Anda di halaman 1dari 17

PENGAMALAN AGAMA YANG ASKETIK

“(FATALISTIK, ANTIDUNIA, ESOTERIK) DAN KRITIKNYA”

DOSEN PENGAMPU: Rifma Ghulam Dzaljad, S. Ag., Msi.

Disusun Oleh:

Novita Diva F. : 2306015172


Indah Lestari : 2306015063
Syafhira Wardana : 2306015096

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA

2023
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,karna atas limpahan rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Agama tentang “Pengamalan Agama Yang Asketik
(Fatalistik, Antidunia, Esoterik) dan Kritiknya”.

Kami mencoba berusaha menyusun Makalah ini sedemikian rupa dengan harapan dapat
membantu membaca dalam memahami pelajaran agama yang merupakan judul dari Makalah
kami, yaitu “Pengamalan Agama Yang Asketik (Fatalistik, Antidunia, Esoterik) dan Kritiknya”.
Disisi lain itu, kami berharap bahwa Makalah ini dapat dijadikan bekal pengetahuan.

Kami menyadari bahwa dalam pembuatan Makalah Agama ini masih ada kekurangan sehingga
kami berharap saran dan kritik dari pembaca sekalian khususnya dari dosen mata kuliah
pembelajaran agar dapat meningkatkan mutu dalam penyajian berikutnya.

Akhir kata kami ucapkan terimakasih.

Wassalamualaikum Wr.Wb
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................

A. Latar Belakang
...........................................................................................................................
B. Rumusan Masalah
...........................................................................................................................
C. Tujuan Masalah
...........................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................

A. Definisi Komunikasi
...........................................................................................................................
B. Konseptualisasi Komunikasi
...........................................................................................................................
C. Konteks – Konteks Komunikasi
...........................................................................................................................
D. Prinsip –Prinsip Komunikasi
...........................................................................................................................
E. Fungsi Dasar Komunikasi
...........................................................................................................................

BAB III PENUTUP...................................................................................................

A. Kesimpulan
...........................................................................................................................
B. Daftar Pustaka
...........................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertukaran pesan dari seseorang kepada orang lain melalui media dan metode tertentu dengan
harapan adanya persamaan perspektif atau pemahaman akan pesan tersebut, kendatinya sudah
dilakukan manusia sejak lahir bahkan sejak masih dalam kandungan. Komunikasi yang awalnya
tidak diperhatikan karena sudah dilakukan sejak manusia baru saja dilahirkan, kini menuai
kemajuan yang begitu pesat dimana kesalahan komunikasi akhirnya meruntuhkan dunia.
Kesalahan komunikasi ini terjadi karena tidak adanya prinsip-prinsip yang diterapkan dalam
kegiatan berkomunikasi. Komunikasi seharusnya tidak berjalan begitu saja, tapi setiap yang
berilmu memaknai komunikasi haruslah memiliki prinsip-prinsip nyata demi baiknya
komunikasi yang sedang berlangsung dalam masyarakat.
Komunikasi merupakan sebuah proses yang selalu terjadi dalam kehidupan manusia.
Komunikasi bukan saja menghubungkan, tapi juga mendekatkan antara pribadi satu dan lainnya.
Sebagai hal yang fundamental dalam kehidupan manusia, komunikasi haruslah memiliki posisi
yang penting karena niscaya yang tidak pernah berkomunikasi akan terisolasi dari masyarakat.
Komunikasi memiliki ragam prinsip-prinsip dan aspek-aspek yang selalu melekat pada
prosesnya. Setiap pengertian dan hakikat sesuatu akan lebih dimengerti maknanya apabila ada
prinsip-prinsip yang dijabarkan untuk memperluas pengertian dan hakikat tersebut. Demikian
pula prinsip-prinsip komunikasi berfungsi untuk memperjelas dan menjabarkan definisi dan
hakikat komunikasi.

B. Rumusan Masalah
Apa Definisi Komunikasi?
Apa Konseptualisasi Komunikasi?
Apa Konteks – Konteks Komunikasi?
Apa Prinsip – Prinsip Komunikasi?
Apa Fungsi Dasar Komunikasi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi komunikasi
2. Untuk mengetahui konseptualisasi komunikasi.
3. Untuk mengetahui konteks-konteks Komunikasi
4. Untuk mengetahui prinsip-prinsip komunikasi.
5. Untuk mengetahui fungsi dasar komunikasi.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Komunikasi

DEFINISI KOMUNIKASI

Para pakar komunikasi telah memberikan gambaran yang beragam tentang definisi
komunikasi. John R. Wenburg dan William W.Wilmot juga Kenneth K. Sereno dan Edward M.
Bodaken menjelaskan setidaknya ada tiga kerangka pemahaman mengenai komunikasi, yakni
komunikasi sebagai tindakan satu arah, komunikasi sebagai interaksi, dan komunikasi sebagai
transaksi.1 Menurut Harold Laswell yang dikutip oleh Deddy Mulyana, cara yang baik untuk
menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: who, says
what, in which channel, to whom, with what effect. atau siapa, mengatakan apa, dengan saluran
apa, kepada siapa, dengan pengaruh bagaimana.2

Sedangkan menurut Onong Uchjana Effendy, berpendapat bahwa komunikasi adalah proses
penyampaian suatu pesan dalam bentuk lambang-lambang yang bermakna, sebagai panduan dan
perasaan berupa ide, informasi, kepercayaan, harapan, himbauan dan sebagainya yang dilakukan
oleh seseorang kepada orang lain baik langsung secara tatap muka maupun tidak langsung
melalui berbagai media dengan tujuan mengubah sikap, pandangan dan perilaku. Ada beberapa
sebab mengapa manusia melakukan komunikasi, yakni untuk:
A. Mengubah sikap (to change attitude)
1
Prof. Deddy Mulyana, MA., Ph.D, Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2017),
hlm. 67
2
Prof. Deddy Mulyana, MA., Ph. D, Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2017),
hlm. 62
B. Mengubah opini, pendapat, dan pandangan (to change the opinion)
C. Mengubah perilaku (to change the behaviour)
D. Mengubah masyarakat (to change the society)3

Proses Komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh
seseorang (Komunikator) kepada orang lain (Komunikan). Pikiran bisa berupa gagasan,
informasi, opini, dan lain- lain yang muncul dari benaknya. Perasaan bisa berupa kayakinan,
kepastian, keragu-raguan, kekhawatiran, kemarahan, keberanian, kegairahan, dan sebagainya
yang timbul dari lubuk hati

B. Konseptualisasi Komunikasi

Komunikasi menjadi tindakan satu arah

Umumnya, konsep komunikasi searah ditujukan untuk membangkitkan sinyal atau respons
seseorang. Menurut pemahaman Michael Burgoon, komunikasi searah lebih berorientasi pada
sumber (source oriented). Konsep ini menyoroti kegiatan yang cukup intens dalam memasok isi
pesan, guna memenuhi kebutuhan komunikator. Sederhananya, capaian dari komunikasi sebagai
tindakan searah ialah membuat lawan bicara merasa terbujuk atas isi pesan. Hasil akhir konsep
ini adalah penyampaian pesan yang bersifat instrumental dan persuasif.

Komunikasi sebagai bentuk interaksi

Komunikasi kerap menghasilkan interaksi antarmanusia. Dalam komunikasi sebagai bentuk


interaksi, diharapkan terjadi aksi reaksi yang arahnya bergantian. Konseptualisasi komunikasi ini
bisa menjadi lebih dinamis, lantaran penerima dan pengirim pesan saling memberi umpan balik.

Umpan balik (feedback) tersebut tidak selalu berbentuk verbal, tetapi juga bisa nonverbal.
Walau begitu, informasi yang dituju tetap sampai dan mampu dipahami oleh penerima pesan.

3
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), hlm. 55
Misalnya, komunikator menyampaikan sebuah informasi. Lalu, informasi tersebut dibalas oleh
komunikan, melalui ungkapan verbal (perkataan) maupun nonverbal (gerakan tubuh). Keduanya
saling melempar dan menerima pesan. Sehingga, ada proses interaksi di antara komunikator dan
komunikan.

Komunikasi sebagai bentuk transaksi

Menurut Rosengren, komunikasi bentuk transaksi akrab dengan pemahaman komunikasi


bersifat intersubyektif. Komunikasi penuh dengan segala tindakan manusia, baik itu disampaikan
lewat bentuk verbal maupun nonverbal. Pembeda antara komunikasi sebagai bentuk interaksi dan
transaksi terletak pada orientasinya. Pada bentuk interaksi, orientasinya berfokus pada
komunikator dan komunikan. Sementara, bentuk konseptualisasi komunikasi ini berorientasi
pada sisi penerima. Meski penerima hanya memberi gestur nonverbal, seperti mengangguk dan
menggeleng, komunikator bisa memahami bahwa pesan tersebut sudah diterima dengan
saksama. Walau berorientasi pada penerima, bukan berarti konsep ini hanya berjalan satu arah.

Konseptualisasi komunikasi ini juga bisa berlangsung dua arah, ketika komunikator dan
komunikan mampu menafsirkan isi pesan yang disampaikan. Misal, seseorang sedang
menyampaikan berita tentang acara tujuh belas agustus. Kemudian, komunikan mengamati isi
dan cara orang tersebut dalam mengirimkan pesan. Walau umpan baliknya sekadar tersenyum,
mengangguk, atau lewat perkataan, pada intinya, isi pesan sudah diterima dengan baik, jika
dilihat dari feedback yang diberikan. Dalam konseptualisasi komunikasi ini, semua perilaku dan
ucapan bisa dianggap sebagai bentuk penyampaian pesan dan umpan balik.

C. Konteks – Konteks Komunikasi

Komunikasi tidak berlangsung dalam ruang hampa-sosial, melain kan dalam


konteks atau situasi tertentu. Secara luas konteks di sini berarti semua faktor di luar orang-
orang yang berkomunikasi, yang terdiri dari: pertama, aspek bersifat fisik seperti iklim, cuaca,
suhu udara, bentuk ruangan, warna dinding, penataan tempat duduk, jumlah peserta
komunikasi, dan alat yang tersedia untuk menyampaikan pesan; kedua, aspek psikologis,
seperti: sikap, kecenderungan, prasangka, dan emosi para peserta komunikasi; ketiga, aspek
sosial, seperti: norma kelompok, nilai sosial, dan karakteristik budaya; dan keempat, aspek
waktu, yakni kapan berkomunikasi (hari apa, jam berapa, pagi, siang, sore, malam). 4
Kategorisasi berdasarkan tingkat (level) paling lazim digunakan untuk melihat konteks
komunikasi, dimulai dari komunikasi yang melibatkan jumlah peserta komunikasi paling sedikit
hingga komunikasi yang melibatkan jumlah peserta paling banyak. Terdapat empat tingkat
komunikasi yang disepakati banyak pakar, yaitu: komunikasi antarpribadi, komunikasi
kelompok, komunikasi organisasi, dan komunikasi massa. Beberapa pakar lain menambahkan
komunikasi intrapribadi, komunikasi diadik (komunikasi dua orang) dan komunikasi publik
(pidato di depan khalayak).5

KOMUNIKASI INTRAPRIBADI
Komunikasi intrapribadi (intrapersonal communication) adalah lo munikasi dengan diri-sendiri.
Contohnya berpikir. Komunikasi ini arupakan landasan komunikasi antarpribadi dan komunikasi
dalam konteks-konteks lainnya, meskipun dalam disiplin komunikasi tidak dibahas secara rinci
dan tuntas. Dengan kata lain, Lomunikasi intrapribadi ini melekat pada komunikasi dua-orang,
tiga-orang, dan seterusnya, karena sebelum berkomunikasi dengan orang lain kita biasanya
berkomunikasi dengan diri-sendiri (mempersepsi dan memastikan makna pesan orang lain),
hanya saja caranya sering tidak disadari. Keberhasilan komunikasi kita dengan orang lain
bergantung pada keefektifan komunikasi kita dengan diri-sendiri.6

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI
Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi antara orang-orang
secara tatap-muka, yang memung- kinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain
secara langsung, baik secara verbal ataupun nonverbal. Bentuk khusus dari komunikasi
antarpribadi ini adalah komunikasi diadik (dyadic communication) yang melibatkan hanya dua
4
Prof. Deddy Mulyana, MA., Ph.D, Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2017),
hlm. 77
5
Ibid: hlm. 80
6
Ibid: hlm. 80
orang, seperti suami- istri, dua sejawat, dua sahabat dekat, guru-murid, dan sebagainya. Ciri-ciri
komunikasi diadik adalah: pihak-pihak yang berkomuni- kasi berada dalam jarak yang dekat;
pihak-pihak yang berkomuni- kasi mengirim dan menerima pesan secara simultan dan spontan,
baik secara verbal ataupun nonverbal. 7 Sedangkan, Little john memberikan definisi komunikasi
antarpribadi (interpersonal communication)adalah komunikasi antar individu-individu. Agus
M.Hardjana mengatakan, komunikasi antarpribadi adalah interaksi tatap muka antar dua atau
beberapa orang, dimana pengirim dapat menyampaikan pesan secara langsung dan penerima
pesan dapat menerima dan dapat menanggapai secara langsung.8

KOMUNIKASI KELOMPOK
Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama, yang berinteraksi satu
sama lain untuk mencapai tujuan bersama (adanya saling kebergantungan), mengenal satu
sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut, meskipun setiap
anggota boleh jadi punya peran berbeda. 9 Menurut Walgito Komunikasi kelompok tediri dari
dua kata komunikasi dan kelompok, komunikasi dalam bahasa inggris Communication berasal
dari kata latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama, yakni
maksudnya menyamakan suatu makna. Sedangkan kelompok (Hariadi, 2011) kelompok dapat
dipandang dari segi presepsi, motivasi, dan tujuan, interdependensi, dan juga dari segi
interaksi. Berarti komunikasi kelompok adalah menyamakan suatu makna didalam suatu
kelompok.10 Proses komunikasi kelompok, setiap anggota kelompok harus dapat melihat dan
mendengar anggota lainnya dan harus dapat mengukur umpan balik secara verbal maupun non
verbal dari setiap anggotanya Jumlah Partisipan yang terlibat dalam interaksi 3-20 Orang (>20
Orang kurang memungkinkan berlangsungnya suatu interaksi).11

7
Ibid: hlm. 81
8
A. Anditha Sari S, Sos, M. M. I. Kom, Komunikasi Antarpribadi (Surakarta: CV Budi Utama, 2015), hlm. 8
9
Prof. Deddy Mulyana, MA., Ph.D, Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2017),
hlm. 82
10
Ririn Puspita Tutiasri, S.I.Kom., M.Med.Kom, Komunikasi Dalam Kelompok (Yogyakarta: Program Studi Ilmu
Komunikasi, 2016), hlm, 83
11
Ibid: hlm, 84
D. Prinsip – Pinsip Komunikasi

PRINSIP 1 : KOMUNIKASI ADALAH SUATU PROSES SIMBOLIK

Salah satu kelebihan manusia dari makhluk lain (hewan) adalah ia diberi kemampuan untuk
berfikir sehingga manusia mempunyai kemampuan untuk menggunakan lambang. Hal inilah
yang membedakan manusia dengan makhluk lain, yaitu kemampuannya dalam menggunakan
simbol (animal symbolicum).Lambang atau simbol adalah sesuatu yang digunakan untuk
menunjuk sesuatu lainnya, berdasarkan kesepakatan sekelompok orang. Lambang meliputi kata-
kata (pesan verbal), perilaku non verbal, dan objek yang maknanya disepakati bersama. Kata
kunci dari lambang atau simbol ini adalah adanya kesepakatan sekelompok orang, tanpa adanya
kesepakatan tersebut maka simbol tersebut tidak akan dapat dijadikan sebagai komunikasi.

PRINSIP 2: SETIAP PELAKU KOMUNIKASI MEMPUNYAI POTENSI KOMUNIKASI

Setiap orang tidak bebas nilai, pada saat orang tersebut tidak bermaksud mengkomunikasikan
sesuatu, tetapi dimaknai oleh orang lain maka orang tersebut sudah terlibat dalam proses
berkomunikasi. Gerak tubuh, ekspresi wajah ( komunikasi non verbal ) seseorang dapat dimaknai
oleh orang lain menjadi suatu stimulus.Kita tidak dapat berkomunikasi (We Cannot not
communicate), tidak berarti bahwa semuperilaku adalah komunikasi. Komunikasi terjadi bila
seseorang memberimakna pada perilaku orang lain atau perilakunya sendiri.

PRINSIP 3: KOMUNIKASI PUNYA DIMENSI ISI DAN DIMENSI HUBUNGAN

Dimensi isi menunjukkan muatan (isi) komunikasi sedangkan dimensi hubungan menunjukkan
bagaimana cara mengatakannya dan mengisyaratkan, bagaimana hubungan para peserta
komunikasi dan bagaimana seharusnya pesan itu ditafsirkan. Dimensi isi disandi secara verbal
sedangkan dimensi hubungan disandi secara non verbal.
PRINSIP 4: KOMUNIKASI ITU BERLANGSUNG DALAM BERBAGAI TINGKAT
KESENGAJAAN.

Komunikasi dilakukan manusia dari yang tidak sengaja hingga yang sengaja dan sadar serta
terencana melakukan komunikasi. Kesadaran akan lebih tinggi ketika berkomunikasi dalam
situasi-situasi khusus.

PRINSIP 5: KOMUNIKASI TERJADI DALAM KONTEKS RUANG DAN WAKTU

Pesan komunikasi yang dikirim oleh pihak komunikan baik secara verbal maupun non-verbal
disesuaikan dengan tempat, dimana proses komunikasi itu berlangsung, kepada siapa pesan itu
dikirim dan kapan komunikasi itu berlangsung. Seseorang yang berkomunikasi akan
menimbulkan makna-makna tertentu, sedangkan makna tersebutberhubungan dengan konteks
fisik/ruang, waktu, sosial, dan psikologis.

PRINSIP 6: KOMUNIKASI MELIBATKAN PREDIKSI PESERTA KOMUNIKASI

Ketika orang-orang berkomunikasi, mereka meramalkan efek perilaku komunikasi mereka.


Dengan kata lain, komunikasi juga terikat oleh aturan atau tatakrama. Artinya, orang-orang
memilih strategi tertentu berdasarkan bagaimana orang yang menerima pesan akan merespon.
Prediksi ini tidak selalu disadari, dan sering belangsung cepat. Kita dapat memprediksi perilaku
komunikasi orang lain berdasarkan peransosialnya.
PRINSIP 7: KOMUNIKASI ITU BERSIFAT SISTEMIK

Komunikasi bersifat sistemik, yaitu menyangkut 2 hal: internal dan eksternal. Internal adalah
seluruh sistem nilai yang dibawa individu ketika ia berpartisipasi dalam komunikasi sehingga
membentuk pribadi yang unik. Sistem internal adalah lingkungan sosial, keluarga, kelompok, dll.
Sistem, eksternal adalah unsurunsur diluar individu, seperti cahay ruang, kegaduhan, isyarat
fisik, pilihan kata, dll.

PRINSIP 8: SEMAKIN MIRIP LATAR BELAKANG SOSIAL BUDAYA SEMAKIN


EFEKTIFLAH KOMUNIKASI

Jika dua orang melakukan komunikasi berasal dari suku yang sama, pendidikan yang sama,
maka ada kecenderungan dua pihak tersebut mempunyai bahan yang sama untuk berkomunikasi.
Komunikasi efektif: memiliki kesamaan persepsi dan harapan.

PRINSIP 9: KOMUNIKASI BERSIFAT NONSEKUENSIAL

Proses komunikasi bersifat sirkular dalam arti tidak berlangsung satu arah. Melibatkan respon
atau tanggapan sebagai bukti bahwa pesan yang dikirimkan itu diterima dan dimengerti.

PRINSIP 10: KOMUNIKASI BERSIFAT PROSESUAL, DINAMIS DAN


TRANSAKSIONAL

Konsekuensi dari prinsip bahwa komunikasi adalah sebuah proses adalah komunikasi itu
dinamis dan transaksional. Ada proses saling memberi dan menerima informasi diantara pihak-
pihak yang melakukan.
PRINSIP 11: KOMUNIKASI BERSIFAT IRREVERSIBLE

Setiap orang yang melakukan proses komunikasi tidak dapat mengontrol sedemikian rupa
terhadap efek yang ditimbulkan oleh pesan yang dikirimkan. Komunikasi tidak dapat ditarik
kembali, jika seseorang sudah berkata menyakiti orang lain, maka efek sakit hati tidak akan
hilang begitu saja pada diri orang lain tersebut.

PRINSIP 12: KOMUNIKASI BUKAN PANESEA UNTUK MENYELESAIKAN


BERBAGAI MASALAH

Dalam arti bahwa komunikasi bukan satusatunya obat mujarab yang dapat digunakan untuk
menyelesaikan masalah. Banyak persoalan dan konflik antar manusia disebabkan oleh masalah
komunikasi. Namun komunikasi bukanlah panasea (obat mujarab) untuk menyelesaikan
persoalan atau konflik itu, karena konflik atau persoalan tersebut mungkin berkaitan dengan
masalah struktural.

Fungsi Dasar Komunikasi

Komunikasi berasal dari bahasa Latin "communicatio" yang artinya pemberitahuan atau
pertukaran pikiran. Dalam bahasa inggris, common yang artinya sama. Ketika kita
berkomunikasi, tujuan yang ingin dicapai yakni menyamakan persepsi terkait pesan yang akan
disampaikan pengirim kepada penerima.

Komunikasi sangat penting dan diperlukan dalam kehidupan sehari-hari baik antara individu
dengan individu, individu dengan kelompok maupun kelompok dengan kelompok. Berikut ini
beberapa fungsi dari komunikasi antara lain
1. Komunikasi berfungsi untuk memhamai diri sendiri dan orang lain

Di dalam suatu kelompok, kita memiliki kesempatan untuk dapat mengungkap atau menemukan
siapa diri kita yang sebenarnya serta bagaimana orang lain mempengaruhi kita melalui
komunikasi dua arah.

2. Komunikasi berfungsi untuk mewujudukan relasi yang penuh makna

Komunikasi merupakan suatu modal dasar dalam menjalin relasi karena di dalamnya kita dapat
memperhatikan diri sendiri serta mempertimbangkan kebutuhan orang lain.

3. Komunikasi berfungsi untuk menguji dan mengubah sikap dan perilaku

Dalam berkomunikasi tiap individu memiliki kesempatan untuk saling mempengaruhi orang lain
maupun membujuk mereka untuk berfikir seperti yang kita pikirkan dan bertindak seperti yang
kita lakukan.

Tujuan komunikasi ini tentunya sangat penting dalam proses sosialisasi antar manusia. Berikut
beberapa tujuan komunikasi:
1. Agar Komunikator Dimengerti Komunikan

Tujuan komunikasi yang pertama adalah untuk memastikan informasi atau pesan dari
komunikator dapat dimengerti oleh orang lain (komunikan). Karena itu komunikator harus
menyampaikan pesan utama sejelas mungkin kepada komunikan.

2. Agar Dapat Mengenal Orang Lain

Tujuan komunikasi selanjutnya adalah agar dapat mengenal orang lain. Dengan adanya interaksi
dan komunikasi maka setiap orang dapat saling mengenali dan memahami satu sama lain.
Kemampuan mendengar/ membaca/ mengartikan pesan orang lain dengan baik merupakan hal
penting dalam aktivitas komunikasi.

3. Agar Pendapat Diterima oleh Orang Lain

Tujuan komunikasi juga dimaksudkan agar pendapat kamu diterima oleh orang lain. Komunikasi
secara persuasif sering kali dilakukan untuk menyampaikan gagasan atau ide seseorang pada
orang lain. Tujuannya adalah agar ide dan gagasan tersebut diterima.

Selain tujuan komunikasi, penting juga untuk mengenali fungsi-fungsinya. Ada banyak sekali
fungsi komunikasi yang dapat dirasakan manusia, baik itu secara individu maupun secara
organisasi. Fungsi komunikasi adalah sebagai berikut:
1. Sebagai Alat Kendali

Fungsi komunikasi yang pertama adalah sebagai alat kendali atau kontrol. Dalam hal ini alat
kendali berarti dengan komunikasi maka perilaku individu dapat dikontrol dengan penyampaian
aturan yang harus dipatuhi.

2. Sebagai Alat Motivasi

Komunikasi yang baik dan persuasif dapat meningkatkan motivasi seseorang dalam melakukan
sesuatu. Menyampaikan informasi yang dapat diraih dalam kehidupan akan membangun
motivasi seseorang.

3. Sebagai Ungkapan Emosional

Berbagai perasaan yang ada di dalam diri seseorang dapat diungkapkan kepada orang lain
dengan cara berkomunikasi. Emosi ini bisa persaan senang, marah, kecewa, gembira, dan lain-
lain.

4. Sebagai Alat Komunikasi


Dengan berkomunikasi maka kita dapat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh orang lain
atau kelompok sehingga dengan informasi itu maka proses pengambilan keputusan dapat
dilakukan dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai