah hati yang dipadu dengan perbandingan dan
metafora sederhana. Soekarno mengatakan,
29

Bung Karno dan Wacana Islam, Kenangan 100 Tahun Bung Karno
Grasindo, hal. 197.
30

Bung Karno dan Wacana Islam, Kenangan 100 Tahun Bung Karno
Grasindo, hal. 190.
31

Bung Karno dan Islam, Kumpulan Pidato tentang Islam 1953 1966,
Haji Masagung, hal. 31.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

165

Sebagai biasa saya berdebar-debar jikalau harus berpidato


sesudah pak Muljadi Djojomartono. tadi pun sudah saya katakan,
waktu pak Muljadi dengan pak Saifudin Zuhri dengan saudarisaudari yang lain-lain mapag saya di istana merdeka bahwa saya
jikalau dipersilakan angkat bicara sesudah pak Muljadi, merasa
diri saya seperti uceng sesudah lebih dulu ikan bandeng keluar.
Pak Muljadi ini memang saudara-saudara seperti ikan bandeng
pengetahuannya dan kefasihannya berpidato. Dan saya seperti
ikan uceng. 32
Pengidentifikasian diri Soekarno dengan ikan uceng (ikan teri)
sebagaimana nampak dalam kutipan di atas, dan

Muljadi sebagai

bandeng adalah penghormatan Soekarno terhadap otoritas keilmuan


sosok yang disebutnya. Dalam bahasa dakwah, hal ini termasuk
kategori Qaulun Karmun.
E. Qaulun Saddun (ucapan yang benar)
Karakteristik bahasa dakwah Qaulun Saddun dari segi medan
wacana adalah upaya membangun kesadaran akan keutamaan manusia,
mengajak berfikir sebagai usaha manusia mencapai kebahagiaan. Hasil
analisis terhadap semua pidato Soekarno menujukkan bahasa dakwah ini
paling banyak digunakan Soekarno. Secara field of discourse, Soekarno
mencoba mengajak audien, rakyat Indonesia, umat Islam untuk berfikir
untuk menggapai kemajuan atau amal. Soekarno mencoba memperoleh
pijakan dan legitimasi agama dengan mengkaitkan poin pembicaraannya
dengan ajaran Islam.
32

Bung Karno dan Islam, Kumpulan Pidato tentang Islam 1953 1966,
Haji Masagung, hal.91.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

166

Pidato berjudul Negara Nasional dan Cita-cita Islam, adalah


contoh sintesa pemikiran Soekarno mengenai bentuk negara yang sesuai
dengan masyarakat Indonesia. Untuk menegaskan pemahamannya ini
Soekarno mengklaim tidak menemukan istilah negara dalam ajaran
Islam. Soekarno berkata, Islam mempunyai cita-cita kenegaraan
walaupun bukan menghendaki teokrasi

33

Bahkan yang dia temukan

adalah ruh demokrasi dalam Islam yaitu musyawarah, yang menurutnya


dapat terakomodasi dalam bentuk negara nasional.

Soekarno

menyatakan bahwa Islam menghendaki musyawarah, musyawarah di


dalam alam persaudaraan, musyawarah agar mencapai apa yang kita
kehendaki dengan cara yang sebijaksana-bijaksananya dan memuaskan
segala pihak. Sekalipun demikian,

Soekarno

tidak menyetujui

pemisahan agama dari negara sebagaimana terjadi di dunia barat.


Dengan kritis Soekarno menyatakan, de sheiding tussen kerk en staat,
perpisahan antara kerk dengan negara, gereja dari staat, tidak bisa
diterima oleh Islam. 34
Soekarno mencoba menemukan jalan tengah bahwa bentuk
negara yang paling tepat paling aman dan bermanfaat bagi Indonesia
adalah nasional. Hal ini dia dasarkan pada kondisi bangsa Indonesia
33

Bung Karno dan Wacana Islam, Kenangan 100 Tahun Bung Karno
Grasindo, hal. 195.
34

Bung Karno dan Wacana Islam, Kenangan 100 Tahun Bung Karno
Grasindo, hal. 194.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

167

yang mempunyai berbagai keragaman agama, suku, bahasa dan latar


sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Dengan bentuk seperti itu
memungkinkan semua kalangan, Islam, kristen, Hindu, Budha, komunis,
sosialis, nasionalis untuk berkembang sesuai dengan keyakinannya.
Soekarno berkata,
Negara ini, negara sekarang ini, adalah negara Nasional. Sebab
tegas pula di dalam preambule (mukaddimah) konstitusi ini, baik di
dalam konstitusi, Undang-Undang Dasar Sementara Negara
Kesatuan sekarang ini tidak diubah akan sifat kenasionalan negara
kita ini. Tetapi dalam pada aku berkata, Negara Republik Indonesia
sekarang ini adalah negara nasional. Aku tidak mengurangi
sedikitpun hak-haknya tiap-tiap warga negara untuk mempunyai
paham sendiri, untuk mempropagandakan paham-pahamnya
sendiri. 35
Untuk mendukung pendapatnya, Soekarno dalam pidato ini
menjelaskan secara panjang lebar tentang pengertian negara nasional
baik dari Otto Bauer dan Ernest Renan, sekaligus kritiknya atas
pendapat kedua tokoh tersebut. Bagi Soekarno sebuah negara nasional
harus juga didasarkan pada unsur geopolitis. Dia menyatakan,
Jikalau kita sekadar berpegang pada Renan atau Otto Bauer saja,
tiap-tiap golongan manusia, walaupun, tidak besar, walaupun kecil,
asal dia mempunyai le desire detre ensemble, asal mempunyai
Charaktergemeinschaft, erwachen aus Sciksalgemeinnschafti, maka
itulah sudah bisa disebut natie. Tidak ! menurut pahamku natie
memerlukan juga geopolitische eenheid. Geopolitis ternyata hanya
satu..... 36
35

Bung Karno dan Islam, Kumpulan Pidato tentang Islam 1953 1966,
Haji Masagung, hal. 10.
36

Bung Karno dan Islam, Kumpulan Pidato tentang Islam 1953 1966,
Haji Masagung, hal. 14.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

168

Dengan bentuk negara nasional, ruh dan nilai Islam dapat


terwujud dengan baik dan aspirasi semua golongan atau agama dapat
menemukan wadah yang tepat. Pada pidato tersebut, Soekarno
menyampaikan kesalahpahaman masyarakat tentang hubungan Islam
dengan nasional. Dia mengatakan,
Islam tidak melarang kita menyusun satu negara nasional. Tetapi
yang selalu disalahweselkan ialah kiranya jikalau engkau nasional,
engkau anti agama, jikalau engkau nasional engkau memberhalakan
tanah airku. Rasa nasional adalah lepas daripada itu. 37
Indikasi Qaulun Sadidun juga nampak pada pola rasionalisasi
Soekarno untuk mencontoh Muhammad saw. Dalam pidato berjudul
Nabi dan Pembangunan. Soekarno mengatakan bahwa pembangunan
memerlukan modal dasar, yaitu lapangan materiil (materiil investment),
lapangan kecakapan (investment of human skill) dan lapangan batiniah
(mental investment). Ketiga bidang ini harus disatukan untuk
mewujudkan cita-cita. Ketiga bidang merupakan syarat mutlak
pembangunan. Soekarno mengatakan,
Saudara-saudara, sering saudara mendengar dari mulut saya di
tahun-tahun yang kahir-akhir ini, bahwa untuk pembangunan kita
harus menjalankan persiapan diri di tiga lapangan. Persiapan di
lapangan materiil, persiapan di lapangan kecakapan, persiapan di
lapangan batiniah 38
37

Bung Karno dan Wacana Islam, Kenangan 100 Tahun Bung Karno
Grasindo, hal. 200.
38

Bung Karno dan Islam, Kumpulan Pidato tentang Islam 1953 1966,
Haji Masagung, hal. 44.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

169

Kemudian Soekarno mengkaitkan persiapan batiniah ini dengan


keadaan yang terjadi dan keharusan mencontoh dan meniru Rasulullah
saw. Momen peringatan maulid Nabi Muhammad saw. digunakan
Soekarno untuk menyadarkan audien tentang kenyataan dan mencontoh
Rasulullah saw. Soekarno berkata,
Kita kurang mempersiapkan batin kita untuk pembangunan yang
besar ini. Kita masih dihinggapi penyakit-penyakit korupsi, masih
dihinggapi penyakit-penyakit kurang mengerti akan cita-cita
masyarakat adil makmur, kita masih dihinggapi penyakit
individualisme. Kita masih dihinggapi penyakit sukuisme dan lainlain sebagainya. Tak lain dan tak bukan ialah karena mental
investment kita, persiapan batiniah kita belum kita kerjakan dengan
sehebat-hebatnya. Maka oleh karena itu, adalah amat baik sekali
jikalau kita pada memperingati hari Maulid nabi Muhammad saw
ini, terutama sekali merenungkan pikiran kita kepada mental
investment itu. 39
Soekarno mempertajam hal di atas dengan menghadirkan
periodisasai Makkah sebagai tahap persiapan moral umat Islam,
sebelum membangun negara

pada zaman Madinah. Pada titik ini

Soekarno mengarahkan pembicaraan bahwa persiapan mental yang dia


maksud adalah retooling, kembali kepada UUD 45. Soekarno berkata,
...buka kitab al-Quran terutama sekali ayat-ayat yang turun di
zaman Mekkah itu boleh dikatakan hampir 100 % mengenai hal-hal
kebatinan ini. Tetapi baca terutama sekali ayat-ayat yang turun dari
zaman Mekkah saudara-saudara yaitu mental preparation, persiapan
mental investment. Maka oleh karena itu jikalu kita hendak
menjalankan pembangunan saudara-saudara, janganlah lupa kepada

39

Bung Karno dan Wacana Islam, Kenangan 100 Tahun Bung Karno
Grasindo, hal. 232.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

170

mental investment ini. Jangan hanya kita mengadakan material


invesment. Jangan hanya kita hanya mengadakan invesment of
human skill, tetapi juga jangan lupa mental investment.
Mental invesment, retooling daripada kita punya batin. Kembali
kepada UUD 45, kataku demikianlah beberapa kali lagi dengan
sekeras-kerasnya jiwa saja, baik di Kutaraja maupun di Meulaboh
maupun di Tanjung Pinang, maupun di Banjarmasin, maupun di
Sampit, maupun di Palangkaranya, saaa tandaskan dengan sekeraskerasnya, saya tandaskan kembali kepada UUD 45 terutama sekali
ialah retooling kita punya jiwa. 40
Soekarno juga mengkaitkan kewajiban membangun dari
pemahaman surat al-Fatihah. Menurut Soekarno , dalam surat tersebut,
tidak saja terkandung pujian kepada Allah tetapi juga permohonan umat
kepada Allah untuk menunjukkan jalan yang lurus. Dari sini Soekarno
mengajak audien dengan logika sederhana, bahwa permintaan itu
hanyalah petunjuk yang benar. Tetapi lebih dari itu umat Islam harus
berjalan di atas petunjuk tersebut. Dengan mengamalkan petunjuk
tersebut, berarti manusia telah beramal, berbuat dan membangun.
Soekarno berkata,
Kita memohon di dalam surat al-Fatihah diberikan petunjuk
jalan yang benar, tetapi tidak cukup bagi kita hanya mengetahui jalan
yang benar. Kita harus menjalani jalan yang benar itu. Oleh karena
itu, tepatlah perkataan beberapa ahli agama, ulama-ulama agama,
yang mengatakan bahwa Islam adalah agama amal. Bukan sekedar
agama untuk mengetahui jalan yang benar, tetapi agama amal, the
gospel of action. 41

40

Bung Karno dan Islam, Kumpulan Pidato tentang Islam 1953 1966,
Haji Masagung, hal. 48.
41

Bung Karno dan Wacana Islam, Kenangan 100 Tahun Bung Karno
Grasindo, hal. 240.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

171

Pada akhir pidatonya, Soekarno mengkaitkan hal ini ke masalah


politik. Meskipun bernuansa politis, tetapi dari segi makna dan cara,
hal selaras dengan pemahaman dia bahwa Islam mengharuskan
beramal. Soekarno menyatakan,
...tidak cukup kita mengetahui bahwa ekonomi terpimpinlah
jalan mencapai kemakmuran sosial, tidak cukup kita hanya
mengetahui bahwa demokrasi terpimpinlah membawa kita kepada
pengerahan tenaga yang sebaik-baiknya, untuk menyelesaikan
revolusi kita. Kita harus beramal, kita harus berjalan, kita harus di
dalam istilah saya harus membanting tulang, mengulurkan tenaga
kita, memeras keringat kita mati-matian. 42
Pada pidato lain, Tuhan tidak hanya Bersifat 20, indikasi
Qaulun Saddun

terlihat pada ketidaksetujuan Soekarno terhadap

pembatasan sifat Tuhan. Membatasi sifat Tuhan hanya dengan 20 sifat,


berarti membatasi kekuasaannya. Menurutnya, Tuhan bersifat tidak
terhingga tetapi Tuhan Mahaesa. Dalam, Soekarno mengatakan,
Tuhan Yang Maha Esa berada dimana-mana tetapi Esa. Tuhan
tidak hanya bersifat 20. Dengarkan ucapan saya. Tuhan tidak hanya
bersifat 20. Meskipun orang kadang-kadang menghafalkan sifat 20,
sifat 20. Tuhan bersifat tak terbilang. Dua ratus ? tidak cukup. Dua
ribu ? lebih dari dua ribu. Dua puluh ribu ? lebih dari dua puluh ribu.
Tuhan bersifat tidak terbilang tetapi satu. Esa. 43
Indikasi Qaulun Saddun

juga nampak pada saat Soekarno

berusaha membawa pemahaman audien kemukjizatan Isra Miraj.

42

Bung Karno dan Wacana Islam, Kenangan 100 Tahun Bung Karno
Grasindo, hal. 241.
43

Bung Karno dan Wacana Islam, Kenangan 100 Tahun Bung Karno
Grasindo, hal. 244.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

172

Menurut Soekarno, semua nabi yang mendapat mulkjizat dari Allah


karena getaran jiwa yang hebat. Muhammad saw., mendapatkan
peneguhan keyakinan dan kejadian yang luar biasa dalam keadaan
yang luar biasa pula. Soekarno menggambarkan keadaan itu membuat
getaran yang luar biasa pada jiwa Rasulullah, sehingga Allah
menjawab dengan peristiwa yang luar biasa pula. Soekarno berkata
dalam pidato berjudul Isra Miraj Mukjizat Allah kepada Nabi Besar
Muhammad saw.,
...sehingga dia Muhammad dalam keadaan yang amat sulit sekali
dan jiwanya menggetar. Getaran jiwa-jiwa itu kita tidak melihat.
Tidakkah memang getaran jiwa itu tidak terlihat ? saudarasaudara, getaran jiwa yang hebat daripada Muhammad saw ini
dibalas, dijawab oleh Allah swt dengan mukjizat Isra dan Miraj.
Sebagai yang tempo hari saya terangkan, dengan Isra Miraj ini
maka Muhammad lantas yakin bahwa ada Allah swt. 44
Untuk menunjukkan keunggulan Islam, Soekarno membuat
perbandingan dengan agama lain. Islam memerintahkan berhubungan
langsung kepada Tuhan. Islam juga memerintahkah berhubungan baik
dengan masyarakat dengan sesama manusia. Agama tertentu
mengajarkan hubungan dengan Tuhan sedemikian rupa hingga lupa
kepada masyarakatnya. Soekarno dalam pidato berjudul Islam agama
yang Mempersatukan Tuhan dengan Manusia, mengatakan,

44

Bung Karno dan Islam, Kumpulan Pidato tentang Islam 1953 1966,
Haji Masagung, hal. 65.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

173

Agama-agama lain menghendaki hanya hubungan manusia


dengan Tuhan saja, maka manusia agama lain itu cita-citanya ialah
agar supaya mereka bisa suatu hari mengadakan hubungan dia
dengan Tuhan itu sedemikian rupa, sehingga lupa kepada
masyarakat lupa kepada manusia lupa kepada isi alam. Ia masuk
gunung-gunung yang jauh dan di dalam gua dia bersamadi,
mempersatukan dirinya dengan Tuhan, katanya. Bersamadi
mandng pucuking grana, nutupi babahan hawa sanga
mempersatukan diri dengan Tuhan. 45
Lebih jauh Soekarno mengkaitkan pemahaman perintah agama
dengan pembangunan bangsa, bahwa penyerahan diri kepada Allah
disertai pemahaman ajaran Islam yang benar adalah syarat dalam
membangun bangsa. Soekarno menyatakan,
Dan memang itulah cita-cita daripada Republik Indonesia
untuk didalam pekerjaannya yang saya namakan nation building,
membangun bangsa, membangun suatu bangsa yang tegap, sigap,
kuat, sentosa, adil, makmur tunduk kepada Allah swt pula. Kunci
dari pada usaha ini, hasilnya ialah jikalau tiap-tiap manusia
Indonesia benar-benar dalam hatinya ingin mengagungkan
Tuhan, menyembah kepada Tuhan, tetapi juga ingin menjadi
manusia tegap, sigap material badaniah...46
Qaulun Saddun juga terindikasi pada upaya Soekarno
melakukan kesepahaman dengan audien. Soekarno membawa latar
peristiwa politik kenegaraan yang sedang berlangsung dalam momen
pidatonya. Contoh alur penalaran itu sebagai berikut. Soekarno
menegaskan bahwa cita-cita Nasional tidak bertentangan dengan

45

Bung Karno dan Islam, Kumpulan Pidato tentang Islam 1953 1966,
Haji Masagung, hal. 85.
46

Bung Karno dan Islam, Kumpulan Pidato tentang Islam 1953 1966,
Haji Masagung, hal. 89.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

174

ajaran Islam. Memperjuangkan bergabungnya Irian Barat masuk


wilayah natie Indonesia adalah wujud dari beramal dalam ajaran
Islam. Menurut Soekarno, Muhammad saw. adalah manusia paling
hebat, paling besar dalam sejarah manusia. Hal ini karena Muhammad
memperoleh bimbingan dari Tuhan, menerima mukjizat. Karena itu
Muhammad saw. tidak pernah melakukan kesalahan sedikitpun dalam
hidupnya. Dengan landasan tauhid yang kuat itulah Muhammad
beramal, memperjuangkan kesejahteraan umat Islam. Karena itu
berjuang dan beramal untuk mewujudkan cita-cita negara nasional
Indoensia tidak bertentangan dengan Pancasila. Memperingati maulid
berarti mengambil semangat berjuang, beramal dengan berlandaskan
tauhid yang teguh, sebagaimana dicontohkan oleh nabi Muhammad.
Dalam pidato berjudul Dengan Trikora Menuju Pemenuhan Cita-Cita
Bangsa, Soekarno mengatakan,
Dan jikalau umat Islam tetap dalam kepercayaan ini, jikalau
umat Islam tetap di dalam ia punya tauhid, bukan saja ia tetap
kepada agamanya, tetapi umat Islam akan dapat menjalankan
segenap tugas-tugasnya sebagai putra-putra Indonesia. Sebab juga
misalnya dikatakan oleh pak Muljadi tadi, mengadakan satu
Republik Indonesia yang berwilayah kekuasaan antara Sabang
sampai Merauke, satu republik yang meliputi sekujurnya badannya
bangsa, satu republik yang bersih dari penjajahan dan kolonialisme
itupun tujuan agama Islam. Mengadakan satu masyarakat yang
adil makmur sebagai kerangka nomer dua itupun tujuan dari
agama Islam. 47

47

Bung Karno dan Wacana Islam, Kenangan 100 Tahun Bung Karno
Grasindo, hal. 283.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

175

Kemudian Soekarno mengajak umat Islam untuk bersatu


membangun bangsa. Antara lain dengan melaksanakan Amanat
Penderitaan Rakyat (Ampera).
Pada pidato Mencari dan Menemukan Tuhan, Soekarno
memaparkan perjalanan manusia dalam menemukan Tuhan. Soekarno
menyatakan proses manusia menemukan Tuhan itu sejalan dengan
hukum evolusi. Menurutnya proses itu terbagi menjadi beberapa fase.
Fase pertama dimulai ketika manusia hidup digua di rimba. Pencarian
mereka akan satu zat yang bisa dimintai sesuatu berujung pada petir.
Mereka ketakutan ketika mendengar petir, karena petir bisa
membahayakan kalau tidak disembah. Fase

berikutnya lebih

meningkat, saat manusia mulai memelihara binatang. Penemuan Tuhan


berujung pada binatang yang memberi mereka banyak manfaat secara
fisik, seperti daging susu. Merekapun menyembah binatang, seperti
sapi, lembu. Periode berikutnya adalah ketika manusia mulai
mengembangkan pertanian, dan proses pencarian Tuhan berujung pada
antropomorph. Soekarno mencontohkan Dewi Sri, Saraswati. Fase
berikutnya ketika manusia sudah mengalami kemajuan. Manusia
menciptakan alat-alat modern. Kesimpulan tentang Tuhan menjadi
bahwa Tuhan adalah gaib, tidak bisa ditangkap oleh indra.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

176

Kemudian

secara

rasional

Soekarno

menampilkan

pemahamannya tentang Tuhan. Menurutnya, meskipun gaib bukan


dalam

berntuk

person.

Soekarno

mengistilahkannya

dengan

persoonlijke God. Soekarno menegaskan Tuhan tidak seperti itu, tetapi


maha zat yang satu, yang meliputi seluruh alam. Soekarno berkata
dalam Mencari dan Menemukan Tuhan,
Saya hendak memberi pengertian kepada saudara-saudara,
bahwa dalam tingkat 4 ini, pengertian manusia tentang Tuhan,
meskipun gaib toh masih persoon lijk de persoonlijk God,
Tuhan sebagai barang yang baik tetapi seperti persoon, seperti
pribadi. Tuhan yang duduk di sana, di tempat yang lebih tinggi
daripada langit yang ke-7, di puncaknya, arch, di sanalah Tuhan
bersinggasana, di situ. 48
Pada bagian akhir dari pidatonya, Soekarno mengajak audien
untuk merenungkan pemahamannya ini dengan merujuk kepada alQuran. Soekarno berkata,
Nah, ini saudara-saudara, yang memberi keyakinan kepada
saya, jikalau engkau benar-benar hendak mencari Tuhan, secara
bacaannya, bacalah di dalam Al-Quran. Tetapi jangan hanya
membaca saja, camkan di dalam kau punya jiwa, engkau bisa
menemukan Tuhan. 49
Soekarno menyatakan bahwa turunnya al-Quran mendatangkan
perubahan di segala bidang kehidupan manusia. Revolusi batin
manusia, revolusi ekonomi, revolusi moral, revolusi sosial.

Pada

48

Bung Karno dan Islam, Kumpulan Pidato tentang Islam 1953 1966,
Haji Masagung, hal. 108.
49

Bung Karno dan Islam, Kumpulan Pidato tentang Islam 1953 1966,
Haji Masagung, hal. 109.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

177

pidato berjudul Al-Quran Membentuk Manusia Baru, Soekarno


menyatakan,
Kitab ini yang telah mengadakan revolusi mahahebat di dalam
perikehidupan manusia, bukan saja perikehidupan manusia di
Arabia, tetapi perikehidupan manusia di permukaan bumi ini,
mengadakan satu revolusi mahahebat. Satu revolusi yang bukan
lagi sebagai kita punya revolusi, satu revolusi pancamuka, 5
macam, tetapi mungkin ini revolusi yang diadalan oleh Tuhan vis
Quran itu adalah revolusi dasamukamacam-macam sekaligus
terjadi di Indonesia. Baca pidatoku, ya revolusi nasional, ya
revolusi cultural, kebudayaan ya revolusi membentuk manusia
Indonesia baru. 50
Dalam pidato berjudul Berjalan Terus di Atas Ajaran Islam,
Soekarno mengatakan bahwa hikmah maulid nabi adalah mengambil
semangat juang Beliau dan berketetapan hati untuk menjalankan
perintahnya. Mengikuti nabi bukan berarti taqlid buta (blindelings),
tetapi harus diikuti dengan penalaran. Karena, agama Islam adalah
agama yang menyentuh hati dan otak. Agama yang membawa
pengikutnya untuk berfikir, berfikir dan beramal. Soekarno berkata,
Nah, tetapi saudara-saudara, tetapi salah satu corak Islam yaitu
yang baik, sangat baik, ke-blindelings-an itu tidak ada. Pembutaan
itu ya di dalam Islam tidak ada. Islam adalah agama yang menuju
kepada otak, Islam adalah agama yang menuju hati dan otak.
Segala ajaran Islam bisa diterima oleh hati dan bisa diterima oleh
otak kita. 51

50

Bung Karno dan Islam, Kumpulan Pidato tentang Islam 1953 1966,
Haji Masagung, hal. 162.
51

Bung Karno dan Wacana Islam, Kenangan 100 Tahun Bung Karno
Grasindo, hal. 347.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

178

Namun pada sejarah perkembangan Islam berikutnya, Islam


mengalami kemunduran, tenggelam dari peradaban. Penyebab yang
dikemukakan

Soekarno

adalah

karena

pintu

ijtihad

ditutup.

Penggunaan daya pikir secara maksimal tidak dikembangkan. Dalam


pidato berjudul Islam adalah Agama Perbuatan Soekarno berkata,
Menurut analisis, waktunya aku melihat kronologinya, yaitu
sesudah ditutup Bab-el-ijtihad. Sesudah umat Islam dilarang
berfikir, dilarang membikin analisis sendiri. Umat Islam dilarang
mempergunakan rasionya. Umat Islam dilarang untuk
mengadakan investigation. Di situ turun. 52
Mensitir Said Ameer Ali Soekarno menyampaikan bahwa
mahab-mahab terutama bidang fikih yang terjadi pada masa lalu
hanyalah sebuah aliran pemikiran. Bukan Islam yang sebenarnya.
Hal ini bukan berarti proses penggalian makna ajaran Islam sudah
selesai, mencapai titik akhir, tapi harus terus dibuka selebarlebarnya. Soekarno dalam Islam adalah Agama Perbuatan,
Pada waktu saya masih muda, saya baca kitab Said Ameer
Ali, The Spirit of Islam. Dan di situ juga Ameer mengatakan,
bahwa madzhab, madzhab ini, Maliki, Hanbali, Hanafi, Syafiii
sekedar schools of thought. Schools of thought artinya aliran
pikiran, golongan aliran pikiran. School of thought. The Syafii
school of thought, the Hanafi school of thought, the Maliki
school of thought, the Hambali school of thought. Just only
school of thought. That is not real Islam, only a school of thought
in Islam. 53
52

Bung Karno dan Islam, Kumpulan Pidato tentang Islam 1953 1966,
Haji Masagung, hal. 202.
53

Bung Karno dan Wacana Islam, Kenangan 100 Tahun Bung Karno
Grasindo, hal. 383.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

179

Pola ajakan audien untuk berfikir dan meyakini sesuatu juga


kakteristik bahasa dakwah ini. Dalam pidato berjudul

Api Islam

Motor Terbesar Umat Manusia, Soekarno memulai pemaparan


dengan menyatakan bahwa karena kekuatan kebenaran, kekuatan hak,
kekuatan kesucian membuat Islam menjalar ke mana-mana. Dalam
sejarah umat manusia, agama Islam telah menunjukkan kesuksesan
membangun

peradaban.

Soekarno

memaparkan

perkembangan Islam setelah masa itu. Umat Islam

paradoks
mengalami

kemunduran. Negara-negara yang umatnya beragama Islam satu per


satu jatuh di tangan kaum imperialis dan kolonialis. Hal ini
disebabkan oleh padamnya semangat Islam. Soekarno menyebutnya
dengan istilah padamnya api Islam.
Seiring dengan hal tersebut Soekarno menyebut ciri-ciri abad
ke-20, salah satunya kebangkitan umat Islam. Hal ini ditandai dengan
bangun kembali negara-negara berpenduduk muslim. Negara-negara
itu bangkit memerdekakan diri dari kaum penjajah. Menurt Soekarno
keadaan seperti itu menunjukkan bahwa umat Islam telah menemukan
kembali api Islam. Penemuan ini harus terus dilanjutkan. Dalam Api
Islam Motor Terbesar Umat Manusia, Soekarno berkata,
Nah, saudara-saudara, maka saya berkata, jikalau kita benarbenar ingin jaya di dalam perjuangan kita sekarang ini, marilah api
di dalam dada kita itu kita kobar-kobarkan. Benar saya tadi
berkata, kita sekarang ini menjalankan Hudaibiyah, Hudaibiyah

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

180

abad ke-20, tetapi bagaimana Nabi mengadakan Hudaibiyah,


apakah Nabi pada waktu itu kehilangan api Islam, tidak ! kitapun
menjalankan kita punya Hudaibiyah dengan tidak menghilangkan
api di dalam dada kita... 54
Dalam pidato Tuhan Bersifat tidak Terbatas, Soekarno menukil
dua sifat prerogatif Tuhan, rahman dan rahim. Soekarno mengkaitkan
sifat Tuhan ini dengan kewajiban membela tanah air. Alur logis yang
dibangun Soekarno sebagai berikut. Karena rahman dan rahim
Tuhanlah, bangsa Indonesia dilahirkan (digubrakkeun) di wilayah
Indonesia yang subur. Karena itu Tuhan mengamanahkan Tanah Air
itu kepada bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia wajib memelihara dan
melindungi dari ancaman dan bahaya. Karenanya setiap manusia
Indonesia harus bekerja, berjuang demi tanah air. Soekarno
memasukkan berjuang, beramal ini sebagai bentuk ibadah kepada
Tuhan. Konfrontasi dengan Malaysia adalah bagian dari mengemban
amanah Tuhan. Karena tanah air dalam ancaman kolonialisme yang
bercokol di Malaysia.
Dengan alur ini Soekarno mengarahkan pikiran dan emosi
audien ke pola pikirnya dan seruannya. Soekarno menegaskan,
Dan sekarang kita melihat, bahwa mungkin, mungkin,
mungkin, sekali lagi mungkin bahwa persoalan Malaysia ini
bisa kita pecahkan dengan cara damai, dengan cara musyawarah,
dengan cara cara berdasarkan Asian problems to be solved by

54

Bung Karno dan Islam, Kumpulan Pidato tentang Islam 1953 1966,
Haji Masagung, hal. 126-127.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

181

Asian themselves, bahwa soal-soal asia harus dipecahkan oleh


orang-orang Asia sendiri tanpa campur tangannya pihak yang
bukan Asia. 55
Dalam pidato berjudul Islam, Agama yang Toleran, Soekarno
menyatakan bahwa Islam adalah agama yang toleran. Fitrah manusia
adalah saling mencintai sesama. Anti tolerasi yang terjadi pada
seseorang adalah karena pengaruh di luar dirinya. Soekarno berkata,
Saya punya urutan cuma, oh, kalau begitu Islam itu bagaimana
yang toleran, agama yang menghendaki agar supaya antara
manusia dan manusia ini banyaklah ampun-mengampuni.
Sebagaimana juga fitrah manusia itu adalah juga tidak membenci,
tetapi mencintai. Itu fitrah manusia sebagai diterangkan oleh pak
Mul tadi. Nanti jikalau manusia ini menjadi pembenci, itu bukan
karena fitrahnya, karena yah, dari luar ada pengaruh-pengaruh
berjalan kepadanya. 56
Penalaran seperti itu, Soekarno mengarahkan audien untuk
menyadari bahwa toleransi itu perlu untuk memperkuat persatuan.
Persatuan yang kuat menciptakan suasana damai sehingga setiap
permasalahan bangsa dapat diselesaikan dengan baik. Sebaliknya
kekacauan dan suasana tidak damai akan memperkeruh suasana.
Suasana kekacauan itu bisa disebabkan oleh fanatisme kelompok
tertentu dan akhirnya fanatisme justru akan menghancurkan negara.
Soekarno melengkapi pendapatnya dengan pernyataan mensitir

55

Bung Karno dan Islam, Kumpulan Pidato tentang Islam 1953 1966,
Haji Masagung, hal. 125-126.
56

Bung Karno dan Islam, Kumpulan Pidato tentang Islam 1953 1966,
Haji Masagung, hal. 213.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

182

Arnold Toynbee, A great civilization never goes down unless it


destroys itself from within 57
Setelah itu Soekarno menyitir hadits nabi, dia berkata,
Malahan, hh malahan, Muhammd entah ini dlaif, entah faid,
Muhammad berkata, jangan ashabiyah ! Yang tempo hari sudah
saya katakan ketika yah, pidato apa itu dulu ? Ashabiyah ialah
fanatisme terutama fanatisme kesukuan dan agama. Jangan
engkau dihinggapi oleh penyakit ashabiyah. Muhammad yang
berkata dmeikian ini. Apa uthutan saya ? Oooo, kalau begitu
Muhammad itu toleran sekali. Sebab beliaulah yang mengatakan
jangan engkau menderita penyakit ahabiyah. Ashabiyah itu
penyakit benci, penyakit fanatisme. Ya, fanatisme hal agama ya
fanatisme hal suku. 58
Dalam pidato berjudul Korban, Hakikat Tiap Kehidupan,
Soekarno menjelaskan secara filosofi, bahwa korban adalah hakikat
dari kehidupan. Menurut Soekarno, setiap kehidupan memerlukan
pengorbanan. Soekarno menganalogikan bulir padi yang memecah
diri, menghancur diri, membelah diri, darinya tumbuh tanaman yang
berkembang dan berbuah di kemudian hari. Menyitir pendapat Sir
Oliver Lodge, Soekarno berkata, There is no life without sacrifice,
no sacrifice is wasted.

59

Soekarno juga menyatakan bahwa

57

Bung Karno dan Wacana Islam, Kenangan 100 Tahun Bung Karno
Grasindo, hal. 387.
58

Bung Karno dan Islam, Kumpulan Pidato tentang Islam 1953 1966,
Haji Masagung, hal. 213.
59

Bung Karno dan Wacana Islam, Kenangan 100 Tahun Bung Karno
Grasindo, hal. 400.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

183

pengorbanan tidak akan sia-sia. Hal ini diperkuat dengan menyitir


Rabindranat Tagore, dia berkata,
Kenapa kok kita selalu memuji-muji., mengagungagungkan, mensyair-syairkan bunga yang indah-indah cantik,
bunga-bunga. Entahlah bunga melati, atau bunga mawar, atau
bunga melur, atau bunga apa, selalu kita bezingen, artinya
mengagung-agungkan bunga. Kenapa kita itu tidak juga
memuji, memuji dalam arti mengagungkan daun-daun kering
yang jatuh di tanah. 60
Selanjutnya Soekarno menyampaikan kepada audien bahwa
dalam kehidupan bernegarapun, korban adalah keniscayaan.
Perjalanan membangun bangsa pasti mengalami pasang surut.
Pada pidato Dirikanlah Masjid dari Beton Soekarno
merasionalisasi pembelaan dirinya tentang penyakit megalomania
yang ditujukan kepadanya. Menurutnya, megalomania harus
disyukuri. Karena kemegalomaniaan yang dimilikinya, Soekarno
mengabdi kepada bangsa, negara dan tanah air dan agama. Menurut
Soekarno, megalomania itu bukan pada dirinya tetapi pada citacitanya. Soekarno berkata,
Saudara-saudara, saya akui hal kebesaran itu. Tapi tidak
mengenai jiwaku sendiri, tidak mengenai diriku sendiri. Tapi
memang cita-citaku adalah besar. Dan cita-cita mengenai bangsa
dan tanah air dan agama dan masyarakat dan negara. Saya akui,
saya akui, cita-citaku mengenai bangsa, tanah air, agama, negara
dan masyarakat itu besar sekali. Jadi kalau aku dinamakan
megalomaniak mengenai cita-cita negara, bangsa, negara,
60

Bung Karno dan Wacana Islam, Kenangan 100 Tahun Bung Karno
Grasindo, hal. 401.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

184

masyarakat dan seterusnya, dan seterusnya, saya akui. Dan saya


akan mengucap syukur alhamdulillah ke hadirat Allah swt.,
bahwa aku dibri kemegalomanian di dalam hal cita-cita tanah
air, bangsa, masyarakat, negara. 61
Selanjutnya Soekarno mengatakan bahwa pembangunan
fisik yang megah adalah salah satu bentuk syiar agama Islam.
Demikian juga untuk menaikan nama bangsa di dunia. Soekarno
berkata,
Saya ingin bersama-sama dengan umat Islam di sini
mendirikan masjid jami lebih besar daripada Masjid
Muhammad Ali, lebih besar daripada masjid Salim. Lebih besar
? Apa sebab ? lho wong kita punya negara besar kok. Ingin saya
membangun bersama-sama dengan semua rakyat, membangun
satu bangsa Indonesia betul-betul menjadi syiar agama Islam. 62
Pada akhir pidato Dirikanlah Masjid dari Beton, Soekarno
meminta pengertian audien bahwa pembangunan masjid yang
megah memerlukan waktu. Soekarno berkata,
Lho, lho, lho saudara-saudara. Tahukah saudara-saudara
masjid di Kairo. Nah itu yang itu tadi saya ceritakan, pergi ke
Mokatam sebelah kiri di atas bukit, itu dibangun dalam berapa
tahun ? empat puluh enam tahun. Zegge en schrijve, empat
puluh enam tahun, lho !
Nah, kita mau membangun masjid Istiqlal yang kebih hebat,
lebih besar,lebih megah daripada itu, jangankan diharap itu bisa
selesai dalam satu dua tahun, satu dua bulan, saudara-saudara.
63

61

Bung Karno dan Islam, Kumpulan Pidato tentang Islam 1953 1966,
Haji Masagung, hal. 237.
62

Bung Karno dan Islam, Kumpulan Pidato tentang Islam 1953 1966,
Haji Masagung, hal. 241.
63

Bung Karno dan Islam, Kumpulan Pidato tentang Islam 1953 1966,
Haji Masagung, hal. 242-243.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

185

Indikasi Qaulun Saddun juga tampak pada keterlibatan person


atau pendapat yang dihadirkan Soekarno. Dalam kerangka bahasa
dakwah Qaulun Saddun,

hal ini dilakukan Soekarno untuk

memperkuat gagasan Soekarno. Penghadiran tokoh atau pemikirannya


seperti dalam pidato berjudul Negara Nasional dan Cita-cita Islam,
Soekarno menunjukkan ketidakbertentangan Pancasila dengan Islam.
Pada pidato ini Soekarno mengutip Natsir,
Pakistan is a moslem country. So is my country Indonesia. But
though we recognize Islam to be the faith of the Indonesian people.
We have not made an expressed mention of it in our Constitution.
Nor have we exluded religion from our national life Indonesia has
expressed its creed in the Pancasila, or the five principles, which
have been adopted as the spiritual, moral and ethical foundation of
our nation and aur state. Your part and our is the same. Only it
differently stated. 64
Untuk mendukung pemikirannya tentang negara nasional,
Soekarno seolah menciptakan suasana dialog, dengan menghadirkan
pemikiran tokoh-tokoh baik yang sehaluan dengannya atau yang
menolak pemikirannya. Tokoh-tokoh dari kalangan sepemikiran yang
dia sebutkan antara lain Otto Bauer, Ernes Renan atau Balgad
Gadahartian, Graaf Otto Von Bismarck, Herbert Spencer, Sun Yat Sen
dan Jean Jaures. Lebih spesifik lagi dari kalangan Islam, tokoh-tokoh
Persatuan Muslimin Indonesia (Permi) seperti Mochtar Luthfi,

64

Bung Karno dan Wacana Islam, Kenangan 100 Tahun Bung Karno
Grasindo, hal. 216.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

186

Djalaluddin Tajib, Rasuna Said, Rasimah Ismail dan Ghafar Ismail.


Mohammad Nair dan perwakilan kalangan Islam saat penyusunan
dasar-dasar negara, seperti Kiai Maskur, Ki Bagus Hadikusumo, Abdul
Kahar Muzakir.65, menegaskan keselarasan pemikirannya dengan
ideologi Islam. Demikian pula tokoh dunia Islam seperti Jamaluddin alAfgani, Abdul Karim El Maghribi melengkapi sederetan nama yang
bersesuaian dengan pemikirannya. Sementara dari golongan yang
menentangnya, dia hanya sebutkan Ahmad Hassan dari Persatuan Islam
(Persis).
Dalam pidato berjudul

Agama dan Ilmu, indikasi Qaulun

Saddun nampak saat Soekarno mencontohkan tokoh kebangkitan dan


pemikir pembaharu dari dunia Islam. Soekarno menyebut tokoh
Jamaluddin el Afgani dengan Pan Islamisme-nya dan gerakan moral
Syekh Muhammad Abduh.

66

Meskipun Soekarno melihat celah

kekurangan pemikiran mereka, tetapi dia melihat kesesuaian dengan


konsepnya. Penyebutan tokoh-tokoh seide dengannya tersebut untuk
mengajak audien berfikir komparasi dan membangkitkan semangat
berkembang dan maju.

65

Bung Karno dan Islam, Kumpulan Pidato tentang Islam 1953 1966,
Haji Masagung, hal. 33.
66

Bung Karno dan Wacana Islam, Kenangan 100 Tahun Bung Karno
Grasindo, hal. 209.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

187

Demikian pula untuk menunjukkan kesatuan antar ilmu


pengetahuan dan agama Soekarno mengutip Albert Einstein,
Religin without science is lame, science without religin is
blind (agama dengan tidak disertai ilmu pengetahuan adalah
lumpuh). Science without religion is blind. (ilmu pengetahuan
tanpa agama, buta). Nah, saudara-saudar Einstein berkata
demikian. Bahkan agama dengan science, agama dengan ilmu
harusnya satu 67
Soekarno merujuk Leo Tolstoy untuk memperkuat gagasannya,
bahwa perjumpaan dengan Tuhan dilakukan dengan hati tulus
mengerjakan perintah yang diamanahkan Tuhan. Dalam Isra Miraj
Mukjizat Allah kepada Nabi Besar Muhammad, Soekarno berkata,
Aku ingat kepada tulisan Tolstoi. Leo Tolstoi menceritakan di
dalam ia punya kitab iwan de dwaas. Iwan de dwaas juga itu orang
miskin sekali, dia sendiri lapar, ada orang miskin lain di muka
rumahnya, dia panggil : saudara masuklah, Ini lho saya punya roti,
makanlah roti ini, ini lho saya punya seteguk air, minumlah ini.
Tolstoi menanya kepad orang miskin ini, Saudara memberikan
apa ? kenapa memberikan saudara punya roti kepada si miskin
yang lain itu ? Apa jawab dia, Ikheb Christus zijn eten gehad.
Dia berkata, Aku merasa seperti telah memberi makan kepada
Isa. Lho ini apa artinya ? Artinya besar sekali, seolah-oleh ia
berjumpa dengan Isa lebih tinggi daripada itu, seolah-olah ia
berjumpa dengan Tuhan sendiri. 68
Ketika

memulai

pidatonya

Dengan

Trikora

Menuju

Pemenuhan Cita-Cita Bangsa, Soekarno membuat perbandingan


sebagai pijakan gagasan yang disampaikan. Tokoh seperti Napoleon,
67

Bung Karno dan Wacana Islam, Kenangan 100 Tahun Bung Karno
Grasindo, hal. 222.
68

Bung Karno dan Islam, Kumpulan Pidato tentang Islam 1953 1966,
Haji Masagung, hal. 71.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

188

Iskandar Zulkarnain, Karel De Grote dan Mahatma Gandhi


dimunculkan untuk menggambarkan kelebihan Nabi Muhammad
s.a.w. Soekarno menilai kesucian Muhammad dari kesalahan adalah
poin pembeda dari tokoh-tokoh yang dia sebutkan. selain itu
Muhammad mendapat bimbingan dari Tuhan. Penyebutan pelibat
dalam kerangka perbandingan, untuk menjelaskan dan menekankan
makna. Soekarno berkata
Memang tidak ada contoh lain, tidak ada pemimpin lain yang
lebih besar yang lebih suci dari kesalahan-kesalahan daripada
nabi. Dulu pernah saya katakan di sini, bahwa sejarah dunia itu
penuh dengan orang-orang besar. Tiap-tiap periode kemanusiaan
ini ada orang besarnya. Saudara-saudara buka sejarah-sejarah,
kitab-kitab sejarah saudara akan menjumpai Napoleon, entah itu
Iskandar Zulkarnain. Tetapi tiap-tiap periode sejarah mempunyai
nama orang-orang besar yang tidak suci bersih dari kesalahankesalahan. Karel De Grote adalah orang besar, tetapi banyak
kesalahannya. Ambilah misalnya dari sejarah Asia yang
belakangan ini, tidak kurang nama-nama orang besar, ambil
namanya Mahatma Gandhi, besar sekali, tetapi toh mempunyai
kesalahan-kesalahan. Tapi Nabi saudara-saudara, Nabi oleh
karena dia mendapat pimpinan dari Tuhan. Nabi oleh karena dia
mendapat pimpinan dari Tuhan. Nabi oleh karena dia mendapat
wahyu dari Tuhan, Nabi oleh karena dia itu ditiadakan oleh Tuhan
untuk memimpin, Nabi tidak ada kesalahannya. 69
Untuk meyakinkan gagasan kebangkitan Islam / bangsa asia,
Soekarno menyebutkan Lothroop Stoddard dengan bukunya tentang
kebangkitan Islam. Dalam pidato berjudul Api Islam Motor Terbesar
Umat Manusia, Soekarno berkata,

69

Bung Karno dan Wacana Islam, Kenangan 100 Tahun Bung Karno
Grasindo, hal. 280.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

189

Lord Stoddard menulis ia punya kitab termasyhur The New


World of Islam. Ia menulis dua buku, saudara-saudara The Rising
Tide of Colour and The New World of Islam, dua buku dari Lord
Stoddard yang amat termasyhur. The Rising Tide of Colour
bersamaan dengan The New World of Islam, dan di dalam kitab
ini dijelaskan dengan tegas, bahwa Islam masuk di dalam satu
new world bersama-sama dengan Rising Tide of Colour ini.
Colour artinya bangsa-bangsa kulit berwarna. Oleh karena
rakyat-rakyat yang beragama Islam menemukan kembali api
Islam itu, terutama sekali sesudah aksi penerangan yang
diberikan oleh Jamaluddin el-Afghani... 70
Soekarno memperbandingkan dengan tokoh-tokoh lain. Dalam
pidato Berjalan Terus di Atas Ajaran Islam, menunjukkan perbedaan
Muhammad dengan tokoh lain di dunia. Kehebatan Muhammad saw.,
karena langsung mendapat pimpinan dari Allah sehingga terlepas dari
kesalahan. Soekarno menyebut Mustafa Kamal, Zaghul Pasya,
Disraeli, Millerand, Otto van Bismarck, Rosa Luxemburg, Willem van
Orange, Roland, Garibaldi, Mary Shalfus, Plekhanov, Mao Zedong,
Sun Yat Sen, Yose Risal, George Washington, Hidalgo. 71
Hal diikuti dengan penggambaran Muhammad seperti lampu
yang menyinari umatnya. Seperti matahari yang menyinari umat
manusia di permukaan bumi 72

70

Bung Karno dan Islam, Kumpulan Pidato tentang Islam 1953 1966,
Haji Masagung, hal. 124-125.
71

Bung Karno dan Wacana Islam, Kenangan 100 Tahun Bung Karno
Grasindo, hal. 346.
72

Bung Karno dan Wacana Islam, Kenangan 100 Tahun Bung Karno
Grasindo, hal. 348

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

190

Arnold Toynbee disitir oleh Soekarno untuk menjelaskan salah


satu penyebab kemunduran umat atau bangsa yaitu karena persoalan
intern bangsa tersebut. Soekarno menyebutnya dengan penyakit
Ashabiyah. Dalam pidato Islam adalah Agama Perbuatan, Soekarno
mensitir Arnold Toynbee, A great civilization never goes down unless
it destroys itself from within 73
Dari rentang waktu yang dipaparkan, Soekarno sering merujuk
pada masa lampau seperti ketika dia mendramatisasi , membuat
periodisasi umat Islam menjadi periode

Makkah dan Madinah.74

,menceritakan kejadian di Amuntai, pertentangan persoalan kebangsaan


25, 27, 25 tahun sebelumnya. Kesepahaman tokoh-tokoh Permi tentang
negara nasional, kedaulatan kerajaan-kerajaan terdahulu atau sejarah
perdebatan lahirnya Pancasila di badan Dokuritsu Zunbi Cosakai, dan
lain sebagainya. Hal ini Soekarno menunjukkan mencoba menghadirkan
fakta-fakta, untuk mendukung hipotesis tentang negara nasional yang
diusungnya. Seolah audien diajak untuk berfikir logis dengan
menggunakan kejadian sesungguhnya di masa lalu.
Kategori Qaulun Saddun juga nampak pada pemunculan contoh
faktual yang diikuti penyebutan tokoh-tokohnya. Hal ini adalah bentuk
73

Bung Karno dan Islam, Kumpulan Pidato tentang Islam 1953 1966,
Haji Masagung, hal. 204.
74

Bung Karno dan Wacana Islam, Kenangan 100 Tahun Bung Karno
Grasindo, hal 194.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

191

penjelasan dengan contoh. Contoh hal ini adalah saat menjelaskan


bahwa nasionalisme bukan produk perorangan tetapi kristalisasi
ketidakpuasan dan kebersamaan untuk merdeka dan berkembang dari
suatu masyarakat. Soekarno berkata dalam Negara Nasional dan Citacita Islam,
Salah satu tuduhan bahwa misalnya gerakan di Mesir adalah
buatan Mustapha Kamil atau buatan Arabia Pasha, atau buatan
Mohammad Syarif Bey atau buatan Zarul Pasha. Salah sama sekali.
Demikian pula salah sama sekali jika gerakan nasional di India
adalah buatan Veroze Schameta atau buatan Dadap Choenaoriji
atau buatan Pandit Jawarhalal Nehru, atau buatan Sarojin Naidu
atau buatan Aruna Azhad Ali, atau buatan Abdul Kamal Azad,
salah sama sekali. Demikian pula saudara-saudara salah sama
sekali jikalau dikatan bahwa gerakan nasional Filiphina buatan
Mabini atau buatan Aquinaldo atau Quezon, tidak. Gerakangerakan ini timbul dari objectieve verhoundingen tration yang
dibangun oleh economische uitbuiting oleh political frustration,
oleh cultural frustration pula 75
Soekarno mensitir ungkapan Thomas Carlyle, Soekarno untuk
mengarahkan pemahaman audien tentang kehebatan al-Quran tidak
sebatas tulisan dan kertas, tetapi makna yang terkandungnya. Soekarno
berkata dalam Islam, Agama dan Ilmu,
Pasir daripada pasir ini, di padang pasir ini, ternyata bukan
sekedar pasir. Ternyata pasir ini adalah mesiu. Mesiu ini kena
cetusan api daripada al-Quran, daripada Islam. Mesiunya meledak
dan ledakannya didengarkan oleh seluruh perikemanusiaan. 76

75

Bung Karno dan Islam, Kumpulan Pidato tentang Islam 1953 1966,
Haji Masagung, hal. 19.
76

Bung Karno dan Wacana Islam, Kenangan 100 Tahun Bung Karno
Grasindo, hal. 239.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

192

Indikasi Qaulun Saddun terlihat pada pilihan kata-kata


Soekarno dalam pidato Agama dan Ilmu berupa taklid, pikirkan, cari,
gali, mencoba menggali, ijtihad dan rethingking" yang berulang-ulang,
dari sisi makna untuk mengajak audien berfikir apa yang dia
sampaikan. Soekarno membangkitkan kesadaran berfikir kepada
audien. Soekarno berkata,
Oleh karena itu pada masyarakat Islam Indonesia pada
khususnya dan masyarakat Islam umumnya, agar mencoba
menggali, mencari, menggali apa yang saya namakan api
IslamPikirkan kembali, cari, gali, gali, gali secara ijtihad, apa ini
api Islam yang membuat padang pasir ini menjadi satu padang
mesiu yang meledak. Carilah api Islam kataku. Ijtihad. 77
Hal

yang

sama

juga

pada perulangan

(repetisi)

yang

dilakukannya seperti saat menjelaskan ijtihad. Dalam pidato berjudul


Islam adalah Agama Perbuatan, Soekarno berkata Ijtihad yaitu
bersungguh-sungguh menyelidiki, bersunggug-sungguh investigate,
bersunggug-sungguh memeriksa, bersungguh-sungguh memikirkan. 78
Dalam pidato Nabi dan Pembangunan Soekarno menggunakan
deskripsi. Gambaran di awal pidato yang ditampilkannya adalah sosok
Nabi Muhammad saw. dengan mengatakan,

77

Bung Karno dan Islam, Kumpulan Pidato tentang Islam 1953 1966,
Haji Masagung, hal. 33.
78

Bung Karno dan Wacana Islam, Kenangan 100 Tahun Bung Karno
Grasindo, hal. 383.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

193

Tetapi Muhammad lebih besar dari manusia besar, lebih besar


dari pemimpin besar, karena beliau mendapat wahyu dari Allah.
Dan bukan saja mendapat wahyu, tetapi mendapat mukjizat dari
Tuhan yang Maha Esa. Oleh karena itu, demikian kataku lima tahun
yang lalu, pantaslah Muhammad menjadi contoh bagi kita, karena
beliau mendapat pimpinan dari Tuhan, karena mendapat wahyu,
luput dari kesalahan, bahasa asingnya onfeilbaar, faultless. 79
Tujuan yang sama juga dilakukan secara hiperpola. Soekarno
berkata Batin Muhammad itu seperti terbuat daripada zat petir, zat
petir. Made of thunderbolts

80

. di bagian lain periodisasi Mekkah-

Madinah Soekarno sampaikan adalah sebagai penekanan akan


pentingnya persiapan mental dalam pembangunan (beramal).81
Dalam pidato Berjalan Terus di Atas Ajaran Islam, Soekarno
menggambarkan Muhammad seperti lampu yang menyinari umatnya.
Seperti matahari yang menyinari umat manusia di permukaan bumi 82
Pada pidato Haqqul Yaqin Bahwa Tuhan itu Ada, Soekarno
menunjukkan kebesaran jiwa Muhammad dengan mengajak audien
membandingkan dengan tokoh Isa / Yesus secara tersamar. Soekarno
berkata,

79

Bung Karno dan Islam, Kumpulan Pidato tentang Islam 1953 1966,
Haji Masagung, hal. 44.
80

Bung Karno dan Islam, Kumpulan Pidato tentang Islam 1953 1966,
Haji Masagung, hal. 49.
81

Bung Karno dan Islam, Kumpulan Pidato tentang Islam 1953 1966,
Haji Masagung, hal. 49.
82

Bung Karno dan Wacana Islam, Kenangan 100 Tahun Bung Karno
Grasindo, hal. 348

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

194

Coba, alangkah besar jiwa Muhammad, yang mohon diampuni


oleh Tuhan, mohon kekuatan oleh Tuhan. Ada nabi-nabi di dalam
keadaan yang juga amat sengsara, dia tidak mohon kekuatan dan
mohon ampun dan mohon ampun. Dia malahan berkata : Eli, Eli
lama sabakhtani. Muhammad tidak. Muhammad mohon ampun,
mohon kekuatan. 83
Meski Soekarno membangun suasana informal emosional, tetapi
hal tidak menghilangkan kesan ilmiah dalam pidatonya. Sebab
pidatonya memiliki alur induktif misalnya saat menyampaikan sitiran
Carlyle, kemudian diikuti pemahaman al-Fatihah, dan dia akhiri dengan
kesimpulan logis disertai kutipan tidak langsung dari alim ulama
sebagaimana nampak dalam Islam Agama Amal.
Perumpamaan berupa analogi yang tidak sebanding digabung
dengan gaya bahasa repetisi ditunjukkan Soekarno dalam pidato Tuhan
tidak Hanya Bersifat 20,
yang satu windu yaitu mesjid Syuhada, syuhadanya tidak
satu windu, syuhadanya langsung saudara-saudara, syuhadanya
tidak mengenal waktu, syuhadanya berabad-abad sampai akhir
zaman 84
Dalam memeperkuat gagasannya, Soekarno menghadirkan tokohtokoh tertentu. Seperti ketika menjelaskan kebesaran jiwa daripada
fisik seseorang, dalam pidato Isra Miraj Mukjizat Allah kepada Nabi
Besar Muhammad, Soekarno berkata,
83

Bung Karno dan Wacana Islam, Kenangan 100 Tahun Bung Karno
Grasindo, hal. 333.
84

Bung Karno dan Islam, Kumpulan Pidato tentang Islam 1953 1966,
Haji Masagung, hal. 56.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

195

...tiap-tiap bangsa mempunyai orang-orang besar, tiap-tiap


periode dalam sejarah mempunyai orang-orang besar, tiap-tiap
zaman dalam sejarah mempunyai orang-orang besar, tetapi lebih
besar daripada orang besar ialah jiwa yang terkandung di dalam
dadanya. Lebih besar daripada Mahatma Gandhi adalah jiwa
Mahatma Gandhi, lebih besar dari Stalin adalah jiwa Stalin ; lebih
besar daripada Lenin adalah jiwa Lenin ; lebih besar daripada
Roosevelt adalah jiwa Roosevelt ; lebih besar daripada Asser adalah
jiwa Nasser ; lebih besar daripada Mao Zedong adalah jiwa Mao
Zedong ; lebih besar daripada orang-orang besar adalah jiwa orangorang besar itu. Ini saudara-saudara, jiwa yang besar yang tidak
tampak itu, saya tadi katakan adalah di dalam dadanya tiap-tiap
manusia. 85
Alat lain yang dipakai Soekarno untuk menarik perhatian audien
adalah gaya bahasa klimas dan repetisi perbandingan yang terkadang
terkesan tidak perlu, seperti, Tuhan membuat manusia itu melebihi
segala hal di alam ini, dus melebihi daripada malaikat, kataku, melebihi
binatang, kambing, sapi, kuda, gajah, melebihi pohon-pohonan,
melebihi gunung-gunung....86. Repetisi lain yang berisi penolakan
seperti, ...tapi jangan lupa bahwa bayi ini, Isa ini, bukan bayi Djuanda,
bukan bayi Achmadi, bukan bayi Aidit, bukan bayi Ratu Aminah
Hidajat, bukan bayi Nasution...87 Perulangan lain dalam konteks
penyebutan diri adalah, saya sebagai ketua Front Nasional, sebagai

85

Bung Karno dan Wacana Islam, Kenangan 100 Tahun Bung Karno
Grasindo, hal. 253.
86

Bung Karno dan Wacana Islam, Kenangan 100 Tahun Bung Karno
Grasindo, hal. 254.
87

Bung Karno dan Islam, Kumpulan Pidato tentang Islam 1953 1966,
Haji Masagung, hal. 65.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

196

presiden Republik Indonesia, sebagai Panglima Tertinggi, sebagai


Ketua Dewan Pertimbangan Agung, sebagai Perdana Menteri 88
Di bagian lain Soekarno membuat analogi paradoks untuk
pengertian miraj. Miraj tidak harus naik ke langit secara fisik, tetapi
kembali ke hati. Dengan hati melakukan amal perbutan mengerjakan
perintah Tuhan, Soekarno berkata,
Ada satu paradoks teringat di dalam otak saya pada saat ini.
Siapa yang ingin bertemu kepada Tuhan, bukanlah ia harus naik
setinggi-tingginya seperti Eksplorer atau seperti Sputnik, atau
seperti perkakas-perkakas yang hendak mendarat di bulan, di
bintang dan lain-lain. Kalau orang mau menjumpai Tuhan, bukan ia
harus naik setinggi-tingginya, malahan harus turun, turun ke sini
saudara-saudara, turun ke dalam hatinya. Ini paradoks yang besar,
sebab Tuhan dikatakan di atas, dikatakan menurut keyakinan saya,
Tuhan itu bukanlah di atas saja. Tuhan itu di mana-mana, tetapi
satu. Esa. Tapi, di mana-mana. 89
Soekarno terkadang membangun citra diri (imagery) dalam
sebelum memaparkan gagasannya. Hal itu dilakukan dalam upaya
memperoleh pengakuan audien akan otoritas keilmuan Soekarno.
Seperti sarana bahasa yang digunakannya dalam pidato Al-Quran
Membentuk Manusia Baru, Soekarno berkata,
Saudara-saudara orang mengatakan bahwa saya ini terpelajar,
orang mengatakan sya ini intelek, intelek artinya terpelajar, yah,
kalau memakai ukuran yang biasa orang pakai, bolehlah saya ini
dinamakan orang intelek. Intelek dari kata intellect. Intelek yaitu
88

Bung Karno dan Wacana Islam, Kenangan 100 Tahun Bung Karno
Grasindo, hal. 259.
89

Bung Karno dan Wacana Islam, Kenangan 100 Tahun Bung Karno
Grasindo, hal. 255-256.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

197

otak, pikiran. Sekali lagi saya katakan saya katakan jikalau


memakai ukuran biasa memang bolehlah saya dinamakan intelek.
Saya dulu sekolah menengah, kemudian naik sekolah tinggi,
kemudian menempuh derajat insinyur, saya sekarang memikul titel
doktor, bahkan bukan satu, bukan dua, bukan tiga, bukan empat,
saya memikul titel doktor 16 macam. Saya bertitel pula profesor 90
Dalam pidato Mencari dan Menemukan Tuhan, Soekarno
memakai gaya bahasa hiperbola dan personifikasi, seperti perkataan
lautan menggelora, petir menyambar. Penggunaan ini dalam rangka
penjelasan periodisasi yang disampaikannya. Hal ini juga didukung
repetisi seperti yang dikutipnya dari Bagawad Gita,
Di dalam Bagawad Gita pun dikatakan Ik Pak Muljadi tdi
berkata bahasa Belanda , saya ikuti, nanti saya salinkan Ik aku
ik ben de wind, aku adalah di dalam angin. Ik ben in het
gekabbel van de beek, di dalam airnya sungai kedil yang kemercik.
Ik ben het gebulder van de golven, aku adalah di dalam guruhnya
lautan yang menggelora. Ik ben in de steen voor wie wilde zijn
knieenbuigt, aku adalah di dalam batu yang di hadapannya itu
manusia yang masih biadab menekuk lutut. Ik ben het begin maar
ook zonder einde. 91
Di samping itu Soekano juga menggunakan penjelasan
penolakan, seperti, Tuhan diberi bentuk antropo, tetapi bukan
manusia seperti aku, bukan manusia seperti pak Muljadi, bukan
manusia sebagai saudara Zuleha dari Batu, bukan manusia sebagai

90

Bung Karno dan Islam, Kumpulan Pidato tentang Islam 1953 1966,
Haji Masagung, hal. 76.
91

Bung Karno dan Wacana Islam, Kenangan 100 Tahun Bung Karno
Grasindo, hal. 289.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

198

engkau he perwira-perwira muda, tidak. 92 Self reference berupa kata


saya, aku, kita, kami, adalah kata-kata yang menjadikan audien
terlibatkan dalam pembicaraan. Demikian pula bahasa non formal
yang sering muncul dalam kata-katanya menegaskan hal ini. Soekarno
menyebut kata, sanes kitu, gludhug, bledhek, dus. Namun semua
dilakukan Soekarno dalam konteks menjelaskan buah pikirannya.
Dalam memaparkan pendapatnya, Soekarno membuat ilustrasi
faktual. Ilustrasi ini untuk menambah penegasan paparan dan
gagasannya. Dalam pidato berjudul Api Islam Motor Terbesar Umat
Manusia, Soekarno berkata,
Jikalau saudara pergi ke Spanyol sekarang ini, bekas-bekas
kebesaran Islam, saudara masih mendapatkan di sana. Menjalar
ke utara, menjalar ke timur,menjalar ke mana-mana, menjalar
oleh karena manusia waktu itu benar-benar bisa menerima
danmau menerima, mau mengerti api Islam. 93
Bentuk gaya bahasa repetisi dirangkai dengan personifikasi
yang hiperbola dipakai Soekarno untuk menekankan makna
(dramatisasi) seperti dalam pidato Api Islam Motor Terbesar Umat
Manusia,
Saudara melihat seluruh dunia timur yang dinamakan Asia ini
gugur di bawah telapak kakinya imperialis. Maroko gugur,
Tunisia gugur Aljazair gugur, Mesir gugur, Arabia gugur, apa
92

Bung Karno dan Wacana Islam, Kenangan 100 Tahun Bung Karno
Grasindo, hal. 290.
93

Bung Karno dan Islam, Kumpulan Pidato tentang Islam 1953 1966,
Haji Masagung, hal. 124.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

199

yang dinamakan Pakistan sekarang ini gugur, Afghanistasn


gugur, Islam di India gugur, di Malaya gugur, di Indonesia gugur.
Di mana-mana pada waktu itu, saudar-saudara, negeri-negeri
yang rakyatnya beragama Islam gugur di bawah telapak kakinya
imperialis. 94
Dramatisasi untuk menekankan makna lainnya juga nampak
dalam gaya repetisi berbentuk definisi penolakan. Dalam Api Islam
Motor Terbesar Umat Manusia, Soekarno berkata,
Agama Islam tidak diturunkan di tempat yang cantik molek
seperti Priangan, tidak diturunkan di tempat cantik molek seperti
tepi danau Toba, di Sumatra Utara, di tempat yang cantik molek,
sawah-sawah menghijau, kaya raya, ijo royo-royo kaya penganten
anyar, kataku. Tidak. Islam, Quran diturunkan di padang pasir
tandus, tetapi api yang dahsyat. 95
Soekarno menekankan keeratan Pancasila dengan ajaran Islam,
dengan cara menjelaskannya secara kronologis dramatis. Hal ini
merupakan ilustrasi faktual. Dalam pidato Agama Mengatur
Hubungan Manusia dengan Tuhan, Soekarno menceritakan kejadian
malam menjelang kemerdekaan,
Nah, aku menukkan lututku, memohon kepada Tuhan diberi
Ilham. Sesudah aku memohon itu aku tidur. Nah, di dalam tidur
itu rupanya Tuhan memberi ilham kepada nawah sadarku. Sadar
itu ada dua.... nah, rupanya Tuhan telh memberi ilham kepada
bawah sadarku atau sadar bawahku, kepada subconsiousness-ku,
kepada onderbuwestzjin-ku sebab tatkala aku paginya bangun,

94

Bung Karno dan Islam, Kumpulan Pidato tentang Islam 1953 1966,
Haji Masagung, hal. 124.
95

Bung Karno dan Islam, Kumpulan Pidato tentang Islam 1953 1966,
Haji Masagung, hal. 123.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

200

bangkit dari ttempat tidur, aku telah mengetahui, apa yang akan
aku pidatokan. Lima dasar negara... 96
Pada bagian lain Soekarno menggunakan definisi uraian,
seperti ketika menjelaskan berdikari, Misalnya aku beri kepada
rakyat Indonesia apa yang sekarang dikatakan Berdikari, berdiri di
atas kaki sendiri. Ber, dari berdiri; di, di atas; ka, kaki; ri, sendiri;
berdikari.97
Di

samping

itu

Soekarno

juga

menggunakan

gaya

perbandingan. Seperti saat menegaskan betapa penting penguasaan


teknologi senjata di masa depan. Soekarno berkata,
Tetapi jikalau kemerdekaan kita diganggu, diserang oleh
orang lain, kita wajib untuk melawan, mempertahankan tanah air
kita. Tidakkah nabi Muhammad s.a.w. sendiri, tampil ke medan
perang untuk mempertahankan kedaulatannya, untuk mempertahankan agama Islam. Islam tidak mengenal agresi. Semua
peperangan yang dijalankan oleh Islam adalah pada hakekatnya
peperangan defensif, peperangan untuk membela diri, peperangan
untuk mempertahankan diri. Itulah yang kita kerjakan, kita
defensif. 98
Pada kesempatan lain seperti dalam pidato Korban, Hakikat
Tiap Kehidupan, Soekarno mengawali dengan menempatkan diri
sebagai pusat perhatian. Teknik ini untuk memfokuskan perhatian

96

Bung Karno dan Wacana Islam, Kenangan 100 Tahun Bung Karno
Grasindo, hal. 363.
97

Bung Karno dan Wacana Islam, Kenangan 100 Tahun Bung Karno
Grasindo, hal. 361.
98

Bung Karno dan Wacana Islam, Kenangan 100 Tahun Bung Karno
Grasindo, hal 365.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

201

audien pada diri dan gagasan yang akan disampaikannya. Soekarno


berkata, Tiap-tiap saya berdiri di sini, saya ini dijadikan, gong pidato,
gong memberi amanat. Bukan main sulitnya, saudara-saudara. 99 Hal
ini diperkuat dengan self reference yang dipakainya saya, Mandataris
MPR, kepala negara, presiden, Panglima Tertinggi Angkatan Perang,
Panglima

Besar

Revolusi,

waliyul

amri,

Pahlawan

Islam

Kemerdekaan penyebutan diri seperti ini menunjukkan upaya


Soekarno

sebagai

pemegang

kendali.

Audien

adalah

yang

dikendalikan.
Cara yang lain dalam menyampaikan pemikirannya dengan
adalah penjelasan logis dan filosofi dipadu dengan ilustrasi, gaya
persamaan, perulangan. Misalnya,
Nah, inilah arti dalam dari korban. Saudara-saudara. Dan
korban itu adalah essence of life, hakiki daripada hidup sendiri.
Bukan saja hidup manusia thok, hidup manusia thok, hidup
anjing thok, hidup kambing thok, hidup kucing thok, hidup
rumput thok, hidup kembang thok, hiduppohon thok. Seluruh
alam ini adalah hidup karena korban. 100
Dalam pidato Dirikanlah Masjid dari Beton, Soekarno
membangun citra diri, bahwa semua yang dilakukannya adalah benar

99

Bung Karno dan Islam, Kumpulan Pidato tentang Islam 1953 1966,
Haji Masagung, hal. 217.
100

Bung Karno dan Wacana Islam, Kenangan 100 Tahun Bung Karno
Grasindo, hal. 402.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

202

(rasional). Soekarno menampilkan ilustrasi berupa cerita sebagai


berikut
Pada suatu hari ada seorang kawan saya, kawan saya
pemimpin rakyat yang dia memberi hiburan batin kepadaku.
Berkata dia, sudahlah terima saja Bung Karno, orang belum bisa
mengikuti Bung Karno. Sebab sebenarnya Bung Karno itu
berpikir 50 tahun lebih dahulu daripada kebanyakan orang
banyak. Lima puluh tahun lebih dahulu. Dan untuk itu saya
mengucap syukur alhamdulillah ke hadirat Allah swt., bahwa
saya juga berpikir dan bercita-citakan 50 years ahead. Lima
puluh tahun lebih dahulu dari kebanyakan orang. 101
Hal yang sama juga dilakukannya pada awal pidato Isra
Miraj, Penguat Batin Nabi, Soekarno membangun citra diri sebagai
seorang yang berbeda dari yang lain. Soekarno berkata,
Pak Harto, Jendral Soeharto memberikan sumbangan kata
dengan membaca. Saudara Hasbullah Bakrie, mana tadi,
memberi sambutan kata dnegan membaca. Bapak Saifuddin
Zuhri, meskipun pidatonya sebagaian besar diucapkan, tapi
masih memegang catatan. Jadi rupanya Pak Saifuddin Zuhri
telah memikirkanlebih dulu, apa akan dikatakan nanti malam di
Istana Negara. Nah, saya ini saudara-saudara, pidato tertulis
tidak bawa, catatan tidak bawa.... 102
Pembedaan diri ini untuk menunjukkan agar audien fokus
kepada

dirinya.

Pada

akhirnya

gagasan

dan

pesan

yang

disampaikannya difahami oleh audien.

101

Bung Karno dan Islam, Kumpulan Pidato tentang Islam 1953 1966,
Haji Masagung, hal. 239.
102

Bung Karno dan Islam, Kumpulan Pidato tentang Islam 1953 1966,
Haji Masagung, hal. 247-248.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

203

F. Qaulun Marfun (ucapan yang baik)


Indikasi bahasa dakwah Qaulun Marfun adalah motivasi bagi
audien. Secara keseluruhan, banyak indikasi bahasa dakwah ini dalam
pidato Soekarno. Bentuk motivasi membangkitkan kesadaran biasanya
di sampaikan Soekarno pada bagian akhir pidatonya, seperti Soekarno
berkata dalam Al-Quran Membentuk Manusia Baru, Soekarno
menjelaskan fungsi turunnya al-Quran membuat perubahan. Pada
akhir pidatonya dia berkata,
Maka sebaiknya saudara-saudara, kita berusaha untuk
mengerti sedalam-dalamnya akan isi, semangat, jiwa, kehendak,
Quran ini yang tempo hari yang saya namakan dengan perkataan
api Islam. Siapa yang bisa memegang atau menangkap api Islam
ini, dialah sebenarnya mukmin sejati 103
Dalam pidato dengan judul yang sama, Soekarno mengkaitkan
pemaparan keharusan menangkap api Islam dengan kewajiban warga
negara. Soekarno berkata,
Marilah kita mencoba, berusaha menangkap api Islam itu,
sebab hanya orang yang menangkap api Islam adalah orang
mukmin. Dan orang yang mukmin akan mendapat falah dari allah
subhanahu wataala. Dan orang yang mukmin mengetahui akan
tugas amanat negaranya. Orang mukmin tahu kewajiban beramal,
menjalankan segala sesuatunya yang harus diamalkan. 104

103

Bung Karno dan Wacana Islam, Kenangan 100 Tahun Bung Karno
Grasindo, hal. 266.
104

Bung Karno dan Wacana Islam, Kenangan 100 Tahun Bung Karno
Grasindo, hal. 268.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

204

Dengan mengkaitkan momen peringatan Maulid, Soekarno


membangun semangat audien. Hal ini tidak terlepas dari posisinya
sebagai presiden Republik Indonesia. Mencontoh semangat nabi
itulah Soekarno mengharapkan umat Islam Indonesia berjiwa
semangat juang, seperti petir atau geledek. Dengan semangat ajaran
nabi Muhammad itu, diharapkan mengobarkan pelaksanaan kerangka
tujuan revolusi Indonesia, tujuan bangsa Indonesia. Dalam pidato
berjudul Shirathal Mustaqim Jalan yang Benar, Soekarno berkata,
Maka oleh karena itu, harapanku ialah agar supaya bangsa
Indonesia pun berjiwa bledheg. Sebagai berulang-ulang saya
katakan di sini, jangan kita itu bangsa tempe, jangan kita itu
berjiwa kecil, jangan kita itu berjiwa yang selalu mengkeret,
merungkut, Tidak ! marilah kita berjiwa bledheg. Let our soul be
like a thunderbolt. Mari kita membuat jiwa kita seperti bledheg,
bledheg dalam arti bahwa api berkobar-kobar di dalam jiwa kita.
Hanya bangsa yang jiwanya, jiwa yang berapi-api bisa menjadi
suatu bangsa yang besar. 105
Dalam pidato ini pula Soekarno menyadarkan audien bahwa
proses perjuangan yang dilakukan bangsa Indonesia harus melewati
proses. Proses yang melibatkan strategi dan taktik. Terkait dengan
hal ini, Soekarno menampilkan penjelasan dalam bentuk contoh
perjuangan nabi Muhammad. Soekarno berkata,
Nah, lihat, sejarah nabi bagaimana,di Mekah berjuang,
terpaksa hijrah, hijrah, ya hijrah, di Madinah berjuang. Kemudian
harus kembali ke Mekah. Pendek kata saudara-saudara, segala

105

Bung Karno dan Islam, Kumpulan Pidato tentang Islam 1953 1966,
Haji Masagung, hal. 114.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

205

hal itu dengan taktik, dengan strategi, dengan jalan kalu perlu
setapak demi setapak.106
Dalam pidato berjudul Tuhan Bersifat tidak Terbatas,
Soekarno mencoba menyadarkan audien akan adanya masalah yang
harus dihadapi dan membangkitkan semangat. Soekarno berkata,
Tanah air kita ini, saudara-saudara, diancam bahaya. Tuhan
perintahkan kepada kita, hai buatlah tanah airmu ini terhindar
dari bahaya, tanah air ini adalah amanah Tuhan dan diancam
tanah air ini oleh bahaya, kewajiban kita untuk menyelamatkan
tanah air amanah Tuhan kepada kita. Salah satu bahaya yang
mengancam tanah air kita ialah Malaysia... 107
Mengutip perkataan guru asuhnya, Pak Suro, Soekarno
menegaskan kewajian setiap manusia kepada Tuhan, orang tua
(bapak dan ibu) serta tanah air. Sebab ketiga inilah yang turut
menjadikan seseorang eksis di dunia. Soekarno berkata dalam
Agama Mengatur Hubungan Manusia dengan Tuhan,

Manusia

yang tidak cinta kepada Tuhan, adalah bukan manusia, manusia yang
tidak cinta kepada ibu bapaknya, bukan manusia. Manusia yang
tidak cinta pada tanah airnya, bukan manusia pula. 108
Hal senada disampaikan Soekarno dalam pidato berjudul
Kebangkitan Umat Islam Sedunia, Lonceng Kematian Bagi Seluruh
106

Bung Karno dan Wacana Islam, Kenangan 100 Tahun Bung Karno
Grasindo, hal. 301.
107

Bung Karno dan Islam, Kumpulan Pidato tentang Islam 1953 1966,
Haji Masagung, hal. 131.
108

Bung Karno dan Islam, Kumpulan Pidato tentang Islam 1953 1966,
Haji Masagung, hal. 173.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

206

Nekolim,

Soekarno juga menyebutkan bahwa, negara, tanah air

adalah amanat Tuhan kepadanya, karena itu segala yang dilakukan


adalah

dalam

kerangka

ibadah

kepada

Allah.

Dia

juga

menyampaikan kepada setiap warga negara untuk berjuang,


membela, memelihara, memerdekakan negara dari imperialis.
Soekarno berkata,
Dan jikalau aku telah menyumbangkan sedikit kepada
perjuangan kemerdekaan ialah oleh karena aku dari dulu mula
berkeyakinan bahwa tanah air adalah amanat Tuhan kepada kita
sekalian, tanah air harus kita merdekakan, tanah air jangan
menjadi tempat isapan orang. Tanah air harus kita bebaskan
dari semua pengisapan, oleh karena itu, berjuanglah matimatian terhadap imperialisme, kolonialisme, penjajahan,
neokolonialisme dan lain sebagainya. 109
Menurut Soekarno, gerakan pemurnian dalam agama Islam
juga menjadi tonggak kekuatan bangsa. Ajaran agama yang benar
akan menuntun sebuah bangsa menuju kejayaannya. Dalam pidato
Negara, Amanat Tuhan Kepada Kita, Soekarno berkata,
Oleh karena sesuatu bangsa, sesuatu agama hanyalah kuat,
jikalau ia punya mind tidak dikotorkan oleh khurafat-khurafat
yang tidak benar, oleh bidah-bidah yang menyalahi principleprinciple pokok. 110
Hal serupa disampaikan Soekarno dalam pidato

Negara,

Amanat Tuhan Kepada Kita. Sehingga mengabdi kepada negara,


109

Bung Karno dan Wacana Islam, Kenangan 100 Tahun Bung Karno
Grasindo, hal. 338.
110

Bung Karno dan Islam, Kumpulan Pidato tentang Islam 1953 1966,
Haji Masagung, hal. 188.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

207

dalam arti menyusun negara, agar supaya negara ini selamat bagi
Soekarno adalah bentuk suatu ibadah. Soekarno berkata,
Ibadat bukan sekedar ibarat rukun dua dua dari Islam, yaitu
sembahyang atau sholat, tidak. Ibadah ialah segala sesuatu
perbuatan kita yang berarti penyembahan dan kebaktian kepda
Allah. Menyusun negara,menyelamatkan negara, ibadah. Oleh
karena negara adalah amanat Tuhan kepada kita. Menyusun
bangsa, menyelamatkan bangsa, adalah ibadah. Oleh karena itu
bangsa adalah amanat Tuhan kepada kita. 111
Di bagian akhir pidato Negara, Amanat Tuhan Kepada Kita
Soekarno mengaskan kembali dengan berkata,
Saudara-saudara marilah kita berjalan terus mengabdi kepada
negara, mengabdi dalam arti bukan penyembahan, tetapi
mengabdi dalam arti politik, sosial-ekonomi kepada negara,
kepada bangsa, kepada tanah air. 112
Pada bagian akhir pidato Haqqul Yaqin Bahwa Tuhan itu
Ada, Soekarno mengkaitkan hikmah Isra Miraj dengan perjuangan
bangsa Indoensia. Dia meyakinkan audien bahwa perjuangan bangsa
akan berhasil bisa disertai keyakinan yang haqqul yaqin. Soekarno
berkata,
Maka oleh karena itu saudara-saudara, di dalam ilmu
perjuangan selalu boleh dikatakan, engkau tidak bisa berjuang
benar, jikalau engkau tidak haqqul yaqin, merayakan kebenaran
perjuangan itu. Oleh karena itu maka selalu ku anjurkan kepada
rakyat Indonesia, kukatakan kepada rakyat Indonesia,
kugemblengkan kepada rakyat Indonesia, haqqul yaqin, haqqul
111

Bung Karno dan Islam, Kumpulan Pidato tentang Islam 1953 1966,
Haji Masagung, hal. 188.
112

Bung Karno dan Wacana Islam, Kenangan 100 Tahun Bung Karno
Grasindo, hal. 374.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

208

yaqin bahwa kita berdiri di atas jalan yang benar, haqqul yaqin
bahwa tujuan perjuangan kita akan berhasil... 113
Pada bagian akhir berjudul Kebangkitan Umat Islam Sedunia,
Lonceng Kematian bagi Seluruh Nekolim, Soekarno secara verbal
membaur dengan audien, mengajak umat Islam dan bangsa rakyat
Indonesia, untuk menyadari bahwa mereka sedang bersama-sama
memerangi penjajahan di atas dunia. Bahkan secara retoris, dia
mencari pembenaran perjuangan ini dengan ajaran Islam. Soekarno
berkata,
Hei bangsa Indonesia, engkau demikianlah saya katakan
berulang-ulang, engkau tidak berdiri sendiri, saudarasaudaramu dari semua negara Aisa-Afrika berdampingan
dengan engkau. Sana ada utusan dari Tunisia, sana ada utusan
dari Maghribi, sana ada utusan dari Ceylon..., semua mereka itu
bersimpati dengan kita, semua mereka itu meng-condem,
mengutuk,
menghantam
imperialisme,
kolonialisme,
neokolonialisme, penjajahan dan pengisapan manusia depada
manusia. Kita tidak berdiri sendiri, let us march forward, mari
kita berjalan terus, ever onward, no retreat, never retreat,
demikianlah semboyan kita. Semboyan kita juga sebagai
muslimin, sebagai umat yang menjalankan hukum Islam,
sebagai umat yang ingin menjalankan apa yang diperintahkan
oleh agama Islam, yaitu membebaskan diri kita dari semua
ikatan, agar Islam bisa menjadi satu agama the leading religion
among mankind, saudara-saudara. 114
Wacana kebersamaan dalam perjuangan disampaikan pada
audien. Sebagaimana dalam pidato Berjalan Terus di Atas Ajaran
113

Bung Karno dan Wacana Islam, Kenangan 100 Tahun Bung Karno
Grasindo, hal. 335.
114

Bung Karno dan Islam, Kumpulan Pidato tentang Islam 1953 1966,
Haji Masagung, hal. 157.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

209

Islam, Soekarno mengajak audien untuk tabah berjuang, meyakinkan


audien bahwa perjuangan memerlukan risiko. Bahkan dengan risiko
itulah bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang besar. Soekarno
berkata,
Hanya jikalau kita mengerti dialektika perjuangan, jikalau
engkau umat Islam yang sejati, engkau harus senang, senang,
senang, senang, senang selalu digembleng, senaang selalu up dan
down, senang bahwa tisak selalu mengalami senang saja, tetapi
harus merebut, memperjuangkan kesenangan itu, sebagai
diucapkan oleh firman Tuhan inna maal usri yusra. Pahit dulu,
nanti senang, berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian,
bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Jikalau kita
mengerti akan dialektika ini, barulah saudara-saudara, kita bisa
menjadi bangsa yang besar. 115
Dalam pidato Islam adalah Agama Perbuatan, untuk
mengarahkan

audien

pemikiran

yang akan

disampaikannya.

Soekarno menunjukkan Nabi Muhammad, meski telah dijanjikan


kemenangan oleh Allah, tetapi Beliau tetap berjuang, beramal
dengan hati dan ikhlas semangat. Soekarno dengan mensitir Kawaja
Kamaluddin mengatakan,
Kalau umpama Muhammad tidak ingat kepada amal, ya
sudah diam saja, peluk tangan, tunggu, tunggu, tunggu, tunggu,
Tuhan toh akan memberi kemenangan, Tuhan akan memberi
falah. Haya ala shalah marilah kita sembahyang, haya alal
falah, marilah kita mencapai sukses. Kalau Muhammad tidak
percaya kepada the gospel of the deed, evangelie van de daad,
amal, tidak perlu berbuat apa-apa. Toh dia akan mendapat
sukses. Tapi lihat, apa yang diceritakan Kawaja Kamaluddin.

115

Bung Karno dan Wacana Islam, Kenangan 100 Tahun Bung Karno
Grasindo, hal. 353.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

210

Sesudah Muhammad mendapat janji yang demikian itu dari pada


Allah s.w.t, ee, makin dia beramal, makin dia menjadi pahlawan,
makin dia bertindak, bahkan makin dia msuk ke medan
peperangan untuk menjalankan tugas yang diberikan oleh Tuhan
kepadanya. Nah, ini satu contoh yang hebat sekali, saudarasaudara. 116
Dalam

pidato berjudul Agama dan

Ilmu,

Soekarno

menggunakan pilihan kata metaforis, seperti percikan api, mewarisi


abu, menyelami sedalam-dalamnya, industrial revolution laksana
kereta api ekspres, ledakan mesiu (pasir) laksana praba, creol, teja,
sinar, nur 117 maupun kata-kata hiperpolis seperti pasir meledak
dan gaya bahasa personifikasi seperti batu-batu mati, butiranbutiran pasir mati adalah gaya bahasa yang dipakainya untuk
menekankan kedalaman makna serta untuk membangkitkan
kesadaran dan semangat (motivasi). Dalam analisis bahasa dakwah
hal ini masuk kategori Qaulun Marfun.
Senada dengan hal tersebut pilihan bahasa non formal atau
gabungan formal informal digunakan Soekarno dalam kerangka
motivasi. Soekarno mencoba merangkul semua audien dengan
menggunakan self refference berupa saudara-saudara, anak-anakku,
saudara mahasiswa, mahaguru. Soekarno menggunakan aku, saya,

116

Bung Karno dan Islam, Kumpulan Pidato tentang Islam 1953 1966,
Haji Masagung, hal. 197.
117

Bung Karno dan Wacana Islam, Kenangan 100 Tahun Bung Karno
Grasindo, hal. 235.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

211

bung Karno, engkau.

Dalam hal ini Soekarno mencoba

menempatkan dirinya manjadi bagian dari audien, sejalan dengan


pemikian orang tua, seide dengan semangat kaum muda, dan
siapapun yang hadir saat itu diharap menjadi mitra dialog yang
empatif informal.
Dalam pidato berjudul Berjiwalah Miraj, Soekarno secara
melankolis mendramatisasi dan mempengaruhi emosi audien. Hal ini
dilakukannya untuk sampai pada kesimpulan yang menggugah emosi
audien. Soekarno berkata,
Ia menangis, di kuburan ibunya. Ia menangis pula tatkala ia
melihat bahwa sesudah 11 tahun bekerja keras, hasil ia punya
mission hanyalah segundukan manusia yang telah masuk Islam.
Dan bukan saja hasilnya kecil, bukan saja jumlah manusia yang
ia masukkan ke dalam agama Islam hanya kecil tetapi rintangan
saudara-saudara. Sudah saudara-saudara kenal semuanya,
seperti ancaman akan dibunuh dan sebagainya. Dan sekarang
dia punya rintihan jiwa kepada Tuhan. 118
Sebagai bentuk motivasi yang dibagun Soekarno, dalam
pidatonya ini, dia sering mengajukan kalimat retoris. Teknik Ini
adalah persuasi untuk mencapai kesepakatan audien. Perulangan
(repetisi) juga banyak dilakukan Soekarno dalam kerangka motivasi
ini. Misalnya ketika menekankan amal, Soekarno berkata dalan Nabi
dan Pembangunan, Membangun adalah amal, amal, amal, sekali

118

Bung Karno dan Islam, Kumpulan Pidato tentang Islam 1953 1966,
Haji Masagung, hal. 39.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

212

lagi amal, ...toh dia beramal, beramal, beramal, beramal sekali lagi
beramal 119
Pilihan kata yang sering digunakan dalam pidato ini juga
merujuk pada pembangunan kesadaran audien. Kata-kata beramal,
amal, pembangunan, bangun, retooling, mental adalah alat verbal
untuk membangun motivasi.
Penggunaan repetisi dalam rangka membangun semangat
nampak pada Islam Agama Amal Dia menyampaikan,
Pada malam ini, kita semuanya harus mencamkan dalam
hati kita, marilah kita selalu beramal. Hanya dengan amal kita
menolong diri kita sendiri. Hanya dengan amal, kita menolong
bangsa kita, hanya dengan amal kita menolong tanah air kita.
Hanya dengan amal kita bisa mencapai cita-cita rakyat
Indonesia...120
Dalam pidato berjudul Islam adalah Agama Perbuatan
Soekarno mensitir ayat al-Mudatstsir dan berkata, Nah, coba ini, the
gospel of the deed lagi. He, orang yang berselimut, jangan engkau
diam, jangan engkau tidur, jangan engkau cuma kemulan, selimutan
saja, bangkitlah, berjuanglah !... 121

119

Bung Karno dan Islam, Kumpulan Pidato tentang Islam 1953 1966,
Haji Masagung, hal. 49.
120

Bung Karno dan Wacana Islam, Kenangan 100 Tahun Bung Karno
Grasindo, hal. 241.
121

Bung Karno dan Islam, Kumpulan Pidato tentang Islam 1953 1966,
Haji Masagung, hal. 202.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

213

Soekarno

menggunakan

perbadingan

dalam

rangka

memotivasi membuka cakrawala audien. Soekarno berkata dalam


Masjid, Awal Zaman Baru, ...kita harus meninggalkan alam pikiran
kayu dan alam pikiran genteng, kita ganti dengan alam pikiran beton,
kita ganti dengan alam pikiran pualam, kita ganti dengan alam
pikiran bross dan lain-lain... 122
Penyebutan pihak tertentu dalam Isra Miraj Mukjizat Allah
kepada Nabi Besar Muhammad, untuk menambah daya tekan yang
disampaikannya. Misalnya Soekarno menyebut anggota-anggota
Front Nasional untuk melegitimasi pemikirannya bahwa miraj bisa
dilakukan dengan bekerja keras mengerjakan fardlu ain dan kifayah
disertai hati tulus. Setelah itu Soekarno member motivasi amal
dengan berkata,
Nah.. itulah permohonan kita saudara-saudara. Jikalau kita
nanti dipanggil oleh Allah swt., pulang ke rahmatullah sebagai
saat terakhir di dunia ini, kita sudah diberi miraj, tangga.
Bagaimana kita bisa mencapai tingkat yang lebih tinggi
daripada sekarang ini. Dan kita hanya bisa mencapainya yang
demikian itu jikalau hidup kita ini hidup manfaat, jikalau kita
ini menjalankan semua fardlu ain dan fardlu kifayah. 123
Dalam pidato Isra Miraj Mukjizat Allah kepada Nabi Besar
Muhammad, Soekarno menggunakan kata-kata yang tidak formal.
122

Bung Karno dan Wacana Islam, Kenangan 100 Tahun Bung Karno
Grasindo, hal. 247.
123

Bung Karno dan Wacana Islam, Kenangan 100 Tahun Bung Karno
Grasindo, hal. 260.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

214

Hal ini menunjukkan usaha Soekarno untuk mencapai kedekatan


tertentu kepada audien. Metafora seperti jiwa nabi Muhammad
laksana dinamit, iga anjing kurus kering yang nggambang

124

Demikian kesan tidak formal nampak ketika Soekarno melafalkan


kata tidak bermakna sperti huuh, lho ini apa artinya. Demikian
pula pelafalan seperti ...masa saudara-saudara tidak melihat
gambarnya itu.... bukan ... yang seperti spiral itu .... apa itu... kadangkadang galaksi melewati melkweg...125 Labeling yang dilakukannya
juga dalam kerangka tersebut, profesor botak, insinyur botak 126
Di awal pidato Mencari dan Menemukan Tuhan, Soekarno
mendramatisir susana dengan kalimat retoris. Kemahabesaran Tuhan
diverbalkan

dalam

bentuk

penyataan

interogatif.

Hal

ini

dilakukannya sebagai pemancing perhatian audien ke arah topik


yang akan dibicarakannya. Pola ini dilakukan Soekarno dalam
rangka membangun kesadaran akan kebesaran Tuhan, sekaligus
memancing perhatian audien ini, seolah menempatkan audien
sebagai khalayak yang perlu digugah akan suatu pemikiran
baruSoekarno berkata,
124

Bung Karno dan Islam, Kumpulan Pidato tentang Islam 1953 1966,
Haji Masagung, hal. 70.
125

Bung Karno dan Islam, Kumpulan Pidato tentang Islam 1953 1966,
Haji Masagung, hal. 69.
126

Bung Karno dan Islam, Kumpulan Pidato tentang Islam 1953 1966,
Haji Masagung, hal. 70.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

215

Aku ini ini apa ? zat yang amat kecil. Kawanku ini apa ? zat
yang amat kecil. Gunung di selatan ini yang dinamakan gunung
besar apa ? zat yang amat kecil. Bola dunia ini yang besar, apa
? zat yang amat kecil. Matahari yang besok akan membakar
dunia ini dengan sinar hangatnya, apa itu ? zat yang amat kecil.
Bahkan alam semesta ini adalah zat yang amat kecil. Yang
besar, yang akbar hanyalah Engkau, ya Tuhanku. Ya Tuhanku,
Engkau di mana-mana. 127
Gaya metafora yang digunakan adalah merujuk pada sitiran
Thomas Carlyle dan Vivekanda untuk menggambarkan keberhasilan
Muhammad. Gaya pembangkit semangat yang lain adalah pemilihan
kata membanting tulang, bangsa tempe, berjiwa kerdil, bledheg,
thundrbolt, memeras punya keringat, meleleh kita punya air mata,
mengkeret. Hal ini diperkuat dengan gaya pengulangan seperti
dalam pidato Shirathal Mustaqim, Jalan yang Benar,
Lihat Muhammad bin Abdillah saudara-saudara, dia selalu
berjuang, selalu berjuang, selalu berjuang, selalu menyuruh
orang beramal, beramal, beramal, berbuat, berbuat, berbuat,
berbuat dan berbuat. 128
Gaya bahasa campuran digunakan Soekarno dalam pidato ini.
Hal ini nampak pada self reference yang dipakainya. Soekarno
menyebut diri dengan saya, aku, penyambung lidah rakyat, bung

127

Bung Karno dan Wacana Islam, Kenangan 100 Tahun Bung Karno
Grasindo, hal. 286.
128

Bung Karno dan Islam, Kumpulan Pidato tentang Islam 1953 1966,
Haji Masagung, hal. 114.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

216

Karno

129

. Sementara itu dia menyebut audien dengan saudara-

saudara. Dan Soekarno menempatkan audien secara beragam. Hal


ini tercermin pada kata penyebut yang digunakannya yaitu, hai
kamu, hai pemuda, hai pemudi, anakku

130

Cara seperti ini

menghindari kesan formal yang kaku, sehingga Soekarno leluasa


menyampaikan pendapatnya dan memotivasi audien untuk bertindak.
Dalam pidato berjudul Kebangkitan Umat Islam Sedunia,
Lonceng

Kematian

Bagi

Seluruh

Nekolim,

Soekarno

mengidentifikasi diri dengan, saya, aku, pahlawan Islam dan


Kemerdekaan, Penyambung lidah rakyat, panglima tertinggi,
pemimpin besar revolusi, presiden seumur hidup, orang dlaif dalam
agama 131. Kata-kata ini adalah campuran antara formal non formal.
Sehingga kesan yang diinginkan Soekarno terhadap audien adalah
seorang berusaha menjadi bersama dengan audien (empatif). Hal ini
selaras pengertian yang nampak dari penyebutan audien dengan kata
yang langsung tertuju dan non formal, seperti saudara-saudara, he
rakyat Indoneisa, anak-anak sekalian, kamu. 132

129

Bung Karno
Grasindo, hal. 323.
130
Bung Karno
Grasindo, hal. 330.
131
Bung Karno
Grasindo, hal. 341.
132
Bung Karno
Grasindo, hal. 338.

dan Wacana Islam, Kenangan 100 Tahun Bung Karno


dan Wacana Islam, Kenangan 100 Tahun Bung Karno
dan Wacana Islam, Kenangan 100 Tahun Bung Karno
dan Wacana Islam, Kenangan 100 Tahun Bung Karno

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

217

Dalam menanamkan semangat kemandirian Soekarno sering


menggunakan kata penyemangat. Dalam pidato berjudul Berjalan
Terus di Atas Ajaran Islam, Soekarno berkata,
Jadi, utara kita dikepung, selatan kita dikepung, tapi kita
tidak minta tolong kepada negara lain, bangs alain. He, kami
dikepung minta tolong. Tidak ! kami malahan berkata, Ya,
kekejera kaya manuk branjangan, kopat kapita kaya ula tapak
angin, kena gepuk limpung alugria persatuan Indonesia,
hancur lebur sama sekali. 133
Hal ini selaras dengan pendapat Soekarno tentang perjuangan.
Motivasi yang disampaikan Soekarno kepada audien berupa
gambaran umat Islam tempo dulu. Soekarno menyebut kehebatan
Muhammad saw dengan istilah kejantanan, kelaki-lakian.134
Kejantanan akan teruji dalam perjuangan hidup. Seseorang atau
bangsa yang tidak di gembleng oleh perjuangan tidak akan kuat.
Soekarno dalam Api Islam Berkobar-kobar, mengilustrsikan keadaan
umat Islam sesudah kedatangan Muhammad,
Sebagai tadi telah dikatakan pak Muljadi itu tadi, rakyat
Arab yang tadinya sekedar gembala saja, rakyat yang tidak
dikenal oleh dunia ini, rakyat yang boleh dikatakan, di simpang
jalan, digembleng oleh Muhammad, menjadi satu bangsa yang
besar, malahan bukan antara New Delhi dan Spanyol saja pak
Mul, tidak. ... Umat Islam bukan umat Utara kuru. Umat
Muhammad bukan umat yang hanya menghendaki gorengan
ayam terbang ke mulutnya, tidak. Umat Muhammad ialah yang
133

Bung Karno dan Islam, Kumpulan Pidato tentang Islam 1953 1966,
Haji Masagung, hal. 166-167.
134

Bung Karno dan Wacana Islam, Kenangan 100 Tahun Bung Karno
Grasindo, hal. 408.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

218

bertempur, berjuang, membanting tulang, mengulur tenaga,


memeras ia punya keringat. Itulah Muhammad. 135
Soekarno juga menggunakan citra diri (imagery) sebagai alat
meyakinkan audien akan dirinya. Seperti saat mengawali pidato
berjudul Islam, Agama yang Toleran, Soekarno

menempatkan

dirinya sebagai bagian dari umat Islam. Cara ini untuk menarik
emosi umat Islam, meyakinkan audien tentang motivasi pidatonya.
Sehingga dari segi pelibat, Soekarno melibatkan dirinya sebagai
bagian dari audien. Soekarno berkata,
Penerimaan saya ialah sebagai berikut, kalau saya
diharuskan berbicara di masjid, tiap-tiap perkataan saya harus
betul-betul keluar dari lubuk hati saya yang sedalam-dalamnya,
yang seikhlas-ikhlasnya. Betul-betul dari lubuk hati saya yang
sedalam-dalamnya, seikhlas-ikhlasnya. Tidak boleh dicampuri
dengan agitasi. Tidak boleh dicampuri dengan, bahasa
Belandanya, goedkoop praten, berbicara gampang-gampangan,
berbicara murah-murahan.Tapi betul-betul tiap-tiap perkataan
harus keluar dari sedalam-dalamnya lubuk hati yang ikhlas.
Ikhlas kepada Allah s.w.t. 136
Penempatan diri juga nampak pada pidato berjudul Api Islam
Berkobar-kobar,

Soekarno memandang audien sebagai tempat

untuk berdialog. Soekarno berkata,


Nah, baiknya apa yang saya katakan saudara-saudara, apa
yang hendak saya katakan ? Hh, baiknya curahan dari pribadi
saya. Curahan dari subjektif saya, khas pribadi saya. Apa sebab
135

Bung Karno dan Islam, Kumpulan Pidato tentang Islam 1953 1966,
Haji Masagung, hal. 232.
136

Bung Karno dan Wacana Islam, Kenangan 100 Tahun Bung Karno
Grasindo, hal. 389.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

219

saya memuliakan Muhammad ? apa sebab saya cinta matimatian kepada Muhammad. 137
Pengidentifikasian diri yang dilakukan Soekarno adalah
pengabdiannya kepada bangsa. Di akhir pidato Api Islam Berkobarkobar, Soekarno berkata,
sebagai saya katakan, saya Cuma membuka isi hati
kepada saudara-saudara, kepada seluruh rakyat Indonesia. Di
muka sidang MPRS saya sudah berkata, pagi-pagi hari ini
dalam hidup saya telah dedicate myself to the service freedom.
Artinya telah mempersembahkan jiwa raga hidup saya ini untuk
mengabdi kepada kemerdekaan. 138
Soekarno melakukan testimoni dengan mensitir ayat alQuran dipadu dengan cerita. Soekarno juga memakai gaya repetisi
(perulangan) dan hiperbol. Hal ini selain untuk menunjukkan bahwa
gagasannya sesuai dengan logika dan ajaran agama, juga upaya
memotivasi audien. Dalam pidato Api Islam Berkobar-kobar,
Soekarno berkata,
Sebaliknya saudara-saudara, lihat nabi kita Muhammad
s.a.w, dia menggembleng umatnya menjadi umat pejuang, umat
yang banting tulang, umat yang bertempur jikalau perlu, umat
yang menahan segala siksaan, umat yang berani memenuhi
panggilan Allah s.w.t. La yughayyiru ma biqaumin hatta
yughayyiru ma biamfusihim. Tuhan tidak akan mengubah
nasibmu, jikalau engkau tidak mengubah nasibmu. 139
137

Bung Karno dan Wacana Islam, Kenangan 100 Tahun Bung Karno
Grasindo, hal. 406.
138

Bung Karno dan Islam, Kumpulan Pidato tentang Islam 1953 1966,
Haji Masagung, hal. 234.
139

Bung Karno dan Wacana Islam, Kenangan 100 Tahun Bung Karno
Grasindo, hal. 412.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

220

Hal ini sejalan dengan pilihan yang bersifat motifasi banyak


dipakai Soekarno dalam pidatonya ini. Kata-kata itu seperti,
gembleng, berjuang, bertempur, memeras keringat, mengulur
tenaga, membanting tulang, kerja keras 140

G. Analisis Bahasa Dakwah dalam teks pidato Soekarno


Secara kuantitas, pidato-pidato Soekarno tentang Islam lebih
sedikit dari pada pidatonya tentang nasionalisme atau yang lainnya.

141

Namun dari segi kualitas jumlah yang sedikit itu berpengaruh besar
dalam mewarnai jalan pikiran Soekarno di bidang yang lain, seperti
politik, sejarah dan sebagainya. Hal ini didasarkan pada,
Pertama, riwayat hidup Soekarno mulai sejak kecil sampai
menginjak remaja telah dibentuk oleh jalan pikiran keislaman
sebagai hasil didikan Tjokroaminoto, Ahmad Dahlan, Ahmad
Hasan dan sebagainya. Kedua, sungguhpun Soekarno tidak
menyebut tulisannya dengan judul keagamaan, tetapi isi dan istilahistilah yang terkandung di dalamnya memuat semangat keislaman.
142

Hal ini menunjukkan Soekarno berusaha menyampaikan pesan


ajaran Islam berupa gagasan keislamannya dalam merespon setiap

140

Bung Karno dan Islam, Kumpulan Pidato tentang Islam 1953 1966,
Haji Masagung, hal. 231.
141

Penelitian Ridwan Lubis menunjukkan hanya 10,75 % dari tulisan dan


pidatonya tentang keislaman selama kurun waktu 1926 hingga 1966.
Nasionalisme 82,94 %, sedang Marxisme berjumlah 6,31 %. Lihat Ridwan Lubis,
Pemikiran Sukarno tentang Islam, Masagung, Jakarta, 1995, hal. 98.
142

Ridwan Lubis, Pemikiran Sukarno tentang Islam, Masagung, hal. 99.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

221

peristiwa dalam kehidupan. Pemikiran-pemikiran dalam bidang politik,


kehidupan bernegara, perjuangan meraih kemajuan didasarkan pada
pemahamannya terhadap ajaran Islam. Dalam hal ini, sosok Soekarno
adalah muslim

yang nasionalis dan nasionalis

yang muslim.

Pemahaman keislamannya dipengaruhi oleh latar belakang kehidupan,


budaya, pemikiran para pembaharu dan kondisi sisoal politik yang
sedang terjadi. Dalam konteks dakwah, hal ini menggambarkan bahwa
Soekarno berusaha menyampaikan pesan dakwah, yaitu ajaran Islam.
Pola pemikiran di atas, terlihat dalam pidato-pidatonya. Latar
belakang kebudayaan Jawa, ditemui baik pada pesan yang disampaikan,
maupun penyebutan tokoh pewayangan dalam pidatonya. Penyebutan
kata kata Utara Kuru, Dewi Sri, Sunan Kalijaga, Majapahit dan
penyebutan ungkapan-ungkapan Jawa seperti sirna ilang kertaning
bumi, bersamadi mandeng pucuking grana nutupi babhan hawa sanga,
menunjukkan pengaruh budaya Jawa dalam pemikirannya.
Perjalanan perjuangan di era penjajahan juga mewarnai pidatopidatonya. Dari segi medan, hal tersebut nampak pada gagasan
pemikirannya tentang negara nasional kebangsaan, nasional, persatuan
Indonesia. Hal ini diperkuat dengan gagasannya tentang perjuanagn
melawan imperialisme, kolonialisme dan neokolonialisme. Dari segi
sarana wacana (mode of discourse) nampak pada gaya bahasa yang
tegas, tajam dan meledak-ledak.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

222

Keadaan sosial politik bangsa Indonesia juga mempengaruhi


pidato Soekarno. Pada saat Indonesia mengadakan konfrontasi dengan
Malaysia, Soekarno menghujat Tengku Abdur Rahman Putra dengan
gaya bahasa yang keras. Hal ini menggambarkan kondisi sosial politik
saat itu terbawa pada pidato Soekarno. Demikian juga saat kondisi
politik menjadikan Soekarno mendapat tekanan dan kritikan, Soekarno
melakukan kontra balik dalam pidatonya. Secara repetitif, Soekarno
menunjukkan kepada audien posisi dirinya dalam konstelasi politik saat
sebuah

pidato

disampaikan.

Terlepas

dari

tujuan

Soekarno,

penggambaran ini menunjukkan kondisi sosial politik yang sedang


terjadi saat itu.

Dan meskipun dalam momen-momen keislaman,

Soekarno menggunakan suasana ini untuk menyampaikan kepentingan


politiknya. Sehingga terlihat bahwa jenis bahasa Qaulun Balgun
banyak terindikasi pada ranah sarana wacana (mode of discourse)
Dari hasil telaah setiap pidato Soekarno, indikasi bahasa dakwah
terlihat dalam tabel berikut. Tabel disusun menurut ranah semiotika
sosial setiap teks pidato yaitu medan wacana (field of discourse), pelibat
wacana (tenor of discourse) dan sarana wacana (mode of discourse).
Bentuk tabelnya sebagai berikut :

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

223

Tabel 11

Qaulun Balgun

Qaulun Karmun

Qaulun Layyinun

Qaulun Maysrun

Qaulun Saddun

Qaulun Marfun

Bahasa Dakwah Teks Pidato Soekarno menurut ranah Medan Wacana


(Field of Discourse)

Negara Nasional dan


Cita-cita Islam

33

Agama dan Ilmu

Berjiwalah Miraj

Nabi dan Pembangunan

13

Islam, agama Amal

10

Tuhan tidak hanya


Bersifat 20

Masjid, Awal Zaman


Baru

Isra dan Miraj Mukjizat


Allah kepada Nabi Besar
Muhammad SAW

13

No

9
10

Judul

Al-Quran Membentuk
Manusia Baru
Islam, Agama yang
Mempersatukan Tuhan
dengan Manusia

11

Dengan Trikora Menuju


Pemenuhan Cita-cita
Bangsa

12

Mencari dan Menemukan


Tuhan

14

13

Sirathal Mustaqim, Jalan


yang Benar

16

11

14

Api Islam, Motor


Terbesar Umat Manusia

15

Tuhan Bersifat tidak


Terbatas

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

224

16

Islam adalah Agama


Kehidupan dan
Perjuangan
Haqqul Yaqin Bahwa
Tuhan itu Ada

13

11

18

Kebangkitan Umat Islam


Sedunia, Lonceng
Kematian Bagi Seluruh
Nekolim

19

Berjalan Terus di Atas


Ajaran Islam

17

20

Agama Mengatur
Hubungan Manusia
dengan Tuhan

15

10

21

Negara, Amanat Tuhan


Kepada Kita

13

22

Islam adalah Agama


Perbuatan

18

13

23

Islam, Agama yang


Toleran

16

24

Korban, Hakikat Tiap


Kehidupan

10

16

16

12

321

144

17

25
26
27

Api Islam Berkobar-kobar


Dirikanlah Masjid dari
Beton
Isra Miraj, Penguat
Batin Nabi

Jumlah

Tabel di atas menggambarkan bahwa 27 pidato Soekarno tentang


keislaman dari segi medan wacana terdapat banyak indikasi Qaulun
Saddun.

Hal ini dapat dipahami dari

sebagian besar isi pidato

Soekarno berupa pemaparan gagasan pemikirannya tentang Islam.


Pemikiran ini dikaitkan latar belakang / keadaan sosial pilitik saat pidato

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

225

disampaikan.

Pemikiran

itu banyak

berupa pengulangan

hasil

perantauan intelektualnya di masa-masa sebelumnya. Pemikiran


Soekarno tersebut bermuara pada kerangka pemikirannya tentang Islam,
yaitu (1) tidak ada agama selain Islam yang menekankan persamaan,
(2) tidak ada agama selain Islam yang lebih sederhana dan rasional, (3)
Islam adalah kemajuan. 143 .
Soekarno menyampaikan, bahwa pesan ajaran agama Islam harus
diterjemahkan sesuai perkembangan zaman. Salah satu alat terpenting
untuk melakukan itu adalah penguasaan ilmu. Hal yang dilakukan
adalah berusaha sekeras mungkin untuk berijtihad dalam bidang apapun.
Ilmu itu pula yang membuat derajat manusia lebih tinggi dari makhluk
lain. Pada akhirnya kemajuan ilmu pengetahuan itu hendaknya dapat
digunakan untuk memahami pesan Tuhan untuk diterapkan kehidupan.
Karena itu, Soekarno memahami peristiwa-peristiwa yang nampak
sakral bisa dijelaskan secara rasional dengan ilmu / akal. Peristiwa
miraj Nabi Muhammad saw. misalnya, dianalogikan sebagai upaya
pencarian haqqul yaqin untuk memantik api Islam (semangat Islam) di
dalam hati setiap muslim. Demikian pula secara logika kebesaran Tuhan
tidak bisa dibatasi dengan jumlah sifat tertentu. Kemahabesaran Tuhan
tidak terhitung dengan batasan jumlah.

143

Ridwan Lubis, Pemikiran Sukarno tentang Islam, Masagung, Jakarta,


1992, hal. 135.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

226

Dalam ranah ini juga, menunjukkan upaya Soekarno dalam


memaparkan agama Islam sebagai way of life.

Agama Islam tidak

hanya sebatas ritual keagamaan, tetapi mencakup segala bidang


kehidupan manusia, termasuk kehidupan bernegara. Karena itu.
Menurut Soekarno, negara adalah amanah Tuhan yang harus
dilaksanakan dan bernilai ibadah. Mewujudkan negara nasional adalah
tidak bertentangan dengan ajaran Islam, sebagaimana pemahaman
Soekarno bahwa Islam tidak memerintahkan membentuk negara
teokrasi.
Soekarno menekankan bahwa agama Islam terdapat semangat
untuk maju, berkembang dan beramal. Islam tidak sebatas petunjuk
yang lurus, tetapi menuntut pelaksanaan petunjuk tersebut dalam bentuk
perbuatan. Dalam banyak pidatonya, Soekarno memotivasi audien selain
berfikir juga bekerja, beramal dan membangun. Hal ini tampak pada
persebaran jumlah pada bahasa dakwah Qaulun Marfun.
Sedangkan Qaulun Maysrun yang nampak pada tabel di atas
menegaskan kerangka pemikiran Soekarno tentang Islam bahwa tidak
ada

selain

Islam

yang

menekankan

persamaan.

Soekarno

menterjemahkan kerangka pemikiran ini dalam pidato-pidatonya tentang


keislaman. Menurut Soekarno, tidak ada perbedaan derajat manusia
disisi Tuhan. Perbedaan itu dimungkinkan karena keyakinan kepada
Tuhan dan perbuatan baik / amal yang dilakukan oleh seseorang. Karena

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

227

itu imperialisme, kolonialisme dan neokolonialisme harus dihapuskan


karena bertentangan dengan prinsip ini. Dalam pidatonya, melakukan
pemihakan kepada audien. Ditelaah dari muatan pidatonya Soekarno
juga membangun empati kepada rakyat atau masyarakat tertindas.
Soekarno berusaha memahami dan merasakan nasib bangsa-bangsa
yang masih di bawah imperialisme, dan menawarkan pemecahan serta
membangun semangat hidup bagi mereka yang tertindas.
Pelibat wacana (tenor of discourse) tampak dalam tabel berikut :
Tabel 12

Qaulun Balgun

Qaulun Karmun

Qaulun Layyinun

Qaulun Maysrun

Qaulun Saddun

Qaulun Marfun

Bahasa Dakwah Teks Pidato Soekarno menurut ranah Pelibat Wacana


(Tenor of Discourse)

Negara Nasional dan


Cita-cita Islam

11

32

Agama dan Ilmu

Berjiwalah Miraj

Nabi dan Pembangunan

14

Islam, agama Amal

Tuhan tidak hanya


Bersifat 20

Masjid, Awal Zaman


Baru

Isra dan Miraj Mukjizat


Allah kepada Nabi Besar
Muhammad SAW

16

14

Al-Quran Membentuk

No

Judul

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

228
Manusia Baru
10

Islam, Agama yang


Mempersatukan Tuhan
dengan Manusia

11

Dengan Trikora Menuju


Pemenuhan Cita-cita
Bangsa

12

Mencari dan Menemukan


Tuhan

14

13

Sirathal Mustaqim, Jalan


yang Benar

19

11

14

Api Islam, Motor


Terbesar Umat Manusia

12

15

Tuhan Bersifat tidak


Terbatas

11

16

Islam adalah Agama


Kehidupan dan
Perjuangan

14

12

17

18

Haqqul Yaqin Bahwa


Tuhan itu Ada
Kebangkitan Umat Islam
Sedunia, Lonceng
Kematian Bagi Seluruh
Nekolim

19

Berjalan Terus di Atas


Ajaran Islam

19

20

Agama Mengatur
Hubungan Manusia
dengan Tuhan

15

21

Negara, Amanat Tuhan


Kepada Kita

11

22

Islam adalah Agama


Perbuatan

19

10

23

Islam, Agama yang


Toleran

15

24

Korban, Hakikat Tiap


Kehidupan

10

11

25
26

Api Islam Berkobar-kobar


Dirikanlah Masjid dari
Beton

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

229
27

Isra Miraj, Penguat


Batin Nabi

14

Jumlah

23

330

127

sejalan

tabel

Tabel

di

atas

medan

wacana.

Hal

ini

menggambarkan bahwa persepsi Soekarno terhadap audien adalah


audien dari kalangan masyarakat umum dan yang mampu berfikir logis
atau mereka yang perlu diberi penyadaran dan motivasi. Sedangkan
penggunaan bahasa dakwah dari segi sarana wacana (mode of discourse)
sebagai berikut :
Tabel 13

Qaulun Balgun

Qaulun Karmun

Qaulun Layyinun

Qaulun Maysrun

Qaulun Saddun

Qaulun Marfun

Bahasa Dakwah Teks Pidato Soekarno menurut ranah Sarana Wacana


(Mode of Discourse)

Negara Nasional dan


Cita-cita Islam

38

Agama dan Ilmu

Berjiwalah Miraj

Nabi dan Pembangunan

13

Islam, agama Amal

12

Tuhan tidak hanya


Bersifat 20

Masjid, Awal Zaman


Baru

Isra dan Miraj Mukjizat

16

No

Judul

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

230
Allah kepada Nabi Besar
Muhammad SAW
9

Al-Quran Membentuk
Manusia Baru

10

10

Islam, Agama yang


Mempersatukan Tuhan
dengan Manusia

11

Dengan Trikora Menuju


Pemenuhan Cita-cita
Bangsa

14

18

12

12
13
14
15

Mencari dan Menemukan


Tuhan
Sirathal Mustaqim, Jalan
yang Benar
Api Islam, Motor
Terbesar Umat Manusia
Tuhan Bersifat tidak
Terbatas

16

Islam adalah Agama


Kehidupan dan
Perjuangan

10

17

Haqqul Yaqin Bahwa


Tuhan itu Ada

13

18

Kebangkitan Umat Islam


Sedunia, Lonceng
Kematian Bagi Seluruh
Nekolim

19

Berjalan Terus di Atas


Ajaran Islam

20

20

Agama Mengatur
Hubungan Manusia
dengan Tuhan

15

21

Negara, Amanat Tuhan


Kepada Kita

13

22

Islam adalah Agama


Perbuatan

13

23

Islam, Agama yang


Toleran

16

24

Korban, Hakikat Tiap


Kehidupan

10

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

231
25
26
27

Api Islam Berkobar-kobar


Dirikanlah Masjid dari
Beton
Isra Miraj, Penguat
Batin Nabi

13

16

Jumlah

26

18

16

338

113

Data tersebut menunjukkan, secara keseluruhan, Soekarno


menyampaikan pidatonya dengan cara logis, sederhana, motifatif,
empatif. Hal ini nampak pada runutan penyampaian yang logis, ilustrasi
berupa cerita faktual, testimoni berupa ayat atau nukilan dari tokoh
tertentu. Demikian pula kalimat yang digunakan berpola sederhana,
yaitu mudah dipahami oleh audien. Gaya bahasa repetisi, metafora,
klimaks dan hiperbol yang sering digunakannya tidak mengurangi
kesederhanaan bahasa, justru memberi tekanan pada bagian tertentu.
Gaya bahasa memuliakan audien dan merendahkan diri (litotes)
mengindikasikan Qaulun Karmun. Gaya ini digunakan Soekarno untuk
penghormatan kepada audien yang senior atau pengakuan akan otoritas
keilmuan mereka. Gaya ini biasanya dipakai Soekarno untuk menghiasi
pidatonya atau pembuka pidatonya.
Qaulun Layyinun tidak ditemui dalam pidatonya. Hal ini
dimungkinkan, sesuai karakteristik bahasa ini, ditujukan kepada
penguasa, pejabat pemerintahan atau pengambil kebijakan. Saat
Soekarno menyampaikan pidato-pidatonya. Hal ini dapat dijelasakan

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

232

berkaitan dengan jabatan Soekarno sebagai kepala negara, presiden,


panglima tertinggi angkatan perang. Adalah tidak relevan, Soekarno
menggunakan bahasa dakwah Qaulun Layyinun, karena audien berasal
dari kalangan rakyat atau secara struktural berada di bawahnya. Dengan
demikian ketiadaan indikasi bahasa dakwah Qaulun Layyinun dalam
pidatonya cukup logis.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

BAB V
PENUTUP

Dari bahasan terdahulu, penelitian ini menghasilkan kesimpulan.


Kesimpulan ini didasarkan pada penafsiran ayat-ayat tentang bahasa
dakwah dan hasil penelitian tentang indikasi bahasa dakwah yang terdapat
pada teks-teks pidato Soekarno tentang keislaman.
A. Kesimpulan
1. Selain perintah berdakwah yang ditujukan kepada setiap muslim,
dalam al-Quran juga terdapat alternatif metode pelaksanaan
kewajiban tersebut. Petunjuk al-Quran berkaitan dengan kewajiban
dakwah ini, berupa bahasa-bahasa dakwah yang tersebar dalam
berbagai ayat al-Quran. Bahasa dakwah yang dimaksud adalah
Qaulun Balgun, Qaulun Layyinun, Qaulun Maysrun, Qaulun
Karmun, Qaulun Saddun dan Qaulun Marfun,
2. Dalam teks-teks pidato Soekarno tentang keislaman terdapat fariasi
berbagai macam bahasa dakwah. Bahasa dakwah tersebut adalah
Qaulun Balgun, Qaulun Maysrun, Qaulun Karmun, Qaulun
Saddun dan Qaulun Marfun. Indikasi ini terdapat pada semua
ranah analisis semiotik sosial yaitu medan wacana (field of
discourse), pelibat wacana (tenor of discourse) ataupun sarana
wacana (mode of discourse),

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

234

3. Soekarno menggunakan satu atau gabungan bahasa dakwah Qaulun


Balgun, Qaulun Karmun Qaulun Maysrun, Qaulun Saddun dan
Qaulun Marfun dalam pidatonya, baik pada medan wacana (field
of discourse), pelibat wacana (tenor of discourse) ataupun sarana
wacana (mode of discourse). Hal ini menunjukkan bahwa audien
yang dihadapi Soekarno adalah dari berbagai kalangan. Penggunaan
bahasa dakwah, dilakukan Soekarno dalam rangka penyesuaian
dengan keadaan audien yang dihadapinya,
4. Secara keseluruhan, Qaulun Saddun dan Qaulun Marfun lebih
banyak ditemukan pada setiap pidato Soekarno tentang keislaman.
Temuan ini terdapat pada semua ranah analisis. Dengan pola ini
dapat dimaknai bahwa, dari segi medan wacana, pesan Soekarno
pada setiap pidatonya seputar tawaran pembaharuan pemikiran,
pendayagunaan pikiran, ajakan kepada audien untuk berpikir,
motivasi untuk maju dan memberi semangat kepada audien. Hal ini
seirama dengan gaya (mode) penyampaiannya dengan bahasa
sederhana, mudah dipahami, non formal, pengulangan (repetisi) dan
menggunakan kata-kata yang bersifat motifatif. Dari segi tenor of
discourse juga menunjukkan hal serupa. Keterlibatan audien dalam
pidato, ditempatkan Soekarno sebagai khalayak yang mampu berfikir
secara logis, karena itu Soekarno berupaya membangun kesadaran
berfikir dan motivasi berbuat (beramal),

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

235

5. Tidak terdapat indikasi bahasa dakwah Qaulun Layyinun dalam teksteks pidato Soekarno. Bahasa dakwah ini mempunyai ciri khas halus,
lembut tidak menyinggung, menggelitik dan ditujukan kepada
penguasa, pejabat pengambil keputusan (kebijakan). Ketiadaan
Qaulun Layyinun dalam pidato Soekarno dipahami karena posisi
Soekarno sebagai pemegang kekuasaan, kepala negara, presiden dan
pemegang jabatan tertinggi di pemerintahan. Dengan demikian,
adalah cukup beralasan dan logis, jika tidak ditemui bahasa Qaulun
Layyinun dalam penelitian ini. Seharusnya bahasa dakwah ini justru
ditujukan kepada diri Soekarno oleh masyarakat atau orang-orang
yang secara struktural di bawah Soekarno,
6. Latar belakang pribadi Soekarno, berupa sejarah kehidupan,
kebudayaan, sejarah revolusi dan kondisi sosial masyarakat saat
pidato disampaikan turut mempengaruhi pidato-pidato Soekarno.
Keterpengaruhan ini terdapat pada medan wacana (field of
discourse), pelibat wacana (tenor of discourse) ataupun sarana
wacana (mode of discourse). Hal ini dipahami bahwa manusia adalah
makhluk sosial. Sebagaimana Soekarno tidak berdiri sendiri, tetapi
interaksi dengan masyarakat, kondisi sosial politik bangsa Indonesia
turut mempengaruhi dirinya. Hal ini tercermin pada pola pikir dan
pola bahasa yang digunakannya,

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

236

B. Saran-Saran
1. Secara teoritis penyusun berharap ada penelitian lanjutan tentang
bahasa dakwah. Bahwa perkembangan masyarakat sebagai obyek
dakwah menimbulkan permasalahan yang semakin komplek. Bahasa
dakwah harus bisa menjembatani antara kewajiban dakwah bagi
setiap muslim dengan keadaan obyek dakwah yang demikian.
Karena itu penelitian dan pemahaman pesan al-Quran

tentang

bahasa dakwah harus terus dilanjutkan. Penelitian ini untuk


menjadikan bahasa dakwah yang tercantum dalam al-Quran tidak
sebatas berupa kewajiban tetapi juga tawaran metode yang mudah
dilaksanakan (aplikatif),
2. Penelitian bahasa dakwah dari berbagai pendekatan perlu dilakukan.
Dengan banyak pendekatan dalam penelitian ini, bahasa dakwah
sebagai alat analisis semakin akurat dan teruji. Dengan penelitian itu
diharapkan bahasa dakwah menjadi salah satu alternatif metode
analisis wacana dalam dakwah, sejajar dengan metode-metode
analisis yang lain. Pada akhirnya hasil kajian ini akan mendukung
keberhasilan proses dakwah,
3. Selanjutnya setelah penelitian bahasa dakwah, kiranya hasil
penelitian tentang bahasa dakwah dipertimbangkan dalam silabus
pendidikan dakwah. Program pendidikan atau pelatihan dakwah
memuat materi bahasa dakwah ini. Mahasiswa dan calon dai

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

237

dibekali dengan pengetahuan teori dan praktis tentang bahasa


dakwah,
4. Bagi pengemban dakwah, hendaknya hasil penelitian ini menjadi
bahan pertimbangan dalam dakwah. Keragaman obyek dakwah
diperlukan metode yang beragam pula. Hal ini disadari bahwa
pemilihan metode dakwah yang tepat, sangat berperan dalam
menunjang aktifitas dakwah.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Abdul Khaliq, Syaikh Abdurrahman, Methode dan Strategi Dawah Islam,


terjemahan oleh Marsuni Sasaky, Pustaka Al-Kautsar, Jakarta,
1996.
Adams, Cindy, Bung Karno, Penyambung Lidah Rakyat Indonesia,
terjemahan Abdul Bar Salim, Gunung Agung, Jakarta, 1985.
Alfian, Politik Kebudayaan dan Manusia, Jakarta, LP3ES, 1982.
Alfian, T. Ibrahim, (ed.), Dari Babad dan Hikayat Sampai Sejarah Kritis,
Gadjah Mada Universiti Press, Yogjakarta, 1987.
Amrullah Achmad, Dakwah Islam sebagai Ilmu, Sebuah Pendekatan
Epistemologi Islam, Makalah Simposium di Fakultas Dakwah
IAIN Sunan Kalijaga, 14 Desember 1995.
Anshari, Endang S., Pokok-pokok Pikiran Tentang Islam, Usaha Enterprise,
Jakarta, 1976.
Arnold, Thomas W., Sejarah Dawah Islam, Widjaya, Jakarta, Cet. Ke-2,
1981.
Azami, Muhammad Mustafa, Hadits Nabawi, Sejarah dan Kodifikasinya,
terjemahan oleh Ali Mustafa Yakub, Pustaka Firdaus, Jakarta,
1994.
Bayanuni, Muhammad Fath , Al-Madkhal ila Ilmi ad-Dawah, Muassasah
ar-Risalah, Madinah, 1994.
Bung Karno dan Islam, Kumpulan Pidato tentang Islam 1953 1966, Haji
Masagung, Jakarta, 1990.
Bung Karno dan Wacana Islam, Kenangan 100 Tahun Bung Karno,
Grasindo, Jakarta, 2001.
Dahm, Bernard, Sukarno the Struggle for Indonesian Independence, Cornell
University Press, Itacha London, 1969.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

Effendy, Bahtiar, Islam dan Negara, Transformasi Pemikiran dan Praktik


Politik Islam di Indonesia, Paramadina, Jakarta, 1998.
Depatemen Agama, Al-Quran dan Terjemahnya, Jakarta, 1995.
Dimasqy, Imaduddin Abul Fida Ismail ibn Katsir, Tafsir Al-Quran alAdzim, Dar al-Marifah, Beirut, 1987.
Eriyanto, Analisis Wacana : Pengantar Analisis Teks Media, LkiS,
Yogyakarta, 2001.
Geertz, Clifford, Islam yang Saya Amati, Perkembangan di Maroko dan
Indonesia, Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial, Jakarta 1982.
Hadi, Sutrisno, Metodologi Research, Jilid I, Andi Offset, Yogjakarta,
1993.
Hajjaj, Abu Husayn Muslim, Shahih Muslim bi Sharh an-Nawawi, Juz II,
al-Mathbaat al-Mishriyat, Mesir, 1924.
Hooker, M.B., Islam Mazhab Indonesia, terjemahan oleh Iding Rosyidin
Hasan, Teraju, Jakarta, 2003, hal. 53 55.
Isfahani, Al-Raghib, Mujam Mufradt Alfaz al-Quran, Dar al-Fikr, Beirut,
Libanon, tth.
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, cetakan IX, 1997
Khatib, Ajjaj, Hadits Nabi Sebelum Dibukukan, terjemahan oleh Akrom
Fahmi, Gema Insani Pers, Jakarta, 1999.
Koentjaraningrat, Kebudayaan Jawa, Seri Etnograpi Indonesia, No. 2, Balai
Pustaka, Jakarta, 1984
Korver, Ape, Syarikat Islam, Gerakan Ratu Adil ?, terjemahan oleh tim
Grafiti Pers, Grafiti Pers, Jakarta, 1985.
Kuntowijoyo, Identitas Politik Umat Islam, Mizan, Jakarta, 1999.
Legge, John D., Sukarno, Sebuah Biografi Politik, Pustaka Sinar Harapan,
Jakarta, 1996.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

Littlejohn, Stephen W., Theories of Human Communiction, Fifth Edition,


terjemahan, Wadsworth Publishing Company, Belmont
California, 1996.
Lubis, Muhammad Ridwan, Pemikiran Sukarno tentang Islam, CV Haji
Mas Agung, Jakarta, 1992.
M. Natsir, Fiqhud Dawah, Ramadhani, Solo, 1989, Cet. Ke-8.
Madjid, Nurcholis, Islam, Kemodernan dan Keindonesiaan, Mizan, Jakarta,
1987.
Manzur, Ibnu, Lisan al-Arab, Dar al-Maarif, tth, jilid VI.
Mafri Amir, Etika Komunikasi Massa dalam Pandangan Islam, Logos
Wacana Ilmu, Jakarta, 1999.
Malik,

Dedy Djamaluddin (ed.), Komunikasi


Rosdakarya, Bandung, 1994.

Persuasif,

Remaja

Maliky, Ahmad as-Shawi , Hasyiyatu al-Allamah as-Shawy ala Tafsiiri


al-Jalalaini, Dar al-Fikr, Beirut, Libanon, Juz. I, 1993.
Maraghi, Ahmad Musthafa, Tafsir al-Maraghi, Dar Ihya al-Turats al-Arabiyah, Beirut, jilid V, 1985.
Monks,

F.J., A.M.P. Knoers, Siti Rahayu Haditomo, Psikologi


Perkembangan, Gadjah Mada University Press, Yogjakarta,
2004.

Mubarok, Achmad, Psikologi Dakwah, Pustaka Firdaus, Jakarta, 1999.


________, Solusi Krisis Keruhanian , Jiwa dalam Al-Quran, Paramadina,
Jakarta, 2000.
Nasution, Harun, Pembaharuan dalam Islam, Sejarah Pemikiran dan
Gerakan, Bulan Bintang, Jakarta, 1982.
Noer, Deliar, Gerakan Modern Islam di Indonesia, 1900 1942 , LP3ES,
Jakarta, 1982.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

Nasr, Sayyed Hosein, Tiga Pemikir Muslim, Ibnu Sina, Suhrawardi, Ibnu
Arabi, Terjemahan oleh Ahmad Mujahid, Risalah, Bandung,
1986.
Nair, Muhammad, Fiqh ad-Dakwah, International Islamic Federation of
Student Organization, Salimiyah Kuwait, 1981.
ODonnell, Victoria dan Jude Kable, Persuasion, An Interactive Approach,
Random House, new York, 1982.
Onghokham, Soekarno, Mitos dan Realitas, dalam Taufik Abdullah (ed.)
Manusia dalam Kemelut Sejarah, LP3ES, Jakarta, 1981.
Panuti Sudjiman, Bunga Rampai Stilistika, Pustaka Utama Grafiti, Jakarta,
1993.
Peacock, J.L., Gerakan Muhammadiyah Memurnikan Ajaran Islam di
Indonesia, Cipta Kreatif, Jakarta, 1986.
Qutub, Sayyid, F Zhilil Qurn, terjemahan oleh Ainur Rafiq Shaleh
Tamhid, Robbani Press, Jakarta, Jilid II.
Rahman, Fazlur, Mayor Themes of the Quran, Bibliotika Islamica,
Chicago, 1980.
Rakhmat, Jalaluddin, Islam Aktual, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1992.
_______, Psikologi Komunikasi, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1998.
_______, Retorika Modern Pendekatan Praktis, Rosdakarya, Bandung,
2000
Saksono, Widji, Mengislamkan Tanah Jawa, Telaah Metode Dakwah
Walisongo, Mizan, Jakarta, 1995
Salam, Solichin, Bung Karno, Putera Fajar, Penerbit Gunung agung,
Jakarta, 1982
Sayyid M. Nuh, Penyebab Gagalnya Dakwah, Jilid II, Gema Insani Press,
Jakarta, 1993.
Shihab, M. Quraish, Wawasan al-Quran, Mizan, Bandung, 1996.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

Ssy, Abbas, Bagaimana Menyentuh Hati Kiat-Kiat Memikat Obyek


Dakwah, terjemahan Muhil Dhafir, Intermedia, Solo, 2000.
Soemarjoto, Meniti Sejarah Menuju Kejayaan Islam, Gunung Agung,
Jakarta, 2001.
Sudibyo, Hamad, Qodari, Kabar-kabar Kebencian : Prasangka Agama di
Media Massa, Institut Studi Arus Informasi (ISAI), Jakarta,
2001.
Sukarno, Dibawah Bendera Revolusi, Panitia Penerbit, Djakarta, jilid I
1965.
________, Ilmu dan Perjuangan, Inti Idayu Press, Jakarta, 1986.
________, Pancasila Sebagai Dasar Negara, Inti Idayu Press, Jakarta,
1986.
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Remaja
Rosdakarya, Bandung, 1999.
Syamsuddin A.R., Studi Wacana : Teori Analisis Pengajaran, Mimbar
Pendidikan Bahasa dan Seni FPBS IKIP Bandung, Bandung,
1992.
Tasmara, Toto, Komunikasi Dakwah, Gaya Media Pratama, Jakarta, 1997.
Umar, Toha Yahya, Ilmu Dakwah, Wijaya, Jakarta 1971.
Van Niel, Robert, Munculnya Elit Indonesia Modern, Pustaka Jaya,
terjemahan Zahara Deliar Noer, 1984.
Websters New Twentieth Century Dictionary, Second Edition, The World
Publishing Company, USA,1983.
Yakub, Ali Mustafa, Kritik Hadits, Pustaka Firdaus, Jakarta, 1996.
Yatim, Badri, Soekarno Islam dan Nasionalisme, Rekonstruksi Pemikiran
Islam Nasionalis, Inti Sarana Aksara, Jakarta 1985.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

Anda mungkin juga menyukai