Jenis-jenis Pidato Dilihat Dari Segi: Persiapan, Teknik Persiapan, dan Isi.
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
2022
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini yang
berjudul “Jenis-jenis Pidato Dilihat Dari Segi: Persiapan, Teknik Persiapan, dan Isi.” dapat
tersusun dengan baik. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak
yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Namun kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini berguna bagi para pembaca dan pihak-pihak lain
yang berkepentingan.
ii
DAFTAR ISI
Cover............................................................................................................................... i
Kata Pengantar................................................................................................................ii
Daftar Isi.........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
a. Kesimpulan.........................................................................................................10
b. Saran ..................................................................................................................10
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbicara merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang cukup penting untuk
dikuasai. Berbicara adalah kemampuan seseorang dalam mengungkapkan atau
mengekspresikan ide, pikiran yang ada dalam diri yang melibatkan orang lain dalam
menyampaikan informasi tersebut dengan menggunakan kata-kata. berbicara dapat
meningkatkan kualitas eksistensi (keberadaan) di tengah-tengah orang lain bukan sekedar
berbicara tetapi berbicara yang menarik (atraktif) bernilai informasi (informatif), menghibur
(rekreatif) dan berpengaruh (persuasive). Dengan kata lain manusia harus berbicara
berdasarkan seni berbicara yang dikenal dengan istilah retorika. retorika adalah seni
berbicara secara lisan yang dilakukan oleh sesorang kepada sejumlah orang secara langsung
bertatapmuka. Istilah retorika berkaitan erat dan sering disamakan dengan pidato.
Saat berpidato sedang berlangsung dapat dipastikan akan terjadi suatu hubungan antara
pendengar dan pembicara. Oleh sebab itu saat ingin berpidato kita sebagai seorang
pembicara harus mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya agar tercapai apa yang
diharapkan. Kemampuan berpidato atau berbicara yang baik di depan publik akan membantu
kita dalam mendapatkan jenjang karir yang baik.
Sebagai pembicara kita harus mempunyai pengetahuan yang cukup, keberanian, dan
ketebalan mental yang kuat disamping telah memahami teknik dan pedoman berpidato.
Maka dari itu untuk bisa mempunyai pengetahuan yang cukup itu, seorang pembicara harus
mempunyai menambah pengetahuan dan melatih diri dengan serius. Dan dalam makalah ini
akan dijelaskan yang berkaitan dengan Pidato.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana jenis-jenis pidato jika dilihat dari segi persiapan?
2. Bagaimana jenis-jenis pidato jika dilihat dari segi teknik persiapan?
3. Bagaimana jenis-jenis pidato jika dilihat dari segi isi?
1
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui jenis-jenis pidato jika dilihat dari segi persiapan
2. Untuk mengetahui jenis-jenis pidato jika dilihat dari segi teknik persiapan
3. Untuk mengetahui jenis-jenis pidato jika dilihat dari segi isi
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Gentasri, A. (2003). Retorika Praktis Dan Seni Berpidato. Jakarta: Rineka Cipta
3
adalah persiapan mental antara lain dengan meningkatkan keimanan terhadap Tuhan yang
Maha ,meningkatkan akhlak / moral, melakukan dialog dengan diri sendiri. Terakhir adalah
persiapan materi, antara lain menentukan topik terlebih dahulu, tetapkan judul pembicaraan,
periksa pengetahuan yang ada dalam pikiran kita sendiri,cari berbagai buku atau sumber
yang mendukung materi tersebut dan membuat kerangka pidato. (Anwar, 2009, hal. 36-56)2
1. Metode Memoriter
Memoriter merupakan salah satu metode pidato yang dapat dilakukan dengan cara
pembicara menyampaikan isi dalam naskah pidato. memoriter memungkinkan ungkapan
yang tepat, organisasi yang berencana, pemilihan bahasa yang teliti, kemungkinan dan
yang akan diintegrasikan dengan uraian. Tetapi karena pesan sudah tetap, maka tidak
terjalin saling hubungan antara pesan (pembicara) dengan pendengar.3 Naskah tersebut
telah dihafalkan terlebih dahulu. Metode ini lebih dikenal dengan metode menghafal.
Penarapan metode ini sangat cocok bagi seseorang pembelajar pidato, akan tetapi jika
gugup atau down sedang saat tampil berpidato, naskah yang di hafal tersebut akan lupa
atau hilang walaupun hanya satu kalimat, dan hal ini bisa menjadi bahaya terbesar.
2. Metode Ekstempore
Ekstempore adalah jenis pidato yang paling baik dan paling sering dilakukan oleh juru
pidato yang mahir. Pidato sudah di persiapkan sebelumnya berupa out-line (garis besar)
dan pokok-pokok penunjang pembahasan (supporting points). Tetapi pembicara tidak
2
Anwar, G. (2009). Retorika Praktis dan Seni Berpidato. Jakarta: Rineka Cipta.
3
Jalaludin Rakhmat, Retorika Modern Pendekatan Praktis h.18
4
berusaha mengingatnya kata demi kata. Out-line itu hanya merupakan pedoman untuk
mengatur gagasan yang ada dalam pikiran kita. Keuntungan ekstempore ialah komunikasi
pendengar dengan pembicara lebih baik karena pembicara berbicara langsung kepada
khalayak, pesan dapat fleksibel untuk diubah sesuai dengan kebutuhan dan penyajiannya
lebih spontan. Bagi pembicara yang belum ahli, kerugian-kerugian berikut ini dapat
timbul yaitu:
3. Metode Manuskrip
Manuskrip ini disebut juga pidato dengan naskah. Juru pidato membacakan naskah
pidato dari awal sampai akhir. Disini tidakberlaku istilah “menyampaikan pidato”,
tetapi “membacakan pidato”. Manuskrip diperlukan oleh tokoh nasional, sebab
kesalahan kata saja dapat menimbulkan kekacauan dan berakibat jelek bagi pembicara.
Manuskrip juga dilakukan oleh ilmuwan yang melaporkan hasil penelitiannya dalam
pertemuan ilmiah.
Pidato manuskrip tentu saja bukan jenis pidato yang baik walaupun memiliki
keuntungan-keuntungan sebagai berikut:
4
Jalaludin Rakhmat, Retorika Modern Pendekatan Praktis h.19
5
Kata-kata dapat dipilih sebaik-baiknya sehingga dapat menyampaikan arti yang
tepat dan pernyataan yang gambling
Jika ditinjau dari proses komunikasi, pidato manuskrip ini memiliki kerugian
yang cukup berat, adapun kerugiannya :
Pembicara tidak dapat melihat pendengar tidak baik, sehingga akan kehilangan
gerak dan bersifat kaku
Pembuatannya lebih lama dan menyiapkan garis-garis besarnya (out line) saja.
6
Siapkan manuskrip dengan ketikan besar 5
4. Metode Impromptu
Merupakan salah satu metode pidato yang dapat dilakukan dengan cara spontanitas atau
serta merta. Metode ini tanpa memerlukan persiapan terlebih dahulu. Contohnya apabila
ketika menghadiri pesta dan tiba-tiba dipanggil untuk menyampaikan pidato secara
spontas atau dadakan inilah, yang disebut impromptu. Untuk menerapkan metode
impromptu tidak semua orang bisa menjalankannya, karena perlu keahlian dan juga
kebiasaan.
Bagi juru pidato yang berpengalaman, improtu memiliki beberapa keuntungan yaitu :
Gagasan dan pendapatnya datang secara spontan, sehingga tampak segar dan
hidup
5
Jalaludin Rakhmat, Retorika Modern Pendekatan Praktis h.18
7
Impromptu sebaiknya dihindari, tetapi bila terpaksa hal-hal berikut dapat dijadikan
pegangan:
1. Pikirkan lebih dahulu dari teknik bicara yang baik. Misalnya: Cerita, hubungan
dengan bicara sebelumnya, bandingan, ilustrasi dan sebagainya.
Pidato biasanya dilengkapi dengan teks, pembaca bisa membaca teks pidato sepanjang pidato
dilakukan. Bisa juga hanya membaca bagian penting lalu disampaikan kepada publik dengan
bahasa dan pemahaman sendiri.
Pidato ini bisa berisi ajakan, bisa berisi suatu informasi, bisa juga berisi suatu ilmu pengetahuan,
dan lain sebagainya. Maka pidato ketika dilihat dari isi dan sifatnya terbagi menjadi 6 (enam)
jenis. Yaitu:
1. Pidato Sambutan
Jenis-jenis pidato pertama jika dilihat dari isinya adalah pidato sambutan. Pidato sambutan
adalah pidato yang membuka suatu acara dan biasanya berisi sambutan atas acara tersebut.
Umumnya pidato sambutan disampaikan oleh beberapa orang penting dengan durasi yang
terbilang singkat. Sehingga menjelaskan mengenai tema acara, latar belakang acara, dan
dukungan atas acara tersebut dari pembicara.
2. Pidato Pembukaan
6
Jalaludin Rakhmat, Retorika Modern Pendekatan Praktis h.17
8
Jenis yang kedua adalah pidato pembukaan yaitu jenis pidato yang disampaikan untuk
membuka suatu acara dan umum dilakukan oleh pembawa acara atau MC. Biasanya oleh
pembawa acara akan membuka acara dengan perkenalan lalu menjelaskan susunan acara
tersebut.
3. Pidato Pengarahan
Berikutnya adalah pidato pengarahan yang isinya berisi arahan kepada para pendengar untuk
melakukan sesuatu di dalam sebuah acara. Misalnya mengarahkan para pendengar untuk
menyimak video yang akan di putar di depan, mengarahkan pembicara untuk memberikan
tepuk tangan pada tamu tertentu, dan lain sebagainya.
4. Pidato Peresmian
Berdasarkan isinya juga akan dijumpai jenis-jenis pidato peresmian. Pidato peresmian adalah
pidato yang disampaikan oleh orang penting yang meresmikan suatu acara atau pembukaan
suatu usaha atau tempat. Peresmian ini biasanya menjadi acara penting yang dihadiri oleh
banyak pihak. Salah satunya menjadi pembicara yang akan meresmikan acara inti. Sehingga
pidato tersebut isinya meresmikan acara tersebut dan merupakan pidato peresmian tadi.
Selanjutnya adalah pidato pertanggungjawaban dimana isi pidato tersebut adalah bentuk
pertanggungjawaban atas dilaksanakannya suatu acara. Misalnya saja ada acara pembukaan
hotel bintang lima. Dalam acara tersebut tentu ada pihak yang menjadi penanggung jawab.
Pihak inilah yang nantinya akan berpidato dan menjelaskan bahwa dirinya bertanggung
jawab atas acara yang tengah berlangsung.
6. Pidato Laporan
Terakhir adalah pidato laporan yang isinya menyampaikan laporan atau hasil dari suatu
kegiatan yang telah dilakukan sebelumnya. Misalnya saja dalam pembukaan acara tertentu,
ada yang bertanggung jawab menyampaikan laporan kegiatan. Maka laporan kegiatan yang
disampaikan adalah pidato laporan. Sebab menjelaskan detail jalannya kegiatan dari awal
9
sampai akhir kepada para pendengar. Laporan ini disampaikan secara sistematis agar mudah
dipahami oleh pendengar.7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setiap pidato memerlukan persiapan. Dalam persiapan dapat meliputi pemilihan topik,
penentuan tujuan yang jelas dan pengembangan pokok bahasan.Berdasarkan ada tidaknya
persiapan, maka ada 4 macam pidato, yaitu : impromptu, manuskrip, memoriter dan
ekstempore. Dalam proses pelaksanaannya, tujuan pidato tidak akan lengkap apabila
Anda belum mengetahui metode atau teknik yang tepat untuk melakukannya. Berikut ini
adalah beberapa metode atau teknik pidato yang dapat dilakukan saat ingin melaksanakan
pidato : Memoriter, Ekstemporan, Manuskrip, Impromptu. Pidato ini bisa berisi ajakan,
bisa berisi suatu informasi, bisa juga berisi suatu ilmu pengetahuan, dan lain sebagainya.
Maka pidato ketika dilihat dari isi dan sifatnya terbagi menjadi 6 (enam) jenis. Yaitu:
pidato sambutan, pidato pembukaan, pidato pengarahan, pidato peresmian, pidato
pertanggung jawaban, pidato laporan.
B. Saran
7
Wirajaya, Asep Yudha dan Sudarmawati 2008 Berbahasa dan Bersastra Indonesia. h.180
10
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak kesalahan
dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Gentasri, A. (2003). Retorika Praktis Dan Seni Berpidato. Jakarta: Rineka Cipta
Rakhmat, Jalaluddin. 2006. Retorika Modern Pendekatan Praktis. (Bandung: penerbit
PT. Remaja Rosda Karya)
Anwar, G. (2009). Retorika Praktis dan Seni Berpidato. Jakarta: Rineka Cipta.
Wirajaya, Asep Yudha dan Sudarmawati 2008 Berbahasa dan Bersastra Indonesia.
Surakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
11