PROSES DAKWAH
Disusun Oleh :
Nurul Wahidah (3617019)
2019
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan kemudahan yang
diberikan kepada kami, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan sebaik-baiknya
dan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Makalah ini kami susun untuk memenuhi
tugas Ulangan Tengah Semester (Revisi) dari dosen pengampu mata kuliah Kapita Selekta
Dakwah, yaitu Bu Inarotuzzakiyati Darojah, M.S.I. dan juga sebagai wadah pembelajaran
di Institut Agama Islam Negeri Pekalongan
Terima kasih kepada Apabila dalam penyusunan makalah ini masih terdapat
kesalahan dan kekurangan baik dalam penulisan materi, kata, tata letak serta bahasa yang
digunakan, kamu mohon maaf atas segala kekurangan tersebut. Sebagai pembelajaran
kami ke depan, mohon kritik dan saran dan pembaca agar makalah ini nantinya kami
sempurnakan lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun, pembaca, dan
mahasiswa yang lainnya. Aamiin.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
COVER..................................................................................................................
KATA PENGANTAR.......................................................................................... 1
DAFTAR ISI......................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................ 3
B. Rumusan Masalah....................................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian........................................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Teori............................................................................................................ 4
B. Metode Pengumpulan Data......................................................................... 7
C. Metode Analisis Data.................................................................................. 7
D. Studi Lapangan............................................................................................ 8
A. Kesimpulan.................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agama mempunyai peranan yang sangat penting dalam menasehati seseorang
sampai pada peranannya dalam membuat konsepsi tentang diri, cita-cita, dan
kehidupannya. Dakwah Islam sejak awal mula kelahirannya sampai saat ini akan
selalu bersentuhan dengan realitas sosial yang mengitarinya, persentuhan antara
penyataan di masyarakat dengan dakwah Islam memunculan dua kemungkinan, yang
pertama adalah dakwah Islam akan mampu memberikan output (hasil, pengaruh)
terhadap lingkungan masyarakat dalam arti memberikan pijakan hidup, arah dan
dorongan mengadakan perbaikan serta perubahan yang lebih baik. Dan yang kedua
adalah dakwah Islam dipengaruhi oleh adanya perubahan masyarakat dalam arti corak
dan arahnya, hal ini berarti bahwa dakwah Islam ditentukan oleh sistem yang berada
dalam masyarakat tersebut.
Dalam kegiatan dakwah tidak dapat dipungkiri bahwa pasti ada problematika
yang harus di hadapi. Dakwah memiliki beberapa unsur, dan setiap unsur-unsur
dakwah memiliki problematika masing-masing. Dan setiap problematika yang muncul
disebabkan oleh adanya faktor internal dan eksternal. Semuanya memiliki hubungan
yang saling berkesinambungan, yang keterkaitan. Sehingga apabila tidak ada upaya
untuk memperbaiki dan menyelesaikan problematika yang ada, maka kemungkinan
ertumpuknya problematika yang nantinya akan sulit untuk diselesaikan.
Berangkat dari latar belakang ini maka timbul niat penulis untuk meneliti
permasalahan yang di hadapi masjid Baitul Muttaqin sehingga dalam
perkembangannya kurang berhasil dalam menjalankan dakwah Islam.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan problematika dakwah dan masyarakat modern?
2. Bagaimana problematika dakwah di masjid Masjid Baitul Muttaqin?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apa itu problematika dakwah dan masyarakat modern
2. Untuk mengetahui bagaimana problematika dakwah di Masjid Baitul Muttaqin
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori
a. Pengertian Problematika (Masail) Dakwah
Kata Problem dalam bahasa Inggris adalah “question to be solved or
decided” atau “difficult” (permasalahan atau kesulitan). Problematika menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah permasalahan yang selalu terjadi perdebatan
dan membutuhkan solusi dalam memecahkannya.1
Dakwah dari segi bahasa merupakan bentuk masdar dari kata yad’u (fiil
mudhari’) dan da’a (fiil madli) yang artinya adalah memanggil, mengundang,
mengajak, menyeru, mendorong, dan memohon (Pimay, 2006: 2).2
Jika disimpulkan maka problematika dakwah di masjid adalah suatu hal
permasalahan atau yang menimbulkan masalah dalam dakwah baik seruan, ajakan,
panggilan yang belum bisa dipecahkan didalam lingkungan masjid.
1
Tata Sukayat., Ilmu Dakwah Perspektif Filsafat Mabadi’ Asyarah (Bandung: Simbiosa Rekatama
Media, 2015). Hlm. 92
2
Ibid.
4
c. Akar Problematika Ilmu Dakwah
Permasalahan dakwah dalam kehidupan manusia dewasa ini menyangkut
berbagai aspek kehidupan manusia yaitu aspek-aspek social-budaya, ekonomi,
politik, nilai dan sebagainya.
Problematika dakwah melekat pada pelaksanaan dakwah, antara lain:
1. Penyempitan makna yang memerikan “kesan” bahwa dakwah sebatas “cuap-
cuap” di atas mimbar
2. Penyempitan makna dai sebagai efek dari penyempitan makna dakwah yang
biasanya dilegitimasi dengan beberapa ayat dalam Al-Qur’an
3. Problem manajemen dakwah
4. Bila da’i dipandang sebagai sebuah profesi, belum memiliki standar yang jelas
dibandingkan dengan profesi-profesi lainnya
5. Problem pelaksanaan dakwah dan tingkat keberhasilan dakwah masih sering
terkendala, baik struktural maupun kultural
3
Ibid. Hlm. 99
5
Adapun masalah latar belakang dan masa lalu da’i, merupakan modal
yang mendukung suksesnya perjuangan di medan dakwah. Keberhasilan suatu
aktifitas dakwah sangat ditentukan oleh kualitas da’i dalam penguasaan materi
serta mampu memahami sifat dan kondisi sasaran dakwah. Oleh karena risalah
itu untuk manusia, logis bila seorang mubaligh harus pula memahami unsur-
unsur fitrah manusia, sifat-sifat, tingkah laku, alam pikiran serta perasaan
masyarakat yang dihadapinya.
2) Problematika Dakwah dari Segi Objek Dakwah (Mad’u)
Muhammad Abduh membagi mad’u menjadi tiga golongan, yaitu:
1) Golongan cerdik cendekiawan yang cinta kebenaran, dan berfikir secara
kritis dan cepat menangkap persoalan.
2) Golongan awam, yaitu orang kebanyakan yang belum dapat berfikir secara
kritis dan mendalam, serta belum dapat menangkap pengertian-pengertian
yang tinggi.
3) Golongan yang berbeda dengan kedua golongan tersebut. Mereka senang
membahas sesuatu tetapi hanya dalam batas tertentu saja, dan tidak
mampu membahas secara mendalam (Munir dan Ilaihi, 2006: 23)
Objek dakwah pada era modern merupakan orang yang sudah mumpuni
dalam bidang ilmu, kritis berpendapat. Banyak pula yang mengabaikan adat
istiadat yang sudah ada, dan banyak yang melakukan penyimpangan-
penyimpangan dalam bermasyarakat. Adapun permasalahan lain dalam bidang
objek dakwah adalah
Gejala hilangnya kepekaan beragama dan kehilangan idealisme sebagai
seorang muslim.
Keterbatasan pemahaman agama dikalangan umat Islam.
Berkembangnya persepsi dalam pola pikir yang majemuk tentang Islam
yang cenderung melelahkan dakwah Islam.4
6
3) Problematika Dakwah dari Segi Pesan Dakwah
Selama ini Islam acapkalai dipahami hanya sebagai persoalan ibadah
yang pemaknaannya masih terbatas pada pola hubungan hamba dengan Tuhan
(vertikal). Sehingga penyebaran dakwah yang terjadi di masyarakat lebih
banyak meyoroti persoalan ibadah kepada Allah SWT. Secara eklusif, tanpa
memaknainya secara luas. Padahal, Islam memilki semangat pembebasan yang
meniscayakan pola hubungan yang tidak saja vertikal kepada Tuhan, tetapi
juga pola hubungan yang horizontal terhadap sesama manusia. Islam sebagai
agama memiliki tanggung jawab sosial agarr masyarakat memiliki perilaku
sosial yang bertanggung jawab, tansparan, dan berkeadilan.
4) Problematika dakwah dari metode dakwah
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan metode adalah tujuan
yang hendak dicapai, kemampuan pembina atau guru, kondisi fisik maupun
kejiwaan audien, situasi kondisi dimana pembinaan atau pengajaran
berlangsung, fasilitas yang tersedia, waktu yang tersedia dan kebaikan atau
kekurangan dari metode yang bersangkutan.
5) Problematika dakwah dari media dakwah
Media dakwah mempunyai peranan penting dalam kegiatan dakwah
karena tanpa adanya media dakwah dapat dipastikan kegiatan dakwah tidak
akan berjalan dengan baik. Problematika dalam media dakwah akan muncul
dalam kegiatan dakwah apabila media dakwah kurang memadahi, atau juga
bisa dikarenakan kurangnya penguasaan da’i terhadap media dakwah yang ada.
7
Interview atau wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh
pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara. Metode
interview dalam pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan kepada
warga sekitar lingkungan masjid. Interview ini ditujukan kepada mad’u yang
ada di Masjid Baitul Muttaqin untuk mengetaui persoalan-persoalan apa yang
dihadapi oleh para mad’u, dari segi da’i, materi, metode, dan media dakwah
di Masjid Baitul Muttaqin.
8
ini telah melahirkan berbagai kenyataan sosial yang cukup bertentangan dengan
cita-cita.
Problematika dakwah di masjid yang ada saat ini adalah problematika
dalam menyampaikan pesan dakwah, problematika metode dakwah, problematika
media, sarana dan prasarana masjid serta problematika memakmurkan masjid.
Problematika yang ada di masjid Baitul Muttaqin :
1) Krisis ulama dan kehilangan panutan masyarakat
2) Para pelaku dakwah belum memogramkan dakwah secara konsepsual
3) Kepengurusan tertutup dan terkesan tidak memperhatikan kebutuhan para
jama’ah dan bersikap kurang peduli terhadap keluhan-keluhan yang ada.
4) Kurangnya kegiatan di masjid sehingga masjid menjadi sepi
5) Tempat wudhu kotor sehingga mengganggu kenyamanan jema’ah masjid
yang akan berwudhu dimasjid.
Dari penelitian yang kami lakukan bahwa di masjid baitul muttaqin masih
kurang dalam hal sarana prasarana serta manajemen masjidnya. untuk
menjalankan fungsi masjid sebagaimana mestinya tidak semudah membalikkan
telapak tangan. Modal utamanya ialah ikhtiar serta berusaha menjalankan solusi
masalah-masalah yang ada. Dan tak kalah penting ialah kerja sama antara
pengurus serta masyarakat lingkungan agar fungsi-fungsi yang ada di masjid
dapat berjalan sebagaimana mestinya dan agar masjid tidak hanya menjadi sarana
ibadah namun juga dapat menjadi sarana yang bersifat keagamaan yang lain.
Serta dapat memakmurkan masyarakat sekitar masjid khususnya umat islam itu
sendiri.
Selain itu dalam era globalisasi yang mana masyarakat cenderung maju atau
modern, Masjid Baitul Muttaqin belum bisa mengimbangi teknologi dalam
meningkatkan kualitas sarana dan prasarana masjid. Seperti belum adanya
penyetelan murotal secara otomatis di masjid, belum adanya papan jadwal sholat.
Sehingga masyarakat modern saat ini lebih suka berada di luar masjid atau ke
tempat yang lebih bagus menurutnya. Masjid-masjid cenderung kosong karena
kesibukan masyarakat modern, dengan banyaknya jenis pekerjaan yang dilakukan
sesuai dengan keahlian masing-masing. Sehingga dari pengelola masjid
seharusnya sebisa mungkin untuk mempercantik masjid namun jangan sampai
9
keluar dari ketentuan-ketentuan pada umumnya. Sehingga masyarakat dapat
terobsesi untuk masuk ke dalam masjid dan beribadah di dalamnya meskipun
banyaknya pekerjaan yang harus dilakukannya.
BAB III
PENUTUP
10
A. Kesimpulan
Problematika-problematika yang ada dalam kegiatan dakwah tidak lain adalah
problematika yang terdapat dalam unsur-unsur dakwah. Dalam unsur dakwah terdapat
media dakwah yang mana dalam penelitian kali ini kami mengambil media dakwah
secara langsung dengan melibatkan masjid yang menjadi sasaran masyarakat dalam
beribadah.
Dari hasil penelitian kami dapat disimpulkan bahwa masjid mempunyai peranan
penting dalam tata kehidupan masyarakat sekitar, khususnya bagi umat Islam itu
sendiri. Fungsi-fungsi masjid dapat berjalan tidak hanya dari upaya pengurus saja,
namun juga memerlukan peranan atau campur tangan masyarakat dalam mewujudkan
solusi yang direncanakan, harapannya masjid dapat menjadi pusat peribadatan serta
kajian keislaman dan dapat memberikan kontribusi kepada masyarakat setempat. Dan
masyarakat dapat kembali menjadikan masjid lebih terasa hidup dengan kegiatan-
kegiatan yang terprogram.
DAFTAR PUSTAKA
11
Sukayat, Tata. 2015. Ilmu Dakwah Perspektif Filsafat Mabadi’ Asyarah. (Bandung:
Simbiosa Rekatama Media).
Zulkarnaini. 2015. Dakwah Islam di Era Modern. dalam Jurnal Risalah. vol.26 no.3.
151-158.
Nurhidayat, Muh. Said. 2013. Dakwah dan Problematika Umat Islam. Dalam jurnal
Dakwah Tabligh. Vol.14 no.1. 1-23.
Nurudin. 2008. Problematika-Problematika yang Ada dalam Kegiatan Dakwah.
Dalam skripsi perpustakaan digital UIN Sunan Kalijaga Yogjakarta.
12