Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Jenis-jenis Pidato Dilihat Dari Segi: Persiapan, Teknik Persiapan, dan Isi.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Retorika

Dosen Pengampu :

Dr. Hj. Khadijah, M. A

Dr. Hj. S. Maryamah Al-Kadriyah, M. Si i

Disusun Oleh :

Kelompok 5 (Kesejahteraan sosial 4C)

Latifatul Latifah (11200541000094)

Tiyas Kusumaningrum (11200541000118)

Syaffa Maratus Sayyidah (11200541000130)

JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini yang
berjudul “Jenis-jenis Pidato Dilihat Dari Segi: Persiapan, Teknik Persiapan, dan Isi.” dapat
tersusun dengan baik. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak
yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Namun kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini berguna bagi para pembaca dan pihak-pihak lain
yang berkepentingan.

Jakarta, 23 Maret 2022

ii
DAFTAR ISI

Cover............................................................................................................................... i

Kata Pengantar................................................................................................................ii

Daftar Isi.........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

a. Latar Belakang ...................................................................................................1


b. Rumusan Masalah ..............................................................................................1
c. Tujuan Masalah ..................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

a. Mengetahui Jenis-Jenis Pidato Jika Dilihat Dari Segi Persiapan........................3


b. Mengetahui Jenis-Jenis Pidato Jika Dilihat Dari Segi Teknik Persiapan ..........4
c. Mengetahui Jenis-Jenis Pidato Jika Dilihat Dari Segi Isi...................................8

BAB III PENUTUP

a. Kesimpulan.........................................................................................................10
b. Saran ..................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................11

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berbicara merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang cukup penting untuk
dikuasai. Berbicara adalah kemampuan seseorang dalam mengungkapkan atau
mengekspresikan ide, pikiran yang ada dalam diri yang melibatkan orang lain dalam
menyampaikan informasi tersebut dengan menggunakan kata-kata. berbicara dapat
meningkatkan kualitas eksistensi (keberadaan) di tengah-tengah orang lain bukan sekedar
berbicara tetapi berbicara yang menarik (atraktif) bernilai informasi (informatif), menghibur
(rekreatif) dan berpengaruh (persuasive). Dengan kata lain manusia harus berbicara
berdasarkan seni berbicara yang dikenal dengan istilah retorika. retorika adalah seni
berbicara secara lisan yang dilakukan oleh sesorang kepada sejumlah orang secara langsung
bertatapmuka. Istilah retorika berkaitan erat dan sering disamakan dengan pidato.
Saat berpidato sedang berlangsung dapat dipastikan akan terjadi suatu hubungan antara
pendengar dan pembicara. Oleh sebab itu saat ingin berpidato kita sebagai seorang
pembicara harus mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya agar tercapai apa yang
diharapkan. Kemampuan berpidato atau berbicara yang baik di depan publik akan membantu
kita dalam mendapatkan jenjang karir yang baik.
Sebagai pembicara kita harus mempunyai pengetahuan yang cukup, keberanian, dan
ketebalan mental yang kuat disamping telah memahami teknik dan pedoman berpidato.
Maka dari itu untuk bisa mempunyai pengetahuan yang cukup itu, seorang pembicara harus
mempunyai menambah pengetahuan dan melatih diri dengan serius. Dan dalam makalah ini
akan dijelaskan yang berkaitan dengan Pidato.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana jenis-jenis pidato jika dilihat dari segi persiapan?
2. Bagaimana jenis-jenis pidato jika dilihat dari segi teknik persiapan?
3. Bagaimana jenis-jenis pidato jika dilihat dari segi isi?

1
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui jenis-jenis pidato jika dilihat dari segi persiapan
2. Untuk mengetahui jenis-jenis pidato jika dilihat dari segi teknik persiapan
3. Untuk mengetahui jenis-jenis pidato jika dilihat dari segi isi

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Jenis-jenis Pidato Dilihat Dari Segi Persiapan


Setiap pidato memerlukan persiapan. Dalam persiapan dapat meliputi pemilihan topik,
penentuan tujuan yang jelas dan pengembangan pokok bahasan.Berdasarkan ada tidaknya
persiapan, maka ada 4 macam pidato, yaitu : impromptu, manuskrip, memoriter dan
ekstempore.
Impromtu, yaitu pidato tanpa naskah, biasanya dilakukan tanpa persiapan lebih dahulu,
misalnya dalam satu pesta, kita tiba-tiba dipanggil untuk berpidato. Mauskrip, yaitu pidato
dengan naskah. Memoriter, yaitu pesan pidato ditulis kemudian diingat kata demi kata. Pada
memoriter memerlukan persiapan lebih lama karena harus menulis isi pidato dan
menghafalkannya. Kesalahan yang sering terjadi adalah bila juru pidato lupa pada satu kata
yang harus diungkapkan sehingga bias mengakibatkan lupa kelanjutan isi pidato.
Ekstempore, yaitu jenis pidato yang paling baik. Pidato terlebih dahulu disiapkan berupa
garis besar dan pokok penunjang. Garis besar itu menjadi pedoman saja dan tidak perlu
mengingat kata demi kata. Juru pidato mengembangkan sendiri pokok-pokok atau garis besar
pidato, menurut bahasa dan gayanya sendiri. (Gentasri, 2003, hal. 34-35) 1
Dalam berpidato, ada 4 jenis pidato berdasarkan persiapannya yaitu
impromptu,mauskrip,memoriter dan ekstempore. Impromptu adalah pidato tanpa
menggunakan naskah. Mauskrip adalah pidato dengan menggunakan naskah. Memoriter
adalah pidato yang ditulis dan dihafalkan terlebih dahulu kata demi katanya. Sedangkan
ekstempore adalah pidato yang hanya menuliskan garis besarnya saja lalu saat membawakan
pidato tersebut menggunakan gaya bahasanya sendiri.
Dalam berpidato, ada beberapa langkah yang harus dipersiapkan. Persiapan tersebut
mulai dari persiapan fisik, persiapan mental dan persiapan materi. Persiapan fisik bisa
dilakukan dengan olahraga secara teratur dan rutin, menghindari makanan dan minuman
yang dapat mengganggu atau merusak tenggorokan (suara), istirahat yang cukup sesuai
dengan wakktu yang sudah ditentukan dan usahakan untuk menghindari berbagai masalah
yang tidak ada kaitannya dengan topik pembicaraan. Yang harus dipersiapkan selanjutnya

1
Gentasri, A. (2003). Retorika Praktis Dan Seni Berpidato. Jakarta: Rineka Cipta

3
adalah persiapan mental antara lain dengan meningkatkan keimanan terhadap Tuhan yang
Maha ,meningkatkan akhlak / moral, melakukan dialog dengan diri sendiri. Terakhir adalah
persiapan materi, antara lain menentukan topik terlebih dahulu, tetapkan judul pembicaraan,
periksa pengetahuan yang ada dalam pikiran kita sendiri,cari berbagai buku atau sumber
yang mendukung materi tersebut dan membuat kerangka pidato. (Anwar, 2009, hal. 36-56)2

B. Jenis-jenis Pidato Dilihat Dari Segi Teknik Persiapan.


Dalam proses pelaksanaannya, tujuan pidato tidak akan lengkap apabila anda belum
mengetahui metode atau teknik yang tepat untuk melakukannya. Berikut ini adalah beberapa
metode atau teknik pidato yang dapat dilakukan sesuai dengan cara yang dilakukan
persiapan, dapat dikemukakan empat macam bicara: memoriter, dan ekstempore, dadakan
manuskrip, dan impromptu.

1. Metode Memoriter

Memoriter merupakan salah satu metode pidato yang dapat dilakukan dengan cara
pembicara menyampaikan isi dalam naskah pidato. memoriter memungkinkan ungkapan
yang tepat, organisasi yang berencana, pemilihan bahasa yang teliti, kemungkinan dan
yang akan diintegrasikan dengan uraian. Tetapi karena pesan sudah tetap, maka tidak
terjalin saling hubungan antara pesan (pembicara) dengan pendengar.3 Naskah tersebut
telah dihafalkan terlebih dahulu. Metode ini lebih dikenal dengan metode menghafal.
Penarapan metode ini sangat cocok bagi seseorang pembelajar pidato, akan tetapi jika
gugup atau down sedang saat tampil berpidato, naskah yang di hafal tersebut akan lupa
atau hilang walaupun hanya satu kalimat, dan hal ini bisa menjadi bahaya terbesar.

2. Metode Ekstempore

Ekstempore adalah jenis pidato yang paling baik dan paling sering dilakukan oleh juru
pidato yang mahir. Pidato sudah di persiapkan sebelumnya berupa out-line (garis besar)
dan pokok-pokok penunjang pembahasan (supporting points). Tetapi pembicara tidak

2
Anwar, G. (2009). Retorika Praktis dan Seni Berpidato. Jakarta: Rineka Cipta.

3
Jalaludin Rakhmat, Retorika Modern Pendekatan Praktis h.18

4
berusaha mengingatnya kata demi kata. Out-line itu hanya merupakan pedoman untuk
mengatur gagasan yang ada dalam pikiran kita. Keuntungan ekstempore ialah komunikasi
pendengar dengan pembicara lebih baik karena pembicara berbicara langsung kepada
khalayak, pesan dapat fleksibel untuk diubah sesuai dengan kebutuhan dan penyajiannya
lebih spontan. Bagi pembicara yang belum ahli, kerugian-kerugian berikut ini dapat
timbul yaitu:

1) persiapan kurang baik bila dibuat terburu-buru,

2) pemilihan bahasa yang jelek,

3) kefasihan yang terhambat karena kesukaran memilih kata dengan segera,


kemungkinan menyimpang dari out-line,

4) dan tentu saja tidak dapat dijadikan bahan penerbitan.

Beberapa kekurangan ekstempore yang disebut belakangan sebenarnya dengan mudah


dapat diatasi melalui latihan-latihan yang intensif. Metode ekstemporan banyak dilakukan
oleh sebagain besar seseorang yang berpidato, sebab metode ekstemporan seseorang yang
berpidato akan menguasai materi yang disampaiakan dengan mudah.4

3. Metode Manuskrip

Manuskrip ini disebut juga pidato dengan naskah. Juru pidato membacakan naskah
pidato dari awal sampai akhir. Disini tidakberlaku istilah “menyampaikan pidato”,
tetapi “membacakan pidato”. Manuskrip diperlukan oleh tokoh nasional, sebab
kesalahan kata saja dapat menimbulkan kekacauan dan berakibat jelek bagi pembicara.
Manuskrip juga dilakukan oleh ilmuwan yang melaporkan hasil penelitiannya dalam
pertemuan ilmiah.

Pidato manuskrip tentu saja bukan jenis pidato yang baik walaupun memiliki
keuntungan-keuntungan sebagai berikut:

4
Jalaludin Rakhmat, Retorika Modern Pendekatan Praktis h.19

5
 Kata-kata dapat dipilih sebaik-baiknya sehingga dapat menyampaikan arti yang
tepat dan pernyataan yang gambling

 Pernyataan dapat dihemat, karena manuskrip dapat disusun kembali

 Kefasihan bicara dapat dicapai, karena kata-kata suadah disiapkan

 Hal-hal yang ngawur atau menyimpang dapat dihindari

 Manuskrip dapat diterbitkan atau diperbanyak

Jika ditinjau dari proses komunikasi, pidato manuskrip ini memiliki kerugian
yang cukup berat, adapun kerugiannya :

 Komunikasi pendengar akan berkurang karena pembicara tidak berbicara


langsung

 Pembicara tidak dapat melihat pendengar tidak baik, sehingga akan kehilangan
gerak dan bersifat kaku

 Umpan-balik dari pendengar tidak dapat mengubah, memperpendek atau


memperpanjang pesan

 Pembuatannya lebih lama dan menyiapkan garis-garis besarnya (out line) saja.

Untuk mengurangi kekurangan-keurangan, beberapa petunjuk dapat diterapkan dalam


penyusunan dan penyampaian manuskrip :

 Susunlah lebih dahulu garis-garis besarnya dan siapkan bahan-bahannya

 Tulislah manuskrip seakan-akan berbicara, gunakan gaya prcakapan yang lebih


informal dan langsung

 Baca naskah itu berkali-kali sambil membayangkan pendengar

6
 Siapkan manuskrip dengan ketikan besar 5

4. Metode Impromptu

Merupakan salah satu metode pidato yang dapat dilakukan dengan cara spontanitas atau
serta merta. Metode ini tanpa memerlukan persiapan terlebih dahulu. Contohnya apabila
ketika menghadiri pesta dan tiba-tiba dipanggil untuk menyampaikan pidato secara
spontas atau dadakan inilah, yang disebut impromptu. Untuk menerapkan metode
impromptu tidak semua orang bisa menjalankannya, karena perlu keahlian dan juga
kebiasaan.

Bagi juru pidato yang berpengalaman, improtu memiliki beberapa keuntungan yaitu :

 Improtu lebih dapat mengungkapkan perasaan pembicara yang sebenarnya,


karena pembicara tidak meikirkan lebih dulu pendapat yang disampaikannya

 Gagasan dan pendapatnya datang secara spontan, sehingga tampak segar dan
hidup

 Improtu memungkinkan anda terus berpikir

Kerugiannya dapat melenyapkan keuntungan-keuntungan, lebih-lebih bagi pembicara


yang masih "hijau" di atas yaitu :

 Improtu dapat menimbulkan kesimpulan yang mentah, karena dasar pengetahuan


yang tidak memadai

 Improtu mengakibatkan penyampaian yang tersnedat-sendat dan tidak lancar

 Gagasan yang disampaikan bias “acak-acakan” dan ngawur

 Karena tidak adanya persiapan, kemungkinan “demam-panggung” besar sekali

5
Jalaludin Rakhmat, Retorika Modern Pendekatan Praktis h.18

7
Impromptu sebaiknya dihindari, tetapi bila terpaksa hal-hal berikut dapat dijadikan
pegangan:

1. Pikirkan lebih dahulu dari teknik bicara yang baik. Misalnya: Cerita, hubungan
dengan bicara sebelumnya, bandingan, ilustrasi dan sebagainya.

2. Tentukan sistem organisasi pesan. Misalnya: Susunan kronologis, teknik


"pemecahan soal", kerangka sosial ekonomi-politik, hubung an teori dan praktik.

3. Pikirkan teknik bicara yang mengesankan. Kesukaran berbicara sering


merepotkan omong kosong. 6

C. Jenis-jenis Pidato Dilihat Dari Segi Isi

Pidato biasanya dilengkapi dengan teks, pembaca bisa membaca teks pidato sepanjang pidato
dilakukan. Bisa juga hanya membaca bagian penting lalu disampaikan kepada publik dengan
bahasa dan pemahaman sendiri.

Pidato ini bisa berisi ajakan, bisa berisi suatu informasi, bisa juga berisi suatu ilmu pengetahuan,
dan lain sebagainya. Maka pidato ketika dilihat dari isi dan sifatnya terbagi menjadi 6 (enam)
jenis. Yaitu:

1. Pidato Sambutan

Jenis-jenis pidato pertama jika dilihat dari isinya adalah pidato sambutan. Pidato sambutan
adalah pidato yang membuka suatu acara dan biasanya berisi sambutan atas acara tersebut.

Umumnya pidato sambutan disampaikan oleh beberapa orang penting dengan durasi yang
terbilang singkat. Sehingga menjelaskan mengenai tema acara, latar belakang acara, dan
dukungan atas acara tersebut dari pembicara.

2. Pidato Pembukaan
6
Jalaludin Rakhmat, Retorika Modern Pendekatan Praktis h.17

8
Jenis yang kedua adalah pidato pembukaan yaitu jenis pidato yang disampaikan untuk
membuka suatu acara dan umum dilakukan oleh pembawa acara atau MC. Biasanya oleh
pembawa acara akan membuka acara dengan perkenalan lalu menjelaskan susunan acara
tersebut.

3. Pidato Pengarahan

Berikutnya adalah pidato pengarahan yang isinya berisi arahan kepada para pendengar untuk
melakukan sesuatu di dalam sebuah acara. Misalnya mengarahkan para pendengar untuk
menyimak video yang akan di putar di depan, mengarahkan pembicara untuk memberikan
tepuk tangan pada tamu tertentu, dan lain sebagainya.

4. Pidato Peresmian

Berdasarkan isinya juga akan dijumpai jenis-jenis pidato peresmian. Pidato peresmian adalah
pidato yang disampaikan oleh orang penting yang meresmikan suatu acara atau pembukaan
suatu usaha atau tempat. Peresmian ini biasanya menjadi acara penting yang dihadiri oleh
banyak pihak. Salah satunya menjadi pembicara yang akan meresmikan acara inti. Sehingga
pidato tersebut isinya meresmikan acara tersebut dan merupakan pidato peresmian tadi.

5. Pidato Pertanggung Jawaban

Selanjutnya adalah pidato pertanggungjawaban dimana isi pidato tersebut adalah bentuk
pertanggungjawaban atas dilaksanakannya suatu acara. Misalnya saja ada acara pembukaan
hotel bintang lima. Dalam acara tersebut tentu ada pihak yang menjadi penanggung jawab.
Pihak inilah yang nantinya akan berpidato dan menjelaskan bahwa dirinya bertanggung
jawab atas acara yang tengah berlangsung.

6. Pidato Laporan

Terakhir adalah pidato laporan yang isinya menyampaikan laporan atau hasil dari suatu
kegiatan yang telah dilakukan sebelumnya. Misalnya saja dalam pembukaan acara tertentu,
ada yang bertanggung jawab menyampaikan laporan kegiatan. Maka laporan kegiatan yang
disampaikan adalah pidato laporan. Sebab menjelaskan detail jalannya kegiatan dari awal

9
sampai akhir kepada para pendengar. Laporan ini disampaikan secara sistematis agar mudah
dipahami oleh pendengar.7

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setiap pidato memerlukan persiapan. Dalam persiapan dapat meliputi pemilihan topik,
penentuan tujuan yang jelas dan pengembangan pokok bahasan.Berdasarkan ada tidaknya
persiapan, maka ada 4 macam pidato, yaitu : impromptu, manuskrip, memoriter dan
ekstempore. Dalam proses pelaksanaannya, tujuan pidato tidak akan lengkap apabila
Anda belum mengetahui metode atau teknik yang tepat untuk melakukannya. Berikut ini
adalah beberapa metode atau teknik pidato yang dapat dilakukan saat ingin melaksanakan
pidato : Memoriter, Ekstemporan, Manuskrip, Impromptu. Pidato ini bisa berisi ajakan,
bisa berisi suatu informasi, bisa juga berisi suatu ilmu pengetahuan, dan lain sebagainya.
Maka pidato ketika dilihat dari isi dan sifatnya terbagi menjadi 6 (enam) jenis. Yaitu:
pidato sambutan, pidato pembukaan, pidato pengarahan, pidato peresmian, pidato
pertanggung jawaban, pidato laporan.

B. Saran

7
Wirajaya, Asep Yudha dan Sudarmawati 2008 Berbahasa dan Bersastra Indonesia. h.180

10
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak kesalahan
dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Gentasri, A. (2003). Retorika Praktis Dan Seni Berpidato. Jakarta: Rineka Cipta
Rakhmat, Jalaluddin. 2006. Retorika Modern Pendekatan Praktis. (Bandung: penerbit
PT. Remaja Rosda Karya)
Anwar, G. (2009). Retorika Praktis dan Seni Berpidato. Jakarta: Rineka Cipta.
Wirajaya, Asep Yudha dan Sudarmawati 2008 Berbahasa dan Bersastra Indonesia.
Surakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

11

Anda mungkin juga menyukai