Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KOMUNIKASI DALAM DAKWAH

Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Psikologi Dakwah yang diampu
oleh:

Drs. Bayani M. Ag.

Disusun Oleh :

Muhammad Dicky Dermawan (190104010061)

Muhammad Zidan (190104010)

Nadia (190104010203)

Risa Nur Aina (190104010)

Rusdianti Amalina (190104010159)

PROGRAM STUDI S1 KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI
BANJARMASIN
2021
KATA PENGANTAR
‫الر ِحيم‬
‫الرحْ َم ِن ه‬ ‫بِس ِْم ه‬
‫اَّللِ ه‬

Segala syukur dan puji kami panjatkan kehadirat Allah Swt, Tuhan semesta
alam, yang siapa senantiasa telah melimpahkan rahmat-Nya dan pertolongan-Nya.
Atas segala kuasa dan izin-Nya lah kami akhirnya mampu menyelesaikan tugas
mata kuliah Psikologi Dakwah dengan judul “Komunikasi dalam Dakwah” ini
dengan batasan waktu yang telah ditepatkan. Shalawat serta salam senantiasa
tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad Saw., pembawa kabar gembira dan
pemberi peringatan dengan izin-Nya, dan cahaya penerang bagi umatnya. Beserta
keluarganya, dan para sahabatnya.

Makalah ini sebagai salah satu tugas mata kuliah Psikologi Dakwah, penulis
kerjakan dengan disusun baik semaksimal mungkin berlandaskan pada buku-buku
perpustakaan dan buku digital (e-book). Penulis berharap semoga keberadaan
makalah ini bermanfaat mampu meningkatkan pengetahuan dan wawasan kita
mengenai tentang salah satu displin ilmu tentang Psikologi Dakwah tentang
Komunikasi dalam Dakwah.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Drs. Bayani M. Ag. selaku
dosen pengampu mata kuliah Psikologi Dakwah yang mana mata kuliah tersebut
sedang kami pelajari pada semester V. Tak lupa kami ucapkan terima kasih
mendalam juga atas kesediaan Bapak mampu memberikan pembelajaran melalui
jarak jauh ini di tengah pandemi. Semoga kesehatan dan keselamatan selalu
menyertai Bapak Bayani dan sekeluarga kini serta amal baik yang telah diberikan
dapat diterima di sisi Allah Swt. dan mendapat limpahan rahmat dari-Nya. Aamiin
Ya Allah.

Banjarmasin, November 2021

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 2
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 2
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 3
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 3
D. Metode Penulisan Makalah ..................................................................................... 3
E. Sistematika Penulisan Makalah .............................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 5
A. Pengertian Komunikasi Dakwah .............................................................................. 5
B. Komunikasi Berbasis Dakwah .................................................................................. 7
C. Faktor-Faktor Pendukung dan Penghambat Komunikasi Dakwah ........................... 9
BAB IVKESIMPULAN .................................................................................................. 13
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 15

ii
2

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam adalah agama dakwah, agama menyebarluaskan kebenaran dan
mengajak orang-orang yang belum memercayainya untuk percaya, menumbuhkan
pengertian dan kesadaran agar umat Islam mampu menjalani hidup sesuai dengan
perintah dianggap sebagai tugas suci yang marupakan tugas setiap muslim. Dengan
demikian, setiap muslim berkewajiban untuk berdakwah. Seperti dalam firman
Allah surat Ali-Imran/3: 110;

Terjemahnya: Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk


manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar,
dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih
baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan
mereka adalah orang-orang yang fasik. (QS. Ali Imran: 110).

Dalam kajian teori komunikasi, sebuah pesan dianggap telah tersampaikan


dengan baik apabila pesan tersebut sudah menghasilkan feedback dari komunikan.
Feedback dalam hal ini diartikan sebagai efek dari pesan tersebut. Artinya jika kita
korelasikan dalam aktivitas dakwah, proses dakwah dianggap berjalan dengan baik
jika apa yang disampaikan dai, telah mampu merubah kepribadian mad’u ke arah
yang lebih baik.

Aktivitas dakwah yang diartikan sebagai sebuah proses secara material


terdiri dari berbagai unsur atau komponen utama, mulai dari dai, isi dakwah, metode
dakwah serta media dakwah. Untuk menuju proses dakwah yang efektif dan efisien,
sudah menjadi hal yang wajib untuk memaksimalkan setiap komponen-
komponenya. Paradigma inilah yang mengakibatkan para dai terfokuskan untuk
memaksimalkan komponen yang sifatnya material, padahal ada hal-hal yang
sifatnya imaterial (diluar komponen utama), yang juga perlu diperhatikan seperti
psikologi mad’u, kehidupan sosial mad’u dan lain sebagainya.

Karena itu, dalam melaksanakan tugas dakwah, seorang dai dihadapkan


pada kenyataan bahwa individu-individu yang akan didakwahi memiliki
3

keberagaman dalam berbagai hal, seperti pikiran-pikiran (ide-ide), pengalaman,


kepribadian, dan lain-lain. Keberagaman tersebut akan memberikan corak yang
berbeda pula dalam menerima dakwah (materi dakwah) dan menyikapinya, karena
itulah untuk mengefektifkan usaha dakwah seorang dai dituntut untuk memahami
mad’u yang akan dihadapi. Dengan kata lain seorang dai dituntut menguasai studi
komunikasi yang mempelajari tentang upaya menyamakan satu persepsi termasuk
faktor pendukung dan faktor penghambat komunikasi dalam dakwah. Dengan
mengetahui upaya, tentu dai akan bisa memilih metode yang sesuai dengan mad’u
sehingga dakwah bisa berjalan efektif dan efisien.

B. Rumusan Masalah
Untuk mengkaji dan mengulas tentang Komunikadi dalam Dakwah
maka diperlukan sub-pokok bahasan yang saling berhubungan, sehingga penulis
membuat rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian komunikasi dakwah?
2. Bagaimana komunikasi berbasis dakwah?
3. Apa faktor-faktor pendukung dan penghambat komunikasi dakwah?

C. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah
Psikologi Dakwah. Adapun tujuan khusus dari penyusunan makalah ini yaitu untuk
membantu dan mempermudah dalam memahami pembelajaran, dan juga
melengkapi pematerian.

D. Metode Penulisan Makalah


Penulis memakai metode studi literature dan kepustakaan untuk
penulisan makalah ini. Referensi makalah ini bersumber tidak hanya dari buku
yang didapatkan, tetapi ada juga dari media lain seperti web.

E. Sistematika Penulisan Makalah


4

Makalah ini disusun menjadi tiga bab, yaitu bab pendahuluan, bab
pembahasan, dan bab penutup. Untuk bab satu pendahuluan terdiri dari latar
belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, metode penulisan makalah dan
sistemetika penulisan makalah. Untuk bab dua pembahasan mengenai pengertian
komunikasi dakwah, komunikasi berbasis dakwah dan faktor-faktor pendukung dan
penghambat komunikasi dakwah.Untuk bab tiga terdiri dari kesimpulan dan daftar
pustaka.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Komunikasi Dakwah


Kata dakwah secara etimologis merupakan bentuk masdar berasal dari kata
da’a, yad’u, da’watan, yang berarti memanggil, mengundang, mengajak, menyeru
dan mendorong. Secara terminologis dakwah artinya mengajak dan menyeru umat
Islam menuju pedoman hidup yang diridhai oleh Allah Swt. dalam bentuk amar
ma’ruf nahi munkar. 1Menurut Masdar Helmy, dakwah Islam adalah mengajak dan
menggerakkan manusia agar mentaati ajaran-ajaran Allah (Islam), termasuk
melakukan amar ma’ruf nahi munkar untuk bisa membawa kebahagian dunia dan
akhirat.

Dakwah merupakan kewajiban bagi muslim dan muslimah pada setiapmasa


dan keadaan. M. Natsir sebagai tokoh Islam modernis dalam buku monumentalnya
Fiqhud Da’wah, menyatakan bahwa dakwah dalam arti luas, adalah kewajiban
2
yang harus dipikul oleh tiap-tiap muslim dan muslimah. Dakwah secara
terminologi, banyak pendapat tentang defenisi dakwah diantaranya ialah Toha
Yahya Umar, dakwah adalah mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan
yang benar sesuai dengan perintah Tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan
mereka di dunia dan akhirat.3

Sedangkan menurut M. Arifin, dakwah adalah suatu kegiatan ajakan dalam


bentuk lisan, tulisan, tingkah laku, dan sebagainya yang dilakukan secara sadar dan
terencana dalam usaha memengaruhi orang secara individu maupun kelompok agar
supaya timbul dalam dirinya suatu pengertian, kesadaran, sikap, penghayatan, serta

1
Hafidzh, Anshari. 1999. Ensiklopedi Islam Jilid I Aba-Far, Vol. 1. Jakarta: Pt Ichtiar Baru Van
Hoeve.
2
Masdar, Helmy. 1971. Peranan Dakwah Islam Dalam Pembinaan Umat. Semarang: Lemb. Panel
Dan Latihan.
3
Toha Yahya Omar. 1992. Ilmu Dakwah. Jakarta: Wijaya.

5
pengalaman terhadap ajaran agama, message yang disampaikan kepadanya tanpa
ada unsur-unsur paksaan.4

Sedangkan istilah ‘komunikasi’ atau dalam bahasa Inggris ‘communication’


berasal dari kata latin ‘communicatio’, dan bersumber dari kata ‘communis’ yang
berarti ‘sama makna’. 5Sama di sini maksudnya adalah sama makna. Jadi, kalau dua
orang terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk percakapan, maka
komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai
apa yang dipercakapkan. Sedangkan secara terminologi, menurut Harold Laswell
dalam karyanya, The Structure and Function of Communication in Society,
komunikasi adalah “Who Says What In Which Channel To Whom With What
Effect.” Komunikasi adalah proses menyampaikan pesan melalui suatu saluran
tertentu kepada pihak penerima yang menimbulkan efek tertentu.

Menurut Geral R. Miller komunikasi adalah “Situasi-situasi yang


memungkinkan suatu sumber menyampaikan pesaan kepada penerima dengan niat
yang di sadari untuk mempengaruhi perilaku penerima.” Dalam defenisi tersebut,
Geral R. Miller memperluas pengertian komunikasi dengan dengan bertujuan
“mempengaruhi perilakunya”. Hal ini berarti menurut Miller bahwa komunikasi
bukan hanya sekedar memberitahu pesan, lambang atau tanda tetapi juga
memengaruhi agar seseorang atau sejumlah orang melakukan kegiatan atau
tindakan tertentu.

Berdasarkan dari dua pengertian di atas, yakni “komunikasi dan dakwah”,


Ahmad Mubarak dalam buku Psikologi Dakwah mengungkapkan bahwa kegiatan
dakwah adalah kegiatan komunikasi, dimana da’i mengomunikasikan pesan
dakwah kepada mad’u, baik secara perseorangan maupun kelompok. Secara teknis,
dakwah adalah komunikasi da’i (komunikator) dan mad’u (komunikan). 6

4
Arifin, M. 2004. Psikologi Dakwah, Jakarta: Bumi Aksara.
5
Roudhonah, 2007. Ilmu Komunikasi, Jakarta: UIN Press.
6
Achmad, Mubarok, 1999. Psikologi Dakwah, Pustaka Firdaus, Jakarta,

6
Komunikasi sebagai ilmu yang multidisiplin mempunyai banyak pengertian
dan makna sesuai dengan latar belakang bidang ilmu yang memberi pengertian.
Sehingga komunikasi dapat diartikan dalam perspektif sosiologi, psikologi,
psikologi sosial, antropologi, politik, dan sebagainya. Dalam konsep ilmu
Komunikasi, keterkaitan psikologi memang tidak bisa ditinggalkan. Bahkan para
Bapak Komunikasi yang tiga diantaranya adalah pakar psikologi, yaitu Kurt Lewin,
Paul Lazarzfeld dan Carl I Hovland. Keterkaitan Komunikasi dengan psikologi
memang tidak bisa dipisahkan. Komunikasi sebagai sebuah ilmu tersendiri memang
menembus banyak disiplin ilmu. Bagaimanapun komunikasi merupakan bagian
yang esensial buat pertumbuhan kepribadian manusia dan komunikasi amat erat
kaitannya dengan perilaku dan pengalaman kesadaran manusia.

B. Komunikasi Berbasis Dakwah


Komunikasi dalam dakwah menurut Jalaluddin Rakhmat merupakan proses
dan aktivitas menggabungkan ide dakwahnya melalui kemampuan berkomunikasi
yang baik, sehingga jelas bahwa baik kata komunikasi ataupun dakwah secara
khusus tidak memiliki kesamaan, namun secara umum kesamaan antara
komunikasi dan dakwah terletak pada pesannya, dimana pesan pada keilmuan
bidang komunikasi lebih bersifat umum sedangkan pesan yang ada dalam keilmuan
bidang dakwah lebih khusus pada bidang keagamaan Islam (islamisasi). 7

Tujuan komunikasi secara umum adalah adanya keserasian penyandian


pesan dari komunikator ke komunikan sehingga terjadi kesepahaman makna dan
perubahan sikap. Tujuan dari komunikasi dalam dakwah itu sendiri memiliki tiga
dimensi. 8

Pertama, tujuan awal dimana tujuan dari proses komunikasi dakwah itu
adalah tersampaikannya pesan dakwah, terjadi pemahaman pesan dakwah
selanjutnya terjadinya perubahan pemikiran, sikap dan prilaku dari komunikan.

7
Rakhmat, Jalaludin. 2007. Psikologi Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya.
8
Tasmoro, Toto. 1997. Komunikasi Dakwah. Jakarta:Gaya Media Pratama.

7
Kedua, tujuan sementara dimana tujuan ini hanya difokuskan pada perubahan
kehidupan selama di dunia saja. Adapun yang hendak dicapai dari tujuan
komunikasi dakwah itu sendiri mencakup dua tujuan diatas sampai pada tujuan
akhir dimana adanya kebahagiaan di dunia dan akhirat. Sebagai wujud dari aktivitas
dakwah, proses komunikasi Islam yang terjadi di masyarakat melibatkan dua
dimensi besar yaitu kerisalahan dan kerahmatan.

Dimensi kerisalahan menyangkut upaya penyampaian pesan secara benar


dan sempurna (efektif dan efisien), sedangkan dimensi kerahmatan yaitu mencakup
pengaplikasian nilai-nilai kebenaran dan keshalihan. Pada tingkatan penyampaian
pesan islami target utamanya adalah agar manusia lebih mengetahui, memahami,
menghayati dan mengamalkan Islam sebagai pandangan hidup, sehingga
penyampaian pesan tersebut dapat berujung pada perubahan perilaku manusia
kearah yang makin islami. Lebih lanjut dijelaskan oleh Kusmawan (2009: 16)
dimensi kerisalahan tersebut bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran umat dan
terjadi proses internalisasi. Dalam dimensi ini diturunkan menjadi dua hal yaitu
yang disebut dengan irsyad dan tabligh.9

Irsyad berarti penyebarluasan ajaran Islam yang sangat spesifik di kalangan


tertentu (melibatkan hubungan personal) khususnya dalam proses penakhlukan
ilham takwa atau internalisasi ajaran Islam. Sedangkan tabligh merupakan
penyebarluasan ajaran Islam yang memiliki ciri-ciri tertentu yaitu bersifat
insidental, oral, missal, seremonial, bahkan kolosal, melibatkan beragram agregat
social dari berbagai kalangan. Dalam kerangka tabligh, kegiatan komunikasi Islam
atau dakwah mencakup penyebarluasan ajaran Islam melalui sarana pemancar atau
sarana transmisi dengan menggunakan media elektromagnetik. Tabligh juga
bermakna difusi yaitu penyebarluasan ajaran Islam dengan bahasa lisan, tulisan
melalui bermacam media yang berorientasi pada khalayak.10

9
Kusnawan, Aep. 2004. Komunikasi Penyiaran Islam. Bandung : Merah Press.
10
Ibid.

8
C. Faktor-Faktor Pendukung dan Penghambat Komunikasi Dakwah
Komunikasi dan dakwah adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan atau
satu sama lain saling terkait. Keduanya merupakan disiplin ilmu yang berdiri
sendiri, namun dalam praktik serta aplikasinya selalu terpadu antara satu dengan
lainnya serta saling menunjang. Kenyataan menunjukkan bahwa banyak pesan
dakwah tidak sampai kepada sasaran, karena da’i tidak mampu berkomunikasi
secara efektif. Hal ini disebabkan salah satunya karena ketidakmampuan da’i
mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat komunikasi
dakwahPersoalan komunikasi yang menjadi perhatian dalam hubungan antar
manusia terutama dalam kaitannya dengan aktivitas dakwah adalah bagaimana
komunikasi yang dilakukan dapat berlangsung secara efektif (berguna)
terhadap mad’u.

Pesan dakwah haruslah sesuai dengan karakter dan kemampuan mad’u.


Maka dari itu dengan mengetahui faktor pendukung dan penghambat komunikasi
dakwah sangatlah diperlukan dalam penyampaian pesan dakwah agar pesan
dakwah yang disampaikan dapat dipahami oleh mad’u sesuai kebutuhan dan
karakteristik diri dan dapat direalisasikan dalam kehidupan sehari- hari. Adapun
faktor pendukung dan faktor penghambatnya sebagai berikut:

a) Faktor pendukung: 11
1. Credibility: kredibilitas berkaitan erat dengan kepercayaan. seorang dai
yang baik harus memiliki kredibilitas agar pesan yang disampaikan
dapat tersasar dengan baik. Beberapa hal yang berhubungan dengan
kredibilitas misalnya kualifikasi atau tingkat keahlian seseorang.
Contoh, seorang dai dianggap mempunyai kredibilitas ketika ia
menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan pesan-pesan dakwah.
2. Context: konteks berupa kondisi yang mendukung ketika
berlangsungnya komunikasi. Supaya komunikasi berjalan efektif,
konteks yang tepat menjadi hal yang menarik perhatian mad’u.

11
Illahi Wahyu, 2010. Komunikasi Dakwah. Bandung : Pt. Remaja Rosdakarya.

9
Misalnya, pesan dakwah tentang media sosial sebagai media dakwah
sangat sesuai bagi generasi yang menjalani masa digitalisasi.
3. Content: isi pesan merupakan bahan atau materi inti dari apa yang
hendak disampaikan kepada mad’u. Komunikasi menjadi efektif apabila
isi pesan mengandung sesuatu yang berarti dan penting untuk diketahui
oleh mad’u.
4. Clarity: pesan yang jelas alias tidak menimbulkan penafsiran yang
bermacam-macam adalah kunci keberhasilan komunikasi. Kejelasan
pesan dakwah adalah hal penting yang bisa mengurangi dan
menghindari risiko kesalahpahaman pada mad’u.
5. Continuity and Consistency: agar komunikasi berhasil, maka pesan
dakwah perlu disampaikan secara berkesinambungan atau kontinyu.
Misalnya, pesan dai yang menganjurkan mad’u untuk menggunakan
salat di rumah kala pandemi untuk menghindari kerumunan harus selalu
disampaikan melalui berbagai media secara terus menerus supaya pesan
itu dapat tertanam dalam benak dan mempengaruhi perilaku mad’u.
6. Capability of Audience: komunikasi dapat dikatakan berhasil apabila
sang mad’u selaku penerima pesan memahami dan melakukan apa yang
terdapat pada isi pesan. Dalam hal ini, tingkat pemahaman seseorang
bisa berbeda-beda tergantung beberapa faktor, contohnya latar belakang
pendidikan, usia ataupun status sosial.
7. Channels of Distribution: selain berbicara secara langsung kepada
mad’u, ada cara lain untuk berkomunikasi, yaitu menggunakan media.
Bentuk-bentuk media komunikasi yang biasa digunakan saat ini adalah
media cetak, elektronik, dan online. Pertimbangkan secara matang
pemilihan media yang sesuai dan tepat sasaran agar tidak terjadi
komunikasi yang sia-sia.

b) Faktor penghambat12

12
Cangara, Hafied. 1998. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

10
1. Physical noise: hal ini bisa disebut juga dengan gangguan fisik. Physical
noise adalah interferensi atau hambatan yang berada di luar dai atau
mad’u. Gangguan ini menghalangi transmisi fisik dari sinyal atau pesan.
Contoh gangguan fisik ini bisa berupa tulisan tangan yang tidak terbaca,
ukuran huruf yang terlalu kecil sehingga sulit untuk dibaca, suara
kendaraan yang terlalu bising, tata bahasa yang buruk, dan lain-lain.
2. Physiological noise: dalam bahasa Indonesia disebut dengan gangguan
fisiologis. Gangguan atau hambatan fisiologis ini merupakan hambatan
yang ada di dalam dai atau mad’u. Misalnya saja, da’i atau mad’u
memiliki gangguan penglihatan seperti mata minus sehingga pandangan
menjadi rabun, atau memiliki gangguan pendengaran. Selain itu bisa
juga karena artikulasi saat berbicara tidak jelas atau hilang ingatan.
3. Psychological noise: dengan kata lain gangguan psikologis. Gangguan
ini adalah gangguan mental pada dai atau mad’u. Selain itu, gagasan
yang sudah terbentuk, bias, prasangka, pikiran tertutup, dan emosi yang
ekstrim merupakan wujud dari gangguan psikologis. Mungkin beberapa
dari kita pernah merasakan berbicara dengan orang yang menolak
mempercayai sesuatu yang baru. Hal ini karena ia memiliki pemikiran
yang tertutup. Ia tidak dapat menerima dengan mudah sesuatu yang
belum ia percayai.
4. Semantic noise: gangguan semantik adalah gangguan yang terjadi ketika
dai atau mad’ memiliki sistem makna yang berbeda. Misalnya saja
ketika kedua pihak memiliki perbedaan bahasa atau dialektis,
penggunaan jargon, istilah yang ambigu yang maknanya dapat
disalahartikan.

Dari kedua faktor tersebut penulis dapat memahami bahwa suatu dakwah
yang dilaksanakan tentu memiliki penghambat yang membuat tidak berjalan
dengan lancar. Hal ini merupakan tantangan bagi dai dalam menyampaikan
dakwahnya. Penulis memahami Solusi dari problematika diatas ialah harus adanya
kepekaan dan kesadaran dari dai terhadap situasi dan kondisi mad’u. Sehingga
pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik.

11
Sebenarnya sangat mudah dalam menyampaikan pesan-pesan dakwah
kepada mad’u. Salah satu caranyanya ialah dai harus menyesuaikan dengan apa
yang menjadi kebiasaan mad’u tersebut seperti perilaku, kebudayaan dan lain
sebagainya. Pada intinya dengan apa yang menjadi kekebiasaan mereka disitulah
dai dapat menjadikannya sebagai sarana dalam berdakwah.

12
BAB IV

KESIMPULAN
A. Kesimpulan

Kondisi hari ini, merupakan rangkaian perjalanan panjang atas dinamika


pencarian akademik yang telah dilalui dan tentu telah melalui batas-batas dari
berbagai ilmu baik ilmu sosial maupun ilmu-ilmu lainnya. Lalu hasilnya,
komunikasi berkembang menjadi disiplin studi komunikasi di pasar akademik.

Tolak ukur yang jadi permasalahan disini bisa kita lihat betapa pentingnya
komunikasi dikalangan masyarakat. Apalagi dalam berdakwah. Bisa kita lihat
Seorang dai bisa saja menyampaikan pesan dakwah yang bagus namun terkadang
para dai lebih cenderung hanya menyampaikan saja tanpa memperhatikan dan
memikirkan apakah pesan yang disampaikannya itu bisa diterima atau tidak. Tetapi
disisi lain para dai ada juga yang seakan memaksa agar mad’u mengikuti apa yang
ia sampaikan melalui menekan pada konteks materi dakwah tanpa memperhatikan
komunikasi yang tepat.

Dari fenomena diatas, sebagaimana diketahui bahwa Islam merupakan


agama dakwah yang dapat menjamin terwujudnya kehidupan yang baik bagi
masyarakat. Karena Islam merupakan agama yang memiliki ajaran-ajaran tentang
petunjuk bagi umatnya. sehingga untuk mewujudkan keselarasan di dalam
berdawah, baik dalam penyampaian materi maka sangat dibutuhkan sekali
pemahaman komunikasi bagi seorang daí termasuk faktor pendukung dan faktor
penghambat dalam komunikasi dakwahnya.

a) Faktor pendukung:
1. Credibility Context
2. Conten
3. Clarity
4. Continuity and Consistency
5. Capability of Audience
6. Channels of Distribution

13
b) Faktor penghambat
1. Physical noise
2. Physiological noise
3. Psychological noise
4. Semantic noise

14
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Mubarok, 1999. Psikologi Dakwah, Pustaka Firdaus, Jakarta.

Cangara, Hafied. 1998. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo.

Illahi Wahyu, 2010. Komunikasi Dakwah. Bandung : Pt. Remaja Rosdakarya.

Kusnawan, Aep. 2004. Komunikasi Penyiaran Islam. Bandung : Merah Press.

Toha Yahya Omar. 1992. Ilmu Dakwah. Jakarta: Wijaya.

Rakhmat, Jalaludin. 2007. Psikologi Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Roudhonah, 2007. Ilmu Komunikasi, Jakarta: UIN Press.

15

Anda mungkin juga menyukai