Anda di halaman 1dari 13

Anatomi Ilmu Dakwah

Makalah
Diajukan untuk memenuhi tugas dalam
Mata Kuliah Metodologi Dakwah
Semester II Tahun Akademik 2020-2021
Dosen Pengampu
Debi Fajrin Habibi M.Pd.

Kelompok I
Disusun oleh :
• Iib munib syahid Nim : 2008305032
• Khaeriyatunnisa Nim : 2008305014
• Suhayati Nim : 2008305017

Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah


Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam
IAIN Syekh Nurjati Cirebon

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, shalawat dan salam juga
disampaikan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Serta sahabat dan keluarganya,
seayun langkah dan seiring bahu dalam menegakkan agama Allah. Dengan kebaikan beliau telah
membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang berilmu pengetahuan.
Dalam rangka melengkapi tugas dari mata kuliah Metodologi Dakwah pada Program
Studi Pengembangan Masyarakat Islam IAIN SYEKH NURJATI CIREBON dengan ini penulis
mengangkat judul “Anatomi Ilmu Dakwah”.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik dari cara penulisan, maupun isinya.
Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran-saran yang dapat
membangun demi kesempurnaan makalah ini.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................
DAFTAR ISI ............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................
1.1 Latar Belakang......................................................................................................
1.2 Rumusan masalah................................................................................................
1.3 Tujuan penulisan.................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................
2.1 Pengertian anatomi ilmu dakwah.......................................................................
2.2 Dimensi Dakwah..................................................................................................
2.3 Dimensi kerisalahan/Bi ahsan al-qoul ................................................................
2.4 Dimensi kerahmatan/Bi ahsan al amal (hal).......................................................
2.5 Struktur Ilmu Dakwah..........................................................................................
BAB III PENUTUP
3.1 kesimpulan...........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
• Latar belakang

Dalam Pandangan Islam, segala sesuatu harus dilakukan secara rapi, benar, tertib dan
teratur. Proses-prosesnya harus diikuti dengan bai. Sesuatu tida boleh dilakukan secara asal-
asalan. Hal ini merupakan prinsip dari ajaran Islam. Hal ini sesuai dengan Sabda Rasulullah AW
yang di riwayatkan Imam Thabrani:
“Sesngguhnya Allah sangat mencintai orang yang jika melakukan sesuatu pekerjaan, dilakukan
dengan itqan (tepat, terarah, jelas dan tuntas)”.
Arah Pekerjaan yang jelas, landasan yang mantap dan cara yang efektif dan efisien
merupakan amalan yang di cintai Allah. Dan sebenarnya, Menejemen dlam arti mengatur segala
esuatu agar dilakukan dengan baik, tepat dan tuntas merupakan hal yang di syariatkan dalam
Islam.
            Pendekatan Manejemen merupakan sesuatu keniscayaan bai di lakukan dalam
individu,kelompok apalagi dalam sebuah organisasi atau lembaga. Dengan Manajemen yang rapi
akan di capai hasil yang lebih baik, terarah dan mudah dalm evaluasi untuk perbaikan pada
masa-maa beriutnya.
            Seorang Manajer hendaklah mempelajari dan memahami secara keseluruhan tentang
perkembangan (evolusi) Manajemen yang telah menghasilkan teori-teori manajemen yang
muncul dari berbagai aliran, sehingga manajerdapat menggunakan teori yang paling sesuai untuk
menghadapi situasi bagaimanapun kompleksnya akan dapat mencari solusi atau membuat
keputusan yang baik.
            Dalam kaitan Manajemen Da’wah, unsur-unsur manajerial seperti Da’I, Mad’u, materi,
media, dll. Merupakan sebuah kesatuan yang utuh yang terdiri dari : Tkhtith  (Perencanaan
strategi), Thanzim (Pengorganisasian), Tawjih (Penggerakan/pelaksanaan) dan Riqabah
(pengawasan/ Evaluasi).
            Mengingat pentingnya sebuah manajemen, dalam pembahasan ini kami mencoba
mengulas tentang manajemen Da’wah yang berkaitan dengan organizing / thanzim
(pengorganisasian). Organizing ini merupakan penjelasan bagaimana pengelolaan rencana
tersebt, yakni pembagoian aplikatif da’wah dengan lebih spesifik. Dengan kat lain, bahwa
pengorganisasian merupakan langkah pertama pelaksanaan rencana yang tersusun sebelumnya.

• Rumusan masalah
• Bagaimana konteks dalam anatomi ilmu dakwah?
• Bagaimana pengaplikasian dari dimensi ilmu dakwah?
• Apa struktur dari ilmu dakwah ?

• Tujuan penulisan
• Untuk mengetahui pemahaman ilmu dakwah
• Untuk mengetahui cara pengaplikasian ilmu dakwah
• Untuk menjelaskan struktur ilmu dakwah
BAB II
PEMBAHASAN

A.Pengertian Anatomi ilmu dakwah


Ilmu dakwah merupakan sebuah cabang dari ilmu keislaman lainya yang bertujuan untuk
mengingatkan seseorang kepada jalan yang benar di sisi allah swt. Ilmu ini mempunyai peranan
yang sangat penting untuk menunjang kesuksesan tersebar luasnya agama islam di seluruh dunia.
Namun sebelum kita membahas apa isi dari anatomi ilmu dakwah alangkah baiknya kita
mengetahui apa pengertian dari Anatomi ilmu dakwah itu sendiri, Baik peralimatnya maupun
keseluruhanya.
Secara Etimologi Anatomi (berasal dari bahasa Yunani anatomia, dari anatemnein, yang berarti
memotong), sedangkan secara terminologi atau istilah Anatomi adalah cabang dari ilmu biologi
yang berhubungan dengan struktur dan organisasi dari makhluk hidup. Menurut KBBI Anatomi
adalah ilmu yang melukiskan atau menggambarkan letak serta hubungan bagian tubuh
manusia.Tentunya kalimat anatomi ini sangat identik sekali dengan ilmu kedokteran tentunya.
Secara etimologi Kata ilmu diambil dari bahasa arab alima-ya’lamu-ilman, masdar rofa’ ilmun
yang artinya mengetahui, lalu di serap kedalam bahasa indonesia menjadi ilmu.sedangkan secara
terminologi atau istilah Ilmu adalah usaha-usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan
eningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia.
Setelah kita mengetahui pengertian anatomi dan ilmu, maka yang terakhir kita bahas adalah
pengertian dakwah. Secara etimologi dakwah di ambil dari bahasa arab da’a-yad’u-da’watan,
lalu di ambil masdarnya ketika rofa’ menjadi da’watun yang artinya mengajak, lalu diserap
kedalam bahasa indonesia menjadi da’wah. Adapun secara terminologi da’wah adalah kegiatan
yang bersifat menyeru, mengajak dan memanggil orang untuk beriman dan taat kepada Allah
sesuai dengan garis aqidah, syari'at dan akhlak Islam. para ulamapun berbeda pendapat akan
pengertian dakwah tersebut:
a. Shalahuddin Sanusi
”Dakwah itu adalah usaha mengubah keadaan yang negatif menjadi keadaan yang positif,
memperjuangkan yang ma’ruf atas yang munkar, memenangkan yang hak atas yang batil’’.

b. Timur Djaelani
’’Dakwah ialah menyeru kepada manusia untuk berbuat baik dan menjauhi yang buruk sebagai
pangkal tolak kekuatan mengubah masyarakat dan keadaan yang kurang baik kepada keadaan
yang lebih baik sehingga merupakan suatu pembinaan”.
c. Thoha Yahya Omar
’’Dakwah ialah mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan
perintah Tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat.’’
d. Abdul Karim Zaidan
’’Dakwah ialah panggilan ke jalan Allah.’’ Dakwah adalah kegiatan untuk mengajak dan
menyeru manusia kepada Islam, agar manusia memperoleh jalan hidup yang baik, diridhoi oleh
Allah sehingga hidup dan kehidupannya selama berada di dunia dan akhirat kelak, karena
hakikat dari pada kehidupan dunia adalah penghantar untuk kehidupan akhirat yang abadi.
e. Munir Mulkhan
Menurut Munir Mulkhan dalam bukunya “Ideologisasi Gerakan Dakwah” bahwa dakwah adalah
usaha-usaha menyerukan dan menyampaikan kepada perorangan dan seluruh umat manusia
dalam hal konsepsi Islam tentang pandangan dan tujuan hidup manusia di dunia ini, yang
meliputi amar ma‟ruf nahi munkar dengan berbagai macam cara dan media yang di perbolehkan
akhlaq dan membimbing pengalamanya dalam perikehidupan bermasyarakat dan perikehidupan
bernegara.
f. Asmuni Syukir
Menurut Asmuni Syukir dalam bukunya “Dasar-Dasar Strategi Dakwah” memberikan pengertian
dakwah dari dua segi atau dua sudut pandang, yakni pengertian dakwah yang bersifat pembinaan
dan pengembangan. Pengertian dakwah yang bersifat pembinaan adalah suatu usaha
mempertahankan, melestarikan dan menyempurnakan umat manusia yang hidup bahagia di
dunia maupun di akhirat. Sedangkan pengertian dakwah yang bersifat pengembangan adalah
usaha mengajak umat manusia yang belum beriman kepada Allah SWT, agar mentaati Syariat
Islam (memeluk Islam) supaya nantinya dapat hidup bahagia dan sejahtera di dunia dan akhirat.
Dari uraian pengertian dakwah di atas, baik secara lughawi atau etimologi maupun secara istilah
atau terminologi, maka dakwah adalah suatu usaha dalam rangka proses Islamisasi manusia agar
taat dan tetap mentaati ajaran Islam guna memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat
kelak. Dakwah adalah suatu istilah yang khusus yang dipergunakan di dalam agama Islam.
Lalu apa yang di maksud anatomi ilmu dakwah ?. kalo kita urut dari awal, mengambil semua
kesimpulan dari pengertian diatas, menurut saya, singkatnya pengertian anatomi ilmu dakwah
adalah struktur ilmu dakwah. Atau struktur bagaimana cara kita menyeru atau mengajak
seseorang secara sistematis dan efektif kepada jalan yang benar disisi allah SWT. Dengan
demikian pengertian dakwah nampak begitu luas. Dalam keluasan tersebut terdapat kedalam
dimensi,yang dapat memberikan gambaran kepada kagian dakwah berikutnya.
B.Dimensi Dakwah
Dalam dakwah terdapat dua dimensi besar, pertama, mencakup penyampaian pesan kebenaran,
yaitu dimensi kerisalahan (bi ahsan al-qawl/bu ahasan al-qoul), serta kedua, mencakup
pengaplikasian nilai kebenaran yang merupakan dimensi kerahmatan (bi ahsan al amal/ bi ahsan
al-hal).
Dimensi ilmu dakwah terbagi menjadi 2:
1. Bi ahsan al-qoul
2. Bi ahsan al hal
C.Dimensi kerisalahan/Bi ahsan al-qoul
Dimensi kerisalahan merupakan tuntunan dari Q.S. Al-Maidah 67 dan Ali-Imron 104,dengan
memerankan tugas rasul untuk menyeru agar manusia lebih mengetahui, memahami, menghayati
dan mengamalkan islam sebagai pandangan hidupnya.Dengan pemahaman, penghayatan, dan
pengamalan, yang demikian, maka Dakwah sedang mengarah kepada perubahan perilaku
manusia pada tingkat individu maupun kelompok ke arah yang makin islami, yaitu gemar
menunaikan islam. Perubahan perilaku tersebut memungkinkan apabila kegiatan dakwah dapat
mempengaruhi tatanilai yang di anut oleh individu atau masyarakat.
Dengan demikian, dimensi kerisalahan mencoba menumbuhkan kesadaran diri dalam
(individu/masyarakat) tentang kebenaran nilai dan pandangan hidup secara islami (khususnya
menyangkut islam), sehingga terjadi proses internalisasi nilai islam sebagai nilai hidupnya.
Dengan kata lain dakwah kerisalahan dalam prakteknya merupakan proses mengkomunikasikan
dan menginternalisasikan nilai-niali islam.

Dalam hal ini,


1.Islam merupakan sumber nilai, dan
2.Dakwah sebagai proses alih nilai.
Dalam dimensi kerisalahan terdapat dua bentuk turunan, yaitu bentuk irsyad dan bentuk
tabligh. Kedua bentuk tersebut merupakan pengabaran dari dimensi kerisalahan.
Irsyad ialah penyebar luasan dalam islam yang sangat spesifik di kalangan sasaran tertentu. Ia
menampilkan hubungan personal antara pembimbing dengan terbimbing. Ia lebih berorientasi
pada pemecahan masalah individual yang di alami oleh terbimbing, sedangkan pembimbing
memberikan jalan keluar sebagai pemecah masalah tersebut.
Disamping itu, ia juga mencakup penyebar luasan ajaran islam di kalangan agregat tertentu
dengan suatu pesan tertentu. Pesan itu merupakan paket program yang di rancang oleh pelaku
Dakwah. Ia dirancang secara bertahap sampai pada perolehan target tertentu.
Irsyad memiliki makna internalisasi, yaitu proses penaklukan ilham taqwa terhadap ilham fujur.
Internalisasi ini sesua dengan isyarat Qs 73:1-8, yang mengelaskan apa yang dilakukan nabi
muhamad SAW sebelum melaksanakan dakwah kepada orang lain. Tujuanya agar diri sendiri
menjadi matang.
Irsyad juga bermakna transmisi, yaitu proses memberitahukan dan membimbing terhadap
individu, dua orang, tiga orang, atau kelompok kecil (nasihah) atau memberikan solusi atas
permasalahan kejiwaan yang di hadapi (istisyfa).
Adapun tabligh merupakan suatu penyebarluasan ajaran islam yang memiliki ciri ciri tertentu.
Ia bersifat insidental, oral, massal, seremonial, bahkan kolosal. Ia terbuka bagi beragam agregat
sosial dari berbagai kategori. Ia berhubungan dengan peristiwa penting dalam kehidupan
manusia secara individual atau kolektif. Disamping itu, Ia juga mencakup penyebar luasan ajaran
islam melalui sarana pemancaran, atau sarana transmisi dengan menggunakan elektro magnetik,
yang diterima oleh pesawat radio maupun televisi. Ia juga bersifat massal , bahkan bisa tanpa
batasan ruang dan wilayah.
Tabligh juga bermakna difusi, yaitu proses penyebarluasan ajaran islam dengan bahasa lisan
dan tulisan, melalui bermacam macam media massa kepada orang banyak, baik secara serentak
maupun tenggang waktu, tidak bertatap muka dan tidak pula bersifat monolog. Target kegiatan
ini adalah mengenalkan islam.
Uraian di atas, melahirkan dua proposisi hakikat dakwah, yaitu:
• Bahwa ia adalah proses internalisasi, transmisi, difusi, institusionalisasi, dan transformasi
islam dalam totalitas kehidupan manusia mukalaf guna mencapai hakikat tujuan hidup di
dunia kini dan akhirat kelak.
• Bahwa proses dakwah dari segi konteksnya mengharuskan terjadinya fokus dan
pemfokusan dalam ketumpangtindihan.
Berbagai dimensi dan bentuk dakwah di atas, fokus kegiatanya terdiri dari berbagai ragam
kegiatan. Irsyad, meliputi bimbingan dan penyuluhan. Sedangkan tabligh, kajian dakwahnya
melalui media mimbar, media cetak, radio, televisi, dan film.
DAKWAH
DIMENSI DAKWAH BENTUK DAKWAH FOKUS (BIDANG)
KEGIATAN
DAKWAH
Dakwah bi ahsan al Irsyad (internalisasi dan Bimbingan
qaul (kerisalahan) transmisi)
Konseling
Penyuluhan
Psikoterapi Islam
Tabligh (transmisi dan Khutbah/khitobah
difusi)
Khitabah
Radio
Televisi
Film

D.Dimensi kerahmatan/Bi ahsan al amal (hal)


Dimensi dakwah yang kedua adalah dakwah dimensi kerahmatan (bi ahsan al hal/amal). Ia
mengacu kepada firman allah swt, QS.Al-anbiya: 107. Dakwah kerahmatan ini, merupakan
upaya mengaktualisasikan islam sebagai rahmat (jalan hidup yang
menyejahterakan,membahagiakan dan sebagainya) dalam kehidupan umat manusia. Dengan
begitu, kalau dalam dimensi kerisalahan, Dakwah lebih cocok sebagai “mengenalkan islam”
maka dalam kerahmatan ini, Dakwah merupakan upaya mewujudkan islam dalam
kehidupan.(Ahmad Watik Praktiknya,1992,191).
Dalam Dakwah kerahmatan ini, yang dituntut dan dituju ialah umat islam secara terus-
menerus berproses untuk membuktikan validitas Islam yang telah di klaim sebagai
rahmatan lil alamin. Maka, bentuk karya Dakwah dari dimensi ini ialah berupa menjabarkan
nilai nilai islam normatif (dalam Qur’an dan sunnah) islam menjadi konsep konsep
kehidupan yang dapat dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.Setelah itu, mengupayakan
bagaimana konsep operasionalnya, sehingga islam tersebut dapat dengan mudah diterapkan
dalam kehidupan nyata. Untuk mewujudkan itu ada dua bentuk dakwah lainya yaitu tadbir
dan tathwir.
Tadbir ialah sosialisasi ajaran islam kepada mad’u dengan mengoptimalkan fungsi lembaga
atau organisasi dakwah formal maupun non formal, serta mencetak da’i profesional yang
sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Tadbir mencakup pula makna institusionalisasi yaitu
proses mengubah ajaran islam menjadi pengamalan, berupa pelembagaan, pengorganisasian
serta pengelolaanya.(Cik Hasan Bisri,1999:22).
Tathwir ialah sosialisasi ajaran Islam kepada masyarakat mad’u untuk mempertinggi
derajat kesalehan perilaku individu dan kelompok, sehingga dapat memecahkan masalah
yang ada di masyarakat. Tathwir juga mencakup transformasi, maknanya yaitu proses
mengubah ajaran Islam menjadi pengalaman, berupa pemberdayaan (taghyir dan tamkin)
sumberdaya insani, lingkungan hidup dan ekonomi.

DAKWAH
DIMENSI DAKWAH BENTUK DAKWAH FOKUS KEGIATAN
DAKWAH
Dakwah bi ahsan Al- Tadbir islam Pengelolaan
amal /hal (kerahmatan) (institusionalisasi= kelembagaan Masjid
pengorganisasian)
Pengelolaan
Kelembagaan Majelis
taklim
Pengelolaan organisasi
dakwah
Pengelolaan organisasi
politik islam
Pengelolaan ZIS-HUZ
Kerjasama organisasi
islam

Tathwir/Tamkin islam SDM


(transformasi=
pemberdayaan dab
pengembangan)
EKONOMI
LINGKUNGAN

E.STRUKTUR ILMU DAKWAH


Dalam ilmu dakwah, terdapat struktur ilmu dakwah yang meliputi tentang filosofi (dasar)
mengenai unsur-unsur dakwah, teori mengenai konteks dakwah, dan teknik mengenai
interaksi antar unsur yang dapat melahirkan berbagai problematika dalam berdakwah.
Adapun struktur ilmu dakwah, yaitu meliputi ilmu dasar, ilmu teknis dan ilmu bantu.
A.Struktur Ilmu Dakwah dalam Sub Disiplin Ilmu Dasar
Ilmu dasar dakwah merupakan suatu disiplin ilmu yang memberikan kerangka teori dan
metodologi dakwah. Ilmu dasar ini merupakan salah satu cabang  ilmu dakwah yang
menuangkan prinsip-prinsip, paradigma, kerangka teori, sistem, serta metodologi dakwah.
Dalam hal ini, dakwah dikaji secara ilmiah sesuai dengan bidang dan lingkup dari masalah
masing-masing. Sedangkan, yang termasuk ilmu dasar secara teori yaitu dasar-dasar ilmu
dakwah , filsafat dakwah, sejarah dakwah, metodologi dakwah, psikologi dakwah, studi
keluarga muslim, dasar-dasar ilmu tabligh (penyampaian), dasar-dasar ilmu bimbingan dan
penyuluhan islam (BPI), dasar-dasar ilmu managemen dakwah, serta dasar-dasar ilmu
pengetahuan masyarakat islam .
B.  Struktur Ilmu Dakwah dalam Sub Disiplin Ilmu Teknis
Ilmu teknis dakwah merupakan suatu disiplin ilmu yang memberikan kerangka teknis
dalam kegiatan berdakwah. Adapun ilmu dakwah teknis terbagi menjadi empat kelompok
besar, yaitu sebagai berikut:
1.  Teknologi Tabligh (Ilmu tekis komunikasi dan penyiaran Islam)
Dalam teknologi ini, terdapat beberapa komponen di dalamnya, yaitu teknik khitabah,
peliputan berita dakwah, penulisan tajuk rencana dan fature dakwah, pengembangan majlis
ta’lim, geografi Islam, kebijakan dan strategi informasi Islam, kaifiyah (tata cara) mujahadah,
dan lain sebagainya.
2. Teknologi Irsyad (Ilmu teknis bimbingan dan penyuluhan Islam)
Komponen yang termasuk dalam teknologi ini yaitu teknik penyuluhan Islam, kesehatan
mental, psikoterapi Islam, metodologi penelitian penyulihan Islam, kounikasi antara pribadi
dan kelompo, kaifiyah mujahadah, PPM, maupun yang lainnya.
3. Teknologi Tadbir (ilmu teknis managemen dakwah)
Dalam Kelompok ilmu tekis ini, komponen-komponen yang berkaitan antara lain teknis
manajemen organisasi islam, manajemen pelatihan dakwah, manajemen pengembangan
lembaga dakwah, manajeman bank Islam ataupun BMT, organisasi islam Internasional,
manajeman koperasi, PPM, dan sebagainya.
4. Teknologi tathwir (ilmu teknis pengembangan masyarakat Islam)
Dalam teknis pengembangan masyarakat Islam, komponen yang termasuk di dalamnya yaitu
teknis penyuluhan Islam, kesehatan mental, psikoterapi Islam, metode penelitian penyuluhan
Islam, komunikasi antara pribadi dan kelompok, kaifiyah mujahadah, dan lain-lain.
C.    Struktur Ilmu Dakwah dalam Sub Disiplin Ilmu bantu
Ilmu bantu dakwah merupakan salah satu disiplin ilmu yang teorinya dapat membantu guna
mengembangkan teori-teori dakwah ataupun memahami hakikat dakwah. Adapun komponen
yang termasuk ke dalam ilmu bantu dakwah antar lain ‘ulumul Qur’an, ‘ulumul Hadits, ushul
fiqh, tafsir, Hadits, sejarah perdapan Islam, ilmu komunikasi, psikologi, sosiologi,
antropologi, dan filsafat.
Sedangkan, terdapat beberapa hubungan antara ilmu dakwah dengan ilmu-ilmu lainnya,
yaitu  sebagai berikut:
1. Hubungan antara ilmu bantu dakwah dengan ilmu agama Islam
Ilmu agama Islam, di dalamnya terdiri  dari beberapa ilmu,antara lain mengenai aqidah,
ibadah, syari’ah, maupun akhlaq. Sedangkan semua ilmu agama Islam tersebut merupakan
materi dakwah yang disampaikan oleh seorang da’i. Jadi, ilmu agama Islam sangat
membutuhkan peran ilmu dakwah guna mengakselarasikan ataupun menerapkan ilmu-ilmu
tersebut ke dalam kehidupan sehari-hari sehingga ilmu tersebut dapat bermanfaat dan tidak
hanya sebagai pengetahuan saja.
2. Hubungan antara ilmu bantu dakwah dengan ilmu sosial politik
Ilmu sosial politik  merupakan sebuah ilmu yang mengupas tentang kehidupan sosial
masyarakat. Ilmu ini dapat dikatakan berkaitan dengan ilmu dakwah dikarenakan dengan
perantara ilmu ini, dapat membantu terlaksananya dakwah. Sebab, dalam berdakwah, seorang
da’i harus mengetahui  kondisi dari para mad’unya, baik kondisi kebutuhan maupun kondisi
sosialnya.
3. Hubungan antara ilmu bantu dakwah dengan ilmu normative metodologis
Ilmu normative merupakan ilmu yang membicarakan mengenai bagaimana seharusnya
sesuatu tersebut menjadi kebalikan dari ilmu-ilmu positif yang membicarakan sesuatu
menurut apa adanya. Sedangkan yang termasuk ilmu  normative yaitu ilmu penelitian atau
reset, ilmu logika, ilmu bimbingan dan penyuluhan, ilmu retorika, ilmu publistik atau
komunikasi dan lain sebagainya.
BAB III
PENUTUP
• Kesimpulan

Anatomi ilmu dakwah :


1.Bi ahsan al qoul (kerisalahan)
a.Irsyad
b.Tabligh
2. Bi ahsan al hal/amal (kerahmatan)
a.Tadbir
b.Tathwir
3. struktur ilmu dakwah
a. ilmu dasar,
b. ilmu teknis dan
c. ilmu bantu.

• Kritik/saran
Kami meyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh
dari kesempurnaan. Kami juga membuka kesempatan bagi kritik dan saran yang
membangun dan mengembangkan makalah ini, karena pada hakekatnya ilmu
pengetahuan akan terus berkembang sesuai perkembangan zaman.

DAFTAR PUSTAKA

Kusnawan, Aep. 2009. Dimensi Ilmu Dakwah. Bandung: Widya Padjadjaran.


Struktur ilmu dakwah di akses dari http://pinthafebrianty.blogspot.com/2016/06/struktur-
ilmu-dakwah.html. Pada tanggal 20 februari 2020 pukul 20.48
Pengertian dakwah menurut para ahli di akses dari
https://www.wawasanpendidikan.com/2014/10/pengertian-dakwah-menurut-para-ahli.html.
Pada tanggal 20 februari 2020 pukul 20.48.
Depag RI, Tarjamah Al-Quran, Depag,Jakarta, 1990
Asep Muhyiddin,metode Pengembangan Dakwah, Bandung, Pustaka Setia, 2002.
Abdurrahman Abdul Kholik, Metode dan Strategi Dakwah Islam,Bandung,Pustaka Setia,
2002.

Anda mungkin juga menyukai