Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KEPEMIMPINAN DALAM MANAJEMEN DAKWAH

Disusun Guna Memenuhi Tugas Ulangan Tengah Semester (Revisi)

Mata Kuliah : Rijalul Dakwah (Kepemimpinan Dakwah)

Dosen Pengampu : Innarotuzzakiyati Darojah M.S.I

disusun oleh:

Nurul Wahidah (3617019)

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS USHULUDDIN, ADAB DAN DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt yang telah memberikan rahmat dan kemudahan kepada
kami, sehingga makalah ini dapat selesai sesuai waktu yang ditentukan. Makalah ini kami
buat dengan tujuan untuk memenuhi tugas ulangan tengah semester (revisi) dari dosen
pengampu mata kuliah Kepemimpinan Dakwah yaitu ibu Innarotuzzakiyati Darojah M.S.I
dan juga sebagai wadah pembelajaran di Institut Agama Islam Negeri Pekalongan.
Jika dalam penulisan makalah ini masih terdapat kesalahan dan kekurangan baik dalam
penulisan materi, kata dan tata letak bahasa yang digunakan, kami mohon maaf atas
kekurangan tersebut. Untuk memenuhi kekurangan yang ada, mohon kritik dan saran yang
membangun sangat diharapkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun,
pembaca, dan mahasiswa lainnya.

Pekalongan, 24 Maret 2019

Tim Penyusun

1
DAFTAR ISI

COVER..................................................................................................................

KATA PENGANTAR.......................................................................................... 1

DAFTAR ISI......................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................................ 3
B. Rumusan Masalah....................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Kepemimpinan dalam Manajemen Dakwah............................. 4


B. Karakteristik Manajer atau Pemimpin Dakwah........................................... 5
C. Kemampuan dalam Manajemen Dakwah.................................................... 7
D. Peran Pemimpin Dakwah dalam Pengembangan Sumber Daya Manusia... 8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 11

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kepemimpinan manajemen dakwah dalam pandangan masyarakat selama ini
senantiasa dipersonifikasikan pada diri seorang da‘i atau mubaligh itu sendiri. Pandangan
semacam ini memang tidak salah mengingat para da‘i atau mubaligh adalah pemimpin
dan pemuka masyarakat yang selain diikuti sebagai panutan karena keteladanannya, juga
didengarkan nasehat dan petunjuknya di bidang agama. Namun demikian, terdapat
perbedaan tugas antara pemimpin dakwah (da‘i) dengan pemimpin manajemen dakwah
(manajer dakwah). Bila pemimpin dakwah bertugas mengembangkan visi serta
menetapkan arah dan strategi lembaga dakwah untuk menghasilkan perubahan-
perubahan yang dibutuhkan agar mencapai misi; maka pemimpin manajemen dakwah
bertugas menetapkan rencana dan mengalokasikan sumberdaya yang ada untuk
mewujudkan rencana.
Kepemimpinan dalam dakwah adalah sifat dan ciri tingkah laku pemimpin yang
mengandung kemampuan untuk mempengaruhi dan mengarahkan daya kemampuan
seseorang atau kelompok guna mencapai tujuan dakwah yang telah ditetapkan.
pemimpin dakwah adalah orang yang mengkomunikasikan tujuan yang ingin dicapai
melalui pernyataan dan perbuatan (tindakan) kepada siapa saja yang membutuhkan untuk
memberikan pengaruhnya bagi pembentukan tim yang memahami visi dan strategi
lembaga; maka pemimpin manajemen dakwah adalah orang yang menetapkan struktur
organisasi untuk mencapai persyaratan yang telah direncanakan dan menetapkan orang-
orang sesuai dengan struktur yang ada, mendelegasikan tanggungjawab dan wewenang
untuk melaksanakan apa yang telah direncanakan serta menetapkan kebijaksanaan dan
prosedur untuk membantu memberikan panduan bagi orang-orang dan menciptakan
metode untuk memantau pelaksanaannya.
B. Rumusan Masalah
a. Pengertian Kepemimpinan dalam Konsep Manajemen Dakwah?
b. Bagaimana Karakteristik Pemimpin atau Manajemen Dakwah?
c. Bagaimana Kepemimpinan Manajemen Dakwah?
d. Apa Peran Kepemimpinan Dakwah dalam Pengembangan SDM?

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kepemimpinan dalam Konsep Manajemen Dakwah


Istilah pemimpin dan kepemimpinan merupakan kesatuan kata yang sulit
dipisahkan, karena tiada pemimpin tanpa kepemimpinan, sedangkan kepemimpinan tidak
akan berarti tanpa adanya pemimpin. Dalam bahasa Inggris, pemimpin disebut leader,
sedangkan kegiatannya disebut leadership.1 Dalam Islam, kepemimpinan identik dengan
istilah. Sebutan khalifah pada dasarnya bermakna pengganti atau wakil. Pemakaian kata
khalifah setelah Nabi Muhammad wafat terutama bagi keempat Khulafaurrasyidin
menyentuh juga maksud yang terkandung di dalam perkataan amir (jamaknya umara)
yang berarti penguasa.2
Kepemimpinan dalam pengertian umum adalah suatu proses ketika seseorang
memimpin (directs), membimbing (guides), dan mempengaruhi (influences) atau
mengontrol (controls) pikiran, perasaan, atau tingkah laku orang lain. Dari pengertian
umum tersebut dapat dipahami bahwa kepemimpinan merupakan tindakan atau
perbuatan seseorang yang menyebabkan seseorang atau kelompok lain menjadi bergerak
ke arah tujuantujuan tertentu.
Kepemimpinan manajemen dakwah adalah suatu kepemimpinan yang fungsi dan
perannya sebagai manajer suatu organisasi atau lembaga dakwah yang bertanggung
jawab atas jalannya semua fungsi manajemen mulai dari planning (perencanaan),
organizing (pengorganisasian), actuating (pelaksanaan), dan controling (pengawasan).
M. Munir dan Wahyu Ilaihi mengemukakan bahwa kepemimpinan sebagai konsep
manajemen dakwah dapat dirumuskan sebagai berikut :
a. Kemepimpinan sebagai salah satu seni dalam berdakwah untuk menciptakan
kesesuaian dalam mencari titik temu. Ini berarti bahwa setiap pemimpin atau
manajer harus mampu bekerja sama dengan anggota organisasi tersebut guna
mencapai hasil yang telah ditetapkan. Peranan pemimpin disini adalah memberikan
dorongan terhadap para dai, oleh karena itu, kepemimpinan adalah suatu seni
bagaimana oranglain mengikuti serangkaian tindakan orang untuk mencapai tujuan.

1
Raihan, Kepemimpinan di dalam Manajemen Dakwah, dalam Jurnal Al-Bayn Pusat Jurnal UIN Ar-
Raniry, vol.1 no. 21, 2014
2
Ibid.

4
b. Kepemimpinan sebagai suatu bentuk persuasif dan inspirasi dalam berdakwah yang
dimaksud sebagai suatu kemampuan mempengaruhi umat yang dilakukan bukan
melalui paksaan melainkan melalui himbauan dan pendekatan.
c. Kepemimpinan adalah kepribadian yang memilikipwngaruh. Dalam kepemimpinan
dakwah ini sifat atau nilai-nilai pribadi adalah mengacu pada akhlaq Rasulullah yang
merupakan sumber utama.

Dari penjelasan diatas, dapat dipahami bahwa kepemimpinan mempunyai


hubungan yang erat dengan manajemen dakwah, dimana kepemimpinan merupakan inti
dari manajemen dakwah. Hal ini disebabkan keberhasilan organisasi dakwah dalam
mencapai tujuan yang ingin diraih bergantung pada manajer dakwahnya (dai), yaitu
apakah ia mampu menggerakkan sumber daya manusia serta bertanggungjawab atas
jalannya semua fungsi manajemen didalam organisasi dakwah tersebut.

Dalam pencapaian tujuan organisasi dakwah, manajemen merupakan sarana utama


dari dakwah itu sendiri. Karena manajemen merupakan serangkaian kegiatan yang
dilaksanaan oleh manajer untuk mengarahkan dan menggerakkan segala sumber daya
untuk mencapai tujuan secara objektif dan efisien. Berdasarkan makna tentang
kepemimpinan, maka dapat ditumuskan tugas-tugas pemimpin dakwah adalah sebagai
berikut :

1. Melopori dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya


2. Merencanakan segakla hal
3. Evaluasi
4. Membuat suatu kerja lanjutan
5. Pemimpin sebagai da’i

B. Karateristik Pemimpin atau Manajemen Dakwah


Dalam usaha mencapai tujuan organisasi yang efektif dan efesien, harus dapat
ditentukan gambaran atau syarat kepemimpinan yang dihendaki, karena karakteristik
kepemimpinan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dengan tujuan
organisasi/lembaga yang ingin dicapai, jenis pekerjaan yang dilakukan, sifat dan
kemauan para anggota serta situasi dan kondisi yang dihadapi oleh organisasi tersebut.
Menurut M. Munir dan Wahyu Ilahi dalam buku Manajemen Dakwah bahwa
karakter manajemen dakwah yang ideal itu dapat dikatagorikan sebagai berikut:

5
a. Amanah
Amanah merupakan kunci kesuksesan setiap pekerjaan, dan sangat penting dimiliki
oleh para pemimpin, karena ia diberi amanah untuk mengelola organisasi dakwah
yang cakupanya sangat luas dan memerhatika hak – hak orang banyak.
b. Memiliki ilmu dan keahlian
Maksudnya adalah menerapkan manajmen dengan mengetahui spesialisasi bidang
pekerjaanya dan ahli dalam spesialisasi tersebut.
c. Memiliki kekuatan dan Mampu merealisir
Jika seorang pemimpin tidak memiliki kekuatan, maka ia tidak sanggup untuk
mengendalikan para karyawan atau anggotanya, dan nika pemimpin tidak memiliki
potensi untuk merelisir keputusanya, maka ia tidak lebih sebagai dekorasi yang
diletakkan diatas jabatan.
d. Rendah diri
Sebagaimana pemimpin harus kuat tapi tidak keras, juga ia harus rendah diri, namun
tidak lemah untuk mendapatkan hati sehingga seluruh anggota mau bekerja sama
denganya. Sifat rendah hati bagi seorang manajer tidak akan menurunkan martabat,
bahkan akan mengangkat derajat bagi seorang pemimpin, karena sifat sederhana itu
sangat disenangi oleh Allah SWT.
e. Toleransi dan sabar ( Emosional Stabil)
Karena keduanya adalah syarat bagi siapa saja yang memiliki kedudukan di
kehidupan ini. Tanpa kedua sifat tersebut, seoarang tidak mendapatkan
kepemimpinan.
f. Benar, adil, dan dapat dipercaya
Pemimpin yang jujur dan adil merupakan pemimpin yang dikehendaki oleh Allah
senantiasa menyuruh untuk berlaku adil dan berbuat baik.
g. Musyawarah
Pemimpin yang sukses harus mampu membangun suasana dialogis dan komunikasi
yang baik antara seluruh komponen dalam organisasi dengan jalan seluruh
musyawarah anatara karyawan, sehingga seluruh komponen merasa ikut terlibat dan
dilibatkan.
h. Cerdik dan memiliki firasat
Pemimpin harus memiliki kecerdikan dan insting yang kuat dalam merespon
fenomena yang ada, sehingga dapat membawa kesuksesan bagi sebuah organisasi.

6
EK. Imam Munawir menambahkan sejumlah ciri-ciri yang juga harus dimiliki
pemimpin guna berhasilnya kelompok/ organisasi yang dijalankan, diantaranya:

1. Mampu menanamkan sikap tasamuh (toleransi)


2. Mampu menumbuhkan kerjasama dan solidaritas
3. Mampu menghilangkan kultus wadah dan diganti dengan fastabiqul khairat
(berlomba-lomba dalam kebaikan)
4. Bersikap terbuka baik dalam menerima ide, saran maupun kritik;
5. Mampu menciptakan tenaga pengganti (kaderisasi)
6. Mampu mengatasi penyakit jahid (reaksi yang berlebihan) dan jamid (kebekuan
berfikir) dalam organisasi.3

Kepemimpinan dalam manajemen dakwah adalah sifat atau ciri tingkah laku
pemimpin yang mengandung kemampuan untuk mempengaruhi dan mengarahkan daya
kemampuan orang seorang atau kelompok orang guna mencapai tujuan dakwah yang
telah ditetapkan. Adapu syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh seorang pemimpin:

1. Memiliki kekuatan lahiriah dan rohaniah.


2. Penguasaan emosional
3. Pengetahuan mengenai hubungan kemanusiaan
4. Motivasi dan dorongan pribadi
5. Kecakapan berkomunikasi
6. Kecakapan mengajar pemimpin yang baik
7. Kecakapan bergaul
8. Kemampuan teknis kepemimpinan (Muhyidin, 2002)

Selanjutnya seorang pemimpin harus memenuhi beberapa kriteria atau kekuatan


diatas prinsip-prinsip agar dalam kepemimpinannya mampu menjadi seorang pengayom
bagi orang yang dipimpinnya. Adapun prinsip dasar yang harus dimiliki oleh seorang
pemimpin dalam dalam sebuah manajemen adalah sebagai berikut:

1. Seorang pemimpin harus memiliki kekuatan akidah yang konsisten.


2. Seorang pemimpin harus bisa menjabarkan dan menyatakan gagasannya dalam
realitas

3
EK. Imam Munawir, Asas-Asas Kepemimpinan dalam Islam, (Surabaya: Usaha Nasional, t t),
hal.133-144.

7
3. Seorang pemimpin adalah dia yang gandrung atau cinta akan kebenaran serta
memiliki kekuatan serta daya nalar yang dinamis.
4. Seorang pemimpin memiliki kesabaran yang tinggi sehingga tidak mudah terjebak
dalam situasi yang merugikan dirinya maupun kelompoknya.

C. Kemampuan Kepemimpinan Manajemen Dakwah


Pada hakekatnya kepemimpinan terdapat dalam Al Qur’an yang artinya:
“Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi
petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami wahyukan kepada, mereka mengerjakan
kebajikan, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan hanya kepada kamilah
mereka selalu menyembah.”(Surat al-Anbiya’: 73)

“Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk
dengan perintah Kami ketika mereka sabar dan adalah mereka meyakini ayat-ayat
kami.” (Surat as-Sajadah: 24)
Dari ayat tersebut menegaskan tentang kepemimpinan Islam, dimana Allah
menyatakan bahwa kalangan orang-orang yang beriman, akan mengangkat para
pemimpin, yang dalam memimpin umat haruslah berpedoman pada ajaran atau perintah
Allah; artinya mereka harus memimpin dengan memakai dasar kepimpinan Islam.
Adapun tujuan kepemimpinan Islam seperti yang dijelaskan ayat yaitu:
a. Mengerjakan segala macam kebijakan dalam segala bidang: politik, ekonomi, sosial,
akhlak.
b. Mengerjakan segala jenis ibadah, yang disini dikemukakan seperti ibadah sholat,
karena itu induk dari segi ibadah.
c. Membina sosial ekonomi, yang dalam ayat ini dikemukan zakat.
Adapun sikap hidup para pemimpin yang diangkat Allah yaitu hendaklah benar-
benar beribadat hanya kepada Allah, artinya mereka harus memiliki tauhid murni. Ini
berarti bahwa mereka sebagai pemimpin haruslah:
a. Jiwa raganya selalu berhubungan dengan dengan Allah.
b. Jiwa raganya bersih dari segala macam syirik.
c. Pengabdiannya hanya semata-mata Allah.
d. Tidak ada suatu kekuasaanpun di dunia yang mematahkan watak dan sifat-sifat
kepemimpinannya.4

4
Maslina Daulay, Kepemimpinan dalam Manajemen Dakwah dalam jurnal Hikmah, Vol.VI No.2,
hlm. 46-42, 2012

8
Sebagai pemimpin dakwah harus memiliki beberapa kemampuan atau
keterampilan-keterampilan agar tugasnya dapat diemban dengan baik. Secara umum
kemampuan atau keterampilan-keterampilan itu tercermin dalam 3 (tiga) hal, yaitu:

1. Tekhnical Skill Ini adalah segala yang berkaitan dengan informasi dan kemampuan
khusus tentang pekerjaan. Seperti pengetahuannya dengan sifat tugasnya,
tuntutannya, tanggung jawabnya, dan kewajiban-kewajibannya. Dalam hal ini ia
harus terus berusaha untuk belajar dan mengusai informasi-informasi yang mesti
dikuasai dalam pekerjaannya.
2. Human Skill Segala yang berkaitan degan perilakunya sebagai individu dan
hubungannya dengan orang lain dan cara berinteraksi dengan mereka. Termasuk di
sini adalah perilakunya dalam hubungan dengan kepemimpinan dan interaksinya
dalam kelompok yang berbeda.
3. Conceptual Skill Kemampuan untuk melihat secara utuh dan luas terhadap berbagai
masalah, dan kemudian mengaitkannya dengan berbagai perilaku yang berbeda
dalam organisasi serta menyelaraskan antara berbagai keputusan yang dikeluarkan
oleh berbagai organisasi, yang secara keseluruhan bekerja untuk meraih tujuan yang
telah ditentukan.

Seorang pemimpin dalam sebuah manajemen dakwah harus memiliki kedudukan


sebagai pemimpin dimana perlu memperhatikan tipe-tipe kepemimpinan atau gaya
kepemimpinan agar dapat diterapkan dalam proses dakwah. Selain itu, misi dakwah akan
berhasil dengan efektif apabila da’i dapat bekerja sama dengan berbagai pola
kepemimpinan yang ada dalam masyarakat baik formal maupun informal. Sedangkan
evaluasi disini adalah sebagai tolak ukur seorang da’i. Untuk dapat mengetahui apakah
tugas dakwah dilaksanakan oleh para pelaksana, bagaimana tugastugas itu dilaksanakan.
Apa saja yang seharusnya di evaluasi dari pelaksanaan dakwah tidak lain adalah seluruh
komponen dakwah yang di kaitkan dengan tujuan dakwah yang telah ditetapkan dengan
hasil yang di capai.

Evaluasi dakwah adalah penilaian subjektif mungkin mengenai apakah dakwah


islam yang di selenggarakan itu mencapai tarjet atau tujuan (baik umum maupun khusus)
yang di cita-citakan atau tidak dalam kegiatan dakwah. Sedangkan bentuk komponen
yang akan dievaluasi diantaranya sebagai berikut:

 Kompetensi da’i yang meliputi materi dan mad’u

9
 Daya serap mad’u yang meliputi antusias atau respon mad’u, perubahan setelah
proses, tingkat proses,tingkat kepuasan
 Strategi
 Metode
 Materi sesuai dengan mad’u
 Sarana pendukung dakwah
 Kepemimpinan dakwah

Adapun strategi yang bijak yang dilakukan pemimpin dakwah dalam berdakwah
adalah sebagaimana berikut:

a. Memperhatikan waktu kosong maupun waktu sibuk dan mengetahui tingkat


kebutuhan masyarakat, sehingga diharapkan mereka tidak merasa bosan untuk
mendengarkan dakwah, di samping mereka akan merasa bahwa nasehat dan apa
yang diajarkan itu bermanfaat dan amat berharga bagi mereka.
b. Meninggalkan hal-hal yang jika ditinggalkan tidak akan meninggalkan mudharat
dan dosa demi menjaga timbulnya fitnah.
D. Peran Kepemimpinan Dakwah dalam Pengembangan SDM
Peranan yang dimaksudkan sebagai suatu rangkaian perilaku yang teratur, yang
ditimbulkan karena suatu jabatan tertentu, atau karena adanya suatu faktor yang mudah
dikenal. Kepribadian seseorang amat mempengaruhi bagaimana suatu organisasi atau
lembaga akan dijalaninya.
Peranan timbul karena seorang pemimpin atau manajer memahami bahwa ia
bekerja tidak sendirian. Dia memiliki lingungan yang setiap saat untuk berinteraksi
dengan para anggotanya. Menurut Ischak Adizes, ada tiga peran seorang pemimpin
dalam tugasnya;
1. Peran hubungan antarpribadi (interpersonal role)
2. Peran yang berhubungan dengan informasi (informational role)
3. Peran yang berhubungan dengan membuat keputusan (decisional role)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

10
Kepemimpinan merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dari manajemen
dakwah, karena pemimpinlah yang bertanggung jawab atas jalannya semua fungsi
manajemen dakwah, mulai dari perencanaan dakwah (planning), pengorganisasian
dakwah (organizing), pelaksanaan dakwah (actuating) dan pengawasan dakwah
(controlling) di dalam sebuah organisasi/lembaga dakwah. Kepemimpinan manajemen
dakwah juga terkait dengan pengambilan keputusan yang merupakan bahagian yng tidak
dapat dipisahkan dari proses manajemen dakwah, karena tanpa keputusan yang tepat dari
pemimpin, maka manajemen dakwah tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Menjadi seorang pemimpin dakwah harus bisa menjadi suri tauladan yang baik
bagi da’i-da’i dan para mad’u. Dengan memiliki karakteristik yang seharusnya dimiliki
oleh seorang pemimpin dan da’i maka dalam menjalankan kegiatan dakwah dengan izin
Allah pesan yang disampaikan akan diaplikasikan juga oleh penerima pesan (mad’u)
karena dengan melihat karakteristik yang dimiliki pemimpin dan da’i maka masyarakat
akan lebih hormat dan mempercayakan, serta merasa harus melakukan pesan-pesan
dakwah yang telah disampaikan.

DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Munir & Wahyu Ilahi. 2006. Manajemen dakwah. (Jakarta: KENCANA
PRENADA MEDIA GROUP)
11
EK. Imam Munawir. Asas-Asas Kepemimpinan dalam Islam. (Surabaya: Usaha
Nasional. t t)
Raihan. 2014. Kepemimpinan di dalam Manajemen Dakwah. dalam Jurnal Al-Bayn
Pusat Jurnal UIN Ar-Raniry. vol.1 no. 21.
Daulay, Maslina. 2012. Kepemimpinan dalam Manajemen Dakwah dalam jurnal
Hikmah. Vol.VI No.2. hlm. 46-42.

12

Anda mungkin juga menyukai