PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Komunikasi adalah proses penyampaian makna dari satu entitas atau kelompok
ke kelompok lainnya melalui penggunaan tanda, simbol, dan aturan semiotika yang
dipahami bersama.
Ilmu komunikasi penting untuk dipelajari karena ilmu tersebut mengkaji tentang
aspek-aspek penting dalam kehidupan manusia. Komunikasi prasyarat kehidupan
manusia. Kehidupan akan tampak hampa, atau bahkan kering dan tiada kehidupan jika
tiada komunikasi. Karena tanpa komunikasi, interaksi antar manusia, baik perseorangan,
kelompok, ataupun organisasi tidak mungkin dapat terjadi. Dua orang dikatakan
melakukan komunikasi apabila masing-masing melakukan pertukaran makna, melalui
simbol-simbol yang mereka ciptakan atau dengan melakukan aksi dan reaksi. Aksi dan
reaksi yang dilakukan antar manusia inilah yang disebut dengan ilmu komunikasi.
Media dakwah adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai alat untuk
mencapai tujuan dakwah yang telah ditentukan, media dakwah ini dapat berupa barang
atau alat, orang, tempat, kondisi tertentu dan sebagainya. 1
Dengan urain diatas maka kita dapat menyimpulkan bahwasanya bagi umat muslim
yang ingin berdakwah, maka mempelajari ilmu komunikasi dakwah dan media dakwah
sangatlah penting. Dan tentu mengetahui sejarah dari media dakwah juga tidak kalah
penting. Dari ilmu sejarah kita dapat mempelajari masa lalu yang menjadikan kita
berpikir dan bergerak untuk kehidupan yang lebih maju (progresif). Sebab, keadaan dan
peradaban masa kini dan masa depan seharusnya lebih maju dari peradaban masa lalu,
bukan sebaliknya menjadi lebih mundur. Era informasi, media digital dan media sosial
(medsos) saat ini harus dimanfaatkan untuk kemajuan dakwah, bukan untuk menyebarkan
hoax (hoaks), berita palsu, kebohongan ataupun fitnah, yang justru mengakibatkan
stagnasi (jumûd) dan kemunduran suata bangsa dan negara.
Maka dari itu kami menulis sebuah makalah yang merangkum tiga hal tersebut.
Yakni dengan tema;” pengantar media komunikasi dakwah, pengertian media dan
1
Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), h.63
sejarah media komunikasi dakwah”, dengan harapan para pembaca dapat mengkaji lebih
dalam mengenai apa yang kami tuliskan dalam makalah ini, dan semoga pembaca dapat
mengambil manfaat yang sebanyak-banyaknya didalamnya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Jelaskan apa saja pengantar media komunikasi dakwah?
2. Apa yang dimaksud dengan media?
3. Jelaskan sejarah dari media komunikasi dakwah !
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengantar media komunikasi dakwah.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan media.
3. Untuk mengetahui sejarah dari media komunikasi dakwah.
BAB II
PEMBAHASAN
Secara etimologis, kata dakwah berasal dari bahasa arab yakni dari
kata kerja da'a yad'u yang berarti panggilan, seruan, ajakan atau jamuan 2.
Kata dakwah sering dirangkaikan dengan kata "Ilmu" dan kata "Islam",
sehingga menjadi "Ilmu dakwah" dan Dakwah Islam" atau ad-dakwah al-
Islamiyah. Dan Moh Ali Aziz dalam bukunya “Ilmu Dakwah” bahwa
ditinjau dari segi bahasa, dakwah berasal dari bahasa Arab “da‟wah” (
)الدعوة, mempunyai tiga huruf asal, yaitu dal, „ain, dan wawu. Dari tiga huruf
asal ini, terbentuk beberapa kata dengan ragam makna. Makna tersebut
adalah memanggil, mengundang, minta tolong, meminta, memohon,
menamakan, menyuruh datang, mendorong, menyebabkan, mendatangkan,
mendoakan, menangisi, dan meratapi.3
2
Syukur 2017, hlm. 2.
3
Moh Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2004), h. 6
kebaikan dan mencegah dari kemungkaran, agar mereka mendapat
kebahagiaan dunia dan akhirat.4
Dan pada era reformasi seperti saat ini, informasi menjadi bagian
penting dalam kehidupan. Pada perkembangan terkini, informasi menjadi
komoditas khususnya dalam kancah komunikasi dakwah. Pengelola produk
informasi yang tersaji untuk masyarakat dalam hal ini diperankan oleh
media massa. Penggunaan teknologi informasi menjadi sebuah cara yang
efektif dan efisien dalam menyampaikan informasi termasuk di dalamnya
informasi keagamaan untuk kepentingan dakwah. Dari sisi da’i, penggunaan
teknologi media komunikasi ini dapat memperluas audiens dakwah. Dengan
demikian, tinggkat penyebaran nilai-nilai agama menjadi lebih luas,
minimal dalam tataran informatif.
4
Wahidin Saputera, Pengantar Ilmu Dakwah..., h. 2.
5
Abdul Pirol M. Ag, Komunikasi dan Dakwah Islam,(Yogyakarta: 20018), h.1-2
B. PENGERTIAN MEDIA
Media (bentuk jamak dari kata medium) merupakan kata yang berasal dari
bahasa latin medius, yang secara harfiah berarti berarti “tengah, ” perantara” atau
“pengantar” (Arsyad, 2002; Sadiman dkk.,1990). Oleh karena itu, media dapat
diartikan sebagai perantara, atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima
pesan.
Media dalam komunikasi berasal dari kata "mediasi" karena mereka hadir
di antara pemirsa dan lingkungan. Istilah ini sering digunakan untuk menyebutkan
media massa.
1. Multimedia
2. Media cetak
3. Media massa
4. Media elektronik
5. Media film
6. Media pendidikan
7. Medium untuk seorang seniman menghasilkan karya, contoh: kanvas untuk
pelukis.
6
Avitri, Ayu Ida (2018). "Strip Komik: Alat Bantu Pengajaran yang Menarik bagi Pembelajar
Pemula dalam Kelas Percakapan". Seminar Nasional Struktural 2018. Semarang, Indonesia:
Dian Nuswantoro University. doi:10.33810/274173.
Adapun yang dimaksud media dakwah, adalah peralatan yang dipergunakan
untuk menyampaikan materi dakwah kepada penerima dakwah. Pada zaman
modern seperti sekarang ini, seperti televisi, video, kaset rekaman, majalah, dan
surat kabar (Wardi Bachtiar, 1997 : 35). Seorang da’i sudah tentu memiliki tujuan
yang hendak dicapai, agar mencapai tujuan yang efektif dan efisien, da’i harus
mengorganisir komponen-komponen (unsur) dakwah secara baik dan tepat. Salah
satu komponen adalah media dakwah.
)5( ) َو ُّالر ْج َز فَاجْه ُْر4( ) َو ِثياب َ َك فَ َطه ِّْر3( ْ ) َو َرب َّ َك فَ َكرِّب2( ) قُ ْم فََأنْ ِذ ْر1( اي َأهُّي َا الْ ُمدَّ ثِّ ُر
)7( ْ ) َو ِل َربِّ َك فَ ْاصرِب6( ُ َوال تَ ْمنُن ْ ت َ ْس َت ْكرِث
1). Hai orang yang berkemul (berselimut), 2). Bangunlah, lalu berilah
peringatan! 3). Dan Tuhanmu agungkanlah! 4. Dan pakaianmu bersihkanlah, 5).
Dan perbuatan dosa tinggalkanlah, 6). Dan janganlah kamu memberi (dengan
maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak. 7). Dan untuk (memenuhi
perintah) Tuhanmu, bersabarlah .7
7
QS.Al-Mudatsir-1-7
Dari situ kemudian rasulullah shallallahu alaihi wasallam menyeru orang-
orang terdekat disekitarnya. Orang pertama adalah istrinya, kemudian Abu Bakar
As-Shiddiq, dan setelah itu Ali Bin Abi Thalib lalu disusul dengan yang lainnya.
Setelah tiga tahun dakwah berjalan secara rahasia dan bersifat individual,
dengan metode dakwah yang dipakai adalah metode dialog dan tentunya media
yang digunakan adalah media berkomunikasi secara langsung. Setelah itu,
turunlah perintah dari Allah subhana wata’ala untuk berdakwah secara terang-
terangan.
Pada sejarah Islam periode awal, penggunaan surat sebagai media dakwah
mempunyai dua prosedur penyampaian. Pertama, surat dakwah yang bersifat
“open letter” atau surat terbuka.14 Fakta historis menyebut, penggunaan open
8
Wahyu Ilaihi dan Harjani Hefni, Pengantar Sejarah Dakwah, (Jakarta: Kencana,
2007), hlm. 63
letter ini oleh Nabi Muhammad saw biasa ditujukan kepada raja ataupun
penguasa-penguasa negara lain yang substansi suratnya berisi pesan teologis
berupa ajakan kepada Islam dan pengesaan Allah swt dan sebagai sarana yang
berperan untuk melapangkan jalan dakwah. Rasulullah saw ingin membuktikan
bahwa risalah Islam adalah alamiah untuk seluruh umat manusia.9
Kedua, surat dakwah yang bersifat “sealed letter” atau surat tertutup. 11
Media dakwah surat tertutup seperti ini pada praktek yang dilakukan Nabi
Muhammad saw lebih bersifat dakwah secara sembunyi-sembunyi.12
Hal ini dapat dilihat pasca penaklukan kota Makkah (fathu makkah), melalui
media surat yang bersifat “sealed letter” inilah Nabi Muhammad saw
menyampaikan pesan-pesan dakwahnya kepada penduduk Makkah yang
9
Wahyu Ilaihi dan Harjani Hefni, op.cit., hlm. 64
10
Majid ‘Ali Khan, Muhammad saw. Rasul Terakhir, Penerjemah: Fathul Umam, (Bandung:
ustaka, 1985), hlm. 202-203.
11
Heni Subagyo, op.cit., hlm. 27.
12
yaikh Uhaimid Muhammad Al-Uqaili, Surat-Surat Nabi kepada Para Raja dan Panglima Perang,
Penerjemah: Wafi Marzuqi Ammar, (Surabaya: Putaka Yassir, 2011), hlm. 16.
mayoritas belum memeluk Islam. Hal ini juga menunjukkan bahwa penggunaan
surat sebagai media dakwah memiliki efektifitas yang signifikan dalam dinamika
dakwah.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pada era reformasi seperti saat ini, informasi menjadi bagian penting dalam
kehidupan. Pada perkembangan terkini, informasi menjadi komoditas khususnya
dalam kancah komunikasi dakwah. Pengelola produk informasi yang tersaji untuk
masyarakat dalam hal ini diperankan oleh media massa. Penggunaan teknologi
informasi menjadi sebuah cara yang efektif dan efisien dalam menyampaikan
informasi termasuk di dalamnya informasi keagamaan untuk kepentingan dakwah.
Dari sisi da’i, penggunaan teknologi media komunikasi ini dapat memperluas
audiens dakwah. Dengan demikian, tinggkat penyebaran nilai-nilai agama
menjadi lebih luas, minimal dalam tataran informatif.
Maka dala era reformasi ini, mempelajari ilmu komunikasi dan dakwah
beserta mengambil andil dalam keberlangsungan dakwah di berbagai media,
khususnya media sosial adalah hal yang sepatutnya dilakukan. Sebab, jika media
tidak dipenuhi dengan dakwah, maka umat akan terlalaikan di media sosial
dengan hal-hal yang negatif dan bertentangan dengan syariat agama.
B. SARAN
Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Maka dari itu
kami menerima kritik dan saran dari pembaca agar makalah kami akan jauh lebih
baik kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Dakwah